2 minute read
Du ck Syndr ome :
Kelihatannya Bahagia, Eh Taunya Banyak Tekanan!
by Devina Gabriella-Kalbis Institute
Advertisement
Sunners, ada nggak temen sekolah kalian yang hidupnya kelihatan bahagia banget, tapi ternyata dia lagi berusaha buat nutupin tekanan hidupnya?
Dia tuh cuman mau orang-orang disekitarnya lihat kalau dia orang yang bebas dari tekanan yang seakanakan hidupnya gak pernah ada masalah, padahal aslinya dia orang yang penuh masalah dan sedang berusaha tutupi tekanan hidupnya itu.
Beneran ada nggak sih orang yang kayak gitu? atau jangan-jangan itu kalian sendiri yang ngalamin?
Ternyata di dalam psikologi, keadaan kayak gini itu disebut dengan sindrom bebek atau duck syndrome. Lho kok disambungin sama bebek? Yuk disimak!
APA SIH DUCK SYNDROME ITU??
Duck Syndrome atau sindrom bebek merupakan kondisi dimana seseorang terlihat tenang dan baik-baik saja dari luar, tapi kenyataannya sedang mengalami banyak tekanan dan masalah. Terus kenapa dinamakan sindrom bebek? Karena kondisi seperti ini mirip dengan seekor bebek yang sedang berenang. Di permukaan air si bebek terlihat berenang dengan tenang dan melaju perlahan, tapi nyatanya di bawah air, kaki si bebek berusaha mengayuh dengan susah payah agar tetap bisa mengapung di permukaan air.
Di dalam kondisi medis, duck syndrome nggak masuk ke kategori gangguan mental karena tidak terdapat kriteria diagnostik formal untuk kondisi seperti ini. Walaupun kondisi ini bukan termasuk gangguan mental, duck syndrome seringkali dikaitkan dengan kondisi stress, depresi, dan gejala-gejala yang dialami pun berkaitan dengan gangguan mental lainnya.
LALU, ISTILAH DUCK SYNDROME DARI MANA SIH??
Istilah duck syndrome pertama kali diperkenalkan di Stanford University. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kondisi mahasiswa di sana yang walaupun terlihat santai dan tenang, tapi mereka punya banyak tuntutan dan kecemasan. Mereka memberi tekanan pada diri sendiri untuk bisa mencapai target yang tinggi.
Gejala Duck Syndrome
Umumnya, duck syndrome terlihat seperti seseorang yang mengalami stress berat tapi mencoba untuk memperlihatkan sikap dan raut wajah yang tenang. Sehingga membuat orang lain beranggapan hidupnya baik-baik saja. Namun, jauh di dalam dirinya memiliki kecemasan dan tekanan yang berusaha dia ditangani.
Selain itu orang yang mengalami duck syndrome, sering juga memunculkan gejala fisik seperti energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, mual, atau mulut kering; gejala kognitif seperti khawatir, pelupa, kesulitan fokus; serta perubahan perilaku seperti gugup, gelisah atau menggigit kuku dan perubahan nafsu makan.
SIAPA SIH YANG PALING MUDAH MENGALAMI DUCK SYNDROME??
Ternyata orang-orang yang paling rentan mengalami duck syndrome adalah anak-anak muda seperti para pelajar maupun mahasiswa, kenapa? karena adanya tuntutan dari lingkungan, misalnya orang tua yang menuntut anaknya selalu mendapatkan nilai ujian bagus, menjadi juara kelas atau membandingbandingkan dengan anak orang lain yang di atas anaknya.
TERUS GIMANA CARA MENGATASINYA?
Langkah awal yang bisa Sunners lakuin kalau kamu atau orang terdekatmu mengalami duck syndrome, yaitu melakukan self-love. Bentuk self-love nya gimana? Salah satu bentuk self-love yang bisa kamu lakukin adalah tidak memforsir dan memberi banyak tekanan pada dirimu sendiri. Selain itu, kamu juga perlu luangkan waktu untuk me time sejenak agar mengurangi stres dan lelah.