2 minute read
PTSD:
Pelecehan Seksual di Sekolah Menjadi Pemicu Trauma
Mikkania Damaiyanti Agustina - Kalbis Institute
Advertisement
“Di kalangan remaja seringkali kita melihat banyak kejadian yang kurang mengenakkan yang mungkin dapat membuat korban menjadi merasakan rasanya takut dan trauma untuk melawan tindakan tersebut contohnya seperti: Bullying antar siswa, permainan yang berujung pada pelecehan seksual seperti bermain jepret kutang, atau juga melakukan tindakan pelecehan antar wanita (‘cute’) sampai-sampai korban takut untuk melawan dan tidak mau bersekolah.”
Sunners, cerita di atas mungkin ga asing di mata dan telinga kalian. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan kasus-kasus pembullyan serta pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Secara tidak sadar, ada korban yang terpengaruh akibat dari perlakuan pelecehan seksual di atas pengaruh tersebut memiliki dampak yang sangat tidak baik bagi sang korban yang di mana nantinya korban akan memiliki trauma lebih bahkan dapat mengalami PTSD atau bisa kita sebut sebagai Gangguan Mental Pascatrauma karena kejadian yang dialami.
Apa itu PTSD?
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) merupakan salah satu gangguan mental yang muncul setelah mengalami atau menyaksikan secara langsung peristiwa yang bersifat traumatis atau yang tidak menyenangkan.
Gangguan mental PTSD ini dapat membuat korban mengingat kembali kejadian traumatis yang dialami dan dilihat. Beberapa peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual. Tapi, hanya sebagian orang saja yang dapat mengingat kejadian traumatis tersebut dan terserang PTSD. Dalam menentukan apakah seseorang mengalami PTSD, ada kriteria khususnya.
Penyebab PTSD
PTSD dapat muncul setelah seseorang mengalami dan/atau menyaksikan peristiwa yang mengancam nyawanya atau menakutkan.
Belum dapat dipastikan bahwa peristiwa menakutkan ini yang menyebabkan PTSD pada sebagian orang. Namun, ada beberapa dugaan bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari kondisi sebagai berikut:
1. Perang
2. Kecelakaan
3. Bencana alam
4. Perundungan (bullying)
5. Kekerasan fisik
6. Pelecehan seksual
Faktor PTSD
PTSD atau pascatrauma ini berisiko terjadi pada orang yang memiliki faktor-faktor seperti berikut:
1. Kurang mendapat perhatian dari keluarga, orang tua, dan teman-teman di sekelilingnya.
2. Faktor lingkungan: mengalami perundungan sehingga membuat seseorang merasa takut, menderita kecanduan alkoholl serta melakukan penyalahgunaan NAPZA.
3. Faktor emosional dan psikologis: seseorang yang menderita gangguan emosional dan psikologis seperti gangguan stress pascatrauma, gangguan kecemasan, depresi itu dapat memicu PTSD.
Gejala PTSD:
• Ingatan pada peristiwa traumatis. Penderita PTSD sering mengingat kejadian peristiwa yang membuat dia menjadi trauma. Bahkan penderita akan merasakan seakan ia kembali mengalami kejadian itu. Selain itu Penderita juga akan sering mengalami mimpi buruk seperti didatangi orang yang ingin melukainya sehingga penderita tertekan secara emosional.
• Kecenderungan untuk mengelak. Penderita tidak akan mau membahas tentang hal yang telah dialami. penderita akan terus menghindari segala hal yang berhubungan dengan kejadian tersebut mulai dari tempat, aktivitas, dan seseorang yang terkait dengan kejadian traumatis tersebut.
• Perubahan perilaku dan emosi. Perubahan dan perilaku yang ada pada korban akan berubah seperti ia menjadi takut untuk keluar rumah, menghindari orang banyak, bahkan ia akan menjadi orang yang sedikit kaku dan pendiam.
Apakah PTSD Bisa Diatasi?
Pengobatan PTSD ini bertujuan untuk dapat meredakan respons emosi yang ada pada penderita PTSD dan mengajarkan mereka cara untuk mengendalikan diri dengan baik ketika teringat pada kejadian traumatis. Metode pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:
• Psikoterapi. Psikoterapi dapat dilakukan secara individual atau berkelompok dengan pasien PTSD lainnya.
• Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR), untuk mengarahkan fokus pasien ke suara atau gerakan benda tertentu saat mengingat kejadian traumatis
• Obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan dokter akan diberikan pada pasien untuk mengatasi gejala PTSD tergantung pada gejala yang dialami pasien, seperti:
Catatan Untukmu yang Menjadi Penyintas Kejadian Traumatis….
PTSD tidak bisa dicegah, tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila kamu mengalami kejadian traumatis, misalnya:
1. Bersifat terbuka dan ceritakan semuanya kepada keluarga, teman, atau terapis mengenai kejadian traumatis yang kamu alami.
2. Konsultasikan kepada psikolog/guru BK jika kalian tidak dapat mengatasi perasaan yang timbul setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Sunners, Jangan pernah takut untuk speak up dan terbuka kepada keluarga, teman, bahkan kerabat kalian, saat terjadi peristiwa traumatis seperti pelecehan seksual di sekolah. Hal ini penting demi mencegah dampak berkepanjangan.