Neraca Sumber Daya Kehutanan Kab. Boyolali

Page 1

neraca sumber daya

kehutanan Kab. Boyolali

Metode dan Teknik Perencanaan Wilayah Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik -Universitas Gadjah Mada 2016


This made by:

Rifqi Arrahmansyah 14/36931/TK/42632


Daftar isi Bab 1

1.1 Latar Belakang 1.2 Aturan Perundangan 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Ruang Lingkup

Bab 3

02 03 03 04

3.1 Metode Pengolahan Neraca Sumber Daya Hutan Kabupaten Boyolali

10

3.2 Metode Pengolahan Analisis Perekonomian Kabupaten Boyolali 3.3 Kerangka Berpikir

Bab 5

2.1 Lak Wilayah 2.2 Kondisi Fisik 2.3 Kondisi Sosial Ekonomi

Bab 4

06 07 08

4.1 Identifikasi kesesuaian lahan kehutanan aktiva

13

10

4.2 Identifikasi kesesuaian lahan kehutanan pasiva

15

11

4.3 Analisis Neraca Fisik

16

4.4 Analisis Neraca Moneter

17

4.5 Cadangan Komoditas Produksi Lahan Hutan Produksi Kabupaten Boyolali

18

4.6 Komoditas Unggulan

20

5.1 Keterkaitan NSDA dan kinerja perekonomian wilayah Kabupaten Boyolali

22

5.2 Keterkaitan NSDA dengan sektor unggulan Kabupaten Boyolali

23

5.3 Keterkaitan NSDA dengan disparitas

25

Bab 6 Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab 2

Daftar Pustaka 28


Bab 1 Pendahuluan


1.1 Latar Belakang Perkembangan wilayah dapat diartikan sebagai perubahan seluruh dimensi kehidupan masyarakat seperti ekonomi, politik, infrastruktur, rastruktur, pendidikan dan teknologi,pertahanan kelembagaan elembagaan dan budaya menuju ke arah yaang diinginkan inkan melalui kebijakan,strategi,dan rencana. Suatu uatu perkembangan wilayah yang baik selalu mencakup encakup 4 aspek yaitu tumbuh, merata, sejahtera dan makmur serta berkelanjutan. Indikator darii perkembangan wilayah ini bisa saja berbeda a sesuai dengan karakteristik daerahnya nya masing-masing.Namun darii banyaknya indikator yang bisa digunakan,indikator kan,indikator perkembangan wilayah dapat at diklasifikasikan menjadi 3 yaitu indikator ikator ekonomi, indikator kesejahteraan eraan sosial,dan indikator partisipasi asi politik atau demokratisasi. Analisis perkembangan wilayah ditinjau dari indicator ekonomi omi merupakan hal yang penting g dalam perencanaan dan pengembangan angan wilayah. Karena analisis ini dapat mengetahui potensi sektor yang dapat dipacu dan dikembangkan dalam suatu wilayah. Neraca sumber daya ya alam sebagai suatu perangkat pendukung g analisis ekonomi sangat krusial dalam am mengetahui kondisi suatu sumberdaya alam lam dari waktu ke waktu, dari kondisii cadangannya, pemanfaatannya bahkan n tingkat kerusakannya. Hutan merupakan lahan yang di dalamnya terdiri dari berbagai gai tumbuhan yang membentuk suatu ekosistem osistem dan saling ketergantungan. Spurr rr (1973), mendefinisikan bahwa hutan n merupakan sekumpulan pohon-pohon atau tumbuhan berkayu lainnya yang pada kerapatan dan luas tertentu mampu menciptakan ptakan iklim setempat serta keadaan ekologis ologis berbeda dengan di luarnya. Undang-Undang -Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan nan mengatakan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi risi sumberdaya alam hayati yang didominasi si jenis

pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Sumberdaya hutan berperan sebagai penggerak ekonomi dapat p teridentifikasi daalam beberapa hal, devisa untuk yaitu: pertama, penyediaan pen membangun sekto sektor lain yang membutuhkan teknologi dari luar negeri; kedua, penyediaan hutan dan lahan sebagai modal awal untuk se pembangunan berb berbagai sektor, terutama untuk kegiatan perkebunan, perkebuna industri dan sektor ekonomi lainnya; dan yyang ketiga, peran kehutanan jasa lingkungan hidup dalam pelayanan pel lingkungan sosial masyarakat. dan ling Ketiga bentuk peranan tersebut berkaitan dengan peranan berka sumberdaya hutan sebagai sum penggerak ekonomi yang sangat pen potensial, sangat kompleks dan po ssaling terkait (Fakultas Kehutanan UNHAS, 2009) K Pengelolaan sumberdaya hutan (SDH) selalu ditujukan hu untuk unt memperoleh manfaat, baik manfaat langsung (tangible benefits) manf maupun maupu manfaat tidak langsung (intangible benefit). Untuk memahami manfaat SDH ini maka perlu dilakukan penilaian ter terhadap semua manfaat yang dihasilkan oleh SDH tersebut. dapat dihasi Penilaian m manfaat barang dan jasa SDH sangat mem membantu seorang individu, masyarakat a atau organisasi dalam mengambil ssuatu keputusan penggunaan SDH. Penilaian merupakan upaya untuk m menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jjasa untuk kepentingan tertentu masyarakat. P Penilaian mancakup kegiatan untuk pengem pengembangan konsep dan metodologi u untuk menduga nilai total manfaat sumb sumberdaya hutan Informasi te tentang nilai SDH itu sangat penting bagi pa para pengelola hutan (forest managers) untuk untu menentukan suatu rekomendasi te tertentu pada kegiatan perencanaan, p pengelolaan dan sebagainya (Fakultas Kehutanan IPB,1999) Kehuta

NSDA Hutan Kab. Boyolali

02


1.2 Aturan Perundangan Landasan hukum yang melandasi penyusunan neraca sumber daya sektor pertanian sub sektor kehutanan: SNI-19-6728-3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya. SK Menteri Kehutanan No. 83/KPTS/UM/8/1981 - tentang Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, penetapan batas hutan produksi

1.3 Maksud dan Tujuan 0HQJHWDKXL NRQGLVL QHUDFD LVL QHUDFD sumber daya lahan dan an produktifitas hutan di Kabupaten Boyolali 0HQJHWDKXL potensi sumber daya kehutanan yang ada di Kabupaten Boyolalii serta perannya dalam PDRB sektor primer Kabupaten ten Boyolali 0HQJHWDKXL FDGDQJDQ ILVLN GDQ QJDQ ILVLN GDQ moneter sumber daya a hutan Kabupaten Bantul yang ng meliputi cadangan lahan hutan n beserta produksinya untuk optimalisasi ptimalisasi dalam meningkatkan perekonmian Kabupaten ten Boyolali 0HQJHWDKXL PDQIDDW WRWDO GDUL DDW WRWDO GDUL aspek valuasi ekonomi mi sumber daya hutan untuk menjadi dasar optimalisasi dan preservasi untuk keberlanjutan sumber daya hutan

03

NSDA Hutan Kab. Boyolali

1 2


1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial

Substansi pada neraca sumberdaya hutan ini adalah luas hutan produksi dan luas hutan rakyat. Dan juga besaran produksi dari hutan rakyat dan hutan produksi duksi di Kabupaten Boyolali. Selain itu, analaisis ini dilakukan lakukan untuk mengetahui berapa banyak cadangan lahan hutan yang masih dimiliki Kabupten Boyolali lali baik dari segi fisik maupun moneter sehingga hingga dapat digunakan secara maksimal untuk ntuk memenuhi kebutuhan dan menjadi di sumber pendapatan wilayah

1.4.1 Ruang Lingkup Temporal Analisis alisis neraca sumber daya lahan hutan utan Kabupaten Boyolali menggunakan akan data sekunder dari BPS dan BAPPEDA PEDA Kabupaten Boyolali dengan n rentang waktu 2009-2014. Proses analisis ini dilakukan di bulan September untuk pemenuhan tugas mata kuliah Metode de Teknik Perencanaan Wilayah.

1.4.1 Ruang Lingkup Areal Wilayah amatan dalam analisis neraca sumber mber daya ini mencakup keseluruhan bagian wilayah Kabupaten upaten Boyolali meliputi 19 kecamatan di dalamnya.

NSDA Hutan Kab. Boyolali

04


Bab 2 Gambaran Umum


2.1 Letak Wilayah Berdasarkan sistem perwilayahan dalam Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 6 Tahun 2010 tentang RTRW Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Kabupaten Boyolali termasuk dalam sistem wilayah Subosukawonosraten. Sistem wilayah tersebut meliputi Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pelayanan lokal, provinsi, nasional dan internasional. Pusat pengembangan wilayah berada di Surakarta. Berikut ini merupakan peta sistem perwilayahan di Jawa Tengah.

Gambar 1. Letak Kab. Boyolali dalam Provinsi Jateng

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan di Kabupaten Boyolali

Kabupaten Boyolali memiliki luas 1.015,10 km2. Curah hujan tertinggi di Kabupate Boyolali adalah 20,7-27,7 mm/hh. Secara astronomis Kabupaten Boyolali terletak pada 110"22"-110"50" BT, dan 7"36"-7"71. Sementara secara geografis memiliki batas-batas diantaranya sebagai berikut. Utara : Kabupaten Grobogan dan Semarang Timur : Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo Selatan : Kabupaten Klaten, dan Provinsi DIY Barat : Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang

06

NSDA Hutan Kab. Boyolali

Kabupaten Boyolali juga memiliki posisi strategis yaitu berada di dalam segitiga Joglosemar (Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta) yang merupakan kota utama di Jawa Tengah dan DIY. Posisi tersebut menguntungkan Boyolali dari segi aksesibilitas dan kestrategisan lokasi. Boyolali juga dikenal sebagai kota susu. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah.


2.2 Kondisi Fisik Luas wilayah Kabupaten Boyolali kurang lebih 101.510,10 hektar, yang dibagi kedalam 19 kecamatan dan 267 desa dengan wilyah terbesar terletak di Kecamatan Wonosegoro dan Ampel. Kabupaten Boyolali memiliki iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2000 milimeter/tahun, ketinggian di Kabupaten Boyolali cukup beragam, dimulai dari 75 mdpl di Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali hingga 1500 mdpl di Kecamatan Selo. Selain ketinggian yang cukup beragam, jenis tanah di Kabupaten Boyolalo terbilang cuko beragam, dari tana litosol, grumusol, regosol, andosol dan mediteranian. Distribusi lahan di Kabupaten Boyolali terbagi menjadi dua, 22% merupakan lahan basah, dan 78% merupakan lahan kering, dengan dominasi tegalan 39% dan lahan terbangun 32%.

Gambar 3. Peta Fungsi Lahan Kabupaten Boyolali Sumber: Boyolali Dalam Angka 2014

NSDA Hutan Kab. Boyolali

07


2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Pada tahun 2014, Kabupaten Boyolali dihuni oleh 967.215 jiwa yang didominasi oleh perempuan, dan Kecamatan Ngemplak merupakan kecamatan dengan populasi terbesar yaitu 73.543 jiwa.

01. Selo

56,08 90,39 53,00 65,04 26,25 43,41 29,94 17,23 25,38 46,49 38,53 55,08 48,04 41,76 51,88 54,53 99,08 93,00 79,99 1.015,10

03. Cepogo 04. Musuk 05. Boyolali 02. Ampel

06. Mojosongo

08. Sawit 07. Teras

09. Banyudono 10. Sambi

11. Ngemplak 12. Nogosari 13. Simo

14. Karanggede 15. Klego

16. Andong 17. Kemusu

18. Wonosegoro 19. Juwangi Jumlah

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Kepadatan penduduk (jiwa/km2)

26.713,00 29.777,00 30.102,00 25.728,00 23.635,00 16.379,00 21.955,00 24.431,00 36.587,00 30.369,00 21.091,00 19.855,00 22.875,00 30.532,00 22.964,00 27.387,00 17.779,00 475.839,00

27.509,00 31.537,00 30.936,00 26.573,00 23.517,00 16.648,00 23.218,00 24.528,00 36.956,00 31.788,00 22.596,00 21.135,00 23.524,00 31.553,00 23.668,00 28.004,00 18.031,00 491.376,00

54.222,00 61.314,00 61.038,00 52.301,00 47.152,00 33.027,00 45.173,00 48.959,00 73.543,00 62.157,00 43.687,00 40.990,00 46.399,00 62.085,00 46.632,00 55.391,00 35.810,00 967.215,00

1.023,00 943,00 2.325,00 1.205,00 1.575,00 1.917,00 1.780,00 1.053,00 1.909,00 1.128,00 909,00 982,00 894,00 1.139,00 471,00 596,00 448,00 953,00

13.385,00 34.295,00

13.860,00

95

27.245,00

35.795,00

70.090,00

Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

100

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

90

486,00

85

775,00

80

Jasa pendidikan

Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Konstruksi

75 70 65 Kontribusi Sektoral (%)

Luas (km2)

Kecamatan

Struktur Perekonomian Kabupaten Boyolali Tahun 2010 - 2015

60

Pengadaan listrik dan gas

55

Industri pengolahan

50 Pertambangan dan penggalian

45 40

Jasa lainnya

35 Jasa perusahaan

30 25

Real estate

20 15

Jasa keuangan dan asuransi

10

Informasi dan komunikasi

5

Tabel 1. Kepadatan dan Luas Kecamatan Kabupaten Boyolali Sumber: Boyolali Dalam Angka 2014

0 2010

2011

2012

2013

2014

2015

Keluarga Miskin

Penyediaan akomodasi dan makan minum

120,000 100,000 80,000

Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2015

60,000 40,000 20,000 0 2010

2011

2012

Pra Sejahtera

2013

2014

Sejahtera 1

Grafik 1. Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Boyolali Sumber: Boyolali Dalam Angka 2014

6.60 6.40 6.20 6.00 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80

6.34 6.08 5.83

2010-2011

Persentase Keluarga Miskin dan Tidak Miskin si kabupaten Boyolali pada Tahun 2014

Tidak Miskin 47%

08

Miskin 53%

NSDA Hutan Kab. Boyolali

5.42

5.33

2011-2012

2012-2013

2013-2014

2014-2015

Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 2. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Boyolali Sumber: Boyolali Dalam Angka 2014 Berdasarkan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali tahun 2012-2014 diketahui bahwa sektor pertanian dimana didalamnya terdapat subsector hutan menjadi sektor kedua terbesar setelah industry pengolahan dalam struktur PDRB ADHK Kabupaten Boyolali.


Bab 3 Metode Penelitian


3.1 Metode Pengolahan Neraca Sumber Daya Hutan Kabupaten Boyolali Data neraca sumber daya hutan diolah dengan menghitung luas lahan yang teridentifikasi atau ditetapkan sebagai hutan, menggunakan data primer ataupun sekunder dari BAPPEDA.

3.2 Metode Pengolahan Analisis Perekonomian Kabupaten Boyolali Data perekonomian Kabupaten Boyolali didapatkan melalui data PDRB Kabupaten Boyolali tahun 2009-2014, yang kemudian dianalisis dengan metode, berikut:

3.2.1 Analisis Ekonomi Makro Wilayah Analisis ini dilakukan dengan melihat struktur ekonomi, pola keruangan, laju pertumbuhan ekonomi, PDRb perkapita, serta kemampuan menyerap tenaga kerja di Kabupaten Boyolali.

10

NSDA Hutan Kab. Boyolali

3.2.2 Analisis Sektor Unggulan Wilayah Analisis ini dilakukan dengan melihat potensi ekonomi melalui Tipologi Klassen serta potensi relative melalui Tipologi Klassen dengan daerah yang lebih luas, metode Shift Share, dan metode Location Quotient (LQ) dengan pendekatan simulasi per sub sektor secara mikro serta semulasi sektor-sektor secara makro di Kabupaten Boyolali

3.2.3 Analisis Disparitas Pendapatan Wilayah Analisis ini dilakukan dengan melihat pola perekembangan ekonomi melalui Tipologi Klassen, metode Indeks Williamson, serta metode Indeks Entropi Theil pada Kabupaten Boyolali.

3.2.4 Analisis Proyeksi PDRB Sektor Pertanian Sub Sektor Kehutanan Analisis ini dilakukan dengan melakukan proyeksi 30 tahun mendatang dari sektor pertanian sub sektor kehutanan dengan metode regresi linier.


3.3 Kerangka Berfikir Input

Proses

Output

1. Jenis Tanah 2. Curah Hujan 3. Kelerengan 4. Ketinggian 5. Guna Lahan

Analisis Kesesuaian lahan Hutan Produksi

Potensi Penyediaan Lahan Hutan produksi

Sumberdaya Hutan Eksisting

Analisis Neraca Sumberdaya: Fisik, Moneter

Cadangan Sumberdaya Hutan Profuksi

Hasil Sumberdaya Hutan Produksi

Analisis Komoditas Unggulan

Komoditas Unggulan Sumberdaya Hutan Produksi

Analisis Kinerja Ekonomi PDRB Kabupaten Boyolali

Analisis Sektor Unggulan Analisis Disparitas Pendapatan

Rekomendasi dan Arahan Pengembangan

NSDA Hutan Kab. Boyolali

11


Bab 4 Pembahasan


4.1 Identifikasi Kesesuaian Lahan Kehutanan Aktiva Beberapa aturan terkait kriteria fungsi kawasan hutan tersebut sebagai berikut : ‡ .ULWHULD GDQ WDWD FDUD SHQHWDSDQ KXWDQ OLQGXQJ GLDWXU dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/11/80. ‡ .ULWHULD GDQ WDWD FDUD SHQHWDSDQ KXWDQ VXDND DODP dan hutan wisata diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 681/Kpts/Um/8/81. ‡ .ULWHULD GDQ WDWD FDUD SHQHWDSDQ KXWDQ SURGXNVL konversi diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 682/Kpts/Um/8/81. ‡ .ULWHULD GDQ WDWD FDUD SHQHWDSDQ KXWDQ SURGXNVL diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 683/Kpts/Um/8/81. ‡ 3HQHWDSDQ %DWDV +XWDQ 3URGXNVL GLDWXU GDODP 6. Menteri Kehutanan Nomor 83/KPTS/UM/8/1981. Kriteria hutan produksi dan lindung yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian memberikan kriteria fungsi kawasan hutan berdasarkan sistem skoring. )DNWRU IDNWRU \DQJ GLQLODL PHQFDNXS NRPSRQHQ utama : ‡ .HOHUHQJDQ ‡ -HQLV WDQDK PHQXUXW NHSHNDDQQ\D WHUKDGDS HURVL GDQ ‡ &XUDK KXMDQ UDWD UDWD PP KDUL KXMDQ

Adapun skor parameter menurut aturan-aturan di DWDV XQWXN WLDS NRPSRQHQ IDNWRU DGDODK VHEDJDL berikut: ‡ 6NRU ! PDND GLFDGDQJNDQ VHEDJDL KXWDQ lindung. ‡ 6NRU PDND GLFDGDQJNDQ VHEDJDL KXWDQ produksi terbatas. ‡ 6NRU PDND GLFDGDQJNDQ VHEDJDL KXWDQ produksi tetap.

Kelerengan Kelas Keterangan Tingkat kelerengan 1 Datar 0%-8% 2 Landai 8%-15% 3 Agak 15%-25% Curam 4 Curam 25%-40% 5 Sangat >40% Curam

Kelas 1 2 3 4 5

Jenis tanah Kepekaan Terhadap -enis tanah Erosi Rendah Alluvial Tanah *lei Planosol +idromorf Kelabu Laterit Air Tanah Sedang Latosol Tinggi Kambisol Mediteranian Tanah Brown Forest Non CalFiF Brown Sangat tinggi Vertosol Andosol *rumosol Laterit Podsol Podsolik Amat sangat tinggi Litosol Organosol Rendzina Regosol

Kelas 1 2 3 4 5

Curah hujan Tingkat Curah Curah +uMan +uMan Sangat rendah 2448 Rendah 24483726 Sedang 37264986 Tinggi 49866264 Sangat tinggi >6264

skor 20 40 60 80 100

Skor 15 30 45 60 75

Skor 10 20 30 40 50

%HUGDVDUNDQ DQDOLVLV VSDVLDO PHQJJXQDNDQ $UF*,6 dan dengan penetepan sebagaimana ditentukan GLDWDV OXDV ODKDQ SRWHQVL KXWDQ SURGXNVL WHUEDWDV +D GDQ WHWDS +D GL .DEXSDWHQ %R\RODOL adalah 111.002 Ha

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

13


Peta Kelerengan

Peta Jenis Tanah

Peta Curah Hujan

Potensi Lahan Aktiva 111.002 Ha

Gambar 4. Peta Kesesuaian Lahan Hutan Produksi

14

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL


4.2 Identifikasi Kesesuaian Lahan Kehutanan Pasiva Potensi tersedianya sumber daya hutan produksi yang ada di Kabupaten Boyolali dapat diketahui dengan analisis kesuaian lahan hutan produksi. Analisis kesesuaian lahan hutan produksi dilakukan untuk mengetahui lokasi lahan yang sesuai untuk budidaya hutan produksi guna efisensi lahan hutan produksi tanpa menggangu lahan lainnya. Untuk mendapatkan kesesuaian lahan hutan SURGXNVL GL .DEXSDWHQ %R\RODOL GLODNXNDQ GHQJDQ analisis skoring dengan kriteria sebagai berikut: ‡ 1RQ NDZDVDQ OLQGXQJ GDQ SHQ\DQJJD ‡ %XNDQ ODKDQ IXQJVL VDZDK LULJDVL ‡ %XNDQ ODKDQ IXQJVL VDZDK WDGDK KXMDQ ‡ %XNDQ ODKDQ GHQJDQ IXQJVL SHUPXNLPDQ ‡ %XNDQ ODKDQ GHQJDQ IXQJVL JHGXQJ 'HQJDQ PHPSHKDWLNDQ NULWHULD GLDWDV PDND KDVLO SDGD SHWD PHQXQMXNDQ EDKZD ODKDQ IXQJVLRQDO \DQJ sudah dimanfaatkan di Kabupaten Boyolali adalah 57.806 Ha dari total luas lahan di Kabupaten Boyolali

Potensi Lahan Pasiva 57.806 Ha

Gambar 5. Peta Kesesuaian Lahan Hutan Produksi dengan pemanfaatan eksisting

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

15


4.3 Analisis Neraca Fisik Potensi Lahan Kehutanan (Aktiva)

111.002 Ha

Lahan Fungsional Eksisting (Passiva)

57.806 Ha

Cadangan Lahan Kehutanan yang belum termanfaatkan

%HUGDVDUNDQ KDVLO SHUKLWXQJDQ QHUDFD FDGDQJDQ ODKDQ NHKXWDQDQ VHFDUD ILVLN PDND GDSDW GLLVPSXONDQ EDKZD PDVLK WHUGDSDWQ\D FDGDQJDQ seluas 53.196 Ha XQWXN ODKDQ NHKXWDQDQ +DO LQL dapat mengindikasikan bahwa sebenarnya pemanfaatan dari kegiatan sektor kehutanan bahan pangan ini belum dapat dikatakan optimal.

16

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

53.196 Ha


4.4 Analisis Neraca Moneter Neraca Fisik (Produksi)

Luas (Ha)

Standar Produksi seharusnya Produksi (m3) (m3/Ha) 53.196 00 70 3.723.720 000 1 70 2.608.410 00

Hutan Produksi Potensial(Ha) Hutan Produksi Eksisting (Ha) Cadangan

Neraca Moneter (Produksi)

Rata - rata kemampuan Produksi Lahan Rata - rata Harga Kayu Produksi Total Peruntukan Lahan Hutan Produksi Penggunaan Lahan Cadangan Lahan

Rp Rp Rp Rp

70 1.500.000,00 5.585.580.000.000,00 1.672.965.000.000,00 3.912.615.000.000,00

m3/Ha/Tahun m3 /tahun /tahun /tahun

%HUGDVDUNDQ KDVLO SHUKLWXQJDQ QHUDFD VXPEHU GD\D ODKDQ SHUWDQLDQ VHFDUD PRQHWHU GDSDW GL VLPSXONDQ bahwa apabila semua lahan hutan potensial dimanfaatkan semua untuk kegiatan produksi maka akan EHUSRWHQVL XQWXN PHQDPEDK KDVLO NHXQWXQJDQ VHEHVDU 7ULOOLXQ +DVLO LQL GLSHUROHK GDUL VHOLVLK DQWDUD keuntungan yang seharusnya diperoleh dari luasan total lahan yang sesuai untuk pertanian dikali dengan standar harga rata-rata kayu produksi Kabupaten Boyolali .

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

17


4.5 Cadangan Komoditas Produksi Lahan Hutan Produksi Kabupaten Boyolali 4.5.1 Analisis Neraca Fisik Komoditas Jenis Kayu

Produksi Eksisting (m3) A

Standar produksi (m3/Ha) B

Luas Produksi (Ha) D-B=C

Produksi seharusnya (m3) (A/A1)*A2 = D

968

0 7

4179

2.925

1.958

736

0 7

3181

2.226

1.490

134

0 7

577

404

270

138

0 7

596

417

279

606

0 7

2616

1.832

1.226

698

0 7

3016

2.111

1.413

323

0 7

1396

977

654

46

0 7

200

140

94

40

0 7

171

120

80

3.689 (A1)

0 7

15.933 00

11.153 10 (A2)

7.463 96

kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Persegi dan KBP kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Kayu bakar jati Kayu Rimba bakar

1HUDFD 6XPEHU 'D\D .HKXWDQDQ VHFDUD ILVLN dihitung berdasarkan standar produksi yang seharusnya dari masing-masing komditas hutan produksi. Dari hasil perhitungan ini daoat disimpulkan bahwa produksi hutan kabupaten ER\RODOL EHOXP RSWLPDO .DUHQD SURGXNVLQ\D sekarang masih berada di bawah produksi VHKDUXVQ\D %DKNDQ VHOXUXK NRPRGLWDV KDVLO KXWDQ SURGXNVL PDVLK EHOXP RSWLPDO +DVLO HYDOXDVL LQL GDSDW PHQMDGL PDVXNDQ GDQ

18

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

Volume Cadangan (m3) D-A

pertimbangan pengembangan kegiatan sektor pertanian sub sektor kehutanan ketika diadakan pengembangan pada sub sektor ini maka hal yang perlu dilakukan adalah mengatasi penyebab kurang optimalnya produksi pada masing-masing komoditas.


4.5.2 Analisis Neraca Moneter Komoditas Jenis Pohon kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Persegi dan KBP kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Kayu bakar jati Kayu Rimba bakar

Produk Seharusnya standar Harga /m3 (Rp) (m3) 2.925 ,DR 821.828 00 2.226 ,DR 987.121 00 404 ,DR 3.524.933 00 417 ,DR 129.506 00 1.832 ,DR 143.536 00 2.111 ,DR 280.697 00 977 ,DR 225.463 00 140 ,DR 6.520 00 120 ,DR 1.469 00 Total Pendapatan

Apabila produksi tiap komoditas produksi hutan kabupaten boyolali dapat dioptimalkan sesuai dengan standar produksinya masing-masing maka Kabupaten Boyolali dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. +DVLO LQL GLPXQJNLQNDQ DNDQ mampu menigkatkan perekonomian dan

Harga Pendapatan Produksi (Rp) 2.404.139.835 2.197.733.534 1.423.667.702 54.050.959 262.890.722 592.593.447 220.356.026 914.217 176.046 7.156.522.488

NHVHMDKWHUDDQ PDVV\DUDNDW %R\RODOL NKXVXVQ\D GL EDJLDQ XWDUD NDEXSDWHQ .DUHQD KXWDQ SURGXNVL \DQJ dimaksud disini terletak di Utara Kabupaten dimana daerah ini adalah derah dengan kemiskinan tertinggi di Kabupaten Boyolali.

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

19


4.6 Komoditas Unggulan Jenis Komoditas

Rata-rata Kontribusi

Laju Pertumbuhan

Tipologi Klassen

1.391 83 502 93 905 75 87 75 539 21 407 07 221 52 50 32 64 41

2011 Produksi m kubik

967 63 736 43 133 59 138 05 605 82 698 31 323 28 46 38 39 64

-30 47797573 46 43018343 -85 25039029 57 33138833 12 35346591 71 54543445 45 93716143 -7 822561412 -38 45485033

potensial unggulan terbelakang berkembang unggulan unggulan berkembang berkembang terbelakang

4.171

3.689

-11 54777729

2010 Produksi m kubik

kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Persegi dan KBP kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Kayu bakar jati Kayu Rimba bakar

Dengan menggunakan tipologi klassen VHNWRUDO GDSDW GLOLKDW EDKZD .D\X -DWL 6RUWDVL $ GDQ .D\X 5LPED 3HUWXNDQJDQ 6RUWDVL $ dan A2 merupakan komoditas yang unggulan sehingga dapat ditingkatkan produksi untuk meningkatkan perekonomian Kabupaten Boyolali

20

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL


Bab 5

Keterkaitan perkembangan ekonomi dengan NSDA hutan


5.1 Keterkaitan NSDA dan kinerja perekonomian wilayah Kabupaten Boyolali Struktur Perekonomian Kabupaten Boyolali Tahun 2010 - 2015

5.1.1 Struktur Ekonomi

Pengadaan air pengelolaan sampah limbah dan daur ulang

100 95

-asa kesehatan dan kegiatan sosial

90

-asa pendidikan

85 80

Administrasi pemerintahan pertahanan dan Maminan sosial waMib Konstruksi

75 70 65 Kontribusi Sektoral (%)

Perkembangan struktur perekonmian kabupaten boyolali dalam 5 tahun terakhir ditopang oleh VHNWRU \DLWX 1. Sektor Industri Pengolahan, 2. pertanian, kehutanan dan perikanan, dan 3. perdagangan 'HQJDQ EHJLWX GDSDW disimpulkan bahwa 3 sektor tersebut merupakan sektor krusial untuk perputaran roda perekonomian di Kabupaten Boyolali. Tidak hanya VDPSDL GLVLWX DSDELOD PHQJJXQDNDQ $QDOLVD FDGDQJDQ ILVLN GDQ PRQHWHU sektor pertanian sub sektor kehutanan MXJD EHUQLODL WLQJJL GDQ EHUSRWHQVL XQWXN GLNHPEDQJNDQ OHELK ODQMXW

60

Pengadaan listrik dan gas

55

,ndustri pengolahan

50 Pertambangan dan penggalian

45 40

-asa lainnya

35 -asa perusahaan

30 25

Real estate

20 15

-asa keuangan dan asuransi

10

,nformasi dan komunikasi

5 0 2010

2011

2012

2013

2014

2015

Penyediaan akomodasi dan makan minum

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

22


5.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan PDRB Tahun 2010-2015 6.60 6.40 6.20 6.00 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80

6.34 6.08 5.83 5.42

5.33

2010-2011

2011-2012

2012-2013

2013-2014

2014-2015

Pertumbuhan Ekonomi

6HMDN WDKXQ KLQJJD WDKXQ SHUWXPEXKDQ perekonomian wilayah kabupaten boyolali terbilang IOXNWXDWLI KDO LQL GLOLKDW GDUL EHUDSD VHOLVLK 3'5% GDUL WDKXQ NH WDKXQ 'DODP SHULRGH WHUVHEXW VDQJDW GL sayangkan Kabupaten Boyolali belum bisa melebihi FDWDWDQ WHUWLQJJLQ\D \DLWX SDGD WDKXQ $SDELOD GLOLKDW VHFDUD VHNWRULO GDQ EHUSXVDW SDGD VHNWRU SHUWDQLDQ WHUOLKDW EDKZD SDGD MDQJND ZDNWX VHNWRU WHUVHEXW PHQLQJNDW GUDVWLF \DNQL VHEHVDU $SDELOD GLVDQGLQJNDQ NHGXD JUDILN GL DWDV PDND

NHQDLNDQ VHNWRU SHUWDQLDQ PHUXSDNDQ VXDWX NHZDMDUDQ PHQJLQJDW VHFDUD PDNUR WHULQGLNDVLNDQ EDKZD VWUXNWXU perekonomian Kabupaten Boyolali meningkat pada SHULRGH GDQ MXJD PHQMDGL VHNWRU XQJJXODQ penopang perekonomian

5.2 Keterkaitan NSDA dengan sektor unggulan Kabupaten Boyolali 8QWXN PHQJHWDKXL VHEHUDSD NXDW GDQ VHEHUDSD MDXK VXDWX komoditas pada sektor tertentu dalam menopang perekonomian VXDWX ZLOD\DK GLSHUOXNDQ PHWRGH PHWRGH \DQJ VDOLQJ EHUNHVLQDPEXQJDQ VHSHUWL /4 6KLIW 6KDUH 7LSRORJL .ODVVHQ ,, VHUWD JRORQJDQ SRWHQVLDO SDGD WLSRORJL .ODVVHQ ,

23

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL


Metode No

1

2

3

4

5

6

7

Sektor/Sub sektor

Tipologi Klassen

Hasil

LQ

Shift Share

I

II

Pertanian, kehutanan, dan perikanan

Unggulan

Unggulan

Potensial

Unggulan

4

4

3

4

3 75

Pertambangan dan penggalian

Potensial

Terbelakang

Terbelakang

Potensial

Berkembang

Industri pengolahan Pengadaan listrik dan gas

Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

Konstruksi

Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor

Unggulan

3

1

1

3

2 00

Berkembang

Berkembang

Unggulan

Berkembang

Potensial

2

2

4

2

2 50

Terbelakang

Berkembang

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

1

2

1

1

1 25

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

1

1

1

1

1 00

Terbelakang

Unggulan

Terbelakang

Terbelakang

Berkembang

1

4

1

1

1 75

Terbelakang

Terbelakang

Potensial

Potensial

Berkembang

1

1

3

3

2 00

Potensial

Potensial

Berkembang

Unggulan

Potensial

3

3

2

4

3 00

8

Transportasi dan pergudangan

9

Penyediaan akomodasi dan makan minum

Terbelakang

Unggulan

Terbelakang

Terbelakang

Berkembang

1

4

1

1

1 75

10

Informasi dan komunikasi

Berkembang

Unggulan

Berkembang

Berkembang

Potensial

2

4

2

2

2 50

11

Jasa keuangan dan asuransi

Terbelakang

Potensial

Terbelakang

Terbelakang

Berkembang

1

3

1

1

1 50

Terbelakang

Unggulan

Berkembang

Terbelakang

Berkembang

12

13

14

15

Real estate

Jasa perusahaan

Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

Jasa pendidikan

16

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

17

Jasa lainnya

Jenis Komoditas

1

4

2

1

2 00

Unggulan

Potensial

Berkembang

Berkembang

Potensial

4

3

2

2

2 75

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

Terbelakang

1

1

1

1

1 00

Potensial

Unggulan

Berkembang

Unggulan

Unggulan

3

4

2

4

3 25

Potensial

Unggulan

Berkembang

Berkembang

Potensial

3

4

2

2

2 75

Potensial

Terbelakang

Terbelakang

Potensial

Berkembang

3

1

1

3

2 00

Rata-rata Kontribusi

Laju Pertumbuhan

Tipologi Klassen

1.391 83 502 93 905 75 87 75 539 21 407 07 221 52 50 32 64 41

2011 Produksi m kubik

967 63 736 43 133 59 138 05 605 82 698 31 323 28 46 38 39 64

-30 47797573 46 43018343 -85 25039029 57 33138833 12 35346591 71 54543445 45 93716143 -7 822561412 -38 45485033

potensial unggulan terbelakang berkembang unggulan unggulan berkembang berkembang terbelakang

4.171

3.689

-11 54777729

2010 Produksi m kubik

kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Persegi dan KBP kelas/sortasi A1 Kelas/sortasi A2 Kelas/sortasi A3 Kayu bakar jati Kayu Rimba bakar

%HUGDVDUNDQ WDEHO GL DWDV dapat kita lihat bahwa Sektor 3HUWDQDLDQ .HKXWDQDQDQ GDQ 3HULNDQDQ VHUWD VHNWRU -DVD Pendidikan merupakan sektor yang unggulan.

$SDELOD GLOLKDW VHFDUD OHELK VSHVLILN NRPRGLWDV KXWDQ DSD \DQJ VHFDUD PHWRGRORJL GDSDW GLNDWDNDQ NRPRGLWDV XQJJXODQ GDQ KDVLOQ\D DGDODK .D\X -DWL Sortasi A2 dan Kayu Rima Sortasi A1 dan A2 komoditas XQJJXODQ WHVHEXW +DO LQL bukanlah suatu yang PHQJZMXWNDQ NDUHQD NHWLJD NRPRGLWDV WHUVHEXW VHFDUD Analisa aktiva-passiva merupakan komoditas dengan VHOLVLK KDVLO SURGXNVL \DQJ FXNXS tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

24


5.3 Keterkaitan NSDA dengan disparitas pendapatan Distribusi pendapatan adalah deskripsi dari pendapatan yang diperoleh pemilik faktor SURGXNVL GDQ MXJD PHUXSDNDQ GHVNULSVL >HQ\HEDUDQ GLVSHUVH SHQGDSDWDQ GL ZLOD\DK WHUVHEXW DVSHN LQL PHUXSDNDQ DVSHN \DQJ HUDW hubungannya dengan disparitas pendapatan. 7LGDN PHUDWDQ\D NHSHPLOLNLNDQ NHND\DDQ SHUEHGDDQ SHQGDSDWDQ WHQDJD NHUMD GDQ SURSHUW\ LQFRPH GLVLQ\DOLU PHQMDGL IDNWRU \DQJ menimbulkan disparitas pendapatan dalam masyarakat. Kepemilikan kekayaan dipengaruhi ROHK WDQJLEOH DVVHWV VHUWD ILQDQFLDO DVVHWV 3HQGDSWDQ WHQDJD NHUMD GLSHQJDUXKL ROHK NDSDELOLWDV LQGLYLGX LQWHQVLWDV NHUMD GDQ MXJD

Kecamatan Selo

18 59 16 33 12 44

Cepogo Ampel

Musuk

Teras

Sawit

Banyudono

Sambi

6 37

17 99 18 46 17 17 21 49 16 32

21 44

19 24

Simo

Klego

Wonosegoro

-uwangi

Daerah Cepat Berkembang

Daerah Cepat Berkembang

5 16

3 70

3 45

3 05

3 57

3 39

26 50 17 77

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

16 55

Daerah Cepat Berkembang

5 28

Kemusu

8 00 5 26 9 57 4 05 4 17

16 18

Daerah Relatif Tertinggal

Daerah Cepat MaMu dan Cepat Tumbuh

3 97

Andong

Daerah MaMu Tertekan

19 65

Daerah Relatif Tertinggal

Daerah Relatif Tertinggal

3 30

29 68

Klasifikasi

25 04

Karanggede

4 79 4 67 4 36

Ngemplak Nogosari

4 00

24 72

MoMosongo

Pendapatan Perkapita

8 59

Boyolali

25

Laju Pertumbuhan

ELGDQJ SHNHUMDDQ 'DQ SURSHUW\ LQFRPH GLSHQJDUXKL ROHK OLIH F\FOH VDYLQJ NHZLUDXVDKDDQ GDQ ZDULVDQ 6HFDUD HNRQRPL ZLOD\DK GLVSDULWDV SHQGDSDWDQ GDSDW GLWLQMDX GDUL SROD SHUWXPEXKDQ HNRQRPL PHWRGH WLSRORJL NDOVVHQ GDQ MXJD SHQGDSDWDQ SHUNDSLWD SHUNHFDPDWDQ adminsitratif.

Daerah Relatif Tertinggal

Daerah MaMu Tertekan Daerah MaMu Tertekan Daerah MaMu Tertekan

Daerah Cepat MaMu dan Cepat Tumbuh Daerah Cepat MaMu dan Cepat Tumbuh

Daerah Cepat Berkembang

Daerah Relatif Tertinggal

Daerah Relatif Tertinggal

Daerah Cepat Berkembang

Daerah Relatif Tertinggal

Dari tabel disampings dapat GLNHWDKXL EDKZD NHFDPWDQ %R\RODOL 6LPR GDQ Karanggede merupakan NHFDPDWDQ GHQJDQ NODVLILNDVL &HSDW 0DMX GDQ &HSDW Tumbuh. Dan disisi ODLQ NHFDPDWDQ 6HOR &HSRJR 0XVXN 0RMRVRQJR $QGRQJ .HPXVX GDQ -XZDQJL PHUXSDNDQ NHFDPDWDQ dengan klasifikasi Relatif Tertinggal


Grafik Indeks Williamson Kabupaten Boyolali 0.058 0.056 0.054 0.052 ,ndeks Williamson

0.050 0.048 0.046 0.044 2007

2008

2009

2011

Grafik Entropi Theil Kabupaten Boyolali 1.350 1.340 1.330 1.320 1.310 Entropi Theil

1.300 1.290 1.280 1.270 1.260 2007

,QGHNV :LOOLDPVRQ GDQ (QWURSL 7KHLO PHQXQMXNDQ DQJND \DQJ PHQGHNDWL QRO KDO LQL mengindikasikan bahwa PDRB perkapita di Kabupaten Boyolali relative merata meskipun VHFDUD NHVHOXUXKDQ FXNXS IOXNWXDWLI Sebagai kabupaten yang perekonomiannya PDVLK GLWRSDQJ ROHK VHNWRU SULPHU SHUEHGDDQ potensi sumber daya alam sangat mempengatuhi besarnya pendapatan yang EHULPSOLNDVL SDGD GLVSDULWDV DQWDU NHFDPDWDQ 0HVNLSXQ PDVXN NH GDODP VHNWRU SHUWDQLDQ VXE VHNWRU NHKXWDQDQ PDVLK WHUELODQJ NHFLO kontribusinya terhadap perekonomian karena NHWHUEDWDVDQ ODKDQ GDQ VHFDUD NRPRGLWDV SHUOX MDQJND ZDNWX \DQJ UHODWLI OHELK ODPD XQWXN dipanen dibandingkan dengan komoditas WDQDPDQ VHFDUD XPXP 6HFDUD VXPEHU GD\D ODKDQ KXWDQ .DEXSDWHQ %R\RODOL PHPLOLNL SRWHQVL \DQJ FXNXS EHVDU mengingat bahwa sampai saat ini lahan-lahan tersebut belum temanfaatkan dengan optimal. .DEXSDWHQ %R\RODOL PDVLK PHPLOLNL FDGDQJDQ ODKDQ KXWDQ VHEHVDU +D GDQ PDPSX memproduksi 3.723.720 m3 kayu. Potensi ini akan sangat bermanfaat apabila bisa dimaksimalkan untuk mengentaskan disparitas pendapatan khususnya bagi masyarakat yang PHQJJDQWXQJNDQ GLUL PHQMDGL EXUXK WDQL

2008

2009

2011

$SDELOD PHOLKDW VHFDUD NRPRGLWDV \DQJ PHQMDGL NRPRGLWDV KXWDQ XQJJXODQ GL .DEXSDWHQ ER\RODOL DGDODK .D\X -DWL 6RUWDVL $ dan Kayu Rima Sortasi A1 dan A2. Maksimalisasi produksi komoditas ini akan membantu dalam peningkatan pendapatan. 6HODLQ LWX MXJD ELVD GLWHUDSNDQ XQWXN meningkatkan pendapatan untuk wilayah-wilayah tertinggal yang potensial sebagai lumbung komoditas hutan di Kabupaten Boyolali.

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

26


Bab 6

Kesimpulan & Rekomendasi


Kesimpulan & Rekomendasi $QDOLVD QHUDFD VXPEHUGD\D NHKXWDQDQ PHQXQMXNDQ EDKZD NDEXSDWHQ ER\RODOL PHPLOLNL FDGDQJDQ ODKDQ \DQJ VDQJDW SRWHQVLDO VHOXDV +D GHQJDQ FDGDQJDQ PRQHWHU VHEHVDU Rp 3.912.615.000.000 untuk sumberdaya hutan. Tidak hanya SRWHQVLDO VHFDUD ODKDQ VHNWRU KXWDQ \DQJ PHQMDGL EDJLDQ GDODP sektor pertanian merupakan sektor yang unggulan untuk dikembangkan dan akan berdampak besar bagi struktur perekonomian wilayah Kabupaten Boyolali. Ditambah lagi GHQJDQ MXPODK SHNHUMD EXUXK WDQL \DQJ FXNXS EHVDU GL DQJND MLZD PDND DNDQ WHSDW VDVDUDQ GDQ DNDQ PDPSX meingkatkan pendapatan bagi para buruh tani tersebut untuk menekan tingkat disparitas pendapatan perkapita kabupaten Boyolali. $ODQJNDK EDLNQ\D DSDELOD SHPDQJNX NHELMDNDQ GL .DEXSDWHQ Boyolali sangat memperhatikan potensi ini. Melalui berbagai FDUD VHSHUWL HNVWHQVLILNDVL ODKDQ \DQJ VHVXDL GHQJDQ GD\D dukungnya untuk meingkatkan kapasitas produksi. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengelolaan sumberdaya hutan untuk memepermudah dan meningkatkan kualitas produksi dan menekan biaya seminimal-minimal PXQJNLQ 3HUOXQ\D MXJD SHQ\HGLDDQ VDUDQD GDQ SUDVDUDQD SHQXQMDQJ NHJLDWDQ SURGXNVL VXPEHUGD\D KXWDQ XQWXN PHPSHUPXGDK SHPDVDUDQ SURGXNVL GDQ MXJD GLVWULEXVL KDVLO hutan sehingga dapat bersaing dengan wilayah lain atau EDKNDQ PDQFDQHJDUD

Daftar Pustaka 61, WHQWDQJ 3HQ\XVXQDQ 1HUDFD 6XPEHU 'D\D SK Menteri Kehutanan No. 83/KPTS/UM/8/1981 - tentang .DUDNWHULVWLN ORNDVL GDQ NHVHVXDLDQ ODKDQ SHQHWDSDQ EDWDV hutan produksi $QJHOLFD 3HQGDSDWDQ 5HJLRQDO >7HUVHGLD GDUL 8QLYHUVLWDV *DGMDK 0DGD XQWXN PDKDVLVZD@ Boyolali Dalam Angka Tahun 2010-2016.

16'$ +XWDQ .DE %R\RODOL

28


0HWRGH GDQ 7HNQLN 3HUHQFDQDDQ :LOD\DK 3HUHQFDQDDQ :LOD\DK GDQ .RWD )DNXOWDV 7HNQLN 8QLYHUVLWDV *DGMDK 0DGD 2016


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.