Luhut Binsar Panjaitan
MailBOX
http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady
Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo
keberatan jika minuman ringan dikenakan cukai. Maklum, itu artinya saya harus mengerem kegemaran saya menenggak minuman tersebut. Salam.
Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari, kukuh bhimo nugroho reporter: Setyo Adhi Nugroho, Gading Putra redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta
Reza Ramdan Cibinong, Kabupaten Bogor
Desain & layout: Rizky Pratama
unit usaha
Gebrakan Baru Presiden Jokowi Cover: erbhayu
Minuman Ringan Kena Cukai Saya termasuk salah satu penikmat minuman ringan. Saya terkejut membaca berita bahwa pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, bakal memasukkan minuman berpemanis dan bersoda sebagai objek cukai, pada tahun depan. Artinya, harga minuman ringan bakal naik. Hal itu tentu memberatkan bagi masyarakat penggemar minuman berpemanis dan bersoda. Bisa jadi, bakal banyak orang yang harus mengerem kegemarannya menengak minuman menyegarkan tersebut. Hal yang saya kurang paham, tak lain alasan pengenaan cukai terhadap minuman ringan yang dikaitkan dengan potensinya sebagai penyebab penyakit tidak menular, seperti kegemukan, jantung, dan sebagainya. Apa betul minuman ringan begitu signifikan menjadi penyebab utama berbagai penyakit tersebut? Setahu saya, penyakitpenyakit tersebut justru disebabkan oleh kebiasaan hidup tidak sehat. Sebut saja stres, merokok, kurang olah raga, atau mengkonsumsi makanan secara berlebih. Minuman berpemanis hanya salah satu bagian kecilnya. Saya lebih bisa menerima alasan bahwa pengenaan cukai, tak lain demi mengejar target pemasukan cukai sebesar Rp 186,52 triliun sesuai APBN 2016. Wajar, jika Ditjen Bea dan Cukai kemudian melirik berbagai produk untuk dikenakan cukai sebagai obyek baru. Terlepas apapun alasannya, saya merasa
4
pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Arief Nazarudin, Celline Agatha
Presiden Jokowi memang mencengangkan. Ada-ada saja terobosannya yang membuat banyak orang terkaget-kaget. Hal terbaru, apalagi kalau bukan soal instruksinya agar para pejabat tak menggunakan kata-kata bersayap dalam membuat program kerja untuk APBN 2016. Menurut Presiden, kata-kata bersayap seperti ‘memfasilitasi’ atau ‘pemberdayaan’, selama ini terbukti telah membuat penggunaan anggaran menjadi sulit dikontrol. Kata-kata itu mengambang, dan sebaiknya diganti dengan menggunakan kata-kata lebih transparan dan tegas. Saya sangat mendukung kebijakan tersebut. Sebab, penggunaan kata-kata bersayap membuka peluang munculnya permainan anggaran oleh para pejabat yang mempunyai kewenangan untuk membuat laporan penggunaan dana negara. Dengan mewajibkan penggunaan kata-kata yang tegas, maka hal itu bakal memangkas peluang para oknum yang berniat ‘memainkan’ uang negara. Hal yang kemudian berkecamuk dalam pikiran saya, mengapa ide seperti dilontarkan Presiden Jokowi itu baru muncul sekarang? Mengapa tidak dari dulu? Atau dulu sebenarnya sudah terpikir soal itu, namun karena banyak yang berkepentingan untuk memainkan uang negara, maka ide itu pun hilang begitu saja. Kini, setelah gagasannya yang cemerlang. Presiden Jokowi harus memastikan bahwa penggunaan kata-kata bersayap benar-benar hilang dalam program kerja dan laporan keuangan negara. Semoga saja kebijakan ini bakal menyelamatkan banyak uang negara.
Harga minyak mentah dunia terus merosot belakangan ini. Nilainya bahkan di bawah US$ 40 per barel. Katanya merupakan harga terendah sejak dua tahun terakhir. Sayangnya, ketika harga minyak mentah dunia turun, nilai kurs dolar AS justru menguat dibanding rupiah. Kondisi ini, katanya, justru membuat PT Pertamina (Persero) kelabakan. Maklum, Pertamina memiliki ketergantungan pada impor BBM dan harus membeli dengan mata uang dolar AS. Menurut Dwi Soetjitpo, Dirut Pertamina, kondisi global minyak dan gas memang sedang sulit. Banyak perusahaan minyak dunia yang melakukan penghematan besar-besaran. Bahkan ada yang mulai merumahkan pegawainya. Kondisi sulit juga dihadapi Pertamina, yang mau tak mau juga harus mulai melakukan efisiensi. Hal yang menenangkan, Dwi Soetjipto memastikan bahwa Pertamina tak akan merumahkan karyawan sesulit apapun kondisinya. Sebab, Indonesia justru sedang membutuhkan banyak lapangan kerja. Semoga saja Dwi Soetjipto dan Pertamina berhasil melalui masa-masa sulit bisnis minyak kali ini. Semoga mereka berhasil membuat terobosan demi menyiasati kondisi yang ada.
Sari Nastiti Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Kasih Putri Tanah Sareal, Kota Bogor
alamat redaksi dan usaha: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063 penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
SuratMingguini
Pertamina dan Harga Minyak Dunia
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Contents
headline LaporanUtama 9 Bisnis Jenderal Luhut Geliat bisnis yang dimiliki Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan tersebar di berbagai sektor usaha. Mulai dari pertambangan, migas, listrik, perkebunan, dan properti serta infrastruktur.
Bisnis
Makro
18 Asing Serbu Pasar Farmasi Pasar farmasi di Tanah Air menarik minat
30 Berkah Atau Malapetaka?
sejumlah investor asing untuk menanamkan modalnya. Daya tarik industri ini memang cukup luar biasa.
Harga minyak mentah dunia turun ke angka terendah dalam dua tahun terakhir. Ada enam faktor jadi penyebab.
32 Kata-Kata Bersayap Jokowi 33 Alhamdulillah, Ekonomi Membaik 34 Minuman Ringan Tak Ringan Lagi 20 Toshiba Tinggalkan Elektronika
Keuangan
21 Rebutan Umroh
36 Menghitung Bisnis Bank di Tahun Monyet
22 Queen of Mobile Phone Glass
Sisipan 24 Berasyik Masyuk dengan Artis
Sejak sepekan lalu, publik kembali dikejutkan dengan pemberitaan seputar prostitusi artis. Gembargembor jerat hukum ditebar aparat terkait. Benarkah pidana bisa dikenakan bagi pelaku bisnis ini?
Perekonomian di tahun 2016 diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun ini. Tapi bisnis perbankan diramalkan masih akan berat.
38 Mengefisiensikan Mesin Uang
Pasar Modal 42 Setelah Semuanya Terang Benderang Kenaikan bunga The Fed membuat investor merasa lebih nyaman. Tapi, waspadalah, asing masih menyisakan aksi jualnya.
44 Pilih Saham Properti Untuk Tahun 2016 reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.
Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com
editorial
S
Buntutnya Masih Panjang
idang yang menarik perhatian banyak kalangan itu, usai sudah. Namun, tanpa keputusan apapun. Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menutup sidangnya begitu saja, setelah membacakan surat pengunduran diri dari Setya Novanto, selaku Ketua DPR-RI. Sejumlah pertanyaan pun muncul ke permukaan. Kenapa MKD tidak membuat keputusan dulu baru membacakan surat pengunduran diri Novanto? Sebab, dalam suratnya itu, Setya tidak mengakui telah melanggar kode etik DPR. Sementara, peserta sidang sudah menyatakan sebaliknya. Yang dikhawatirkan, karena ia masih tercatat sebagai anggota DPR, Setya akan muncul lagi ke permukaan setelah keadaan memungkinkan. Misalnya saja, menjadi ketua MKD. Itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Ada memang upaya lain untuk membuktikan sang ketua bersalah yakni aksi penyelidikan yang dilakukan
8
oleh Kejaksaan Agung. Tapi banyak yang meragukan. Jangan-jangan, karena satu dan dua hal, langkah ini pun akan berhenti di tengah jalan. Padahal, penyelidikan dengan alasan ‘pemufakatan jahat’ ini sangat penting untuk mengetahui, dari mana selama ini Setya Novanto memperoleh kekayaan. Bukan hanya tentang rumah-rumah mewahnya yang terletak di Jakarta Selatan. Lebih dari itu adalah seluruh kekayaan yang dimiliknya yang nilainya meningkat berlipat dalam waktu beberapa tahun. Sebab, ketika membuat laporan harta penyelenggara negara, Setya diduga kuat tidak jujur. Ia hanya melaporkan bahwa total kekayaannya bernilati Rp 114 miliar dan US$ 49.150. Terlalu kecil. Masak, orang yang memiliki 16 rumah mewah di kawasan elite hanya berharta sebesar itu? Belum lagi usaha-usaha besar lainnya yang tak kalah mentereng. Makanya, TPDI (Tim Pembela Demokrasi Indonesia) pernah melaporkan ketidakjujuran Setya. Dan Komisi Pemberantasa Korupsi, berjanji akan segera memverifikasi kebenaran laporan itu. Tapi entah kapan. Terlepas dari kapan tepatnya KPK akan melakukan verifikasi, sejatinya, Setya Novanto memang pebisnis tulen. Jabatan wakil rakyat yang disandangnya sejak tahun 1999 hingga menjadi Ketua DPR RI 2014, tak bisa melunturkan minatnya. Martin Hutabarat, anggota Komisi III DPR RI yang menjadi salah satu temannya bercerita bahwa sejak dulu hobi Setya tak pernah berubah, bisnis. Makanya, tidak aneh mantan Bendahara Umum Partai Golkar ini belakangan terdengar sedang melakukan lobi pembelian pesawat amphibi produksi Jepang. Setya tak ada hubungannya dengan urusan alutsista (alat utama sistem pertahanan). Tapi, kalau kesempatan untuk berbisnis terbuka apa salahnya mencoba peruntungan di sana. Begitu juga di PT Freeport Indonesia, yang akhirnya membuat dia lengser dari jabatan Ketua DPR. Setya sebenarnya tak ada hubungan dengan perpanjangan kontrak kerja perusahaan tambang di Papua itu. Tapi naluri bisnis Setya berbicara lain, di sana ada kesempatan unuk mengail untung. Sayang, ia tak memperhatikan risiko yang akan dihadapinya. Ia pikir akan seperti ‘bisnis-bisnis’ sebelumnya, risiko bisa dieliminir dengan berbagai cara. Tapi kali ini ia salah. Ia berurusan dengan Freeport yang utangnya banyak dan sedang ‘berjuang’ memperoleh perpanjangan. n bk
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Geliat bisnis yang dimiliki Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan tersebar di berbagai sektor usaha. Mulai dari pertambangan, migas, listrik, perkebunan, dan properti serta infrastruktur. TEKS Latihono Sujantyo dan Kukuh Bhimo Nugroho Foto Riset
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
9
J
enderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan akhirnya lega, setelah Senin pekan lalu ia punya kesempatan memberikan keterangan di depan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung DPR/MPR. Dalam berbagai kesempatan, Luhut memang beberapa kali menyatakan ia ingin sekali dipanggil MKD agar bisa menjelaskan dugaan percaloan saham perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Maklum saja, dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR (kemudian mengundurkan diri) Setya Novanto dan pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang diserahkan Menteri ESDM Sudirman Said ke MKD, nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini disebut sebanyak 66 kali. Dalam persidangan di MKD, Luhut mengatakan ia tidak tahu soal pertemuan antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin. Namun ia mengakui pernah bertemu Chairman of Board PT Freeport McMoran, James (Jim) Bob Moffett sekitar April 2012 di Amerika Serikat. Saat itu Luhut diundang oleh Jim Bob. “Betul saya ketemu empat tahun lalu. Kami berbisnis. Dia minta kerjasama,” ujar Luhut. Tapi, empat tahun lalu, jelas Luhut, ia bukan seorang pejabat negara. Namun, sebagai seorang pengusaha. “Tapi, tidak jadi karena pemerintah tidak menyetujuinya,” kata Luhut kemudian.
Saat menggelar konferensi pers di kantornya, Rabu (2/12), Luhut juga menjelaskan mengenai pertemuannya dengan Jim Bob. “Dia (Jim Bob) waktu itu mau divestasi. Dia memilih ada 3 perusahaan yang berkualifikasi, menurut dia. Salah satunya perusahaan saya. Kebetulan saya lagi di Amerika Serikat dan dia undang saya bicara waktu tahun 2012,” katanya seperti dikutip dari Inilah.com.
Dia (Jim Bob) waktu itu mau divestasi. Dia memilih ada 3 perusahaan yang berkualifikasi, menurut dia. Salah satunya perusahaan saya. Kebetulan saya lagi di Amerika Serikat dan dia undang saya bicara waktu tahun 2012.
Luhut Binsar Panjaitan saat konferensi pers: Kami berbisnis.
10
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan apapun antara Jim Bob dengan perusahaannya. “Nggak ada deal apa-apa. Saat itu lagi huru-hara di Freeport. Mungkin karena saya bekas tentara, mungkin mereka lihat saya bisa bantu mengamankan di sana,” ucapnya. Pertemuan dirinya dengan Jim Bob kemudian diceritakan kepada Novanto sebelum heboh ‘Papa Minta Saham’ saat ini. “Ya, ke mana-mana saya cerita. Bukan hanya ke dia (Novanto) doang,” tandas Luhut. Luhut Binsar Panjaitan memang sudah lama menjadi pengusaha. Setelah pensiun dari dinas militer tahun 1999, kemudian menjabat Duta Besar RI di Singapura, tahun 2004 dia mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Di kelompok usaha ini, Luhut memiliki 99,98% saham. Berdasarkan hasil penelusuran dalam situs resmi perusahaan ini, Toba Sejahtra Group terbagi ke dalam 6 anak usaha yang terdiri dari Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure. Anak usaha tersebut terbagi lagi menjadi 16 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor (lihat: Infografis).
BISNIS PERTAMBANGAN Marilah kita telusuri anak-anak usaha Toba Sejahtra Group dan unit-unit di bawahnya. Dimulai dari PT Toba Coal and Mining. Perusahaan ini membawahi PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA). Toba sendiri punya anak usaha, seperti PT Admira Baratama Nusantara, PT Indomining, PT Trisensa Mineral Utama, dan PT Kutai Energi. Tanggal 6 Juli 2012 Toba Bara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker TOBA dan merilis sebesar 210.681.000 saham atau 10,5 % dari jumlah modal disetor, dengan perolehan dana sebesar Rp 400 miliar lebih. Harga perdana sebesar Rp 1.900 per lembar saham. Toba Sejahtra adalah perusahaan batu bara kelas menengah yang berlokasi di Kalimantan Timur. Tahun 2014, Toba memproduksi batu bara sebanyak 7,8 juta ton, meningkat dari 6,5 juta ton pada akhir tahun 2013. Pada 9 bulan pertama tahun 2014, Toba memproduksi batu bara sebanyak 6,4 juta ton pada FOB cash cost US$ 51,5 per ton. Toba juga mulai melakukan ekspansi dan konstruksi pabrik CPO pada akhir tahun 2014. Pabrik CPO itu akan memproses 30 juta ton per jam untuk FFBs dengan operasi komersial yang dijadwalkan pada tahun ini. Toba juga paling rajin berekspansi di bidang tambang dan sawit. Tentu itu didukung cash flow yang bagus. Pada tahun 2013, melalui anak usahaanya, PT Indomining dan RPP Contractos Indonesia (RCI), Toba menandatangani perjanjian kontrak pengerjaan pemindahan material bahan bangunan. Lingkup kerja RCI dalam kesepakatan ini mencakup pembersihan lahan, pengupasan material bangunan, pengolahan limbah, pembuatan dan perawatan jalan angkut bangunan dan pengendalian air tambang. Jangka waktu perjanjian 5 tahun dan
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Pohon Bisnis Grup Toba Sejahtra
1.
Toba Coal and Mining Anak perusahaan: - PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) - PT Admira Baratama Nusantara - PT Indomining - PT Trisensa Mineral Utama - PT Kutai Energi
2.
Toba Oil and Gas Anak perusahaan: - PT Energi Mineral Langgeng - PT Fairfield Indonesia
3.
Toba Power Anak perusahaan: - PT Pusaka Jaya Palu Power - PT Kartanegara Energi Perkasa
4.
Toba Perkebunan dan Kehutanan Anak perusahaan: - PT Perkebunan Kaltim Utama I - PT Tritunggal Sentra Buana - PT Admira Lestari
5.
Toba Industri Anak perusahaan: - PT Smartias Indo Gemilang - PT Rakabu Sejahtra - PT Kabil Citranusa Melalui PT Kabil Citranusa, PT Toba Sejahtra memiliki saham minoritas dalam 147 ha lahan industri yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Perusahaan ini didirikan pada 2002 serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri gas dan minyak.
6. Toba Property and Infrastructure Anak perusahaan: - PT Toba Pengembang Sejahtra
11
nilai kontrak sebesar US$115 juta. Bukan hanya itu, Toba juga sangat ambisius merebut 10% saham PT Inalum yang telah diserahkan perusahaan Jepang ke Pemerintah Indonesia. Luhut memang sukses melobi 10 kabupaten di Sumatera Utara untuk bekerja sama. Kala itu, Toba ingin mengakuisisi 58,88% saham Inalum dan telah mengantongi dana senilai US$ 600 juta. Dana didapat melalui pinjaman dari lembaga keuangan, yakni BNP Paribas dan Morgan Stanley. Hampir semua unit usaha yang ada di bawah Toba Coal and Mining berlokasi di Kalimantan Timur dan menggarap bidang pertambangan.
MIGAS, LISTRIK, PERKEBUNAN, PROPERTI Sedangkan di sektor migas ada PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia. Kedua perusahaan ini di bawah kendali PT Toba Oil and Gas. Tanggal 5 Mei 2009 PT Energi Mineral Langgeng dipercaya mengelola blok di Madura Tenggara dengan luas 4.567 km2. Rasio keberhasilan eksplorasinya diperkirakan mencapai 40% total risiko. Potensi sumber daya yang dapat diperbaiki diperkirakan mencapai 2 miliar barel minyak, 593 miliar kaki kubik gas alam dan 36 jutaan barel kondensat. Sedangkan PT Fairfield Indonesia didirikan pada 2005 dan merupakan perusahaan bersama dengan Fairfield Nodal, perusahaan seismik Amerika Serikat. Perusahaan menangani data seismik 2 dimensi dan 3 dimensi dan proyek-proyek di kedalaman, termasuk di darat, zona transisi dan pengolahan data kelautan. Di sektor kelistrikan ada PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara Energi Perkasa. Kedua perusahaan bernaung di bawah PT Toba Power. PT Pusaka Jaya Palu Power adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang berhasil membangun pembangkit listrik tenaga uap. Terletak di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, perusahaan ini memulai operasinya sejak 2007 dan saat ini te-
lah mampu memproduksi 2x15 MW dengan rencana ekspansi hingga 40 MW. Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN ditandatangani pada 2007 untuk periode 25 tahun. Untuk mendukung masyarakat lokal, pemerintah Kota Palu memiliki sebagian kecil saham dari pembangkit tenaga listrik ini. Lalu di sektor perkebunan ada tiga perusahaan, yakni PT Perkebunan Kaltim Utama I, PT Tritunggal Sentra Buana, dan PT Admira Lestari. Tanggal 19 Juni 2013, Toba membeli mayoritas saham dalam PT Perkebunan Kaltim Utama I. PT Perkebunan Kaltim Utama memiliki total luas lahan sebesar 8.633 ha dan lahan yang sudah ditanam seluas 2.896 ha. Izin penanaman ini akan habis pada 2036. Melalui PT Tritunggal Sentra Buana, PT Toba Sejahtra melakukan usaha patungan dengan Wilmar Plantations dan memiliki saham minoritas sebesar 25% atas perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Saliki, Kalimantan Timur. Perkebunan Saliki memiliki total lahan seluas 12.000 ha dengan total lahan Hak Guna Usaha (Izin Operasi) sebesar 5.759 ha. Perkebunan Saliki juga dilengkapi dengan alat giling yang dapat mengolah hasil panen minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari perkebunan sendiri maupun milik para petani di sekitar. Selain itu, Toba juga masuk ke bisnis properti dan infrastruktur. Di bawah kendali Toba Property and Infrastructure terdapat PT Toba Pengembang Sejahtra. Perusahaan properti ini memiliki lokasi di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Toba Pengembang Sejahtra memiliki luas lahan sebesar 1,7 ha. Perusahaan ini memiliki rencana proyek pada kuartal III/2013 untuk melakukan penanaman tiang pancang atau ground breaking gedung. Pada Kuartal III/2015 direncanakan gedung Tower A telah selesai dibangun dan menyusul Tower B. Begitulah geliat usaha yang dimiliki Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. n
Pabrik aluminium PT Inalum: Sempat ingin diakuisisi Toba Sejahtra.
12
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Dari Dasar Hingga Menjadi Besar
J
enderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947. Pada 12 Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000 - 2001 saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat Presiden RI 1999 - 2001. Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Luhut merintis karier di dunia politik setelah lama bergelut di dunia militer. Ia adalah lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1970. Luhut lama berkarir di Kopassus TNI AD. Di Kopassus, ia pernah menjabat Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung. Lalu menjadi asisten operasi pada Markas Kopassus. Ia juga pernah menjadi komandan pertama Detasemen 81, yang sekarang disebut Detasemen Penanggulangan Teror atau Gultor 81, satuan sangat disegani yang khusus menangani masalah teroris. Luhut membangun detasemen ini mulai dari nol, saat Panglima ABRI dijabat Jenderal Benny Moerdani. Selama 30 tahun di Pasukan Khusus Angkatan Darat, Luhut kemudian menjadi seorang jenderal bintang empat. Tahun 1999, Luhut pensiun dari dinas militer. Setelah itu, ia menerapkan keahliannya di bidang kepemimpinan untuk membangun kelompok Toba Sejahtra. Ia membangun usaha ini dari dasar hingga menjadi kelompok bisnis besar yang fokus di sektor pertambangan dan perkebunan. Selain berbisnis, Luhut aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial. Bersama sang istri, tahun 2001 Luhut mendirikan Yayasan DEL, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pembangunan masyarakat di Sumatera Utara. Salah satu proyek Yayasan DEL adalah mendirikan sebuah sekolah teknik terakreditasi, yaitu Politeknik Informatika DEL di Sumatera Utara. Luhut memegang gelar master bidang administrasi publik dari George Washington University. Pada Pilpres 2014, politisi Partai Golkar ini lebih mendukung pasangan Jokowi-JK ketimbang Prabowo-Hatta yang diusung partainya. Luhut memang sahabat lama Jokowi. Mereka sudah lama menjalin pertemanan sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Keduanya semakin akrab saat Luhut dan Jokowi mendirikan pabrik pengolahan kayu PT Rakabu Sejahtra. Pabrik ini terletak di jalan raya Solo-Purwodadi, Desa Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, sekitar 15 kilometer dari Solo. Rakabu Sejahtra mengolah kayu menjadi berbagai
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Luhut Binsar Panjaitan
Luhut memang sahabat lama Jokowi. Mereka sudah lama menjalin pertemanan sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Keduanya semakin akrab saat Luhut dan Jokowi mendirikan pabrik pengolahan kayu PT Rakabu Sejahtra. macam furnitur, seperti rangka pintu dan lantai kayu. Produk-produk dari pabrik tersebut diorientasikan untuk ekspor. Di perusahaan ini, Jokowi menguasai 51% saham, sedangkan Luhut 49%. n
13
Jenderal-jenderal di Berbagai Perusahaan Setelah Reformasi 1998, memang banyak sekali pensiunan perwira tinggi TNI menduduki posisi-posisi strategis di sejumlah perusahaan. TEKS Latihono Sujantyo Foto Riset
T
ak banyak memang jenderal setelah pensiun sukses seperti Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. Mungkin dari sekian yang sedikit itu, nama Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto bisa dijadikan catatan. Prabowo adalah putra begawan ekonomi (alm) Soemitro Djojohadikoesoemo. Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negara Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha. Prabowo memiliki dan memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan di luar negeri. Ia adalah Presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan. Karier Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden Soeharto. Kiani Kertas kemudian diganti namanya menjadi Kertas Nusantara. Pada Pilpres 2014, Prabowo adalah capres terkaya dengan harta sebesar Rp 1,6 triliun dan US$ 7.500.134. Pada Pilpres 2009, Prabowo juga menjadi cawapres terkaya, dengan total aset sebesar Rp 1,579 triliun dan US$ 7,57 juta, termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai Rp 3 miliar per ekor serta sejumlah mobil mewah, seperti BMW 750Li dan Mercedes Benz E300. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala itu, ia melaporkan kekayaan sebesar Rp 10,153 miliar. Selain Luhut dan Prabowo, tak ada lagi memang jenderal pensiunan yang sukses berbisnis seperti mereka. Tapi bukan berarti mereka tak hebat. Lihat saja, berbagai perusahaan swasta nasional dan asing berani merekrut mereka untuk menduduki posisi-posisi vital. Marsekal Muda TNI (Purn) Maroef Sjamsoeddin adalah salah satu contoh. Saat ini, mantan Wakil Kepala Badan Inte-
14
lijen Negara (BIN) ini menjabat Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Setelah Reformasi 1998, memang banyak sekali pensiunan perwira tinggi TNI menduduki posisi-posisi strategis di sejumlah perusahaan. Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, misalnya saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen Bank Pundi. Sebelumnya, mantan Panglima TNI ini menjadi Komisaris Utama Pertamina. Begitu pula halnya dengan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI ini sempat menjadi komisaris independen di PT Adaro. Sampai saat dipilih menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan pada tahun 2009, barulah Djoko mundur dari perusahaan batu bara milik Edwin Soeryadjaya itu. Setelah tak lagi menjadi pejabat negara, Djoko kembali ke dunia usaha. Dia, sebagaimana tercatat pada situs PT Bursa Efek Indonesia, Djoko membuat surat pernyataan bersedia diangkat
Prabowo Subianto
Maroef Sjamsoeddin
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
menjadi Presiden Komisaris dan Komisaris Independen PT Chandra Asri Petrochemical. Pada daftar riwayat hidup yang diunggah di situs PT Chandra Asri, Djoko juga tercatat pernah menjadi komisaris di PT Lestari Asri Jaya, perusahaan yang mengelola hutan tanaman industri dan berafiliasi dengan Barito Pasific Group milik Prajogo Pangestu. Tak hanya mantan Panglima TNI. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Biasa PT Berau Coral Energy tertanggal 29 Juni 2013, diangkat sebagai komisaris perusahaan itu. Sekitar setahun kemudian, Juli 2014, Subagyo mundur dari PT Berau Coral Energy. Selanjutnya awal tahun ini ia dilantik Presiden Jokowi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Ada juga Laksamana (Purn) Agus Suhartono. Agus menjabat Presiden Komisaris PT Tambang Batubara Bukit Asam, perusahaan pelat merah yang bermarkas di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Sementara Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang mengakhiri pengabdiannya di TNI sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, saat ini menjabat Komisaris Utama Bank Artha Graha. Kiki sempat juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT International Timber Corporation Indonesia Kartika Utama. Setelah bisnis TNI AD direstrukturisasi, memang masih ada beberapa mantan perwira tinggi yang menjadi komisaris di per-
usahaan-perusahaan yang sahamnya pernah dimiliki Yayasan Kartika Eka Paksi. Seperti diketahui, Yayasan Kartika Eka Paksi didirikan oleh para purnawirawan TNI AD pada era Presiden Soeharto. Nama yayasan diambil dari semboyan TNI AD, Kartika Eka Paksi, yang berarti “Burung perkasa dengan satu cita-cita mulia.”
Endriartono Sutarto
Subagyo Hadi Siswoyo
Djoko Suyanto
Kiki Syahnakri
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
DIMANFAATKAN PERUSAHAAN? Fenomena pensiunan jenderal menjadi pejabat tinggi perusahaan tak hanya terjadi di Indonesia. Ada mantan Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Jenderal Sir Peter John Cosgrove sempat menjadi direksi di maskapai Qantas, perusahaan maskapai penerbangan Australia. Begitu pula beberapa mantan Kepala Staf Angkatan Darat Singapura, juga menjadi CEO di berbagai perusahaan di Singapura. Kiki Syahnakri berpendapat, ada dua hal yang membuat sejumlah pensiunan perwira tinggi TNI dilirik perusahaan-perusahaan, yakni kedisiplinan dan kepemimpinan. Hanya saja, Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti justru mempertanyakan alasan sejumlah perusahaan menempatkan mantan perwira tinggi TNI di posisi vital bisnis mereka. “Apakah betul mereka mempunyai keahlian sesuai bidang yang digeluti perusahaan? Atau mereka justru dimanfaatkan perusahaan untuk memuluskan usaha melalui jalur tertentu, seperti mengamankan pembebasan lahan atau mempermudah perizinan,” ujar Poengky. n
15
Program Sosial Bank Indonesia Dedikasi untuk Negeri
Cara BI Mengangkat Ekonomi Daerah Setiap tahun, Bank Indonesia melakukan Program Sosial BI. Tujuannya, memberdayakan ekonomi lokal dan potensi daerah agar pertumbuhan ekonomi terangkat.
A
da hal yang tidak bisa disepelekan oleh sebuah institusi atau perusahaan dalam menjaga hubungan baik dengan stakeholder, yakni program sosial. Itu pula yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Sebagai penjaga stabilitas moneter, BI memandang program sosial merupakan hal yang sangat penting. Itulah sebabnya, setiap tahun BI melakukan Program Sosial BI (PSBI) di seluruh provinsi di Indonesia. Ada beberapa fokus yang dilakukan PSBI dalam menjalankan program sosialnya. Tahun 2013, misalnya. Di tahun itu fokus PSBI adalah melakukan pengurangan kemiskinan melalui praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan meningkatan jiwa kewirausahaan melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Terdapat 24 lokasi pelaksanaan PSBI yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara umum PSBI 2013 mengangkat tema ketahanan pangan, peningkatan produktivitas usaha pertanian, dan industri kreatif dengan basis pemberdayaan masyarakat. “Ketahanan pangan, tentu salah satu hal penting yang harus dicapai dalam pembangunan masyarakat, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar. Ketahanan pangan yang berkualitas pada suatu daerah akan menja-
16
min terciptanya masyarakat yang produktif dan mampu untuk mengembangkan potensi daerah seoptimal mungkin,� kata Agus DW Martowardojo, Gubernur BI. Salah satu contoh program ketahanan pangan PSBI kali ini adalah melaksanakan pemberdayaan berbasis ketahanan pangan terhadap kelompok ibu rumah tangga di Kota Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pasalnya, hingga saat ini, sektor pertanian masih menjadi penopang sebagian besar perekonomian Indonesia. Hanya saja, ujar Agus, usaha pertanian tersebut harus mampu berjalan secara berkesinambungan. Sebab, menjaga kesuburan tanah adalah salah satu syarat mutlak. Karena itu, PSBI 2013 pada beberapa kegiatannya mendorong penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimiawi. “Penggunaan pupuk organik tersebut diyakini mampu untuk menjaga kesuburan tanah dan menjamin keberlangsungan usaha tani dalam jangka panjang,� katanya. Lokasi kegiatan di sektor pertanian yang dilakukan oleh PSBI antara lain di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur dan Toboimo, Halmahera Timur.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Program Sosial Bank Indonesia Menurut Agus, pencapaian ketahanan pangan hendaknya diikuti dengan praktik usaha tani yang berkesinambungan. Sebab, katanya, keduanya saling berkaitan. Namun diingatkan, satu mata rantai dalam 24 Gugus Kisah Asa Indonesia yang perlu ditambahkan di sini adalah peningkatan produktifitas lahan pertanian. Dengan begitu, hasil yang diperoleh dalam luasan lahan dapat meningkat. Salah satu rekayasa teknik bercocok tanam untuk mematahkan mitos lahan gambut di Riau adalah dengan mengembangkan bawang merah. Di Kabupaten Serdang, Bedagai, Sumatera Utara, adalah dengan meningkatkan produksi lele hingga 5-8 ton per hari.
DAPAT PENGHARGAAN Berbagai potensi daerah juga tak boleh dilupakan. Potensi industri kreatif lokal di daerah tersebut, misalnya. Dengan berbasis sumber daya lokal beserta keunikan yang menyertainya, industri kreatif lokal dapat dikembangkan secara baik. Melihat potensi ini, PSBI masuk dan berhasil mengangkat industri kreatif lokal hingga ke level internasional dengan pendampingan bisnis yang efektif, termasuk peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) beserta kelengkapan sarana produksi. Contoh nyata dari industri kreatif lokal ini adalah pengembangan Batik Papringan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan pengembangan industri rotan di Kabupten Sukoharjo, Jawa Tengah. Selain itu, PSBI juga mengangkat Agate menjadi primadona baru di Bengkulu dengan dukungan 41 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia. Untuk itu, BI berharap ke depan hal ini dapat menjadi role model dalam usaha menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan mengantisipasi potensi inovasi daerah. Pada 19 Maret 2015, PSBI mendapatkan penghargaan The 7th Annual Global Corporate Social Responsibility (CSR) Summit dan Award 2015 di Yogyakarta. Ajang konferensi tahunan bagi para pelaku CSR di kawasan Asia yang mengangkat tema “Creative Inclusive Market Innovations� ini sekaligus memberikan penganugerahan kepada korporasi dan lembaga nonprofit yang berprestasi dalam mengimplementasikan program CSR yang berdampak luas, original, sustainable, dan inovatif. BI yang ikut serta pada ajang bergensi tersebut memperoleh penganugerahan bronze untuk kategori Product Excellence atas keberhasilannya menciptakan produk bermanfaat dan memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat di Muara Sahung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu melalui pengolahan batu permata Agate. Pengakuan internasional terhadap pelaksanaan CSR BI atau dikenal dengan PSBI ini juga dinilai dari keberhasilan memberikan ikon baru bagi Provinsi Bengkulu. Dari kegiatan PSBI ini, BI berharap dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan. Kesejahteraan berbasis pemberdayaan ekonomi lokal akan sangat
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Sebab BI memandang, ekonomi makro tidak bisa dilepaskan dari kuatnya ekonomi mikro di suatu negara. Satu sama lain saling berkaitan dan satu sama lain saling membutuhkan. Mencapai dan memelihara kestabilan ekonomi makro, dengan indikator berupa kestabilan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi terkendali, merupakan tujuan utama pelaksanaan tugas BI. Kedua hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari usaha mencapai kesejahteraan ekonomi rakyat dalam level mikro. Karena kesejahteraan dari level bawah akan memberikan landasan yang kuat dalam pemeliharaan daya beli rakyat bawah dan sekaligus menopang kestabilan ekonomi makro. n
Dari kegiatan PSBI ini, BI berharap dapat memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan. 17
Bisnis INVESTASI
Asing Serbu Pasar Pasar farmasi di Tanah Air menarik minat sejumlah investor asing untuk menanamkan modalnya. Daya tarik industri ini memang cukup luar biasa.
M
TEKS Sri Wulandari foto Dahlan RP
ungkin tak lama lagi, industri farmasi akan dikuasai oleh asing. Pemerintah pun telah memberikan lampu hijau. Keran investasi asing pada industri farmasi dipersilakan mengucur hingga 100%. Rencana ini masuk dalam revisi daftar negatif investasi (DNI) atau panduan investasi asing yang saat ini sedang digodok oleh Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM).
Tentu saja pemerintah punya alasan. Kata Kepala BKPM Franky Sibarani, dengan dibukanya investasi asing hingga 100%, maka industri farmasi termasuk obat dan bahan bakunya, bisa berkembang. Dengan begitu, impor bahan baku obat yang selama ini membuat harga obat di dalam negeri tinggi, bisa berkurang. Sehingga klaim pemerintah untuk kesehatan bisa lebih rendah. Mengapa asing mengincar industri ini? Ya, bisa dimaklumi. Sebab, industri ini menghasilkan omzet yang cukup besar. Data Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menyebut berdasarkan potensi sektor farmasi Indonesia pada 2025 mencapai Rp 700 triliun, terdiri atas pasar domestik sebesar Rp 450 triliun dan pasar ekspor Rp 250 triliun. Sementara itu, proyeksi investasi di sektor farmasi periode 20152025 bisa menyentuh Rp 215 triliun. Tahun lalu, nilai ekspor produk farmasi mencapai US$ 532 juta, tumbuh 16,98% dari 2013 sebesar US$ 455 juta. Sayangnya, produk farmasi di dalam negeri masih dikuasai oleh produk impor. Dari nilai impor tahun lalu yang melaju lebih besar dari ekspor yang mencapai US$ 959 juta atau naik 6,68% dari 2013 se-
Berbagai macam obat: Pasar menggiurkan.
18
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Bisnis INVESTASI
r Farmasi besar US$ 899 Juta. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, pertumbuhan kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional berada di atas kinerja industri nonmigas kuartal I/2015 maupun kuartal II//2105. Misalnya saja, pada kuartal I/2015 sektor ini berada di urutan teratas dengan 9,1%, sementara pada kuartal II/2015 pertumbuhan melambat menjadi 7,78%. Performa pertumbuhan industri didukung oleh realisasi investasi sektor kimia dasar, barang kimia dan farmasi pada semester I/2015 senilai Rp 22,28 triliun atau naik 62,15% dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu Rp 13,74 triliun. Bagi para produsen, tahun ini bukanlah tahun yang menyenangkan. Mereka mengakui betapa sektor industri farmasi mengalami tekanan yang cukup dahsyat akibat perlambatan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Profitabilitas perusahaan farmasi pun tergerus. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), misalnya, belum pernah dalam lima tahun terakhir tumbuh di bawah 1%. Namun kini, Kalbe harus menerima kenyataan, sepanjang Januari-September 2015 laba bersih hanya tum-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
buh 0,8% menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 1,49 triliun. Penjualan bersih selama sembilan bulan pertama kemarin tercatat 2,9% menjadi Rp 13,13 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan masih tumbuh 11,5% menjadi Rp 12,76 triliun. Nasib yang sama juga dialami PT Indofarma Tbk, yang mencatat rugi bersih senilai Rp 31,97 miliar. Namun, kerugian tersebut mulai menyusut dibandingkan kuartal III/2014 yang mencapai Rp 35,67 miliar. PT Tempo Scan Pacific Tbk mencatatkan laba bersih di periode kuartal III/2015 senilai Rp 519,5 miliar. Pencapaian tersebut turun 5,3% dibandingkan periode sama 2014 yakni Rp 548,5 miliar.
INVESTASI RP 2 TRILIUN Lalu berapa nilai investasi yang sepatutnya digelontorkan investor asing? Ketua Umum GPFI Johannes Setijono bilang, besaran investasinya dalam setahun bisa mencapai 4% dari total omzet. Andaikan omzet industri bahan baku obat dalam setahun mencapai Rp 55 triliun, maka investasi yang diutuhkan dalam setahun sekitar Rp 2 triliun lebih. Minat investor asing untuk membangun industri bahan baku dan farmasi di Indonesia memang tak pernah surut. Terbukti para pelaku bisnis farmasi asing saat ini sudah mulai agresif. Mereka sudah banyak mengakuisisi perusahaan farmasi di Indonesia, termasuk yang kecil-kecil. Investor asing selama ini lebih memilih mengakuisi perusahaan farmasi lokal yang sudah beroperasi. Maklum, untuk membangun dari awal industri farmasi, mulai dari perizinan hingga menjual produk, membutuhkan waktu hingga lima tahun. Selain itu, industri farmasi penuh dengan regulasi. Sementara, jika melalui proses akuisisi, investor asing tinggal mengembangkan dan mengubah strategi sesuai keinginan. BKPM mencatat, investor yang meminati industri farmasi di Tanah Air datang dari Singapura, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat. Singapura menyatakan minat untuk menanamkan modal di sektor farmasi senilai US$ 15 juta dalam pertemuan satu per satu (one on one meeting) di Singapura pada 4 Desember 2015. Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Farmasi Asing di Indonesia (International Pharmaceutical Manufacturers Group/IPMG) Parulian Simanjuntak mengatakan, Inggris merupakan salah satu pemain unggul di sektor farmasi. Saat ini, perusahaan farmasi asal Inggris yang sudah masuk ke Indonesia adalah Glaxo Smith Kline (GSK) dan AstraZeneca. Selain itu, ada juga Reckitt Benckiser yang memproduksi produk-produk higienis. Menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang, daya tarik investasi industri farmasi Indonesia terletak pada tiga bagian penting, yakni pasar farmasi terbesar di ASEAN, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan posisi Indonesia yang sudah tergabung dalam negara-negara PIC/S atau negara dengan standar kualitas farmasi internasional. n
19
Bisnis Aksi korporasi
Pabrik Toshiba di Cikarang: Akibat perlambatan ekonomi.
Toshiba Tinggalkan Elektronika Terimbas perekonomian global, membuat Toshiba menjual pabrikpabriknya. Termasuk yang di Indonesia. Siapa pembelinya? TEKS Sri Wulandari foto Riset
A
khirnya Toshiba Corp hengkang dari Indonesia, setelah sebelumnya terendus kabar bahwa Toshiba bakal menjual pabriknya di Tanah Air. Perusahaan ini sudah lama berencana untuk keluar dari bisnis elektronika konsumen. Sempat dirilis Bangkok Post.com pada 26 September lalu, upaya itu merupakan bagian dari membenahi kembali pabrik-pabrik Toshiba di luar Jepang oleh korporasi. Kuat dugaan, perlambatan ekonomi dunia menjadi salah satu alasan Toshiba mengeluarkan kebijakan ini. Sementara pemberitaan di Japan Times mengulas bahwa perusahaan yang memproduksi TV berwarna sejak 1959 ini mengalami krisis. Krisis ini mulai dialami sejak 2011 karena Toshiba harus berkompetisi dengan produsen asal Korea Selatan dan China. Alhasil, dua pabrik Toshiba pun tutup, yakni pabrik produksi televisi dan mesin cuci. Padahal, pabrik-pabrik tersebut menjadi ujung tombak Toshiba dalam
20
menguasai pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Toshiba sendiri selama ini dikenal sebagai produsen televisi dan dimulai sejak tahun 1996 di Jepang, lalu melebar ke pasar di Asia. Tak lama kemudian, Toshiba memutuskan pemusatan produksi televisi hanya di Indonesia. Toshiba Electric Ltd melalui perwakilan usahanya di Indonesia, yaitu PT Toshiba Consumer Products Indonesia (TCPI) menjadikan Indonesia sebagai basis produksi produk televisi LCD di Asia. Untuk hal ini, Toshiba pun menutup pabriknya di Vietnam dan fokus produksi TV di Indonesia. Selama 15 tahun di Indonesia, Toshiba sudah berinvestasi sebesar US$ 156,6 juta dan menempati kawasan 124.000 hektar di Cikarang dengan total 750 orang karyawan. Mengapa Toshiba menutup pabrik-pabriknya? Ada yang mengira Toshiba ingin berfokus pada bidang yang dianggap bernilai tinggi seperti energi, dan lainnya. Karena itulah, Toshiba telah berencana melikuidasi dua divisi penjualan kulkas, mesin cuci, dan mesin penyedot debu di China. Nantinya, divisi-divisi itu akan dijual lisensinya ke pabrik peralatan rumah tangga asal China, Skyworth Co, termasuk pabrik yang di Indonesia. Hanya saja, soal pembeli ini Toshiba tak berani terang-terangan bicara. Yang pasti sampai saat ini semua calon pembeli masih akan diperiksa lebih lanjut oleh kantor pusat Toshiba Jepang. Dan, hingga kini belum ada keputusan apa pun tentang hal itu. Asal tahu saja, Toshiba Corp mengumumkan rugi bersih 12,27 miliar yen atau setara dengan US$ 102 juta untuk periode April hingga Juni lalu. Penjualan Toshiba Corp seluruh dunia memang tengah mengalami masa-masa paceklik. Pada 2013 lalu, di negara asalnya, Toshiba memangkas divisi televisinya sebesar 50% dengan menutup dua pabrik yang memproduksi panel layar datar sehingga membuat 3000 karyawannya kehilangan pekerjaan. Toshiba juga berencana untuk menurunkan biaya operasional pabriknya yang berlokasi di wilayah Ome, Tokyo secara drastis. Pabrik itu, lagi-lagi, diketahui merupakan pabrik produsen perangkat televisi dan komputer. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Bisnis Ibadah
Rebutan Umroh Pemerintah akan mengambil alih penyelenggaraan ibadah umroh dari swasta. Karena tergiur perputaran uang di bisnis ini? TEKS Sri Wulandari foto Dok. Review
T
ak lama lagi, mungkin perjalanan ibadah ke Tanah Suci tak lagi diatur pihak swasta sebagai penyelenggara, tetapi langsung ditangani oleh pemerintah. Keputusan pemerintah untuk mengambil alih penyelenggaraan umroh sudah final, kata Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Ahda Barori. Hanya saja, pelaksanaannya tidak serta-merta sekaligus. Tentu saja pemerintah punya alasan mengapa harus mengambil alih penyelenggaraan umroh dari swasta. Sebab, dengan ditangani pemerintah (Ditjen PHU), jemaah dapat jaminan bisa berangkat ke di Tanah Suci, Saudi Arabia. Selama ini, banyak jemaah umroh terlantar. Tak hanya di dalam negeri tidak terangkut, tapi sampai ada yang terbengkalai tak diurus oleh penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) bersangkutan di negara lain. Untuk memuluskan hal itu, Kementerian Agama (Kemenag) akan membentuk direktorat khusus yang mengurusi ibadah umroh ini “Kita akan punya direktur penyelenggara ibadah umroh,� kata Ahda. Kemenag juga memastikan tidak akan sendirian menyelenggarakan ibadah umroh, tetapi juga akan melibatkan unsur swasta di dalamnya sebagaimana amanat undang-undang. Mengapa pemerintah tiba-tiba berminat untuk menyelenggarakan ibadah umroh? Bisa jadi, karena perputaran uang dalam melaksanakan ibadah umroh cukup tinggi. Untuk satu kali perjalanan umroh, jemaah dkenakan biaya berkisar Rp 18 juta hingga Rp 35 juta, tergantung fasilitas yang diinginkan. Pada 2014 jumlah jemaah umroh mencapai sekitar 500 ribu orang. Pada pertengahan 2015, jumlah jemaah meningkatkan mencapai 600 ribu orang. Meski terjadi pelemahan ekonomi, jumlah jemaah umroh, khususnya yang menengah ke atas tak pernah surut. Penyelenggara umrah PT Thayiba Tora Tours & Travel juga optimistis bakal mengantongi pertumbuhan permintaan perjalanan umroh tahun ini sebesar 15%. Andika Surachman, Direktur Utama First Travel menyebut, minat masyarakat Indonesia untuk beribadah umroh tetap tinggi, meski terjadi pelemahan ekonomi. Untuk periode pemberangkatan akhir 2015
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
sampai pertengahan tahun 2016, First Travel yang berdiri sejak Juli 2009 akan memberangkatkan lebih dari 35 ribu jamaah. “Sekitar 35 ribu jamaah umroh akan berangkat pada periode awal Desember 2015 dan akan berakhir Mei 2016 melalui First Travel,� tambah Andika. Saat ditanya sejumlah media, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin malah membantah akan mengambil alih penyelenggaraan umroh. Tapi ia mengakui akan membentuk direktorat khusus yang mengurusi ibadah umroh ini. Yang jelas, kata dia, pemerintah sedang memperbaiki sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah umroh. Di samping itu, pemerintah juga sedang membangun regulasi dan sistem pengawasan sehingga siapapun yang menyelenggarakan umroh, semua itu dilakukan secara akuntabel dan transparan. n
Jemaah umroh: Minat tetap tinggi.
21
Bisnis Profil
Sang buruh pabrik ini, akhirnya menjadi miliader setelah sukses membangun usaha sendiri. Sejumlah perusahan ponsel besar mempercayakan layar sentuh ponsel kepada perusahaannya. TEKS SRI WULANDARI foto Riset
Zhou Qunfei
Queen of
Mobile Phone Glass 22
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Bisnis Profil
S
iapa perempuan paling kaya di China? Maka jawabannya adalah Zhou Qunfei. Dia adalah pemimpin sekaligus pemilik perusahaan produsen kaca dan layar sentuh ponsel, yang hampir digunakan oleh seluruh dunia. Total kekayaan yang dimilikinya, menurut majalah Forbes mencapai US$ 7,3 miliar. Perusahaannya mempekerjakan 75.000 karyawan dan membukukan pendapatan hingga US$ 2,4 miliar pada tahun lalu. Kekayaan Zhou terungkap setelah dia mendaftarkan perusahaannya, Lens Technology, ke bursa saham Shenzen Stock Exchange pada 18 Maret 2015. Setelah penawaran umum perdana (IPO), saham Lens Technology terus naik. Total, nilai saham Zhou kini melonjak menjadi US$ 7,4 miliar. Dari aksi IPO tersebut, kepemilikan saham Zhou di Lens yang semula 99,1%, berkurang menjadi 88%. Sepanjang sepekan pasca IPO, harga saham Lens selalu melonjak melebihi batas kenaikan harga saham yang diperkenankan bursa Shenzen yang sebesar 10%. Kenaikan harga saham Lens menyebabkan kekayaan bersih Zhou naik hingga lima kali lipat. Sungguh tak ada yang mengira jika perempuan berusia 45 tahun ini bakal meraup sukses. Dulunya, dia hanyalah gadis desa peternak bebek dan babi di sebuah desa di Provinsi Hunan, China. Keluarganya terbilang miskin. Di usia 5 tahun, ibunya meninggal dunia. Sementara ayahnya mengalami gangguan penglihatan akibat kecelakaan kerja. Ketika menginjak usia 15 tahun, Zhou memutuskan untuk keluar dari sekolah. Dia sudah tak lagi memiliki biaya sekolah. Dia kemudian bekerja di salah satu pabrik pelapis kaca arloji di Shenzen, Provinsi Guangdong. Zhou tak hanya bekerja, dia juga mempelajari trik industri pembuatan kaca. Dia juga mengambil kursus pendek di sebuah universitas, seusai bekerja. Selain itu, dia juga kursus akuntansi, komputer dan manufaktur. Zhou memilih hidup hemat dengan menyisihkan sebagian besar gajinya untuk ditabung. Ketika tabungannya dirasa sudah cukup banyak, dia memutuskan keluar kerja dan membangun usaha sendiri di Hunan. Ketika itu usianya baru 23 tahun, dia mendengarkan pendapat sepupunya. Zhou memulai bisnis pembuatan kaca untuk jam tangan, berbekal pengetahuannya selama bekerja di pabrik aksesoris jam dengan modal awal HK$ 20.000 atau setara US$ 2.580. Dia dibantu kakak, adik dan kedua sepupunya. “Melihat potensi besar di dunia teknologi dan produk teknologi memrlukan kaca. Ini sebuah peluang,� akunya.
torola. Direksi Motorola tersebut menawarkan proyek pembuatan layar handphone Motorola yaitu Razr V3. Keputusan Zhou untuk menerima proyek tersebut mengubah tren layar handphone dari plastik menjadi berbahan gelas silikon seperti sekarang. Setelah Motorola, kliennya pun bertambah, dari Apple, Samsung, hingga Huawei. Zhou juga mendapat kontrak besar dari HTC dan Nokia. Perusahaan Zhou pula yang membuat layar sentuh (touchscreen) untuk industri smartphone. Karena itulah, kaca layar sentuh yang sensitif menjadi produk andalannya. Bahkan kini Lens dipercaya membuat layar bagi jam tangan Apple dengan menggunakan teknologi layar sapphire crystal. Lens Teknologi semakin besar dalam satu dekade terakhir. Jika ditotal, diperkirakan 21 persen telepon pintar di dunia memiliki kaca layar sentuh buatan perusahaannya. Tak hanya handphone, rerusahaan Zhou juga menjadi penyuplai kaca layar sentuh untuk berbagai merek barang elektronik. Namun, menurut Xinhua, 70% pemasukan Lens Technology berasal dari Apple dan Samsung. Pendapatan Lens Technology pada tahun 2014 membukukan pertumbuhan sebanyak 8,6% menjadi US$ 2,3 miliar. Berkat sukses yang berhasil digapainya, Zhou dijuluki sebagai Queen of Mobile Phone Glass. Anak perusahaannya bertebaran di berbagai kota di China. Zhou berhasil mengalahkan nilai kekayaan yang dimiliki oleh Chan Laiwa, pendiri Beijing Red Sandalwood Cultural Foundation, yang sebelumnya adalah wanita terkaya di China. “Apa yang telah saya raih sekarang ini berkat kerja keras dan ketekunan,� kata ibu dua anak ini saat ditanya sejumlah media apa kunci suksesnya. Rahasia sukses lainnya adalah, dia selalu menjual produk yang dihasilkan dari hasil riset dan pengembangan yang mumpuni. Dia memperkuat divisi riset dan pengembangan Lens Technology dengan menganggarkan dana yang cukup tinggi. Bahkan, tak jarang 90% dari total laba perusahaan diinvestasikan kembali bagi menyokong pengembangan produk perusahaan. n
Apa yang telah saya raih sekarang ini berkat kerja keras dan ketekunan.
MENJUAL DARI HASIL RISET Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, usaha tersebut berkembang pesat. Dalam menghasilkan produknya, Zhou mengutamakan fokus pada detail dan kualitas produk. Pada 2001, dia berhasil memenangkan kontrak untuk membuat layar handphone bagi produsen elektronik China yaitu TCL Corporation. Berbekal kontrak itu pula, Zhou mendirikan perusahaan Lens Technology, yaitu produsen pembuat layar khusus gadget. Lens Technology semakin berkembang pesat. Pada tahun 2003, Zhou mendapat pesanan dari direksi Mo-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
23
Berasyik Masyuk
dengan Artis Sejak sepekan lalu, publik kembali dikejutkan dengan pemberitaan seputar prostitusi artis. Gembargembor jerat hukum ditebar aparat terkait. Benarkah pidana bisa dikenakan bagi pelaku bisnis ini? TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
D
i layar kaca maupun di layar monitor komputer, kini hampir setiap saat publik di Tanah Air disuguhi perkembangan berita seputar kasus prostitusi artis. Bermula dari penggerebekan di sebuah hotel, hingga yang terkini, polisi menebar kabar adanya nama orang terkenal di balik aktivitas mesum tersebut.
24
Adalah Kanit Human Trafficking Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri AKBP Arie Darmanto yang menyampaikan kabar terkini itu. “Masih ada beberapa nama yang belum bisa saya sebut namanya, dan nama itu cukup familiar di kita,� jelasnya, kepada wartawan di kantornya, awal pekan lalu. Terlepas dari sosok orang terkenal yang kini masih ditempatkan oleh aparat sebagai mystery guest, kasus prostitusi artis memang cukup menyedot perhatian. Betapa tidak. Di awalawal pemberitaan, merebak kesan para artis molek nan seksi itu berhasil ditangkap tangan. Tak tanggung-tanggung, disiarkan pula bahwa mereka tertangkap saat tengah menggelar aksi maksiatnya di sebuah hotel. Publik kian terhenyak saat mengetahui bahwa untuk “side job�-nya itu, sang artis tersebut bisa meraup uang puluhan hingga ratusan juta rupiah sekali beraksi. Adalah Kasubdit III Ditpidum Bareskrim Mabes Polri Kombes Umar Surya Fana yang menjelaskan, berdasarkan pengakuan yang diterimanya kedua artis yang baru ditangkap itu, yakni NM dan PR, masing-masing beroperasi dengan mematok tarif Rp 65 juta dan Rp 50 juta. Belum genap setahun berselang, tepatnya pada Mei 2015, jajaran kepolisian di negeri ini juga berhasil menguak aksi prostitusi online yang melibatkan pesohor lainnya. Ketika itu melalui upaya undercover by, polisi berhasil menjerat seorang model papan atas AA. Dalam menggelar aksinya, AA diketahui tidak bergerak sendiri. Seorang mucikari bernama Robbie Abbas alias Obbie atau RA diketahui menggelindingkan roda bisnis panas tersebut. Dari keterangan yang diperoleh kemudian, diketahui bahwa dalam bertransaksi si mucikari tersebut acap
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Kalau yang kelas A, yang disebut artis beneran. Kelas seperti itu mana mau ‘main’ short time atau long time. Mereka banyak polahnya, maunya jadi simpanan, dinikahi siri, atau kawin kontrak. Artis yang terkenal, bayarannya itu unlimited. Bukan dengan uang lagi, bisa rumah mewah, bisa juga mobil sport.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
25
mensyaratkan pembayaran awal atau down payment (DP) sebesar 30% dari total tarif untuk bisa berasyik masyuk dengan si artis. Sejumlah media massa online ketika itu membeberkan temuan tarif aksi esek-esek dengan para selebriti di Tanah Air, yang disebutkan diperoleh dari forum dunia malam. Dan, ternyata angkanya jauh lebih fantastis. Tercatat dalam daftar tersebut, di antaranya, artis dengan inisial TB memasang tarif sebesar Rp 200 juta. Kemudian, artis berinisial JD sebesar Rp 150 juta. Artis lain dengan inisial RF memasang harga Rp 60 juta. Selain ketiga inisial yang diduga kuat milik selebritis tersebut, catatan tarif itu juga mencantumkan sederet inisial lainnya, yang disinyalir juga merupakan kependekan dari nama-nama artis.
ADA KELASNYA Bicara tentang prostitusi artis, Moammar Emka, penulis buku bertajuk Jakarta Undercover pernah mengungkap bahwa dunia prostitusi kalangan selebriti sejatinya terbagi menjadi 3 kelas. Yakni kelas A, B, dan C. Bertengger di kelas A adalah para seleb yang berpre-
26
dikat ‘publik figur’ atau dikenal masyarakat luas. Mereka itu, menurut sang penulis, tidak akan sembarangan menerima ‘pesanan’ lelaki hidung belang, apalagi menerima layanan singkat (short time). Malah ada kecenderungan, mereka yang ada di kelas premium ini lebih meminta untuk dijadikan sebagai simpanan atau dikawin kontrak oleh pelanggannya. Selain status, Emka menambahkan, artis yang sudah terkenal biasanya juga kerap meminta imbalan berupa materi yang sangat besar. Seperti, rumah mewah atau mobil sport kepada pengguna jasa esek-eseknya. “Kalau yang kelas A, yang disebut artis beneran. Kelas seperti itu mana mau ‘main’ short time atau long time. Mereka banyak polahnya, maunya jadi simpanan, dinikahi siri, atau kawin kontrak. Artis yang terkenal, bayarannya itu unlimited. Bukan dengan uang lagi, bisa rumah mewah, bisa juga mobil sport,” tutur Emka kepada wartawan, jelang pertengahan Mei lalu. Soal AA yang ditangkap aparat, menurut Emka, bukanlah pekerja seks artis kelas A. Dia, sambungnya, lebih masuk pada kelas menengah atau B. “Saya tidak mau mengatakan AA itu kelas A. Karena menurut saya, dengan
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Bukan saja tidak memenuhi unsur kejahatan TPPO, nyatanya KUHP yang berlaku pun memasukkan kejahatan asusila ini sebagai delik aduan absolut. Dimana pelakunya bisa diproses ada aduan dari pasangan resmi pihak yang melakukan.
bayaran masih Rp 80 juta itu masih kelas menengah,” tambahnya.
BISNIS MENGGIURKAN Nominal bisnis prostitusi artis, memang cukup fantastis. Bayangkan jika si artis melakukan aktivitas serupa paling tidak satu kali seminggu, berapa dana yang disedot dari kantong para hidung belang dalam sebulan. Itu baru dari satu artis. Tak heran, banyak pihak yang diketahui nekat mengail di air keruh demi mendapatkan bagian keuntungan. Kini terkuak, sejumlah orang bahkan secara serius mengelola bisnis ini. RA misalnya, diketahui menjalankan roda bisnis ini sejak 2012. Sedangkan A, pelaku yang hingga kini masih buron, bahkan diketahui sudah lebih lama berkecimpung. Geliat bisnis panas ini menjadi kian menggiurkan, lantaran bukan saja mampu mendatangkan rupiah yang melimpah. Tapi juga, karena secara hukum bisnis ini juga sulit untuk disudutkan. Disebutkan, aparat berencana menjerat para pelakunya dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Tapi boleh jadi ancaman itu bakal meleset. Tengok saja pernyataan sejumlah praktisi terkait kasus itu. Adalah Umar Husin, seorang praktisi hukum yang justru mempertanyakan tentang pemenuhan unsur-unsur perdagangan orang atau human trafficking dalam kasus tersebut. Umar mengingatkan, biasanya perdagangan manusia itu dilakukan dengan sejumlah cara. Di antaranya, satu, sambungnya, kekerasan dan dua, tipu muslihat. Lantaran itulah, dia menambahkan, dalam sebuah kasus dapat dikatakan sebagai tindak perdagangan orang manakala ada korban yang dibawa oleh pihak ketiga untuk dijual kepada pihak lain kemudian dipekerjakan. Dimana kemudian, lanjut dia, kegiatan itu membawa keuntungan pada pihak yang menjual. Sedangkan jika inisiatif aktivitas “jual-beli” tersebut muncul dari pihak yang dianggap sebagai korban yang meminta tolong kepada pihak ketiga agar dicarikan pasar, Umar menegaskan, kasus itu tidaklah layak dijerat dengan menggunakan pasal UU TPPO. “Tapi kalau ini, apakah benar perdagangan manusia. Apakah bukan kerja sama bisnis?” tutur dia. Bukan saja tidak memenuhi unsur kejahatan TPPO, nyatanya KUHP yang berlaku pun memasukkan kejahatan asusila ini sebagai delik aduan absolut. Dimana pelakunya bisa diproses ada aduan dari pasangan resmi pihak yang melakukan. Pantas saja beberapa waktu lalu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berniat membangun rusun bagi para PSK. Sebab kenyataannya, aktivitas serupa itu hanya dikungkung oleh sebuah peraturan daerah tentang ketertiban umum, yang sama sekali tidak membawa konsekuensi pidana. Sehingga jika aktivitas itu dipastikan berlangsung tanpa mengganggu ketertiban umum, alias bukan terjadi di ruang publik, maka bisa jadi sah-sah saja untuk dilakukan. Termasuk juga, jika itu dijadikan sebagai sebuah ladang bisnis. Nah lo! n
27
Kedekatan Prostitusi dengan Politisi Kasus prostitusi artis di Tanah Air boleh jadi menarik diikuti lantaran sinyal adanya nama politisi yang terlibat. Seberapa dekat kemungkinan korelasi prostitusi dengan politisi? TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
Silvio Berlusconi
Dick Morris
28
P
ieter Ell, pengacara dari sosok yang diduga kuat sebagai mucikari Robbie Abbas, dalam kasus dugaan tindak prostitusi kalangan artis, telah membuka identitas politisi yang sering menggunakan jasa kliennya. Prostitusi dan politisi agaknya bergaul sangat intim. Salah satu inisial politisi yang pernah disebut Pieter adalah BK. “Inisialnya BK, anggota DPR di tingkat Provinsi di Jawa,” katanya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 8 Oktober 2015. Pieter mengungkapkan, politisi itu sering berkencan dengan anak asuh kliennya di sebuah hotel di bilangan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Selain politisi berinisial BK, Pieter juga menyebutkan ada juga beberapa anggota dewan lain yang sering memesan jasa kencan bersama artis. Secara logika, dugaan keterkaitan antara politisi dan prostitusi artis memang sulit untuk diabaikan. Mengingat, tingginya tarif yang dikenakan terhadap pelanggan aktivitas kelam tersebut. “Salah satu pemakai katanya bayar Rp 65 juta. Sekarang siapa yang bisa bayar begitu mahal sampai Rp 65 juta, kalau bukan oknum pejabat juga?” tandas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok, di Balai Kota, pekan lalu.
CATATAN DARI JIRAN Sejumlah politisi dunia kedapatan pernah berasyik masyuk bersama pelacur. Mereka di antaranya adalah Silvio Berlusconi. Politisi flamboyan Italia itu selain diduga terlibat korupsi, juga dianggap melakukan berbagai penyuapan. Berlusconi yang lahir pada 29 September 1936 ini juga didakwa terlibat prostitusi dengan anak di bawah umur. Pada 2011, Berlusconi juga diduga telah melakukan pesta seks di villa mewahnya, meskipun ia membantah semua tuduhan itu. Karena perbuatannya ini, dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dan dilarang menjadi pejabat publik selamanya. Selain itu ada nama Barney Frank. Skandal prostitusi pada 1990 yang melibatkan perwakilan Massachusetts tersebut merupakan salah satu skandal seks yang paling aneh. Frank diketahui menyewa pelacur pria yang ternyata adalah seorang asistennya di masa lalu. Frank bahkan dituduh menjalankan bisnis seks di luar rumah. Skandal luar biasa itu tak bisa mempertahankan kemenangannya dalam pemilihan ulang waktu itu. Meskipun, ia telah meminta maaf kepada para konstituennya dan menyatakan bahwa dirinya adalah seorang gay. Nama politisi lain yang “kejeblos” di lembah nista adalah David Vitter. Skandal Vitter yang didapati berhubungan dengan seorang escort di Washington pada 2007 itu sejatinya bukan yang pertama. Setahun sebe-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
lumnya, Vitter dituduh tampak di tempat pelacuran di New Orleans. Politisi mesum lain adalah Tom Athans. Tokoh dari Partai Democratic Amerika Serikat itu tertangkap di tengah-tengah pelacuran di Michigan, pada 2008. Dia mengakui membayar pelacur untuk aktivitas seksual. Setelah kontroversi selesai, isterinya yang juga seorang senator, Debbie Stabenow, meminta bercerai. Salah satu politisi papan atas yang terlibat prostitusi adalah Dick Morris. Aksi asusila politisi yang berkontribusi besar pada kemenangan Presiden Clinton itu diungkap sebuah tabloid. Disebutkan dalam tabloid itu, Morris menggunakan jasa PSK selama setahun. n
Salah satu pemakai katanya bayar Rp 65 juta. Sekarang siapa yang bisa bayar begitu mahal sampai Rp 65 juta, kalau bukan oknum pejabat juga?
KEPAK SAYAP SELEB ABU-ABU
S
ederet nama selebritas papan atas di dunia kedapatan pernah atau memang “nyambi� menekuni aktivitas bisnis lendir. Berikut nama sejumlah artis papan atas tersebut:
Marilyn Monroe Simbol seks 50-an Marilyn Monroe terlahir dengan nama Norma Jeane Mortenson. Masa lalunya super kelam, dia bahkan pernah menjual tubuhnya. Dikabarkan, ketika itu menetapkan tarif US$ 500 per hari untuk sekali kencan dengan sutradara atau produser. Tak hanya itu, Marilyn juga disebut-sebut memiliki film porno yang masih tersedia secara online. Dia dikabarkan juga menjalin hubungan dekat dengan Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy. Pamella Bordes Pamela Bordes adalah seorang artis dan juga mantan Ratu Kecantikan India, Miss India, pada 1982. Nama Pamella mengguncang Inggris karena diberitakan memiliki hubungan khusus dengan menteri olah raga Inggris di era itu, 2 orang pemimpin redaksi
dari 2 surat kabar terkemuka di Inggris, dan seorang yang ditengarai sebagai agen rahasia Pemerintah Lybia. Pamella disebutkan sebagai wanita panggilan papan atas, yang menjadi langganan orang-orang terkenal.
Graciela Yataco Graciela Yataco adalah model asal Peru. Dia pernah melelang keperawanan pada usia 18 tahun. Saat proses pelelangan terjadi, seorang pria asal Kanada menawarnya dengan angka US$ 1,5 juta atau Rp 14,4 miliar. Akhirnya, keperawanan Yataco dilepas dengan nominal fantastis, Rp 15,8 miliar.
rangan, alias pemeran utama. Sayangnya, tinta emas yang pernah ditorehkan Shweta tercoreng kala profesinya sebagai PSK terkuak pada 2014. Shweta ditangkap saat melayani klien di hotel bintang lima di kawasan Hyderabad. Berdasarkan keterangan penyidik, pria yang menjadi klien Shweta adalah pengusaha ternama.
Raquel Welch Perempuan bernama asli Jo Raquel Tejada ini merupakan aktris Hollywood yang beken di era 60-an. Dikutip BuzzFeed, dia menyambi sebagai pelacur kelas atas. Saat memulai karier sebagai model pusat perbelanjaan ternama, Neiman Marcus, dia sering menjual tubuh untuk tidur bersama lelaki hidung belang yang berasal dari kalangan pejabat. n
Shweta Basu S h w e t a Basu merupakan artis India yang wajahnya kerap tampil di film maupun serial televisi Bollywood. Dalam sejumlah film yang dibintanginya, Shweta bahkan mendapat peran yang tak semba-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
29
MAKRO Harga minyak
Berkah Atau Malapetaka? Harga minyak mentah dunia turun ke angka terendah dalam dua tahun terakhir. Ada enam faktor jadi penyebab.
H
TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dok. Review, Riset
arga minyak mentah dunia sedang rontok. Pada pekan lalu, bahkan tersungkur hingga di bawah US$ 40 per barel atau terendah dalam dua tahun terakhir. Ada dampak positif dan negatif buat Indonesia. “Harga minyak terus turun, saat ini di level terendah dalam dua tahun. Terakhir di bawah US$ 40 per barel,� kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), pada acara Refining Day 2015, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, pada Selasa pekan lalu. Dwi Soetjipto tak asal bicara. Apa yang disampaikan, sesuai data yang dimiliki Organization of The Pe-
troleum Exporting Countries (OPEC) atau organisasi negara-negara pengekspor minyak. Menurut OPEC, harga rata-rata bulanan minyak mentah dunia periode Oktober-Desember 2015, masing-masing sebesar US$ 45,02, US$ 40,50, dan US$ 36,13 per barel. Atau jika dirata-rata, harga per bulan sekitar US$ 40,55 per barel. Padahal, rata-rata harga minyak untuk periode Juli-September 2015, masih di kisaran angka US$ 48,16 per barel. Lalu apa yang menjadi penyebab turunnya harga minyak mentah dunia saat ini? Jika sepanjang tahun 2014 harga minyak tak beranjak dari posisi di atas US$ 100 per barel, mengapa kini harus berjuang bertahan di atas US$ 40 per barel? Bahkan pada sesi perdagangan pada Jumat (14/12), harga minyak mentah turun menjadi US$ 41,35 per barel. Merupakan angka terendah sejak Maret 2009. Ternyata, penurunan harga telah terjadi dalam tujuh minggu berturut-turut. Menarik menyimak enam pemicu turunnya harga minyak saat ini, seperti dikutip CNNMoney, pada Selasa (18/12). Pertama, pasokan yang berlebih akibat Amerika Serikat melakukan revolusi energi yang membanjiri
Kilang Minyak: Turunnya harga minyak pernah terjadi tahun 1986.
30
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Harga minyak
Kado Awal Tahun, Harga BBM Turun Terpelantingnya harga minyak mentah dunia bakal memberi dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah kabarnya, bakal melakukan evaluasi harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya premium dan solar bersubsidi. “Ya, premium kan per 3 bulan ya, itu tanggal 1 Januari kita evaluasi lagi,” kata IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), pada Selasa pekan lalu. Menurut Wiratmaja, jika melihat tren penurunan harga minyak mentah dunia yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir, terbuka peluang harga premium dan solar bakal turun. “Insya Allah bisa turun, nanti Pak Menteri ESDM yang menjelaskan. Tapi sudah kita hitung, sudah kita analisis, sudah kita tentukan parameter-parameternya,” ujarnya. Pemerintah sendiri menggunakan dua indikator untuk menghitung
Antre mengisi bensin: Insya Allah bisa turun.
harga BBM bersubsidi. Yakni harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jika melihat pergerakan rupiah dalam tiga bulan terakhir, sejak 24 September hingga Selasa (15/12), nilai tukar rupiah di pasar spot memang menunjukkan tren menguat 4,3% terhadap dolar AS. Sementara periode 24 Juni-24 September 2015, rupiah justru melemah 10,4% terhadap dolar AS. Nah, jika mengacu pada dua indikator tersebut, sudah selayaknya apabila pemerintah dan Pertamina
pasokan. Di pihak lain, OPEC bukannya menyeimbangkan pasar, namun justru terus menggenjot produksi minyak. OPEC agaknya takut kehilangan pangsa pasar dan tersisih oleh AS, Kanada, dan produsen minyak lainnya. Faktor kedua, produksi shale gas dari AS yang terus naik, karena produsen di sana secara agresif terus meningkatkan produksi. Banyak analis berpendapat, harga minyak tidak akan kunjung stabil sampai ada perusahaan minyak di AS yang bangkrut atau melakukan merger. Faktor ketiga, turunnya permintaan seiring perlambatgan ekonomi global. Keempat, disebabkan ekonomi China yang sedang lesu. Perlambatan ekonomi China telah membuat harga komoditas dunia turun, termasuk minyak mentah. Faktor kelima, tak lain menguatnya dolar AS. Maklum, laiknya komoditas lain, harga minyak juga dinilai dengan si mata uang hijau. Apalagi pada 2015 ini, nilai dolar AS naik tujuh persen dibandingkan mata uang negara lainnya. Kebijakan Cina yang mendevaluasi nilai yuan, justru semakin membuat tekanan ke harga minyak. Dan faktor keenam, ada tanda-tanda bahwa Iran ikut membanjiri pasar minyak dunia dengan produksinya.
Dampak Positif-Negatif Maizar Rahman, mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia, berpendapat bahwa turunnya harga minyak
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
menurunkan harga BBM bersubsidi pada awal tahun depan. Sinyal penurunan harga disampaikan Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero). “Tapi kemungkinan turun,” katanya, pada Rabu (16/12). Apalagi pemerintah telah mematok bahwa perubahan atau peninjauan ulang harga BBM bersubsidi bakal dilakukan setiap tiga bulan, yang berarti bakal jatuh pada 1 Januari 2016. Semoga jadi kado awal tahun. n
mentah dunia saat ini, persis seperti yang terjadi di tahun 1986. Saat itu, harga minyak dunia juga jatuh karena kelebihan pasokan. Penyebabnya, produksi minyak dari negara-negara non-OPEC turut membanjiri pasar dunia. Akibatnya, harga minyak berada di angka sekitar US$ 20 per barel. Kondisi itu bahkan berlangsung selama 17 tahun, hingga tahun 2003. Namun menurut Maizar, siklus bakal kembali terjadi. Harga minyak yang kini rendah akan berakhir akibat banyak produksi minyak yang akan terhenti. Hal itu akan menyebabkan pasar dunia kembali kekurangan pasokan minyak. “Oleh sebab itu, harga minyak tahun depan bakal berpotensi kembali naik ke kisaran US$ 50 per barel,” ujarnya. Khusus bagi Indonesia, lanjut Maizar yang juga tenaga ahli Tim Harga Minyak Mentah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, dampak rendahnya harga minyak dunia akan memperlambat kegiatan pengembangan industri migas di dalam negeri. Sebaliknya, rendahnya harga minyak justru berdampak positif bagi industri non-migas karena biaya BBM bakal turun. Sementara bagi pemerintah, rendahnya harga minyak bakal mendatangkan dampak positif dan negatif. Penerimaan dari sektor migas memang akan terus menurun. Namun pengeluaran untuk subsidi harga BBM akan berkurang. n
31
MAKRO APBN
Presiden Jokowi: Uangnya ke mana harus jelas.
Kata-Kata Bersayap Jokowi Presiden meminta penggunaan kata-kata bersayap dihapus dalam program kerja APBN 2016. Agar lebih mudah dikontrol. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
P
residen Jokowi kembali membuat gebrakan. Kali ini, meminta agar tidak ada lagi Kementerian atau Lembaga (KL), juga pemerintah daerah, yang menggunakan kata-kata bersayap dalam program kerja di APBN 2016. Kata-kata bersayap membuat anggaran
32
sulit dikontrol. “APBN itu besar. Uangnya kan keluarnya ke mana, untuk siapa, kan harus jelas,” kata Presiden Jokowi, saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2016, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin pekan lalu. Kata-kata bersayap yang dimaksud presiden, yang selama ini selalu digunakan, contohnya adalah pemberdayaan, bimbingan teknis, atau memfasilitasi. Kata-kata seperti ini dinilai terlalu umum dan membuat anggaran sulit dikontrol. Menurut Jokowi, saat ini sudah banyak perubahan yang dilakukan dalam sistem penganggaran. Maka perlu ketepatan dalam realisasinya. “Kita akan bisa gunakan uang rakyat lebih optimal, lebih konkret, lebih terukur dan lebih tepat sasaran. Kalau kata-katanya tetap, penggunaannya juga saya yakin akan lebih optimal, lebih konkret, lebih terukur, lebih tepat sasaran. Jangan menggunakan kata-kata yang tadi saya sampaikan,” pinta presiden. Selain itu, aparatur negara juga lebih mudah dalam memonitor pengeluaran dan manfaat yang ditimbulkan. Sebagai catatan, total APBN 2016 bernilai Rp 2095,7 triliun. Sebanyak 37,4% atau sekitar Rp 784,1 triliun dialokasikan melalui KL, sedangkan 36,7% atau Rp 770,2 triliun di transfer ke daerah dan dana desa. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, mencoba menjelaskan lebih detil tentang katakata bersayap yang dimaksud presiden. Menurutnya, kata-kata bersayap tak lain kata-kata yang masih bersifat sangat umum. “Karena kegiatan itu harus clear. Apakah beli barang, bangun sesuatu. Jadi bahasanya harus langsung, satuannya berapa, besarannya berapa, totalnya berapa,” kata Menkeu Bambang, pada Senin. Bambang mencontohkan penggunaan kata pemberdayaan nelayan senilai Rp 10 miliar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Ya orang bingung buat apa. Ini kan bisa nggak jelas. Yang presiden inginkan adalah pemberdayaan nelayan dihapus, tapi isinya misalkan membeli perahu, membeli jaring, umpan atau segala macam,” tegasnya. Sementara itu, Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengakui di dalam alokasi belanja dan program kerja lementeriannya masih terselip kata-kata bersayap. “Ada kata bersayap, misalnya kegiatan fasilitasi pembangunan perumahan, itu nggak jelas. Perbaikan rumah saja,” kata Basuki sembari menyebut alokasi belanja kementeriannya terbesar yaitu Rp 103,8 triliun. Menkeu Bambang berharap agar para pengguna anggaran bisa merapikan kembali program kerjanya. “Mereka harus rapikan sendiri,” ujarnya. Bambang menepis jika penghilangan kata-kata bersayap berpotensi memotong anggaran. Sebab target yang diinginkan adalah ketetapatan pelaksanaan anggaran. “Enggak ada pemotongan. Ini maksudnya biar jelas kalau mau belanja. Misalnya, kamu ingin makan, tapi bilangnya pemberdayaan saya supaya nggak mati kelaparan. Kan jelas kamu beli makan siang berapa rupiah, beli makan malam berapa rupiah,” katanya. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Neraca perdagangan
A
da kabar baik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Angka impor Indonesia pada bulan November melonjak 3,61% dibanding Oktober. Yakni dari US$ 11,1 miliar atau sekitar Rp 155,4 triliun, menjadi US$ 11,51 miliar atau Rp 159,74 triliun. Pemerintah menyebutnya sebagai pertanda ekonomi mulai membaik. “Ekonomi tandanya sudah mulai membaik, investasi sudah mulai masuk terutama dari pemerintah,” kata Suryamin, Kepala BPS, di Jakarta, Selasa pekan lalu. Menurut Suryamin, belanja pemerintah sejak kuartal III-2015 sudah terserap dan memasuki puncaknya pada kuartal IV. Terutama pada belanja modal yang dipergunakan untuk membangun infrastruktur. Hal itu dapat dilihat dari lonjakan yang signifikan dari beberapa komponen yang masih mengandalkan impor. Sebut saja besi dan baja, juga mesin dan peralatan listrik. Impor besi dan baja misalnya, naik 17,64% menjadi US$ 552,8 juta dari sebelumnya US$ 469,9 juta di bulan Oktober. Sementara impor mesin dan peralatan listrik, naik 11,71% menjadi US$ 1,4 miliar dari sebelumnya US$ 1,25 miliar. “Jadi barang-barang impor ini terkait dengan investasi. Banyak yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur,” kata Suryamin. Selain besi baja serta mesin dan peralatan listrik, lonjakan impor juga terjadi pada perhiasan atau permata yang naik 607,36%. Dari sebelumnya sebesar US$ 42,1 juta di Oktober, menjadi US$ 297,8 juta. Disusul, impor serealia yang naik 58,95% menjadi US$ 346,2 juta dari sebelumnya US$ 217,8 juta. Kenaikan impor serealia seperti biji gandum dan sebagainya, lebih disebabkan faktor akhir tahun, di mana kebutuhan masyarakat lebih tinggi dari biasanya. “Ini juga dikarenakan banuyak permintaan akhir tahun, seperti gandum diolah menjadi roti atau makanan lainnya. Jadi lebih kepada bahan baku untuk pengolahan,” jelas Suryamin. Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga sepakat bahwa peningkatan impor memang sejalan dengan kegiatan pembangunan besar-besaran yang sedang dilakukan pemerintah. Indonesia saat ini memang membutuhkan banyak barang modal seperti permesinan dan peralatan lainnya. Oleh sebab itu, kenaikan impor yang terjadi tidak perlu dikhawatirkan. “Impor ada kenaikan dalam kondisi kita butuh investasi tidak apa-apa. Pokoknya kenaikan barang modal itu indikator baik untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Bambang. Toh, Bambang mengakui bahwa lonjakan impor telah mengakibatkan defisit neraca perdagangan di bulan November. Namun secara umum, periode Januari-November 2015, neraca perdagangan masih surplus US$ 7,91 miliar. Kalaupun ada yang harus diperhatikan, tak lain bagaimana meningkatkan kegiatan ekspor. “Masih surplus sepanjang tahun kan? Menurut saya, kalau memang ada kenaikan impor, tidak ada salahnya. Yang perlu diwaspadai itu ekspornya belum pulih,” katanya. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Alhamdulillah, Ekonomi Membaik Lonjakan impor terjadi pada November. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sebagai pertanda ekonomi Indonesia mulai membaik. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
Bongkar muat: Harus diwaspadai belum pulihnya ekspor.
33
MAKRO Minuman Bersoda
Minuman Ringan Tak Ringan Lagi Pemerintah berniat menarik cukai dari minuman berpemanis dan bersoda. Kalangan pengusaha menolak mentah-mentah. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dahlan Rp, Riset
A
nda penikmat minuman ringan? Bersiaplah merogoh kocek lebih dalam. Mulai tahun depan, pemerintah berencana mengenakan tarif cukai bagi produk minuman berpemanis dan bersoda. Heru Pambudi, Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa pihaknya memang bakal memasukkan minuman berpemanis dan bersoda ke dalam objek cukai. Kini, pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait, seperti asosiasi, pengusaha dan kementerian atau lembaga. Jika rencana tersebut telah matang, DJBC akan meminta persetujuan DPR. “Harus ada persetujuan DPR. Jadi rencana tersebut tergantung pemerintah dan legislatif. Semakin cepat dapat persetujuan akan semakin cepat penerapan. Menurut amanat, exercise itu tahun depan, di 2016, exercise untuk pengenaan objek cukai baru,� kata Heru di Jakarta, Senin pekan lalu. Masuknya minuman berpemanis dan bersoda memang dilakukan demi mengejar target pendapatan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 186,52 triliun, sesuai APBN 2016. Oleh sebab itu, pengenaan obyek cukai baru memang mutlak dilakukan. Menurut Heru, minuman berpemanis dan bersoda sudah lama dikaji sebagai objek baru penerimaan negara. Pasalnya, selama ini minuman bersoda dan berpemanis dinilai memberi dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Terutama potensinya sebagai penyebab penyakit tidak menular (PTM), seperti obesitas, diabetes, jantung, dan sebagainya. Terkait alasan sebagai penyebab PTM, Suahasil Nazara, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan, pihak Kemenkeu tengah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait rencana penerapan cukai minuman berpemanis dan bersoda. Salah satunya Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
34
Menurut Suahasil, cukai dikenakan kepada produk-produk yang peredarannya dibatasi pemerintah. Kemenkeu berkoordinasi dengan Kemenkes untuk menentukan apakah minuman berpemanis layak dikenakan cukai. “Cukai itu biasanya dikenakan untuk barang yang beredarannya perlu dibatasi. Jadi untuk minuman berpemanis kita perlu tanya ke Kemenkes,� ujarnya.
DEFISIT DAN KONTRAPRODUKTIF Rencana pemerintah menerapkan cukai buat minuman berpemanis dan bersoda, ditolak kalangan pengusaha. Tiga asosiasi pengusaha, yakni Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Asosiasi Pengusaha Minum Ringan (ASRIM), secara tegas menolak kebijakan yang pernah didengung-
Minuman Bersoda: Konsumen hanya 1,1% dari total populasi.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Minuman bersoda kan pada 2012 tersebut. Ada empat alasan yang diajukan. Pertama, minuman bersoda dan berpemanis tidak memenuhi kriteria barang kena cukai. Berdasar UU Cukai Nomor 39 Tahun 2007, pasal 2, disebutkan bahwa produk yang kena cukai adalah produk yang konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi konsumen dan lingkungan hidup, serta pemakaiannya perlu pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan. “Dari semua aturan itu, minuman berkarbonasi dan berpemanis tidak masuk sama sekali. Kalau alasannya karena kesehatan, toh minuman siap saji hanya menyumbang 6,5% dari total asupan kalori penduduk Indonesia. Malah yang paling besar adalah nasi yang mencapai 33%,” ujar Triyono Projosoesilo, Ketua ASRIM, pada Selasa pekan lalu. Triyono mengutip data Kemenkes yang menyebut bahwa konsumen minuman berkarbonasi hanya 1,1% dari total populasi, dengan konsumsi rata-rata 2,4 liter per kapita per tahun. Alasan kedua, minuman berpemanis dan soda bukan penyebab sejumlah PTM. Menurut Adhi S Lukman Ketua GAPMMI, tidak ada fakta ilmiah yang membuktikan bahwa minuman berpemanis dan soda menjadi faktor tunggal meningkatnya PTM. “Konsumsi gula tertinggi terdapat pada makanan olahan rumahan, seperti teh manis dan kopi yang di-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
buat di rumah. Bahkan, penyebab diabetes terbesar menurut sejumlah penelitian adalah nasi. Apakah nasi mau dikenakan cukai oleh pemerintah?” ujarnya. Ketiga, pengenaan cukai pada minuman berpemanis dan bersoda justru kontradiktif bagi pendapatan negara. Bahkan sebenarnya, justru membuat negara kehilangan pemasukan pajak sektor makanan-minuman. Logikanya, jika cukai dinaikkan, industri bakal menurunkan produksi dan berimbas pada pengurangan tenaga kerja. “Kalau omzet pengusaha turun, otomatis pajak yang diberikan juga turun,” kata Adhi. Bahkan pada 2012, Lembaga Pengkajian Ekonomi & Manajemen FEUI, telah membuat hitungan. Jika cukai dikenakan sebesar Rp 3.000 per liter, maka dalam setahun, pendapatan negara bisa berkurang Rp 783,4 miliar dari pajak industri minuman ringan. Belum lagi hilangnya Rp 710 miliar dari penerimaan pajak tidak langsung. “Sedangkan cukai hanya memberikan peningkatan Rp 590 miliar. Artinya, ujungujungnya defisit dan kontraproduktif,” tambahnya. Keempat, wacana regulasi cukai telah membuat dis-insentif bagi investasi di sektor makanan dan minuman. Padahal, pada tahun 2014, BKPM justru menyebut bahwa sektor makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar investasi di Indonesia. Realisasi investasi sektor makanan dan minuman pada tahun 2014 mencapai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 53,4 triliun. Sebanyak US$ 3,1 miliar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). n
35
MAKRO Harga minyak
Berkah Atau Malapetaka? Harga minyak mentah dunia turun ke angka terendah dalam dua tahun terakhir. Ada enam faktor jadi penyebab.
H
TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dok. Review, Riset
arga minyak mentah dunia sedang rontok. Pada pekan lalu, bahkan tersungkur hingga di bawah US$ 40 per barel atau terendah dalam dua tahun terakhir. Ada dampak positif dan negatif buat Indonesia. “Harga minyak terus turun, saat ini di level terendah dalam dua tahun. Terakhir di bawah US$ 40 per barel,� kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), pada acara Refining Day 2015, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, pada Selasa pekan lalu. Dwi Soetjipto tak asal bicara. Apa yang disampaikan, sesuai data yang dimiliki Organization of The Pe-
troleum Exporting Countries (OPEC) atau organisasi negara-negara pengekspor minyak. Menurut OPEC, harga rata-rata bulanan minyak mentah dunia periode Oktober-Desember 2015, masing-masing sebesar US$ 45,02, US$ 40,50, dan US$ 36,13 per barel. Atau jika dirata-rata, harga per bulan sekitar US$ 40,55 per barel. Padahal, rata-rata harga minyak untuk periode Juli-September 2015, masih di kisaran angka US$ 48,16 per barel. Lalu apa yang menjadi penyebab turunnya harga minyak mentah dunia saat ini? Jika sepanjang tahun 2014 harga minyak tak beranjak dari posisi di atas US$ 100 per barel, mengapa kini harus berjuang bertahan di atas US$ 40 per barel? Bahkan pada sesi perdagangan pada Jumat (14/12), harga minyak mentah turun menjadi US$ 41,35 per barel. Merupakan angka terendah sejak Maret 2009. Ternyata, penurunan harga telah terjadi dalam tujuh minggu berturut-turut. Menarik menyimak enam pemicu turunnya harga minyak saat ini, seperti dikutip CNNMoney, pada Selasa (18/12). Pertama, pasokan yang berlebih akibat Amerika Serikat melakukan revolusi energi yang membanjiri
Kilang Minyak: Turunnya harga minyak pernah terjadi tahun 1986.
30
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Harga minyak
Kado Awal Tahun, Harga BBM Turun Terpelantingnya harga minyak mentah dunia bakal memberi dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah kabarnya, bakal melakukan evaluasi harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya premium dan solar bersubsidi. “Ya, premium kan per 3 bulan ya, itu tanggal 1 Januari kita evaluasi lagi,” kata IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), pada Selasa pekan lalu. Menurut Wiratmaja, jika melihat tren penurunan harga minyak mentah dunia yang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir, terbuka peluang harga premium dan solar bakal turun. “Insya Allah bisa turun, nanti Pak Menteri ESDM yang menjelaskan. Tapi sudah kita hitung, sudah kita analisis, sudah kita tentukan parameter-parameternya,” ujarnya. Pemerintah sendiri menggunakan dua indikator untuk menghitung
Antre mengisi bensin: Insya Allah bisa turun.
harga BBM bersubsidi. Yakni harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Jika melihat pergerakan rupiah dalam tiga bulan terakhir, sejak 24 September hingga Selasa (15/12), nilai tukar rupiah di pasar spot memang menunjukkan tren menguat 4,3% terhadap dolar AS. Sementara periode 24 Juni-24 September 2015, rupiah justru melemah 10,4% terhadap dolar AS. Nah, jika mengacu pada dua indikator tersebut, sudah selayaknya apabila pemerintah dan Pertamina
pasokan. Di pihak lain, OPEC bukannya menyeimbangkan pasar, namun justru terus menggenjot produksi minyak. OPEC agaknya takut kehilangan pangsa pasar dan tersisih oleh AS, Kanada, dan produsen minyak lainnya. Faktor kedua, produksi shale gas dari AS yang terus naik, karena produsen di sana secara agresif terus meningkatkan produksi. Banyak analis berpendapat, harga minyak tidak akan kunjung stabil sampai ada perusahaan minyak di AS yang bangkrut atau melakukan merger. Faktor ketiga, turunnya permintaan seiring perlambatgan ekonomi global. Keempat, disebabkan ekonomi China yang sedang lesu. Perlambatan ekonomi China telah membuat harga komoditas dunia turun, termasuk minyak mentah. Faktor kelima, tak lain menguatnya dolar AS. Maklum, laiknya komoditas lain, harga minyak juga dinilai dengan si mata uang hijau. Apalagi pada 2015 ini, nilai dolar AS naik tujuh persen dibandingkan mata uang negara lainnya. Kebijakan Cina yang mendevaluasi nilai yuan, justru semakin membuat tekanan ke harga minyak. Dan faktor keenam, ada tanda-tanda bahwa Iran ikut membanjiri pasar minyak dunia dengan produksinya.
Dampak Positif-Negatif Maizar Rahman, mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia, berpendapat bahwa turunnya harga minyak
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
menurunkan harga BBM bersubsidi pada awal tahun depan. Sinyal penurunan harga disampaikan Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero). “Tapi kemungkinan turun,” katanya, pada Rabu (16/12). Apalagi pemerintah telah mematok bahwa perubahan atau peninjauan ulang harga BBM bersubsidi bakal dilakukan setiap tiga bulan, yang berarti bakal jatuh pada 1 Januari 2016. Semoga jadi kado awal tahun. n
mentah dunia saat ini, persis seperti yang terjadi di tahun 1986. Saat itu, harga minyak dunia juga jatuh karena kelebihan pasokan. Penyebabnya, produksi minyak dari negara-negara non-OPEC turut membanjiri pasar dunia. Akibatnya, harga minyak berada di angka sekitar US$ 20 per barel. Kondisi itu bahkan berlangsung selama 17 tahun, hingga tahun 2003. Namun menurut Maizar, siklus bakal kembali terjadi. Harga minyak yang kini rendah akan berakhir akibat banyak produksi minyak yang akan terhenti. Hal itu akan menyebabkan pasar dunia kembali kekurangan pasokan minyak. “Oleh sebab itu, harga minyak tahun depan bakal berpotensi kembali naik ke kisaran US$ 50 per barel,” ujarnya. Khusus bagi Indonesia, lanjut Maizar yang juga tenaga ahli Tim Harga Minyak Mentah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, dampak rendahnya harga minyak dunia akan memperlambat kegiatan pengembangan industri migas di dalam negeri. Sebaliknya, rendahnya harga minyak justru berdampak positif bagi industri non-migas karena biaya BBM bakal turun. Sementara bagi pemerintah, rendahnya harga minyak bakal mendatangkan dampak positif dan negatif. Penerimaan dari sektor migas memang akan terus menurun. Namun pengeluaran untuk subsidi harga BBM akan berkurang. n
31
MAKRO APBN
Presiden Jokowi: Uangnya ke mana harus jelas.
Kata-Kata Bersayap Jokowi Presiden meminta penggunaan kata-kata bersayap dihapus dalam program kerja APBN 2016. Agar lebih mudah dikontrol. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
P
residen Jokowi kembali membuat gebrakan. Kali ini, meminta agar tidak ada lagi Kementerian atau Lembaga (KL), juga pemerintah daerah, yang menggunakan kata-kata bersayap dalam program kerja di APBN 2016. Kata-kata bersayap membuat anggaran
32
sulit dikontrol. “APBN itu besar. Uangnya kan keluarnya ke mana, untuk siapa, kan harus jelas,” kata Presiden Jokowi, saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2016, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin pekan lalu. Kata-kata bersayap yang dimaksud presiden, yang selama ini selalu digunakan, contohnya adalah pemberdayaan, bimbingan teknis, atau memfasilitasi. Kata-kata seperti ini dinilai terlalu umum dan membuat anggaran sulit dikontrol. Menurut Jokowi, saat ini sudah banyak perubahan yang dilakukan dalam sistem penganggaran. Maka perlu ketepatan dalam realisasinya. “Kita akan bisa gunakan uang rakyat lebih optimal, lebih konkret, lebih terukur dan lebih tepat sasaran. Kalau kata-katanya tetap, penggunaannya juga saya yakin akan lebih optimal, lebih konkret, lebih terukur, lebih tepat sasaran. Jangan menggunakan kata-kata yang tadi saya sampaikan,” pinta presiden. Selain itu, aparatur negara juga lebih mudah dalam memonitor pengeluaran dan manfaat yang ditimbulkan. Sebagai catatan, total APBN 2016 bernilai Rp 2095,7 triliun. Sebanyak 37,4% atau sekitar Rp 784,1 triliun dialokasikan melalui KL, sedangkan 36,7% atau Rp 770,2 triliun di transfer ke daerah dan dana desa. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, mencoba menjelaskan lebih detil tentang katakata bersayap yang dimaksud presiden. Menurutnya, kata-kata bersayap tak lain kata-kata yang masih bersifat sangat umum. “Karena kegiatan itu harus clear. Apakah beli barang, bangun sesuatu. Jadi bahasanya harus langsung, satuannya berapa, besarannya berapa, totalnya berapa,” kata Menkeu Bambang, pada Senin. Bambang mencontohkan penggunaan kata pemberdayaan nelayan senilai Rp 10 miliar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Ya orang bingung buat apa. Ini kan bisa nggak jelas. Yang presiden inginkan adalah pemberdayaan nelayan dihapus, tapi isinya misalkan membeli perahu, membeli jaring, umpan atau segala macam,” tegasnya. Sementara itu, Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengakui di dalam alokasi belanja dan program kerja lementeriannya masih terselip kata-kata bersayap. “Ada kata bersayap, misalnya kegiatan fasilitasi pembangunan perumahan, itu nggak jelas. Perbaikan rumah saja,” kata Basuki sembari menyebut alokasi belanja kementeriannya terbesar yaitu Rp 103,8 triliun. Menkeu Bambang berharap agar para pengguna anggaran bisa merapikan kembali program kerjanya. “Mereka harus rapikan sendiri,” ujarnya. Bambang menepis jika penghilangan kata-kata bersayap berpotensi memotong anggaran. Sebab target yang diinginkan adalah ketetapatan pelaksanaan anggaran. “Enggak ada pemotongan. Ini maksudnya biar jelas kalau mau belanja. Misalnya, kamu ingin makan, tapi bilangnya pemberdayaan saya supaya nggak mati kelaparan. Kan jelas kamu beli makan siang berapa rupiah, beli makan malam berapa rupiah,” katanya. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Neraca perdagangan
A
da kabar baik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Angka impor Indonesia pada bulan November melonjak 3,61% dibanding Oktober. Yakni dari US$ 11,1 miliar atau sekitar Rp 155,4 triliun, menjadi US$ 11,51 miliar atau Rp 159,74 triliun. Pemerintah menyebutnya sebagai pertanda ekonomi mulai membaik. “Ekonomi tandanya sudah mulai membaik, investasi sudah mulai masuk terutama dari pemerintah,” kata Suryamin, Kepala BPS, di Jakarta, Selasa pekan lalu. Menurut Suryamin, belanja pemerintah sejak kuartal III-2015 sudah terserap dan memasuki puncaknya pada kuartal IV. Terutama pada belanja modal yang dipergunakan untuk membangun infrastruktur. Hal itu dapat dilihat dari lonjakan yang signifikan dari beberapa komponen yang masih mengandalkan impor. Sebut saja besi dan baja, juga mesin dan peralatan listrik. Impor besi dan baja misalnya, naik 17,64% menjadi US$ 552,8 juta dari sebelumnya US$ 469,9 juta di bulan Oktober. Sementara impor mesin dan peralatan listrik, naik 11,71% menjadi US$ 1,4 miliar dari sebelumnya US$ 1,25 miliar. “Jadi barang-barang impor ini terkait dengan investasi. Banyak yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur,” kata Suryamin. Selain besi baja serta mesin dan peralatan listrik, lonjakan impor juga terjadi pada perhiasan atau permata yang naik 607,36%. Dari sebelumnya sebesar US$ 42,1 juta di Oktober, menjadi US$ 297,8 juta. Disusul, impor serealia yang naik 58,95% menjadi US$ 346,2 juta dari sebelumnya US$ 217,8 juta. Kenaikan impor serealia seperti biji gandum dan sebagainya, lebih disebabkan faktor akhir tahun, di mana kebutuhan masyarakat lebih tinggi dari biasanya. “Ini juga dikarenakan banuyak permintaan akhir tahun, seperti gandum diolah menjadi roti atau makanan lainnya. Jadi lebih kepada bahan baku untuk pengolahan,” jelas Suryamin. Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga sepakat bahwa peningkatan impor memang sejalan dengan kegiatan pembangunan besar-besaran yang sedang dilakukan pemerintah. Indonesia saat ini memang membutuhkan banyak barang modal seperti permesinan dan peralatan lainnya. Oleh sebab itu, kenaikan impor yang terjadi tidak perlu dikhawatirkan. “Impor ada kenaikan dalam kondisi kita butuh investasi tidak apa-apa. Pokoknya kenaikan barang modal itu indikator baik untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Bambang. Toh, Bambang mengakui bahwa lonjakan impor telah mengakibatkan defisit neraca perdagangan di bulan November. Namun secara umum, periode Januari-November 2015, neraca perdagangan masih surplus US$ 7,91 miliar. Kalaupun ada yang harus diperhatikan, tak lain bagaimana meningkatkan kegiatan ekspor. “Masih surplus sepanjang tahun kan? Menurut saya, kalau memang ada kenaikan impor, tidak ada salahnya. Yang perlu diwaspadai itu ekspornya belum pulih,” katanya. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Alhamdulillah, Ekonomi Membaik Lonjakan impor terjadi pada November. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sebagai pertanda ekonomi Indonesia mulai membaik. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
Bongkar muat: Harus diwaspadai belum pulihnya ekspor.
33
MAKRO Minuman Bersoda
Minuman Ringan Tak Ringan Lagi Pemerintah berniat menarik cukai dari minuman berpemanis dan bersoda. Kalangan pengusaha menolak mentah-mentah. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dahlan Rp, Riset
A
nda penikmat minuman ringan? Bersiaplah merogoh kocek lebih dalam. Mulai tahun depan, pemerintah berencana mengenakan tarif cukai bagi produk minuman berpemanis dan bersoda. Heru Pambudi, Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa pihaknya memang bakal memasukkan minuman berpemanis dan bersoda ke dalam objek cukai. Kini, pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait, seperti asosiasi, pengusaha dan kementerian atau lembaga. Jika rencana tersebut telah matang, DJBC akan meminta persetujuan DPR. “Harus ada persetujuan DPR. Jadi rencana tersebut tergantung pemerintah dan legislatif. Semakin cepat dapat persetujuan akan semakin cepat penerapan. Menurut amanat, exercise itu tahun depan, di 2016, exercise untuk pengenaan objek cukai baru,� kata Heru di Jakarta, Senin pekan lalu. Masuknya minuman berpemanis dan bersoda memang dilakukan demi mengejar target pendapatan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 186,52 triliun, sesuai APBN 2016. Oleh sebab itu, pengenaan obyek cukai baru memang mutlak dilakukan. Menurut Heru, minuman berpemanis dan bersoda sudah lama dikaji sebagai objek baru penerimaan negara. Pasalnya, selama ini minuman bersoda dan berpemanis dinilai memberi dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Terutama potensinya sebagai penyebab penyakit tidak menular (PTM), seperti obesitas, diabetes, jantung, dan sebagainya. Terkait alasan sebagai penyebab PTM, Suahasil Nazara, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan, pihak Kemenkeu tengah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait rencana penerapan cukai minuman berpemanis dan bersoda. Salah satunya Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
34
Menurut Suahasil, cukai dikenakan kepada produk-produk yang peredarannya dibatasi pemerintah. Kemenkeu berkoordinasi dengan Kemenkes untuk menentukan apakah minuman berpemanis layak dikenakan cukai. “Cukai itu biasanya dikenakan untuk barang yang beredarannya perlu dibatasi. Jadi untuk minuman berpemanis kita perlu tanya ke Kemenkes,� ujarnya.
DEFISIT DAN KONTRAPRODUKTIF Rencana pemerintah menerapkan cukai buat minuman berpemanis dan bersoda, ditolak kalangan pengusaha. Tiga asosiasi pengusaha, yakni Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Asosiasi Pengusaha Minum Ringan (ASRIM), secara tegas menolak kebijakan yang pernah didengung-
Minuman Bersoda: Konsumen hanya 1,1% dari total populasi.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
MAKRO Minuman bersoda kan pada 2012 tersebut. Ada empat alasan yang diajukan. Pertama, minuman bersoda dan berpemanis tidak memenuhi kriteria barang kena cukai. Berdasar UU Cukai Nomor 39 Tahun 2007, pasal 2, disebutkan bahwa produk yang kena cukai adalah produk yang konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi konsumen dan lingkungan hidup, serta pemakaiannya perlu pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan. “Dari semua aturan itu, minuman berkarbonasi dan berpemanis tidak masuk sama sekali. Kalau alasannya karena kesehatan, toh minuman siap saji hanya menyumbang 6,5% dari total asupan kalori penduduk Indonesia. Malah yang paling besar adalah nasi yang mencapai 33%,” ujar Triyono Projosoesilo, Ketua ASRIM, pada Selasa pekan lalu. Triyono mengutip data Kemenkes yang menyebut bahwa konsumen minuman berkarbonasi hanya 1,1% dari total populasi, dengan konsumsi rata-rata 2,4 liter per kapita per tahun. Alasan kedua, minuman berpemanis dan soda bukan penyebab sejumlah PTM. Menurut Adhi S Lukman Ketua GAPMMI, tidak ada fakta ilmiah yang membuktikan bahwa minuman berpemanis dan soda menjadi faktor tunggal meningkatnya PTM. “Konsumsi gula tertinggi terdapat pada makanan olahan rumahan, seperti teh manis dan kopi yang di-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
buat di rumah. Bahkan, penyebab diabetes terbesar menurut sejumlah penelitian adalah nasi. Apakah nasi mau dikenakan cukai oleh pemerintah?” ujarnya. Ketiga, pengenaan cukai pada minuman berpemanis dan bersoda justru kontradiktif bagi pendapatan negara. Bahkan sebenarnya, justru membuat negara kehilangan pemasukan pajak sektor makanan-minuman. Logikanya, jika cukai dinaikkan, industri bakal menurunkan produksi dan berimbas pada pengurangan tenaga kerja. “Kalau omzet pengusaha turun, otomatis pajak yang diberikan juga turun,” kata Adhi. Bahkan pada 2012, Lembaga Pengkajian Ekonomi & Manajemen FEUI, telah membuat hitungan. Jika cukai dikenakan sebesar Rp 3.000 per liter, maka dalam setahun, pendapatan negara bisa berkurang Rp 783,4 miliar dari pajak industri minuman ringan. Belum lagi hilangnya Rp 710 miliar dari penerimaan pajak tidak langsung. “Sedangkan cukai hanya memberikan peningkatan Rp 590 miliar. Artinya, ujungujungnya defisit dan kontraproduktif,” tambahnya. Keempat, wacana regulasi cukai telah membuat dis-insentif bagi investasi di sektor makanan dan minuman. Padahal, pada tahun 2014, BKPM justru menyebut bahwa sektor makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar investasi di Indonesia. Realisasi investasi sektor makanan dan minuman pada tahun 2014 mencapai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 53,4 triliun. Sebanyak US$ 3,1 miliar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). n
35
Pasar Modal IHSG
Setelah Semuanya T Kenaikan bunga The Fed membuat investor merasa lebih nyaman. Tapi, waspadalah, asing masih menyisakan aksi jualnya.
P
TEKS Ahmad Munjin foto riset
enantian yang sudah berlangsung lama itu, akhirnya, selesai juga. The Federal Reserved, Kamis lalu (17/12) menaikkan tingkat bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Tambahan lain, katanya, suku bunga ini akan dinaikkan secara gradual di tahun depan. Dengan demikian, ada kepastian bagi pasar untuk melakukan aktivitas usahanya. Kenaikan ini, sebenarnya, sudah tercium oleh para investor di pasar modal. Itu terlihat dari kenaikan indeks selama empat hari berturut-turut. Sayangnya, di penghujung pekan lalu, indeks kembali melemah sebesar 87 –poin (1,92%) dan ditutup di level 4.468. Menurut Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, pelemahan itu dipicu oleh kondisi bursa regional yang masih labil seiring pelemahan harga minyak ke level US$ 34 per barel. Padahal, pelemahan harga minyak sebenarnya menguntungkan Indonesia. Sebab, RI menjadi negara net importir. Kondisi itu sebenarnya bisa memberi peluang penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Januari 2016. “Jadi, seharusnya, penurunan harga minyak tidak masalah bagi Indonesia,” katanya. Dengan kondisi itu, mestinya konsumsi dalam negeri malah meningkat. Tapi, orang malah memilih jualan saham. “Saya juga tidak mengerti kenapa begitu,” tutur Satrio. Investor asing memang melepas posisi, tapi nilainya tidak sebesarnya kemarin. Jadi, sebenarnya pelemahan IHSG akhir pekan lalu tak masalah. Benar, bursa regional masih labil.Tapi, paling tidak, masalahnya bukan faktor dalam negeri, melainkan eksternal. Itu lantaran semata-mata faktor penurunan tajam harga minyak. Kondisi ini banyak merugikan perusahaan gas dan minyak sehingga potensial untuk PHK. Setelah The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin ke 0,50%, pengaruhnya ternyata tidak terlalu buruk. Penurunan harga minyak juga merupakan hal wajar sebenarnya. Setiap kenaikan suku bunga The Fed, yang terhantam memang harga komoditas. Di pekan ini, arah IHSG kemungkinan konsolidasi
42
dengan supports 4.409-4.429 yang merupakan kisaran gap. Itu setelah IHSG gagal bertahan di atas support yang pertama di angka 4.483-4.525. Kita harus melihat Senin (21/12), apakah support tersebut bisa bertahan atau tidak. Support selanjutnya berada di 4.330, 4.300 dan 4.250. Di sisi lain, resistance IHSG berada di 4.483 hingga 4.425.
AWAS, ASING MASIH BISA MENJUAL Dalam situasi ini, Satrio lebih menyarankan untuk buy on weakness. Sebab, jika melihat posisi teknikalnya, IHSG masih bagus. Koreksi IHSG hingga 4.300-4.250 pun sebenarnya masih normal. Masih wajar, tidak ada masalah sebenarnya. Asing sendiri masih menyisakan aksi jual, sehingga IHSG masih rawan tekanan negatif hingga masa window dressing. Karena itu, lebih baik berpikir untuk menghadapi January Effect daripada Window Dressing. Meski begitu, satu hal yang perlu diingat, setiap Desember IHSG tidak pernah turun selama 14 tahun ter-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
PASAR MODAL IHSG
Terang Benderang
akhir. Jika penutupan IHSG di Desember lebih rendah dari harga terakhir bulan November, ini merupakan yang pertama setelah 14 tahun sejak tahun 2000. Saham pilihan untuk buy on weakness adalah sektor perbankan. Di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA). Penurunan tajam BBRI pada Jumat (18/12) karena memang ada orang lepas saham di akhir perdagangan. Ini, salah satunya, disebabkan pasar kecewa dengan BI rate yang tak kunjung turun. Pasar bosan dengan sikap BI sehingga saham-saham bank dibanting. Di sektor semen, saham PT Semen Indonesia (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP). Sedangkan di sektor konstruksi, ada saham PT Adhi Karya (ADHI). Konsumsi juga menarik, seiring peluang penurunan harga BBM yang direncanakan Januari 2016. Pilihannya adalah saham PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Gudang Garam (GGRM), PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP), dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Pendapat senada juga dikemukakan Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital. Kata dia, persoalan The Fed sudah terjawab. Dan secara sentimen, ini berguna untuk mengundang bargain hunters masuk ke bursa dan akumulasi saham big cap maupun lapis dua. Oleh sebab itu, strategi sekarang adalah akumulasi bertahap. Secara teknikal, sentimen pasar memang terbantu oleh keputusan The Fed. Namun, indeks masih bergerak sideways antara level 4.400-4.500. Oleh karena itu, perlu waktu untuk mempertahankan daerah kekuasaan di atas 4.500 sehingga level 4.500 dapat menjadi support baru. Karena alasan itu, maka rekomendasi adalah akumulasi bertahap. Untuk sepekan ke depan, Yuganur merekomendasikan beli saham BMRI, ASII, BBRI, dan BSDE. Pertama, saham PT Bank Mandiri (BMRI), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 9.350. Pembelian pertama saham ini bisa dilakukan di Rp 8.825, pembelian kedua bisa dilakukan di Rp 8.775, dan cut loss point di Rp 8.675. Kedua, saham PT Astra International (ASII). Rekomendasi beli dengan trading target di Rp 6.600. Pembelian pertama saham ini bisa dilakukan di Rp 6.175 dan kedua di Rp 6.075. Cut-loss jika saham ini menyentuh Rp 5.975. Ketiga, saham PT Bumi Serpong Damai (BSDE), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 1.800. Pembelian pertama saham ini bisa dilakukan di Rp 1.665, kemudian di Rp 1.625 dan cut loss point di Rp 1.575. Keempat, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), rekomendasi beli dengan trading target di Rp 11.850. Pembelian pertama saham ini bisa dilakukan di Rp 10.975. Pembelian kedua saham ini bisa dilakukan di Rp 10.875, dan cut loss point di Rp 10.775. Nah, selamat berburu. n
IHSG
43
Pasar Modal Saham properti
Pilih Saham Properti Untuk Tahun 2016 Hingga kuartal I, bisnis properti masih akan terseok-seok. Tapi, di pertengahan tahun, sektor ini akan mulai nge-gas. TEKS Ahmad Munjin foto dahlan RP
Dorongan pertumbuhan akan datang dari perbaikan aktivitas perekonomian, pertumbuhan kredit perbankan, potensi penurunan BI rate, dan dampak perubahan kebijakan LTV. Perbaikan itu terutama akan dialami oleh segmen residensial, apartemen dan ritel (pusat perbelanjaan). Sedangkan untuk perkantoran dan kawasan industrial diperkirakan masih akan mengalami tantangan karena masih berlanjutnya over supply. “Sudut pandang kami lebih positif pada properti residensial dibandingkan dengan sub-sektor perkantoran dan kawasan industri,� kata Ahmad. Artinya, tidak hanya dari sisi pertumbuhan residensial menengah dan besar. Begitu juga dengan sub sektor apartemen dan pusat perbelanjaan.
MASIH BANYAK YANG LAYAK DIINCAR Untuk lahan industrial dan perkantoran, Ahmad melihat tantangan tahun 2016 yang tidak jauh berbeda dengan 2015. Itulah alasan mengapa ia memberikan rekomendasi netral untuk saham-saham di sektor properti secara umum. Akan tetapi, secara khusus, ada beberapa saham yang mendapat rekomendasi beli. Di antaranya adalah saham PT Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan target harga Rp 1.950 dengan estimasi Price to Earnings Ratio
S
esak nafas yang dialami bisnis properti, tampaknya, masih belum akan beranjak. Itu terlihat dari Survei Perkembangan Properti Komersial yang dilansir Bank Indonesia (BI) pada 13 November 2015. Di sana terungkap harga properti komersial melemah 1,69% secara triwulanan, dan 32,31% secara tahunan. Perlambatan kenaikan harga secara triwulanan ini terjadi hampir di semua segmen, kecuali hotel dan pusat perbelanjaan. Kedua segmen ini justru memperlihatkan kenaikan lebih tinggi dari kinerja pada kuartal II-2015. Kini harapan pengembang tertumpu pada tahun yang akan datang. Banyak yang memprediksi bisnis properti kembali bergairah pada semester kedua tahun 2016. Kenaikan itu terjadi karena kondisi ekonomi global dan adanya sejumlah kebijakan pemerintah yang mendukung bergairahnya bisnis properti di Tanah Air. Seperti masalah pajak, relaksasi kebijakan serta program sejuta rumah rumah. Selain itu, gairah kelas menengah saat ini untuk membeli aset properti dinilai lebih besar ketimbang kelas atas. Hal itu tidak terlepas dari besarnya jumlah warga kelas menengah Indonesia saat ini yang mencapai 45 juta jiwa lebih. Jumlah itu menurut laporan The Emerging Powerhouese of South East Asia, yang diterbitkan lembaga konsultan Jones Lang LaSalle akan melesat hingga 80 juta jiwa pada tahun 2020. Pendapat senada dikemukakan Akhmad Nurcah-yadi, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia. Ia memperkirakan adanya sebuah potensi perbaikan pertumbuhan tahun depan yang lebih baik dibandingkan tahun 2015 ini. Tapi akan secepat ketika masa booming.
44
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Pasar Modal Saham properti (PER) 2016 di level 10,2 kali. Sementara, estimasi Price to Book Value (PBV) 2016 di angka 1,6 kali. Lalu, saham PT Summarecon Agung (SMRA) dengan target harga Rp 1.750 dengan estimasi PER 2016 di angka 14,6 kali dan estimasi PBV 2,8 kali. Sedangkan saham properti dengan rekomendasi hold adalah PT Alam Sutera Realty (ASRI) dengan target harga di Rp 350 dengan estimasi PER 2016 di level 10,5 kali, estimasi PBV 2016 di level 0,9 kali. Dan saham PT Pakuwon Jati (PWON) yang targetnya di Rp 465 dengan estimasi PER 2016 di angka 10,4 kali dan PBV estimasi 2016 di posisi 2,4 kali. Khusus tentang PWON, David Sutyanto, analis riset First Asia Capital, punya pendapat yang berbeda. Tahun ini, katanya, PWON pernah mencapai harga tertinggi (Rp 565) pada 26 Februari dan terendah di Rp 313 pada 24 Agustus. Pergerakan harga saham perseroan tahun ini menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar rupiah atas dolar AS yang cenderung melemah hingga sempat menembus Rp 14.700 akhir September lalu. Ini disebabkan perseroan memiliki utang valas sebesar US$200 juta sehingga mengalami rugi kurs ketika rupiah melemah. Sepanjang Sembilan bulan pertama tahun ini, perseroan menderita rugi kurs Rp 139,51 miliar. Ini me-
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
nyebabkan laba bersih periode tersebut turun 11,2% mencapai Rp 1,17 triliun dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 1,31 triliun. Padahal, pendapatan perseroan periode yang sama tumbuh 31,13% mencapai Rp 3,56 triliun dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 2,71 triliun. Sebesar 48% pendapatan berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) dan 52% berasal dari development revenue. Recurring income perseroan periode sembilan bulan 2015 naik 38% secara tahunan menjadi Rp 1,69 triliun dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 1,23 triliun. Sedangkan development revenue naik 26% secara tahunan menjadi Rp 1,86 triliun dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 1,48 triliun. Tahun ini pendapatan bersih emiten diperkirakan tumbuh 31% mencapai Rp 5,1 triliun dibandingkan 2014 sebesar Rp 3,9 triliun. Sedangkan laba bersih diproyeksikan mencapai Rp 1,87 triliun atau turun 25% dari 2014 lalu Rp 2,51 triliun. EPS tahun ini diperkirakan Rp 38,89 turun dari 2014 lalu Rp 52,23. Pada harga Rp 428 saham PWON ditransaksikan dengan PER 11 kali berdasarkan Itu sebabnya, dalam kondisi pasar bullish, harga sahamnya berpeluang ditransaksikan estimasi 2015 dan PBV 2,3 kali dengan PBV 3 kali atau mencapai Rp 604. n
45
Pasar Modal Saham BRI
Berjaya dengan Satelit BRI akan menggenjot pendapatan nonbunga. Untuk sahamnya, masih ada potensi menguat ke Rp 13 ribu. TEKS Ahmad Munjin foto Dahlan RP
K
alau tak ada aral melintang, Insya Allah, pertengahan tahun depan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan meluncurkan satelit milik sendiri. Bank BUMN ini, dengan investasi sebesar US$ 220 juta, akan meluncurkan satelitnya dari negara Republik Guyana. Satelit tersebut dibuat oleh SS Laurel di San Fransisco Amerika Serikat dan roket peluncur dibeli dari perusahaan asal Perancis, Ariane Space. Hebat, sebuah bank memiliki sebuah satelit. Sayangnya, saat ini, bisnis perbankan sedang tertatih-tatih akibat terjadinya pelambatan ekonomi. BRI saja, termasuk bank yang beruntung, hanya mencatatkan kenaikan tipis dalam pencapaian kinerjanya. Kuartal III laba bersihnya cuma mencapai Rp 18,42 triliun atau hanya naik sedikit dibanding keuntungan bersih tahun sebelumnya yang Rp 18,06 triliun. Sedangkan laba bersih per Oktober mengalami penurunan sebesar 1,4% menjadi Rp 19,99 triliun. Ini terjadi seiring meningkatnya biaya provisi. Jika dibandingkan dengan target laba bersih yang diprediksi oleh Danereksa Sekuritas (Rp 24 triliun), berarti, realisasi laba bersih BRI per Oktober 2015 mencapai 82%. Ini sesuai dengan perkiraan manajemen BRI beberapa waktu lalu. Menurut Asmawi Syam, Dirut BRI, perseroan tengah berhitung ulang terkait dengan target bisnis tahun ini. Dia mengatakan, BRI akan menurunkan target kredit menjadi sekitar 11%. “Kami lihat lagi, kalau kreditnya enggak tumbuh, labanya dari mana?” ujarnya beberapa waktu lalu. Sebelumnya, BRI mematok target pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% dan pertumbuhan laba sebesar 10%. Menurut Asmawi, di tengah situasi perlambatan ekonomi, perseroan juga tidak bisa mengandalkan pendapatan nonbunga untuk menopang perolehan laba. Dia menyebut, porsi pendapatan nonbunga terhadap total laba masih di bawah 10%. “Fee based kami baru 9%, tahun ini targetnya memang menjadi 10%,” tuturnya. Lantas bagaimana dengan nasib sahamnya yang berkode BBRI? Menurut Andy Ferdinand, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, secara fundamental BBRI diyakini masih akan ditopang oleh segmen mi-
46
kro yang jadi andalannya. Sebab, di segmen ini, non performing loan (NPL) relatif rendah ditambah lagi potensi meningkatnya volume Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersubsidi.
MASIH JAGO MIKRO “Itu akan menguntungkan BBRI terutama dalam memperbesar pangsa pasar,” kata Andy. Makanya, ia merekomendasikan beli untuk BBRI dengan target harga di Rp 13.000. Target ini didasarkan pada estimasi Price to Book Value (PBV) 2016 di level 2,4 kali.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Pasar Modal Saham BRI Pada periode sembilan bulan 2015, kredit BBRI tumbuh 11,8%. Angka ini sedikit di atas industri yang tumbuh sekitar 11%. BRI juga mencatatkan kredit segmen korporasi dengan pertumbuhan tertinggi 24,8%. Sementara itu, segmen mikro yang berkontribusi terbesar di level 33% dari total kredit, membukukan kenaikan 14,7%. Net Interest Margin (NIM) juga membaik secara kuartalan. Bandingkan, sembilan bulan 2014 sebesar 8,78%, semester I-2015 sebesar 7,88%, dan sembilan bulan 2015 di level 8,08%. Pertumbuhan NIM tersebut seiring penurunan cost of fund akibat tren kenaikan CASA ratio: bandingkan rasio CASA kuartal III-2014 di level 53,3%, kuartal II2015 di level 54,1%, dan kuartal III-2015 di level 56,2%. Pendapatan bunga bersih juga meningkat 12,5% secara tahunan atau naik 6,3% secara kuartalan menjadi Rp 41,6 triliun. Begitu juga dengan kualitas kredit yang terlihat membaik secara kuartalan. Bandingkan, kuartal III-
2014 di level 1,89%, kuartal II-2015 di level 2,33% dan kuartal III-2015 di level 2,24%. Semua segmen kredit membukukan penurunan NPL, kecuali segmen kredit korporasi yang justru mengalami kenaikan NPL. Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi di segmen ini terlihat membuat NPL-nya semakin tinggi. Oleh karena itu, manajemen berupaya untuk lebih fokus pada kredit di sektor yang lebih aman seperti infrastruktur ke depannya. Perbaikan NPL secara umum ditunjang pula oleh program restrukturisasi yang pada kuartal III-2015 ada Rp 2,4 triliun kredit yang direstruktur, terutama pada segmen small commercial (UKM). Kemudian, langkah pemerintah melonggarkan aturan pemberian KUR juga menjadi hal positif. Ke depannya, pemerintah berencana menaikkan KUR bersubsidi ini menjadi Rp 100-120 triliun dari saat ini Rp 30 triliun. BBRI diperkirakan akan mendapatkan bagian terbesar. Manajemen menyanggupi hal ini dan akan berupaya untuk memperbesar pasar dengan KUR murah tersebut. Meski berpotensi adanya ‘kanibalisme’ di tubuh BBRI di mana konsumen KUR biasa beralih ke KUR bersubsidi, analis percaya hal ini lebih baik daripada tidak mengikuti program ini dan berisiko market sharenya diambil oleh bank pesaing. Jadi secara keseluruhan dampak KUR bersubsidi ini masih positif bagi BBRI. Mengenai rencana bunga kredit yang akan diturunkan dari 12% menjadi 9% untuk konsumen, hal ini masih dalam proses perencanaan dan diharapkan agar subsidi pemerintah untuk bunga dinaikkan dari saat ini 7% menjadi 10% mengikuti penurunan bunga ke konsumen tersebut. Laba bersih sembilan 2015 tercatat naik 1,4% secara tahunan atau tumbuh 11,5% secara kuartalan menjadi Rp 18,3 triliun. Angka ini 74% dari dari estimasi Samuel Sekuritas sebelumnya maupun konsensus untuk full year 2015. Makanya BBRI mendapat rekomendasi beli dengan target harga di Rp 13.000. Sementara Danareksa mempertahankan rekomendasinya dengan target harga Rp 13.400. n
Ke depannya, pemerintah berencana menaikkan KUR bersubsidi ini menjadi Rp 100-120 triliun dari saat ini Rp 30 triliun. BBRI diperkirakan akan mendapatkan bagian terbesar.
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
47
Pasar Modal Saham otomotif
Otomotif Belum Bisa Diharapkan Lesunya bisnis otomotif, mendorong analis menyarankan investor menjauhi saham-sahamnya.
M
Jadi, kita tidak bisa 100% menghindari saham otomotif,� kata Reza. Secara teknikal, saham ASII menarik jika bisa bertahan di Rp 7.000 per saham. Tapi, dalam kondisi pasar sekarang tidak memungkinkan untuk itu. Yang paling memungkinkan, support berada di Rp 6.100 dan resistance di Rp 6.350. Sementara support GJTL berada di level Rp 505. Emiten ini diuntungkan oleh penurunan harga bahan baku ban, yakni karet seiring penurunan harga minyak mentah dunia ke level US$ 34 per barel. Oleh sebab itu, beban pembelian bahan baku ban menjadi turun.
CUMA ASII YANG DIREKOMENDASIKAN Akan tetapi, di lain sisi, perusahaan seperti GJTL dan PT Multistrada Arah Sarana (MASA) juga menghadapi persoalan yang sama, yaitu penurunan di sektor otomotif. Otomatis mereka sebagai industri pendukung juga mengalami penurunan. Akan halnya Tonny W Setiadi, analis dari Indosurya Asset Management, merekomendasikan netral un-
TEKS Ahmad Munjin foto Dok. Review
elemahnya daya beli menjadi momok negatif bagi industri otomotif. Tak pelak, emiten yang mengandalkan produk otomotif untuk mendulang fulus pun ikut merasakan imbasnya. Menurut Nico Omer Jonkcheere, Vice President, Research & Analysis Valbury Asia Securities, prospek otomotif belum akan pulih hingga akhir tahun. Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan, tahun ini penjualan mobil domestik hanya berkisar 950.000 970.000 unit. Turun dari tahun lalu, yang masih mencapai 1,2 juta unit. Sementara penjualan motor ditaksir hanya akan ada di kisaran 6,4 juta unit hingga 6,5 juta unit. Adapun, tahun lalu, realisasi penjualan roda dua tercatat sebanyak 7,86 juta unit. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) menjadi salah satu korporasi otomotif yang ikut terpukul dari kondisi ini. Rapor kinerja perseroan pada kuartal III -2015 tercatat merah. Emiten milik Grup Salim ini membukukan rugi bersih hingga Rp 189 miliar. Ini lebih besar dari kerugian periode sebelumnya yang Rp 178,7 miliar. Begitupun penjualan PT Astra International, ikut anjlok. Itu, terlihat dari laba bersih yang berhasil dibukukan pada kuartal III yang hanya Rp 5,3 triliun. Bandingkan dengan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,9 triliun. Penurunan itu disebabkan tergerusnya bisnis otomotif Astra Makanya, melihat itu, pantas kalau analis tidak banyak yang merekomendasikan saham-saham yang terkait sektor otomotif. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), hanya menunjuk saham PT Astra International (ASII) dan Gajah Tunggal (GJTL) “Untuk saham ASII dan GJTL saya lebih merekomendasikan trading jangka pendek.
48
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
Pasar Modal Saham otomotif tuk saham-saham di sektor otomotif. Kalaupun, mau beli, pilihannya hanya satu PT Astra International (ASII). Itupun dengan target harga yang tidak terlalu menjanjikan. Industri otomotif, untuk kembali ke masa jaya tiga tahun lalu, agak susah. Sebab, karakter masyarakat sekarang lebih rasional. Artinya, pengeluaran untuk membeli kendaraan baru menjadi lebih hati-hati. Selain itu, peraturan pemerintah yang baru juga jadi tekanan negatif bagi industri otomotif. Sebab, pemerintah lebih fokus pada infrastruktur angkutan massal. Karena itu, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum dibandingkan kendaraan pribadi. Yang berhubungan dengan suku bunga, belum akan langsung berpengaruh ke peningkatan kredit kendaraan nantinya. The Fed sudah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke 0,50%. Sisi positifnya, ini memberikan kepastian ke pasar. Pengaruh Fed rate ke BI rate, trennya BI rate tetap, tapi ke depannya bakal turun. BI rate digunakan untuk
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
menjaga stabilitas makro ekonomi yang berkorelasi dengan kondisi perekonomian internasional. BI fokus pada bagaimana ekonomi domestik tidak terpengaruh oleh perekonomian global dengan tetap mempertahankan BI rate di level 7,5%. Sementara masyarakat tetap akan melakukan banyak pertimbangan. “Pembelian mobil kan bukan hanya masyarakat, tapi juga perusahaan,� kata Tonny. Sektor riil saat ini agak lesu sehingga tidak mendukung kredit otomotif. Di sektor ini, Tonny merekomendasikan beli saham PT Astra International (ASII). Jika BI rate turun, saham ini ada potensi naik, walaupun tidak terlalu besar 12% hingga 13% ke Rp 7.000 sepanjang 2016. Untuk PT Selamat Sempurna (SMSM), ia merekomendasikan hold untuk 2016 jika ada perbaikan fundamental emiten dengan target Rp 5.000. Sebab, secara kapitalisasi pasar tidak sebagus yang lain. Meski SMSM mengalami pertumbuhan penjualan, itu relatif kecil dan secara langsung terpengaruh oleh turunnya penjualan mobil. n
49
inforeview
P
TiPhone Jalin Kerjasama dengan PLN FOTO Istimewa
T TiPhone Mobile Indonesia, menjalin kerjasama bisnis dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perusahaan yang bergerak pada distribusi voucher dan produsen ponsel akan membuat kartu pintar (smartcard) listrik yang akan dikeluarkan pada semester I/2016. TiPhone Mobile pun optimistis bisa meraup penjualan hingga Rp 24 triliun pada tahun depan. Tahun ini, TiPhone menargetkan meraup penjualan Rp 20 triliun. Pendapatan ditopang dari bisnis penjualan voucher yang bisa berkontribusi sekitar 75% sampai 80%. Bisnis voucher masih menjadi tulang punggung TiPhone Mobile. Target, tahun depan pertumbuhan bisnis penjualan voucher sekitar 20%-40%. Menurut Hengky Setiawan, Komisaris Utama PT TiPhone Mobile Indonesia, meski mendapat kontrak kerja
dari PLN, TiPhone tetap tidak melupakan bisnis voucher yang sudah membesarkan perusahaan ini. TiPhone sudah punya beberapa klien yang siap menjalin kerjasama di bisnis voucher. TiPhone juga bakal memperluas distribusi voucher ke daerah-daerah hingga menjangkau kabupaten pada tahun mendatang. n kompetitif. Apalagi, produk-produk tersebut juga diramaikan oleh fitur-fitur local fit yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia berdasarkan hasil penelitian tim Research & Development SEID. Misalnya saja, panel instruksi yang menggunakan bahasa Indonesia, desain bunga elegan pada pintu lemari es, fitur low voltage untuk mengatasi masalah tegangan listrik yang tidak stabil. n
Sharp Targetkan Pertumbuhan 15%
FOTO Riset
PT Sharp Electronics Indonesia menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15% pada 2016. Sharp optimis perekonomian akan membaik, ditambah dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia membuat Sharp yakin target tersebut akan tercapai. Demikian dikatakan Andry Adi Utomo selaku General Manager National Sales Sharp, dalam keterangan press-nya. Untuk mencapai target tersebut, Sharp telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis. Di antaranya, memperluas channel penjualannya dengan membuka lebih banyak lagi dealer, termasuk menggandeng lebih banyak lagi pasar online. Sharp juga akan menggenjot berbagai produk baru berbasis produksi dalam negeri seperti lemari es, mesin cuci, dan LED TV ukuran menengah yang memiliki nilai tambah. Andry yakin, karena berbasis lokal, produk-produk ini pun akan mampu dijangkau konsumen dengan harga yang lebih
FOTO Dahlan Rp
Penjualan Mobil Taksi Melorot
50
Penjualan mobil taksi ikut melorot seiring penurunan penjualan otomotif sepanjang 2015. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan mobil sedan taksi selama 2015, baru mencapai 5.144 unit. Angka tersebut turun sebanyak 29,87% jika dibandingkan November tahun 2014 yang mencapai 7.335 unit. Merek Limo, Toyota yang dipakai sebagai armada taksi, turun 27,08% dari pencapaian tahun lalu yang mencapai 6.697 unit. Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo menyebut, penurunan itu disebabkan oleh tertundanya ekspansi perusahaan taksi yang beberapa bulan terakhir mengerem pembelian armada. Hal ini terkait dengan lesunya bisnis otomotif akibat kondisi perekonomian yang melambat mulai pertengahan tahun ini. Sebelum kondisi perekonomian membaik, banyak pengusaha taksi yang menahan diri untuk membeli armada baru. Namun, dia yakin pada 2016, pasar taksi akan mengalami pertumbuhan seiring dengan tumbuhnya perkonomian nasional. n
reviewweekly 18 Tahun V | 21-27 Desember 2015
SISIPAN
RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB
ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS
PRABOWO MENANG
SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA
®
1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS
44 » TAHUN II RP 20.000