P
O
N
J
A
L
I
2
.
0
k e l o m p o k d u a st u d i o r e n c a n a k awa sa n - pw k u g m 2 0 1 5
k e l o m p o k d u a
Rizkiana Sidqi - 42388 Dwi Yunia Arum - 42398 Syadza Salsabyla T - 41947 Desy Novita - 42422 Budi Panji P - 42602 Kevin Daniel M - 42616 Rifqi Arrahmansyah - 42632
PRAKATA Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena telah mencurahkan berkah, rahmat dan kasih sayang kepada kami sebagai tim penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dari Mata Kuliah Studio Rencana Kawasan tahun 2015 berupa laporan yang berjudul “PONJALI 2.0 “. Dalam penysunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan, sehingga kami mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada ; 1. Bapak Ir. Didik Kristiadi, Bapak Jimly Al farabi, Bapak Iwan Suharyanto dan Bapak Ir. Soewandi sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Studio Rencana Kawasan 2. Bapak Ir. Kristiadi sebagai Dosen Pembimbing Kelompok 2 Mata Kuliah Studio Rencana Kawasan 2015 3. Segenap dosen dan staff dari jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 4. Segenap warga Kawasan Pogung dan Monjali yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam proses pengumpulan data, analisis kawasan dan perencanaan kawasan. 5. Rekan – rekan studio Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2014 yang telah memberikan inspirasi dan membagi ilmu dalam proses penyusunan Album Peta “PONJALI 2.0”. 6. Doa dari orang tua dan kerabat dekat yang selalu menguatkan kami dalam proses pembuatan Album Peta ini. Terlepas dari hal tersebut, penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sehingga kami dapat memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam proses pembuatan album peta lainnya keepannya. Akhir kata, semoga laporan “PONJALI 2.0” dapat digunakan dengan bijak sehingga memberikan banyak manfaat dan menginspirasi para pembaca. Sleman, 2015
Tim Penyusun
P
R
A
K
A
T
A
P
O
N
J A
i
L
I
2
.
0
daftar isi prakata
I ii
daftar isi
01
profil
02 06 07 08 09 12 13 16 17 19 20 21 24 25 26 26 27 29 29 31 42
D
A
F
T
A
kondisi fisik kondisi masyarakat
analisis neighborhood transect connection center edges mix proximity density parking traffic P
N
J A
L
ii
rencana nama dan logo visi dan kunci perencanaan misi dan penjabaran misi swot kawasan masterplan ponjali 2.0 detail dan visualisasi rencana
penutup
R I
O
S
I
I
2
.
0
profil ProďŹ l, bab pembuka dalam laporan ini, yang berisi gambaran umum kawasan, baik ďŹ sik maupun sosial masyarakat. Bab ini berisi narasi yang ditambah dengan informasi graďŹ s berupa gambar dan atau peta.
P
O
N
J A
L
I
01
P
R
O
F
I
L
2
.
0
Kondisi Fisik Kawasan lokasi Lokasi kawasan amatan, berada di sebelah utara Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Kawasan amatan merupakan bagian dari Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kawasan dengan luas 56,4331 ha atau 564,330 m2 ini, dibatasi oleh Jalan Teknika di bagian selatan, Jalan Pandega Marta di bagian utara, Jalan Monjali di bagian barat, dan Kawasan Pogung Baru di sebelah timur. Kawasan amatan, Pogung dan
Monjali, dilalui oleh dua elemen air yakni Sungai Code dan Selokan Mataram. Sungai Code memisahkan Padukuhan Pogung Kidul dengan kawasan Monjali sedangkan Selokan Mataram membagi dua Padukuhan Pogung Kidul. Gambar 1 Ilustrasi Batas Kawasan Amatan
pembagian kawasan
P
O
N
J A
L
I
2
02
.
0
Secara garis besar, kawasan amatan terbagi menjadi dua yakni kawasan Pogung dan Monjali. Kawasan Pogung merupakan kawasan yang ada di sisi timur Sungai Code, dan kawasan Monjali merupakan kawasan yang berada di sisi barat Sungai Code. Kepala Dukuh Pogung Kidul, menjelaskan bahwa kawasan Pogung, terbagi menjadi dua, Gambar 2 yakni Padukuhan Pogung Kidul Ilustrasi PEMBAGIAN Kawasan Amatan dan Pogung Lor. Padukuhan Pogung Kidul terdiri dari Pogung Dalangan, Pogung Rejo, dan Pogung Baru, sedangkan Padukuhan Pogung Lor terdiri dari Pogung Lor itu sendiri. Penyebutan kawasan Monjali, dikarenakan kawasan tersebut berada di sepanjang jalan Monjali, jalan yang menghubungkan kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dengan salah satu objek wisata, Monumen Jogja Kembali yang bertransformasi menjadi
P
R
Taman Lampion pada malam hari. Kawasan Pogung, diberi nama demikian karena kaitannya dengan sejarah kawasan. Sejak dulu, kawasan ini memang terkenal dengan nama Pogung. Jika dilihat lebih jauh lagi, zaman kerajaan Laut Kidul (sebelum ada Kerajaan Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat), sering terdengar suara gamelan Pong dan Gung di sekitar kawasan ini, maka orangorang menyebut kawasan ini sebagai kawasan Pogung (gabungan dari Pong dan Gung).
O
F
I
L
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN Perbandingan luas persil dan luas bangunan, atau Koefisien Dasar Bangunan kawasan amatan, cukup variatif. Bangunan-bangunan yang ada di dalam area padat, cenderung memiliki KDB yang tinggi (di atas 80%) sedangkan bangunanbangunan dengan KDB yang rendah (di bawah 80%) adalah bangunan-bangunan di daerah yang kepadatan bangunannya rendah. Koefisien dasar bangunan menunjukkan intensitas penggunaan lahan. Gambar 5 PETA KOEFISIEN DASAR BANGUNAN
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN Koefisien Lantai Bangunan adalah perkalian antara koefisien dasar bangunan dengan Jumlah lantai bangunan. Koefisien Lantai Bangunan ini menunjukkan optimalisasi penggunaan lahan. Koefisien Lantai Bangunan kawasan didominasi oleh kelas yang berarti, rata-rata bangunan di kawasan memiliki lantai yang belum lebih dari 4 (karena KLB tidak ada yang melebihi angka 4).
P
JALAN
P
Block Pattern, atau peta pola jalan, menunjukkan pola jalan yang ada di kawasan amatan. Pola jalan kawasan amatan cenderung organik, acak dan tidak berpola. Hal ini justru menjadi ciri khas kawasan amatan. Namun demikian, kualitas konektivitas kawasan amatan masih kurang di beberapa titik karena masih banyak terdapat cul de sac. Peta pola jalan atau block pattern
R
O
F
I
L
N
J A
L
I
2
03 Gambar 6 PETA KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN
Gambar 7 PETA BLOCK PATTERN
O
ini, merupakan satu dari tiga peta dasar 2D kawasan, yang mana peta ini nantinya akan digunakan untuk menjadi dasar analisis elemen jalan kawasan amatan atau analisis konektivitas kawasan.
.
0
BANGUNAN
Gambar 3 PETA FIGURE GROUND KAWASAN
P
O
N
J A
L
I
2
.
Kawasan amatan, dari peta ďŹ gure ground, bisa diketahui bahwa kawasan ini didominasi oleh lahan terbangun. Ciri khas lahan terbangun dan tidak terbangun di kawasan ini adalah, di sisi paling timur kawasan, lahan terbangun di sisi selatan lebih padat dibandingkan dengan
lahan terbangun di sisi utara. Berbeda dengan sisi paling barat dan tengah kawasan, lahan terbangun di sisi utara lebih padat dibandingkan dengan lahan terbangun di sisi selatan. Peta Figure Ground juga memberikan informasi mengenai hubungan antara elemen solid dan void kawasan. Kawasan yang lebih padat, adalah kawasan yang didominasi oleh elemen solid, sedangkan kawasan yang kurang padat adalah kawasan yang didominasi oleh elemen void
Gambar 4 BAGIAN DARI PETA FIGURE GROUND KAWASAN
0
04 FUNGSI BANGUNAN Fungsi Bangunan adalah penggunaan bangunan oleh, Mayoritas fungsi bangunan kawasan amatan adalah permukiman, baik itu sementara maupun tetap. Fungsi bangunan lain seperti komersil dan jasa lebih banyak terdapat di dekat jalan, seperti sisi selatan Jalan Pandega Marta, sisi Barat selokan mataram, dan sisi timur Jalan Monjali. Gambar 4 PETA FUNGSI BANGUNAN KAWASAN
P
R
O
F
I
L
RUANG PUBLIK Kawasan amatan, tidak memiliki banyak ruang publik, sebagaimana yang tertera di peta nolli, hanya di beberapa titik saja yang merupakan ruang publik. Lokasi ruang publik yang ada, semuanya berada di Kawasan Pogung, dan tidak ada sama sekali ruang publik di kawasan Monjali. Analisis dasar mengenai ruang publik ini menjadi penting untuk menjadi dasar perencanaan kawasan, yakni dengan mengetahui permasalahan ketersediaan ruang publik di kawasan amatan. Gambar 8 PETA NOLLY
LANDMARK Landmark atau tetenger adalah elemen penting dalam proďŹ l kawasan. Karena elemen tersebut merupakan elemen yang menjadi khas dan atau mencirikan kawasan tersebut. Landmark atau tetenger kawasan amatan adalah, Selokan Mataram, Kali Code, dan Masjid Pogung Raya. Selokan Mataram yang membagi wilayah Pogung di kawasan amatan merupakan tetenger yang sangat identik dengan Pogung yang menjadi bagian dari kawasan amatan. Karena jika dilihat Gambar 9 SELOKAN MATARAM lebih jauh lagi, memang DOKUMENTASI KELOMPOK hanya di kawasan ini lah Selokan Mataram yang membagi dua kawasan menjadi bagian timur dan barat, karena di kawasan amatan, Selokan Mataram membentang dari utara ke selatan, sedangkan di tempat lain, Selokan Mataram membentang dari barat ke timur. Kali Code yang membelah kawasan Pogung dan Monjali juga merupakan landmark kawasan. Hal ini Gambar 10 KALI CODE - DOKUMENTASI KELOMPOK
P
R
O
F
I
L
dikarenakan, Kali Code membentuk suatu ciri khas kawasan tepi sungai seperti Pogung Rejo dan Monjali. Masjid Pogung Raya, salah satu masjid yang cukup besar di kawasan Pogung, selain karena ukurannya yang besar, masjid inipun namanya P
Gambar 11 Masjid Pogung RayaDOKUMENTASI KELOMPOK
cukup tersohor, tidak hanya di kalangan mahasiswa yang berdomisili di Pogung, tapi juga sebagian besar elemen masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan jamaah atau orang yang datang ke masjid ini bukan hanya masyarakat Pogung, namun juga masyarakat Kota Jogjakarta pada umumnya.
O
N
J A
L
I
2
05
.
0
Kondisi MASYARAKAT
P
O
N
J A
L
I
2
06
.
0
Kawasan Pogung dan Monjali sudah tidak asing bagi kalangan masyarakat dan juga mahasiswa yang menetap dan juga menjalani studi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Penghuni kawasan Pogung dan Monjali didominasi oleh warga setempat dan tentunya mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta karena letaknya yang strategis dan dekat dari kampus UGM. Kondisi Masyarakat di kawasan Pogung dan Monjali terdiri dari berbagai profesi dan pekerjaan. Kawasan ini identik dengan kawasan mahasiswa, jadi kalangan mahasiswa akan mudah ditemukan di berbagai sisi kawasan. Untuk warga setempat yang memang menetap dan memiliki rumah disana, memiliki berbagai macam pekerjaan, mulai dari pegawai negeri sipil, wirausaha, pegawai swasta, petani, ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Akibat dari berbagai keragaman profesi ini, berdampak pula pada variasi tingkat ekonomi masyarakat pogung. Menurut analisis kami, banyak mahasiswa UGM dari luar Yogyakarta yang menyewa kost di daerah Pogung dan Monjali karena letaknya yang amat strategis. Mahasiswa – mahasiswa ini menjadi potensi bagi warga setempat untuk membuka usaha atau menjual layanan jasa yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Sebagai contoh, banyak sekali warga setempat yang membuka usaha koskosan, tempat fotokopi, laundry, warung serba ada dan tempat makan. Disini dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar juga menerima keuntungan yang diperoleh dengan membuka usaha dengan konsumen yang merupakan mahasiswa.
Gambar 12 KOST - DOKUMENTASI KELOMPOK
Namun sangat disayangkan, karena kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kecenderungan kesenjangan diantara mahasiswa dan warga setempat. Sepanjang survei tidak ditemui adanya interaksi yang bermakna antara keduanya. Warga Pogung menyadari betul kehadiran mahasiswa tidak terlepas dari lingkungan keseharian mereka. Salam sapa minimal senyum jadi ciri utama interaksi singkat warga asli yang membedakannya dengan warga pendatang. Singkatnya, kawasan Monjali dan Pogung yang identik sebagai daerah rumah tinggal sementara bagi mahasiswa UGM ini memiliki kondisi masyarakat yang beragam, seperti variasi tingkat ekonominya, keadaan tempat tinggal, dan profesi. Kondisi masyarakat disini tercampur antara aktivitas masyarakat setempat dan mahasiswa yang sayangnya jarang sekali ada interaksi antara kedua pihak.
Gambar 13 Tempat makan - DOKUMENTASI KELOMPOK
P
R
O
F
I
L
ANALISIS Analisis kawasan amatan dilakukan berdasarkan pemahaman teoritis dari buku Urban Design Reclaimed karya Emily Talen yang kemudian disesuaikan dengan data yang tersedia dan hasil diskusi kelompok. Penjelasan analisis yang dilakukan kelompok kami akan dijabarkan persub-bab bahasan yang ada di dalam buku Urban Design Reclaimed karya Emily Talen. Bahasan Bab analisis, disusun sesuai dengan Sub-sub Bahasan yang ada dalam buku urban Design Reclaimed, yakni Neighborhood, Transect, Connection, Center, Edges, Mix, Proximity, Density, Parking, dan TraďŹƒc.. Dalam membahas analisis setiap sub bahasan tersebut pengertian deďŹ nitif, proses analisis, dan hasil analisis adalah tiga garis besar isi bahasan.
A
N
A
L
I
S
I
S
P
O
N
J A
L
I
2
07
.
0
Neighborhood
P
O
N
J A
L
I
2
08
.
0
Neighborhood atau sistem ketetanggaan adalah unit spasial yang paling dasar dari sebuah area urban (Talen, 2009). Struktur Neighborhood seringkali didasarkan kepada jarak pejalan kaki antara tempat tinggal dan lokasi penyedia kebutuhan harian. Sebuah neighborhood yang angka walkabilitasnya tinggi sangat dibutuhkan untuk membentuk identitas lokal kawasan, meningkatkan keterhubungan sosial, budaya publik yang terbagikan, dan bahkan kesehatan fisik. Neighborhood yang seperti tersebut di atas juga berarti mengurangi ketergantungan akan kendaraan bermotor. Tujuan analisis neighborhood adalah: untuk mendelineasi sistem ketetanggaan dari suatu area/kawasan Untuk menciptakan walkable neighborhood atau neighborhood dengan tingkat walkabilitas yang tinggi (neighborhood ideal), ada beberapa poin yang harus dimiliki oleh neighborhood tersebut yakni,
PENGERTIAN DEFINITIF · Center; tempat dimana institusi lokal dan publik berada yang digunakan sebagai area publik untuk berinteraksi antar masyarakat dalam kawasan neighboorhood. · Edges; diperlukan sebagai penanda kawasan. · Tipe rumah yang bermacam-macam; agar menjamin keragaman sosial. · Fungsi bangunan yang bermacam-macam; dibutuhkan dengan alasan yang kurang lebih sama seperti yang dituliskan diatas dan juga agar kebutuhan warga sekitar dapat terpenuhi dengan baik. · Jalan yang hirarkis; berfungsi untuk memisahkan jalan lokal dengan jalan yang lalu lintasnya padat.
pROSES ANALISIS
Overlay data tambahan (administratif dan fisik kawasan)
Analisis Center Eksisting ( jangkauan pejalan kaki center 200-250m)
A
N
A
L
I
S
I
S
Peta-peta yang diperlukan dalam menganalisis Neighborhood adalah sebagai berikut: 1.Center existing: untuk mendapatkan informasi mengenai daerah-daerah yang terjangkau dan tidak terjangkau oleh center-center yang ada. 2.Figure Ground : untuk mendapatkan informasi mengenai persebaran massa bangunan 3.Connection : untuk mendapatkan informasi mengenai konektivitas yang memungkinkan dalam keterbentukan sistem ketetanggan 4.Batas administrasi : untuk mendapatkan informasi administratif mengenai pembagian kawasan dalam keterbentukan sistem ketetangaan
haSIL ANALISIS Sistem ketetanggaan yang terdelineasi melalui analisis-analisis di atas, terbentuk 8 area sistem ketetanggaan. Beberapa dari sistem ketetanggaan yang terbentuk tersebut, ada yang ukurannya dinilai masih terlalu besar (sistem ketetanggaan eksisting berwarna biru muda dan merah muda). Selain itu, sistem ketetanggaan tersebut, lebih cenderung banyak disebabkan oleh keterjangkauan center berkelas regional bukan skala lokal/neighborhood.
Gambar 14 peta delineasi neighborhood eksisting
Dari segi ďŹ sik kawasan, ada beberapa neighborhood yang keberagaman ukuran bangunannya rendah. Seperti neighborhood berwarna merah yang didominasi oleh bangunan berukuran sedang-besar, dan neighborhood berwarna merah muda yang didominasi oleh bangunan berukuran kecil-sedang
transect PENGERTIAN DEFINITIF Transect adalah pengelompokan area dari kota ke desa ke dalam beberapa zona berdasarkan kriterianya. Transect bisa digunakan untuk mengorganisasikan elemen-elemen perkotaan. Menurut Smart Code, terdapat 7 zona di dalam Transect, yaitu:
A
N
A
L
I
S
1. Rural Preserve (T1) Area alami yang harus dilindungi/dipreservasi. Contohnya, hutan dan sawah. 2. Rural Reserve (T2) Area pedesaan. 3. Sub-urban (T3) perbatasan antara kota dan desa. 4. Urban General (T4) area perkotaan yang didominasi oleh perumahan. 5. Urban Center (T5) area perkotaan yang menjadi pusat kegiatan dan memiliki guna lahan yang variatif
I
S
P
O
N
J A
L
I
2
09
.
0
6. Urban Core (T6) Area ini adalah area perkotaan dengan kepadatan dan bangunan yang tinggi. Didominasi oleh guna lahan komersial, perkantoran, atau apartemen. Biasanya area ini hanya ada di kota-kota besar. 7. Special District (SD) Area ini adalah area fasilitas umum yang sangat besar seperti pendidikan, bandara, dsb Tujuan analisis transect adalah: Untuk mendesain peta zonasi baru berdasarkan transect desa ke kota
pROSES ANALISIS Overlay dengan peta-peta ďŹ sik kawasan (kdb, klb, dsb)
Menentukan peta Zonasi Guna Lahan Kawasan
Survey, mempelajari elemen-elemen yang ada di kawasan P
O
N
J A
L
I
2
.
0
10 Peta-peta yang digunakan untuk menentukan Transect exsiting kami di gunakan peta sebagai berikut: 1. Peta Figure Ground, untuk mengetahui kepadatan bangunan. 2. Peta Delineasi Guna Lahan, untuk mengetahui penggunaan lahan secara dominan dalam suatu area. 3. Peta Fungsi Bangunan, untuk
A
mengetahui penggunaan bangunan. 4. Peta KDB, sebagai pertimbangan pendukung kepadatan suatu area. 5. Peta Jumlah Lantai sebagai data pendukung dalam menentukan Peta KLB. 6. Peta KLB, untuk memberi pertimbangan dalam kepadatan bangunan
N
A
L
I
S
I
S
HASIL ANALISIS Hasil delineasi transect kawasan Pogung dan Monjali, diwujudkan dalam Peta Transect Eksisting. Dalam peta tersebut, didapatkan informasi bahwa mayoritas kawasan terklasiďŹ kasikan ke dalam T4, atau zona perkotaan yang didominasi oleh permukiman. Selain T4, banyak juga area kawasan yang terklasiďŹ kasikan menjadi T3, atau zona suburban. Zona dengan kepadatan bangunan yang rendah.
Gambar 15 peta delineasi TRANSECT eksisting
Salah satu ciri khas dari kawasan ini adalah, sebagai kawasan yang dekat dengan Kampus UGM yang merupakan magnet kuat bagi pembangunan kawasan sekitar yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan orang-orang yang berkepentingan di sana, kawasan ini masih memiliki area dengan transect Rural Zone (T2). Area persawahan masih bisa ditemukan di kawasan Pogung dan Monjali.
P
N
A
L
I
N
J A
L
I
11
Gambar 16 FOTO FOTO KAWASAN DENGAN TRANSECT EKSISTING - DOKUMENTASI KELOMPOK
A
O
S
I
S
2
.
0
connection Dalam merancang sebuah kawasan, konektivitas merupakan suatu hal penting. Koneksi bervariasi berdasarkan skalanya. Koneksi dapat melibatkan rute yang bersifat linear dan lokasi utama, pergerakan di sepanjang jalan atau di antara dua titik, atau fokus pada lokasi utama yang berfungsi sebagai penghubung antar ruang. Strategi yang biasanya dilakukan dalam mengembangkan konektivitas adalah memastikan bahwa jalan-jalan telah terkoneksi dengan baik. Selain itu, dapat dilakukan dengan memastikan kondisi – kondisi jalan sudah baik.
pengertian definitif
Tujuan analisis konektivitas adalah: Untuk mengidentiďŹ kasi tempat-tempat yang konektivitasnya bisa ditingkatkan, dan menawarkan strategi-strategi peningkatan
proses analisis
P
O
N
J A
L
I
2
12
.
0
IdentiďŹ kasi permasalahan ( jalan buntu, blokade, dsb)
survey kawasan untuk mendapatkan peta konektivitas
Peta-peta analisis konektivitas di kawasan amatan adalah sebagai berikut: 1. Peta Jangkauan Transportasi, untuk mempertimbangkan kemudahan akses oleh berbagai jenis kendaraan. 2. Peta Kelas Jalan, pertimbangan untuk lebar jalan dan hirarki jalan yang penting dalam kawasan amatan. 3. Peta Cul de sac, menganalisis banyaknya ketidak eďŹ sienan akses dalam kawasan amatan. 4. Peta Large block, menganalisis hambatan dalam akses jalan yang juga berhubungan dengan eďŹ siensi akses. 5. Peta Center Usulan, sebagai penentu kemudahan akses menuju titik - titik center beserta alternatifnya. 6. Peta Neighborhood Usulan, menilai kemudahan akses dari setiap neighborhood menuju center neighborhood.
A
N
A
L
I
S
I
S
HASIl analisis Pada kawasan Monjali dan Pogung secara umum kondisi jalan bervariasi, ada jalan yang baik dan beraspal seperti jalan Monjali dan Pogung Raya, tetapi ada banyak ruas jalan yang masih rusak dan banyak terdapat lubang sehingga saat hujan masih terdapat genangan, seperti contohnya beberapa area Jalan Pandega, Pogung Dalangan dan Pogung Kidul. Kondisi jalan kawasan amatan diklasiďŹ kasikan menjadi tiga, yakni kondisi baik, sedang, dan buruk. Gambar 17 Foto Kondisi jalan- DOKUMENTASI KELOMPOK
KlasiďŹ kasi kelas jalan, dilakukan berdasarkan lebar jalan, keramaian, titik yang dihubungkan, dan jumlah lajur. Tingkatan Jalan Kolektor (Jalan Monjali), Jalan Lokal (Jalan Teknika dan Jalan Pandega), serta jalan lingkungan dan untuk jangkauan transportasi didominasi oleh jalan yang dapat dilalui oleh roda empat. Namun, ada juga beberapa jalan kecil yang hanya dapat dilalui oleh roda dua. Jalan-jalan yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua semuanya merupakan jalan kelas lingkungan, namun tidak semua jalan lingkungan hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Ada beberapa ruas jalan lingkungan yang dapat pula dilalui oleh kendaraan roda empat.
A
N
A
L
I
S
P
O
N
J A
L
I
2
13
Gambar 18 Foto Jalan buntu di pogung- DOKUMENTASI KELOMPOK
Konektivitas di kawasan amatan, masih cukup kurang baik, hal ini dikarenakan masih banyak ditemukan cul de sac atau jalan buntu yang mana jalan buntu tersebut merupakan salah satu elemen yang menunjukkan permasalahan konektivitas. Selain itu, di beberapa titik di kawasan amatan, juga terdapat blokade yang berupa lahan (baik itu terbangun maupun tidak).
I
S
.
0
center
pengertian definitif Bila diumpamakan, center adalah jantung secara geograďŹ s dalam suatu neighborhood. Center menyediakan kebutuhan oleh penghuni dari suatu neighborhood dengan jarak yang dekat (200 – 250 m) dan dapat dengan sangat mudah diakses bahkan dengan hanya berjalan kaki. Center yang ada pada suatu Neighborhood berupa ruang publik yang diharapkan dapat menyebabkan terjadinya
P
O
N
J A
L
I
2
.
interaksi secara spontan yang juga dirasakan oleh seluruh warga, baik tua maupun muda, wanita maupun pria. Untuk dapat menentukan suatu ruang terbuka adalah center dari suatu neighborhood yang berada pada suatu kawasan, beberapa analisis dasar seperti siapa saja yang berada di sekitar center tersebut, bagaimana kondisi centernya, kemudahan akses publik, dan bagaimana biasanya center tersebut digunakan. Akan sangat baik pula apabila suatu center dapat terus berjalan/continue dalam waktu pagi, siang, sore maupun malam. Tujuan analisis center adalah: Untuk memberikan alternatif desain pengembangan yang bisa digunakan untuk memperkuat center-center neighborhood.
proses analisis
0
14 overlay dengan peta-peta lain (koneksi, dan neighborhood)
MengidentiďŹ kasi titik-titik berkumpul
survey untuk melihat kondisi riil center (siapa yang tinggal di sekitar center, kombinasi penggunaan, dsb)
A
N
A
L
I
S
I
S
. Peta-peta yang digunakan untuk menganalisis center adalah: 1. Peta Jangkauan Transportasi, untuk mengetahui kemudahan akses dalam suatu neighborhood menuju center 2. Peta Kelas Jalan, mengetahui jenis kendaraanyang dapat melalui jalan menuju center 3. Peta Neighborhood Existing, mengetahui acuan jarak dan kemudahan center untuk dijangkau dalam satu neighbourhood 4. Peta Titik berkumpul, mengetahui spot – spot tempat berkumpulnya warga di kawasan amatan
HASIl analisis Dari overlay peta – peta di atas penyusun berhasil menentukan titik – titik center existing yang kami anggap sesuai di kawasan tersebut, antara lain adalah Mesjid Pogung Raya, Area selatan (sekitar Masjid Siswa Graha), Jalan Pandega, dan Jalan Monjali. Setelah terbentuk peta center existing, ternyata tidak semua neighbourhood di kawasan Pogung – Monjali dapat tercover. Hal ini berarti terdapat beberapa bagian neighbourhood yang aksesnya terhadap sebuat center cukup jauh.
Gambar 18 Peta kelas center eksisting
N
A
L
I
Selain akses, center – center existing di kawasan ini sebagian besar adalah center umum dimana tidak melulu didatangi warga yang berada didalam neighbourhood tersebut. Sehingga hal tersebut juga berarti bahwa center yang idealnya dapat menciptakan interaksi secara spontan antar penghuni neighborhood dan neighbourhood satu dengan yang lainnya belum ada di kawasan amatan.
S
O
N
J A
L
I
2
10
Gambar 17 Foto center (masjid pogung raya)DOKUMENTASI KELOMPOK
A
P
I
S
.
0
edges akan mengurangi kemungkinan interaksi yang terjadi sedangkan usaha dalam pembentukan neighbourhood adalah untuk meningkatkan interaksi yang terjadi di dalam neighbourhood. Menurut pepatah jawa, “pager mangkok luwih becik ketimbang pager tembok” (Pagar mangkok, lebih baik daripada Edges atau batas adalah elemen pagar tembok). Hal ini selaras dengan apa urban yang. membatasi suatu area, baik yang dijelaskan Emily Talen bahwasannya batas permeable maupun tidak. Keberadaan edges, untuk neighborhood tidak memerlukan batas merupakan salah satu dari beberapa kriteria dengan keramaian jalan yang tinggi, dan batas neighbourhood yang ideal. Oleh karena itu, yang tersusun dari ruang-ruang fungsional untuk membuat Kawasan Pogung dan Monjali akan lebih menjadikan batas tersebut sebagai menjadi kawasan yang lebih teridentifikasi, seam yang mana bukan menjadi penghalang analisis edges sangat diperlukan. namun menarik orang-orang untuk Secara teori, ada dua jenis Edges, berinteraksi di sana yakni seam dan filter. Seam adalah batas yang Tujuan analisis edges adalah: Untuk permeable (batas semu) dan filter adalah mengidentifikasi batas-batas neighborhood batas yang non-permeabel. Dalam skala dan menawarkan desain yang bisa memitigasi neighbourhood, edges jenis filter agaknya efek-efek negatif dari edges kurang dibutuhkan, karena edges filter hanya
pengertian definitif
P
O
N
J A
L
I
2
.
0
proses analisis
16 Menentukan batas-batas neighborhood (overlay peta neighborhood dengan peta jalan)
Klasifikasi edges (seam dan filter)
survey lapangan untuk melihat kondisi riil edges.
A
N
A
L
I
S
I
S
Peta-peta yang digunakan untuk menganalisis adalah; 1. Peta Delineasi Neighborhood eksisting 2. Peta Jalan Dua peta di atas, digunakan untuk menentukan batas-batas neighborhood. Kemudian ditambahkan informasi mengenai letak jembatan dan keramaian jalan untuk mengklasiďŹ kasikan edges menjadi seam atau ďŹ lter.
HASIl analisis Edges kawasan amatan, merupakan batas-batas neighborhood, baik itu berupa kavling bangunan maupun jalan. Edges atau batas yang merupakan salah satu elemen pemberi identitas neighborhood kawasan amatan, kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Edges-edges kawasan amatan lebih berfungsi hanya sebagai bagian dari elemen konektivitas, bukan sebagai elemen pemberi identitas.
Gambar 19 Peta edges eksisting
P
selokan mataram
pogung dalangan
Gambar 20 Foto-foto edges kawasan-dokumentasi
N
A
L
I
S
N
J A
L
I
2
.
17
Edges di kawasan amatan, sebagian besar merupakan edges seam, hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat keramaian jalan dan lebar jalan yang cukup untuk tempat terjadinya interaksi antar sesama warga. Beberapa edges ďŹ lter yang ada di kawasan amatan, disebabkan oleh ramainya kendaraan yang melintas dan atau kurangnya utilitas yang memungkinkan terjadinya interaksi, seperti sedikitnya jembatan yang menghubungkan kedua kawasan yang dipisahkan oleh elemen air.
A
O
I
S
0
mix pengertian definitif Mix tidak hanya diartikan sebagai keberagaman guna lahan ataupun fungsi bangunan, namun juga keberagaman dari segi sosial, budaya, dan ekonomi. Jane Jacobs jauga mengatakan bahwa keberagaman adalah sesuatu yang penting untuk menciptakan kawasan yang baik.
Keberagaman tersebut penting untuk ditingkatkan, karena semakin beragamnya suatu neighbourhood maka pemenuhan kebutuhan didalamnya juga akan semakin mudah dan terjangkau. Tujuan analisis mix adalah: untuk mengevaluasi tingkat keberagaman guna lahan di sebuah kawasan, dan menawarkan intervensi desain yang bisa mendukung dan mewujudkan sebuah ketercampuran yang sehat.
proses analisis identiďŹ kasi areaarea dengan kebutuhan intervensi perencanaan
Menentukan areaarea dengan perbedaan tingkatan mix (fungsi bangunan, dan sosial) P
O
N
J A
L
I
2
.
0
18 Analisis mix, dibagi menjadi dua yakni analisis keberagaman fungsi dan juga keberagaman social. Keberagaman Fungsi didapat dengan pengklusteran ruang dari perbedaan penggunaan lahan/ bangunan dalam sebuah area. Peta – peta analisis pendukung dari peta Mix Fungsi existing antara lain : 1. Peta Fungsi Bangunan 2. Peta Delineasi Guna Lahan 3. Peta Transect Existing Setelah mendapatkan Mix Fungsi Bangunan, selanjutnya adalah analisis mix sosial, yang diperoleh dari analisis data keseluruhan antara banyaknya pendatang dan penduduk asli, dan peta persebaran rumah sementara, adapun peta – peta pendukung untuk mendapatkan peta Mix Sosial existing antara lain
A
N
: 1. Peta Batas Administrasi 2. Peta Rumah Sementara 3. Peta Perbandingan Penduduk asli dan pendatang Analisis keberagaman sosial sangat penting untuk dianalisis apalagi dengan mengetahui bahwa Pogung – Monjali merupakan kawasan sekitaran salah satu kampus terbaik di Indonesia, yang terus berkembang yang dihuni oleh
A
L
I
S
I
S
Peta Existing keberagaman social ini dapat memberikan gambaran seberapa besar pengaruh dan dampak terhadap kawasan yang diberikan kawasan yang didominasi oleh penduduk pendatang. Penduduk asli dalam suatu kawasan sangatlah penting untuk keberlanjutan kawasan khususnya Pogung – Monjali. Dengan semakin banyaknya penduduk pendatang yang nonpermanen tinggal dan menghuni kawasan ini maka akan tersendat perkembangannya.
HASIl analisis Dari komponen mix awal yang dimiliki yaitu mix sosial dan mix fungsi bangunan, didapatkan bahwa mix sosial yang ada di dalam kawasan cenderung high mix hampir di semua bagian. Hanya satu neighborhood yang mix sosialnya rendah. Sedangkan pada mix fungsi bangunan, kawasan amatan memiliki kecenderungan low mix.
High Mix Low Mix
Gambar 21 Peta mix fungsi eksisting
High Mix Low Mix
Gambar 22 Peta mix sosial eksisting
proximity pengertian definitif
Proximity, adalah tentang aksesibilitas. Compact city dengan tingkat ketercampuran yang tinggi (dalam hal fungsi) hal ini terkait langsung dengan bahasan aksesibilitas, bahasan proximity. Konsep kota tersebut adalah dengan meningkatkan akesibilitas (dalam hal ini dengan cara mendekatkan jarak antara dimana orang bertempat tinggal, dan dimana fasilitas-fasilitas pemenuhan kebutuhan mereka). Demikian pula untuk menciptakan suatu neighborhood yang walkable, yang angka walkabilitasnya tinggi, hal ini terkait dengan proximity.
A
N
A
L
I
S
I
S
P
O
N
J A
L
I
2
19
.
0
Menurut Emily Talen (2009), dalam bahasan proximity, seorang urban designer akan memperhatikan aspekaspek sosio ekonomi masyarakat. Yang kaitannya kemudian adalah untuk dijadikan pertimbangan perencanaan proximity. Dengan mengetahui aspek sosio ekonomi masyarakat, urban designer akan mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan, selanjutnya adalah mengetahui lokasi-lokasi mana sajakah
yang mana masyarakatnya membutuhkan peningkatan angka walkabilitas, dan dibuatlah rencana untuk meningkatkan angka walkabilitas di area-area masyarakat yang membutuhkan. Tujuan analisis proximity adalah: Untuk mengevaluasi jarak dimana orang tinggal dan dimana lokasi penyedia kebutuhan sehari-hari dan untuk mengusulkan intervensi desain yang bisa meningkatkan angka proximity sesuai dengan yang diinginkan.
proses analisis Survey untuk menentukan titik-titik lokasi fasilitas pemenuhan kebutuhan P
O
N
J A
L
I
2
.
Hasil survey, didialogkan dengan delineasi neighborhood
0
20 Membuat penilaian proximity di setiap neighborhood (walkscore)
Peta-peta acuan untuk menganalisis proximity kawasan amatan adalah sebagai berikut: 1. Peta Neighborhood Existing sebagai pengelompokan penghitungan walkscore. 2. Peta Dominasi Usia untuk menentukan peruntukan ketersediaan fasilitas. 3. Peta Rumah Sementara sebagai asumsi subjek pemenuhan kebutuhan. 4. Peta Persebaran Pemenuhan Kebutuhan untuk mengetahui letak – letak tempat persebaran kebutuhan yang ada.
A
N
A
L
I
S
I
S
hasil analisis Sebagian besar kawasan amatan, memiliki angka walkabilitas yang tinggi (kaitannya dengan fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh menjamurnya usahausaha penyedia kebutuhan sehari-hari di Kawasan Pogung.
Gambar 21 Peta delineasi walkscore
density pengertian definitif Densitas adalah bahasan mengenai kepadatan spasial yang mana ditujukan untuk memberikan intervensi desain yang bisa menunjukkan bahwa peningkatan desain adalah bukan merupakan suatu hal yang buruk. Semakin tinggi kepadatan bangunan per satu satuan luas, maka semakin banyak bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan seharihari. Namun jika peningkatan densitas tidak diatur dan dikawal dengan baik, maka yang terjadi adalah crowd atau keramaian. Jane Jacobs (1961) berpendapat bahwasannya crowd merupakan suatu kondisi tidak sehat sedangkan densitas yang terkonsentrasi adalah suatu hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkotaan yang baik.
proses analisis Mendialogkan peta Densitas eksisting dengan peta Transect kawasan
Menentukan densitas persatuan 1 acre (berdasar peta ďŹ gure ground)
A
N
A
L
I
S
I
S
P
O
N
J A
L
I
2
21
.
0
Peta-peta yang digunakan untuk menganalisis densitas: 1. Peta Figure Ground, sebagai analisis untuk kepadatan bangunan di kawasan amatan. 2. Transect Existing, zonasi yang akan membantu analisis kepadatan bangunan di kawasan amatan.
hasil analisis Kepadatan bangunan per satu acre di Kawasan Pogung dan Monjali diklasiďŹ kasikan menjadi tiga kelas, yakni 1-10 bangunan per acre, 11-20 bangunan per acre, >21 bangunan per acre. Area dengan kepadatan kelas 3, terdapat di beberapa kawasan dengan Transect 2 dan 4, sedangkan kawasan dengan transect 5 kepadatan bangunannya cenderung sedang, bahkan rendah. P
O
N
J A
L
I
2
.
Gambar 21 Peta density eksisting
0
22 parking mengganggu pengguna jalan yang lain ( jika parking on street) Tujuan dari perencanaan parkir adalah untuk meminimalisasi efek negatif dari parkir. Beberapa cara untuk memitigasi parkir adalah parkir di belakang bangunan utama, roof top parking, parking on street, dan gedung parkir. Kaitannya dengan area komersil, parkir bisa dimanfaatkan untuk mengaktifkan bagian depan area komersil, karena hal ini bertujuan untuk memperkuat keamanan dari koridor komersil itu sendiri.
pengertian definitif Pengertian Dasar Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Parking atau perparkiran adalah bahasan mengenai titik-titik parkir yang kemungkinan memberikan efek negatif bagi neighborhood. Sebaik-baik parkir adalah yang tidak kemudian menjadi blokade atau dead space (ruang yang mati) jika tidak ada kendaraan yang parkir di sana dan tidak
A
N
A
L
I
S
I
S
proses analisis
Pengertian Dasar Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara
Mendialogkan peta parkir dengan peta traďŹƒc
Peta yang digunakan untuk menganalisis parkir adalah:` 1. Lokasi parkir o street, untuk mengetahui dimana saja letak dan posisi parkir pada suatu wilayah yang disurvey 2. Lokasi parkir mengganggu jalan, untuk mengetahui letak dan posisi parkir yang mengganggu jalan.
Hasil analisis P
Dari analisis lokasi parkir dengan peta traďŹƒc, dapat diketahui lokasi-lokasi parkir yang mana yang mengganggu jalan dan mana yang tidak mengganggu jalan. Sebagian besar lokasi parkir yang menggunakan jalan (parkir on street) merupakan titik-titik parkir yang mengganggu jalan. Sedangkan parkir o street tidak mengganggu dan justru memberikan ruang khusus bagi parkir yang meningkatkan guna lahan
N
A
L
I
S
N
J A
L
I
2
23
Gambar 22 Peta parkir eksisting
A
O
I
S
.
0
traffic pengertian definitif Analisis traďŹƒc berguna untuk menemukan lokasi yang lalu lintasnya padat yang kemudian menyebabkan berkurangnya kualitas suatu neighborhood, dan juga berfungsi untuk membentuk suatu strategi yang dapat menyelesaikan masalah lalu lintas. Tujuan dari analisis traďŹƒc adalah untuk memitigasi lalu lintas sesuai dengan tipe-tipe jalannya dan transectnya.
proses analisis
Menghitung volume kendaraan
P
O
N
J A
L
I
2
24
.
0
hasil analisis Secara umum, kondisi lalu lintas pada kawasan Pogung dan Monjali bervariasi. Dikarenakan kelas jalan pada kawasan amatan kami beragam mulai dari jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan menyebabkan kondisi kepadatan lalu lintasnya pun juga beragam. Dapat dilihat pada peta eksisting keramaian dibawah ini, yang tingkatan keramaiannya kami klasiďŹ kasikan sebagai; heavy, moderate, dan light. Gambar 24 Peta traffic eksisting
A
N
A
L
I
S
I
S
rencana Rencana, adalah bab berisi pemaparan rencana kawasan Pogung dan Monjali yang telah dirumuskan oleh kelompok 2 Studio Analisis Kawasan. Pemaparan Konsep, Master plan, visualisasi dan detil rencana kawasan adalah bahasan pada bab ini.
P
O
N
J A
L
I
2
.
25
R
E
N
C
A
N
A
0
nama PONJALI 2.0
logo
P
O
N
J A
L
I
2
.
0
26
makna nama Ponjali, merupakan gabungan dari dua nama kawasan yang menjadi kawasan amatan, yakni kawasan Pogung dan Monjali. Maksud dari menggabungkan kedua kawasan tersebut adalah dalam rangka mengintegrasikan atau mempersatukan baik secara ďŹ sik maupun sosial kedua kawasan yang dipisahkan oleh Sungai Code tersebut. Ponjali 2.0, terinspirasi dari penggunaan istilah untuk menunjukkan versi baru dari sebuah software atau aplikasi. Jika Ponjali yang sekarang adalah Ponjali versi 1.0, maka Ponjali setelah periode perencanaan yang
diusulkan adalah Ponjali versi 2.0. Jika setiap kali pembaruan versi software atau biasa disebut dengan upgrade versi, merupakan pembaruan dan perbaikan dari versi yang sebelumnya. Pembaruan bisa berupa penambahan ďŹ tur-ďŹ tur baru, atau bahan hanya sekadar mengganti tampilan sofware menjadi lebih kekinian. Begitu pula Ponjali 2.0, yang merupakan pembaruan dari kawasan Pogung dan Monjali yang ada sekarang ini. Beragam usulan yang saling terkait dirumuskan untuk mewujudkan kawasan Ponjali yang lebih baru, yang lebih baik dari kawasan Pogung dan Monjali yang ada sekarang ini.
makna logo Tiga segitiga di bagian atas logo, merupakan logo dari Kabupaten Sleman, dengan slogannya Sleman Sembada. Tiga bentuk belah ketupat merupakan 3 kunci dalam perencanaan (integrasi, harmonisasi, dan gerakan kampung toska). Tiga belah ketupat tersebut saling berimpitan yang menandakan kesinergisan antara ketiga kunci perencanaan tersebut adalah yang terpenting untuk mewujudkan Ponjali 2.0 Perisai dengan tiga lingkaran merupakan penggambaaran terhadap penjagaan nilai-nilai
R
kawasan yang dilakukan bersama-sama oleh masyarakat, mahasiswa dan pemerintah. Serta satu lingkaran di atas, yang merupakan simbol akan Ketuhanan, akan kepercayaan akan Sang Maha Pencipta, sebagai penguasa atas segala hal yang ada di dalam kawasan Ponjali 2.0. elemen terakhir, elemen-elemen biru yang menggambarkan bahwa Ponjali 2.0, adalah kawasan yang masyhur akan elemen air. Dua elemen air yang ada di kawasan (Sungai Code dan Selokan Mataram diharapkan dapat menjadi penyokong kehidupan dan penjaga nilai-nilai diatasnya.
E
N
C
A
N
A
Visi regaining old values through new design Maksudnya adalah, memperbaharui Kawasan Ponjali 2.0 menjadi kawasan yang nyaman untuk dihuni dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal.
kunci perencanaan Integrasi spasial adalah mempersatukan elemen-elemen spasial kawasan, dalam rangka menjadikan sebuah sistem ketetanggaan yang komplit,
Harmonisasi sosial adalah menjadikan kehidupan penduduk asli dan pendatang tidak hanya berjalan beriringan, namun juga bersatu dengan kebersatuan yang harmonis. Kebersatuan yang tetap membawa kearifan budaya lokal seperti budaya saling sapa antar penduduk, dan lain sebagainya.
integrasi spasial
kampung toska
harmonisasi sosial
Toska, adalah sebutan untuk hasil pencampuran antara warna hijau dan biru. Gerakan Kampung Toska adalah gerakan untuk menghidupkan elemenelemen toska kawasan, elemen hijau dan biru kawasan. Elemen hijau adalah vegetasi, sedangkan elemen biru adalah perairan.
Misi 5. Meningkatkan kualitas dan atau produktivitas ruang hijau kawasan 6. Menambah elemen elemen vegetasi kawasan 7. Meningkatkan kualitas sistem perairan kawasan 8. Menambah elemen elemen air kawasan
1. Meningkatkan keterhubungan kawasan 2. Meningkatkan ketercampuran kawasan 3. Memperbaharui dan merevitalisasi ruang publik 4. Membentuk Paguyuban Mahasiswa Ponjali
R
E
N
C
A
N
A
P
O
N
J A
L
I
2
27
.
0
penjabaran misi 1. Meningkatkan keterhubungan kawasan Meningkatkan keterhubungan kawasan adalah bagian dari usaha untuk mengintegrasikan kawasan. Keterhubungan di sini, diartikan luas yakni keterhubungan secara eksplisit yakni mengenai konektivitas, dan implisit yakni mengenai tema dan identitas tiap neighborhood. 3. Memperbaharui dan merevitalisasi ruang publik Memperbaharui dan merevitalisasi ruang publik adalah bagian dari usaha harmonisasi kehidupan sosial di kawasan Ponjali. Karena runag publik adalah ruang yang didalamnya terjadi interaksi antar berbagai elemen masyarakat, maka ruang publik menjadi perhatian penting untuk harmonisasi kehidupan masyarakat Ponjali yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
P
O
N
J A
L
I
2
28
.
0
5. Meningkatkan kualitas dan atau produktivitas ruang hijau kawasan Meningkatkan kualitas dan atau produktivitas ruang hijau kawasan adalah bagian dari usaha untuk mewujudkan Kampung Toska. Karena Ruang Hijau merupakan ruang yang terdiri dari elemen hijau berupa vegetasi, dan elemen vegetasi merupakan elemen yang penting untuk mewujudkan Kampung Toska, maka peningkatan kualitas dan atau produktivitas Ruang Hijau menjadi sangat penting. 8. Menambah elemen elemen air kawasan Menambah elemen elemen air kawasan adalah bagian dari usaha untuk mewujudkan Kampung Toska. Penambahan ini kaitannya dengan inovasi infrastruktur biru yang ditambahkan di beberapa titik di kawasan.
R
2. Meningkatkan ketercampuran kawasan Meningkatkan ketercampuran kawasan adalah bagian dari usaha untuk mengintegrasikan kawasan. Ketercampuran, adalah keberagaman yang harmonis, dan kesatuan spasial yang terintegrasi.
4. Membentuk Paguyuban Mahasiswa Ponjali Membentuk Paguyuban Mahasiswa Ponjali adalah bagian dari usaha harmonisasi kehidupan sosial di kawasan Ponjali. Paguyuban atau perkumpulan ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembangunan dan pelestarian kawasan Ponjali juga sarana mempersatukan pendatang di kawasan Ponjali.
6. Menambah elemen elemen vegetasi kawasan Menambah elemen elemen vegetasi kawasan adalah bagian dari usaha untuk mewujudkan Kampung Toska. Penambahan ini kaitannya dengan infrastruktur hijau yang ditambahkan di beberapa titik di kawasan. 7. Meningkatkan kualitas sistem perairan kawasan Meningkatkan kualitas sistem perairan kawasan adalah bagian dari usaha untuk mewujudkan Kampung Toska. Karena sistem perairan adalah bagian penting dalam hal elemen biru kawasan, maka peningkatan kualitas sistem perairan kawasan merupakan hal yang sangat penting pula. Sistem perairan yang menjadi perhatian dalam misi ini adalah sistem drainase, yakni sistem pendistribusian air bersih. kualitas sistem perairan kawasan merupakan hal yang sangat penting pula. Sistem perairan yang menjadi perhatian dalam misi ini adalah sistem drainase, yakni sistem pendistribusian air bersih.
E
N
C
A
N
A
periode perencanaan Periode perencanaan Ponjali 2.0 adalah perencanaan jangka menengah yang memakan waktu 5-10 tahun. Harapannya, pada tahun 2025, Ponjali menjadi kawasan yang terintegrasi secara spasial, yang harmonis secara sosial, dan mengedepankan kepentingan elemen toska (elemen hijau dan biru)
swot kawasan Lokasi dekat kampus UGM Ruang terbuka (public space dan green Terdapat dua elemen air di kawasan space)yangsedikit dan tidak (Sungai Code dan Selokan Mataram) termanfaatkan dengan optimal
strength weAKNESS OPPORTUNITY THREAD Mahasiswa yang berdomisili di Pogung Pengalihfungsian lahan yang semakin dan Monjali tidak terkontrol
master plan MasterPLan Integrasi spasial kawasan
P
Gambar 25 Peta MasterPlan Integrasi spasial kawasan
R
E
N
C
A
N
A
Integrasi spasial yang direncanakan adalah perwujudan dari rencanarencana kawasan yang menyangkut spasial, seperti peningkatan densitas kawasan dengan adanya infill-infill yang dilakukan. Infill bangunan yang ada berupa penambahan fasilitas-fasilitas pemenuhan kebutuhan, seperti tempat parkir, warung makan, toko kelontong, laundry, dan sebagainya. Dari penambahan infill tersebut dapat terwujud pemanfaatan lahan yag tinggi pada kawasan sehingga terjadi integrasi spasial di dalam kawasan, baik antara suatu neighborhood dengan yang lainnya.
O
N
J A
L
I
2
.
29
0
MasterPLan harmonisasi sosial
Gambar 26 Peta MasterPlan harmonisasi sosial kawasan
P
O
N
J A
L
I
2
30
.
Rencana harmonisasi sosial diwujudkan dari rencana peningkatan mix pada hampir seluruh kawasan, baik mix sosial maupun fungsi bangunan. Adanya revitalisasi center maupun penambahan center baru yang ada di kawasan, khususnya pada masing-masing neighborhood, yang juga bersinergi dengan adanya inďŹ ll-inďŹ ll kebutuhan sehari-hari padda setiap neighborhood diharapkan dapat memacu adanya interkasi di dalam masyarakat sehingga menimbulkan dampak berupa membaiknya hubungan sosial antar peduduk asli dengan pendatang, atau tercapainya harmonisasi sosial.
0
MasterPLan kampung toska Kampung Toska, diwujudkan dengan penambahan infrastruktur hijau dan biru yang tersebar di hamper keseluruhan kawasan, keseluruhan system ketetanggan di kawasan. Jalur hijau, sebagai bagian dari infrastruktur hijau, kaitannya dengan keterhubungan antar center di kawasan Ponjali. Setiap center di dalam kawasan dihubungkan dengan jalur hijau. Infrastruktur biru, seperti kran air minum dan supertree di sebar di hampir seluruh neighborhood.
Gambar 27 Peta MasterPlan kampung toska
R
E
N
C
A
N
A
detail dan visualisasi rencana perbaikan sistem ketetanggaan Sistem ketetanggaan atau neighborhood adalah unit terpenting dari kehidupan sosial suatu kawasan, maka menjadi sebuah keharusan bagi sebuah perencanaan kawasan untuk bisa menciptakan sebuah sistem ketetanggan yang baik. Sistem ketetanggan yang ada di kawasan, setelah di analisis ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Maka dari itu perbaikan sistem ketetanggaan menjadi salah satu dari bagian detil rencana kawasan. Perbaikan sistem ketetanggaan merupakan usaha untuk harmonisasi sosial, dan integrasi spasial Neighborhood baru yang direncanakan telah berusaha untuk memenuhi aspek-aspek neighborhood yang baik. Dengan luas neighborhood yang memenuhi jangkauan pejalan kaki, lokasi fasilitas-fasilitas pemenuhan kebutuhan harian masyarakat yang dekat, serta adanya ruang publik yang mampu memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.
Gambar 28 Peta neighborhood eksisting
Gambar 30 Peta edges eksisting
R
N
C
A
N
A
O
N
J A
L
I
2
.
31 Gambar 29 Peta neighborhood usulan
Edges diperlukan sebagai penanda batas-batas kawasan. Dengan perencanaan edges yang ďŹ lter pada sekeliling kawasan, akan terjadi pembentukan identitas kawasan. Selain itu pada batas-batas antar neighborhood, diperlukan edges yang seam dikarenakan adanya kebutuhan akan terjadinya
Gambar 31 Peta edges usulan
E
P
0
interaksi masyarakat antar neighborhood. Edges seam justru akan menarik orang-orang untuk berinteraksi dan bukannya sebagai penghalang. Contoh penerapan edges seam adalah dengan penambahan jembatan-jembatan penyeberangan pada dua elemen air di kawasan yaitu Sungai Code dan Selokan Mataram. InďŹ ll fasilitas dilakukan untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga akan tercapai walkabilitas yang tinggi dan proximity yang baik di dalam neighborhood. InďŹ ll dilakukan dengan menambahkan fasilitas –fasilitas yang diperlukan pada neighborhood dan belum terdapat pada kondisi eksistingnya, seperti toko kelontong, jasa laundry, warung makan, dan sebagainya.
Gambar 32 Peta infill usulan
P
O
N
J A
L
I
2
32
.
0
perbaikan konektivitas
Gambar 33 Peta koneksi eksisting
Gambar 34 Peta koneksi usulan
R
E
N
C
A
N
A
Peta koneksi usulan memberikan usulan-usulan koneksi dengan menambah konektivitas yang ada pada neighborhood dan juga pada lingkup kawasan. Pengurangan area cul de sac dan blank wall, penambahan jalur-jalur baru, serta peningkatan konektivitas center merupakan beberapa rencana yang dibuat untuk meningkatakan konektivitas kawasan.
Peningkatan Ketercampuran Kawasan Peningkatan ketercampuran kawasan, bisa dilihat dari peta transect usulan, yang di beberapa titik di kawasan, dinaikkan tingkan transectnya, hal ini untuk meningkatkan tingkat kepadatan, tingkat keberagaman baik fungsi maupun sosial di kawasan.
Gambar 36 Peta transect usulan
Gambar 35 Peta transect eksisting
P
Revitalisasi Center
Revitalisasi Center kawasan diusulkan pada dua center linier kawasan, yakni kawasan komersil Jalan Pandega Marta dan Selokan Mataram
selokan mataram Bagian Selokan Mataran yang kami rencanakan terletak di antara Pogung Kidul, Pogung Rejo, dan Pogung Dalangan. Melihat tempatnya yang sering di lalui oleh masyarakat dan mahasiswa, tempat ini menjadi salah satu center perencaan kami. Terdapat bangku – bangku di sepanjang selokan untuk duduk santai di bawah pohon rindang, batu-batu penyeberangan, lampu taman, dan furniture atau aksesories lainnya yang tidak hanya untuk menambah estetika namun juga berfungsi sebagai fasilitas pendukung supaya dapat tercipta interaksi sosial antar masyarakat di sana.
Gambar 37 foto rencana selokan mataram
R
E
N
C
A
N
A
O
N
J A
L
I
2
.
33
0
Rencana utama kami adalah dengan mengaplikasikan prinsipprinsip River Restoration, yang menjadikan sungai memiliki kelokankelokan yang alami sehingga dapat menunjang biodiversitas makhluk hidup yang ada di sana. Kami juga merencanakan tindakan sedemikian rupa untuk memperjenih air selokan atau menyembunyikan keadaan bawah selokan yang kotor dengan cara menimbunnya dengan menambah material – material tertentu sehingga air selokan dapat terlihat lebih bersih dan nyaman untuk dipandang.
Gambar 37 foto rencana selokan mataram
Gambar 38 penampang melintang selokan mataram P
O
N
J A
L
I
2
.
0
34 jalan pandega marta
Gambar 39 foto rencana jalan pandega marta
Jalan Pandega Marta, merupakan jalan lokal yang menghubungkan Jalan Kaliurang-Jalan MonjaliRingroad utara. Jalan ini banyak dipilih oleh para pengendara kendaraan pribadi yang ingin menuju daerah kawasan UGM atau sebaliknya. Sepanjang jalan tersebut juga banyak terdapat bangunan-bangunan komersil dan jasa dengan berbagai barang dan usaha yang dijadikan komoditas ekonomi.
R
E
N
Hal-hal di atas sebenarnya bisa merupakan potensi bagi masyarakat di sekitar jalan tersebut untuk meningkatkan perekonomian, baik dengan membuka usaha jasa, pertokoan, maupun yang lainnya. Namun, yang menjadi masalah adalah ada beberapa permasalahan khususnya ďŹ sik jalan Pandega Marta itu sendiri yang cukup kurang mendukung potensi-potensi yang tersebut di atas.
C
A
N
A
Salah satu permasalahan yang kemudian menjadi fokus bahasan untuk revitalisasi center adalah inkonsistensi lebar perkerasan jalan di sepanjang jalan Pandega Marta. Berikut adalah penampang jalan di beberapa titik di Jalan Pandega Marta :
P
Gambar 40 Penampang melintang jalan pandega marta
Gambar 41 Penampang melintang ideal jalan lokal
E
N
C
A
N
A
N
J A
L
I
2
.
35
Tiga penampang jalan di tiga titik yang berbeda di atas, menggambarkan bagaimana fenomena inkonsistensi lebar perkerasan jalan yang ada di Jalan Pandega Marta. Menurut Pedoman Konstruksi dan Bangunan “Penentuan KlasiďŹ kasi Fungsi Jalan di Kawasan Perkotaanâ€? dari Departemen Pekerjaan Umum, penampang ideal jalan Lokal adalah sebagai berikut:
R
O
0
Berdasarkan pedoman di atas, maka kemudian diusulkan revitalisasi Jalan Pandega Marta dengan penampang jalan sebagai berikut:
Gambar 41 Penampang melintang jalan pandega marta usulan
Usaha-usaha untuk mengurangi fenomena inkonsistensi lebar perkerasan jalan, dengan adanya disinsentif dan insentif bagi pemilik bangunan-bangunan di sepanjang jalan Pandega Marta. Juga dengan penambahan elemen infrastruktur jalan seperti lampu jalan dan pohon.
pembuatan Center baru P
O
N
J A
L
I
2
36
.
Pembuatan center baru difokuskan kepada pembuatan center-center neighborhood.
0
Tamasya
Gambar 42 lokasi center tamasya
Lahan ini sebelumnya digunakan untuk bercocok tanam bagi warga sekitarnya, namun dalam
pemanfaatannya kurang maksimal sehingga membuat lahan tersebut kurang produktif. Melihat keadaan tersebut, kami mengusulkan desain revitalisasi lahan berupa taman agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh semua warganya. Taman ini juga menjadi solusi terhadap keadaan pogung rejo yang kurang akan public space.
Tamasya adalah Taman yang disediakan untuk mempersatukan antara kehidupan mahasiswa yang sibuk di kampus dengan kehidupan masyarakat yang ingin bersosialisasi, letak taman ini berada di Pogung Rejo tepatnya disebelah SD-IT (Sekolah Dasar Islam Terpadu). Tujuan dibuatnya taman ini adalah untuk mepererat silahturahmi atau membangun integrasi sosial antara mahasiswa dengan masyarakat untuk saling berkomunikasi dan melakukan aktivitas bersama.
R
E
N
Gambar 43 foto center tamasya
C
A
N
A
Fasilitas yang terdapat pada taman tersebut ialah sebagai berikut : 1.Gazebo, untuk berdiskusi / kerja kelompok bagi mahasiswa maupun warga 2.Kursi, untuk bersantai bagi warga yang berkunjung 3.Community Garden, untuk bercocok tanam warga 4.Set Play, untuk tempat bermain anak – anak Gambar 44 - foto center tamasya
Fasilitas tersebut dilengkapi dengan kolam ikan, air mancur, dan tong sampah. Kolam ikan digunakan untuk memperindah visual taman, air mancur memberi suasana tenang dari suara gemercik air, dan tong sampah sebagai tempat membuang sampah agar warga tidak membuang sampah sembarangan.
Gambar 45 - foto center tamasya
KEBUN SESARENGAN Keadaan eksisting dari lahan ini adalah berupa sawah yang ukurannya cukup luas di daerah Pogung Rejo ,dekat dengan Jembatan Teknik. Sawah tersebut memiliki kecenderungan sebagai blokade konektivitas bagi area sekitarnya karena tidak bisa dilewati oleh masyarakat umum. Maka dari itu untuk mengatasi masalah ini, kami merencanakan sebuah Community Garden. Community Garden ini juga menjadi rencana center terbaru di kawasan Pogung Rejo yang tidak menghilangkan fungsi lahan sawahnya, melainkan menambah fungsinya sebagai tempat rekreasi warga Pogung Rejo.
E
N
C
A
N
A
O
N
J A
L
I
2
.
37 Gambar 46 - LOKASI KEBUN SESARENGAN
Banyak fasilitas di community garden yang mendukung tempat ini sebagai area rekreasi masyarakat. Fasilitas yang terdapat pada taman tersebut ialah sebagai berikut; gazebo, bangku – bangku taman, ayunan, 2 ring basket, 1 gawang futsal, dan area khusus berbentuk lingkaran untuk bersantai, serta tong sampah agar warga tetap menjaga kebersihan. Suasananya walaupun sebagai sawah pun tidak panas dan tetap teduh karena banyak pepohonan yang ditanam. Jika malam hari tiba, community garden tidak akan gelap gulita karena ada penerangan lampu yang memadai. Untuk mobilisasi di dalam area Community Garden hanya bisa dimasuki oleh pejalan kaki atau yang mengendarai sepeda, hal ini dimaksudkan agar keadaan dalam Community Garden tetap nyaman dan asri.
Gambar 47 - KEBUN SESARENGAN
R
P
0
FITNESS UWIK Center di Kawasan Pogung Baru ini adalah berupa sebuah taman. Center ini diharapkan dapat mewadahi kebutuhan public di sekitarnya tanpa batasan usia ataupun gender. Center ini juga berdekatan dengan infill yang dibuat yakni berupa toko kelontong dan tempat makan. Dengan keuntungan tersebut, orang – orang yang berada di taman ini juga dapat mengatasi kebutuhannya dan betah berada di taman ini. Gambar 48 - LOKASI FITNESS UWIK
Terdapat 2 buah main entrance di bagian utara yaitu khusus untuk parkir sepeda dan satu lainnya untuk pejalan kaki. Jogging Track dibuat terpisah dan di batasi oleh tanaman – tanaman hias yang sekaligus dijadikan pembatas sehingga bagi orang – orang yang jogging disana akan medapatkan udara yang bersih dan berasal dari sekitar tnaman dan sangat baik untuk kesehatan. Gambar 49 - FITNESS UWIK
P
O
N
J A
L
I
2
.
Di sisi selatan taman terdapat bangunan terbuka semacam podium setingga kurang lebih 4-5 m. Diatasnya terdapat bangku – bangku dan meja juga lengkap dengan peneduh dengan jumlah yang cukup memadai. Tempat tersebut disediakan terutama bagi mahasiswa – mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas, ataupun acara – acara berupa band ataupun membuat panggung kecil diatasnya. Dibawahnya
0
38 Gambar 50 - FITNESS UWIK
terdapat kolam kecil yang berisi ikan koi yang tertutup dengan lantai kaca sehingga memberikan kesan menenangkan dan classic. Podium ini bentuknya bertingkat terbuka sehingga di lantai pertamanya masih terdapat sedikit ruang kosong, biasanya ruang ini digunakan bagi pemandu senam bersama ataupun yoga bersama. Selain dibagian atas bangunan podium terbuka ini terdapat tempat untuk duduk, di bagian barat bangunan ini dibuat gym. Ruangan yang cukup luas dan juga hanya satu lantai ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan kebugaran mahasiswa ataupun warga sekitar. Terdapat juga spot bermain outdoor bagi anak tepat di utara ruang Gym. Spot ini dilengkapi dengan mainan anak seperti ayunan, perosotan, juga trampolin. Selain itu terdapat air mancur di
R
E
Gambar 51 - FITNESS UWIK
N
C
A
N
A
titik tengah taman, untuk menambah estetika. Sisa lahan taman ini yang berada di utara dibagi 2 oleh jalan setapak yang sengaja dibuat menuju tangga podium. Lahan yang satunya langsung terhubung dengan parkir sepeda setengahnya dan sisa lahannya dibiarkan kosong hanya berupa tutupan rumput dan bunga – bunga agara bias digunakan untuk kegiatan – kegiatan terbuka seperti senan, yoga, anak kecil bermail bola, dan lainnya. Lahan ini tetap di lengkapi dengan bangku – bangku di pinggir agar tetap terjadiinteraksi antar warga. Taman ini juga dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas pendukung seperti pencahayaan yang sangat terang, dan tong – tong sampah kecil yang disediakan di banyak spot untuk menjaga kebersihan taman ini juga tambahan fasilitas free wifi dengan kecepatan yang cukup dan mampu mencover seluruh taman dengan kebutuhan internet sekitar 300 orang. Kendaraan bermotor tidak disarankan untuk parkir di taman dan sektarnya karena memang tidak disediakan yang menunjukkan bahwa taman ini benar – benar walkable dan bikeable.
KEBUN TOSKA Lahan yang sebelumnya kurang produktif ini direncanakan sebagai sebuah kebun bersama milik komunitas atau warga masyarakat. Community Garden ini direncanakan supaya dapat dinikmati oleh semua kalangan, dari berbagai usia. Komoditas yang ditawarkan utamanya tentunya adalah kebun. Terdapat kebun sayuran seperti tomat, kobis, dan selada, lalu kebun
P
Gambar 52 - LOKASI KEBUN TOSKA
buah seperti buah pisang, anggur dan mangga. semuanya dapat dipetik mandiri oleh warga dan juga dapat langsung dinikmat di tempat. Di dalam Community Garden ini juga terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan hasil panen. Tidak hanya terfokus pada kebunnya, Community Garden ini juga menawarkan fasilitas yang dapat memunculkan interaksi sosial bagi warga seperti gazebo, playground bagi anak-anak, bangku-bangku taman dan bangku piknik, dan sebagainya. Selain itu, terdapat sebuah kolam dengan ukuran yang cukup luas yang dapat berfungsi sebagai sumber irigasi bagi kebun yang
Gambar 53 - KEBUN TOSKA
ada. Terdapat pula elemen air lainnya yang dapat menjadi sarana rekreasi berupa sebuah kolam bertingkat yang memancurkan air secara tenang. Selain itu, halaman rumput yang cukup luas juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi lainnya.
R
E
N
C
A
N
A
O
N
J A
L
I
2
.
39
0
RUSUN MBULET Keadaan eksisting dari lahan ini adalah berupa lahan kosong yang ukurannya cukup luas di daerah Monjali dibawah Jembatan Wreksodiningrat. Lahan tersebut memiliki kecenderungan sebagai blokade konektivitas bagi area sekitarnya karena tidak bisa dilewati oleh masyarakat umum. Maka dari itu untuk mengatasi masalah ini, kami merencanakan sebuah Rumah Susun yang diberi nama Rusun Mbulet. Rusun di kawasan Monjali yang dapat memaksimalkan fungsi lahan di area tersebut dan menambah estetikanya disaat yang bersamaan. Gambar 54 - peta lokasi rusun mbulet
P
O
N
J A
L
I
2
40
.
0
Rusun Mbulet ini memiliki fungsi sebagai pemukiman bagi warga mengah kebawah setempat yang memiliki harga terjangkau dan lingkungan yang asri. Dibuat sebagai sebagai center juga karena rusun ini dapat digunakan sebagai tempat berkumpul warga-warga setempat. Di bangunan rusun memang tidak terlalu memiliki fungsi mixused karena hanya didominasi sebagai pemukiman walaupun dilantai dasar ada taman kecil untuk berkumpul, namun di area yang sama, tidak jauh dari rusun terdapat beberapa lapangan olahraga dan arena bermain untuk masyarakat setempat. Diharapkan Rusun Mbulet dapat dimanfaatkan warga sekitar sebagai tempat tinggal yang nyaman dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia. Walau Rusun Mbulet memiliki fungsi utama sebagai pemukiman namun juga dimaksimalkan fungsi lahannya sebagai tempat interaksi, bersantai, dan rekreasi warga Monjali dan sekitarnya.
Gambar 55 - rusun mbulet
Pembentukan Paguyuban Mahasiswa Ponjali Paguyuban Mahasiswa Ponjali, merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, bidang pemberdayaan masyarakat. Organisasi ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa Ponjali untuk bisa berkontribusi lebih untuk pengembangan baik ďŹ sik maupun sosial kawasan Ponjali
P
E
N
U
T
U
P
Rencana Kampung Toska “Kampung Toska� adalah salah satu brand dari rencana kami yang menggabungkan antara Green Infrastructure dengan Blue Infrastructure. Green Infrastructure pada rencana kami terdiri dari jalur hijau berupa penambahan tanaman dan pepohonan hijau di sepanjang jalan yang mengelilingi kawasan pada
Gambar 55 - contoh blue infrastructure
jalur-jalur utama serta koneksi antar center yang ada. Selain itu terdapat juga pergola-pergola sebagai sarana pendukung di sepanjang jalur hijau tersebut.
Gambar 56 - PERGOLA contoh GREEN infrastructure
Blue Infrastructure yang direncanakan pada kawasan kami adalah dengan memanfaatkan kedua elemen air yang terdapat di dalam kawasan yaitu Sungai Code dan Selokan Mataram, dengan memaksimalkan pemanfaatan keduanya sebagai sumber irigasi di dalam kawasan. Selain itu, terdapat juga rencana untuk mengadakan kran-kran air bersih siap minum dan gratis di sepanjang jalur utama di dalam kawasan serta pengadaan penampung air hujan.
http://arsip.tembi.net/
R
E
N
C
A
N
A
P
O
N
J A
L
I
2
41 Gambar 56 - SUPERTREE contoh blue infrastructure www.weirdworldfacts.com/
.
0
Karena Tuhan menciptakan PONJALI, ketika merindu KELOMPOK 2 P
O
N
J A
L
I
2
.
0
STUDIO RENCANA K AWA SA N2 0 1 5
42
P
E
N
U
T
U
P
P O N J A L I 2 . 0
“ R e g a i n i n g O l d Va l u e s T h r o u g h N e w D e s i g n s ”
Kelompok 2 Studio Rencana Kawasan pwk ugm 2015