KAMPUNG TANGGUH SOSTROWIJAYAN WETAN YOGYAKARTA
Oleh: Kelomok 1 Kota Tangguh 2016 Perencaan Wilayah & Kota Universitas Gadjah Mada
KATA PENGANTAR Terima Kasih kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmatnya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Sani Roychansyah, M.Eng., D.Eng sebagai dosen penganmpu Mata Kuliah Kota Tangguh yang telah membimbing kami. Ketangguhan kota merupakan hal yang menarik untuk dibahas, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia karena banyaknya faktor yang dapat “meruntuhkan� kota di dalamnya. Menjadi sangat menarik ketika kami memutuskan memilih lokasi Kampung Sosrowijayan Wetan dimana kampung ini merupakan kampung yang berbatasan langsung dengan area lokalisasi Pasar Kembang. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan kami serta pembaca sekalian. Mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Terima Kasih Kelompok 1, Kota Tangguh 2016. Yogyakarta, Indonesia.
MEET THE TEAM
M WAHYU AKBARI - 41960
5Ζ)4Ζ $55$+0$16<$+
PUTERI KINTAN - 42396
BEATRIX THESA - 42662
+(67Ζ $/)Ζ<$1Ζ
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR MEET THE TEAM BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gambaran Umum
1
BAB 2 ANALISIS EKSISTING Kasus dan Bencana Analisis Konsep 4R Resilience Analisis HVCR
4
BAB 3 REKOMENDASI Rencana Ketangguhan Prinsip &Pendekatan Rencana Simulasi Rencana
11
2 3
5 6 8
12 15 16
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB 1
PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang kami memilih lokasi untuk studi kasus serta bagaimana gambaran umum mengenai Kampung Sostrowijayan Wetan.
LATAR BELAKANG Kampung Sosrowijayan Wetan ditetapkan sebagai Kampung internasional sejak tahun 1980 an. Kampung ini menjadi kampung internasional didukung dengan keberadaan lokasi-lokasi wisata Kota Yogyakarta yakni Malioboro dan stasiun Tugu.
Keadaan di Kampung Sosrowijayan Wetan
Dewasa ini pembangunan peninapan semakin banyak sehingga sudah jarang dijumpai perumahan penduduk lokal Kampung Sosrowijayan Wetan. Penduduk lokal ini memilih berpindah tempat dan penginapan-penginapan tersebut hak miliknya merupakan investor dari luar kota. Selain masalah tersebut, kampung internasional ini memiliki kerentanan yang cukup besar pula karena berdekatan dengan kawasan lokalisasi. Jadi Hal ini lah yang menjadi landasan untuk melakukan amatan dan analisis.
2
GAMBARAN UMUM Kampung Sosrowijayan wetan dikenal sebagai kampung internasional di Kota Yogyakarta. Kampung internasional ini terletak di sebelah barat Jalan Malioboro dan sebelah selatan stasiun Yogyakarta dengan luasan Âą0,2 km2 yakni masuk pada wilayah administrasi Kelurahan Sostromenduran. Kampung internasional ini terletak didalam gang perumahan yang memiliki kepadatan tinggi. Jalan masuk ke kampung internasional mudah dijumpai baik dari Jalan Pasar Kembang maupun Jalan Sosrowijayan karena terdapat gapura dan papan nama â&#x20AC;&#x153;International Villageâ&#x20AC;?. Menurut keterangan ketua RT 9 Kampung Sosrowijayan Wetan, nama kampung internasional sudah dikenal sejak tahun 1980 an. Pengunjung Kampung internasional didominasi oleh wisatawan mancanegara. Hal ini menambah mata pencaharian penduduk di Kampung Sosrowijayan wetan ini yakni sebagai pemandu wisata.
Keadaan di Kampung Sostrowijayan Wetan
Lahan perumahan tersebut dibeli oleh para investor sehingga banyak perumahan warga yang sudah beralih fungsi menjadi homestay, losmen, cafe. Dengan perubahan guna lahan ini banyak warga setempat yang berpindah tempat tinggal.
Lokasi Kampung Sosrowijayan Wetan
3
BAB 2
ANALISIS EKSISTING
Berisi mengenai apa saja kasus - kasus yang terjadi di Kampung Sostrowijayan Wetan, analisa melalui metode 4R, konsep resiko dan konsep ketangguhan pada kampung ini.
Kegiatan - kegiatan yang menjadi ancaman terhadap kelangsungan Kampung Sosrowijayan Wetan
KASUS DAN BENCANA Kampung Sosrowijayan Wetan sebagai kampung internasional, menyediakan beberapa fasilitas pendukung wisata seperti restoran, cafĂŠ, sarana akomodasi, dan perhotelan. Sebagian besar dari perhotelan ini dimiliki oleh investor yang luar yang tidak tinggal di kampung ini. Tidak sedikit lahan milik masyarakat dibeli oleh investor dari luar yang kemudian mengakibatkan masyarakat pindah dari kampung ini. Di sisi lain, masyarakat yang masih bertahan menyewakan beberapa kamar kosong di rumahnya untuk dijadikan penginapan bagi para turis. Jika hal ini tetap dibiarkan, maka akan dikhawatirkan semakin banyak masyarakat yang menjual lahannya kepada investor dan pindah dari kampung ini.
Masalah lain yang timbul adalah jarak dari kampung ini ke gang lokalisasi yaitu hanya berjarak Âą90 meter. Di kampung ini tak jarang dijumpai anak-anak yang berlalu â&#x20AC;&#x201C;lalang di sekitar gang. Adanya gang lokalisasi memicu kerentanan dan bahaya terhadap aktivitas sosial di kampung ini. Selain itu, kawasan lokalisasi dikhawatirkan dapat meluas sehingga mengganggu aktivitas di kawasan sekitarnya.
5
METODE 4R
ROBUSTNESS
RESOURCEFULLNESS
REDUNDANCY
RAPIDITY
Metode ini merupakan metode yang kami gunakan dalam meninjau ketangguhan dalam kampung sosrowijayah wetan. Dikarenakan metode ini yang paling praktikal dalam meninjau suatu ketangguhan. Diharapkan dengan menggunakan metode ini dapat memaksimalkan hasil analisa untuk rekomendasi apabila dirasa perlu supaya meningkatkan ketangguhan kampung sosrowijayanwetan
6
ANALISA DENGAN METODE 4R ROBUSTNESS
RESOURCEFULLNESS
REDUDANCY
RAPIDITY
Dilakukannya pencerdasan bagi warga kampung, baik pemuda dan anak-anak mengenai bahaya kawasan lokalisasi. Selain itu, diberlakukannya kebijakan pembangunan penginapan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat setempat dalam memproteksi diri dari ancaman yang ada.
Pembangunan penginapan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi pemuda setempat
Penetapan kerjasama antara masyarakat dan inverstor pembangun penginapan, di mana 30% dari pekerja hotel harus penduduk asli Kampung Sosrowijayan Wetan.
Masyarakat dapat dengan mudah menerima perubahan kondisi kampungnya menjadi kampung internasional. Selain itu, masyarakat juga bersikap ramah terhadap turis asing yang datang ke kampung ini.
7
KONSEP RESIKO HAZARD ȏ +LODQJQ\D ODKDQ SHQGXGXN DVOL \DQJ disebabkan oleh perubahan permukiman menjadi komersil. ȏ .HNKDZDWLUDQ DNDQ PHOXDVQ\D DUHD lokalisasi Menurut kesepakatan masyarakat setempat, area lokalisasi hanya terbatas pada Gang III saja, namun saat ini di Jalan Pasar Kembang tidak jarang ditemukan jasa panti pijat dan sebagainya. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas sosial masyarakat lain di sekitar kawasan lokalisasi
VULNERABILITY ȏ +LODQJQ\D EXGD\D ORNDO Banyaknya turis asing yang menginap di kawasan ini menyebabkan menghilangnya budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa moral etika dari masyarakat asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat yang dikhawatirkan ditiru oleh pemuda-pemuda dan anak-anak pada kampung ini. ȏ 3HUXEDKDQ )XQJVL /DKDQ Kampung Sosrowijayan Wetan yang merupakan kampung internasional dan terletak tidak jauh dari Jalan Malioboro memicu keinginan investor luar untuk membeli lahan di kampung ini dan merubahnya menjadi hotel. Hal ini menyebabkan perubahan fungsi lahan dan berpindahnya masyarakat dari kampung ini ke daerah lain
CAPACITY ȏ )DVLOLWDV SHQGXNXQJ WRXULVP )DVLOLWDV SHQGXNXQJ WRXULVP GL NDZDVDQ ini dapat dikatakan sudah mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penginapan, café, restoran, dan sarana akomodasi bagi turis-turis, baik yang disediakan oleh masyarakat setempat ataupun investor luar. ȏ 3HQJXDVDDQ EDKDVD DVLQJ EDJL masyarakat setempat Sebagian besar masyarakat di kawasan ini dapat menguasai beberapa bahasa seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Spanyol. Dengan menguasai beberapa bahasa, masyarakat dapat menambah penghasilan dengan cara menjadi pemandu wisata untuk turis asing. ȏ 3HQFHUGDVDQ NHSDGD PDV\DUDNDW sekitar (terutama pemuda dan anak-anak) mengenai kawasan lokalisasi Dekatnya jarak antara kawasan ini dengan kampung lokalisasi menyebabkan masyarakat harus dengan cermat mengawasi pergaulan pemuda dan anak-anak dalam aktivitas sehari-sehari.Pencerdasan kepada pemuda dan anak-anak sudah dilakukan oleh orang tua , namun akan jauh lebih baik jika pemerintah juga memberikan pembelajaran terkait hal ini.
8
RESIKO Hazard (H) 1 2 3 Rerata Vulnerability (V)
6+9+9 =8 3
Hanya terdapat 1 kegiatan yang menanggulangi 4 kerentanan. 1 kegiatan berupa pencerdasan dan 4 kegiatan berupa lokalisasi, perhotelan, Money changer, CafĂŠ. Kerentanan terhadap guna lahan lebih tinggi dari yang saat ini terjadi
1 2
8+7 2
Rerata
1 2 3
Lahan penduduk hilang, 60% dari luas lahan berupa komersil dan jasa Sangat dekat dengan lokalisasi Area lokalisasi meluas hingga hampir menempel dengan kawasan amatan
Capacity (C)
= 7.5
30% penduduk bekerja sebagai pegawai fasilitas pariwisata 80% pelancong dapat berkomunikasi dengan warga dengan baik 40% penduduk teredukasi secara informal 3+8+4 =5 3
Rerata
Keterangan H1 = Lahan penduduk asli hilang H2 = kedekatan dengan kawasan lokalisasi H3 = meluasnya area lokalisasi V1 = hilangnya budaya lokal V2 = perubahan fungsi lahan C1 = adanya fasilitas tourism C2 = penguasaan bahasa asing oleh warga setempat C3 = pencerdasan kepada warga kampung mengenai kawasan lokalisasi
Tingkat ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan dapat dihitung melalui persamaan berikut: R= HxV C
R=8x8 5
R = 12.8
9
Gang di Kampung Sosrowijayan
Skala penilaian yang digunakan yakni memiliki range 1 sampai 10, dimana semakin besar angka maka nilai setiap aspek semakin tinggi pula. Hal ini berbeda saat menilai tingkat ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan, semakin kecil nilai ketangguhan (R) maka semakin tinggi tingkat ketangguhan kampung tersebut. Pada kondisi eksisting, tingkat ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan bernilai 12,8 yang artinya ketangguhan ini melebihi skala pengukuran yang ada. Hal ini disebabkan oleh keberagaman bahaya (H) dan kerentanan (V) yang cukup besar dan juga kapasitas (C) yang berada lebih rendah dibandingkan kedua aspek tersebut. Bahaya yang dihadapi oleh Kampung Sosrowijayan Wetan cukup tinggi yaitu kedekatannya dengan kawasan lokalisasi sehingga probabilitas tertularnya kegiatan masyarakat akan lokalisasi tersebut cukup tinggi dan kawasan lokalisasi menjadi lebih luas. Selanjutnya yaitu perubahan guna lahan Kampung Sosrowijayan Wetan yang sudah hampir 60% menjadi hotel (penginapan) atau cafe. Hal ini
memengaruhi pola kegiatan dan mata pencaharian masyarakat setempat. Kapasitas yang mampu disediakan oleh Kampung Sosrowijayan Wetan saat ini antara lain adanya kerja sama antara investor dan penduduk setempat mengenai jumlah pekerja di penginapan yang dibangun adalah 30% penduduk setempat, kemudian kemampuan beberapa masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan para pelancong sehingga pelayanan terhadap para wisatawan cukup baik, dan terakhir masyarakat mampu memberikan pendidikan secara informal terhadap masyarakat khususnya anak-anak dan pemuda terkait sex education karena kedekatan lokasinya dengan kawasan lokalisasi. Dengan kapasitas demikian ketangguhan terhadap bahaya dan kerentanan yang di Kampung Sosrowijayan Wetan dinilai masih kurang sehingga perlu adanya intervensi dalam berbagai aspek untuk meningkatkan ketangguhan tersebut. 10
BAB 3
REKOMENDASI Berisi mengenai whats next untuk kampung Sosrowijayan Wetan. Setelah mengetahui tingkat ketangguhan kampung ini maka di bab ini kami rekomendasikan beberapa hal.
RENCANA KETANGGUUHAN Ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan dapat GLWLQJNDWNDQ GHQJDQ NRQVHS NHWDQJJXKDQ \DQJ GLNODVLČ´NDVLNDQ dalam proses mitigasi, adaptasi, dan inovasi. Rekomendasi terhadap ketiga proses tersebut dinilai mampu meningkatkan ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan seperti berikut ini,
Stakeholder Cara Penanganan
Mitigasi x Pemerintah x Masyarakat x Peningkatan kegiatankegiatan budaya dari masyarakat kampung Sosrowijayan Wetan, seperti batik show x Penambahan ruang dari setiap rumah penduduk yang bisa dijadikan sebagai fasilitas wisatawan, seperti vertical mix housing x Sex education
Adaptasi x Masyarakat x
Taman Pendidikan Bahasa asing (TPB) sejak dini untuk masyarakat
Inovasi x Pemerintah x Masyarakat x Pembangun an diatas 4 lantai harus memiliki rooftop garden sebagai ruang terbuka hijau publik dan destinasi wisata x Pembangun an taman bermain umum di bekas lapangan badminton
Tabel Rekomendasi Konsep Ketangguhan
12
Dengan adanya rekomendasi terhadap konsep ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan diatas maka tingkat masing-masing aspek ketangguhannya dapat diukur melalui penilaian seperti berikut ini, 1 2 3
Hazard (H) Tetap, karena dapat diintervensi secara regional 6+9+9 =7 3
Rerata
1
Vulnerability (V)
Menambah 1 kegiatan formal berupa TPB Prosentase maksimal perbandingan guna lahan adalah 70%. Penambahan guna lahan baru berupa green rooftop.
2
5+6 2
Rerata Capacity (C)
= 6.5
1
Pekerja dijadikan 50% yang terdiri dari penduduk asli dan sekitar.
2
Pelancong yang terakomodasi secara bahasa meningkat karena anak-anak teredukasi secara formal.
3
Masyarakat teredukasi mengenai sex secara formal sejak dini. 5+9+9 =8 3
Rerata
Tingkat ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan dapat dihitung melalui persamaan berikut: R= HxV C
R=8x7 8
R=7
13
Nilai ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan menurun dari 10,66 menjadi 7, hal ini menunjukkan bahwa ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari penilaian vulnarability yang menurun dengan adanya program Taman Pendidikan Bahasa Asing (TPB) di Kampung Sosrowijayan Wetan dan penambahan guna lahan yaitu berupa green rooftop. Program TPB ini diadakan dengan ketentuan untuk diikuti oleh semua usia dengan harapan bahwa masyarakat dapat menguasai berbagai bahasa asing sejak dini guna mendukung kegiatan dan interaksi di lingkungannya yang berupa kampung wisata internasional. Sedangkan kerentanan yang kedua dapat diminimalisasi dengan adanya minimalisasi perubahan guna lahan menjadi hotel atau lainnya dan kalaupun hal tersebut terjadi akan ada kebijakan bahwa bangunan yang melebihi 4 lantai diwajibkan memiliki green rooftop. Ruang terbuka hijau sulit dijumpai di Kampung Sosrowijayan Wetan, dengan adanya green rooftop ini maka akan menjadi ruang terbuka hijau dan meningkatkan daya tarik wisata di kampung tersebut. Selain adanya pengurangan tingkat kerentanan, metode lain yang dilakukan dalam meningkatkan ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan ini yaitu dengan menambah kapasitas melalui potensi-potensi yang terdapat di kampung tersebut. Peningkatan kapasitas yang dilakukan yaitu berupa meningkatkan persentase jumlah pekerja yan terdiri dari penduduk asli di hotel yang dibangun di kampung tersebut menjadi 50%. Hal ini menjadikan lapangan kerja bagi masyarakat yang lahannya beralih fungsi menjadi hotel
Toko buku di Kampung Sosrowijayan
atau cafe sehingga masyarakat tidak dirugikan dengan adanya pembangunan tersebut. Selanjutnya dengan adanya TPB di Kampung Sosrowijayan Wetan maka pelancong yang datang akan lebih terakomodasi karena hampir seluruh masyarakat kampung tersebut mampu memberikan pelayanan yang baik karena menguasai berbahasa asing . Rekomendasi berikutnya yaitu adanya sex education bagi masyarakat Kampung Sosrowijayan Wetan. Sex education perlu diadakan karena lokasi kampung ini yang berdekatan dengan kawasan lokalisasi. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya pergaulan bebas dan meluasnya area lokalisasi tersebut. Tingkat kapasitas Kampung Sosrowijayan Wetan yang lebih besar dari kerentanan dan bahaya meningkatkan ketangguhan. Dengan ketangguhan yang demikian diharapkan Kampung Sosrowijayan Wetan lebih mampu mengahadapi kerentanan dan bahaya di kampung tersebut.
14
PRINSIP & PENDEKATAN RENCANA Prinsip perencanaan Kampung Sosrowijayan Wetan yaitu tangguh secara sosial terhadap perubahan lahan yang rentan terjadi karena identitas kampung tersebut yang merupakan kampung internasional. Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kampung tangguh ini adalah konsep social equity, dimana keadilan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat Kampung Sosrowijayan Wetan diutamakan. Keutamaan ini dapat dicapai melalui pengadaan berbagai program yang menunjang kegiatan dan interaksi masyarakat. Berbagai program tersebut WHUGLUL GDUL LQWHUYHQVL Č´VLN GDQ QRQ Č´VLN diantaranya : Č? 7DPDQ SHQGLGLNDQ EDKDVD DVLQJ Č? .HELMDNDQ NHUMDVDPD DQWDUD SHPLOLN hotel dan penduduk setempat Č? 3HQLQJNDWDQ NHJLDWDQ NHJLDWDQ EXGD\D dari masyarakat kampung Sosrowijayan Wetan Č? 6H[ HGXFDWLRQ Č? *UHHQ URRIWRS Č? 3HPEDQJXQDQ WDPDQ EHUPDLQ Berbagai program di atas dinilai mampu menyelaraskan kegiatan antara pembangunan-pembangunan hotel (penginapan) atau cafe dengan kegiatan masyarakat yang tidak menghilangkan kearifan lokal namun mampu menyejahterakan masyarakat Kampung Sosrowijayan Wetan.
PRINSIP: TANGGUH TERHADAP KOVERSI GUNA LAHAN
PENDEKATAN: SOCIAL EQUITY
GOAL: KAMPUNG TANGGUH SOSROWIJAYAN WETAN
15
SIMULASI RENCANA
Visualisasi rencana
1. TAMAN PENDIDIKAN BAHASA ASING Pendirian Taman Pendidikan Bahasa Asing (TPB) ini merupakan program inovasi yang diberikan kepada Kampung Sosrowijayan Wetan supaya masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi yakni sebagai kampung internasional. TPB menjadi wadah bagi masyarakat untuk belajar berbagai bahasa asing secara formal dan terstruktur. Pengelolaan TPB ini dapat dilakukan oleh masyarakat setempat sehingga dapat lebih terkontrol namun dapat mengundang native speaker, mahasiswa, maupun masyarakat sendiri sebagai pelatih beragam bahasa asing. Dengan adanya TPB maka masyarakat mampu menjadi pemandu wisata bagi para turis dengan lebih baik dan/atau bernegosiasi apabila maslah terjadi.
2. KEBIJAKAN KERJASAMA ANTARA PEMILIK HOTEL DAN PENDUDUK SETEMPAT Pembangunan penginapan yang saat ini hampir 60% mengalihfungsikan lahan penduduk memberikan dampak negatif yaitu kehilangan tempat tinggal. Sebagai penduduk asli supaya tidak dirugikan lagi maka kerja sama dengan pihak penginapan merupakan kebijakan yang cukup adil untuk dilakukan. Kerja sama yang terjadi yaitu pekerja penginapan atau cafe tersebut 50% merupakan penduduk asli Kampung Sosrowijayan Wetan. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan masyarakat yang lahannya beralih fungsi selain mendapat ganti rugi berupa uang secara langsung juga mendapat pekerjaan.
16
Visualisasi rencana
3. PENINGKATAN KEGIATAN BUDAYA DARI MASYARAKAT KAMPUNG SOSROWIJAYAN WETAN Kegiatan internal masyarakat Kampung Sosrowijayan Wetan sangat baik, artinya keterikatan antar masyarakat masih baik. Namun untuk menghadapi kerentanan yang terjadi di kampung tersebut, kegiatan-kegiatan budaya perlu ditingkatkan. Kegiatan budaya tersebut dapat berupa pameran batik di tiap rumah warga ataupun di lobby penginapan. Selain tidak menghilangkan kearifan lokal, hal ini juga dapat menjadi daya tarik wisata baru di Kampung Sosrowijayan Wetan.
4. SEX EDUCATION Pendidikan seks di Kampung Sosrowijayan Wetan perlu dilakukan secara formal karena kedekatan lokasinya dengan kawasan lokalisasi, meskipun saat ini masyarakat sudah mendapat pendidikan secara informal dari masyarakat dan orang-orang terdekat. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah secara berkala ataupun dari masyarakat yang sadar akan pergaulan yang sudah sangat bebas. Dengan adanya pendidikan ini diharapkan masyarakat Kampung Sosrowijayan Wetan lebih selektif dan waspada terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di kampungnya.
17
Visualisasi rencana
5. GREEN ROOFTOP Penginapan dan cafe yang sangat kerap dijumpai di Kampung Sosrowijayan Wetan yang memang sudah padat meningkatkan ketiadaan pohon, ruang terbuka, dan ruang terbuka hijau. Kebijakan yang diberlakukan terhadap hotel atau penginapan yang membangun lebih dari 4 lantai diwajibkan memiliki green rooftop menjadi solusi permasalahan tersebut. Green rooftop dapat menjadi area resapan dan penyeimbang lingkungan terhadap besarnya penggunaan energi. Solusi ini LQWHUYHQVL Č´VLN \DQJ GDSDW PHQGXNXQJ keberlangsungan kegiatan-kegiatan di Kampung Sosrowijayan Wetan dengan menurunkan risiko lain seperti bencana banjir.
6. PEMBUATAN TAMAN BERMAIN Ruang terbuka Kampung Sosrowijayan Wetan yang sulit dijumpai menuntut jalan atau gang di kampung tersebut sebagai ruang bermain anak-anak. Rekomendasi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu berupa adanya pembuatan taman bermain di area lapangan badminton. Lahan yang tersisa dari lapangan tersebut dapat dimanfaatkan manjadi taman bermain sehingga anak-anak dapat terakomodasi dalam bermain dan mengurangi risiko terjadinya kecelakan. Taman bermain ini juga dapat dijadikan ruang berkumpul dan berinteraksinya masyarakat dan pengunjung atau pelancong. Berbagai rekomendasi rencana tersebut dapat meningkatkan ketangguhan Kampung Sosrowijayan Wetan. Rekomendasi yang sangat berpengaruh adalah adanya taman pendidikan bahasa asing dan sex education. 18
DAFTAR PUSTAKA Dermawati, D. S. Perubahan spasial pada rumah tinggal di Kampung Sosrowijayan wetan Yogyakarta." Unpublished Master's Thesis. Yogyakarta: Gadjah Mada University (1994). DJ Timothy, G Wall - Journal of Tourism Studies, 1995 - search.informit.com.au http://nationalgeographic.co.id/berita/20 15/07/sosrowijayan-kampung-favorit-parabackpacker-di-yogyakarta# diakses pada tanggal 4 Juni 2016 Michel Bruneau, Resilience, Multi-Hazard Engineering, MCEER, and the MCEER Remote Sensing Institute. Wawancara penduduk Sosrowijaya Wetan 2016 yogyabackpacker.com pexels.com
19
KELOMPOK 1 KOTA TANGGUH 2016 PERENCANAAN WILAYAH & KOTA )$.8/7$6 7(.1Î&#x2013;. 8*0