Skandal Menara BCA

Page 1




MailBOX

http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM:

Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com

Bambang Aji setiady Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari, kukuh bhimo nugroho reporter: Setyo Adhi Nugroho, Gading Putra redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama

unit usaha pemimpin perusahaan:

Cover: erbhayu

Bambang Aji setiady marketing: Arief Nazarudin, Celline Agatha alamat redaksi dan usaha: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD,

Sesalkan Izin Ekspor Freeport

Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063 penerbit:

Saya kecewa dengan keputusan Kementerian ESDM yang kembali memberi rekomendasi untuk keluarnya izin konsentrat buat PT Freeport Indonesia. Apalagi, pemberian izin diberikan hanya berselang tak sampai dua minggu setelah sebelumnya memutuskan tak memberi izin. Awalnya saya salut dengan pernyataan Kementerian ESDM yang tak memberi rekomendasi izin jika PT Freeport Indonesia tak membayar uang jaminan US$ 530 juta sebagai bukti kesungguhan untuk membangun smelter di Tanah Air. “Wah, hebat nih, beraani melawan perusahaan asal AS,� pikir saya. Tapi tak sampai dua minggu kemudian, saya lemas sekaligus jengkel, begitu mengetahui ternyata Kementerian ESDM mengeluarkan rekomendasi izin ekspor konsentrat. Apalagi ternyata, PT Freeport Indonesia juga tetap tidak membayar uang jaminan US$ 530 juta. Jadi apa alasannya? Katanya sih, Freeport mau menaikkan royalti dari ekspor tersebut. Duh, cemen amat. Saya gak jadi bangga, tapi malah berpikir negatif. Begitu kuatkah lobi dan dollar Freeport untuk menggelontor para pejabat di negeri ini? Entahlah. Mungkin sudah jadi takdir kalau pejabat di negeri ini memang tak ada yang layak untuk membela kepentingan rakyatnya.

Petani karet sedang sekarat. Sebanyak 2,1 juta petani karet plus keluarganya, pada saat ini sedang kelimpungan. Harga karet sadapan mereka jatuh hingga Rp 5.000 per kg. Padahal untuk sekedar menutup biaya produksi, harusnya harganya Rp 12.000 per kg. Hal yang membuat miris, jatuhnya harga karet hingga Rp 5.000 sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. Selama dan separah itukah beban yang harus ditanggung para petani karet? Herannya, kenapa pemerintah tak bisa menemukan solusi untuk mengangkat harga karet yang jeblok ini? Mengapa harus terpuruk hingga tiga tahun, padahal karet merupakan komoditi andalan ekspor Indonesia. Tak adakah orang pintar di negeri ini yang bisa mencarikan jalan keluar buat menaikkan harga karet? Pemerintah sendiri seolah hanya sanggup berwacana bakal mendorong penyerapan karet di dalam negeri melalui berbagai proyek pembangunan infrastruktur. Berwacana selama tiga tahun, agaknya hanya bia dilakukan oleh mereka yang tak mumpuni. Salam.

Sebanyak 30% investor asing di Batam dikabarkan bakal hengkang dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas tersebut. Kabar itu tentu bukan kabar baik. Saya membayangkan bakal banyak buruh yang di-PHK sebagai akibatnya. Oleh sebab itu, saya berharap pemerintah segera mencarikan jalan keluar agar para investor itu tak hengkang. Katanya penyebab hengkang adalah buruknya iklim investasi. Khususnya, buruknya masalah perizinan dan birokrasi. Rupanya telah terjadi tumpang tindih kewenangan antara Badan Pengelola (BP) Batam dengan pemerintah daerah setempat. Persoalan tumpang tindih kewenangan seperti itu, tentu terasa menggelikan di tengah upaya pemerintah pusat menggenjot masuknya investor asing. Karenanya, pemerintah pusat harus segera menyelesaikan persoalan tersebut. Jangan sampai hengkangnya investor di Batam menodai iklim investasi di negeri ini.

Dadan Parung, Bogor

Desi Cililitan, Jaktim

Rastim Citayam, Bogor

4

PT INDOPUBLIK MANDIRI

Bantulah Petani Karet

SuratMingguini

Segera Rapikan Batam

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016



reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

Contents

headline LaporanUtama 9 Skandal Menara BCA Kelompok usaha Djarum dililit masalah pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski di lahan milik PT Hotel Indonesia Natour. Siapa bakal jadi tersangka?

Bisnis

Makro

18 Selamat Datang Kampus Asing Tahun depan, ijin kampus asing dibuka

30 Batam Segera Ganti Baju Sebanyak 30% investor dikabarkan bakal hengkang dari Batam. Perubahan status tampaknya bakal segera dilakukan.

lebar. Sejumlah perguruan tinggi asing telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi dengan membuka kampus di Indonesia.

32 Utang Makin Mengkhawatirkan 33 Skenario Bunuh CPO

Keuangan

20 Agung Sedayu Masuk Bioskop

36 Bankir Kita Memang Keterlaluan

Sisipan

Imbauan Menko Perekonomian dan OJK tampaknya tak akan digubris. Artinya, NIM dan suku bunga kredit masih akan di awang-awang.

24 Kita Krisis Sampah

Rata-rata, sebuah kantung plastik digunakan hanya 25 menit. Untuk penggunaan sesingkat itu, ternyata diperlukan waktu setidaknya 500 tahun agar sampah plastik bisa hancur dan terurai. Dan kini, jumlah sampah plastik sudah mengancam warga dunia.

38 Dana KPR Tak Akan Seret Lagi

Pasar Modal 42 Semua Sentimen Positif Indeks diperkirakan masih akan terus menguat. Ini karena sentimen negatif sudah berkurang.

44 Dampak Rencana Pemangkasan NIM

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.

Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com


editorial Plastik

K

akek itu tersenyum-senyum sendirian, ketika menonton televisi di rumahnya. Apa yang membuatnya tersenyum? Tak lain dan tak bukan, tentang kantung plastik berbayar yang mulai diberlakukan di pasar-pasar berlabel “market”. Setiap pembeli yang memakai kantung plastik di mini market, super market dan hypermarket sekarang harus membayar. Kelak, peraturan ini akan diberlakukan juga di pasar-pasar tradisional. Cuma, si kakek menyayangkan, yang dibayar pembeli terlalu murah, yakni Rp 200. Sehingga, kendati merasa terpaksa, konsumen masih bisa mengecilkan arti sebuah kantung plastik bekas. Jadi, tetap saja, setelah dipakai dibuang. Dan itu akan menyebabkan sampah plastik, yang menjadi kegalauan pemerintah dan penggiat lingkungan hidup, tak berkurang. Lain halnya kalau mengikuti saran Gubernur DKI Jakarta yang semula akan mematok “harga” kantung plastik Rp 5 ribu. Atau rencana Walikota Bandung Ridwan Kamil, yang akan memasang harga Rp 2.000. Kalau itu diterapkan, pasti, pemakaian kantung plastik akan berkurang banyak. Sebab, sedikit banyak, orang

8

akan “menyayangi” kantung plastik yang dimilikinya untuk bisa digunakan ulang. Si kakek tersenyum. Pikirannya, kembali ke masa lima puluh tahun lalu, ketika kantung plastik belum menjadi ‘raja’ seperti sekarang. Waktu itu, hidupnya ia gantungkan ke daun jati. Ia menjual ke warung-warung di pasar, yang masih menggunakan daun jati sebagai bungkus. Sayang, keberadaannya tak lama. Kejayaan si daun jati pudar oleh hadirnya kemasan plastik. Nasih serupa juga dialami oleh kantung kertas, yang sengaja dibuat dari kertas-kertas bekas koran, kantung semen, bahkan kertas bekas buku tulis. Semua habis tergilas plastik. Nah, kini giliran plastik yang akan digilas dan digantikan entah oleh apa. “Ini namanya hukum karma,” gumam si kakek. Tapi terlepas dari dendam seorang bekas pedagang daun jati, upaya pengurangan sampah plastik punya alasan yang jelas. Jenis sampah ini, memerlukan waktu yang sangat panjang—50-100 tahun—untuk mengurainya. Dan jangan salah, Indonesia masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut setelah China. Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK mengatakan total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton. Dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14% dari total sampah yang ada. Untuk itu, KLHK menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019. Sementara Asosiasi Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyebutkan, konsumsi produk plastik di Tanah Air pada tahun lalu mencapai 4,7 juta ton. Dari jumlah tersebut, 30%-nya merupakan produk plastik kemasan. Berarti dalam setahun ada sebanyak 1,5 juta ton sampah plastik. Angka ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Wakil Ketua Umum Inaplas Budi Susanto Sadiman memperkirakan konsumsi plastik masih akan tumbuh sekitar 6%-7% pada tahun ini sekalipun pemerintah menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar di ritel-ritel modern. Jadi? Kendati betul demikian—jumlah sampah plastik akan bertambah walaupun ada upaya pengurangan, tak ada salahnya pemerintah mencoba. Siapa tahu bermanfaat? Kalau kelak terbukti kebijakan ini tak ada gunanya, ya tak ada pilihan lain, tutup saja pabrik plastik. n bk

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Kelompok usaha Djarum dililit masalah pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski di lahan milik PT Hotel Indonesia Natour. Siapa bakal jadi tersangka? TEKS Latihono Sujantyo, Kukuh Bhimo Nugroho, dan Sri Wulandari Foto Dahlan Rp, dok. Review, Riset

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

9


N

Menara BCA di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat: Tidak masuk dalam perjanjian.

10

ama Grup Djarum kembali menarik perhatian. Tapi kali ini bukan lantaran pemiliknya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono kembali dinobatkan oleh majalah ekonomi bergengsi, Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia. Kali ini, lini bisnis Djarum tersangkut masalah. Adalah pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski di area Hotel Indonesia yang dipersoalkan Kejaksaan Agung. Dalam perjanjian kerja sama build, operate, transfer (BOT) antara PT Cipta Karya Bersama Indah (CKBI) atau PT Grand Indonesia (GI) dengan PT Hotel Indonesia Natour (HIN), Menara BCA dan Apartemen Kempinski tak ada dalam kontrak perjanjian. “Saya pernah sampaikan bahwa ini ada perjanjian membangun mal, parkir, tapi tidak membangun tower yang dua itu,” ujar Arminsyah, Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus). Menurut Arminsyah, Menara BCA dan Apartemen Kempinski dibangun di atas lahan milik negara, yakni BUMN PT Hotel Indonesia Natour. “Ada tindak pidananya. Ini baru kita naikan ke penyidikan,” tambah Arminsyah, Selasa pekan lalu. Jampidsus mengatakan, ia tidak peduli Menara BCA dan Apartemen Kempinski milik pengusaha siapa. “Mau perusahaan siapa kek, nggak ada urusan. Kalau pembangunan itu diformalkan seharusnya ada pembayaran ke negara,” katanya. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memanggil sejumlah saksi dari tiga perusahaan yang terlibat dalam perjanjian, termasuk Direktur Utama HIN Iswandi Said. Selain itu, tim penyidik Kejagung juga telah menggeledah Menara BCA dan Apartemen Kempinski, Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam penggeledahan tersebut, tim penyidik Kejagung membawa sejumlah dokumen, seperti risalah rapat terkait kerja sama BOT, dokumen pengembangan, proposal CKBI, dan rekap penerimaan kompensasi BOT. Awal mula perkara ini bersumber dari perjanjian kerja sama BOT antara CKBI/GI dengan HIN yang ditandatangani pada 13 Mei 2004. Dalam perjanjian itu disepakati pembangunan empat objek fisik di atas tanah negara HGB yang diterbitkan atas nama GI, yakni hotel bintang lima (42.815 m2), pusat perbelanjaan I seluas 80.000 m2, pusat perbelanjaan II

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


seluas 90.000 m2 dan fasilitas parkir seluas 175.000 m2. Tapi realisasi yang tertuang dalam berita acara penyelesaian pekerjaan tanggal 11 Maret 2009, ternyata ada tambahan bangunan gedung perkantoran (Menara BCA) dan apartemen (Kempinski). Akibat penyalahgunaan itu, HIN kehilangan kompensasi penambahan dua bangunan komersial tersebut. Selain itu, GI juga tidak kooperatif dan transparan menyampaikan laporan pemeliharaan dan tidak memberi rincian nilai biaya pemeliharaan. Seharusnya alokasi biaya pemeliharaan sebesar 4% dari nilai pendapatan pengelolaan obyek BOT. Kondisi ini berpotensi merugikan HIN yang akan menerima objek BOT di kemudian hari. Penyalahgunan lainnya, opsi perpanjangan 20 tahun setelah masa BOT 30 tahun dengan ketentuan nilai kompensasi adalah Rp 400 miliar atau 25% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Namun, pada praktiknya perpanjangan tidak lagi dengan CKBI, tetapi dengan GI. Parahnya lagi, dokumen persetetujuan pengalihan dari CKBI ke GI hanya dalam perjanjian antar direksi, dan dokumen itu saat ini hilang. Bukan itu saja, tanah negara itu kini telah diagunkan oleh GI ke Bank UOB. Anehnya lagi, bekas Direktur Utama HIN kini menjadi Direktur Utama PT Menara Sarana Nusantara, Tbk, anak perusahaan Grup Djarum, yang kini sebagai pihak penyewa di lahan 7 hektar milik HIN. Seperti diketahui, kelompok Djarum kini menjadi pemegang saham mayoritas BCA. Selain itu, ada masalah perpanjangan kontrak kerja sama. Awalnya, kontrak kerjasama hanya berlangsung selama 30 tahun dimulai dari 2004. Tapi pada 2010, kontrak kembali diperpanjang 20 tahun sehingga total kerjasamanya 50 tahun. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan, ada potensi kerugian negara sebesar Rp 1,29 triliun akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai perjanjian. Hanya saja, Komisaris HIN yang baru Michael Umbas mengatakan, temuan BPK itu dengan asumsi perpanjangan 20 tahun senilai Rp 400 miliar yang telah dibayarkan kepada direksi HIN yang lama. “Kompensasi Rp 400 miliar itu terlalu murah, perpanjangan itu 25% kali dari NJOP, sehingga NJOP 2014 seharusnya Rp 6 triliun. Nilai NJOP kan naik terus. Jadi ini akan lebih rugi lagi,� katanya.

SUDAH SEJAK 2012 Sekadar mengingatkan, CKBI ditunjuk sebagai pengelola Hotel Indonesia sejak memenangi tender BOT Hotel Indonesia pada 2002. CKBI, yang merupakan anak usaha Grup Djarum, kemudian membentuk GI untuk mengelola bisnis bersama HIN, dan memulai pengerjaan pada Maret 2004. Dalam kerjasama BOT selama 30 tahun sejak 2004, pihak GI menyiapkan dana sebesar Rp 1,65 triliun, untuk alokasi pembangunan fisik sebesar Rp 1,3 triliun dan Rp 355 miliar kompensasi ke negara. Sedangkan opsi penambahan BOT selama 20 tahun, GI mengucurkan dana Rp 444 miliar. GI memulai pembangunan dengan menggabungkan fungsi pusat belanja, perkantoran, apartemen dan hotel sekaligus.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

Kontrak BOT Antara PT HIN dan PT CKBI/PT GI 1. Hotel Bintang 5 (42.815 m2) 2. Pusat perbelanjaan I (80.000 m2) 3. Pusat perbelanjaan II (90.000 m2) 4. Fasilitas parkir (175.000m2)

Pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski di luar kontrak yang telah disepakati merupakan kejahatan yang luar biasa. Secara hukum harus diberlakukan sebagai tindak pidana korupsi, karena tidak mungkin tanpa sepengetahuan pejabat yang terkait.

11


Grand Indonesia: Melanggar perjanjian BOT.

Untuk pusat belanja, kawasan ini menyediakan pusat belanja mewah dan hiburan seluas 250 ribu meter persegi yang terdiri atas delapan lantai. Mall terdiri dari dua blok, barat dan timur yang dihubungkan dengan jembatan. Untuk hotel, mendesain kembali Hotel Indonesia yang sudah dikenal sejak 1960. Hotel ini dikelola oleh Kempinski Group sehingga namanya pun diubah menjadi Hotel Indonesia-Kempinski. Hotel dengan 280 kamar ini menerapkan standar internasional, baik dari sisi pelayanan setara dengan The Raffles Singapura dan The Oriental Bangkok. Selain hotel, GI menggandeng RTKL untuk mendesain Apartemen Kempinski Residence yang memberikan fasilitas layanan dengan standar tinggi, juga memakai teknologi tinggi. Apartemen dengan 57 tingkat ini terdiri atas 190 unit. Yang tak kalah penting adalah Menara BCA. Ini menjadi salah satu pusat perkantoran salah satu bank yang dikendalikan oleh Grup Djarum, yakni Bank BCA, bank papan atas terbesar di Indonesia setelah Bank Mandiri dan BRI. Menara BCA merupakan salah satu gedung tertinggi di Jakarta yang menyatu dengan pusat belanja Grand Indonesia. Di lantai 11 dilengkapi dengan kolam renang dan pusat olahraga. Jika ingin melihat matahari terbenam, bisa menuju lantai 56 sembari menikmati menu restoran terbaik di Jakarta. Tapi ya itu tadi, perjanjian itu ternyata melahirkan masalah. Bahkan, masalah ini sudah dipersoalkan sejak tahun 2012. Pada rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR dengan manajemen GI tanggal 18 September 2012, Dewan sampai memutuskan membentuk Panitia Kerja (Panja) DPR untuk melakukan investigasi terhadap skema kerjasama HIN dengan GI.

12

Seiring perjalanan waktu, kerja Panja pun tak terdengar hasilnya, sampai kemudian Kejagung membuka kembali masalah ini.

KORUPSI TERENCANA Pakar hukum Universitas Brawijaya, Malang Prija Jatmika menyatakan, Kejagung dan KPK harus menjadikan kasus pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski sebagai pintu masuk untuk mengungkap keterlibatan kroni pengusaha dan pejabat dalam penyalahgunaan BOT aset milik negara. Menurut Prija, kasus penyalahgunaan kontrak aset BUMN ini juga merupakan korupsi terencana yang telah merugikan keuangan negara triliunan rupiah. “Pembangunan Menara BCA dan Apartemen Kempinski di luar kontrak yang telah disepakati merupakan kejahatan yang luar biasa. Secara hukum harus diberlakukan sebagai tindak pidana korupsi, karena tidak mungkin tanpa sepengetahuan pejabat yang terkait,� kata Prija seperti dikutip dari Koran Jakarta. Dia menambahkan, semua pengambil keputusan yang terlibat dalam BOT Hotel Indonesia harus ditindak. “Kasus ini harus menjadi entry point penyelidikan aset negara lain yang dikorupsi,� kata dia. Presiden Joko Widodo kabarnya telah meminta KPK untuk menyelidiki kasus penyalahgunaan BOT Menara BCA dan Apartemen Kempinski. Sedangkan Kejagung masih mengumpulkan data terkait kasus yang telah merugikan keuangan negara hingga triliunan rupiah tersebut. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, taka da sepotong pun kalimat dari pihak GI. n

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Hotel Indonesia

S

Riwayatmu, HI

iapa yang tak mengenal Hotel Indonesia? Inilah salah satu hotel kebanggaan rakyat Indonesia. Maklum saja, Hotel Indonesia yang sering disingkat HI adalah hotel pertama yang berdiri di Tanah Air. Hotel ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962. Sejak diresmikan Presiden Soekarno, HI menjadi landmark bersejarah yang seolah ikut menyambut semua orang yang datang ke Jakarta. Pasalnya, hotel bintang lima itu terletak di jantung ibu kota dan di depannya berdiri patung Selamat Datang karya Henk Ngantung dan Edhi Sunarso. Dalam pidato pelantikannya, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Hotel Indonesia membuka pintunya secara luas untuk pariwisata dan pintu itu menunjukkan wajah Indonesia. Jelas bahwa sejak awal, Hotel Indonesia diposisikan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Soekarno sebagai sang penggagas tak ingin pembangunan Hotel Indonesia berjalan setengah-setengah. Bahkan dia menugaskan arsitek asal Amerika Serikat Abel Sorensen dan istrinya Wendy untuk merancang sebuah hotel dengan luas bangunan 25.085 meter persegi. Tujuan menunjuk Sorensen agar hotel tersebut menampilkan Indonesia yang modern. Sorensen berhasil menciptakan Hotel Indonesia sebagai hotel modern dan hotel efisien. Hotel tersebut menunjukkan unsur-unsur arsitektur lokal (Sumatera Barat) yang dicampur dalam nuansa modern arsitektur Indonesia. Lantai 15 Ramayana Wing dan lantai 8 Ganesha Wing adalah bagian pertama dari hotel yang dibangun. Acara penting yang menggunakan Hotel Indonesia adalah Asian Games ke IV yang berlangsung pada tahun

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

1962. Selain itu berdasarkan catatan sejarah, pada tahun-tahun awal hotel didirikan, Presiden Soekarno pernah menggelar makan malam untuk menjamu Pangeran Norodom Sihanouk dari Kamboja yang mengunjungi Indonesia di akhir tahun 1962. Selain itu, pada Februari 1964 Soekarno juga menggelar makan malam bersama Presiden Filipina Diosdado Macapagal. Kini tak terhitung kepala negara dan pejabat internasional yang pernah tinggal dan menikmati makan malam kenegaraan di Hotel Indonesia. Selama masa jayanya, Hotel Indonesia menjadi pusat berbagai kegiatan budaya. Mulai dari acara musical dan pertunjukan teater secara rutin dipentaskan di hotel. Acara kebudayaan yang rutin digelar telah melambungkan beberapa seniman ternama Indonesia. Di antaranya, Teguh Karya yang dulu merupakan manajer panggung Hotel Indonesia, Slamet Rahardjo dan Rima Melati. Catatan lain yang menarik adalah bahwa Hotel Indonesia, menjadi titik acuan untuk gaya hidup perkotaan. Orang kaya yang sukses dan pejabat pemerintah, sering mengatur pertemuan di hotel. Dengan warisan sejarah seperti itu, Hotel Indonesia akhirnya dinobatkan sebagai situs warisan budaya dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tanggal 29 Maret 1993. Keputusan itu memerintahkan agar bangunan dan seluruh aset sejarah harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Setelah perbaikan total dimulai pada tahun 2004, Hotel Indonesia dikelola oleh Kempinski Hotel SA. Kempinski adalah kelompok hotel mewah tertua di Eropa. n

13


Digoyang Kasus Pajak BCA sempat terseret dalam kasus dugaan penyalahgunaan wewenang Dirjen Pajak 2002-2004 Hadi Poernomo. Namun Hadi mengajukan gugatan praperadilan dan dia menang. TEKS Setyo Adhi Nugroho Foto Riset

S

eandainya Hadi Poernomo tidak menang dalam sidang praperadilan melawan KPK bulan Mei 2015, mungkin cerita kasus dugaan korupsi penyalahgunaan wewenang atas keberatan pajak PT Bank Central Asia Tbk (BCA), bisa lain. Namun majelis

Hadi Poernomo

14

hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 26 Mei 2015 mengabulkan gugatan praperadilan Hadi Poernomo atas status tersangkanya. Hadi menggugat status tersangkanya yang ditetapkan KPK pada 22 April 2014. Ketua KPK Abraham Samad (saat itu) mengungkapkan, Hadi diduga menyalahgunakan wewenangnya sebagai Dirjen Pajak 2002-2004. Menurut Abraham, kasus ini berawal ketika BCA mengajukan keberatan pajak atas transaksi non performance loan (kredit bermasalah) pada 17 Juli 2003 senilai Rp 5,7 triliun. Surat keberatan itu dikirim ke Direktur Pajak Penghasilan (PPh), Ditjen Pajak. Setelah surat diterima, Direktur PPh melakukan kajian selama hampir setahun. Hasilnya, pada 13 Maret 2004, Direktur PPh menolak permohonan keberatan BCA. Penolakan ini disampaikan kepada Dirjen Pajak Hadi Poernomo. Namun, Hadi justru memerintahkan Direktur PPh untuk mengubah kesimpulannya. Melalui nota dinas tertanggal 18 Juli 2004, kata Abraham, Hadi diduga meminta Direktur PPh untuk mengubah kesimpulannya sehingga keberatan pembayaran pajak yang diajukan BCA diterima seluruhnya. Tapi, ya itu tadi, penetapan tersangka atas dirinya kemudian dipraperalinkan oleh Hadi dan dia menang. Saat itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga menjelaskan secara rinci kasus perpajakan yang dialami perusahaan yang dipimpinnya itu. Pada 1998, katanya, BCA mengalami kerugian Rp 29,2 triliun akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Berdasarkan peraturan yang berlaku saat itu, kerugian tadi bisa dikompensasikan dengan penghasilan (tax loss carry forward) hingga lima tahun ke depan. Pada 1999, BCA mulai meraih laba Rp 174 miliar. Sesuai prosedur pemeriksaan pajak pada 2002, Ditjen Pajak lalu melakukan koreksi laba BCA pada 1999 menjadi sebesar Rp 6,78 triliun. Di dalam nilai hasil koreksi itu, ternyata terdapat koreksi yang terkait dengan transaksi pengalihan aset, termasuk jaminan, senilai besar Rp 5,77 triliun yang dilakukan dengan proses jual beli dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Transaksi itu tertuang dalam Perjanjian Jual Beli dan Penyerahan Piutang. Koreksi Ditjen Pajak ini sejalan dengan instruksi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tanggal 26 Maret 1999. Namun, karena Ditjen Pajak menilai transaksi itu sebagai penghapusan piutang macet, BCA pun mengajukan keberatan kepada Ditjen Pajak atas koreksi pajak yang telah dilakukan pada 17 Juni 2003. Sehari kemudian, Ditjen Pajak menerima keberatan BCA. “Pada saat berakhirnya masa kompensasi kerugian pajak tahun 1998, masih terdapat sisa kompensasi yang belum digunakan BCA senilai Rp 7,81 triliun,� kata Jahja saat itu. Dengan begitu, jika keberatan BCA atas koreksi pajak senilai Rp 5,77 triliun tidak diterima Ditjen Pajak, maka masih terdapat sisa tax loss carry forward yang dapat dikompensasikan senilai Rp 2,04 triliun. “Sisa tax loss carry forward ini tidak bisa dipakai lagi atau hangus setelah tahun 2003,� tambah Jahja. n

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


BCA, Selalu Menjadi Mesin Uang BCA selalu bernasib baik. Lepas dari Grup Salim, jatuh ke pelukan Grup Djarum. TEKS Sri Wulandari Foto Dok. Review

I

ngat BCA, ingat Sudomo Salim alias Liem Sioe Liong (almarhum). Dulu, bank ini sempat menjadi salah satu mesin uang Grup Salim. Namun, krisis moneter tahun 1997, telah membuat bank-bank di Indonesia kalang kabut, tak terkecuali BCA. Bank swasta terbesar di Indonesia ini hampir kolaps garagara masyarakat—yang panik melihat penutupan belasan bank oleh pemerintah—beramai-ramai menarik tabungannya. BCA pun terjerat kredit macet raksasa milik nasabahnya, termasuk yang dikucurkan ke grup sendiri. Untuk menyelamatkan permodalan BCA, pemerintah mengucurkan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai Rp 52 triliun. Sebagai gantinya, Grup Salim harus menyerahkan 108 perusahaannya ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selaku wakil pemerintah. Tahun 1998, BPPN mengambilalih kepemilikan BCA dari tangan Grup Salim. Bank yang berdiri pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV ini, berangsur-angsur mulai pulih. Masyarakat kembali menempatkan uangnya di BCA. Pada Desember 1998, dana pihak ketiga kembali ke tingkat sebelum krisis moneter. Pada 2000, BPPN menyerahkan BCA ke Bank Indonesia. Di tahun 2000 pula, BCA melakukan langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Bank ini menjual saham sebanyak 22,55% kepada masyarakat lewat Bursa Efek Jakarta/Indonesia. Saat itu, BPPN masih menguasai 70,30% saham BCA. Pada Juni dan Juli 2001, BCA kembali melakukan penawaran saham kedua. BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Tahun 2002, BPPN melepas 51% sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investments, Ltd., yang berbasis di Mauritius, milik Grup Djarum, memenangkan tender tersebut. Per 31 Desember 2013, pemegang saham PT Bank Central Asia Tbk adalah Farindo Investments (Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono) sebesar 47,15%, Anthoni Salim 1,76%, dan masyarakat 51,09%. Sekadar informasi, Majalah Forbes menempatkan Robert Budi Hartono dan keluarganya sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2015/2016. Kekayaan Budi dan keluarganya mencapai US$ 15,4 miliar atau setara Rp 212,5 triliun. Selain pabrik rokok Djarum, mesin uang keluarga Hartono adalah BCA. Keluarga ini juga memiliki Grand Indonesia seluas 250.000 meter persegi dan beberapa usaha lain. BCA adalah bank swasta nasional terbesar di Indonesia. Bank ini gencar menggarap retail banking, terutama consumer

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

Nasabah antre di depan ATM BCA: Siap bersaing dengan bank asing.

banking dan payment banking. Dengan kekuatan jaringan elektronik yang sudah lama dibangun, BCA kini masih menjadi penguasa pasar tabungan. Di bawah payung Grup Djarum, BCA tidak hanya memperdalam pasarnya di segmen ritel, tapi juga mengembangkan “pohon-pohon bisnisnya”. Anak usahanya bertambah satu demi satu. Kini, BCA menjadi bank terbesar di kawasan Asia Tenggara untuk nilai kapitalisasi pasar saham mengalahkan DBS Group Holdings Ltd dari Singapura. Kapitalisasi pasar emiten bersandi saham BBCA, menurut Bloomberg mencapai US$ 24,5 miliar. Sedangkan DBS yang mewakili keperkasaan sistem keuangan Singapura, kapitalisasi pasar sahamnya terpuruk di bawah US$ 24 miliar. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan, BCA sangat siap menghadapi persaingan dengan bank asing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sektor perbankan yang berlaku tahun 2020 mendatang. n

15


Rokok Tak Lagi Jadi Andalan Industri rokok diperkirakan bakal stagnan di masa mendatang seiring peraturan yang begitu ketat dan gencarnya kampanye bahaya merokok. Djarum mulai konsentrasi menggarap bisnis lain.

tronik yang sudah lama dibangun, BCA kini masih menjadi penguasa pasar tabungan. Majalah ekonomi ternama dunia, Forbes menempatkan Robert Budi Hartono dan keluarganya sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2015/2016. Kekayaan Budi dan keluarganya mencapai US$ 15,4 miliar atau setara Rp 212,5 triliun. Budi Hartono

TEKS Latihono Sujantyo Foto Riset

G

rup Djarum diam-diam sudah menyiapkan sekoci, saat industri rokok tak lagi jadi primadona. Perusahaan milik Keluarga Hartono ini sudah menerapkan sejumlah strategi dengan membangun bisnis lain, di luar bisnis rokok. Bisnis yang dipilih, masih berhubungan dengan core business utama mereka. Ada tiga bisnis, yang kini menjadi konsentrasi Grup Djarum. Pertama, mengembangkan bisnis perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI). Melalui PT Hartono Plantation Indonesia, Grup Djarum memiliki kebun sawit yang sudah ditanami seluas 30.000 hektar di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Djarum menargetkan punya 50.000 hektar kebun sawit. Selain itu, Grup Djarum juga mengembangkan HTI kayu di Kalimantan Timur dan memiliki lahan seluas 20.000 hektar yang sudah ditanami. Pengembangan bisnis itu untuk mendukung industri kertas. Yang kedua, Djarum juga terus mengembangkan bisnis e-commerce. Melalui Blibli.com, Djarum telah mengucurkan dana lebih dari US$ 1 juta per tahun. Djarum sadar betul potensi bisnis dan ceruk pasar di area ini begitu besar. Apalagi, banyak memprediksi bahwa e-commerce merupakan industri masa depan. Bisnis ketiga, Djarum bermain di industri elektronik dengan mengembangkan Polytron. Saat ini, Djarum fokus pada produksi televisi, kulkas, AC dan telepon seluler (ponsel). Tak hanya itu saja, Djarum juga diketahui bermain di bisnis properti serta perhotelan. Sejumlah proyek sudah digarapnya, antara lain adalah mal Daan Mogot, WTC Mangga Dua, Grand Indonesia, dan perumahan Resinda di Karawang, Jawa Barat. Mengapa Djarum tertarik melakukan ekspansi bisnis? Seorang eksekutif di perusahaan itu bilang, karena industri rokok saat ini sedang stagnan. Selain serangan kampanye besar-besaran antirokok, tarif cukai saban tahun terus naik. Selain aneka bisnis di atas, Djarum juga memiliki portofolio investasi di sejumlah perusahaan lain. Misalnya, di Bank BCA dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. BCA adalah salah satu mesin uang Grup Djarum. BCA adalah bank swasta nasional terbesar di Indonesia. Bank ini gencar menggarap retail banking, terutama consumer banking dan payment banking. Dengan kekuatan jaringan elek-

16

Pabrik rokok Djarum: Tak lagi jadi primadona.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


merupakan pemilik Bank BCA dan perusahaan rokok Djarum.

GENERASI KETIGA Djarum dibangun oleh Oei Wie Gwan pada 1951 sebagai usaha kecil rokok kretek. Semula Oei membeli PT Djarum Gramaophon. Ia kemudian mengubah nama pabrik rokok tersebut menjadi hanya Djarum. Oei mulai memasarkan rokok kretek dengan merek Djarum, dan ternyata laku di pasar. Tapi musibah menimpa Djarum. Pada 1963 pabrik rokok Djarum, yang terletak di Jalan Bitingan Baru No. 28 (sekarang Jalan A. Yani No.28), Kudus, Jawa Tengah, terbakar. Tak berapa lama kemudian, Oei meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, Oei berpesan kepada dua anaknya,

Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, untuk meneruskan usaha rokok kretek ini. Saat itu, Bambang berusia 34 tahun dan Budi 22 tahun. Mereka menerima warisan ini dalam kondisi Djarum babak belur karena baru saja terbakar. Namun dengan kerja keras, Djarum perlahan-lahan bangkit. Pada 1969, Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Setelah itu, mereka memproduksi berbagai produk rokok, mulai Djarum Filter, Djarum Super, Djarum L.A. Lights, Djarum BLACK, dan lain-lain. Di tangan kakak beradik ini, Djarum tumbuh menjadi produsen rokok ketiga terbesar di Indonesia. Saat ini, total produksi rokok Djarum mencapai 148,8 juta batang per hari. Dari produksi sebesar itu, sebanyak 35% berupa sigaret kretek tangan (SKT) dan 65% SKM, termasuk SKM Light 20%. Seiring pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari hanya perusahaan rokok menjadi grup bisnis berinvestasi di berbagai sektor, mulai dari perbankan (BCA), properti (Grand Indonesia), agribisnis (Hartono Plantations Indonesia), elektronik (Polytron), online (Global Digital Prima Venture). Begitulah Djarum di tangan Budi dan Bambang. Berkat kerja keras yang dilakoninya, kini Budi dan Bambang menjadi orang terkaya di Indonesia. Apa komentar Budi? “Tak elok saya berkomentar,” katanya suatu hari. Memang, keluarga Hartono dikenal anti-publikasi. Berbeda dengan orang kaya kebanyakan, baik Budi maupun Bambang selalu tampil sederhana. Suatu hari, seorang wartawan sempat bertanya kepada Budi apa hobinya, dia menjawab, “Hobi saya, ya, kerja.” Budi adalah anak kedua yang lahir di Kudus, Jawa Tengah pada 1941. Kakaknya adalah Bambang. Budi menikah dengan Widowati Hartono dan memiliki tiga orang putera, yang kesemuanya telah menyelesaikan pendidikannya. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono. Kini, Budi dan Bambang sudah mempersiapkan generasi ketiga untuk meneruskan bisnis Grup Djarum. Mereka adalah Alaric Armand Hartono, Victor Rachmat Hartono, dan Martin B. Hartono. Ketiganya dipersiapkan untuk menggantikan Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Armand sudah diplot untuk mengelola investasi Grup Djarum di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Sedangkan Victor Rachmat Hartono dan Martin B Hartono, dipersiapkan untuk menjadi pemegang kendali di PT Djarum. Saat ini, Victor menjabat sebagai chief operating officer (COO) PT Djarum, sementara Martin dipercaya menjadi direktur HRD PT Djarum. n

Saat ini, total produksi rokok Djarum mencapai 148,8 juta batang per hari. Dari produksi sebesar itu, sebanyak 35% berupa sigaret kretek tangan (SKT) dan 65% SKM, termasuk SKM Light 20%. reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

17


Bisnis Investasi

Selamat Datang Kam Tahun depan, ijin kampus asing dibuka lebar. Sejumlah perguruan tinggi asing telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi dengan membuka kampus di Indonesia.

A

TEKS Sri Wulandari foto Riset

khirnya tak lama lagi, Indonesia benar-benar akan terbuka untuk investor asing. Tak terkecuali bagi para pelaku bisnis di bidang pendidikan. Asing boleh menggenggam 100% kepemilikan untuk berinvestasi membangun perguruan tinggi di sini. Begitu sinyal itu dbuka oleh pemerintah melalui revisi daftar negatif investasi (DNI), sejumlah perguruan tinggi asing telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi dengan membuka kampus di Indonesia. Meski demikian, pemerintah tak langsung membuka pintu. Soalnya, ijin tersebut baru akan dikeluarkan tahun depan. Perizinan masih menunggu keluarnya Peraturan Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Pemenristekdikti) yang saat ini masih dalam proses pembahasan lintas kementerian, yakni dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Luar Negeri. Pembahasan lintas kementerian diperlukan, karena ada sejumlah aspek penting yang menjadi bahasan yang cukup alot dan butuh kehati-hatian. Seperti bagaimana teknis keimigrasiannya dengan Kemenkumham dan lalu lintas masuknya warga asing dengan Kemenlu. Direktur Pengawasan Kelembagaan Perguruan Tinggi Ditjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti), Ridwan mengatakan, perizinan untuk masuknya kampus asing baru akan dibuka tahun depan. Meski begitu, Ridwan mengakui sudah banyak kampus asing yang tertarik untuk berinvestasi. “Namun kami meminta mereka menunggu sampai tahun depan. Saat ini sudah tidak mungkin lagi untuk menutup diri dari asing,� tegasnya. Perizinan baru dapat dilakukan di 2016 karena Kemristekdikti masih menunggu peraturan menteri yang merupakan turunan dari UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Meski perguruan tinggi dari berbagai negara bisa mulai beroperasi tahun de-

18

Perguruan tinggi di Australia: Banyak yang berminat membuka kampus di Indonesia.

pan, investor pendidikan tinggi ternama diprediksi baru akan masuk pada perdagangan bebas APEC yang akan berjalan pada 2020. Keterbukaan ini harus dilakukan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berlaku tahun ini. Nantinya, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia akan diadu langsung dengan kampus-kampus di luar negeri. Perguruan-perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia pun harus memper-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Bisnis Investasi

mpus Asing

“Kehadiran kampus dan dosen asing bisa memperkuat sekolah-sekolah di Indonesia. Perguruan tinggi di Eropa dan Amerika banyak yang sudah berinvestasi di Malaysia dan Singapura,” jelasnya. “Mudah-mudahan bisa diluncurkan tahun depan,” sambung dia. Nantinya, setiap universitas asing yang membuka kampusnya di Indonesia harus menyesuaikan dengan budaya dan aturan yang berlaku. Meskipun dapat menggunakan kurikulum sendiri, namun ada hal-hal tertentu yang harus tetap diikuti oleh peserta didiknya. Mereka juga boleh menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam proses belajar-mengajarnya. Tetapi, harus menyesuaikan programnya dengan kondisi dan kultur di Indonesia. Pemerintah akan mangatur komposisi dosen di kampus asing yang masuk ke Indonesia. Nantinya, 60 persen dosen harus dari Indonesia serta pimpinan perguruan tinggi juga tidak boleh dari orang asing. Teknisnya akan diatur dalam permen Begitu juga dengan tempat investasi akan diatur. Tidak semua provinsi boleh dimasuki oleh kampus asing. Jika di Pulau Jawa sudah jenuh maka harus ke provinsi lain, sementara daerah sensitif tidak boleh diisi kampus asing. “Semua ini akan tertuang di Permen. Sementara ini kita masih menunggu masukan dari banyak pihak,” tegas Ridwan. Ketua Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III Illah Sailah mengatakan, kampus asing belum mengajukan izin ke Indonesia memang karena peraturannya belum dibuat. Pemerintah pun masih membahas bagaimana proteksinya agar kampus swasta lokal pun tidak bangkrut, terlebih saat ini ada 3.000 perguruan tinggi swasta yang beroperasi di Indonesia. “Kita itu baru sebatas melakukan kerja sama double degree atau joint curriculum saja dengan kampus asing,” katanya. n

BATASAN UNTUK KAMPUS ASING l Investor luar negeri baru bisa mendirikan kampus di Indonesia jika kampusnya dimiliki oleh yayasan Indonesia dan bukan atas nama asing.

siapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi arus masuknya perguruan tinggi asing.

TIDAK SEMUA PROVINSI Ridwan sendiri setuju, jika di Indonesia ada kampus asing yang sepenuhnya dimiliki asing. Sama halnya, negara-negara seperti Malaysia dan Singapura juga sudah menerima hadirnya kampus asing untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

l Kampus asing yang masuk ke Indonesia tidak boleh atas nama asing l Program studi mana saja yang bisa dikembangkan asing akan ditentukan oleh pemerintah. l Penggunaan bahasa Indonesia di setiap mata pelajaran dan operasional lain juga diwajibkan.

19


Bisnis Tontonan

Agung M Sedayu Masuk Bioskop Pemain baru dalam bisnis bioskop mulai berdatangan. Kali ini Agung Sedayu Group. TEKS Sri Wulandari foto Dahlan RP

Pasar tontonan: Menggiurkan.

20

enyusul jejak Group Lippo yang terjun di bisnis bioskop dengan membangun 2.000 layar bioskop di seluruh mall miliknya, Agung Sedayu Group juga akan melakukan langkah serupa. Grup perusahaan milik taipan Sugianto Kusuma alias Aguan itu tengah bersiap terjun ke bisnis bioskop dengan membangun bioskop di pusat-pusat perbelanjaan miliknya sendiri. Dikutip dari Kontan, grup perusahaan yang dikenal dengan bisnis properti ini—yang sebagian sahamnya milik Tomy Winata, pemilik Artha Graha Group— akan memanfaatkan mall milik mereka, antara lain Mall of Indonesia, Grand Galaxy Park Mall, dan Dharmawangsa Square. Sebenarnya, bisnis bioskop bagi Agung Sedayu Group bukan barang baru. Soalnya, Agung Sedayu Group menjadi salah satu pemegang saham mayoritas PT Graha Layar Prima Tbk saat pertama kali membuka Blitzmegaplex. Agung Sedayu Group tak sendirian, tapi ditemani Quvat Management Pte. Ltd, perusahaan investasi asal Singapura yang berdiri tahun 2006. Tentu saja, hadirnya Agung Sedayu makin menambah maraknya bisnis yang akan dibuka 100% untuk investor asing ini. Saat ini, bisnis bisokop masih dikuasai dua pemain besar, yakni Grup 21 (Cineplex) dan BlitzMegaplex. Sementara peminat bisnis ini juga berdatangan dari Korea Selatan, Jerman, Inggris, dan India. Mereka sudah melakukan pendekatan dan mengutarakan keinginan berinvestasi di Indonesia. Pada pertengahan 2015, bank asal Jerman, Deutsche Bank, dan Rothschild Group menyatakan kesediaannya menjadi penggalang dana US$ 100 juta untuk ekspansi jaringan bioskop milik Lippo Group, Cinemaxx. Dari dana itu, Cinemaxx mempunyai target membuka 2.000 layar dalam sepuluh tahun ke depan. Cinemaxx berencana melakukan penetrasi jaringan bioskop di 300 lokasi, lebih dari 85 kota, terutama kota-kota provinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia. Sementara BlitzMegaplex menargetkan bisa membentangkan layar lebar sebanyak 120 layar di 20 lokasi. Saat ini, layar BlitzMegaplex telah berkibar di 12 lokasi dengan total 93 layar. Target BlitzMegaplex akan membuka delapan bioskop baru dengan total sekitar 150 layar bioskop. Enam bioskop sudah bisa beroperasi tahun ini. Sedangkan dua bioskop lagi masih dalam tahap penyelesaian infrastruktur yang dilakukan oleh pihak pengelola pusat belanja. Untuk membangun satu lokasi bioskop rata-rata dibutuhkan investasi sebesar Rp 30 miliar. Artinya, Blitz membutuhkan dana Rp 240 miliar untuk membuka delapan lokasi bioskop anyar. Sumber dana berasal dari sisa hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), sebesar Rp 183 miliar dan kekurangannya lewat skema kerjasama operasional dengan pihak ketiga. Akan halnya PT Nusantara Sejahtera Raya, pemilik bioskop Cinema 21 (XXI), mengucurkan dana US$ 600.000 - US$ 650.000 untuk membuka satu layar di pusat perbelanjaan. n

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Bisnis Properti

Ruko di Gading Serpong: Dijejali pebisnis start up dan e-commerce.

Pemain Start Up Serbu Ruko Paramount Land meluncurkan dua ruko komersial di wilayah Gading Serpong yang langsung laris manis dibeli pebisnis muda. TEKS Sri Wulandari foto Dahlan RP

P

asar properti masih terus moncer, apalagi kebutuhan bangunan komersial masih cukup tinggi. Setidaknya itu dibuktikan Paramount Land yang meluncurkan dua ruko komersial di wilayah Gading Serpong, yakni Mendrisio Square dan Blitz Square. Hanya dalam tempo sekejap, ruko yang ditawarkan seharga mulai Rp 1,9 miliar itu laris manis. Ada sekitar 1.200 unit ruko yang sudah dibangun dan terjual di Gading Serpong. Ya, wajar saja. Soalnya, pertumbuhan entrepreneur di Tanah Air cukup tinggi. Berkembangnya start up dan e-commerce turut mendongrak kegiatan bisnis masyarakat, terutama di skala kecil dan menengah. Tak heran, bila menurut Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho, peminat unit rukonya kebanyakan merupakan pebisnis (investor) usia muda. “Sebagian besar baru tamat kuliah, baik dari dalam maupun luar negeri dan baru memulai (start up) bisnis. Belum lagi kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Gading Serpong yang butuh ruang untuk berbisnis,� kata dia. “Banyaknya penghuni usia muda ini menjadi blessing tersendiri.� Selain itu, kata Ervan, ruko komersial merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang maupun

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

pendek yang sangat bagus dengan imbal hasil (return) yang menarik. Kehadiran ruko Mendrisio Square dan Blitz Square dapat memberi kesempatan konsumen dalam membuka usaha atau menyewakan kepada pihak lain yang membuka usaha. Hingga saat ini, ruko komersial Mendrisio Square dan Blitz Square sudah terserap sebanyak 95 persen. Mendrisio Square dan Blitz Square merupakan area komersial pertama yang menawarkan konsep custom. Mendrisio Square menawarkan 14 pilihan layout dan 23 tampak bangunan yang dapat dipilih sesuai selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. Ada 4 gaya arsitektur fasad yang dapat dipilih, yaitu Rodeo, Dutch, Venice, dan French dengan pilihan bangunan 1 dan 2 lantai dengan tipe ukuran 4,5 x 19 m2 dan tipe 6 x 19 meter persegi. Mendrisio Square menawarkan pilihan desain layout tipe front stair yaitu penempatan tangga di depan ruko sehingga memungkinkan akses masuk yang terpisah dari lantai dasar, 1 dan 2. Selain itu Mendrisio Square juga menyediakan unit tipe backyard house yang memisahkan area tinggal dengan ruang usaha. Total unit ruko Mendrisio square yang dipasarkan hari ini berjumlah 48 unit dengan harga mulai Rp 3,1 miliar. Sementara Blitz Square juga menyediakan desain dengan berbagai pilihan 2 dan 3 lantai dengan berbagai tipe ukuran yang beragam sesuai kebutuhan konsumen dengan berbagai pilihan ukuran. Blitz Square ditawarkan dengan harga menarik mulai Rp dari 1,9 miliar. Ruko komersial yang ditawarkan ini terletak di lokasi yang strategis di Gading Serpong dengan dan akses yang mudah dijangkau, serta dikelilingi oleh fasilitas lengkap seperti pusat perbelanjaan, hotel, hospital, fasilitas pendidikan dan area residensial yang telah berkembang pesat. n

21


Profil

Didiet Maulana

Tas Untuk Grammy Award 2016 Bersama enam desainer lain di Asia, Didiet terpilih mengerjakan tas yang akan dibagikan kepada selebriti dunia di ajang Grammy Award 2016. TEKS Sri Wulandari foto Riset

22

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Profil

A

da dua putra Indonesia yang jadi perbincangan pada Grammy Awards 2016. Yang pertama Joey Alexander, bocah berusia 12 tahun yang tampil sebagai pianis jazz di panggung dan mengundang decak kagum para pengunjung gelaran penghargaan musik tertinggi tersebut. Joey tampil sejajar dengan para pemusik kelas dunia. Yang kedua adalah Didiet Maulana yang digandeng merek Tumi untuk merancang tas tangan. Didiet mengusung kain tenun ikat untuk mewarnai tampilan produk tersebut. Tas itu Didiet menjadi hadiah untuk para selebriti yang hadir di ajang Grammy Awards 2016. Brand Tumi Travel yang bekerjasama dengan majalah New Beauty, mempercayakan tujuh desainer tenun ikat, untuk mendesain tas sebagai bungkusan mengemas hadiah bagi para pemenang. Mereka adalah desainer asal Malaysia, Filipina, Taiwan, Hong Kong, Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Dari Indonesia, Didietlah yang terpilih. Bersama enam desainer lain di Asia, Didiet berhasil terpilih untuk mengerjakan proyek ini yang menghasilkan sekitar tujuh tas dengan desain yang berbeda. Bekerja sama dengan majalah New Beauty di AS yang membagikan kantong hadiah tersebut, tujuh tas tadi kemudian dibagikan kepada para selebriti di ajang Grammy Awards 2016. Tas rancangan Didiet berbentuk persegi empat, dengan dominasi warna hitam. Masing-masing motif karya para perancang berada di bagian depan. Tentu saja karya Didiet hadir dengan ciri khasnya, motif tenun Indonesia. Didiet memberikan nuansa Indonesia yang sangat kental dalam desain tasnya. Rancangan dari Indonesia yang paling terlihat etnik dan tradisional. Tas ini dijadikan wadah berbagai produk kecantikan kekinian mulai dari minyak argan hingga alat pengering rambut Untuk merancang desain tas berwarna dasar hitam tersebut, Didiet mendapatkan inspirasi dari beragam motif kain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu Bali, Makassar, dan Palembang. Proses pembuatan tas itu berlangsung kurang lebih satu tahun. Didiet pun terlibat sepenuhnya dalam penggarapan desainnya Tiap corak warna yang ada di tas itu memiliki filosofi khas Indonesia. Misalnya, warna merah dan putih yang menggambarkan Tanah Air. Kemudian biru yang merepresentasikan laut Indonesia yang begitu luas, dan terakhir adalah coklat sebagai gambaran tanah yang subur. Dalam Instagramnya, Didiet menuturkan kebanggaanya bisa menjadi desainer yang turut serta dalam kemeriahan Grammy. “So happy to be one of the @ tumitravel tote bag designer to be chosen for this arrangements. Couldn't thank you enough for Tumi and New Beauty Magz,” tulisnya.

mana dikutip VOA Indonesia. Tahun lalu, tas serupa rancangan Didiet sempat dijual dan langsung habis dalam waktu tiga jam. Didiet sendiri baru menerima kabar bahwa tas yang ia rancang akan menjadi salah satu barang yang ada di dalam kantong hadiah ajang Grammy Awards tahun ini pada Desember 2015 lalu. Tas itu sebetulnya adalah pattern yang pernah dikerjakan sebelumnya. Kemudian dia rangkai kembali menjadi satu pattern baru dengan representasi dari beberapa simbol warna. Pria kelahiran 18 Januari 1981 ini berlatar belakang pendidikan arsitek. Namun, keinginannya menjadi perancang busana jauh lebih kuat memanggilnya. Sejak kecil, Didiet memang bercita-cita jadi perancang busana. Hobinya adalah menggambar dan menggambar gaun wanita adalah jenis gambar favoritnya. Begitu lulus kuliah, Didiet diterima bekerja di MTV Indonesia, dan dtempatkan di divisi kreatif. Namun tak lama di sana. Didiet memutuskan pindah tempat kerja ke sebuah grup retail Indonesia yang menaungi merek fashion Guess. Di tempat kerja barunya, keinginan masa lalunya bangkit lagi. Dia ingin kembali membuat desain baju wanita. Menurut Didiet, dunia arsitektur dan fashion hampir sama, hanya medianya saja yang berbeda. Pada arsitektur menggunakan material bangunan sedangkan fashion menggunakan bahan pakaian. Di atas perbedaan itu, baik fashion dan arsitektur memiliki persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam merancang harus punya konsep yang kuat. “Saya ingin berkontribusi pada dunia mode Indonesia,” katanya. Didiet pun memilih konsentrasi memajukan kain tradisional Indonesia, terutama kain tenun. Nama Ikat yang dipilihnya memiliki arti meng'ikat' dirinya untuk terus memakai bahan-bahan tradisional Indonesia sebagai acuan desain. Koleksi rancangan Didiet pun bisa dibilang cukup terjangkau, dengan kisaran harga dimulai dari Rp 1,2 juta. Dengan menyasar para pecinta mode yang menyukai material tekstil Indonesia, ia merasa tidak perlu untuk mengkotak-kotakkan market menjadi lebih spesifik. n

TIDAK PERLU MENGKOTAKKAN MARKET Cerita Didit, sebenarnya, tahun lalu dia sudah bikin satu tote bag khusus untuk Tumi. “Dan sebenarnya ini it’s like a secret project,” papar Didiet Maulana sebagai-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

23


Rata-rata, sebuah kantung plastik digunakan hanya 25 menit. Untuk penggunaan sesingkat itu, ternyata diperlukan waktu setidaknya 500 tahun agar sampah plastik bisa hancur dan terurai. Dan kini, jumlah sampah plastik sudah mengancam warga dunia. TEKS RATNA NURAINI Foto Dahlan Rp, Dok. Review, Riset

24

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


M

ulai pekan lalu, masyarakat di puluhan kota di Indonesia sudah diharuskan untuk secara khusus merogoh kocek lebih dalam jika ingin mendapatkan kantong plastik saat berbelanja di toko-toko ataupun swalayan. Kebijakan baru yang mulai diujicobakan di ritel modern, pada Minggu (21/2), merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi sampah di Indonesia. Jadi saat berbelanja, konsumen langsung dikenakan pembayaran sebesar Rp 200 per kantong plastik. Adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meresmikan langsung kebijakan beberapa pecan lalu, dalam Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia. Rencananya, uji coba tersebut akan dilakukan hingga Juni 2016. Diketahui, saat ini jumlah ritel modern di Indonesia telah mencapai angka 35 ribu unit. Dari jumlah itu, ritel tetap anggota Aprindo mencapai lebih dari 70 ribu peritel. Dan sekitar 12 ribu-13 ribu merupakan basis toko modern berkonsep waralaba, seperti Alfamart dan Indomaret. Persoalan sampah di negeri ini memang sudah cukup serius. Betapa tidak, diketahui saat ini lautan Indonesia adalah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak. Hal tersebut merupakan hasil kajian Universitas Georgia yang dirilis tahun lalu. Otoritas negeri, diwakili Direktur Pengelolaan Sam-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

Kita malu. Berita di media bahwa Indonesia penyumbang sampah terbesar ke laut nomor dua setelah China. Malu kita.

25


mobil Lotus esprit turbo

pah di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup R Sudirman mengaku predikat itu sungguh memalukan. “Kita malu. Berita di media bahwa Indonesia penyumbang sampah terbesar ke laut nomor dua setelah China. Malu kita,� katanya. Pantasnya, rasa yang muncul memang bukan hanya malu. Tapi juga cemas bahkan takut. Pasalnya, kajian lain yang dilakoni lembaga Ocean Conservancy telah menemukan bahwa 28% ikan-ikan di Indonesia mengandung plastik. Temuan itu boleh jadi sangat beralasan. Sebab, bertolak 50 kilometer lepas pantai Jakarta, tepatnya di pan-

Sampah di kali jakarta.

26

tai-pantai di Kepulauan Seribu, sampah memang sudah terlihat merajalela. Dan boleh jadi, fakta itu berkorelasi erat dengan temuan adanya sampah seluas tujuh lapangan sepak bola yang dibuang ke Sungai Ciliwung setiap harinya. Tak hanya sampah di perairan negeri, ancaman sampah di darat dengan beragam jenis, memang tengah dihadapi negeri ini. Setiap harinya diketahui ada sedikitnya 10.000 ton sampah yang dibawa rombongan truk sampah ke TPA Bantargebang, Bekasi. “Jakarta menyumbang satu Candi Borobudur per dua hari, sebesar itu sampah yang disumbangkan masyarakat Jakarta di Bantar Gebang,� demikian disampaikan Mohamad Bijaksana Junerosano dari perusahaan Waste4change.

MASALAH GLOBAL Memang tak bisa dinafikan, nyaris seluruh otoritas di dunia tengah menghadapi masalah serius terkait dengan sampah plastik. Dan permasalahan kian pelik karena sampah-sampah yang sukar terurai tersebut nyatanya juga mencemari lautan di dunia. Dari data yang ada diketahui bahwa 80 persen sampah di lautan berasal dari daratan. Selain mengalir lewat sungai, nyatanya sampah darat juga bias sampai ke laut lantaran penampungan sampah yang terbuka. Dimana sampah terbawa angin hingga mencapai laut. Sejak lebih dari 10 tahun, para peneliti mencoba untuk mengungkap masalah pengotoran laut berdasarkan burung laut yang mati. Rata-rata ditemukan 31 partikel plastik di lambung bangkai hewan yang biasanya terdampar di pesisir pantai. Dari data ini para peneliti memperkirakan pada se-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


tiap kilometer persegi permukaan air ada sekitar 18.000 partikel plastik. Kadang ukurannya sangat kecil, kadang sebagai kantong plastik utuh. Menurut Benjamin Bongardt, seorang pakar sampah dari ikatan perlindungan alam Jerman (NABU), banyak plastik yang baru terurai setelah 450 tahun. Sebagian besar pengotoran berasal dari plastik yang diproduksi abad ini. “80 persen plastik datang dari darat dan tidak dari laut. Artinya, plastik tidak dibuang dari kapal, melainkan dari turis, penduduk yang dibawa sungai dan angin ke lautan,” tandasnya. Plastik-plastik yang sampai ke laut tersebut, Benjamin mengatakan, umumnya yang tipis dan ringan dan setelah dipakai sekali langsung dibuang. Dimana, plastik jenis itu mudah terbang dari lokasi pembuangan sampah terbuka, seperti yang ada di Inggris dan Belanda. Sementara itu, riset lingkungan yang didanai oleh Parlemen Australia menemukan bahwa polusi telah mengubah lautan di sekitar negara itu menjadi hal yang mereka sebut sebagai ‘sup plastik’. Para peneliti memperkirakan terdapat sekitar 35 miliar potong sampah plastik yang bisa dilihat di perairan Australia. Mereka juga mengatakan butiran plastik berukuran mikro, yang biasa digunakan untuk kosmetik dan pasta gigi, yang dimakan ikan sebelum kemudian berakhir di dalam tubuh manusia sebagai bagian dari makanan laut atau seafood. Heidi Taylor yang mengepalai Tangaroa Blue Foundation, sebuah lembaga yang bekerja untuk mencegah dan membersihkan laut dari sampah, menyatakan bahwa problem ini disebabkan oleh manusia. “Ini merupakan persoalan lingkungan terbesar dalam beberapa tahun terakhir, juga di masa mendatang. Pemecahannya adalah kita harus mengubah perilaku kita,” kata Taylor. Para peneliti berpendapat bahwa butiran plastik menyerap racun kimia di laut. Sebuah studi yang dilakukan oleh badan ilmu pengetahuan Australia baru-baru ini memperlihatkan dari sekitar 60% dari seluruh spesies burung laut yang mereka teliti, ditemukan plastik di dalam perut burung-burung tersebut. Mencermati situasi yang mengancam dunia tersebut, Komisi Eropa di Brüssel pun memutuskan untuk mendesak negara anggota mengurangi secara drastis penggunaan kantong plastik. Tercatat, sebanyak 100 miliar kantong plastik digunakan di Uni Eropa setiap tahun. Pernah ditandaskan Komisaris Urusan Lingkungan Uni Eropa Janez Potocnik, lebih dari delapan miliar plastik menjadi sampah dan menimbulkan masalah lingkungan luar biasa, khususnya hewan yang menelan partikelnya. Memang, urusan penggunaan kantong plastik di setiap negara di dunia tidaklah sama. Denmark dan Finlandia, misalnya, tercatat hanya membutuhkan empat kantong plastik per orang setiap tahunnya. Sedangkan di Polandia, Portugal, dan Slowakia perlu lebih dari 450 kantong. Sementara itu, di Jerman diketahui bahwa per orangnya menggunakan 70 kantong plastik. Realisasi dari usulan yang dilontarkan komisaris lingkungan Uni Eropa memang masih harus menem-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

tempat pembuangan sampah

puh jalur yang panjang. Yakni, harus diterima terlebih dahulu oleh Parlemen Eropa dan dewan menteri Uni Eropa yang diwakili pemerintahan negara anggota. Lazimnya usulan yang berorientasi perbaikan lingkungan, sejumlah dukungan pun tak pelak dikantongi. Misalnya, dari Irlandia, yang setiap tahunnya acap menaikkan pajak penggunaan kantong plastik. Namun begitu, teriakan keberatan pun lamat-lamat terdengar. Keberatan itu khususnya datang dari negara dengan industri plastik yang kuat, seperti Perancis dan Jerman. Bukan hanya itu, Benjamin juga menegaskan bahwa negara ambang industri yang semakin maju pun didapati kian banyak menggunakan produk plastik. n

27


PETAKA BARU DAUR ULANG Sejumlah negeri khususnya di Asia Tenggara dihantui krisis sampah. Daur ulang sampah yang pernah dianggap sebagai solusi nyatanya justru bisa menjadi petaka baru. TEKS RATNA NURAINI Foto Riset

D

i negeri jiran, Thailand, khususnya di Bangkok, ada 12 juta warga yang berdiam di sana. Tercatat, mereka memproduksi sekitar 10.000 ton sampah setiap hari, sehingga terhitung menyumbang porsi besar bagi 27 juta ton sampah yang dihasilkan negara monarki konstitusional itu.

Persoalannya, menurut Departemen Pengendalian Polusi, dari 2.500 tempat pembuangan sampah terbuka di Thailand, hanya seperlimanya yang dikelola dengan baik. Krisis sampah di negeri itu menurut Nicha Rakpanichmanee dari Ecological Alert and Recovery Thailand (EARTH), juga terjadi lantaran kurangnya penegakan hukum. Dimana, sambung dia, rantai pembuangan sampah berpihak pada “siapapun yang bisa membayar.� Lebih jauh, Nicha membeberkan, 1,9 juta ton sampah beracun raib begitu meninggalkan gerbang pabrik setiap tahun, dengan banyak pemilik pabrik mencemooh hukum demi menghemat biaya buang sampah secara aman dan menyuap operator yang bersedia untuk tutup mata. “Yang terkena dampak terbesar masalah ini adalah warga miskin yang tidak bisa pindah kemanamana,� ujarnya. Saat ini, setiap rumah tangga di Thailand membayar

sampah elektronik di China.

28

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


iuran sampah kurang dari 50 sen dolar atau Rp. 6.000,per bulan. Otoritas berwenang di kota tersebut mengatakan, dengan jumlah tersebut mereka tidak sanggup untuk berinvestasi di pabrik daur ulang atau insinerator modern yang ramah lingkungan. Hanya saja, bak keping mata uang, mereka juga mengaku enggan menaikkan iuran terutama bagi calon pemilih di permukiman-permukiman miskin. Untungnya, angin segar datang dari penguasa militer Jenderal Prayut Chan-O-Cha. Dia bertekad mengatasi masalah sampah di Thailand lewat perbaikan sejumlah kebijakan terkait sampah. Departemen Pengendalian Polusi Thailand juga menyerukan peningkatan frekuensi pengambilan sampah dan pengetatan hukum untuk menggalakkan daur ulang.

ANCAMAN ATAS ANCAMAN Suka atau tidak, upaya mendaur ulang sampah memang masih acap dipandang sebagai salah satu solusi demi mengikis besarnya volume sampah. Namun, ternyata, mendaur ulang sampah elektronik mengandung resiko yang tak kalah hebat. Pasalnya, kandungan kimia pada bahan-bahan tersebut diidentifikasi dapat membahayakan kesehatan. Lantaran itulah, kendati sejumlah negara menghadapi persoalan besarnya angka sampah elektronik, proses daur ulang kerap sampah tersebut menuai kecaman pihak pemerhati lingkungan. Di dunia sendiri, timbunan sampah elektronik terbanyak ditemukan di sebuah desa bernama Guiyu di Provinsi Guandong Selatan, China. Sampah di areal ini konon bahkan diimpor dari seluruh penjuru dunia. Volume sampah elektronik di China memang diketahui merupakan yang terbanyak di dunia sebesar 6,1 juta metrik ton per tahun, lalu diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 7,2 juta ton. Di kawasan Guiyu sendiri, saat ini terdapat sekitar 5000 bengkel daur ulang yang bisa mengolah 15.000 ton sampah yang berasal dari telepon selular dan komputer dari seluruh dunia. Namun lantaran dipandang sebagai aktivitas berbahaya, para pekerja di sana acap diposisikan sebagai pekerja illegal. Mereka yang acap mendistribusikan komputer dan printer tua ke pusat daur ulang yang tidak terdaftar di pemerintah itu bekerja di bengkel-bengkel tersembunyi yang minim ventilasi. Situasi itu kian ironis karena penelitian Shantou University menyebutkan, udara dan air di daerah tersebut sudah terkontaminasi racun dari partikel-partikel metal. Sadar akan bahaya daur ulang sampah elektronik disadari betul oleh otoritas Kenya. Lantaran itulah, pemerintah negeri itu melahirkan UU baru, yang isinya membebankan produsen peralatan elektronik untuk ikut mendanai daur ulang zat-zat berbahaya dari produk elektronik. Di sana, proses daur ulang sampah elektronik dilakukan di instalasi daur ulang milik Negara yang berada tidak jauh dari Ibu Kota Kenya, Nairobi. Tiap bulan, para pekerja menangani hampir 60 ton sampah elektronik. Pekerja perusahaan daur ulang pergi dan mengambil zat berbahaya dari pedagang-pedagang kecil dan tempat

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

reparasi barang elektronik, yang mengurai sampah elektronik dan mengambil bagian yang berharga. Selama ini zat berbahaya seperti timah hitam dibuang atau dibakar, sehingga merusak lingkungan. Undang-undang di sana memang mewajibkan warga untuk menyerahkan sisa sampah elektronik kepada instalasi daur ulang milik negara. Untuk itu, warga mendapat bayaran berdasarkan jumlah sampah elektronik yang diserahkan. Bahkan dalam sebulan, warga bisa mendapat uang sekitar 692.000 rupiah. Di luar manfaat ekonomi dari menyerahkan sampah elektronik kepada pemerintah, warga negeri itu juga menyadari bahwa kegiatan tersebut member makna jauh lebih besar. Yakni, lingkungan menjadi lebih bersih dan baik. Bertolak dari fakta tersebut, tampak jelas betapa seluruh warga dunia telah merasa terancam lantaran sampah. Hanya saja, pemerintah mesti lebih ligat dalam upaya penanganan, termasuk manakala dilakukan proses daur ulang atas sampah. Sehingga daur ulang sampah tak malah menjadi seperti langkah simalakama. n

sampah di pantai thailand.

Proses daur ulang sampah

29


MAKRO Iklim usaha

Batam Segera Ga Sebanyak 30% investor dikabarkan bakal hengkang dari Batam. Perubahan status tampaknya bakal segera dilakukan.

K

TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dahlan RP

abar kurang baik berhembus dari Batam. Sebanyak 30% investor dikabarkan bakal hengkang karena buruknya iklim investasi akibat tumpang tindih kewenangan antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengelola (BP) Batam. Pemerintah menyatakan sudah punya alternatif solusi. “Salah satu alternatif penyelesaian masalah Batam adalah dengan mengubah status (Free Trade Area),” kata Sofyan Djalil, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, pada Senin pekan lalu. Menurut Sofyan, status Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone Area) bakal dinaikkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Sementara untuk opsi lainnya, Sofyang enggan menjelaskan. “Opsi yang lain, nanti Pak Menko (Darmin Nasution) yang cerita. Saya tidak bisa dahului,” katanya. Kabar soal bakal hengkangnya investor di Batam yang terletak di Kepulauan Riau itu, sudah lebih dulu disampaikan Nuryanto, staf ahli Mendagri yang juga mantan Pejabat Gubernur Kepulauan Riau. “Persentasenya mencapai 30% dari total pabrik, karena Malaysia dan Vietnam tawarkan yang lebih baik,” katanya, di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, pada Jumat (19/2). Masih menurut Nuryanto, mayoritas investor yang bakal hengkang, berasal dari sektor otomotif dan elektronik. Dan kemungkinan besar bakal merelokasi usahanya ke Malaysia atau Vietnam. Sejatinya, persoalan yang muncul di Batam telah diketahui oleh Presiden Jokowi. Adanya tumpang tindih kewenangan antara Pemerintah Kota Batam dengan Badan Pengelola (BP) Batam telah disebut oleh presiden sejak beberapa waktu lalu. “Dampak benturan itu menimbulkan dualisme kewenangan pengaturan pertanahan dan fungsi lain antara Pemerintah Kota Batam dengan Badan Pengelola Batam” kata Presiden Jokowi. Selain itu, presiden juga menyebut adanya bentu-

30

ran peraturan antara UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dengan UU No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Selain alternatif menaikkan status Batam menjadi KEK, ternyata muncul opsi untuk mengkombinasikan antara Kawasan Perdagangan Bebas dengan KEK. Luasnya wilayah Batam menjadi pertimbangan. “Ada 12 kawasan di sana,” kata Nuryanto. Jika opsi ini dipilih, nantinya pengelolaan wilayah bisa dibagibagi. Misalnya Kawasan Perdagangan Bebas diserah-

Kawasan industri di Batam: Dibayangi tumpang tindih kewenangan.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


MAKRO Iklim usaha

anti Baju kan pihak Pemkot Batam, sedangkan pengelolaan KEK akan diserahkan ke dewan nasional kawasan ekonomi khusus dan dewan kawasan propinsi. Tentu saja diperlukan masa peralihan. “Lamanya tergantung, bisa dua bulan, setahun, tergantung terbentuknya semua,” katanya.

Sumitomo Hengkang Adanya persoalan dalam pengelolaan Batam juga dibenarkan Franky Sibarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Saat ini, pihaknya sedang melakukan pembenahan dalam hal pengelolaan di

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas tersebut. Pembenahan pengelolaan setidaknya akan memberikan kepastian bagi investor baru dan investor yang akan menanamkan modalnya di kawasan Batam. “Saya kira ini kan isunya pengelolaan. Kalau pengelolaan dibereskan, pasti itu akan menarik,” katanya. Soal bakal hengkangnya 30% investor, Franky memaparkan bahwa beberapa waktu lalu juga muncul kabar seperti itu. Namun ternyata, hingga November 2015 tidak ada investor yang akan meninggalkan Batam. “Waktu tahun lalu, kira-kira bulan Oktober atau November saya ke sana, sebanyak 20 perusahaan lebih saya ketemu dan tidak ada yang hengkang. Justru mereka sedang melakukan perluasan,” kata Franky, pada Senin pekan lalu. Namun, Franky mengaku mendapatkan beberapa keluhan dari para investor yang menjadikan Batam sebagai basis produksi. Sebut saja soal makin maraknya aksi demonstrasi pekerja dan sudah tidak memadainya infrastruktur yang ada. Sebagai informasi, menjelang akhir tahun lalu, memang berhembus kabar bahwa PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia bakal hengkang dari Batam. Franky pun segera ke Batam untuk mengklarifikasi kebenarannya. Hasil temuannya, PT Sumitomo Wiring System Batam Indonesia ternyata justru berencana melakukan perluasan usaha di kawasan itu. Yakni menambah investasi sebesar US$ 5 juta yang diperkirakan bakal mampu menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja baru. “Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah menarik minat investasi asing. Oleh karena itu, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, BKPM aktif melakukan klarifikasi,” ujar Franky saat itu. Pembenahan Batam tampaknya memang tidak akan lama lagi. Mendagri Tjahjo Kumolo juga sudah menyatakan hal itu. “Ini semua untuk mempercepat investasi saja. Saya yakin jajaran pemerintah daerah akan melaksanakan rencana ini dengan sebaik-baiknya. Tentunya mempertimbangkan sisi stabilitasnya,” kata Tjahjo. n

Jepang merupakan salah satu negara yang aktif dan berperan penting dalam upaya pemerintah menarik minat investasi asing. Oleh karena itu, ketika mendapatkan informasi bahwa mereka akan hengkang, BKPM aktif melakukan klarifikasi. reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

31


MAKRO Utang luar negeri

Utang Makin Mengkhawatirkan Indonesia terus digelayuti masalah utang yang tak ada habis-habisnya. Di sisi lain kondisi perekonomian global masih diselimuti ketidakpastian. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset

Pusat bisnis di Kota Beijing, China: Masih melambat.

J

umlah utang luar negeri Indonesia saban hari semakin mengerikan saja. Posisi akhir November 2015 sudah mencapai US$ 304,6 miliar atau Rp 4.243 triliun. Angka ini naik 3,2% dibandingkan periode sama tahun 2014. Naiknya utang luar negeri Indonesia berasal dari utang pemerintah, sedangkan kenaikan utang korporasi tidak terlalu tinggi. Bank Indonesia (BI) menganggap posisi utang luar negeri Indonesia itu masih dalam batas wajar. “Utang luar negeri sebenarnya relatif flat,” ujar Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Jumat pekan lalu. Tapi kalau utang terus bertambah dari waktu ke waktu, apakah tidak membahayakan? Sebab, bukan

32

apa-apa, tahun ini pemerintah sudah berancang-ancang bakal menambah utang senilai Rp 605,3 triliun. Tujuannya, menutupi defisit anggaran, penyertaan modal negara (PMN), membayar pokok utang dan juga bunganya. Porsi terbesar dari penambahan utang Rp 605,3 triliun itu, bakal dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), yang nilainya mencapai Rp 532,4 triliun. Kemudian penarikan pinjaman luar negeri non SLA sebesar Rp 69,2 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 3,7 triliun. Tingginya kebutuhan pinjaman memang disebabkan defisit anggaran dalam APBN 2016 sebesar Rp 273,2 triliun, serta kebutuhan investasi atau PMN kepada BUMN. Tak hanya itu, pemerintah juga harus menanggung pembayaran jatuh tempo utang Rp 256 trilun yang meliputi jatuh tempo SBN Rp 187,2 triliun dan pinjaman lain Rp 68,8 triliun. Pemerintah juga harus mengelola portfolio utang dengan anggaran Rp 3 triliun dan SPN cash management Rp 15 triliun. Sekali lagi, apakah ini tidak membahayakan bagi keuangan negara. Sebab, bukan apa-apa, saat ini kondisi perekonomian global penuh ketidakpastian. Yang utama adalah perekonomian China yang masih berjalan lambat, kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang bakal menaikkan suku bunga acuan, dan harga komoditas yang anjlok. Perlambatan ekonomi China diprediksi bakal cenderung permanen. “Perubahan paradigma dan pertumbuhan ekonomi China di masa depan tidak lagi 10%. Normalnya akan bertumbuh 6%-7%, walaupun angka ini tetap tinggi di dunia, dengan Product Domestik Bruto (PDB) nomor 2 terbesar di dunia,” ujar Bambang Brojonegoro, Menteri Keuangan beberapa waktu lalu. Hal lain, ekonomi dunia dan Indonesia juga bakal dibayang-bayangi keberlanjutan Fed Fund Rate dari The Fed yang berencana menyesuaikan tingkat suku bunga. Sementara untuk harga komoditas, juga diprediksi masih belum bakal membaik. Oleh sebab itu, pemerintah tetap harus rajin menarik investasi dan menjaga daya beli masyarakat dengan target pertumbuhan konsumsi 5%. Selain itu, pemerintah juga harus terus berupaya meningkatkan porsi investor domestik pada portfolio surat utang negara (SUN). Apalagi faktanya, kepemilikan asing dalam SUN RI sebesar 37%. Kondisi yang rawan apabila terjadi sudden reversal atau pelarian modal asing. Menurut Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, memang bakal ada tantangan dalam merealisasi kebutuhan utang tersebut. “Mencari pembiayaan pada tahun depan tidak mudah karena masih ada ketidakpastian kondisi keuangan global,” katanya. n

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


MAKRO CPO

D

emi menghancurkan industri sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia, sebuah lembaga asal Paman Sam bernama Climate and Land Use Allaince (CLUA) menghibahkan dana senilai US$ 44 juta atau sekitar Rp 572 miliar. Dana mengalir ke berbagai LSM lingkungan dan insitusi lain di Indonesia. “Tujuan dari berbagai kontrak kerja yang diberikan CLUA ke berbagai institusi di Indonesia adalah untuk menghentikan dan mengganti industri sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia,” kata Ricky Avenzora, pengamat Lingkungan dan Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), pada Sabtu (20/2). CLUA telah mendanai berbagai program di Indonesia sejak 2010. Secara akademis, bisa diduga kuat bahwa rangkaian kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan dari tahun 2010 hingga 2015, sama sekali bukan bencana alam alamiah. “Melainkan peristiwa by design, melibatkan jaringan kejahatan kerah putih yang menunggangi isu lingkungan sebagai topeng," ujarnya. Motifnya persaingan ekonomi global, khususnya, persaingan industri kelapa sawit, pulp dan kertas. Menurut Ricky, peningkatan 10% produksi sawit di Indonesia akan menyebabkan berbagai industri bahan baku makanan dan obat-obatan di AS tertekan 8% hingga 12%. Peningkatan hingga 20% berikutnya, bakal menjadikan minyak sawit Indonesia sangat potensial untuk didorong menjadi bio-fuel pada skala industri. "Itulah yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa Amerika mati-matian berniat untuk menghancurkan industri sawit di negeri kita,” ujarnya. Masih menurut Ricky, pemerintah tak hanya mendapatkan devisa yang sangat signifikan dari in-

Skenario Bunuh CPO Sebuah LSM lingkungan asal AS diyakini berupaya mematikan industri sawit di Indonesia. Kucurkan dana miliaran rupiah. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset

dustri sawit, tapi juga berpotensi membuat AS bergantung kepada Indonesia. “Serta potensial akan mematikan teknologi-teknologi ramah lingkungan mereka," katanya. Sementara terkait pulp dan kertas, selama 10 tahun terakhir, negara-negara Skandinavia dan Kanada yang merupakan penghasil terbesar dunia, seakan termotivasi selalu memojokkan Indonesia melalui isu lingkungan. Setelah itu, mereka memberi umpan berupa donasi dana lingkungan. Padahal, negara-negara tersebut menebang 10 hingga 15 kali lebih banyak dari Indonesia. “Negara-negara maju tersebut bukan saja telah memberlakukan standar-ganda, tetapi juga telah nyata-nyata menunjukkan sikap munafik dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya,” katanya. n

Kebakaran hutan: Ada skenario.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

33


MAKRO BUMN Khusus

Agar Aset Negara Aman Muncul gagasan membentuk BUMN Khusus bidang pertambangan. Bakal menjadi pesaing Pertamina?

R

TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dahlan Rp

evisi UU Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) memunculkan gagasan membentuk BUMN Khusus (BUMNK) di sektor pertambangan. Tujuannya, melindungi aset negara jika suatu saat kalah dalam sengketa dengan kontraktor pertambangan di arbitrase internasional. “Jadi dalam mengelola konsesi pertambangan, BUMN khusus ini akan bertransaksi dan berkontrak dengan para badan usaha,� kata Menteri ESDM Sudirman Said, di Jakarta, pada Jumat (19/2). Menurut Sudirman, di dalam revisi UU No. 4 Tahun 2009 yang bakal ditangani Komisi VII DPR, dimasukkan gagasan membentuk BUMNK yang bakal bertugas seperti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Nantinya, BUMNK bakal menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam berkontrak dan bertansaksi dengan perusahaan tambang, seperti yang dilakukan SKK Migas saat ini. Termasuk mengelola konsesi pertambangan, mengawasi kinerja perusahaan-perusahaan pemegang kontrak pertambangan, dan sebagainya. Jika BUMNK disetujui DPR, maka rezim Izin Usaha Pertambangan (IUP) bakal berubah menjadi rezim kontrak. Ke depan, kontrak pertambangan bukan dilakukan antara negara dengan kontraktor, melainkan BUMNK dengan kontraktor. Dengan kondisi seperti itu, pemerintah justru bisa menjadi penengah jika terjadi konflik antara BUMNK dengan perusahaan. Kelebihan lainnya, jika perusahaan pemegang kontrak mengajukan gugatan arbitrase Internsional dan menang, aset negara tetap terlindungi. Gagasan Kementerian ESDM membentuk BUMNK didukung Persatuan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi). Mereka berharap, BUMNK akan mengelola seluruh sumber daya yang strategis dan vital. Menurut Eva Armila, Ketua Pelaksana Revisi UU Minerba Perhapi, pembentukan BUMNK didasari banyaknya sengketa antara pemerintah dengan beberapa perusahaan tambang. Baik pemegang Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Perusahaan Batubara (PKP2B), hingga pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP). Masalahnya selama ini, sengketa seringkali terjadi akibat ketidakkonsistenan pemerintah dalam penerapan izin dan aturan baru yang dinilai bertentangan

34

Pertambangan: Banyak sengketa antara pemerintah dengan perusahaan tambang.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


MAKRO BUMN Khusus dengan KK, PKP2B atau IUP. “Jadi intinya, tidak ada tafsiran tunggal atas konsep penguasaan negara. Jadi negara sebagai regulator saja, kalau ada apa-apa tidak akan ada risiko terseret,” kata Eva.

Cukup Pertamina Lalu bagaimana dengan para wakil rakyat di Komisi VII di DPR? Sejak awal dukungan dilontarkan Fraksi Partai Golkar. Menurut Satya Widya Yudha, wakil ketua Komisi VII, partainya bakal mendukung jika SKK Migas diubah menjadi BUMNK. “Posisi Golkar jelas mendukung adanya BUMN khusus. Dengan begitu, satu tidak melanggar UUD dan mereka pun bisa luwes. Dia bisa berkontrak dan tandatangani kontrak, serta pemegang kuasa pertambangan masih ada di negara,” ujar Satya. Menurutnya, hal yang dikhawatirkan dengan posisi SKK Migas pada saat ini, jika SKK Migas menandatangani kontrak Production Sharing Contract dengan perusahaan, seakan kewenangan kuasa pertambangan ditransfer ke perusahaan tersebut. “Padahal tidak boleh. Kuasa pertambangan harus tetap dipegang oleh negara,” ujarnya. Meski pembentukan BUMNK bertujuan mengamankan aset negara, namun tetap saja ada pihak yang berbeda pendapat. Salah satunya Kurtubi, pakar energi yang juga anggota Komisi VII dari Partai Nasdem. Menurut Kurtubi, mengubah SKK Migas menjadi BUMNK bakal menciptakan sistem yang lebih rumit. Indonesia cukup memiliki satu perusahaan pelat merah sektor migas yaitu PT Pertamina (Persero). Pembentukan sebuah BUMN Migas selain Pertamina dikhawatirkan bakal terjadi benturan kepentingan di antara keduanya. “Kalau dibentuk mana lapangan minyaknya, pom bensinnya, tankernya, kilangnya? Jangan-jangan BUMN ini hanya punya aset dan meja. Aneh di dunia itu enggak ada seperti ini konsepnya,” katanya sembari mengingatkan bahwa pemerintah pernah bereksperimen mengubah BP Migas ke SKK Migas yang terbukti gagal. Nada penolakan juga disampaikan Mukhtasor, mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN). Menurut guru besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu, BUMNK tidak sesuai dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Di mana tidak saja mengamanatkan ‘dikuasai negara’, tapi juga dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selain itu,pembentukan BUMNK bakal membuat pengelolaan cadangan migas terpecah di dua BUMN sektor minyak. Akibatnya, kedua BUMN bakal terkendala untuk memaksimalkan aset yang dimiliki. Misal pengumpulan permodalan dan keuangan yang bisa memperbesar pembangunan infrastruktur. n

Jadi intinya, tidak ada tafsiran tunggal atas konsep penguasaan negara. Jadi negara sebagai regulator saja, kalau ada apa-apa tidak akan ada risiko terseret. reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

35


keuangan NIM

Bankir Kita Memang

kegiatan di bank: Untung besar dari keringat pengusaha kecil.

Imbauan Menko Perekonomian dan OJK tampaknya tak akan digubris. Artinya, NIM dan suku bunga kredit masih akan di awang-awang.

K

TEKS bastaman foto Dahlan Rp

alau saja Darmin Nasution seorang bankir, mungkin para pengusaha akan senang dibuatnya. Maklum, baru saja Menko Perekonomian itu menyatakan akan membatasi tingkat suku bunga bagi dana pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN yang disimpan di deposito. Tujuannya, dengan turunnya biaya dana, maka suku bunga kredit bisa dipangkas. Bila perlu, tinggal satu digit. Dalam perhitungan Darmin, suku bunga deposito yang ideal adalah tingkat inflasi plus 1%. Jika tahun ini pemerintah memasang target inflasi 4%, berarti bunga deposito yang wajar sekitar 5%. Nah, bila saja bank mematok net interest margin (NIM) 3% - 4%, bunga

36

kredit mestinya bisa ditekan menjadi hanya 8% - 9%. “Bunga sebesar itu masih positif bagi deposan mau pun bank,� ujar Darmin. Sebenarnya, sangat mudah dipahami alasan Darmin sampai menyerukan agar perbankan mau memangkas suku bunga kreditnya hingga satu digit. Soalnya, harus diakui, tingkat bunga di Indonesia tergolong tinggi dan tidak wajar. Saat ini suku bunga kredit bertengger pada level 13,13% - 15,12% per tahun. Bandingkan dengan suku bunga kredit di negara tetangga yang hanya 3% - 7%. Makanya wajar jika produsen dan eksportir Indonesia iri hati melihat nasib baik rekan-rekannya di negara tetangga. Bisa dimengerti juga bila pemerintah, OJK, dan BI merasa risau dengan suku bunga yang begitu tinggi di sini. Tapi, memang, tidak mudah menurunkan suku bunga menjadi sama dengan di negara-negara tetangga. “Karena itu, yang kami inginkan adalah suku bunga yang wajar, dalam arti lebih mencerminkan tingkat inflasi,� ujar Darmin. Tapi, apa daya, Darmin bukanlah seorang bankir. Lagi pula, ucapan mantan Gubernur BI tersebut hanya sebatas imbauan semata. Makanya, kendati Darmin yakin suku bunga kredit bisa turun menjadi satu digit di akhir 2016, banyak kalangan ragu pihak perbankan akan serta merta menyambut seruan itu. Mereka pun tak yakin kalau kalangan perbankan akan segera memangkas suku bunga kredit.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


keuangan NIM

Keterlaluan

Budi G sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengingatkan bahwa suku bunga kredit tak hanya ditentukan oleh biaya dana, tapi juga oleh kondisi makro ekonomi. Menurutnya, pelambatan ekonomi membuat kredit bermasalah (NPL) melesat tinggi. Alhasil, pendapatan bunga dari debitor tersendat. Sementara di sisi lain bank harus membayar biaya bunga kepada pemilik dana. Selain itu, perbankan umumnya menerapkan suku bunga kredit tinggi karena resiko yang dihadapi juga tinggi. Para bankir merasa, pelaku dunia usaha belum bisa memberi keyakinan bahwa kredit yang dikucurkan akan aman. Untuk mengimbangi resiko itu, perbankan di Tanah Air rata-rata mengenakan suku bunga bebas resiko (risk free rate) sebesar 2%. Sementara di Malaysia, misalnya, hanya 0,5%. Namun, di luar NPL tadi, Budi mengakui ada faktor lain yang membuat perbankan kesulitan memangkas suku bunga. Misalnya, rencana OJK yang akan mewajibkan perusahaan asuransi dan dana pensiun memarkir 20% - 30% dana kelolaannya di surat berharga negara (SBN). Kebijakan ini, menurut Budi, akan membuat likuiditas mengetat.

MEMANG KETERLALUAN Makanya, jika pemerintah berniat mengerek turun suku bunga kredit, indikator-indikator ekonomi lain-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

nya harus dibenahi. Termasuk keselarasan antara kebijakan yang dibuat otoritas sektor keuangan (OJK) dengan otoritas moneter (BI) dan otoritas fiskal (Kementrian Keuangan). “Tapi yang paling utama inflasi harus dikendalikan,” ujar Budi. Apapun alasannya, suku bunga kredit perbankan kita memang terlalu tinggi dan harus dipangkas. Hanya saja, menurunkan suku bunga kredit dengan cara memangkas suku bunga deposito tampaknya masih akan sulit dilakukan. Maklum, kendati BI rate dan giro wajib minimum (GWM) primer sudah dipangkas, kondisi likuiditas perbankan belum pulih sepenuhnya. Apalagi OJK berencana menarik dana milik perusahaan asuransi dan dana pensiun dari laci perbankan lewat penerbitan SBN. Biaya dana sebenarnya sama sekali bukan satu-satunya penyebab suku bunga kredit demikian tinggi. Tengok saja rata-rata biaya dana perbankan nasional saat ini yang berada di level 7,02%. Dengan suku bunga kredit berkisar 13,13% - 15,12%, berarti bank mengambil margin bunga bersih (NIM) antara 6,11% - 8,10%. Bahkan BRI, yang fokus pada sektor kredit UMKM, bisa menikmati NIM 8,13%. Ini memang sudah terlaluan. Soalnya, perbankan di negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand hanya mematok NIM sebesar 2,23% dan 2,62%. Bahkan selisih suku bunga kredit dan simpanan di bank-bank Singapura hanya 1,8%. Tingginya NIM ini menunjukan tingkat efisiensi perbankan kita masih sangat rendah. Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, juga mengaku gundah melihat lebarnya jarak antara suku bunga kredit dan biaya dana ini. “Perbankan kita harus mampu menekan NIM dan suku bunga kredit karena nanti mereka akan bersaing dengan bank-bank dari negara jiran (MEA),” ujarnya, pekan lalu. Muliaman berharap, ke depan perbankan dapat menekan NIM hingga berada di kisaran 3% - 4%. Tapi mengubah perilaku para bankir tidaklah mudah. Oleh sebab itu, menurut Muliaman, OJK akan memberikan insentif bagi bank yang berhasil melakukan efisiensi dan menekan margin bunga bersihnya di bawah 4%. Misalnya, kemudahan dalam membuka kantor cabang atau jaringan ATM. Namun kalangan bankir sendiri tampaknya tidak kelewat peduli dengan rencana pemangkasan suku bunga deposito dan NIM. Itu masuk akal. Soalnya, penurunan suku bunga tadi hanya imbauan yang tidak mempengaruhi penilaian kesehatan bank. Selain itu, bank juga masih memiliki sumber pendapatan non bunga. “Kami masih punya banyak produk yang bisa mendatangkan fee income,” ujar Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia. Lain bank swasta, lain pula bank pemerintah. Bagi BRI, misalnya, imbauan penurunan suku bunga kredit ini tak ubahnya sebuah perintah yang tidak bisa ditolak. Apalagi Menteri BUMN ikut dilibatkan di dalam pembahasan suku bunga kredit ini. “Kami akan menurunkan suku bunga simpanan, kredit, serta memangkas biaya operasional,” janji Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI. n

37


keuangan Tapera

Dana KPR Tak Akan Seret Lagi Setelah bertahun-tahun jadi wacana, UU Tapera akhirnya menjadi kenyataan. Mudah-mudahan KPR untuk masyarakat kecil akan menjadi lebih lancar.

B

TEKS bastaman foto Dahlan RP

agi sebagian orang, memiliki rumah mungkin hanya mimpi. Di samping harganya yang terus melangit, tidak semua orang memiliki akses ke bank untuk mendapatkan kredit kepemilikan rumah (KPR). Makanya, jangan kaget bila sampai saat ini kebutuhan rumah yang belum terpenuhi mencapai 13,5 juta unit. Jika kondisi ini terus berlangsung, angka backlog tersebut akan semakin membengkak. Itulah yang mendorong DPR buru-buru mengesahkan RUU Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi Undang-undang, pekan lalu. Dengan adanya UU Tapera, persoalan backlog perumahan tadi diharapkan bisa teratasi. Khususnya hunian bagi kalangan menengah bawah. “UU ini baru akan berlaku efektif tahun 2018,” ujar Yoseph Umar Hadi, Ketua Panitia Khusus (Pansus) UU Tapera. Lahirnya UU Tapera tentu merupakan kabar baik. Namun jangan buru-buru girang. Soalnya, masih banyak tugas yang harus dikerjakan pemerintah dalam dua tahun ke depan. Selain menyiapkan Peraturan Pemerintah (PP) Tapera, pemerintah juga harus membentuk Badan Pengelola Tapera (BPT) dan Komite Tapera. Tugas lainnya adalah melebur Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum) ke BPT, menunjuk bank kustodian, bank pembiayaan, dan manajer investasi. Tantangan yang paling dekat adalah menghadapi gugatan yang bakal dilayangkan para pekerja dan pengusaha. Maklum, kendati tujuan dari UU Tapera cukup mulia, toh para pekerja tidak rela bila gajinya dipotong 2,5% untuk membayar iuran Tapera. Pengusaha pun keberatan karena harus menanggung 0,5% iuran Tapera. “Ini akan membebani perusahaan,” ujar Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia. Mengada-ada? Entahlah. Yang jelas, saat ini, saban bulan perusahaan memang sudah dibebani biaya kesejahteraan karyawan yang berkisar 15,24% - 17,74% dari upah. Termasuk di dalamnya kewajiban membayar iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagaker-

38

Pasar modal: Asuransi merugi karena crash di pasar modal.

jaan bagi karyawannya. Bila ditambah iuran jaminan pensiun sebesar 5% dari take home pay, angkanya bisa membengkak jadi 20,24% - 22,74%. Beban yang ditanggung pekerja juga tidak sedikit. Paling tidak, mereka harus merelakan lebih dari 9% gajinya dipotong untuk membayar iuran BPJS Kesehatan, BPJS Ketengakerjaan, dan lain-lain. Setelah itu, pekerja juga harus membayar pajak penghasilan (PPH 21) yang tarifnya bekisar antara 5% - 30% dari penghasilan kena pajak (PKP). Jadi, wajar bila pekerja merasa keberatan atas kewajiban membayar iuran Tapera. Mestinya, menurut Iwan Kusmawan, Ketua Umum Serikat Pekerja Nasional (SPN), pemerintah ikut menanggung iuran Tapera. “Kalau UU Tapera mau diterapkan, pemerintah seharusnya memberikan subsidi 70%, sisanya beban pekerja,” ujarnya.

GOTONG ROYONG Sebenarnya, pemerintah sendiri tidak lepas tangan sama sekali. Sebab, subsidi perumahan yang selama ini disalurkan lewat program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) rencananya akan dilebur dengan dana Tapera. Untuk program FLPP ini, setiap

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


keuangan Tapera Rp 41,8 juta per tahun, maka dana yang bisa dihimpun lewat Tapera ini diperkiarakan bisa mencapai Rp 113 triliun setiap tahunnya. Perkiraan PT Deutsche Bank Verdhana Indonesia mungkin lebih masuk akal. Lembaga keuangan ini memperkirakan, potensi dana yang bisa dihimpun Tapera mencapai Rp 20 triliun – Rp 25 triliun setiap tahunnya. Sementara dalam perhitungan Aris Suwirya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengembang Rumah Senederhana Sehat Nasional (APERNAS), setiap tahun Tapera dapat menghimpun dana hingga Rp 40 triliun. Apabila seluruh dana tersebut disalurkan, diperkirakan sebanyak 296.000 unit rumah sederhana (seharga Rp 135 juta per unit) akan dapat dibangun. Itu sebabnya, menurut Aris, APERNAS yang menaungi sekitar 1.700 perusahaan pengembang ini berencana mengubah strategi bisnisnya dengan lebih banyak membangun rumah bagi kalangan MBR. Tak hanya pengembang, kehadiran UU Tapera juga akan berdampak positif bagi bank peserta program FLPP. Namun, kalau melihat realisasi penyaluran KPR bersubsidi 2015, UU Tapera tampakanya akan akan menguntungkan BTN. Sebab, selama ini bank BUMN ini mengalurkan sekitar 90% dana FLPP. “UU Tapera positif untuk BTN karena akan memastikan kelanjutan pendanaan KPR bersubsidi,” tulis Deutsche Bank Verdhana Indonesia. n

Potongan yang Biasa Ada di Slip Gaji

tahun pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun. Sebenarnya, keberatan para pekerja bisa dipatahkan pemerintah. Sebab, dana yang terkumpul pada akhirnya akan dikembalikan kepada peserta Tapera. Bahkan, untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau di bawah Rp 4 juta per bulan, mereka dapat langsung memanfaatkan Tapera sebagai agunan untuk mendapatkan KPR dari bank. Sementara bagi yang telah memiliki rumah, Tapera tak ubahnya dengan tabungan hari tua karena baru bisa ditarik ketika usia peserta 58 tahun. Selain pokok simpanan, tentu saja para peserta Tapera juga bakal menikmati hasil pengembang dana. Hanya saja, karena semangat yang ingin dicapai dari program Tapera ini adalah gotong royong, maka bunga yang dinikmati peserta tidak sebesar bunga deposito bank. “Karena yang sudah punya rumah membantu yang belum punya rumah, dan mereka umumnya kalangan MBR,” ujar Yoseph. Terlepas dari protes dari para pekerja dan pengusaha, potensi dana yang dapat dihimpun Tapera cukup besar. Coba bayangkan, dengan asumsi jumlah pekerja mencapai 180 juta dan pendapatan per kapita

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

1. BPJS Kesehatan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 111/2013 tentang Jaminan Kesehatan, iuran yang dibayar pekerja adalah 1% dari gaji/upah. 2. Jaminan Pensiun Iuran yang ditetapkan BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja adalah sebesar 1% dari gaji/upah. 3. Jaminan Hari Tua (JHT) Iuran program Jaminan Hari Tua (JHT) yang dibayar oleh pekerja sebesar 2% dari gaji/upah. 4. Pajak Penghasilan (PPh 21) Bagi karyawan yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarif PPh 21 yang dikenakan sebesar 5% - 30% dari penghasilan kena pajak (PKP). Sementara bagi WP yang tak memiliki NPWP akan dikenakan tarif 20% lebih tinggi dibanding mereka yang memiliki NPWP. 5. Potongan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Potongan program jaminan kecelakaan kerja (JKK) 0,24% dari gaji/ upah dan jaminan kematian (JKM) 0,3% dari gaji/upah. 6. Potongan Kehadiran Ada perusahaan yang menerapkan potongan kehadiran. Besarannya tergantung kebijakan perusahaan. 7. Koperasi Pemotongan baru dilakukan bila pekerja memiliki pinjaman kepada koperasi kantor. 8. Tapera Mulai 2018, pekerja wajib menyisihkan 2,5% gaji/upahnya dalam Tabungan Perumahan Rakyat.

39


keuangan valas

Pekan Ini Berkah, Entah Pekan Depan Pekan ini rupiah diperkirakan masih akan menguat. Tapi ancaman krisis moneter mulai mengintai China dan sejumlah negara berkembang. Jadi, waspadalah.

K

TEKS bastaman foto Riset

ekhawatiran itu akhirnya tidak menjadi kenyataan. Lihat saja, rupiah tetap berkibar melanjutkan penguatan. Dan yang mengejutkan, di penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, rupiah menguat ke level Rp 13.400 per dolar. Fakta ini menunjukan bahwa ketakutan terhadap melemahnya nilai tukar rupiah akibat penurunan BI rate tidak terbukti. Itu sebabnya, para analis mencurigai ada sesuatu di belakang isu pelarian US$ 5 miliar dana asing dari pasar modal. “Orang-orang di bank asing selalu menakut-nakuti bahwa akan terjadi capital flight bila BI rate turun. Itu karena mereka punya kepentingan,” ujar seorang analis. Kepentingan? Jelas, dari tingkat suku bunga yang tinggi di Indonesia, mereka akan meraih pendapatan yang cukup besar. Dengan kurs rupiah yang relatif stabil, sebenarnya masih ada peluang bagi BI untuk kembali memangkas BI rate. Sebab, rentang antara inflasi dengan BI rate masih cukup lebar, sekitar 3%. Apalagi, setelah Bank of Japan, sejumlah bank sentral juga berencana memangkas suku bunganya. Bank of Thailand, misalnya, akan kembali memotong suku bunganya bila perekonomian global tetap lesu. Kendati suku bungan acuan BI telah dipangkas ke level 7%, selisih bunga rupiah dengan dolar masih sekitar 5%. Artinya, rupiah masih sangat menarik bagi investor asing. Apalagi tren dolar secara umum tengah melemah. “Saya yakin, kalau ada lagi penurunan BI rate, tidak akan berdampak negatif terhadap nilai tukar,” ujar si analis tadi. Hanya saja, kendati masih akan berotot, rupiah diperkirakan tetap akan berada di kisaran Rp 13.500 per dolar. Soalnya, kalau pun menyelinap ke bawah, pasar akan segera bergerak melakukan pembelian. Lagi pula, untuk menjaga daya saing ekspor, BI sendiri kelihatannya tidak menginginkan terjadinya penguatan rupiah yang terlalu cepat. Tapi, benarkah rupiah berpeluang menguat? Ini yang masih harus dibuktikan. Dan, untuk mencapai rupiah yang perkasa, tampaknya dibutuhkan pergula-

40

tan yang ketat dan panjang. Soalnya, sebagai otoritas moneter, BI terus menerus “ditekan” untuk melanjutkan penurunan suku bunga. Bahkan, dengan alasan untuk menggairahkan dunia usaha dan investasi, Presiden Joko Widodo dengan lantang menghimbau agar perbankan menurunkan suku bunga. Jusuf Kalla pun mengumandangkan suara yang senada. Apalagi, menurut Wakil Presiden RI itu, The Fed pun telah menyatakan bakal mengerem kenaikan suku bunga berikutnya hingga tahun depan. Bahkan, dengan perekonomian yang semakin memburuk, ada kemungkinan bank sentral Amerika mengerek turun suku bunganya. Nah, kalau saja imbauan dari RI 1 dan RI 2 itu diikuti otoritas moneter, maka selisih suku bunga rupiah dan dolar tadi bakal kian mengecil. Pertanyaannya, seberapa besar selisih yang masih dianggap menarik bagi investor? Inilah yang sulit untuk dijawab. Ada analis yang pede bahwa dengan selisih bunga 4% pun rupiah masih tetap menawan. Sebab, tingkat inflasi tahun ini dipatok sebesar itu. Tapi, ada pula yang menyatakan bahwa idealnya perbedaan bunga The Fed dan BI rate jangan kurang dari 5%. Benar-benar sulit ditebak. “Makanya, dalam melakukan penurunan suku bunga, BI tetap harus berhati-hati,” kata seorang direktur sebuah bank asing. Menakut-nakuti lagi?

ANCAMAN KRISIS MONETER Mungkin ya, mungkin juga tidak. Yang pasti, selain

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


keuangan valas

Data ekonomi Amerika yang tidak positif telah membebani dolar.

tingkat bunga, masih banyak faktor lain yang ikut menentukan nilai tukar rupiah. Harga minyak, misalnya. Stabilnya nilai tukar rupiah beberapa pekan terakhir ini diduga tak lepas dari pengaruh longsornya harga minyak dunia. Selain itu, kondisi di pasar modal juga merupakan faktor yang tak boleh diabaikan. Soalnya, tak bisa disangkal lagi, pasar uang dan pasar modal tak ubahnya saudara kembar yang memiliki ikatan batin yang kuat satu sama lain. Tengok saja, seiring penguatan rupiah, pekan lalu bursa saham juga tampak bergairah. Maklum, keputusan BI memangkas BI rate dan menurunkan giro wajib minimum (GWM) diyakini bakal mengairahkan dunia usaha. Makanya, pelaku pasar uang sepakat bahwa penguatan rupiah masih akan berlangsung pekan ini. Apalagi, penampilan data ekonomi Amerika tak sebagus perkiraan. “Data ekonomi Amerika yang tidak positif telah membebani dolar,� ujar Yulian Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Future. Ia memperkirakan, pekan ini rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.300 – Rp 13.480. Keyakinan Yulian diamini Trian Fathria. Menurut Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI ini, kans rupiah untuk lebih berotot semakin besar jika penampilan data perumahan di Amerika juga negatif. Tak berbeda dengan prediksi Yulian, Trian memperkirakan pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.300 – Rp 13.450 per dolar. Kalau menyaksikan prediksi dua analis tadi, keli-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

hatannya pekan ini para petinggi BI bisa bekerja dengan tenang. Mereka tak perlu repot-repot melakukan intervensi. Namun, sayang, harapan seperti itu tampaknya belum akan menjadi kenyataan. Soalnya, jatung para petinggi BI justru dibuat dagdig-dug oleh ancaman krisis keuangan yang mengintai China, Brazil, dan sejumlah negara berkembang. Adalah tumpukan utang negara-negara berkembang yang berpotensi memicu krisis moneter itu. Bank for International Sttlements (BIS) mencatat, sejak krisis keuangan 2009, utang swasta di negara-negara berkembang melonjak dari 75% terhadap PDB menjadi 125% PDB. Bahkan utang korporasi China yang diterima dari bank-bank pelat merah China membengkak dari US$ 10 triliun pada 2009 menjadi sekitar US$ 30 triliun pada 2014. Kyle Bass, hedge fund yang tepat meramalkan krisis sub prime morgage di Amerika, mengatakan bahwa bank-bank BUMN China berpotensi mengalami kerugian hingga US$ 3,5 triliun. Angka tersebut empat kali lipat dari kerugian yang dialami bank-bank Amerika saat krisis 2009. Yang jadi masalah, bank-bank BUMN China juga getol mengucuri kredit kepada perusahaan-perusahaan di Tanah Air. Misalnya pinjaman sebesar US$ 3 miliar yang diberikan bank di China kepada Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Tentu kita masih ingat, tumpukan utang pula yang menyeret Korea, Thailand dan Indonesia ke dalam krisis moneter 1998. n

41


Pasar Modal IHSG

Semua Sentimen Positif Indeks diperkirakan masih akan terus menguat. Ini karena sentimen negatif sudah berkurang.

K

TEKS Ahmad Munjin foto riset

ecemasan investor tentang indeks harga saham gabungan, akhirnya, selesai juga. Di penghujung pekan (26/2) indeks ditutup di level 4.733. Artinya, dalam sepekan, terjadi penguatan sebesar 33 poin atau sekitar 0,7%. Lumayan. Penguatan ini, salah satunya, dipicu oleh efek dari rebound-nya harga minyak mentah dunia. Sehingga, beberapa saham pertambangan mengalami kenaikan. Tekanan turun pada IHSG, sebelumnya, dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap beberapa kinerja saham-saham yang diterbitkan oleh grup besar. Akan tetapi, saham-saham yang dikhawatirkan itu sudah mulai rebound pada Jumat (26/2). Kondisi itu diperkuat oleh sentimen awal Maret 2016 pekan depan. Itu merupakan awal bulan baru di mana data makro ekonomi akan kembali terlansir. Angka-angkanya diperkirakan masih akan cukup stabil. “Itulah yang mendongkrak kenaikan tajam IHSG,� kata Wiliam Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosursa, Securities. Penguatan indeks juga sekaligus menunjukkan dampak isu penurunan Net Interest Margin (NIM) cukup singkat. Semuanya butuh proses. Sekarang, orang mulai sadar bahwa penurunan NIM justru akan menguntungkan beberapa sektor saham. Sektor properti akan lebih diuntungkan oleh penurunan NIM. Sebab, penurunan NIM menyebabkan turunnya suku bunga pinjaman. Paling, tidak suku bunga pinjaman menjadi tidak terlalu tinggi. Pertimbangan ini membuat orang sadar dan mulai memilah-milah saham-saham di sektor mana yang diuntungkan penurunan NIM. Belum lagi dengan penurunan NIM juga sebenarnya akan mendongkrak rasio kredit di perbankan. Kredit berpeluang tumbuh. Jadi, sentimen negatif dari penurunan NIM hanya sesaat karena investor perlu mencerna terlebih dahulu atas isu penurunan NIM tersebut. Pasar butuh waktu untuk paham apakah kebijakan tersebut berdampak bagus atau justru berdampak jauh lebih jelek. Nyatanya, penurunan NIM akan berdampak ke

42

arah yang lebih baik perbankan. Dalam sepekan ke depan, IHSG masih menyisakan peluang penguatan ke level-level yang lebih tinggi. Dalam sepekan ke depan, support IHSG yang bisa dijadikan patokan adalah 4.627 dan resistance 4.803. Tommy Yu, praktisi dan pengamat pasar modal dari Jsxpro.com, juga punya pendapat yang sama. Indeks, kata dia, secara teknikal mulai membuat swing dan terkonfirmasi rebound. Diperkirakan akan naik terus dalam beberapa candle ke depan dengan target menguji resisten di level 4.800. Beberapa saham yang dapat dilirik adalah di sektor banking, properti, dan konsumer.

MASIH AKAN MENGUAT Dalam situasi seperti ini, Wiliam merekomendasikan beberapa saham pilihan, yaitu PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Central Asia (BBCA).

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


PASAR MODAL IHSG merintah untuk mengurangi biaya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa diahlikan ke proyek infrastruktur. Begitu juga dengan biaya pembiayaan dari perbankan lokal dan luar negeri yang berkurang seiring turunnya bunga (BI rate). Kondisi itu diperkuat dengan penguatan rupiah dari 15.000 ke 13.400 per dolar AS selama 3 bulan terkahir. Ini positif untuk harga impor bahan baku konstruksi dan utang emiten dalam denominasi dolar AS. Saham Infrastruktur konstruksi BUMN akan diuntungkan dari rencana pemerintah untuk membangun proyek infrastruktur secara nasional di 2016. Pilihan sahamnya jatuh pada saham WIKA, WSKT, WTON, PTPP, PPRO, dan ADHI. Saham-saham tersebut direkomendasikan beli untuk target jual sepekan ke depan. Pertama, saham PT Wijaya Karya (WIKA), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 2.720. Pembelian pertama di saham ini bisa dilakukan di Rp 2.585, pembelian kedua di saham ini bisa dilakukan di Rp 2.485, dan cut loss point di Rp 2.395. Kedua, saham PT Waskita Karya (WSKT), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 2.050. Pembelian pertama di saham ini bisa dilakukan di Rp 1.920, pembelian kedua di saham ini bisa dilakukan di Rp 1.895, dan cut-loss point di Rp 1.815. Ketiga, saham PT Wijaya Karya Beton (WTON), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 1.020. Pembelian pertama di saham ini bisa dilakukan di Rp 965, pembelian kedua di saham ini bisa dilakukan di Rp 955, dan cut loss point di Rp 945. Keempat, saham PT PP Properti (PPRO), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 220. Pembelian pertama di saham ini bisa dilakukan di Rp 195, pembelian kedua di saham ini bisa dilakukan di Rp 187, dan cut loss point di Rp 182. Kelima, saham PT Adhi Karya (ADHI), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 2.720. Pembelian pertama di saham ini bisa dilakukan di Rp 2.575, pembelian kedua di saham ini bisa dilakukan di Rp 2.475, dan cut loss point di Rp 2.375. Selamat berinvestasi. n Di sektor konsumer, saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Kimia Farma (KAEF). Di sektor infrastruktur saham PT Jasa Marga (JSMR), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), dan PT Wijaya Karya (WIKA). Lalu, PT Astra International (ASII) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). Di sektor properti saham PT Pakuwon Jati (PWON), dan PT Alam Sutera Realty (ASRI). Saham-saham tersebut layak dicermati untuk sepekan ke depan. Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital juga merekomendasikan hal yang sama, yakni sektor konstruksi. “Kami melihat katalis posiif untuk sektor konstruksi akan muncul di 2016,� kata Yuganur. Di antara katalis-katalis tersebut adalah harga minyak yang masih di bawah US$ 50 per barel. Rendahnya harga minyak member ruang bagi pe-

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

IHSG

43


Pasar Modal Saham perbankan

Dampak Rencana Pemangkasan NIM Bariu rencana, memang.Tapi, isu pemangkasan NIM merontokkan saham perbankan. TEKS Ahmad Munjin foto Dahlan RP

D

ampak dari isu negatif yang dihembuskan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masih terasa sampai sekarang. Lihat saja, harga saham-saham perbankan belum kembali ke level sebelumnya. Itu semua lantaran OJK berniat memangkas Net Interest Margin (NIM) yang selama ini diperoleh perbankan. Padahal, kata Richard Jerry, analis dari PT BNI Securities, isu itu baru bisa diimplementasikan dalam jangka panjang. “Jadi, penurunan harga pada sahamsaham bank lebih karena market panic,� katanya. Untuk menurunkan suku bunga kredit, masih ada jeda waktu 3-6 bulan. Jika BI rate turun, tren NIM juga turun. Tapi, dengan penurunan BI rate yang baru mencapai 50 basis poin ke 7%, belum akan membawa pengaruh pada penurunan NIM secara signifikan. Rata-rata NIM perbankan saat ini berada di level 5,9%. Kalaupun diturunkan ke level 4% menurut kita tergantung instrumennya. Jika dipaksa, itu memang membuat pasar panik. Tapi, pemaksaan langsung bukanlah langkah bijak bagi pemerintah. Jika berkaca ke Thailand, suku bunga bank sentralnya sangat rendah 2-3% sedangkan BI rate masih 7%. Pada saat yang sama, inflasi di Thailand terhitung rendah, bahkan pada 2015 cenderung deflasi. Jadi, tidak serta merta kondisi makro ekonomi Indonesia dibandingkan dengan Thailand. Untuk saham-sahamnya, memang berpeluang masih tekanan negatif untuk jangka pendek, terutama untuk beberapa saham yang memiliki NIM cukup tinggi seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di level 8% maupun PT Bank Negara Indonesia (BBNI) di level 6,4%. Jika NIM BBRI diturunkan ke 4% berarti dipangkas setengahnya sehingga pasar panik. Tapi, ini hanya short term impact. Sebab, penurunan NIM tidak akan bisa terlaksana gampang dan dalam waktu pendek. Selain harus menunggu perbaikan kondisi makro, seperti penurunan BI rate dan inflasi, kita juga harus menunggu langkah pemerintah bagaimana membuat formula efisiensi perbankan. Di antaranya, bank harus

44

menekan operational cost untuk menekan bunga kredit. Pemerintah bisa menghimbau bank untuk melakukan efisiensi, tapi ujung-ujungnya NIM tak bisa turun jika inflasi lebih tinggi dari NIM. Makanya, lantaran sentimen penurunan NIM bersifat sementara, penurunan saham-saham bank belakangan ini menjadi kesempatan untuk akumulasi saham-sahamnya secara bertahap. Sebab, saham BBRI dan BBNI sudah turun banyak. Secara fundamental, untuk investasi setahun ke depan, Richard merekomendasikan saham PT Bank Central Asia (BBCA) dan BBRI. Akan tetapi, dengan melihat penurunan harga sekarang, disarankan buy on weakness saham BBRI dan BBNI. Prospek BBRI masih cukup bagus. Memang, dari empat bank besar, jika NIM dipangkas, BBRI terimbas paling besar. Tapi, karena penurunan NIM tidak bisa direalisasikan dalam waktu cepat, harga BBRI sekarang sudah sangat murah, sehingga layak untuk diakumulasi bertahap. Targetnya dalam setahun ke

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Pasar Modal Saham perbankan depan BBRI akan mencapai Rp 13.500. Target harga untuk BBCA di Rp 16.000 per saham. Sedangkan BBNI secara teknikal, masih bisa turun ke Rp 4.875. Artinya, mulailah akumulasi saat saham ini mendekati Rp 4.875.

HANYA BCA YANG TAHAN BANTING Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, research analyst dari PT Reliance Securities, juga punya analisisi serupa. Saham BRI sekarang sudah cukp murah dan tinggal menunggu sinyal rebound.dan sinyal itu sekarang sudah menyala ketika harga BBRI menclok di atas Rp 10.700-an. Tren jangka panjang BBRI masih bullish. Karena sudah menembus support MA200, tren bullish jangka menengahnya hilang dan digantikan dengan tren bearish jangka pendek. Saham BBRI punya support di Rp 10.300 dan resistance terdekat di Rp 10.900 – Rp 11.350. “Saya sarankan wait and see untuk saham BBRI atau bisa trading buy,” kata Lanjar. Lalu, gunakan pola akumulasi saat saham ini sudah bisa kembali ke atas Rp 10.700. Saham PT Bank Mandiri (BMRI), setelah adanya rumor penurunan NIM, langsung longsor dan mematahkan tren bullish jangka menengah. Sebelum itu, ada peluang pembalikan arah menguat dari support dari tren bullish jangka menengah. Akan tetapi ternyata terimbas oleh isu NIM tersebut sehingga support-nya ditembus. Apalagi, dengan laporan keuangan BMRI untuk full

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

year 2015 yang tidak begitu menggembirakan. Sekarang, saham BMRI sedang menguji support MA50 di Rp 9.350. BMRI juga terlihat menguji support MA200 di Rp 9.400. Support BMRI yang perlu diperhatikan di area Lower Bollinger Band (LBB) di Rp 9.125, dan jika support ini bertahan, bisa buy on weakness. Jika tidak bisa bertahan di Rp 9.300 dan Rp 9.125, saham BMRI wajib dihindari. Sebaliknya, jika bisa menguat ke atas Rp 9.300 atau bahkan Rp 9.400, direkomendasikan akumulasi beli. Resistance BMRI terdekat berada di Rp 9.650-Rp 10.000 jika berhasil rebound. Saham BBNI, sama seperti BMRI yang alami gap down pasca rumor penurunan NIM. Sebelum rumor NIM, harga BBNI memang sudah cukup tinggi. Rumor NIM membantu saham BNI untuk turun karena harga sebelumnya sudah tinggi. Oleh karena itu, penurunan harga BBNI cukup wajar. Harga sekarang, kemarin membentuk pola bagus karena berhasil rebound di area support MA50 dan Lower Bollinger Band (LBB). Begitu juga dengan indikator stochastic yang golden cross di area oversold. Itu juga didorong oleh indikator The Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan tekanan beli cukup terlihat. Sekarang, laju saham BBNI konsolidasi di area Rp 5.000 yang pas dengan area ini berhasil keluar dari area support tersebut, tidak kuat di area Rp 5.000, pergerakannya bakal cenderung konsolidasi negatif, meskipun jika melihat harga sahamnya sudah cukup murah untuk sekarang. Support BBNI yang perlu diperhatikan di Rp 5.000 dan Rp 4.880. Di sisi lain, resistance BBNI berada di Rp 5.250-Rp 5.550. “Saya rekomendasikan buy on weakness atau trading buy. Jika BBNI berhasil kuat di atas Rp 5.000, bisa diakumulasi,” kata Lanjar. Jika kembali melemah, stop pembelian, dan tunggu beli bila saham ini kembali berbalik arah (reversal) menguat. Sebab, harga sekarang sudah cukup murah. Saham BBCA hanya terpengaruh sedikit oleh isu penurunan NIM. Pada 19 Februari saat beredar isu NIM, saham BBCA minus 2%. Penurunan ini tidak sebesar yang lain. Tren jangka panjangnya, BBCA masih oke. Hanya saja, untuk jangka menengah dan pendek masih sideways. Harga sekarang berada di area support LBB. Indikasi trennya belum terlihat ke arah mana. Sebab, indikator stochastic juga belum golden cross. Saham BBCA masih menyisakan potensi melemah hingga area oversold. Sekarang oscillator masih dekat area oversold. Dari momentum RSI juga tekanan jual dari bearish momentum juga masih cukup tinggi. Support terdekat BBCA di Rp 12.900 yang merupakan support dari tren sideways-nya. Di sisi lain, resistance BBCA berada di Upper Bollinger Band (UBB) di Rp 13.005. “Saya sarankan wait and see untuk BBCA, karena belum ada sinyal-sinyal reversal seperti sebelumnya,” saran Lanjar. Nah, selamat menimbang-nimbang. n

45


Pasar Modal Saham PP

Target Laba, Tembus Rp 1 Triliun

catatan per September 2015, PT PP baru menggunakan dana capexnya sebesar Rp 876,79 miliar atau sekitar 48% dari total capex yang dicanangkan pada 2015 sebesar Rp 1,8 triliun. Frederick Daniel Tanggela, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, optimistis target-target yang dipatok manajemen akan tercapai. Apalagi target laba bersih

PT PP memasang target tinggi untuk tahun ini. Tapi, analis merekomendasikan hold untuk sahamnya. TEKS Ahmad Munjin foto Dahlan RP

K

alau tak ada aral melintang, tahun ini akan menjadi tahun keemasan bagi sektor konstruksi. Makanya, pagi-pagi, manajemen perusahaan yang bergerak di sektor ini sudah bersiap menyambut panen. Direksi PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, misalnya, mematok perolehan laba bersih tahun 2016 di atas Rp 1 triliun. Target laba jauh lebih tinggi dibandingkan target laba tahun ini yang sebesar Rp 730 miliar. “Indikasinya pada 2016 ini penjualan akan mencapai di atas Rp 20 triliun dan pemasaran di atas Rp 30 triliun,” papar Direktur Utama PT PP Bambang Triwibowo. Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan target laba yang cukup tinggi, PTPP akan menggarap 125 sampai 130 proyek. Namun, menurut Bambang, jumlah proyek akan tetap dibatasi. “Kami membatasi betul proyek yang di atas Rp 75 sampai Rp 50 miliar, yang kecil-kecil enggak,” ujarnya. Makanya, perseroan akan lebih banyak mengerjakan proyek milik pemerintah. Pasalnya, PT PP lebih banyak mengerjakan proyek infrastruktur dibandingkan hotel atau apartemen. “Proyek infrastruktur yang banyak, swasta sedikit menurun, (porsi) pemerintah naik, karena infrastruktur naik, (porsi proyek) pemerintah di atas 50%,” tuturnya. Untuk itu, perseroan mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,8 triliun. Jumlah ini meningkat dari realisasi capex tahun 2015 Rp 1,8 triliun. Dana capex ini akan dialokasikan perseroan untuk melakukan investasi di bidang konstruksi yang merupakan bisnis utamanya. Adapun dana bakal capex tersebut akan diperoleh melalui kombinasi dana kas internal perusahaan serta dana dari aksi korporasi melalui pasar modal. Sebagai

46

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Pasar Modal Saham PP perusahaan masih akan ditopang oleh kualitas proyek yang ditangani oleh PT Pembangunan Perumahan (PT PP) relatif tinggi dengan risiko yang rendah.

DISIPLIN MEMILIH PROYEK Eksekusi penyelesaian proyek yang baik— dengan rasio carry over project terhadap pendapatan pada tahun

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016

2016, diperkirakan mencapai 1,3 kali. Namun demikian, Frederick memprediksi pertumbuhan Earnings per Share (EPS) PT PP akan melambat menjadi 20% secara tahunan dibandingkan CAGR 2012-2015 sebesar 30%. Selama tiga tahun terakhir, PT PP merupakan emiten konstruksi yang dapat mencetak pertumbuhan pendapatan tertinggi yang didukung oleh realisasi order book perseroan. Melalui paparan perseroan per November 2015, PT PP memangkas target pendapatan menjadi Rp 15,6 triliun. Angka tersebut naik 25% secara tahunan dari target awal Rp 19,19 triliun atau naik 54% secara tahunan sepanjang 2015. Target tersebut mendekati perkiraan analis yang memproyeksikan pendapatan perseroan di level Rp 10,07 triliun. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya sejumlah pelaksanaan proyek-proyek properti perseroan yang diakibatkan perlambatan ekonomi. Kontrak baru perseroan paling banyak terdiri dari proyek bangunan dengan porsi 45,9%, diikuti pelabuhan sebesar 21,25%, jalan dan jembatan 18,71% dan energi 12,22%. “Kami mencatat porsi proyek bangunan gedung turun signifikan dari komposisi 2014 sebesar 72%,” kata Frederick. Sepanjang Januari-Oktober 2015, PT PP telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 18,6 triliun atau sekitar 68,8% dari target Rp 27 triliun. Dengan pencapaian tersebut, PT PP harus mengejar ketertinggalan sebesar Rp 8,4 triliun selama sisa akhir tahun. Pada sembilan bulan 2015, margin laba kotor perusahaan tercatat mencapai 12,2% atau naik 51 basis poin dari 11,7% secara tahunan. Pencapaian tersebut masih merupakan yang tertinggi dari emiten-emiten konstruksi lainnya. Menurut analis, kondisi itu disebabkan oleh disiplin perseroan yang selektif dalam menentukan proyek dan kontribusi segmen properti secara keseluruhan. Portofolio kontrak PT PP yang sebagian besar merupakan proyek pembangunan gedung dan juga pelabuhan (Kalibaru) juga turut membantu peningkatan margin laba kotor perusahaan yang mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. “Kami percaya margin keuntungan perusahaan akan tetap tinggi pada tahun-tahun mendatang, sebesar 12,5% (margin laba kotor) di 2016 dan 12,3% di tahun 2017,” tuturnya. Berbeda dengan WSKT dan ADHI yang telah memperoleh dana penanaman modal asing, PT PP dan WIKA dijadwalkan akan mendapatkan dana tersebut pada 2016. Dana tersebut diperuntukkan untuk menambah kapasitas permodalan perseroan. Perkembangan terakhir, dalam APBN 2016, tidak dianggarkan injeksi dana dari pemerintah kepada perusahaan-perusahaan BUMN pada 2016. “Kami mencatat bahwa hal tersebut masih dapat berubah dalam revisi APBN. Apabila disetujui, PT PP akan memperoleh Rp 2,25 triliun yang akan diperoleh melalui skema rights issue dengan total nilai Rp 4,4 triliun,” ujarnya. Samuel merekomendasikan hold terhadap saham PT PP dengan target harga di Rp 4.000 per saham. n

47


Pasar Modal Saham Ciputra

Meneropong Saham Terbitan Pak Ci Saham-saham Grup Ciputra masih menawan. Perhatikan level resistennya. TEKS Ahmad Munjin foto Dok. Review

E

miten-emiten properti termasuk sahamsaham Grup Ciputra bakal diuntungkan oleh penurunan Net Interest Margin (NIM) di perbankan. Sebab, dalam dua tahun terakhir, penurunan kinerja emiten properti salah satunya dipicu oleh kenaikan suku bunga sekitar 2%. Jika suku bunga turun, akan bagus pengaruhnya ke emiten property, termasuk Grup Ciputra. Apalagi, proyek-proyek Grup Ciputra sangat bagus. Artinya, secara pasar cukup banyak dan secara kualitas juga bagus. Perusahaan-perusahaan Ciputra mencatatkan kinerja keuangan yang masih positif walaupun penjualan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Secara keseluruhan, kinerja emiten di Grup Ciputra masih oke, padahal kondisi suku bunga masih tinggi,” kata Tonny W. Setiadi, analis dari Indosurya Asset Management. Perumahan Grup Ciputra, meski cukup rata untuk kelas menengah atas, tapi juga ada untuk kelas menengah-bawah. Jadi, Ciputra bisa menyerap semua segmen pasar yang tidak disediakan oleh emiten properti lain. Oleh karena itu, outlook saham-saham grup usaha ini masih positif. Sebab, kinerja keuangannya cukup bagus, Good Corporate Gavernance (GCG)-nya juga oke. Makanya, saham-saham terbitan kelompok ini selalu memberikan gain yang signifikan. Salah satu kekurangan dari emiten-emiten Grup Ciputra adalah kebanyakan pendapatannya berasal dari penjualan, bukan recurring income. Jika kita bandingkan dengan emiten PT Pakuwon Jati (PWON) dan PT Summarecon Agung (SMRA) yang sangat besar di pendapatan berulang (recurring), di Grup Ciputra relatif masih kecil. Ada beberapa katalis positif untuk usaha Grup Ci-

48

putra. Di antaranya adalah tren penurunan suku bunga, dari internalnya soal GCG yang baik dan teruji. Kinerjanya juga lumayan mengilap, dan secara nasional didukung oleh perbaikan ekonomi di 2016 sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat akan mulai naik lagi. Hanya saja, dari sisi valuasi, saham-sahamnya relatif mahal saat ini. Kita lihat PT Ciputra Property (CTRP) masih berada di level Price to Earnings Ratio (PER) 6-7 kali yang merupakan level yang menarik. “Saya rekomendasikan beli saham CTRP dengan target harga di Rp 550-Rp 600 dalam 12 bulan ke depan,” kata Tonny. Target harga tersebut dengan catatan,

reviewweekly reviewweekly 26 Tahun22 V Tahun | 29 Februari-6 V | 1-7 Februari Maret 2016


Pasar Modal Saham Ciputra

tren suku bunga berhasil diturunkan oleh pemerintah. Kemudian, saham PT Ciputra Development (CTRA), juga direkomendasikan beli. Akan tetapi, secara PER, CTRA sudah agak mahal di level 16-an kali. Hanya saja, tingginya PER ini pasti ada cerita di baliknya. Dengan kondisi suku bunga yang menurun, permintaan akan naik dan mendongkrak penjualan. Oleh karena itu, saham CTRA masih punya tenaga naik ke Rp 1.600-Rp 1.700 per saham.

CTRA JUGA LAYAK Saham PT Ciputra Surya (CTRS), juga mendapat reko-

reviewweekly 22 26 Tahun V | 1-7 29 Februari-6 Februari 2016 Maret 2016

mendasi beli. Meski pertumbuhan penjualannya tidak sebagus CTRP, tapi tetap masih bagus di kisaran 30%. Saat ini, saham CTRS diperdagangkan dengan PER di kisaran 6 kali. Ini cukup bagus jika target harganya di Rp 3.500. David Sutyanto, analis riset First Asia Capital, tampaknya lebih fokus mencermati saham PT Ciputra Development (CTRA). Ia memperkirakan saham ini memiliki support terdekat di Rp 1.300 dan resistance Rp 1.400. Aksi ambil untung atas saham emiten properti CTRA tertahan di support Rp 1.300 dan sebelumnya berhasil rebound tutup di Rp 1.330. Tahun ini kinerja emiten properti berpotensi tumbuh lebih baik ketimbang tahun lalu. Ini terutama ditopang kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mulai melonggarkan kebijakan likuiditasnya sejak awal tahun ini. Pemerintah dan BI juga berkomitmen menurunkan bunga kredit hingga single digit di kuartal IV-2016. Penurunan tingkat bunga dengan dukungan stabilitas rupiah atas dolar AS akan berdampak positif bagi pertumbuhan kinerja sektor properti setelah tahun lalu menghadapi sejumlah tantangan. Merujuk pada kinerja perseroan tahun lalu, perseroan berhasil tumbuh lebih baik ketimbang emiten sektor properti lainnya. Sepanjang sembilan bulan pertama 2015, laba bersih perseroan tumbuh 6% mencapai Rp 935,11 miliar dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 882,25 miliar. Padahal, rata-rata emiten properti pada periode yang sama mencatatkan penurunan laba bersih hingga 31%. Sedangkan pendapatan CTRA naik 27% mencapai Rp 5,37 triliun dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 4,23 triliun. Ini juga masih di atas rata-rata emiten properti yang pada periode yang sama mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,2%. Tahun lalu realisasi marketing sales perseroan mencapai Rp 9,2 triliun di bawah target Rp 9,5 triliun atau tumbuh tumbuh 7% dari tahun sebelumnya Rp 8,6 triliun. Pendapatan tahun lalu diperkirakan tumbuh 19% mencapai Rp 7,5 triliun dan laba bersih stagnan di Rp 1,3 triliun. Earnings per Share (EPS) 2015 lalu diperkirakan Rp 85,26 per saham. Tahun 2016, manajemen menargetkan marketing sales mencapai Rp 10 triliun atau naik 8,7% dari realisasi tahun lalu. Pendapatan usaha perseroan tahun ini diperkirakan tumbuh stagnan di Rp7,6 triliun. Laba bersih tahun ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. EPS tahun ini diperkirakan Rp 98,37. Pada saat harga sahamnya di Rp 1.330, saham CTRA ditransaksikan dengan Price to Earnings Ratio (PER) 13,5 kali berdasarkan estimasi 2016 dan Price to Book Value (PBV) 1,3 kali. Harga sahamnya diperkirakan berpeluang ditransaksikan dengan PBV 1,6 kali. Ini mencerminkan target harga di Rp 1.594 atau memiliki ruang penguatan 19,8% dari harga Rp 1.330. Sepanjang bertahan di atas Rp 1.300, peluang penguatan akan berlanjut dengan target resisten di Rp 1.400. Direkomendasikan maintain buy dan stop loss di Rp 1.280. n

49


inforeview

Maybank Raup Laba Rp 1,14 triliun Maybank Indonesia berhasil mencatatkan laba Rp 1,14 triliun sepanjang 2015 atau tumbuh 60,9% di banding periode sebelumnya sebesar Rp 708 miliar. Taswin Zakaria, Direktur Utama Maybank Indonesia di Jakarta, pekan lalu menyebutkan, laba bersih didapat dari laba operasiobal yang tumbuh signifikan. “Ini merupakan hasil kerja keras yang luar biasa,” katanya. Kata dia, peningkatan ini memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan serta penguatan aset dan likuiditas sesuai dengan rencana strategis perbankan dan ritel mendukung pertumbuhan usahanya. Sementara, pendapatan bunga bersih atau NII meningkat 9,4% menjadi Rp 6,49 triliun per 31 Desember 2015. Margin bunga bersih (NIM) perbankan meningkat 4,86% dari 4,78%.

FOTO Riset

ndustri pulp masih prospektif karena permintaan pulp dunia meningkat rata-rata 2,1 % per tahun. Pemerintah juga masih optimistis target produksi nasional sekitar 8,7 juta ton pulp per tahun mulai 2017 bakal tercapai, karena adanya tambahan pasokan dari dua pabrik terintegrasi di Sumatera Selatan dan Riau. Demikian dikatakan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto, pekan lalu. Kata dia, kedua pabrik akan beroperasi tahun ini dan berproduksi pada 2017 dengan target 2 juta ton pulp per tahun. Dengan adanya pabrik ini, pihaknya yakin target produksi nasional bisa terpenuhi. Apalagi tidak banyak negara produsen pulp memiliki ruang untuk pengembangan lahan dan industri. Peluang itu hanya ada di Indonesia serta beberapa negara di Amerika Latin. Menurut Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas, industri pulp dan kertas di Tanah

Air sangat diperhitungkan di dunia karena mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain. Dukungan pemerintah bagi ekspansi industri pulp di Indonesia bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan ekonomi nasional. Selain, devisa, industri pulp membuka peluang lapangan kerja yang signifikan. n Pertumbuhan kredit sebesar 5,9% dari Rp 106,3 triliun menjadi Rp 112,5 triliun per 31 Desember 2015. NPL (gross) bank tercatat naik dari 2,24% menjadi 3,81%. Sedangkan NPL (net) naik dari 1,5% menjadi 2,55%. Peningkatan NII (Net Interest Income) merupakan pencapaian yang dihasilkan melalui kedisiplinan bank dalam penetapan bunga pinjaman dan pengelolaan pendanaan secara aktif. n

FOTO Riset

I

Industri Pulp Moncer

Victorinox Incar Pasar Indonesia

50

luas, sehingga memudahkan para pelancong dalam urusan packing,” katanya. Added value lain yang ditawarkan Spectra, terang Ferdinand, yakni Swiss Tracker Bag Tracking Program yang mampu membantu pemilik tas menemukan tasnya jika hilang di dalam perjalanan. “Menyasar para profesional traveler, Spectra dibanderol dengan harga Rp 3,65 juta hingga Rp 5,86 juta,” katanya. n

FOTO Riset

Peminat wisata di Tanah Air cukup besar. Data Kementerian Pariwisata terungkap jumlah perjalanan wisnus sebanyak 208 juta perjalanan dengan total uang yang dibelanjakan mencapai Rp 224,68 triliun. Tentu saja, ini menjadi peluang yang cukup menjanjikan. Tak heran, bila para produsen mencoba mengincar pasar wisatawan Tanah Air. Termasuk Victorinox, brand asal Swiss yang selama ini dikenal dengan produk pisau lipat yang legendaris, menggandeng Kawan Lama Group, lewat ritel Ace Hardware, memasarkan produk koper Spectra dengan sasaran profesional traveler. Menurut Ferdinand Tunggadjaja, Product Manager Ace Hardware, Indonesia menjadi pasar yang sangat menjanjikan. Karena itulah, Victorinox mencoba menjawab kebutuhan perjalanan para traveler dunia, termasuk traveler Indonesia, melalui Spectra. “Bentuk koper Spectra lebih

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


SISIPAN

RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB

ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS

PRABOWO MENANG

SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA

®

1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS

44 » TAHUN II RP 20.000



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.