Terombang-Ambing THE FED

Page 1

Janet Yellen




MailBOX

http://www.majalahrevieweekly.com

Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com

Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Gading Putra redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: ade moh sofyan, yayan taryana

unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady

Cover: erbhayu

marketing: Arief Nazarudin, Celline Agatha

Berantas Tuntas Mafia Bongkar Muat

alamat redaksi dan usaha: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063

Muktamar Muhammadiyah ke-47 telah menetapkan Dr Haedar Nashir sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2015-2020, menggantikan Prof Din Syamsuddin. Saya berdoa agar Doktor Haedar dan jajaran pengurus pusat Muhammadiyah yang baru terpilih mampu melanjutkan perjuangan yang telah dirintis oleh Profesor Din Syamsuddin. Pastilah tak mudah mengemban amanah membawa biduk Muhammadiyah menuju masa depan yang gilang-gemilang bagi seluruh warga Muhammadiyah. Selama ini, Profesor Din dinilai konsisten dalam melakukan jihad kebangsaan dan jihad konstitusi. Din juga sanggup membawa Muhammadiyah ke panggung internasional. Dan hal itu harus dilanjutkan oleh Pak Haedar. Tak hanya itu, kepemimpinan baru juga diharapkan mampu mengoptimalkan seluruh amal usaha Muhammadiyah yang tersebar di seantero pelosok. Diharapkan amal usaha Muhammadiyah tak hanya bermanfaat bagi warga Muhammadiyah, tapi juga membawa kemaslahatan bagi seluruh warga bangsa. Tugas yang tak mudah, meski bukan sesuatu yang mustahil dicapai dengan niat yang tulus ikhlas dalam menjalankan amanat. Semoga Muhammadiyah terus menebar kebaikan di negeri ini.

Saya miris saat mengetahui bahwa biaya logistik di negeri ini sangat mahal. Bayangkan saja, nilainya mencapai 24% dari produk domestik bruto atau sebesar Rp 740 triliun per tahun. Mahalnya biaya logistik ini, salah satunya disebabkan oleh lamanya proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Bisa mencapai lebih dari lima hari. Sungguh tak efisien jika dibandingkan dengan pelabuhan di Singapura yang sehari tuntas. Lambatnya proses bongkar muat di Tanjung Priok, yang notabene pelabuhan terbesar di negeri ini, tentu berdampak pada pelabuhan-pelabuhan lainnya. Apalagi, bisa disebut, mayoritas proses bongkar muat untuk kegiatan ekspor ataupun impor dilakukan di sini. Amburadulnya proses ini, pastilah disebabkan oleh banyaknya oknum pejabat terkait yang memanfaatkan masalah perizinan bongkar muat untuk mendapatkan uang sogok. Sudah tak perlu heran dengan celoteh,�Kalau bisa lama, kenapa dipercepat?� Oleh sebab itulah, saya sangat mendukung upaya pihak kepolisian untuk menangkap dan menjerat para pejabat yang terbukti menyalahgunakan wewenang proses bongkar muat demi kocek pribadinya. Sikat habis Pak Polisi! Tangkap semua pejabat tanpa pandang bulu. Bagaimana perekonomian kita membaik, jika masih saja berkeliaran oknumoknum yang menghambat proses bisnis di berbagai sektor. Semoga upaya pemerintah memperbaiki Tanjung Priok bakal segera membuahkan hasil nyata.

Saya termasuk salah satu yang kaget ketika membaca berita bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram buat BPJS Kesehatan. Maklum, selama ini, saya banyak mendengar keluhan terkait proses layanan BPJS Kesehatan. Tapi setelah mengikuti perkembangannya, ternyata Komisi Fatwa MUI hanya menyebut ada pelaksanaan BPJS Kesehatan yang tak sesuai syariah. Kondisi tak sesuai syariah itulah yang agaknya disimplikasi menjadi haram. Munculnya kesimpulan tak syariah itu, agaknya harus menjadi bahan koreksi mendalam bagi pemerintah maupun para pengelola BPJS Kesehatan. Artinya, ada celah yang harus diperbaiki agar pelaksanaan BPJS Kesehatan memberikan manfaat maksimal dan tak menyalahi aturan agama. Selain itu, jadikan persoalan ini sebagai momentum untuk memperbaiki kualitas layanan BPJS Kesehatan kepada masyarakat. Berbagai hal yang selama ini dirasa menyulitkan bagi masyarakat, sudah saatnya dicarikan jalan keluar agar masyarakat lebih mudah memperoleh manfaat dari BPJS Kesehatan. Semoga ke depan, BPJS Kesehatan benarbenar memberikan manfaat bagi anggotanya yang tiap bulan sudah membayar premi demi mendapat layanan kesehatan yang bagus.

Rasyad, Cipete Dalam II/ 29, Jaksel

Fiko, Pakuan Regency, Dramaga, Bogor

Hizam, Komplek MPR, Cilandak, Jaksel

Selamat buat Doktor Haedar

4

penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI

SuratMingguini

BPJS Kesehatan dan MUI

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015



reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Contents

headline LaporanUtama 9 Terombang-ambing The Fed Ketidaktegasan The Fed menaikkan suku bunga acuannya telah mengakibatkan nilai mata uang rupiah terus tertekan. Indonesia sudah rugi besar.

Bisnis

Makro

18 Mamin Babak Belur Laba perusahaan makanan dan minuman

30 Perang Presiden Versus Mafia Bongkar Muat

banyak yang turun. Mereka terpaksa memangkas target pertumbuhan.

Presiden Jokowi gusar karena dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok tak juga membaik. Polisi turun tangan.

32 Tak Haram Namun Tak Syariah

Keuangan 38 lahan baru Bagi Asuransi Jiwa 20 Pertamina Terancam Krisis Keuangan 21 Nasib Udang Kita 22 Menciptakan 10.000 Wirausaha

OJK akan merelaksasi aturan investasi bagi perusahaan asuransi jiwa. Perusahaan asuransi boleh berinvestasi di obligasi yang memiliki rating di bawah A+.

40 Siasat Menghadapi wong cilik

Sisipan

Pasar Modal

24 BUAH AIB SANG PEMIMPIN

42 lebih aman pegang kontan

Pekan lalu, lembaga antirasuah Malaysia akhirnya menegaskan PM Najib Razak “bersih�. Namun noda telanjur ada.

44 Kalau Berani, Ini Saatnya Membeli

Ekonomi makin memburuk. Hati-hati dalam memilih saham.

46 mengukur langkah lippo group



editorial Ayo bulog

K

alau jadi, Insya Allah, Presiden Joko Widodo tak lama lagi akan menurunkan hak impor eksklusif bagi Bulog. Ada tujuh komoditas yang akan ditangani Bulog yakni beras, gula, jagung, daging, cabai merah, bawang merah dan kedelai. Tujuannya, selain untuk mempercepat swasembada, juga demi menstabilkan harga. Sebuah kabar baik? Betul, karena dengan demikian rakyat tak perlu pusing lagi dengan kenaikan harga yang –seakan—tak pernah berhenti. Petani pun, akan diuntungkan lantaran pemerintah bakal menetapkan harga-harga pokok pembelian (HPP) yang normal. Mereka, bisa kembali berproduksi tanpa harus takut harga produknya oleh produk impor. Akankan niat baik ini menjadi kenyataan? Artinya, Jokowi memberikan hak impor eksklusif bagi Bulog? Ini yang perlu dinantikan faktanya. Sebab, tidak mudah menurunkan inpres seperti itu. Apalagi, kita masih ingat, sejak belum terpilih, di sekeliling presiden sudah beredar para mafia pangan. Mereka ikut mendukung para calon presiden, dengan harapan kelak kalau terpilih presiden akan memudahkan bisnis mereka. Diduga kuat, aksi para mafia ini telah membuahkan hasil. Itu terbukti dengan langkah Kementerian Perdagangan yang akan melakukan impor gula. Total, gula yang akan diimpor tahun ini mencapai 2,21 juta ton. “Di saat KPK sedang mengusut tata niaga gula yang amburadul, Kementerian Perdagangan justru kembali menerbitkan izin impor gula,” kata Heri Gu-

8

nawan, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI. Memang, KPK sudah mulai mencium adanya dugaan korupsi terkait impor gula. Saat ini ada sekitar 200-an laporan soal ini. Karena itu, KPK telah memanggil Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Sofyan Djalil dan Menteri Perindustrian, Saleh Husin serta pihak Kementerian Perdagangan yang diwakilkan oleh Irjen Kemendag. Para mafia itu, diperkirakan telah memetik untung sebesar Rp 1.000 dari setiap kilogram gula impor. Artinya, ada kelebihan uang sekitar Rp 2,21 trliun yang untuk dibagi-bagikan di antara meraka. Siapa? Pengusaha dan pejabat pemberi izin, serta pihak-pihak yang ikut memuluskan pelaksanaan impor. Lantas kenapa keran impor masih dibuka? Banyak alasannya. Mulai dari ancaman El Nino yang akan membuat gagal panen semua bahan pangan, hingga kualitas produk dalam negeri. Seperti jagung dikatakan kurang memenuhi persyaratan untuk dibuat pakan ternak. Lantas kedelai yang disebut-sebut ukurannya kurang besar untuk dibuat tempe. Begitu pun gula produksi nasional dianggap tak layak konsumsi, karena kualitasnya tidak standar. Nah, ‘mantra-mantra’ itulah yang membuat impor pangan berlangsung mulus. Apalagi kalau dibandingkan dengan harga produk dalan negeri yang lebih mahal. Misalnya, buat apa produksi gula kalau gula impor jauh lebih murah. Sebenarnya, kasus ini sudah berlangsung lama. Bahkan KEN (Komite Ekonomi Nasional) sudah melaporkan tentang keberadaan para mafia ini sejak zaman Presiden SBY. Waktu itu KEN melaporkan adanya kartel gula, kedelai, beras, jagung, dan daging sapi. KEN juga telah menunjuk hidung para importirnya. Seperti Archer Daniels Midland (ADM), Bunge, Cargill, dan Louis Dreyfus. Mereka menguasai sekitar 90% perdagangan serealia atau biji-bijian dunia. Kecenderungan yang sama terjadi di pasar domestik. Importir kedelai hanya ada tiga, yakni PT Teluk Intan (menggunakan PT Gerbang Cahaya Utama), PT Sungai Budi, dan PT Cargill. Sementara itu, empat produsen diperkirakan menguasai 65% pangsa pasar gula rafinasi dan 63% pangsa pasar gula putih. Untuk distribusi gula di dalam negeri diduga dikuasai enam orang. Mereka adalah Acuk, Sunhan, Harianto, Yayat, Kurnadi, dan Piko. Waktu itu, Presiden SBY telah menginstruksikan pembenahan, dan KPK juga telah dilapori. Tapi tak ada tindakan nyata. Nah, apakah, kali ini hal serupa akan terjadi? Kita lihat saja nanti. n bk

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


Ketidaktegasan The Fed menaikkan suku bunga acuannya telah mengakibatkan nilai mata uang rupiah terus tertekan. Indonesia sudah rugi besar. TEKS Latihono Sujantyo dan Kukuh Bhimo Nugroho Foto Erbhayu, Riset

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

9


G

Gedung The Fed: Pasar menjadi tidak pasti.

ubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo barangkali salah satu pejabat moneter yang kini sedang mumet. Ia pusing melihat sikap para pejabat Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tak segera mengumumkan suku bunga acuan, Fed rate. Kalaupun harus naik, kapan waktunya sehingga bank sentral di berbagai negara bisa menekan volatilitas di pasar uang. Tidak seperti sekarang, terombang-ambing tak menentu sehingga mata uang di berbagai negara, termasuk rupiah terus menerus tertekan. “Rupiah tertekan karena kondisi eksternal, seperti kekuatan AS dan statement Fed rate akan naik. Kalau jelas Fed rate naik, situasi kami harap akan lebih stabil,� ujar Agus, di Jakarta, Selasa pekan lalu. Kondisi ini membuat Bank Indonesia (BI) harus bekerja ekstra keras untuk menjaga nilai tukar rupiah di pasar uang. Kalau rupiah terlalu dalam tertekan, BI mau tidak mau harus masuk ke pasar dengan membawa dana yang diambil dari cadangan devisa. Itulah yang membuat sedikit demi sedikit cadangan devisa di BI berkurang. Kalau pada akhir Mei 2015 cadangan devisa masih sebesar US$ 110,8 miliar, di akhir Juni sudah berkurang menjadi US$ 108 miliar, atau terkuras US$ 2,8 miliar.

10

Rupiah tertekan karena kondisi eksternal, seperti kekuatan AS dan statement Fed rate akan naik. Kalau jelas Fed rate naik, situasi kami harap akan lebih stabil.

Hingga saat ini, Gubernur The Fed, Janet Yellen belum mengeluarkan pengumuman kapan Fed rate akan naik. Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Pasar Terbuka dua pekan lalu, yang banyak ditunggu pelaku pasar, ternyata hasilnya tidak memberi gambaran konkret apakah The Fed akan mengerek suku bunganya. Jadi, wajar saja jika banyak investor kecewa. Soalnya, bebe-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


rapa hari sebelum pertemuan FOMC digelar, banyak pemilik uang yang mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed dengan mengoleksi dolar. Tujuannya, apa lagi kalau bukan demi mengamankan kekayaan mereka dari ancaman kerugian kurs. Akibatnya, nilai rupiah terpelanting. Sejak tahun lalu, The Fed memang berencana ingin menaikkan Fed rate dari level 0,25% karena melihat perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang membaik. Rencana ini telah membuat investor panik. Tapi pasar pun kemudian mereda, saat keputusan FOMC menyebutkan Fed rate tidak akan naik dalam waktu dekat. Begitulah seterusnya, sampai pelaku pasar terus menebak-nebak kapan sebenarnya Fed rate akan naik. Bisa dimaklumi jika pasar uang dan saham—terutama di

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Asia—terguncang. Maklum, selama periode 2009 hingga 2012 banyak dana dari stimulus moneter tahap I, II, dan III di AS yang mengalir deras ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibatnya, pasar modal dan pasar utang negara (SUN) menjadi begitu aktif. Sebelum progam stimulus diluncurkan, pada Desember 2008, The Fed memangkas suku bunga acuan hingga mendekati nol persen sebagai reaksi atas krisis finansial. Sejak itu, suku bunga bertahan di level tersebut demi mendongkrak perekonomian AS di tengah resesi. Kini, perekonomin AS mulai siuman setelah tidur cukup panjang. Inilah yang membuat The Fed ingin menaikkan Fed rate. Tapi seperti dikemukakan di atas, bos The Fed, Janet Yellen, belum mengeluarkan keputusan yang konkret. Apalagi, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi AS menurun dari 2,9% di kuartal I-2015 menjadi 2,3% pada kuartal II.

INDONESIA SUDAH RUGI Jika data yang disampaikan BPS itu benar, besar kemungkinan The Fed akan mengulur lagi kenaikan Fed rate. Sebelumnya, kabar yang sangat hangat menyebutkan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya pada September atau Oktober 2015. Kalau benar begitu, hampir pasti pasar akan kembali terom-

11


bang-ambing tak menentu. Dan, lagi-lagi, yang harus menjadi korban adalah rupiah dan mata uang dari negara lain. Sejak awal tahun hingga awal Agustus 2015, rupiah sudah melemah sebesar 8,4% dan menjadi mata uang Asia dengan performa terburuk setelah ringgit Malaysia. Setahun lalu setiap 1 dolar AS masih dihargai Rp 11.000, tapi kini, si mata uang hijau telah melampaui nilai Rp 13.500. BNI Securities memprediksi, rupiah bisa melemah hingga ke level 13.800 per dolar AS hingga akhir tahun ini. Sebuah ramalan yang mengerikan, memperkirakan dolar AS akan menembus Rp 15.000. Dugaan ini bukan sesuatu hal yang mustahil terjadi. Lihat saja, daya saing ekspor Indonesia semakin loyo. Ditambah lagi turunnya harga komoditas. Kalau dolar AS semakin kuat dan rupiah semakin melemah, jelas saja akan mendorong harga barang-barang melambung. Sebab, hampir sebagian besar sektor pangan harus dibeli dari luar negeri. Rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS juga berdampak negatif bagi perusahaan-perusahaan di sektor konsumer, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, dll. Maklum, sebanyak 50%-60% bahan baku perusahaanperusahaan tersebut berasal dari luar negeri. Barang-barang elektronik pun terkena imbasnya. Ali Soe-

Berbagai komoditas: Indonesia rugi besar.

12

broto Oentaryo, Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), menjelaskan sekitar 80% komponen biaya industri elektronik menggunakan mata uang dolar AS. Alhasil, pelemahan rupiah terhadap dolar membuat pelaku industri elektronik nasional semakin terpukul. Sektor lain yang terkena dampaknya adalah farmasi atau kesehatan dan otomotif, karena sebagian besar bahan bakunya harus impor. Selain itu, sektor properti dan konstruksi juga akan ikut terpukul akibat kenaikan bahan baku. Tak hanya itu. Proyek infrastruktur yang akan menjadi andalan pembangunan juga bisa kalang kabut, karena sebagian besar bahan baku proyek harus diimpor. Akibatnya sudah bisa ditebak, defisit neraca perdagangan masih menjadi ancaman untuk beberapa tahun ke depan.

KRISIS KEPERCAYAAN Memang, melemahnya rupiah tak semata-mata oleh sikap The Fed. Ada sejumlah faktor yang ikut memengaruhi, misalnya pertumbuhan ekonomi global yang lebih melambat dari perkiraan, terutama China yang menjadi andalan utama ekspor Indonesia dan harga ekspor komoditas yang terus menurun. Tekanan dari dalam negeri lebih pelik lagi. Contohnya, realisasi stimulus fiskal belum secepat perkiraan. Data Kementerian Keuangan memperlihatkan, realisasi belanja modal semester I-2015 hanya Rp 30,2 triliun atau baru 11,0% dari pagu Rp 275,8 triliun. Angka ini jauh di bawah realisasi belanja modal periode sama tahun lalu. Padahal, belanja pemerintah diharapkan bisa menjadi stimulus untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Volatilitas di pasar keuangan domestik juga begitu tinggi. Sedikit saja muncul pernyataan sensitif dan data ekonomi yang negatif, pasar langsung bereaksi cepat. Lihat saja sebelum data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2015 dirilis, asing sudah buruburu melepas obligasi pemerintah, karena sudah mencium data tidak seperti yang diharapkan. Selama tujuh hari yang berakhir tanggal 3 Agustus 2015, dana asing yang keluar dari pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 6,9 triliun atau US$ 508 juta. Begitu pula aliran dana asing yang masuk ke pasar saham semakin menyusut. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga akhir Juli 2015, asing hanya mencatatkan pembelian bersih Rp 3,87 triliun. Padahal, tujuh bulan pertama 2014, pembelian bersih asing mencapai Rp 57,2 triliun. Celakanya, kompleksitas masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia dibarengi buruknya koordinasi antara kementerian/ lembaga. Semua ini kemudian ditambah lagi kegaduhan di bidang hukum dan politik yang tak pernah selesai. Apa gerangan yang mesti dilakukan? Jawabnya: banyak dan semua sudah klise. Pemerintah harus segera membenahi program privatisasi, tax reform, revisi UU Perburuhan, serta menghapus perda-perda yang merugikan. BI dan pemerintah memang telah sepakat berkoordinasi melalui sejumlah bauran kebijakan, seperti moneter, fiskal, dan reformasi struktural. Hanya saja, kebijakan ini akan menjadi macan ompong kalau hanya bagus di atas kertas, tapi tidak dikawal sampai ke lapangan. Jangan sampai dampak pesimisme ini sampai menimbulkan krisis kepercayaan terhadap pemerintah. n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


Bibir Yellen yang Sensitif

Janet Yellen

S

etiap kata yang keluar dari bibir Janet Yellen bisa mengguncangkan pasar uang dan pasar saham. Begitulah kalangan analis menggambarkan hebatnya Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed ini. Yellen dan The Fed sendiri sangat menyadari perannya dalam memegang kekuasaan perekonomian dunia. Di tengah perekonomian dunia yang belum stabil, setiap kata yang keluar dari bibir Yellen dan The Fed begitu sangat sensitif diterima oleh pasar. Lihat saja, saat Yellen pada Maret lalu mengatakan bahwa The Fed masih tetap mempertahankan Fed rate di level 0,25%. Seketika itu pula pasar bereaksi positif. Hampir semua mata uang di dunia langsung menguat, tak terkecuali nilai rupiah. Pasar terasa sejuk. Sebaliknya, ketika Yellen memberi sinyal bahwa The Fed akan menaikkan Fed rate, saat itu pula pasar menjadi panik, sehingga membuat nilai mata uang dan harga saham di berbagai negara merosot, tak terkecuali di Indonesia. Siapa Yellen sesungguhnya? Dia menjabat Gubernur The Fed sejak awal Februari 2014 menggantikan Ben Bernanke, yang memasuki pensiun pada 31 Januari 2014. Yellen dipilih oleh Senat, setelah mengalahkan beberapa pesaingnya. Perempuan berusia 68 tahun ini menjadi wanita pertama yang memimpin lembaga otoritas moneter bergengsi di dunia ini. Tapi, Yellen bukan orang baru di The Fed. Ia selama tiga tahun turut merumuskan kebijakan The Fed sebagai wakil Bernanke. Sebelum menjabat sebagai Wakil Gubernur The Fed sejak tahun 2010, dia berperan sebagai Gubernur Bank Sentral San Francisco dari 2004-2010. Dia juga berperan se-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

bagai pimpinan dewan direksi The Fed sejak 1994-1997. Selain itu, Yellen sempat menjadi penasehat dewan ekonomi Presiden Bill Clinton. Itulah sebabnya, tak seorang pun meragukan kemampuan perempuan berdarah Yahudi ini mengawal mata uang dolar AS. Sebab, selain pernah memegang sejumlah jabatan di atas, Yellen juga sangat dihormati sebagai seorang ekonom. Ia pernah mengajar di Harvard University, London School of Economics, dan University of California, Berkeley. Beberapa penelitiannya memiliki topik yang erat kaitannya dengan peranan single mother, kebijakan moneter yang optimal, upah, dan perdagangan. Ekonomi memang menyatu dengan kehidupannya. Dia menikah dengan pemenang Nobel di bidang ekonomi, George Akerlof. Saat ini, anak satu-satunya juga merupakan profesor ekonomi di sebuah universitas di AS. Maka, jangan heran saat ketiga orang ini makan satu meja, yang banyak dibicarakan adalah masalah-masalah ekonomi, terutama dampak pengangguran terhadap perekonomian. Yellen adalah tokoh yang diusulkan Presiden Barack Obama untuk menggantikan Bernanke pada Oktober 2013. Saat itu, Obama sempat menyelipkan guyonan ketika menyebut ketangguhan Yellen. “(Tangguh) bukan hanya karena dia berasal dari Brooklyn,� ujar Obama. Brooklyn adalah satu kawasan di AS, yang orang-orangnya dikenal berkarakter keras. Obama merujuk kemampuan Yellen saat menyampaikan bahwa AS akan mengalami gelembung perumahan dan sektor keuangan, yang kemudian terbukti memicu resesi pada 2008 dan 2009. n

13


Ekspor Belum Bisa Menolong Menguatnya dolar seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh eksportir. Tapi sayang, fakta di lapangan berbicara lain. TEKS Latihono Sujantyo Foto Riset

K

ekuatan ekonomi Amerika Serikat (AS) memang dahsyat. Bayangkan, bank sentralnya baru berencana menaikkan suku bunga acuan atau federal fund rate (FFR) saja, ekonomi dunia sudah terguncang. Hampir semua mata uang kuat dunia berguguran, tak terkecuali rupiah, mata uang kebanggaan kita. Maklum saja, sejak tahun 2008, bank sentral AS atau The

Federal Reserve (The Fed) menetapkan FFR berbunga rendah, yakni 0,25%. Kebijakan ini ditempuh The Fed untuk memangkas suku bunganya guna merangsang pertumbuhan ekonomi dalam mengatasi resesi, yang saat itu menimpa Paman Sam. Dua tahun belakangan, perekonomian AS berangsur membaik. Pertumbuhan ekonominya sepanjang kuartal II diperkirakan tumbuh 2% dan tingkat upah naik 0,7%. Saat ini bisa dibilang, AS merupakan negara dengan pertumbuhan paling mencolok di tengah gambaran ekonomi global yang suram. Blok 18 negara Eropa pengguna mata uang bersama euro, kini masih sibuk menata kembali ekonominya karena lama terseret resesi. Pertumbuhan ekonomi China—ekonomi terbesar kedua di dunia—berjalan melambat. Mantan Dewan Gubernur The Fed, Stanley Fischer sempat mengatakan bahwa pemulihan ekonomi AS itu akan membuat dolar semakin kuat. Para pelaku pasar pun menangkapnya sebagai sinyal bahwa The Fed akan lebih cepat merealisasikan rencananya menaikkan FFR. Memang, belum ada waktu yang pasti, kapan The Fed akan menaikkan FFR. Sebelumnya sempat disebutkan kenaikan itu akan diberlakukan mulai awal tahun atau September-Oktober 2015, yakni dari 0,25% menjadi 1%, kemudian berlanjut menjadi 2,5% di akhir 2016. Tapi, hingga kini belum ada kepastian kapan FFR akan dinaikkan.

Aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok: Ekspor nonkomoditas harus digenjot.

14

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


EKSPOR TURUN Memang, membaiknya ekonomi AS—yang kemudian mendorong investor membeli dolar—menjadi faktor utama kenapa nilai rupiah sampai terjerembab. Namun, ada faktor lain yang ikut menekan, yakni melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Tentu saja, melambatnya pertumbuhan ekonomi China bakal berpengaruh terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Maklum saja, dalam beberapa tahun ini, China menjadi penopang ekspor nonmigas Indonesia. Makanya, kalau ekspor ke negeri berpenduduk terpadat di dunia itu sampai terganggu, bisa membuat tekanan terhadap rupiah. Ini pun dibarengi dengan wajah ekspor Indonesia yang tak bagus, yang turut memberikan sentimen negatif. Padahal, menguatnya dolar seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh eksportir. Tapi sayang seribu sayang, teori seringkali tak sesuai dengan fakta di lapangan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia kuartal II-2015 turun 0,13%. “Ini akibat penurunan ekspor barang dan jasa,” kata Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). Semua ini terjadi, karena produk ekspor andalan Indonesia didominasi oleh komoditas yang harganya sedang anjlok, seperti batu bara, minyak sawit, dan karet. Akan berbeda bila ko-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

moditas yang diekspor adalah produk manufaktur. Itulah sebabnya, Senior Resident Representative IMF, Benedict Bingham, mengatakan Indonesia harus menggenjot ekspor nonkomoditas, karena saat ini harga komoditas dunia cenderung menurun. “Ekspor nonkomoditas salah satu jalan keluar untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan,” katanya. Hanya saja, para pengusaha saat ini terbebani suku bunga kredit yang masih mencekik, seiring masih tingginya suku bunga BI rate. Saat ini, BI rate masih bertengger di level 7,5%. Karena itu, banyak kalangan menyarankan agar pemerintah memberi berbagai kemudahan kepada pengusaha. Beberapa kemudahan sudah diterbitkan pemerintah, antara lain tax allowance. Hanya saja, sejumlah kebijakan yang sudah dikeluarkan itu diragukan keampuhannya dalam jangka pendek ini. Menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih, paket kebijakan ekonomi tersebut tidak akan langsung terasa untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dalam jangka waktu dekat. Sebagai contoh, revisi peraturan tax allowance atau pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) Badan. “Nggak bisa langsung terasa kebijakannya. Misalnya tax allowance, itu prosesnya ribet dan pencairannya lama kalaupun perusahaan mengambil tax allowance,” ujarnya. n

15


Jeritan Kaum Pekerja Akibat pertumbuhan ekonomi melambat, PHK terjadi di berbagai sektor usaha. Pengangguran bakal bertambah. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho Foto Riset

R

ahmat hanya bisa pasrah. Buruh pabrik garmen di Cimahi, Jawa Barat ini tak bisa berbuat apaapa, saat perusahaan pekan lalu mengumumkan akan mengurangi pegawai karena produksi terus menurun. “Saya pasrah saja. Saya juga tak bisa menyalahkan perusahaan,” kata ayah dua orang anak ini. Hingga akhir pekan lalu, Rahmat tidak tahu apakah dia termasuk bagian yang akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Yang jelas, sejak tiga bulan ini sejumlah perusahaan tekstil dan garmen di Cimahi mulai mengurangi jumlah pegawainya, baik berupa PHK maupun penghentian kontrak. Menurut data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, saat ini di Cimahi sudah terjadi PHK terhadap sekitar 850 pegawai tekstil dan garmen. Di seluruh Jawa Barat jumlahnya bahkan sudah mencapai 6.000-7.000 pegawai. Ketua Apindo Jawa Barat Dedy Widjaja mengatakan, PHK terjadi karena pabrik tutup dan pengurangan produksi besarbesaran akibat kondisi ekonomi saat ini. “Pembeli dari dalam negeri tidak ada. Kami terpaksa ekspor. Tapi kami tidak berdaya mengatur harga internasional,” tutur Dedy. Tak hanya sektor tekstil dan garmen yang melakukan PHK. Sektor usaha lain yang terpaksa merumahkan karyawannya adalah alas kaki, pertambangan, jasa minyak dan gas, semen, dan otomotif. Data Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengungkapkan, sejak Januari 2015, industri sepatu Indonesia telah melakukan PHK secara bertahap terhadap 11.000 buruh mereka. Sektor pertambangan lebih parah lagi. Bisnis di sektor ini pada kuartal I-2015 sampai minus 2,32%. Akibatnya, mereka melakukan PHK terhadap ratusan ribu pekerjanya. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyebutkan, jumlah pekerja di sektor tambang batubara sudah berkurang setengah atau sekitar 400.000-500.000 orang dari total pekerja sekitar 1 juta orang. PHK di industri ini terjadi karena perusahaan mengurangi volume produksi demi meminimalisir kerugian akibat merosotnya harga batu bara di dunia. “Langkah efesiensi sulit dilakukan, makanya banyak karyawan dirumahkan,” kata Pandu P.

16

Buruh pabrik garmen: PHK tidak bisa dihindari.

Sjahrir, Ketua Umum APBI. Industri semen pun tak kalah memprihatinkan. Beberapa waktu lalu, PT Indocement Tbk terpaksa melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya karena turunnya produksi. Coorporate Social Responsibility (CSR) Management PT Indocement, Aditya Punawarman menyatakan, penurunan produksi semen, selain karena penurunan harga semen atas kebijakan pemerintah pusat sebesar Rp 7.000-Rp 10.000 per sak, juga diakibatkan

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


Pembeli dari dalam negeri tidak ada. Kami terpaksa ekspor. Tapi kami tidak berdaya mengatur harga internasional.

masuknya semen impor dari China.

PENGANGGURAN BERTAMBAH Banyaknya sektor usaha yang melakukan PHK terhadap karyawannya lantaran lemahnya daya beli masyarakat dan anjloknya harga ekspor, itu terjadi karena perekonomian berjalan lambat. Pada kuartal II-2015 ini, perekonomian nasional hanya tumbuh 4,67%, lebih rendah dibandingkan kuartal I sebesar 4,72%.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, ada tiga risiko atau hambatan utama bagi ekonomi Indonesia tahun ini. Pertama, ekonomi global terutama China. Melambatnya pertumbuhan ekonomi China memberikan dampak negatif bagi Indonesia. Sebab, dalam beberapa tahun ini China menjadi andalan utama ekspor Indonesia. Selain itu, dolar AS masih berpotensi menguat terhadap mata uang rupiah. Akibatnya, nilai barang dan jasa dalam rupiah akan lebih rendah terhadap dolar AS. Awalnya, pelemahan rupiah bisa dimanfaatkan untuk mendorong ekspor, tapi kenyataannya pertumbuhan ekspor manufaktur masih rendah. Betul, sejak bulan Mei berbagai proyek infrastruktur mulai bergerak karena uang muka proyek sudah bisa dicairkan. Saat ini, sudah 80% paket proyek yang dilelang. Meskipun begitu, para kontraktor masih menunggu pembebasan lahan untuk memulai proyek. Dalam APBN-P 2015, anggaran infrastruktur ditetapkan sebesar Rp 290 triliun. Anggaran sebesar ini termasuk proyek pembangunan listrik pedesaan, pembangunan 30 sentra perikanan, serta rehabilitasi dan pengembangan jaringan irigasi tersier seluas 700.000 hektar. Hanya saja, realisasi belanja modal pemerintah terlihat masih minim. Kementerian Keuangan mencatat, realisasi belanja modal hingga semester I-2015 hanya Rp 30,2 triliun atau baru 11,0% dari pagu Rp 275,8 triliun. Angka ini jauh di bawah realisasi belanja modal periode sama tahun lalu. Padahal, belanja pemerintah diharapkan bisa menjadi stimulus untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini, lagi-lagi, akan memberi tekanan pada penerimaan pajak. Dampak yang lebih besar adalah terganggunya target pembangunan, antara lain target tingkat kemiskinan 10,3%, tingkat penggangguran 5,6%, dan rasio gini 0.40. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014 bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta orang menjadi 7,24 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah karena kondisi ekonomi yang sedang meriang. BPS mencatat dalam kurun waktu satu tahun, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami pertambahan sebanyak 300 ribu jiwa. n

17


bisnis Kinerja perusahaan

Mamin Babak Belur Laba perusahaan makanan dan minuman banyak yang turun. Mereka terpaksa memangkas target pertumbuhan.

P

TEKS Sri Wulandari foto dahlan rebo pahing

rospek industri makanan dan minuman (mamin) rupanya tak secemerlang tahun lalu. Pendapatan yang diharapkan mampu meroket, rupanya tak sejalan dengan kenyataan. Industri ini ikutan nyungsep terimbas perlambatan ekonomi, naik-turunnya harga BBM, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta daya beli konsumen yang terus melorot. Pada kuartal I-2015, Kementerian Perindustrian bahkan menyatakan industri mamin tertekan 10% dibandingkan dengan kinerja periode yang sama pada tahun lalu. Selama ini, industri mamin bisa dibilang adalah salah satu tulang punggung industri nonmigas dengan kontribusi mencapai 30% dari Produk Domestik Bruto (DPB) nonmigas. Pertumbuhan industri mamin nasional mencapai 8,16% atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri nonmigas sebesar 5,21%. Kata Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, bila melihat tren penurunan penjualan industri mamin pada periode ini, maka pertumbuhan penjualan

18

sepanjang 2015 diperkirakan lebih rendah dari tahun lalu. Pada akhirnya, pelaku usaha mamin memangkas target pertumbuhannya pada 2015. Perdagangan di sektor ini, kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, diprediksi hanya akan tumbuh di kisaran 5% - 6% pada 2015. Angka tersebut berbeda dengan proyeksi pada awal tahun ini, dengan rencana pertumbuhan sekitar 8% pada 2015. Toh, pada kuartal II-2015, industri mamin mulai merangkak bangkit. Karena sektor ini dianggap masih defensif dan mencetak laba meskipun daya beli masyarakat sedang rendah. Adhi bilang, pada kuartal II-2015, perdagangan industri mamin lebih bergairah. Dia pun berharap kinerja positif tersebut akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Asal tahu saja, saat ini mayoritas industri mamin masih didominasi produk lokal. Salah satu alasan industri mamin lokal masih menang di pasar dalam negeri adalah cita rasa. Market share-nya mencapai 90%. Sisanya, sebanyak 10%, dimasuki pasar impor. Mayoritas impor berasal dari Vietnam sekitar 7%, disusul Thailand, dan China.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


bisnis Kinerja perusahaan

Kentucky Fried Chicken: Laba bersih turun 51,43%.

Pemerintah sendiri punya target jumlah perputaran uang untuk industri di sektor ini hingga 2019 harus bisa mencapai Rp 933 triliun. �Kami optimistis mampu memenuhi target itu. Sampai 2015 saja, kami sudah mendapat sekitar Rp 663 triliun,� jelas Ketua GAPMMI Cabang Jawa Timur, Yapto Willy Sinatra.

KFC Terjungkal Pemegang franchise Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk juga merasakan pahitnya situasi ekonomi Indonesia saat ini. Pada paruh pertama tahun ini, kinerjanya anjlok. KFC hanya mampu membukukan laba bersih Rp 26,76 miliar, turun 51,43%. Padahal laba periode berjalan di semester I-2014 adalah Rp 54,93 miliar. Penurunan itu terjadi karena beban pokok penjualan dan beban usaha naik berbarengan. Padahal pendapatan Fast Food masih tumbuh 4,5%. Pendapatan semester I-2015 yakni Rp 2,09 triliun ketimbang pendapatan semester I-2014 sebesar Rp 2 triliun. Akan halnya PT Indofood Sukes Makmur juga terimbas cukup pedas akibat situasi ekonomi yang tak menentu di Tanah Air. Presiden Direktur PT Indofood Anthoni Salim, beberapa waktu lalu mengakui betapa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut memengaruhi kinerja perusahaan sepanjang kuartal I-2015. Kendati ada penurunan laba di kuartal pertama ini, Anthoni optimistis memasuki kuartal berikutnya laba perusahaan bisa kembali membaik. Sepanjang kuartal pertama ini Indofood hanya sanggup meraup laba sebesar Rp 870,08 miliar. Jumlah itu lebih rendah 37,2% dari 2014 di periode yang sama, yaitu sebesar Rp 1,38 triliun. Laba PT Mayora Indah Tbk juga mengalami penurunan cukup dalam, yakni hanya mampu

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

meraup Rp 593,275 miliar atau turun 59,51%. Kerugian ini, terjadi karena rugi selisih kurs sebesar Rp 326,96 miliar atau 106%. Selain itu, perseroan juga mencatat kenaikan pada utang mereka menjadi Rp 6,19 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 3,114 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 3,07 triliun. Meski demikian, Mayora Indah Tbk justru mengerek target laba bersih sepanjang 2015. Bila di awal tahun, Mayora memasang target laba bersih 2015 senilai Rp 600 miliar, kini target direvisi menjadi Rp 840 miliar. Tak tanggung-tanggung, revisi target laba ini melejit 104,97% dibandingkan realisasi tahun lalu, sebesar Rp 409,82 miliar. Manajemen Mayora menyebutkan kondisi perekonomian di awal tahun ini kurang baik. Hal tersebut ditambah tingginya harga bahan baku pada tahun lalu, sehingga perseroan menaikkan harga. n

19


bisnis Penjualan BBM

Penjualan premium dan solar: Di bawah harga keekonomian.

Pertamina Terancam Krisis Keuangan Pertamina mengalami kerugian besar dalam penjualan premium dan solar. TEKS Sri Wulandari foto dahlan rebo pahing

L

agi-lagi, PT Pertamina (Persero) mengaku rugi. Dan, ruginya mencapai nilai luar biasa, Rp 12,5 triliun. Rinciannya, Rp 12 triliun kerugian berasal dari premium, dan sisanya dari penjualan penjualan solar. Dalih Pertamina, kerugian tersebut akibat menjual premium dan solar di bawah harga keekonomian. Asal tahu saja, sepanjang paruh pertama 2015, pendapatan perusahaan migas pelat merah ini mengalami penurunan hingga 40,69% menjadi US$ 21,79 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Laba bersih semester I-2015 turun menjadi US$ 570 juta dengan EBITDA mencapai US$ 2,32 miliar Laba bersih ini menurun sebesar 96% dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,13 miliar. Bisa jadi, kinerja yang buruk ini imbas dari merosotnya minyak mentah. Siapakah yang salah atas kerugian Per-

20

tamina? Soalnya, berdasarkan UU BUMN Nomor 19 tahun 2003, Pertamina harus mengejar keuntungan alias tidak boleh rugi. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuding pemerintahlah yang menyebabkan Pertamina rugi besar. Pemerintah telah menetapkan harga di luar kesepakatan dengan Pertamina. Padahal seharusnya, kesepakatan harga BBM, khususnya premium dilepas melalui mekanisme pasar sepenuhnya. Menurut Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, Pertamina rata-rata merugi sebesar Rp 8 miliar per hari sejak periode April hingga Juli 2015. “Ada perbedaan harga antara harga formula dan harga yang ditetapkan pemerintah,� katanya. Sementara itu, sudah tujuh kali perubahan harga premium, seluruhnya tidak sesuai dengan harga formula Pertamina. Perubahan itu, antara lain pada 1 Januari pemerintah menetapkan harga premium sebesar Rp 7.600 per liter, sedangkan harga formula Pertamina sebesar Rp 7.800 per liter. Celakanya, pemerintah tidak dapat mengganti kerugian Pertamina, karena dalam APBN-P 2015, pemerintah tidak lagi mensubsidi premium dan hanya memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 untuk solar. Pertamina harus menanggung sendirian kerugian tersebut. Sedangkan Pertamina sendiri sekarang dalam kesulitan keuangan. Menurut Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman, jika saja Pertamina tidak menanggung kerugian akibat harga BBM tersebut, maka perseroan bisa meraih laba bersih yang kurang lebih sama dengan laba bersih semester I-2014. Bila pemerintah tidak mau bertangung jawab atas kerugian Pertamina, BUMN ini bisa mengalami krisis keuangan. n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


bisnis ekspor

Nasib Udang Kita Pembudidaya dan eksportir udang mulai dilanda kegalauan tingkat tinggi, lantaran pasar ekspor menurun. Apa penyebabnya? TEKS Sri Wulandari foto dahlan rebo pahing

I

nilah nasib udang Indonesia. Sejumlah pembudidaya dan eksportir udang mulai dilanda kegalauan tingkat tinggi. Betapa tidak, harga di pasaran ekspor mulai melorot. Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), harga udang di pasaran ekspor turun menjadi US$ 5,1 per kilogram (kg) dari sebelumnya US$ 5,6 per kg. Padahal selama ini, bisa dibilang Indonesia mencetak rekor sebagai penguasa ekspor udang ke Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data perdagangan Pemerintah AS Maret 2015, Indonesia menguasai pangsa pasar udang AS sebesar 22,7% dengan nilai devisa mencapai US$ 93,5 juta. Produk udang Indonesia yang merajai Negeri Paman Sam adalah shrimp warm water peeled frozen. Peningkatan ekspor udang dari tahun 2013 ke 2014 dari sisi volume sebesar 30,16% dan dari sisi nilai sebesar 45,44%. Adapun peningkatan dari tahun 2013 ke 2014 untuk kepiting dan rajungan dari sisi volume

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Harga udang anjlok: Mencari titik keseimbangan.

sebesar 5,50% dan dari sisi nilai sebesar 45,89%. Pertumbuhan ekspor produk perikanan Indonesia ke AS mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21,14% sejak tahun 2011. Tak cuma udang, AS juga menjadi pasar ekspor terbesar bagi komoditas kepiting dan rajungan Indonesia. Tentu saja, kondisi ini memengaruhi kinerja ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),  hingga Mei 2015, volume ekspor udang nasional mencapai 64,37 juta ton atau naik 3% di atas periode yang sama tahun lalu. Namun, di sisi lain, nilai ekspor udang menyusut 15% menjadi US$ 608,66 juta. Turunnya harga udang di pasaran ekspor, kata Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP, salah satu penyebabnya karena harga udang sudah naik terlalu tinggi sejak 2013 hingga akhir 2014. Saat ini, harga udang mencari titik keseimbangan dan selama ini pula, harga udang mengikuti mekanisme pasar. Tak cuma faktor titik keseimbangan yang menjadi penyebab anjloknya harga udang di pasar ekspor, tetapi juga lantaran merosotnya impor udang AS. Penyebabnya, bisa jadi karena India, yang menjadi rival pemasok udang di AS berani membanting harga. Bagaimana dengan pasar lain? Rupanya di Jepang dan Eropa, pasar udang asal Tanah Air juga mengalami penurunan. Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menyebutkan, penurunan disebabkan kondisi pasar udang dunia sedang lesu. Vice President I AP5I, Johan Suryadarma mengatakan, untuk harga udang ukuran 60 misalnya, saat ini menjadi sekitar Rp 53.000 per kg, turun dari April yang mencapai Rp 65.000 per kg. Padahal pada tahun 2014, udang dengan ukuran 60 bisa mencapai Rp 90.000 per kg. n

21


bisnis PROFIL

Tony Onyemaechi

Elumelu

Menciptakan 10.000

Wirausaha Dalam berbisnis, Tony selalu mencari cara untuk membantu menginspirasi generasi di seluruhbenua Afrika. TEKS Sri Wulandari foto ilustrasi

22

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


Pekan lalu, lembaga antirasuah Malaysia akhirnya menegaskan PM Najib Razak “bersih�. Namun noda masalah telanjur ada. TEKS RATNA NURAINI Foto Riset

24

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


1Malaysia Development Berhad: Telah dimanfaatkan untuk menyedot uang negara.

S

etelah memicu badai di dalam Malaysia selama hampir sebulan, aliran dana yang masuk ke dalam rekening Perdana Menteri (PM) Najib Razak dinyatakan bukanlah uang negara dari perusahaan investasi milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang bermasalah. Dana sebesar 2,6 miliar ringgit atau setara Rp 9,1 triliun yang ditransfer ke sejumlah rekening pribadi pucuk pimpinan negeri itu, menurut pihak Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) yang dilansir Reuters, Senin (3/8), diklaim sebagai donasi. Hanya saja, MACC tidak menyebutkan lebih lanjut siapa saja donatur yang dimaksud. Selain itu, pihak MACC juga tidak menyebutkan alasan atau untuk tujuan apa donasi sebesar itu ditransfer ke rekening pribadi PM Najib. 1MDB yang belakangan beken di antero jagat lantaran isu skandal yang melibatkan PM Najib merupakan sebuah perusahaan pengembangan strategis, yang sepenuhnya adalah milik Pemerintah Malaysia. 1MDB didirikan untuk mendorong inisiatif strategis untuk pembangunan ekonomi jangka panjang di dalam negeri dengan menjalin kemitraan global dan mempromosikan investasi asing langsung. Tercatat, sejumlah proyek yang kini ditangani 1MDB seperti proyek high-profile seperti Tun Razak Exchange, sebelumnya dikenal sebagai Kuala Lumpur International Financial District (KLIFD) atau Distrik Keuangan Internasional Kuala Lumpur, pembangunan salah satu distrik keuangan yang paling dinamis dan hidup di Asia di atas lahan seluas 70 hektar. Serta proyek susulan Tun

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Razak Exchange yaitu pembangunan Bandar Malaysia dan akuisisi tiga Pembangkit Listrik Independen. Diberitakan sejumlah surat kabar, termasuk Wall Street Journal, 1MDB telah dimanfaatkan untuk menyedot uang negara yang kemudian dialihkan ke rekening PM Najib Razak, dan orang-orang terdekatnya. Dugaan pidana khusus itu sendiri telah menyeret Datuk Shamsul Anwar Sulaiman, Direktur Utama Ihsan Perdana Sdn Bhd ke balik terali besi. Dia menjadi tersangka dalam penyelidikan utang yang melilit negara yang diduga melibatkan 1MDB. Datuk Shamsul Anwar Sulaiman adalah tersangka kedua yang langsung ditahan sejak Rabu (22/7) terkait penyelidikan kasus 1MDB. Ihsan Perdana merupakan perusahaan yang bertanggung jawab atas program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan yayasan amal 1MDB. 1MDB disebutkan dalam laporan Wall Street Jour-

25


nal 2 Juli lalu sebagai salah satu entitas jejak uang miliaran ringgit yang masuk ke rekening bank pribadi PM Najib Razak. Sebelumnya, Senin (20/7), tim MACC menahan tersangka pertamanya dalam kasus 1MDB, yaitu Jerome Lee Tak Loong yang ditangkap di Bandara Internasional Kuala Lumpur sebelum naik ke terbang menuju Taiwan. Laporan The Insider Malaysia menyebutkan, salah seorang penyidik menginformasikan bahwa salah satu perusahaan Lee memiliki hubungan dengan SRC International Sdn Bhd, entitas milik Kementerian Keuangan yang sebelumnya anak perusahaan 1MDB. Hasil pemeriksaan lain kemudian menunjukkan

sebesar RM 42 juta itu diduga ditransfer ke rekening pribadi Najib di AmBank.

MENUAI KONTRA Pernyataan MACC itu yang muncul di tengah penyelidikan yang dilakukan kepolisian Malaysia atas dugaan pembocoran dokumen rahasia pemerintah, terkait penyelidikan skandal korupsi 1MDB, yang mengalami defisit hingga US$ 11 miliar, kontan memancing tanggapan berbagai pihak. Aktivis dan partai oposisi Malaysia, antara lain, adalah pihak yang terus melontarkan kritikan terhadap PM Najib yang terseret skandal korupsi. Seolah tak tergoyahkan oleh pernyataan Komisi Antikorupsi Malaysia, mereka berujar, “Rakyat Malaysia dan dunia menyaksikan negara ini dikuasai oleh kegilaan di mana pemerin-

PM Najib Razak di depan maket Tun Razak Exchange: Ditangani 1MDB.

bahwa Lee juga direktur eksekutif kelompok Putrajaya Perdana Bhd (PPB), perencanaan dan pengembangan perusahaan yang terlibat dalam pengembangan ibukota administratif federal, Putrajaya. Selain itu terungkap bahwa Lee memiliki proyek di 1MDB di tahun 2011. SRC Internasional dan Ihsan Perdana diduga terkait dalam kasus penggelapan uang negara senilai US$ 11.100.000 (RM 42 juta) yang ditemukan di rekening bank pribadi Najib antara bulan Desember 2014 dan Februari tahun ini. Penyelidikan yang dilaporkan The Wall Street Journal berdasarkan dokumen yang diperoleh dari penyelidik di Malaysia, dimulai dengan uang RM 50 juta di SRC International, yang kemudian dipindahkan ke perusahaan lain, yaitu Gandingan Mentari, kemudian dipindahkan lagi ke Ihsan Perdana. Dari Ihsan Perdana, dana

26

tah melawan dirinya sendiri.” Adalah pemimpin oposisi pada parlemen Malaysia, Lim Kit Siang dari Partai Aksi Demokrasi (DAP) yang menegaskan hal itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (4/8). “Kegilaan semacam ini harus dihentikan dan rakyat Malaysia harus berhadapan dengan satu-satunya isu— agar PM Najib Razak meyakinkan rakyat Malaysia dan dunia bahwa dirinya tidak bersalah dan menunjukkan moralnya untuk melanjutkan memimpin Malaysia!” tandasnya. Sementara itu secara terpisah, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad yang kini menjadi pengkritik utama PM Najib mempertanyakan mengapa donasi sebesar itu ditransfer ke rekening pribadi seorang Perdana Menteri. “Bahkan tidak ada satu sen pun donasi untuk pemilu yang masuk ke dalam rekening (pribadi) saya,” ucap Mahathir via blog-nya

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


Demi merespons hujan tudingan itu, PM Najib boleh dibilang memang sangat irit bicara. Namun tak demikian dalam bertindak. Najib seolah membabi buta menangkis “serangan” yang dialamatkan kepadanya. Jelang akhir Juli, PM Najib mencopot wakilnya dan mengganti beberapa menteri dalam kabinetnya. Pencopotan Wakil PM Muhyiddin Yassin tersebut diramalkan banyak pihak bakal memicu keretakan di dalam tubuh partai United Malays National Organisation (UMNO) yang menguasai politik Malaysia. Muhyiddin sebelumnya menyerukan agar PM Najib menjelaskan kepada publik soal skandal korupsi 1MDB. Posisi Wakil PM itu kini diisi Zahid Hamidi, yang sebelumnya menjabat Menteri Dalam Negeri Malaysia. Sementara itu, posisi yang ditinggalkan Zahid diisi oleh Nur Jazlan Mohamed yang semula mendapat tugas

mengawasi penyelidikan skandal 1MDB. Bukan hanya merombak kabinetnya, otoritas Malaysia juga melakukan tindak tegas terhadap media massa yang vokal memberitakan dugaan skandal tersebut.

MEDIA JADI SASARAN Sebuah situs yang dikelola dari Inggris diblokir karena mengkritik PM Najib Razak. Sarawak News dianggap melanggar peraturan internet setelah menyebarkan laporan dan dokumen tuduhan penyuapan dan salah atur dana investasi negara 1Malaysia Development Berhad, 1MDB. Secara pribadi, PM Najib bahkan sempat mengutarakan niatannya untuk media yang menuduhnya korupsi. Kabar yang beredar menyebut, gugatan itu antara lain bakal ditujukan terhadap media Wall Street Journal (WSJ). “Saya akan membicarakan ini dengan pengacara

Demonstrasi menyuruh mundur PM Najib Razak

Kegilaan semacam ini harus dihentikan dan rakyat Malaysia harus berhadapan dengan satu-satunya isu— agar PM Najib Razak meyakinkan rakyat Malaysia dan dunia bahwa dirinya tidak bersalah dan menunjukkan moralnya untuk melanjutkan memimpin Malaysia! reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

saya dan mereka akan memberikan saran cara hukum terbaik yang bisa saya ambil di negara ini dan di luar negeri,” kata Najib, saat itu. Najib bukan saja membantah tuduhan yang menurutnya tidak berdasar itu. Dia juga mengatakan ada pihak-pihak yang ingin merusak pemerintah dan menggulingkan dirinya. “Jika saya ingin mencuri, tidak masuk akal jika saya meletakkan uang itu di rekening Malaysia. Sebagai perdana menteri saya tidak akan mengkhianati rakyat Malaysia dan harta benda milik mereka. Ini janji saya,” kata dia. Apa pun dalih Najib, isu ini sudah kadung ramai dibicarakan di Jiran. Jadi, layak dipertanyakan, dapatkah keputusan terkini yang diambil jajaran otoritas yang loyal mampu menyelamatkan kursi emas PM Najib? n

27


Serangan Tokoh Kuat Mantan pemimpin dan tokoh kuat Malaysia, Mahathir Mohamad terus menyerang PM Najib Razak. Bisakah Nazib terguling, seperti dialami Abdullah Ahmad Badawi? TEKS RATNA NURAINI Foto Riset

M

ahathir Mohamad gundah. Awal April lalu di blog miliknya Chedet.cc, mantan pemimpin dan tokoh kuat Malaysia itu mempertanyakan soal investasi perusahaan milik negara yang diluncurkan oleh PM Najib Razak dan kemudian berujung pada utang sebesar US$ 11 miliar. Sangat jelas tergambar, betapa mantan orang nomor satu di negeri jiran tersebut khawatir badan investasi yang diluncurkan Najib, yakni1Malaysia Development Berhad (1MDB), bermasalah. Dia pun mengaku cemas, persoalan itu kelak memukul perekonomian Malaysia. Termasuk, membuat mata uang ringgit terus melemah. Berbekal dugaannya, tanpa tedeng aling-aling, dalam tulisannya, Mahathir pun menyebut bahwa 1MDB “sangat memalukan” bagi negara. Sehingga dia pun menuntut penjelasan atas sejumlah kesepakatan kontroversial yang melibatkan uang dalam jumlah besar. Tak ketinggalan, Mahathir mengaitkan persoalan itu dengan sejumlah kekayaan yang dinikmati oleh keluarga

Mahathir Mohamad dan PM Najib Razak

28

Najib. Kendati terkait itu, Najib sendiri belakangan memerintahkan jenderal auditor untuk menyelidiki investasi dalam 1MDB. Selain mendesak adanya penjelasan tentang masalah yang merudung 1MDB, Mahathir juga melancarkan tuntutan lain kepada Najib. Dia meminta agar Najib memberikan penjelasan terkait dua skandal yang dinilai sensitif di Malaysia. Dua hal sensitif yang dimaksud Mahathir, yakni soal dugaan korupsi dalam pembelian kapal selam pada 2002 dan ihwal tewasnya model keturunan Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Dalam skandal sensasional pertama, nama Najib yang kala itu masih menjabat sebagai menteri pertahanan memang sempat terseret. Dimana muncul dugaaan, pembelian kapal selam asal Perancis itu terjadi setelah adanya aksi suap kepada sejumlah pejabat Malaysia. Hingga kini, terkait dugaan tersebut, pemerintah Malaysia sendiri sudah membantah pihaknya melakukan kesalahan. Persoalan lain adalah soal pembunuhan yang terjadi pada 2006. Hingga kini santer beredar kabar di publik Malaysia bahwa aksi keji itu didasari motif politik. Yakni, pembunuhan itu sengaja dilakukan demi menyembunyikan tindak pidana suap yang dilakukan pejabat pemerintah. Buntut mencuatnya kasus itu sendiri sebenarnya diketahui sudah menyeret dua pengawal Najib ke meja hijau. Bahkan seiring bergulirnya proses hukum atas kasus tersebut, semula direncanakan untuk menderakan hukuman gantung atas pelaku pada Januari lalu. Hanya saja sebelum eksekusi terlaksana, pada akhir 2014, salah satu terdakwa kasus tersebut melarikan diri ke Australia. Hingga kini pun, pesakitan itu berada dalam tahanan Australia. Hal yang cukup aneh terkait kasus itu adalah kendati kedua terdakwa itu telah diadili, motif pembunuhan tersebut tidak pernah diungkapkan kepada publik. Tak heran Mahathir pun menulis, “Rakyat bertanya siapa yang memberi perintah. (Pembunuhan) ini melibatkan nyawa manusia. Kejam sekali jika (pengawal) mati hanya karena melaksanakan perintah.” Blog Mahathir memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, mantan orang nomor satu di Malaysia itu diketahui pernah memimpin kampanye melawan penerusnya, Abdullah Ahmad Badawi. Dan buntut dari kampanye itu, Abdullah terguling dan digantikan Najib. Itulah sebabnya dalam blog itu Mahathir menuliskan, “Tidak mudah bagi saya untuk menulis posting blog ini. Tapi demi persatuan ras (Melayu) dan negara, saya harus mengekspos semua ini. “Apalagi dia beralasan, rakyat Malaysia “tidak lagi percaya” kepada Najib.” n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


P

erempuan berkulit kuning langsat khas ras Mongoloid yang berasal dari Ulan Bator, Mongolia itu masih sangat belia. Usianya belumlah lewat dari 28 tahun, saat dirinya didapati tewas dengan tragis. Altantuya Shaariibuu diketahui meninggal akibat ditembak mati. Lalu jasadnya diledakkan dengan tiga butir bom C4, di Empangan Tasik Subang, Puncak Alam, Shah Alam, Selangor, Malaysia. Saat hidupnya, Altantuya tercatat tinggal di St Petersburg, Rusia, hingga usia 12 tahun. Kemudian gadis cantik itu juga tercatat mengenyam pendidikan di Beijing, China. Acap berpindah domisili membuat Altantuya mampu menguasai beberapa bahasa, yakni Inggris, Rusia, Mandarin, dan bahasa ibunya, Mongolia. Dan berbekal kemampuan itu, di Ulan Bator kemudian Altantuya bekerja sebagai guru, penerjemah, dan juru bahasa. Perempuan berambut hitam legam itu juga diketahui memiliki hubungan dengan beberapa biro perjalanan dan bekerja sebagai model. Nah, profesi itu membuat Altantuya kerap bepergian ke mancanegara. Pada 17 Oktober 2006, Altantuya diketahui datang ke Malaysia bersama adik perempuan dan sepupunya. Ketiga orang berkerabat itu datang ke Negeri Jiran dengan tujuan khusus bertemu Abdul Razak Abdullah Baginda. Razak sendiri pernah menjadi konsultan politik dan orang dekat Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak. Namun khusus terkait Altantuya, disebutkan bahwa Razak sesungguhnya merupakan ayah dari bayi lelaki bernama Altanchagai, yang dilahirkan Altantuya. Konon, hubungan kedua manusia berbeda jenis itu bermula di Hong Kong, sekitar 2004-2005. Saat keduanya tengah melakukan kegiatan bisnis. Sebelum kejadian sebenarnya telah santer beredar kabar bahwa Abdul Razak beberapa kali berusaha membungkam Altantuya dengan segepok Ringgit. Namun perempuan itu menolaknya. Nah, hingga akhirnya Altantuya datang mencari Razak ke Malaysia. Dalam rentang kedatangannya itu, sejumlah peristiwa penting terjadi. Antara lain, Altantuya melontarkan tuntutan uang sebesar US$ 500.000 dan tiga tiket penerbangan ke Mongolia terhadap Abdul Razak. Merasa tuntutannya diabaikan, Altantuya berang. Hingga akhirnya, dia mendatangi kediaman Abdul Razak, di Damansara, Brickfield, pada 19 Oktober petang. Dia berteriak-teriak di depan pagar rumah Abdul Razak dengan kata-kata: “You bastard, come out I want to see.� Tapi lagi-lagi Abdul Razak bergeming. Kericuhan di depan rumah Abdul Razak akhirnya berakhir setelah Altantuya dibawa pergi dengan mobil patroli polisi. Itulah saat terakhir Altantuya terlihat hidup. Dari hasil penyelidikan jajaran kepolisian yang dilakukan kemudian, disimpulkan bahwa Altantuya dibunuh dengan cara ditembak dan diledakkan di lokasi antara lot 12843 dan lot 16735, Mukim Bukit Raja, berdekatan Shah Alam, Selangor, sekitar pukul 10 malam waktu setempat, antara 19-20 Oktober 2006. Walau begitu, cabikan tubuh sang model sendiri baru ditemukan pada 7 November 2006, atau berselang 17 hari selepas tubuhnya dihantam dengan ledakan bom C4. Di Malaysia sendiri, kasus tersebut digolongkan se-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Altantuya Shaariibuu

Misteri Kematian Altantuya Kemolekan parasnya mampu memikat hari seorang elite. Tapi kemudian, Altantuya Shaariibuu justru tewas mengenaskan. Satu lagi noktah hitam pencitraan PM Najib Razak. TEKS RATNA NURAINI Foto Riset

bagai pembunuhan serius. Enam orang ditahan dan dijatuhi hukuman pidana terkait dengan kejadian itu. Kasus ini sensasional karena melibatkan Abdul Razak Baginda, seorang yang diketahui sebagai orang dekat PM Malaysia, Dato’ Seri Najib Tun Razak. Abdul Razak sempat ditahan, tapi kemudian dibebaskan dari segala tuduhan terkait pembunuhan Altantuya karena tidak cukup bukti. Ketidakjelasan proses hukum atas kasus tersebut itu boleh jadi kian memperburuk citra PM Najib Razak saat ini. Khususnya sejak terkuak dugaan aliran dana dalam jumlah spektakuler ke rekening pribadinya. n

29


bisnis PROFIL

N

ama Tony Onyemaechi Elumelu sangat kondang seantero Afrika. Dia dikenal sangat dermawan dan berhasil mengentaskan ribuan masyarakat Afrika dari kemiskinan. Akhir tahun lalu, dia merogoh koceknya dan menggelontorkan tak kurang dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 130 miliar untuk mencetak 10.000 wirausaha baru. Dia bilang, dari 10.000 wirausaha itu, akan banyak terserap ribuan tenaga kerja. Untuk melegalkan usahanya itu, Tony pun mengibarkan The Tony Elumelu Yayasan Program Kewirausahaan (TEEP). TEEP bergerak sebagai sebuah lembaga yang memberikan pelatihan wirausaha serta pendampingan. TEEP memberdayakan calon pengusaha Afrika agar bisa sukses di kemudian hari. Apalagi, dunia mengenal bahwa kawasan Afrika masih sangat jauh dengan modernisasi zaman dan teknologi. Tony pun mengonsep lembaganya ini untuk memberdayakan generasi pengusaha berikutnya dari seluruh Afrika selama 10 tahun ke depan. Tentu saja, bila Tony yang mencetuskan, yayasan yang mulai bekerja sejak Januari 2015, langsung mendapat sambutan meriah. TEEP tak hanya memberikan kesempatan bagi mereka yang awam dunia usaha atau lulusan dan non lulusan perguruan tinggi, tetapi juga memberi kesempataan bagi para wirausaha yang belum berhasil mengikuti program ini. Tony memberikan bekal keterampilan bisnis, pendampingan, pelatihan, dan bantuan pendanaan pada tahap awal. Tony menyadari penuh, bahwa Afrika masih berada dalam jajaran negara terbelakang dan minim kemampuan sumber daya manusianya. Pria kelahiran, Jos, Nigeria pada 22 Maret 1963 ini, punya angan tinggi bisa memperdayakan masyarakat di Afrika dan kelak bisa sejajar dengan negara lainnya yang terlebih dahulu maju. Dia lalu memunculkan istilah ‘Africapitalism’ sebuah filosofi ekonomi mengenai peran sektor swasta dalam pembangunan dan kesejahteraan Afrika melalui investasi jangka panjang. Menurut Tony, para wirausaha di seluruh Benua Afrika memiliki potensi untuk berkembang di masa depan. Sebagaimana dikutip BBC pada Maret silam, para wirausaha yang akan dibantu permodalannya berasal dari 52 negara di Afrika. “Saya ingin mendorong ekonomi Afrika dan melakukan transformasi sosial dengan cara menciptakan lapangan kerja di Afrika,” ujar bapak dari lima orang anak ini. “Dalam bisnis saya dan perjalanan filantropis, saya selalu mencari cara untuk membantu menginspirasi generasi di seluruh benua kami,” sambung komisaris dari salah satu perusahaan investasi terbesar Afrika, yaitu Heirs Holdings Limited.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Dia bilang, dari 10.000 wirausaha itu, akan banyak terserap ribuan tenaga kerja. Untuk melegalkan usahanya itu, Tony pun mengibarkan The Tony Elumelu Yayasan Program Kewirausahaan (TEEP). JADI PANUTAN Lulusan Ambrose Alli Universitas dan master di bidang ilmu ekonomi dari University of Lagos serta Harvard Business School untuk program lanjutan ini, tercatat sebagai orang kaya di Afrika yang memiliki kekayaan sekitar US$ 10 miliar. Dia memiliki usaha perbankan, energi, investasi dan real estate. Chairman United Bank untuk Afrika (UBA) ini menjadi panutan masyarakat di Afrika. Nama Tony muncul ke hadapan publik pada 2007. Ketika itu, di usianya yang baru memasuki 34 tahun, Tony berhasil memperoleh dan mengubah Standard Trust Bank menjadi salah satu bank terkemuka di Nigeria, hanya dalam waktu yang sangat singkat. Dua tahun sebelumnya, pada 2005, dia berhasil memimpin penggabungan beberapa bank di Afrika dan menjadi United Bank untuk Afrika. Dalam waktu lima tahun saja, Tony berhasil pula mengubah haluan bank itu, dari sebuah bank multinasional yang hanya melayani nasabah di negaranya saja, kini United Bank untuk Afrika beroperasi di lebih dari 18 negara, termasuk beroperasi di New York dan London dengan lebih dari enam juta nasabah. Tak lama kemudian, setelah memutuskan keluar dari UBA, Tony mendirikan Heirs Holdings, sebuah perusahaan yang menanamkan investasi dalam bisnis pertanian, energi, jasa keuangan, perhotelan dan real estate. Pada tahun 2011, Heirs Holdings menanamkan investasi pada perusahaan Transnational Corporation Nigeria Plc (Transcorp). Tony berhasil mengakuisisi saham mayoritas Transcorp senilai US$ 188 juta. Lalu Tony pun mengendalikan laju Transcorp. Menurut Forbes, Tony merupakan salah satu pemimpin yang paling dihormati para pelaku bisnis Afrika. Sejumlah penghargaan disematkan di pundaknya, antara lain African Business Leader of The Year Award, Emerging Global Bank Award, dan lainlain. n

23


makro Dwelling time

Perang Presiden Versus Mafia Bongkar Muat Presiden Jokowi gusar karena dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok tak juga membaik. Polisi turun tangan.

P

TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto riset

residen Jokowi buka kartu. Dia mengaku memerintahkan pihak kepolisian mengusut tuntas amburadulnya dwelling time atau masa tunggu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. “Di Singapura satu hari selesai bongkar muat, masa kita lebih dari lima hari. Dan efeknya ke mana? Efeknya ke harga. Kalau lama, pengusaha bayar lebih gede. Itu biaya dibebankan ke harga dan ‎masyarakat yang rugi,” kata Jokowi, di Banggai, Sulteng, Minggu (2/8). Menurut Presiden, dwelling time memang jadi penyebab mahalnya biaya logistik di negeri ini. Bagaimana tidak, biaya logistik setara 24% produk domestik bruto, atau sekitar Rp 740 triliun per tahun. Persoalan dwelling time ini bermula saat Jokowi melakukan sidak di Pusat Pemantauan Pelayanan Ekspor-Impor, Pelabuhan Tanjung Priok,

pada Rabu (17/6). Saat itu, Presiden gusar soal dwelling time. Maklum, ternyata sejak enam bulan sebelumnya, Jokowi sudah memerintahkan agar dwelling time diperbaiki. Namun ternyata tak ada perubahan. “Kalau sudah begitu memang polisi yang bertindak. Jangan menyalahkan kalau ada pejabat tertangkap di pelabuhan atau kementerian. Saya sudah berikan kesempatan untuk perbaiki, tak diindahkan, ya ketegasan seperti itu yang perbaiki negara ini,” katanya.

Pelabuhan Jadi Gudang Presiden Jokowi agaknya memang ingin bersaing dengan negara-negara tetangga dalam hal dwelling time. Bagaimana tidak, Singapura hanya satu hari, atau Malaysia tiga hari. Sementara Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan terbesar di negeri ini, prosesnya 5,5 hari. Jokowi meminta agar diperpendek menjadi 4,7 hari. Persoalan dwelling time di Tanjung Priok men-

Presiden Jokowi sidak kontainer di Tanjung Priok.

30

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


makro Dwelling time

Bongkar muat di pelabuhan.

jadi penting karena 70% aktivitas bongkar muat di Indonesia terjadi di pelabuhan ini. Artinya, jika ada yang tidak beres di Tanjung Priok, bisa dipastikan bakal merembet ke pelabuhan-pelabuhan lainnya. Lalu mengapa tak mudah mengatasi leletnya dwelling time di Tanjung Priok? Menarik menyimak hasil temuan Ombudsman RI yang pernah melakukan investigasi. Menurut Ombudsman, dwelling time di Tanjung Priok menjadi rumit karena faktor keterbatasan lahan, tumpang tindih aturan, hingga maraknya pungutan liar. “Antara lain ditemukan pungutan-pungutan tidak resmi oleh oknum petugas di pelabuhan di beberapa titik pelayanan, seperti biaya penarikan kontainer ke lokasi behandel sebesar Rp 200 ribu sampai dengan Rp 400 ribu,” kata Danang Girindrawardana, Ketua Ombudsman. Berdasarkan perhitungan Ombudsman, rata-rata dwelling time di Tanjung Priok adalah 8,5 hari. Salah satu penyebab, adanya peraturan yang tumpang tindih di antara instansi penerbit izin. “Dari penarikan kontainer ke lokasi bahandle dan untuk mendapatkan petugas pemeriksa memerlukan waktu tiga sampai dengan lima hari, sedangkan untuk mendapatkan SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) pemilik kontainer harus menunggu empat hari,” lanjut Danang. Menurut Ombudsman, pihak-pihak yang dinilai harus bertanggungjawab adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, serta Direktur Utama Pelindo I, II, III, dan IV (Persero). Sebenarnya, M Chatib Basri, saat menjabat Menteri Keuangan, pada Juli 2013, telah menyebut dua problem utama yang menjadi penyebab lamanya dwelling time di Tanjung Priok. Selain buruknya koordinasi antara otoritas pelabuhan dengan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT), persoalan biaya menginap bagi kontainer ternyata sangat murah. Ada yang hanya Rp

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Sampai detik ini, Indonesia masih bermasalah serius dengan tata kelola logistik. Ini jelas memprihatinkan. 2.200 per meter kubik. Akibatnya, banyak ruang di pelabuhan yang menjadi gudang. “Bayangkan, bayar parkir sekarang saja Rp 4.000 per jam, dikali 24 jam itu. Masa biaya kontainer di sini (Tanjung Priok) lebih murah? Akibatnya di sini jadi gudang. Kalau jadi gudang, dia (barang) menumpuk maka movement akan susah,” kata Chatib. Sampai Senin pekan lalu, Polda Metro Jaya telah menetapkan lima tersangka. Dua di antaranya pejabat Kemendag dan seorang pengusaha. Kedua pejabat adalah Partogi Pangaribuan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, dan Iman Aryanta, Kepala Subdirektorat Barang Modal Bukan Impor Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Polisi bahkan menduga, terbuka kemungkinan oknum di 11 kementerian terlibat. Sebut saja Kementerian Perindustrian, Kementerien Perhubungan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN. “Sebab ada 11 kementerian yang berperan dalam sistem perizinan keluar masuk barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga perlu diselidiki, permasalahan atau dugaan pidana ada di mana saja,” kata Kombes Pol M Iqbal, Kabid Humas Polda Metro Jaya. Sementara Heri Gunawan, Wakil Ketua Komisi VI DPR, mengatakan bahwa data Bank Dunia menunjukkan peringkat Performance Logistic Index (LPI) Indonesia berada di peringkat 53. Bandingkan dengan Thailand di posisi 35, Malaysia 25, atau bahkan Singapura di peringkat 5 dunia. “Sampai detik ini, Indonesia masih bermasalah serius dengan tata kelola logistik. Ini jelas memprihatinkan,” katanya. Maka wajar jika bendera perang melawan mafia bongkar muat pun dikibarkan.n

31


makro BPJS

Tak Haram Namun Tak Syariah Hasil kajian Komisi Fatwa MUI menyimpulkan BPJS Kesehatan tak sesuai syariah. Pelaksanaannya masih menyulitkan masyarakat. TEKS Kukuh bhimo nugroho foto dahlan rebo pahing

J

ika ada asap, pastilah ada api. Jika hasil kajian para ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tak sesuai syariah, pastilah ada yang sesuatu yang harus dibenahi oleh pemerintah. Pada akhir Juli lalu, beredar kabar mengejutkan bahwa para ulama MUI mengeluarkan fatwa BPJS Kesehatan haram. Mereka menilai, sistem premi hingga pengelolaan dana peserta BPJS Kesehatan tak sesuai syariah. Hal itu segera diklarifikasi Din Syamsuddin, Ketua Umum MUI. Menurut dia, kabar itu berasal dari hasil ijtima atau pertemuan ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia 2015, di Tegal, yang bocor ke publik. Padahal seharusnya, hasil kajian tersebut dibahas terlebih dahulu di tingkat pimpinan MUI pada pertengahan Agustus. Dan hal terpenting, sama sekali tak ada penyebutan haram. “Secara umum saya memahaminya, itu tidak ada satu pun kata yang menegaskan bahwa BPJS Kesehatan itu haram. Dalam kesimpulan itu tidak ada satu pun yang menegaskan itu haram,” kata Din, di Muktamar Muhammadiyah ke-47, di Makassar. Toh, Din membenarkan bahwa Komisi Fatwa menemukan sejumlah hal yang perlu menjadi catatan pemerintah. Yakni mengandung unsur gharar, maisir, dan riba. “Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat penjelasan dari pemerintah karena masyarakat saat ini memandang pentingnya hal-hal yang berbau syariah,” ujarnya. Selanjutnya, pada Selasa pekan lalu, pihak BPJS Kesehatan, MUI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Kemenkeu, dan Kemenkes melakukan pertemuan. Ada tiga poin yang dihasilkan. Poin kedua menyebut soal tidak adanya kata haram dalam keputusan dan rekomendasi ijtima ulama, komisi

32

Masyarakat antre di kantor BPJS Kesehatan

fatwa MUI se-Indonesia. Kemudian ketiga, “Masyarakat diminta tetap mendaftar dan tetap melanjutkan kepesertaannya dalam program jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan BPJS Kesehatan dan selanjutnya perlu ada penyempurnaan terhadap program jaminan kesehatan nasional sesuai dengan nilai-nilai syariah untuk memfasilitasi masyarakat yang memilih program yang sesuai dengan syariah.”

Pemalakan Sistematis Satrio Hendartono, PNS peserta BPJS Kesehatan dengan nomor kartu 0001442677329, menulis keluhannya terkait layanan BPJS, di harian Kompas, edisi Senin (3/8). Sebagai PNS, dia dan keluarganya memang diwajibkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Bahkan gajinya sejak masih calon PNS sudah dipotong. Pada awal September 2014, Satrio memeriksakan kehamilan pertama isterinya yang memegang kartu bernomor 0001442677972, ke RS Hermina Galaksi, yang dekat dengan rumah mereka di Kemang Pratama, Bekasi. Saat itu, Satrio bertanya ke bagian informasi

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


makro BPJS seringkali membuat rumit pasien dan keluarganya. Keluhan Satrio ini agaknya salah satu dari ribuan keluhan lainnya. Menurut Ikhsan, Kepala Grup Komunikasi dan Hubungan Antarlembaga BPJS Kesehatan, pihaknya menerima ratusan ribu pengaduan di sepanjang 2014. Pengaduan paling banyak terkait pelayanan, iuran, dan mekanisme pendaftaran. “Ratusan ribu keluhan selama 2014. Ada kalau tidak salah 100 ribu lebih. Itu semua kami tindaklanjuti,” kata Ikhsan. Sementara terkait keluhan dalam hal pelayanan, menurut Donald Pardede, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, tak lain disebabkan pertumbuhan peserta BPJS Kesehatan yang begitu pesat. Jauh melampaui target. “Fasilitas yang semestinya untuk 121,6 juta peserta malah menjadi 133 juta orang. Fasilitas kita kedodoran mengejar,” ujarnya. Apa pun penyebabnya, banyak yang harus dibenahi dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan. Sofyan Djalil, Menko Perekonomian, bahkan pernah menyatakan bahwa masyarakat masih terbelenggu rumitnya pelaksanaan BPJS Kesehatan. “Paling utama, bagaimana mengurangi moral hazard luar biasa yang terjadi di BPJS Kesehatan,” katanya. Bocornya hasil kajian Komisi Fatwa MUI bisa menjadi jalan memperbaiki kinerja dan pelayanan BPJS Kesehatan. Jangan lupa, dana yang terkumpul dari peserta bukan untuk laba, tapi memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. n

tentang penggunaan BPJS Kesehatan. Jawabannya, proses kelahiran normal tidak dapat menggunakan fasilitas BPJS. Hanya persalinan melalui operasi caesar yang dapat fasilitas BPJS. Itu pun dengan rujukan puskesmas Jati Bening yang ditetapkan menjadi fasilitas kesehatan (faskes) I bagi keluarga Satrio. Selanjutnya, pada 20 Mei 2015, menjelang persalinan, isteri Satrio mengalami pecah ketuban dan dokter menyarankan operasi caesar agar bayi tak keracunan. “Karena tindakan operasi ini mendadak, saya tidak dapat mengklaim ke BPJS Kesehatan,” kata Satrio. Setelah proses persalinan usai, barulah pada 27 Mei, Satrio mendatangi Kantor BPJS Kesehatan di Bekasi untuk memperoleh haknya. Namun, upaya Satrio mentok. Padahal seluruh kronologi juga telah dilaporkan melalui situs resmi BPJS Kesehatan. “Saya merasa dirugikan dengan kewajiban menjadi peserta BPJS Kesehatan, karena tidak dapat menggunakan hak saya saat saya membutuhkan. Ini dapat disebut sebagai pemalakan sistematis,” keluhnya, sembari memberi masukan agar BPJS Kesehatan bisa langsung digunakan di rumah sakit mana pun tanpa rujukan faskes I. Sebab, persoalan rujukan ini

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Secara umum saya memahaminya, itu tidak ada satu pun kata yang menegaskan bahwa BPJS Kesehatan itu haram. Dalam kesimpulan itu tidak ada satu pun yang menegaskan itu haram.

33


makro Impor

Bulog Kembali ke Khittah Bulog bakal kembali menjadi importir tunggal tujuh komoditas pangan strategis. Berlaku sampai kondisi nyaman. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto DAHLAN REBO PAHING

PETANI: Agar tak terlena oleh impor.

P

erum Bulog bakal kembali digdaya seperti era Orde Baru. Presiden Jokowi menyiapkan draft Instruksi Presiden (Inpres) yang memberi peran eksklusif bagi Bulog menjadi importir tunggal tujuh komoditas pangan strategis. Yakni beras, jagung, kedelai, gula, daging sapi, bawang merah, dan cabai merah. “Bulog akan diberikan peran eksklusif agar Indonesia terhenti dari keterlenaan impor selama 10 tahun ini,” kata Muladno, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Senin pekan lalu. Penunjukan memang tak akan berlaku selamanya. “Tapi, impor oleh Bulog ini tidak untuk seterusnya, hanya sampai kondisi nyaman,” katanya. Kondisi nyaman yang dimaksud, ketika harga pangan di tingkat petani stabil dengan batas mini-

34

mal yang jelas. Jika pada kondisi seperti itu pasokan lokal tetap tak memenuhi kebutuhan nasional, barulah keran impor dibuka. Pertanda bakal digdayanya Bulog, sebenarnya sudah terbaca ketika Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2015, pada 14 Juli, tentang “Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke dalam modal Perum Bulog”. Nilainya Rp 3 triliun diambilkan dari APBN-P 2015. Suntikan tersebut bertujuan memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha. Konsekuensinya, Bulog tak hanya mengurus beras tapi juga komoditas strategis lainnya. Presiden menegaskan, peranan Bulog sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Kebijakan Jokowi ini, agaknya bakal membuat Bulog kembali ke khittah-nya. Sebagai state trading enterprise yang dinotifikasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di masa Orde Baru, Bulog memiliki hak istimewa menjadi pemegang monopoli atas kebutuhan pokok di dalam negeri. Sesuai Keppres 39 Tahun 1978, per 5 November 1978, Bulog mempunyai tugas pokok melaksanakan pengendalian harga beras, gabah, gandum, dan bahan pokok lainnya, guna menjaga kestabilan harga. Baik bagi produsen maupun konsumen, sesuai kebijaksanaan pemerintah. Seiring perjalanan waktu, sesuai Keppres 45 Tahun 1997, tugas pokok Bulog dibatasi hanya untuk beras dan gula pasir. Bahkan atas desakan IMF saat menjadi kreditur bagi Indonesia, kewenangan Bulog terpangkas habis. Berdasarkan Keppres 19 Tahun 1998, peran Bulog hanya mengelola beras Pemberian hak eksklusif tentu disambut pro dan kontra. Ada yang berpendapat, wewenang tunggal bakal menciptakan iklim usaha tidak sehat. Bulog akan memonopoli sehingga harga jual tidak akan bersaing di pasar. Sementara pendapat lainnya, peraturan yang saat ini berlaku tidak menguntungkan bagi petani dan pelaku pasar. Kartel komoditas pangan strategis justru tumbuh karena tata kelola yang tidak jelas. n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


makro Muhammadiyah

Menunggu Para Saudagar Kompak Muhammadiyah bersiap merealisasi cetak biru pembangunan ekonominya. Patok target lahirkan banyak pengusaha muda. TEKS kukuh bhimo nugroho foto riset

D

oktor Haedar Nashir mengemban tugas tak ringan saat menerima amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2015-2020. Salah satunya, mewujudkan “Muhammadiyah Incorporate” yang merupakan cetak biru pembangunan ekonomi bagi warga persyarikatan. Haedar terpilih pada Kamis malam pekan lalu, dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang digelar di Makassar. Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menggantikan Din Syamsuddin. Dia didampingi Abdul Mu’ti sebagai sekretaris umum. Sektor riil perekonomian nasional memang menjadi salah satu pokok bahasan dalam muktamar. Maklum, Muhammadiyah dikenal memiliki jaringan bisnis yang disebut sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Total terdapat hampir enam ribu AUM. Sebut saja PAUD dan Taman Kanak Kanak sebanyak 3.370 buah. SMP dan SMA berjumlah 941, Perguruan Tinggi sebanyak 174, Rumah Sakit 389 buah, Panti Asuhan 330 buah, serta lembaga keuangan mikro dan koperasi yang jumlahnya 263 lembaga. Pentingnya sektor ekonomi terbaca dari digelarnya “Silaturahim Saudagar Muhammadiyah”, di sela-sela muktamar. Hadir para saudagar sukses. Sebut saja Fatimah Kalla (Dirut Kalla Group), Nurhayati Subakat (pemilik War-

Dr Haedar Nashir .

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Din Syamsudin (kiri), pemilik Group Wardah Nurhayati Subakat (tengah) dan pengusaha Soetrisno Bachir pada forum SilaturaHIM Saudagar Muhammadiyah di Makassar,

dah Group), atau Herry Zudianto (pemilik Margaria Group). Para pengusaha kader Muhammadiyah tersebut sepakat mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha baru melalui gerakan “Wirausaha Muda Muhammadiyah” (WMM). Tujuannya, memperkuat struktur ekonomi nasional yang mengandalkan kerja sama bisnis antarwilayah. Soetrisno Bachir, pengusaha yang juga kader Muhammadiyah, berharap gerakan WMM dapat menambah jumlah pengusaha nasional secara signifikan. Targetnya, meningkatkan jumlah pengusaha Muhammadiyah sampai 5%. “Harus ada gerakan bersama yang menumbuhkan usaha itu dan membesarkan Muhammadiyah di bidang ekonomi,” katanya. Sebelumnya, menurut Syafrudin Anhar, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah periode lalu, muktamar juga diharapkan mengesahkan cetak biru pembangunan ekonomi Muhammadiyah. “Jika saja Muhammadiyah berhasil menjadikan semua amal usaha Muhammadiyah dalam satu jaringan, sebagai Muhammadiyah Incorporate, maka akan memberikan kemajuan riil bagi muslimin Indonesia dan tentunya akan berimbas pada ekonomi bangsa ini,” katanya. Upaya pengurus pusat untuk menyatukan semua AUM memang tidak mudah. “Memang tidak mudah untuk mengajak seluruh pengelola amal usaha untuk bergerak dalam satu irama PP Muhammadiyah. Namun, semua itu akan dilakukan demi kemajuan umat dan persyarikatan Muhammadiyah,” kata Mukhaer Pakkanna, Kepala STIE Ahmad Dahlan Jakarta. Dan itulah tugas yang harus direalisasi oleh Haedar Nashir dan seluruh pengurus pusat Muhammadiyah yang baru terpilih. n

35



keuangan cinta rupiah

Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya: Menggunakan rupiah.

Cintai Rupiah

Semua orang di republik ini harus memakai rupiah dalam setiap transaksi. Mereka yang melanggar dikenakan sanksi.

m

enjengkelkan, itulah kata yang paling tepat ketika mendengar ada perusahaan menggunakan dolar AS dalam bertran­ saksi bisnis mereka. Bagaimana tidak jengkel, sebab transaksi yang mereka lakukan di wilayah hukum Indonesia. Padahal, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang menyebutkan, rupiah wajib digu­ nakan dalam setiap transaksi di dalam negeri, kecuali transaksi perdagangan internasional, pembiayaan in­ ternasional dan simpanan dalam bentuk valuta asing. UU ini kemudian diperkuat dengan Peraturan BI No­ mor 17/3/PBI/2015 dan Surat Edaran Nomor 17/11/ DKSP Tahun 2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indone­ sia yang berlaku mulai 1 Juli 2015. Bagi mereka yang melanggar, BI memberikan sanksi pidana kurungan 1 tahun dan denda maksimum Rp 100 juta. Tak kurang, Presiden Jokowi juga telah meminta semua perusahaan, baik BUMN maupun swasta harus menggunakan mata uang rupiah dalam transaksi bis­ nis. Menteri Pariwisata Arief Yahya mewajibkan seluruh transaksi di hotel dalam negeri mengunakan rupiah. “Ini akan membuat penggunaan dolar AS semakin menge­ cil dan nilai tukar rupiah kembali meningkat,” kata Arief. Seperti halnya Arief, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga memerintahkan kepada seluruh direktur utama PT Pelabuhan Indonesia I-IV untuk mengguna­ kan mata uang rupiah dalam setiap transaksi di pela­ buhan. Instruksi ini bukan hanya untuk transaksi trans­ portasi laut, tetapi semua lini transportasi darat, udara,

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

maupun perkeretaapian. Adalah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III yang dengan cepat merespon kebijakan BI tersebut. Setelah Surat Edaran BI itu terbit, Pelindo III segera mengada­ kan sosialisasi, yang diikuti oleh para pejabat struktural terkait dan sejumlah direksi anak perusahaan Pelindo III di Kantor Pusat di Surabaya, Jawa Timur. “Nantinya, penghitungan jasa kepelabuhanan luar negeri akan menggunakan acuan tarif saat ini (valas) dengan kurs transaksi jual penutupan BI satu hari se­ belumnya,” ujar Saefudin, Direktur Keuangan Pelindo III. Langkah penyesuaian lainnya, tambah Saefudin, adalah modifikasi aplikasi SIUK untuk formulasi peng­ hitungan nota tagihan (pra nota). “Jadi nota tagihan akan didenominasikan dalam rupiah,” katanya. Saefudin menuturkan salah satu langkah strategis Pelindo III untuk mengantisipasi regulasi tersebut ialah pelaksanaan kebijakan lindung nilai (hedging) untuk kebutuhan pendanaan dalam mata uang dolar AS. “Kami optimis, penyesuaian yang dilakukan Pelindo III dapat berjalan baik,” ujar Saefudin. Pelindo III adalah salah satu contoh dari BUMN yang menggunakan mata uang rupiah dalam transaksi bis­ nis. Kini, sudah banyak BUMN dan perusahaan swasta lain yang mulai menyadari pentingnya penggunaan rupiah dalam bertransaksi. BI sendiri sejak pertengahan Desember 2014 sudah mengampanyekan ‘Gerakan Cinta Rupiah’. Aksi ‘Ge­ rakan Cinta Rupiah’ dilakukan melalui iklan di televisi dan media cetak. Di televisi, BI membuat tayangan ten­ tang seseorang yang hendak membayar makanan di sebuah restoran menggunakan uang dolar AS. Namun kasir restoran itu menolak dan meminta si pembeli membayar dengan rupiah. Itulah sebabnya, kalau sampai sekarang masih ada BUMN maupun perusahaan swasta dalam bertransaksi bisnis di Indonesia menggunakan dolar AS, mereka se­ harusnya malu dengan para pedagang tradisional dan tukang becak di Pasar Klewer, Solo yang membentang­ kan poster-poster ‘Save Rupiah’. n

37


keuangan Asuransi

Lahan Baru Bagi OJK akan merelaksasi aturan investasi bagi perusahaan asuransi jiwa. Perusahaan asuransi boleh berinvestasi di obligasi yang memiliki rating di bawah A+. TEKS bastaman foto DAHLAN RP

S

ebagai lembaga keuangan yang mengelola dana masyarakat, sudah sepantasnya bila perusahaan asuransi bersikap konservatif. Mereka lebih senang menempatkan dananya di deposito dan surat utang negara (SUN). Kalau pun ingin menempatkan dananya di obligasi korporasi dan medium term notes (MTN), umumnya mereka akan memilih surat berharga yang memiliki rating minimal A+. Padahal, banyak surat berharga yang memiliki rating lebih rendah dari A+ tetapi memberikan peruntungan lebih tinggi. Nah, jika tak ada aral melintang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merelaksasi aturan investasi bagi perusahaan asuransi jiwa. Dalam aturan baru ini, lahan investasi perusahaan asuransi jiwa tidak lagi dibatasi di surat-surat berharga yang memiliki rating minimal A+. Mereka juga bisa menampatkan dananya di surat berharga yang peringkatnya lebih rendah dari itu. “Yang penting harus masuk dalam investment grade,� ujar Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK. Dengan kata lain, kelak perusahaan asuransi jiwa bisa menginvestasikan dananya di surat-surat berharga yang memiliki rating di bawah A+ seperti BBB, atau bahkan Baa3 (lihat infografis). Syaratnya, ya itu tadi, perusahaan penerbit obligasi masuk dalam kategori investment grade alias memiliki kemampuan yang cukup untuk melunasi utangnya. Dengan aturan baru ini, diharapkan penempatan dana asuransi di obligasi korporasi meningkat. Dan, tentu saja, bisa memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan asuransi. Sejauh ini, memang, banyak perusahaan asuransi jiwa yang menaruh dananya di deposito. Dalam catatan OJK, dari Rp 331 triliun dana investasi asuransi jiwa, 24,2% di antaranya ditempatkan di deposito. Lebih besar dibanding di SUN (23,2%), saham

38

PLN: Ada mitos, BUMN tidak akan bangkrut.

(22,9%), reksa dana (16%), dan obligasi (10,1%). Pertimbangannya banyak. Selain ingin mencicipi berkah suku bunga tinggi, deposito dianggap sebagai sarana investasi paling likuid, sehingga memudahkan perusahaan jika membutuhkan dana segar tiba-tiba. Banyak perusahaan asuransi yang menempatkan dananya di deposito dan saham tadi dianggap cukup mencemaskan. Maklum, selain memberikan jaminan atas kematian, perusahaan asuransi juga memberikan kesempatan untuk berinvestasi. Ini terutama terjadi pada produk unit-link. Produk ini, selain memberikan pengembalian seluruh premi, juga menjanjikan garansi tingkat pengembalian investasi. Masalahnya, belakangan pasar saham sedang jeblok, dan suku bunga cenderung turun.

ANTARA RATING DAN MITOS Betul, sampai saat ini belum ada perusahaan asuransi yang merugi karena investasi. Tapi, di masa menda-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


keuangan Asuransi

gi Asuransi Jiwa Rating surat utang Investment Grade: n

AAA atau Aaa AA+, AA, dan AA- atau Aa1, Aa2, dan Aa3 n A+, A, dan A- atau A1, A2, dan A3 n BBB+, BBB, dan BBB- atau Baa1, Baa2, dan Baa3 n

Non Investment Grade (Junk Bond): n

BB+, BB, dan BB- atau Ba1, Ba2, dan Ba3 B+, B, dan B- atau B1, B2, dan B3 n CCC+, CCC, dan CCC- atau Caa1, Caa2, dan Caa3 n CC+, CC, dan CC- atau Ca11, Ca2, dan Ca3 n C+, C, dan C- atau C1, C2, dan C3 n Default n

Sumber: Riset

tang, ancaman itu bisa saja terjadi. Soalnya, kasus seperti ini pernah menimpa industri asuransi di Jepang, ketika suku bunga turun hingga di bawah 1%. Padahal, hasil investasi atau bunga aktuaria yang dijanjikan perusahaan asuransi kepada pemegang polis berkisar 5%. Akibatnya, banyak perusahaan asuransi, termasuk yang telah berumur ratusan tahun, kehilangan kesanggupan untuk membayar kewajibannya. Terlepas dari kekhawatiran di atas, Togar Pasaribu, Pejabat Sementara Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), menyambut baik rencana relaksasi aturan investasi bagi perusahaan asuransi jiwa ini. “Kabar baik buat kami, karena obligasi dan MTN dengan rating di bawah A+ juga boleh,” ujarnya. Maklum, imbal hasil yang diberikan obligasi atau MTN dengan rating rendah biasanya lebih tinggi ketimbang yang memiliki rating tinggi. Diakui Togar, risiko obligasi kacangan memang cukup tinggi. Namun, yang namanya risiko, menurutnya,

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

bukan hal yang perlu ditakuti. Lagi pula, meskipun perusahaan asuransi boleh berinvestasi di surat utang dengan grade di bawah A+, anggota AAJI tidak akan jor-joran dalam membeli obligasi atau MTN. Soalnya, kedua surat utang tersebut investasi jangka panjang. Sementara, untuk operasional, perusahaan asuransi membutuhkan likuiditas yang tidak kecil. Selain dari rating, ada juga perusahaan asuransi yang menilai tingkat keamanan dari sisi lain. Syahdan, keamanan obligasi yang diterbitkan BUMN jauh lebih terjamin ketimbang terbitan perusahaan swasta. Soalnya, ada keyakinan pemerintah sebagai pemilik BUMN tidak mungkin mengabaikan kewajibannya. Makanya, meskipun return yang ditawarkan tidak terlalu tinggi, mitos soal jaminan keamanan membuat obligasi BUMN laku keras. Mitos seperti itu memang tidak bisa disalahkan begitu saja. PT Pefindo, perusahaan pemeringkat utang, pernah memberikan gambaran keliru. Itu terjadi 2001 ketika perusahaan anak Grup Sinar Mas gagal melakukan pembayaran utang kala jatuh tempo. Padahal, sebelum gagal, perusahaan-perusahaan itu mendapat rating A+ dan A-. Hal serupa juga kini terjadi pada anak-anak usaha Grup Bakrie. Itu sebabnya, menurut sebuah sumber, perusahaan asuransi tidak selalu mendasarkan pilihannya kepada peringkat semata. Aspek fundamental, seperti kredibilitas perusahaan, juga penting. “Sayang hal itu sering tidak tampak pada penilaian yang diberikan lembaga pemeringkat,” ujar si sumber. n

39


keuangan Kinerja BNI

Siasat Menghadapi Wong Cilik Gara-gara daya beli masyarakat melemah, NPL UMKM BNI melesat hingga 6,8%. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan NPL. TEKS bastaman foto Dahlan Rp, Erbhayu

B

ila bank lain sangat bergairah masuk ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Bank BNI tampaknya mulai menahan diri. Memang, bank pemerintah ini masih mengucurkan dananya ke usaha yang identik dengan wong cilik itu. Tapi, dana yang disalurkan sebatas kredit program dari pemerintah semisal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit UMKM di sektor maritim. Dengan strategi tersebut, BNI berharap bisa lebih fokus membenahi kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) UMKM yang hingga semester I – 2015 sudah mencapai 6,8%. “Sektor yang berkontribusi terhadap NPL UMKM kebanyakan dari perdagangan. Ini yang akan kami tekan hingga menjadi 3% di akhir tahun,” ujar Sutanto, Direktur Bisnis Banking II BNI, beberapa waktu lalu. Sejak naiknya harga BBM dan melemahnya daya beli masyarakat, banyak debitor UMKM yang kesulitan membayar cicilannya. Memburuknya pengembalian kredit ini membuat pos pencadangan aktiva produktif atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) naik 172,2% menjadi Rp 5,99 triliun. Akibatnya, selama enam bulan, BNI hanya mampu menorehkan laba bersih Rp 2,4 triliun atau anjlok 50,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebenarnya bukan kali ini saja BNI tersandung kredit UMKM. Sepuluh tahun silam, bank ini sampai terpaksa melikuidasi Unit Layanan Usaha Mikro (ULUM). Namun upaya BNI untuk benar-benar meninggalkan microbanking tidak berjalan mulus. Sebab, menurut sebuah sumber, para pejabat di BNI sadar betul bahwa pembiayaan ke sektor UMKM memiliki arti politis. Apalagi, kini pemerintahan Presiden Jokowi sedang giat-giatnya menggalakkan usaha kecil, khususnya di sektor maritim.

LANGKAH KONSOLIDASI Nah, jika BNI keluar dari bisnis ini, sudah pasti lang-

40

kah tersebut bakal menjadi sorotan. “Bagaimanapun kredit UMKM bisa menjadi kartu bagi BNI untuk mendekati pemerintah,” ujar si sumber tadi. Lagi pula, sebagai bank pelat merah, BNI tentu harus mendukung program pemerintah dan BI. Misalnya, keharusan mengalokasikan minimal 20% kreditnya bagi sektor UMKM sebelum tahun 2018. BNI juga tetap akan mengucurkan kreditnya ke sektor UMKM maritim, seperti yang diminta Presiden Jokowi. Jadi, memang, BNI tak benar-benar akan meninggalkan pasar UMKM. Apalagi, dari hitung-hitungan bisnis pun, kredit mikro juga sangat menguntungkan.

Bagaimanapun kredit UMKM bisa menjadi kartu bagi BNI untuk mendekati pemerintah. Tempat Penukaran uang: Dijaga tidak lewat Rp 13.350 per dolar. Pedagang kecil di pasar: Banyak yang kesulitan membayar cicilan kredit.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


keuangan Kinerja BNI Hanya saja, untuk memperbaiki kinerja keuangannya, perseroan tengah melakukan berbagai pembenahan. Selain giat melakukan penagihan dan restrukturisasi, upaya lainnya adalah melakukan perombakan pegawai dan membentuk unit sentralisasi proses kredit. “Kami akan gunakan scoring system dan kerjasama dengan PT Jamkrindo,� ujar Sutanto. Konsolidasi ini kelihatannya tak berhenti sampai di situ. Mulai tahun ini, perseroan akan mencoba pola pembiayaan baru di mana penyaluran kredit untuk segmen kecil lebih difokuskan untuk pengusaha yang menjadi rantai pasok nasabah korporasi BNI. Misalnya, menyasar UMKM yang menjadi pemasok supermarket. Upaya lainnya adalah dengan cara memangkas suku bunga kredit UMKM yang saat ini berkisar 14% - 15% per tahun. Sungguh pun bintangnya kurang terang, Sutanto berkeyakinan target pertumbuhan kredit UMKM sebesar 26% atau Rp 20 triliun pada tahun ini bakal tercapai. “Kami belum melakukan revisi atas target tersebut,� ujarnya. Jika itu yang terjadi, dan kredit bermasalah bisa ditekan, kinerja BNI diyakini akan kembali menggeliat. Apalagi jika roda perekonomian mulai bergerak di semester II. n

Kondisi UMKM Saat Ini n

Jumlah UMKM

= 57 juta

n

Penyerapan tenaga kerja

= 98 juta orang

n

Total kredit ke UMKM per April 2015

= Rp 688,297 triliun

n

Kredit Bermasalah = 3,7% (April 2014) dan 4,4% (April 2015)

Robohnya Benteng Ekonomi

S

elama ini, UMKM dinilai sebagai benteng terakhir ekonomi nasional. Nyaris, sekitar 98 juta atau 94,52% tenaga kerja dalam negeri berjubel di sektor ini. Pada masa krisis 1998, UMKM adalah katup penyelamat. Ketika usaha-usaha kakap dan BUMN berantakan, UMKM tidak. Sektor inilah yang menggerakkan perekonomian hingga krisis berlalu, meninggalkan Rp 1.000 triliun kerugian. Tapi benteng ekonomi itu kini terjerembab. Melemahnya nilai tukar rupiah membuat bahan baku impor menjadi mahal. Sudah begitu, bahan baku tidak langsung seperti bahan bakar gas, transportasi, dan lainnya juga melonjak. Celakanya lagi, barang impor seolah tak terbendung. Sementara pebisnis UMKM tak leluasa menaikkan harga. Selain karena persaingan sudah begitu ketat, daya beli pendapatan masyarakat menengah ke bawah juga masih menyedihkan. Gawat? Tentu saja. Jika tidak segera ditangani, ini bisa mengancam kehidupan 98 juta orang yang menggantungkan hidupnya di sektor UMKM. Tidak hanya itu, gara-gara hancurnya usaha kecil, industri perbankan nasional juga menghadapi persoalan kredit bermasalah (NPL). Hingga April lalu, kredit bermasalah UMKM sudah mencapai Rp 30 triliun lebih atau 4,4% dari total kredit UMKM yang mencapai Rp 688,297 triliun. Bank BNI dan Danamon adalah dua bank besar yang terimbas kelesuan sektor UMKM. Keuntungan dua bank tersebut tergerus karena naiknya beban pencadangan NPL. Maka tak heran bila ada ekonom yang mencemaskan akan terjadinya hard landing dalam perekonomian nasional. Sayangnya, meskipun situasinya sudah runyam, pemerintah belum punya solusi yang komprehensif. n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

41


pasar modal IHSG

Lebih Aman Pegang Kontan

Ekonomi makin memburuk. Hati-hati dalam memilih saham. TEKS Ahmad Munjin foto ilustrasi

i

ndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menggelepar. Pada penutupan pasar Jumat pekan lalu, indeks menclok di level 4.770. Tak ada katalis positif memang. Sehingga, pola pergerakan IHSG sangat fluktuatif. Realisasi kinerja emiten untuk kuartal II-2015 pun mengalami penurunan. Begitu juga dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, tren pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2015, akan berada di bawah pertumbuhan tahun lalu. Apalagi, akhir pekan ini, rata-rata investor bersikap

42

wait and see terhadap data non-farm payroll AS yang akan dirilis nanti malam. Non-farm Payrolls merupakan data AS yang cukup sensitif bagi pasar karena akan berpengaruh pada pergerakan bursa saham domestik. Bila data AS tersebut menunjukkan indikasi pemulihan, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed bisa terjadi di September 2015. Ia memperkirakan, dalam sepekan ke depan, arah IHSG berpeluang fluktuatif dengan support di 4.700 dan resistance di 4.850. Dari dalam negeri, pasar akan merespons data ca-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


pasar modal IHSG dangan devisa setelah BI terus melakukan intervensi pasar. Ekonom BNI memperkirakan, nilai tukar rupiah melemah ke Rp 13.800 hingga akhir 2015. Rata-rata perspektif pelaku pasar keuangan, level rupiah sekarang menuju Rp 14.000 per dolar AS. Inilah yang dikhawatirkan oleh pasar. BNI Securitities juga membuat beberapa skenario IHSG di akhir 2015. Skenario moderat, IHSG diharapkan bisa tumbuh di level 5.000 akhir tahun. Sementara target optimistis di level 5.600 dan target pesimistis di level 4.600. Jika IHSG tutup di bawah 5.000 akhir 2015, menunjukkan adanya masalah yang sangat serius pada perekonomian dalam negeri. “Investor domestik dan asing melihat, apa yang dijanjikan pemerintah tidak bisa dipenuhi,” ujar Thendra Crisnanda, analis dari BNI Securities. Harapan investor satu-satunya adalah pada belanja pemerintah. Oleh sebab itu, serapan belanja pemerintah mau tidak mau, suka tidak suka, harus benar-benar dijalankan pada semester II. Jika tidak, tidak akan ada multiplier effect terhadap penopang pertumbuhan. Dari sisi ekspor dan impor, kita tidak bisa banyak berharap. Sebab, harga komoditas sekarang sedang mengalami penurunan. Harga minyak turun ke level terendah yang sekarang sudah menembus US$ 44 per barel. Itulah yang harus jadi perhatian pemerintah di semester II-2015 ini. Yang paling krusial, pemerintah harus bisa menjaga persepsi dari para investor. Jangan sampai persepsi para investor menjadi negatif. Sebab, di bursa saham tidak semata bicara fundamental tetapi juga persepsi investor. Saat persepsi positif tidak bisa dijaga, bisa menimbulkan panic selling.

Pilihan di kala ekonomi memburuk Dalam situasi ini, Thendra tidak merekomendasikan aggressive buying pada saham-saham. Sikap lebih bijaksana jika pelaku pasar lebih memilih wait and see. Sebab, kita belum melihat adanya faktor pendorong yang benar-benar kuat mendongkrak IHSG. Hanya saja, untuk aksi bargain hunting cukup terbuka. Tapi pada beberapa perusahaan yang dipilih secara selektif. Dan alokasi dananya tak melebihi 50%. Ketika pasar mengalami kontraksi atau penurunan dalam seperti sekarang, jangan terlalu agresif masuk. Kita belum melihat adanya faktor kuat pendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) untuk naik signifikan di semester II. Sebagai pilihan, di sektor konstruksi infrastruktur masih menarik. Seperti PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Waskita Karya (WSKT). “Saya rekomendasikan koleksi dua saham tersebut,” katanya.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

IHSG 03/08 4,800.18

05/08 4,850.53

31/07

4,802.53

04/08 4,781.09

06/08 4,806.56 07/08

4,770.30

Di saham-saham bank, tetap menjadi pilihan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Jadi, selektif di saham bank yang sudah Buku IV. Di consumer goods terbatas di PT Unilever Indonesia (UNVR) dan PT Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP) karena permasalahan likuiditas. Jadi, bargain hunting bisa dilakukan di sektor-sektor tersebut. Saham-saham tersebut bisa dikombinasikan untuk investasi jangka panjang. Itupun untuk sekarang belum momentumnya untuk beli lalu hold. Untuk saat ini, lebih baik wait and see. Jika saham-saham tersebut mengalami penurunan tajam, kita baru bisa melakukan bargain hunting dengan mengakumulasinya. Selama tidak mengalami penurunan signifikan, terlalu riskan masuk dalam situasi pasar saat ini. Lantas apa yang membuat IHSG sulit untuk kembali di atas 4.900? Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital, menjelaskan ekonomi Indonesia memburuk terus dan melambat lebih dalam dari yang diperkirakan oleh pelaku pasar. Daya beli konsumen tertekan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan inflasi serta pelemahan rupiah. Tapi kendati demikian masih ada saham yang layak dikoleksi. Di antaranya BSDE, BBNI, WIKA, dan BMTR. Pertama, PT Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan estimasi Price to Earnings Ratio (PER) 2015 di level 10,4 kali, Price to Book Value (PBV) 1,52 kali, dan Return on Equity (RoE) 15,20%. Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.900. Kedua, saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI), rekomendasi beli dengan PER 2015 8,2 kali, PBV 1,51 kali, dan RoE 18,2%. Target harga untuk trading Rp 5.150. Ketiga, saham PT Wijaya Karya (WIKA), rekomendasi beli dengan PER 2015 di level 41,15 kali, PBV 3,30 kali, dan RoE 8,03%. Target harga untuk trading di Rp 2.750. Keempat, saham PT Global Mediacom (BMTR) dengan PER 2015 di level 52,4 kali, PBV 1,14 kali, dan RoE 2,21%. Rekomendasi beli dengan target harga untuk trading di Rp 1.350. n

43


pasar modal Saham PGAS

Kalau Berani, m Ini Saatnya Membeli Ekonomi yang melempem diperkirakan masih akan berlangsung hingga semester II. Itu sebabnya, PGAS disarankan dikoleksi untuk jangka panjang. TEKS Ahmad munjin foto ilustrasi

44

anusia berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Begitu pun nasib analisis para pelaku pasar di bursa saham. Seperti yang terjadi pada ramalan saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Di awal tahun, sebagian analis memprediksi harga saham ini akan melejit ke Rp 6.350. Pertimbangannya, kendati tertekan oleh penurunan harga minyak dan konsumsi gas, perusahaam milik negara ini masih akan mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 4%. Tapi itu tak menjadi kenyataan. Buktinya, harga PGAS malah turun terus sehingga kini menclok di Rp 3.635 Jumat (7/8). Artinya, selama tujuh bulan terakhir ini, PGAS telah mengalami penurunan sebesar 39% lebih. Ada dugaan, kinerja PGAS di semester I ini masih akan merosot, karena beberapa hal. Pertama, laju ekonomi yang melambat menyebabkan konsumsi gas nasional turun sekitar 10%. Diperkirakan penurunan terbesar terjadi pada sektor industri kimia dasar, seperti bahan bangunan dan semen. Selain itu, laju pertumbuhan kebutuhan listrik dan industri juga tengah mengalami perlambatan. Akibatnya, target-target yang telah ditetapkan di awal tahun pun tampaknya harus direvisi. Semula, diperkirakan PGAS akan meraih pendapatan sebesar Rp 3,162 triliun atau lebih rendah dari tahun lalu Rp 3.409 triliun. Adapun laba bersih yang akan diraih hanya turun sedikit dari US$ 723 juta ke US$ 714 juta.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


pasar modal Saham PGAS

Tapi, tidak menutup kemungkinan sebelum satu tahun, saham ini sudah naik. Nemun kenyataannya, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, emiten tersebut hanya mengantongi laba bersih US$ 109,4 juta setara Rp 1,24 triliun. Perolehan tersebut anjlok 38% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 176,97 juta. Begitu pula dengan pendapatan bersih perseroan yang merosot 13,4% menjadi US$ 696,37 juta dari sebelumnya US$ 804,36 juta. Sementara laba sebelum pajak tercatat mencapai US$ 149,25 juta, jauh lebih rendah dari sebelumnya US$ 225,54 juta. Penurunan itu dikontribusi oleh membengkaknya beban keuangan perseroan dari US$ 6,66 juta menjadi US$ 21,61 juta. Itulah yang membuat manajemen pesimistis dapat meraih pertumbuhan kinerja perusahaan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maupun dari pertumbuhan ekonomi nasional.

SAATNYA BELI Untuk mengantisipasi hal tersebut, perseroan mencoba menerapkan sejumlah strategi. Di antaranya, melakukan diversifikasi usaha dan menggenjot jumlah pelanggan baru. Untuk mencapai itu, perusahaan telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 400 juta hingga US$ 500 juta untuk tahun ini. Dana itu, di antaranya, akan digunakan untuk mengembangkan lapangan gas dan membangun pipa transmisi dan jaringan gas rumah tangga. Manajemen mengakui kinerja perseroan pada semester I-2015 ini mengalami slow down seperti pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, pertumbuhan kinerja PGN sangat terkait dengan industri listrik nasional dan kebutuhan listrik di Tanah Air.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

“Jadi kinerja secara umum di semester I masih merefleksikan pertumbuhan ekonomi makro. Karena kinerja kita sangat terkait dengan pertumbuhan kebutuhan listrik,” kata M Wahid Sutopo, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN, beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional masih mengalami perlambatan, hanya 4,67% di kuartal II-2015. Kendati Presiden meyakini di semester II ini pertumbuhan ekonomi akan melaju kencang (terutama bulan September – Oktober), tapi itu masih sebuah perkiraan yang perlu pembuktian. Lantas bagaimana dengan nasib sahamnya? Seorang analis menilai, fundamental PGAS tetap solid. Bahkan dengan penurunan yang sudah begitu dalam, ia menyarankan sekarang ini merupakan saatnya mengoleksi. Ia menargetkan harga PGAS akan mencapai Rp 5.000 di tahun ini. William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities, juga punya pendapat yang sama. Kata dia, saham PGN prospek jangka panjangnya bagus. Sebab, selain minyak, masyarakat Indonesia mengkonsumsi gas. “Tapi, kita tidak bicara jangka pendek ataupun jangka menengah,” katanya. “Saya rekomendasikan akumulasi beli PGAS untuk jangka yang benar-benar panjang di atas satu tahun,” tambahnya. Tapi, tidak menutup kemungkinan sebelum satu tahun, saham ini sudah naik. Apalagi, PGAS merupakan satu-satunya distributor gas yang besar dan BUMN. Ia meramalkan, dalam satu tahun, PGAS masih memungkinkan bisa mencapai di atas Rp 4.300. Secara fundamental, PGAS tidak bermasalah. Hanya saja, emiten ini kemungkinan telat melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal II-2015. Lalu, yang perlu dicermati juga adalah pelemahan harga minyak yang jadi sentimen negatif bagi harga komoditas gas sehingga berpengaruh negatif juga ke harga sahamnya. Meskipun, secara riil tidak ada hubungannya karena PGAS bertindak hanya sebagai distributor gas. n

45


pasar modal Saham Lippo

Mengukur Langkah Lippo Group Lippo getol berekspansi. Inilah yang membuat sebagian sahamnya masih layak untuk dipertimbangkan. TEKS Ahmad Munjin Foto ilustrasi

e

kspansi Grup Lippo, kelihatannya, tak pernah berhenti. Di bidang kesehatan, misalnya. Kini perseroan sedang membangun rumah sakit di Myanmar. Dengan modal US$ 1 miliar, grup ini akan membangun sedikitnya 20 rumah sakit. Cukup? Belum. Setelah Myanmar, seperti diungkapkan oleh James T Riady (CEO Lippo Group), perseroan akan menjajaki pasar Nepal, Kamboja, dan Vietnam untuk bisnis yang sama. “Rumah sakit merupakan bagian yang penting dari pengembangan bisnis di luar negeri. Ada semangat brotherhood. Misalnya, Myanmar itu seperti adik Indonesia, dan Indonesia dianggap seperti saudara tua,� kata James. Tak bisa disangkal lagi, Lippo memang merupakan kelompok usaha yang masih melaju di era pelambatan ekonomi sekarang ini. Di sektor properti misalnya, pada semester I lalu, PT Lippo Karawaci (LPKR) berhasil menaikkan pendapatan laba bersihnya sebesar 15% menjadi Rp 755 miliar. Sementara emiten pengelola kawasan industri PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) membukukan laba bersih pada semester I-2015 sebesar Rp 477,86 miliar. Dibanding periode yang sama tahun lalu berarti meningkat 18,4%. Selain itu, masih ada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor konsumer, bank dan ya itu tadi kesehatan. Namun menurut Tonny W Setiadi, analis dari Indosurya Asset Management, di antara sekian banyak sahamnya yang paling menarik untuk dicermati adalah di sektor perumahan dan sektor konsumer. Di sektor perumahan, PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Lippo Cikarang (LPCK). Lalu, di sektor konsumer adalah PT Matahari Departement Store (LPPF) seiring konsumsi masyarakat yang akan dipertahankan. Akan tetapi, karena market kurang kondu-

46

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


pasar modal Saham lippo

Dari sisi momentum belum ada indikator yang membuat saham ini menarik. sif, kita harus melihat investasi jangka panjang pada saham-saham tersebut di atas satu tahun. Sebab, di bawah satu tahun atau hingga akhir 2015, volatilitas pasar secara umum kelihatannya masih tinggi. Pendapatan LPKR dan LPCK masih mencatatkan pertumbuhan untuk semester I-2015. Meski pertumbuhannya tidak sebesar periode sebelumnya, mereka tetap masih bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan. “Secara industri, sektor properti masih bagus,” katanya. Meski penjualan properti tidak sekencang sebelumnya, tetap masih banyak orang yang membutuhkan rumah dalam hal ini. Saham Lippo lainnya seperti PT Multipolar Corporation (MLPL) dan PT Matahari Putra Prima (MPPA) juga mungkin bagus, tapi cenderung berisiko dalam situasi pasar saat ini. Begitu juga dengan PT Siloam International Hospitals (SILO). Tapi, untuk SILO labanya akan tertahan terlebih dahulu se-

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

iring belanja modal yang besar untuk pembangunan rumah sakit di Indonesia Timur.

Ada yang bearish ada yang bullish Target harga LPKR di Rp 1.500; target harga saham LPPF di Rp 19.500; dan target harga saham LPCK di Rp 12.000. “Saya rekomendasikan buy, lalu hold untuk jangka di atas satu tahun,” kata Tonny. Dari sisi risiko, sekarang memang relatif terbatas. Jika melihat penurunan tajam Juni, harga saham secara umum dan saham properti, sekarang sudah tidak turun jauh lagi alias di situ-situ saja. Artinya, investor sudah bisa melihat margin untuk saham-sahamnya. Pendapat senada juga dikemukakan Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, research analyst dari PT Reliance Securities. Kata dia, LPKR tren jangka menengahnya masih bearish. Tren jangka panjangnya sedikit positif. Untuk momentum The Relative Strength Index (RSI) masih datar di area tengah. Karena itu, dari sisi momentum belum ada indikator yang membuat saham ini menarik. Dengan harga sekarang, LPKR belum memperlihatkan bullish momentum. “Untuk LPKR, saya sarankan tunggu konfirmasi terlebih dahulu dengan tertembusnya resistance Rp 1.160. Jika tembus, bisa akumulasi beli,” sarannya. Lanjar memprediksi dalam sepekan ke depan, LPKR akan bergerak di kisaran Rp 1.100 – Rp 1.160. Jika tembus resistance tersebut, target berikutnya di Rp 1.250. Saham PT Lippo Cikarang (LPCK) pull back ke bawah dari resistance bearish tren jangka menengah. Ini memberi sinyal hati-hati untuk saham LPCK. Dalam sepekan ke depan, LPCK punya support di Rp 8.450 dan resistance di Rp 9.000.Direkomendasikan sell on strength. Di sisi lain, jika menembus resistance, bisa akumulasi beli. Sebab, Rp 9.000 merupakan resistance jangka menengah menuju Rp 9.500. Kemudian saham PT Siloam International Hospitals (SILO). Uuntuk jangka panjang dan jangka menengah masih dalam tren bullish. Namun, saat ini, harganya sudah kemahalan. “Saya rekomendasikan mulai distribusi untuk saham SILO, mulai jual.” katanya. Saham PT Matahari Putra Prima (MPPA), trennya masih bearish untuk jangka menengah dan panjang. Untuk indikator RSI, saham SILO juga masih cukup murah di area dekat oversold sehingga berpeluang menguat. Dalam sepekan ke depan, MPPA akan bergerak di rentang Rp 2.700 - Rp 3.100. Selanjutnya saham PT Matahari Departement Store (LPPF). Untuk jangka panjang, trennya masih cukup positif. Hanya saja, tren jangka menengahnya masih sideways. Dalam sepekan ke depan, LPPF punya support di Rp 16.500 dan resistance di Rp 18.100. “Saya rekomendasikan mulailah jualan untuk saham LPPF,” sarannya. Selamat berinvestasi. n

47


pasar modal Saham telkom

Halo, Masih Ada Harapan Di antara saham-saham telekomunikasi, hanya TLKM yang masih menarik. Yang lainnya, masih terbebani utang dolar. TEKS Ahmad Munjin foto riset

R

ibut-ribut soal tukar guling antara saham Mitratel dan PT Tower Bersama Infrastructure sampai sekarang masih belum selesai. Kendati Menteri BUMN Rini Soemarno telah menyatakan bahwa aksi korporasi berupa share swap telah batal. Alasannya (ini yang dikemukakan manajemen) tukar guling ini sangat menguntungkan PT Telekomunikasi Indonesia sebagai BUMN. Berdasarkan kajian sejumlah analis, jika Mitratel dikembangkan sendiri oleh Telkom tak memberikan profitabilitas maksimal. Seandainya dipilih aksi Initial Public Offering (IPO) hanya bisa menghasilkan nilai Rp 5,5 triliun–Rp 5,9 triliun, sedangkan jika share swap dengan Tower Bersama bisa menghasilkan nilai Rp 11,4 triliun di luar beberapa keuntungan. Tapi, entah kenapa, walaupun Kejaksaan, BPKP, dan BPK telah memberikan sinyal lampu hijau untuk aksi korporasi ini DPR tak kunjung setuju. Namun terlepas dari polemik itu, perseroan tetap menjalankan bisnisnya dengan hasil yang kinclong. Pada semester I – 2015 Telkom berhasil men-

48

catatkan laba bersih Rp 7,45 triliun. Lumayan tumbuh 2% dibanding perolehan semester I tahun lalu. Memang, di tengah pelambatan ekonomi seperti sekarang, pertumbuhan sebesar itu boleh dibilang lumayan. Ke depan, prospek bisnis telekomunikasi masih cukup oke. Apalagi, sekarang setiap orang menggunakan perangkat telekomunikasi, terutama untuk pelayanan data yang semakin bertumbuh. Yang paling besar adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Sementara itu, PT XL Axiata (EXCL) wajar mengalami penurunan sahamnya karena emiten masih berkutat dengan masalah utang. Itu kalau dilihat per emitennya. “Akan tetapi, jika dilihat secara garis besar, telekomunikasi masih cukup oke,� kata William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities. Hanya saja, yang jadi pemberat mereka adalah nilai tukar rupiah yang sedang melemah terhadap dolar AS. Ini jadi tantangan berat bagi perusahaan telekomunikasi. Sebab, peralatan mereka dan utang mereka berada dalam denominasi dolar AS yang harus dibayar oleh rupiah yang sedang tertekan sehingga sangat memberatkan perusahaan telekomunikasi secara umum. Meski kecil, TLKM masih ada utang dalam dolar AS. Yang besar utang dalam denominasi dolar AS adalah EXCL dan PT Indosat (ISAT). Hanya saja, ISAT sudah mengantisipasinya dengan mengubah utang

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015


pasar modal Saham telkom

Untuk tiga besar seperti TLKM, EXCL, dan ISAT seharusnya masih cukup oke prospeknya karena pelanggan mereka sangat banyak. dolar AS menjadi utang dalam rupiah tahun 2015 ini. Untuk saham-saham telekomunikasi, William melihat masih layak untuk di-hold. Kalaupun terjadi koreksi pada saham-saham tersebut masih layak untuk dibeli. Sebab, emiten-emiten telekomunikasi sudah melewati faktor seasonal Lebaran yang seharusnya bisa mendongkrak kinerja fundamental mereka. Karena itu, kinerja emiten-emiten tersebut di semester I-2015 cukup oke.

LEBARAN SUDAH LEWAT Belum lagi dengan faktor akhir tahun yang punya seasonal Natal dan tahun baru. Faktor dua seasonal tersebut diperkuat oleh agenda politik yakni Pilkada serentak akhir 2015 yang akan meningkatkan layanan data telekomunikasi, terutama untuk berita online.

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015

Pilkada serentak akan meningkatkan pelayanan data online, bukan hanya untuk calon kepala daerah, tapi juga untuk orang-orang yang ingin tahu informasi Pilkada tersebut. Memang, kinerja tahun ini berpeluang di bawah tahun lalu. Tapi, itu tetap harus dimaklumi. Sebab, tahun lalu merupakan tahun politik di mana pertumbuhan layanan telekomunikasi pasti lebih tinggi dibandingkan sekarang. Jadi, secara keseluruhan William merekomendasikan hold untuk saham-saham telekomunikasi. Untuk tiga besar seperti TLKM, EXCL, dan ISAT seharusnya masih cukup oke prospeknya karena pelanggan mereka sangat banyak. Target harga saham TLKM di Rp 3.200 hingga akhir 2015; target harga ISAT di Rp 4.600 dan EXCL di Rp 4.400 hingga akhir tahun. Yang mengganjal, untuk EXCL, adalah faktor utangnya. Untuk PT Bakrie Telecom (BTEL) dan PT Smart­ fren Telecom (FREN) William enggan berkomentar. Sebab, dua emiten itu bermain di CDMA yang sudah jarang sekali orang menggunakannya. TLKM sendiri sudah menghilangkan segmen CDMA-nya. Belum ada sesuatu yang bombastis dari channel CDMA. Lain lagi pendapat Kiswoyo Adi Joe, analis saham dari PT Investa Saran Mandiri. Secara umum, telekomunikasi merupakan mature industry. Buktinya, dari jumlah penduduk 250 juta, jumlah SIM card yang sudah terjual sudah melampaui 250 juta. Artinya, satu penduduk sudah memegang 2-3 SIM card. Oleh sebab itu, emiten-emiten di sektor telekomunikasi berat untuk bertumbuh lebih jauh. Kalaupun melakukan inovasi seperti ke 4G akan berat mendongkrak pertumbuhan kinerja dalam jangka pendek. Sebab, untuk itu butuh belanja modal yang lebih besar lagi. Sementara itu, Pilkada serentak akhir 2015, menurut Kiswoyo, tidak bisa mendongkrak permintaan data telekomunikasi. Yang terdongkrak mungkin justru konsumen. Sebab, biasanya kandidat kepala daerah biasanya bagi-bagi duit. Duit itulah yang mendongkrak konsumsi, tapi bukan telekomunikasi. Katalis sektor telekomunikasi sudah lewat seperti momentum Lebaran yang secara historis selalu mengalami kenaikan trafik. Orang butuh ucapan selamat hari raya. Momentum berikutnya adalah Natal dan tahun baru. Tapi, permintaan trafik tidak setinggi pada saat Lebaran. Jadi, momentum untuk saham-saham telekomunikasi sudah lewat. Kiswoyo menyarankan hold untuk saham TLKM. Untuk EXCL dan ISAT, “Hindari dulu karena emiten masih mengalami beban utang yang besar,â€? katanya. Di sektor telekomunikasi, peling yang bagus hanya TLKM. TLKM punya jaringan yang sangat luas, keuangannya masih sehat karena masih mencatatkan keuntungan. Harga wajar saham TLKM di Rp 3.200 dalam 12 bulan ke depan. n

49


FOTO Dok. Review

gandeng Ignite Energy asal Australia yang memiliki teknologi coal liquefaction untuk pencairan batu bara dan meningkatkan kalori olahan batu bara. Kata Achmad Sudarto, Direktur Keuangan PT Bukit Asam, nantinya Bukit Asam membeli lisensi teknologi milik Ignite Energy untuk mengonversi batu bara berkalori rendah menjadi batu bara berkalori tinggi dan memproduksi oli sintetik. Dengan adanya peningkatan kualitas batu bara dan produksi olahan itu diyakini bisa memberikan kontribusi pendapatan yang lebih besar. Menurut Achmad, Bukit Asam menginvestasikan dana sekitar US$ 40 juta - US$ 50 juta untuk pengembangan teknologi energi itu. Setelah mampu menyerap teknologi Ignite Energy, Bukit Asam berencana membangun pabrik berteknologi lebih canggih itu di Tanah Air yang beroperasi pada 2017. Namun server teknologi itu masih berada di Australia. Bukit Asam juga berencana mengembangkan pabrik coal bed methane (CBM) atau gas metana batu bara yang kelak bisa memproduksi 20 cubic meters to cubic feet (CCMF) per hari pada 2019. Dengan menggandeng Dart Energy International Pte Ltd asal Australia, Bukit Asam mengucurkan dana sekitar US$ 15 juta per tiga tahun. n

Ekspansi Bukit Asam M

enghadapi kelesuan bisnis batu bara saat ini, PT Bukit Asam Tbk mulai menggarap bisnis pencairan batu bara cair serta menaikkan kadar kalori batu bara. Untuk mewujudkan rencana ini, Bukit Asam meng-

Sinergi Perumnas-Telkom

FOTO riset

Perum Perumnas dan PT Telkom Tbk bersinergi mendukung program pembangunan 1 juta hunian bagi rakyat Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015. Sinergi diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Penyediaan Layanan ICT, di Kantor Pusat Perumnas, Jakarta, pada Kamis (6/8). Pihak Perumnas diwakili Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran. Sedangkan Telkom diwakili Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise and Business Service. Penandatangan disaksikan Himawan Arief Sugoto, Dirut Perumnas. Menurut Muhammad Nawir, sinergi kedua BUMN ini merupakan terobosan strategis yang mengawinkan sektor perumahan dan teknologi informasi. “Melalui kerja sama dan dukungan infrastruktur ICT Telkom, diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi Perumnas untuk me-

nyediakan kawasan perumahan dan pemukiman berbasis digital yang aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat luas,� katanya. Proyek Rusunami A8 Cengkareng, yang memiliki 5.400 unit dan merupakan salah satu proyek program 1 juta hunian, bakal menjadi pilot project. n

Matahari Sasar Kota kedua

FOTO riset

PT Matahari Putra Prima Tbk akan fokus melebarkan perusahaan ritelnya ke kota kelas dua. Anak usaha Lippo Group yang membawahi merek dagang, antara lain Hypermart, Foodmart, dan Boston ini, akan mengoperasikan dua gerai Hypermart di Kota Jambi, Jambi dan Kota

50

Mamuju, Sulawesi Barat. Masing-masing memiliki luas sekitar 5.000 m2 yang terintegrasi dengan mal. Kata Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Fernando Repi, selama ini Matahari sudah membuka 112 gerai Hypermart, 24 gerai Foodmart, dan 97 gerai Boston. Kota kedua dilirik, karena perusahaan melihat persaingan di kota-kota besar di Pulau Jawa sudah semakin padat, sedangkan kota-kota lainnya yang kelas dua masih membutuhkan adanya gerai pusat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari. Perusahaan sudah melebarkan sayap ke beberapa kota di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Strategi ekspansi kota-kota kedua memberikan kontribusi pendapatan pada semester I/2015 sebesar Rp 6,6 miliar, naik 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. n

reviewweekly 47 Tahun IV | 10-16 Agustus 2015




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.