Bang, Jakarta Banyak Duit

Page 1




MailBOX

http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady

Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com

Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Lucky Benyamin, Badrul redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama

unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Selvi tan, adeline, Irma Irawati HR & GA: Iriene Mielani Admin: Eko Endarsono, Yunita Wirawan, Asih (admin Sales) alamat redaksi: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063 alamat Sales & Marketing Communication: Jl. Bendungan Jatiluhur No. 26 Bendungan Hilir - Jakarta Pusat 10210 Telp: 021-570 4479 • Fax: 021-570 4473

Cover: erbhayu ilustrasi: dendri

Kembalikan Kejayaan Gula

penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI

SuratMingguini

Indonesia memang sangat tertinggal dalam pembangunan jalan tol. Meski merintis jalan tol sejak tahun 1970-an, sejauh ini panjang jalan tol di Indonesia belum mencapai 1.000 km. Pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo terus menggenjot pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah jalan tol. Ruas-ruas tol yang tersendat pembangunannya terus didorong agar tidak menjadi proyek mangkrak. Hal itu sudah mulai menampakkan hasil. Sejalan dengan itu, tol-tol baru terus dibuat, dipercepat proses lelangnya, serta didukung dengan pembiayaan. Meskipun demikian, kemacetan masih saja terjadi. Itulah sebabnya, saya mengapresiasi terobosan pembangunan jalan tol layang (elevated). Untuk ruas-ruas tol yang sangat padat, pembangunan tol layang merupakan solusi paling jitu. Meski demikian, pemerintah tidak boleh terlalu memanjakan para pemilik kendaraan dengan gencar membangun tol. Untuk itu, pembangunan angkutan massal, khususnya kereta, yang nyaman dan aman juga harus diperbanyak, agar pemilik kendaraan pribadi pun beralih ke angkutan massal.

Saya bangga ketika membaca sebuah artikel bahwa kita pernah jadi eksportir gula terbesar di dunia. Katanya, itu terjadi di era tahun 1930-an. Sayangnya, kondisi seperti itu hanya tinggal kenangan. Kini, Indonesia justru sudah menjadi negara importir gula. Bahkan, produksi gula nasional untuk sekedar memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga sudah tak mencukupi. Faktor alam seperti kekeringan yang disebabkan oleh El Nino, selalu dituding jadi penyebab kita gagal memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kekeringan telah menyebabkan turunnya kualitas tebu yang merupakan bahan baku utama gula. Namun ketika saya coba cari data lain, ternyata masih ada faktor lain yang menyebabkan kita gagal ber-swasembada gula. Yakni semakin menurunnya luas lahan pertanian yang dipergunakan menanam tebu. Rendahnya harga gula di sepanjang tahun 2013 dan 2014, telah menyebabkan banyak petani enggan menanam tebu. Hal yang selanjutnya membuat miris, kebijakan pemerintah mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ternyata pernah dijadikan bancakan bagi mafia gula. Ada pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi melalui impor tersebut. Kini, Presiden Jokowi harus punya sikap tegas untuk mengembalikan kejayaan Indonesia dalam hal produksi gula.

Jumlah petani karet di negeri ini mencapai 2,1 juta jiwa. Mereka kini kabarnya sedang terpuruk akibat rendahnya harga karet. Harga di tingkat petani hanya Rp 5.000/kg, sementara biaya produksi sekitar Rp 12.000/kg. Para petani pun tekor sekitar Rp 7.000/kg. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan. Berdasarkan data resmi, sejak empat tahun terakhir, harga karet alam jatuh hingga 75%. Maka wajar jika kemudian banyak perkebunan karet milik rakyat yang telantar tak terawat. Pemerintah sudah sejak lama mengetahui hal ini. Sayangnya, belum bisa memberi solusi agar petani selamat dari keterpurukan yang sedang dialaminya. Janji pemerintah untuk mendorong konsumsi karet di pasar domestik, ternyata baru sekadar pemanis mulut. Sebanyak 2,1 juta petani karet dan keluarganya sedang menunggu kebijakan pemerintah yang bisa menyelamatkan mereka. Sudah terlalu lama mereka terpuruk karena harga yang tak kunjung membaik.

Denny Arantika Jalan Tebet Barat Jakarta Selatan

Agustono Perumahan Griya Kencana, Ciputat, Tangerang

Aprilia H Pancoran Mas, Depok

Jangan Manjakan Pemilik Kendaraan

4

Petani Karet Terancam ‘Mati’

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016



reviewweekly 10 Tahun VI | 31 Okt-6 Nov 2016

Contents

headline LaporanUtama 9 BANG, JAKARTA BANYAK DUIT Jakarta menjadi barometer ekonomi dan politik nasional. Di dalamnya berkumpul aneka ragam suku, ras, agama, dan budaya, termasuk berbagai ras di dunia. Karena Jakarta memang banyak uang.

Bisnis

Makro

18 Astra Meramaikan Bisnis Properti Astra semakin meramaikan bisnis properti

30 Supaya Semua Sektor Bergerak Sama

nasional. Persaingan yang semakin sengit hampir pasti tidak bisa dihindari.

Strategi kebijakan fiskal tahun depan diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal. Target penerimaan pajak pun diturunkan.

32 Industri Tersedak Gas

Keuangan 36 Jangan Mekar Lagi, Bunga

20 Mari Berebut Pasien

Perbankan masih akan menghadapi ancaman kelesuan ekonomi yang dapat memacetkan kredit. Untuk menyelamatkannya, likuiditas mesti terus diperlonggar.

Sisipan 24 SATU NUSA, SATU HARGA

Untuk menyeragamkan harga BBM di seluruh wilayah Indonesia, memang tidak mudah. Tapi Pertamina selalu memperoleh untung besar. Jadi, kalau niat, sebenarnya Pertamina sendiri mampu melakukannya.

39 Potensi Rupiah Melemah Cukup Besar

Pasar Modal 42 Bertahan di Level Psikologis Indeks diperkirakan masih akan bergerak mixed. Hampir mendekati jenuh beli, memang. Namun, masih tersisa potensi untuk menguat.

44 Mencermati Emiten Infrastruktur Partikelir

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.

Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com


editorial Nafsu

P

eringatan itu sudah didengungkan Tuhan sejak Nabi Adam dan Siti Hawa diciptakan. Kemudian, manusia diingatkan kembali oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, seusai Perang Badar tahun 624 Masehi. Kepada para sahabatnya, Rasulullah bersabda, “Kita baru balik dari peperangan yang kecil kepada perang yang maha besar.” Para Sahabat bertanya: “Apakah peperangan yang maha besar itu ya Rasulullah?” Jawab baginda: “Perang melawan nafsu.” (Hadis Riwayat Baihaqi). Tapi, kendati sudah diingatkan berulang kali, manusia tetap manusia, masih banyak yang tak mampu melawan nafsu buruknya. Salah satunya, nafsu menimbun kekayaan sebanyak-banyak seakan-akan dia tak akan pernah mati. Akibatnya, seperti yang terjadi belakangan ini, banyak orang kejeblos oleh iming-iming yang menggiurkan. Logika tak dipakai lagi, yang penting bisa cepat kaya. Di Probolinggo Jawa Timur, contohnya. Ribuan orang tertipu oleh ulah lelaki bernama Taat

8

Pribadi. Kabarnya, uang yang “tenggelam” di kasus ini mencapai lebih dari satu triliun rupiah. Masya Allah. Dan yang tertipu ternyata bukan cuma orang kebanyakan yang pengetahuannya paspasan, tapi juga kalangan akademisi dan pengusaha. Sampai-sampai ada seorang pengusaha yang menceburkan uangnya dalam proyek penggandaan itu senilai Rp 200 miliar. Kalau orang yang berlogika, tentu uang sebanyak itu bisa dimanfaatkan dengan benar dan aman. Misalnya, disimpan di bank saja bunganya paling sedikit bisa Rp 1 miliar sebulan. Atau kalau mau pendapatan yang lebih besar lagi, bisa dibelikan emas atau obligasi pemerintah. Ingin lebih besar lagi, belikan saham blue chip agar tidak turun harganya. Dan kalaupun turun tidak akan terlalu banyak. Ingat prinsip investasi, semakin tinggi kemungkinan keuntungan yang diperoleh maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Itu investasi jelas peruntukannya, beli saham perusahaan yang sedang berjalan. Jadi berbeda dengan “Proyek Taat Pribadi” yang tidak jelas. Begitu pula proyek Dream fof Freedom (D4F) yang diselenggarakan oleh PT Promo Indonesia Mandiri, yang baru-baru ini dibubarkan dan pengelolanya sudah ditahan polisi. Hanya saja, polisi telat memberangus proyek ini karena sudah ada 700 ribu orang yang jadi korban dan membiarkan pengelolanya menelan Rp 3,5 triliun. Masyarakat seakan-akan bodoh dan mudah dibodohi, mereka dijanjikan akan memperoleh pembagian keuntungan 30% per bulan. Padahal kalau dipikir dengan benar, saat ini tak ada usaha yang pasti memberikan keuntungan sebesar itu. Contoh-contoh investasi bodong model ini sudah banyak. Ada ratusan dan korbannya pun tak kalah spektakuler, ratusan ribu bahkan mungkin sudah meliputi jutaan orang. Tapi itulah, yang namanya nafsu membuat orang lebih bodoh dari keledai yang tak akan pernah jatuh ke lubang yang sama. Jadi, pemerintah atawa Otoritas Jasa Keuangan atau lembaga apapun tak perlu menyelenggarakan edukasi publik atau mengingatkan kepada masyarakat tentang adanya aksi tipu-tipu seperti ini. Sebab, pada dasarnya, masyarakat juga sudah tahu bahwa investasi semacam itu hanya akan merugikan mereka. Sayang, nafsu ingin cepat kaya, telah membutakan mata, menulikan telinga dan membuat logika mereka menjadi macet. n bk

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Jakarta menjadi barometer ekonomi dan politik nasional. Di dalamnya berkumpul aneka ragam suku, ras, agama, dan budaya, termasuk berbagai ras di dunia. Karena Jakarta memang banyak uang. TEKS Setyo Adhi Nugroho dan Badrul

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

9


Balai Kota DKI Jakarta: Siapa yang akan duduk sepanjang 2017-2022?

10

Sumber: Bank Indonesia

pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Syaratnya, warga terkait harus membawa KTP asli saat hendak memilih pasangan cagub dan cawagub yang dikehendaki. Saat ini, jumlah penduduk Jakarta tercatat sebanyak lebih 10 juta jiwa. Dan, menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Jakarta didominasi suku Jawa (3,453 juta jiwa), kemudian Betawi (2,700 juta jiwa), Sunda (1,395 juta jiwa), Cina (632 ribu jiwa), Batak (327 ribu), dan suku-suku lainnya.

foto: timur.jakarta.go.id

P

eluit tanda kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta sudah ditiupkan sejak Jumat pekan lalu. Tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) bersama tim pemenangan masing-masing sudah bergerak menyapa warga Jakarta. Mereka diberi kesempatan kampanye oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta hingga 11 Februari 2017. Sekadar mengingatkan kepada warga Jakarta, pasangan cagub dan cawagub Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni bernomor 1, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat nomor 2, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno nomor 3. Tiga pasangan cagub dan cawagub ini akan memperebutkan sekitar 7,4 juta warga ibu kota yang diperkirakan masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, jumlah 7,4 juta jiwa itu lebih besar dibandingkan jumlah DPT DKI Jakarta pada Pemilu 2014 yang berjumlah 7 juta jiwa. “Pada Pemilu terakhir 2014 ada 7.026.168 penduduk Jakarta yang masuk DPT. Kalau sekarang berdasarkan DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) milik KPU Pusat), ada sekitar 7,4 juta warga,� kata Sumarno awal Agustus lalu. Penambahan jumlah pemilih diperkirakan terjadi karena tingginya angka kedatangan penduduk ke ibu kota. Selain itu, saat ini banyak penduduk yang baru berusia 17 tahun dan mendapatkan hak bersuara pada Pilkada. Setelah mendapat DP4 dari KPU Pusat, KPUD Jakarta akan melakukan pemutakhiran data pemilih mulai 18 Agustus hingga 6 Januari mendatang. Nantinya, kata Sumarno, warga Jakarta yang tidak masuk DPT tetap dapat menggunakan suaranya

Realisasi Pendapatan, PAD, dan Pendapatan Pajak DKI Jakarta

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Sedangkan agama yang paling banyak dianut oleh warga Jakarta ialah Islam sebanyak 8,2 juta jiwa (85,36%), Kristen 724 ribu (7,54%), Budha 318 ribu (3,30%), Katolik 303 ribu (3,16%), Hindu 20 ribu (0,21%).

KEKUATAN EKONOMI Besarnya jumlah penduduk Jakarta lantaran setiap tahun banyak orang dari daerah berbondong-bondong masuk ke Ibu Kota. Saban tahun atau setelah mudik Lebaran dan Natal, jumlah orang yang ada di Jakarta bertambah. Mudik berdua, balik ke Jakarta bawa saudara atau teman untuk mengadu peruntungan. Lihat saja setelah Lebaran lalu, jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta mencapai sekitar 70 ribu jiwa. Jakarta memang telah menjadi magnet bagi siapa saja. Maklum, 70% perputaran uang nasional berada di Jakarta. Saban bulan perputaran uang di Jakarta hampir mencapai Rp 2.500 triliun. Nilai ini berdasarkan pada lalu lintas uang di dalam Jakarta, dari luar daerah ke Jakarta, serta dari Jakarta ke luar daerah. Pertumbuhan ekonomi Jakarta juga mengalami peningkatan. Kalau pada 2014 sebesar 6,12%, di tahun 2015 naik menjadi 6,48% dan di tahun 2016 diperkirakan mencapai 6,50%. Dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB), Jakarta menyumbang sekitar 15%-17% dari PDB Indonesia. Kondisi ini menjadikan Jakarta sebagai penyumbang terbesar PDB Indonesia, jauh di atas peran provinsi lain. Besarnya kekuatan ekonomi Jakarta juga terlihat pada APBD 2016 yang mencapai Rp 67,1 triliun. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pendapatan daerah DKI Jakarta pada 2016 sebesar Rp 58.21 triliun. Angka itu meningkat 3,38% (Rp 1,9 triliun) dibanding APBD Perubahan 2015. Rencana pendapatan daerah tersebut diharapkan berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 39,3 triliun, dana perimbangan sebesar Rp 13,8 triliun dan pendapatan daerah lainnya yang sah sebesar Rp 5 triliun PAD diharapkan diperoleh dari pajak daerah sebesar Rp 32 triliun, retribusi daerah Rp 800 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp 790 miliar dan PAD lainnya yang sah sebesar Rp 5,7 triliun. Lepas pro dan kontra, sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat Gubernur DKI, total pendapatan yang diperoleh Jakarta melonjak tajam. Menurut data Bank Indonesia, realisasi pendapatan tahun 2015 mencapai Rp 44,3 triliun. Angka ini naik 70% jika dibandingkan tahun 2012 di era Fauzi Bowo yang hanya sebesar Rp 26 triliun. Masih mengutip dari situs tersebut, PAD di masa Ahok pun melesat 51% menjadi Rp 33,8 triliun, akibat digenjotnya pendapatan pajak yang menyasar warga kalangan menengah-atas, khususnya kaum berduit. Sejumlah tarif pajak dinaikkan, termasuk pajak kendaraan bermotor yang mengalami kenaikan tarif progresif menjadi 2% per Januari 2015, dari sebelumnya 1,5%. Selain itu, pajak hiburan didongkrak 30%, dari sebelumnya cuma 20%. Masalah kesejahteraan juga tak luput dari perhatian Ahok.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

11


Data per September 2015 menunjukkan, jumlah warga miskin di Jakarta turun, setelah terus menanjak sejak 2010 hingga 2014. Jumlah penduduk miskin di Jakarta per September 2015 tercatat sebanyak 368 ribu orang atau turun 10,67%, jika di bandingkan periode yang sama di tahun 2014. Penurunan ini terjadi karena nilai pengeluaran warga miskin meningkat melebihi kenaikan batas garis kemiskinan. Pada September 2015 garis kemiskinan di Jakarta berada di level Rp 503.038 per kapita per bulan. Angka tersebut meningkat 9,5% dibandingkan September 2014 yang Rp 459.560 per kapita per bulan. Meningkatnya nilai pengeluaran penduduk miskin didorong digelarnya program-program kesejahteraan Pemprov DKI, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan program Rumah Susun Sewa (Rusunawa). Dengan berbagai program tersebut, sebagian kebutuhan dasar warga miskin telah dipenuhi Pemprov Jakarta. Di tengah catatan manis dan kuatnya perekonomian Jakarta, kota ini juga memiliki segudang persoalan yang belum menemukan solusi, terutama masalah penduduk, kemacetan, dan banjir yang setiap tahun selalu terjadi.

Kemacetan di Jakarta: Belum ada solusi.

Perekonomian Jakarta l Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 > 5,18% l Nilai PDB kuartal II 2016 berdasarkan ADHK > Rp 2.353,2 triliun l Nilai PDB berdasarkan ADHB > Rp 3.086,6 triliun l Realisasi PMA dan PMDN kuartal II 2016 > Rp 151,6 triliun Sumber: Badan Pusat Statistik

12

foto: dok. review

SEMUA ADA DI JAKARTA Terlepas dari soal banjir dan kemacetan yang membelit Ja-

karta, toh kota ini tetap saja manis bagi setiap orang. Cari duit juga gampang asal mau dan tidak malu. Buktinya, penghasilan rata-rata pengemis, menurut data Dinas Sosial DKI Jakarta, adalah Rp 750.000 sampai Rp 1 juta per hari. Adapun pendapatan per kapita warga Jakarta meningkat dari Rp 174,8 juta pada 2014 menjadi Rp 194,9 juta per tahun 2015. Dan, 13% dari masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$ 1.000 per bulan. Jika Anda termasuk yang berpenghasilan 13% ini, berbahagialah sebab sejajar dengan masyarakat Singapura, Shanghai, Kuala Lumpur, dan Mumbai. Jakarta memang lain dibanding kota-kota lainnya di Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, Jakarta merupakan satu-satunya kota dengan status setingkat provinsi. Sementara jabatan gubernur akan disejajarkan setingkat menteri. Di balik kesemrawutannya, Jakarta menyimpan potensi ekonomi dan infrastruktur tersembunyi. Kendati kota padat penduduk, Jakarta merupakan kota yang paling diincar untuk investasi properti daripada Shanghai, Kuala Lumpur, maupun Singapura. Dan, dari 40 kota dengan gedung pencakar langit terbanyak di dunia, Jakarta menduduki posisi ke-17. Beberapa bangunan dan tempat terbesar di dunia ternyata juga ada di Jakarta. Ketika selesai dibangun pada tahun 1962, Stadion Utama Senayan atau Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan satu di antara stadion terbesar di seluruh dunia dengan kapasitas awal sekitar 100.000 orang. Di Jakarta juga ada pasar grosir terbesar di Asia Tenggara, yakni Pasar Tanah Abang yang dibangun pada tahun 1935. Stasiun Jakarta Kota sempat menjadi stasiun terbesar se-Asia Tenggara dengan 580 kereta api yang bolak-balik setiap harinya. Pada tahun 2020 nanti, Jakarta akan mempunyai gedung pencakar langit tertinggi se-Asia Tenggara. Gedung itu bernama The Signature. Berdasarkan data Forbes, Jakarta merupakan satu di antara kota yang penduduknya paling sering berkicau di Twitter. Saking seringnya berkicau, warga Jakarta mampu menyumbang dua trending topic Twitter setiap hari. Jadi, semuanya ada di Jakarta. Makanya, Pilkada DKI Jakarta terasa lebih semarak dibandingkan Pilkada di tempat lain. Bahkan, Anis Baswedan, yang beberapa waktu lalu sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bersedia menjadi cagub pada Pilkada DKI Jakarta. Tak hanya Anis yang bekas menteri masuk dalam pertarungan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta. Pilkada DKI Jakarta kali ini juga melibatkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk mengadu strategi memenangkan Pilkada DKI Jakarta. Megawati penyokong pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, SBY pada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Prabowo untuk Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Jakarta memang menjadi barometer ekonomi dan politik nasional. Di dalamnya berkumpul aneka ragam suku, ras, agama, dan budaya yang berakulturasi, termasuk berbagai ras di dunia. Karena Jakarta memang banyak uang. Tapi, siapa yang akan duduk di Balai Kota DKI Jakarta 2017-2022? n

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Mereka yang Berlaga di Pentas Pilkada DKI K

KARIR : l Pusat Antar Universitas, UGM (1994 - 1996) l Peneliti, Pusat Penelitian, Evaluasi dan Kajian Kebijakan, Northern Illinois University (2000) l Peneliti Utama, Lembaga Survei Indonesia (2005 - 2007) l Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan (2006 - 2007) l National Advisor, Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (2006 - 2007) l Rektor Universitas Paramadina (sejak 2007) l Moderator, dalam acara Debat Calon Presiden (2009) l Anggota, Tim-8 dalam kasus dugaan pidana pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009) l Presenter, program Save Our Nation, Metro TV (2010) l Presenter, Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika (2010) l Pendiri gerakan Indonesia Mengajar l Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (2014-2016)

biaya dan keuangan PT Simaxindo Primadaya, Jakarta (1994 – 1995) l Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency (CDT.3.1) l Direktur PT Nurindra Ekapersada, Belitung Timur (1992 – 2005) l Bupati Belitung Timur (2005 – 2006) l Anggota DPRD Belitung Timur bidang Komisi Anggaran (2005 – 2006) l Anggota Komisi II DPR RI (2009 – 2014) l Wakil Gubernur DKI Jakarta (2014) l Gubernur DKI Jakarta (2014-2017)

NOMOR URUT 1

Nama : Agus Harimurti Yudhoyono TTL : Bandung, 10 Agt 1978 KARIR : l Wadan Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha l Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis l Kepala Operasi Infanteri 17 Brigade Airbone Kostrad TNI AD

Nama : Djarot Saiful Hidayat TTL : Gorontalo, 30 Okt 1955 KARIR : l Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya l Pembantu Rektor I Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya (1997-1999) l PD I FIA, UNTAG Surabaya (1984-1991) l Dekan FIA, UNTAG Surabaya (1991-1997) l Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (1999-2000) l Wali Kota Blitar dua periode (2000-2010) l Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan (2005-2010) l Ketua I Pappuda PDI Perjuangan (1999) l Deputi I BADIKLATDA Jatim (2001) l Ketua Komisi A DPRD Jatim (1999-2000) l Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan (2010-2015) l Ketua DPD PA GMNI Jatim (2010-2014) l Wakil Gubernur DKI Jakarta (2014-2017)

Nama : Sylviana Murni TTL : Jakarta, 11 Okt 1958 KARIR : l Staf Penatar BP-7 DKI (1985-1987) l Staf Biro Bintal DKI (1987-1989) l Ka. Sub. Bag. Pendidikan Luar Sekolah Biro Bintal DKI (1989-1991) l Ka. Sub. Bag. Seni Budaya Biro Bintal DKI (1991-1995) l Ka. Bag. Kebudayaan Biro Bintal DKI (19951997) l Anggota DPRD DKI (1997-1999) l Ka. Biro Bina Sosial DKI (1999-2001)

NOMOR URUT 2

Nama : Basuki Tjahaja Purnama TTL : Manggar, Bangka Belitung, 29 Jun 1966 KARIR : l Asisten Presiden Direktur bidang analisa

Nama : Sandiaga Salahuddin Uno TTL : Rumbai, 28 Jun 1969 KARIR : l Summa Group, Jakarta (1990-1993) l Seapower Asia Investment Limited, Singapura (1993-1994) l MP Holding Limited Group, Singapura (1994-1995) l NTI Resources Limited, Calgary, Canada (1995-1998) l PT Saratoga Investama Sedaya (1998sekarang)

NOMOR URUT 3

1 reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

foto: media indonesia

foto: antarafoto

Nama : Anies Baswedan TTL : Kuningan, 7 Mei 1969

2

foto: antarafoto

omisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta menetapkan nomor urut bagi tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, usai menggelar Rapat Pleno di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa malam pekan lalu. Inilah profil tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta:

3 13


Demi DKI-1 Dana Diguyur Ongkos politik yang harus dikeluarkan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta bersama pendukungnya diperkirakan sangat besar.

P

TEKS Badrul

ilkada DKI Jakarta memang terasa lebih menonjol ketimbang daerah lainnya yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2017. Lihat saja pemberitaan di media massa nasional yang selalu menyorot proses tahapan Pilkada DKI Jakarta. “Dari 101 daerah ada 7 Pilkada gubernur. Pemberitaan selalu didominasi di DKI Jakarta. Bahkan dalam setiap kegiatan,” ujar Muhammad Fadilah, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

Boleh jadi lantaran Jakarta merupakan barometer politik dan ekonomi Indonesia. Karena denyutnya begitu terasa, boleh jadi juga ongkos politik untuk bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta begitu besar. Dengar saja cerita politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Abraham ‘Lulung’ Lunggana. Kata dia, minimal seorang calon harus menyiapkan Rp 2 miliar. “Itu sudah sederhana banget. Balon (bakal calon) duafa istilahnya. Kan ada balon duafa, balon kelas menengah, ada juga balon gohir ha-ha-ha…,” kata Wakil Ketua DPRD DKI ini, seperti dikutip dari Kompas.com. Ongkos politik yang disebut Lulung ini berbeda jauh dengan yang sempat disebut oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Berdasarkan hitung-hitungan Ahok, setiap pengurus partai tingkat anak ranting di kelurahan membutuhkan dana operasional minimal Rp 10 juta per bulan. Jika dikalikan dengan 267 kelurahan, total dana yang bisa dihabiskan untuk membiayai pengurus partai di tingkat anak ranting di kelurahan ter-

Tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, usai mengikuti proses pengambilan nomor urut, Selasa (25/10): Ongkos politiknya besar.

14

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


penawaran bagi siapa saja yang ingin makan bersama. Sebelumnya, Ahok pernah mematok kategori harga untuk acara makan bersama. “Ya tergantung kamu, mau makan yang Rp 10 ribu, yang Rp 1 juta, atau yang Rp 2 juta,” ujarnya. Meski begitu, Ahok mengakui bahwa konsep tersebut belum bersifat final. Pasalnya, Ahok enggan untuk terlalu memikirkan dana pemenangan kampanye. Semua rencana nantinya akan diatur oleh tim pemenangan. Kalau Ahok memperkirakan sekitar Rp 15 miliar, berapa yang dibutuhkan oleh pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni? Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta, Nachrowi Ramli, mengatakan, dana kampanye untuk pasangan ini sekitar Rp 70 miliar. Ini, katanya, berdasarkan pengalamannya mengikuti Pilkada DKI Jakarta bersama Fauzi Bowo. “Perkiraan saya dana untuk Agus-Sylvi sekarang ini hampir sama dengan pada masa saya dan Bang Foke. Bahkan, bisa lebih kecil dibandingkan pada masa saya, karena Agus-Sylvi sudah dikenal. Jadi, antara Rp 50 miliar sampai Rp 70 miliar,” ujar Nachrowi. Menurut dia, dana tersebut digunakan untuk logistik atribut, operasional dan sosialisasi atau iklan pada masa kampanye. Kemudian, berapa untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno? Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menyebutkan, sekitar Rp 75 miliar hingga Rp 100 miliar. Taufik mengatakan, sumber dana kampanye itu bisa bermacam-macam. Salah satunya bisa berasal dari sumbangan Anies dan Sandiaga. Selain itu, bisa berasal dari sumbangan anggota DPR dan DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra selaku partai pengusung Anies-Sandiaga.

foto: antarafoto

sebut bisa mencapai Rp 2,67 miliar. Jika dikalikan 10 bulan, maka dana yang bisa dihabiskan bisa mencapai Rp 26 miliar. Menurut Ahok, hitung-hitungan itu belum termasuk kebutuhan dana untuk pengurus partai ranting di kecamatan. Belum lagi jika partai yang mengusungnya tidak hanya satu. “Kalau dua partai dukung kamu, semua minta digerakkan mesin partainya, bisa-bisa Rp 100 miliar enggak cukup lho nyalon gubernur DKI,” kata Ahok. Lantas, berapa besar dana kampanye pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat? Ahok mengatakan sekitar Rp 15 miliar. “Dana itu cukup untuk pelatihan dan menghadirkan saksi,” katanya. Namun, baik Ahok dan Djarot belum bisa memastikan berapa besar dana kampanye selama Pilkada. Djarot mengaku sudah menyiapkan rekening untuk menampung sumbangan dana kampanye. Ia dan Ahok membuat dua rekening sekaligus di dua bank swasta berbeda. Ahok mengatakan ia akan melakukan kampanye kreatif. Misalnya, diundang menjadi pembicara ataupun stand-up comedy di suatu acara. “Saya bilang, yang mau undang kami ya kami tes dong, mau bayar berapa. Kalau orang lain Rp 10 juta, ya saya juga. Kalau Cak Lontong Rp 60 juta, ya saya Rp 30 juta,” kata Ahok. Ahok juga berencana mengumpulkan uang dengan memberi

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

BATASAN DANA KAMPANYE KPU mengizinkan perseorangan serta korporasi atau perusahaan menyumbang dana kampanye bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menjelaskan, sumbangan baru dapat diberikan setelah pasangan calon membuka rekening bersama. Nantinya penyumbang bisa menyumbang dana kampanye melalui sistem transfer. “Sumbangan itu harus menyebutkan nama, identitas, NPWP (nomor pokok wajib pajak), serta sumber dananya dari mana,” kata Sumarno. Sumbangan bisa dilakukan oleh perseorangan maupun korporasi, badan hukum, serta perusahaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, perseorangan maksimal memberi sumbangan sebesar Rp 75 juta. Sedangkan korporasi maksimal menyumbang sebesar Rp 750 juta. Sementara anggaran penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta 2017 mencapai Rp 478 miliar. Jumlah tersebut sudah termasuk anggaran apabila nantinya penyelenggaraan Pilkada 2017 harus dilakukan dalam dua putaran. “Penganggaran sudah kami siapkan untuk dua putaran. Kemudian dikoordinasi dengan tata cara pencairannya. Jadi Rp 478 miliar itu sudah include dua putaran,” kata Betty Epsilon, anggota KPU DKI Jakarta. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007, pemenang Pilkada DKI harus meraih suara minimal 50% plus satu. Siapa yang nanti bakal menang? n

15


foto: Suara pembaruan

Kampanye Pilpres 2014: Harus ada lembaga yang mengaudit keuangan parpol.

Pesta Pora Dana Triliunan Parpol Harus dibuat aturan main yang jelas dan tegas untuk meloloskan sumbangan Rp 1 triliun kepada setiap parpol. Tanpa semua ini, demokrasi yang bebas dari transaksi dan kriminal tetap saja berlangsung. TEKS Setyo Adhi Nugroho

S

udah setahun lebih berlalu, tapi gaungnya masih terdengar hingga kini di telinga. Hari itu, Senin, 9 Maret 2015, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menggulirkan wacana perlunya setiap partai politik (parpol) memperoleh suntikan dana sebesar Rp 1 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan dana sebesar itu, parpol diharapkan tidak lagi ‘menugaskan’ kadernya untuk menangguk dana di lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Artinya, para politisi yang

16

duduk di tiga lembaga itu tidak lagi melakukan perbuatan tercela alias korupsi. Dalam APBN-P 2015, total bantuan negara kepada parpol yang lolos ambang batas parlemen pada Pemilu Legislatif 2014 ditetapkan sebesar Rp 13,17 miliar. Dana sekecil ini dibagi untuk 10 parpol. PDI Perjuangan, sebagai pemenang Pemilu Legislatif memperoleh bantuan paling besar, yakni Rp 2,55 miliar setiap tahun. Disusul pemenang kedua, ketiga, dan seterusnya. Selama ini memang sumbangan dari APBN atau APBD dan iuran kader kepada parpol terbilang sangat kecil. Inilah yang dituding banyak kalangan membuat suburnya korupsi di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Makanya jangan heran kalau banyak pejabat di ketiga lembaga tersebut yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu dana yang sering jadi bancakan kader parpol adalah dana bantuan sosial (bansos). Dana yang seharusnya dipakai untuk kesejahteraan rakyat, tapi dimasukkan kantong-kantong partai politik atau pribadi. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semakin me-

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Lucunya, Undang-Undang Partai Politik ini sama sekali tidak menyinggung soal standar laporan keuangan partai. Tak ada kewajiban membuat pengelolaan dana partai akuntabel dan transparan. Tanpa standar, jelas auditor sulit memeriksa laporan dana partai. Lebih buruk lagi, banyak partai yang tidak melakukan audit. Kewajiban pemeriksaan laporan keuangan partai juga hanya dicantumkan samar-samar. Partai cuma dituntut melaporkan dana bantuan pemerintah kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Selebihnya ‘suka-suka’ partai saja. Sanksi pun dibuat seringan mungkin. Pengurus partai yang melanggar batas sumbangan hanya dihukum paling lama satu tahun penjara. Partainya sendiri lolos dari ancaman pembekuan atau pembubaran. Jadi, lumrah saja bila aturan lembek ini menjadi semacam ‘insentif’ bagi partai untuk melakukan pelanggaran. Jangan-jangan pemerintah dan DPR sengaja membuat ruang pendanaan partai ini gelap. Sebab, kalau ‘terang’ mereka tidak bisa ‘bermain’. Jadi, memang harus dibuat aturan main yang jelas dan tegas untuk meloloskan sumbangan Rp 1 triliun kepada setiap parpol. Harus ada lembaga yang mengaudit keuangan parpol. Laporan keuangan juga harus dibuat transparan dan diumumkan kepada publik. Tanpa semua ini, demokrasi yang bebas dari transaksi dan kriminal tetap saja berlangsung. Rakyat lagi-lagi harus menonton pesta pora parpol karena memperoleh sumbangan dana superjumbo. n foto: riset

nguatkan dugaan itu. BPK menyebutkan, lebih 60% dana bansos dan hibah jatuh ke pihak-pihak yang bukan punya hak menerima. Celakanya, jumlah dana bansos terus naik. Hasil penelitian Indonesian Corruption Watch (ICW) memperlihatkan, pada APBN 2012 besaran dana bansos Rp 40,30 triliun. Kemudian APBN 2013 naik menjadi Rp 69,54 triliun, dan meningkat lagi menjadi Rp 82 triliun di APBN-P 2014. Begitu pula halnya dengan dana optimilisasi, yang biasanya tiba-tiba saja nyelonong di akhir masa jabatan anggota Dewan. Yang tak kalah menjijikkan tingkah sejumlah politisi yang menjadikan BUMN sebagai sapi perah. Bukan rahasia lagi, BUMN menjadi tempat paling enak mencari duit untuk pemilu. Bayangkan, saat ini, menurut penelitian Indonesia Budget Center (IBC), ada sebanyak 140 BUMN dengan total aset mencapai Rp 4.000 triliun. Salah satu modus yang sering digunakan, menurut peneliti ICW Apung Widadi, adalah melalui proses initial public offering (IPO) dari BUMN ke swasta. Hal ini digunakan oleh para elite politik sebagai salah satu sumber dana utama pemenangan pemilu. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pernah menemukan sumber dana parpol yang berasal dari BUMN dan BUMD. Pelakunya kebanyakam calon incumbent, tapi ada ada juga dari calon baru. Modusnya ada yang menggunakan nama perusahaan dalam negeri, ada juga yang modusnya memutar-mutar dulu uangnya ke luar negeri. Modus lain yang perlu dicermati adalah menjelang pemilu. Setiap kali menjelang, selalu saja muncul kasus-kasus perbankan. Lihat saja, sebelum Pemilu 1999 terjadi skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). “Dari kasus ini, ada dana sekitar Rp 160 triliun yang tak jelas peruntukannya,” kata Bambang Widjojanto, saat masih aktif sebagai Wakil Ketua KPK. Kemudian pada Pemilu 2004, Bank BNI Cabang Kebayoran Baru dibobol sebesar Rp 1,2 triliun oleh Adrian Woworuntu dan Maria Pauline Lumowa. Adrian dihukum seumur hidup, sedangkan Maria tak bisa disidang karena sudah menjadi warga negara Belanda. “Ada dua atau tiga kasus terkait bank lain, termasuk Bank Global,” ungkap Bambang. Tahun 2008, setahun menjelang Pemilu 2009, Bank Century diberi dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun. Namun, bailout ini dianggap menyalahi aturan, sehingga muncul kecurigaan bahwa dana talangan itu sebagian besar dipakai untuk mendanai pemilu parpol tertentu. Perbankan menjadi incaran penggalangan dana pemenangan pemilu, karena kapitalisasi dana di dalamnya. Itu yang disebut cash and carry-nya jelas. Ada uang, ada barang. Ada uang, ada jasa.

TIDAK ADA AUDIT Menjadi pertanyaan, apakah dengan menyuntikkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk setiap parpol akan membuat kasus-kasus penggarongan uang rakyat seperti kejadian di atas tidak terulang? Tak ada yang bisa menjamin. Dalam UU No 2 tahun 2008 tentang Partai Politik disebutkan, perusahaan atau badan usaha boleh menyumbang maksimal Rp 7,5 miliar dalam waktu satu tahun anggaran untuk partai politik. Sedangkan sumbangan perseorangan yang bukan anggota partai politik Rp 1 miliar.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

17


Bisnis Properti

Astra Meramaikan Bisn

Pembangunan proyek properti: Pasar yang sangat menjanjikan.

Astra semakin meramaikan bisnis properti nasional. Persaingan yang semakin sengit hampir pasti tidak bisa dihindari.

B

TEKS Lucky Benyamin Foto Dahlan RP

isnis properti memang menjanjikan. Dia terus tumbuh. Seperti orang butuh makan, properti selalu dicari orang karena dia salah satu kebutuhan dasar hidup manusia. Selama perekonomian tumbuh positif dan bonus demografi melaju, kebutuhan properti akan terus naik. Ini karena pro-

18

perti, terutama rumah, merupakan kebutuhan pokok. Sementara properti komersial, seperti perkantoran dan hotel serta resor merupakan kebutuhan bisnis dan pariwisata. Bisnis properti juga merupakan investasi dengan risiko paling minim, baik dari segi risiko bisnis (business risk), risiko suku bunga (interest risk), risiko inflasi (inflation risk), risiko likuiditas (liquidity risk), dan risiko pasar (market risk). Hebatnya lagi, harga properti tak akan pernah turun. Paling-paling terkoreksi, itu pun sangat tergantung pada lokasi, kondisi ekonomi, dan supply and demand. Artinya, bisnis properti memang investasi nomor wahid. Maka, jangan heran, kalau banyak kelompok usaha besar bermain di industri ini. Yang terbaru adalah PT Astra International Tbk (ASII). Lini bisnis baru ini melengkapi enam lini bisnis Astra saat ini, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, dan logistik. David Iman Santosa, Presiden Direktur Astra Properti me-

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Bisnis Properti

nis Properti nyatakan, perseroan telah berpikir secara matang sebelum merambah sektor properti. Meski pasar hunian komersial masih lesu, ia menilai bisnis properti cukup menjanjikan untuk jangka panjang. “Saya kira keputusan Astra masuk ke properti itu jangka panjang ya, properti kan ada siklusnya. Jadi, kalau misalkan kami juga melihat tahun depan apakah benar-benar bisa ceria kami juga belum terlalu positif seperti itu. Tapi kami perlu persiapkan persiapan-persiapan bisnis yang ada,” kata David saat meresmikan lini bisnis properti Astra, Rabu pekan lalu. Menurut David, Astra cukup percaya diri untuk terjun di bisnis properti setelah melakukan studi mendalam tentang kebutuhan hunian dan perkiraan perkembangan industri properti di Indonesia dalam jangka panjang. “Sinergi yang ada di dalam Astra adalah hal yang penting. Sampai hari ini Astra punya aset properti, aset ini sangat memungkinkan untuk jadi portofolio bisnis,” terang David. Sejalan dengan ekspansi bisnis, perseroan menetapkan PT Menara Astra sebagai induk usaha properti, yang akan membawahi PT Astra Land Indonesia (ALI) dan PT Brahmayasya Bahtera. Sebagai informasi, Brahmayasya dan Hongkong Land tercatat telah membangun tiga tower apartemen (Anandamaya Residences) dan gedung perkantoran (Menara Astra) di atas lahan seluas 2,4 hektar di kawasan Sudirman, Jakarta. Nilai investasi yang dikeluarkan untuk kedua proyek tersebut berkisar Rp 8 triliun. “Pembangunannya sudah mulai pada kuartal pertama tahun 2014, diharapkan rampung pada awal 2018,” tambah David. David menuturkan, bisnis properti Astra akan memperluas segmentasi pasar, tidak hanya menjajakan apartemen untuk kelas menengah ke atas. Untuk mendukung lini bisnis ketujuh ini, Astra mengalokasi belanja modal sebesar 10% dari total belanja modal grup usaha. Selain itu, lanjut David, Astra juga telah membentuk perusahaan patungan antara anak usahanya, PT Astra Land dan PT Mitra Sindo Makmur, dengan menggelontorkan investasi sebesar Rp 3,4 triliun untuk mengakuisisi lahan seluas 70 hektar di Jakarta Timur. Rencananaya, di atas lahan baru itu akan dibangun kawasan terpadu (mixes-used), dengan estimasi kebutuhan modal pembangunan mencapai Rp 23 triliun. “Jadi Rp 23 triliun itu untuk jangka panjang, tidak dikeluarkan secara langsung. Yah jangka panjangnya 15-20 tahun lah,” jelasnya. Namun, David menegaskan, Astra masih akan melakukan studi lebih lanjut untuk mengembangkan proyek tersebut, terutama mengenai bangunan pertama yang akan dibangun. Namun yang pasti, pihaknya berharap paling tidak tahun depan salah satu proyeknya dapat rilis. Di samping itu, Astra juga berencana untuk membangun proyek perumahan di kawasan TB Simatupang. Saat ini, Astra masih melakukan studi penghitungan dalam mengembangkan proyek tersebut. “Untuk proyek di TB Simatupang masih belum bisa kami

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

buka karena belum semuanya confirm angkanya,” tutup David. Hanya saja, lahan tersebut merupakan salah satu aset milik Astra. Sehingga, perusahaan memutuskan untuk mengembangkan asetnya menjadi salah satu portofolio bisnisnya.

PERSAINGAN SEMAKIN SENGIT Masuknya Astra di pasar ini tentu saja bakal semakin meramaikan konstelasi bisnis properti. Persaingan yang semakin sengit hampir pasti tidak bisa dihindari. Lippo Karawaci, Bumi Serpong Damai, Alam Sutera Realty, Summarecon Agung, Ciputra Development, Agung Podomoro Land, Duta Pertiwi, dan Modernland Realty harus bersedia menerima kehadiran Astra. Apalagi, baru-baru ini, pasar properti diramaikan kehadiran Hutomo Mandala Putera alias Tommy. Kali ini, Tommy lewat Humpuss Group berkongsi dengan KG Global Development. Di lahan seluas 4 hektar di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta, mereka akan mendirikan properti multifungsi Mangkuluhur City. Mangkuluhur City boleh dikatakan sebagai pertaruhan bisnis Tommy di sektor properti. Setelah Crowne Plaza, belum ada lagi proyek properti skala besar lain yang dibesutnya di Jakarta. Karena itu, proyek yang mencakup Office Tower One, apartemen Regent Residence, hotel Regent, apartemen servis Fraser Residence, dan kelak Office Tower Two, senilai US$ 1 miliar atau Rp 13,07 triliun dikerjakan dengan serius. Bagaimana dengan kelompok usaha yang lain? Keluarga Hartono, atas nama Robert dan Michael dari kelompok usaha Djarum Group juga punya portofolio properti berukuran jumbo. Tidak saja dari dimensi bangunan, melainkan juga nilainya. Contohnya, Whole Trade Center (WTC) Mangga Dua, bangunan multifungsi Menara BCA, Hotel Indonesia Kempinski, Kempinski Residence, dan Grand Indonesia Shopping Town. Belum lagi Anthoni Salim dengan bendera Salim Group, kembali menggebrak sektor properti dengan Casa Domain, apartemen mewah di bilangan KH Mas Mansyur, dan PIK Tower di Pantai Indah Kapuk. Juga Eka Tjipta Widjaja dengan Sinarmas Land-nya yang tampil sebagai pengembang beraset terbesar di Indonesia. Karya terbesar Eka Tjipta adalah BSD City. Sekali lagi, bisnis properti memang oke banget. n

19


Bisnis Rumah sakit

Mari Berebut Pasien Pasar rumah sakit di Indonesia memang sangat menggiurkan. Tak cuma pemain lokal, asing juga masuk. TEKS Lucky Benyamin Foto Dahlan RP

P

T Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melebarkan jaringan bisnisnya di berbagai sektor. Salah satu sektor yang baru dijajaki oleh perusahaan yang didirikan Sandiaga Uno ini adalah investasi di bidang usaha rumah sakit. Caranya, SRTG masuk ke PT Famon Awal Bros Sedaya (FABS) melalui pengambilan saham baru senilai Rp 75 miliar. FABS merupakan perusahaan induk

Rumah Sakit Siloam: Pasarnya menggiurkan.

20

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Bisnis Rumah sakit dari beberapa perusahaan yang mengelola empat rumah sakit dengan merek rumah sakit Awal Bros di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Makassar. Direktur Keuangan SRTG Jerry Go Ngo, mengatakan SRTG memutuskan mencari peluang di sektor rumah sakit dengan menggandeng FABS karena diketahui grup tersebut mempunyai kualitas yang baik dalam sektor bisnis tersebut. Hal ini dibuktikan dengan partisipasinya dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit nasional (Komite Akreditasi Rumah Sakit - KARS) serta di akreditasi yang diakui secara internasional seperti Joint Commission International (JCI). “Kami sebagai perusahaan investasi aktif terus mencari peluang dan kami tetap fokus mengembangkan portofolio yang ada, menyediakan diri untuk melakukan investasi jangka panjang di mana kami melihat adanya peningkatan di masa yang akan datang,” kata Jerry kepada Kontan. Sesuai dengan keterbukaan publik, SRTG pada semester 1-2016 mencetak pendapatan sebesar Rp 5,09 triliun, naik bila dibandingkan semester 1-2015, yakni Rp 3,89 triliun dari 22 perusahaan investasi.

ASING IKUT MASUK Memang, industri rumah sakit di Indonesia terus tumbuh seiring bertambahnya jumlah penduduk. Apalagi, prospek dan peluang bisnis rumah sakit menggiurkan. Tengoklah di sejumlah tempat, berdiri dengan megah berbagai rumah sakit. Jangan heran, bila persaingan di bisnis ini juga semakin ketat saja. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, unit usaha Grup Kalbe yang mengelola rumah sakit Mitra Keluarga, misalnya. Tak lama lagi bakal melakukan ekspansi untuk lima tahun ke depan, dengan target memiliki 18 rumah sakit hingga tahun 2019 mendatang. “Dalam satu tahun, minimal ada satu rumah sakit yang akan dibuka,” kata Joyce Vidyayanti, Direktur Mitra Keluarga. Bisnis rumah sakit memang serius digeluti Mitra Keluarga. Apalagi bisnis ini telah mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Pada semester I-2015, Mitra Keluarga memperoleh pendapatan Rp 1,1 triliun, naik 10% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Laba bersih Mitra keluarga tercatat Rp 309,74 miliar, naik 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 267,93 miliar. Saat ini, Mitra Keluarga telah memiliki 12 rumah sakit dengan 1.750 tempat tidur. Targetnya jumlah tempat

tidur akan bertambah 94,28% menjadi 3.400 tempat tidur pada tahun 2019. Santer terdengar, Mitra Keluarga menjadi pesaing berat Rumah Sakit Siloam yang dikelola PT Siloam International Hospital Tbk yang dimiliki Lippo Group. Meski keduanya memiliki konsep yang berbeda, tetapi persaingan untuk memperebutkan pasien sangat terasa. Bila dibandingkan Siloam, memang Mitra Keluarga kalah agresif dalam rencana ekspansinya. Siloam menjadi lebih menarik karena akan menambah dan membuka lebih dari 30 rumah sakit baru hingga 2017. Saat ini, Siloam telah mengoperasikan sekitar 20 rumah sakit dan 17 klinik. Dengan demikian, pertumbuhan bisnis, pendapatan, dan laba Siloam lebih prospektif. Sayang ekpansi Siloam ditunda seiring dengan perlambatan ekonomi dan anjloknya nilai tukar rupiah. Padahal, menurut Romeo Lledo, Direktur Utama Siloam, semula Siloam menargetkan bisa mengakuisisi dua rumah sakit tahun ini, dengan menyiapkan dana sekitar Rp 250 miliar. Selain itu, Siloam juga sudah menargetkan membuka 10 rumah sakit baru untuk tahun ini. Empat di antaranya rumah sakit besar di Yogyakarta, Bogor, Labuan Bajo, dan Bau-Bau serta enam rumah sakit Medica. “Proses akuisisi rumah sakit akan diundur sampai kondisi ekonomi kembali membaik,” katanya.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

Sementara itu, Mayapada Group juga serius meminati bisnis rumah sakit. Saat ini, mereka tengah membangun rumah sakit di Jakarta Garden City, kota mandiri terintegrasi seluas 370 hektare (ha) di Cakung, Jakarta Timur. Pembangunan yang dikerjakan PT Modernland Realty Tbk ini akan dimulai pada kuartal IV2015 dan direncanakan selesai kuartal II-2017. Rumah sakit ini diprakarsai oleh Mayapada Group melalui Mayapada Healthcare Group (MHG) dengan mengembangkan pelayanan bertaraf international melalui kerja sama dengan National Healthcare Group (NHG) Singapura. Soal keterlibat asing di bisnis ini, ya rasanya hal yang lumrah. Soalnya, potensi pasar di bisnis ini lumayan besar sehingga banyak menarik investor asing. Salah satu investor yang juga tertarik masuk ke bisnis ini adalah perusahaan investment banking Creador, yang memfokuskan pada investasi ke berbagai perusahaan di India, Malaysia, Indonesia dan Singapura. Saat ini, Creador tengah menyiapkan strategi masuk ke bisnis kesehatan dengan mengincar saham RS Hermina. Dana yang disiapkan untuk membeli saham RS Hermina cukup besar, di atas Rp 100 miliar. RS Hermina sendiri saat ini telah memiliki 25 jaringan rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. n

21


Bisnis Minuman ringan

Pasar Minuman Semakin Basah Kelompok usaha besar ramai-ramai menggarap pasar minuman ringan. Duitnya memang asyik. TEKS Lucky Benyamin Foto dahlan rp

I

ndustri minuman dalam negeri memang tidak pernah lesu. Berbagai perusahaan minuman terus mengembangkan pruduknya untuk menyesuaikan trend dan selera pasar. Begitu pula dengan PT Sayap Mas Utama (Wings Food), yang mengeluarkan produk minuman isotonik bernama Isoplus. Potensi terhadap minuman isotonik cukup menjanjikan, yakni sebanyak 29% dari potensi industri minuman kemasan

22

atau setara dengan 268 juta liter pada tahun 2015. Di sisi lain, pertumbuhan pasar minuman isotonik pada tahun tahun 2016 sebesar 15%. Isoplus akan dipasarkan melalui dua jalur, modern dan tradisional. Adapun persentase pendistribusiannya 70% untuk tradisional (toko kelontong) dan 30% untuk modern retail. Selain Isoplus, Wings telah memiliki lima merek produk siap minum, yakni

Floridina, Teh Javana, Ale Ale, Teh Rio, dan Power F. Khusus merek Ale Ale, Wings Food mengklaim produk itu menguasai 85% pangsa pasar segmen produk serupa. Selain produk siap minum, Wings Food memiliki dua kategori minuman lain, yakni powder drink alias minuman bubuk dan kopi. Ketiga produk minuman masuk skup produk food & beverages. Wings Food yakin, harga masih menjadi pertimbangan utama pasar yang perusahaan bidik. “Pasti, saat konsumen datang ke minimarket tidak terlalu melihat merek, yang terpenting ada dan harganya terjangkau,� ujar Aristanto Kristandyo, Head of Marketing Beverages Wings Food. Tak hanya Wings Food, Indofood

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Bisnis Minuman ringan susu cair. Sementara Indofood merupakan pemain utama produsen barang-barang konsumsi di Indonesia. Usaha Indofood meliputi mie instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit. Beberapa produk susu, juga sudah diproduksi oleh Indofood, antara lain merek Indomilk dan Enaak.

juga semakin gencar masuk ke bisnis minuman ringan. Setelah tahun lalu mengambil alih air minum mineral bermerek Club dengan nilai Rp 2,2 triliun dan mengakuisisi saham PT Pepsi-Cola Indobeverages (PCIB), perusahaan milik Salim Group ini beberapa waktu lalu lewat anak usahanya PT Indolaktio membeli 100% saham produsen Milkuat, PT Danone Dairy Indonesia. Tak cuma membeli saham saja, Indofood juga mengambilalih merek dagang Milkuat dan desain industri produk Milkuat dengan harga sekitar Rp 250 miliar. Sekadar catatan, Danone Dairy Indonesia telah memproduksi dan mendistribusikan produk susu cair dengan merek Milkuat sejak 2004. Susu ini menyasar anak berusia 5-12 tahun. Milkuat juga memiliki banyak varian dengan harga terjangkau serta menjadi salah satu pemain utama di segmen produk

MINUMAN TEH Pasar minuman ringan memang sedang menjadi incaran para pebisnis. Di pasar minuman teh tak kalah serunya. Menurut data Euromonitor International, sejak tahun 2004 hingga saat ini, pertumbuhan minuman siap saji, termasuk ready to drink tea (minuman teh siap saji) memiliki grafik terus meningkat dan memiliki market share yang lebih tinggi. Apalagi, muncul inovasi minuman teh dalam berbagai varian, seperti teh berkarbonasi, teh mengandung sari buah, antioksidan dan lainnya, seperti TEBS, Fruitea, Frestea, Teh Gelas, dan lainnya. Di Indonesia, hampir 50% penduduknya mengonsumsi minuman siap saji dalam kemasan, terutama minuman teh yang cukup digemari karena dapat dinikmati oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Masih berdasarkan data dari Euromonitor International disebutkan bahwa hampir 38% penduduk Indonesia menyukai minuman panas, seperti hot tea, hot coffee, dan hot chocolate. Sementara itu, 12% menyukai iced tea drinks dan 50% sisanya mengonsumsi minuman siap saji dalam kemasan. Sekadar catatan, pasar minuman ringan Indonesia tahun 2012 mencapai Rp 288,8 triliun hingga Rp 294,3 triliun. Penjualan air minuman dalam kemasan tumbuh rata-rata 12,3% selama tahun 20052012 dan pada 2013 volumenya mencapai 21,9 miliar liter. Sementara untuk minuman teh siap saji, penjualan tumbuh rata-rata 8% per tahun. Penjualan minuman teh siap saji pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp 11 triliun dengan volume sebesar 1.800 juta liter. Hasil survei itu diperkuat oleh Direktur PT Indofood Asahi Sukses Beverages Anastasia Sutadji, yang mengatakan minuman kemasan ‘ready to drink’ adalah pasar terbesar kedua dalam minuman setelah air mineral. Nilainya lebih dari Rp 40 triliun per tahun. Sebuah angka yang menggiur. Maka tak heran, bila Indofood Asahi Sukses Beverages pun turut ambil bagian di bisnis ini dengan

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

melahirkan minuman teh hijau siap saji berlabel Ichi Ocha. Begitu pula yang terjadi pada Frestea yang diproduksi PT Beverage Partners Worldwide Indonesia, perusahaan patungan milik The Coca-Cola Company dan Nestle di bawah otoritas Pacific Refreshments Pte. Ltd bermarkas di Singapura. Frestea diluncurkan pertama kali di Indonesia pada 2002 dan hingga kini tidak pernah berhenti untuk melakukan inovasi. Bisa jadi Frestea muncul di jaman ketika teh kemasan belum mengenal aroma dan rasa. Peluang inilah yang ditangkap Coca-Cola dan melemparkan produk Frestea untuk menggarap celah yang belum diisi oleh produk lain. Hasilnya, Frestea muncul dengan berbagai varian rasa. Berbagai varian rasa yang dilemparkan ke pasar, antara lain Jasmine, Green, Green Honey, Black Tea Honey, Lemon, Apel dan Markisa. Yang menarik lagi, market share yang dimiliki Frestea adalah para konsumen yang loyal terhadap produk-produk Coca-Cola. Karena memiliki pangsa pasar sendiri itulah, Frestea memiliki peluang melakukan ekspansi, baik itu melalui inovasi produk maupun pangsa pasar yang baru. Alhasil, kini Frestea menguasai 12% pangsa pasar di Indonesia. Sementara, PT Sinar Sosro masih memimpin pasar dengan mencengkeram 60% pangsa pasar teh kemasan di tanah air. Seperti dikutip dari Branded Noise, pada Januari silam, Managing Partner Brandgym di Asia, Prasad Narasimhan mengungkapkan, selama 80 tahun berada di Indonesia, Coca-cola tercatat menjual 80 juta dus, sementara volume penjualan Teh Botol Sosro berjumlah dua kali lipat di atasnya. Sosro juga melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-Tee dengan volume yang lebih besar. Bisa dimaklumi, lantaran core business Sosro adalah minuman dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya. Bahkan, Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Tak hanya itu. Strategi pemasaran Teh Botol Sosro juga dianggap sebagai kunci sukses dalam merebut perhatian sebagian besar konsumen Indonesia, yang memang masyarakatnya memiliki budaya minum teh yang kuat. Tapi, tetap saja pasar Sosro makin ciut lantaran banyak pabrikan dan kemasan teh baru bermunculan. n

23


Untuk menyeragamkan harga BBM di seluruh wilayah Indonesia, memang tidak mudah. Tapi Pertamina selalu memperoleh untung besar. Jadi, kalau niat, sebenarnya Pertamina sendiri mampu melakukannya. TEKS Nikita Jagad Foto mineralenergi.com, pikiranrakyat.com, beritadaerah.co.id, Mapio.net

24

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Presiden Jokowi saat di Papua.

K

alau jadi diberlakukan, inilah salah satu keputusan penting yang diambil Presiden Joko Widodo di tahun kedua kepemimpinannya, BBM satu harga. Keputusan ini diambilnya ketika mengunjungi Papua dua pekan lalu. Mungkin, Presiden mengutamakan mengatur harga bahan bakar minyak karena inilah yang bisa diatur dalam waktu relatif singkat. Walaupun ini bukan perkara yang mudahmudah banget. Pasalnya, Jokowi menilai, ada ketidakadilan bagi masyarakat Papua yang selama ini terus dibiarkan. Sebab, selama puluhan tahun, masyarakat di Indonesia bagian barat dan tengah telah menikmati harga BBM yang sama. Sementara, masyarakat Papua harus membeli BBM dengan harga Rp 50 ribu-Rp 60 ribu, bahkan ada yang mencapai Rp 100 ribu per liter. Jokowi lantas membandingkan kondisi kenaikan BBM di Pulau Jawa, Papua, dan wilayah timur lainnya. Menurut dia, masyarakat di Pulau Jawa biasanya langsung bereaksi jika terjadi kenaikan sebesar Rp 1.000. “Di sini, harga Rp 60 ribu per liter atau Rp 100 ribu per liter bertahuntahun juga rakyat diam,� ujarnya. Nah, dengan adanya kebijakan itu, diharapkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Papua dapat diperbaiki. Dan kelak, bukan hanya

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

Strategi Pertamina harus efisien sehingga Pertamina bisa mendapatkan keuntungan dan bisa cross subsidi dari bisnis yang lain. BBM yang harganya akan disesuaikan, tapi juga komoditas lainnya seperti semen dan kebutuhan bahan pokok. Sebab, seperti halnya BBM, barang-barang lain pun berharga selangit. Semen contohnya, sudah sejak lama dijual dengan harga Rp 1 juta – Rp 2 juta per sak. Sementara barang kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng yang berukuran 900 mili liter (ml) seharga Rp 50.000, gula ukuran enam ons seharga Rp 30.000, beras sekaleng atau setara satu liter dijual Rp 35.000, telur ayam sebutir dan mi instan sebungkus masing-masing dihargai Rp 5.000 dan air mineral ukuran 600 ml seharga Rp 25.000. Gila memang. Lantas bagaimana cara pemerintah akan menyamakan harga BBM dari Sabang sampai Merauke? Mau tidak mau, ini merupakan tanggung ja-

25


Distribusi BBM dengan pesawat di Papua.

wab PT Pertamina. BUMN ini terpaksa harus melakukan subsidi silang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di Papua. Kebetulan Pertamina selama beberapa tahun ini selalu memetik laba. Tahun ini, BUMN migas ini ditargetkan akan meraih laba US$ 2,5 miliar. Dan, tampaknya angka ini akan terlampaui karena di semester I yang baru lalu saja keuntungan bersih yang diraih sudah US$ 1,83 miliar atau sekitar Rp 24,25 triliun, naik 221% dibandingkan tahun lalu periode sama sebesar. Nah, setelah dihitung-hitung, untuk menyeragamkan harga BBM di Papua ini Pertamina akan menyubsidi hingga Rp 800 miliar per tahun. Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, berjanji akan menurunkan harga BBM Papua minimal harus sama seperti di Jawa yaitu Rp 6.450 per liter. Ia akan melakukan subsidi silang dengan menggunakan uang keuntungan dari bisnis lain untuk menutupi kerugian penjualan BBM di Papua. “Strategi Pertamina harus efisien sehingga Pertamina bisa mendapatkan keuntungan dan bisa cross subsidi dari bisnis yang lain,� katanya.

Penjualan sembako di Papua.

26

Mobil tangki BBM Pertamina.

TERBUKA PELUANG UNTUK Rencananya, untuk mendukung sarana transportasi yang belum memadai, pemerintah menyiapkan dua buah pesawat pengangkut BBM guna mempermudah pendistribusiannya. Pesawat yang mampu menjangkau daerah-daerah terpencil itu memiliki kapasitas angkut empat ribu liter. Anak usaha Pertamina, yakni PT Pelita Air Service, menjadi pengelola dalam pengoperasiannya. Selain melakukan pengadaan pesawat penyalur BBM, Pertamina akan mengembangkan sembilan lembaga penyalur baru atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang tersebar di tujuh kabupaten di Provinsi Papua dan satu kabupaten di Papua Barat. Untuk pembangunan infrastrutur BBM dan elpiji di kawasan Indonesia Timur ini, pemerintah menggelontorkan dana sekitar Rp 227,2 miliar. Menurut I.G.N Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebesar Rp 136,3 miliar dari total

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


dana tersebut dialokasikan untuk membangun tangki penyimpanan BBM. Dana ini akan dianggarkan untuk tahun jamak mulai 2017 hingga 2018. Pemerintah akan membangun delapan tangki penyimpanan BBM yang tersebar di Kepulauan Mentawai, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluk Utara, Papua dan Papua Barat. Kapasitas tangki yang akan dibangun nantinya sekitar 500 hingga 600 kiloliter (kl). Dengan begitu, tangki ini akan dapat mencukupi kebutuhan BBM di wilayah terpencil selama 2-3 bulan. Adapun proses pembangunannya ditargetkan mulai tahun depan dan beroperasi secara komersial pada 2019. Selain tangki BBM, pemerintah juga akan membangun tangki penyimpanan elpiji di empat lokasi, yakni di Jayapura (Papua), Wayame (Maluku), Bima (Nusa Tenggara Barat), dan Tenau (Nusa Tenggara Timur). Pembangunannya akan memanfaatkan dana APBN 2017 sebesar Rp 90,9 miliar. Pembangunan empat penyimpanan elpiji itu ditar-

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

getkan rampung dalam tiga tahun ke depan. “Ini sesuai dengan program konversi minyak tanah ke wilayah timur,” kata Wiratmaja. Pertamina juga membuka peluang bagi swasta untuk bekerja sama membangun infrastruktur penunjang penyaluran BBM di Provinsi Papua. “Investasi itu saya kira tidak terlalu besar, Pertamina bisa melakukan sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain,” kata Dwi Soetjipto. Dwi menjelaskan, swasta bisa saja membangun fasilitas penunjang seperti SPBU dan kemudian bekerja sama dengan lembaga penyalur resmi yang dimiliki Pertamina. “Untuk memenuhi infrastruktur, kita bisa bekerja sama dengan swasta, lalu penyediaan cadangan yang lebih baik dengan menambah jumlah drum di lembaga penyalur karena berikutnya kita akan bangun tambahan tangki di Wamena yang akan dijadikan hub untuk jalan darat di daerah pedalaman,” kata dia. Rencana sudah dirinci, biaya sudah dihitung, tinggal kita tunggu pelaksanaannya. n

27


Eksplorasi minyak di lepas pantai.

Kita Memang Boros Subsidi bahan bakar minyak semakin kontet. Masyarakat harus siap-siap membeli BBM dengan harga tinggi, karena harga minyak dunia juga dipastikan akan menguat kembali. TEKS Nikita Jagad Foto proenergi.com

T

ekad pemerintah, untuk menghapuskan subsidi bahan bakar minyak (BBM), tampaknya sudah bulat benar. Itu terlihat pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Di sana tercantum, anggaran subsidi untuk energi dan non energi hanya Rp 174,9 triliun. Dan, khusus untuk BBM hanya disediakan subsidi (untuk solar) sebesar Rp 32,3 triliun atau turun dari sebelumnya Rp 42,3 triliun.

28

Langkah ini, mau tidak mau harus diambil pemerintah. Bukan hanya sekadar untuk mengirit anggaran belanja, tapi juga untuk membiasakan masyarakat untuk mengkonsumsi BBM dengan bijaksana. Maklum, impor minyak Indonesia terasa semakin memberatkan. Kendati negeri ini (kembali) menjadi anggota negara eksportir minyak (OPEC), tapi ketergantungan terhadap minyak impor semakin besar. Kebutuhan BBM di Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari (bph). Namun, kapasitas kilang minyak di dalam negeri hanya 850.000 bph, sisanya harus dipenuhi dari impor. “Cadangan minyak bumi kita yang semakin menurun, kapasitas kilang kita yang hanya sekitar 850.000 bph, sementara kebutuhan kita 1,6 juta bph. Ini membuat 50% dari kebutuhan itu harus diimpor,� kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah beberapa waktu lalu.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Betul, cadangan terbukti (proven reserve) minyak Indonesia bukan hanya 3,7 miliar barel saja, tapi masih ada tambahan 21,5 miliar barel lagi. Namun, cadangan yang dihitung hanya 3,7 miliar barel, karena yang lainnya tidak ekonomis untuk diekstraksi.

Berbagai langkah dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada BBM impor. Pertama, dengan program mandatori biodiesel 20% (B20), yakni mencampur BBM dengan 20% biodiesel dari minyak sawit yang diproduksi di dalam negeri. “Kita harus komit mengenai program biofuel, yaitu sekarang B20,” tuturnya. Kedua, PT Pertamina sebagai BUMN perminyakan nasional diminta terus giat mencari cadangan minyak baru. Tak hanya di dalam negeri, Pertamina diminta juga menguasai cadangan minyak di luar negeri. Memang, cadangan minyak Indonesia sudah berada di level gawat. Tingkat pengurasan cadangannya ternyata sangat tinggi, mencapai 8 kali laju pengurasan di negara-negara penghasil minyak utama dunia seperti Arab Saudi dan Libya. Indonesia yang memiliki cadangan hanya sekitar 3,7 miliar barel memproduksikan minyak rata-rata 1 juta barel per hari. Angka ini jauh di bawah Arab Saudi dan Libya. Dengan cadangan minyak mencapai 265 miliar barel, Arab Saudi hanya memproduksi minyak rata-rata 8 juta barel per hari. Sementara Libya, yang memiliki cadangan minyak 46 miliar barel dan tingkat produksi sebesar 1,5 juta barel per hari.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

BEBAN IMPOR BERTAMBAH BERAT “Sekarang cadangan terbukti kita 3,7 miliar barel, ada lagi 21,5 miliar barel yang juga proven tetapi tidak ekonomis,” kata IGN Wiratmaja Puja, Dirjen Migas Kementerian ESDM. Wiratmaja menjelaskan, cadangan minyak sebanyak 21,5 miliar barel itu berada di tempat-tempat terpencil yang sulit dijangkau dan sangat tersebar, bukan cadangan dalam jumlah besar yang terkonsentrasi di satu lokasi. Untuk mengambil minyak dari lokasi-lokasi itu sangat sulit, jumlahnya pun kecil-kecil sehingga secara ekonomis tidak layak dikembangkan. “Istilahnya marginal field, lokasinya jauh-jauh, jumlahnya kecil, ongkos ngebornya berapa, tariknya berapa, itu sudah nggak ekonomis,” paparnya. Namun, bukan berarti cadangan itu didiamkan begitu saja. Pihaknya terus mencari cara agar cadangancadangan tersebut bisa ekonomis dan dapat dieksploitasi. “Kecil-kecil dan ada di mana-mana. Bagaimana supaya ini bisa diambil, produksi kita bisa naik, harus dibuat ekonomis,” ujar Wiratmaja. Walaupun masih ada cadangan sebesar itu, menurut Wiratmaja, Indonesia tetap akan terus bergantung pada impor minyak. Tentu tak seluruh cadangan nantinya bisa diproduksi, penambahan produksi minyak tak akan terlalu besar. Sebab, konsumsi minyak Indonesia saat ini sudah 1,6 juta barel per hari (bph), dan meningkat hingga 2,2 juta bph dalam 10 tahun ke depan. Impor minyak adalah sesuatu yang tidak terhindarkan lagi. Yang bisa dilakukan kini hanya meminimalkan impor. Produksi minyak Indonesia memang 800.000 bph, tetapi hanya sekitar 500.000 yang diolah di dalam negeri, sisanya adalah bagian milik perusahaan-perusahaan hulu migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), bukan milik negara. Selain itu, impor minyak mentah juga dilakukan karena rata-rata minyak yang diproduksi Indonesia adalah jenis minyak yang mahal. Agar biaya produksi BBM lebih efisien, maka minyak yang mahal itu diekspor dan minyak murah diimpor untuk diolah di dalam negeri. Sekarang impor crude 40%, 350.000 bph impor. Crude (minyak mentah) yang bagian pemerintah makin menyusut akibat harga anjlok, “Jadi kita harus ddapat pasokan tidak hanya dari dalam tapi juga dari luar negeri. Selain itu, rata-rata minyak Indonesia adalah sweet crude yang mahal,” kata Rachmad Hardadi, Direktur Pengolahan Pertamina beberapa waktu lalu. Jadi, tinggal dihitung saja, kalau harga minyak saat ini US$ 50 per barel dikalikar 350 ribu berarti setiap hari nilai impor minyak saja mencapai US$ 17,5 juta atau sekitar Rp 227,5 miliar. Belum lagi kalau hanga minyak dunia naik, berarti beban akan bertambah berat. n

29


MAKRO RAPBN 2017

Supaya Semua Sekto Strategi kebijakan fiskal tahun depan diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal. Target penerimaan pajak pun diturunkan.

R

TEKS bastaman Foto Dahlan RP, merahputih.com

apat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang PS Brojonegoro, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly serta Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Selasa pekan lalu akhirnya memutuskan naskah Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2017 untuk dilanjutkan ke Pembicaraan Tingkat II.

Keputusan ini sebagai tindak lanjut dari hasil pembahasan panja-panja yang dibentuk Badan Anggaran (Banggar) setelah 10 fraksi yang ada menyetujui postur RAPBN 2017. Dalam postur RAPBN 2017, pemerintah dan Banggar DPR menyepakati belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.315,5 triliun, belanja kementerian/lembaga (K/L) mencapai Rp 763,6 triliun, dan belanja non K/L disepakati Rp 552 triliun. Untuk transfer daerah dan dana desa, disepakati sebesar Rp 764,9 triliun. Perinciannya belanja transfer daerah Rp 704,9 triliun dan dana desa Rp 60 triliun. Dalam rapat juga dibahas soal pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1%, inflasi 4%, nilai tukar Rp 13.300 per dolar AS, suku bunga SPN 3 bulan 5,3%, harga minyak mentah US$ 45 per barel, lifting minyak 815.000 bph, dan gas bumi 1.150 setara bph. Adapun defisit anggaran yang ingin dikendalikan pemerintah adalah maksimal 2,41% dari produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 330,2 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan RUU APBN 2017 didesain agar lebih seimbang dan mencerminkan kondisi perekonomian domestik. Ia menuturkan, pada prinsip-

Aktivitas di pasar tradisional: Mendorong daya beli masyarakat.

30

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


MAKRO RAPBN 2017

tor Bergerak Sama fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis, serta penya, mulai dari postur hingga asumsi makro dalam ngendalian konsumsi barang tertentu yang meRUU APBN 2017, telah mencerminkan kondisi miliki eksternalitas negatif. perekonomian nasional maupun tantangan yang dihadapi dari perekonomian global. Yang cukup menarik, pemerintah memaREFORMASI UU PERPAJAKAN tok penerimaan perpajakan Rp 1.495,9 triliun Hanya saja, menurut Direktur Utama Cenpada tahun depan. Target tersebut lebih renter for Indonesia Taxation Analysis (CITA) dah Rp 43,3 triliun dibanding tahun ini sebeYustinus Prastowo, penurunan tarif pajak disar Rp 1.539,2 triliun. khawatirkan memicu balapan menuju jurang Target perpajakan ini seiring berkurangtarif rendah. Indonesia sebagai negara yang nya pendapatan negara yang dibidik hanya Rp bergantung pada penerimaan pajak tentu dirugiSri mulyani 1.737,6 triliun, lebih rendah dari target APBN-P kan, karena yang dihadapi adalah negara yang tidak 2016 senilai Rp 1.786,2 triliun. Penerimaan Negara Bubergantung pada penerimaan pajak, seperti Singapura. kan Pajak (PNBP) pun ditaksir Rp 240,4 triliun, lebih kecil dari Meskipun, secara moderat, wacana penurunan tarif pajak tahun ini sebesar Rp 245,1 triliun. ini bisa menjadi insentif bagi investasi, tetapi karena sistem perpajakan belum kuat justru yang dikhawatirkan malah meDAYA BELI MASYARAKAT nurunkan penerimaan pajak secara tajam. Untuk itu, pentingPeneliti Institute Development of Economics and Finance nya merevisi UU Perpajakan. (Indef ) Dzulfian Syafrian mengatakan, target penerimaan paSebenarnya, bukan hanya Indonesia yang menurukan tarjak itu relatif masuk akal. Menurut dia, dalam dua tahun terget pajak. Walau begitu, beberapa negara yang memangkas akhir sebelumnya, pemerintah terlalu memaksa menetapkan tarif tidak secara cepat membuat tax ratio naik. Artinya, ada target penerimaan terlalu tinggi sehingga APBN berada dalam beberapa prasyarat dan prakondisi yang diperlukan agar peancaman shortfall sepanjang tahun. nurunan tarif ini efektif. “Hal ini menunjukkan kompleksitas “Penetapan target pajak terlalu tinggi tidak masuk akal di dan saling berkaitan dengan bidang dan fungsi lain yang harus kala roda perekonomian tengah bergerak lambat. Ketika ekodipikirkan,” kata Prastowo. nomi melambat, pendapatan perusahaan dan daya beli maMenurut dia, semestinya Presiden Jokowi fokus kepada syarakat tergerus sehingga penerimaan perpajakan pun ikut pengawasan dan evaluasi amnesti pajak, menyiapkan strategi melandai,” ujarnya. pascaamnesti, dan menuntaskan revisi UU Perpajakan dan aTahun ini ketimpangan antara realisasi dan target pajak turan terkait. Selain itu, memperbaiki kualitas birokrasi dan atau shortfall diperkirakan bisa mencapai Rp 237,4 triliun. Sepembenahan administrasi agar menjadi landasan bagi sistem lain karena potensinya memang minim, rencana pemerintah perpajakan baru. menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) juga akan mengu“Sri Mulyani (Menteri Keuangan) perlu diberi ruang artikurangi penerimaan pajak. lasi yang lebih luas dan waktu yang longgar untuk mengidenSelain itu, serangkaian program dan insentif yang berpotifikasi permasalahan dan merumuskan cetak biru reformasi tensi menggerus penerimaan pajak yakni kenaikan Penghapajak,” ujarnya. n silan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang fantastis, penurunan beberapa tarif pajak, perluasan cakupan tax holiday dan tax allowance, serta moratorium pemeriksaan. Namun jika penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) mampu mencapai target uang tebusan Rp 165 triliun, diperkirakan penerimaan pajak mencapai 90% dari target atau Rp 1.187 triliun. Presiden Jokowi saat menyampaikan Nota Keuangan 2017 di kompleks DPR, Selasa, 16 Agustus 2016 mengatakan, strategi kebijakan fiskal tahun depan diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal, memantapkan daya tahan fiskal, serta menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka menengah. Untuk mencapai hal ini, penerimaan negara dibuat lebih pasti dan memberi momentum bagi bisnis untuk berkembang. Kebijakan perpajakan pun diarahkan untuk mendorong daya beli masyarakat, meningkatkan iklim investasi, dan daya saing industri nasional. Misalnya, melalui pemberian insentif

Penetapan target pajak terlalu tinggi tidak masuk akal di kala roda perekonomian tengah bergerak lambat. Ketika ekonomi melambat, pendapatan perusahaan dan daya beli masyarakat tergerus sehingga penerimaan perpajakan pun ikut melandai.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

31


MAKRO Gas

PT ASEAN Aceh Fertilizer: Mati di ladang gas.

Industri Tersedak Gas Harga gas industri di Indonesia paling mahal di ASEAN. Janji pemerintah untuk menekan harga gas tak kunjung tiba. TEKS Bastaman Foto Indoplaces.com, riset

P

emerintah memang cuma bisanya berjanji doang. Pas pelaksanaannya, kedodoran. Tengok saja pelaksanaan Perpres No. 40 2016 tentang Penurunan Harga Gas. Janji mengerek harga gas hingga di bawah US$ 6 per million metric british thermal unit (MMBtu) jauh panggang dari api. Saat ini para pengusaha harus membeli gas dengan harga US$ 8,9 per MMBtu, termahal di kawasan Asia Tenggara. Coba bandingkan dengan Thailand.

32

Kendati tergantung pada gas impor, kalangan industri di negeri Gajah Putih ternyata masih bisa nikmati gas dengan harga rata-rata US$ 7,5 per MMBtu. Di Malaysia bahkan lebih murah lagi. Dengan produksi gas yang lebih sedikit dari Indonesia, negeri di Semenanjung Malaka itu sanggup menjual gas kepada industri dengan harga US$ 6,6 per MMBtu. Nah, pekan lalu, pemerintah kembali menyuarakan tekadnya untuk menurunkan harga gas. Bahkan Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden RI, mengatakan bahwa dua bulan ke depan rumusan baru harga gas sudah terbentuk. “Dalam dua bulan ke depan akan dilakukan pengkajian. Jadi sekitar awal Desember-lah baru kita rumuskan harga gas,� ujarnya. Janji lagi? Entahlah. Yang pasti, untuk menurunkan harga gas, pemerintah berjanji akan melakukan efisiensi, mulai dari hulu (produksi) hingga hilir. Dengan langkah tersebut, JK optomistis harga gas di

dalam negeri bisa ditekan hingga di bawah US$ 6 per MMBtu. Saat ini harga ditentukan tiga komponen utama, yakni harga gas di hulu (produksi atau impor), biaya transmisi, dan distribusi. Di bandingkan negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand, tingkat efisiensi industri gas kita tergolong rendah. Saat ini, rata-rata biaya produksi gas di dalam negeri mencapai US$ 5,9 per MMBtu. Betul, harga tersebut tidak bisa dibandingkan dengan Thailand (US$ 5,5) yang kebetulan diuntungkan oleh murahnya harga gas dunia. Tapi jika dibandingkan dengan Malaysia (US$ 4,5), industri gas Indonesia memang tidak efisien (lihat tabel). Biaya transmisi dan distribusi gas di Indonesia juga relatif lebih tinggi dibanding dua negara tadi. Celakanya lagi, pemerintah masih mengadalkan gas sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Tahun lalu, sektor ini menyumbang Rp 16,5 triliun berupa pajak penghasilan (PPh) dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). “Sementara pemerintah Malaysia tak menganggap gas sebagai komoditi,� ujar IGN Wiraatmaja Puja, Dirjen Migas Kementerian ESDM.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


MAKRO Gas Puja juga mengatakan, formula harga gas di dalam negeri tidak mengikuti fluktuasi harga minyak dunia, melainkan bersifat tetap (fixed) plus kenaikan tahunan (eskalasi) yang besarannya sama untuk setiap tahun. Dua persen, misalnya. “Sebenarnya, perbedaan harga gas di Indonesia dengan negara-negara tetangga tidak jauhjauh amat,� ujar Puja.

Menjadi importir LNG Belum jelas, akan seperti apa formula harga gas yang baru. Atau, mungkin saja Indonesia mencontoh Malaysia. Namun, jika ini yang dipilih, pemerintah bakal kehilangan pemasukan sekitar Rp 16,5 triliun lebih per tahun. Tapi dalam pandangan Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, pengorbanan itu tidak berapa bila dibandingkan dengan naiknya kapasitas produksi industri nasional. Gara-gara mahalnya harga gas, menurut Erlangga, saat ini 10 sektor industri di dalam negeri hanya mampu beroperasi dengan kapasitas produksi 60% atau setara Rp 1.200 triliun. Andaikata kapasitasnya bisa ditingkatkan menjadi 80%, maka produksi ke-10 sektor tadi bisa ditingkatkan menjadi Rp 1.440 triliun atau naik Rp 240 triliun. “Pendapatan pemerintah yang hilang tidak seberapa dibandingkan dampak berganda yang didapat,� ujarnya. Erlangga mungkin benar. Masalahnya, yang dihadapi kalangan industri di dalam negeri bukan hanya persoalan mahalnya harga gas, tapi juga tidak adanya jaminan pasokan. Menurut Pri Agung Rakhmanto, pengamat energi dari ReforMiner Institute, kegagalan menjaga pasokan lebih berbahaya dibandingkan dengan tingginya harga gas. Pri tak mengada-ada. Masih ingat PT Kertas Kraft Aceh (KKA)? Sejak 2005, pabrik kertas itu tidak beroperasi lagi karena tidak mendapat pasokan gas. Nasib serupa juga dialami PT ASEAN Aceh Fertilizer dan PT Humpuss Aromatik. Yang menyedihkan, ketiadaan pasokan itu dikarenakan pemerintah lebih mementingkan ekspor ketimbang memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri. Ancaman itu kini semakin nyata. Soalnya, cadangan gas di kilang Arun di Aceh dan Bontang di Kalimantan, terus menurun. Padahal, sumbangan kedua kilang liquefied natural gas (LNG) tersebut terhadap produksi gas nasional mencapai lebih dari 91%. Sementara sisanya dipasok dari kilang Tanggung, Papua. Selain cadangannya terus menyusut, sekitar 48% produksi gas nasional untuk pasar ekspor.

Betul, Indonesia diperkirakan masih memiliki cadangan gas bumi sekitar 170 trillions of standard cubic feet of gas (TSCF). Dengan produksi sekitar 2,8 TSCF per tahun, cadangan itu baru akan habis 60 tahun lagi. Masalahnya, tanpa ada pembangunan kilang baru, cadangan sebesar itu tak dapat dimanfaatkan. Jadi, tak salah bila ada yang mengatakan bahwa sebentar

lagi Indonesia akan menjadi importir LNG. Karena itu, untuk menjamin keamanan pasokan gas dalam negeri, pembangunan kilang dan pipa transmisi sudah amat mendesak. Tanpa dukungan infrastruktur tersebut, keinginan pemerintah agar gas dapat memenuhi 22% kebutuhan energi nasional pada 2025, hanyalah tinggal mimpi. n

Perbandingan harga gas untuk industri di beberapa negara ASEAN (Per MMBtu) Negara Harga gas Biaya Biaya Harga jual di hulu transmisi distribusi gas Indonesia

US$ 5,9

US$ 1,5

US$ 1,5

US$ 8,9

Malaysia

US$ 4,5

US$ 1,6

US$ 0,5

US$ 6,6

Thailand

US$ 5,5

US$ 0,8

US$ 1,2

US$ 7,5

Sumber: Riset

Tanpa ada pembangunan kilang baru, cadangan sebesar itu tak dapat dimanfaatkan. Jadi, tak salah bila ada yang mengatakan bahwa sebentar lagi Indonesia akan menjadi importir LNG.

gas arun

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

33


MAKRO Deputi Gubernur BI

Siapa Terpilih Duluan Tugas Ronald Waas dan Hendar sebagai Deputi Gubernur BI akan berakhir. Gubernur BI telah mengusulkan enam nama untuk mengisi dua kursi yang lowong itu. TEKS Bastaman Foto erbhayu, teropongsenayan

34

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


MAKRO Deputi Gubernur BI

P

ersaingan perebutan dua kursi empuk di jajaran Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) akan segera dimulai. Pekan lalu, Gubernur BI telah menyerahkan enam nama calon kepada Presiden Jokowi. Dan, kabarnya, Jokowi merestui pencalonan keenam kandidat tersebut. Mereka akan bertarung untuk mengisi dua posisi Deputi Gubernur BI yang akan mengakhiri masa jabatannya 28 Desember depan. Dody Budy Waluyo, Hedy Sulistiowati, dan Sugeng diajukan untuk mengisi posisi Deputi Gubernur BI Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Rupiah, Sistem Informasi serta Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah. Sedang Hendar, Dwi Parnoto, dan Rosmaya Hadi akan bertarung untuk mengisi pos Deputi Gubernur BI Bidang Logistik, Pengamanan Aset, Ekonomi Syariah, dan Kawasan Regional. Lalu, siapa yang berpeluang? Kemampuan mereka sesungguhnya sudah cukup teruji. Namun seorang pejabat BI mengungkapkan, posisi Dody sedikit di atas angin. Untuk mengisi pos yang ditinggalkan Ronald Waas, pria kelahiran Jakarta 55 tahun silam itu diyakini tidak akan menemui hambatan. Sebab, sebagian besar karir Dody lebih banyak berkutat di bidang neraca pembayaran dan moneter. Selain lama berkecimpung di bidang moneter, Dody juga pernah menjadi anggota Tim RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan dan Ketua Tim RUU Amandemen BI. Makanya, kemampuan peraih gelar MBA dari University of Colorado Amerika ini dinilai cukup teruji. “Secara psikologis, pak Dody pun sudah tahu peta DPR. Dia pernah mengikuti pemilihan Deputi Gubernur BI 2015,” tutur si pejabat. Tapi, itu bukan berarti peluang Hedy Sulistiowati menjadi kecil. Seperti halnya Dody, wanita kelahiran Surabaya 57 tahun silam itu juga pernah menjadi kandidat dalam perebutan kursi Deputi Gubernur BI yang ditinggalkan oleh Halim Alamsyah. Kendati cukup lama berkecimpung di bagian statistik, Hedy pernah menjabat Deputi Direktur Departemen Luar Negeri BI. Makanya, selain lebih senior, Hedy dinilai memiliki kemampuan yang seimbang dengan Dody. Lantas, bagaimana dengan Sugeng? Tidak seperti Dody maupun Hedy, Sugeng memang kurang begitu dikenal. Namanya mulai mencuat ketika ia dipercaya memimpin BI Institute, 2016. BI Institute merupakan “sekolah” bagi pegawai BI agar kelak bisa sejajar dengan SDM bank-

bank sentral lainnya. Kendati peluangnya kecil, bukan tidak mungkin di-last minute nanti Sugeng akan membuat kejutan. Pertarungan dalam memperebutkan kursi Deputi Gubernur BI Bidang Logistik, Pengamanan Aset, Ekonomi Syariah, dan Kawasan Regional tampaknya akan berjalan lebih seru. Soalnya, Gubernur BI mengusulkan Hendar untuk kembali memegang posisi Deputi Gubernur BI. Doktor Ekonomi dari UNPAD ini dinilai berhasil, terutama mengembangkan ekonomi syariah.

PETA BISA BERUBAH Kendati demikian, bukan berarti peluang Dwi Parnoto, dan Rosmaya Hadi sudah tertutup rapat. Sebab, tahun ini Hendar akan berusia 59 tahun. Sementara batasan pensiun untuk pegawai setingkat eselon I adalah 60 tahun. Lagi pula, sudah saatnya anggota Dewan Gubernur BI diisi tenaga-tenaga muda yang berprestasi dan memiliki integritas. Dwi, contohnya. Alumnus ITB Jurusan Teknis Industri ini menghabiskan seluruh karirnya di BI, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Eksekutif Departemen Regional 2 BI. Ketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lahir, Dwi terlibat dalam Program Transformasi BI. Peraih gelar Master in Business Management (MBM) dari Asian Institute of Management Filipina ini pernah menjabat Ketua Tim Perumusan Good Governance BI dan Inisiatif Visi BI 2025. Rosmaya juga memiliki karir lengkap dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan BI Jawa Barat. Namun, menurut sebuah sumber di BI, Rosmaya sebenarnya lebih cocok untuk menggantikan posisi Ronald Waas

ketimbang Hendar. Sebab, Rosmaya telah berpengalaman di bidang sistem pembayaran selama 23 tahun. Namun sebuah sumber mengatakan, Dwi dan Rosmaya sebenarnya dipersiapkan untuk posisi Deputi Gubernur BI berikutnya. Itu sebabnya, pengajuan Dwi dan Rosmaya lebih merupakan strategi jangka panjang para petinggi BI. Sementara untuk jangka pendek, BI ingin menyandingkan Dody dengan Hedy. “Pada akhirnya mereka akan duduk di kursi deputi. Masalahnya, siapa yang duluan,” ujar si sumber. Kendati para kandidat Deputi Gubernur BI telah diumumkan, namun daftar itu ternyata belum masuk ke DPR. “Kami belum memperoleh nama-nama itu,” ujar Andreas Eddy Susetyo, anggota Komisi XI DPR. Menurutnya, pihaknya baru akan mengagendakan rapat serta jadwal fit and proper test calon Deputi BI jika surat dari Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) sudah masuk ke Komisi XI. Jadi, ya sudah, sebaiknya kita menunggu siapa saja yang bakal menduduki kursi panas di Kebon Sirih. Apalagi, menurut Andreas, anggota Komisi XI DPR mempunyai hak menolak calon yang disodorkan oleh Presiden Jokowi. Maksudnya, peta pencalonan bisa saja berubah nanti. “Kemungkinan seperti itu tidak tertutup,” ujar Andreas. Mudah-mudahan saja pemilihan Deputi Gubernur BI bisa berjalan mulus. Sebab, kinerja Dewan Gubernur BI dalam mengatur moneter boleh dibilang sudah cukup baik. Indikatornya, nilai tukar rupiah stabil, suku bunga terus turun, dan inflasi pun terkendali. Dalam mengatasi krisis, BI juga dinilai lebih baik dibandingkan bank-bank sentral negara lain. n

Dody Budy Waluyo: Posisinya di atas angin.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

35


Keuangan Kinerja triwulan III

Jangan Mekar Lagi, Bunga Perbankan masih akan menghadapi ancaman kelesuan ekonomi yang dapat memacetkan kredit. Untuk menyelamatkannya, likuiditas mesti terus diperlonggar. TEKS Bastaman Foto dahlan rp, riset

K

eputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI 7 – reserve repo rate, benar-benar mendapat sambutan meriah dari para bankir. Kebijakan itu bukan hanya membuat beban yang harus ditanggung bank berkurang, tapi juga mengurangi resiko dari tekanan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Permintaan kredit juga diharapkan akan kembali naik.

Aktivitas di kantor BRI: Secara operasional, BRI makin tidak efisien.

36

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Keuangan Kinerja triwulan III Betul, hingga penghujung triwulan III - 2016, masih banyak bank yang tampil menawan. Dana pihak ketiga (DPK), kredit, hingga laba bersihnya boleh dibilang masih cukup bagus. Seperti Bank BCA, yang berhasil mendongkrak laba bersihnya 13,2% menjadi Rp 15,1 triliun. Bank milik Grup Djarum hanya kalah dari Bank BRI yang berhasil membukukan laba bersih Rp 18,62 triliun. Bank BTN, yang fokus pada pembiayaan perumahan, kembali berhasil menaikan laba bersihnya secara mengejutkan. Hingga triwulan III, bank ini berhasil membukukan laba bersih Rp 1,6 triliun atau tumbuh 32,6%. “Di tengah pelambatan ekonomi, BTN mampu mempertahankan pertumbuhan kredit tinggi dan menurunkan NPL,” ujar Maryono, Direktur Utama Bank BTN. Kenaikan cukup fantastis juga diraih Bank BNI, yang pada akhir September berhasil membukukan laba bersih Rp 7,72 triliun atau tumbuh 28,7%. Kenaikan tersebut sebenarnya tidak terlalu istimewa bila menyimak kinerja BNI sebelumnya. Sebab, pada triwulan III - 2014, sudah mampu membukukan laba bersih Rp 7,61 triliun. Tapi setahun kemudian, triwulan III – 2015, turun 21,2% jadi Rp 6 triliun. Di antara bank-bank besar, nasib Bank Mandiri tidak terlalu beruntung. Laba bersihnya turun 17,6% menjadi Rp 12,01 triliun. Sebagai bank yang memiliki kekayaan Rp 975,2 triliun, pencapain tersebut jelas kurang menggembirakan. Sebagai perbandingan, BCA yang memiliki aset Rp 660,1 triliun, mampu meraih laba Rp 15,1 triliun. Menurut Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, penurunan laba tersebut lantaran Bank Mandiri meningkatkan biaya pencadangan kredit macet. “Namun penurunannya masih lebih kecil dibandingkan dengan penurunan di triwulan III 2015,” ujarnya. Tapi Kartika tidak berkecil hati, sebab jika dilihat dari kredit yang dikucurkan, bank yang dipimpinnya mengalami kenaikan 11%. Mengenai melesatnya NPL, yang hingga triwulan III telah mencapai 3,85% (gross), Kartika menyatakan bahwa bank yang dipimpinnya sekarang mulai lebih konservatif. Kredit komersial, yang menjadi penyumbang terbesar NPL, mulai dipangkas. Sementara ekspansi kredit akan diarahkan ke sektor perkebunan, konsumsi, konstruksi, dan kelistrikan. “Kami akan menjaga NPL agar tidak naik,” ujarnya.

KRISIS MASIH PANJANG Meski tak separah Bank Mandiri, kinerja Bank BRI juga boleh dibilang biasa-biasa saja. Kendati pendapatan bunga bersihnya naik 16,8%, laba bersih yang diraih BRI hanya tumbuh 2,88% menjadi Rp 18,95 triliun. Penyebabnya, mirip dengan Bank Mandiri, meningkatnya pencadangan. Selain itu, secara operasional, BRI juga makin tak efisien. Rasio biaya operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) naik 301 bps menjadi 72,41%. Jika dilihat secara keseluruhan, kenaikan laba cukup besar justru dialami bank swasta papan atas (lihat tabel). Bukan hanya BCA, Bank Danamon Indonesia, Bank Maybank Indonesia, dan Bank OCBC NISP juga boleh dibilang cukup beruntung karena bisa menuai laba tinggi. Contohnya Bank Maybank Indonesia yang mampu membukukan kenaikan laba bersih 167,99% menjadi Rp 1,08 triliun. Hanya saja, seperti halnya BNI, penampilan Maybank dan Danamon di tahun 2015 memang tidak terlalu bagus. Itu sebabnya, kinerja kedua bank tersebut pada triwulan III 2016 terlihat luar biasa. “Tapi jika dibandingkan dengan kinerja mereka

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

Kinerja Bank Papan Atas (Rp triliun) Bank Triwulan III Triwulan III Triwulan III 2014 2015 2016 BRI 18,12 18.42 18.95 Mandiri 14,50 14,60 12,00 BCA 12,10 13.37 15.13 BNI 7,61 6,00 7,72 Danamon 2,10 1.89 2.52 BTN 0,76 1,22 1,60 OCBC NISP 0,94 1.059 1.358 Maybank 0,35 0,59 1.080 Sumber: Riset

di triwulan III 2014, sebenarnya tidak ada yang istimewa,” ujar seorang bankir bank swasta papan atas. Bukan hanya tidak ada yang istimewa, industri perbankan justru tengah menghadapi ancaman yang bisa menghajar hajat mereka. Di antaranya kelesuan ekonomi yang berpotensi memacetkan kredit bank. Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan, memperkirakan masa krisis masih akan berlangsung lama. “Paling tidak, konsolidasi ekonomi butuh waktu dua hingga tiga tahun lagi,” ujarnya. Pertanyaannya sekarang, seberapa kokoh fondasi perbankan nasional menghadapi ancaman kredit macet? Betul, saat ini NPL masih di sekitar 3,2%, dan bank-bank pun masih bisa membukukan laba. Rasio kecukupan modal (CAR) juga masih di atas 18% atau dua kali dari ketentuan BI. Tapi, karena krisis diperkirakan masih berlangsung lama, ke depan diduga banyak bank yang akan kerepotan. Itu sebabnya, agar industri perbankan bisa bertahan, BI mestinya serius melonggarkan likuiditas. Bukan hanya dengan memangkas BI 7 – day reserve repo rate, tapi juga dengan melonggarkan ketentuan giro wajib minimum (GWM) dan kebijakan-kebijakan makroprudensial lainnya. n

37


Keuangan Kinerja triwulan III

Aksi demo sopir taksi: Persaingan di industri transportasi dinilai sudah keras.

Mereka yang Menjadi Kartu Mati P

ertambangan, manufaktur, dan transportasi memang sedang sial. Gara-gara dianggap berisiko tinggi, nyaris tak ada lagi bank yang berani mengucurkan kreditnya. Pesatnya kenaikan kredit macet di tiga sektor tersebut, menurut Achmad Baiquni, Direktur Utama Bank BNI, menjadi alasan bagi para bankir untuk mengerem kucuran kreditnya. Pertumbuhan kredit macet sektor pertambangan memang tergolong pesat. Jika di Agustus 2015 angkanya masih sekitar 3,0%, setahun kemudian sudah melonjak menjadi 6,26%. Maka, jangan heran bila para bankir menjahui sektor ini. “Untuk sementara, sektor pertambangan

38

kami ditinggalkan dulu. Untuk ekspansi kredit, saat ini kami memilih sektor infrastruktur dan konstruksi,� ujar Baiquni. Tak hanya oleh BNI, sektor pertambangan juga dijauhi Bank Mandiri dan BRI. Royke Tumilaar, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, mengakui bahwa kredit untuk sektor pertambangan memang cenderung direm. “Sekarang kami lebih selektif memilih calon debitur. Kami hanya pilih yang jago-jago, seperti Medco,� ujarnya. Kehati-hatian perbankan juga ditujukan kepada sektor manufaktur. Maklum, dalam setahun terakhir, kredi macet di sektor ini melonjak dari 3,5% menjadi 5,45%. Industri manufaktur yang paling banyak mende-

rita, tentu saja industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Survey BI menegaskan, industri TPT sudah sangat sedikit mendapat kredit bank. Sampai Juli lalu, kredit modal kerja yang dikucurkan perbankan ke sektor ini hanya tumbuh sekitar 0,8%. Pelaku usaha transportasi juga dihindari para bankir. Maklum, persaingan di industri tergolong dinilai sudah sangat keras. Sialnya, di tengah sengitnya perang tarif murah, harga spare part justru melonjak tajam. Maka tak heran bila pertumbuhan kredit macet atau non performing loan di sektor ini terbilang lumayan pesat. Jika di Agustus angkanya masih sekitar 2,5%, tahun ini sudah melesat ke 3,85%. n

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Keuangan Valas

Potensi Rupiah Melemah Cukup Besar Pekan ini, nilai tukar rupiah memang diperkirakan akan stabil. Tapi, belum tentu di pekan-pekan selanjutnya. TEKS Bastaman Foto erbhayu

A

pa yang terjadi, memang tak sepenuhnya seperti yang diharapkan. Pemerintah berharap, suksesnya lelang surat utang negara (SUN) bisa mengerek nilai tukar rupiah ke bawah Rp 13.000 per dolar. Tapi yang terjadi tidak seperti itu. Sepekan kemarin, rupiah hanya mengalami penguatan sebesar 5 poin, dari Rp 13.027 ke Rp 13.022. Ya lumayanlah. Kecilnya dampak dari lelang SUN, sebenarnya, tak lepas dari pengaruh negatif yang disemburkan The Fed. Bank sentral Amerika itu sudah sejak lama sesumbar akan mengerek suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 0,50% - 0,75% pada bulan Desember depan. Para pelaku pasar semakin yakin, rencana itu akan direalisasikan setelah pemilihan Presiden Amerika digelar, 8 November depan. Penguatan rupiah juga tertahan oleh harga komoditas yang mulai melemah, terutama minyak. Rencana European Central Bank (ECB) untuk menambah stimulus, juga membuat dolar menguat terhadap sejumlah mata uang dunia. Betul, sepanjang pekan lalu terjadi penguatan pada rupiah. Itu lantaran adanya sejumlah sentiment positif. Seperti inflasi yang cenderung stabil dan neraca perdagangan yang mencetak surplus US$ 1,22 miliar. Dalam pandangan Faisyal, analis Monex Investindo Futures, setimen positif bagi rupiah dan dolar hampir sama kuat. “Pelaku pasar akhirnya lebih banyak wait and see,” ujarnya. Lantas, bagaimana nasib rupiah pekan ini? Ada beberapa sentiment positif yang bisa menambah kekuatan rupiah. Antara lain pertumbuhan ekonomi triwulan III dan tingkat inflasi yang diperkirakan masih sesuai target. Selain itu, seperti biasa, harapan bisa digantungkan di langit Bursa Efek Indonesia. Hanya saja, menurut Da-

vid Sumual, ekonom BCA, itu tidak mutlak karena tergantung pada bursa global. Sementara dari luar, nasib rupiah akan ditentukan oleh indeks kepercayaan konsumen dan data produk domestik bruto (PDB) Amerika di triwulan III. Jika data yang dirilis sesuai atau lebih baik dari prediksi, menurut David, siap-siap saja rupiah tertekan. Sebaliknya, rupiah berpeluang menguat jika ternyata data yang dirilis tidak sesuai perkiraan. Berdasarkan fakta itulah, David melihat pekan ini nilai tukar rupiah belum akan goyang alias stabil di level Rp 12.980 – Rp 13.060 per dolar. Perkiraan Faisyal juga tak jauh berbeda. Ia memprediksi, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 12.950 – Rp 13.050. “Tapi saya tidak yakin rupiah bisa bertahan di bawah Rp 13.000,” ujar Faisyal.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

Apa yang diutarakan Faisyal, cukup beralasan. Soalnya, demi menjaga daya saing ekspor, BI akan langsung melakukan intervensi bila kurs rupiah dianggap terlalu kuat. Tak hanya itu, menjelang akhir tahun biasanya investor asing ke luar dulu dari lantai bursa. Surutnya jumlah pemodal asing di bursa saham ini, otomatis menyeret nilai rupiah. Inilah yang membuat rupiah sulit menguat. Dan, seperti yang lalu-lalu, menjelang akhir tahun biasanya terjadi permintaan dolar yang lebih besar. Permintaan ini akan semakin deras lagi menjelang sidang Federal Open Market Commmittee (FOMC) digelar. Dalam pertemuan para petinggi The Fed itulah nasib fed fund rate akan diputuskan. Jika suku bunga The Fed naik, jelas ini akan membuat selirih bunga Indonesia – Amerika makin tipis. Nah, kalau sudah begini, dipastikan dana asing yang masuk ke Indonesia akan berkurang. Soalnya, para investor tidak mau berinvestasi lagi di rupiah karena return-nya dibandingkan dengan inflasi sudah semakin kecil. n

39


Keuangan Surat berharga komersial

Rasa Cemas Itu Masih Ada BI mendorong korporasi dan perbankan lebih banyak menerbitkan CP dan NCD. Jika tidak hati-hati, kebijakan ini bisa menjadi pemicu krisis jilid II. TEKS Bastaman Foto riset

T

ak ada seorang pun yang sudi merasakan kembali suasana krisis ekonomi di tahun 1998. Tapi, melihat melonjaknya utang swasta yang terjadi belakangan ini, rasa khawatir itu muncul kembali. Sekadar mengingatkan, krisis yang terjadi 18 tahun silam itu dipicu oleh kegagalan sejumlah perusahaan dalam membayar utang-utangnya yang jatuh tempo. Betul, saat ini belum terdengar ada perusahaan korporasi yang gagal bayar utang (default). Pertumbuhan utang pun masih dinilai sehat oleh Bank Indonesia (BI). Paling tidak, sampai Agustus lalu, utang luar negeri Indonesia tumbuh sekitar 8% menjadi US$ 323 miliar. Tapi, ke depan, ada sebuah ancaman yang tidak boleh dianggap enteng. Salah satunya adalah rencana BI untuk mengeluarkan aturan baru tentang penerbitan dan perdagangan sertifikat deposit (negotiable certificate of deposit/NCD) dan surat berharga komersial (commercial paper/CP). Diharapkan aturan baru ini akan mendorong bank dan korporasi menerbitkan NCD dan CP untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek. “Selama ini terlalu bertumpu pada bank,” ujar Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI. Efek berikutnya, permintaan kredit akan berkurang dan suku bunga bank bisa turun. Tak hanya sampai di situ, dana investor yang selama ini diparkir di BI, juga bakal menyusut. Itu berarti beban BI berkurang. “Tapi ini tergantung dari persaingan suku bunga yang diberikan oleh BI dan korporasi,” ujar Panji Irawan, Drektur Treasury Bank BNI. Memang belum jelas, seperti apa aturan yang akan diterbitkan BI. Hanya saja disebut-sebut bahwa penerbitan NCD dan CP akan dibatasi minimal Rp 10 miliar. Sementara jangka waktunya akan diperpanjang dari 2 – 270 hari menjadi 2 – 360 hari. Aturan lainnya mungkin tak berbeda dengan Surat Keputusan Direksi BI No.

40

28/52/KEP/DIR, 11 Agustus 1995 tentang Persyaratan Penerbitan dan Perdagangan Surat Berharga Komersial (SBK). Sebelum krisis 1998, penerbitan dan perdagagan NCB maupun CP memang pernah mengalami masa kejayaan. Namun, sejak kepercayaan investor terhadap

Indonesia runtuh, CP kehilangan pasarnya. Penerbitan NCD oleh perbankan pun relatif kecil, sampai Juni lalu tercatat Rp 13 triliun. Pemilik uang lebih percaya menyimpan dananya di BI. Saat ini dana yang parkir di BI ditaksir Rp 350 triliun. Mirza yakin, penerbitan NCD dan CP akan kembali marak bila aturan baru tentang SKB sudah terbit. Di pasar modal saja, menurut Mirza, ada sekitar 500 emiten yang berpotensi menerbitkan CP. Sementara perbankan yang bisa menerbitkan NCD jumlahnya sekitar 120 bank. “Idealnya, di Indonesia, penebitan instrumen pasar uang bertenor kurang dari satu ta-

krisis 1998: berawal dari melimpahnya likuiditas.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Keuangan Surat berharga komersial hun adalah 20% - 30% dari PDB. Tapi, sampai Juni lalu, nilainya baru 1% dari PDB,” ujar Mirza.

Lebih solid Namun, dorongan BI agar bank dan korporasi lebih giat mencari pendanaan lewat penerbitan NCD dan CP tetap saja mencemaskan. Apalagi jika penjualan SBK tersebut ternyata tidak ditopang oleh peningkatan kinerja sektor riil, seperti yang terjadi 18 tahun silam. “Munculnya krisis keuangan 1998 juga berawal dari melimpahnya likuiditas dari penjualan surat berharga,” ujar seorang bankir swasta. Namun Mirza berani mengatakan, kemungkinan terjadinya krisis di saat sekarang tak ubahnya dengan panggang yang jauh dari api. Menurutnya, secara fundamental, situasi saat ini jauh lebih baik ketimbang 1998. Misalnya, cadangan devisa

yang sudah mencapai US$ 115,7 miliar. Sementara 18 tahun silam nilainya hanya sekitar US$ 21 miliar. Artinya, kondisi moneter lebih kokoh. Kondisi perbankan, menurut Mirza, juga lebih sehat. Pada 1998, kredit dikucurkan dalam jumlah besar. Itu terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 105%. Celakanya, aliran kredit tidak didukung fundamental yang baik. Rasio kecukupan modal (CAR) bank saat itu amat rendah. Sudah begitu, manajemen risiko nyaris tidak berjalan baik. Banyak kredit yang diberikan bernuansa KKN. Ditambah lagi, lantaran banyak bank terafiliasi dengan grup usaha besar, pelanggaran batas maksimum pemberian kredit (BMPK) kerap terjadi. Kondisi itu diperparah lagi oleh banyaknya pinjaman asing oleh bank. Parahnya, dana-dana jangka pendek tersebut justru dipakai un-

tuk membiayai kredit jangka panjang. Terutama pembiayaan ke sektor properti. Saat itu, kredit yang dikucurkan ke sektor properti mencapai 20% dari total kredit. Ketika nilai tukar rupiah terpuruk, dan banyak pemodal asing menarik dananya, perbankan tidak bisa dengan cepat mengembalikan utang valas. Di saat yang bersamaan, BI juga menaikan suku bunganya. Walhasil, banyak debitor mengalami gagal bayar. Dampak berikutnya, seperti kita saksikan bersama, kredit bermasalah meroket. Bank-bank pun dibuat tak berdaya, sehingga beberapa di antaranya terpaksa harus tutup pintu. Sigit Pramono, Ketua Perbanas, pun mengakui bahwa sektor perbankan saat ini relative lebih sehat ketimbang 1997 – 1998. Ketatnya penerapan prinsip kehati-hatian oleh para bankir malah telah membuat aliran dana ke sektor amat seret. Jadi, kondisi sekarang berbanding terbalik dengan 1998. “Ingat, saat kita sudah memiliki Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS),” ujar Sigit. Keberadaan lembaga ini membuat masyarakat lebih tenang. Tapi, tak berarti sikap waspada lantas diabaikan. Sebab, rakyat negeri ini rasanya tak akan sanggup lagi jika harus mengalami krisis jilid II. Apalagi, saat ini, hidup sudah sangat sulit. n

Munculnya krisis keuangan 1998 juga berawal dari melimpahnya likuiditas dari penjualan surat berharga. reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

41


Pasar Modal IHSG

Bertahan di Level Psikologis Indeks diperkirakan masih akan bergerak mixed. Hampir mendekati jenuh beli, memang. Namun, masih tersisa potensi untuk menguat.

M

TEKS Nikita Jagad Foto alanlouis.com

asih seperti pekan sebelumnya, minggu lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil bertahan di atas level psikologis, 5.400. Tepatnya, IHSG ditutup pada angka 5.410,27. Artinya, tak jauh dengan penutupan sepekan sebelumnya, 5.409,24. Atau IHSG hanya mengalami penguatan sebesar 1 poin saja. Untuk pekan ini, para pelaku pasar memprediksi indeks akan cenderung bergerak mixed di rentang 5.345-5.450. Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, mengatakan berdasarkan

42

analisa teknikal IHSG pada pekan ini cenderung berada pada posisi konsolidasi di level support pergerakan rerata harian selama dua pekan ke belakang. IHSG tidak mampu break out resistance sebagai konfirmasi perubahan arah. “Jika pergerakannya terus demikian dan kembali dibuka melemah pada awal pekan depan akan terbentuk pola kecenderungan turun jangka pendek. Level 5.425 sebagai resistance downtrend jika ingin mengonfirmasi berbalik arah,� kata Lanjar dalam risetnya. Indikator teknikal sedikit memberikan sinyal lain. Indikator stochastic crossing positif di area dekat jenuh jual dengan indikasi rebound jangka pendek. Meskipun probabilitas ketepatannya masih rendah karena belum benar-benar berada di area jenuh jual. “Sehingga diperkirakan pergerakan IHSG pekan depan kembali mixed mencoba break out resistance dengan kisaran pergerakan 5.345-5.450,� kata Lanjar. Kemungkinan bertahannya indeks di atas 5.400 karena masih pengaruh terbitnya laporan keuangan para emiten yang sesuai dengan ekspektasi. Laporan kinerja emiten kuartal III yang lebih baik dari kuartal II membuat harapan kinerja emiten pada 2016 akan sesuai konsensus. Suku bunga rendah dan nilai tukar rupiah menjadi faktor pendukung kinerja emiten.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Pasar Modal IHSG

Transaksi Asing Dalam Sepekan

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga sudah mensahkan anggaran RUU APBN 2017. Pemerintah akan alokasikan Rp 387,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Angka itu naik 18% dari tahun lalu di APBN-P 2016 sekitar Rp 317,1 triliun. Itu jelas merupakan sentimen positif untuk menarik foreign direct investment (FDI) dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

LAPORAN KEUANGAN KINCLONG Memang, pekan lalu, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia banyak ‘tertolong’ oleh beberapa sentimen positif. Salah satu di antaranya, ya itu tadi, terbitnya laporan keuangan yang terbukti cukup mengilat. Seperti laba Indofood yang melesat 92%, atau laba Waskit Karya yang naik 133%. Juga EXCL yang berubah status dari merugi menjadi memetik laba. Dan, banyak lagi emiten yang mencetak rekor laba. Selain laporan keuangan yang di atas perkiraan, faktor lain yang mendorong indeks adalah mulai menguatnya saham-saham komoditas, terutama batu bara. Seperti dikatahui, harga batu bara melambung ke level tertinggi lebih dari tiga tahun. Tren laju harga batu bara positif dengan dukungan pembatasan produksi batu bara China hingga kenaikan permintaan menjelang musim dingin. Harga batu bara kontrak pengiriman Desember 2016 di ICE Futures Europe menguat 2,3% menjadi US$ 99 per metrik ton dibandingkan hari sebelumnya. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak Mei 2013. Sedangkan dalam sepekan terakhir, harga menanjak 8,3%.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo mengatakan, momentum kenaikan harga batu bara masih kuat. Pembatasan produksi batu bara China menjadi faktor utama pengangkat harga. Otoritas Beijing membatasi operasi tambang menjadi 276 hari per tahun dari sebelumnya 330 hari. “Meski China berupaya kembali menambah produksi, efeknya belum terlihat,� kata Wahyu. Harga batu bara baik untuk jenis thermal maupun coking coal terus menguat sejak awal pekan. Meskipun China berencana kembali menambah produksi untuk mengantisipasi kenaikan permintaan di musim dingin. Beberapa tambang batu bara China hampir selesai dibangun dan siap melakukan produksi lagi. Total produksi batu bara China bulan September hanya 244 juta ton. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak musim Tahun Baru Imlek 2009. Bukan hanya di China, tetapi Jepang, Eropa hingga Amerika Serikat masih membutuhkan batu bara menjelang musim dingin. Makanya, diprediksi, harga batu bara bisa terangkat hingga US$ 110 per metrik ton karena peningkatan permintaan di musim dingin. Nah, itulah katalis yang akan masih berpengaruh pada perdagangan saham pekan ini. n

IHSG

43


Pasar Modal Saham infrastruktur

Mencermati Emiten Infrastruktur Partikelir

Tahun depan, dipercaya, sektor infrastruktur makin berkibar. Makanya, semua emiten (termasuk swasta) berani memasang terget tinggi. TEKS Nikita Jagad Foto dahlan rp, erbhayu

44

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Pasar Modal Saham infrastruktur

P

embangunan infrastruktur, rupanya, masih menjadi prioritas pemerintah. Itu terlihat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun depan. Dalam RAPBN 2017 mendatang dipastikan belanja infrastruktur menembus angka Rp 387,3 triliun. Pemerintah berencana mengalokasikan anggaran tersebut untuk pembangunan jalan, jembatan, bandara, pelabuhan laut, jalur kereta api dan terminal penumpang. Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (27/10) menyampaikan bahwa ada kenaikan sebesar Rp 40,8 triliun dari pagu RAPBN 2017. “Anggaran untuk belanja infrastruktur ini meningkat Rp 40,8 triliun dari pagu RAPBN 2017 yang dialokasikan sebesar Rp 346,6 triliun,” kata Sri Mulyani. Kabar ini, tentu saja merndatangkan berkah bagi emiten-emiten infrakstruktur. Bukan hanya perusahaan pelat merah yang bakal kebanjiran order, tapi juga perusahaan-perusahaan swasta. Makanya, tidak aneh jika perusahaan infrastruktur swasta tak mau kalah langkah dengan perseroan pelat merah. Mereka juga menetapkan target menjulang di tahun kebangkitan sektor infrastruktur. Kendati, target perolehan kontrak baru tahun ini kemungkinan tidak akan tercapai. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), contohnya. Perseroan ini mengerek target perolehan kontrak baru dari tahun ini Rp 3 triliun menjadi Rp 4 triliun di 2017. Mahmilan Sugiyo Warsana, Sekretaris Perusahaan Total, mengatakan, peningkatan target dilakukan karena ada banyak proyek yang akan ditawarkan di 2017. Padahal target kontrak baru tahun 2016 sebesar Rp 3 triliun juga belum tercapai. Hingga Oktober, TOTL baru mengantongi Rp 2,49 triliun. Sedangkan target pendapatan TOTL tahun depan sebesar Rp 3,1 triliun. Keyakinan serupa juga diungkapkan PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Anak usaha Group Astra ini mematok perolehan kontrak baru tahun 2017 sebesar Rp 4,5 triliun. Jumlah ini naik Rp 1 triliun dari target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 3,5 triliun. Perseroan akan lebih fokus mencari kontrak baru di sektor infrastruktur. “Kami fokus untuk mendapatkan proyek baru di sektor infrastruktur,” ungkap Maria Secilia, Sekretaris Perusahaan ACST.

Walaupun hingga kini belum juga mengantongi proyek infrastruktur, tetapi perseroan ini tetap mengikuti sejumlah lelang yang digelar. Sampai kuartal tiga kemarin, ACST tercatat mengantongi kontrak baru Rp 2,5 triliun, masih kurang Rp 1 triliun lagi dari target kontrak baru sepanjang tahun ini.

SAHAM PASTI NAIK Akan halnya PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) masih menyusun rencana tahun depan. Tapi manajemen juga optimistis melihat kinerja tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Tahun 2016, kinerja perusahaan ini turun karena sudah tidak mendapatkan kontribusi dari proyek jalan tol CikopoPalimanan. Hingga September, NRCA mengantongi perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,98 triliun, atau sekitar 60% dari target tahun ini. Itu sebabnya, saham-saham emiten infrastruktur swasta ini juga mendapat rekomendasi positif dari para analis. NRCA yang pada pekan lalu ditransaksikan di level Rp 452, misalnya, dinilai su-

dah layak dibeli. Pertimbangannya sederhana saja, emiten ini selalu mencatatkan laba yang konsisten setiap tahun dan memiliki arus kas yang lancar. Dan sahamnya ditargetkan akan mencapai Rp 600. Setelah target itu tercapai, maka target berikutnya berada di level Rp 620 dan Rp 670. Ini berarti potensi penguatan yang dimiliki NRCA sangat lebar. “Emiten ini punya potensi keuntungan yang besar resiko kecil,” kata seorang analis. Rekomendasi senada diberikan kepada saham PT Ascet Indonusa, yang saat ini ditransaksikan di level Rp 3.200. Target utama saham ini di Rp 3.620. Dan jika level ini terlewati, selanjutnya ACST berpotensi menuju Rp 3.890 dan Rp 3.900. Akan halnya saham Total Bangun Persada (TOTL), yang saat ini diperdagangkan pada level harga Rp 850 (27/10), juga diperkirakan bakal menguat. Target yang dipasang para analis, untuk sementara TOTL akan menjajaki level Rp 950. Tapi segera lepas jika saham ini menyentuh harga Rp 845. n

Anggaran untuk belanja infrastruktur ini meningkat Rp 40,8 triliun dari pagu RAPBN 2017 yang dialokasikan sebesar Rp 346,6 triliun.

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

45


Pasar Modal Saham nikel

Aduh Harga Nikel

A

Harga nikel diperkirakan bakal melemah kembali. Bagaimana nasib saham Vale dan Antam? TEKS Nikita Jagad Foto Riset

46

pa yang diramalkan para pelaku pasar, akhirnya menjadi kenyataan. Harga logam nikel, di kuartal terakhir ini, mulai mengalami pelemahan. Sekarang, untuk pengiriman tiga bulan di muka, harga nikel telah menyentuh US$ 10.195 per ton. Padahal, sebelumnya, harga rerata (pada kuartal III) mencapai US$ 10.300 per ton. Namun, ini yang diperkirakan para analis, nilai jual bakal merosot pada triwulan terakhir ke level US$ 9.900 per ton seiring dengan meningkatnya ekspor Filipina sebagai produsen terbesar di dunia. Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, menuturkan harga nikel menguat akibat penutupan sementara pabrikpabrik di Filipina. Masyarakat di sekitar industri mengklaim

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Pasar Modal Saham nikel nyatakan, pihaknya berencana mengurangi produksi pada November sebesar 200.000 metrik ton setelah harga bahan baku melonjak. Pemangkasan ini setara dengan 11% dari total produksi bulanan China pada tahun lalu. Kontan, langkah ini membuat impor China jadi terpangkas. “Ini merupakan berita yang sangat buruk bagi nikel,� kata sorang analis di Shanghai Dampak dari kondisi ini, tentu saja akan memukul produsen nikel di Indonesia. Padahal mereka baru saja mengalami kebangkitan. PT Vale Indonesia, contohnya. Pada kuartal III yang baru lalu akhirnya berhasil membukukan keuntungan bersih US$ 13 juta. Laba tersebut naik dibanding kuartal II 2016 yang mencatatkan rugi US$ 4,6 juta. Menurut manajemen, laba tersebut ditopang oleh efisiensi yang telah dilakukan perseroan. Selain itu, kinerja perseroan didorong oleh harga nikel yang mengalami kenaikan. Pada kuartal III 2016 terjadi kenaikan harga rata-rata sebesar 13% dibanding kuartal II 2016. Nah, bagaimana jika harga (yang diandalkan itu) kembali menukik? Jawabnya, mudah. Itu akan mengurangi keuntungan yang diraih perseroan. Bahkan, bukan mustahil akan mengembalikan Vale ke posisi merugi.

aktivitas perusahaan mencemari lingkungan. Namun, pasar masih belum yakin apakah pemerintahan baru Filipina benarbenar akan mengurangi kapasitas produksi. Alasannya, negara yang melantik Rodrigo Duterte sebagai presiden pada Juni 2016 itu masih mengalami berbagai gejolak politik. Standard Chartered dalam publikasinya memaparkan, pemotongan pasokan dan meningkatnya impor China menjadi basis fundamental yang mendorong terjadinya defisit di pasar pada tahun ini. Akan tetapi, surplus persediaan yang cukup besar membatasi kenaikan harga. Ditambah lagi, China menyatakan akan memangkas produksi stainless steel. Tsingshan Holding Group Co. me-

TIME TO BUY INCO Tapi entah kenapa, saham Vale yang berkode INCO masih direkomendasikan beli oleh kalangan analis. Mungkin, karena penurunan yang kembali terjadi sejak awal bulan sudah terlalu dalam, sehingga membuat harga INCO menjadi terlalu di bawah. Seperti diketahui, saham ini pernah berada di peringkat 11 top gainer, naik Rp 180 (6,1%) ke level Rp 3.130. itu terjadi pada 3 Oktober. Sekarang, setelah mengalami pelemahan harga INCO tinggal Rp 2.680 (27/10). Itulah yang menyebabkan analis merekomendasikan time to buy untuk INCO. Untuk tahap pertama, saham ini ditargetkan akan menggapai harga Rp 2.900. Dan target berikutnya adalah Rp 3.000. Nasib serupa juga—bukan mustahil—akan menimpa PT Aneka Tambang. Kuartal satu dan dua, emiten ini masih mencatatkan laba, kendati tak seberapa. Produsen emas dan bijih nikel ini berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp11,03 miliar sepanjang semester I/2016. Berdasarkan laporan keuangan, perseroan berhasil membukukan laba pe-

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

riode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 11,03 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, perseroan justru mengalami rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 395,99 miliar. Penjualan komoditas emas menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi 68% atau Rp 2,84 triliun. Kemudian, feronikel menjadi kontributor terbesar kedua penjualan bersih perseroan dengan nilai Rp 950 miliar atau 23% dari total penjualan. Pada tahun ini, perseroan diprediksi masih mencatat rugi bersih. Kinerja positif akan terlihat pada 2017 dengan kontribusi CGA Tayan yang lebih besar, penguatan harga komoditas nikel menjadi US$ 15.000 per ton, peningkatan produksi ferronickel, dan perubahan dari rugi kurs menjadi laba kurs. Diproyeksikan laba bersih Aneka Tambang tahun depan mencapai Rp 248 miliar. Sahamnya (ANTM) yang kini bertengger di harga Rp 875 (27/10) berpeluang kembali melanjutkan tren naik jika resisten konsolidasi dapat dilampaui. Target awal kenaikan ANTM berada di kisaran Rp 1.020 dengan minor target Rp 925. Jika nantinya Rp 1.020 dapat dilampaui, ANTM berpeluang melanjutkan kenaikannya menuju Rp 1.215. n

Pemotongan pasokan dan meningkatnya impor China menjadi basis fundamental yang mendorong terjadinya defisit di pasar pada tahun ini. Akan tetapi, surplus persediaan yang cukup besar membatasi kenaikan harga. Ditambah lagi, China menyatakan akan memangkas produksi stainless steel.

47


Pasar Modal Saham Telkom

Menimbang Saham Telkom Target laba Telkom tahun 2016, yang dipatok analis beberapa waktu lalu, tampaknya bakal terlampaui. Itu sebabnya, TLKM mendapat rekomendasi beli. TEKS Nikita Jagad Foto dahlan rp, erbhayu

L

aporan keuangan kuartal III yang paling hangat, telah diterbitkan PT Telkom Indonesia Tbk, pekan lalu. Sepanjang sembilan bulan di tahun 2016, BUMN ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,8% di banding periode yang sama tahun 2015 lalu menjadi Rp 86,19 triliun. Perolehan ini terjadi berkat dukungan bisnis Data, Internet, dan IT yang meningkat tajam 37% YoY. Bisnis ini memberikan kontribusi sebesar 37,7% terhadap total pendatapan perseroan. Nah, dari total pendapatan tersebut Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp 14,73 triliun atau tumbuh 27,6% serta EBITDA Rp 44,38 triliun atau tumbuh 20% dari periode yang sama tahun lalu. Kinerja yang kinclong ini ditunjang pula dari performansi salah satu anak usahanya, Telkomsel, yang juga membukukan kinerja yang sangat baik. Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 63,65 triliun dengan pendapatan digital business tumbuh 40,8% menjadi Rp 22,17 triliun dan berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 21,03 triliun. Hingga September 2016 Telkom Group telah membelanjakan capital expenditure (capex) sebesar Rp 19,9 triliun. Capex terutama dimanfaatkan untuk mendukung bisnis broadband, baik fixed maupun mobile, seperti pembangunan infrastruktur backbone fiber optic, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel, penggelaran infrastruktur kabel laut lintas benua Dumai menuju Eropa (SEA-ME-WE5) dan Manado menuju Amerika Serikat (SEA-US), menara telekomunikasi, serta data center. Sementara itu, Telkomsel juga telah membangun sebanyak 20.808 BTS baru, yang sekitar 90% merupakan BTS 3G/4G. Pembangunan BTS berkemampuan 3G/4G tersebut sejalan dengan fokus untuk mengembangkan bisnis digital. Dengan demikian, hingga September 2016 total BTS yang dioperasikan Telkomsel mencapai 124.097 unit atau tumbuh 23,6% dalam kurun satu tahun ini.

48

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


Pasar Modal Saham Telkom Dan sebanyak 59,4% diantaranya merupakan BTS 3G/4G. Tercatat juga hingga September 2016, Telkomsel melayani sebanyak 163,7 juta pelanggan di seluruh Indonesia atau meningkat 10,2% YoY. Diketahui pula sekitar 46,7% atau 76,4 juta pelanggan telah menggunakan perangkat 3G/4G yang berarti melonjak sebesar 37,3% YoY. Sementara itu Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen mengungkapkan bahwa pelanggan mobile broadband (Flash) mengalami peningkatan, dimana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 33,1% menjadi 50,48juta. “Semakin membaiknya kinerja keuangan Telkomsel tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang diikuti dengan meningkatnya Average Revenue Per User (ARPU) akibat melonjaknya penggunaan mobile broadband,� kata Harry.

ANALIS OPTIMISTIS Pelanggan bisnis fixed broadband tumbuh 15,4% menjadi 4,3 juta pelanggan, dimana sebanyak 1,52 juta diantaranya merupakan pelanggan Triple Play IndiHome. Untuk periode Kuartal III 2016 ARPU IndiHome mencapai Rp 313 ribu, meningkat dibandingkan periode Kuartal II 2016 yang sebesar Rp 300 ribu. Khusus untuk bulan September 2016 ARPU IndiHome mencapai Rp 326 ribu. Untuk meningkatkan penetrasi IndiHome, perusahaan tengah gencar meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, baik melalui peningkatan kapabilitas maupun penambahan tenaga

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016

teknisi, serta meningkatkan layanan penjualan dan purna jual. Karena semua itu, Telkom mengalami peningkatan beban perusahaan sebesar 8% dari Rp 51,77 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 55,92 triliun. Meningkatnya beban operasional dan pemeliharaan tersebut sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung pertumbuhan bisnis digital, baik di seluler maupun fixed-line termasuk perluasan layanan IndiHome. Saat ini, Telkom tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) serta memodernisasi seluruh Sentral Telepon Otomat (STO) untuk menunjang percepatan bisnis digital khususnya IndiHome. Dengan upaya-upaya peningkatan seperti itu, para analis pernah memprediksi Telkom tahun ini akan mencatatkan pertumbuhan pendapaan sebesar 9% menjadi Rp 112,11 triliun. Dari sana, jumlah laba bersih yang akan diraih sekitar Rp 16,9 triliun. Melihat keuntungan yang sudah diraih pada kuartal III-2016 lalu, tampaknya target laba yang ditetapkan tersebut akan terlampaui. Itu sebabnya, sahamnya yang berkode TLKM mendapat rekomendasi positif dari analis. Arandi Ariantara dari Samuel Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham yang berharga Rp 4.200 (27/10) ini. Dalam risetnya, per tanggal 26 Oktober, ia menargatkan harga TLKM akan melaju ke Rp 5.000. Itu berarti masih ada potense penguatan sebesar 19%. Tertarik? n

49


inforeview

Modernland Gaet Marketing Sales Rp 4,3 Triliun

8 Perusahaan Kosmetik Taiwan Jajaki Bisnis Sebanyak delapan perusahaan kosmetik terbesar Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Beauty Alliance melakukan penjajakan bisnis di Indonesia. Ketua Taiwan Beauty Alliance Steven Ko mengatakan kedatangan Taiwan Beauty Alliance ke Indonesia bertujuan untuk memperkenalkan produk kecantikan dan kosmetik sekaligus mencari partner bisnis yang tepat. Menurut dia, Indonesia merupakan pasar penting bagi pebisnis Taiwan karena jumlah penduduknya cukup banyak, perekonomiannya stabil, ditambah kelas menengahnya terus meningkat. Ia mengatakan kelebihan utama produk kosmetik Taiwan adalah harganya terjangkau dan hampir sebagian besar menggunakan bahan alami atau organik. Perusahaan kosmetik Taiwan yang menjajaki bisnis di Indonesia adalah Dr. Jou Biotech Corp, Dr. Wu Skincare.Co, ltd, Hair O’right international Corp, HerdsMan Enterprises Co, Ltd, Shen

50

yang bisa membagi akses ke 10-32 smartphone atau laptop. Terkait dengan upaya memasarkan layanan MBB untuk kalangan bisnis UKM, XL membuka kesempatan kemitraan kepada masyarakat untuk menjadi mitra penjualan XL Biz. n

FOTO ArenaLTE.com

PT XL Axiata Tbk (EXCL) menawarkan pelayanan mobile broadband (MBB) yang dirancang khusus kalangan UKM yaitu XL Biz. Chief Digital Services Officer XL, Joseph Lumban Gaol mengatakan, banyak pelaku UKM yang membutuhkan akses cepat internet untuk keberlangsungan bisnis mereka. “Sekitar 20% pelaku UKM di Jabodetabek memiliki toko online sendiri untuk memasarkan produk dan layanannya,” kata dia dalam rilis, Selasa pekan lalu. Itu sebabnya, XL mencoba menangkap potensi dari pelaku UKM ini dengan menawarkan layanan yang sesuai dengan karakteristik UKM. Beroperasi di jaringan 4G LTE, XL Biz menawarkan harga paket layanan data yang kompetitif serta disertai dengan layanan yang relevan bagi segmen UKM. Dengan layanan ini, masyarakat yang belum memiliki smartphone 4G pun akan bisa mengakses 4G, melalui Mi-Fi atau router

Land Indonesia dan PT Mitra Sindo Makmur, anak perusahaan PT Modernland Realty Tbk. Astra Land Indonesia adalah perusahaan patungan 50:50 antara PT Astra International Tbk. dan Hongkong Land Group Limited. n

Hsiang Tang Co, Ltd, Tenart Biotech Limited, The One Cosmetic International Co, Ltd dan Yuan Workshop Co, Ltd. n

FOTO Cosmopolitan

XL Bikin Layanan Broadband untuk UKM

FOTO berita2bahasa.com

P

T Modernland Realty Tbk menorehkan penjualan (marketing sales) Rp 4,3 triliun hingga kuartal III/2016. Di sisi lain, pengembang properti itu menggaet penghargaan Anugerah Perusahaan Terbuka Indonesia III - 2016 (APTI-III-2016). “Sampai dengan Oktober 2016, perseroan berhasil meraih penjualan (marketing sales) sebesar Rp 4,3 triliun. Hal ini berarti pencapaian marketing sales melampaui target marketing sales 2016 yang ditetapkan sebesar Rp 4,2 triliun,” ujar Cuncun Wijaya, Corporate Secretary PT Modernland Realty Tbk. Dia mengatakan, penjualan tersebut mencakup marketing sales sebesar Rp 962 miliar. Lalu, hasil penjualan lahan di kawasan Jakarta Garden City, Jakarta Timur senilai Rp 3,4 triliun kepada perusahaan joint venture (JV) yang sahamnya dimiliki PT Astra

reviewweekly 11 Tahun VI | 31 Oktober-6 November 2016


SISIPAN

RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB

ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS

PRABOWO MENANG

SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA

®

1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS

44 » TAHUN II RP 20.000



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.