MailBOX
http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady
Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Lucky Benyamin, Badrul redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama
unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Selvi tan, adeline, Irma Irawati HR & GA: Iriene Mielani Admin: Eko Endarsono, Yunita Wirawan, Asih (admin Sales) alamat redaksi: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063
Cover: erbhayu Ilustrasi: Dendri
Ingat, Ini Ulah Para Spekulan
alamat Sales & Marketing Communication: Jl. Bendungan Jatiluhur No. 26 Bendungan Hilir - Jakarta Pusat 10210 Telp: 021-570 4479 • Fax: 021-570 4473
Persoalan harga gas di Indonesia menjadi masalah klasik yang tak kunjung selesai. Tingginya harga gas sudah lama dikeluhkan industri pemakai gas dalam jumlah besar. Harga harga gas yang tinggi membuat biaya produksi sektor industri manufaktur Indonesia lebih mahal dibanding negara lain. Akibatnya, industri manufaktur kita sulit bersaing. Tekad pemerintah untuk menurunkan harga gas sudah dimulai dengan diterbitkannnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi pada 10 Mei 2016. Kemudian, disusul dengan keluarnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Harga dan Pengguna Gas Bumi Tertentu yang mulai diundangkan pada 22 Juni 2016. Dunia usaha nasional wajar menuntut penurunan harga gas karena memang harganya lebih mahal dibandingkan negara-negara tetangga. Harga gas yang diinginkan sektor industri nasional berdasarkan nilai keekonomian semestinya sekitar US$ 3-4 per mmbtu. Dengan harga seperti ini industri nasional bisa bersaing dengan produk impor.
Selalu saja ada pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan pada setiap peristiwa besar. Jatuhnya harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan dampak dari ulah para spekulan yang memanfaatkan peristiwa kekalahan Hillary Clinton atau kemenangan Donald Trump untuk meraup keuntungan jangka menengah dan panjang. Para pemodal lokal hendaknya tidak panik dalam menghadapi aksi spekulasi ini. Dalam jangka menengah dan panjang, harga saham di BEI akan melesat seiring dengan peningkatan kinerja emiten dan perbaikan ekonomi Indonesia. Agar bisa menikmati keuntungan pada masa akan datang, buy now adalah sikap yang bijak. Namun, karena sebagian besar harga saham di BEI sudah cukup tinggi, mereka memanfaatkan isu Trump untuk menekan harga saham agar bisa buy low. Masa depan investasi di Indonesia tak sepenuhnya tergantung pada kebijakan ekonomi AS. Kinerja emiten yang sahamsahamnya diperdagangkan di BEI akan terus membaik, apa pun kebijakan ekonomi Trump. Tahun ini, sebagian besar emiten mecetak kenaikan laba bersih di atas 10%. Para pemodal lokal tak perlu panik dan mulai hari ini mencermati saham-saham berfundamental dan berprospek bagus dan membelinya pada harga yang sudah cukup rendah. Setelah jatuh, saham yang bagus, cepat atau lama, akan kembali ke level harga terbaiknya, minimal tingkat harga yang mencerminkan kinerja fundamentalnya.
Kuota impor pangan sudah terbukti membawa petaka bagi bangsa ini menyusul tertangkapnya Ketua DPD Irman Gusman oleh KPK yang menerima uang terkait kuota impor gula yang dibagikan oleh Perum Bulog. Banyak regulasi di negeri ini yang membuka kesempatan bagi hanky-panky antara pengusaha dan penguasa serta mereka yang memiliki posisi tinggi untuk memengaruhi kebijakan. Salah satu regulasi yang membuka kesempatan patgulipat adalah kebijakan impor yang menggunakan kuota, bukan sistem tarif. Sudah menjadi rahasia umum, sistem kuota menjadi ajang hanky-panky antara pihak yang memberikan kuota dan pengusaha yang menjadi mafia pangan. Kekuatan mereka luar biasa, sehingga dijuluki samurai dan naga. Ada sekitar tujuh samurai yang menguasai kuota impor gula dan sembilan naga yang menjadi mafia kuota impor beras. Salah satu solusi untuk mencegah korupsi di bidang pangan adalah penghapusan sistem kuota impor dan digantikan dengan sistem tarif. Siapa saja boleh impor dengan bea masuk (BM) tertentu. Ketika pasokan pangan dalam negeri mencukupi, BM dinaikkan agar pangan impor tidak memukul produksi lokal. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sudah merekomendasikan untuk menghapus sistem kuota, sebuah sistem yang hanya melahirkan kartel dan mafia pangan.
Suyoto Pasar Minggu Jakarta Selatan
Irin Herlina Matraman Raya Jakarta Pusat
Tony Antono Cempaka Putih Tengah Jakarta Pusat
Kapan Harga Gas Bisa Turun?
4
penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
SuratMingguini
Ada yang ‘Bermain’ di Sektor Pangan
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Contents
headline LaporanUtama 9 DUNIA INDOMIE Indomie kuah rasa kaldu ayam menjadi awal cerita manis sebuah produk makanan yang dinikmati berjuta manusia di dunia saat ini.
Bisnis
Makro
18 Duh, Dunia Penerbangan Kita Kasus dugaan mabuk pilot Citilink semakin
30 Gaduh Reshuffle di Awal Tahun
menguatkan dugaan bahwa performa dunia penerbangan Indonesia memang buruk.
Isu reshuffle jilid ketiga kembali berembus. Presiden Jokowi dikabarkan akan mememasukan orang Gerindra di kabinetnya.
33 Mudah-mudahan Tidak Gagal Lagi
Keuangan 20 Langkah Besar Sinar Mas
Tingginya kredit bermasalah membuat biaya operasional bank BUMN kian membengkak. Kendati BOPO naik, bank pemerintah justru makin efisien.
Sisipan 24 Giliran Rakyat yang Kesetrum
36 Bank Pemerintah Mulai Keleleran
Selamat datang 2017. Selamat datang tarif listrik baru.
39 Punya Rumah Makin Susah
Pasar Modal 42 Awas Trump Sebelum Trump menentukan kebijakannya, pasar masih dipenuhi aroma ketidakpastian. Tapi masih banyak saham yang belum naik bisa dijadikan pilihan.
44 Inilah Saatnya untuk Infrastruktur
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
editorial
I
Hukuman Buat JP Morgan
klim investasi Indonesia semakin menguat. Capaian pertumbuhan ekonomi juga cukup solid, di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terus berlangsung. Investasi asing ke Indonesia, baik di sektor riil dan investasi portofolio, pun masih prospektif. Itu karena investor mempertimbangkan fundamental ekonomi negeri ini akan semakin membaik ke depannya. Itu sebabnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati begitu geram setelah melihat hasil analisis JP Morgan yang menurunkan rating Indonesia dari overweight ke underweight. Turun dua tingkat. Hasil analisis yang dianggap berpotensi mengganggu stabilitas
Kalau yang namanya kerja sama, harusnya saling menguntungkan. 8
keuangan nasional ini dianggap tidak memiliki dasar yang kuat. Makanya, pemerintah memutuskan untuk menyetop kontrak kerjasama dengan bank asal Amerika Serikat tersebut. Artinya, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017, pemerintah tak lagi menerima setoran negara dari siapa pun, melalui seluruh cabang JP Morgan yang ada. Pemerintah akan segera melakukan sosialisasi kepada semua unit, staf dan nasabah terkait dengan berakhirnya status bank persepsi tersebut. Dengan keluarnya surat keputusan tersebut, JP Morgan otomatis turut dicoret dari daftar bank persepsi program amnesti pajak. Sebuah langkah tegas, yang patut dipuji. Sebab, memang, apa yang diungkap JP Morgan sungguh aneh. Negara yang sedang mengalami gejolak saja, seperti Turki, hanya turun satu peringkat dari netral ke underweight. Kemudian negara yang sedang mengalami resesi, Brazil, juga turun satu peringkat dari overweight ke netral. Sementara Indonesia langsung turun dua peringkat, dari overweight ke underweight. Inilah yang membuat Sri Mulyani mengecap JP Morgan tidak kredibel dan tidak pantas menjadi mitra Indonesia. Bayangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,18%, dengan angka pengangguran 5,5%. Sementara Brazil yang selama dua tahun ini ambruk karena resesi, mencatatkan angka pengangguran sebesar 11,8% dan pertumbuhan ekonomi negatif minus 3,8%. Dengan perbandingan sederhana saja, sangat jelas Brazil jauh lebih buruk dari Indonesia. Namun JP Morgan malah menilai Indonesia lebih buruk dari Brazil. Aneh kan? Jadi sangat beralasan kalau Sri Mulyani, yang pernah malang melintang di Bank Dunia dan sangat pakar soal keuangan dan ekonomi jadi berang dengan JP Morgan. “Kalau yang namanya kerja sama, harusnya saling menguntungkan. Pemerintah Indonesia melakukan kerjasama karena menganggap bahwa ini menguntungkan untuk kita dan juga oleh partner-nya di sana. Saya berharap akan memberikan suatu signal negara ini diurus dengan baik, benar dan sungguhsungguh. Tidak berarti bahwa seluruhnya profesional. Tidak berarti bahwa seluruhnya sudah sempurna. Memperbaikinya itu secara profesional dan akuntabel, terbuka dan terus menciptakan hubungan yang saling menghormati,� kata Sri Mulyani. Jadi, kalau sudah begitu, sebaiknya JP Morgan menutup kantor di Indonesia. Toh, di sini, tak ada lagi remah-remah yang bisa disantapnya. n bk
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Indomie kuah rasa kaldu ayam menjadi awal cerita manis sebuah produk makanan yang dinikmati berjuta manusia di dunia saat ini. TEKS Setyo Adhi Nugroho dan Badrul
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
9
A
Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika, serta negara-negara Eropa. Indomie tersedia di lebih 100 negara, juga terdapat lebih 20 lisensi brand. Bendera Indofood memiliki flagship, termasuk produk Indomie. Inilah yang membuatnya tidak hanya dominan di dalam negeri, juga perkasa di pasar mancanegara. Dan, itu menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Prestasi Indomie di berbagai negara memang terang benderang dibanding merek-merek lokal lain. Bahkan di Sudan dan Lebanon, Indomie hampir ada di setiap toko ritel dan supermarket. Untuk melayani pasar yang sedemikian luas, Indofood membangun pabrik di sejumlah negara, seperti Malaysia, Saudi Arabia, Suriah, Mesir, di samping Nigeria. Indomie menjadi merek produk mie instan yang sangat populer di Indonesia dan Nigeria.
HOUSEHOLD BRAND Di Nigeria misalnya, brand ini juga begitu kokoh dan sangat populer di kalangan warga negaranya. Terdapat cerita lucu, ada seorang warga Nigeria berkunjung ke Jakarta dan mendapati Indomie di sebuah supermarket. “Lho Indomie kan bikinan asli Nigeria, kok ada di sini,� seloroh si warga Nigeria spontan Ini bukti memang Indomie sudah menjadi merek yang dikenal luas di Nigeria. Dia sudah menjadi household brand yang melokal di negeri Afrika Barat itu. Pabrik Indomie sudah hadir di Nigeria sejak 20 tahun lalu dan merupakan produsen mie instan terbesar di Afrika Barat. Dari pabrik di Nigeria ini Indomie diekspor ke berbagai penjuru dunia. Yang tak kalah hebatnya adalah langkah Indofood yang membangun pabrik mie instan di kawasan Ain Johra Indus-
foto: Riset
nthoni Salim, Direktur Utama dan CEO PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) boleh menepuk dada. Produk Indofood, Indomie, masuk dalam daftar 10 merek yang paling banyak dibeli di seluruh dunia di tahun 2016 yang baru saja lewat. Adalah perusahaan riset internasional Kantar Worldpanel yang mengumumkan hasil studi mereka bertajuk Brand Footprint. Studi bertaraf global itu menyusun peringkat 50 besar merek di seluruh dunia. Mengutip Business Insider, Senin pekan lalu disebutkan, peringkat tersebut didasarkan pada berapa banyak rumah tangga di seluruh dunia yang membeli setiap merek dan frekuensi pembeliannya, dirangkum dalam metrik yang diberi nama Consumer Reach Points. Analisis ini mencakup 300 miliar keputusan pembeli di 74% populasi dunia dan 15.000 merek di 44 negara. Hasil analisis itu memperlihatkan, merek Indomie berada di peringkat ke-8 dengan Consumer Reach Points mencapai 1,9 juta. Produk mie instan asal Indonesia ini berada di bawah merek Nescafe yang memperoleh Consumer Reach Points sebesar 2 juta. Sementara merek Coca Cola berada di posisi puncak dengan Consumer Reach Points sebesar 6,3 juta (lihat: Infografis). Produk paling sukses dari perusahaan milik Liem Sioe Liong alias Sudono Salim (almarhum) ini mulai diluncurkan ke pasar sejak 9 September 1972, dahulu diproduksi oleh PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd. Pertama kali hadir dengan rasa kaldu ayam dan udang. Indomie kuah rasa kaldu ayam pun menjadi awal cerita manis sebuah produk makanan yang dinikmati berjuta manusia di dunia saat ini. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di mancanegara, antara lain di Amerika
Indomie di Nigeria: Dikira bikinan asli Nigeria.
10
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
SUMBANGAN DARI WARUNG Hingga saat ini, Indomie terus berkembang dan telah mendunia. Dia terus diberikan kepada konsumen Indonesia dan dunia. Dalam medan persaingan berbagai produk mie instan di Indonesia, Indomie adalah market leader. Para penikmat Indomie di Indonesia dan dunia juga harus bersiap-siap menyambut produk terbaru yang akan dikeluarkan Indofood. Maklum, perusahaan consumer goods ini tak pernah kering ide dalam membuat produk terbaru. Saat ini, Indomie hadir dengan berbagai rasa. Mana yang paling berkontribusi besar bagi pemasukan Indofood? Belum ada informasi resmi. Hanya saja, pernah terdengar kabar Indomie goreng berkontribusi paling besar. Yang jelas, setiap tahun penjualan mie instan Indofood terus mengalami pertumbuhan. Pada kuartal III-2016, Indofood mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 9,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015. Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan tanggal 28 Oktober 2016, sepanjang sembilan bulan tahun itu perseroan mencatat pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 9,9% menjadi Rp 26,47 triliun dari sebelumnya Rp 24,10 triliun pada periode yang sama tahun 2015.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
foto: erbhayu
trial Estate di Tiflet, Maroko. Pabrik yang berproduksi akhir triwulan III tahun 2015 ini adalah pabrik mi instan Indofood terbesar di seluruh dunia, di luar Indonesia. Sebenarnya, Indofood lewat produk Indomie dan mie instan lainnya telah memasuki pasar Maroko sejak tujuh tahun lalu. Di negeri kaya minyak itu mereka berkongsi dengan Grup Wazaran (asal Arab Saudi) dan perusahaan lokal Maroko LINA yang dimiliki oleh pengusaha terkenal Abdullah Ghozy. Tiga perusahaan ini kemudian membentuk Indo Morocco Company. Hanya saja, pendistribusian mie instan dari Indonesia ke Maroko dinilai terlalu panjang. Itulah sebabnya, Indofood memutuskan membangun pabrik di Maroko agar bisa menjangkau pasar negara-negara Afrika lainnya. Asal tahu saja, sebelumnya Indofood sudah membangun pabrik mie instan di kawasan pelabuhan Mombasa di Kenya, salah satu negara di Afrika Timur dengan penduduk sekitar 44 juta jiwa. Grup Salim masuk ke Kenya melalui Salim Wazaran Kenya Co. Ltd. Perusahaan ini didirikan bersama Grup Wazaran asal Arab Saudi dengan komposisi 51% dimiliki Grup Salim dan sisanya dimiliki Wazaran. Pabrik di Kenya ini menelan investasi US$ 7,3 juta dengan kapasitas maksimum produksi mencapai 115 juta bungkus per tahun. Pabrik di Kenya disiapkan Grup Salim untuk menjangkau pasar di Afrika Timur yang tergabung dalam Komunitas Ekonomi Afrika Timur. Kelompok ekonomi ini terdiri dari Kenya, Tanzania, Uganda, Rwanda dan Burundi. Total pasar di lima negara ini sekitar 132 juta penduduk. Kenya merupakan negara termaju ketiga di Afrika setelah Johannesberg (Afrika Selatan) dan Kairo (Mesir). Selama ini, para investor yang datang ke Afrika Timur memilih Kenya sebagai pusat produksinya.
Ramai-ramai menyantap Indomie: Merek yang sudah mendunia.
Kenaikan tersebut didorong oleh naiknya volume penjualan. Adapun, kontribusi penjualan divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman masing-masing mencapai 64%, 20%, 7%, 2%, 2%, dan 5% dari total penjualan. Lihat, mie instan memberikan kontribusi sebanyak 64%. Menariknya, dari pendapatan mie instan Indofood, tak sedikit yang disumbangkan dari warung-warung pinggir jalan yang bertebaran di Indonesia. Direktur Indofood Franciscus Welirang pernah mengatakan, rata-rata setiap tahun sumbangan dari penjualan di warung-warung itu mencapai Rp 600 miliar.
PERUSAHAAN DUNIA Langkah Indofood merambah dunia tampaknya tidak akan berhenti. Bahkan kabarnya, perusahaan ini akan berinvestasi di Ukraina dan sedang mempertimbangkan untuk masuk ke Serbia dan Turki. Tentang langkahnya ini, Direktur Indofood, Fransiscus (Franky) Welirang pernah mengatakan, perusahaannya ingin menjadi besar dan berkembang. “Kalau memang ada peluang bisnis yang menjanjikan untung, kenapa tidak?� kata Franky kepada Review Weekly beberapa tahun lalu. Saat ini, produk Indofood meliputi Indomie, Pop Mie, Sarimi, Supermi, Mie Telur Cap 3 Ayam, Pop Bihun, Cheetos, Chiki, Jet-Z, Lays Potato Chips, Chitato Potato Cips, Qtela Cassava Chips, Indomilk , Cap Enaak, Tiga Sapi, Indoeskrim, Kremer, Crima, Nice Yogurt, Orchid Butter, Kecap Indofood, Sambal Indofood, Promina, SUN, Piring Lombok, Bumbu Kaldu Indofood, Bumbu Instan Indofood, Bumbu Racik Indofood, Bimoli, Simas Palmia, Happy Salad Oil, Bogasari, La Fonte, Trenz, Bim-Bim, Canasta, Maggi, Quaker Oats, Fruitamin, dan Tekita. Menurut Franky, produk-produk itu telah diekspor ke 80 negara di dunia, antara lain Thailand, Vietnam, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Nigeria, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.
11
10 Besar Merek yang Paling Banyak Dibeli di Seluruh Dunia
1.
2.
Coca-Cola Coca-Cola memperoleh Consumer Reach Points sebesar 6,3 juta. Produk minuman berkarbonasi ini membangun rasa tahu konsumen dengan memasok toko-toko lokal dengan lemari es untuk produk minuman yang dijual.
Colgate
Colgate meraih Consumer Reach Points sebesar 4,3 juta dan dimiliki oleh ColgatePalmolive Company. Meski sudah dibeli oleh dua pertiga rumah tangga di seluruh dunia, produk pasta gigi ini masih mengincar tambahan 40 juta rumah tangga menyikat gigi menggunakan Colgate.
3. Lifebuoy
Produk sabun mandi ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 2,6 juta. Di beberapa negara, seperti di Uni Emirat Arab dan Indonesia, Lifebuoy memasang perangkat disinfektan di pusat-pusat perbelanjaan bagi konsumen dan dalam kampanyenya selalu mengingatkan pentingnya mencuci tangan.
4. Maggie
Produk makanan ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 2,4 juta dan merupakan produk terlaris Nestle. Maggie menghadirkan sup instan, kaldu, saus, dan mie.
5. Lay’s
Menurut data International Operations Division Indofood, Arab Saudi dan Nigeria adalah pasar ekspor terbesar. Penjualan ekspor tahunan ke Nigeria tercatat sebesar 106,5%. “Nigeria merupakan pasar potensial bagi produk Indofood CBP,” tulis Departemen Riset IFT. Menurut analis bisnis dari Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, saat ini Indofood sudah menjadi perusahaan dunia. “Kalau kita ke luar negeri, entah ke Australia, negara-negara Timur Tengah, Asia, bahkan Eropa, produk-produk Indofood ada di sana. Kalaupun ada produk lokal, tapi diproduksi oleh Indofood,” ujar Guru Besar Universitas Indonesia ini beberapa waktu lalu. Rhenald menilai, penetrasi pasar yang dilakukan Indofood telah berhasil. “Saya melihat langkah bisnis atau ekspansi yang dilakukan Indofood baik bagi Indonesia, karena ada perusahaan Indonesia yang berani masuk ke peta persaingan internasional,” katanya. Memang, sejak Indofood dikemudikan Anthoni Salim, perusahaan yang semula bernama Panganjaya Intikusuma lalu 1994 menjadi PT Indofood Sukses Makmur telah tumbuh menjadi kelompok usaha raksasa. Perusahaannya beranak-pinak yang tersebar ke berbagai negara. n
10. Dove Produk perawatan tubuh ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 1,67 juta. Dove meraih peringkat ketiga di Amerika Latin dalam kategori 10 merek perawatan tubuh terlaris.
9. Knorr
Produk makanan ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 1,86 juta. Produk kaldu blok Knorr merupakan salah satu yang paling popular di dunia.
8. Indomie
Produk keripik ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 2,2 juta. Tahun ini, Lay’s berhasil menjangkau tambahan 25 juta rumah tangga di seluruh dunia.
6. Pepsi
Pepsi merupakan salah satu minuman berkarbonasi terlaris di dunia, memperoleh Consumer Reach Points 2,2 juta. Di beberapa negara, seperti di Mesir, Pepsi kabarnya lebih laris ketimbang Coca-Cola.
12
7. Nescafe
Produk mie instan terlaris di dunia ini mencapai Consumer Reach Points 1,9 juta. Indomie merupakan produk mie instan nomor satu di Indonesia dan telah berekspansi ke berbagai belahan dunia.
Produk kopi instan ini memperoleh Consumer Reach Points sebesar 2 juta. Meski masih menjadi produk kopi yang amat laris di seluruh dunia, namun posisi Nescafe turun 6 peringkat dibandingkan tahun 2014 lalu.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Gebrakan Generasi Ketiga Axton Salim dan Daniel Salim mulai menjalankan kemudi beberapa perusahaan Grup Salim. TEKS Badrul
foto: riset
Grup Salim telah menutup lembaran kelam krisis ekonomi tahun 1998. Memang, krisis 1998 telah merontokkan beberapa perusahaan kebanggaan Grup Salim. Satu per satu perusahaan yang ada di tangannya lepas. Namun, Anthoni Salim, generasi kedua yang saat ini menjalankan bisnis Grup Salim, mampu mengangkat kembali pamor kelompok usaha ini. Ia tak ingin melepaskan PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills. Naluri bisnis Anthoni betul. Perlahan-lahan lewat tangan dinginnya, Indofood telah berkembang menjadi perusahaan raksasa dan menjadi kebanggaan bisnis Grup Salim. Kini, siapa tak kenal produk-produk Indofood, yang setiap hari selalu ada di dapur-dapur rumah tangga Indonesia. Anthoni memang telah membawa Grup Salim memasuki zaman keemasannya kembali. Namun, Anthoni mulai menyadari bahwa zaman telah berubah dan inovasi bisnis berjalan sangat cepat. Untuk itulah, ia mulai memberi kepercayaan kepada Axton Salim, putera keduanya, untuk menjalankan salah satu perusahaan besar di Grup Salim. Awalnya, Axton dipercaya menjadi Marketing Manager PT Indofood Fritolay Makmur pada
Axton Salim
2004. Dua tahun berselang, dia dipromosikan sebagai asisten CEO Indofood Sukses Makmur Tbk, mendampingi sang ayah, Anthoni Salim yang menjabat President & CEO Indofood. Talenta bisnis peraih gelar Bachelor of Science Business Administration dari University of Colorado, Amerika Serikat itu, terasah secara alamiah. Ini membuat Anthoni semakin yakin akan pilihannya. Alhasil, Axton dibebani tanggung jawab baru sebagai direktur Indofood Agri Resources Ltd, sejak 23 Januari 2007. Belum genap setahun, dia ditunjuk sebagai Non-Executive Director untuk Indofood Agri Resources Ltd. Selanjutnya, dipercaya menjadi komisaris PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Tbk (LSIP). Posisi penting lainnya, komisaris PT Salim Ivomas Pratama, Non-Executive Director PT Indolakto and Pacsari Pte Ltd. Selain Axton, nama lainnya adalah Daniel Ha-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
lim. Daniel adalah cucu Sudono Salim dari Andree Halim. Pria muda itu, dipercaya untuk mengelola investasi Grup Salim di Asia Tenggara. Saham Grup Salim bertebaran di Singfood Investment Pte. Ltd. dan Tian Wan Enterprises Co. Ltd. Tian Wan Enterprises Company Limited adalah perusahaan yang menjadi pemegang saham mayoritas di QAF Ltd. Selain itu, Daniel juga dipercaya sebagai executive director di Peaktop International Holdings Limited—salah satu perusahaan konsumsi yang diakuisisi Salim pada 2005. Selain di Peaktop, Daniel juga menduduki jabatan direktur di Zhongguo Jilong Ltd, pemegang saham melalui Singfood Investment Pte Ltd. Saat ini, Daniel tercatat sebagai direktur Zhongguo Jilong Ltd. Di tangan generasi ketiga Grup Salim inilah, banyak orang menunggu gebrakan selanjutnya. n
13
Indofood Makin Yahud Indofood semakin gemilang. Investor percaya, kinerja keuangan perusahaan ini akan tetap tumbuh.
H
TEKS Dita Pertiwi
arus diakui, kondisi makro ekonomi Indonesia belakangan ini semakin membaik. Itu terlihat dari penguatan nilai rupiah atas dolar Amerika Serikat, suku bunga acuan atau BI 7-day repo rate 4,75%, serta pulihnya daya beli masyarakat telah berdampak positif terhadap emiten produk konsumen di Bursa Efek Indonesia. Salah satunya, apa lagi kalau bukan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Produsen makanan-dan minuman itu mencatat kinerja keuangan menggembirakan pada kuartal III-2016. Penjualan dan labanya tumbuh seiring permintaan produk yang meningkat. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pertumbuhan laba bersih Indofood mencapai 92% menjadi Rp 3,24 triliun, berbanding pencapaian Rp 1,68 triliun setahun sebelumnya, akhir September 2015. Selain mencatat penguatan bisnis utama, perusahaan berkode saham INDF ini juga mencatat aktivitas keuangan sehat. Dari laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI), 28 oktober lalu, Indofood mengumumkan, penjualannya naik 4% year on year menjadi Rp 49,86 triliun. Sementara itu, pertumbuhan beban pokok penjualan tak sebesar penjualan, yaitu hanya naik 2% menjadi Rp 35,3 triliun. Di luar bisnis utama jual-beli produk Indomie, Lays, hingga air
Indomie di pasar swalayan: Brand kebanggaan.
14
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
mineral Club, INDF mencatat kinerja keuangan positif. Perusahaan tak lagi mencatat rugi atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan, tapi untung. Ini menyebabkan beban keuangan perusahaan lebih longgar 60% menjadi Rp 1,19 triliun, sementara penghasilan keuangan bertambah 98% menjadi Rp 904 miliar. Kinerja ini yang membuat laba perusahaan sebelum pajak sudah mencatat lebih tinggi dua kali lipat dibanding periode kuartal III-2015. foto: Riset
EKSPANSI BESAR Indofood tak hanya jago di dalam negeri. Di luar negeri namanya sudah dikenal. Bahkan, tak lama lagi, Indofood bakal membangun empat pabrik baru dalam tiga-empat tahun ke depan, terutama pabrik Indofood ICBP. Anthoni Salim mengakui hal itu. Dia bilang, pabrik tersebut bakal fokus memproduksi mie instan (noodle). Tapi, tidak menutup kemungkinan dipergunakan juga untuk lini bisnis Indofood yang lainnya. Seperti susu, hingga makanan bayi.
foto: Erbhayu
Anthoni Salim
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Anthoni belum berani merinci di mana keempat pabrik tersebut akan dibangun. Namun rencana tersebut tidak lepas juga kaitannya dengan penyediaan bahan sehingga kemungkinan pabrik lain seperti Bogasari juga akan dikembangkan. Saat ini kapasitas pabrik yang sudah terpakai mencapai 80%-85%. Asal tahu saja, Indofood memang gencar membangun pabrik. Tahun 2014 lalu, Indofood mendirikan pabrik Indomie di Turki. Hadirnya pabrik di Turki itu adalah strategi Indofood untuk mengembangkan pasar di Eropa. Dengan didirikannya pabrik di Turki diharapkan produk milik Indonesia dapat lebih dikenal di dunia. “Pasar Turki ini akan menjadi jembatan kami memasuki pasar Uni Emirat Arab,� kata Anthoni. Indofood melalui Indomie yang sudah tersebar di seluruh dunia juga diharapkan dapat menjadi local brand sekelas Samsung asal Korea Selatan. “Turki ini ekspansi produk-produk Indofood. Indomie sudah menjadi salah satu global. Brand itu merupakan salah satu kebanggaan juga. Korea punya Samsung dan K-Pop, kita punya Indomie,� kata Anthoni. Soal investasi pabrik baru, disebutkan untuk satu pabrik di Cirebon saja membutuhkan biaya Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar untuk tiga lini. Untuk empat pabrik baru, Indofood butuh dana setidaknya Rp 1,6 triliun, tergantung kapasitas, lokasi dan jumlah lini. Pabrik tersebut antara lain untuk produksi mie instan, makanan ringan, susu, makanan bayi, dan produk lain. Sumber pendanaan pabrik ini berasal dari kas internal. Perusahaan telah menyiapkan angaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7,6 triliun. Anggaran capex tersebut menurun 15% dibanding tahun lalu, Rp 9 triliun. Dari anggaran sebesar itu, Rp 3,9 triliun di antaranya untuk Indofood CBP, Rp 1,4 triliun untuk Bogasari, Rp 2 triliun untuk lini agribisnis, dan Rp 0,3 triliun untuk distribusi. Sejauh ini, capex tersebut telah terserap sekitar Rp 18% atau setara Rp 1,37 triliun. Keberadaan pabrik tersebut diharapkan bisa menjaga performa kinerja perseroan. Indofood merupakan salah satu saham blue chip di sektor consumer goods yang memiliki kinerja baik. Valuasinya yang premium masih sejalan dengan kinerjanya yang baik. Prospek saham consumer goods ke depannya masih cerah mengingat kebutuhan akan produk konsumsi yang meningkat setiap tahunnya. n
15
Pasar Minuman yang Basah Kelompok usaha besar ramai-ramai menggarap pasar minuman ringan. Duitnya memang asyik. TEKS Badrul
I
ndustri minuman dalam negeri memang tidak pernah lesu. Berbagai perusahaan minuman terus mengembangkan pruduknya untuk menyesuaikan trend dan selera pasar. Tak ketinggalan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indofood semakin gencar masuk ke bisnis minuman ringan. Setelah tahun lalu mengambil alih air minum mineral bermerek Club dengan nilai Rp 2,2 triliun dan mengakuisisi saham PT Pepsi-Cola Indobeverages (PCIB), perusahaan milik Grup Salim ini beberapa waktu lalu lewat anak usahanya PT Indolaktio membeli 100% saham produsen Milkuat, PT Danone Dairy Indonesia. Tak cuma membeli saham saja, Indofood juga mengambilalih merek dagang Milkuat dan desain industri produk Milkuat dengan harga sekitar Rp 250 miliar. Sekadar catatan, Danone Dairy Indonesia telah memproduksi dan mendistribusikan produk susu cair dengan merek Milkuat sejak 2004. Susu ini menyasar anak berusia 5-12 tahun. Milkuat juga memiliki banyak varian dengan harga terjangkau serta menjadi salah satu pemain utama di segmen produk susu cair. Sementara Indofood merupakan pemain utama produsen barang-barang konsumsi di Indonesia. Usaha Indofood meliputi mie instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit. Beberapa produk susu, juga sudah diproduksi oleh Indofood, antara lain merek Indomilk dan Enaak. Itu langkah Indofood. Begitu pula dengan PT Sayap Mas Utama (Wings Food), yang mengeluarkan produk minuman isotonik bernama Isoplus. Isoplus akan dipasarkan melalui dua jalur, modern dan tradisional. Adapun persentase pendistribusiannya 70% untuk tradisional (toko kelontong) dan 30% untuk modern retail. Selain Isoplus, Wings telah memiliki lima merek produk siap minum, yakni Floridina, Teh Javana, Ale Ale, Teh Rio, dan Power F. Khusus merek Ale Ale, Wings Food mengklaim produk itu menguasai 85% pangsa pasar segmen produk serupa. Selain produk siap minum, Wings Food memiliki dua kategori minuman lain, yakni powder drink alias minuman bubuk dan kopi. Ketiga produk minuman masuk skup produk food & beverages. Wings Food yakin, harga masih menjadi pertimbangan utama pasar yang perusahaan bidik. “Pasti, saat konsumen datang ke minimarket tidak terlalu melihat merek, yang terpenting ada dan
16
harganya terjangkau,� ujar Aristanto Kristandyo, Head of Marketing Beverages Wings Food.
MINUMAN TEH Pasar minuman ringan memang sedang menjadi incaran para pebisnis. Di pasar minuman teh tak kalah serunya. Menurut data Euromonitor International, sejak tahun 2004 hingga saat ini, pertumbuhan minuman siap saji, termasuk ready to drink tea (minuman teh siap saji ) memiliki grafik terus meningkat dan memiliki market share yang lebih tinggi. Apalagi, muncul inovasi minuman teh dalam berbagai varian, seperti teh berkarbonasi, teh mengandung sari buah, antioksidan dan lainnya, seperti TEBS, Fruitea, Frestea, Teh Gelas, dan lainnya. Di Indonesia, hampir 50% penduduknya mengonsumsi minuman siap saji dalam kemasan, terutama minuman teh yang cukup digemari karena dapat dinikmati oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Masih berdasarkan data dari Euromonitor International disebutkan bahwa hampir 38% penduduk Indonesia menyukai minuman panas, seperti hot tea, hot coffee, dan hot chocolate. Sementara itu, 12% menyukai iced tea drinks dan 50% sisanya mengonsumsi minuman siap saji dalam kemasan. Sekadar catatan, pasar minuman ringan Indonesia tahun 2012 mencapai Rp 288,8 triliun hingga Rp 294,3 triliun. Penjualan air minuman dalam kemasan tumbuh rata-rata 12,3% selama tahun
Berbagai merek minuman ringan: Menjadi incaran para pebisnis.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Yang menarik lagi, market share yang dimiliki Frestea adalah para konsumen yang loyal terhadap produk-produk Coca-Cola. Karena memiliki pangsa pasar sendiri itulah, Frestea memiliki peluang melakukan ekspansi, baik itu melalui inovasi produk maupun pangsa pasar yang baru. Alhasil, kini Frestea menguasai 12% pangsa pasar di Indonesia. Sementara, PT Sinar Sosro masih memimpin pasar dengan mencengkeram 60% pangsa pasar teh kemasan di tanah air. Seperti dikutip dari Branded Noise, pada Januari silam, Managing Partner Brandgym di Asia, Prasad Narasimhan mengungkapkan, selama 80 tahun berada di Indonesia, Coca-cola tercatat menjual 80 juta dus, sementara volume penjualan Teh Botol Sosro berjumlah dua kali lipat di atasnya. Sosro juga melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-Tee dengan volume yang lebih besar. Bisa dimaklumi, lantaran core business Sosro adalah minuman dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya. Bahkan, Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Tak hanya itu. Strategi pemasaran Teh Botol Sosro juga dianggap sebagai kunci sukses dalam merebut perhatian sebagian besar konsumen Indonesia, yang memang masyarakatnya memiliki budaya minum teh yang kuat. Tapi, tetap saja pasar Sosro makin ciut lantaran banyak pabrikan dan kemasan teh baru bermunculan. n
foto: Dahlan RP
2005-2012 dan pada 2013 volumenya mencapai 21,9 miliar liter. Sementara untuk minuman teh siap saji, penjualan tumbuh rata-rata 8% per tahun. Penjualan minuman teh siap saji pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp 11 triliun dengan volume sebesar 1.800 juta liter. Hasil survei itu diperkuat oleh Direktur PT Indofood Asahi Sukses Beverages Anastasia Sutadji, yang mengatakan minuman kemasan ‘ready to drink’ adalah pasar terbesar kedua dalam minuman setelah air mineral. Nilainya lebih dari Rp 40 triliun per tahun. Sebuah angka yang menggiur. Maka tak heran, bila Indofood Asahi Sukses Beverages pun turut ambil bagian di bisnis ini dengan melahirkan minuman teh hijau siap saji berlabel Ichi Ocha. Begitu pula yang terjadi pada Frestea yang diproduksi PT Beverage Partnes Worldwide Indonesia, perusahaan patungan milik The Coca-Cola Company dan Nestle di bawah otoritas Pacific Refreshments Pte. Ltd bermarkas di Singapura. Frestea diluncurkan pertama kali di Indonesia pada 2002 dan hingga kini tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi. Bisa jadi Frestea muncul di jaman ketika teh kemasan belum mengenal aroma dan rasa. Peluang inilah yang ditangkap CocaCola dan melemparkan produk Frestea untuk menggarap celah yang belum diisi oleh produk lain. Hasilnya, Frestea muncul dengan berbagai varian rasa. Berbagai varian rasa yang dilemparkan ke pasar, antara lain Jasmine, Green, Green Honey, Black Tea Honey, Lemon, Apel dan Markisa.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
17
Bisnis Kinerja maskapai
Duh, Dunia Penerbangan Kita Kasus dugaan mabuk pilot Citilink semakin menguatkan dugaan bahwa performa dunia penerbangan Indonesia memang buruk.
K
TEKS Lucky Benyamin Foto Dahlan RP
asus dugaan mabuk pilot Citilink Indonesia saat bertugas, memakan korban. Dua petinggi maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) anak usaha Garuda Indonesia ini, yaitu Direktur Utama Albert Burhan dan Direktur Operasional Hadinoto Soedigno, mengundurkan diri. Pengunduran diri tersebut diumumkan di pengujung konferensi pers yang digelar manajemen Citilink di Jakarta, Jumat siang (30/12). Sebelumnya, Citilink mengumumkan pemberian sanksi pemecatan terhadap Kapten Pilot Tekad Purna Agniamartanto yang diduga mabuk saat bertugas. Albert belum genap dua tahun sebagai CEO Citilink, menggantikan Arif Wibowo yang diangkat menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia. Albert mulai memimpin Citilink pada per-
tengahan Februari 2015. Sebelumnya, Albert menjabat Direktur Keuangan Citilink terhitung pada Agustus 2012. Ia juga pernah menjabat Vice President Treasury Management Garuda Indonesia periode 2005-2012. Albert menyampaikan permohonan pengunduran diri setelah menjelaskan adanya tiga hal fundamental yang dilanggar oleh Tekad. Ketiga hal tersebut adalah Undang-Undang Ketenagakerjaan, peraturan perusahaan, hingga kebijakan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Citilink. Tentu saja, ulah pilot Citilink itu semakin menguatkan dugaan bahwa performa dunia penerbangan Indonesia memang buruk. Tahun lalu, misalnya Skytrax Global Airline Rating meliris hasil riset mereka terhadap maskapai di seluruh dunia. Hasilnya, Lion Air berada di urutan ke-9 dalam daftar 22 maskapai terburuk di dunia. Tak hanya Lion. AirlineRatings.com, seperti dikutip dari CNN 11 Januari 2016, merilis ada sembilan maskapai asal Indonesia yang masuk kategori dengan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan yang buruk. Sembilan maskapai itu adalah Citilink, Lion Air, Batik Air, Kal-Star Aviation, Sriwijaya Air, TransNusa, Trigana Air Service, Wings Air, dan Xpress Air. Buruknya kualitas keamanan dan pelayanan kepada para penumpang bisa jadi bakal menggerus bisnis penerbangan
Pesawat Citilink: Bakal menggerus bisnis penerbangan.
18
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Bisnis Kinerja maskapai nasional, setidaknya bagi sembilan maskapai nasional di atas. Apalagi, tingkat persaingan tiket berbiaya murah begitu sengit. Saking sengitnya, sudah ada beberapa maskapai nasional yang menutup usahanya. Tahun 2014 Tigerair Mandala menutup operasi mereka di tengah menguatnya nilai mata uang dolar AS terhadap rupiah. Maklum saja, sekitar 70% pengeluaran PT Tigerair Mandala dibayar dalam bentuk dolar AS. Seperti diketahui, pada 13 Januari 2011 — sebelum berubah menjadi Tigerair Mandala — maskapai ini menghentikan operasi penerbangan selama 45 hari akibat terlilit utang sebesar Rp 2,4 triliun. Waktu 45 hari tersebut dimanfaatkan untuk merestrukturisasi kewajiban utang Mandala. Singkat cerita, Mandala mendapatkan penolong untuk menyuntikan dana melalui penjualan saham. Komposisi pemilik saham kemudian berubah, yakni Grup Saratoga 51,3% saham, Tiger Airways 33%, sisanya 15,7% dimiliki pemilik saham sebelumnya serta kreditor Mandala. Saat itu, pemilik Saratoga Investama Sedaya Sandiaga Uno yang juga pemilik saham Mandala Airline bersama Tiger Airways, berencana membeli 10 pesawat berkapasitas besar sebagai upaya penyehatan. Tapi sekali lagi, mereka tak sanggup menghadapi ketatnya persaingan. Kini, semuanya berubah, Mandala harus menutup usahanya karena biaya operasional yang berat.
BAHAN OMELAN Nasib naas dialami Batavia Airlines. Pada 30 Januari 2013, maskapai yang dioperasikan PT Metro Batavia Airlines ini diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Negeri Jakarta Pusat. Putusan pailit itu bermula dari gugatan yang diajukan In-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
ternational Lease Finance Corporation (ILFC), perusahaan penyewaan pesawat (leasing), atas utang sebesar US$ 4,69 juta yang berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat. Selain ILFC, Batavia juga dilaporkan memiliki utang kepada Sierra Leasing Limited. Utang ini juga berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat. Utang yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 tersebut dilaporkan sebesar US$ 4,94 juta. Dari dua kreditur ini saja, Batavia sudah memiliki total utang jatuh tempo sebesar US$ 9,63 juta. Adanya dua kreditur inilah yang membuat hakim menjatuhkan hukuman pailit terhadap Batavia. Masalah lebih hebat juga sedang dialami Merpati. Maskapai pelat merah yang dililit utang Rp 6,7 triliun ini telah meniadakan penerbangan mulai 1 Februari 2014. Langkah tersebut diambil karena pendapatan maskapai semakin menurun seiring dengan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat. Tapi Merpati masih beruntung. Sebab, menjelang tutup tahun 2015 muncul kabar ada beberapa investor yang berhasrat membeli Merpati. Beredar kabar, para investor yang berminat berasal dari Rusia dan China. Mereka adalah dua produsen pesawat, Xian Aircraft Industrial Corporation (China) dan Sukhoi (Rusia). Kedua perusahaan asing itu siap menyelesaikan persoalan yang dihadapi maskapai pelat merah tersebut. Tahun lalu, Xian sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian BUMN. Demikian juga Shukoi sudah menyatakan berminat ikut membenahi Merpati. Xian merupakan produsen pesawat jenis MA-60 yang pernah dioperasikan Merpati. Sukhoi memiliki kemampuan pendanaan dan pengadaan pesawat. Selain itu disebut pula nama Tomy Winata, bos Grup Artha Graha yang juga berminat mengakuisisi Merpati Airlines.Namun kabar tersebut dibantah Tomy. “Itu tidak benar,� kata dia sebagaimana dilansir Kontan beberapa waktu lalu. Menurut Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambunan, sejumlah proposal yang sudah mereka terima, sedang diperiksa kelayakannya oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Namun, ia belum dapat menjelaskan secara detail terkait nama-nama calon investor tersebut, serta kapan dan berapa persen mereka akan mencaplok saham Merpati Airlines. Bukan perkara mudah untuk menuntaskan permasalahan maskapai pelat merah itu, mengingat utang yang terus bertambah. Apalagi, Merpati sudah tidak memiliki aset yang bisa dijual. Aset senilai Rp 1,5 triliun semuanya telah diagunkan kepada kreditur. Asal tahu saja, tanggungan utang Merpati untuk karyawan sendiri saat ini sudah menyentuh angka Rp 1 triliun. Selain itu, Merpati juga memiliki utang sebesar Rp 9,2 triliun dengan Kementerian Keuangan, PT Pertamina (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura (Persero) Tbk, dan kreditur. Dengan masuknya investor, otomatis saham pemerintah di maskapai pelat merah itu bisa berkurang porsinya alias terdilusi. Tapi sejauh ini, sebagaimana diungkap Menteri BUMN Rini Soemarno, BUMN ini tidak keberatan. Apalagi, calon investor juga sudah menyanggupi mengambil alih utang maskapai yang menumpuk. Masalahnya, bagaimana kualitas keamanan dan pelayanan yang harus diberikan kepada para penumpang? Jika masalah ini terus dibiarkan, industri penerbangan nasional hanya jadi bahan omelan saja. Yang rugi, ya maskapai itu sendiri, karena masyarakat tak ingin naik pesawat mereka. n
19
Bisnis Kinerja maskapai
Udara Panas di Atas Bandara
Berbagai pesawat parkir di Bandara Cengkareng, Banten: Rawan penerbangan.
Para penumpang pesawat mungkin tak tahu kalau saat berada di atas udara Bandara Soekarno-Hatta nyawa mereka terancam. Bayangkan, setiap hari ada 1.215 penerbangan, termasuk kedatangan dan keberangkatan di bandara tersebut. Jadi, jangan heran kalau Airport Council International memberi peringkat ke-8 kepada Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara tersibuk di dunia pada 2013, mengalahkan Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis dan Bandara Dallas atau Forth Worth di Texas, Amerika Serikat. Sepanjang tahun lalu jumlah pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 70 juta penumpang. Sejak dini hari, setidaknya di Terminal I, Bandara Soekarno-Hatta sudah dipadati manusia. Para penumpang dengan troli penuh barang praktis sulit bergerak sejak turun dari kendaraan hingga ke bagian pelaporan (checkin) tiket pesawat. Saat ini, ada 14 maskapai domestik dan 41 maskapai rute internasional di bandara tersebut. Semua penerbangan ini dilayani hanya oleh dua landasan pacu. Maka tak begitu aneh jika suatu penerbangan agar bisa mendapat izin lepas landas ataupun mendarat memerlukan waktu relatif panjang. Chappy Hakim, pengamat penerbangan dan Chairman CSE Aviation pernah me-
20
ngatakan, sejak 16 April 2007 peringkat penerbangan Indonesia masuk dalam kategori dua. Artinya, mengacu pada standar regulasi International Civil Aviation Organization, penerbangan Indonesia tidak memenuhi syarat keselamatan terbang internasional. Beberapa pilot senior mengatakan, kondisi pelayanan navigasi penerbangan (air traffic control services/ATS) di Bandara SoekarnoHatta sudah tidak layak. Selain banyak penerbangan tertunda, kondisi ini juga berpotensi terjadi tabrakan di udara. Unit yang berkemampuan melayani gerakan 500 pesawat yang tinggal landas dan mendarat dalam satu hari itu kini dipaksa melayani hampir 2.000 gerakan pesawat per hari. Sumber daya manusia untuk melayani penerbangan yang begitu padat seharusnya dilakukan 400 orang, tapi yang ada hanya 160 orang. Kondisi ini membuat penerbangan di atas Bandara Soekarno-Hatta menjadi panas alias rawan, terutama di jam-jam sibuk. Komunikasi radio antar pilot dengan operator pengatur lalu lintas udara, begitu ramai. Belum lagi beberapa frekuensi radio yang kerap berbunyi keresek-keresek. Banyak pilot yang sedang menerbangkan pesawat menjadi stres, termasuk para operator lalu lintas di udara dan darat. Inilah yang tidak diketahui para penumpang. Mereka merasa nyaman saat mendarat dan tinggal landas di
Bandara Soekarno-Hatta. Padahal, mereka sedang duduk di dalam pesawat yang setiap saat bisa meledak. Sebenarnya, sejak tahun lalu sudah ada rencana menyulap Bandara Soekarno-Hatta menjadi layak pakai. Misalnya, Terminal III yang hanya berdaya tampung 4 juta orang, akan dibangun untuk melayani 25 juta penumpang per tahun. Setelah Dermaga 1 Terminal III, kelak dibangun bangunan utama dan Dermaga 2. Bersama dengan pembangunan Terminal I, dibangun gedung terminal yang terintegrasi antara Terminal I dan II. Di gedung yang terintegrasi tersebut dirancang, akan ada area parkir bertingkat dengan kapasitas 20 ribu mobil, ruang konvensi, pusat belanja, sarana rekreasi, fasilitas hotel, perkantoran penunjang operasional bandara, hingga stasiun kereta api. Desainnya bulat (circle), selaras desain Terminal I dan II. Pokoknya mewah. Ketika tuntas, Bandara Soekarno-Hatta akan mampu menampung hingga 62 juta orang per tahun. Setelah resmi menjadi kawasan aerotropolis pada 2014, orang tak perlu lagi ke Bandara Internasional Changi, Singapura. Rencana tinggal rencana. Tapi, wujudnya hingga tutup akhir tahun 2015 belum juga tampak. Jadi, udara di atas Bandara SoekarnoHatta tetap saja rawan. n
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Bisnis Ekspansi
Langkah Besar Sinar Mas Grup Sinar Mas membangun pabrik pulp dan kertas senilai Rp 30 triliun. Pabrik ini akan menjadi pabrik terbesar di Asia. TEKS Lucky Benyamin Foto Dahlan RP
kisar 394 juta ton. Jumlah kebutuhan kertas ini diyakini akan tumbuh 24% menjadi 490 juta ton pada tahun 2020. Konsumsi kertas dunia juga diperkirakan akan meningkat sebesar 2,1% per tahun dengan asumsi pasar negara berkembang juga meningkat sebesar 4,1% per tahun. “Hampir 80% dari total produksi akan diekspor ke 20 negara di dunia dengan tujuan utama Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok,� katanya. Saat ini, menurut dia, pihak perusahaan sedang menunggu ditandatanganinya fasilitas fiskal berupa tax holiday oleh pemerintah. Kepastian pemberian fasilitas tersebut diharapkan bisa cepat dikelu-
arkan agar proses groundbreaking pabrik bisa segera dimulai. Apalagi proses pemberian tax holiday ini telah mendapat persetujuan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengamini. Katanya, pengajuan tax holiday oleh Grup Sinar Mas tersebut sudah memenuhi syarat di tingkat kementerian, dan saat ini sudah berada di meja kerja Presiden Joko Widodo. Fasilitas fiskal itu bisa dinikmati produsen pulp dan kertas tersebut, mengingat nilai investasinya sangat besar, berada di remote area, menyerap banyak tenaga kerja dan berorientasi ekspor. “Urusan dokumentasi dengan Kemenperin dan Kemenkeu sudah selesai,� kata Saleh. Tak hanya tax holiday, Sinar Mas juga masih menunggu kepastian tax allowance untuk empat perusahaan minyak goreng miliknya dengan nilai investasi masing-masing perusahaan sebesar Rp 60 miliar. n
Eka Tjipta Widjaja
G
rup Sinar Mas kembali membuat gebrakan. Kali ini, perusahaan milik taipan Eka Tjipta Widjaja melalui anak usaha PT OKI Pulp and Paper membangun pabrik pulp dan kertas yang diklaim sebagai pabrik terbesar di Asia, dengan kapasitas produksi 2 juta pulp per tahun. Saat ini pembangunan sedang berlangsung di di Ogan Komering Ilir, Palembang dengan nilai investasi mencapai Rp 30 triliun. Menurut Managing Director Grup Sinar Mas G Sulistyanto, pabrik ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2016 atau 2017, yang produksinya berorientasi pada pasar ekspor dengan nilai Rp 14 triliun per tahun. Nantinya, pabrik ini dapat meningkatkan daya saing pabrik kertas Indonesia di dunia, yang tadinya nomor delapan, menjadi nomor tiga. Pabrik kertas ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja ekspor nonmigas Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan kebutuhan kertas di kancah global pada saat ini ber-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
21
Bisnis Otomotif
Hmmm‌, Maserati Levante Maserati Levante baru dilengkapi mesin yang menawarkan rasa mobil khas Italia. TEKS Lucky Benyamin Foto Riset
'
Perang’ para produsen mobil mewah untuk menggarap pasar mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) tampaknya tak bisa lagi dibendung setelah produsen mobil sport Italia melahirkan Maserati Levante terbaru yang meluncur di Inggris. Dan, tak lama lagi, produsen senegaranya pun, Ferrari akan menggoda pecinta SUV kawasan Eropa dengan menghadirkan
22
Ferrari-fettled V6. Dilihat dari tampangnya, Maserati Levante sedikit lebih panjang dan lebih lebar dari rivalnya Porsche Cayenne, yang menggunakan velg berukuran 18 inci, jok kulit dan kunci mobil keyless. Pelanggan diberi kebebasan menambahkan beberapa item mewah, seperti bahan plusher, stereo Harman Kardon, dan electric rear sun blind dengan biaya tambahan hampir Rp 100 juta.
Untuk interiornya, Maserati mengklaim akan bersaing dengan desain kabin dari Audi Q7 atau Volvo XC90. Sistem media yang dimiliki Levante diperoleh dari Fiat 500X, tapi dengan biaya lebih murah. Pada kelas entry level, Maserati Levante baru ini dilengkapi mesin yang menawarkan rasa mobil khas Italia. Tapi, getaran pada kabinnya begitu terasa. Inilah menjadi kekurangan baginya dibanding mobil pesaingnya dari Jerman. Getar yang amat terasa serta bodinya yang terhitung besar membuatnya
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Bisnis Otomotif kesulitan untuk diajak bermanuver. Namun, perusahaan mengklaim meski dengan tubuh yang besar, Levante tidak mengalami bodi roll yang berarti saat menikung. Urusan mesin ia membawa unit diesel turbo 3.000 cc V6 yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 271 dk dan torsi besar 600 Nm. Mobil ini dapat melakukan sprint untuk 0-100 km/ jam dalam tempo 6,9 detik. Hanya saja, kabarnya, selain mesin diesel, Levante juga menghadirkan mesin V8 Twin Turbo 3,8 liter.
CUKUP IRIT BBM Seberapa iritkah mesin diesel V6 dari Maserati Levante ini? Perusahaan mengklaim dapat mengelola bahan bakar hingga 16,6 km/l. Artinya, Levante masih kalah tipis dari Porsche Cayenne Diesel dengan konsumsi bahan bakar mencapai 17,6 km/l. Bahkan, untuk urusan gas buang Levante hanya mampu membukukan angka emisi 189 g/km. Sedangkan Porsche Cayenne memperoleh hasil yang lebih baik dengan gas buang (CO2) 179 g/km.
interior Maserati Levante
Namun, posisinya diuntungkan dengan nilai kepraktisan yang dimiliki karena memiliki bagasi dengan kapasitas 580 liter. Kabinnya juga cukup luas mengingat garis atapnya yang sedikit mengkurva. PT Auto Trisula Indonesia, yang menjadi distributor mobil ini, kabarnya, segera membawa Levante ke Indonesia. Saat ini, sudah ratusan unit mobil
Maserati mengaspal di jalan-jalan Tanah Air. Sebanyak 50% pemilik kendaraan ini berlokasi di Jakarta, 30% di Bali, dan 20% lainnya di pemilik di kota-kota besar. Nah, jika Anda termasuk eksekutif yang membutuhkan mobil berkelas dan nyaman untuk keseharian, Maserati Levante bisa menjadi jawaban yang tepat. n
Spesifikasi n Mesin: Diesel turbo 3.000 cc V6 dan V8 Twin Turbo 3,8 liter n Tenaga: 271 dk n Torsi: 600 Nm n Konsumsi bahan bakar: 16,6 km/1 n Sprint: untuk 0-100 km/jam dalam tempo 6,9 detik n Perkiraan harga: Rp 1 miliar
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
23
Selamat datang 2017. Selamat datang tarif listrik baru. TEKS Nikita Jagad Foto Dahlan Rp, Uktub - WordPress.com, Riset
24
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Listrik naik, sementara gaji kita tak bergerak. Belum lagi tergilas oleh inflasi.
Listrik mati
B
ingung. Begitulah, puluhan juta rakyat Indonesia saat ini. Betapa tidak? Di saat rupiah sulit didapat gara-gara pelambatan ekonomi, ditambah dengan kenaikan harga bahan pangan, pemerintah malah menaikkan tarif listrik. Secara bertahap subsidi akan dicabut, sehingga akhirnya pada Juni 2017 seluruh pelanggan golongan 900 volt ampere (VA) tak akan lagi menerima bantuan berupa subsidi. Mereka akan membayar, sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh PT PLN alias Perusahaan Listrik Negara. Bayangkan, betapa semakin susahlah hidup sebagian rakyat di negeri ini. Sebab, tak semua pelanggan golongan 900 VA datang dari keluarga mampu. “Listrik naik, sementara gaji kita tak bergerak. Belum lagi tergilas oleh inflasi,” celoteh seorang PNS di Bandung. Betul, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan penurunan harga listrik dari pembangkit listrik yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Sehingga, harganya tidak jauh lebih mahal dari negara tetangga. Alasannya, listrik adalah untuk membangun masyarakat, dan menentukan daya saing industri. Oleh sebab itu, dia ingin harga listrik dari pembangkit harganya harus murah, khususnya dari pembangkit yang bersumber EBT. Itu akan memengaruhi tarif listrik ke
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
pengguna yang berujung pada pengurangan biaya produksi. “Saya hanya minta, karena listrik itu menyangkut daya saing kita, selain untuk membangun masyarakat,” kata Jokowi, saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Lahendong Unit 5 dan 6, di Topaso Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (27/12/2016). Jokowi menegaskan, jangan sampai harga listrik di Indonesia lebih mahal daripada negara lain, khususnya dengan negara tetangga. Karena kenyataannya saat ini harga listrik dari pembangkit berbasis EBT masih jauh lebih tinggi dari negara tetangga. Dia menggambarkan, listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia sebesar 7 sen per kilo Watt hour (kWh), sedangkan di Sarawak Malaysia harganya hanya 2 sen per kWh. Selain itu, harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Uni Emirat Arab 2,9 sen per kWh, sedangkan di Indonesia mencapai 14 sen per kWh. Ini penyebab harga setrum mahal. “Jangan sampai listrik kita lebih mahal dari negara lain, contoh PLTS di Sarawak, saya dapat informasi 2 sen, di kita 7 sen. Tenaga surya, di Uni Emirat Arab 2,9 sen di kita14 sen,” papar Jokowi. Jokowi pun menyayangkan kondisi harga listrik dari pembangkit berbasis EBT di Indonesia masih jauh
25
Penerangan listrik di rumah warga
lebih mahal ketimbang negara lain, padahal Indonesia memiliki banyak sumber EBT. Jika harga listrik tersebut bisa turun maka akan meningkatkan daya saing Indonesia. “Padahal air kita melimpah, sungai melimpah, ada Mahakam, Musi, Bengawan Solo, kalau di situ dibangun bisa 2 sen, di situ daya saing Indonesia bisa loncat naik,” tutur Jokowi. Tapi, sayang, apa yang dikatakan presiden itu hanya
sebatas kata-kata ‘penghibur’. Paling tidak, cita-cita harga listrik di Indonesia akan lebih murah dari negera tetangga, hanya menjadi impian hingga beberapa tahun ke depan. Maklum, terlalu banyak beban biaya yang harus ditanggung dalam pembentukan harga listrik. “Kenapa harga kita mahal? Karena terlalu banyak beban biaya yang sebetulnya tidak perlu. Ini sudah saya sudah perintahkan kepada menteri ESDM,” kata Jokowi.
Listrik tegangan tinggi
26
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Jokowi mengungkapkan, beban biaya yang tidak perlu tersebut muncul dari terlalu banyak pihak yang bertindak sebagai perantara dalam proyek pembangunan pembangkit. “Terlalu banyak orang di tengah, terlalu banyak yang brokerin, terlalu banyak yang ngakali. Benar ndak?,” ujar Jokowi.
PENDOMPLENG Nah, praktik perantara tersebut harus dipangkas. Lantaran saat ini Indonesia membutuhkan efisiensi pada semua lini, untuk menekan biaya, sehingga dapat meningkatkan daya saing. “Kita ngomong apa adanya, kenapa mereka bisa, kita tidak bisa, pasti ada sesuatu. Masa antar BUMN ada yang di tengah, masa dari swasta ke PLN ada yang di tengah, untuk apa? Sudah sekarang buka-bukaan saja, negara kita perlu efisiensi di semua lini,” tutur Jokowi. Persoalannya, siapa saja yang ada di ‘tengah’ saat ini? Sayang, pihak PLN enggan berterus terang. Direktur Pengadaan PLN Iwan Santoso memang mengakui masih ada perusahaan yang berniat mengambil keuntungan semata dari proyek listrik. “Saya sebut pendompleng. Ya, partner-partner itu dulu ada dalam IPP (independent power produser),” ujarnya. Dalam IPP atawa pengembang listrik swasta tersebut biasanya perusahaan lokal berkongsi dengan perusahaan asing sebagai penyedia teknologi. Seringkali perusahaan lokal tersebut, ujar Iwan, tidak mempunyai kemampuan teknis. Beberapa kali PLN juga menjumpai perusahaan asing yang mempunyai masalah serupa.
Meteran listrik di rumah warga
Misalnya, model mesin yang dihasilkan tidak mumpuni sehingga performanya jauh dari kesepakatan PLN dengan pengembang. Misalnya, load factor pembangkit disepakati 80% dari kapasitas, ternyata pembangkit hanya mampu menghasilkan sekitar 70%. Akibatnya, PLN harus mencari sumber listrik dari energi lain yang lebih mahal, seperti bahan bakar minyak. Alasan itulah yang menurut Iwan membuat biaya pembangkit listrik menjadi lebih mahal. Dan, ujungujungnya membuat tarif listrik juga semakin tinggi. n
Petugas PLN sedang memeriksa listrik warga.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
27
Sutet dari PLTA saguling
Kenapa Listrik Mahal? Selain banyaknya calo, listrik mahal juga disebabkan biaya investasi yang tinggi. Jadi bukan cuma aturan yang harus diubah, tapi investor juga butuh insentif. TEKS Nikita Jagad Foto DAhlan RP, Erbhayu, Riset
P
erusahaan Listrik Negara alias PLN, lahir sejak tahun 1945 atau hanya beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia. Meski sudah panjang usianya, PLN masih saja tidak mampu menyediakan listrik murah untuk rakyat Indonesia. Hampir setiap tahun BUMN ini menyelenggarakan tender pembangunan pembangkit listrik dan selama itu pula terjadi tawar menawar yang cukup alot dengan Independent Power Producer (IPP/pengembang listrik swasta). Terutama dalam hal harga beli oleh PLN. Nah, di sinilah para broker itu bermain. Peran sang broker tentu saja untuk menekan agar harga listrik yang ditetapkan lebih tinggi. Sementara PLN ngotot agar harga beli semurah mungkin. Ke depan, pemerintah bakal menurunkan regulasi yang mempersempit peran para calo ketenagalistrikan melalui penyederhanaan perizinan. Hingga kini, Ke-
28
menterian ESDM masih menginventarisasi tahap-tahap bisnis yang rentan terhadap praktik percaloan. Saat ini, perizinan pada sektor ketenagalistrikan sudah berkurang dari 52 menjadi 22 izin. Waktu mengurus perizinan pembangkit berkurang dari 923 hari menjadi 256 hari. Kementerian ESDM juga sudah tak berwenang untuk menyetujui harga pembelian listrik antara PLN dan IPP sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2015. Namun, dalam aturan yang sama, Kementerian ESDM tetap memperketat pengadaan pembangkit melalui kewajiban uji tuntas (due diligence) ataupun kontraktor proyek pembangkit yang dibangun PLN. Kementerian juga menyatakan pengadaan pembangkit harus dilakukan oleh agen pengadaan independen. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Rida Mulyana, mengakui bahwa peran calo masih ada. Modusnya antara lain pengembang nakal menjualbelikan izin pembangkit listrik. Rida mengatakan pengembang semacam ini tidak berniat membangun pembangkit listrik. Sebab, perusahaan tidak kunjung menindaklanjuti izin ke tahap kontrak jual beli-listrik (power purchase agreement). Akibatnya, potensi energi di wilayah yang dikelola perusahaan tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Menurut Rida, praktik ini jamak terjadi dalam proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Makelar ke-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
rap memanfaatkan perolehan izin lokasi yang diterbitkan pemerintah daerah. Penyimpangan tersebut juga terjadi dalam pengembangan listrik panas bumi, ketika penetapan wilayah kerja masih menjadi tanggung jawab daerah. Saat ini, wilayah kerja panas bumi ditawarkan oleh pemerintah pusat. Disinyalir, praktik percaloan ini akan semakin marak dengan adanya target pemerintah dalam menggenjot pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW). Makanya, aturan main baru, yang diperkirakan dapat mempersempit ruang gerak para broker, dipercepat pemberlakuannya.
HARUS ADA INSENTIF Kapasitas pembangkit listrik megaproyek tersebut pun dipatok bisa terbangun 19.000 MW hingga 2019. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, saat ini kapasitas listrik secara nasional yang sudah terpasang adalah 51.000 MW. Dengan adanya target terbangunnya 19.000 MW tersebut, maka diharapkan total kapasitas listrik secara nasional itu pada 2019 bisa menjadi 70.000 MW. “Targetnya sampai 2019 minimal harus punya 70.000 MW. We will add on 18.000-20.000 MW. Kalau dari perhitungan, yang sudah jalan 51.000 MW,” ujarnya dalam sebuah acara ‘Diskusi Akhir Tahun Ketenagalistrikan: Kinerja 2016 dan Outlook 2017’ di Mercantile Athletic Club, Jakarta, Kamis (8/12/2016). Jonan menerangkan, target kapasitas listrik yang terpasang secara nasional sebesar 70.000 MW di 2019 tersebut termasuk cadangan yang ada. Namun, target juga bergantung pada asumsi bila pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6%. “Pertumbuhan ekonomi mulai 2016-2019. No body can’t predict. Tapi intinya jika ekonomi bertumbuh 6% sampai 2019 minimal 19.000 MW. Angkanya kan bergerak terus,” tuturnya. Itulah masalahnya, pertumbuhan ekonomi–apalagi sampai 2019—sangat sulit diprediksi. Apalagi biaya investasi dan produksi di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding negara lain. Menurut Arthur Simatupang, Ketua Harian Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI), selain adanya broker biaya investasi itulah yang menyebabkan mahalnya harga listrik di Tanah Air. Dia mencontohkan, harga listrik EBT (energi baru terbarukan) di beberapa negara di Uni Emirat Arab akan lebih murah dibandingkan harga listrik EBT yang dijual di Indonesia. Harga listrik EBT di UEA dijual di kisaran 2,25 sen per kwh hingga 2,99 sen per kwh. Solar tenaga matahari 150 MW dijual dengan harga 2,99 sen per kwh, dan 200 MW 2,42 sen per kwh. Sedangkan di Indonesia, harga listrik EBT dipatok di kisaran 15 per kwh hingga 18 sen per kwh. Itu disebabkan biaya investasidi Indonesia mahal. Di luar sana, lahan gratis sebab padang pasir dikasih cuma-cuma oleh pemerintah. Sedangkan di sini, harga lahan tibatiba melonjak saat akan dibebaskan. Belum lagi biaya dana (cost of fund) di sini mahal sekali. Di sana cuma dua persenan. Pengusaha dapat free tax, sedangkan di sini masih ada pajaknya dan sebagainya.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Gardu Induk.
Proses perizinan dan birokrasi yang panjang dan memakan waktu yang lama membuat harga listrik di Tanah Air sulit bersaing dengan negara lain “Lamanya perizinan ini kan biaya juga, kita dibayang-bayangi ketidakpastian,” ujar dia. Pengusaha di sana juga mendapat kesempatan membangun pembangkit dalam skala besar. “Sehingga investasinya lebih efisien. Bangun yang kecil-kecil kan biaya belanjanya yang mahal,” ujar Arthur. Selain itu, biaya logistik di Indonesia juga lebih mahal. Sebab infrastruktur belum memadai dan kondisi alam di Indonesia sangat berat. “Biaya logistik di Indonesia ini kan yang tertinggi di ASEAN. Yakni, 29% dari produk domestik bruto (PDB),” katanya. Itu sebabnya, APLSI mengusulkan agar investasi dilistrik diberi insentif fiskal. Dengan demikian akan mengundang lebih banyak investor berinvestasi, sekaligus dapat membantu produsen melakukan efisiensi saat investasi dan produksi. n
Kantor Pusat PLN
29
MAKRO Reshuffle
Gaduh Reshuffle di A Isu reshuffle jilid ketiga kembali berembus. Presiden Jokowi dikabarkan akan mememasukan orang Gerindra di kabinetnya.
S
TEKS bastaman Foto Setkab.go.id
udah separuh perjalanan Presiden Joko Widodo memimpin Indonesia. Dalam kurun waktu itu, sudah dua kali ia melakukan pergeseran dan pergantian menteri-menterinya. Banyak pula kebijakan ekonomi yang sudah dikeluar-
kan selama masa pemerintahannya. Nah, di awal tahun 2017, beredar kabar bahwa akan ada reshuffle jilid ketiga. Benarkah? Wallahualam. Yang pasti, dalam beberapa kesempatan, Jokowi menepis isu tersebut. Terakhir ia sampaikan ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, pekan lalu. “Presiden menegaskan tidak ada reshuffle kabinet, seperti kabar yang beredar. Kecuali, memang, nantinya diperlukan reshuffle. Tapi tidak dalam waktu dekat ini,� ujar Pramono Anung, Sekretaris Kabinet. Pramono boleh saja membantah isu miring tersebut. Tapi bisik-bisik di kalangan politisi menyebutkan, perombakan kabinet akan terjadi dalam waktu dekat. Selain karena ada menteri yang kualitasnya tidak meyakinkan, sejumlah kekuatan politik juga memang tengah mengikhtiarkannya. Yang paling terang-terangan mengatakan akan terjadi reshuffle adalah Arief Puyouno, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Menurut Arief, Gerindra mendapat tawaran mengisi pos
Ladang minyak: Karena aturan hulu migas sering berubah-ubah.
30
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
MAKRO Reshuffle
Awal Tahun menteri jika reshuffle dilakukan. Ada pun posisisi yang ditawarkan kepada Gerindra adalah Menko bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Menteri Pertanian, Menteri Tenaga Kerja serta Kepala Kantor Staf Kepresidenan. “Ini informasi dari orang dekat Jokowi,” ujarnya. Arief nyatanya tidak sendirian. Darmadi Durianto juga menyatakan hal yang sama. Politisi PDI-P ini mengatakan, Jokowi tengah mengevaluasi kinerja tiga menterinya. Namun Darmadi mengaku, informasi yang diperolehnya sedikit berbeda dengan Arief. “Mereka yang sedang dievaluasi adalah Amran Sulaimen (Menteri Petanian), Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian), dan Muhajir Effendi (Menteri Pendidikan dan Budaya),” ujarnya.
INI SOAL FEELING Keyakin akan adanya reshuffle jilid ketiga juga dilontarkan Priyo Budi Santoso. Politisi Golkar ini mengatakan, selama 17 tahun berkarier di politik, ia kerap menyaksikan dimana perombakan kabinet selalu diawali dengan pemberitaan di media massa. Sekarang pun sepertinya begitu. “Meski dibantah, feeling saya bilang reshuffle tetap akan terjadi,” ujar mantan Wakil Ketua DPR ini. Namun Priyo membantah isu yang menyebutkan bahwa perombakan itu dilakukan untuk memfasilitasi Ade Komarudin yang digantikan oleh Setya Novanto sebagai Ketua DPR, beberapa waktu lalu. Tapi Ahmad Doli Kurnia, juga politikus Golkar, agak yakin kalau Ade akan masuk dalam kabinet Jokowi. “Saat itu para petinggi Golkar seperti menjanjikan bahwa Akom (Ade) akan diberi jabatan negara jika turun dari jabatan Ketua DPR,” ujarnya. Tak hanya orang Golkar atau Gerindra yang sibuk saling memantau, para politisi dari partai lain juga kebat-kebit. Syahdan, tak hanya sebatas reshuffle, ada kemungkinan Jokowi juga mengocok ulang partai koalisi pemerintah. Kemungkinan ini antara lain dikemukakan oleh Ray Rangkuiti. Menurut pengamat politik ini menduga, PAN dan PPP bakal “ditendang” dari koalisi. “Kedua partai tersebut tak ikut meredam aksi demo 4 November lalu,” ujarnya. Masuk akal, memang. Apalagi ada kecurigaan, mantan Presiden SBY berada di balik aksi demo tersebut. Kebetulan Hatta Rajasa, mantan Ketua Umum PAN ke-3, tak lain merupakan besan SBY. Prabowo, Ketua Umum Gerindra, juga semakin dekat dengan pemerintahan berkuasa. “Kemungkinan Gerindra masuk ke kabinet. Apalagi tidak ada perbedaan visi yang signifikan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo,” ujar Ray. Ramai memang isu yang bertebaran di Jakarta dalam beberapa hari terakhir ini. Kendati Jokowi mengimbau para pembantunya agar tidak percaya dengan rumor yang beredar, toh keresahan tak bisa dihentikan oleh selarik imbauan. Apalagi Jokowi sulit ditebak. Satu-satunya yang cukup menggembirakan, posisi menteri ekonomi — kecuali Airlangga Hartarto — terlihat masih aman. Jadi, kebijakan ekonomi sepertinya belum akan berubah setelah reshuffle. n
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Bebas dari Ancaman Reshuffle Setiap isu reshuffle bergulir, performa tim ekonomi selalu menjadi sorotan. Tapi, untuk kali ini, posisi menterimenteri utama dari tim ekonomi sepertinya akan tetap aman. Performa mereka dinilai lumayan, sehingga masih bebas dari ancaman reshuffle. Paling tidak, stabilitas makro ekonomi 2016 lebih baik ketimbang 2015, tatkala Sri Mulyani belum diposisinya sebagai Menteri Keuangan. Memang, secara makro, penampilan ekonomi Indonesia cukup lumayan. Ekonomi, misalnya, masih bisa tumbuh 5,02%. Sementara tingkat inflasi bisa dijaga di kisaran 3%. Cadangan devisa juga makin tambun, sehingga nilai tukar rupiah sepanjang 2016 mampu menguat 2,41% terhadap dolar. Pemerintah dan BI juga dinilai berhasil menekan tingkat suku bunga acuan bank hingga di level 4,75%. Makanya, wajar jika Bloomberg menilai kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi adalah yang terbaik di antara tujuh negara di Asia. Ia berhasil menyisihkan Xi Jinping (Presiden China), Shinzo Abe (PM Jepang), Narendra Modi (PM India), Park Geun-hye (Presiden Korsel), Najib Tun Razak (PM Malaysia), dan Rodrigo Duterte (Presiden Filipina). “Tantangan Jokowi di 2017 adalah mendorong pertumbuhan ekonomi,” tulis media asal New York, Amerika, itu. n
31
MAKRO Pajak
Mudah-mudahan Tidak Gagal Lagi Sudah bertahun-tahun setoran pajak selalu di bawah target. Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar target tahun ini terpenuhi. TEKS Bastaman Foto Dahlan RP
A
parat pajak gagal lagi memenuhi target penerimaan pajak. Ini adalah pengalaman yang kesekian kalinya buat pasukan di bawah Menteri Keuangan tersebut. Tahun lalu, petugas pajak hanya bisa mengumpulkan uang Rp 1.104,9 triliun atau 83% dari target. Tentu saja, angka tersebut tak bisa dianggap remeh. Sebab, itu berarti lebih rendah Rp (shortfall) Rp 219 triliun atau 17% dari target APBN–P 2016. Sebagai panglima tertinggi dari pasukan pajak, Menteri Keuangan Sri Mulyani tentu akan lebih sulit menerima kegagalan tersebut. Apalagi, penerimaan pajak tadi sudah termasuk setoran dari peserta program tax amnesty sebesar Rp 107 triliun. Menurut Sri Mulyani, ada beberapa hal yang memengaruhi pencapaian pajak di 2016. “Salah satunya kenaikan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Rp 3 juta jadi Rp 4,5 juta,” ujarnya. Menteri Keuangan juga menguraikan, kebijakan kenaikan PTKP tadi membuat penerimaan pajak berkurang Rp 20 triliun. Lalu, penerimaan pajak dari program tax amnesty lebih rendah Rp 58 triliun dari yang ditargetkan. Pemberian insentif pajak bagi sejumlah sektor industri juga dinilai ikut mempengaruhi pencapaian penerimaan pajak. Tahun ini, pemerintah mematok target penerimaan pajak Rp 1.307,3 triliun atau lebih tinggi 18,3% dari realisasi penerimaan pajak 2016. Tapi, naga-naganya, Menteri Keuangan bisa gagal lagi. Soalnya, perekonomian diduga masih susah sehingga pemungutan pajak pun bakal seret lagi. “Mestinya pertumbuhan penerimaan pajak 2017 hanya 10,9%,” ujar Darussalam, Managing Partrner DDTC. Tapi Ani – panggilan Sri Mulyani – berusaha tetap pede. Nah, agar tahun ini tak gagal lagi, berbagai upaya untuk menggapai target pun dilakukan Ke-
32
menterian Keuangan dan aparat pajak. Salah satunya adalah dengan menutup celah manipulasi lewat transfer pricing. Mulai 1 Januari 2017, wajib pajak (WP) yang melakukan transaksi dengan pihak terafiliasi atau dengan entitas dari suatu grup wajib membuat laporan transaksi dan menyerahkannya ke pemerintah.
REFORMASI PERPAJAKAN Memang tidak semua WP terkena aturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.03/2016
tersebut. Aturan ini hanya berlaku bagi nilai transaksi barang di atas Rp 20 miliar, dan minimal Rp 5 miliar untuk penyediaan jasa dan pembayaran bunga (lihat tabel). “Aturan ini akan memudahan pemeriksaan pajak,” ujar Hestu Yoga Saksama, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak. Darussalam mengatakan, selama ini banyak perusahaan menggunakan skema transfer pricing untuk menghindari pajak (tax evasion). Dengan adanya aturan baru ini, kini WP makin sulit untuk melakukan praktik transfer pricing. Apalagi, dokumen transaksi tadi akan dipakai aparat pajak untuk membandingkannya dengan transaksi sejenis dengan perusahaan non-terafiliasi. “Dari situ, petugas pajak bisa menilai harga kewajaran transaksi,” ujar Darussalam.
Aktivitas di penambangan batu bara: Diduga melakukan transfer pricing.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
MAKRO Pajak Tak hanya dengan menutup celah praktik transfer pricing. Agaknya, jurus lama pun kembali dipakai Sri Mulyani untuk mendongkrak penerimaan pajak. Misalnya, menjebloskan WP nakal ke penjara. Langkah ini terpaksa diambil mengingat jumlah penunggak pajak cenderung meningkat. Tahun lalu saja Ditjen Pajak telah menerbitkan 346.000 surat paksa atau naik 91,96% dibanding 2015. Sementara jumlah surat perintah penyitan naik dari 9.000 surat di 2015 menjadi 17.658 surat. Keinginan untuk mendongkrak penerimaan pajak tentu harus didukung. Hanya saja, menurut seorang pengusaha, harus dilakoni secara hati-hati. Sehingga, misalnya, tidak kontra produktif bagi dunia usaha. Ia juga mengingatkan, seyogianya fungsi regulator, pemungut, dan pengawas pajak dipisah. “Selama ini kebocoran penerimaan pajak tak lepas dari absennya pengawasan terhadap aparat pajak,� ujarnya. Mengomentasi kritikan tersebut, Suryo Utomo, Ketua Tim Pelaksana Re-
WP yang Wajib Membuat Laporan Transaksi Jenis WP
Omzet
n
WP yang melakukan transaksi dengan pihak terfiliasi n WP yang merupakan entitas induk dari suatu grup usaha
Rp 50 miliar Rp 11 triliun
Transaksi yang wajib dilaporkan Nilai transaksi n n
Transaksi atas barang berwujud Transaksi atas barang tak berwujud
Rp 20 miliar Rp 5 miliar
Sumber: Kementerian Keuangan
formasi Pajak, mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk tim reformasi pajak. “Tim ini dibentuk agar ada perubahan menyeluruh. Mulai dari SDM, aturan, sistem dan organisasi,� ujarnya. Singkatnya, reformasi perpajakan ingin membenahi organisasi dan aparat pa-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
jak. Di sisi lain, dibangun kebijakan yang lebih tegas dalam menangani WP yang membandel. Nah, sekarang kita saksikan, akankah berbagai upaya tadi mampu meningkatkan pemerinaan pajak. Atau akan gagal lagi? n
33
MAKRO Reksa dana pariwisata
Suasana di obyek wisata Danau Toba: Bermimpi menggantikan Bali.
Mainan Baru Bagi Investor Kakap Bahana akan menerbitkan reksa dana dengan underlying asset proyek 10 destinasi wisata. Produk ini cocok buat investor yang punya dana berlebih. TEKS Bastaman Foto oibro.com
34
A
rif Yahya paham betul bahwa derasnya dana institusi yang masuk ke sejumlah portfolio investasi tak boleh dilewatkan begitu saja. Makanya, tanpa menunggu waktu lama, Menteri Pariwisata itu langsung menitahkan PT Bahana TCW Investment Management untuk segera menerbitkan reksa dana pariwisata. Jika tak ada aral melintang, reksa dana penyertaan terbatas itu akan dirilis di triwulan I. Produk investasi ini sebenarnya agak mirip dengan discretionary fund, yang sama-sama mensyaratkan modal besar.
Hanya saja, pada discretionary fund, keputusan memilih keranjang investasi berada di tangan investor. Nah, pada reksa dana penyertaan terbatas, uang investor akan diputar di sektor riil. “Dananya digunakan untuk mengembangkan sejumlah tempat wisata,� ujar Soni Wibowo, Direktur PT Bahana TCW Investment Managemen. Lantas, jika pada discretionary fund MI mengincar investor individu bermodal besar, maka pada reksa dana pariwisata ini investor institusilah yang menjadi target utama. Soni mengaku, saat ini ada beberapa investor institusi yang telah
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
MAKRO Reksa dana pariwisata
menyatakan minatnya membiakan dananya di produk reksa dana yang underlying asset-nya berupa 10 destinasi wisata yang akan dikembangkan pemerintah. Untuk tahap awal, Bahana TCW Investment Managemen menargetkan dana kelolaan hingga Rp 1 triliun. “Apabila tahap bertama sukses, barulah dilanjutkan ke tahap berikutnya,” ujar Soni. Ada pun 10 destinasi wisata yang ditawarkan kepada para investor meliputi Mandalika, Labuan Bajo, Pulau Morotai, Tanjung Kelayang, Taman Nasional Wakatobi, Danau Toba, Pantai Tanjung Lesung, Gunung Bromo, Candi Borobudur, serta Kepulauan Seribu. Asal tahu saja, ke-10 destinasi wisata tersebut memang disiapkan pemerintah untuk menjadi “Bali baru” dalam empat tahun ke depan. Sehingga, pada 2019, diharapkan Indonesia mampu menarik 20
juta wisatawan dari mancanegara. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah berencana membangun berbagai sarana infrastruktur seperti pelabuhan udara, jalan, hingga pelabuhan.
Bisa untung, bisa buntung Pengembangan obyek wisata Danau Toba, Sumatera Utara, mungkin bisa jadi contoh. Setelah pembangunan bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara, pemerintah berencana membangun jalan tol sepanjang 130 km dari Medan menuju kawasan wisata Danau Toba. Pemerintah juga akan membangun jalan lingkar dalam Pulau Samosir, jalan lingkar luar Pulau Samosir, jalan raya Kualanamu – Parapat, serta jalan raya menuju Sibolga. Hal itulah yang membuat Soni hakulyakin reksa dana wisata yang akan diter-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
bitkan perusahannya bakal laris manis. Apalagi, menurut catatan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (ARDI), sejumlah korporasi dalam negeri banyak yang memutar duitnya di private equity fund di luar negeri. Artinya, potensi dana yang bisa diraup Bahana masih sangat besar. Seperti reksa dana pada umumya yang mengandalkan underlying asset berupa instrument pasar modal, pada reksa dana pariwisata ini investor juga bisa menikmati return yang tinggi dan bisa juga sebaliknya alias merugi. Sebab, bisa saja obyek wisata yang didanai mangkrak atau tidak jalan. Itu sebabnya, pemilihan proyek juga sangat mempengaruhi penjualan reksa dana penyertaan terbatas ini. Sayang, Soni masih menutup rapatrapat proyek yang akan didanai Bahana. Tapi jika proyek yang didanai berupa proyek komersial, besar kemungkinan tingkat return yang dinikmati investor reksa dana wisata akan besar. Bahkan, Soni optimistis return yang dihasilkan bisa melebihi reksa dana yang menggunakan underlying asset instrument pasar modal. “Reksa dana pariwisata bisa memberikan return sekitar 12% sampai 15% per tahun,” ujarnya. Menarik, memang. Hanya saja, ya itu tadi, modal yang harus disiapkan investor tergolong besar. Sesuai aturan OJK, investasi minimal di reksa dana penyertaan terbatas dipatok sebesar Rp 5 miliar untuk setiap unit penyertaan. Selain itu, berbeda dengan reksa dana umum, investor tidak bebas untuk menjual atau membeli reksa dana penyertaan terbatas ini. “Investor yang ingin melepas reksa dana ini harus menunggu calon pembeli,” ujar Jemmy Paul Wawointana, Direktur Investasi Sucorinvest Asset Magement. Jangka waktu investasi juga relatif panjang, bisa mencapai 10 tahun. Oleh sebab itu, menurut Jemmy, investasi jangka panjang macam ini hanya cocok bagi institusi yang memang memiliki dana berlebih. “Kalau dananya pas-pasan, resiko likuiditas akan terus membayangi investor,” ujarnya. Di samping itu, investor juga harus yakin betul bahwa MI memiliki tenaga profesional yang ahli dalam hal direct investment di sektor riil. Namun, selama mampu memberikan keuntungan yang tinggi, Jemmy yakin reksa dana wisata akan mampu memikat investor. “Selama return yang dijanjikan menarik, seharusnya produk ini bakal laku di pasaran,” ujarnya. n
35
Keuangan Efisiensi
Bank Pemerintah Mulai Tingginya kredit bermasalah membuat biaya operasional bank BUMN kian membengkak. Kendati BOPO naik, bank pemerintah justru makin efisien.
B
TEKS Bastaman Foto Dahlan RP, siliconsemiconductor.net
ank-bank pemerintah sebaiknya mulai mawas diri. Bukan karena persaingan semakin ketat, tapi juga banyak persoalan yang bisa merugikan banyak pihak. Pemerintah, sebagai pemegang saham terbesar, jelas tidak akan mendapatkan dividen dalam jumlah besar. Demikian juga dengan investor publik. Harapan untuk mendapatkan gain dari naiknya harga saham sepertinya juga makin sulit terwujud. Bank Mandiri, contohnya. Jika tahun 2015 sukses memetik untung sekitar Rp 20 triliun, di tahun 2016 kemungkinan bakal turun tajam. Bagaimana tidak? Sampai Oktober, bank terbesar di Tanah Air hanya mampu membukukan laba bersih Rp 12,8 triliun. Kondisi Bank BRI pun sami mawon. Sampai akhir 2016, BRI diperkirakan hanya akan mendulang untung sekitar Rp 25 triliun. Artinya, hampir sama dengan perolehan di tahun 2015. Di antara bank pelat merah, hanya Bank BTN dan Bank BNI yang masih membesarkan hati. BTN diperkirakan akan mampu meme-
36
tik laba bersih sekitar Rp 2,2 triliun atau naik 21,79% dibandingkan akhir 2015. Sampai Oktober 2016, bank perumahan ini berhasil menuai laba Rp 1,8 triliun lebih. Sementara BNI, sampai Oktober lalu, berhasil meraup laba Rp 8,3 triliun. Sehingga, sampai akhir 2016, labanya diperkirakan tak akan jauh dari Rp 9,96 triliun atau tumbuh 15,41% bila dibandingkan tahun 2015. Namun, secara umum, potret bank-bank BUMN sepanjang 2016 memang agak sedikit memprihatinkan. Ada sejumlah indikator yang bisa disimak. Menurut data Otoritas Jasa Keuang-an (OJK), sampai Oktober lalu, keuntungan atas asset atau return on asset (ROA) bank pelat merah mengalami penurunan cukup tajam. Apabila di Oktober 2015 ROA bank-bank BUMN masih berada di angka 2,19%, tahun lalu terjun bebas hingga tinggal 1,76%. Yang paling parah adalah ROA Bank Mandiri yang terjun dari 2,10% menjadi 1,50%. Sementara BNI turun dari 1,92% menjadi 1,58%. Hanya BRI yang terlihat masih cukup solid. Kendati angkanya juga mengalami penurunan cukup tajam, tapi ROAnya masih di level 2,30%. Lumayan tinggi. Sebagai perbandingan, rata-rata ROA perbankan nasional pada periode yang sama tercatat 2,32%. Jebloknya ROA bank-bank BUMN memang tak bisa dihindarkan. Pasalnya, kenaikan beban operasional yang mereka keluarkan sampai Oktober 2016 jauh lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan operasional. Inilah yang membuat rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank-bank pemerintah men-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Keuangan Efisiensi
i Keleleran julang tinggi. Sampai Oktober 2016, biaya operasional yang dikeluarkan para bank BUMN mencapai Rp 160,28 triliun. Ada pun pendapatan operasionalnya tercatat sebesar Rp 215,03 triliun. Alhasil, BOPO bank pemerintah mencapai 74,54%. Naik bila dibandingkan dengan periode yang sama 2015, yakni sebesar 72,03%. Tapi, bila dibandingkan dengan BOPO perbankan nasional yang mencapai 81,70%, bank BUMN masih lebih baik.
CER JUSTRU MEMBAIK Lantas, mengapa efisiensi di bank BUMN menurun? Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Menurut Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, tingginya kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) menjadi pemicu utama naiknya beban operasional. Seperti diketahui, NPL Mandiri hingga triwulan III lalu mencapai 3,81%. Akibatnya, biaya pencadangan pun naik 15%. “Ini yang menekan pendapatan operasional bank,” ujarnya. Namun, di luar dana pencadangan kredit bermasalah, Kartika juga mengakui ada faktor lain yang membuat bank menjadi
Tingkat Efisiensi Bank BUMN Bank
Oktober 2015 Oktober 2016 ROA BOPO ROA BOPO
Mandiri BRI BNI BTN
2,10% 70,28% 2,67% 69,08% 1,92% 76,61% 1,17% 85,61%
1,50% 77,35% 2,30% 70,71% 1,58% 74,54% 0,93% 83,69%
Sumber: Riset
tidak efisien. Misalnya, keberadaan cabang-cabang yang tidak memberikan kontribusi bagi bank. Lantas, sebelumnya Mandiri juga terlalu ekspansif dalam mengembangkan jaringan ATM dan EDC. Kegiatan seperti itulah yang membuat beban bank menjadi membengkak. Makanya, untuk menekan biaya, Bank Mandiri terpaksa memangkas beberapa rencana kerjanya. Jika di awal tahun 2016 perseroan merencanakan menambah 567 unit mesin ATM, sampai Oktober lalu realisasinya hanya 73 unit. Bank Mandiri juga menarik 17.521 unit EDC yang tidak produktif. Jadi, kendati BOPO mengalami kenaikan, cost efficiency ratio (CER) Mandiri justru turun dari 45,20% menjadi 42,76%. “Artinya, bank kami makin efisien,” ujar Kartika. Ia optimistis, pendapatan Bank Mandiri akan kembali meningkat tahun ini. Di tengah dunia usaha yang masih lesu, Mandiri kini akan lebih serius menggarap sektor UKM yang dinilainya bisa memberikan banyak pemasukan tetapi memiliki resiko NPL rendah. Tidak lupa, menurut Kartika, banknya juga akan lebih berhati-hati dalam investasi kantor cabang dan teknologi informasi, Hal yang sama juga dilakukan Bank BRI. Menurut Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI. Menurutya, selain akibat kenaikan biaya pencadangan, naiknya beban operasional lebih dipengharuhi oleh penurunan suku bunga kredit. Inilah yang kemudian membuat BOPO di BRI naik dari 69,08% menjadi 70,71%. “Meskipun BOPO meningkat, namun CER kami semakin membaik dari 45,08% menjadi 42,88%,” ujarnya. Tapi, apa pun alasannya, biaya operasional di bank-bank BUMN memang harus segera dipangkas (lihat tabel). Menurut Anung Herlianto, Direktur Pengawas Perbankan OJK III, selain lebih berhati-hati dalam belanja modal, manajemen bank pemerintah juga harus memangkas organisasi. Maklum, selama ini, SDM di bank BUMN tergolong gemuk dan membebani perusahaan. “Salah satu penyebab biaya operasional bank tinggi adalah gaji,” ujar Anung. Tapi, mungkinkah usulan itu dilakukan? Rasanya sulit. Sebab, memangkas jumlah karyawan atau memotong gaji lebih sensitif ketimbang memangkas biaya operasional lainnya. n
Bank Mandiri: Tertekan kredit bermasalah.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
37
Keuangan Efisiensi
Ikhtiar Mengefisienkan BUMN Istilah efisiensi tampaknya benar-benar sudah melekat di benak Rini Soemarno. Pertimbangkan efisiensi pula yang menjadi salah satu pertimbangan Menteri BUMN itu untuk menjadikan PT Danareksa sebagai investment holding bagi BUMN di bidang jasa keuangan. Belum lama ini, Gatot Trihargo, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, mengatakan bahwa konsep holding jasa keuang-an sudah hampir jadi dan akan dijalankan tahun ini. Nah, kalau rencana pembentukan induk usaha BUMN jasa keuanga terlaksana, banyak manfaat yang bisa dipetik. Gejala persaingan antar BUMN pun bisa dimini-
38
malisir, sehingga perusahaan negara akan fokus untuk menghadapi pesaing dari swasta dan asing. Tidak hanya sampai itu, adanya holding juga memberi peluang bagi perusahaan pelat merah untuk bersaing di pasar dunia. Posisi tawar (bargaining position) BUM juga akan meningkat. Lagi pula, setelah tercipta holding, BUMN jasa keungan akan memiliki ukuran yang cukup besar. Kalau sudah begitu, perusahaan tersebut akan lebih mudah mencari sumber pendanaan yang efisien. Aset yang dimiliki pun dapat lebih efektif ketika diinvestasikan secara strategis. “Pembentukan holding menjadikan upaya menciptakan nilai pasar per-
usahaan jadi lebih mudah,� ujar Gatot. Namun, anehnya, BUMN-BUMN jasa keuangan justru berlomba-lomba mendirikan anak perusahaan. Bank BRI, misalnya, disebut-sebut telah menyiapkan anggaran hingga Rp 1 triliun untuk mencaplok PT Bahana Sekuritas dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Ada pun BTN berniat membeli PT Danareksa Investment Management dan PT Danareksa Finance. BNI juga dikabarkan masih bernafsu untuk memiliki bank skala kecil. Jika semua rencana itu terlaksana, maka keinginan untuk menciptakan BUMN yang efisien tampaknya masih sulit terwujud. n
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Keuangan FLPP
Punya Rumah Makin Susah Untuk mengatasi backlog, porsi pembiayaan bank dalam skema FLPP bakal dinaikan menjadi 15%. Namun skema baru ini berpotensi mendorong kenaikan suku bunga KPR.
P
TEKS Bastaman Foto Dahlan RP
rogram sejuta rumah adalah bentuk cita-cita yang tak kesampaian. Tadinya, lewat program ini, setiap tahun bisa dibangun satu juta unit rumah bagi kalangan menengah bawah. Tapi, apa daya, target tersebut tak pernah kesampaian. Sampai November 2016, misalnya, hanya 785.370 unit yang bisa dibangun atau 78% dari target. Tak ayal, Indonesia pun selalu kekurangan pasokan rumah. Dan, kini, keadaannya bakal semakin memburuk bila pemerintah benarbenar mengurangi porsi likuditas dalam skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Saat ini, lewat skema FLPP, pemerintah menanggung 90% pembiayaan perumahan. Sedangkan sisanya dibiayai oleh perbankan. Dengan porsi seperti itu, kredit pemilikan rumah (KPR) bisa ditekan hingga 5% per tahun. Tapi, seperti dikatakan Maurin Sitorus, Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tahun ini porsi pemerintah dalam skema FLPP akan dikurangi menjadi 85%. Artinya, porsi pembiayaan oleh bank bakal naik jadi 15%. Maurin menambahkan, kebijakan untuk menaikan porsi pembiayaan bank dalam skema FLPP bukannya tanpa perimbangan. “Karena suku bunga cenderung turun,” ujarnya. Untuk tahun ini, pemerintah telah menganggarkan FLPP sebesar Rp 9,7 triliun atau naik 5,43%. Dengan skema yang baru ini maka pihak perbankan harus menyediakan dana Rp 1,7 triliun. Sehingga, total dana FLPP menjadi Rp 11,4 triliun. Menurut Maurin, dengan skema baru ini,
jumlah yang dibangun dalam program satu juta rumah akan lebih banyak. Dengan begitu, kekurangan pasokan rumah atau backlog yang mencapai 8 juta unit, bisa segera diatasi. Tapi banyak kalangan tidak sependapat dengan pemerintah. Menurut mereka, kebijakan baru ini justru berpotensi menggerek naik bunga KPR karena risiko yang ditanggung bank meningkat. Seorang bankir swasta memperkirakan, dengan skema baru itu tingkat bunga KPR bersubsidi bisa naik dari 5% menjadi 7% - 8% per tahun. Jika perkiraan itu menjadi kenyataan, tak pelak lagi, bakal banyak orang mengurungkan niatnya untuk membeli rumah. Sebab, melesatnya suku bunga akan membuat cicilan KPR menjadi semakin mahal. Padahal, awal tahun ini, pemerintah juga menaikkan tarif listrik golongan 900 VA. Sementara, di sisi lain, daya beli masyarakat kebanyakan juga drop akibat memburuknya kondisi ekonomi. Tapi bukan hanya masyarakat kelas menengah bawah yang pening memikirkan kenaikan tarif listrik dan bunga KPR. Nasib para pengembang dan bankir pun sami mawon. “Yang paling terpukul kelas
menengah bawah yang memang rentan terhadap kenaikan harga. Sedang yang di atas tak bermasalah,” ujar seorang pengusaha properti. Sungguh pun demikian, rencana pemerintah tadi tak membuat dukungan Bank BTN terhadap program satu juta rumah mengendur. Buktinya, tahun ini, bank yang fokus pada kredit perumahan ini berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 6 triliun. Dana sebesar itu, menurut Maryono, Direktur Utama Bank BTN, diperlukan untuk menyokong target pertumbuhan kredit sebesar 18% - 20% pada 2017. Oh ya, sampai November 2016, total kredit yang dikucurkan BTN mencapai Rp 157,93 triliun atau naik 17%. Untuk menghimpun pendanaan dan mendorong pertumbuhan KPR, BTN juga aktif menjalin kerjasama dengan sejumlah BUMN. Di antaranya PT Bukit Asam, PT Reasuransi Indonesia, PT Pembangunan Perumahan, Perum Perumnas, PT Permodalan Nasional Madani, dan BPJS Ketenagakerjaan. “Melalui penerbitan obligasi dan kerjasama ini, likuiditas BTN di 2017 akan lebih aman,” ujar Maryono. Oke deh. n
Pembangunan rumah sederhana: Pertumbuhannya bakal melambat.
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
39
Keuangan Valas
Rupiah Masih Bisa Berotot Ada kekhawatiran kebijakan Trump dan The Fed akan membuat rupiah tertekan. Oleh sebab itu, BI bakal mengawal rupiah lebih ketat. TEKS Bastaman Foto Riset
K
alender 2016 sudah diturunkan dari dinding dan kini kalender baru sudah ditempelkan di dinding yang sama. Sebagian pengusaha mulai menapaki tahun ini dengan penuh was-was. Kaum pesimistis ini khawatir, ancaman The Fed yang akan menaikkan suku bunganya sampai tiga kali pada 2017, bakal menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Apa boleh buat, untuk menopang nilai tukar rupiah, ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) bakal mengerek BI 7 – days reserve repo rate. Alhasil, kebijakan ini bakal menyebabkan suku bunga bank kembali melangit. Sehingga dunia usaha akan semakin sulit untuk memperoleh kredit berbunga murah. Buntut dari semua itu, akan banyak perusahaan yang jalan di tempat dan barisan pengangguran pun akan semakin panjang. Kemungkinan seperti itulah yang dikhawatirkan oleh para pengusaha dan pelaku di pasar uang. Dengan kata lain, penampilan kinerja rupiah yang tahun lalu menguat 2,28% tak bakal terjadi lagi. Sekadar mengingatkan, berdasarkan data Bloomberg, di kawasan Asia, rupiah menempati urutan kedua sebagai mata uang dengan kinerja terbaik sepanjang 2016. Ranking pertama ditempati yen. Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri, memperkirakan di semester I rupiah memang berpeluang melemah hingga di kisaran Rp 13.500 – Rp 13.600 per dolar. Kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump yang cenderung ekspansif akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Amerika. “Suku bunga The
40
Fed akan naik,” ujarnya. Tapi jangan terlalu khawatir. Sebab, di semester II, rupiah diperkirakan akan kembali menguat. Reny memperkirakan, di semester II rupiah akan menguat hingga level Rp 13.400. Ekspor dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi pendorong utama penguatan rupiah. Kenaikan harga komoditi juga turut menopang rupiah.
PENGGUNAAN UANG LOKAL Eric Sugandi, Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness, juga memiliki optimisme yang terdengar melegakan. Ia meyakini, setelah semester I berakhir, ada capital inflow yang masuk. Alasannya, apabila ekonomi Eropa dan China masih melambat, para pemilik
uang akan kembali mencari tempat investasi yang menarik. Nah, kebetulan, dibandingkan dengan negara sekitar, Indonesia masih menjanjikan keuntungan yang menarik. Ia menduga, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%. Hebatnya, Eric memperkirakan tingkat inflasi masih bisa dijaga di level 3,5% dan defisit anggaran stabil di angka 2,5% dari PDB. Itu sebabnya, ia yakin di akhir 2017 rupiah akan menguat ke level Rp 13.300. Cuma yang perlu diperhatikan adalah, ya itu tadi, rencana kenaikan suku bunga The Fed yang sampai tiga kali. “Beban terbesarnya jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga tiga kali dengan total 75 bps,” ujar Eric. Ia mencemaskan, kenaikan suku bunga The Fed akan meng-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Keuangan Valas ancam keberadaan dana asing yang sudah masuk ke Indonesia. Apa yang dicemaskan Eric, sebenarnya, juga sudah terbaca oleh otoritas moneter maupun pemerintah. Itu sebabnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk menjaga rupiah. Salah satunya dengan mengurangi ketergantungan pada dolar. Setelah dengan China, Indonesia juga membuat kesepakatan dengan Malaysia dan Thailand untuk menggunakan uang lokal dalam perdagangan bilateral maupun investasi langsung (local currency settlement). Memang, local currency settlement tidak seperti mata uang tunggal euro yang dipakai oleh anggota Uni Eropa. Namun Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, yakin local currency settlement dapat menjaga stabilitas mata uang ketiga negara tadi. “Sekarang para pengusaha memiliki banyak pilihan mata uang yang akan dipergunakan dalam perdagangan maupun investasi,” ujarnya. Meski demikian, rupiah belum 100% aman. Sebab, menurut Lana Soelistia-
ningsih, ekonom Samuel Aset Manajemen, local currency settlement baru terasa dampaknya bila para pengusaha bisa menghilangkan kebiasaan memakai dolar. Tapi, faktanya, kebiasaan itu sulit dihilangkan. Buktinya, penggunaan yuan dan rupiah oleh pengusaha Indonesia dan China dalam bertransaksi baru 3%. Apalagi, menurut Lana, investasi dan perdagangan Indonesia dengan Malaysia
dan Thailand masih tergolong kecil. Nilai perdagangan Indonesia Malaysia, misalnya, baru mencapai US$ 16 miliar lebih. Bandingkan dengan perdagangan dengan Amerika dan China yang nilainya sudah mencapai US$ 23 miliar dan US$ 44 miliar. “BI harus aktif mesosialisasikan local currency settlement agar para pengusaha dan bank terbiasa memakai uang lokal,” ujar Lana. n
Faktor Penggerak Rupiah di Tahun 2017 Internal Eksternal Pilkada Februari 2017 Pelantikan Presiden Donald Trump, 20 Januari Proyeksi PDB: 5,1% - 5,2% The Fed fund rate naik tiga kali total sebesar 75 bps Proyeksi inflasi: 3,5% Harga komoditas global Proyeksi defisit transaksi Pemilik di negara-negara Eropa berjalan: 2,5% dari PDB BI 7 – days reserve repo Penerbitan artikel 50 dan Brexit di Maret 2017 rate bertahan di level 4,75% Pertumbuhan ekonomi China Inflasi Amerika berpotensi mencapai target 2% Sumber: Riset
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
41
Pasar Modal IHSG
Awas Trump Sebelum Trump menentukan kebijakannya, pasar masih dipenuhi aroma ketidakpastian. Tapi masih banyak saham yang belum naik bisa dijadikan pilihan.
J
TEKS Nikita Jagad Foto Riset
anuary Effect, mulai memperlihatkan taringnya di awal tahun ini. Investor asing sibuk melakukan aksi beli, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) terangkat naik o,4% ke level 5.347. Jika dihitung sejak pembukaan sepekan sebelumnya, berarti selama
42
empat hari perdagangan indeks telah menguat 0,9%. Tapi sayang, penguatan itu tampaknya tak akan berlangsung lama atau tidak tidak akan terlalu besar. Setidaknya, demikian analisis sebagian pelaku pasar. Memang, pada Januari ini (seperti biasa) para investor melakukan rebalancing portofolio. Cuma, ya itu tadi, tidak akan sebesar seperti biasanya. Sebab, pasar akan lebih mencermati kondisi global. Apalagi, jika rupiah mengalami tekanan, pasar akan kekurangan dorongan dari sentimen dalam negeri. Pasar saham, saat ini, lebih dikendalikan pergerakan nilai tukar. Selain itu, investor masih menunggu arah kebijakan presiden baru AS. Di sisi lain Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo bilang, January effect bisa saja terjadi dengan harapan pertumbuhan ekonomi dan saham-saham batubara, konstruksi dan properti meningkat. Namun, investor harus berhati-hati, terutama menghadapi kenaikan bunga The Fed. Seperti diketahui The Fed akan menaikkan kembali tingkat bunga acuannya sebanyak tiga
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Pasar Modal IHSG sih ditunggu kebijakannya, yang diyakini bakal mengubah lansekap perekonomian global.
Pasar saham, saat ini, lebih dikendalikan pergerakan nilai tukar. Selain itu, investor masih menunggu arah kebijakan presiden baru AS.
kali di tahun ini. Investor juga perlu melihat beberapa aturan bursa yang mulai aktif di awal tahun, seperti autorejection. Kondisi perekonomian diperkirakan belum akan beranjak jauh dari tahun lalu. Tantangan ekonomi dan ketidakpastian diyakini masih terus akan mewarnai perjalanan tahun ayam api, 2017. Kendati di penghujung tahun lalu sudah ada kepastian mengenai pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan produsen di luar OPEC, namun kepatuhan terhadap komitmen masih perlu diuji minimal dalam enam bulan ke depan. Pada penghujung tahun lalu pula sudah ada kepastian kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve. Akan tetapi seberapa besar, kapan dan seberapa cepat kenaikannya di tahun ini juga masih menjadi momok. Di sisi lain, pemilihan umum Presiden Amerika Serikat telah membuat pasar saham dan pasar keuangan mengalami roller coaster pada kuartal terakhir 2016. Donald Trump yang keluar sebagai pemenang pemilu ma-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
MASIH BANYAK PILIHAN Dari Asia, motor ekonomi global, China, nampaknya masih belum akan berubah banyak. Padahal sebagai produsen sekaligus konsumen komoditas terbesar di dunia, pemulihan ekonominya diharapkan lebih cepat, sehingga mengerek harga komoditas lebih tinggi. Meski perekonomian global diperkirakan demikian, namun masih ada peluang yang bisa diraih dari pasar saham di Indonesia. Analis dari Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, meramalkan beberapa sektor yang bakal cemerlang di tahun ayam api. Di antaranya sektor konsumer, bank, properti, otomotif, dan infrastruktur jalan tol Dari sektor konsumer, ada saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) produsen roti merek Sari Roti. Saham ini diprediksi memiliki harga wajar Rp 1.800. Selain ROTI, ada juga PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan harga wajarnya Rp 50.000 dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan taksiran harga wajar di Rp 9.500. Di sektor jasa keuangan, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan PT Bank Central Asia (BBCA). Saham-saham bank pelat merah masih layak untuk dibeli tahun ini, di mana harga wajar untuk BBRI mencapai Rp 15.000 dan BBNI Rp 7.500. Lantas di sektor otomotif, rekomendasi diberikan pada saham PT Astra International (ASII) dengan taksiran harga wajar 9.000. Terakhir di sektor properti. Saham-saham yang diprediksi bakal menguat adalah saham Lippo Karawaci (LPKR) yang berharga wajar Rp1.200, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dengan harga wajar Rp 7.500. Sementara di sektor infrastruktur, saham yang bakal kinclong adalah perusahaan pelat merah PT Jasa Marga(JSMR) yang ditaksir memiliki harga wajar Rp 6.500. Nah, selamat memilih. n
IHSG
43
Pasar Modal Saham infrastruktur
Inilah Saatnya untuk Infrastruktur Saham-saham di sektor infrastruktur jadi pertimbangan investor tahun ini. Secemerlang apa prospeknya? TEKS Nikita Jagad Foto DAHLAN RP, RISET
S
ejak penutupan tahun 2016, para investor pun mulai menimbang-nimbang, saham mana yang akan mencorong di tahun 2017 ini. Dan, salah satu yang menjadi topik perbincangan di hari-hari ini adalah saham sektor kons-
44
truksi. Alasannya, kinerja saham sektor ini tak sesuai dengan yang digembar-gemborkan pada awal tahun lalu. Buktinya, tengok saja kinerja sahamsaham konstruksi BUMN. Dari empat saham yang beredar di bursa, hanya satu yang mencatatkan kenaikan menonjol
yakni saham PT Waskita Karya (WSKT) yang sejak awal tahun menguat sekitar 60%. Yang lainnya, nyaris stagnan dengan kecenderungan menurun. Saham Wijaya Karya (WIKA) misalnya turun 8,2%, juga PTPP turun 0,7%. Sedangkan Adhi Karya sampai hari ini baru mencatatkan kenaikan 4,3%. Itu sebabnya, banyak analis yang memperhitungkan bahwa saham-saham ini akan mengejar ketertinggalannya di tahun ini. “Tahun ini, salah satu sektor yang akan meningkat adalah properti,� kata seorang analis. Suara senada dikemukakan Darmin, seorang penasihat investasi. Menurut dia, investasi saham yang akan meng-
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Pasar Modal Saham infrastruktur
alami peningkatan di tahun 2017 adalah sektor konstruksi, konsumsi ritel, telekomunikasi, perkebunan, properti dan otomotif. Sementara di sektor perbankan masih netral. “Sektor ini mengalami peningkatan di masa depan karena pemerintah akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang belum selesai di tahun 2016. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan tahun 2017 diperkirakan bergerak lebih cepat dari tahun 2016. Ini tentu saja perusahaan konstruksi mendapat kontrak dari pembangunan infrastuktur,� katanya. Teguh Hidayat, seorang pengamat pasar modal juga mengungkapkan hal serupa. Lihat saja di lapangan, kata dia, berba-
gai pembangunan jalan tol, jalan layang, LRT, MRT, semuanya dikebut siang dan malam. Jadi, pembangunan infrastruktur benar-benar dikebut sesuai harapan. Apalagi, setelah gonjang-ganjing politik di Tanah Air sudah mereda. Maka, tak ada alasan buat pemerintah berlehaleha. Tapi itu bukan berarti bisnis konstruksi akan melaju tanpa hambatan. Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, analis riset PT Reliance Securities mengatakan, suku bunga masih bertahan di 2016 tapi tidak menutup kemungkinan akan naik pada 2017. Sebab, Bank Indonesia (BI) masih mencermati perkembangan global terutama Amerika Serikat. Terlepas dari hambatan yang bakal datang menghadang, dilihat dari kinerja keuangannya, usaha sektor ini masih segar bugar. Waskita Karya misalnya. Selama 9 bulan tahun lalu berhasil muncul sebagai perseroan terbaik di antara BUMN konstruksi lainnya, baik dari segi pertumbuhan maupun marjin. Rasio likuiditas maupun solvabilitasnya pun terbaik dibandingkan rata-rata. Pertumbuhan pendapatan WSKT mencapai 89% dengan laba bersih melejit 172%. Ini dicapai dengan kenaikan tinggi, lebih dari 100%, di segmen jasa konstruksi. Tahun 2017, WSKT sudah membidik target pendapatan sampai dengan Rp 35 triliun dan laba bersih Rp 2,8 triliun. Sampai saat ini WSKT telah catatkan pendapatan Rp14 triliun dan laba bersih Rp 1,1 triliun. Untuk mendukung pertumbuhan itu, WSKT mempersiapkan belanja modal sampai dengan Rp 30,7 triliun.
REKOMENDASI BELI UNTUK SAHAMNYA Peningkatan pertumbuhan WSKT tidak mengabaikan kinerja profitabilitasnya. Marjin laba kotor maupun laba bersih WSKT tertinggi dibandingkan BUMN konstruksi lainnya. Hanya imbal hasil atas ekuitas (ROE) yang di bawah rata-rata industri, yaitu 9% dibandingkan 12%. Selain itu rasio kas juga lebih tinggi, yaitu 0,49 kali dibandingkan 0,26 kali; dan rasio utang pun di bawah lainnya, yaitu 0,68 kali dibandingkan 0,72 kali. Kemudian PTPP, yang mengincar pertumbuhan laba bersih sekitar 50% atau menjadi sekitar Rp 1,5-Rp 1,6 triliun pada 2017. Direktur PTPP Aprindy mengatakan kinerja perseroan akan
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sekitar 30% pada 2017. Pada akhir 2016, perusahaan menargetkan laba bersih sekitar Rp 1 triliun dan pendapatan Rp 20 triliun. “Tahun 2017, minimal growth itu sekitar 30%,� katanya beberapa waktu lalu. Terkait kontrak baru yang diincar oleh perseroan pada 2017, Aprindy mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan 30%. Pada akhir 2016, PTPP juga optimis dapat melampaui target kontrak baru sebesar Rp 31 triliun. Pada 2017, perusahaan akan mengurangi kontrak yang berasal dari APBD karena nilainya dianggap relatif kecil dan hendak meningkatkan produktivitas karyawan. Lantas WIKA, yang diperkirakan berhasil mencapai target laba bersih sebesar Rp 940 miliar pada tahun 2016. Tahun ini Wijaya Karya memproyeksikan akan memperoleh kontrak sebesar Rp 102,937 triliun atau naik 26,3% dari target 2016. Sementara laba bersih yang akan diraih sebesar Rp 1,2 triliun. Hanya Adhi Karya (ADHI) yang paling buncit. Tapi ini pun boleh dibilang lumayan. Lantaran banyaknya proyek yang ditunda atau mundur, tahun lalu perseroan memperkirakan laba bersihnya sebesar Rp 301 miliar alias lebih dengan porsi laba bersih Rp 550 miliar. Nah, dengan kinerja dan masa depan yang demikian bersinar, maka pantas jika saham-saham konstruksi (khususnya BUMN) mendapat rekomendasi positif dari para analis. ADHI misalnya direkomendasikan beli dengan target harga Rp 2.465. Begitupun WIKA dengan target price Rp 2.640, PTPP di Rp 3.990 dan WSKT di Rp 2.840. Selamat berburu. n
Terlepas dari hambatan yang bakal datang menghadang, dilihat dari kinerja keuangannya, usaha sektor ini masih segar bugar.
45
Pasar Modal Saham farmasi
Yang Terancam Listrik dan BBM S
Sentimen negatif mengancam sahamsaham barang konsumsi. Inilah yang akan terjadi pada MYOR dan INDF. TEKS Nikita Jagad Foto Dahlan RP
ektor barang konsumsi menjadi salah satu saham yang diburu oleh investor, karena sentimen yang memengaruhi dinilai cukup sedikit. Apalagi melihat outlook ekonomi yang memungkinkan saham sektor ini masih dapat tumbuh karena daya beli masyarakat yang cenderung naik. Sayang, sentimen positif ini dibayang-bayangi oleh munculnya sentimen negatif yakni berupa kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik. Pencabutan subsidi listrik untuk pengguna tarif golongan 900 volt ampere (VA) diyakini bisa mene-
46
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Pasar Modal Saham farmasi kan daya beli. Apalagi pengguna tarif ini tedisi dari segmen menengah ke bawah. Memang, peningkatan tarif ini tidak sekaligus allias bertahap. Tapi kalau dihitung-hitung, jumlah kenaikannya menjadi 100% lebih. Pertama, pemerintah sudah mencabut subsidi sepertiga pelanggan tarif listrik 900 volt ampere (VA). Sehingga tarif listrik naik menjadi Rp 791 per kWh dari Rp 605 per kWh. Peningkatan tahap kedua, ketiga akan naik pada bulan Mei dan Juli. Hingga harga listrik pada bulan Juli tarif listrik naik menjadi Rp 1.352 per kWh. Daya beli juga ditekan oleh kenaikan harga BBM non subsidi sebesar Rp 300 per liter. Maklum, BBM jenis pertalite kini sudah banyak di konsumsi kalangan menengah bawah. Lantas sampai sejauh mana pengaruh ancaman ini terhadap bisnis barang konsumsi? Hingga saat ini memang belum kelihatan. Kinerja PT Mayora Indah misalnya, hingga kuartal III lalu masih baik-baik saja. Laba bersihnya tumbuh 3% menjadi Rp 897 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 869 miliar. Sementara pendapatan perusahaan tumbuh 25% menjadi Rp 13,3 triliun melebihi target perusahaan yang tumbuh 18% tahun ini. “Pertumbuhan juga mungkin bisa dirasakan tahun ini melihat kondisi makro ekonomi,� tulis Adrian Joezer, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya. Dia mengatakan pertumbuhan tidak hanya dirasakan dari penjualan domestik yang meningkat 35% YoY menjadi Rp 7,46 triliun. Namun ekspor juga meningkat 13% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp 5,86 triliun. Melihat belum adanya sentimen negatif yang memengaruhi, kemungkinan pada laporan tutup tahun 2016 perusahaan masih bisa membukukan pendapatan yang tumbuh menjadi Rp 17,47 triliun, dan laba bersih di Rp 1,34 triliun. Tahun ini, Adrian mengestimasi perusahaan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 19,3 triliun dengan laba bersih Rp 1,44 triliun.
Rp 1.800. Kendati demikian, emiten consumer goods, masih akan berpotensi mencetak kinerja yang bagus karena pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami pemulihan. Analis Panin Sekuritas Kristiadi memproyeksikan akan ada kenaikan harga pada tahun ini. Indeks kepercayaan konsumen pun akan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan emiten consumer goods. Panin Sekuritas memproyeksikan EPS pada 2017 MYOR akan mencapai 20,1%, sedangkan PBV mencapai 4,8, PER 2017 mencapai 27,6% dan ROE mencapai 22,3%. Berbeda dengan MYOR, saham raja consumer goods Indofood (INDF) justru masih mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp 8.925. Ini berarti masih ada peluang penguatan sebesar 11%. Pantas jika INDF selalu mendapat rekomendasi beli, sebab saham-saham konsumer memang selalu mendapat harga premium. Saat ini INDF diperdagangkan di harga 9000-an yang mencerminkan rasio PE sebesar 24,7. Meskipun pendapatannya meningkat lambat namun masih sejalan dengan peningkatan laba bersihnya Saham Indofood sudah naik 66% da-
INDF OKE Tapi, ya itu tadi, prediksi bisa melenceng jauh jika sentimen negatif yang menjadi ancaman benar-benar menjadi kenyataan. Itu sebabnya, analis menyarankan agar investor bersikap waspada dalam menghadapi saham perusahaan ini. Apalagi harga MYOR (kode saham Mayora) sudah mendekati harga wajarnya yakni
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
lam setahun dan masih dalam posisi uptrend. Prospek bisnis INDF kedepannya masih bagus mengingat masyarakat Indonesia di kelas menengah ke atas semakin bertambah dan itu membuat kebutuhan akan makanan yang diproduksi secara manufaktur menjadi meningkat seiring berjalannya waktu. Ada tiga sentimen positif yang mengiringi saham ini. Di antaranya, PT Indofood Sukses Makmur berniat mendominasi pasar Eropa dengan produk-produknya berhasil mengoperasikan pabrik mi siap saji Indomie di Serbia. Kemudian perseroan juga menambah sejumlah kapasitas produksinya tahun ini. Salah satunya adalah produksi gandum yang biasa diolah menjadi tepung terigu melalui salah satu divisinya, Bogasari. Terakhir, obligasi yang diterbitkannya mendapat rating AA+ dari Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo. Periode pemeringkatan tersebut berlaku mulai 8 April 2016 hingga 1 April 2017. Pefindo mengatakan peringkat didukung oleh posisi pasar perusahaan yang sangat kuat di industri makanan dalam kemasan, portofolio usaha yang terdiversifikasi dengan baik, kegiatan usaha yang terintegrasi secara vertikal, serta proteksi arus kas yang kuat. n
Pendapatan KAEF dari sektor manufaktur obat kemungkinan bisa mendongkrak kinerjanya di masa mendatang. Dengan peningkatan produksi sebesar empat kali lipat dari sekarang. 47
Pasar Modal Saham perbankan
Saham Bank, Antara Positif dan Negatif Analis hanya merekomendasikan saham-saham bank papan atas. Tahun ini, bisnis bank memang dilanda ketidakpastian. TEKS Nikita Jagad Foto Dok. review
U
saha perbankan akan cerah di tahun 2017 ini. Demikian, pendapat sebagian besar pelaku pasar. Dan, seperti suara burung mereka pun beramai-ramai menyerukan agar investor mengoleksi saham ini. Beberapa saham yang mendapat rekomendasi positif di antaranya adalah efek terbitan Bank BTN (BBTN), Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA), Bank BNI dan saham Bank Mandiri (BMRI). Semuanya merupakan bank papan atas. Hanya sedikit yang menyarankan untuk membeli bank saham papan menengah. Proyeksi positif atas saham-saham perbankan ini, memang, bukan tanpa alasan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kredit perbankan Tanah Air berpeluang tumbuh 12%-14% pada 2017. Dua sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan permintaan kredit tahun depan adalah infrastruktur dan konsumsi. Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, pertumbuhan kredit pada 2017 akan banyak didukung oleh pembangunan infrastruktur. Tren konsumsi masyarakat juga diperkirakan kembali menguat dibanding saat ini. Selain itu, aliran dana amnesti pajak yang mulai banyak mengalir ke perbankan menjadi indikator penting untuk potensi perkembangan ekspansi ke depan, yakni dari sisi pendanaan. Terkait pertumbuhan kredit perbankan saat ini, menurut Nelson, banyak ditopang oleh penarikan kredit berdenominasi rupiah yang naik sekitar 11%. Sementara itu, permintaan (demand) untuk kredit valuta asing (valas) justru minus. Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia, juga yakin kredit akan tumbuh di atas 12% di tahun 2017. Salah satu sektor pembiayaan yang mendukung adalah pembangunan infrastruk-
48
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
Pasar Modal Saham perbankan tur. “Kalau 12% (yoy), saya rasa kami masih sanggup capai. Pada akhir 2016 total kredit BNI akan tumbuh 15-16% (yoy),” ujarnya. Adapun manajemen Bank Mandiri memprediksi kredit kemungkinan akan tumbuh 12-14%. Bank Indonesia (BI) juga optimistis penyaluran lending mencapai double digit. BI memprediksi kredit tumbuh 11-12% (yoy). Lebih baik ketimbang tahun lalu. Perbaikan ini didorong oleh serapan kredit di sektor infrastruktur pemerintah, yang memberi multiplier effects ke permintaan kredit ke subsektor lainnya, antara lain bangunan, konstruksi, material (khususnya semen, besi, baja, gipsum, kayu dan kayu olahan). Ditambah lagi indeks kepercayaan konsumen Indonesia tahun 2016 terbaik ketiga setelah India dan Filipina, di antara 14 negara Asia yang disurvei oleh AC Nielsen. Dengan demikian kombinasi permintaan kredit produktif dari segmen wholesale, middle, dan usaha kecil menengah (UKM) baik untuk kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI) akan membaik, disertai perbaikan serapan kredit konsumtif di sektor ritel.
PILIH-PILIH SAHAM BANK Diproyeksikan permintaan kendaraan roda empat dan dua juga akan meningkat. Juga permintaan kredit pemilikan rumah (KPR). Permintaan household atau keperluan rumah tangga akan membaik. Semua baik? Tidak juga. Ada yang harus tetap diwaspadai yakni ancaman kenaikan Fed Fund Rate (FFR) di tahun ini sebanyak tiga kali dengan akumulasi kenaikan 75 bps. Hal itu tentu memiliki risiko. Sebetulnya kenaikan FFR sudah masuk dalam perhitungan risiko pelaku pasar jauh-jauh hari sebelum diputuskan. Yang belum adalah rencana kebijakan ekonomi Donald Trump terkait rencana kebijakan ekonomi yang lebih ekslusif. Selain itu, risiko inflasi 2017 yang akan meningkat juga harus diprediksi seiring potensi kenaikan harga minyak dunia. Hal itu dipacu oleh risiko meningkatnya inflasi di sisi administered price. Kesimpulannya, ruang pelonggaran moneter BI ke depan mungkin saja semakin terbatas. Jika demikian, pemerintah harus
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
memaksimalkan kebijakan fiskalnya agar dapat tetap memberikan stimulus pada perekonomian, meskipun situasinya juga tidak memberikan banyak pilihan, lantaran ruang fiskal yang ada sangat terbatas. Moody’s Investors Service menyatakan prospek bank di Asia Pasifik untuk 2017 adalah negatif, karena kondisi operasional yang menantang di wilayah tersebut akan membebani kualitas aset dan profitabilitas bank. Direktur Pelaksana Moody’s, Stephen Long mengatakan aset bermasalah akan naik dari tingkat yang umumnya rendah karena ekspansi kredit sebelumnya yang cepat. “Arus modal swasta asing akan tetap fluktuatif di negara berkembang Asia, menekan mata uang domestik dan melemahkan kondisi operasional bank. Kenaikan harga properti di Asia Pasifik akan lebih menambah risiko kredit bagi bank,” katanya. Dari 16 sistem perbankan di Asia Pasifik yang dianalisis Moody’s, enam di antaranya membawa pandangan negatif, naik dari tiga sistem pada awal 2016. Sementara, pandangan yang stabil untuk 10 sistem yang tersisa mencerminkan ketahanan bank yang lebih besar terhadap risiko solvabilitas yang lebih tinggi. Adapun 16 sistem perbankan yang dianalisis oleh Moody’s adalah: Australia (negatif outlook sistem perbankan), China (negatif ), Hong Kong (negatif ), India (stabil), Indonesia (stabil), Jepang (stabil), Korea (negatif ), Malaysia ( stabil), Mongolia (negatif ), Selandia Baru (stabil), Filipina (stabil), Singapura (negatif ), Sri Lanka (stabil), Taiwan (stabil), Thailand (stabil) dan Vietnam (stabil). Nah, dengan berbagai kondisi di atas, maka sudah selayaknya investor bersikap waspada terhadap saham-saham perbankan. Kendati, Indonesia (menurut Moody’s) termassuk yang stabil. Makanya, kalangan analis pun lebih banyak merekomendasikan saham-saham bank papan atas. Seperti UOB Kay Hian yang menyarankan buy untuk saham BCA (BBCA) dengan target Rp 17.350 dan saham BNI (BBNI) dengan target Rp 6.800. Sementara itu Blog Anggun Trader merekomendasikan saham BRI (BBRI) dengan target Rp 13.175 dan BBTN di Rp 2.010. n
49
inforeview
Honda Pecahkan Rekor Penjualan di RI Honda kembali memecahkan rekor penjualan tahunan tertinggi di Indonesia, setelah membukukan penjualan sebesar 199.364 unit sepanjang 2016. Jumlah itu naik 25,18% dibandingkan 159.253 unit. “Penjualan Honda berhasil melampaui target pada 2016. Dengan demikian, 2016 merupakan tahun kelima secara berturutturut sejak 2011,” Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy, Selasa pekan lalu. Namun, penjualan Honda ambles 15,6% menjadi 13.926 unit, dibandingkan November sebanyak 16.501 unit. Dibandingkan bulan sama 2015, penjualan naik dari 11.875 unit. Kontributor terbesar dalam peningkatan penjualan Honda sepanjang 2016 datang dari beberapa model unggulan Honda, seperti New Mobilio, BR-V, Brio Satya, HR-V 1.5L dan All New Honda Jazz. Di urutan pertama, Mobilio meraup total penjualan sebanyak 39.482
ADHI Sudah Rogoh Rp 2 Triliun Proyek LRT Biarpun proses administrasi belum rampung, PT Adhi Karya (Persero) Tbk terus melanjutkan konstruksi proyek light rail transit (LRT) atau kereta ringan Jabodetabek. Perusahaan ini mengandalkaan pendanaan dari penyertaan modal negara (PMN) dan kas internal. Perinciannya, Rp 1,4 triliun PMN dan Rp 600 miliar duit pribadi. “Total dana yang telah diserap untuk pembangunan LRT hingga akhir tahun 2016 telah mencapai Rp 2 triliun,” ungkap Punjung Setya Brata, Direktur PT Adhi Karya (Persero) Tbk kepada Kontan, Senin pekan lalu. Perkembangan konstruksi LRT tahun lalu, yakni tahap I untuk lintasan Cibubur-Cawang mencapai 15%. Lantas, pembangunan lintasan Bekasi-Cawang mencapai 10% dan lintasan Cawang -Dukuh Atas mencapai 2%. Menurut hasil pembicaraan Adhi Karya dengan Kementerian Perhubungan (Kemhub), penandatangan kontrak proyek
50
FOTO Dahlan RP
kredit konstruksi dari BTN yakni hunian vertikal di kawasan transit oriented development (TOD) yang dikerjasamakan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Untuk pembangunan tahap pertama, akan dibangun 5.000 unit apartemen di Stasiun Kereta Bogor, Pondok Cina (Depok, Jawa Barat), dan Tanjung Barat (Jakarta Selatan). Bambang mengatakan, Perumnas akan memulai proyek hunian di kawasan TOD dengan PT KAI pada Semester I-2017. Pembangunan proyek ini diperkirakan memakan waktu selama 1,5 tahun sehingga proses serah terima kepada konsumen akan dilakukan pada akhir 2018. n unit sepanjang 2016. Kontributor terbesar kedua berasal dari BR-V sebanyak 38.666 unit, diikuti New Honda Brio Satya 36.470 unit, HR-V 36.281, Jazz 18.110 unit. Sementara itu, penjualan Brio RS mencapai 10.026 unit, HR-V 1.8L 8.050 unit, dan CR-V 7.853 unit. Di segmen sedan, All New Honda Civic membukukan penjualan 1.681 uni, City 1.213 unit, Accord 541 unit. Adapun penjualan Freed mencapai 617 unit, Odyssey 239 unit, dan CR-Z 135 unit. n
FOTO Dahlan RP
erum Perumnas (Persero) menyepakati kerja sama pinjaman konstruksi dan kredit pemilikan rumah (KPR) senilai total Rp 4,2 triliun dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, pihaknya memperoleh kredit konstruksi dari BTN senilai Rp 1,2 triliun untuk mendukung pembangunan hunian pada 2017. Sementara, BTN juga akan mengucurkan KPR senilai Rp 3 triliun untuk konsumen Perumnas. “Kami sudah menandatangani kerja sama dengan BTN dalam pembiayaan produk dan kredit KPR. Seluruhnya untuk proyek yang mulai dibangun pada 2017,” kata Bambang. Bambang menjelaskan, beberapa proyek akan dibiayai dengan
LRT akan berlangsung antara Januari-Februari 2017. Kalau jadwal penandatanganan molor lagi, besar kemungkinan penyelesaian proyek akan meleset dari target. Target awal operasional LRT adalah tahun 2019. Lambatnya penandatanganan kontrak merupakan dampak dari perubahan peraturan presiden (perpres) yang menjadi dasar hukum penugasan bagi Adhi Karya. n
FOTO Erbhayu
P
Perumnas Kerja Sama Kredit dengan BTN
reviewweekly 20 Tahun VI | 2-8 Januari 2017
SISIPAN
RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB
ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS
PRABOWO MENANG
SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA
®
1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS
44 » TAHUN II RP 20.000