perencanaan wilayah & kota fakultas teknik universitas gadjah mada
EXECUTIVE SUMMARY STUDIO RENCANA WILAYAH
DIDEDIKASIKAN UNTUK BOYOLALI YANG SEJAHTERA DARI KAMI MAHASISWA GADJAH MADA
BOYOLALI
KELOMPOK 10 PWK UGM 2016/2017 KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 1
KATA PENG— ANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat, hidayah dan ridho-Nya, Kelompok Studio Boyolali 2 selaku penyusunan dapat menyelesaikan executive summary rencana Kabupaten Boyolali tahun 2017 tugas mata kuliah Studio Rencana Wilayah dengan tepat waktu dan lancar. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami, diantaranya: 1. Ibu Ratna Eka Suminar, ST.,M.Sc. selaku dosen pembimbing kelompok studio Boyolali 2 yang telah memberikan bimbingan, masukan serta arahan dalam proses penyusunan laporan ini. 2. Bapak Retno Widodo Dwi Pramono,ST.,M. Sc., Bapak Ir. Suryanto, MSP., Bapak Doddy Aditya Iskandar,ST.,M.Sc.,Ph.D., serta Ibu Sri Tuntung Pandangwati,ST.,MUP. Selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Rencana Wilayah, yang telah memberikan arahan dan bimbimgan selama proses penulisan. 3. Jajaran instansi di Kabupaten Boyolali, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Boyolali, Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, Dinas Kependudukan dan Sipil Kabupaten Boyolali, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi serta insyansiinstansi lainnya yang telah memberikan data dan informasi sebagai bahan acuan rencana pengembangan Kabupaten Boyolali.
4. Teman-teman Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2014 atas dukungan dan batuannya, serta pihak-pihak lain yang belum disebutkan yang juga ikut membantu penyusunan laporan ini. Laporan tugas akhir mata kuliah Studio Rencana Wilayah ini berisikan rencana program Kabupaten Boyolali tahun 2017. Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai arahan perencanaan Kabupaten Boyolali di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa tugas ini masih memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Kami sangat berharap masukan berupa kritik dan saran yang dapat mendukung penyempurnaan tersebut di masa mendatang. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat baik bagi tim penyusun maupu pihak pembaca dan memenuhi harapan kita semua.
|||||| TERIMA KASIH BOYOLALI Perjalanan dan perkenalan yang penuh pembelajaran. Kami sebagai seorang mahasiswa sadar sekali akan kecilnya kami dalam dunia ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Untuk itu kami sangat bersyukur atas pertermuan dan perjalanan serta pembelajaran yang kami dapat baik saat ataupun setelah melakukan studi di Kabupaten Boyolali
Kami Kelompok 10, Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada.
“ When we are planning for posterity, we ought to remember
banyak kesalahan kekurangan dalam laporan ini, namun semoga tidak mengurangi kebermanfaatan dari laporan ini.
2 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
that virtue is not hereditary
“
Kami memahami bahwa masih
|||||| MEET THE TEAM ||||||
KELOMPOK 10
1
2
3
4
5
7
6
1. Rifqi Arrahmansyah - 42632 2. Kiana Puti Aisha - 41776 3. Rike Rifyanti - 42660 4. Ulfah Choerunnisa NL - 41730 5. Wida Rosyidah DF - 42378 6. Fadhila Nur Latifah S - 41946 7. Fardhan Amarullah - 42629
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 3
4 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
BAB I
POTENSI, MASALAH & KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH Mengurangi Kemiskinan
Keterangan
Potensi
Potensi lanjutan Inti potensi Akar
Pada potensi, inti potensi kabupaten Boyolali adalah
potensi
kebijakan pro investasi dan ketahanan pangan. Hal ini
Potensi SerapanTenaga Kerja Tinggi
disebabkan oleh akar potensi Boyolali yaitu aksesibilitas antar wilayah dan swasembada pangan, yang disebabkan oleh kawasan strategis optimal.
Meningkatkan PAD
Meningkatkan Daya Saing Antar Wilayah Pertumbuhan Industri Pengolahan Pesat
Optimalisasi didukung oleh unggulnya sektor industri pengolahan dan pertanian, yang diakibatkan langsung oleh kebijakan pro investasi dan ketahanan pangan. Inti potensi
Kebijakan Pro Investasi dan Ketahanan Pangan
ini lantas menyebabkan pertumbuhan industri pengolahan menjadi pesat, lalu menimbulkan daya saing antar wilayah, potensi serapan tenaga kerja tinggi, dan peningkatan PAD,
Unggulnya Sektor Industri Pengolahan dan Pertanian
dan mengurangi kemiskinan.
Kawasan Strategis Optimal
Swasembada Pangan
Aksesibilitas Antar WilayahBaik ( SSB, Subosukowonosraten )
( Agropolitan, Minapolitan )
Gambar 1.1 Potensi Kab. Boyolali Sumber: Hasil Analisis Studio Wilayah 2017
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 5
Masalah IPM KE 2 TERENDAHPADA SUBOSUKOWONOSRATEN
KEMISKINAN RURAL TINGGI
KESENJANGAN URBAN RURAL
Masalah lanjutan Inti masalah
GINI RASIO TINGGIDAN MENINGKAT
KEBERADAAN RUMAH SEHAT
KURANGNYA AKTIVITAS DALAM
STAGNANSI RATA RATA LAMA SEKOLAH
Keterangan
Akar masalah
TINGGINYA ANGKAPUTUS SEKOLAH DI TINGKAT SMA
BELUM OPTIMALNYA FASILITAS KESEHATAN
Gambar 1.2 Pohon Masalah Kab. Boyolali Sumber: Analisa Kelompok
Pada kabupaten Boyolali, inti masalah ialah kesenjangan antara daerah yang terkategorikan sebagai urban dan rural. Akar masalah ini berupa keberadaaan rumah sehat yang hanya 67%, rata-
pendapatan) dengan distribusi seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Rasio gini Boyolali yang tinggi dan
rata lama sekolah yang stagnan, tingkat putus sekolah yang tinggi pada tingkat SMA , fasilitas
terus meningkat lalu membangkitkan
kesehatan yang belum maksimal, dan susahnya
inti permasalahan kabupaten Boyolali
faktor penambahan pendapatan dari pekerjaan Akar-akar masalah ini lalu merujuk pada
yaitu kesenjangan urban rural, yang
kondisi rasio gini Boyolali yang tinggi dan terus
mengakibatkan kemiskinan pada area rural.
meningkat. Dalam pengertiannya, Rasio Gini
Hal ini yang lantas menghasilkan masalah
atau koeďŹ sien adalah alat mengukur derajat
lanjutan Boyolali, yaitu mempunyai Indeks
ketidakmerataan distribusi penduduk. Ini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan
Pembangunan Manusia kedua terendah se eks-karesidenan Surakarta.
distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya
6 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Menjawab Tantangan Growth Pole di Negara Dunia Ketiga Pada pertengahan 1970-an, studi dilakukan pada kinerja growth poles di berbagai negara Dunia Ketiga terbukti menyatakan bahwa adanya keterbatasan
pertumbuhan dan pembangunan yang didasari oleh aktivasi masyarakat desa, agrikultur dan sumber daya lokal. (Misra R.P, Sundaram K.V and Praksash Rao
performa dari Growth Centre Theory yang berbasis
V.L.S, 1981). Khusus melalui sudut pandang
kultur barat. Banyak ahli perkotaan mulai bekerja
spasial, konsep agropolitan disini diartikan
untuk alternatif pendekatan. Sementara beberapa
sebagai sistem fungsional desa-desa yang
menekankan perlunya strategi growth pole yang telah dimodifikasi agar cocok bagi negara-negara
ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan
dunia ketiga, para ahli lainnya mengakui perlunya
desa yakni dengan adanya pusat
paradigma baru yang tujuannya tidak lagi pertumbuhan
agropolitan dan desa-desa di sekitarnya
ekonomi seperti yang ada di growth pole biasa, tapi
membetuk
lebih mengarah pada pembangunan sosial dengan
Kawasan
fokus pada kebutuhan manusia yang spesifik. Atas dasar tantangan dan pemahaman baru yang muncul,
Agropolitan.
terciptalah pendekatan baru untuk menumbuhkan
(Djakapermana,
kota-kota kecil dan kota-kota menengah. Pendekatan
2003)
ini disebut “Pendekatan Agropolitan”.
Pendekatan Agropolitan Pendekatan ini dikembangkan oleh Friedman dan
Gambar 1.3 Konsepsi Pengembangan Kawasan Agropolitan Sumber: Djakapermana (2003)
Secara
Douglas pada tahun 1978. Pendekatan ini sangat mengakar pada paradigma “territorial development”, yang bisa digambarkan sebagai satu set hubungan timbal balik antara daerah
Penjabaran Konsep lebih luas,
pengembangan kawasan agropolitan
pedesaan dan perkotaan. Secara spasial ditandai
diharapkan dapat mendukung terjadinya
dengan adanya kutub tarik bagi kegiatan manusia
sistem kota-kota yang terintegrasi. Ini
(produksi dan konsumsi barang dan jasa, juga budaya
ditunjukkan dengan keterkaitan antar kota
dan kehidupan sosial), dan dihubungkan dengan sistem informasi dan infrastruktur transportasi. (Bellù, 2011) “Agropolitan Strategy” di kembangkan oleh Friedman
dalam bentuk pergerakan barang, modal, dan manusia. Melalui dukungan sistem
sebagai contoh konkrit dari pembangunan regional dari
infrastruktur transportasi yang memadai,
sisi teritorial. Ágropolitan Model menawarkan kerangka
keterkaitan antar kawasan agropolitan
berpikir spasial dari rural development dan didasari
dan pasar dapat dilaksanakan. Dengan
oleh keinginan untuk mempercepat rural development yang berorientasi pada kebutuhan manusia dengan
demikian, perkembangan kota yang
syarat distribusi merata untuk keuntungan ekonomi,
seimbang, dan terintegrasi dapat terwujud.
pergerakan langsung para masyarakat lokal saat proses
(Djakapermana, 2003)
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 7
memiliki dua komponen, yaitu : (Ladang Sejahtera) pembangunan melibatkan penanaman komunitas utama karet dan kelapa sawit. (Ladang Komersil) pertanian didasarkan pada tanaman jangka pendek, terutama ditujukan untuk mendukung peserta sebelum memperoleh pendapatan yang stabil dari peternakan makmur. Peserta juga memiliki kesempatan untuk mendiversiďŹ kasi sumber pendapatan di bidang manufaktur, pengemasan, pemasaran dan bisnis di tempat atau lokakarya yang tersedia. Gambar 1.4 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam Konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Sumber: Djakapermana (2003)
Preseden Disaster Management Jepang Preseden Disaster Management Jepang
Predesen Agropolitan Malaysia Program pembangunan berdasarkan konsep agropolitan dipegang oleh dua lembaga, yaitu Kementerian Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah (KKLW) dan Unit Kerjasama Awam Swasta, Jabatan
Disaster management merupakan suatu penataan dan pengelolaan sumberdaya serta tanggungjawab dalam penanganan hal-hal terkait
Perdana Menteri (UKAS) dibawah departemen Perdana
aspek keselamatan manusia, baik dalam fase
Menteri. Adapun yang membedakan kedua lembaga
kesiagaan, respon, maupun pemulihan kembali
ini adalah area pengembangannya dan hubungannya
atas kejadian bencana, dengan tujuan untuk
antara Pemerintah Federal atau Investor Swasta. Adapun 3 sektor yang menjadi pembangunan utamanya adalah :
meminimalisir dampak negatif yang diakibatkan oleh bencana
1. Pembangunan ďŹ sik
tersebut.Jepang terkenal memiliki manajemen
Meliputi penyediaan pemukiman dan infrastruktur
tanggap bencana (disaster management) yang
dan fasilitas sosial seperti rumah, masjid, TK / pembibitan, hall, taman bermain, dan lokakarya bisnis, saluran air dan drainase, jalan di pemukiman
sangat efektif, sehingga selalu cepat dalam menangani korban bencana, mengurangi dampak
serta air dan listrik
bencana, serta melakukan recovery pasca
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
bencana.
Didedikasikan untuk kepala rumah tangga (KIR) pada aspek kepemimpinan masyarakat, keluarga, spiritual, kemandirian dan wirausahaan. Sementara
Ada satu hal yang bisa kita pelajari dari negara Jepang dari peristiwa bencana yang
anggota rumah tangga (AIR) juga terlibat dalam
terjadi, yakni respon luar biasa dari pemerintah
perbaikan akademik melalui pendidikan dan
Jepang bersama-sama dengan elemen
persiapan ujian.
masyarakat dalam menangani situasi pasca
3. Sedangkan untuk Pengembangunan Ekonomi
bencana, melakukan recovery atas wilayah
8 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
terdampak bencana, serta mengatasi masalah kesehatan dan kehidupan para korban yang selamat. Menurut UNEP (the United Nations Environmental Programme)
STATE GOVERNMENT
ECERDC
dalam menghadapi bencana yang terjadi, pemerintah Jepang telah mempersiapkan
INVESTOR
IMPLEMENTING AGENCY
MANAGEMENT
ACTIVITY
FINANCES
beberapa langkah penting, yakni: AGROPOLITAN PARTICIPANTS
1. Mengembangkan sistem peringatan dini bencana alam (disaster-early warning system). Ini dimaksudkan agar
PHYSICAL COMPONENTS - Housing Lot -Basic Infrastructure -Utilities -Business Center
semua pihak, mulai dari gugus tugas siaga bencana (disaster task force unit) supaya bisa merespon dengan cepat, serta masyarakat yang berpotensi mengalami dampak bencana agar segera
FAMILY PARTICIPANTS ACTIVITIES AT THE FARM
SUPPORTING ACTIVITIES
Farm groups are managed by the agencyManagement / Co-participants and assisted by government agencies involved
Akuaponik, mushrooms, beefintegration, agribusiness, andtourism herbs
Bagan I Agropolitan Chart oleh UKAS
mempersiapkan diri untuk berlindung di tempat yang sudah dipersiapkan. 2. Mendirikan area perlindungan (shelter) bagi korban terdampak bencana alam.
STATE GOVERNMENT
IMPLEMENTING AGENCY
MANAGEMENT
bencana alam yang bisa datang kapan saja. 4. Mengembangkan secara terus-menerus sistem tanggap bencana
FEDERAL GOVERNMENT
KKLW
3. Memberikan pelatihan rutin kepada masyarakat sebagai respon cepat atas
HUMAN DEVELOPMENT -Mental development Training -Skills Development -Entrepreneurship -Development
FARMING / LIVESTOCK Employee Incentive Allowance and Working
ACTIVITY
FINANCES
AGROPOLITAN PARTICIPANTS
PHYSICAL COMPONENTS - Housing Lot -Basic Infrastructure -Utilities -Business Center
FARMING / LIVESTOCK Employee Incentive Allowance and Working
HUMAN DEVELOPMENT -Mental development Training -Skills Development -Entrepreneurship -Development
FAMILY PARTICIPANTS ACTIVITIES AT THE FARM
SUPPORTING ACTIVITIES
Farm groups are managed by the agencyManagement / Co-participants and assisted by government agencies involved
Akuaponik, mushrooms, beefintegration, agribusiness, andtourism herbs
Bagan II Agropolitan Chart oleh KKLW Gambar 1.5 Agropolitan Chart Sumber: UKAS & KKLW
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 9
BAB II
2. Berdaya Saing Kabupaten Boyolali diharapkan memiliki
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
keunggulan kompetitif yang tinggi dan mampu bersaing dengan kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan kualitas SDM , peningkatan investasi ang tinggi, terwujudnya integrasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, terwujudnya kualitas dan kuantitas indfrastruktur yang optimal, dan ditunjang dengan pemanfaatan teknologi yang canggih. 3. Agropolitan Berkelanjutan Kabupaten Boyolali yang diharapkan kedepannya dapat mengoptimalkan hasil sumber daya alamnya dengan baik. Dengan maksud pengembangan kawasan agropolitan berkelanjutan yaitu, pembangunan ekonomi berbasis pertanian, dirancang dan dilaksanakan dengan cara mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan serta digerakkan masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah
Review RPJP VISI
Dari visi yang telah disebutkan di atas,
“
kemudian dijabarkan ke dalam upaya atau usaha untuk mewujudkan, yang tertuang dalam 6 (enam) poin misi :
Terwujudnya Boyolali yang Sejahtera dan Berdaya Saing dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan yang Berkelanjutan
“ Dalam visi tersebut terdapat 3 kata kunci yang
1. Pemerataan pembangunan infrastruktur untuk pengembangan akses desa dan kota. 2. Meningkatkan kapasitas wilayah dengan tata ruang yang mengedepankan mitigasi bencana. 3. Meningkatkan kualitas SDM yang menunjang kearifan lokal dan berdaya saing global. 4. Mengoptimalkan pemanfaatan SDA untuk mengembangkan ekonomi yang inklusif dan
menjadi fokus dalam pengembangan Kabupaten
berkelanjutan.
Boyolali. Berikut merupakan pengertian dari masing-
5. Mengembangkan industry yang mendukung
masing fokus tersebut
pengelolaan hasil agrikultur/pertanian.
1. Sejahtera
6. Mewujudkan transparansi pelaksanaan kebijakan
Makna kata sejahtera yang dimaksud adalah
pemerintah guna mendorong ekonomi inklusif.
bahwa seluruh masyarakat Kabupaten Boyolali mampu memenuhi kebutuhan dasarnya meliputi sandang, pangan, dan papan. Kondisi ini terindikasikan dengan tingginya pendapatan per kapita, tingginya angka partisispasi pendidikan di segala jenjang pendidikan, menurunnya jumlah penduduk miskin, dan terwujudnya peningkatan lapangan kerja diharapkan memiliki
10 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Tabel 2.1 Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran Revisi RPJP Kabupaten Boyolali Sumber: Olah data kelompok
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 11
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
“In complex situations, we may rely too heavily on planning and forecasting and underestimate the importance of random factors in the environment. That reliance can also lead to delusions of control.” 12 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Hillel J. Einhorn
Tujuan
lindung
“
Boyolali sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi inklusif berbasis agroindustri dengan integrasi tata ruang desa kota yang tangguh
- Kebijakan pengembangan wilayah berbasis perikanan - Kebijakan pengembangan wilayah berbasis peternakan - Kebijakan Kawasan Peruntukan Industri - Kebijakan Pariwisata
“
Ekonomi Inklusif: Pertumbuhan ekonomi inklusif
Berikut strategi dari masing-masing kebijakan sektoral
menurut Klasen (2010) adalah pertumbuhan ekonomi
tersebut:
yang meluas antar sektor atau insentif terhadap tenaga
1. Kebijakan Bencana
kerja, dalam kata lain, melibatkan partisipasi seluruh
“Mewujudkan Kabupaten Boyolali yang tangguh
masyarakat dan seluruh sektor ekonomi (pro-poor).
terhadap ancaman-ancaman bencana.”
Pertumbuhan ini mampu menjamin pemerataan akses
Strategi:
pertumbuhan dan mampu menurunkan kelompok
a. mengendalikan pembangunan fisik pada
yang tidak memperoleh keuntungan dari pertumbuhan
kawasan rawan bencana;
sehingga mengurangi disparitas antar kelompok.
b.
memanfaatkan penggunaan teknologi mitigasi
bencana; Agroindustri: Agroindustri berasal dari dua kata
c.
agrikultural dan industri yang berarti suatu industri
dapat mempertahankan kawasan dari dampak
mengembangkan kawasan budidaya yang
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku
bencana gerakan tanah berupa tanah longsor, banjir
utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu
dan kegiatan vulkanis;
produk yang digunakan sebagai sarana atau input
d.
dalam usaha pertanian. (I Gusti, Bagus, 2011)
jalur evakuasi bencana;
mengembangkan dan meningkatkan kualitas
e.
menetapkan kawasan evakuasi bencana; dan
Integrasi Tata Ruang Desa Kota yang Tangguh:
f.
meningkatkan infrastruktur pada kawasan
Secara definitif, integrasi tata ruang/spatial integration
rawan bencana.
adalah suatu sistem penghubung (fluks, kesamaan,
2. Kebijakan Pengendalian Pertanian
kedekatan, kewilayahan, connexity) antar wilayah
“Mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan
yang menimbulkan interaksi sosial, ekonomi dan
berwawasan agribisnis.”
budaya, selain itu sistem ini adalah suatu struktur yang
Strategi:
mampu memengaruhi dan terkadang menentukan
a.
pembangunan sosial, ekonomi dan budaya kedepannya
pertanian dengan tekhnologi tepat guna,
(C. Grasland, 1999). Sehingga integrasi tata ruang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
desa-kota adalah penataan ruang yang mengakomodir
b.
hubungan (fluks, kesamaan, kedekatan, kewilayahan,
dengan kesesuaian dan daya dukung lahan;
connexity) antar pedesaan dan perkotaan dalam suatu
c.
perluasan logistik benih maupun bibit;
wilayah yang menghasilkan interaksi sosial, ekonomi
d.
mengoptimalkan keunggulan komoditas dan
dan budaya dikeduanya.
produktifitas berdaya saing tinggi; e.
mewujudkan pengelolaan sumberdaya
mengembangkan kawasan pertanian sesuai
mewujudkan petani yang dapat memanfaatkan
Kebijakan dan Strategi
IPTEK dan sumberdaya guna menghasilkan produk
Kebijakan Sektoral terdiri dari:
pertanian berdaya saing tinggi;
- Kebiijakan bencana
f.
- Kebijakan pengendalian pertanian
pertanian
meningkatkan infrastruktur dan sarana
- Kebijakan pengendalian dan pelestarian kawasan
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 13
3. Kebijakan Pengendalian dan Pelestarian Kawasan
e.
meningkatkan pemasaran hasil peternakan;
Lindung
f.
meningkatkan infrastruktur penunjang
“Mengendalikan pemanfaatan dan melestarikan
pengembangan agro industri;
kawasan lindung.”
g.
Strategi:
peruntukan peternakan.
a.
memelihara dan meningkatkan fungsi
mengoptimalkan produktivitas kawasan
6. Kebijakan Kawasan Peruntukan Industri
kawasan lindung yang telah menurun dalam rangka
“Mengembangkan kawasan peruntukan industri
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
pengolahan untuk memaksimalkan dan meningkatkan
b.
nilai jual hasil produksi pertanian, perkebunan,
mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berada
dalam kawasan lindung yang tidak sesuai dengan
perikanan, dan/atau peternakan.”
fungsi perlindungannya;
Strategi:
c.
a.
memperkuat status kawasan lindung yang
mengembangkan kawasan industri untuk
dianggap penting;
pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan
d.
dan/atau peternakan, baik itu skala kecil menengah
membatasi pengembangan kegiatan budidaya
di kawasan rawan bencana;
sampai skala besar;
e.
b.
memulihkan fungsi lindung.
meningkatkan efisiensi teknis, peningkatan
4.Kebijakan Pengembangan Wilayah Berbasis
penguasaan IPTEK, peningkatan penguasaan dan
Perikanan
pelaksanaan pengembangan produk baru (new
“Mengembangkan kawasan peruntukan perikanan,
product development) oleh industri domestik;
khususnya kawasan minapolitan yang berkelanjutan.”
c.
Strategi:
target penambahan sebesar 9 ribu usaha industri
a.
menumbuhkan populasi industri dengan
berskala besar dan sedang;
mengoptimalkan produktivitas kawasan
peruntukan perikanan;
d.
b.
pendukung kegiatan industri;
mengendalikan dan mengelola perkembangan
e.
kegiatan perikanan terutama pada kawasan
membangun sarana prasarana transportasi membangun sarana pengelolaan limbah
industri.
minapolitan dengan memperhatikan aspek lingkungan;
7. Kebijakan Pariwisata
c.
“Mengembangkan kawasan wisata terpadu berbasis
membangun sarana dan prasarana pendukung
peningkatan produktivitas kawasan perikanan;
potensi kawasan.”
d.
Strategi:
mengembangkan industri pengolahan
perikanan.
a.
mengembangkan objek-objek wisata potensial
5. Kebijakan Pengembangan Wilayah Berbasis
di kabupaten berdasarkan potensi kawasan yang
Peternakan
dimiliki;
“Mengembangkan wilayah berbasis peternakan untuk
b.
meningkatkan produktifitas sektor peternakan.”
dan barat wilayah;
Strategi:
c.
mengembangkan wisata alam di bagian utara mengembangkan wisata edukasi di kawasan
a.
menetapkan kawasan sentra peternakan;
agropolitan, minapolitan, dan agroindustry;
b.
mengoptimalkan kawasan peternakan yang
d.
mengintegrasikan kawasan wisata di
sudah tersedia;
Kabupaten Boyolali dengan Surakarta dan
c.
Yogyakarta yang telah memiliki branding wisata;
mengembangkan industri kecil, industri sedang,
dan industri besar berbasis peternakan;
e.
membangun branding wisata di Kabupaten
Boyolali; d.
meningkatkan kualitas fungsi & peran dan
kuantitas kelembagaan peternakan;
14 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
f.
membangun sarana infrastruktur penujang
wisata;
Rencana Struktur Ruang Wilayah
dan Kecamatan Ngemplak), 9 PKL yaitu (Kecamatan Ampel, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Andong,
Struktur Ruang
Kecamatan Teras, KecamatanBanyudono, Kecamatan Pusat Kegiatan
Nogosari, Kecamatan Simo, Kecamatan Karanggede,
Jaringan Sarpras
dan Kecamatan Juwangi), 3 PPK dan 5 PPL. Sebaran Pemukiman
Sebaran Fasilitas Pendidikan
Sebaran Fasilitas Kesehatan
Sebaran Fasilitas Perdagangan
Kebutuhan Ruang Hidup
Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan Fasilitas Perdagangan
Proyeksi Penduduk
Gambar 3.1 Skema Struktur Ruang Sumber: Analisis Kelompok
Struktur ruang wilayah terdiri 2 komponen utama yaitu simpul dan jaringan. Dalam membuat rencana struktur ruang, ditetapkan berdasarkan perhitungan skalogram proyeksi sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tahun 2035. Berdasarkan evaluasi
Gambar 3.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Boyolali Sumber: Hasil Analisis Kelompok
struktur ruang secara umum sudah cukup baik, dari segi aksesibilitas, konektivitas, maupun interaksi. Namun
Rencana Pola Ruang Wilayah
persebarannya yang kurang merata sehingga akses
Peta rencana pola ruang secara umum
yang seharusnya dapat dinikmati seluruh penduduk
didasarkan pada konsep Growth Pole dan Agropolitan.
menjadi kurang optimal.
Kedua konsep ini dituangkan dalam rencana pola
Dalam menentukan alternatif struktur ruang yang
ruang wilayah dengan mengintegrasikan rencana pola
terpilih menjadi rencana struktur ruang Kabupaten
ruang wilayah dengan rencana struktur ruang wilayah,
Boyolali, dilakukan dengan metode AHP (Analytic
sehingga muncullah pusat-pusat pertumbuhan baru di
Hierarchical Process). Berdasarkan perhitungan
Kabupaten Boyolali. Selain itu juga dengan melakukan
dengan metode AHP yang telah dilakukan didapatkan
konservasi terhadap lahan-lahan pertanian dan
rencana struktur ruang Kabupaten Boyolali pada
kawasan-kawasan lain yang mendukung penerapan
tahun 2035 didapat 2 PKW (Kecamatan Boyolali
konsep agropolitan. Rencana pola ruang Kabupaten Boyolali dibedakan menjadi kawasan lindung dan budidaya.
Rencana Kawasan Strategis Sudut kepentingan kawasan strategis terbagi menjadi lima, yaitu: 1. Kawasan Strategis dari Pertahanan dan Keamanan 2. Kawasan Strategis dari Pertumbuhan Ekonomi 3. Kawasan Strategis dari Sosial dan Budaya 4. Kawasan Strategis dari Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Boyolali Sumber: Hasil Analisis Kelompok
5. Kawasan Strategis dari Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 15
Dari kelima sudut kepentingan ini,
transportasi seperti terminal.
kami menggunakan tiga sudut kepentingan, diantaranya kawasan strategis dari
b. Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian
pertumbuhan ekonomi; sosial dan budaya;
Stasiun kereta api Juwangi
fungsu dan daya dukung lingkungan hidup.
direncanakan untuk difungsikan sebagai stasiun commuter yang dapat menjadi
Rencana Sistem Jaringan
sarana pergerakan barang dari atau ke
Rencana sistem jaringan prasarana
Kecamatan Juwangi dengan wilayah-wilayah
wilayah utama di Kabupaten Boyolali
di sekitarnya.
meliputi rencana pengembangan
c. Rencana Sistem Transportasi Udara
sistem prasarana utama dan rencana
Pengembangan Bandara Internasional
pengembangan sistem prasarana lainnnya
Adi Sumarmo di Kecamatan Ngemplak sebagai hub yang membuka perluasan pasar produk-produk
Sistem Prasarana Lainnya Beberapa sektor yang direncanakan dalam Perencanaan Sistem prasarana lainnya adalah sebagai berikut. a. Rencana Sistem Jaringan Listrik PLTA di Kabupaten Boyolali belum berfungsi secara optimal. Oleh karena Gambar 3.4 Peta Rencana Prasarana Utama Kabupaten Boyolali Sumber: Hasil Analisis Kelompok
itu, perencanaan akana ditekankan pada optimaliasi dan peningkatan eďŹ siensi PLTA, yang diindikasikan dengan berjalannya fungsi
Sistem Prasarana Utama
pembangkit listrik selama setahun penuh.
Rencana system prasarana utama meliputi
Untuk mendapatkan kondisi tersebut maka
beberapa perencanaan sebagai berikut.
volume air harus tetap dijaga, agar debit air
a. Rencana Sistem Transportasi Darat
selama setahun dapat mencukupi standar
Rencana sistem transportasi
aliran yang dibutuhkan untuk optimalnya
darat merupakan kunci penting dalam
fungsi PLTA, yaitu 60 m3/s. Hal ini dapat
mewujudkan urban-rural linkage di
dicapai dengan pembangunan pompa air
Kabupaten Boyolali. Ada tiga aspek
di penampungan air bawah. Agar dapat
perencanaan yaitu pengembangan jalan
memanfaatkan air yang telah mengalir dari
bebas hambatan yang menghubungkan
penampungan air atas.
Semarang-Solo, peningkatan kelas jalan, dan pengembangan sistem prasarana
16 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
b. Rencana Sistem Jaringan Pengelolaan Limbah
untuk persediaaan saat musim kemarau. e. Rencana Sistem Jaringan Drainase
Sistem Jaringan Limbah yang
Kelerengan, proyeksi permukiman, dan
akan diterapkan di Boyolali akan
keberadaan sungai menjadi aspek yang
menggabungkan dua system IPAL yaitu
dipertimbangkan dalam perencanaan. Saluran
IPAL komunal dan IPAL terpusat yang
drainase ďŹ sik yang akan dikembangkan
diterapkan pada sasaran yang berbeda.
menggunakan metode graďŹ tasi sehingga
IPAL komunal ditujukan untuk wilayah
memperkecil biaya. Sungai dimanfaatkan
perkotaan sementara IPAL terpusat
sebagai outfall yang direncanakan. Selain itu,
sasarannya ialah kawasan permukiman dan
secara bertahap juga diperlukan paradigma
kawasan industri. IPAL terpusat industry
baru dalam penanganan air permukaan yaitu
sistem aerobic treatment akan dibangun
dengan mengembangkan sistem drainase
di Ngemplak yang diproyeksikan sebagai
berwawasan lingkungan
kawasan industri.
f. Rencana Jalur Evakuasi
c. Rencana Sistem Jaringan Pengelolaan
Kawasan sebelah barat Kabupaten Boyolali
Sampah
merupakan kawasan rawan bencana erupsi
Pengembangan jaringan pengelolaan
gunung api dari Gunung Merapi. Oleh karena
sampah Kabupaten Boyolali meliputi
itu, dalam perencanaannya kawasan ini
pengurangan sampah dengan menerapkan
ditetapkan sebagai kawasan lindung yang
zero waste. Pengembangan Tempat
dalam lingkup Taman Nasional Merapi
Pemrosesan Akhir (TPA) meliputi Desa
Merbabu.
Winong, Kecamatan Boyolali, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Karanggede, dan Kecematan Nogosari. Pengelolaan sampah di TPA direncanakan akan menggunakan sistem sanitary landďŹ ll a jalur-jalur evakuasi pada radius 10 km dari Gunung Merapi. d. Rencana Sistem Jaringan Air Bersih Rencana sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi sistem perkotaan dan pedesaan. Pada system perdesaaan juga akan dibangun SPAM menggunakan berbagai alternative metode
Gambar 3.5 Peta Rencana Prasarana Lainnya Kabupaten Boyolali Sumber: Hasil Analisis Kelompok
seperti pemanenan air hujan. Selain itu, juga akan dibangun embung yang mampu menampung air dengan kapasitas tertentu
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 17
BAB IV
RENCANA PROGRAM - PROGRAM PRIORITAS
“We architects and urban planners aren’t the visible symbols of oppression, like the military or the police. We’re more sophisticated, more educated, and more socially conscious. We’re the soft cops.” 18 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Robert Goodman
1 Program Pengembangan Agro-Eco Industrial Park Kecamatan Ngemplak Rifqi Arrahmansyah - 42632
Latar Belakang Pasca reformasi tahun 1998 sektor industri
perikanan; serta perdagangan besar dan eceran. Apabila di proyeksi lebih jauh maka akan terlihat bahwa
nasional terus berkembang baik sektor industri yang
sektor industri pengolahan akan menjadi penunjang
mengandalkan sumber daya alam (SDA), maupun
utama perekonomian dalam 20 tahun kedepan karena
industri yang berbasis teknologi seperti industri
trennya yang terus meningkat. Atas dasar tersebut,
otomotif, tekstil, dan manufaktur, bahkan berdasarkan
tentu penting untuk Kabupaten Boyolali bersiap
laporan BPS pada kuartal pertama 2017 perekonomian
memiliki kawasan industri baru yang siap menghadapi
nasional sangat bertumpu pada sektor industri. Pusat
kemajuan dunia industri namun tetap berwawasan
industri berkembang di wilayah atau zona industri yang
lingkungan sebagai penopang perekonomian Boyolali
telah disediakan oleh pemerintah atau di kawasan
di masa depan.
industri yang khusus mengelola kawasan industri. Menurut Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996, Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terdapat 3 lapangan usaha yang merupakan penyumbang PDRB ADHK untuk pendapatan Kabupaten Boyolali, yaitu industri pengolahan; pertanian, kehutanan, dan
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 19
Rencana Detail
penyusunan tata tertib kawasan industri, pematangan
Program Pembangunan Kawasan Agro-Industri
tanah, pemasaran kavling industri, dan pembangunan
Berwawasan Lingkungan dilakukan sebagai upaya
serta pengadaan prasarana dan sarana penunjang
meningkatkan pendapatan Kabupaten Boyolali yang
termasuk pemasangan instalasi/peralatan yang
diharapkan mampu memberikan pula kesejahteraan
diperlukan.
bagi masyarakat. Program ini akan diterapkan dalam
•
Sub-program ini terdiri dari 12 kegiatan yang
beberapa sub-program, diantaranya: •
Pra pengembangan Agro-EIP Dalam sub program ini akan terdapat dua
Konstruksi on dan off site
disesuaikan dengan pedoman teknis pengembangan kawasan industri dan ketentuan pengendalian ruang
kegiatan yaitu (1) pembebasan lahan dan (2) tender
yang telah ditentukan dalam dokumen RTRW.
investasi agro-eip. Sub program ini bertujuan untuk
Tujuannya adalah untuk menyiapkan segala sarana dan
menyiapkan skema pembiayaan untuk agro-eip yang
prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan industri di
dibarengi dengan pembebasan lahan menggunakan
agro-EIP. •
mekanisme konsesi. •
Perencanaan pengembangan Agro-EIP Sub program iini beracuan dengan Permen
Pemberdayaan Masyarakat Salah satu kunci dari Agro-EIP adalah bagaimana
konsep ekologi industri dimana suatu kawasan industri
Perindustrian Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman
dengan tingkat polusi dan limbah yang sedikit namun
Teknis Kawasan Industri dimana dalam pedomen
mampu memberikan kebermanfaatan yang tidak
teknis disebutkan bahwa Ppngelola Kawasan Industri
hanya kepada tenant di dalamnya, namun juga kepada
adalah perusahaan pengelola kawasan industri, yang
masyarakat di sekitar kawasan industri. Sehingga,
berkewajiban melakukan kegiatan: penyediaan/
sub program ini dirasa perlu dalam mewujudkan
penguasaan tanah, penyusunan rencana tapak
pemberdayaan masyarakat juga sebagai upaya
tanah, rencana teknis kawasan, penyusunan AMDAL,
pemerataan pembangunan.
Gambar 4.1 Kerangka Berpikir – Sumber: Olah Data Penulis
20 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Program Agribisnis Peternakan Sapi Perah Kabupaten Boyolali
2
Ulfah Choerunnisa NL - 41730
Latar Belakang Kabupaten Boyolali memiliki sumber daya
berikut. Subsistem Hulu (Penyediaan Sarana Produksi)
peternakan yang cukup melimpah. Dalam PDRB
1. Pembentukan Sentra Peternakan Sapi Terpadu
Kabupaten Boyolali tahun 2015, peternakan masuk
Sentra peternakan sapi terpadu merupakan kawasan
ke dalam sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi
yang telah ditetapkan sebagai kawasan peternakan
penyumbang PDRB terbesar yaitu sekitar 22,50%.
di Kabupaten Boyolali. Di dalam sentra peternakan
Kabupaten Boyolali juga dikenal sebagai sentra
tersebut berjalan sistem agribisnis. Sentra peternakan
penghasil susu sapi di Jawa Tengah. Sapi potong dan
terpadu menjadi wadah bagi masyarakat untuk
susu merupakan komoditas unggulan di Kabupaten
mengembangkan komoditas peternakan dengan sistem
Boyolali. Selain itu, berdasarkan hasil analisis Tim
land sharing. Masyarakat mengelola peternakan di satu
Studio Boyolali
kawasan yang sama.
(2013) didapatkan bahwa cadangan lahan pakan
2. Insentif Modal
ternak yang belum termanfaatkan di Kabupaten
Peternakan merupakan usaha yang membutuhkan
Boyolali sebesar 4338,84 ha untuk batas aman atau
modal besar.
sebesar 65774,36 ha untuk batas minimum. Sedangkan
Kebanyakan masyarakat takut memulai bisnis karena
cadangan berat ternak yang ada sebesar 6911,33 ton
tidak memiliki modal. Oleh karena itu, diperlukan
atau senilai 489,4 miliar rupiah.
insentif modal dari pihak pemerintah untuk mendorong
Akan tetapi, perkembangan sektor peternakan
masyarakat beternak. Insentif modal dapat berupa
masih mengalami uktuasi. Beberapa permasalahan
hewan ternak sapi ataupun dana bagi para peternak.
yang dihadapi sektor peternakan di Kabupaten
Penyaluran insentif dikelola oleh KUD.
Boyolalai adalah belum optimalya pengelolaan hasil
Subsistem Usaha Peternakan (Proses Produksi) 3.
ternak, belum terintegrasinya sektor hulu dan hilir, serta
Peningkatan Produktivitas Ternak Produktivitas ternak
masih adanya perbedaan kesempatan pemasaran
dapat ditingkatkan melalui kegiatan beternak yang
produksi hasil ternak maupun olahan hasil ternak.
tepat. Selain itu, dapat juga menggunakan teknologi
Menimbang nilai kestrategisan sektor peternakan
tepat guna. Peningkatan produktivitas ternak sapi juga
khususnya komoditas sapi maka dirumuskan
dapat dilakukan dengan memeperhatikan pasokan
program optimalisasi subsektor peternakan melalui
makanan ternak berkualitas.
pengembangan agribisnis peternakan sapi.
Subsitem Hilir 4. Pengembangan Agroindustri Pengolahan Hasil
Rencana Detail Program Optimalisasi Subsektor Peternakan
Peternakan Kegiatan agroindustri ternak bertujuan untuk
dikembangkan dengan konsep Agribisnis. Perencanaan
meningkatkan nilai tambah suatu barang. Dalam hal ini
agribisnis peternakan sapi di Kabupaten Boyolali
produk hasil ternak tidak terhenti pada produk mentah
dibagi ke dalam empat subsistem agribisnis sebagai
tetapi juga produk olahan. 5. Pengembangan informasi pasar dan market
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 21
intelligence
Keorganisasian kelompok ternak diperlukan untuk
Salah satu permasalahan pada subsektor peternakan
membangun ketenagguhan peternak sapi di
adalah perbedaan kesempatan pemasaran peternak
Boyolali. Keorganisasian tersebut dapat menjadi
kecil dan peternak besar. Kesempatan pemasaran
wadah bagi pengembangan kegiatan peternakan.
berkaitan dengan link antara penjual dan pembeli.
Selain itu, keorganisasian ini dapat juga melakukan
Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi pasar
kerja sama dengan perusahaan-perusahan dalam
yang mampu membantu peternak untuk mampu
pengembangannya dengan mekanisme menempatkan
memasarkan hasil ternak berupa susu dan daging sapi
para peternak sebagai rekan bisnis (corporate
ataupun produk olahan hasil ternak.
farming).
Jasa Penunjang 6. Pembentukan Keorganisasian Masyarakat Kelompok Ternak
Masalah • •
•
• •
perkembangan sektor peternakan masih fluktuatif ketergantungan terhadap perusahaan besar pemasok produk peternakan produk hasil peternakan belum terwadahi dalam industri pengolahan hasil peternakan perbedaan kesempatan pemasaran produk membutuhkan modal besar
Visi Terwujudnya Kabupate Boyolali yang Sejahtera dan Berdaya Saing dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berkelanjutan Misi Mengoptimalkan Pemanfaatan SDA untuk Mengembangkan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan Sasaran Mengoptimalkan Sumber Daya Peternakan Komoditas Unggulan Sapi
Potensi mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar • komoditas unggulan (LQ daging=3,52; kulit= 3,15; susu=1,03) • komoditas memiliki peluang diekspor ke daerah lain • cadangan lahan pangan ternak 4338,84 ha untuk batas aman atau sebesar 65774,36 ha untuk batas minimum •
Program Optimalisasi Agribisnis PeternakanSapi Perah
Subsistem Input dan Sarana Produksi Insentif Pengadaan Input, Sarana, dan Prasarana Produksi
Subsistem Usaha Budidaya Peternakan Peningkatan kualitas Produksi Ternak
Subsitem Pengolahan Pembangunan dan Pengembangan Agroindustri Pengolahan Hasil Peternakan
Subsistem Pemasaran Pengembangan Informasi Pasar dan market intelligence
Gambar 4.2 Kerangka Berpikir Perencanaan Sumber: Penulis
22 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Subsistem Penunjang Peningkatan Peran Kelembagaan Masyarakat
Program Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Kiana Puti Aisha - 41776
3
Latar Belakang melalui penciptaan sumberdaya manusia dan masyarakat
Sektor pertanian merupakan sektor yang
pertaniab yang semakin profesional. Arah pembangunan
memberikan kontribusi terbesar untuk PDRB Boyolali.
pertanian menurut paradigma baru ini dapat diwujudkan
Dari tahun ke tahun sektor ini mencapai nilai tertinggi
terutama melalui upaya pemihakan dan pemberdayaan
nilai produktivitas di Boyolali dengan nilai produktivitas
masyarakat. Penguatan kelembagaan pembangunan pertanian
mencapai angka rat-rata 54,33 Kw perkecamatan.
dapat dilakukan melalui pembangunan partisipatif untuk
Kontribusi besar ini disebabkan oleh kondisi wilayah di
mengembangkan kapasitas masyarakat, dan berkembangnya
Kabupaten Boyolali yang mendukung. Sektor pertanian
kemampuan aparat dalam menjalankan fungsi
terbagi menjadi pertanian bahan pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
Teknologi Effective Microorganisme
Nutrisi Sumber Makanan & Penghasilan
perikanan. Dari keempat komoditas tersebut,
Petani Peternak
Sumber Makanan & Penghasilan
Minapadi
komodistas pertanian pangan merupakan
lembaga pemerintah yang berorientasi pada
Tanaman Pangan Padi, Palawija, Sayuran
Ternak Sapi,
Ayam, Kambing, Ikan
Sumber Makanan & Penghasilan
Menggunakan perpaduan konsep Sistem Pertanian Terpadu Biosiklus dan
Excreta a
Biodigester
Modern, program Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Boyolali memiliki beberapa sub program dan kegiatan didalamnya.
banyak unggul ditiap-tiap
Adapun sub program tersebut ialah:
kecamatan
Komunitas Kapetdu Desa
1. Pra Pengembangan Kawasan
Sesuai dengan visi
Pertanian Terpadu
Monev oleh Pemerintah
Kabupaten Boyolali yaitu ” Sejahtera dan Berdaya Saing
Rencana Detail
Sumber Energi
Nutrisi
komoditas yang baling
“Terwujudnya Boyolali yang
kepentingan masyarakat.
Gambar 4.3 Kerangka Berpikir Sumber: Hasil Analisis Studio
dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan yang Berkelanjutan”, program Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu berperan sebagai perwujudan Boyolali yang sejahtera dan berdaya saing, terkorelasi dengan Misi Mengoptimalkan pemanfaatan SDA untuk mengembangkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga merupakan perwujudan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 43/Permentan/Ot.010/8/2015 Dengan konsep pertanian terpadu, Boyolali dapat mengedepankan potensi kawasan dan kemampuan masyarakatnya. Keunggulan komparatif yang berupa sumberdaya alam perlu diiringi dengan peningkatan keunggulan kompetitif yang diwujudkan
Pada subprogram ini, kegiatan pertama yang dilakukan ialah analisa potensi kawasan pertanian terpadu, yang dilanjutkan dengan penetapann, lalu melangsungkan kegiatan berupa sosialisasi terkait Kapetdu
yang diberikan kepada warga. Tujuan dari program pra pengembangan kawasan pertanian terpadu agar perencanaan kawasan pertanian terpadu menjadi matang dan komprehensif. 2. Perencanaan Kapetdu Didalam subprogram ini, terdapat berbagai kegiatan seperti, pembangunan fasilitas energi Kapetdu (digester biogas, penampung gas dan kompor biogas) dan pembangunan fasilitas daur ulang limbah dengan teknologi Effective Micoorganisme yang disertai penyuluhan dan pendampingan. Selain itu pemberian subsidi ikan pertama pada program pertanian Minapadi juga perlu dilakukan. 3. Monitoring dan Evaluasi Pada subprogram ini, kegiatan yang dilakukan ialah
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 23
Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Sumberdaya Perikanan yang Berkelanjutan pembentukan komunitas sederhana pada tiap desa
4
sebagai lembaga yang mengikat pesertanya, agar menjamin keberlangsungan Kapetdu. Selain itu,
terdapat pula kegiatan pengawasan dari pemerintah.
Latar Belakang Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari
Eduwisata Kampung Lele, sehingga mendapatkan pemasokan baru dari segi pariwisata. Untuk memenuhi
57
persyaratan yang ada, serta mengembangkan potensi
Kabupaten/Kota yang ditetapkan sebagai Kawasan
yang ada, diperlukan adanya program dari pemerintah
Minapolitan yang khususnya berada di Kecamatan
yang bekerjasama dengan berbagai pihak untuk lebih
Sawit sebagai kawasan inti dengan kawasan
memberdayakan masyarakat dan meningkatkan sarana
penyangga yaitu Kecamatan Teras dan Kecamatan
prasarana penunjangnya.
Banyudono. Kawasan Minapolitan ini merupakan
Rosyidah DF - 42378 kawasanWida yang ditetapkan pemerintah pusat dalam
Rencana Detail
mendorong akselerasi pembangunan di daerah melalui
1. Pelatihan Pembudidayaan, Pengolahan, dan
pengembangan sektor perikanan budidaya, berupa
Pemasaran Hasil Produk
lele. Tentunya kawasan minapolitan memiliki beberapa
Pengembangan SDM dilakukan dengan tiga langkah,
syarat yang harus terpenuhi untuk memenuhi
yaitu peningkatan keterampilan masyarakat pelaku
kriteria sebagai kawasan minapolitan tersebut yang
utama perikanan, pengukuhan penyuluh perikanan
selanjutnya dapat berfungsi sebagai penggerak
swadaya yang merupakan mitra dari penyuluh PNS,
perekonomian lokal. Berdasarkan syarat yang diberikan
serta peningkatan pendidikan melalui pemberian
oleh Kementrian Kelautan dan perikanan No.
bantuan beasiswa kepada anak-anak pelaku utama
KEP/12/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan
usaha perikannan.
Minapolitan, Kawasan Minapolitan di Kabupaten
2. Penyediaan Fasilitas Pendukung Kegiatan Minapolitan
Boyolali masih belum maksimal dan perlu
Penyediaan fasilitas pendukung kegiatan Minapolitan ini
dikembangkan kembali.
meliputi sarana dan prasarana produksi, pengolahan
Meskipun Kawasan Minapolitan Boyolali yang
dan pemasaran. Seperti pembagian sentra
masih terbilang masih memiliki banyak syarat yang
pengembangan ikan lele. Peningkatan jaringan jalan
belum terpenuhi, kawasan ini memiliki potensi-
juga dilakukan agar memperlancar dan mempercepat
potensi yang dapat dikembangkan dan mendorong
distribusi hasil produksi. Selain itu peningkatan sarana
pertumbuhan pendapat lokal. Tidak hanya berfokus
dan prasarana berupa unit produksi, pasar, dan sumber
pada seberapa banyak produksi ikan lele yang
pengairan.
dihasilkan, ikan lele ini sebenarnya dapat diolah
3. Pengembangan Kegiatan Industri Pengolahan
kembali menjadi berbagai macam makanan. Sehingga
Hasil Perikanan Budidaya Lele Dalam Bentuk UMKM
kawasan minapolitan ini dapat juga dijadikan sebagai
Setempat Yang Ramah Lingkungan
kawasan industry rumah tangga kreatif. Selain itu,
Inovasi kreatif pengolahan lele perlu lebih diarahkan
kawasan minapolitan berbasis lele ini memiliki keunikan
dan dikembangkan dengan dilakukannya penyuluhan,
yang dapat dioptimalkan dengan dibangunnya
pembinaan, dan intensif dari pemerintah guna memacu
24 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
produktivitas dan kreativitas masyarakat dalam
5. Pemanfaatan Teknologi Informasi Digital
mengolah dan memasarkan produksi lain ini.
dalam Pemasaran Hasil Produksi dan Olahan
4. Penguatan Kelembagaan Antar Pembudidaya, Komunitas Serta Dengan Pemerintah Dan Swasta Pemerintah daerah mengusahakan pertemuan antar pelaku usaha dengan perbankan dan pencanangan
Perikanan Budidaya (smartmina) Pembuatan website yang memuat data-
“kampung lele�, sehingga mendorong kemudahan
data peternak ikan, hasil produksi, dan
pembudidaya untuk mendapatkan pinjaman dari
olahannya serta pemasaran dengan transaksi
bank pemerintah atau swasta. Pemerintah juga meningkatkan pelaksanaan program pemberdayaan pembudidaya. Kelembagaan antar komunitas
online tentulah memudahkan penjualan dan memperluas jaringan pemasarannya.
atau antar pembudidaya juga perlu ditingkatkan. Pembentukan kelembagaan berupa koperasi, kelompok tani, pemasar ikan akan lebih memperkuat kegiatan perikanan tersebut. Penguatan kelembagaan dengan swasta akan memudahkan dalam hal penyediaan modal.
Kemampuan pembudidaya terbatas
Pelatihan SDM
Kondisi transportasi yang buruk
Penyediaan fasilitas Belum bisa mengusahakan penunjang pembenihan dan pedederan lele jumbo sendiri Pengelolaan keuangan Penguatan peternak ikan yang kurang baik Kelembagaan Pengelolaan industri pengolahan lele (rumah tangga atau skala yang lebih besar) yang belum dioptimalkan Pemasaran yang kurang optimal, kurangnya branding
Pengembangan UMKM ramah lingkungan
Penyerapan tenaga kerja
Ekologi Berkelanjutan Sosio-Ekonomi Berkelanjutan Komunitas Berkelanjutan
MINAPOLITAN BERKELANJUTAN
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Peningkatan nilai guna dan produksi perikanan budidaya lele
Institusi Berkelanjutan
Pemanfaatan teknologi Informasi (website) - smartmina Gambar 4.4 Kerangka Berpikir Program Minapolitan Boyolali Sumber: Hasil Analisis Penulis
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 25
5 Program Pengembangan Industri Kecil Menengah Rike Rifyanti - 42660
yang diciptakan dan dikembangkan oleh masyarakat.
Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk
Setiap daerah berpotensi mengembangkan industri lokal dengan ciri khas masing-masing daerah. Potensi yang dikembangkan diharapkan dapat memenuhi lokasi
mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu
wilayah atau menjadi sektor non basis terlebih dahulu
dengan berupa kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
untuk selanjutnya dapat lebih ditingkatkan kualitas dan
oleh masing-masing daerah. Pembangunan dapat
kuantitasya menjadi sektor basis atau dapat mensupply
dikatakan berhasil apabila mampu dapat meningkatkan
produk ke wilayah sekitar yang dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakatnya. Salah satu kondisi
interaksi ekonomi antar wilayah.
ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan
Sesuai visi bahwa kegiatan industri kecil dan
hidup masyarakat dengan adanya aktivitas industri
menengah harus berdaya saing, baik SDM maupun
di suatu daerah. Mengingat hampir sebagian besar
produk hasil industri dimana diwujudkan melalui
penduduk Indonesia masih tinggal di wilayah pedesaan,
pelatihan dan pengembangan teknologi tepat guna
industri khususnya industri kecil menengah/ Usaha
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk agar
Kecil Menengah (IKM/UKM) memiliki andil yang cukup
sesuai standar serta menjadi produk unggulan berskala
besar dalam membuka lapangan kerja. Industri kecil
nasional bahkan internasional.
menengah di pedesaan dikenal sebagai tambahan
Rencana Detail
sumber pendapatan keluarga. Industri pedesaan
Program pengembangan industri kecil menengah
mempunyai arti penting dalam usaha mengurangi
in di Kabupaten Boyolali ini rencananya akan diadakan
tingkat kemiskinan di pedesaan atau dengan kata lain
beberapa program untuk mendukung kegiatan industri
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
kecil menengah diantaranya pengembangan lembaga
masyarakat pedesaan (Mubyarto, 1986).
pendidikan, pelatihan, bimbingan, dan konsultasi
Program pengembangan industri kecil
untuk meningkatkan kemampuan produksi, pelayanan,
menengah mendukung Kabupaten Boyolali dalam
hingga pemasaran, menyederhanakan sistem dan juga
mewujudkan visi sebagai Kabupaten yang sejahtera,
prosedur perizinan terutama pendirian, dan pembiayaan
berdaya saing, dengan pengembangan kawasan
serta juga penggunaan teknologi untuk pengembangan
agropolitan berkelanjutan. Program ini mendorong
dan peningkatan kualitas hasil produksi agar mampu
masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya
memiliki daya saing secara global. Program-program
secara mandiri melalui kegiatan wirausaha dengan
untuk mendukung kegiatan industri kecil menengah
pemangfaatan SDA yang dimiliki. Program ini menjadi
diantaranya :
salah satu upaya yang baik untuk menyerap tenaga kerja di Kabupaten Boyolali, terlebih lagi usaha mandiri
26 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
1. Pengembangan industri kecil menengah
Industri kecil menengah diharapkan dpata
lingkungan. Fasilitas yang akan disediakan
menyerap tenaga kerja dan menghasilkan
yaitu instalasi pengolahan limbah cair
produksi yang optimal baik dalam kuantitatif
maupun padat agar limbah yang dihasilkan
maupun kualitatif. Dalam program
dari suatu kegiatan industri kecil menengah
pengembangan ini kegiatan yang dilakukan
nantinya tidak akan mencemarkan lingkungan
adalah pelatihan tentang pengelolaan
sekitar.
produksi industri kecil menengah dengan
4. Penerapan sistem teknologi untuk
menggunakan sistem teknologi yang semakin
sarana perindustrian Tekonologi yang
maju dan berkembang. Teknologi yang dapat
semakin berkembang tiap tahunnya perlu
ditingkatkan yaitu teknologi produksi dan
diikuti untuk membantu mengembangkan
pengemasan hasil produksi. Selanjutnya
program yang akan direncanakan. Sitem
ada pelatihan pengelolaan dan manajemen
teknologi seperti jaringan dapat membantu
pembukuan modal usaha rakyat dan koperasi
dalam melakukan pendataan dan persyaratan
masyarakat dan sertiďŹ kasi industri kecil
untuk perizinan usaha. Tersedianya portal
menengah usaha masyarakat juga menjadi
pemerintah yang menyediakan penjelasan
kegiatan agar lebih terdata dan terpercaya.
mengenai perizinan usaha dan pelaporan
Misalnya untuk industri kecil berupa produk
masyarakat kepada pemerintah mengenai
makanan diberikannya sertiďŹ kat yang terkait
pengembangan wilayah dan sebagainya.
dengan badan POM sehingga produksi lebih terpercaya dan berkualitas. 2. Pengembanagan industri kreatif
Dengan adanya teknologi tepat guna untuk menunjang proses kegiatan industri agar tujuan dan sasaran program dapat
rumah tangga berdasarkan potensi lokal
terwujud, perlu pendampingan pemerintah
unggulan
sejak proses pembelajaran produksi hingga
Pengembangan industri kreatif dimulai
proses pemasaran termasuk pemberian
dengan identiďŹ kasi penentuan produk
bantuan modal bagi para pelaku industri
lokal unggulan setiap daerah, selanjutnya
baru maupun pelaku industri kecil yang
melakukan sosialisasi dan pelatihan
masih perlu bantuan modal berupa peralatan
kewirausahaan industri kreatif serta pelatihan
industri.
peningkatan kualitas produk unggulan dengan teknologi. Produk unggulan ini menjadi ciri khas setiap daerah di Kabupaten Boyolali. Produk unggulan memakai konsep one village one production sehingga setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. 3. Penyediaan fasilitas prasarana pengolahan limbah industri usaha masyarakat Penyediaan fasilitas ini berbasis untuk
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 27
Program Implementasi Imbal Jasa Lingkungan Kabupaten Boyolali
6
fadhila nur latifah S - 41946
Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan
pemberdayaan masyarakat dan pembinaan untuk perawatan daerah resapan air. Dalam upaya
berkembangnya aktivitas di wilayah Kabupaten
pemberdayaan ini, bisa melibatkan pihak ketiga atau
Boyolali, kebutuhan akan lahan meningkat. Alih fungsi
membentuk komunitas masyarakat yang mengkoordinir
lahan kemudian menjadi salah satu pilihan untuk
upaya tersebut. 3. Implementasi pembayaran imbal jasa
mengakomodasi meningkatnya kebutuhan tersebut. Sehingga secara umum dapat ditemukan fenomena
lingkungan
lahan-lahan lindung, yang memiliki kelerengan curam,
Perlu dibuat skema pembayaran jasa lingkungan yang
merupakan kawasan resapan air hujan, kemudian
berimbang antara pembeli jasa lingkungan (dalam
dimanfaatkan masyarakat untuk mengakomodasi
hal ini masyarakat, pihak swasta, donor mitigasi
kegiatan budidaya seperti perumahan maupun
perubahan iklim atau pihak-pihak lainnya yang
pertanian. Fenomena ini, mengakibatkan kondisi
mendapatkan manfaat atas jasa lingkungan yang
rawan kekeringan di Kecamatan Ampel, Boyolali,
disediakan) sehingga penyedia jasa lingkungan akan
Cepogo, Karanggede, Kemusu, Mojosongo, Musuk,
mendapatkan insentif untuk menjalankan program dan
Nogosari, Sambi, Selo, Simo, Juwangi, Andong, Klego,
mempertahankan fungsi daerah resapan air. Hal ini bisa
Wonosegoro dan Nogosari.
dilakukan dengan integrasi sistem pembayaran jasa lingkungan dengan sistem pembayaran penyediaan air
Rencana Detail
bersih di Kabupaten Boyolali dan sekitarnya.
Untuk mewujudkan implementasi program pembiayaan jasa lingkungan, dibutuhkan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Penetapan kawasan konservasi resapan air Diperlukan pemetaan yang strategis untuk dapat
Imbal jasa lingkungan Masyarakat penyedia jasa lingkungan
Pelatihan
Donor
mendelineasi kawasan konservasi untuk resapan air, maupun kawasan lindung yang rawan longsor untuk dapat dipreservasi dan berfungsi menahan tanah dan menyerapkan air ke dalam tanah. 2. Pemberdayaan masyarakat dan pembinaan
Pemda/BUMD
jasa lingkungan Watersupply Konservasi lingkungan
User Mitigasi bencana aliran manfaat aliran dana
untuk perawatan daerah resapan air Diadakan Gambar 4. Kerangka Berpikir Sumber: Olah data penulis
28 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI
Program akselerasi pengembangan Pariwisata Boyolali
7
Fardhan Amarullah - 42629
Latar Belakang Potensi alam Indonesia-Jateng Kabupaten Boyolali merupakan kabupaten yang memiliki potensi daya tarik wisata, berdasarkan hasil pengumpulan data, setidaknya
pengembangan Pariwisata Kabupaten Boyolali. Secara umum, beberapa sub-program yang akan dikuatkan dalam program ini adalah 1. Optimalisasi Atraksi Wisata
kabupaten Boyolali mempunyai sekitar 37 objek wisata.
2. Peningkatan Fasilitas Wisata
Pariwisata Boyolali dibagi menjadi ke dalam 3 (tiga) wisata
3. Peningkatan Usaha Promosi
utama yaitu : wisata alam pegunungan, wisata tirta dan
4. Penguatan Masyarakat Lokal
wisata ziarah. Dengan memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berjarak 25 km dari Kota Budaya Surakarta (Solo) berfungsi sebagai gerbang
5. Peningkatan Aksesbilitas
Rencana Detail Untuk mendukung Program Akselerasi Pengembangan
masuk yang strategis untuk Boyolali dimana merupakan koridor jalur wisata Solo - Selo - Borobudur (SSB). Kabupaten Boyolali memiliki potensi pariwisata yang besar untuk dikembangkan, namun belum dapat dioptimalkan secara maksimal. Pemerintah daerah sejauh hanya fokus mengelola sebagian kecil dari obyek wisata yang ada. Beberapa pariwisata dikelola masyarakat sendiri. Masih kurang adanya kerjasama antara pemerintah sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemilik, sehingga yang paling berdampak adalah sulitnya mendapatkan data obyek wisata Kabupaten Boyolali Beberapa obyek daya tarik wisata yang terdata dalam BPS adalah, sebagai berikut : 1. Wana Wisata Kedungombo 2. Umbul Pengging 3. Waduk Cengklik 4. Wisata Ziarah Makam R. Ng. Yosodipuro 5. Wisata Arga Merapi-Merbabu 6. Makam Ki Ageng Pantaran 7. Umbul Tlatar
Pariwisata Boyolali, maka terdapat beberapa sub-program, antara lain : 1. Optimalisasi Atraksi Wisata Atraksi merupakan satu dari 3 poin utama pengembangan pariwisata. Sub program ini bertujuan untuk menambah atraksi on site di obyek daya tarik wisata. 2. Peningkatan Fasilitas Wisata Sub program ini memastikan adanya peningkatan fasilitas pendukung di sekitar obyek daya tarik wisata, seperti amenities dan akomodasi. Dengan peningkatan ini output yang diharapkan adalah minimal meningkatnya waktu bermalam wisatawan 3. Peningkatan Usaha Promosi Kegiatan usaha promosi diperlukan untuk membagi informasi obyek daya tarik wisata dan menarik pengunjung baru. 4. Penguatan Masyarakat Lokal Masyarakat lokal harus dapat menjadi aktor utama dalam perencanaan, pembangunan dan operasional obyek daya tarik wisata 5. Peningkatan Aksesbilitas Beberapa obyek daya tarik wisata yang memiliki atraksi yang
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpotensi untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan sektor ekonomi Kabupaten Boyolali, mengingat potensi itu maka perlu adanya program yang dapat mengakselerasi
menarik, tidak diimbangi dengan aksesbilitas yang baik. Maka sub program ini yang akan memastikan peningkatan kualtias aksesbilitas obyek daya tarik wisata agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata.
KELOMPOK 10 - BOYOLALI 2 | 29
KELOMPOK 10 STUDIO RENCANA WILAYAH PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 30 | LAPORAN STUDIO RENCANA WILAYAH KAB. BOYOLALI