Bisnis Jenderal Luhut

Page 1




MailBOX

http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady

Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com

Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Lucky Benyamin, Badrul redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama

unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Selvi tan, adeline, Irma Irawati HR & GA: Iriene Mielani Admin: Eko Endarsono, Yunita Wirawan, Asih (admin Sales)

Cover: erbhayu Ilustrasi: Dendri

Agar program amnesti pajak terealisasi sesuai harapan, pemerintah harus bekerja lebih gigih. Ada baiknya petinggi pemerintah lebih intens melobi para pengusaha yang belum ikut amnesti pajak.

Sempat digadang-gadang bakal menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional dan dianggap sebagai kebijakan pemerintah yang paling prestisius, program pengampunan pajak (tax amnesty) kini hampir tak terdengar gaungnya. Semakin lama, istilah amnesti pajak semakin terdengar lamat-lamat. Ada dua hal yang menyebabkan program amnesti pajak kini terdengar sayup-sayup lembut. Pertama, perhatian masyarakat sedang tercurah pada kasus dugaan penistaan agama oleh gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kedua, program tax amnesty belum mengalami kemajuan yang signifikan. Terlepas dari soal di atas, pencapaian program amnesti pajak memang belum sesuai harapan. Hingga program amnesti pajak periode I berakhir pada 30 September 2016, uang tebusan berdasarkan surat setoran pajak (SSP) dan surat pernyataan harta (SPH) masing-masing mencapai Rp 97,2 triliun dan Rp 89,15 triliun dari target tahun ini Rp 165 triliun. Berbeda dengan periode I, uang tebusan amnesti pajak pada periode II sangat minim. Hingga November ini, total tebusan SSP dan SPH baru mencapai Rp 98,9 triliun dan Rp 95,1 triliun atau baru bertambah Rp 1,70 triliun dan Rp 5,95 triliun. Padahal, periode II tinggal sebulan lagi. Itu artinya, target Rp 165 triliun sampai akhir 2016 kemungkinan besar tidak tercapai.

4

alamat Sales & Marketing Communication: Jl. Bendungan Jatiluhur No. 26 Bendungan Hilir - Jakarta Pusat 10210 Telp: 021-570 4479 • Fax: 021-570 4473 penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI

Anissa Vila Bintaro, Tangerang Selatan

Gaung Tax Amnesty

alamat redaksi: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063

SuratMingguini

Tentang Industri Tekstil Kita

Holding BUMN Harus Jelas

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) bukanlah sunset industry. Industri tersebut bahkan masih menjadi penyumbang devisa sektor nonmigas terbesar kelima, mengalahkan ekspor barang dari besi dan baja, bubur kayu (pulp), timah, maupun makanan olahan tahun lalu. Jika pun industri di Tanah Air ini acap dipandang sebelah mata dan dicibir karena dengan Vietnam pun kalah, ini antara lain karena minimnya dukungan pemerintah. Bahkan, pemerintah sudah lama lalai melindungi pasar dalam negeri dari serbuan produk impor ilegal maupun praktik perdagangan tidak fair dari sejumlah negara. Ditopang jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 259 juta atau terbesar keempat di dunia, sesungguhnya masa depan industri TPT ini masih sangat cerah. Pasar Indonesia yang menggiurkan ini juga ditopang jumlah kelas menengah kita yang terus bertambah dan pertumbuhan ekonomi yang masih sekitar 5%. Tak heran, negeri ini dibanjiri impor TPT dari berbagai negara. Oleh karena itu, kini sudah urgen industri sangat strategis ini mendapatkan dukungan serius dari pemerintahan Presiden Jokowi.

Pemerintah berencana membentuk 15 holding (induk usaha) badan usaha milik negara (BUMN) hingga tahun 2019. Pembentukan holding tersebut merepresentasikan 15 sektor bisnis yang dikelola oleh perusahaan milik negara. Untuk tahap awal, tahun ini, pemerintah berkomitmen merampungkan pembentukan enam holding BUMN. Pembentukan holding merupakan wacana lama yang tak kunjung diwujudkan. Pembentukan holding bertujuan untuk mewujudkan sinergi antarperusahaan BUMN, meningkatkan kapasitas dan size usaha, mendorong efisiensi, menaikkan leverage, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Namun, pembentukan holding harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan utama haruslah mampu menaikkan profitabilitas atau laba secara signifikan. Kenaikan laba dapat dicapai lewat sinergi dan efisiensi perusahaan, serta dengan berbagai persyaratan tertentu. Terlebih lagi jika BUMN yang digabung merupakan perusahaan terbuka, pemerintah harus memperhatikan kepentingan investor publik selaku pemegang saham. Banyak aspek positif dari pembentukan holding, asal dipersiapkan secara benar, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, terutama dari sisi profitabilitas.

Helmi Marsindang Utan Kayu, Jakarta Timur

Felix Satam Jalan Manggarai Utara Jakarta Selatan

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016



reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

Contents

headline LaporanUtama 9 BISNIS JENDERAL LUHUT Kepemilikan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. bakal beralih dari tangan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan ke perusahaan asal Singapura. Tapi Luhut masih memiliki banyak perusahaan.

Bisnis

Makro

18 Berlomba Menjadi No 1 Persaingan antarperusahaan transportasi

30 Gross Split yang Membuat Resah

berbasis aplikasi semakin sengit. Mereka berusaha kuat menjadi nomor satu.

Karena dianggap kurang menguntungkan, skema bagi hasil migas akan diubah dari PCS menjadi gross split. Namun skema ini membuat resah pelaku sektor migas.

32 Wacana Nyeleneh Mbak Ani

Keuangan 20 Karena E-Toll Card Begitu Manis

34 Jangan Panik, Ini Rutin Terjadi Selama bulan Oktober, dana yang ke luar dari reksa dana campuran berdenominasi dolar lebih dari 50%. Benarkah ini terjadi karena ulah kalangan perbankan?

Sisipan 24 Nanti Dulu, Belum Tentu Naik

Naiknya harga minyak membuat APBN 2017 harus direvisi. Tapi, menteri keuangan menilai kenaikan pada 2017 itu masih fifty-fifty.

37

Jangan Biarkan Rupiah Terbakar

Pasar Modal 42 The Fed Tetap Mengancam Dalam jangka pendek, bursa akan kembali bergairah. Tapi tahun depan akan banyak tantangan.

44 Saham Rokok Tetap Ngebul

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016



editorial Asumsi-asumsi

K

alau saja Sri Mulyani Indrawati jadi menteri keuangan 40 tahun lalu, mungkin, ia tidak akan sepusing sekarang. Ketika itu, 1976, negeri kita dikenal sedang dalam kondisi kaya raya. Produksi minyaknya saja mencapai 1,6 juta barel. Dan, pemerintah waktu itu tampaknya tidak risau memikirkan defisit yang mungkin terjadi, toh ada minyak. Kini, produksi minyak bumi tinggal 800 barel per hari. Dan, ada kemungkinan terus menurun hingga 480 ribu barel per hari, jika tidak ditemukan cadangan baru. Ini jelas bukan pekerjaan mudah, sebab mencari cadangan membutuhkan investasi yang cukup besar. Lain dulu lain sekarang, memang. Sekarang, Menteri Sri harus putar otak dengan keras gara-gara harga minyak mulai merangkak naik. Betapa tidak? Asumsi-asumsi yang dipasang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 ada kemungkinan meleset. Maklum, harga minyak pasca kesepakatan OPEC dengan negara-negara non-OPEC telah naik tinggi. Kini, harga si emas hitam bertengger di atas US$ 50 per barel alias jauh lebih tinggi dari asumsi yang dite-

Dengan mengempisnya subsidi, harga BBM di dalam negeri akan mengikuti harga pasar dunia. Nah, kalau naik seperti sekarang, otomatis harga BBM pun akan dikerek. Entah, akan jadi berapa harga bensin tahun depan.

8

tapkan yakni US$ 45 per barel. Betul, naiknya harga akan membantu naiknya pendapatan negara. Tapi, dengan sendirinya, asumsiasumsi lain pun jadi berubah, seperti tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah. Belum lagi, menghadapi hujatan rakyat Indonesia yang pasti akan kecewa lantaran harag BBM dinaikkan. Soalnya, pemerintah sudah memutuskan untuk mengurangi subsidi secara drastis dari Rp 42,3 triliun menjadi Rp 32,3 triliun. Itu sudah termasuk subsidi elpiji. Sementara untuk BBM-nya sendiri, subsidi yang tersisa hanya Rp 10,1 triliun. Walhasil, dengan mengempisnya subsidi, harga BBM di dalam negeri akan mengikuti harga pasar dunia. Nah, kalau naik seperti sekarang, otomatis harga BBM pun akan dikerek. Entah, akan jadi berapa harga bensin tahun depan. Terlepas dari kepusingan menghadapi harga minyak, pemerintah harusnya sudah lama memikirkan energi alternatif yang bisa diperbarui. Jangan hanya terpaku pada energi fosil. Pemikiran seperti ini, sebenarnya, sudah ada sejak beberapa dasa warsa lalu. Namun, selalu saja berakhir dalam pembicaraan di seminar-seminar. Begitu acara seminar selesai, konsep energi terbarukan ini langsung masuk laci. Tidak ada tindak lanjutnya. Contohnya pengembangan tanaman jarak sebagai pengganti biodiesel. Budi dayanya sangat mudah karena tidak membutuhkan perawatan khusus. Dan, lahan yang tersedia cukup luas. Indonesia memiliki Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Kering (tempat yang cocok untuk tanaman jarak) Âą 6 juta hektar. Tersebar di Bali, NTT, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Jadi, kenapa tidak dicoba dengan serius? Padahal, studi pengembangan minyak dari tanaman jarak sudah dilakukan berbagai perguruan tingi dan mendapat dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang . Pada 2015 sudah pula dicoba dibudidayakan oleh beberapa pemerintah daerah, Seperti Pemprov. Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Pemkab. Purwakarta dan Indramayu. Juga oleh sejumlah BUMN, seperti PT Pertamina, PT PLN dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Lantas kelanjutannya? Nol besar. Entah kenapa. Tapi semua itu sungguh disayangkan. Sesuatu yang sudah dirintis dengan benar, akhirnya didiamkan begitu saja. n bk

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Kepemilikan PT Toba Bara Sejahtra Tbk. bakal beralih dari tangan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan ke perusahaan asal Singapura. Tapi Luhut masih memiliki banyak perusahaan. TEKS Setyo Adhi Nugroho dan Badrul

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

9


Luhut Binsar Panjaitan

10

akan melepas 1,24 miliar lembar saham TOBA. Dari data Bloomberg, harga saham TOBA pada Jumat (9/12) mencapai Rp 865 per lembar. Sehingga, diperkirakan Luhut akan mengantongi dana Rp 1,07 triliun dari penjualan saham TOBA. Susunan kepemilikan saham pasca-transaksi terdiri dari Highland Strategic Holding (61,79%), Bintang Bara B.V. (10%), PT Toba Sejahtra (9,99%), PT Bara Makmur Abadi (6,25%), PT Sinergi Sukses Utama (5,1%), Roby Budi Prakoso (3,64%), Davit Togar Pandjaitan (0,75%), dan publik (2,47%). Hingga kuartal III-2016, pendapatan TOBA merosot 28,47% menjadi US$ 192,09 juta seiring tekanan harga batu bara. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga anjlok 81,82% menjadi US$ 1,73 juta. Manajemen TOBA berencana memproduksi 1,3 juta hingga 1,5 juta ton batu bara pada kuartal IV-2016. TOBA baru memproduksi 4 juta - 4,5 juta ton dari total target produksi 5 juta - 6 juta ton.

ENAM BIDANG USAHA Luhut Binsar Panjaitan memang sudah lama menjadi peng-

Toba Sejahtra adalah perusahaan batu bara kelas menengah yang berlokasi di Kalimantan Timur. Tahun 2014, Toba memproduksi batu bara sebanyak 7,8 juta ton, meningkat dari 6,5 juta ton pada akhir tahun 2013.

foto: portalhijau.com

A

wal Desember dibuka dengan berita yang cukup mengagetkan. Manajemen PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA) mengumumkan rencana penjualan saham perseroan kepada Highland Strategic Holding Pte. Ltd. TOBA bakal melepas 61,79% saham kepada perusahaan asal Singapura tersebut. Penandatanganan pembelian saham bersyarat (conditional sale and purchase agreement/CSPA) sudah diteken pada Jumat (9/12). “Pihak yang bertransaksi bukan merupakan yang terafiliasi,” tulis manajemen TOBA dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi, manajemen TOBA belum menguraikan penerima manfaat akhir (ultimate beneficial ownership) dari pembeli saham TOBA yang baru tersebut. Pembeli merupakan suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Singapura, yang beralamat di 3 Jalan Pisang, Singapura, 199070. Jika transaksi terealisasi, Toba Sejahtra akan mengempit kepemilikan 9,99% saham dalam TOBA. Pemegang saham pengendali bakal beralih kepada Highland Strategic. Seperti diketahui, pemilik mayoritas saham TOBA adalah Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan lewat Grup Toba Sejahtra. “Saya enggak tahu, sudah lama enggak mengurusi TOBA,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini saat dikonfirmasi Bisnis.com terkait rencana transaksi tersebut di Hotel Grand Sahid Jaya usai acara Indonesianisme Summit Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, Sabtu (10/12). Per 31 Oktober 2016, Toba Sejahtra menggenggam kepemilikan 71,78% saham dalam TOBA. Rinciannya, Toba Sejahtra menggenggam 1,44 miliar lembar saham. Ini artinya Luhut

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

foto: Emaze

usaha. Setelah pensiun dari dinas militer tahun 1999, kemudian menjabat Duta Besar RI di Singapura, tahun 2004 dia mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Di kelompok usaha ini, Luhut memiliki 99,98% saham. Berdasarkan hasil penelusuran dalam situs resmi perusahaan ini, Toba Sejahtra Group terbagi ke dalam 6 anak usaha yang terdiri dari Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure. Anak usaha tersebut terbagi lagi menjadi 16 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor (lihat: Infografis). Marilah kita telusuri anak-anak usaha Toba Sejahtra Group dan unit-unit di bawahnya. Dimulai dari PT Toba Coal and Mining. Perusahaan ini membawahi PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA). Toba sendiri punya anak usaha, seperti PT Admira Baratama Nusantara, PT Indomining, PT Trisensa Mineral Utama, dan PT Kutai Energi. Tanggal 6 Juli 2012 Toba Bara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker TOBA dan merilis sebesar 210.681.000 saham atau 10,5 % dari jumlah modal disetor, dengan perolehan dana sebesar Rp 400 miliar lebih. Harga perdana sebesar Rp 1.900 per lembar saham. Toba Sejahtra adalah perusahaan batu bara kelas menengah yang berlokasi di Kalimantan Timur. Tahun 2014, Toba memproduksi batu bara sebanyak 7,8 juta ton, meningkat dari 6,5 juta ton pada akhir tahun 2013. Pada 9 bulan pertama tahun 2014, Toba memproduksi batu bara sEbanyak 6,4 juta ton pada FOB cash cost US$ 51,5 per ton. Toba juga mulai melakukan ekspansi dan konstruksi pabrik CPO pada akhir tahun 2014. Pabrik CPO itu akan memproses 30 juta ton per jam untuk FFBs dengan operasi komersial yang dijadwalkan pada tahun ini. Toba juga paling rajin berekspansi di bidang tambang dan sawit. Tentu itu didukung cash flow yang bagus. Pada tahun 2013, melalui anak usahaanya, PT Indomining dan RPP Contractos Indonesia (RCI), Toba menandatangani perjanjian kontrak pengerjaan pemindahan material bahan bangunan. Lingkup kerja RCI dalam kesepakatan ini mencakup pembersihan lahan, pengupasan material bangunan, pengolahan limbah, pembuatan dan perawatan jalan angkut bangunan dan pengendalian air tambang. Jangka waktu perjanjian 5 tahun dan nilai kontrak sebesar US$ 115 juta. Bukan hanya itu, Toba sempat berambisi merebut 10% saham PT Inalum yang telah diserahkan perusahaan Jepang ke Pemerintah Indonesia. Luhut memang sukses melobi 10 kabupaten di Sumatera Utara untuk bekerja sama. Kala itu, Toba ingin mengakuisisi 58,88% saham Inalum dan telah mengantongi dana senilai US$ 600 juta. Dana didapat melalui pinjaman dari lembaga keuangan, yakni BNP Paribas dan Morgan Stanley. Hampir semua unit usaha yang ada di bawah Toba Coal and Mining berlokasi di Kalimantan Timur dan menggarap bidang pertambangan.

Area pertambangan Toba Sejahtra di Kalimantan Timur: Rajin berekspansi.

MIGAS, LISTRIK, PERKEBUNAN, PROPERTI Sedangkan di sektor migas ada PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia. Kedua perusahaan ini di bawah kendali PT Toba Oil and Gas. Tanggal 5 Mei 2009 PT Energi Mineral Langgeng dipercaya mengelola blok di Madura Tenggara dengan luas 4.567 km2. Rasio keberhasilan eksplorasinya diperkirakan mencapai 40% total risiko. Potensi sumber daya yang dapat diperbaiki diperkirakan mencapai 2 miliar barel minyak, 593 miliar kaki kubik gas alam dan 36 jutaan barel kondensat. Sedangkan PT Fairfield Indonesia didirikan pada 2005 dan merupakan perusahaan bersama dengan Fairfield Nodal, perusahaan seismik Amerika Serikat. Perusahaan menangani data seismik 2 dimensi dan 3 dimensi dan proyek-proyek di kedalaman, termasuk di darat, zona transisi dan pengolahan data kelautan. Di sektor kelistrikan ada PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara Energi Perkasa. Kedua perusahaan bernaung di bawah PT Toba Power. PT Pusaka Jaya Palu Power adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang berhasil membangun pembangkit listrik tenaga uap. Terletak di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, perusahaan ini memulai operasinya sejak 2007 dan saat ini telah mampu memproduksi 2x15 MW dengan rencana ekspansi hingga 40 MW. Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN ditandatangani pada 2007 untuk periode 25 tahun. Untuk mendukung masyarakat lokal, pemerintah Kota Palu memiliki sebagian kecil saham dari pembangkit tenaga listrik ini. Lalu di sektor perkebunan ada tiga perusahaan, yakni PT Perkebunan Kaltim Utama I, PT Tritunggal Sentra Buana, dan

11


Pohon Bisnis Grup Toba Sejahtra

2. Toba Oil and Gas Anak perusahaan: n PT Energi Mineral Langgeng n PT Fairfield Indonesia 3. Toba Power Anak perusahaan: n PT Pusaka Jaya Palu Power n PT Kartanegara Energi Perkasa

PT Admira Lestari. Tanggal 19 Juni 2013, Toba membeli mayoritas saham dalam PT Perkebunan Kaltim Utama I. PT Perkebunan Kaltim Utama memiliki total luas lahan sebesar 8.633 ha dan lahan yang sudah ditanam seluas 2.896 ha. Izin penanaman ini akan habis pada 2036. Melalui PT Tritunggal Sentra Buana, PT Toba Sejahtra melakukan usaha patungan dengan Wilmar Plantations dan memiliki saham minoritas sebesar 25% atas perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Saliki, Kalimantan Timur. Perkebunan Saliki memiliki total lahan seluas 12.000 ha dengan total lahan Hak Guna Usaha (Izin Operasi) sebesar 5.759 ha. Perkebunan Saliki juga dilengkapi dengan alat giling yang dapat mengolah

Pabrik aluminium PT Inalum: Sempat ingin diakuisisi Toba Sejahtra.

12

5. Toba Industri Anak perusahaan: n PT Smartias Indo Gemilang n PT Rakabu Sejahtra n PT Kabil Citranusa Melalui PT Kabil Citranusa, PT Toba Sejahtra memiliki saham minoritas dalam 147 ha lahan industri yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Perusahaan ini didirikan pada 2002 serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri gas dan minyak. 6. Toba Property and Infrastructure Anak perusahaan: n PT Toba Pengembang Sejahtra

hasil panen minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari perkebunan sendiri maupun milik para petani di sekitar. Selain itu, Toba juga masuk ke bisnis properti dan infrastruktur. Di bawah kendali Toba Property and Infrastructure terdapat PT Toba Pengembang Sejahtra. Perusahaan properti ini memiliki lokasi di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Toba Pengembang Sejahtra memiliki luas lahan sebesar 1,7 ha. Perusahaan ini memiliki rencana proyek pada kuartal III2013 untuk melakukan penanaman tiang pancang atau ground breaking gedung. Pada Kuartal III-2015 direncanakan gedung Tower A telah selesai dibangun dan menyusul Tower B. Begitulah geliat usaha yang dimiliki Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. n

foto: Sumutpos.com

1. Toba Coal and Mining Anak perusahaan: n PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) n PT Admira Baratama Nusantara n PT Indomining n PT Trisensa Mineral Utama n PT Kutai Energi

4. Toba Perkebunan dan Kehutanan Anak perusahaan: n PT Perkebunan Kaltim Utama I n PT Tritunggal Sentra Buana n PT Admira Lestari

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Dari Dasar Hingga Menjadi Besar pertama Detasemen 81, yang sekarang disebut Detasemen Penanggulangan Teror atau Gultor 81, satuan sangat disegani yang khusus menangani masalah teroris. Luhut membangun detasemen ini mulai dari nol, saat Panglima ABRI dijabat Jenderal Benny Moerdani. Selama 30 tahun di Pasukan Khusus Angkatan Darat, Luhut kemudian menjadi seorang jenderal bintang empat. Tahun 1999, Luhut pensiun dari dinas militer. Setelah itu, ia menerapkan keahliannya di bidang kepemimpinan untuk membangun kelompok Toba Sejahtra. Ia membangun usaha ini dari dasar hingga menjadi kelompok bisnis besar yang fokus di sektor pertambangan dan perkebunan. Selain berbisnis, Luhut aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Bersama sang istri, tahun 2001 Luhut mendirikan Yayasan DEL, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pembangunan masyarakat di Sumatera Utara.

Salah satu proyek Yayasan DEL adalah mendirikan sebuah sekolah teknik terakreditasi, yaitu Politeknik Informatika DEL di Sumatera Utara. Luhut memegang gelar master bidang administrasi publik dari George Washington University. Pada Pilpres 2014, politisi Partai Golkar ini lebih mendukung pasangan Jokowi-JK ketimbang Prabowo-Hatta yang diusung partainya. Luhut memang sahabat lama Jokowi. Mereka sudah lama menjalin pertemanan sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Keduanya semakin akrab saat Luhut dan Jokowi mendirikan pabrik pengolahan kayu PT Rakabu Sejahtra. Pabrik ini terletak di jalan raya Solo-Purwodadi, Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, sekitar 15 kilometer dari Solo. Rakabu Sejahtra mengolah kayu menjadi berbagai macam furnitur, seperti rangka pintu dan lantai kayu. Produk-produk dari pabrik tersebut diorientasikan untuk ekspor. Di perusahaan ini, Jokowi menguasai 51% saham, sedangkan Luhut 49%. n

foto: pikiranrakyat

Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947. Pada 12 Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000-2001 saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat Presiden RI 1999-2001. Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Luhut merintis karier di dunia politik setelah lama bergelut di dunia militer. Ia adalah lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1970. Luhut lama berkarir di Kopassus TNI AD. Di Kopassus, ia pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung. Lalu menjadi asisten operasi pada Markas Kopassus. Ia juga pernah menjadi komandan

Luhut Binsar Panjaitan dan Presiden Jokowi: Sudah lama menjalin persahabatan.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

13


Para Jenderal di Perusahaan TEKS Badrul

T

ak banyak memang jenderal setelah pensiun sukses seperti Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. Mungkin dari sekian yang sedikit itu, nama Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto bisa dijadikan catatan. Prabowo adalah putra begawan ekonomi (alm) Soemitro Djojohadikoesoemo. Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negara Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha. Prabowo memiliki dan memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan di luar negeri. Ia adalah Presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, juga PT Jaladri Nu-

santara yang bergerak di bidang perikanan. Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Soeharto. Kiani Kertas kemudian diganti namanya menjadi Kertas Nusantara. Pada Pilpres 2014, Prabowo adalah capres terkaya dengan harta sebesar Rp 1,6 triliun dan US$ 7.500.134. Pada Pilpres 2009, Prabowo juga menjadi cawapres terkaya, dengan total aset sebesar Rp 1,579 triliun dan US$ 7,57 juta, termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai Rp 3 miliar per ekor serta sejumlah mobil mewah, seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu, ia melaporkan kekayaan sebesar Rp 10,153 miliar. Selain Luhut dan Prabowo, tak ada lagi memang jenderal pensiunan yang sukses berbisnis seperti mereka. Tapi bukan berarti mereka tak hebat. Lihat saja, berbagai perusahaan swasta nasional dan asing berani merekrut mereka untuk menduduki posisi-posisi vital. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim adalah salah satu contoh. Ia baru-baru ini ditunjuk menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Sebelumnya,

Prabowo Subianto

Djoko Suyanto

Endriartono Sutarto

Kiki Syahnakri

Subagyo Hadi Siswoyo

Maroef Sjamsoeddin

14

foto-Foto: Riset

Setelah Reformasi 1998, memang banyak sekali pensiunan perwira tinggi TNI menduduki posisi-posisi strategis di sejumlah perusahaan.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


DIMANFAATKAN PERUSAHAAN? Fenomena pensiunan jenderal menjadi pejabat tinggi perusahaan tak hanya terjadi di Indonesia. Ada mantan Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Jenderal Sir Peter John Cosgrove sempat menjadi direksi di maskapai Qantas, perusahaan maskapai penerbangan Australia. Begitu pula beberapa mantan Kepala Staf Angkatan Darat Singapura, juga menjadi CEO di berbagai perusahaan di Singapura.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

foto: The Business Times

Chappy Hakim

foto: MerahPutih.com

jabatan ini dipegang Marsekal Muda TNI (Purn.) Maroef Sjamsoeddin, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Setelah Reformasi 1998, memang banyak sekali pensiunan perwira tinggi TNI menduduki posisi-posisi strategis di sejumlah perusahaan. Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, misalnya saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen Bank Pundi. Sebelumnya, mantan Panglima TNI ini menjadi Komisaris Utama Pertamina. Begitu pula halnya dengan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI ini sempat menjadi komisaris independen di PT Adaro. Sampai saat dipilih menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan pada tahun 2009, barulah Djoko mundur dari perusahaan batu bara milik Edwin Soeryadjaya itu. Setelah tak lagi menjadi pejabat negara, Djoko kembali ke dunia usaha. Dia, sebagaimana tercatat pada situs PT Bursa Efek Indonesia, Djoko membuat surat pernyataan bersedia diangkat menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris Independen PT Chandra Asri Petrochemical. Pada daftar riwayat hidup yang diunggah di situs PT Chandra Asri, Djoko juga tercatat pernah menjadi komisaris di PT Lestari Asri Jaya, perusahaan yang mengelola hutan tanaman industri dan berafiliasi dengan Barito Pasific Group milik Prajogo Pangestu. Tak hanya mantan Panglima TNI. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Biasa PT Berau Coral Energy tertanggal 29 Juni 2013, diangkat sebagai komisaris perusahaan itu. Sekitar setahun kemudian, Juli 2014, Subagyo mundur dari PT Berau Coral Energy. Selanjutnya awal tahun ini ia dilantik Presiden Jokowi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Ada juga Laksamana (Purn) Agus Suhartono. Agus menjabat Presiden Komisaris PT Tambang Batubara Bukit Asam, perusahaan pelat merah yang bermarkas di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Sementara Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang mengakhiri pengabdiannya di TNI sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, saat ini menjabat Komisaris Utama Bank Artha Graha. Kiki sempat juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT International Timber Corporation Indonesia Kartika Utama. Setelah bisnis TNI AD direstrukturisasi, memang masih ada beberapa mantan perwira tinggi yang menjadi komisaris di perusahaan-perusahaan yang sahamnya pernah dimiliki Yayasan Kartika Eka Paksi. Seperti diketahui, Yayasan Kartika Eka Paksi didirikan oleh para purnawirawan TNI AD pada era Presiden Soeharto. Nama yayasan diambil dari semboyan TNI AD, Kartika Eka Paksi, yang berarti “Burung perkasa dengan satu cita-cita mulia.”

Luhut Panjaitan

Kiki Syahnakri berpendapat, ada dua hal yang membuat sejumlah pensiunan perwira tinggi TNI dilirik perusahaan-perusahaan, yakni kedisiplinan dan kepemimpinan. Hanya saja, Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti justru mempertanyakan alasan sejumlah perusahaan menempatkan mantan perwira tinggi TNI di posisi vital bisnis mereka. “Apakah betul mereka mempunyai keahlian sesuai bidang yang digeluti perusahaan? Atau mereka justru dimanfaatkan perusahaan untuk memuluskan usaha melalui jalur tertentu, seperti mengamankan pembebasan lahan atau mempermudah perizinan,” ujar Poengky. Benarkah? n

15


Bisnis Transportasi online

Berlomba Menjadi No 1 Persaingan antarperusahaan transportasi berbasis aplikasi semakin sengit. Mereka berusaha kuat menjadi nomor satu.

S

TEKS Lucky Benyamin Foto Erbhayu, riset

enin pekan lalu, Grab mengumumkan aliansi bisnis mereka. Perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi asal Malaysia ini memutuskan menggandeng Honda Motor Co. Ltd sebagai investor strategis mereka. Kerja sama kedua perusahaan ini terutama untuk pengembangan teknologi ride sharing dan menggelar program edukasi untuk pengemudi. Khusus pelatihan pengemudi, salah satunya untuk menjawab persoalan kemacetan perkotaan di Asia Tenggara, tak terkecuali di Indonesia. “Kami menyambut baik Honda sebagai salah satu pemegang saham dan mitra utama atas solusi mobilitas yang inovatif untuk jangka panjang seiring dengan upaya kami untuk mendorong kemajuan Asia Tenggara,� kata Ming Ma, President Grab, seperti dikutip dari situs resmi Grab. Dalam beberapa bulan terakhir Grab memang tengah berupaya melakukan ekspansi pada layanan mereka di kawasan.

Grab telah mendapatkan jaminan suntikan dana segar dari investor hingga akhir tahun. Awal Desember lalu, seperti diberitakan Tirto.id, Grab membangun kerja sama strategis dengan Tokyo Century Corporation, salah satu perusahaan penyedia layanan finansial terdepan di Jepang. Dua perusahaan ini berkolaborasi dalam penyewaan kendaraan baru untuk para mitra pengemudi GrabCar di enam negara yang menjadi jajahan Grab. Perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi ini telah membuka layanan penyewaan kendaraan pribadi, motor, taksi, serta layanan carpooling di 6 negara dan 34 kota di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dua bulan sebelumnya, Grab juga mendapat suntikan dana sebesar US$ 750 juta dari Softbank. Dana tambahan ini tentu mengangkat nilai perusahaan Grab menjadi US$ 3 miliar. Tambahan dana dari investor ini menempatkan Grab sebagai start-up berbasis teknologi dengan pendanaan terbaik di Asia Tenggara. Melihat dari langkah-langkah strategis Grab, jelas sekali mereka sedang menggenjot pasar potensial di Asia Tenggara. Indonesia yang pasti menjadi salah satu sasaran utamanya.

PASAR INDONESIA Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat menarik bagi start-up seperti Grab. Pasar Asia Tenggara mewadahi 620 juta konsumen potensial, karena ditopang dengan pertumbuhan

Pengemudi Grab: Terus berekspansi.

16

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016


Bisnis Transportasi online pesat kelas menengah, termasuk menggeliatnya penggunaan ponsel pintar. Pangsa pasar online ride di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh hingga lima kali lipat dari US$ 2,5 miliar pada 2015 menjadi US$ 13,1 miliar pada 2025. Jumlah pengendara aktif juga tumbuh empat kali lipat dari 2015. Kuncian utama dari pasar yang besar ini pastinya adalah Indonesia. Pasar Indonesia memang sangat potensial. Indonesia merupakan negara keempat terbesar populasi dunia, dengan total penduduk lebih dari 250 juta jiwa, setara dengan sepertiga penduduk Asia Tenggara. Selain punya keunggulan pasar yang besar, Indonesia juga memiliki 88,1 juta pengguna internet aktif. Selebihnya, ada sekitar 36% dari penduduk Indonesia yang memiliki ponsel pintar dan terus meningkat setiap tahun. Grab memperkirakan potensi pasar Indonesia bisa mencapai US$ 15 miliar. Untuk menguasai pasar utama, Grab berusaha merebut pengaruh pasar di Jakarta. Buktinya, tambahan dana untuk Grab pada September dipakai untuk diversifikasi, intensitas, dan efisiensi layanan di Jakarta dan pengembangan GrabPay. Di ibu kota Indonesia ini sedang digandrungi layanan ojek, penyewaan mobil pribadi, dan pemesanan taksi online. Catatan Grab, ada lebih dari satu juta pemesanan layanan GrabBike per minggu, khusus di Jakarta saja. Pangsa pasar penyewaan kendaraan pribadi Grab di Indonesia tahun lalu tumbuh melebihi 50%. Grab juga terus berekspansi ke luar Jakarta. Grab sudah mencantumkan Kota Padang, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, dan Makassar sebagai wilayah operasionalnya. Perluasan sayap bisnis ini tentu tak mulus, karena para kompetitor siap menanti. Bulan Maret lalu, Grab juga menjalin kemitraan strategis dengan Lippo Group selaku pemilik layanan e-commerce MatahariMall. Dalam kemitraan ini Grab akan menyediakan jasa transportasi dan pengiriman untuk meningkatkan layanan online-offline dari MatahariMall. Kepada Tech In Asia, Direktur Lippo Group John Riady turut mengungkapkan bahwa Lippo adalah salah satu investor di Venturra Capital (VC) yang menanam modal di Grab sejak awal. Nilai investasi VC, dalam hal ini Lippo Group berada di dalamnya, sebesar US$ 100 juta (sekitar Rp 1,3 triliun). Namun, John tidak menyebut nilai investasi Lippo Group di VC tersebut. Di Indonesia, Grab mengoperasikan tiga jenis layanan yang berbeda moda, yakni taksi (GrabTaxi), mobil rental (GrabCar), dan ojek (GrabBike). Grab bukan satu-satunya yang menikmati pasar gemuk Indonesia. Salah satu rivalnya yakni Gojek juga mendapat suntikan dana yang tak kalah besar, hingga US$ 550 juta dari KKR & Co., dan Warburg Pincus. Persis seperti Grab, Go-Jek juga menggunakan dana segar mereka untuk menancapkan kukunya lebih dalam lagi di Indonesia. Selain Go-Jek dan Grab, rival lainnya Uber pada Juni 2016 juga meraih tambahan dana baru sebesar US$ 3,5 miliar dari Public Investment Fund Arab Saudi. Dengan tambahan uang itu, posisi Uber menempati kapitalisasi pasar tertinggi hingga US$ 67,5 miliar. Di Indonesia, Uber juga menjalin kerja sama dengan Standard Chartered Bank berupa program cashback bagi seluruh nasabah kartu kredit Standard Chartered. Program tersebut merupakan bagian dari kerja sama multi-negara kedua pihak. Sebab selain Indonesia, program kemitraan Standard Charte-

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016

Pengemudi Uber: Menempati kapitalisasi pasar tertinggi.

red dan Uber juga berlaku di Singapura, Malaysia, Vietnam, India, dan Uni Emirat Arab. Tak berhenti sampai di sini. Uber juga meneken kerja sama dengan pabrikan mobil asal Jepang, Toyota. Dalam kerjasama ini para pengemudi Uber dapat menyewa kendaraan Toyota dari Toyota Financial Services. Sedangkan untuk sistem pembayarannya, para pengemudi dapat menutupi pembayaran mereka melalui pendapatan yang dihasilkan sebagai pengemudi Uber. Selain itu, periode sewa akan lebih fleksibel dan berdasarkan kebutuhan para pengemudi. Seperti halnya Uber, Go-Jek berkolaborasi dengan PT Bank Tabungan Negara (BTN) dalam layanan e-banking. Melalui kerja sama ini, masyarakat yang menjadi nasabah BTN dapat menikmati fasilitas Gopay dengan melakukan top up di e-banking BTN. Selain itu, Go-Jek juga bekerja sama dengan Lazada dalam layanan pengiriman barang. Lazada sendiri sebenarnya sudah punya Lazada Express (LEX). “Pengiriman menggunakan LEX bisa 1-3 hari. Sementara dengan menggunakan Gojek, hitungan menit setelah barang diorder, barang bisa langsung dikirim di hari yang sama,� kata Florian Holm, co-CEO Lazada Indonesia, April lalu. Tentu saja, maraknya kolaborasi itu semakin menunjukkan sengitnya persaingan perusahaan layanan transportasi online dalam merebut pasar. Siapa yang bakal keluar sebagai juara satu? Kita tunggu saja. n

17


Bisnis Transportasi Online

Banjir Duit di Go-Jek G

erak bisnis Go-Jek makin panjang saja. Tak lama lagi, start-up besutan Nadiem Makarim ini bakal diguyur dana dari investor sebesar US$ 400 juta atau setara Rp 5,2 triliun. Suntikan dana segar ini akan membuat nilai valuasi Go-Jek langsung naik menjadi US$ 1,2 miliar. Adalah perusahaan investor global ternama Kohlberg Kravis Roberts dan Warburg Pincus LLC asal Amerika Serikat yang tertarik untuk menyuntik dana segar ke perusahaan tersebut. Menurut Wall Street Journal, kedua investor itu tertarik karena Go-Jek berhasil menyabet Global Entrepreneurship Program Indonesia pada Juni 2011, dan saat ini memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Tentu saja bila itu berhasil, akan membuat level GoJek meningkat di tingkat Asia Tenggara sebagai start-up dengan nilai valuasi lebih dari miliaran dolar. Go-Jek Indonesia akan menjadi perusahaan perintis yang diperhitungkan di regional. Asa tahu saja, sejak didirikan pada 2010 Go-Jek memang telah merima sejumlah aliran dana dari berbagai

investor. Sejumlah pemodal ventura dan perusahaan investasi swasta tertarik untuk mengucurkan dana untuk Go-Jek melihat dari sisi ukuran dan potensi bisnisnya. Akhir September lalu, perusahaan investasi Northstar Group mengkonfirmasi soal kabar investasinya di Go-Jek. Pendiri Northstar Group Patrick Walujo di forum Northstar Equity Partners, Jakarta, mengaku telah mengucurkan dana untuk mengembangkan bisnis aplikasi Go-Jek pada 2011. Total investasi yang didapat Go-Jek saat itu telah mencapai tahap Seri C. Pendanaan tersebut digunakan untuk merekrut karyawan, mengembangkan teknologi, serta memberi pelatihan kepada mitra pengemudi agar berkendara secara aman. Go-Jek memang bukan bisnis main-main. Setidaknya itu bisa dilihat dari besaran investasi yang ditanamkan untuk menggerakan roda bisnis. Di awal berdiri, dana investasi yang telah diinjeksi ke Go-Jek mencapai angka di atas US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun. Kabarnya, investor yang masuk

ke bisnis Go-Jek berasal dari beberapa investor yang berasal dari luar dan dalam negeri. Sayangnya, belum diperoleh informasi berapa investasi yang dikeluarkan untuk mendanai bisnis Go-Jek. Tetapi sudah menjadi rahasia umum, ada Arthur Benjamin yang dikabarkan sebagai angel investor GoJek, yang sejak awal berdiri menyuntikan dana 10% dari dana yang dibutuhkan. Ada juga Sequoia Capital, asal Amerika Serikat yang dikabarkan menanamkan investasi sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 274 miliar. Saat ini, Go-Jek memiliki sekitar 200.000 mitra untuk mendukung operasional guna memenuhi kebutuhan konsumen dalam bertransportasi. Pengguna aplikasi Go-Jek mencapai 2 juta orang. Go-Jek juga telah beroperasi di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Bali, dan Medan. Go-Jek merencanakan untuk memperbesar jangkauan kota lebih banyak lagi dan menambah mitra pengemudi. n

Ratusan pengemudi Go-Jek: Diperebutkan investor.

18

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016


Bisnis Jalan tol

Karena E-Toll Card Begitu Manis Bisnis e-toll ternyata menggiurkan. Tak heran kalau banyak yang ingin masuk. TEKS Lucky Benyamin Foto Erbhayu

A

da gula, ada semut. Itulah pepatah lama. Meskipun lama, rasanya masih tetap manis hingga kini. Paling tidak, itulah yang tengah berlangsung di bisnis e-toll card— penggunaan kartu untuk pembayaran tol di Tanah Air. Maka, jangan terlalu heran kalau PT Jasa Marga Tbk, yang menyediakan jalan tol untuk publik, semakin hari semakin meningkatkan layanan. Salah satu layanan yang jadi favorit adalah swalayan payment, alias pembayaran sendiri tanpa petugas di pintu tol. Otomatis diperlukan sejumlah piranti elektronik agar publik bisa membayar tol sendiri dengan cepat. Jasa Marga pun bisa menghemat tanpa menyediakan SDM untuk menjaga tol. Tapi fakta di lapangan memperlihatkan, provider jasa layanan e-toll card ini adalah Bank Mandiri. Memang, tak ada masalah, toh keduanya adalah BUMN yang seharusnya bersinergi untuk mengurangi kemacetan saat antre di pintu tol. Tapi belakangan perkara ini menjadi masalah, karena Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menengarai kerjasama ini ada unsur monopoli. Sebab, bank yang mampu menyediakan jasa e-toll card, tak hanya Bank Mandiri. Ada BRI, BNI, BTN, BCA, CIMB Niaga, Bank Danamon, Permata, Bank Mega, BII, Panin dan sejumlah bank lainnya yang memiliki teknologi informasi canggih. Mengapa hanya Mandiri? Ihwal hadirnya layanan e-toll card Mandiri berawal pada 2007 PT Jasa Marga Tbk menyelenggarakan tender terbatas Pengadaan Mitra Kerjasama Pengembangan Sistem E-Payment Dengan Teknologi Contactless Smart Card. Maka daftar lah 8 bank untuk mengikuti tender penyediaan Smart Card, yakni Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, CIMB Niaga, BII, Bank Danamon, dan Bank Mega. Setelah diseleksi, PT Jasa Marga Tbk memasukkan 3 bank dalam daftar nomi-

nasi yang lebih pendek dengan berbagai pertimbangan. Masuklah nama Bank Mandiri, BNI, dan CIMB Niaga. Pada 18 Juli 2007 Jasa Marga menerbitkan Surat No. 44-1/PAN-CSC/VII/2007 mengenai “Pengumuman Pemenang Pelelangan Terbatas Pangadaan Mitra Kerjasama Pengembangan Sistem E-Payment dengan Teknologi Contactless Smart Card� yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Tender, Bambang Sulistyo. Dalam surat tersebut dinyatakan CIMB Niaga keluar menjadi pemenang tender. Bank swasta milik konglomerasi Malaysia itu sudah bekerja sama dengan PT Smart Card Solutions dan PT Telkom Indonesia (TLKM) untuk persiapan pengadaan cikal bakal e-toll card tersebut. Sejak awal e-toll card diterbitkan Bank Mandiri memang berjalan lamban, bahkan Meneg BUMN Dahlan Iskan ketika

itu sangat emosional dengan lambannya penjualan e-toll card. Maka kebijakan PT Jasa Marga Tbk selanjutnya adalah, dari setiap 5 pintu tol, maka 2 pintu tol menggunakan jalur e-toll card. Maka penjualan e-toll card pun melonjak. Bank Mandiri pun menikmati kue bisnis e-toll card, dari 157 juta transaksi e-money Mandiri, total dana yang terkumpul hampir Rp 2 triliun. Dari jumlah tersebut 70%-nya berasal dari etoll card Mandiri. Tentu saja perilaku bisnis yang monopolistik ini mendapat teguran dari KPPU maupun Bank Indonesia. Keduanya meminta, sebaiknya penyelenggara e-toll card jangan dimonopoli Bank Mandiri. Apalagi pada 2017 Jasa Marga menargetkan pembayaran tol 80% harus menggunakan e-toll card. Benar saja, pada pertengahan 2015 Jasa Marga membuka akses e-toll card kepada BRI, BNI dan BTN. Ketiga bank pelat merah itu juga sudah dapat mengakses e-toll card Mandiri pada Januari 2016. Tinggal menunggu waktu saja agar akses e-toll card bisa dinikmati oleh bank-bank swasta lainnya. n

Pembayaran dengan e-toll card di pintu tol: Bisnis menguntungkan.

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016

19


Bisnis Usaha

Booming Warteg Kharisma Bahari Dengan warung makan bersih dan terang, Sayudi ingin menghapus prasangka bahwa warung tegal adalah bisnis kumuh tanpa prospek. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset

D

i tengah serbuan bisnis waralaba bermerek asing yang kian gencar, seorang pengusaha kuliner diamdiam terus memperluas jaringan waralaba khas warung tegal di wilayah Jakarta, Bogor Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Meskipun kini sudah berhasil membangun 110 warung, pemilik waralaba itu masih mengandalkan rasa saling percaya dan manajemen sederhana. “Saya hanya ingin membantu temanteman untuk memulai bisnis dengan modal minim dan saling percaya. Kalau warung bersih dan makanannya cukup

enak, warteg ini pasti laris,” kata Sayudi (43), pemilik warung tegal berlabel Kharisma Bahari. Pria yang sudah merintis bisnis warteg sejak tahun 1996 di Cilandak, Jakarta Selatan, itu kini dikenal sebagai raja waralaba warteg bersih. Seluruh warungnya berbentuk ruangan persegi yang tampak bersih, berlampu terang dan memakai cat warna kuning dan hijau yang mencolok. Penataan etalase makanannya sama dengan warteg lainnya, lengkap dengan bangku kayu atau plastik. Menu masakannya pun mirip, dari soto ayam, orek tempe, telur balado, semur jengkol, sayur sop, tumis kangkung, juga tempe/tahu goreng.

Warteg Kharisma Bahari: Boleh membeli merek dagang.

20

Sayudi menjual waralabanya dengan sistem yang unik. Kalau Anda punya uang Rp 100 juta sampai Rp 130 juta, boleh membeli merek dagang Kharisma Bahari, mendapat peralatan komplet, serta disewakan lahan dan bangunan warung selama satu tahun. “Tidak perlu bayar komisi lagi, tinggal memperpanjang sewa lahan dan bangunan untuk tahun berikutnya,” kata pria lulusan Sekolah Dasar tersebut. Kalau modal tidak sebanyak itu, bayar saja 50% dan mencicil sisanya dalam tempo satu-dua tahun. Punya lahan yang cukup strategis? Perusahaan Sayudi siap memberi modal usaha, membangun warung dan peralatannya, serta memberikan pelatihan memasak sampai manajemen bisnis ringkas. Setiap bulan, si pemilik lahan membayar bagi hasil minimal Rp 5 juta. Berbeda dengan perusahaan waralaba lain yang mewajibkan mitranya membeli bahan baku dan peralatan standar, Sayudi memberikan pilihan yang bebas. Para mitra dapat membeli bahan baku dari pasar, pemasok lain, atau dari kelompok bisnis Kharisma Bahari. Meskipun makanan dimasak oleh koki-koki berbeda, Sayudi yakin kualitas dan rasa masih bisa diandalkan. Bermitra dengan warga dari beragam etnis, Sayudi mengaku jarang bertemu mitra yang nakal. Dia bahkan tidak menetapkan pembayaran tetap untuk cicilan kredit modal wartegnya. “Kalau normal saja, satu warung bisa menghasilkan Rp 10 juta sebulan. Walaupun setengahnya disetor buat kami, pemilik warung sudah bisa balik modal dalam satu-dua tahun,” ujar pria yang memulai bisnis dengan dukungan istrinya yang pandai memasak tersebut. Untuk melakukan kontrol, Sayudi sengaja membentuk arisan bulanan bagi mitra wartegnya. Selain sebagai sarana silaturahmi, para pewaralaba Kharisma Bahari itu bisa saling bertukar ilmu dan taktik dagang. Dengan cara saling bantu dan saling percaya inilah, Sayudi yakin bisnis waralaba wartegnya akan terus berkembang. Sebagaimana pengusaha lainnya, Sayudi mengelak bila ditanya berapa pemasukan dari program waralaba Kharisma Bahari. “Prinsipnya, kalau bisnis saya bisa membuat orang lain sukses, saya juga tidak akan sampai kekurangan. Setiap orang sudah punya jatah rezeki sendiri-sendiri dari Allah SWT,” ujar pria yang akrab disapa Yudika tersebut. n

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016


Bisnis Piala AFF 2016

Pertandingan semifinal Indonesia vs Thailand di Stadion Pakansari, Bogor: Terdapat perputaran uang ratusan miliar hingga triliunan rupiah.

Bisnis Bola Bergairah Lagi Keberhasilan Tim Garuda masuk ke semifinal bakal kembali menggairahkan sepak bola di Tanah Air. Dan, itu artinya, mesin uang di bisnis bola kembali berputar kencang. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset

“

Comeback bak dongeng setelah cukup lama disanksi FIFA.� Begitu tulis salah satu fans Singapura, tidak lama setelah pertandingan Timnas Singapura versus Indonesia di Stadion Rizal Memorial, Manila, Jumat (25/11) malam berakhir. Skor 2-1 untuk Indonesia mengantarkan Tim Garuda ke semifinal untuk yang pertama sejak enam tahun terakhir sekaligus mengirim pulang timnas Singapura secara dini dari Piala AFF 2016. Menariknya, tulisan itu justru diunggah fans timnas Singapura dalam akun Facebook resmi Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS). Ada ratusan komentar lain yang hampir seluruhnya bernada ketidakpuasan atas kekalahan timnas

kesayangan atas Indonesia. Maklum, sepak bola Indonesia cukup lama terkena sanksi FIFA. Dan, hebatnya lagi, pada pertandingan pertama semifinal di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu pekan lalu, Indonesia meraih kemenangan 2-1 atas Thailand. Nah, saat tulisan ini diturunkan Sabtu pekan lalu, Tim Garuda sedang berhadapan dengan Thailand pada pertandingan kedua di Stadion Rajamangala, Bangkok. Apapun hasil pertandingan itu, keberhasilan Tim Garuda masuk ke semifinal—apalagi juara Piala AFF 2016—bakal kembali menggairahkan sepak bola di Tanah Air. Dan, itu artinya, mesin uang di bisnis bola kembali berputar kencang.

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016

Asal tahu saja, di sepak bola Indonesia terdapat perputaran uang ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Ada sumbangan dari berbagai sponsor pada setiap kompetisi. Ada sumbangan tiap tahun dari FIFA, penjualan hak siar televisi, hasil penjualan iklan outdoor di sekitar stadion Gelora Bung Karno dan stadionstadion di seluruh Indonesia yang tak ketahuan berapa jumlahnya. Masih banyak plus-plus lainnya. Misalnya, transfer fee yang diperoleh dari jual beli pemain, hasil penjualan tiket kepada penonton, atau perolehan bila ada pertandingan internasional resmi agenda FIFA maupun bukan resmi. Belum lagi, donasi pribadi-pribadi gila bola yang juga gelap gulita berapa jumlahnya. Pokoknya, semuanya serba fulus. Sumber di PSSI mengungkapkan, perputaran uang dalam satu musim kompetisi sepak bola mencapai Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun. Jumlah tersebut merupakan hasil kalkulasi dari pengeluaran setiap klub yang mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar dalam satu musim kompetisi. Angka ini bisa membengkak jika dihitung pengeluaran klub dari divisi utama. Jadi sekali lagi, sepak bola memang bisnis yang menggiurkan. Itulah mengapa, banyak orang rela gontok-gontokan untuk menjadi pengurus PSSI. Maklum, banyak uang masuk ke organisasi ini. Ada setoran dari Badan Liga Indonesia dari keuntungan bisnis kompetisi yang nilanya sampai belasan miliar rupiah. Saban tahun, FIFA menggelontorkan uang sebesar US$ 1 juta untuk pengembangan sepak bola Indonesia. Tak hanya itu. Pemain yang masuk ke kompetisi di Indonesia harus mendaftar Rp 10 juta per musim. Selain itu, denda juga berlaku atas hukuman kartu kuning atau kartu merah. Akumulasi kartu kuning dikenai denda Rp 3 juta, sementara pemain yang terkena kartu merah didenda Rp 5 juta. PSSI juga mendapat pemasukan dari para agen pemain. Setiap agen pemain resmi yang mendaftar di PSSI diwajibkan menyetor uang adminsitrasi sebesar US$ 2 ribu dan menyerahkan deposit US$ 5 ribu. Uang deposit tetap milik agen namun disimpan di PSSI sebagai jaminan dengan perhitungan bunga menjadi milik PSSI. Setiap agen juga harus menyerahkan 5% dari keuntungan penjualan pemain asingnya ke klub kepada PSSI. Menggiurkan, bukan? n

21


Bisnis Otomotif

Hentakan BMW BMW sebentar lagi bakal menghentakan pasar mobil dunia dengan melahirkan BMW Seri 5 generasi ketujuh. Konsumsi bahan bakarnya bisa tembus 50 km per liter. Wow. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset

T

ahun depan, BMW semakin siap unjuk gigi, menantang mobil-mobil keluaran Asia —Jepang, Korea, dan India— yang dikenal luas dengan teknologi irit bahan bakar. Ya, di awal tahun depan, produsen mobil asal Jerman tersebut bakal memperkenalkan BMW generasi ketujuh Seri-5. BMW rencananya memanfaatkan ajang Detroit Motor Show 2017 di Amerika Serikat pada Januari 2017 untuk memperkenalkan mobil tersebut. Se-

belumnya, hal tersebut telah dilakukan Mercedes-Benz lebih dulu yang memperkenalkan sedan mid-size andalannya, yakni E-Class. Meski baru akan diluncurkan pada

awal tahun depan, namun indianautosblog melansir bahwa BMW bakal memberikan bocoran spesifikasi mobil itu dalam waktu dekat. Beberapa bocoran spesifikasi sudah beredar seperti penggunakan platform baru pada generasi baru Seri-5 tersebut. Kabarnya BMW Seri-5 generasi baru bakal menggunakan platform Clar dengan menggunakan bodi yang terbuat dari serat karbon. Dengan menggunakan platform serta bodi tersebut akan membuat mobil ini lebih ringan hingga 100 kg. Rencananya, BMW juga akan menghadirkan beberapa varian Seri 5. Sementara sebagai tahap awal BMW akan mengadirkan Seri-5 GT pada Frankfurt Motor Show 2017. Sedangkan untuk bocoran dapur pacunya, BMW kabarnya bakal melahirkan Seri-5 dalam berbagai varian.

IRIT BAHAN BAKAR Yang tak kalah mengagetkan, BMW Seri 5 generasi ketujuh ini mengedepankan efisiensi tinggi. Pertama, mobil sedan sporty sepanjang 4,93 meter ini mengklaim nilai hambatan udaranya hanya 0,22 Cd—terbaik di kelasnya.

New 2017 BMW 5 Series

22

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016


Bisnis Otomotif Kedua, BMW memangkas bobot BMW Seri 5 satu ini sebesar 100 kg dari pendahulunya lantaran struktur alumunium dan baja yang baru. Dengan bobot lebih ringan, praktis mobil bisa sedikit mengurangi konsumsi bahan bakar. Ketiga, Sistem ‘Active Cruise Control (ACC)’ dan ‘Steering and Lane’ memungkinkan pengendara melaju konstan mulai dari kecepatan 15 km/ jam hingga 210 km/jam. Sehingga pengendara bisa lepas dari kemudi, gas, juga rem. Keempat, mesin bensin terbaru dua liter empat silinder segaris pada BMW 530i mampu menyuguhkan torsi 350 Nm dan tenaga 252 tenaga kuda. Kelima, konsumsi bahan bakarnya tembus di 18,5 km/liter. Akselerasi 0-100 km/jam catatkan waktu 6,2 detik. Tetapi, pada Maret 2017 akan menjadi momentum seri 5 terbaru ini tersemat plug-in hybrid mengusung nama 530e iPerformance. Kombinasi dari motor listrik BMW eDrive dan mesin empat silinder. Diyakini konsumsi bahan bakarnya tembus 50 km per liter. Wow. Kapan mobil ini masuk ke Indonesia? Entahlah. Yang jelas, Head of Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania pernah mengatakan, pihaknya pasti akan menghadirkan beragam produk unggulan di Indonesia, termaksud Seri-5 terbaru. “Tentu kami akan memperkenalkan produk-produk unggulan kami. Setiap produk yang diperkenalkan secara global akan ada waktunya hadir di Indonesia, karena Seri-5 terbaru itu merupakan mobil yang penuh inovasi dengan beragam teknologi baru didalamnya,” kata Jodie Oktober lalu. Jodie mengatakan, banyak konsumen di Indonesia yang sudah menanyakan perihal kehadiran mobil tersebut. “Konsumen kami juga sudah menanyakan dan sepertinya antusias untuk menunggu kehadiran mobil tersebut cukup tinggi,” tambahnya. Penasaran? Sabar saja. n

interior BMW 5 Series

reviewweekly 16 Tahun VI | 5-11 Desember 2016

Spesifikasi l Mesin : Bensin turbo 4-silinder 2.0 liter l Daya : 248 tenaga kuda l Mesin : 6-silinder 3.0 liter l Daya : 335 tenaga kuda l Panjang : 4,94 m l Lebar : 1,86 m l Tinggi : 1,47 m

23


Naiknya harga minyak membuat APBN 2017 harus direvisi. Tapi, menteri keuangan menilai kenaikan pada 2017 itu masih fifty-fifty. TEKS Nikita Jagad Foto Dahlan Rp

24

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Kalau tendesinya (harga minyak) naik, maka PNBP kita akan naik dan itu akan membantu APBN.

Produksi minyak Arab Saudi.

T

ahun 2017, akan datang dua pekan lagi. Namun, pemerintah tampaknya sudah tidak pede dengan asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara alias APBN. Kemungkinan asumsi-asumsi itu meleset, sangat besar. Itu kalau melihat perkembangan yang terjadi saat ini. Dalam hal harga minyak dunia, misalnya. Dalam APBN 2017 diasumsikan harga akan bertengger di US$ 45 per barel. Tapi kenyataannya, kini harga si emas hitam sudah melonjak ke level US$ 50. Kenaikan harga minyak dunia yang terjadi karena keputusan OPEC untuk memangkas produksi, dan itu bisa memengaruhi peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor migas. “Kalau tendesinya (harga minyak) naik, maka PNBP kita akan naik dan itu akan membantu APBN,” kata Askolani, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Askolani menjelaskan rencana OPEC untuk memangkas produksi minyak dunia masih berdampak positif kepada penerimaan dari sektor migas tahun depan dan berpotensi menambah cadangan devisa. Namun, ia mengingatkan apabila Indonesia ikutikutan memangkas produksi, sehingga lifting minyak menjadi lebih rendah dari yang diasumsikan dalam APBN 2017, maka dampaknya justru kontradiktif dan menyebabkan adanya penurunan penerimaan. “Kalau produksi turun dan menjadi lebih kecil dari

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

target APBN, maka penerimaan turun. Padahal harga naik dan sekarang kita membutuhkan produksi itu. Harapan kita tetap sesuai yang direncanakan pada 2017, meski harga naik,” katanya. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kans harga minyak naik pada 2017 masih “50:50” alias imbang, mengingat masih ada kemungkinan melemahnya permintaan atas minyak itu sendiri pada tahun depan. “Secara total di 2017 saya rasa masih dianggap imbang dari sisi harga minyak sesuai asumsi kita di 45 dolar AS per barel,” ujar Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam acara “Sarasehan 100 Ekonom Indonesia”. Pada akhir November lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk menurunkan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari, efektif mulai 1 Januari selama enam bulan. Indonesia sendiri memutuskan untuk membekukan sementara keanggotaan OPEC karena keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi tersebut dinilai tidak sejalan dengan kepentingan nasional. Pemerintah, dalam APBN 2017, memberikan asumsi harga minyak Indonesia (ICP) sebesar US$ 45 dolar per barel dan lifting minyak bumi 815 ribu barel per hari. Dari asumsi tersebut, PNBP diproyeksikan bisa mencapai Rp 250 triliun. Menariknya, produsen minyak di luar OPEC ikut bersepakat untuk mengurangi produksi mereka.

25


Jual beli gula di pasar tradisional.

Produsen-produsen minyak non-OPEC, dipimpin oleh Rusia, sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah sebesar 558.000 barel per hari (bph), dari target 600.000 barel per hari. Ini pertama kalinya sejak 2001 bahwa OPEC dan beberapa pesaingnya mencapai kesepakatan untuk bersa-

Proyeksi Produksi Minyak

ma-sama mengurangi produksi guna mengatasi banjir minyak global. Para analis mengatakan pasar mungkin melihat pengurangan pasokan minyak mentah mulai tahun depan. Harga minyak kemungkinan besar akan tetap di kisaran US$ 53 – US$ 57 per barel. Ada kejutan khusus, karena Arab Saudi, produsen minyak nomor satu di dunia, mengatakan akan memangkas produksinya bahkan lebih besar dari yang telah diusulkan pada pertemuan OPEC selama minggu lalu. “Kesepakatan OPEC menunjukkan cukup jelas pemangkasan tiga persen (produksi), jadi ini menunjukkan ada sedikit lebih kenaikan untuk harga minyak,� kata Neil Williams, kepala ekonom di fund manager Hermes.

BUKAN HANYA HARGA MINYAK Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, meningkat US$ 1,33 menjadi menetap di US$ 52,83 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, bertambah US$ 1,36 menjadi ditutup pada US$ 55,69 per barel di London ICE Futures Exchange, demikian dikutip dari Xinhua dan Reuters. Suara senada dikemukakan Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Perencanaan

26

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Pembangunan Nasional (Bappenas). Namun, ia tidak terfokus pada perubahan harga minyak. Menurut dia, beberapa asumsi makro yang terancam meleset adalah laju inflasi, pertumbuhan dan nilai tukar rupiah. Beberapa isu global yang perlu menjadi perhatian diantaranya dampak hasil Pemilihan Umum di Amerika Serikat (AS), pelambatan ekonomi China dan kondisi di Eropa. Dari ketiga hal itu, menurut Bambang, pelambatan ekonomi China memberikan pengaruh yang paling besar bagi Indonesia. China saat ini tengah dihadapkan pada masalah tingginya kredit macet, akibat besarnya investasi perusahaan BUMN mereka yang dibiayai oleh utang. Oleh karena itu, China akan melonggarkan target pertumbuhannya, agar tidak terjadi hard landing, alias pelambatan ekonomi yang secara tiba-tiba. Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan tumbuh lebih lambat sebesar 0,03%. Menurut hitung-hitungan Bappenas, jika pertumbuhan China melambat, maka akan membuat pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 lebih rendah 0,72% dari target. Hal itu belum memperhitungkan dampak dari kebijakan AS yang lebih proteksionis dan mendorong defisit anggaran mereka lebih besar, sehingga akan menambah utang dan meningkatkan bunga obligasi. Kebijakan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah 0,41%.

Bambang PS Brojonegoro

Selain dari faktor luar, masalah lain datang dari dalam negeri, melambatnya aktivitas sektor swasta. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). “Jika NPL semakin tinggi maka pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah sebesar 0,34%,� kata Bambang. Namun demikian, pemerintah belum tentu akan segera merevisi semua target APBN 2017. Perubahan APBN tidak serta merta dilakukan jika ada perubahan kondisi di global. APBN-P dilakukan jika ada perubahan yang drastis di sisi penerimaan negara, sehingga mengancam realisasi dan postur anggaran. Selain itu, jika asumsi ekonomi makro benar-benar sudah tidak relevan lagi. n

Kota Beijing, China.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

27


Shale oil.

Belajarlah Produksi Shale Yang penting sekarang adalah menggenjot produksi minyak semaksimal mungkin. TEKS Nikita Jagad Foto National geographic, Riset

K

ehati-hatian Menteri Keuangan Sri Mulyani, patut mendapat acungan jempol. Ia tidak berani begitu saja menyatakan bahwa harga minyak dunia tahun depan akan meningkat. Menurutnya, kemungkinan harga minyak naik masih fifty-fifty. Kendati beberapa analis dunia memproyeksikan harga akan naik. Makanya, Sri Mulyani menilai asumsi yang ditetapkan APBN (harga US$ 45 per barel dan produksi 815 ribu barel per hari) masih relevan. Apalagi, laju perekonomian di tahun depan masih akan melambat yang diperkirakan permintaan energi akan berkurang. Dan kesepakatan yang telah dijalin di anatar negara-negara OPEC dan non-OPEC—seperti biasa—belum tentu ditaati. Belum lagi, ancaman peng-

28

genjotan shale oil oleh Amerika, yang akan menyebabkan minyak kembali melimpah di pasaran. Daripada hanya memprediksi sesuatu yang belum terjadi, Sri Mulyani cenderung menimbang produksi minyak bumi nasional yang semakin hari kian menurun. Indonesia harus mengambil sikap untuk menggenjot eksplorasi minyak. Sekarang produksi minyak berada pada level 800.000 barel per hari (bph), namun diperkirakan pada 2020 mendatang hanya akan mencapai 480.000 bph. Demikianlah diungkapkan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers terkait dengan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2010 tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan (cost recovery) dan perlakukan perpajakan bagi industri hulu migas. “Dari 2007-sekarang, faktor-faktor penurunan dari hulu itu tercermin dari jumlah produksi minyak mentah Indonesia yang menurun. Kita bahkan pada 2016 ini dari 800.000 bph jadi 400.000 bph di 2020, apabila tidak ada perbaikan kegiatan yang menyelesaikan isu di hulunya,� jelasnya. Kondisi ini terjadi tidak lepas dari kondisi sumur

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


minyak yang semakin tua. Maka dari itu dibutuhkan upaya yang lebih keras, terutama untuk menarik investor mencari sumur-sumur baru. “Penurunan sudah pasti terjadi, bukan hanya karena faktor sumurnya menjadi tua tapi juga karena tidak adanya faktor eksplorasi baru yang menyebabkan munculnya kemungkinan terjadinya produksi minyak mentah di Indonesia,” papar Sri Mulyani. Upaya tersebut diwujudkan dengan revisi PP Nomor 79 tahun 2010. Dengan pokok perubahan, yaitu pemberian fasilitas perpajakan pada masa eksplorasi, yaitu PPN impor dan bea masuk dan PPN dalam negeri dan PBB. Kemudian pemberian fasilitas perpajakan pada masa eksploitasi, yaitu PPN impor dan Bea Masuk PPN dalam negeri dan PBB, pembebasan PPh pemotongan atas pembebanan biaya operasi fasilitas bersama (cost sharing) oleh kontraktor dalam, rangka pemanfaatan barang milik negara di bidang hulu migas dan alokasi biaya overload kantor pusat. Pemerintah juga memberikan kejelasan non fiskal, terutama untuk kredit investasi. Sedangkan untuk konsep bagi hasil penerimaan negara bersifat sliding scale. Artinya pemerintah akan mendapatkan bagi hasil yang lebih apabila harga minyak meningkat sangat tinggi. “Dengan adanya revisi ini diharap kegiatan sektor hulu minyak akan lebih menarik bagi investor,” kata Sri Mulyani.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

CADANGAN TINGGAL 12 TAHUN Penggenjotan eksplorasi di hulu ini, mau tidak mau, harus dilakukan. Sebab, jika tidak ada temuan baru maka cadangan migas akan habis dalam beberapa tahun ke depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, jumlah cadangan minyak yang ada saat ini kemungkinan hanya bisa bertahan hingga 2028. “Akan habis 12 tahun lebih tepatnya,” kata Jonan. Jumlah cadangan minyak saat ini sebesar 3,6 miliar barel dan produksinya 288 juta barel per tahun. Sedangkan cadangan gas sebesar 98 triliun kaki kubik (tcf ) dengan produksi 3 tcf per tahun. Adapun cadangan batubara sebanyak 32,4 miliar ton dengan produksi 393 juta ton per tahun. Dalam mencari cadangan baru ini juga perlu dukungan teknologi terbaru. Dengan harapan, kalau teknologi lebih mutakhir cadangan minyak yang ditemukan bisa lebih banyak. Kita bisa berkaca pada pengelaman Amerika Serikat (AS). Ketika harga minyak naik ke atas U$ 100 per barel, beberapa negara (termasuk AS) mulai mempertimbangkan untuk manambang shale oil, ketika itu biaya produksinya mesih tinggi, antara US$ 70 – US$ 90 per barel. Sampai tahun 2005, teknologi shale oil telah berhasil menurunkan biaya produksi menjadi di bawah US$ 50 per barrel dan tahun 2010, biaya produksi bahkan di bawah US$ 40 per barrel. Mulailah AS memproduksi shale oil dan gas secara besar-besaran sehingga beberapa tahun terakhir AS tak lagi memerlukan impor minyak dan itu menyebabkan harga minya turun. OPEC di bawah pimpinan Arab Saudi berusaha membendung shale oil dengan cara menambah produksi negara-negara OPEC, terjadilah “oil glut”, melimpah ruahnya minyak di dunia. Jadi, mari kita mulai mempertimbangkan shale oil—paling tidak—untuk memenuhi kebutuhan energi kita. n

Sumur minyak di Indonesia

29


MAKRO Bagi hasil migas

Gross Split yang Memb Karena dianggap kurang menguntungkan, skema bagi hasil migas akan diubah dari PCS menjadi gross split. Namun skema ini membuat resah pelaku sektor migas.

K

TEKS bastaman Foto Riset

ata orang, bisnis minyak adalah bisnis yang licin. Tapi dunia minyak juga merupakan bisnis yang amat bersaing. Kelicinan dan persaingan itu pula yang mendorong peme-

rintah untuk mengubah pola bagi hasil minyak dan gas (migas) dari production sharing contract (PSC) menjadi gross split. Jika semuanya berjalan sesuai skenario, aturan baru ini akan diterapkan mulai 17 Januari depan. Dalam skema gross split, bagi hasil migas dihitung dari hasil produksi. Pembagian antara pemerintah dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKS) bisa saja, misalnya, 50% : 50%. Ada pun biaya operasi sektor hulu migas atau cost recovey seluruhnya ditanggung oleh KKKS. Yang masih menjadi masalah adalah soal beban pajak, apakah akan dibebankan kepada KKKS atau ditanggung pemerintah. Sementara dalam aturan PSC, pemerintah mendapat bagian 85% dan sisanya milik KKKS. Pembagian itu dihitung dari hasil produksi migas setelah dikurangi cost recovery yang disodorkan KKKS. Mulai dari biaya non-kapital dari kegiatan eksplorasi, pengembangan, operasi produksi, dan biaya administrasi dan umum. Termasuk pula biaya depresiasi tahun berjalan,

Ladang minyak di Dumai, Riau: Susahnya menekan cost recovery.

30

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


MAKRO Bagi hasil migas

mbuat Resah depresiasi di tahun sebelumnya dan unrecovered cost (pengembalian biaya yang tertunda). Ternyata pola PSC dirasa kurang menguntungkan pemerintah ketika harga minyak tidak terlalu tinggi seperti sekarang. Mestinya, ketika harga minyak melemah, cost recovery yang dibayarkan pemerintah kepada KKKS juga ikut turun. Sebab, besar kecilnya cost recovery ini akan berpengaruh terhadap sisa produksi yang dibagi antara pemerintah dengan KKKS. Semakin kecil biaya itu, maka bagian pemerintah akan semakin besar. Namun, faktanya, cost recovery justru terus membengkak dari tahun ke tahun. Bahkan lebih besar dari target pemerintah. Jadi jangan heran bila bagian migas yang dinikmati pemerintah semakin kecil. Seperti yang terjadi di tahun 2015, cost recovery yang dibayarkan pemeritah kepada KKKS mencapai US$ 13,9 miliar. Angka itu lebih besar ketimbang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas yang jumlahnya mencapai US$ 12,86 miliar.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

Hal serupa kembali terulang di tahun 2016. Dalam APBN – P 2016, pemerintah menargetkan cost recovery sebesar US$ 8 miliar. Namun, sampai Juli, realisasinya sudah mencapai US$ 6,5 miliar. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, realisasi cost recovery pada tahun anggaran berjalan akan melampaui target. Itu sebabnya, pemerintah terpaksa menerbitkan surat berharga negara (SBN) untuk berjaga-jaga bila terjadi kenaikan klaim cost recovery.

DIANGGAP MERUGIKAN KKKS Banyaknya lapangan migas yang sudah tua dan tidak efisien dianggap sebagai biang membengkaknya cost recovery. Tapi Archandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengaku menemukan beberapa biaya yang tidak jelas peruntukannya. “Seharusnya cost recovery berhubungan dengan hal-hal teknis seperti eksplorasi dan produksi,” ujarnya. Upaya menekan cost recovery sebenarnya sudah cukup banyak dilakukan. Namun belakangan ini banyak proyek yang belum menghasilkan secara maksimal, sehingga upaya menekan cost recovery pun kurang berhasil. Sudah begitu, pemangkasan cost recovery dikhawatirkan akan membuat KKKS menjadi malas memproduksi minyak. Tentu ini akan menyulitkan pencapaian target minyak dalam APBN. Berbagai persoalan itulah, agaknya, yang mendorong pemerintah untuk mengubah pola bagi hasil dari PSC menjadi gross split. Namun model ini pun bukan tanpa masalah. Berdasarkan kajian awal Indonesian Petroleum Association (IPA), skema gross split dinilai akan merugikan KKKS karena tingkat pengembalian investasi (return on investment/ROI) cukup lama. Karena itu, skema ini dianggap kurang cocok untuk proyek migas baru. Sementara dengan skema PSC, investor memiliki kepastian investasinya akan kembali dalam lima tahun. Yang mencemaskan, karena seluruh biaya dibebankan kepada investor, KKKS berhak menentukan tekonologi dan tenaga kerja yang akan dipakai. “Mereka bisa mengabaikan kewajiban memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bila dianggap bakal merugikan,” ujar Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer. Kemungkinan seperti itu sebenarnya sudah diutarakan juga oleh Willem Siahaya, Ketua Umum Asosiasi Produsen Pipa Pemboran Minyak dan Gas Bumi Indonesia (Aspropipe). Menurutnya, untuk mengejar efisiensi dan ROI, bukan tak mungkin KKS mengabaikan kewajiban TKDN. “Jika ini dilepas ke KKKS, hancurlah kami,” ujarnya. Kecemasan serupa dikemukakan Wargono Soenarko, Ketua Umum Asosiasi Pengeboran Minyak dan Panas Bumi (APMI). Saat ini, ada 365 anggota APMI yang menggantungkan usahanya pada sektor migas dan panas bumi. Hadi khawatir, banyak anggota APMI yang bakal gulung tikar bila kewajiban TKDN ditiadakan. Padahal, menurutnya, mereka telah menginvestasikan dana sekitar US$ 5 miliar. “Masa kami mau dimatikan begitu saja,” ujarnya. Pemerintah sendiri sebenarnya sudah mendengar adanya kerisauan itu. Makanya, Archandra menegaskan bahwa skema gross split juga akan mensyaratkan beberapa hal, termasuk soal kewajiban pemakaian TKDN. Justru, menurut Archandra, bagian yang dinikmati KKKS akan semakin besar bila pemakaian TKDN tinggi. “Apalagi ketentuan TKDN sudah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Jadi tidak ada yang berubah,” ujarnya. n

31


MAKRO Amnesti pajak

Wacana Nyeleneh Mbak Ani Menteri keuangan mengancam akan mencabut sertifikasi komisaris dan direksi bank yang tidak ikut program amnesti pajak. Wacana yang dilontarkan Sri Mulyani itu dinilai nyeleneh. TEKS Bastaman Foto riset

S

ejumlah bankir hari-hari ini sedang gelisah. Dalam acara seminar Economic Outlook 2017 di Jakarta, pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Institut Bankir Indonesia (IBI) mencabut sertifikasi komisaris dan direksi bank yang tidak mengikuti amnesti pajak. Wacana Sri Mulyani itu sontak menjadi pokok pembicaraan hangat di kalangan bankir. Maklum, jika wacana Mbak Sri benarbenar terwujud, ada ratusan komisaris dan direktur bank yang harus mundur dari posisinya sekarang. Mereka tidak boleh lagi mengendalikan bank. “Saya tahu nama komisaris dan direksi, saya tahu nama banknya. Kalau tak ikut program tax amnesty, IBI akan mencoret nama mereka,� ujar Sri Mulyani. Seperti diketahui, selain wajib mengikuti uji kepatutan atau fit and proper test, komisaris dan direktur bank juga harus memiliki surat izin menjalankan (SIM) bank. Dan, IBI termasuk salah satu lembaga yang dipercaya untuk mengadakan kursus serta ujian bagi calon komisaris dan bankir. Kalau lulus, mereka layak mendapatkan sertifikat IBI. Tentu bukan tanpa sebab jika menteri keuangan sampai mengancam akan mencabut SIM komisaris dan direktur bank. Soalnya, sampai saat ini baru 161 komisaris dan 177 direktur bank yang telah mengikuti program pengampunan pajak. Dari 338 petinggi bank tersebut, uang tebusan pajak yang disetor mencapai Rp 1,3 triliun lebih. Angka tersebut masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah komisaris dan direktur bank yang jumlahnya mencapai 963 orang. Artinya, ada sekitar 625 komisaris dan direktur bank yang belum mengikuti amnesti pajak. Padahal, syahdan, harta para komisaris dan direktur bank itu sangat melimpah, baik yang di-

32

parkir di luar maupun di dalam negeri. Lalu, berapa jumlah uang tebusan yang diharapkan dari komisaris dan direktur bank? Ini yang belum diketahui. Yang pasti, dari program tax amnesty ini pemerintah menargetkan penerimaan

uang tebusan Rp 165 triliun. Tapi, hingga awal Desember, uang yang masuk ke kas negara baru Rp 100,5 triliun atau 60% dari target. Sedang dana repratriasi yang kembali ke Tanah Air ditargetkan Rp 100 triliun, tapi realisasinya baru Rp 143 triliun atau 14,3% dari target. Kalau duit sebanyak itu bisa kembali pulang, dan lantas dikucurkan dalam bentuk bisnis, perekonomian Indonesia akan lebih bergairah. Tidak hanya itu, negara juga bisa mendapatkan pemasukan pajak dari dana repratiasi. Tapi, minat wajib pajak (WP) untuk ikut program tax amnesty sangat minim, termasuk dari pelaku industri perbankan.

Sri Mulyani dengan para bankir: Dipaksa untuk buka-bukaan.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


MAKRO Amnesti pajak Padahal program ini tak hanya mengampuni pajak terutang, tapi mencakup juga pengampunan atas tuntutan pidananya.

DASAR HUKUMNYA APA? Seorang bankir bank pemerintah menduga, sebagian dana milik komisaris dan direktur bank yang di parkir di luar negeri itu adalah hasil korupsi dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atau dana rekapitalisasi perbankan yang banyak mengucur sewaktu krisis moneter 1998. “Mereka bukan takut hartanya dipajaki, tapi khawatir sepak terjangnya di masa lalu diketahui,” ujarnya. Masuk akal, memang. Sebab, di negara mana pun, tax amnesty sebenarnya bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Pengampunan pajak lebih merupakan upaya untuk memperbesar tax based (jumlah WP dan obyek pajak yang terdata). Selain itu, tax amnesty juga men-

jadi andalan untuk memaksa WP memberikan data secara lengkap. “Ini yang ditakuti para bankir,” ujar si bankir tadi. Namun ia mengaku tak habis pikir dengan wacana menteri keuangan tersebut. “Apa dasar hukumnya?” ujarnya. Sebab, menurutnya, program sertifikasi lebih ditujukan agar para bankir memiliki keterampilan memadai dalam manejemen risiko bank. Jadi, tidak ada sangkut pautnya dengan tingkat ketaatan bankir dalam membayar pajak. Betul, selain pengetahuan tentang risk management dan attitude test, track record seorang bankir menjadi faktor penentu untuk memperoleh sertifikasi. Tapi toh si bankir tadi tak bisa menerima alasan pencabutan sertifikasi yang dikaitkan dengan keikutsertaan dalam program tax amnesty. Lagi pula, IBI bukan satu-satunya lembaga yang memberikan sertifikasi. Masih ada Indonesia Risk Professional Associa-

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

tion (IRPA) yang juga menerbitkan sertifikasi sejenis. Terlepas masuk akal atau tidak, yang jelas saat ini sekitar 214 komisaris dan 410 direktur bank terancam bakal kehilangan SIM. Tak hanya sampai di situ, menteri keuangan juga mengancam akan memeriksa pajak komisaris dan direksi bank yang tidak mengikuti program tax amnesty. “Mereka akan dikenai tarif pajak 25% dan denda administrasi 2% per bulan selama dua tahun,” ujar Sri Mulyani. Bagi menteri keuangan, memang segala upaya mesti dilakukan mengingat sejak tahun 2009 penerimaan pajak selalu di bawah target. Dan, tahun ini pun penerimaan pajak diperkirakan hanya akan mencapai Rp 1.148,8 triliun atau 84,8% dari target. Hanya saja, sejumlah kalangan mengingatkan agar menteri keuangan dan aparat pajak tak perlu kalap dalam mengejar sasaran yang kian besar itu. n

33


MAKRO Mata uang

Aktivitas di pusat industri China: Pengusaha China saja tidak percaya sama yuan.

Jangan Bergantung Pada Dolar

Agar rupiah tidak sering terombangambing, Jokowi minta pengusaha tidak terlalu terpaku pada dolar. Namun para pengusaha agaknya sulit melepas kebiasaan memakai dolar. TEKS Bastaman Foto Riset

34

S

emangat untuk tidak tergantung pada mata uang dolar kembali dikumandangkan Presiden Joko Widodo. Meski terkesan mustahil, itu mungkin cara terbaik agar rupiah tidak sering terombang-ambing lantaran terlalu terpaku arus besar yang bernama dolar. Nilai tukar rupiah sering anjlok bila permintaan terhadap mata uang Amerika Serikat (AS) itu meningkat.

Bagi Indonesia, penggunaan mata uang selain dolar memang seperti satu keniscayaan. Apalagi nilai perdagangan (ekspor plus impor) dengan beberapa negara sudah lebih besar ketimbang dengan AS. Perdagangan dengan China, misalnya, saat ini sudah mencapai 15,5% dari total perdagangan Indonesia. Lebih tinggi dibandingkan perdagangan dengan AS (10% - 11%). Porsi AS juga masih di bawah Eropa (11,4%) dan Jepang (10,7%) sebagai mitra dagang Indonesia yang terpenting. “Menurut saya, nilai tukar rupiah dan dolar bukan lagi tolok ukur yang tepat. Yang relevan, seharusnya rupiah melawan mata uang mitra dagang utama kita seperti yuan, euro atau yen,� ujar Jokowi pada acara sarasehan 100 ekonom Indonesia di Jakarta, dua pekan lalu. Dengan bahasa lain, para pengusaha

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


MAKRO Mata uang bang-ambing lantaran terlalu terpaku pada dolar. Dengan digunakan sejumlah mata uang lainnya, harapan rupiah untuk stabil menjadi lebih besar. “Penggunaan mata uang lain dalam transaksi saya kira bagus, terutama sebagai mata uang pendamping dolar,” ujar Bambang Bodjonegoro, Kepala Bappenas. Misalnya, untuk perdagangan dengan China, sebagian bisa memakai yuan.

SUSAHNYA MENGUBAH KEBIASAAN Namun demikian, Bambang ragu para pengusaha mau mengubah kebiasaan memakai dolar dalam bertransaksi. Soalnya, sampai saat ini dolar masih menjadi mata uang paling dominan dalam perdagangan dunia. Apalagi, AS masih menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia. Ada pun Jepang, yang menjadi tujuan ekspor ketiga setelah Eropa, juga masih dominan menggunakan dolar. Pilihan para pengusaha menggunakan dolar dalam bertransaksi, juga bukan tanpa alasan yang logis. Kendati porsi perdagangan dengan AS hanya 10%, namun 95% perdagangan Indonesia dengan banyak negara dilakukan dalam mata uang dolar. Salah satu ketergantungan terhadap dolar terjadi pada industri komputer. Meski pun sekitar 62% produk komputer diimpor dari China, jual beli tetap dilakukan dalam mata uang dolar. Satu alasan lain yang sering menjadi argumen para pengusaha memakai dolar adalah kemampuan AS dalam menjaga performa mata uangnya. Selain itu, konyang selama ini berbisnis dengan China akan semakin mudah bertransaksi jika memakai mata uang yuan. Begitu pula perdagangan dengan Jerman, misalnya, cukup menggunakan euro dan tidak perlu repot-repot harus menghitung kurs euro terhadap dolar. Begitu juga jika mereka mau berdagang dengan Jepang, tidak lagi harus mengkonversikan yen ke dolar. Penggunaan mata uang selain dolar juga diperkirakan bisa mendorong pengusaha dari negara lain menanamkan modalnya di Indonesia. Sebab, biaya investasi di Indonesia relatif menjadi lebih murah. Dan, bila ekonomi negara-negara tersebut berkembang pesat, terbuka pasar baru bagi barang produksi Indonesia. Dan yang tak kalah pentingnya, ya itu tadi, rupiah tidak tergantung lagi pada dolar. Maklum, selama ini, rupiah memang seperti bahtera kecil yang acap terom-

disi politik AS juga relatif stabil dibanding negara lainnya. Apalagi sekarang pertumbuhan ekonomi negeri adidaya itu lebih tinggi dibandingkan Eropa maupun Jepang. Nilai tukar dolar juga semakin kuat setelah The Fed, pekan lalu, menaikkan tingkat suku bunga acuan. Oleh sebab itu, hingga sekarang, banyak ahli ekonomi meyakini AS merupakan negara dengan perekonomian paling stabil di dunia. Oleh karena itu, dolar pun masih sangat layak untuk dianggap sebagai mata uang paling aman dan stabil, termasuk juga oleh para pengusaha China. “Pengusaha China dan kita sama-sama masih suka memakai dolar,” ujar Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Meski secara ukuran ekonomi China maupun Eropa hampir sama dengan AS, namun kondisi politik di kedua kawasan tersebut dinilai belum stabil. Dengan kondisi seperti itu, para ekonom mempertanyakan bagaimana mungkin Uni Eropa dan China dapat menjamin kinerja ekonominya akan terus bagus. Apalagi sekarang pun pertumbuhan ekonomi China dan Uni Eropa mulai mengendur. Terkait dengan permintaan Jokowi agar para pengusaha tidak tergantung pada satu mata uang, Hariyadi mengusulkan mata uang euro dan yen dipakai sebagai pendamping dolar. Eropa dan Jepang sampai saat ini masih menjadi pasar terbesar bagi produk Indonesia, setelah Amerika dan China. “Kalau yuan atau reminbi, tidaklah. Pengusaha China saja tidak percaya sama yuan,” ujarnya. n

Pelabuhan Tanjung Priok.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

35


MAKRO Obligasi global

Mengantisipasi Suku Bunga Tinggi Kondisi 2017 diperkirakan akan lebih berat dibandingkan dengan tahun ini. Maka pemerintah pun mempercepat penerbitan global bond. TEKS Bastaman Foto riset

I

ndonesia memang sedang sial. Di tengah kebutuhan dana yang cukup besar, sejumlah bank sentral malah menambah masalah. Beberapa hari sebelum The Fed menaikan suku bunganya, European Central Bank (ECB) memangkas dana pembelian obligasi dari 80 miliar euro per bulan menjadi 60 miliar euro mulai April tahun depan. Walhasil, pemerintah terpaksa mempercepat penerbitan euro bond. Meski tidak menyebut nilainya, Schneider Siahaan, Direktur Strategis dan Portfolio Utang Kementerian Keuangan, mengatakan pemerintah akan menerbitkan obligasi euro dalam waktu dekat. Lalu disusul samurai bond di semester II 2017. “Jepang masih akan mempertahankan stimulus, sehingga kami prioritaskan euro bond dulu,” ujarnya. Gerak cepat juga dilakukan pemerintah saat menerbitkan obligasi berdenominasi dolar, dua pekan lalu. Keputusan itu terbukti jitu. Sebab, sepekan kemudian, The Fed menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 0,50% - 0,75%. “Pertimbangannya bukan hanya suku bunga, kebijakan Donald Trump juga sulit ditebak,” ujar Schneider. Di samping faktor The Fed dan Trump, perekonomian Amerika Serikat (AS) juga mulai membaik. Kondisi ekonomi makro Indonesia pun cukup mendukung untuk mencari utangan baru. Nilai tukar terhadap dolar relatif stabil, begitu juga dengan inflasi yang tergolong rendah. Kondisi seperti ini, menurut Schneider, agaknya bakal sulit ditemukan di tahun 2017. Sekali lagi, hitung-hitungan pemerintah terbukti benar. Untuk obligasi

36

dolar, senilai US$ 3,5 miliar, pemerintah hanya memberi kupon 3,75% 5,30%. Kendati kupon yang diberikan lebih rendah dari global bond 2015, yang berkisar 4,8% - 6%, surat utang In-

donesia itu laku keras. Buktinya, jumlah pesanan yang masuk sudah mencapai US$ 13,1 miliar atau kelebihan permintaan sebanyak 3,4 kali. Meskipun kuponnya terbilang rendah, sejumlah analis pasar uang mengatakan bahwa penerbitan obligasi dolar bukan tanpa risiko. Salah satu risiko yang mungkin akan dihadapi pemerintah adalah dari sisi nilai tukar. Dengan semakin membaiknya perekonomian AS, kini dolar memiliki kecenderungan menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah. “Jika ini terjadi, dampaknya sangat berat bari Indonesia,” ujar seorang analis pasar uang.

BUNGA THE FED NAIK TIGA KALI Tapi, lanjut si analis, kenaikan beban kurs itu bisa diniminalisir seandainya dolar juga menguat terhadap euro dan yen. Sebab, ekspor Indonesia ke Eropa dan Jepang sebagian besar dihitung dalam dolar. Dengan kata lain, pemerin-

Suasana rapat European Central Bank (ECB): Memotong dana pembelian obligasi.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


MAKRO Obligasi global tah akan menyediakan dolar yang lebih sedikit untuk membayar utang euro dan yen yang jatuh tempo. Nah, kini, ada tanda-tanda bahwa dolar akan kembali perkasa terhadap euro maupun yen. Lihat saja, setelah The Fed mengerek naik suku bunganya, dolar langsung menguat 1,2% terhadap euro. Bahkan, terhadap yen, kenaikannya mencapai 2% menjadi 117,38 yen per dolar. Peluang dolar untuk menguat kian terbuka. Sebab, tahun depan, The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga tiga kali. Berkurangnya beban kurs itu memang tergantung jumlah obligasi euro dan yen akan diterbitkan pemerintah. Tapi, yang hampir pasti, jika greenback terus menguat terhadap euro dan yen, maka dampaknya akan sangat terasa pada neraca pembayaran Indonesia. “Semakin dolar menguat terhadap mata uang euro dan yen, semakin ringan beban utang yang harus ditangung

oleh pemerintah,” ujar si analis tadi. Terlepas dari masalah nilai tukar, sebenarnya Indonesia belum layak menerbitkan obligasi di luar negeri. Sebab, investment grade untuk obligasi yang diterbitkan di luar negeri adalah minimal double AA minus (AA-). Sedangkan saat ini Indonesia masih lima tingkat di bawah grade tersebut. Itu sebabnya, obligasi Indonesia yang dijual di luar negeri masih dijamin oleh pemerintah setempat. Karena grade-nya rendah, investor juga meminta kupon tinggi. Namun, dibandingkan obligasi yang diterbitkan di dalam negeri, kupon global bond masih terbilang rendah. Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management, memperkirakan kupon samurai bond bertenor 10 tahun yang akan diterbitkan tahun 2017 akan berada di kisara 1,3% - 1,5%. “Asumsinya, kondisi Jepang tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun ini,” ujar Desmon.

Jika benar begitu, ini sangat rendah dibandingkan denga kupon obligasi yang diterbitkan di dalam negeri. Saat ini, obligasi pemerintah (SBN) di dalam negeri menawarkan kupon 6% - 8%. Lagi pula, penerbitan samurai bond dilakukan melalui private placement kepada perusahaan asuransi dan perbankan Jepang. Masalahnya, menurut Desmon, persediaan yen di dalam negeri tidak sebanyak dolar. “Kondisi ini membuat biaya dana bertambah,” ujarnya. Namun semua beban itu tak seberapa jika dibandingkan dengan risiko apabila pemerintah tak punya duit untuk membiayai APBN. Penerbitan global bond mungkin bisa jadi contoh. Menurut Robert Pakpahan, Dirjen Pengelolaan dan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dana hasil penjualan global bond akan dipakai untuk membiayai belanja di awal 2017 dan memperkuat cadangan devisa. “Kebutuhan kas sudah terjamin,” ujarnya. n

Hasil Penerbitan Obligasi Dolar, Desember 2016 (Miliar US$) Seri Tenor Nilai

USA Asia Eropa Lokal

RI0122

48%

5 tahun

0,75

Komposisi investor

22%

27%

3%

RI0127 10 tahun 1,25 38% 26% 18% 18% RI0147

30 tahun

1,5

29%

58%

12%

1%

Sumber: Riset

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

37


Keuangan Reksa dana

Jangan Panik, Ini Rut Selama bulan Oktober, dana yang ke luar dari reksa dana campuran berdenominasi dolar lebih dari 50%. Benarkah ini terjadi karena ulah kalangan perbankan?

K

TEKS Bastaman Foto Riset

etika kinerja reksa dana dipublikasikan awal November lalu, banyak orang terkagumkagum. Bagaimana tidak? Ketika likuiditas di industri perbankan mulai mengetat, reksa dana justru kebanjiran duit. Pusat informasi

reksa dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, nilai aktiva bersih (NAB) instrumen keuangan yang sang satu sudah mencapai Rp 315,56 triliun atau meningkat 21,61%. Hebat. Tapi kabar yang tersiar beberapa hari terakhir menyebutkan data sebaliknya. Ada sejumlah produk reksa dana yang mengalami redemption. Jumlah dana yang ditarik pun cukup mencengangkan. Salah satu yang di-rush adalah produk reksa dana pasar uang berdenominasi dolar. Selama bulan Oktober, dana yang kabur dari produk ini mencapai US$ 19,79 juta (sekitar Rp 267 miliar) atau 52,4% dari total NAB reksa dana pasar uang dolar. Penarikan tersebut ditanggapi para pelaku industri reksa dana dengan aneka pendapat. Soni Wibowo, Direktur Bahana TCW Invesment Management, menganggap kejadian ini sebagai hal yang wajar. Alasannya, menjelang akhir tahun, banyak investor, khususnya korporasi, yang membutuhkan uang (do-

Janet Yellen, Ketua The Fed: Ancaman bagi reksa dana berdenominasi dolar.

38

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Keuangan Reksa dana

utin Terjadi lar) untuk membayar utang. “Sebagian lagi untuk liburan akhir tahun,” katanya. Sayangnya, Soni tidak bisa memastikan hingga kapan redemption ini akan berlangsung. Yang pasti, jika alasannya karena banyak investor yang membutuhkan dolar, ada kemungkinan penarikan juga berlangsung di bulan November dan Desember. Sebab, bukan hanya di reksa dana pasar uang, penurunan NAB juga terjadi pada reksa dana terproteksi serta campuran berdenominasi dolar. Selain adanya kebutuhan dolar yang meningkat menjelang akhir tahun, yang juga berpengaruh besar pada penurunan NAB reksa dana pasar uang berdenominasi dolar adalah imbal hasil (return) yang super mini. Soni memperkirakan, tahun ini reksa dana pasar uang dolar hanya akan memberikan return 1,6%. Bandingkan dengan reksa dana pasar uang rupiah yang berpeluang memberikan imbal hasil 6,5%. “Saat ini return reksa dana pasar uang dolar memang berada di titik terendah,” ujarnya. Lain lagi pendapat wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama. Menurutnya, penurunan yang terjadi pada reksa dana pasar uang selama bulan Oktober karena banyak investor yang mengalihkan dananya ke produk reksa dana saham. “Ini terlihat dari lonjakan unit penyertaan reksa dana saham,” ujarnya.

DINAIKAN KALANGAN BANK Memang, itu amat tampak jelas dari kenaikan unit penyertaan reksa dana saham di bulan Oktober. Dalam rentang satu bulan, unit penyertanaan reksa dana saham berdenominasi rupiah mengalami kenaikan 3,52 miliar unit menjadi 55,02 miliar unit. Sementara reksa dana saham dolar bertambah 11,85 juta unit menjadi 245,01 juta unit. Ternyata kisah redemption (penarikan awal) pada reksa dana pasar uang dolar ini tak sampai di situ. Sebuah kabar menyebutkan, banyak pula kalangan perbankan yang sebelumnya menanamkan duitnya dalam reksa dana pasar uang dolar yang melakukan penarikan. Kalau korporasi seperti bank sudah berbuat demikian, maka banyak pula investor perorangan yang iku-ikutan mengambil langkah serupa. Akibatnya mudah ditebak, harga unit penyertaan reksa dana pasar uang dolar pun jatuh. Nah, kabarnya, kalangan perbankan pulalah yang kemudian akan menjadi pembeli reksa dana tersebut. Itu, menurut sebuah sumber, sangat menguntungkan bank. Sebab, pada tahun 2017 The Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya tiga sampai empat kali. Artinya, meski pun potensi return yang diperoleh kecil, namun mereka punya stok dolar yang bisa ditarik kapan saja. Tapi itu sebuah tudingan yang amat spekulatif. Yang jelas, penurunan NAB pada reksa dana pasar uang dolar bukanlah pertanda tamatnya kejayaan produk ini. Toh, hal serupa juga sering terjadi setiap menjelang akhir tahun. Beberapa manajer investasi (MI) masih optimistis bahwa tahun 2017 reksa dana pasar uang rupiah dan dolar akan tumbuh.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

Soni memperkirakan, tahun depan imbal hasil reksa dana pasar uang rupiah bisa memberikan imbal hasil hingga 8%. Lebih tinggi dibandingkan bunga deposito yang berkisar 5% - 7% per tahun. Juga lebih tinggi dari bunga Sertifikat Bank Indonesia (6,6% - 6,8%). Sedang imbal hasil reksa dana pasar uang dolar diperkirakan mencapai 3,5%. Namun perkiraan Soni tersebut agak terlalu optimististis. Sebab, tahun depan, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin menjadi 1,25% - 1,50%. Dengan bunga setinggi itu, jelas mata uang dolar akan semakin perkasa. Nah, biasanya, imbal hasil reksa dana campuran berbasis dolar akan mengecil jika dolar makin perkasa. Makanya, menurut Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana, reksa dana pasar uang lebih cocok bagi investor bagi investor yang tidak suka berspekulasi alias tidak mengutamakan imbal hasil tinggi. Produk ini juga lebih cocok sebagai tempat parkir sementara dana yang belum terpakai. “Sebagai pengganti deposito,” ujar Beben. n

Dana Kelolaan Reksa Dana Denominasi Rupiah (triliun rupiah) * Periode Saham

Pasar Campuran Pendapatan Terproteksi Indeks ETF DIRE Total Uang Tetap

Des 2015

106,81

23,73

19,58

44,69

58,90

1,03

Nov 2016

109,00

31,03

21,65

61,61

84,61

0,55 6,07 0,57 315,08

4,11 0,53 259,38

Dana Kelolaan Reksa Dana Denominasi Dolar (juta US$) * Periode Saham Pasar Campuran Pendapatan Terproteksi Indeks ETF DIRE Total Uang Tetap Des 2015 Nov 2016

22,07 323,62 246,28

17,98

38,48

188,56

182,11

0

0

0 953,85

38,22

307,45

154,56

0

0

0 764,49

Sumber: Infovesta Utama *) Tidak termasuk penyertaan terbatas

39


Keuangan Valas

Jangan Biarkan Rupiah Terbakar BI telah menyiapkan banyak amunisi untuk menjaga rupiah. Makanya, otoritas moneter ini begitu tenang menghadapi kenaikan suku bunga The Fed.

Memang pantas kalau pemerintah dan otoritas moneter membuat persiapan ekstra dalam menjaga nilai tukar rupiah. Soalnya, permintaan dolar, terutama di akhir tahun seperti sekarang, cenderung meningkat. Selain disebabkan oleh dolar yang mudik (capital outflow), naiknya permintaan juga dipicu oleh banyaknya utang valas yang jatuh tempo.

Kegiatan borong dolar ini diperkirakan baru akan mereda pekan depan. “Sebagian besar kebutuhan valas sudah terpenuhi,” ujar Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri. Eloknya, kondisi ini didukung dengan berbagai sentimen positif dari dalam negeri, seperti surplus neraca perdagangan dan inflasi yang relatif terkendali.

TEKS Bastaman Foto erbhayu

K

eputusan Federal Open Market Committee (FOMC) mengerek suku bunga acuan ke level 0,50% - 0,75% berdampak negatif terhadap sejumlah mata uang dunia, tak terkecuali rupiah. Jum’at pekan lalu, mata uang RI itu ditutup di level Rp 13.387 per dolar. Jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, berarti rupiah hanya melemah 0,5%. Benar-benar melegakan. Kecilnya efek kenaikan suku bunga The Fed itu, selain karena sudah diantisipasi jauh-jauh hari, juga tak lepas dari pengamanan yang dilakukan pemerintah. Seperti diketahui, untuk menghadapi rencana kenaikan suku bunga The Fed, Kementerian Keuangan mempercepat penerbitan global bond sebesar US$ 3,5 miliar. Masuknya dolar segar itu juga membuat BI semakin percaya diri dalam menghadapi gejolak nilai tukar. Apalagi, awal tahun depan, pemerintah juga akan merilis euro bond. Dan, insya Allah, pertengahan tahun depan aka ada lagi valas yang masuk dari penerbitan samurai bond. “Kami juga baru memperpanjang bilateral swap arrangement dengan Bank of Japan,” ujar Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen kebijakan Ekonomi dan Moneter BI. Dengan bertambahnya amunisi tersebut, Juda yakin BI bisa mengendalikan nilai tukar, kendati terus-menerus dihajar capital flight. Maklum, gara-gara aksi borong dolar, cadangan devisa dengan cepat menciut. Selama bulan Oktober saja, cadangan telah mengempis sebesar US$ 3,5 miliar, dari US$ 115 menjadi tinggal US$ 111,5 miliar.

40

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Keuangan Valas Berbeda dengan Rully, Satrio Utomo mempunyai pandangan yang berbeda. Kepala Riset Universal Broker Indonesia ini memperkirakan capital out flow dan aksi borong dolar baru akan mereda setelah Presiden Donald Trump dilantik, akhir Januari depan. “Tapi saya yakin pemerintah dan BI mampu menjaga nilai tukar rupiah,” ujarnya. Namun, nanti dulu. Jangan buru-buru tenang lantas ongkang-ongkang kaki. Sebab, meredanya aksi borong dolar tadi bukanlah akhir dari sebuah cerita susah. Sejumlah pengamat pasar uang sepakat, momen pelantikan Trump hanyalah acara

istirahat sejenak. Setelah itu, rupiah bakal terbakar dolar lagi. Soalnya, Janet Yellen, Gubernur The Fed, sudah memberi isyarat tahun depan The Fed akan menaikan suku bunga hingga tiga kali.

Kebijakan ekonomi Trump Kenaikan suku bunga yang ekspansif tersebut sebagai antisipasi The Fed atas kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump. Hanya mengingatkan saja, semasa kampanye, Trump pernah mengatakan faktor kunci untuk mendorong perekonomian adalah dengan memotong pajak perusahan dari 35% menjadi 15%.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

Pajak usaha kecil juga bakal dipangkas. Sang presiden juga berjanji akan menyediakan anggaran infrastruktur US$ 1 triliun serta menaikan upah minimum dari US$ 7,5 saat ini jadi US$ 10 per jam. Sebaliknya, Trump berencana mendeportasi sekitar 3 juta pekerja asing demi melindungi pekerja lokal. Ia juga berniat menegosiasi ulang perjanjian perdagangan bebas serta menarik diri dari kerjasama Trans – Pacific Partnership (TPP). Kebijakan ekonomi Trump itu diyakini akan diikuti dengan meroketnya inflasi. Jadi, memang masuk akal kalau The Fed sudah merancang skenario kenaikan suku bunga hingga tiga kali. Dengan perkataan lain, tahun depan kemungkinan suku bunga The Fed akan naik 75 basis poin menjadi 1,25% - 1,50%. Dan, selama itu pula nilai tukar mata uang dunia, termasuk rupiah, akan terus bergejolak. Namun Rully kurang begitu yakin bank sentral Amerika akan menaikan suku bunganya sebanyak itu. Sebab, The Fed sendiri tak menginginkan dolar terlalu kuat karena pada akhirnya akan melemahkan daya saing produk-produk Amerika di pasar dunia. Apalagi China, pesaing Amerika, membiarkan mata uangnya melemah terhadap dolar. Berdasarkan perkiraan itu, Rully begitu yakin tahun depan suku bunga The Fed hanya naik sebanyak dua kali. “Maksimal suku bunga The Fed naik menjadi 1,25%,” ujarnya. Dengan asumsi tersebut, Rully memperkirakan kurs rupiah sepanjang 2017 akan bergerak di kisaran Rp 13.400 per dolar. Keyakinan itu juga muncul lantaran sikap BI yang begitu tenang dalam menghadapi kenaikan suku bunga The Fed. Apa sebenarnya yang membuat BI begitu tenang? Inilah yang menjadi pertanyaan banyak orang. Apa karena punya cadangan devisa yang tebal? Tidak juga. Logikanya, kalau BI terus menerus melakukan intervensi pasar, toh lama-lama cadangan itu akan menipis. Lalu apa? “Jauh-jauh hari kami sudah menyiapkan amunisi untuk menghadapi kenaikan suku bunga The Fed,” ujar Juda. Rupanya, selain cadangan devisa, BI juga telah menyiapkan bilateral swap agreements. Selain dengan Bank of Japan, BI juga masih memiliki bilateral currency swap arrangement (BCSA) degan Reserve Bank of Australia senilai US$ 7,3 miliar. Kemudian ada BCSA dengan China sebesar US$ 10 miliar dan Korea sebesar US$ 10 miliar. “Belum lagi dana dari tax amnesty,” ujar Juda. n

41


Pasar Modal IHSG

The Fed Tetap Mengancam

Dalam jangka pendek, bursa akan kembali bergairah. Tapi tahun depan akan banyak tantangan.

P

TEKS Nikita Jagad Foto Riset

enantian yang panjang dan melelahkan itu, akhirnya, selesai juga. The Federal Reserved telah menaikan bunga acuannya sebesar 25 basis poin, Kamis pekan lalu. Selain itu, diperkirakan bank sentral AS akan melakukan langkah serupa sebanyak tiga kali pada tahun depan. Dampaknya, seperti yang kita saksikan bersama, indeks harga saham gabungan mulai tertekan di jalur merah. Pada perdagangan Jumat kemarin (16/11) IHSG melemah 0,43%. Artinya, dalam sepekan indeks telah menukik sebesar 1,4%. Tidak banyak, memang. Ini berkat antisipasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Bank Indonesia, misalnya, tetap

42

mempertahankan tingkan bunga acuan di 4,75%. Meskipun, kalau melihat tingkat inflasi yang rendah, memiliki ruang untuk menurunkannya. Sehingga, capital outflow yang terjadi tidak terlalu banyak. Di akhir pekan lalu, nilai jual bersih (net sell) investor asing hanya mencapai Rp 1,3 triliun. Jadi, untuk sementara, dengan berakhirnya penantian itu, para pelaku pasar memperkirakan tekanan terhadap bursa akan berkurang. beberapa analis meyakini IHSG masih dapat rally pada perdagangan pekan depan. Mereka memprediksi indeks akan bergerak parda rentang support 5.210 – 5.256 dan resistance 5.266 – 5.300. Selesai? Belum. Dalam jangka panjang masa depan indeks tampaknya akan lebih suram dari tahun ini. Maklum, The Fed memaklumatkan akan kembali menaikkan bunga pada pertemuan berikutnya, yang diperkirakan akan terjadi di bulan Maret. Selain itu upaya deregulasi yang dilakukan pemerintahan baru Amerika juga masih membuat ketidakpastian di pasar semakin tebal sehingga menjadi sentiment negatif. Namun untuk jangka pendek kemungkinan pasar masih bisa tumbuh hingga penghujung tahun. Robertus Yanuar Hardy, Kepala Riset PT Reliance Securities, menuturkan data-data statistik menunjukkan bahwa

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Pasar Modal IHSG pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam tersebut sudah mulai berjalan menuju pemulihan yang cukup signifikan di sepanjang tahun 2016. Nemun, pihaknya masih optimistis untuk menatap tahun depan. Sebab, perekonomian Indonesia serta kinerja pasar modal akan ditopang oleh sektor komoditas dan potensi peningkatan belanja pemerintah. Adapun target IHSG tahun depan berdasarkan asumsi pertumbuhan EPS 5% - 10%, serta P/E Ratio 18x – 19x berada pada skenario moderat cenderung Optimistis, yaitu pada level 5.700 – 6.000.

Tidak semua suram Akan tetapi, skenario pesimistis dapat berlaku apabila semua asumsi tidak berjalan sesuai harapan. Terutama, masih ada potensi ancaman dari ketidakpastian global, terkait kebijakan ekonomi dan moneter AS di bawah pemerintahan baru, dampak Brexit terhadap Inggris dan Uni Eropa, serta potensi perubahan kebijakan ekonomi China dalam merespon pergantian kekuasaan AS. Kebijakan The Fed dinilai agresif lantaran Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump berjanji untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan memangkas pajak, meningkatkan belanja infrastruktur dan deregulasi. Dengan kenaikan ini, tentunya dolar AS akan semakin menguat dibandingkan mata uang lain, dan memungkinkan akan terjadinya capital outflow atau keluarnya uang asing yang ada di Indonesia. Namun sejumlah analis menilai, capital outflow tahun depan tidak terlalu besar. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus. Analis Bahana Securities, Muhammad Wafi menyampaikan, seberapa banyak uang asing yang akan keluar dari Indonesia itu tergantung dalam kondisi ekonomi itu sendiri. “Kalau ekonomi tahun depan bagus, maka outflow tidak akan terlalu tinggi,” ujarnya. Hal ini juga bias dilihat pada kondisi ekonomi saat ini yang cukup positif apalagi neraca perdagangan pada November juga cukup baik, maka efeknya terhadap Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak akan terlalu besar. Menurutnya, justru kondisi ini akan menguntungkan Indonesia, sebab akan terjadi capital outflow juga di negara-negara lain. “Indonesia menjadi pilihan, sebab kondisi ekonominya masuk kategori stabil dan bagus,” ungkapnya. Sementara Analis NH Korindo Securities, Bima Setiaji menilai, dampak The Fed pengaruhnya terhadap IHSG dan capital outflow tidak akan terlalu berdampak serius. “Karena dari segi kesiapan Indonesia sendiri sudah melakukan berbagai kebijakan dari moneter maupun fiscal,” ungkapnya. Dari sisi fiskal yang dilakukan pemerintah yaitu memangkas defisit anggaran, kemudian dari sisi cadangan devisa juga cukup bagus. Apalagi Indonesia sudah melakukan beberapa perjanjian bilateral swap arrangement (BSA). “Dengan adanya perjanjian swap arrangement tersebut cadangan devisa kita lebih dari cukup,” ungkapnya. Belum lagi ada obat kuat yang bernama tax amnesty. Dana yang masuk dari program ini dengan sendirinya akan menjadi tonikum bagi IHSG. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, risiko global masih akan membayangi pergerakan bursa Indonesia di tahun depan. Tapi dampaknya tak akan parah. Dia optimis-

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

Transaksi Asing Dalam Sepekan

tis, masih ada sentimen positif yang datang dari faktor domestik pada tahun depan. Salah satunya yaitu program pengampunan pajak atau tax amnesty. “Naik turunnya IHSG itu kan bukan hanya dari satu indikator. Faktor global memang belum signifikan perbaikannya, tapi kita juga punya faktor domestik yang mendorong. Akhir tahun ini ada dana repatriasi tax amnesty masuk. Dalam perkiraan saya, dana tax amnesty itu mulai masuk pasar modal di awal tahun 2017,” katanya. Dia menambahkan, outlook ekonomi tahun depan yang dirilis berbagai lembaga juga menunjukkan adanya perbaikan. “Kalau pertumbuhan ekonomi lebih baik, market juga akan berkembang,” ucap Nurhaida. Nah, jadi optimislah. n

Risiko global masih akan membayangi pergerakan bursa Indonesia di tahun depan. Tapi dampaknya tak akan parah.

IHSG

43


Pasar Modal Saham rokok

Saham Rokok Tetap Ngebul Walau terganjal oleh kenaikan tarif cukai, kinerja GGRM dan HMSP tetap menawan. Sahamnya pun masih punya peluang untuk menguat. TEKS Nikita Jagad Foto Riset

T

ahun 2017 disongsong dengan murung oleh industri rokok Indonesia. Soalnya, di awal tahun itu, pemerintah kembali akan menaikkan cukai rokok rata-rata menjadi 10,54%. Otomatis, naiknya cukai akan membuat produsen rokok berpikir untuk menaikkan harga jual mereka. Dan ini, dengan sendirinya akan menggerus daya beli masyarakat. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mem-

44

proyeksikan jumlah produksi rokok akan mengalami penurunan sekitar 5,78 miliar batang menjadi 340,22 miliar batang pada 2017. Tujuan penerapan cukai pada dasarnya untuk mengendalikan konsumsi dan peredaran rokok. Pemerintah sangat fokus dengan aspek kesehatan, termasuk jumlah produksi rokok, sehingga diharapkan produksinya semakin hari semakin turun dalam rentang waktu beberapa tahun ke depan.

Betul, penurunan produksi akan berdampak pada penerimaan cukai. Namun, akan terkompensasi dari kenaikan tarif cukai tadi yang berlaku per 1 Januari 2017. Di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, penerimaan dari cukai dipatok Rp 157,2 triliun atau naik Rp 9 triliun. Khusus untuk cukai hasil tembakau, ditargetkan sebesar Rp 149,88 triliun atau naik 5,78% dari target APBNP 2016 sebesar Rp 141,7 triliun. Kebijakan ini, mau tidak mau, menye-

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Pasar Modal Saham rokok Analis Daewoo Securities Dang Maulida mengatakan, kinerja kuartalan GRRM lebih menggembirakan ketimbang pesaing, yaitu HMSP yang pendapatannya turun 9,7% dan laba bersih turun 3,2% dibanding kuartal sebelumnya. “Total volume penjualan GGRM turun 5,6% dibandingkan kuartal ketiga 2015. Kalau GGRM penurunannya lebih kecil,” kata Dang beberapa waktu lalu.

PROFITNYA STABIL Itu sebabnya, GGRM diprediksi masih bisa mencatatkan kinerja yang baik di kuartal IV-2016. Maklum, pendapatan masyarakat biasanya naik di kuartal IV, seiring pembagian bonus akhir tahun dan sebagainya. Jadi konsumsi masyarakat biasanya ikut naik. Sementara analis CIMB Linda Lauwira dalam risetnya (31/10) menyebutkan, net profit GGRM berada di atas ekspekstasinya, yaitu 74% dari perkiraan setahun penuh di 2016. Segmen sigaret kretek mesin (SKM) masih menjadi kontributor utama yang menguatkan posisi GGRM. “SKM merupakan kontributor terbesar bagi GGRM, di mana porsinya mencapai 90% dari pendapatan pada kuartal III2016,” tulis Linda.

babkan semakin banyak pabrik rokok yang kolaps. Selama 10 tahun tarakhir saja, sudah hampir 4.000 pabrik yang tutup. Kecuali produsen rokok yang besar seperti Gudang Garam dan PT HM Sampoerna. Malah, produsen-produsen raksasa itu bisa menangguk untung lebih banyak setiap tahunnya. Contohnya Gudang Garam (GGRM), yang berhasil mencetak kinerja lebih baik dari pesaingnya. Pada kuartal III-2016, GGRM meraup pendapatan Rp 19,2 triliun atau naik 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan laba bersih mencapai Rp 1,7 triliun, naik 46,8%. Bila diakumulasikan, selama sembilan bulan tahun ini, laba bersih GGRM mencapai Rp 4,60 triliun, tumbuh 11,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun Analis Ciptadana Securities Syaiful Adrian dalam risetnya menyebutkan, volume penjualan rokok nasional di kuartal tiga lalu turun sekitar 13,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dalam periode tersebut, volume penjualan pesaing terdekat GGRM, yaitu HMSP, turun sekitar 12,2% dari kuartal sebelumnya. Syaiful dalam risetnya mengatakan, menurut Philip Morris Internasional, persaingan pada segmen SKM di Indonesia sangat sulit pada kuartal III-2016. “GGRM, dengan produk SKM-nya, yaitu GG Mild dan Surya Pro Mild, cukup agresif, dan terlihat bahwa upaya tersebut relatif sukses,” ujarnya. Makanya, para analis menilai profitabilitas GGRM cenderung stabil dengan gross margin yang selama sembilan bulan pertama 2016 mencapai 21,4%. Di periode yang sama tahun lalu, gross margin GGRM cuma 20,7%. Itu sebabnya, GGRM mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp 82.400 per saham. Syaiful juga merekomendasikan buy GGRM dengan target harga Rp 83.000. sementara, pemilik blog Anggun Trader merekomendasikan beli untuk HMSP dengan target harga Rp 4.815. n

GGRM, dengan produk SKM-nya, yaitu GG Mild dan Surya Pro Mild, cukup agresif, dan terlihat bahwa upaya tersebut relatif sukses.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

45


Pasar Modal Saham perbankan

Saatnya Mengencerkan Kredit Macet K

Laba bersih bank masih akan tertekan oleh pencadangan. Tapi, semua itu akan berangsur turun tahun depan. TEKS Nikita Jagad Foto gobekasi.pojoksatu.id, beritagresik.com

epastian yang lama dinantikan investor, akhirnya datang juga, The Federal Reserved menaikkan tingkat bunga acuannya. Tidak banyak memang, dan sesuai dengan perkiraan para analis, Bank Sentral AS mengerek bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Jauh-jauh hari, para pelaku pasar sudah mengantisipasi kejadian ini. Mereka berpendapat, kenaikan Fed fund rate (FFD) akan membuat dana asing ke luar dari Indonesia. Ini, jelas, akan menyebabkan keringnya likuiditas perbankan. Makanya, banyak yang menyarankan agar Otoritas Jasa

46

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Pasar Modal Saham perbankan Keuangan (OJK) menaikkan batas atas (capping) bunga deposito, agar nasabah bisa menikmati bunga lebih tinggi. Selain itu, OJK juga diminta untuk segera memberlakukan Giro Wajib Minimum (GWM) averaging yang menyesuaikan cadangan wajib sesuai kondisi likuiditas perbankan yang sedang dihadapi. Semua dugaan itu memang benar terjadi. Ada capital out flow, tapi terbatas karena Indonesia masih dianggap sebagai negara yang menarik untuk investasi. Pengaruh FFD terhadap perdagangan saham di pasar modal juga tak banyak. Lihat saja pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Pasca keputusan The Fed, IHSG hanya melemah tipis 0,16%%. Begitu pun dengan saham-saham perbankan yang diperkirakan bakal longsor, untuk sementara hanya sedikit melemah. Bahkan saham Bank BCA di hari itu (Kamis 15/12) mengalami penguatan. Walhasil, kenaikan FFD tak banyak pengaruhnya terhadap saham perbankan. Tapi itu bukan berarti sektor ini aman. Saham bank kini dibayangi penurunan akibat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih besar. Hingga Oktober 2016, sepuluh bank besar penguasa pasar masih menambah porsi dana cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Dana cadangan 10 bank melonjak 36,92% menjadi Rp 103,17 triliun per Oktober 2016 ketimbang tahun lalu (year on year/yoy). Bank Mandiri tercatat sebagai dengan alokasi CKPN terbesar atau sebanyak Rp 29,42 triliun. Disusul Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 22,12 triliun. Tapi, para bankir optimistis tekanan kredit bermasalah bakal susut di tahun depan. “NPL yang turun akan menyebabkan alokasi dana untuk pencadangan tahun depan berkurang,� kata Sulis Usdoko, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN). Sekretaris Perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI) Kiryanto mengatakan, membaiknya pertumbuhan ekonomi dan berbagai pelonggaran aturan menjadi penopang perbaikan kualitas kredit di 2017. Pemulihan harga komoditas dan batubara juga bakal menolong bank bersih-bersih kredit bermasalah di sektor tersebut.

REKOMENDASI POSITIF Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, puncak NPL terjadi di tahun ini. Proyeksi OJK, laju NPL industri perbankan berpotensi bergerak turun ke bawah level 3% di akhir 2016. Per September 2016, NPL perbankan sebesar 3,1%, susut tipis dari

posisi Agustus sebesar 3,22%. Hingga bulan lalu, NPL sektor pertambangan menjadi pemberat laju kinerja perbankan atau sebesar 6,38%. Kredit macet pertambangan sedikit membaik setelah sempat menyentuh level 7,22% di Agustus. Di September, Bank Permata tercatat sebagai bank besar dengan kenaikan NPL tinggi. Bank patungan milik Standard Chartered dan Astra International ini mencatatkan rasio NPL gross sebesar 4,86%, naik 2,36 % ketimbang posisi 2,50% per September 2015. Otomatis, naiknya CKPN membuat laba bersih yang diraih menjadi tertekan. Namun, kendati demikian, kelihatannya perolehan laba perbankan tahun ini tetap akan naik dan melebihi target. Bank Mandiri, misalnya. Hingga akhir Sepember labanya sudah mencapai Rp 12,013 triliun. Sehingga, target Rp 13 triliun pasti akan tercapai. Apalagi tren laba Mandiri sedang mengalami kenaikan. Pada tiga bulan tahun ini,

Bank Mandiri membukukan laba Rp 4,933 triliun, meningkat 51,18% ketimbang kuartal dua 2016 atau meningkat 29,24% dari posisi kuartal pertama tahun ini. Contoh lain adalah Bank BRI yang hanya menargetkan pertumbuhan laba 1% – 2% tahun ini. Kendati bank ini mematok pertumbuhan kredit sebesar 15%. Melihat kinerja perbankan yang membaik dan akan makin mengilat di tahun depan, wajar jika banyak analis yang masih merekomendasikan beli untuk sahamsahamnya. Efek terbitan Bank Mandiri yang kini nongkrong di level Rp 10.800 misalnya direkomendasikan buy oleh CIMB Research dengan target Rp 12.400. Sementara blog Anggun Trader memberikan rekomendasi serupa dengan target Rp 12 .850. Begitu pun saham BRI (BBRI) dan BNI (BBNI). Saham-saham ini ditargetkan akan mencapai harga Rp 6.200 dan Rp 14.275. Artinya, potensi kenaikan sebesar 15% untuk BBNI dan 25% untuk BBRI. n

NPL sektor pertambangan menjadi pemberat laju kinerja perbankan atau sebesar 6,38%. Kredit macet pertambangan sedikit membaik setelah sempat menyentuh level 7,22% di Agustus.

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

47


Pasar Modal Saham MEDC

Menanti Lompatan Medco Penguatan MEDC sudah lumayan tinggi, tapi banyak yang menilai masih terlalu rendah. Apalagi ekspansi yang dilakukan perseroan begitu banyak.

N

TEKS Nikita Jagad Foto lerindro.com, Riset

aiknya harga minyak dunia membuat kinerja sejumlah perusahaan jadi mengilat. Salah satunya adalah PT Medco Energy International. Lihat saja, laporan keuangannya di kuartal III-2016, perseroan berhasil membukukan laba bersih US$ 22,3 juta atau sekitar Rp 289,9 miliar (kurs Rp 13.000) Padahal, di periode yang sama tahun lalu masih rugi sebesar US$ 51,1 juta atau sekitar Rp 664,3 miliar. Perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 416,9 juta, laba kotor sebesar US$ 159,5 juta dan laba operasi yang meningkat sebesar 6,4% menjadi US$ 86,5 juta. EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) atau Laba Sebelum Biaya Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amotisasi Perseroan meningkat 10% menjadi US$ 181,5 juta, dengan marjin EBITDA yang membaik menjadi 43,5% dibandingkan 39,5% pada periode sebelumnya. Volume produksi meningkat sebesar 21,1% dibandingkan September 2015 menjadi 63,9 mboepd. Kenaikan tersebut diraih berkat tambahan kontribusi dari lapangan Senoro-Toili. MedcoEnergi membukukan harga realisasi minyak rata-rata sebesar US$ 39,5/bbl atau turun 26,1% dibandingkan September 2015, sementara harga realisasi gas rata-rata sebesar USS$ 4,2/mmbtu atau turun 23,4% dibandingkan September 2015. Perseroan berhasil menurunkan cash costs operasional minyak dan gas per unit sebesar 28% menjadi US$ 7,9/boe, atau sudah sejalan dengan target tahun 2016 Perseroan yaitu di bawah US$ 10/boe. Maka dari itu, tidak aneh jika sahamnya yang berkode MEDC selalu menjadi pertimbangan para investor di pasar modal. Dihitung sejak awal tahun

48

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016


Pasar Modal Saham MEDC MEDC telah menguat 69% ke Rp 1.345 (16/12). Namun sejumlah analis menilai, saham ini masih bisa terus berotot. Satu analis merekomendasikan buy EDC dengan target Rp 2.670. Rekomendasi serupa disampaikan analis lain dengan target Rp 2.500. Dia menyarankan masuk setelah adanya koreksi demi meminimalkan risiko profit taking setelah kenaikan signifikan. Sementara itu juga yang merekomendasikan hold dengan target harga Rp 2.050 per saham.

UTANGNYA SEGEDE GAJAH BENGKAK Ramalan mana yang akan terbukti? Kita lihat saja nanti. Yang jelas semua pelaku pasar memberikan rekomendasi positif atas saham ini. Itu karena, selain bisnis intinya (migas) meningkat, perseroan juga rajin melakukan diversifikasi usaha. Terakhir, Medco mengumumkan telah menyelesaikan akuisisi 40% saham ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd (“CIIL”) dan ConocoPhillips Singapore Operations Pte. Ltd. (“CSOP”), keduanya merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips (“COP”). CIIL adalah operator dari PSC South Natuna Sea Block B PSC (“SNSB”) dengan hak partisipasi sebesar 40% dan juga merupakan operator dari West Natuna Transportation System (“WNTS”). CSOP mengoperasikan Onshore Receiving Facility (“ORF”) di Singapura. Infrastruktur WNTS beserta jaringan pipa gas Malaysia akan terus memegang peran penting dalam mengkomersialisasikan temuan-temuan minyak dan gas yang ada dan aktivitas eksplorasi yang sedang berlangsung di kawasan Natuna. Hilmi Panigoro, Direktur Utama MedcoEnergi, mengatakan bahwa, “Setelah kami menyelesaikan akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara, transaksi ini

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016

adalah tonggak penting kedua bagi Perseroan tahun ini. Dengan penambahan SNSB, MedcoEnergi tidak hanya akan mendapatkan kemampuan operasi minyak dan gas lepas pantai terintegrasi kelas dunia, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam independen di Indonesia.” Selain itu, perseroaan juga telah memberikan kontrak EPC (Engineering Procurement and Construction) Block A Aceh kepada JEC untuk membangun fasilitas proyek gas. Konstruksi berjalan sesuai rencana dan di bawah anggaran, dengan target produksi gas pertama pada kuartal I-2018. Kemudian melakukan transaksi dengan Japex untuk mengakuisisi hak partisipasi sebesar 16,67% di Blok A Aceh PSC. Lalu, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham untuk mendivestasi 100% hak partisipasi di Bawean PSC. Transaksi ditargetkan rampung pada kuartal IV-2016. Itu sebabnya, Medco menganggarkan belanja modal sekitar US$150-US$ 180 juta untuk 2017. Anggaran tersebut meningkat sekitar 24,13% dari rencana belanja modal pada tahun ini berkisar US$100-US$ 145 juta. Pada 2017, Medco juga berencana menyelesaikan utang sebesar US$60 juta. Sementara pada tahun ini, utang jatuh tempo yang harus dibayar mencapai US$253 juta. Cukup besar, memang, utang yang ditanggung Medco. Tahun lalu saja, total utangnya berjumlah US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 28,5 triliun (kurs Rp 13.500). Tapi jangan khawatir, “Jumlah asetnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan nilai kewajiban,” kata seorang pengamat. Jadi, kini terserah Anda, beranikah berinvestasi di saham ini? n

49


inforeview

MNC Kapital Lepas Kepemilikan di BEKS PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) akhirnya memutuskan untuk melepas seluruh kepemilikannya di PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Bahkan keputusan ini tidak memberi untung bagi perusahaan milik Grup MNC yang dikendalikan oleh taipan Hary Tanoesoedibjo ini. Melalui keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama MNC Kapital G. Andrew Andryanto Hasin menyampaikan, perseroan melepas seluruh kepemilikannya di BEKS pada 8 Desember 2016. Secara rinci, Andrew menerangkan, transaksi tersebut dilakukan melalui dua harga. Pertama, transaksi sebanyak 3,54 miliar saham pada harga Rp18 dan kedua sebanyak 1,91 miliar saham pada harga Rp 19 per saham. Atas transaksi itu, MNC Kapital meraup dana Rp 100 miliar. Angka ini sama dengan nilai setoran modal MNC Kapital ketika

Medco Akan IPO Newmont Tahun 2017 Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) merencanakan pelepasan saham perdana (initial public offering/IPO) anak usahanya pada tahun depan. Selain untuk mengembangkan usaha di bidang tambang mineral tersebut, perusahaan milik Arifin Panigoro ini membutuhkan dana untuk melunasi utang terkait akuisisi yang dilakukan tahun ini. Chief Executive Officer PT Medco Energi Internasional Tbk, Roberto Lorado, mengungkapkan rencana anak usaha yang akan dilepas ke publik adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). “IPO akan kita lakukan di sekitar tahun 2017,” katanya dalam public expose di Jakarta, Rabu pekan lalu., Sebelumnya, 82,2% saham NNT telah diakuisisi oleh Medco senilai US$ 2,6 miliar dari Newmont Mining Corporation dan

50

FOTO Erbhayu

“Dengan kontribusi itu, artinya masih banyak ruang bisnis yang bisa dikembangkan. Untuk itu, Bank BTN mendorong penciptaan pengembang baru di sisi supply dan terus berinovasi dalam digital banking untuk akselerasi demand,” ujar Maryono dalam acara Forum Ekonomi Nusantara dengan tema Peran Perbankan dalam Mendukung Sektor Properti sebagai Lokomotif Perekonomian di Jakarta, Rabu pekan lalu. n berniat merger dengan PT Bank Pundi Indonesia Tbk, sebelum akhirnya batal dan berubah nama menjadi Bank Banten setelah diambil PT Banten Global Development (BGD). n

FOTO Dok. Review

T Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan terus memacu penciptaan para pengembang baru dan memoles layanan digital banking untuk menggarap potensi besar sektor properti pada tahun depan. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan sektor perumahan nasional pada tahun depan akan terus membaik. Penopangnya, yakni perbaikan beberapa faktor penentu pertumbuhan bisnis properti. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat suku bunga acuan yang cenderung turun, bonus demografi, hingga pembangunan infrastruktur yang terus tumbuh. Selain itu, lanjut Maryono, ruang bisnis sektor perumahan pun masih luas untuk dikembangkan. Hingga September 2016, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB berkisar 2,5%-2,8%.

Sumitomo Corporation. Ini merupakan salah satu transaksi structured finance terbesar di Asia Tenggara tahun ini. Transaksi akuisisi ini telah selesai pada awal November 2016. n

FOTO riset

P

Bank BTN Siapkan Amunisi di Tahun 2017

reviewweekly 18 Tahun VI | 19-25 Desember 2016




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.