Beda Generasi, Beda Perilaku di Dunia Kecantikan | Banjir Tak Buat Harga Rumah Tergelincir February 2020 issue Rp 50.000,-
Digital Transformation Roadmap
L A T I DIG FORMATION S N A R T P
A M D A RO
D T
JE
February 2020 issue www.marketeers.com www.marketeers.com/tv
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-001.pdf 1
1/23/2020 10:15:36 AM
P R O
L O
G
U
E
002
Jangan Gegabah
ransformasi digital bagi perusahaan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Dalam praktiknya, banyak perusahaan gagal melakukannya. Bahkan, ada perusahaan yang jor-joran membakar duit untuk investasi digital, tetapi justru merugi, bahkan gagal di tengah jalan. Andai pun transformasi itu berjalan, prosesnya tidak mulus seperti yang diperkirakan. Memang, untuk going digital, perusahaan tidak boleh gegabah. Maklum, di tengah ingar-bingar digitalisasi ini, sering muncul anggapan yang salah kaprah. Perusahaan merasa dirinya telah menjadi perusahaan digital dengan memiliki media sosial, website, aplikasi, atau open office. Padahal, transformasi digital tidak sesederhana itu. Bahkan, survei yang dirilis oleh McKinsey menyebutkan, hanya kurang dari 30% perusahaan di dunia yang berhasil melakukan transformasi digital. Sedangkan sisanya gagal. Faktor penyebabnya adalah mereka terlalu ambisius melakukan transformasi digital, tetapi tidak siap beradaptasi dengan perubahan. Mereka berpikir dengan mengadopsi teknologi dan strategi digital, transformasi itu akan berjalan dengan sendirinya. Nah, meskipun tidak sesederhana yang dibayangkan, transformasi digital niscaya bisa dilakukan dan sukses. Edisi Marketeers yang sedang Anda baca ini menawarkan peta jalan sekaligus strategi melakukan transformasi digital. Ada enam langkah yang harus Anda perhatikan. Semua ini mirip seni dalam berperang. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memahami betul siapa Anda, seberapa kuat pasukan, dan seberapa ampuh senjata yang dimiliki. Anda juga perlu melihat kekuatan musuh. Dan, tak lupa, Anda perlu memahami medan perang. Setelah itu, Anda bisa menyusun strategi paling jitu. Selamat membaca!
Publisher Hermawan Kartajaya Chief Executive Stephanie Hermawan - Chief Business Officer Ence - Editor In Chief Iwan Setiawan - Managing Editor Hendra Soeprajitno. hendra@marketeers.com - Editor Sigit Kurniawan. sigit@marketeers.com - Ign. Eko Adiwaluyo. eko@marketeers.com - Editorial Secretary redaksi@marketeers.com, info@marketeers.com - Reporter: M. Perkasa Al Hafiz. hafiz@marketeers.com - Ramadhan Triwijanarko. ardhan@ marketeers.com - Annisa Bella. abel@marketeers.com - Ellyta Rahma. ellyta@marketeers.com - Clara NT. clara@marketeers.com - Estu Dian Maranti. estu@marketeers.com - Illustration: Arif Priambudi - Bedoel Achmad - Photographer Rizky Priya - Layout: M. Ottyawan Firdaus Sanny Ismail - Advertisement: Nadia Indriani. nadia.indriani@markplusinc.com, +62 813 2464 6968, +62 21 5790 2338 - TV: Aji Radhyantomo. aji@marketeers.com - Nugraha Satia Permana. nugraha@marketeers.com - Online Activation: Widyamuktiwaskito - Offline Activation: Rachman Julistia. rachman.julistia@marketeers.com - +62 823 1616 5931 - M. Irvan Maulana. irvan.maulana@marketeers.com - +62 813 1550 9848 - Circulation: Taufik Abe. abe@marketeers.com +62 813 1555 6493 - Mulyadi. mulyadi@marketeers.com - P +62 852 9457 0003 +62 21 5790 2338 ext 409, F +62 21 5795 1103. - Printing: Gramedia Printing. Jl. Palmerah Selatan 22-28, Gelora, Jakarta 10270
Marketeers Magazine
EightyEight@Kasablanka 8th floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870 Toll Free: 0 800 188 1111
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-002_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:34 4:30:02 PM
indonesia Siap Siaga
Bantu Warga Terdampak Banjir Jabodetabek & Banten Salurkan bantuan anda melalui: MANDIRI 101.000.647.5733 BNI SYARIAH 340.350.666.5 NOBU BANK 130.30.40000.5 a.n Yayasan Dompet Dhuafa Republika
www.dompetdhuafa.org 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-003.pdf 1
1/23/2020 10:15:37 AM
R O A
D
M
Our contributor
A
P
02
Prologue
04
Roadmap
11
Discovery
21
Adventure
26
Navigator
34
Meski penting dan mendesak, transformasi digital harus dilakukan dengan matang. Jangan sampai investasi yang dikeluarkan perusahaan salah sasaran dan sia-sia. Cobalah untuk mengenal kembali posisi dan kondisi perusahaan Anda saat ini, dan jalankan sesuai dengan roadmap yang disajikan oleh Marketeers.
71
Momentum
79
Outlook
89
Maestro
95
Marketeers X
Ignatius Untung Lulusan MBA University of Liverpool bidang marketing ini berpengalaman dalam memegang beberapa posisi penting di perusahaan teknologi Indonesia. Untung terdaftar di dalam World’s Neuromarketing Science & Business Association. Pada 2018 lalu, Untung terpilih sebagai Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA).
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-004_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:36 4:30:05 PM
Sejak 1969
ga Anda r a u l e K an Kesegar
3544:2013
Kami Kaya akan Rasa, Aroma, dan Kualitas... 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-005.pdf 1
1/23/2020 10:15:37 AM
EXECUTIVE EDUCATION PROGRAM
SCIENCE & ART OF SALESFORCE MANAGEMENT February 17 – 21, 2020 Philip Kotler Theater MarkPlus Main Campus EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav.88 Jakarta 12870
Whatever the Challenge,
Be MARKPLUS READY. Di pasar dengan tingkat persaingan tinggi dan pertumbuhan yang tidak menentu akibat lanskap bisnis yang sangat dinamis, tim penjualan akan menghadapi tugas yang lebih menantang untuk mencapai target penjualan. Perusahaan yang unggul berhasil membangun tim penjualan yang fleksibel dengan berbagai pendekatan sales structure, territory management, sales development, sales compensation dan sales performance management yang mendukung. Executive Education Program kali ini akan membahas berbagai pendekatan tersebut melalui metode Case Method and Participant-Centered Learning ala Business School.
PROGRAM FACULTY SPECIAL SESSION WITH
JACKY MUSSRY Deputy Chairman, MarkPlus, Inc. dengan pengalaman konsultansi 24 tahun.
IWAN SETIAWAN CEO, MarkPlus, Inc. dengan pengalaman konsultansi 16 tahun.
Doktor (Manajemen Stratejik), Universitas Indonesia.
MBA, Kellogg School of Management.
Designed for: • First Line Sales Manager • Area and Regional Sales Manager • Sales Director • Sales Human Resources Support • Marketing Manager
• Individuals who plan and implement marketing & finance decisions minimum 5 years experience in marketing or finance
INFO:
ARDHI RIDWANSYAH Senior Content Manager, MarkPlus, Inc.
MBA, Singapore Management University.
M.Si., Applied Psychology, Universitas Indonesia
Anggun +62 812 1233 6502
PARTICIPATION FEES: RP 12,000,000/PERSON RP 30,000,000/3 PERSON 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-006.pdf 1
YOSANOVA SAVITRY Senior Vice President, MarkPlus Institute.
HERMAWAN KARTAJAYA
Founder & Chairman, MarkPlus, Inc. dengan pengalaman konsultansi 29 tahun. Co-author 8 buku bersama bapak pemasaran modern dunia, Prof. Philip Kotler
Venty +62 812 1343 160
Get Your Best Deals Starts From Rp 4,000,000 - Rp 12,000,000
Only At:
shop.marketeers.com
1/23/2020 10:15:37 AM
Marketeers + Pemkab Bone Bolango
Kabupaten Bone Bolango
Gesit Mendongkrak Wisata Bone Bolango Kepemimpinan yang mengusung entrepreneurship membawa Bone Bolango maju di berbagai aspek. Salah satu yang kelihatan adalah sektor pariwisata.
epanjang tahun 2019, Kabupaten Bone Bolango melakukan pembangunan yang membuahkan hasil. Paling tidak, program lima kerja lima hasil benar-benar terwujud. Pembangunan yang berfokus pada pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan desa, pertanian, pariwisata serta lingkungan ini berdampak pada peningkatan sumber daya manusia, penurunan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, perbaikan layanan publik, hingga peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu yang perkembangan dominan dari Kabupaten Bone Bolango adalah sektor pariwisata. Bone Bolango menyimpan kekayaan wisata yang luar biasa. Sebagian besar wilayahnya menjadi bagian dari Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Di samping itu, destinasi lain cukup dikenal oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Salah satu destinasi yang diminati adalah destinasi diving seperti Taman Laut Olele. Taman laut ini menyuguhkan keindahan bawah laut Teluk Tomoni. Meski termasuk kawasan konservasi, wisatawan boleh melakukan diving, snorkeling, hingga memotret keindahan bawah laut tersebut. Selain itu, Bone Bolango juga memiliki hiu paus (whale shark) yang suka muncul di perairan di sana, khususnya di Desa
Botubarani. Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Pantai Botutonuo dengan panorama hijau pohon kelapa. Ada lagi Pantai Molotabu dengan panorama karang putih. Tempat ini juga cocok bagi wisatawan yang gemar berburu matahari terbenam. Belum lagi dengan wisata air terjun Lombongo dan Ilohu’uwa, serta pesona gua lumut dan satwa endemik burung Maleo di Hungayono, kecamatan Suwawa. Secara keseluruhan, Bone Bolango memiliki 30 objek daya tarik wisata (ODTW) dengan ratusan program atraksi. Majunya sektor pariwisata di Bone Bolango tidak lepas dari kinerja pemerintah kabupaten di bawah kepemimpinan Bupati Hamim Pou, S.Kom, MH yang menjabat untuk periode 2016-2021. “Daerah kami memiliki banyak potensi kekayaan alam, antara lain daya tarik wisata alam. Agar memiliki daya saing, kami harus berinovasi dalam mengembangkan sektor pariwisata. Salah satu nya adalah inovasi Seven Destination of Tourism. Dalam sekali kunjungan, pengunjung dapat menikmati multiragam atraksi wisata menarik hanya dalam waktu kurang dua jam,” ujar Hamim. Pengembangan sektor pariwisata ini didukung dengan pelaksanaan strategi 3A, yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Atraksi atau aktivasi digelar untuk menambah daya tarik sebuah destinasi. Wisatawan tak hanya ingin menikmati objek wisata, tapi juga kegiatan di objek tersebut.
Terkait amenitas, pemerintah kabupaten juga gencar membangun fasilitas pendukung, seperti penginapan maupun tempat kuliner. Dan, soal aksesibilitas, pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur untuk memudahkan wisatawan menjangkau destinasi, entah jalan, listrik, jaringan internet, dan sebagainya. Selain itu, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bone Bolango juga aktif dalam mendidik tenaga-tenaga pariwisata, seperti pemandu. Mereka dididik untuk menjadi ujung tombak pelayanan keramahtamahan di sana. Bahkan, Bone Bolango telah membangun jalur pedestrian yang setiap malam minggu disulap menjadi kawasan wisata kuliner dan tempat berkumpulnya milenial. Pedestrian Matobonebol merupakan pedestrian yang lebar dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang, seperti tempat duduk. Pembangunan sektor pariwisata ini tidak hanya menarik jumlah wisatawan semakin banyak, tetapi juga ikut mendongkrak perekonomian daerah. Masyarakat setempat mendapat keuntungan ekonomis. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari semangat entrepreneur yang melekat dari kepemimpinan Hamim. Tak berlebihan bila pada tahun lalu, Hamim Pou diganjar dengan penghargaan Leader Entrepreneur Award 2019 oleh MarkPlus, Inc. “Mereka dinilai sebagai pemimpin yang kreatif dalam menghasilkan ide dengan kuantitas banyak. Inovatif karena terobosannya solutif, memudahkan, cepat diadopsi dan dirasakan masyarakat, serta berjiwa entrepreneurship,” ujar Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus, Inc.
Hamim Pou, S.Kom, MH Bupati Bone Bolango
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-007.pdf 1
1/23/2020 10:15:37 AM
08:00 - 17:00 Awarding Ceremony
Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place
The Inauguration of Brand for Good Club 2020
IT’S HUMAN EXPERIENCE! Presented by
1000 Participants
300 Brands
100 Industry
Speakers’ Themes
categories
HUMAN EXPERIENCE DESIGN FOR BRANDING
Di era pelanggan millennials dan centennials, brand dibangun dengan menciptakan customer experience
CREATING EXPERIENCE THROUGH INNOVATIVE SERVICE
(CX) yang WOW. Di sisi lain, dengan pesatnya digitalisasi, brand justru menjadi unik jika semakin
DRIVING GROWTH WITH EXPERIENCE AND ENGAGEMENT
manusiawi. Perpaduan CX dan human-centric brand inilah yang melahirkan Human Experience (HX), yang
WHEN BRANDS BECOME HUMANS IN MARKETING COMMUNICATIONS
akan menjadi bahasan utama WOW Brand Festive Day 2020. Jangan lewatkan pesta tahunan terbesar
DIGITAL TRANSFORMATION: TECH AND CULTURE PERSPECTIVES
orang brand di Indonesia!
Ticket fee Early Bird Until 15 Feb 2020
QR TREASURE HUNT NETWORKING
HUMAN EXPERIENCE EXHIBITION
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-008_R1.pdf 1
IDR 1.200.000
Regular 1 Person
IDR 1.500.000 3 Persons
IDR 3.750.000
VIP GOLD IDR 5.000.000 (Reserved Seat, VIP Lunch, Book, and limited to 20 first participant)
Corporate Table 8 Persons
IDR 6.500.000
Information
Aya +62 821 1546 5583 info@markplusinc.com indonesiawowbrand.com #WOWBrand20
1/27/2020 4:31:39 4:30:08 PM
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-009_ALT 1.pdf 1
1/23/2020 10:15:37 AM
Advancing Competencies
PUBLIC EDUCATION PROGRAM MarkPlus Main Campus EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870
MARKETING 4.0 4-5 FEBRUARY 2020
BUSINESS TO BUSINESS
SELLING IN PROPER WAY 11-12 FEBRUARY 2020
PR & CRISIS MANAGEMENT 13-14 FEBRUARY 2020
Participation Fees Rp 5,000,000/Person Rp 13,500,000/3 Persons
INFORMATION Aulia 085691700203
aulia.fasya@markplusinc.com
GETTING POWERFULL WITH
MOBILE MARKETING 19-20 FEBRUARY 2020
GET YOUR BEST DEALS STARTSMATION FROM Rp 1,500,000 - 5,000,000 ONLY AT
SETTING YOUR TEAM STRUCTURE:
PEOPLE MANAGEMENT
shop.marketeers.com @shopmarketeers
markpluslink
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-010.pdf 1
25-26 FEBRUARY 2020
1/23/2020 10:15:38 AM
Discovery AMANDA PUTRI WITDARMONO
JIWA TOAST
BANGUN PENDIDIKAN DENGAN HATI
INOVASI KUDAPAN SANG JURAGAN KOPI
P. 012
P. 014
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-011.pdf 1
WARUNG PINTAR
TUMBUH LEWAT TEKNOLOGI
P. 018
1/23/2020 10:15:38 AM
D
I S C O V E R Y
Best & Worst 012
Amanda Putri Witdarmono
Bangun Pendidikan dengan Hati Meskipun menjadi guru adalah cita-citanya sejak kecil, nyatanya perjalanan karier Amanda Putri Witdarmono sedikit berubah. Perempuan yang kini menjabat Chief Education Officer Zenius Education ini masih memegang misi yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kesejahteraan guru di Indonesia. Namun dengan cara yang berbeda. Melalui Zenius, Amanda, panggilan akrabnya menghadirkan konten pendidikan dalam format video. Tidak jarang, mantan Puteri Pendidikan Indonesia 2008 ini melihat berbagai kisah menarik mengenai nasib pendidikan di Indonesia. Berbagai kisah heroik para guru pun menjadi penyemangat bagi dirinya untuk terus memperbaiki pendidikan di Negeri ini. Duduk bersama Ellyta Rahma dari Marketeers, Amanda bercerita tentang pengalaman, tantangan, dan kisah menarik selama berkarier di Industri pendidikan Indonesia. Inilah kisahnya.
| February 2020
DISCOVERY FEB20.indd 2 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-012_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:0820.12 4:31:39 PM
D
I S C O V E R Y Best & Worst 013
MY BEST Walaupun harus berhadapan dengan berbagai tantangan setinggi gunung, saya benar-benar bahagia ketika berada di industri ini. Apalagi saat bertemu dengan guru-guru di berbagai daerah di Indonesia. Memang, ada stigma bahwa guru di Indonesia tidak sejahtera. Tapi saya melihat mereka tetap berusaha keras bagi anakanak didik mereka. Ada satu cerita menarik ketika saya bertugas di sebuah desa di Jawa Barat. Daerah tersebut memiliki akses pendidikan terbatas karena sarana transportasi yang tidak memadai. Tidak hanya itu, jarak antara pusat kota dan desa yang jauh mengharuskan seorang guru perempuan di sekolah ini bolak-balik puluhan kilometer menggunakan motor. Dia juga harus melewati jalanan yang becek dan berlumpur. Tapi, semangatnya tidak pernah putus. Bahkan si Ibu Guru rela bolak-balik kota dan desa untuk mengantarkan muridnya mengikuti lomba. Sebegitu besar keinginannya untuk memperlihatkan bahwa muridnya juga mampu bersaing dengan anak-anak yang bersekolah di tempat memadai. Itu baru satu kisah. Saya memiliki banyak kisah inspiratif lain yang membuktikan bahwa banyak guru-guru di Indonesia yang begitu dedikatif dan benar-benar go above and beyond demi anak didik mereka. Inilah yang mendorong saya terjun ke dunia pendidikan secara makro. Saya memerhatikan pendidikan tidak hanya dari bagaimana anak-anak bersekolah, tapi juga bagaimana sistem pendidikan dan guru memiliki kompetensi yang baik untuk mengajar.
Guru-guru yang memiliki keterbatasan untuk mengajar sangat semangat untuk memajukan anak didiknya. Itu menjadi penyemangat. Mengapa saya yang memiliki kemampuan lebih, tidak bisa memiliki semangat yang sama untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik? Saya menemukan semangat untuk membangun pendidikan secara makro ini di Zenius bersama lembaga We The Teacher yang saya kembangkan dan kelola. Saya percaya, teknologi memiliki kekuatan untuk mewujudkan misi besar saya dalam meratakan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebab, teknologi bisa menembus keterbatasan akses distribusi pendidikan akibat jalan rusak atau hutan rimba. Makanya, saya memberikan pengajaran dan melatih guru untuk memanfaatkan gawai dan platform digital dalam proses belajar mengajar. Hal ini semata-mata untuk satu tujuan, yaitu menyamakan kualitas pendidikan di Jakarta, Sorong, bahkan di daerah terluar di Indonesia Saya merasa keputusan saya untuk fokus berkarier di dunia pendidikan adalah pilihan terbaik yang pernah saya lakukan. Di bidang ini, saya tidak hanya menikmati proses mewujudkan passion dan cita-cita, tapi juga menjadi bagian kemajuan bangsa. Tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak Indonesia, saya juga turut membantu merealisasikan impian para guru agar bisa memberikan yang terbaik pada anak didiknya
“PENDIDIKANADALAHINDUSTRIYANGBAPERALIASMELIBATKANPERASAAN.MAUTIDAK MAU,MEREKAYANGBERKARIERDIDUNIAINIHARUSMENJADIKANHATINYASEBAGAI BAGIANDARIPEKERJAAN.” Amanda Putri Witdarmono Chief Education Officer Zenius Education
MY WORST Bagi saya, menjadi guru adalah panggilan hati. Saya selalu melihat profesi ini memiliki keistimewaan sendiri. Apalagi, saat saya menempuh sekolah menengah berkat beasiswa di Singapura. Kepedulian saya terhadap dunia pendidikan terus meningkat. Awalnya saya sempat ragu untuk mengambil jalan ini. Mengambil jurusan seperti psikologi atau komunikasi bisa lebih menguntungkan dibandingkan jurusan pendidikan. Namun, orang tua saya berpesan agar tidak setengah-setengah dalam memutuskan sesuatu. Jika memang terpanggil untuk bergelut di dunia pendidikan, maka masuklah ke jurusan yang sesuai. Dari situ saya membulatkan tekad untuk belajar di bidang pendidikan. Tidak disangka, kalau jurusan ini berlanjut hingga saya mengenyam pendidikan Master di Teacher College Columbia University, Amerika Serikat. Berkarier di dunia pendidikan memiliki tantangan tersendiri. Memang, ada anggapan bahwa karier di dunia pendidikan tergolong ‘mudah’. Nyatanya pendidikan adalah dunia yang kompleks. Pendidikan adalah industri yang baper alias melibatkan perasaan. Mau tidak mau, mereka yang berkarier di dunia ini harus menjadikan hatinya sebagai bagian dari pekerjaan. Dunia ini tidak hanya membutuhkan skill, tapi juga perasaan. Pelajaran harus disampaikan dengan penuh cinta. Guru juga harus memahami bahwa anak-anak
memerlukan kasih sayang, bahkan saat proses belajar. Tujuannya agar apa yang kita ajarkan bisa sampai dan tertanam di anak-anak didik. Jujur, sangat sulit bagi saya bersikap optimistis di dunia pendidikan. Banyak tantangan yang kita hadapi. Mulai dari perubahan sistem pendidikan yang begitu cepat, banyaknya sekolah bobrok dibandingkan sekolah yang bagus, hingga akses distribusi pendidikan yang tidak layak. Semua itu menjadi sedikit penyebab mengapa standar kualitas pendidikan di Indonesia belum merata. Belum lagi sistem birokrasi pendidikan yang berbelit-belit. Butuh perjuangan khusus bagi guru dan orang-orang yang bergerak di sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Namun, saya selalu berusaha untuk tetap optimistis. Caranya dengan melihat misi besar dari tujuan saya terlibat dalam pembangunan pendidikan di Indonesia, yaitu meratakan kualitas pendidikan agar semua anak di Indonesia memiliki kemampuan dan tingkat pengetahuan yang sama. Tantangan juga datang dari diri sendiri. Terkadang saya merasa bosan saat harus berangkat kerja. Tapi seakan saya kembali tersadar bahwa ini adalah karier dan bidang yang saya cintai. Dan, semua itu demi dunia pendidikan di Indonesia.
February 2020 |
DISCOVERY FEB20.indd 3 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-013_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:0920.12 4:31:39 PM
D
I S C O V E R Y
014
Jiwa Toast
Inovasi Kudapan Sang Juragan Kopi Mobilitas masyarakat yang terus meningkat membuat para pebisnis di dunia kuliner ikut mencari cara memenuhi kebutuhan yang harus serba cepat. Setelah banyak dikenal masyarakat lewat Kopi Janji Jiwa, Billy Kurniawan dan tim membawa Jiwa Toast sebagai teman ngopi serta kudapan ringan di tengah kesibukan. Oleh Clara Ermaningtiastuti
alam beberapa tahun terakhir, bisnis kedai kopi kian subur di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari berkembangnya banyak merek kedai kopi yang menjadi opsi tempat nongkrong ramah kantong bagi masyarakat. Kompetitor di bisnis kedai kopi pun bermunculan. Alhasil pemain lama harus berinovasi agar bisa bertahan di tengah kerasnya persaingan. Janji Jiwa menjadi salah satu merek kedai kopi yang terus berkembang. Namun, hal itu tidak membuat mereka berpuas diri. Janji Jiwa berinovasi dengan meluncurkan Jiwa Toast. Sesuai namanya, merek ini menyajikan roti panggang sebagai teman untuk minum kopi. Melihat masyarakat
Indonesia yang umumnya suka cemilan mengenyangkan, makanan dengan basis roti kemudian menjadi pilihan. “Konsepnya kami buat sederhana. Jadi, semua bahan dasarnya sudah akrab di masyarakat. Kami ingin menghadirkan teman untuk Kopi Janji Jiwa dengan harga terjangkau bagi konsumen,” ujar Founder Kopi Janji Jiwa dan Jiwa Toast Billy Kurniawan. Jiwa Toast mulai diperkenalkan ke masyarakat sejak Mei 2019. Billy mengaku mereka lebih aktif melakukan promosi yang bersifat offline dengan membuka booth di beberapa acara seperti bazar lokal. Hal itu dilakukan untuk merangkul target konsumen mereka. Meski demikian, mereka tidak melupakan promosi melalui media online, yaitu dengan aktif di media sosial
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-014.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
D
I S C O V E R Y
015 seperti Instagram serta memperkenalkan produk melalui situs resmi dan Line@. Sebelum benar-benar meluncurkan Jiwa Toast, Billy menjelaskan bahwa mereka melakukan market research. Konsumen mendapatkan pengalaman mencicipi terlebih dulu dengan sample yang mereka sebar. Dari kegiatan tersebut, Jiwa Toast bisa mendengarkan pendapat dari konsumen mengenai apa yang harus ditambahkan, sekaligus menghitung apakah produk itu nantinya bisa diterima konsumen. Saat ini Jiwa Toast hadir di daerah Jabodetabek dengan jumlah 20 outlet. Saat ini, Jiwa Toast masih menempel pada Kedai Kopi Janji Jiwa. “Mulai tahun 2020, diusahakan mulai banyak dan berkembang,” ungkap Made Gracia, Head of Marketing Communication & Creative Departement Kopi Janji Jiwa. Jiwa Toast menawarkan berbagai varian rasa. Namun, untuk saat ini mereka masih fokus pada rasa asin. Dari rasa asin ini, ada tujuh menu yang bisa menjadi pilihan konsumen, yaitu egg and cheese, ham and cheese, tuna curry, creamy mushroom, crispy chicken, spicy bulgogi, dan Thai sweet chili.
Ada alasan mengapa Jiwa Toast lebih mengandalkan rasa asin ketimbang manis. Pasalnya, kudapan ini disandingkan dengan Kopi Janji Jiwa yang memiliki dominan rasa manis. Tagline “Kopi di tangan kananmu, roti di tangan kirimu. Kopi dan roti sahabat sejatimu” pun menjadi strategi marketing mereka. Kehadiran Jiwa Toast juga menjadi cara Kopi Janji Jiwa menghadirkan konsep baru, yaitu Quick Service. Mereka ingin menjangkau lebih banyak lagi konsumen yang ingin mendapatkan sarapan cepat dengan harga terjangkau. Harapannya,
Jiwa Toast juga bisa menjadi opsi bagi mereka yang ingin sekadar makan ringan sebelum waktu makan siang atau makan malam. Jiwa Toast membanderol produknya seharga Rp 22.000 sampai Rp 32.000 per porsi. Ada pula menu kombo yang menggabungkan produk Kopi Janji Jiwa dan Jiwa Toast secara bersamaan. “Kami ingin produk yang kami hadirkan bisa longlasting untuk konsumen. Produk lokal yang semua produksinya dari Indonesia dan ke depannya bisa membawa nama Jiwa lebih baik lagi,” tutup Billy.
“KONSEPNYA KAMI BUAT SEDERHANA. JADI, SEMUA BAHAN DASARNYA SUDAH AKRAB DI MASYARAKAT. KAMI INGIN MENGHADIRKAN TEMAN UNTUK KOPI JANJI JIWA DENGAN HARGA TERJANGKAU BAGI KONSUMEN.” Billy Kurniawan Founder Kopi Janji Jiwa dan Jiwa Toast
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-015.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Marketeers + Pemkab Sleman
Kabupaten Sleman
Kolaborasi Apik untuk Kemajuan Bersama Baiknya akses, amenitas dan atraksi pariwisata Kabupaten Sleman menjadi daya tarik bagi para wisatawan nusantara dan asing. Dengan mengombinasikan sektor pariwisata sebagai pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, Sleman menjadi kabupaten dengan Indeks Pembangunan Manusia terbaik di Indonesia.
esona pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta tidak pernah pudar. Sejumlah destinasi wisata menarik ada di Yogyakarta, mulai dari Pesona Alam Gunung Merapi, Wisata Kaliurang dengan lava tour-nya, Tebing Breksi yang sedang naik daun, Kemegahan Candi Prambanan, hingga beberapa desa wisata terkenal seperti Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Kelor. Semua nama itu menjadi destinasi wisata yang berada dalam wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Sleman. Tercatat, selama tahun 2019 kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman mencapai 10,38 juta wisatawan. Dari kunjungan wisatawan tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Sleman meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi pariwisata sebesar Rp 6,11 miliar dari target Rp 5,8 miliar. Selain berasal dari destinasi wisata yang sudah terkenal, tercapainya target PAD 2019 ini juga tidak lepas dari kontribusi berbagai event berskala nasional maupun internasional. Sebut saja beberapa event terkemuka seperti Prambanan Jazz, Ngayogjazz, juga tidak ketinggalan event olahraga berskala international seperti Sleman Temple Run hingga Tour de Prambanan yang selalu ramai oleh para peserta lokal maupun internasional. Pada tahun 2019, Ngayogjazz mampu menarik penonton hingga 42.000 penonton dalam waktu 1 hari penyelenggaraan. Ngayogjazz yang selalu berlokasi di desadesa juga berhasil menempatkan desa bukan hanya sebagai obyek, tetapi menjadi mitra yang mutual. Menjadi pembeda dari event music lainnya, Ngayogjazz tidak hanya sekadar konser musik jazz. Dihelat di Padukuhan Kwagon, Desa Sidorejo Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman,
Ngayogjazz ingin berbagi dan menjadikan kebersamaan sebagai dasar pelaksanaannya. Konsisten tak berbayar, Ngayogjazz mengajak seluruh pengunjung yang hadir untuk membawa buku sebagai pengganti tiket masuk. Karenanya, Pemerintah Kabupaten Sleman terus mendukung dan mendorong penyelenggaraan event-event pariwisata pada tahun 2020 ini. Salah satu prestasi membanggakan Kabupaten Sleman pada tahun 2019 adalah capaian angka Indeks Pembangunan Manusia yang menyentuh angka 83 poin atau yang tertinggi untuk skala Kabupaten di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Hal ini diterjemahkan oleh Bupati Sleman Sri Purnomo ke dalam tiga komponen, yaitu pariwisata sebagai pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang layak.
Kabupaten Sleman pun merupakan wilayah di Indonesia dengan Perguruan tinggi terbanyak di Indonesia. Tercatat lebih dari 52 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan lebih dari 200.000 mahasiswa berada di wilayah Kabupaten Sleman. Sri Purnomo pun melihat ini sebagai peluang dalam meningkatkan potensi pariwisata Kabupaten Sleman. Banyaknya generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia menjadi kesempatan bagi Kabupaten Sleman untuk meningkatkan atraksi daerah wisata guna mengundang para generasi muda. Setali tiga uang, potensi untuk mempromosikan destinasi wisata ini bisa didukung oleh para mahasiswa dengan kekuatan media sosial mereka yang diharapkan menciptakan ketertarikan khalayak luas untuk mengunjungi Kabupaten Sleman. “Salah satu bentuk promosi kami keluar adalah dengan mengatakan Kabupaten Sleman ini adalah Pusat Pendidikan tinggi Indonesia. Jadi, silakan datang dan belajar di Kabupaten Sleman,” ujar Sri Purnomo.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-016.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Marketeers + Pemkab Sleman
Drs. H. Sri Purnomo, M.S.i. Bupati Sleman
Untuk terus mendorong pertumbuhan industri pariwisata di wilayahnya, Sri Purnomo menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur terus dilakukan dengan pengelolaan yang memadai dan maksimal. Pasalnya, infrastruktur adalah fondasi utama dukungan Pemerintah Daerah terhadap perkembangan pariwisata di wilayahnya. “Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang kualitas jalannya terbaik di Indonesia. Bahkan sampai di wilayah pedusunan kondisinya bagus dan memadai. Hal itu adalah sarana pendukung kemajuan pariwisata di Kabupaten Sleman,” ujar Sri Purnomo. Selain akses yang memadai, Kabupaten Sleman memiliki 28 rumah sakit mulai dari tipe A hingga tipe D. Kabupaten ini juga memiliki 25 puskesmas yang tersebar secara merata. Kabupaten Sleman juga memiliki Sleman Emergency Service (SES), yaitu layanan panggilan darurat yang siap merespons dan menangani kondisi darurat kurang dari 10 menit. Selain SES, Pemerintah Kabupaten Sleman juga menghadirkan aplikasi ‘Jarak
Aku dan Merapi’, yang mempermudah informasi terkait status vulkanik Gunung Merapi kepada para wisatawan. Hal itu untuk memberikan rasa aman dan nyaman tanpa rasa takut ataupun khawatir bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman. “Bagi kami, Kabupaten Sleman di bidang Pariwisata, Pendidikan dan Kesehatan harus menjadi satu-kesatuan dan berkolaborasi demi kemajuan bersama,” ungkap Sri Purnomo. Berbicara pariwisata tidak bisa lepas dari persoalan investasi. Dalam hal ini, Sri Purnomo membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin berinvestasi di Kabupaten Sleman, baik investasi skala besar maupun kecil. Salah satu contohnya adalah investor yang melirik perkembangan Desa Bangunkerto. Biasanya tanah desa sebesar 8 hektar itu digunakan berkebun salak oleh warga. Tapi karena harga komoditas salak sedang turun, tanah tersebut disewakan menjadi destinasi wisata baru. Selain menaikan Pendapatan Asli Desa hingga lima kali lipat, tanah tersebut juga ikut menyerap tenaga kerja di Desa Bangunkerto.
“Jadi, kami pertemukan langsung antara investor dengan masyrakat desa ini agar bersama-sama membangun potensi desa di Kabupaten Sleman,” tambah Sri Purnomo. Ke depannya agenda event-event unggulan akan disiapkan jauh-jauh hari. Pada 2020 ini, ada beberapa event tahunan yang sudah dikembangkan skalanya, seperti Prambanan Jazz yang rencananya akan dihelat pada 5,6 dan 7 Juli 2020. Juga tidak tidak ketinggalan sport tourism seperti Volcano Run yang akan digelar pada 8 maret 2020. Tak ketinggalan, reli wisata sepeda motor Tour de Merapi 2020 yang dari tahun ke tahun selalu ramai diikuti lebih dari 1400 peserta menempuh jarak 100 kilometer melewati destinasi-destinasi wisata di Kabupaten Sleman pada tanggal 19 Juli 2020. Selain itu, ada pula Prambanan International Yoga Day yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2020 serta dua event unggulan, yaitu Sleman Temple Run yang menjadi satu-satunya semi trail run di dunia yang melintasi candi, gunung, hutan, dan sungai sekaligus pada 12 Juli 2020 dan juga Balap Sepeda Tour de Prambanan pada tanggal 25 Oktober 2020. Untuk bisa mengetahui kalendar event 2020 Kabupaten Sleman, silakan unduh melalui QRCode di bawah ini.
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-017.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Marketeers + OPPO
OPPO
Rebranding Diri Hadir di Indonesia pada tahun 2013, OPPO selalu memberikan inovasi teknologi terkini pada ponsel pintar atau smartphone. Di tahun 2020, OPPO pun berusaha me-rebranding diri mereka sebagai perusahaan teknologi melalui berbagai macam inovasi di luar perangkat smartphone itu sendiri.
erdasarkan laporan International Data Corporation (IDC), OPPO berhasil menguasai 26,2% pangsa pasar ponsel pintar atau smartphone per kuartal tiga tahun 2019. Hal ini menjadikannya sebagai merek smartphone nomor satu di Indonesia. Pencapaian OPPO tersebut dikarenakan segmen mid-end dari produk smartphone OPPO, seperti K3, A5, dan A9. Namun, pada tahun 2020 ini, OPPO yang terkenal sebagai vendor smartphone dengan hp kamera selfie canggih ingin
me-rebranding dirinya sebagai perusahaan teknologi. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi Internet-ofThings (IoT) serta memperkenalkan jaringan generasi kelima atau 5G. Dalam mengomunikasikan rebranding kepada masyarakat luas, OPPO pun mengadakan dua event besar yang dilakukan secara internasional, yaitu OPPO Innovation Day (Inno Day) dan OPPO APAC Hub Center. Kedua event tersebut bertujuan untuk menunjukkan bagaimana OPPO tidak ingin dilihat hanya sebagai sebuah perusahaan pembuat smartphone, tetapi juga perusahaan yang sarat teknologi dan inovasi dengan memamerkan beberapa produk teknologi terbaru. Di Inno Day misalnya, OPPO berusaha memperkenalkan teknologi generasi kelima atau 5G dan bagaimana infrastruktur 5G tersebut terbentuk. Melalui ekosistem generasi kelima tersebut, OPPO kemudian melahirkan perusahaan baru yang bergerak di divisi IoT. Perusahaan ini nantinya akan mengeluarkan produk-produk yang berkaitan dengan pemanfaatan jaringan 5G, seperti Augmented Reality Glass (AR Glass) yang telah dikeluarkan Desember lalu.
“Divisi IoT baru terbentuk di China kurang lebih pada awal bulan Desember. Perusahaan ini pun akan diluncurkan secara global pada kuartal pertama 2020. Terdapat beberapa produk dari divisi ini yang akan masuk ke Indonesia pada bulan Januari, seperti AR Glass yang kemarin masih berbentuk prototype, router 5G CPE T1, dan wireless headphone Enco Free,” ujar Aryo Meidianto Aji, PR Manager OPPO Indonesia. AR Glass adalah kacamata pintar pertama OPPO yang dilengkapi dengan teknologi realitas ganda. Produk ini juga memiliki sensor time of flight (ToF) untuk mengukur kedalaman obyek dan menyuguhkan rekonstruksi tiga dimensi dari lingkungan sekitar. Kacamata pintar ini juga didukung 3D Surround Sound untuk memberikan efek suara 3D. Sedangkan router 5G CPE T1 merupakan smart router yang bisa menjadi pusat konektivitas untuk menghubungkan antar perangkat, seperti smart office dan smart home. 5G CPE T1 akan mengubah jaringan 5G menjadi sinyal WiFi. Router ini pun dapat diakses oleh lebih dari 1.000 perangkat dengan dua mode jaringan, standalone (SA) dan non-standalone
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-018.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Marketeers + OPPO
(NSA), serta memiliki chipset Qualcomm Snapdragon X55. Enco Free juga menjadi True Wireless (TWS) Earbuds pertama yang diluncurkan oleh OPPO pada Desember lalu. Perilisan earbuds ini pun bersamaan dengan keluarnya produk smartphone Reno3 dan Reno3 Pro versi 5G. Enco Free menggunakan koneksi Bluetooth 5.0 sebagai penyambung antar device dengan TWS. Selain itu, TWS ini memiliki fitur AI noise cancellation dan Binaural Simultaneous Bluetooth transmission. Headphone ini nantinya akan bekerja sama dengan asisten cerdas pintar. “Kalau di China, kami memiliki asisten cerdas yang namanya BREENO. Dengan adanya asisten cerdas pintar, konsumen dapat mengendalikan segala alat yang ada di rumah hanya dengan menggunakan perintah suara,” jelas Aryo. Sebenarnya selain Enco Free, telah masuk juga teknologi IoT di Indonesia, yaitu Enco Q1 wireless headphone yang diperkenalkan bersamaan dengan Reno2 dan Reno2F. “Melalui teknologi tersebut kami pun ingin mengedukasi masyarakat dengan teknologi IoT. Nantinya, headphone tidak hanya berfungsi untuk mendengarkan musik, tetapi jika sudah dipadukan dengan sebuah jaringan koneksi data atau asisten pintar dapat dimanfaatkan untuk melakukan voice command,” tambah Aryo. Selain itu, ada pula OPPO APAC Hub Center yang merupakan Hub Center untuk
wilayah Asia Pasifik yang berada di Malaysia. Tujuan dari APAC Hub Center tersebut adalah untuk mendekatkan diri pada pelanggan yang ada di negara APAC Market, yaitu di Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Filipina. Kehadiran APAC Hub Center juga sebagai wujud realisasi dari strategi glocal atau global to local. Startegi ini memanfaatkan semua resource yang ada di global untuk membantu melakukan pengembangan di local market. Melalui strategi glocal, OPPO akan merekrut lebih banyak talent local dari market di masing-masing negara. Tujuannya, para local talent ini dapat memberikan insight mengenai pendekatanpendekatan apa saja untuk membuat pasar lebih berkembang. Strategi ini pun rencananya akan mulai diterapkan pada tahun 2020. Beberapa tahun belakangan, OPPO mulai menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan jaringan 5G sebagai salah satu inovasi teknologi mereka. Pada Mei 2018 misalnya, OPPO memperkenalkan demonstrasi video 5G pertama berbasis 3D Structure Light. Dan, baru-baru ini OPPO melakukan uji coba panggilan pertama melalui panggilan internet (VoIP) pada jaringan 5G dengan perangkat Reno 5G di Batam, Indonesia. Sayangnya, di Indonesia jaringan 5G masih belum mendapatkan regulasi yang jelas dari pemerintah. Aryo menjelaskan, padahal dengan adanya jaringan 5G yang
berkembang di Indonesia, analisa pasar memproyeksikan terdapat kenaikan 5%-10% pada market karena terdapat stimulan dari teknologi baru mengenai jaringan. Namun, teknologi 5G sepertinya masih akan memiliki hambatan berkembang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. China dan Eropa sendiri baru saja mengaplikasikan jaringan 5G. Sedangkan di Asia Tenggara baru memulai kick-offnya pada tahun 2020. Sehingga, perjalanan teknologi 5G masih sangat panjang. “Ini yang menjadi tantangan industri. Memang 5G sedang sangat digencargencarkan di berbagai negara. Namun, di Indonesia regulasinya masih belum jelas. Tantangan kami adalah sebuah rancangan baru di luar teknologi 5G tapi yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli smartphone. Dan, dari segi inovasi teknologi, teknologi apa yang dapat diberikan kepada konsumen,” kata Aryo. OPPO pun akan terus melakukan inovasi di bidang teknologi, tidak hanya dalam sebuah perangkat smartphone tetapi teknologi secara keseluruhan. Konsumen pun akan tetap menjadi perhatian utama untuk OPPO menghadirkan teknologi yang dapat dinikmati berbagai kalangan. Sehingga, masyarakat pun dapat mulai melihat OPPO sebagai perusahaan teknologi, tidak hanya sebagai vendor smartphone. “Dengan menghadirkan teknologi yang terjangkau bagi setiap kalangan, nantinya akan terbentuk persepsi baru di antara para konsumen,” kata Aryo. “OPPO tidak hanya dilihat sebagai perusahaan yang menawarkan smartphone, tetapi juga perusahaan teknologi dan membangun ekosistem di era konektivitas cerdas.”
“DENGAN MENGHADIRKAN TEKNOLOGI YANG TERJANGKAU BAGI SETIAP KALANGAN, NANTINYA AKAN TERBENTUK PERSEPSI BARU DI ANTARA PARA KONSUMEN. Aryo Meidianto Aji PR Manager OPPO Indonesia.
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-019.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Marketeers + OYO
OYO
Kembali ke Inti Dengan mengedepankan pelayanan serta kampanye yang berfokus pada core values dan target audiences, OYO berhasil menjadi salah satu jaringan hotel yang berkembang dengan pesat di Indonesia.
ada tahun 2018, OYO resmi hadir di Indonesia dengan komitmen investasi sebesar US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun. Dan, di akhir tahun 2019, OYO mengklaim telah memiliki lebih dari 2.000 hotel dengan total 49.000 kamar yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Perkembangan tersebut menjadikan OYO sebagai jaringan hotel tebesar di Indonesia berdasarkan jumlah kamar. Terdapat beberapa faktor pendorong yang membuat OYO berkembang dengan pesat selama satu tahun di Indonesia, salah satunya pemanfaatan teknologi sebagai DNA perusahaan. OYO menyebut dirinya sebagai jaringan hotel yang menggabungkan pelayanan pelanggan, teknologi, dan bisnis properti. Dan, untuk meningkatkan pelayanan, OYO pun mengadopsi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Machine Learning (ML) dalam aplikasinya. Namun, perkembangan yang sangat pesat tidak membuat OYO berpuas hati. Startup berbasis teknologi ini merasa masih kurang dari tingkat brand awareness. Sehingga, mereka berusaha membuat kampanye, terutama digital campaign yang berfokus pada core values dan target audiences perusahaan. “Walau dalam kurun waktu satu tahun OYO di Indonesia telah menjadi jaringan hotel terbesar, tingkat brand awareness kami masih rendah yang berdampak pada usage,” ujar Rotsen Quispe, VP Growth & Marketing. OYO menawarkan tiga core values yang disesuaikan dengan kebutuhan target audiences mereka yang merupakan para milenial dan keluarga. Pertama, easy to find (everywhere) adalah usaha OYO kepada para konsumen untuk menyediakan hotel yang mudah dijangkau di berbagai lokasi strategis. Kedua, easy to use yaitu proses pemesanan hotel yang mudah dengan aplikasi OYO. Ketiga, conveniences (facilities) atau kelengkapan fasilitas pada setiap hotel atau mitra OYO dengan harga yang terjangkau. OYO merepresentasikan ketiga core values tersebut dengan tagline “Dekat di Mata, Dekat di Hati, dan Dekat di Jari”. Selain itu, OYO juga menggunakan social media campaign untuk meningkatkan brand awareness. Melalui media sosial, terutama Instagram, OYO dapat memperkuat company branding dengan mempertemukan core values dengan kebutuhan masyarakat.
“WALAU DALAM KURUN WAKTU SATU TAHUN OYO DI INDONESIA TELAH MENJADI JARINGAN HOTEL TERBESAR, TINGKAT BRAND AWARENESS KAMI MASIH RENDAH YANG BERDAMPAK PADA USAGE.” Rotsen Quispe VP Growth & Marketing
Hasil dari usaha OYO dalam menggunakan digital campaign untuk brand awareness pun perlahan telah terlihat. Di Instagram misalnya, jumlah followers akun resmi OYO meningkat drastis dari 12.500 mencapai 130.000 akun dalam rentang waktu kurang dari empat bulan. Pencapaian tersebut juga didapat karena melibatkan Key Opinion Leader (KOL) dan para influencers di Instagram. “Kami juga rutin mengadakan giveaway contest dan kuis interaktif yang menarik dan dapat diikuti oleh siapa saja. Melalui giveaway tersebut, konsumen memperebutkan hadiah menarik, seperti ponsel pintar hingga motor,” tambah Rotsen. Tidak hanya berfokus pada audiens, OYO juga memberikan apresiasi kepada para mitra melalui program-program baru seperti OPEN (OYO Partner Engagement Network). Program OPEN ini pun memberikan beberapa manfaat untuk para mitra, seperti membantu menjalankan bisnis secara efektif, membantu pertumbuhan portofolio, melibatkan para mitra dalam meningkatkan kerangka bisnis OYO, dan memperkenalkan pada komunitas mitra hotel OYO. OYO pun akan terus berfokus dalam memberikan pengalaman menginap terbak bagi 30.000 pelanggan yang menginap setiap harinya. Tidak hanya itu, mereka juga akan terus meningkatkan pemasukan pemilik hotel dan para mitra, sehingga OYO mampu tumbuh 30 kali lipat hanya dalam waktu satu tahun.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-020.pdf 1
1/23/2020 10:15:38 AM
Adventure CIPTAKAN MAKNA MELALUI CERITA
PESAN KEWIRAUSAHAAN INDONESIA UNTUK DUNIA
P. 022
P. 024
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-021.pdf 1
1/23/2020 10:15:39 AM
A
D V E N
T
U
R E
022
Ciptakan Makna Melalui Cerita Sadvertising atau iklan sedih ala Thailand sukses memancing emosional para penontonnya. Storytelling pun menjadi terminologi yang semakin banyak dibicarakan dan diyakini dampaknya. Apa yang harus menjadi perhatian pemasar?
eberapa tahun ini, Thailand dikenal dengan iklan-iklan yang bikin termehek-mehek. Hampir semua cerita sedih dramatis di keluarga sudah dibuat oleh para marketeer Thailand. Mulai dari kehidupan ayah yang buta dengan anak semata wayangnya hingga cerita tentang seorang istri yang memaksa rumah sakit untuk melahirkan lebih awal hanya untuk membawa bayinya ke samping suaminya yang sekarat di rumah sakit. Iklan-iklan emosional nan dramatis ini pun mulai memiliki nama lain ‘Sadvertising’. Walaupun banyak yang menyukainya dan memviralkannya, namun sepertinya iklan-iklan sejenis ini masih belum banyak diproduksi di Indonesia. Bahkan iklaniklan kita masih belum banyak bertutur dan bercerita. Padahal di berbagai kesempatan, terminologi storytelling semakin banyak dibicarakan dan diyakini dampaknya. Namun bagaimana sih sebenarnya sebuah story bekerja? Mengapa iklan yang memiliki cerita punya keunggulan tersendiri ketimbang iklan yang to the point, sederhana, dan mudah dicerna seperti surat edaran Pak RT? Story bekerja berdasarkan prinsip mendasar bahwa manusia selalu seek pleasure dan avoid pain dalam rangka survival. Segala sesuatu yang mengancam diberi label ‘pain’ oleh otak kita. Ini tidak terbatas pada ancaman-ancaman secara langsung saja, tapi juga ancaman tidak langsung. Misalnya kemungkinan kehilangan atau melewatkan pleasure yang ada di depan mata. Makanya, pesan-pesan persuasif marketeer bisa terbagi menjadi dua hal. Pertama, ‘menakut-nakuti’ dengan menunjukkan problem atau akibat buruk jika permasalahan yang mereka hadapi tidak selesai.
Kedua, positive approach dengan menampilkan situasi positif yang bisa ditawarkan brand kita. Walaupun menggunakan positive approach, namun tidak sedikit pula yang membumbui dengan kata ‘persediaan terbatas’ untuk memberikan efek ‘pain’ jika kehilangan. Lalu, apakah artinya marketeer lebih baik memberikan fakta ketimbang harus berbelitbelit dengan berbagai cerita? Penelitian menunjukkan bahwa cerita punya dampak jauh lebih besar ketimbang list of fact. Audiens akan dibawa kepada situasi dan proses berpikir yang berbeda dengan cerita yang pada akhirnya mendapatkan respons yang berbeda pula. Sebuah eksperimen dilakukan di Amerika Serikat yang melibatkan seorang pengemis. Sang pengemis yang buta membawa tulisan “saya buta dan saya punya anak. Tolong saya”. Seorang behaviour scientist menawarkan pertolongan dengan mengubah kata-katanya menjadi “Anda tidak bisa menyembuhkan mata saya. Tapi bisa bantu anak saya untuk makan hari ini”. Informasi utama dari kedua tulisan tersebut sama. Namun tulisan pertama straight forward,
dingin, dan tanpa emosi. Sementara, yang kedua membuat framing situasi menjadi lebih menyentuh dan relevan bagi orang yang lewat. Dan benar saja. Hasilnya sedekah yang ia dapatkan naik tiga kali lipat dari biasanya. Mekanisme Otak Terhadap Cerita Pada dasarnya, manusia adalah meaning seeking organism. Secara sadar maupun bawah sadar, otak terus bekerja menangkap informasi yang diekspose kepadanya untuk kemudian diberi meaning. Ini terjadi juga dalam rangka survival. Informasi dengan meaning penting akan diberi ‘bendera khusus’ sehingga bisa diproses lebih lanjut, dan mudah di-recall di kemudian hari. Sementara yang mendapat meaning tidak penting akan dihancurkan dalam hitungan detik dari working memory. Penciptaan meaning ini dilakukan dengan mudah, bahkan tanpa tersadari. Contohnya tempattempat yang dulu sering kita kunjungi bersama orang yang kita cintai akan memiliki meaning yang berkesan. Dan, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan detail dan kualitas bangunan secara
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-022.pdf 1
1/23/2020 10:15:39 AM
A
D V E N
T
U
R E
023 fisik. Namun lebih dibangun oleh cerita yang pernah terjadi di situ yang akhirnya menciptakan meaning tertentu yang spesial. Semua kembali lagi ke prinsip fundamental awal. Ini dilakukan untuk survival atau secara spesifik seek pleasure. Sebab, cerita yang pernah terbangun di tempat itu menghadirkan kesenangan. Beberapa faktor yang berperan dalam membuat meaning adalah relevansi, emosi, dan konteks. Relevansi tercapai ketika pesan dalam cerita menggaung di telinga konsumen. Modal utama untuk terciptanya relevansi adalah insight. Cerita yang relevan akan mudah diingat karena akan mengaktivasi memori lain yang berhubungan dengan insight tersebut. Itulah mengapa banyak pekerjaan marketing berdasar pada insight yang meaningful. Bahkan perasaan kita pun dipengaruhi oleh meaning yang sudah tersimpan. Studi menunjukkan bahwa kita amat sangat jarang marah karena alasan yang kita pikirkan. Melainkan, lebih karena terpicunya meaning dari informasi atau situasi yang sudah tersimpan terlebih dahulu di otak kita. Ini menunjukkan betapa hebatnya relevansi. Tidak heran jika iklan-iklan Sadvertising Thailand tentang keluarga memicu tangis lebih heboh terhadap audiens yang sudah memiliki anak, anak yang punya hubungan baik atau hubungan penuh drama dengan orang tua. Ketika kita punya memori yang mirip dan relevan, maka kita akan lebih mudah tergerak, menangis, tertawa, marah, dan lain sebagainya. Faktor kedua yang berkontribusi terhadap pembuatan meaning adalah emosi. Emosi sangat powerful untuk memicu otak. Sehingga, ketika kita mengalami emosi tertentu, maka otak membacanya sebagai situasi di mana otak perlu waspada dan bereaksi lebih dari biasanya. Otak akan bekerja dengan intensitas lebih dalam memproses informasi, melabelinya dengan meaning ‘penting’ dan menyiapkan reaksinya. Pada akhirnya cerita-cerita yang memicu emosi akan membantu otak untuk merecall hal-hal yang berhubungan dengannya dengan lebih baik. Tidak heran jika dalam kondisi emosi, kita mulai mengungkitungkit banyak hal. Ini sebagai pendukung informasi untuk menguatkan meaning bentukan otak kita tersebut. Semakin intens emosi kita terpicu, semakin intens pula bagian otak yang disebut Amygdala tertrigger. Sehingga, efeknya cerita semakin kuat dan tertanam di otak kita. Kita sadar bahwa emosi yang berlebihan bisa membahayakan kemampuan logika. Kita tidak bisa berpikir jernih ketika sedang emosi. Namun di sisi lain, kekurangan emosi juga tidak baik. Sebab, itu membuat
keputusan dan tindakan kita sangat tidak manusiawi dan sulit dimengerti orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa pada kadar emosi yang pas, otak akan berfungsi lebih optimal. Hal ketiga yang memengaruhi pembuatan meaning adalah konteks. Meaning yang diciptakan oleh otak terhadap sebuah informasi tidak bisa dipisahkan dari konteksnya. Ketika ditanya mengenai satu hal, misalnya sebuah kata, seringkali kita bertanya balik ‘konteksnya apa nih?”. Ini membuktikan bahwa hal yang sama bisa memiliki meaning yang berbeda ketika konteksnya berbeda. Marketing context diciptakan melalui framing atau positioning. Di tengah membanjirnya coffee shop, orang membeli kopi bukan lagi melulu soal rasa, namun juga soal konteksnya sebagai tempat nongkrong dengan suasana cozy. Begitu juga dengan iklan Sariwangi beberapa tahun lalu yang tidak bicara soal rasa karena rasa begitu subjektif dan abstrak. Mereka justru memberikan konteks minum teh sebagai kesempatan bicara. Cerita terbangun dari konteks momen bersama. Apalagi hubungan di antara orang-orang yang sudah berbagi susah dan senang bersama. Itulah mengapa banyak perusahaan selalu mengagendakan outing. Tidak lain adalah untuk membangun cerita bersama yang pada akhirnya akan membangun emotional bounding. Pertanyaan yang sering muncul ketika saya membahas iklan-iklan sedih Thailand adalah, “kan itu masalah dan pain-nya orang lain, bukan kita?”. Secara fisiologis, ketika otak kita mendapatkan informasi sosial tentang orang lain, termasuk penderitaan orang lain, tubuh akan mengeluarkan hormon oxytocin yang sering disebut sebagai hormon bonding atau hormone social. Hormon ini membantu kita menghubungkan dengan orang dalam cerita yang menggugah emosi. Sementara dari sudut pandang psikologis, ketakutan untuk “punya kontribusi” terhadap penderitaan orang lain membuat otak kita mengartikan masalah orang lain sebagai pain. Hormon lain yang juga akan diproduksi ketika kita mendengar cerita yang sangat relevan adalah dopamine atau hormon kebahagiaan. Hormon ini juga berfungsi sebagai neurotransmiter yang akan berfungsi amat sangat baik bagi otak ketika memproses informasi maupun membangun memori. Konflik dan drama dalam cerita seperti pada Sadvertising juga membantu tubuh memproduksi hormon cortisol, adrenalin dan norepinephrine. Hormon-hormon ini membantu otak untuk membentuk persepsi sehingga lebih mudah untuk menciptakan
meaning, meningkatkan motivasi, dan memperbaiki kemampuan otak untuk belajar. Proses produksinya terjadi ketika otak berusaha memecahkan masalah yang tidak terlalu kompleks atau memiliki kontrol yang cukup terhadap masalah tersebut. Dan, ini terjadi ketika otak kita menangkap konflik dan drama pada cerita. Drama dan konflik dalam cerita juga memengaruhi perasaan kita yang kemudian memicu beberapa hormon termasuk serotonin, acetycholine, dopamine dan norepinephrine yang akan menarik audiens ke dalam siklus ‘lingkaran setan’. Ketika perasaan tersebut menjadi intens dan membangkitkan emosi, maka akan sangat sulit bagi otak untuk menghentikan aliran hormon tersebut. Sehingga, kita terseret lebih dalam lagi. Dari berbagai penjelasan ilmiah itu bisa disimpulkan bahwa cerita membantu otak untuk menciptakan meaning. Cerita yang relevan seolah-olah menempatkan audiens ke posisi tokoh dalam cerita tersebut. Drama dan konflik dalam cerita membangkitkan emosi yang pada akhirnya mengaktifkan berbagai hormon yang membuat otak mencapai fungsi optimalnya, baik untuk membangun empati, memproses, dan juga mengingat informasi tersebut. Dan konteks membuat framing dari informasi yang diceritakan menjadi sesuai dengan tujuan penyampai pesan. Seperti halnya sepakbola, kita setia menjadi fans sebuah klub sepakbola tertentu bukan karena satu pemain atau alasanalasan rasional. Sebab, pemain, pelatih dan strategi terus berganti dan tidak ada satu klub yang selalu bisa menduduki posisi teratas terus menerus. Tapi pengalaman melalui berbagai momen untuk berbagi cerita dan terlibat secara emosi membuat kita lebih dekat dan terikat terhadap klub tersebut. Bahkan, ketika pemain-pemain yang dulu kita idolakan sudah tidak ada di sana. Pertanyaannya, apakah kita sudah membangun story di sekitar brand kita?
Oleh Ignatius Untung Ketua umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-023.pdf 1
1/23/2020 10:15:39 AM
A
D V E N
T
U
R E
024
International Council for Small Business (ICSB)
Pesan Kewirausahaan Indonesia untuk Dunia
Kawasan Asia, khususnya Indonesia, diklaim sebagai awal kebangkitan Small Medium Enterprise (SME) di era sekarang. Peran SME pun sangat signifikan bagi ekonomi Indonesia. Sektor ini terbukti andal dalam segala krisis. Di sisi lain, pemerintah Indonesia sangat peduli pada pengembangan usaha ini. Mereka difasilitasi untuk memeroleh akses pasar, tak hanya nasional tetapi juga internasional. Produkproduk mereka pun mulai dikenal dan diminati oleh konsumen luar Indonesia. Sebagai organisasi non profit yang berfokus pada pengembangan usaha kecil dan menengah, ICSB Indonesia kerap diundang dalam konferensikonferensi SME tingkat internasional. Seperti apa perannya sepanjang tahun 2019? Berikut penuturan Diah Yusuf, Vice President Community Empowerment ICSB Indonesia dan Vice President Affiliate and Chapter Engagement ICSB Global yang menjadi pembicara dalam konferensi tersebut kepada Marketeers.
| February 2020
ADVENTURE FEB2020.indd 4 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-024_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:0920.19 4:31:39 PM
A
D V E N
T
U
R E
025 Apa misi ICSB Indonesia di konferensi internasional? Sepanjang tahun 2019, mewakili ICSB Indonesia, saya diundang dalam berbagai seminar kewirausahaan di beberapa negara, seperti konferensi di Mesir, Australia, Meksiko, Taiwan, dan Macau. Orang-orang di negara tersebut sebenarnya ingin tahu praktik pengembangan kewirausahaan di Asia, khususnya di Indonesia. Apalagi usai saya mempresentasikan tentang peranan perempuan Indonesia dalam mengambil bagian dari gerakan kewirusahaan atau womenpreneurship. Di sana, pesan tentang peranan perempuan Indonesia dalam perekonomian cukup kuat dan bisa memberi inspirasi bagi negara lain. Bagaimana Anda melihat kondisi SME di Indonesia bila dibandingkan dengan di negara lain? Di tiap event di berbagai negara, bahasan yang diangkat berbeda-beda tetapi memiliki benang merah tentang kewirausahaan. Ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan entrepreneurship Indonesia di kancah global. Selain itu, ini juga menjadi peluang berkolaborasi dengan pihak luar, khususnya para pelaku usaha di negara lain. Saya melihat, kebangkitan SME di dunia justru datang dari Asia. Saya mau menyampaikan bahwa Indonesia menjadi sebuah negara yang dengan segala sumber dayanya yang besar bisa menyumbang proses kebangkitan itu. Kita bukan lagi menjadi negara yang terbelakang. Seperti apa persoalan yang dihadapi pelaku usaha di negara lain? Ternyata, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para pelaku usaha, baik di negara berkembang maupun negara maju hampir sama. Di Korea Selatan, Rusia, Jepang, dan bahkan Kanada misalnya, para pelaku usaha bercerita tentang kurang dukungan dari pemerintah setempat, khususnya dalam mengakses pasar. Persoalan kreativitas juga menjadi tantangan yang sama. Persoalan pajak pun mereka alami. Itulah insight yang saya temukan. Apa kelebihan menjadi pelaku usaha di Indonesia? Indonesia sangat diuntungkan dengan sumber daya yang sangat besar. Sementara, banyak negara yang karena populasinya tidak sebanyak Indonesia, justru mengalami persoalan soal pasar. Terkait ini, saya menemukan insight ketika mengikuti konferensi di Kairo, Mesir. Ini terkait dengan perbedaan sosio kultur antara Indonesia dan negara-negara di Eropa.
Di Indonesia, hidup berkeluarga akan dipandang tinggi. Sedangkan, di Eropa, banyak orang memutuskan hidup menjomblo karena ingin fokus pada karier dan usaha yang mereka lakoni. Indonesia harus benar-benar siap dalam menghadapi lonjakan penduduk. Kalau ini tidak disikapi dari sekarang, suatu saat justru akan menimbulkan persoalan. Entah bertambahnya pengangguran, lapangan kerja yang terbatas, dan sebagainya. Dengan demikian, salah satu cara menyikapinya dengan mengembangkan semangat wirausaha. Sumber daya manusia Indonesia harus diberdayakan dengan aneka keterampilan. Bagaimana adopsi teknologi bagi pelaku usaha di sana? Saat hadir di Taiwan. Saya melihat negara ini unik. Selain karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, juga sosio kultur yang berbeda. Soal entrepreneurship, kebanyakan pelaku usaha membesut bisnis di bidang teknologi. Sedikit saja mereka yang memilih bisnis di bidang fesyen maupun kuliner. Penyebabnya karena ini tidak didukung oleh konsumsi domestik. Selain itu, teknologi dipakai untuk mengatasi persoalan jumlah karyawan yang terbatas. Dengan teknologi, mereka bisa mengefisienkan proses bisnis tanpa harus menambah ongkos untuk membayar gaji karyawan yang lebih banyak. Beda dengan Indonesia yang memiliki demografi besar sehingga mendukung konsumsi domestik. Fesyen dan kuliner sangat laku di sini. Pemainnya pun banyak dan kreatif dalam mengemas bisnis mereka. Apakah Anda melihat sebuah paradoks bahwa di sisi lain SME menciptakan lapangan kerja, tetapi juga butuh teknologi yang sifatnya disruptif pada dunia kerja? Sedikit berbeda, UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) saat ini justru mencari negara-negara yang berhasil memberikan pekerjaan paling banyak bagi warganya. Ini dilakukan dalam konteks semakin maraknya robotisasi di berbagai industri yang berdampak pada hilangnya beberapa pekerjaan bagi manusia. Di sini, saya mendapat insight bahwa teknologi dan dunia SME itu paradoks. Di satu sisi, kita butuh teknologi untuk membantu bisnis. Di sisi lain, teknologi bisa mendisrupsi lapangan pekerjaan manusia. Praktik di Indonesia sudah benar. Apalagi kita selalu mengkampanyekan integrasi teknologi dan faktor human. Dua-duanya tidak dipisahkan dan tidak bisa saling meniadakan.
Anda mempresentasikan tentang peranan perempuan dalam SME. Apa keunggulan perempuan dalam SME? Menurut penelitian, perempuan lebih bagus mengelola bisnis ketimbang laki-laki. Ia juga dikenal lebih baik dalam memimpin tim karena ia melihat karyawan bukan sekadar “lebah pekerja” tetapi sebagai manusia seutuhnya. Selain itu, perempuan juga memiliki kemampuan membangun relasi dengan pelanggan, pemasok, maupun vendor ketimbang laki-laki. Juga menurut penelitian GEM 2018/2019 Global Entrepreneurship Monitoring, Indonesia termasuk yang TEA Rate (Total Early-stage Entrepreneurial Activity) 1:1. Dan, hanya enam negara di dunia yang mempunyai rate tersebut. Artinya pelaku usaha antara laki-laki dan perempuan di Indonesia adalah sama. Rata-rata TEA Rate di dunia adalah 7:10. Artinya hanya ada tujuh pelaku usaha perempuan dibandingkan dengan sepuluh pelaku usaha laki-laki. Khusus untuk perempuan Indonesia, kita terus menerus mengembangkan diri (continous improvement) tidak hanya untuk kita tetapi untuk generasi selanjutnya. Apalagi Indonesia akan mengalami lonjakan demografi. Sebab itu, diperlukan ibu-ibu tangguh yang bisa mengawal dengan baik. Apa agenda selanjutnya? Kami akan terus berkonsolidasi dengan lembaga lembaga non-government di dunia seperti UNCTAD, UN Habitat, dan sebagainya, khususnya dalam mewujudkan Global Partnership for Sustainable Development dengan mengedepankan kemitraan, kemakmuran, perdamaian, dan kepedulian pada people dan planet. Apa pesan Anda untuk para entrepreneur? Selalu pegang tiga prinsip ini. Pertama, melakukan perbaikan dari waktu ke waktu atau continuous improvement. Kedua, memiliki wawasan yang terbuka alias openminded. Ketiga, jangan lupa tentukan tujuan atau setting purpose in life.
"KEBANGKITAN SME DI DUNIA JUSTRU DATANG DARI ASIA. DAN, INDONESIA MENYUMBANG PROSES KEBANGKITAN ITU. " Diah Yusuf Vice President Community Empowerment ICSB Indonesia Vice President Affiliate and Chapter Engagement ICSB Global
February 2020 |
ADVENTURE FEB2020.indd 5 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-025_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:0920.19 4:31:39 PM
N
A V I
G A T O
R
026
Transforming the Local Culture: The Real Competitiveness The President Jokowi Case
转变本地文化:真正的竞争力 佐科总统的案例 by: Oleh Hermawan Kartajaya 陈就学
Tahun lalu, saya merayakan HUT-72 di Yogyakarta pada 18 November 2019 di Royal Ambarukmo Hotel. Teman lama saya Robby Kusumaharto dari Komunitas Gelar Budaya DIY bersama dengan Komunitas Yogya Semesta, berinisiatif memberikan panggilan Kang Mas sebagai simbolisasi saya menjadi orang Jawa. (image 1)
Last year, I celebrated my 72nd birthday celebration in Yogyakarta on November 18, 2019, at the Royal Ambarukmo Hotel. My old friend Robby Kusumaharto from the Gelar Budaya DIY community, together with the Yogya Semesta community, took the initiative to give a Kang Mas title as a symbol of me being Javanese. (image 1) It was just a year after I was given an Asep title
2019年11月18日,我在日惹皇家Ambarukmo 酒店庆祝了72岁生日。 来自Gelar Budaya DIY 社区的老朋友Robby Kusumaharto和Yogya Semesta社区一起,主动给了Kang Mas头衔, 是爪哇人名义上的头衔。(image 1) 这仅发生在我在万隆的Forum Keluarga Besar Asep-Asep(FORKABAA)论坛上 获得Asep头衔一年之后。当时,我在万
image 1
Perayaan HK-72
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-026_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:39 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
027 Ini pas setahun setelah di Bandung saya diberi panggilan Asep oleh Forum Keluarga Besar Asep-Asep (FORKABAA). Saat itu, saya merayakan HUT-71 di Saung Udjo, Bandung yang banyak dibantu oleh Taufik Hidayat (Kang Opik), CEO Saung Angklung Udjo. Persis dua tahun setelah jiwa saya “dibersihkan” oleh Pedanda Gde Wayahan Wanasari di Griya Gede Keniten Sanur saat merayakan HUT-70. Ini memang sudah menjadi tekad saya pribadi untuk terus merayakan HUT di pusat masyarakat dengan budaya berbeda se-Nusantara. Tiap tahun! Ini merupakan tekad saya menjadi “HKNusantara” yang total untuk Indonesia. Sampai pada suatu ketika, saya sudah tidak mampu lagi merayakan hari ulang tahun. Tapi, ada yang istimewa kali ini di Jogja. Teman lama saya yang lain Hari Dendi menggelar acara khusus. Ia menyelenggarakan “Dialog Budaya & Gelar Seni Yogya Semesta” bersama Komunitas Budaya Yogya Semesta. Dalam acara itu, hadir Prof. Dr. Suminto A. Sayuti yang merupakan pakar budaya Jawa dan Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menjelaskan latar belakang keluhuran budaya Jawa yang
in Bandung from Forum Keluarga Besar AsepAsep (FORKABAA). At that time, I celebrated the 71st Anniversary at Saung Udjo, Bandung, which has helped a lot by Taufik Hidayat (Kang Opik), CEO of Saung Angklung Udjo. Also precisely two years after I was ‘purified’ by Pedanda Gde Wayahan Wanasari at Griya Gede Keniten Sanur, Bali while celebrating the 70th anniversary. The celebration has indeed become my determination to continue to celebrate birthdays in community centers with different cultures throughout the archipelago. Every year! The celebration is my determination to be “HKNusantara.” Until one day, I was no longer able to celebrate birthdays. But, there is something special this time in Jogja. My other old friend Hari Dendi is holding a special event. He organized the “Dialog Budaya & Gelar Seni Yogya Semesta” together with the Budaya Yogya Semesta community. In the event, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, who is an expert on Javanese culture and Professor of Yogyakarta State University. He explained the background of the nobility of Javanese culture, which has been famous since ancient times. I am challenged to respond to whether the expression “Tunâ Satak, Bathi Sanak” can still be relevant in this digital era? Four Javanese expressions need to be responded to. 1. Nrimo ing pandum, pandam-pandoming
隆Saung Udjo庆祝71周岁生日,这件事 上,Saung Angklung Udjo首席执行官Taufik Hidayat(Kang Opik)给予了不少帮助。 两年前,我在庆祝70岁生日的时候,在巴厘 岛Griya Gede Keniten Sanur的Pedanda Gde Wayahan Wanasari接受了“净化”。 我决心每 年继续在整个印尼群岛的不同文化的社区庆 祝生日。每年! 我决心将庆生活动作成“ HK-Nusantara” , 直到某天我再也无法庆祝生日。 但是,这次在日惹发生了一些特别的事情。 我的另一个老朋友Hari Dendi也正在举行特 别活动。他与Budaya Yogya Semesta社区一 起组织了“ Dialog Budaya&Gelar Seni Yogya Semesta”的论坛。 在这个活动中,爪哇文化专家,日惹州立大 学教授Suminto A. Sayuti教授解释了自古以 来就闻名的爪哇文化的贵族背景。 我被问到对于在这个数字时代是否仍然可 以使用“TunâSatak,Bathi Sanak”一词,我们 需要回应四个爪哇表述。 1. Nrimo ing pandum, pandam-pandoming dumadi 2. sêpi ing pamrih, ramé ing gawé 3. Guyub-rukun lan urmat 4. Alon-alon waton kêlakon 我还被要求出版《Marketing ala Jawa!》 一书
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-027_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
028 sudah terkenal sejak zaman dulu. Saya sendiri lantas ditantang untuk berkomentar apakah ungkapan “Tunâ Satak, Bathi Sanak” masih bisa relevan di era digital ini? Juga ada empat ungkapan Jawa yang perlu ditanggapi. 1. Nrimo ing pandum, pandampandoming dumadi 2. Sêpi ing pamrih, ramé ing gawé 3. Guyub-rukun lan urmat 4. Alon-alon waton kêlakon Bahkan, saya juga ditantang untuk menerbitkan buku “Marketing ala Jawa!”
WHY?
Transforming the Local Culture Buat saya, “core values” dari semua ungkapan di atas tetap relevan di era digital. Konten dari “satu plus empat” ungkapan tadi mengandung nilai-nilai inti yang sangat positif. Pertama, Tunâ Satak, Bathi Sanak yang diartikan sebagai “tidak apa-apa merugi sedikit asalkan mendapatkan saudara.” Pedoman ini digunakan dalam aktivitas pasar tradisional di dalam bisnis modern yang menganggap untung rugi dalam berdagang adalah urusan Sang Pencipta. Tapi, inti yang harus terus dicari adalah persaudaraan agar prinsip keseimbangan tetap terjaga. Berikutnya mengenai nrimo ing pandum, pandam-pandoming dumadi. Maknanya adalah sikap untuk menerima segala sesuatu tanpa protes maupun mengeluh. Selalu ada semangat bersyukur. Namun bukan berarti membiarkan diri larut dalam kepahitan. Tapi, justru mengambil hikmahnya untuk di masa depan. Nilai berikutnya adalah sêpi ing pamrih, ramé ing gawé. Nilai ini adalah suatu tuntutan agar kita lebih mementingkan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan pribadi. Ini mengajari kita untuk selalu tekun bekerja keras tanpa mementingkan pamrih. Sehingga komitmen terhadap organisasi pun terbangun yang mendorong sikap untuk bertumbuh kembang bersama serta proaktif. Kemudian mengenai guyub-rukun lan urmat, yaitu keselarasan, ketenangan, dan ketenteraman tanpa perselisihan dan pertentangan. Rukun menjadi keadaan ideal yang akan tercipta dengan sendirinya selama tidak diganggu. Di sini, kita diajari untuk hidup rukun dan saling menghormati. Nilai terakhir adalah “alon-alon waton kêlakon” atau biar lambat asal selamat. Nilai-nilai ini sebenarnya untuk membatasi langkah pengambilan risiko yang kelewat nekat. Nilai ini sebenarnya menuntut pengerjaan segala sesuatu secara hati-hati dan mempertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan sehingga
dumadi 2. sêpi ing pamrih, ramé ing gawé 3. Guyub-rukun lan urmat 4. Alon-alon waton kêlakon I was also challenged to publish the book “Marketing ala Jawa!”
WHY?
Transforming the Local Culture For me, the “core values” of all of the above expressions are still relevant in the digital age. The content of the “one plus four” expression contains very positive values. First, ‘Tunâ Satak, Bathi Sanak’, which interpreted as “It’s okay to lose a little as long as you get a brother.” This guideline used in traditional market activities in modern business, which considers profit and loss in trading, is the Creator’s business. But, the point that must be sought is brotherhood so that balance is maintained. Next is about ‘Nrimo ing pandum, pandampandoming dumadi.’ The meaning is the attitude to accept everything without protest or complaint. There is always a spirit of gratitude. But that does not mean allowing yourself to dissolve in bitterness. But, it takes lessons for the future. The next value is ‘Sêpi ing pamrih, ramé ing gawé.’ The meaning is a demand that we should prioritize the organization’s interests rather than personal interests. It teaches us to always work hard without being selfish. So that commitment to the organization is built, which encourages attitudes to grow together and be proactive. Then ‘Guyub-rukun lan urmat,’ that is harmony, peace, and tranquility without strife and conflict. Unity becomes an ideal state that will be created by itself as long as it is not disturbed. Here, we are taught to live in harmony and mutual respect. The last value is ‘Alon-alon waton kêlakon’ or slowly but safe. These values are actually to limit risk-taking steps that are too reckless. This value requires the careful execution of everything and consider carefully before deciding so that it will get the best results possible. Accuracy is the key here. But in context, everything must be adapted to this digital era. Digital technology is the infrastructure needed to transform local Javanese culture so that our differentiation as Indonesian people remains relevant to the times. From the first, in my book “Marketing for Competitiveness” (World Scientific Publishing Co. 2016) written that “Differentiation is Content, Context, and Infrastructure.” Technology does not need to transform “positive content.” But, just ‘wrap’ it with ‘new context’ with the support of ‘digital technology.’ This needs to be done so that we continue to have competitiveness because we have relevant differentiation. Efforts to transform local culture can also be interpreted as an effort “Repositioning the Brand.” The repositioning of P-D-B or “Positioning-
WHY?
转变本地文化 对我来说,上述所有表达方式的“核心价值” 在数字时代仍然很重要。 “一加四”表达式的内 容包含非常正能量的价值观。 首先是“ ‘Tunâ Satak, Bathi Sanak” ,它的 解释是“输一点没关系,只要收获了一个兄 弟。 ”无论在传统还是现代的市场活动中,这点 非常重要。 是的,需要考虑交易盈亏,但是,必 须的是兄弟情谊,以保持平衡。 接下来是“Nrimo ing pandum,pandampandoming dumadi”。意思是在没有抗议或 抱怨的情况下接受一切的态度。总应有一种感 恩之心。 这并不意味着让自己陷入痛苦,但是, 它是为未来铺路。 下一个价值观是“Sêpiing pamrih,raméinggawé”。要求我们应该优先 考虑组织的利益,而不是个人利益。它教会我 们在不自私的情况下始终努力工作。这建立 了对组织的承诺,鼓励了人们共同成长并积 极进取。 然后是“ Guyub-rukun lan urmat” ,是说没 有冲突的和谐、和平与安宁。只要不被干扰,理 想状态下,团结会自动生成。 在这里,我们被教 导要和谐相处、相互尊重。 最后一个价值观是“ Alon-alon watonkêlakon”慢但安全。这个价值实际上是 为了限制过于鲁莽的冒险步骤。这要求仔细执 行所有操作,并在决定之前仔细考虑,以使其 尽可能获得最佳结果。准确性是关键。 但在实际所处环境中,一切都必须适应这个 数字时代。数字技术是转变当地爪哇文化所需 的基础设施,因此我们作为印度尼西亚人民的 差异仍然与时代息息相关。 从一开始,在我的《竞争性营销》 (世界科学 出版公司,2016年)一书中就写道: “差异化是 内容、所处环境和基础设施。 ”技术不需要转 换“积极内容”。但是,只需在“数字技术”的支 持下将其“包装”为“新环境”即可。 这样做是为了使我们继续具有竞争力,因为 我们有相关的差异。 改变本地文化的努力也可 以解释为“重新定位品牌”的努力。 重新定位P-D-B或“定位-差异化-品牌”的目 的是使我们仍然具有真正的竞争力,尤其是在 竞争格局发生变化时。
WHAT?
真正的竞争力 世界将变成了OMNI星球!我在书中用相同 的标题清楚地表达了这一点。如果我们想保持 业务竞争力,就需要一种“新阴阳”精神。 这是 什么意思呢?(image 2) 我们必须能够将两个非常矛盾的东西整合 在一起:老式的积极内容与新的现代环境。新 技术总是从一开始就产生悖论,而不仅仅是数 字技术。 工业革命总是不时地令人恐惧。人们害怕失 去自己的“核心价值观”。害怕经历彻底改变, 改变那些已经成为文明的积极的当地文化。 即使真正的竞争能力来自于新文明,也就是 在新技术的支持下,以新的环境维持积极的内 容。我不想受困于“所有旧的东西总是包含积 极的内容”。但是,毫无疑问,所有本地文化都
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-028_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
029 akan diperoleh hasil sebaik mungkin. Kecermatan menjadi kunci di sini. Namun secara konteks, semuanya mesti disesuaikan dengan era digital ini. Teknologi digital merupakan infrastruktur yang diperlukan untuk mentransformasi budaya lokal Jawa yang adi luhung itu. Supaya diferensiasi kita sebagai insan Indonesia tetap relevan dengan perkembangan zaman. Dari dulu, di buku saya “Marketing for Competitiveness” (World Scientific Publishing Co.) tertulis bahwa “Differentiation is Content, Context and Infrastructure”. Teknologi tidak perlu mentransformasi “positive content”. Tapi, cukup ‘membungkus’-nya dengan ‘new context’ dengan dukungan ‘digital technology’. Ini perlu dilakukan, supaya kita tetap punya daya saing atau ‘competitiveness’ karena punya diferensiasi yang relevan. Upaya transformasi budaya lokal ini juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya “Repositioning the Brand”. Reposisi terhadap P-D-B atau “Positioning-Differentiation-Brand” bertujuan supaya kita tetap punya Real Competitiveness, terutama ketika peta persaingan berubah.
WHAT?
The Real Competitiveness Dunia telah berubah jadi Planet OMNI! Itu saya ungkapkan dengan jelas di buku saya dengan judul yang sama. Dibutuhkan semangat “Yin-Yang Baru” kalau kita mau tetap kompetitif di bisnis. Maknanya? (image 2)
Kita harus mampu mengintegrasikan dua hal yang sangat paradoks. Konten kuno yang positif dengan konteks baru yang kekinian. Teknologi baru selalu menimbulkan paradoks dari dulu. Bukan cuma teknologi digital. Revolusi industri dari waktu ke waktu selalu menakutkan. Orang takut kehilangan “core values” nenek moyang. Takut mengalami suatu transformasi total yang mengubah budaya lokal positif yang sudah menjadi suatu peradaban. Padahal The Real Competiveness comes from the New Civilization by Sustaining the Positive Content, with New Context, Supported by New Technology. Saya tidak mau terjebak bahwa semua yang lama selalu mengandung konten positif. Tapi, semua budaya lokal pasti bisa dicari elemen core values-nya yang positif. Itulah yang harus dipertahankan dengan konteks baru. Dengan demikian lahirlah “Budaya OMNI “ atau OMNI Culture. Hanya seorang OMNI Human yang bisa punya daya saing tinggi di Planet OMNI. Bukan yang “OLD-OLD” yang ketinggalan
image 2
BOOK Planet OMNI: The New Yin Yang of Business
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-029_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
030 zaman. Juga bukan “NEW-NEW” yang kebablasan zaman. Melainkan yang bisa mengintegrasikan keduanya dengan dukungan teknologi.
Differentiation-Brand” has the aim that we still have Real Competitiveness, especially when the competition map changes.
HOW?
The Real Competitiveness The world has turned into Planet OMNI! I express that clearly in my book with the same title. It takes a “New Yin-Yang” spirit if we want to stay competitive in business. The meaning? We must be able to integrate two very paradoxical things — old-fashioned positive content with a new, contemporary context. New technology always creates a paradox from the first — not just digital technology. The Industrial Revolution is always scary from time to time. People are afraid of losing their “core values.” Fear of experiencing a total transformation that changes the positive local culture that has become a civilization. Even though The Real Competitiveness comes from the New Civilization by Sustaining the Positive Content, with New Context, Supported by New Technology. I don’t want to be trapped that all the old ones always contain positive content. But, all local culture can undoubtedly be found in its positive core values. That is what must be maintained in a new context. Thus was born “Budaya OMNI” or OMNI Culture. Only an OMNI Human can have high competitiveness on Planet OMNI. Not the “OLDOLD” that are out of date. Nor is it “NEW-NEW” that is too far out of age. But who can integrate both with technology support. HOW? Jokowi is doing it I then closed the discussion at that time by taking a concrete example of President Joko Widodo. He is Javanese. I was greeted with almost the whole family by him on Jalan Kutai Utara, Sumber, his residence in Solo in 2014, before he won the Presidential Election. There are two core things that I captured from my personal discussion with Ms. Sudjiatmi, her mother. First, the blood of business has been in this family for generations. Secondly, Javanese culture has always been inherent. These two elements make this family a ‘hardiness’ Javanese business family. The full interview can be read in September 2014 Marketeers Magazine Special Edition. “All the words of the mother, four years ago, are increasingly proven.” The full interview can be read in Marketeers Special Edition Magazine in September 2014. “All the words of Mrs. Sudjiatmi, four years ago, are proven,” I said that to Mrs. Sudjiatmi on September 15, 2018, when she fulfilled our invitation at the Special Meeting of the Indonesian Marketing Association National Meeting (IMA) at Sunan Hotel, Solo. For me, Mr. Jokowi is not just a tireless hard worker. Also, not only a President who comes from business circles. Moreover, he is not just a president who works as the mayor and then becomes governor. All of that is true. But, it is not the main reason why he
Jokowi is doing it (image 3) Saya lantas menutup diskusi waktu itu dengan mengambil contoh nyata Presiden Joko Widodo. Beliau adalah orang Jawa. Saya dipertemukan dengan hampir seluruh keluarga oleh beliau di Jalan Kutai Utara, daerah Sumber, kediamannya di Solo pada tahun 2014, sebelum beliau menang Pilpres. Ada dua hal inti yang saya tangkap dari diskusi saya pribadi dengan ibu Sudjiatmi, ibu beliau. Pertama, darah bisnis sudah ada di keluarga ini secara turun temurun. Kedua, budaya Jawa benar-benar melekat sejak dulu. Dua elemen inilah yang membuat keluarga ini menjadi sebuah keluarga bisnis Jawa yang ‘tahan banting’. Wawancara lengkapnya bisa dibaca di Majalah Marketeers Edisi Khusus September tahun 2014. “Semua ucapan ibu, empat tahun lalu makin terbukti.” Itu ucapan saya pada ibu Sudjiatmi pada 15 September 2018 ketika beliau memenuhi undangan kami di acara Rakernas Khusus Indonesia Marketing Association (IMA) di Hotel Sunan, Solo. Buat saya, Pak Jokowi bukan sekadar pekerja keras tanpa lelah. Juga bukan sekadar seorang Presiden yang berasal dari kalangan bisnis. Apalagi bukan sekadar presiden yang meniti karier dari walikota lantas jadi gubernur lebih dulu. Semua itu memang benar. Tapi, bukan yang utama kenapa beliau berhasil menang Pilpres dua kali walaupun situasi persaingan politik makin ‘chaotic’. Dengan makin menghebatnya teknologi digital, yang paling utama karena beliau secara konsekuen menjalankan strategi OMNI. Pak Jokowi memang benar-benar menjalankan nilai-nilai budaya Jawa dalam banyak aktivitasnya. Seperti Tunâ Satak, Bathi Sanak yang dipegang Pak Jokowi sejak awal memulai sebagai pengusaha mebel. Ia tidak selalu memperhatikan modal dan untung rugi saja dalam berusaha. Tapi justru mengutamakan kepercayaan. Prinsip ini juga yang membawa usahanya naik kelas ke pasar ekspor. Prinsip ini pula yang Pak Jokowi pertahankan saat mulai berperan sebagai pejabat negara. Dimana beliau selalu memperhatikan kepercayaan dari setiap posisi yang diemban. Sedangkan prinsip sêpi ing pamrih, ramé ing gawé sangat terlihat bagaimana Pak Jokowi lebih mementingkan aksi nyata dengan giat bekerja ketimbang
WHAT?
可以在其积极的核心价值中找到。 这就是必须在新的背景下维护的东西。因 此诞生了“ Budaya OMNI”或OMNI文化。只有 OMNI人类才能在OMNI星球上拥有很高的竞 争力。不是过时的“OLD-OLD”。也不是过新 的“NEW-NEW”。但是谁可以将两者与技术支 持结合在一起呢?
HOW?
佐科正在做的 (image 3) 我以乔科·维多多总统的具体例子结束了 当时的讨论。 他是爪哇人。在他赢得总统大选 之前,几乎他的全家在Sumber的Jalan Kutai Utara接待了我,在他2014年梭罗的住所。与其 母亲Sudjiatmi女士的个人讨论中,我捕捉到了 两点核心内容。 首先,他们家族的生意血脉已经流传了几 代。其次,爪哇文化一直是这个家族固有的。 这两个要素使该家族成为“坚韧”的爪哇企业 家族。 完整的访谈内容可在2014年9月的《 Marketeers》杂志的特别版中阅读到。 “四年前 夫人的所有话语都得到了越来越多的证明。 ” 我在2018年9月15日再次见到Sudjiatmi夫人 时对她说,当时她接受了我们在印尼苏南酒店 举办的印尼营销协会全国会议(IMA)特别会议 的邀请。对我而言,乔科维先生不仅是不懈的 努力工作,而且,他是一位来自商界的总统。 不仅如此,他是从担任市长开始然后成为 省长的总统。尽管政治竞争局势越来越“混 乱” ,但这不是他成功两次赢得总统选举的主 要原因。 随着数字技术的不断发展,最重要的是因为 他始终遵循OMNI战略。佐科先生在许多活动 中都贯彻了爪哇的文化价值观。 就像“TunâSatak,Bati Sanak”说的一样,佐 科先生自从担任家具企业家起就一直持有。他 在做生意时总是很注意资本和损益。但是,它 优先考虑的信任。这一原则也将业务推向了 出口市场。 佐科先生开始担任国家官员时也坚持这一 原则。在这里,他始终关注每个职位的信任。 关于“sêpi ing pamrih, ramé ing gawé,”原 则,很显然,佐科通过积极工作为公共利益作 出牺牲而不是自私来更关注实际行动。有很多 这样的小例子。 他经常不使用警车鸣笛开道,如果不是特别 紧急,也不会关闭道路。众所周知,佐科先生的 车队对其他道路使用者都很客气。 另一个例子是在上一次总统选举期间,佐科 先生和普拉博沃先生进行了非常激烈的辩论, 两对支持者之间的局势也不断升温。 但是,在确认总统选举结果之后,佐科先生 还维持着’guyub-rukun lan urmat’的价值。 其拥抱普拉博沃先生而,让他成为新一届政府 的部长之一。更不用说他对所有部长的合作和 相互尊重的指示。 佐科确实经常缩减被容易膨胀的各种流程。 但是,他继续采用“Alon-alon watonkêlakon” 的原则。在做出重要决定时始终谨慎。 这不仅是他自己完成的。他还请许多政府 机构的领导人也使用同样的方法。例如,他在 中央政府前进内阁全国协调会议的开幕式上, 提醒每一位公务员,在处理每一个小事件时都
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-030_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
031 image 3
Marketeers Edisi September 2014
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-031_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
032 mementingkan dirinya sendiri. Bahkan, terkadang berkorban untuk kepentingan umum. Banyak sekali contoh kecilnya untuk ini. Misalnya, beliau seringkali tidak menggunakan sirene, tidak tutup jalan kalau tidak benar-benar mendesak. Di beberapa kesempatan pun rombongan konvoi Pak Jokowi dikenal cukup santun ke para pemakai jalan lainnya. Contoh lainnya, saat Pilpres terakhir ketika Pak Jokowi dan Pak Prabowo menjalankan kampanye yang sangat sengit. Sampai-sampai situasi memanas di antara kedua pendukung. Namun setelah memastikan hasil Pilpres, Pak Jokowi pun menjalankan nilai guyub-rukun lan urmat. Hal ini terlihat dengan merangkul Pak Prabowo dan malah menjadikan beliau sebagai salah satu jajaran pemerintahan di periode yang baru ini. Belum lagi himbauannya pada para menteri untuk menjaga kekompakkan dan saling menghormati. Pak Jokowi pun memang sering memangkas berbagai proses yang dianggap dapat menghambat dengan cepat. Namun, beliau pun tetap menerapkan prinsip Alonalon waton kêlakon. Selalu cermat dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan penting. Hal ini pun tidak hanya dilakukan dirinya sendiri. Tapi juga ia turut mengajak banyak pemimpin lembaga pemerintahan untuk berlaku hal yang sama. Contohnya, pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. Di sana, beliau mengingatkan bahwa TNIPOLRI berhati-hati dalam menangani setiap peristiwa kecil. Karena kejadian kecil pun dapat memicu terjadinya gelombang unjuk rasa dalam skala besar yang berpotensi merusak stabilitas keamanan. Begitu juga di sektorsektor lainnya yang mana beliau meminta semua pejabat negara untuk berlaku cermat. Alasannya, segala sesuatu yang kecil memang dapat memengaruhi hal yang besar di kemudian hari. Inilah berbagai contoh nyata dari Pak Jokowi. Bagaimana budaya lokal pun masih tetap dapat diterapkan dengan baik di tengah majunya teknologi terkini. Inilah bukti lagi, bagaimana kearifan lokal dapat menjadi pendobrak daya saing di tengah ketatnya persaingan di dunia modern.
succeeded in winning the Presidential Election twice, even though the political competition situation was increasingly ‘chaotic’. With the increasingly high digital technology, the most important because he consistently runs the OMNI strategy. Pak Jokowi does implement Javanese cultural values in many of his activities. Like ‘Tunâ Satak, Bathi Sanak’ Mr. Jokowi has been holding since he started as a furniture entrepreneur. He always pays attention to capital and profit and loss in doing business. But it prioritizes trust. This principle also brought business up to the export market. This principle is also what Mr. Jokowi maintained when he began to act as a state official. Where he always pays attention to the trust of each position carried. Whereas the principle ‘sêpi ing pamrih, ramé ing gawé,’ it is obvious how Mr. Jokowi is more concerned with real action by actively working rather than selfishness. Sacrifice for the public interest. There are so many small examples of this. He often does not use sirens, does not close the road if it is not urgent. On several occasions, Mr. Jokowi’s convoy group was known to be polite to other road users. Another example, during the last Presidential Election when Mr. Jokowi and Mr. Prabowo ran a very fierce campaign. To the extent that the situation heats up between the two supporters. But after confirming the results of the presidential election, Mr. Jokowi also runs the value ‘guyub-rukun lan urmat’. This can be seen by embracing Mr. Prabowo and instead of making him one of the ministers in this new period government. Not to mention his direction to all of the ministers for collaboration and respect for each other. Pak Jokowi also indeed often cut various processes that considered to be able to inhibit quickly. However, he continued to apply the principle of ‘Alon-alon waton kêlakon.’ Always careful in making important decisions. This is not only done by himself. But he also invited many leaders of government agencies to apply the same thing. For example, at the opening of Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat and Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. There, he reminded that all members of the TNI-POLRI must be careful in handling every small event. Because even small events can trigger a large-scale wave of demonstrations that could potentially damage security stability. Likewise in other sectors where he asked all state officials to act carefully. The reason is that everything small can indeed affect big things in the future. These are various concrete examples from Mr. Jokowi about how local culture can still be applied well amid the latest technological advances. This is another proof of how local wisdom can be a competitive breakthrough amid intense competition in the modern world.
必须小心。 因为即使是很小的事件也可能触发大规模 的示威,从而可能破坏安全稳定性。同样,在其 他部门,他要求所有省长官员谨慎行事。原因 是,所有小事的确会在将来影响大事。 这些是佐科先生的一些具体例子,它们说明 了在最新技术进步下如何仍然可以很好地应 用当地文化。这是在当今世界激烈的竞争中, 本地智慧成为竞争突破的又一证明。
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-032_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:40 4:30:09 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap
34
Digital Transformation Roadmap
38
Proses Dimulai dari Atas
44
Menimbang Dulu, Melenggang Kemudian
48
Tentukan Kompas, Pilih Tunggangan
55
Malu Menjawab, Sesat di Jalan
59
Bukan Proyek Anak IT Saja
66
Penyempurnaan Tak Berujung
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-033_R1.pdf 1
1/27/2020 4:30:11 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 034
DIGITAL TRANSFORMATION ROADMAP Meski penting dan mendesak, transformasi digital harus dilakukan dengan matang. Jangan sampai investasi yang dikeluarkan perusahaan salah sasaran dan sia-sia. Cobalah untuk mengenal kembali posisi dan kondisi perusahaan Anda saat ini, dan jalankan sesuai dengan roadmap yang disajikan oleh Marketeers. Oleh Hendra Soeprajitno
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-034_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:43 4:30:15 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 035 ebuah transformasi kerap membuat perusahaan frustrasi. Segala rencana yang dirancang terkadang berbeda dengan kenyataan. Tujuan boleh saja mulia. Tapi terkadang proses yang dijalani perusahaan tak semudah membalik telapak tangan. Alhasil transformasi berlangsung setengahsetengah, bahkan berhenti di tengah jalan. Tak dipungkiri lagi bahwa perilaku kehidupan masyarakat dan konsumen terus berubah. Mereka sangat akrab dengan dunia teknologi digital, mulai dari urusan mencari informasi, membeli sebuah produk, komplain terhadap sebuah layanan, dan masih banyak lagi. Perilaku konsumen seperti itu tentunya menjadi target pasar dari perusahaan yang memang terlahir di dunia digital (digital native). Namun, bagi perusahaan konvensional, mereka mau tak mau harus bertransformasi agar bisa memenuhi anxieties dan desires para konsumen digital itu. Tuntutan konsumen saat ini semakin tinggi. Mereka ingin semuanya bisa didapat dan diselesaikan dengan mudah serta cepat. Dunia perbankan misalnya.
Dua dekade lalu kita harus datang ke bank, mengisi formulir, mengantre, dan bertatap muka dengan para teller yang menawan hanya demi mentransfer sejumlah uang. Selanjutnya, kita harus menunggu beberapa jam hingga duit itu bisa diterima oleh rekan kita di seberang sana. Namun, kondisi itu telah berubah. Melalui aplikasi mobile, kita cukup memasukkan nomor rekening tujuan, mengetik nominal uang, memasukkan password, dan done. Uang terkirim hanya dalam hitungan detik. Semua itu tak terlepas dari peran dunia internet yang melahirkan teknologi digital. Bisa dikatakan hampir semua perusahaan dunia di berbagai sektor yang terlahir sebagai perusahaan konvensional sadar bahwa mereka perlu melakukan transformasi digital. Riset Fujitsu bertajuk Global Digital Transformation Survey Report 2019 menyebutkan pemain di dunia keuangan dan transportasi menjadi sektor yang paling banyak mengimplementasikan transformasi digital. Di Indonesia sendiri, genderang transformasi digital memang telah ditabuhkan para perusahaan konvensional. Banyak yang terdengar kencang di awal,
Progress in the digital transformation by industry Implemented and delivered outcomes Testing
Overall
Planning
36%
Financial services
39%
47%
Transportation Goverment
33%
35%
40%
Manufacturing
32%
40%
Healthcare
31%
42%
Wholesake/Retail
29%
0
20
10% 2%
34%
45%
44%
40
60
Implementing
Not yet planned
8% 2%
9%
11% 3%
8%
7% 1% 13% 3% 10% 1% 8%
13%
3%
17% 11% 16% 16%
80
100
Sumber: Fujitsu, Global Digital Transformation Survey Report 2019
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-035_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 036
Digital masters know the pulse of their customers better
45% 29%
We use analytics to better segment our customers
38% 57% 68% 32%
We regularly conduct customer research to update our understanding of the needs and behaviors of our customers
11% 28% 38% 63% 38%
We use digital technologies to integrate different channels together
22% 41% 41% 59%
Average
Beginners
Conservatives
Fashionistas
Digital Masters Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
Digital masters ensure their operations are customer centric and linked to the vision 38% The digital transformation vision incorporates both customer experience priorities and internal operations
15% 46%
29%
73% 38%
Digital technology is allowing us to link customer-facing and operational processes in new ways
Average
Beginners
15%
38% 37% 71%
Conservatives
Fashionistas
Digital Masters Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-036_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 037
Digital masters have a strong governance program backing their vision 32% 11%
The vision is well integrated into the core strategy of our organization
39% 24% 65% 33%
We have adjusted the role descriptions and KPIs to align with our digital transformation objectives
14%
43% 22% 61%
Average
Beginners
Conservatives
Fashionistas
Digital Masters
Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
namun senyap di akhir. Meski penting, perusahaan harus memiliki gambaran yang jelas mengenai transformasi seperti apa yang akan mereka lakukan. Dan, yang terutama, mengenal kembali seperti apa kondisi dan posisi perusahaan kita saat ini. Capgemini dan MIT Sloan memiliki sebuah Digital Maturity Framework. Variabelnya adalah kekuatan digital (digital intensity) dan manajemen transformasi (transformation management). Anda bisa mengawalinya dengan berkaca mengenai kondisi perusahaan Anda saat ini. Pada digital intensity, cobalah jawab pertanyaan ini. Seberapa hebat kapabilitas digital yang Anda miliki? Berapa investasi yang dikeluarkan perusahaan Anda untuk teknologi baru? Apakah akhir-akhir ini perusahaan Anda pernah merilis produk digital? Jika kebanyakan jawaban adalah iya, maka digital intensity perusahaan Anda tinggi. Namun jika kebanyakan jawaban tidak, maka digital intensity perusahaan Anda rendah. Selanjutnya ukurlah tingkat transformation management perusahaan Anda. Jawablah pertanyaan, seberapa siap manajemen kita bertransformasi digital? Apakah digital menjadi visi kita di masa depan -dengan melihat karakter konsumen-? Seberapa baik kondisi perusahaan ketika melakukan investasi digital? Jika kebanyakan jawaban Anda positif, maka nilai transformation management Anda tinggi. Dan, jika mayoritas jawaban negatif, maka nilai transformation management Anda rendah. Tinggi rendahnya nilai digital intensity dan transformation management itulah yang menentukan
berada di mana posisi perusahaan kita saat ini. Apakah beginners –cirinya manajemen skeptis dengan transformasi digital-; fashionitas –sekadar ikutikutan, memiliki banyak produk digital namun tidak terhubung-; conservative –memilih memperkuat posisi sebelum masuk digital-; atau digital masters– banyak memiliki inisiatif dan bisa mengambil value dari transformasi digital-? Tentunya perusahaan konvensional ingin sebisa mungkin masuk dalam kategori digital masters. Tapi satu hal yang harus diingat, bertransformasi menjadi digital tak lantas membuat perusahaan konvensional harus meninggalkan jati dirinya. Sebaliknya, mereka harus bisa mengombinasikan dunia offline dan online secara bersamaan, atau menjadi Omni Organization. McKinsey melalui risetnya Unlocking success in digital transformations menyebutkan, hanya kurang dari 30% perusahaan di dunia yang bisa sukses melakukan transformasi digital. Dan, hanya 16% dari mereka yang akhirnya bisa merasakan efek positif dari transformasi digital ini. Pada edisi Februari ini, Marketeers pun menghadirkan tajuk utama Digital Transformation Roadmap. Setidaknya ada enam tahapan penting yang perlu Anda persiapkan dalam melakukan transformasi digital. Yaitu Leadership, 4C Diamond Analysis, Objective & Model Business, Integrated or Parallel, Digital Assets, serta Measure & Improvement. Cobalah menimbang dan mengecek enam tahapan ini agar transformasi digital tak membuat Anda dan seisi perusahaan menjadi frustrasi.
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-037_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 038 Leadership
Proses Dimulai dari Atas Tak ada transformasi digital yang berjalan kecuali dilakukan secara top-down. Arahan datang dari top management untuk kemudian dijalankan oleh tim sebagai lokomotif pendorong proses transformasi digital. Oleh Annisa Bella, Ign. Eko Adiwaluyo, Muhammad Perkasa Al-Hafiz, Sigit Kurniawan, dan Clara Ermaningtias
Kunci utama dan pertama dalam transformasi digital sebuah perusahaan ada di tangan pemimpinnya. Pasalnya, perubahan selalu bersifat visioner dan visi ini dimiliki oleh CEO sebagai nakhoda. Dia yang berperan untuk menentukan haluan perusahaan. Termasuk keputusan membawa perusahaan menjadi perusahaan digital. Sayangnya, belum banyak pemimpin perusahaan
menyadari akan pentingnya proses transformasi ini. Studi Microsoft Asia Digital Transformation bersama International Data Corporation (IDC) Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan, 79% organisasi di Indonesia tengah berjalan menuju transformasi digital. Yang mengejutkan, hanya 7% yang dapat diklasifikasikan sebagai pemimpin transformasi ini. Sementara, 93% lain masih tergolong dalam klasifikasi pengikut (followers). Padahal, transformasi digital dalam tiga tahun terakhir terbukti berkontribusi signifikan terhadap
Top benefits: Improvements now and in three years
% improvement in profit margin
% improvement in productivity
% increased revenue from new products and services
% improved customer advocacy, loyalty and retention
% increased revenue from existing products and services
% cost reduction
Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-038_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 039 profit perusahaan. Studi Microsoft tersebut memproyeksikan akan terjadi peningkatan yang jauh lebih baik pada tahun ini. Jika dibandingkan dengan hasil transformasi digital pada tahun 2017, transformasi digital tahun ini diproyeksikan dapat meningkatkan revenue perusahaan hingga 1,8 kali lipat dari produk dan layanan baru, dan 1,7 kali lipat revenue dari produk dan layanan yang sudah ada. Tidak hanya itu, transformasi digital juga diproyeksikan dapat meningkatkan 1,8 kali lipat advokasi, loyalitas, dan retensi pelanggan; 1,5 kali lipat profit margin; 1,4 kali lipat produktivitas; hingga mengurangi 1,4 kali lipat biaya. Karena kunci perubahan ada pada pemimpin perusahaan, transformasi digital berjalan secara top down. Bahkan, hampir tidak ada transformasi digital sebuah perusahaan yang bersifat horizontal. Meskipun top down, proses transformasi bisa dijalankan secara bottom up yang mana pemimpin perusahaan mendapat masukan dari bawahannya. Sementara, gagasan-gagasan inovatif bisa dicari melalui proses dialog dengan tim secara horizontal. Pertamina misalnya. Transformasi digital perusahaan pelat merah ini diawali dari inisiatif pemimpinnya – khususnya di level top management. Visi tersebut kemudian diterjemahkan dalam ide, inovasi, kreativitas, dan eksekusi di tingkat tim. Komunikasi dua arah yang dilakukan antara management dan working level menjadi kunci kelancaran berjalannya digitalisasi. “Kepemimpinan kuat sangat dibutuhkan. Jika diukur dengan skala, saya bisa memberi skala urgensi
delapan dari sepuluh,” ungkap Dwi Puja Ariestya, Digital Marketing Manager Direktorat Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero). Senada dengan Pertamina, perusahaan sekuritas seperti Indo Premier dan PT Bank Bukopin Tbk, pun melakukan hal serupa. Arahan datang dari top management untuk kemudian dijalankan oleh tim. “Jika dari top management tidak memiliki kepekaan atau merasa butuh, transformasi tidak akan berjalan. Sang inisiator harus datang dari top management,” tegas Paramita Sari, Head of Marketing Retail Division PT Indo Premier Sekuritas. Adira Insurance juga menerapkan hal serupa dalam proses transformasi digital. C-level memang memberikan arahan ke mana tujuan dari proses digitalisasi berjalan. Namun, pada praktiknya, proses bottom up yang akan menentukan. Artinya, orangorang di lapangan harus aktif memberikan masukan dan solusi bila terjadi kendala secara berjenjang ke atas agar proses digitalisasi berjalan. Bagi Chief Operation and IT Officer Adira Insurance Donni Gandamana, peran para direksi adalah memberikan visi besar tentang tujuan digitalisasi. Selanjutnya, mengawal proses tersebut agar tidak melenceng atau sesuai target yang ditentukan. “Namun, visi saja tidak cukup. Proses implementasi teknologi digital yang dilakukan oleh SDM IT juga tidak kalah penting,” kata Donni. Terkait visi ini, Donni dan para direksi lain memang memiliki nada yang sama dalam proses digitalisasi. Singkatnya, Donni ingin membawa Adira Insurance menjadi perusahaan asuransi umum digital. Artinya, semua servis dan produk dari perusahaan asuransi ini
QUOTE “Jika dari top management tidak memiliki kepekaan atau merasa butuh, transformasi tidak akan berjalan. Sang inisiator harus datang dari top management.” Paramita Sari, Head of Marketing Retail Division PT Indo Premier Sekuritas.
Highest Digital Transformation Improvements 2017
% improvement in customer advocacy, loyalty and retention
% improvement in productivity
% improvement in cost reduction
46%
% improvement in profit margin
45%
% increased revenues from new products and services
45%
41%
39% 33%
33% 28%
27%
2.1 X
15%
Followers
33%
30%
2.2 X
Leaders
2020
2.4 X
22%
Followers
2.5 X
14%
14%
Leaders
23%
Leaders
Followers
22%
1.9 X 14%
13%
Leaders
Followers
23%
Leaders
Followers
Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-039_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 040
QUOTE “Kepemimpinan kuat sangat dibutuhkan. Jika diukur dengan skala, saya bisa memberi skala urgensi delapan dari sepuluh.” Dwi Puja Ariestya, Digital Marketing Manager Direktorat Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero)
harus ditawarkan secara digital. “Kami tidak perlu membuka cabang di seluruh pelosok Indonesia. Namun, semua produk dan servis dari Adira Insurance bisa sampai ke seluruh wilayah Indonesia secara digital. Industri asuransi pun arahnya sudah ke sana. Dalam dua-tiga tahun ke depan, semua layanan asuransi sudah digital,” ungkap Donni.
menciptakan suasana yang lebih menyenangkan dan fleksibel. Strategi ini berhasil mendorong kreativitas para karyawan dan memunculkan ide-ide cemerlang bagi bisnis mereka. “Bank Bukopin bahkan memiliki divisi khusus manajemen transformasi. Tim ini bertugas menjembatani proses perubahan tersebut, dan mengawal semua Key Performance Indicator (KPI) dari transformasi digital,” terang Direktur Operasi dan Teknologi Informasi PT Bank Bukopin Tbk Adhi Brahmantya. Bank Bukopin juga tak segan untuk mengubah ketentuan job level atau grading. Semua dilakukan berdasarkan input dan output dari profesi yang bersangkutan. Alhasil, pendapatan yang diterima karyawan pun akan sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan.
Kultur Keseimbangan
Di sisi lain, para pemimpin juga harus menyadari jika transformasi digital berpotensi lebih berhasil ketika perusahaan mengedepankan work-life balance bagi karyawan mereka. Hal ini tercermin dalam survei Fujitsu Future Insight bertajuk Global Digital Transformation Survey Report 2019 yang menunjukkan, perusahaan yang mengedepankan work-life balance and diversity lebih berhasil mewujudkan transformasi digital dibandingkan mereka yang tidak. Hal itu bisa diwujudkan dalam rupa-rupa bentuk. Bank Bukopin misalnya, mengubah ruang kerja guna
Orientasi pada Data
Bicara soal deretan perusahaan yang tergolong ke dalam klasifikasi pemimpin transformasi digital, survei Microsoft bersama IDC menemukan ada
Five Organizational Traits
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR
CULTURE & CHANGE
41%
31%
“…areless risk-adverse and characterized by having transient organizations that adapt to changing needs, often automatically and without management intervention.”
78%
61%
“…display higher maturity in collaboration and agility in change cycle. Instead of focusing on individual efforts, teams self-organize across groups to achieve organizational success.”
“They embrace fail/ learn-fast approaches .”
LEADERSHIP & STRUCTURE
DIGITAL TRANSFORMATION APPROACHES 80%
65%
84%
“…displayhigher organization-wide alignment in their DT efforts .” “Their strategies and metrics are interlinked to deliver digital products , services and experiences to customers.“ Leaders
Followers
36%
68%
“has a key person leading their digital transformation efforts with an independent standalone digital business unit or with digital leads assigned to each LOB and functional groups to drive efforts”
BUDGETS
70%
50%
“…haveallocated budget for digital transformation as a permanent part of the P&L to maximize resources, ensure organisation-wide alignment and better governance“
% indicate respondents in group who agreed with statements
Percentage of organizations who said they excelled in operations Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-040_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 041 lima ciri utama yang dapat dikenali. Pertama, dari segi budaya dan perubahan. Di sini, para pemimpin transformasi digital meniadakan intervensi manajemen dan mampu beradaptasi dengan cepat serta tidak takut gagal dalam melakukan perubahan. Perilaku organisasi pun lebih matang dan mengutamakan kolaborasi dan ketangkasan dalam siklus perubahan. Tak hanya itu, mereka mampu melakukan sejumlah pendekatan transformasi digital, seperti menggunakan strategi dan metrik yang saling terkait untuk menghasilkan produk, layanan, dan pengalaman digital pelanggan. Dari segi kepemimpinan dan struktur, mereka memiliki orang kunci yang ditunjuk untuk memimpin transformasi digital dengan unit bisnis digital yang mandiri atau dengan lead digital, maupun kelompok fungsional. Terakhir, organisasi tersebut juga memiliki anggaran yang secara khusus dialokasikan untuk transformasi digital. Yang tak kalah penting, para pemimpin harus memiliki orientasi terhadap data. Global C-suite Study 20th Edition dari IBM mengklasifikasikan empat tahap kepemimpinan data yang dilihat berdasarkan integrasi dan strategi bisnis yang dilakukan perusahaan. Tahap tertinggi adalah Torchbearers yang memiliki kemampuan tinggi dalam mengintegrasikan bisnis dan data. Di bawah Torchbearers terdapat Explorers, Builders, dan yang terendah adalah Aspirationals. Faktanya, 46% perusahaan masih berada di tahap Builders. Mereka masih memiliki medium value dari data dan integrasi yang rendah. Sementara, yang
The new digital divide Torchbearers deliver exceptional results, vastly outpacing the data-nascent Aspirationals
terklasifikasi ke dalam Torchbearers hanya 9%. Padahal, jika dibandingkan antara Torchbearers dan Aspirationals, terdapat benefit lebih tinggi yang bisa diperoleh oleh Torchbearers. Misalnya, Torchbearers dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan 165% lebih baik dibandingkan dengan Aspirationals; 163% kinerja yang lebih unggul; 208% kepemimpinan inovasi; dan 182% lebih sukses dalam mengelola perubahan. “Kepemimpinan sangat dibutuhkan di tengah aneka perubahan dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Peran CEO sangat penting, khususnya dalam membawa kapabilitas untuk transformasi digital. Pemimpinlah yang mampu melihat peluang di industri yang dinamis dan sarat perubahan ini,” kata Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Peran sekaligus visi dari pemimpin perusahaan dalam transformasi digital di BRI sangat kunci. Apalagi pemain perbankan seperti BRI hidup dalam industri yang sarat dengan ketidakpastian alias VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Ujungnya, pemimpinlah yang bisa memberi arah sekaligus keputusan tentang langkah apa yang akan diambil. Transformasi digital tidak pernah horizontal, melainkan harus top-down dengan mengedepankan kesejahteraan karyawan dan selalu berorientasi terhadap data. Mereka bukan hanya menjadi pemimpin perusahaan, tetapi juga pemimpin transformasi!
Torchbearers Aspirationals
Revenue growth outperformance compared to industry peers
165%
more
69%* 26% Profitability outperformance compared to industry peers
163%
more
71% 27% Innovation leadership compared to industry peers
208%
more
77% 25%
Success at managing change compared to industry peers
182%
more
79% 28%
*Percentage of respondents that exceed the standard.
Sumber: IBM Global C-suite Study 20th Edition
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-041_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 042
business agility
culture of innovation
TOP 3 PRIORITIES TO ADDRESS CONCERNS Improving employee productivity and profitability
Developing a culture of innovation and continuous learning
Improving business agility to respond quickly to market trends and opportunities Leaders
Followers
Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
Data Strategy Leaders place a greater emphasis on data and leveraging it to improve business decision-making, enhance product & services and create new business models. Business KPI Data as a capital asset for growing revenues, business model and productivity
51%
43%
Leaders
Followers
Technology Investments Big Data Analytics will form the foundation for AI/Cognitive/Robotics implementation
18.6%
15.8%
11.7%
9.9%
Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
40%
Leadership and employees disagree on the existence of digital culture in their organizations
40% of leadership
believe that their organization has a digital culture
27%
Only
27% of
employees agree
Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-042_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:47 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 043
Percentage of organizations believing they have the required leadership capabilities
56% 45% 35%
42% 34%
Engagement
IT-Business Relationships
38%
36%
Governance 2012
35%
Vision
2018 Sumber: Microsoft Digital Transformation Study 2018
The data advantage Torchbearers have established a new path to value, by integrating data into their strategy, operations, and culture
Creating value from data 100%
High
Torchbearers High value from data and high integration
Explorers Either high value from data or high integration
Builders Medium value from data and low integration
50%
9%
21%
46%
Aspirationals Low value from data and low integration
0%
25%
High
Low 0%
50%
100%
Integrating business and data strategy Sumber: IBM Global C-suite Study 20th Edition
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-043_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:18 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 044 4C Diamond Analysis
Menimbang Dulu, Melenggang Kemudian Transformasi digital tidak boleh dilakukan secara gegabah. Bukan asal jor-joran membakar duit untuk investasi digital atau sekadar ikut-ikutan. Perusahaan perlu menimbang kekuatan dirinya dan lanskap industri sebelum melenggang menjadi perusahaan digital. Ingat, langkah awal biasanya akan menentukan hasil akhir. Oleh Sigit Kurniawan, Ign. Eko Adiwaluyo, Muhammad Perkasa Al Hafiz, Ramadhan Triwijanarko, Ellyta Rahma
QUOTE “Saat proses bisnis dilakukan dengan cepat, maka pertumbuhan pasar akan lebih cepat pula. Tantangannya kembali lagi kepada pelaku bisnis mana yang bisa terus menghadirkan inovasi untuk menyamakan langkah dengan pertumbuhan ini.” Manashi Guha, General Manager Consumer Products Division PT L’Oréal Indonesia
ak sedikit perusahaan yang melakukan transformasi digital karena latah atau sekadar ikutikutan. Bahkan, ada perusahaan yang jor-joran berinvestasi di digital tanpa tahu dengan jelas alasan transformasi tersebut dilakukan. Sering pula muncul salah kaprah soal transformasi digital. Menjadi perusahaan digital dipahami sebatas hadir di media sosial, memiliki situs dan aplikasi, memiliki ruang kerja yang terbuka, atau sistem kerja jarak jauh dengan mengandalkan jaringan internet. Padahal transformasi digital tak sesederhana itu. Akibatnya, transformasi itu berjalan terseok-seok atau bahkan gagal sama sekali. Menurut survei yang dirilis oleh Forbes tahun 2017, 84% dari perusahaan yang diteliti gagal dalam melakukan transformasi digital. Faktor yang menyebabkannya adalah mereka terlalu ambisius melakukan transformasi digital, tetapi mereka tidak siap beradaptasi dengan perubahan. Mereka berpikir dengan mengadopsi teknologi dan strategi digital, transformasi itu akan berjalan dengan sendirinya. Mereka dinilai terlalu gegabah dan kurang persiapan. Padahal, langkah awal dalam proses transformasi amat menentukan hasil akhir. Bagi perusahaan konvensional, melakukan transformasi digital kurang lebih sama dengan membuka bisnis baru. Sebab itu, sebelum melakukan transformasi, perusahaan harus lebih dulu memahami siapa dirinya sekaligus seperti apa dunia industri yang akan ia masuki. Hanya dengan ini, perusahaan akan lebih akurat dalam menentukan arah sekaligus strategi yang dipakai dalam transformasi digital. Metode analisis 4C Diamond bisa dipakai untuk menimbang di langkah awal. Analisis 4C yang dimaksud adalah analisis terhadap situasi terkini dari Change, Customer, Competitor, dan Company. Secara ringkas, kita memahami lebih dulu perubahanperubahan yang terjadi di industri, kemudian memahami segmen pelanggan dengan segala perubahan perilakunya, memahami peta persaingan, dan menimbang kekuatan dari perusahaan. Saat menimbang kekuatan internal, perusahaan bisa
melihat lebih dulu ancaman dan peluang yang ada dari eksternal perusahaan dan kemudian melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Model analisis ini populer disebut dengan metode TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength).
Tanggap Perubahan
Teknologi telah mengubah banyak hal dan mendorong terjadinya perubahan di berbagai lini bisnis. Sebab itu, teknologi dianggap sebagai primarily agent of change – agen pertama perubahan. Tak heran, bila banyak perusahaan saat ini berlomba untuk menjadi perusahaan digital. Bahkan, mengadopsi teknologi digital merupakan sebuah keharusan. Motivasinya beragam, dari ingin mengefisienkan proses bisnis, mendapatkan pertumbuhan lebih baik, membangun kampanye pemasaran yang lebih masif dan terukur, hingga alasan sepele agar tidak terlihat gaptek atau tak mau kalah dengan perusahaan pesaing. “Teknologi itu selalu berkembang dari zaman ke zaman. Perkembangan teknologi ini lalu mendorong kebutuhan baru di konsumen, baik itu produk dan layanan. Di samping itu, menciptakan sebuah lanskap kompetisi baru di antara para pemain,” kata Ezar Kumendong, Chief Operating & Information Technology Officer ACC. Proses digitalisasi bermula setelah menghadirkan layanan ACC Yes! Aplikasi ini diklaim sebagai yang pertama di industri pembiayaan. ACC juga mengembangkan aplikasi untuk internal perusahaan yang bernama ACC Mobile Enterprise. Terkait disrupsi teknologi, PT Bluebird Tbk selaku operator taksi menjadi pihak yang terdampak. Hadirnya jasa transportasi online membuat Bluebird harus mengembangkan model bisnisnya agar tidak ditinggalkan pelanggan. Sebab itu, Bluebird gencar mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis mobile. “Kami melakukan transformasi. Namun, kami tidak mau asal ikut tren. Kami harus mengidentifikasi kebutuhan lebih dulu. Komitmen kami tetap sama, yakni memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman dengan lebih baik,” kata Amelia Nasution,
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-044_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 045 Marketing Director PT Bluebird Tbk.
didominasi oleh milenial. Karena milenial sangat dekat dengan teknologi digital, Campina pun hadir dengan platform-platform digital. Selain untuk menyapa mereka, upaya ini bertujuan membangun kesadaran bahwa Campina sebagai merek lawas tetap eksis, tampil kekinian, dan tetap relevan. Sebelum melakukan transformasi pada tahun 2015, Campina melakukan pemetaan pasar lebih dulu. Campina memahami perilaku milenial yang cenderung ingin cepat mendapatkan sesuatu. Dunia digital adalah dunia mereka. “Dari temuan itu, kami kemudian
Suara Pelanggan
Perubahan karakter dan perilaku pelanggan juga mendorong perusahaan melakukan transformasi. Contohnya, PT Campina Ice Cream Industry Tbk, produsen es krim Campina. Beroperasi sejak tahun 1972, Campina melakukan transformasi digital semata-mata karena segmen pelanggannya sudah berubah. Campina menyadari saat ini pasar es krim
QUOTE “Tak akan ada transformasi digital tanpa big data. Tanpa big data, perusahaan hanya melakukan pembenahan IT saja.” Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Challenges Hampering Digital Solution Adoption, Owners/Operators 39%
Unplanned costs Lack of internal technical expertise
35%
High price/unclear ROI
35%
Resistance from people to change
35%
Real-time reporting and reaction
34%
Workforce productivity and mobility adoption
33%
Knowledge Management reducing knowledge drain
33%
Migration issues and risk
32%
LIability and worker reskilling
30%
Extracting intelligence from unstructured data
29%
Process synchronisation
29%
Construction information handover
25%
Aligning digital transformation to business strategy
25%
Process re-engineering Issues
25%
Data integrity, validation
21%
Vendor lock-in
17%
Legacy system barriers and integration Unstructured approach or roadmap
12%
9% Sumber: Frost & Sullivan, 2019, Leveraging Digital Transformation for Growth
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-045_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 046 menggencarkan kampanye pemasaran digital. Kami bangun aplikasi untuk pesan es krim. Kami juga hadir di kanal-kanal online. Mereka sukanya serba instan dan tak mau ribet,” ujar Mustofa Saadji, Brand Manager Campina. Memahami pelanggan juga menjadi langkah awal Adira Insurance. Menurut Donni Gandamana, Chief Operation and IT Officer Adira Insurance, digitalisasi yang dilakukan Adira tergantung pada mayoritas pelanggannya. “Percuma saja bila nasabah masih belum akrab dengan digital terus kita melakukan digitalisasi. Ya, ujung-ujungnya nasabah akan tetap datang ke cabang. Nah, kami melihat bahwa nasabah Adira Insurance sudah siap dengan layanan digital yang kami berikan,” ujar Donni. Donni menambahkan, konsumen Indonesia memiliki minat yang besar dalam mendapatkan layanan digital. Tidak terlalu sulit bagi Adira Insurance mengajak nasabahnya untuk menggunakan layanan klaim digital milik mereka, yakni Autocilin Mobile Claim (AMC). “Kalau konsumen saja sudah mengarah ke sana, kalau kami tidak melakukan apaapa, ya bisa tertinggal,” kata Donni. Sementara di industri kecantikan, konsumen bisa sangat menuntut. Sebab itu, transformasi digital tak hanya menjawab keinginan mereka, tetapi juga kecemasan dan harapan mereka. Paling tidak, ini sangat diperhatikan oleh L’Oréal Indonesia. L’Oréal melihat perubahan kebiasaan konsumen yang semakin mengarah kepada gawai-gawai digital. Dalam transformasi digital ini, L’Oréal ingin menjadi merek yang lebih berpusat pada konsumennya (consumer centric). Segmen milenial dan Gen Z juga menjadi pertimbangan L’Oréal dalam melakukan transformasi digital. Indonesia, bagi L’Oréal, merupakan salah
satu negara dengan pertumbuhan teknologi internet tercepat. Jumlah generasi milenial, Z, dan kini ditambah dengan generasi Alpha membuat Indonesia memiliki masa depan yang baik dalam aspek digitalisasi. Memahami karakter dari masing-masing generasi menjadi langkah penting sebelum melakukan transformasi. “Saat proses bisnis dilakukan dengan cepat, maka pertumbuhan pasar akan lebih cepat pula. Tantangannya kembali lagi kepada pelaku bisnis mana yang bisa terus menghadirkan inovasi untuk menyamakan langkah dengan pertumbuhan ini,” kata Manashi Guha, General Manager Consumer Products Division PT L’Oréal Indonesia. Lebih lanjut, L’Oréal juga melihat Gen Z sebagai sebuah peluang pasar digital yang sangat potensial. “Mereka sangat demanding dan suka dengan produkproduk hasil inovasi baru. Generasi ini menjadi motor pertumbuhan bisnis yang serba cepat,” imbuh Manashi.
Bersaing Sehat
Selain pergeseran dari pelanggan konvensional ke pelanggan digital, ternyata persaingan juga mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Ini yang menjadi perhatian PT Pertamina (Persero). “Persaingan mendorong perusahaan berlomba meningkatkan service excellence untuk pelanggannya. Semangat ini mendorong Pertamina untuk melakukan perubahan dengan teknologi digital. Pertamina ingin meningkatkan hubungan erat dengan konsumen melalui layanan yang terdigitalisasi,” kata Dwi Puja Ariestya, Digital Marketing Manager – Direktorat Pemasaran Retail Pertamina. Pertamina kemudian mencanangkan Pertamina Digital Transformation bertajuk Breakthrough Project
GEN Z
MILLENIAL
GEN X
“Mobile Generation”
“Internet Generation”
“Digital Immigrant”
93.9%
connect to Internet Addicted User Internet consumption more than 7 hours per day
88.4%
63.2%
connect to Internet
connect to Internet
Heavy User Internet consumption 4 - 6 hours per day
Medium User Internet consumption 1 – 3 hours per day Sumber: National Survey, Alvara Research Center, 2019
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-046_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 047 yang fokus pada pengembangan teknologi. Selain itu, Pertamina saat ini gencar mengampanyekan sistem pembayaran digital melalui LinkAja atau aplikasi My Pertamina.
Teknologi lama kami lihat kembali. Bila kurang mendukung, kami akan melakukan upgrade,” imbuh Indra. Kekuatan di sektor mikro inilah yang mendorong BRI mengarahkan transformasi digitalnya pada kekuatan jaringan pelayanan tanpa kantor yang disebut BRILink. Sampai Desember 2019, total agen BRILink mencapai 422.160 agen dan mampu menghimpun fee based income sebesar Rp 788,7 miliar atau tumbuh 75% year-on-year. Selain itu, karena melihat tren perkembangan fintech ke depan sangat kompleks, BRI tidak bekerja sendirian. Indra bilang, BRI harus mampu berkolaborasi dengan pihak di luar BRI. “Semua proses saat ini harus data driven. BRI punya data besar. Tak akan ada transformasi digital tanpa big data. Tanpa big data, perusahaan hanya melakukan pembenahan IT saja,” tegas Indra. Demikianlah idealnya tahapan yang perlu dilakukan oleh perusahaan sebelum melakukan transformasi digital. Tahapan ini ibarat taktik dalam seni berperang. Sebelum maju berperang, kita harus paham dulu medannya, karakter dan kekuatan lawan, hingga menimbang kekuatan pasukan sendiri, baik dari sisi jumlah, jenis senjata, dan sebagainya. Baru kemudian menentukan arah dan strategi berperangnya. Hal yang sama juga diterapkan ketika perusahaan Anda ingin melakukan transformasi digital. Betul demikian?
Kekuatan Perusahaan
Di dunia perbankan, transformasi digital merupakan kewajiban. Namun, perusahaan tak perlu gegabah memulainya. Ini yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. saat memulai transformasi. “Kami selain melihat tren industri, juga memetakan kekuatan perusahaan lebih dulu. Kekuatan BRI ada pada jaringan yang luas dan infrastruktur yang besar. Tidak hanya itu, customer base kami juga besar dengan segmen mikro dan menengah. Ini yang menjadi essential advantages BRI,” ujar Indra Utoyo selaku Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi BRI. Dengan bekal itu, transformasi BRI dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan mengoptimalkan kekuatan lama yang ada tadi dengan digitalisasi. Cara kedua dengan membuat produkproduk dan layanan baru. “Kekuatan BRI yang sudah ada dan sifatnya komparatif itu kami ubah menjadi kapabilitas. Kapabilitas ini termasuk kemampuan data analitik yang lebih maju karena mengadopsi teknologi digital yang lebih memampukan BRI lincah dalam mengelola risiko, memperkuat fraud protection, dan sebagainya.
DIFFERENT GENERATION, THINK DIFFERENT! CLIMBER
GEN Z are a Cheerful Generation
SOCIALIZER
0,0
1,7
2,0
4,2
3,5
2,5
Millennial are a Fighter Generation
GEN Z
-5,9 YOUNGER MILLENNIAL
OLDER MILLENNIAL
YOUNGER GEN X
-6,8
-3,5
-5,3
-3,5
-0,6
0,9
4,7
5,9
ACHIEVER
OLDER GEN X
Gen X are an established Generation
Sumber: National Survey, Alvara Research Center, 2019
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-047_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 048 Objective & Business Model
Tentukan Kompas, Pilih Tunggangan Tidak mudah untuk menentukan arah transformasi digital. Sering kali, perusahaan hanya melakukan karena sekadar ikut arus tanpa melihat gol yang ingin dituju. Akibatnya, hanya buang uang dan energi. Oleh Ign. Eko Adiwaluyo, Sigit Kurniawan, Muhammad Perkasa Al Hafiz
isrupsi teknologi telah membawa dunia pada kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Tidak pasti lantaran teknologi berkembang begitu cepat. Sehingga, yang sekarang disebut mutakhir bisa jadi dianggap kuno dalam seketika. Namun, bagi para perusahaan dan pemilik merek, hal ini bisa menjadi momentum untuk terus berkembang dan menyelaraskan diri dengan lanskap bisnis yang semakin berbasis digital. Inilah yang kemudian mendorong para pemain di beragam industri untuk menemukan formula sentuhan digital yang tepat bagi bisnisnya. Artinya, para pemain perlu jeli untuk menentukan bagian bisnis mana yang harus menjadi prioritas untuk didigitalisasi. Apalagi, bagi pemain yang skala bisnisnya sudah besar dan penuh kompleksitas. Menurut white paper yang disusun oleh Frost & Sullivan pada tahun 2019 bertajuk Leveraging Digital Transformation for Growth, ada beberapa objektif yang biasanya diambil perusahaan ketika melakukan transformasi digital. Prioritas transformasi digital yang paling banyak menjadi pilihan perusahaan adalah untuk menekan atau mengurangi biaya-biaya. Sekitar 43% perusahaan yang disurvei memilih tujuan tersebut. Selanjutnya, objektif kedua paling banyak dipilih responden adalah meningkatkan daya saing. Ada sekitar 18% responden yang memilih tujuan ini. Kemudian, target paling dituju berikutnya adalah optimalisasi proses bisnis (7%). Objektif dari transformasi digital harus jelas dan tegas dari sejak awal. Hal ini untuk menghindari terbuangnya secara sia-sia investasi dalam proses digitalisasi. Untuk mempertegas tujuan tersebut, perusahaan harus melakukan analisis yang tepat dengan menggunakan metode 4C-diamond. Di industri keuangan, kemunculan financial technology (fintech) telah mengubah lanskap di industri ini. Pemain digital di industri keuangan telah mengubah ekspektasi pelanggan, persaingan yang kian ketat, hingga tekanan untuk merampingkan operasi yang berujung pada pengurangan biaya-biaya.
Dalam kondisi tersebut, para petahana atau pemain lama di industri ini tidak perlu panik. Seperti yang dilakukan Adira Insurance ketika melakukan transformasi digital. Bukan lantaran merasa terancam dengan pemain baru berbasis digital, perusahaan asuransi ini memilih fokus pada objektif transformasi digital adalah untuk memberikan layanan yang efektif dan efisien ke nasabah. Mengapa? Seperti pada umumnya perusahaan asuransi, Adira Insurance awalnya gencar melakukan ekspansi pasar dengan membuka cabang baru di berbagai kota di Indonesia. Sudah tentu, di setiap cabang ada berbagai fungsi yang berjalan, mulai dari sales, finance, marketing, operation, dan lainnya. Namun berjalannya waktu, meski sudah ada standard operating procedure (SOP), muncul berbagai kendala, salah satunya adjustment SOP yang berbeda-beda di tiap kota. Dengan kata lain, SOP yang ada dibumbui dengan kearifan-kearifan lokal di tiaptiap kota. Muncul gaya Surabaya, gaya Yogya, dan lainnya dalam proses penyelesaian klaim misalnya, yang sebenarnya menyimpang. Akhirnya, Adira Insurance mulai melakukan sentralisasi berbagai proses bisnisnya yang diawali dengan layanan klaim. Inilah yang kemudian mendorong asuransi ini melakukan digitalisasi. Di sisi lain, menggantikan fungsi-fungsi di cabang yang sudah disentralisasi. “Intinya, tujuan utama Adira Insurance melakukan digitalisasi adalah bagaimana memberikan layanan ke nasabah secara efektif dan efisien yang sudah pasti akan menekan cost. Apalagi, salah satu wujudnya adalah menerapkan paperless,” kata Chief Operation and IT Officer Adira Insurance Donni Gandamana. Dengan melakukan digitalisasi ini, Adira Insurance bisa meningkatkan service level agreement (SLA) ke nasabah. Untuk itu, ketika memutuskan untuk memberikan layanan digital, perusahaan asuransi ini melakukan secara total. Tidak setengah-setengah. “Dari sisi konsumen kami buat digital dan di proses internal kami pun harus digital. Sehingga, terjadi sinkronisasi antara persepsi dan harapan konsumen tentang digital yang cepat dengan proses di internal yang efisien dan efektif juga,” tambah Donni.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-048_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 049
Top Priorities driving Digital Transformation Efforts, Owner/Operators 43%
Reduced operating cost
18%
Increased competitiveness Business model transformation / reengineering / optimisations
7% 6%
Achieved bottom line growth Increased reliability of operations and equipment
5%
Empowered workforce to improve productivity
4%
End-to-end asset visibility from construction to operations
4%
Improved quality of product or service
4% 3%
Reduced accidents Improving handover between EPC and operators
1%
Reduce risk of data threat/loss
1%
Improving contractor relationships and outcomes
1%
Secara urutan, proses digitalisasi ini sudah dimulai sejak Adira Insurance melakukan sentralisasi klaim, kemudian disusul penerapan paperless pada proses klaim. Selanjutnya, pada proses bisnis pun juga dirampingkan dengan menghilangkan tahapantahapan yang tidak signifikan pengaruhnya. Berkat digitalisasi ini, persepsi positif konsumen pada layanan Adira Insurance terus meningkat. Tidak hanya itu, perusahaan asuransi ini bisa melakukan efisiensi dengan mengurangi dua kantor cabang operation. Masih di industri keuangan, ACC, perusahaan pembiayaan yang bernaung di Grup Astra, melihat proses digitalisasi ini sebagai tahapan dari perubahan teknologi itu sendiri. Dus, menjadi digital sudah pasti tidak bisa terelakkan. Apalagi, digitalisasi ini memunculkan adanya peluang-peluang baru. Ezar Kumendong, Chief Operating & Information Technology Officer ACC mengatakan, transformasi digital yang mereka lakukan adalah untuk upscaling the legacy. Legacy yang dimaksud adalah existing business yang dimiliki ACC.
Sumber: Frost & Sullivan, 2019, Leveraging Digital Transformation for Growth
Ketika diterapkan, bagaimana agar digital bisa membantu mendongkrak bisnis yang ada. Sasarannya adalah meningkatkan revenue dan juga cost efficiency tanpa mengubah bisnis yang ada. “Di sisi lain, digital juga memunculkan peluang bisnis baru. Sehingga, lewat digitalisasi semua bisa berjalan bersamaan,” kata Ezar. Namun, ujung dari transformasi digital ini adalah memberikan manfaat ke konsumen. Ketika proses bisnis lebih mudah, secara otomatis konsumen pun akan merasakannya. Dan, ketika ada ruang pertumbuhan atau peluang baru, pada dasarnya adalah memenuhi kebutuhan baru konsumen. Meski berada di industri keuangan, namun dampak yang diterima perusahaan asuransi dan pembiayaan akibat perkembangan dunia digital tidak sebesar perbankan. Industri perbankan termasuk salah satu yang paling terganggu oleh pertumbuhan pemain digital, seperti fintech startup yang mengusung uang digital hingga cryptocurreny. Bisa dikatakan semua aspek dalam industri perbankan terpapar oleh teknologi digital. Berita
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-049_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 050 bagusnya, sebagian besar pemain mulai berupaya melakukan transformasi digital untuk mendapat manfaat dari teknologi ini. Di sisi lain, upaya digitalisasi ini juga untuk mengimbangi kelincahan para pemain keuangan berbasis digital yang terus tumbuh. Namun, tetap saja para pemain di industri perbankan haruslah memiliki kejelasan tujuan melakukan transformasi digital ini. Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengatakan, transformasi digital bagi BRI bukan lagi pilihan. Lebih dari itu, menjadi keharusan agar BRI tetap relevan. “Dengan digital, BRI mampu melayani nasabah dengan lebih cepat, efektif, sekaligus efisien. Masyarakat konsumen saat ini sudah berubah menjadi one click society. Kalau kami tidak berubah, kami hanya akan senasib dengan dinosaurus alias ditinggalkan,” imbuhnya. Sebelum menentukan arah transformasi digital, BRI menyadari kekuatan luar biasa dari teknologi digital. Teknologi digital membuat model bisnis apa pun di era sekarang menjadi mungkin. Perubahan-
perubahan yang terjadi di berbagai industri didorong oleh teknologi digital sebagai driver. Bagi penyedia jasa seperti bank, BRI ingin tetap relevan dan dekat dengan pelanggannya. BRI tumbuh besar dari segmen mikro dan menengah. Dalam perkembangannya, BRI terus berinovasi agar bisa melayani jumlah pelanggan sebanyak-banyaknya dengan biaya semurahmurahnya. Sebab itu, transformasi digital yang dikembangkan BRI adalah mendongkrak produktivitas dari elemen-elemen yang sudah ada. “Selain itu, juga bisa membantu BRI untuk membuka dan mengembangkan pasar baru yang selama ini belum kami sentuh. Intinya, tujuan utamanya adalah bagaimana BRI bisa tumbuh di tengah industri dan nasabah yang dinamis,” kata Indra. Begitu pun dengan Pertamina yang memfokuskan upaya digitalisasi untuk memberikan layanan ke konsumen dan membantu percepatan proses bisnis yang ada di internal melalui transparansi data dan lainnya. Proses digitalisasi di Pertamina menjadi kompleks lantaran sifat bisnisnya yang high risk, high
Focus Areas for Digital Transformation Efforts, Owner /Operators 26%
Big Data and Analytics 17%
Industrial Internet of Things (M2M) Data Integration (single source of truth)
17%
Cybersecurity
8%
Enterprise Resource Planning / Supply Chain Management
8%
Infrastructure, cloud and Data Centers
7%
Unified Communications and Collaboration
7%
Machine Learning and Artificial Intelligence
6%
Advanced modelling, 4D and 5D, BIM, Digital Twin
2%
Enterprise Mobility Management
2%
Sumber: Frost & Sullivan, 2019, Leveraging Digital Transformation for Growth
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-050_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 051
Percentage of organizations believing they have the required digital capabilities 50% 40%
36%
34%
Customer Experience
2012
2018
Operations
Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
Operational areas where AI is implemented
65%
60%
35%
30%
10%
5%
Marketing
In-store operations
Production
Online opertions
Merchandising
Distribution/logistics Sumber: Tofugear, 2019: Asia Digital Transformation Report
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-051_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 052
Types of AI used by retailers
55%
Machine learning
55%
Chatbots/voicebots
45%
Image and video analytics
20% Robotics
15%
capital intensive, high technological exposure, serta menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia. “Pertamina melakukan digitalisasi dari bisnis hulu sampai hilir secara internal maupun yang dapat dirasakan secara eksternal oleh konsumen. Mulai dari Upstream Cloud di hulu, Digital Procurement di korporat, sampai Digital Refinery dan Digitalisasi SPBU di hilir,” kata Dwi Puja Ariestya, Digital Marketing Manager, Direktorat Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero).
Model
Sebuah artikel di Forbes menyebutkan ada beberapa tren digitalisasi yang akan terus berlanjut di dunia perbankan. Tren itu di antaranya, penggunaan aplikasi mobile, mobile pay, big data, hingga blockchain. Adira Insurance pun menghadirkan aplikasi mobile Autocilin Mobile Claim (AMC) pada tahun 2015. Penggunaan aplikasi untuk klaim ini menjadi yang pertama di industri ini. “Adanya AMC membuat semua proses klaim di mana pun dan kapan pun seragam. Sudah tidak ada lagi proses penyelesaian klaim ala Surabaya, Yogya, dan lainnya. Selain itu, service delivery-nya cepat, monitoring lebih mudah, dan konsisten,” tambah Donni. Sepanjang tahun 2019, laporan klaim yang masuk menggunakan aplikasi Autocillin Mobile Claim sudah lebih dari 4.000 laporan setiap bulannya. Mencapai lebih dari 95% total klaim kendaraan bermotor roda 4, dengan seluruh proses laporan dan follow up menggunakan satu sistem yang juga sudah terintegrasi dengan bengkel rekanan Adira Insurance. White paper Frost & Sullivan menyebutkan bila perusahaan-perusahaan lintas industri sedang menekuni big data. Ada sekitar 26% yang fokus pada implementasi big data & analytics. Kemudian, Internet of Things (IoT) dengan porsi 17%, data integration dengan jumlah 17%, dan cybersecurity sebanyak 17%, dan lainnya. Untuk meringkas birokrasi, Pertamina telah menggunakan e-correspondence system sebagai sarana korespondensi seluruh pekerja Pertamina. Kemudian, corporate dashboard sebagai sistem monitoring yang membantu manajemen untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan akurat berbasis data. Saat ini, Pertamina juga sedang mengembangkan joint operational dashboard sebagai alat untuk memonitor jalannya operasional perusahaan yang dapat diakses secara digital. Jadi, kunci utama dalam transformasi digital adalah menentukan dulu arah dan goal yang ingin dicapai. Selanjutnya, seperti apa model digital yang digunakan, sudah tentu akan menyesuaikan. Ibarat berlayar, bidiklah kompas agar tidak tersesat. Lalu, pilih tunggangan yang pas menuju ke sana. Selamat bertransformasi!
Natural Language processing Sumber: Tofugear, 2019: Asia Digital Transformation Report
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-052_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:48 4:30:19 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 053
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-053_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:49 4:30:19 PM
MARKPLUS INSTITUTE CERTIFICATION PROGRAM
SALES OPERATION
DIGITAL MARKETING
Program Persiapan Menghadapi Sertifikasi Pemasaran di Bidang Sales
Program Persiapan Menghadapi Sertifikasi Pemasaran di Bidang Digital Marketing
Jakarta | 4 - 7 Februari 2020 09.00 - 17.00 WIB
Jakarta | 11 - 14 Februari 2020 09.00 - 17.00 wib
Sales Certificatio Program adalah bagian dari MarkPlus Institute Certificatio Program (MICP) yang merupakan persiapan menghadapi sertifikas pemasaran di bidang penjualan. Materi pelatihan pada program ini:
Digital Marketing Certificatio Program adalah bagian dari MarkPlus Institute Certificatio Program (MICP) yang merupakan persiapan menghadapi sertifikas pemasaran di bidang pemasaran digital. Materi pelatihan pada program ini:
• Sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasionat (SKKNI) No. 389/2013 untuk tenaga pemasaran • Dilengkapi dengan contoh penerapan unggulan serta tools yang aplikatif bagi dunia kerja dan terdapat sesi diskusi dan latihan bagi peserta. • Materi yang disampaikan di kelas tutorial dan diujikan kepada peserta merupakan perpaduan antara konsep akademis dengan contoh praktis dari dunia bisnis.
• Dilengkapi dengan contoh penerapan unggulan serta tools yang aplikatif bagi dunia kerja dan terdapat sesi diskusi dan latihan bagi peserta. • Materi yang disampaikan di kelas tutorial dan diujikan kepada peserta merupakan perpaduan antara konsep akademis dengan contoh praktis dari dunia bisnis.
Program MICP untuk topik sales dibagi ke dalam: Sales Operation, Sales Management, dan Sales Strategy.
Tutorial Fee Per Program Rp 6,000,000 per person Rp 16,000,000 per 3 persons
Program MICP untuk topik digital marketing dibagi ke dalam: Basic Digital Marketing, Intermediate Digital Marketing, dan Advanced Digital Marketing
Examination Fee Per Program Rp 1,700,000 per person Subject Exclude 10% VAT
Get Your Best Deals Starts From Rp 2,500,000 - Rp 7,500,000
Venue :
Information :
MarkPlus Main Campus EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870
Gio 0823 6410 9559
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-054_R1.pdf 1
Only at
shop.marketeers.com
maria.tumanggor@markplusinc.com
1/27/2020 4:31:49 4:30:20 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 055 Integrated, Parallel, Hybrid
Malu Menjawab, Sesat di Jalan Melakukan transformasi digital tidak bisa dilakukan secara asal. Perusahaan harus membekali diri dengan pendekatan yang tepat. Untuk menentukan pendekatan apa yang paling ideal, perusahaan dituntut untuk mampu berkaca diri dan tak malu menjawab. Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz, Annisa Bella, Sigit Kurniawan, Ign. Eko Adiwaluyo, Ramadhan Triwijanarko
alam melakukan transformasi digital, perusahaan bisa melakukannya dengan tiga cara, yakni terintegrasi secara menyeluruh (integrated), berbarengan (parallel), atau campuran dari keduanya (hybrid). Menurut Neuhauser, Bender, dan Stromberg di dalam bukunya yang bertajuk Culture.com: Building Corporate Culture in the Connected Workplace, untuk menentukan model mana yang paling ideal, ada dua kunci yang bisa menjadi pertimbangan. Dua elemen ini akan menghasilkan pertanyaan pada strategi bisnis perusahaan yang akan menentukan pendekatan mana yang memberikan peluang sukses terbaik. Pertama, apakah budaya perusahaan yang telah tertanam selama ini sulit untuk menerima perubahan secara cepat? Jika ya, maka pendekatan parallel akan lebih ideal diterapkan. Kedua, apakah transformasi digital menuntut perubahan yang cepat, baik untuk semua produk, layanan, dan proses yang ada? Jika kondisinya seperti ini, pendekatan integrated bisa jadi pilihan.
Parallel
Ketika menjalankan pendekatan parallel, ada tiga jalan yang bisa ditempuh, mulai dari melakukan spin off dengan melahirkan anak perusahaan baru, membuat divisi khusus, hingga mengerahkan task force atau penugasan khusus di divisi yang sudah ada. Tiga jalan ini bisa menjadi pilihan untuk mengeksekusi transformasi digital yang perusahaan jalankan. Di antara ketiga pendekatan tersebut, melakukan spin off dinilai sebagai cara yang paling ekstrim dari operasi parallel ini. Di sini, perusahaan melakukan pemisahan –bahkan mencakup penempatan lokasi yang terpisah- untuk membuat anak usaha baru. Hal ini tentu berbeda dengan membuat divisi khusus yang biasa dilakukan di dalam organisasi yang sama untuk membuat aplikasi digital untuk bisnis –misalnya. Sementara task force menjadi kegiatan yang intensitasnya paling rendah. Dengan cara membuat grup kecil –biasanya tidak lebih dari 12 orang- yang diambil dari berbagai area bisnis dan umumnya dari level senior. Grup ini akan melakukan pertemuan berkala, melakukan benchmarking, dan eksplorasi berbagai ide mengenai aplikasi digital yang bisa diterapkan di perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Pertamina. Transformasi digital di Pertamina dimulai pada
tahun 2017. Awalnya, melalui proyek yang bertajuk Breakthrough Project, transformasi digital di Pertamina ditujukan untuk sektor marketing. Semenjak itu, secara spesifik Pertamina membentuk organisasi baru yang diberi nama Digital Marketing yang khusus menangani kegiatan marketing. Sampai tahap ini, Pertamina menjalankan proses transformasi digital secara parallel. Beda lagi yang dilakukan Bank Bukopin. Di sini, Bank Bukopin menunjuk anak-anak perusahaan untuk mengembangkan produk-produk baru yang mendukung proses transformasi digital mereka. Ketika banyak bank menggelontorkan investasi tidak sedikit untuk membuat berbagai produk penunjang transformasi digital, Bank Bukopin justru mampu menekan cost dengan memilih mengembangkan sendiri teknologi penunjang transformasi tersebut. Sejauh ini, Direktur Operasi dan Teknologi Informasi PT Bank Bukopin Tbk Adhi Brahmantya mengaku perusahaan hanya menggelontorkan biaya sekitar Rp 400 miliar untuk core banking dan aplikasi yang mereka kembangkan sendiri. Dalam menjalankan pendekatan ini, perusahaan dituntut untuk realistis dan mengakui bahwa prosesnya tidak akan mudah, khususnya dalam mengubah budaya perusahaan. Pasalnya, parallel operation akan membentuk parallel cultures. Perlu diingat, ketika melakukan pendekatan parallel, perusahaan bisa menghadapi dilema terpisahnya budaya yang baru dengan yang lama. Penggabungan ini tidak mudah dan berpotensi melahirkan gesekan dan resistensi, konflik antardivisi, bahkan kehilangan banyak talenta berharga. Terlepas dari itu semua, Chief Operation and IT Officer Adira Insurance Donni Gandamana mengatakan, transformasi digital adalah sebuah journey panjang dan tidak bisa lepas dari apa yang sudah dilakukan di waktu sebelumnya. Lantaran merupakan suatu perjalanan, sudah tentu harus ada
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-055_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:49 4:30:20 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 056
REIMAGINE YOUR ORGANIZATION PARALLEL STRATEGY Spin offs Digital Divisions Task Forces
NON DIGITAL BUSINESS FORM
DIGITAL BUSINESS FORM
HYBRID STRATEGY Use both approaches in different divisions
INTEGRATED STRATEGY Converting into digital Cannibalizing business
Sumber: Culture.com: Building Corporate Culture in the Connected Workplace
alur dan tahapannya. “Walaupun banyak teknologi bisa dibeli, uang ada, proses menuju digital itu tidak bisa langsung serentak di semua proses kerja perusahaan. Sebab, digitalisasi itu tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal kebutuhan dan kesiapan orang,” kata Donni. Bahkan, orang atau sumber daya manusia ini justru menjadi kunci dalam proses transformasi digital. Apalagi, di perusahaan yang sudah sejak awal terbiasa dengan proses bisnis analog. Harus ada orang-orang yang membuka diri pola pikirnya untuk bekerja secara digital. Pada saat bersamaan, perusahaan harus jeli melihat departemen mana yang perlu didigitalkan terlebih dulu. Bila itu berhasil maka bisa menjadi kisah sukses. Mau tidak mau, akan mendorong departemen lain untuk terlibat aktif dalam proses digitalisasi. Di Adira Insurance, proses digitalisasi pertama diterapkan pada bagian operation, khususnya yang
menangani klaim. Tidak hanya di sisi konsumen, namun juga proses di dapur Adira Insurance yang terkait proses klaim. Selanjutnya, proses digitalisasi merembet ke departemen lain, baik yang berhubungan langsung dengan konsumen dan unit pendukung, seperti keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan lainnya.
Integrated
Lantas, bagaimana dengan pendekatan terintegrasi? Ketika Anda melakukannya secara terintegrasi, Anda bisa memasukkan seluruh sumber daya IT Anda ke seluruh divisi. Di sini, perusahaan biasanya mengonversikan seluruh elemen operasional mereka menggunakan koneksi digital untuk menciptakan integrasi. Pendekatan ini disebutsebut menganibalisasi bisnis Anda sendiri. Pasalnya, pendekatan ini akan mengubah proses bisnis yang sudah ada dengan perubahan yang inkremental.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-056_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:49 4:30:20 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 057 Seperti yang pernah dilakukan oleh CEO General Electric Jack Welch. Welch mengubah seluruh divisi GE menjadi e-business operation dan akan menghentikan cara bisnis lama mereka. Upaya ini mengintegrasikan antara operasional bisnis dengan digital. Salah satu perusahaan yang cukup lihai menggunakan pendekatan ini adalah BCA. Bagi mereka, transformasi digital adalah menu wajib bagi BCA. Transformasi digital dijalankan oleh seluruh keluarga BCA yang dipimpin oleh sebuah divisi yang melakukan pengkajian dan uji coba. Dengan cara ini, diharapkan seluruh SDM dapat memiliki visi dan langkah yang seragam dalam menyikapi beragam perubahan. “Teknologi memang menimbulkan disrupsi dan peluang bagi banyak lini usaha di saat bersamaan. Namun, BCA menyadari arti pekerjaan yang lebih bermakna adalah pekerjaan yang memiliki konektivitas yang lebih intim dengan manusia atau nasabah BCA. Hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh komputer canggih sekali pun. Sehingga, kami tetap mengoptimalkan customer service di kantor cabang untuk dapat bertatap muka dengan nasabah kami selain melalui media sosial seperti VIRA, Halo BCA via webchat dan aplikasi Whatsapp,” jelas Jayaprawira Diah, EVP Digital Innovation Solution BCA.
Hybrid
Praktik dengan pendekatan terintegrasi memang sulit ditemukan di Indonesia. Umumnya, transformasi digital yang dilakukan perusahaan besar di Indonesia menggunakan pendekatan hybrid. Seperti yang dilakukan Bank BRI, Campina, bahkan Pertamina sekali pun. Setelah membentuk divisi Digital Marketing, transformasi digital Pertamina berkembang ke digitalisasi secara menyeluruh. Artinya, Pertamina mengambil langkah pararrel di awal dan mengembangkannya ke integrated setelahnya. “Hingga kini, untuk digitalisasi bisnis Pertamina dari hulu hingga ke hilir, banyak ditangani oleh tim IT yang kami perbesar. Ke depan, tidak menutup kemungkinan seiring perkembangan ekosistem, kami sampai membuka anak usaha baru. Namun hal ini belum dilakukan sekarang,” papar Dwi Puja Ariestya, Digital Marketing Manager – Direktorat Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero). Begitu juga Campina, transformasi digital menjadi sebuah keharusan dalam bisnis business-to-consumer (B2C). Transformasi digital sudah dimulai sejak lima tahun silam. Pada tahun 2018, arah transformasi sudah ke integrasi. Integrasi ini hingga ke kanal penjualan yang mana dilengkapi dengan teknologi untuk tracking dan layanan yang jauh lebih cepat, praktis, dan terkontrol. Meski begitu, langkah transformasi yang dilakukan tidak langsung menyeluruh, melainkan secara bertahap. Tahapan ini dieksekusi sesuai dengan prioritas tujuan transformasi digital tersebut, yakni rejuvenasi merek di era milenial mengingat Campina merupakan merek lama. “Pada tahap awal, kami memanfaatkan sumber daya yang ada. Kami mengundang karyawan yang
memiliki passion pada teknologi digital, khususnya digital marketing untuk terlibat dalam transformasi ini. Sebab itu, transformasi yang ada di perusahaan kami melibatkan orang teknik, brand, sales, hingga marketing,” ujar Mustofa Saadji, Brand Manager Campina. Meski per tahap, sambung Mustofa, arah transformasi di Campina adalah integrasi seluruh lini perusahaan. “Ibarat membangun sebuah rumah yang tidak langsung jadi. Kami memulainya dari bagian marketing lebih dulu karena ini berhubungan dengan program rejuvenasi merek Campina agar bisa lebih diterima dan relevan dengan segmen milenial. Berlanjut ke bagian finance, sales, dan seterusnya,” ujarnya Bagaimana dengan BRI? Transformasi digital yang dilakukan BRI meliputi dua aspek. Pertama, optimalisasi bisnis. Dengan menggunakan teknologi digital, BRI mengoptimalkan bisnis-bisnis yang sudah ada. Misalnya, proses bisnis yang lebih efisien, customer experience yang jauh lebih baik, dan sebagainya. Artinya, BRI masih menjual produkproduk yang sudah ada tapi caranya mengalami kebaruan. Kedua, eksplorasi bisnis baru. Transformasi diarahkan pada pembukaan bisnis di pasar baru dengan produk baru dan strategi baru. “Dua strategi ini saya sebut dengan hybrid company model. Model ini yang sedang kami kembangkan agar BRI terus tumbuh. Simpelnya, kami menjadikan yang sudah ada agar tetap relevan sembari mencari peluang-peluang baru,” kata Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hybrid juga bisa dimengerti sebagai perpaduan antara eksploitasi dan eksplorasi. Dalam prosesnya, bisnis yang sifatnya eksplorasi (bisnis baru) harus dipisahkan lebih dulu dengan bisnis eksploitasi (bisnis lama). Alasan harus dipisah agar grup baru ini memiliki kebebasan dalam bereksplorasi sekaligus berkolaborasi dengan mitra-mitra baru. “Termasuk mencari peluang dan membangun portofolioportofolio bisnis yang baru,” kata Indra. Model hybrid menjadi strategi BRI. Namun, agar perusahaan makin lincah, transformasi digital selain dilakukan dengan hybrid juga perlu berkolaborasi dengan pihak-pihak yang kompeten di luar BRI. “Di sini, kami bisa berkolaborasi dengan startup dan digital player lainnya. Caranya beragam. Salah satunya dengan membangun BRI Venture – grup venture capital yang ditugaskan untuk merangkul startup-startup yang memiliki inovasi dan model bisnis yang disruptif,” jelas Indra. Tidak hanya itu, riset yang dikeluarkan oleh perusahaan IT Tofugear yang bertajuk 2019 Asia Digital Transformation Report menemukan, ada sekitar tujuh pendekatan yang jamak digunakan para peritel di Asia untuk melahirkan inovasi. Tujuh pendekatan tersebut, di antaranya berpartner dengan perusahaan teknologi, membangun tim sendiri / inhouse, merekrut talenta baru, technology accelerator, akuisisi startup, membuat innovation lab, dan hackathon.
QUOTE “Ibarat membangun sebuah rumah yang tidak langsung jadi. Kami memulainya dari bagian marketing lebih dulu karena ini berhubungan dengan program rejuvenasi merek Campina agar bisa lebih diterima dan relevan dengan segmen milenial. Berlanjut ke bagian finance, sales, dan seterusnya.” Mustofa Saadji, Brand Manager Campina
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-057_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:49 4:30:20 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 058
Approaches to innovation Partnering with tech companies
77%
Use of in-house technology team
71%
Recruitment of talent
52%
Technology accelerator
25%
Acquisition of tech companies/start-ups
20%
Innovation lab Hackathon
18% 8%
Sumber: Tofugear, 2019: Asia Digital Transformation Report
Jika masih bingung, kami sediakan pula enam pertanyaan untuk menentukan pendekatan apa yang cocok untuk perusahaan Anda. Jangan malu menjawab, agar tidak sesat di jalan.
1
4 Is your dominant, mainline corporate culture likely to be hostile to a digital type of culture?
How clear and unifying is your leadership vision and strategy?
Yes: parallel strategy No : integrated strategy
2
Not clear enough : parallel strategy Clear enough : integrated strategy
5 Do you need separate e business operations for recruiting purpose?
Do you have limited resources to create separate parallel operations?
Yes: parallel strategy No : integrated strategy
3
Yes: parallel strategy No : integrated strategy
6 Are you changing business to business process or business to consumer activities?
B2C: parallel strategy B2B: Integrated strategy
Do you have a large number of new employees in your company?
Yes: parallel strategy No : integrated strategy
Sumber: Culture.com: Building Corporate Culture in the Connected Workplace
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-058_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:50 4:30:20 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 059 Digital Asset
Bukan Proyek Anak IT Saja Banyak perusahaan mengaku ingin menerapkan transformasi digital, namun kesulitan mengeksekusinya. Menciptakan aset digital menjadi hal krusial. Bukan hanya dalam bentuk sistem atau infrastruktur, tapi juga SDM dan kultur. Oleh Ramadhan Triwijanarko, Sigit Kurniawan, Ellyta Rahmayadi, dan Muhammad Perkasa Al Hafiz
igital transformation menjadi semacam buzzword bagi beberapa perusahaan, baik dalam dan luar negeri. Riset McKinsey menyebutkan bahwa dengan melakukan transformasi digital, Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya hingga US$ 150 miliar pada tahun 2025. Beruntung, Indonesia saat ini sudah berada dalam tahap transformasi tersebut, baik dari sisi pemerintah maupun para pelaku bisnis. Semua paham saat ini transformasi digital sangatlah penting. Banyak pelaku bisnis di Indonesia yang sudah sadar betul dengan potensi keuntungan yang diraih ketika menerapkan transformasi digital. Melalui penggunaan teknologi, perusahaan dapat membangun proses berulang untuk berjalan lebih efisien dan mengantisipasi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Perkembangan serta adopsi teknologi yang dialami oleh masyarakat, membuat para pelaku bisnis secara sadar atau pun terpaksa melakukan transformasi. Sebenarnya ini merupakan awalan yang baik, terlepas tepat tidaknya perusahaan tersebut dalam melakukan transformasi. Salah satu syarat mutlak dalam melakukan transformasi adalah memiliki digital asset yang kuat
dan mumpuni. Baik dalam bentuk infrastruktur, sistem, teknologi, modal, kultur, dan tentunya sumber daya manusia. Semuanya harus bisa berjalan beriringan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Komponen infrastruktur, sistem, dan teknologi misalnya tidak bisa terpisahkan dari kerangka transformasi digital. Namun, karena terdapat beragam infrastruktur dan teknologi yang berkembang, ada baiknya perusahaan Anda memahami lebih dalam jenis teknologi apa yang akan diterapkan. Sebabnya, ketiga komponen ini tidak bisa bekerja secara maksimal jika tidak sesuai. Berikutnya adalah masalah modal. Perlu diingat, setiap transformasi digital memerlukan biaya yang tidak bisa dibilang sedikit. Jangan jadikan komponen biaya dan modal dalam melakukan transformasi digital sebagai beban perusahaan. Setiap transformasi membutuhkan waktu. Dan biasanya, pada tahuntahun awal tidak bisa langsung diukur manfaatnya secara nominal. Lalu, paling krusial adalah masalah kultur dan sumber daya manusia. Terlepas dari seberapa canggih teknologi serta sistem yang diterapkan, tetap saja manusia memiliki peranan yang krusial. Seperti halnya tim sepak bola dalam memenangkan sebuah pertandingan, peran setiap individu dalam perusahaan untuk mencapai transformasi digital harus saling
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-059_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:50 4:30:21 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 060
Challenges to partnerships with technology companies
sekadar ambisi satu-dua orang belaka, tapi melibatkan semua divisi. Pastikan semua lini bekerja dengan seirama tanpa ada silo yang mementingkan satu atau dua divisi.
Building Talent
Finding the right partner
54% Concerns over sharing of data with a third party
30%
Fostering a collaborative mindset
26%
Own organisation is not agile enough
21%
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
melengkapi dan bisa memberikan manfaat yang besar. Transformasi digital adalah perubahan organisasi dalam skala besar, baik dalam hal proses atau pun pola pikir. Tentunya, untuk bisa mencapai ini semua harus ada satu suara sepakat bersama dalam sebuah organisasi. Setiap individu harus bisa mendukung satu sama lain. Sekali lagi, ini adalah sebuah kerja tim yang amat besar untuk mencapai visi dan misi bersama. Tidak
Berdasarkan riset Capgemini pada tahun 2018, sumber daya manusia merupakan tantangan utama dalam hal transformasi digital. Perusahaan sering memulai inisiatif digital tanpa dukungan karyawan. Hanya sekitar sepertiga (36%) dari perusahaan yang mengatakan level senior eksekutif dan manajer menengah memiliki visi yang sama tentang transformasi digital. Padahal penting untuk menjadikan karyawan bagian dari proses transformasi hingga mekanisme bagi mereka untuk menyuarakan pendapat Keputusan membangun tim baru atau memakai orang lama adalah sebuah pilihan. Tentunya keduanya memiliki tingkat risiko masing-masing. Perusahaan transportasi Bluebird misalnya, memilih mengolaborasikan keduanya. Dalam artian mereka menggunakan jasa orang-orang baru namun tetap dikawal dengan orang-orang lama yang sudah bertahun-tahun bekerja di dalam perusahaan. “Menurut saya, ini kombinasi yang tepat. Para karyawan baru memberikan masukan untuk hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan,” terang Amelia Nasution, Marketing Director PT Bluebird Tbk. Menurut Amelia, pencampuran ini justru membuat proses menjadi semakin cepat dan dalam. Karyawan baru memberikan pandangan yang baru dan segar, sementara orang lama memberikan masukan sesuai dengan budaya dan DNA Bluebird. Hal ini menjadi sulit bila 100% dipercayakan kepada orang-orang baru. Pasalnya, bisa dibilang talenta baru itu belum tahu bagaimana budaya Bluebird sesungguhnya. Manashi Guha, General Manager Consumer Product Division L’Oreal Indonesia mengatakan, untuk memastikan transformasi berjalan dengan sempurna, L’Oreal Indonesia menghadirkan ahli digital dari luar perusahaan dan merekrut ahli-ahli digital sebagai sumber daya baru. “Namun, kami tidak mengganti struktur, melainkan lebih ke arah mendukung proses digitalisasi melalui edukasi digital pada semua orang,” ujar Manashi. Hal serupa juga dilakukan oleh Bank Central Asia. Jayaprawira Diah, EVP Digital Innovation Solution BCA mengatakan, ada divisi tertentu yang menjadi pionir dalam mengkaji dan melakukan rangkaian uji coba dengan mengedepankan berbagai inovasi dan transformasi digital. “Namun, transformasi digital di BCA telah menjadi kesadaran semua keluarga besar BCA,” ujar Jaya. Bicara talenta, Bank BRI menyesuaikan dengan dua jalur yang digunakan dalam transformasi digital. Pertama, jalur internal yang disebut dengan hybrid model. Model ini terbagi menjadi dua langkah, yakni melakukan eksploitasi pada produk dan layananlayanan yang sudah ada dengan cara mendigitalisasi sistem dan melakukan eksplorasi pada produk, layanan, peluang, dan portofolio baru. Di sini, BRI membaginya menjadi dua kelompok talent yang nantinya diintegrasikan. Kedua, jalur eksternal yang
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-060_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:50 4:30:21 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 061 mana BRI melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak yang kompeten di luar BRI. Kesadaran transformasi digital memang krusial. Pasalnya, persoalan menggunakan jasa karyawan baru, ahli dari luar, atau memberdayakan karyawan lama menjadi tidak relevan ketika masing-masing tidak bisa duduk bersama dan menentukan arah ke depan. Masing-masing divisi harus bisa berkolaborasi dan menghapuskan segala ego masing-masing. Amelia mencontohkan bahwa di Bluebird ada pertemuan rutin mingguan yang mana tiap divisi duduk bersama untuk memecahkan beragam masalah bersama. Semisal tim IT dengan Marketing membahas soal sistem Customer Relation Management (CRM). Sesudahnya, akan ada pelatihan tentang analitik hingga problem handle. Baginya, hal ini menjadi lebih mudah. Terlebih tiap divisi jadi memahami permasalahan dan beragam solusi yang bisa dikerjakan. Bluebird juga memberikan pelatihan khusus kepada para pengemudi. Salah satu yang mendasar adalah kemampuan log-in ke dalam sistem hingga pelatihan dalam membaca peta lalu lintas. Salah satu tantangan yang hadir ketika melakukan transformasi digital adalah kehadiran peran-peran
baru dalam perusahaan, semisal Data Analyst, Content Analyst, UI/UX Designer, Data Architect, Scrum Master, dan lain sebagainya. Titel ini perlu diisi dengan SDM yang memang kompeten di dalamnya. Pastikan posisi itu bukan sekadar terisi, namun bisa memberikan kontribusi. Karenanya, perhatikan betul tiap level dan role tersebut apakah benar-benar diisi oleh orang yang sesuai. “Ada beberapa yang kami bajak dari perusahaan lain. Kami mencari talent yang bisa coup di posisi tertentu. Kami tetap membutuhkan senioritas. Ada yang sudah bekerja di perusahaan lain kami tawari untuk bergabung dan mereka bersedia,” jelas Amelia. Survei Capgemini menemukan bahwa perusahaan yang melakukan transformasi digital fokus pada pengembangan bakat. Sebanyak 54% responden sepakat, gap antara karyawan yang memiliki kemampuan digital dan yang tidak akan menghambat proses transformasi digital. Biasanya para karyawan yang memiliki kemampuan digital cenderung lebih proaktif dalam memahami peran mereka di perusahaan. Untuk memastikan fokus semua itu, organisasi harus menciptakan lingkungan yang memprioritaskan
QUOTE “Selama puluhan tahun, kami memiliki data penumpang mulai yang pesan dari call center hingga aplikasi. Untuk memberikan layanan terbaik, data process ini kami tambahkan dengan CRM System.” Amelia Nasution, Marketing Director PT Bluebird Tbk.
A minority of organizations allow employees to be part of digital initiatives 36%
36%
There are possibilities for everyone in the company to take part in the conversation around digital initiatives
Senior executives and middle managers share a common vision of digital transformation
Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
Organizations are not actively working toward narrowing the digital talent gap Upskilling/reskilling on digital skills is a top priority for our company Leadership actively promotes digital skills learning and development for our employees
44%
40%
We actively recruit and hire new talent with strong digital skills
39%
We have a formal program for digitally reskilling employees (e.g., training, mentoring)
38%
Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-061_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:50 4:30:21 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 062 dan menghargai pembelajaran dan membangun suasana yang mendukung dan kooperatif. Dukungan ini bisa berbentuk media yang diperlukan untuk berkolaborasi, memiliki tempat kerja yang fleksibel, atau budaya terbuka.
Building Asset
Faktor krusial lainnya dalam membangun digital asset adalah infrastruktur dan sistem di dalamnya. McKinsey menyebutkan setidaknya ada empat teknologi yang menjadi dasar dalam penerapan transformasi digital di Indonesia. Keempat teknologi itu adalah mobile internet, cloud technology, Internet of Things (IoT), dan big data analytics. Empat teknologi dasar ini menjadi panduan awal bagi beragam perusahaan dalam melakukan transformasi digital. Beberapa sudah menerapkan dan memanfaatkan teknologi ini. Bagi Bluebird, IoT berperan mengidentifikasi pesanan dari penumpang, proses bidding bagi pengemudi, ketersediaan jalur rute yang sesuai, metode pembayaran, dan proses reporting. “Selama puluhan tahun, kami memiliki data penumpang mulai yang pesan dari call center hingga aplikasi. Untuk memberikan layanan terbaik, data process ini kami tambahkan dengan CRM System,” terang Amelia. CRM System ini terbilang baru diterapkan oleh Bluebird. Metode ini baru muncul ketika perusahaan melakukan transformasi digital pada tahun 2016 lalu. CRM diterapkan oleh Bluebird karena mereka ingin mengenal lebih personal siapa saja penumpang
mereka. Ketika data penumpang telah mereka olah, selanjutnya divisi marketing bisa memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan penumpang. Salah satunya Advance Booking yang tersedia pada aplikasi mereka. “Dengan CRM, kami ingin meningkatkan level engagement dengan penumpang. Berapa banyak dari mereka yang membuka e-mail dari kami atau merespons program yang kami tawarkan. Intinya adalah meningkatkan partisipasi penumpang,” jelas Amelia. Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengatakan, transformasi digital memang menuntut infrastruktur yang baru meski tidak sepenuhnya meninggalkan infrastruktur yang lama. “Sekarang, kita memasuki era open banking yang mana bank terkoneksi dengan mitra-mitra baru yang lebih luas dan mendatangkan peluang-peluang baru. Mau tidak mau, infrastruktur bank harus mengarah ke sana,” kata Indra. Indra menjelaskan, saat ini BRI menata kembali infrastruktur dari yang sebelumnya monolitik menuju sistem terbuka dan berjenjang. Hal ini meliputi tahapan depan, tengah, hingga akhir atau back end. “Infrastruktur big data menjadi infrastruktur kunci. Tujuannya, membuat layanan makin cepat, efektif, efisien, sekaligus aman,” katanya. Membangun infrastruktur dan sistem membutuhkan biaya dan investasi yang besar. Karenanya, banyak pemain besar yang berkolaborasi dengan pemain lain. Sebut saja, BRI bersama Google
Hurdles to digital transformation More than 6 out of 10 respondents consider culture as the number one hurdle to digital transformation
38%
Lack of clear leadership vision
43%
Lack of digital skills
48%
62%
Presence of archaic IT systems and applications
Cultural issues
Sumber: Capgemini Digital Transformation Review
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-062_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:50 4:30:21 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 063 Cloud, Bluebird bersama Gojek, Pertamina dengan Telkom, dan L’Oreal menggandeng Shopee. Riset Tofugear Asia Digital Transformation Report 2019 menunjukkan 77% peritel di Asia mengejar transformasi digital dengan cara bermitra bersama perusahaan teknologi. Sebanyak 58% responden memilih cara ini untuk mendapatkan manfaat dan pemahaman langsung dari para ahlinya. Selain itu, kemitraan ini bertujuan mempercepat transformasi digital. Nah, salah satu tantangannya adalah menemukan mitra yang tepat dan kesepakatan dalam pengelolaan data, khususnya untuk data-data yang
dinilai sensitif. Bluebird bermitra dengan Gojek untuk hal penambahan channel pemesanan melalui aplikasi ride hailing itu. Selain itu, Bluebird juga bermitra dengan Google Cloud dalam hal penggunaan big query dan machine learning. Dua fitur ini digunakan untuk meninjau supply dan demand. Selanjutnya, seluruh data-data itu akan ditarik, dianalisis, dan dilihat polanya dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini akan berdampak pada peredaran armada Bluebird di wilayah tertentu agar efisien. BRI juga bermitra dengan Google Cloud khususnya
36%
Percentage of organizations that say there are possibilities for everyone to take part in the conversation around digital initiatives Sumber: Capgemini Digital Transformation Review
Most organizations fail to promote a digital culture 38%
We actively promote data-driven decision making
35%
We actively promote the exploration of new ideas and experimentation at all levels
35%
Leadership is adopting new behaviors required for digital transformation
34%
We encourage rapid and independent decision making
Sumber: Capgemini Research Institute, Digital Mastery Survey
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-063_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:21 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 064
Approaches to innovation Partnering with tech companies
77% 71%
Use of in-house technology team 52%
Recruitment of talent 25%
Technology accelerator Acquisition of tech companies/start-ups
20%
Innovation lab Hackathon
18% 8%
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
Reasons For Partnering with technology companies To benefit from technology and expertise not available within my organisation To respond more quickly market challenges
56% 44% 27%
To help shape my organisations digital strategy
24%
To develop new sales channels and business models 20%
More cost-effective than in-house technology development To benefit from a larger partner ecosystem To share the risk of digital initiatives
20% 3%
pengunaan Cloud Apigee API Management Platform untuk menjadi pusat komunikasi Bank BRI hingga menangani semua transaksi antara bank dan pihak ketiga. Hasilnya, Bank BRI bisa menentukan siapa saja nasabah mereka yang bisa direkrut menjadi agen BRIlink. Yang pasti, besar kecilnya investasi digital tergantung pada kebutuhan dan tujuan masingmasing perusahaan. “Kami tahu betul berapa investasi yang kami keluarkan. Tapi, ini akan mengubah proses
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
bisnis kami menjadi lebih baik,” ujar Amelia. Nah, setelah penjelasan dari beberapa best practices yang ada di Indonesia, satu hal yang harus dipahami perusahaan dan pemilik merek dari transformasi digital adalah kesadaran dan tanggung jawab bersama. Pahami bahwa transformasi digital mencakup seluruh proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. Jadi, hilangkan pola pikir bahwa transformasi digital adalah proyek anak IT saja.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-064_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:21 PM
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-065_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 066 Measurement and Improvement
Penyempurnaan Tak Berujung Dalam transformasi digital, perusahaan tidak bisa hanya fokus pada pengembangan teknologi dan inovasi di berbagai lini. Lebih dari itu, perlu memastikan adanya pencapaian dari perubahan yang dilakukan serta penyempurnaan secara terus menerus. Oleh Clara Ermaningtiastuti, Ellyta Rahma, Annisa Bella, Muhammad Perkasa Al Hafiz, Ign. Eko Adiwaluyo
anyak perusahaan kini mendapatkan keuntungan dari perkembangan teknologi. Perusahaan menyadari perlu ada pengembangan operasional, peningkatan strategi bisnis, dan pengalaman konsumen agar dapat mendapatkan kesuksesan di era digital ini. Tidak sedikit dari mereka yang berinvestasi hingga memilih melakukan transformasi digital berskala besar agar tidak tertinggal dari para kompetitor. Penelitian Accenture bertajuk Rethink, Reinvent, Realize: How to successfully scale digital innovation to drive growth menemukan bahwa belum banyak perusahaan yang sukses setelah melakukan inovasi digital. Sepanjang tahun 2016 hingga tahun 2018, sejumlah perusahaan yang masuk dalam survei tercatat telah menghabiskan lebih dari US$ 100 miliar pada inovasi digital. Dengan sejumlah investasi yang digelontorkan, tentunya perusahaan menginginkan hasil yang positif. Namun, untuk mengetahui apakah proses tersebut membawa dampak yang baik, perusahaan perlu menyiapkan sejumlah indikator untuk mengukur keberhasilan transformasi digital yang sedang mereka lakukan. Di antaranya, indikator kerja utama atau key performance indicator (KPI), Return on Investment (ROI), penerapan Plan-Do-Check-Action (PDCA), hingga Kaizen (perbaikan berkesinambungan) sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menjadi lebih baik. Semua ini harus dilakukan secara terus menerus. Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi pada digital harus bisa memberikan pengalaman baru ke konsumen dan menawarkan efisiensi lebih baik. Namun, 78% dari mereka justru mengalami kesulitan untuk mencapai target yang diharapkan. Hanya 22% yang berhasil mendapatkan Return on Investment (ROI) melebihi dari ekspektasi mereka. Selain ROI, perlu juga melihat dampak potensial yang nantinya dapat memengaruhi pendapatan perusahaan. Misalnya, tingkat kepuasan konsumen dan pengulangan transaksi. Mengambil contoh dari PT Indo Premier Sekuritas, kepuasan konsumen menjadi bagian dari KPI mereka terhadap layanan yang diberikan. “Jika ada keluhan dari nasabah, maka keluhan tersebut akan kami tindak lanjuti. Salah satu caranya
dengan membuat KPI baru untuk melakukan perbaikan,” ujar Paramita Sari, Head of Marketing Retail Division PT Indo Premier Sekuritas. Ekspektasi konsumen setiap tahunnya terus meningkat dan membuat pergerakan bisnis kian dinamis. Para pelaku bisnis dituntut untuk lebih cerdik lagi dalam mempersiapkan inovasi yang ingin mereka lakukan dan fokus pada area yang membuat investasi mereka dapat memberikan dampak besar. Sebagai contoh, Bank Bukopin yang melakukan transformasi digital dengan menjadikan user experience sebagai indikator kerja utama (KPI) untuk mencapai target yang dituju. Bank Bukopin meluncurkan tabungan Wokee dan menargetkan sebanyak mungkin pengguna baru untuk mencoba produk tersebut. “Kuncinya terletak pada user experience. Ketika user experience sudah disentuh, maka nasabah pun dapat merasakan langsung pengalaman mencoba produk atau layanan yang kami berikan. Mulai dari membuka tabungan Wokee dengan mudah, bahkan bisa nol rupiah, tarik tunai tanpa kartu, dan berbagai pengalaman menarik lain. Semua ini yang kami jadikan KPI,” terang Direktur Operasi dan Teknologi Informasi PT Bank Bukopin Tbk. Adhi Brahmantya. Perusahaan harus melakukan evaluasi rutin untuk memastikan transformasi digital berjalan sesuai dengan visi perusahaan. Di sini kepekaan menjadi kunci. Perusahaan juga harus melihat bagaimana perkembangan pasar dan apa yang dilakukan oleh para kompetitor. Selain itu, mereka juga bisa mencari cara untuk menjadi lebih baik lagi. Salah satu unit bisnis dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Logam Mulia, menjadi salah satu yang melakukan transformasi digital. Dan dalam
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-066_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 067 perjalanannya, proses transformasi ini terus di-review secara berkala. “Kami melihat target, visi dan misi perusahaan. Lalu bagaimana performa terhadap rencana yang kami miliki,” jelas Iwan Dahlan, VP Precious Metals, Sales & Marketing Logam Mulia. Logam Mulia sendiri memiliki rolling business plan yang diperbarui setiap satu tahun sekali. Hal itu cukup berbeda dengan perusahaan lain yang biasanya membuat business plan untuk jangka panjang, setidaknya lima tahun ke depan. Logam Mulia melakukan review setiap tahunnya dikarenakan perkembangan bisnis yang dinamis. “Misalnya Logam Mulia berencana bekerja sama dengan marketplace. Rencana itu bisa saja berubah menyesuaikan perkembangan pasar. Sebab itu, kami terus mengevaluasi apakah proses transformasi digital yang ada sudah sesuai dengan perencanaan kami atau justru ada yang terlewatkan,” tambah Iwan.
Pengembangan dan Hasil
Digitalisasi yang terus berkembang di Indonesia, menjadi salah satu pendorong ketertarikan banyak perusahaan untuk bertransformasi. Indonesia menunjukkan kekuatan digital yang terus mengalami peningkatan. Indonesia mengantongi penetrasi digital hingga 60% dan dinobatkan sebagai negara dengan penetrasi media sosial terbesar keempat di dunia. Hal tersebut menjadi fakta-fakta menarik yang membuat Indonesia dinilai sebagai ekosistem digital menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan. “Didukung dengan kenyataan di lapangan bahwa digital sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang sekaligus berperan penting untuk menunjang konsumen. Inilah yang mendorong transformasi digital di Indonesia. Digitalisasi menjadi strategi perusahaan untuk tetap relevan dengan
konsumen,” kata Manashi Guha, General Manager Consumer Products Division L’Oréal Indonesia. Sejak melakukan transformasi digital pada tahun 2018, L’Oréal Indonesia menunjukkan peningkatan pencapaian yang diukur dalam berbagai aspek. Pertama, perusahaan melihat bagaimana digitalisasi berperan dalam menjaring konsumen baru, kekuatan merek, iklan, dan advokasi. Manashi menjelaskan bahwa industri kecantikan daring pada tahun 2019 mengambil porsi 10% dari total pasar kecantikan di Indonesia. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan hingga tiga digit. L’Oréal Indonesia sendiri berhasil tumbuh sebesar 60%-70% pada tahun 2019. Tidak hanya itu, L’Oréal juga mengalami peningkatan advokasi. Terutama, berasal dari berbagai teknologi augmentasi yang digunakan di e-commerce dan aplikasi sosial media. Hasil ini kemudian mendorong banyak pencapaian positif dari operasional perusahaan utamanya setelah mereka melakukan transformasi digital. Kedua, L’Oréal Indonesia mengalami peningkatan dalam aspek people. Hal tersebut didorong dengan aplikasi yang dihadirkan untuk karyawan. Perusahaan menggunakan aplikasi yang bernama My Flex untuk menjamin fleksibilitas kerja karyawan. Selain itu, L’Oréal Indonesia juga menghadirkan Corcera dan MyLearning sebagai kanal peningkatan kemampuan karyawan. Hadirnya program-program berbasis digital ini membantu menurunkan tingkat turnover perusahaan. “Teknologi seperti e-commerce, virtual reality, augmented reality, artificial intellegence, hingga big data menjadi cara kami untuk memenuhi ekspektasi konsumen mengenai inovasi yang terus mereka inginkan. Untuk mendukung perkembangan transformasi digital lebih lanjut, L’Oréal sudah
MEETING CUSTOMER EXPECTATIONS IS CRITICAL TO MY ORGANISATION
86% 82% 2018
2019
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-067_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 068
MY COMPANY IS ABLE TO MEET CUSTOMER EXPECTATIONS
52% 2018
58% 2019
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
mengumumkan Perso, sebuah alat digital yang berfungsi sebagai penasihat kecantikan dan kesehatan kulit pada CES 2020 di California awal tahun ini,” papar Manashi. Tidak jauh berbeda dari cara L’Oréal mengembangkan transformasi digitalnya, PT Pertamina (Persero) menerapkan tiga kunci sukses transformasi digital secara holistik, yaitu perubahan proses bisnis (process), perubahan teknologi (technology), dan pola pikir dan kinerja karyawan (people). Perubahan ini diwujudkan dengan menghadirkan strategi 5+1 Fokus Utama Digital Transformation yang sudah dijalankan pada tahun 2019. Serangkaian strategi ini adalah Loyalty Program, Digital Refinery, Knowledge Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Corporate Digitalization, dan Digitalisasti SPBU serta Terminal BBM. Pertamina menerapkan tiga fase transformasi digital yang dilakukan perusahaan. Kini, BUMN yang bergerak di sektor industri migas ini sedang berada di jenjang rencana pendek 2-3 tahun. Pada tahap awal transformasi digital ini, Pertamina menjadikan customer journey sebagai fokus pertumbuhan dari adanya transformasi digital, yaitu dengan meluncurkan aplikasi Costumer Lifecycle Management (CLM). Aplikasi ini menjadi strategi Pertamina untuk mencapai target 78% market share pada tahun 2019. Transformasi digital tahap pertama ditargetkan selesai pada tahun 2021 dan secara otomatis akan dilanjutkan ke fase menengah dengan jangka lima tahun. Kemudian fase panjang dengan jangka 20 tahun. “Tentu, untuk meningkatkan persentase keberhasilan, tidak berhenti di CLM, tapi akan hadir berbagai inovasi yang berdasarkan pada consumer journey dari pelanggan Pertamina,” kata Dwi Puja Ariestya selaku Digital Marketing Manager Direktorat Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero). Hasil yang memuaskan pasca bertransformasi ke arah digital juga dialami oleh perusahaan sekuritas
Indo Premier. Paramita menjelaskan bahwa sejak melakukan transformasi digital, perusahaannya berhasil meningkatkan jumlah investor hingga empat kali lipat per tahun 2019, dari jumlah 400.000 investor pada tahun 2014. Sementara, pembukaan rekening via kanal daring meningkatkan pertumbuhan nasabah hingga 60% dari rata-rata 40.000 sampai 50.000 nasabah per tahun. “Peningkatan ini didorong terutama dari nasabah milenial yang merupakan generasi digital native,” kata Paramita. Begitu pula dengan ACC yang mengamati bahwa konsumen Indonesia sudah terbiasa dengan aplikasi mobile. Sehingga, pada awal tahun 2016, perusahaan ini meluncurkan ACC Yes! (Your Easy Solution). Di pertengahan tahun yang sama, ACC melakukan pengembangan dengan menambahkan fitur yang membuat konsumen bisa membayar cicilan melalui aplikasi ini. “Namun, ketika bicara digitalisasi tidak hanya sebatas membangun aplikasi. Ada banyak proses lain di balik layar untuk mendukung fungsi-fungsi yang ada di aplikasi tersebut,” ungkap Ezar Kumendong, Chief Operating & Information Technology Officer ACC. Tahun 2019, ACC kembali melakukan pengembangan, bahkan me-rebranding aplikasi mobile-nya, dari ACC Yes! Menjadi ACC One. Aplikasi ini menjadi integrator seluruh layanan pembiayaan digital yang sudah diluncurkan perusahaan. Hal ini sekaligus upaya memperkuat penetrasi bisnis ACC dalam melayani pelanggan yang sudah didominasi generasi milenial. “Teknologi itu selalu berkembang dari zaman ke zaman. Perkembangan teknologi ini lalu mendorong kebutuhan baru di konsumen, baik itu produk dan layanan. Di samping itu, menciptakan sebuah lanskap kompetisi baru di antara para pemain,” kata Ezar. Para pemain lama atau petahana haruslah memandang digitalisasi dengan positif karena bisa memunculkan peluang baru. Sehingga, para petahana
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-068_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
N
A V I
G A T O
R
Digital Transformation Roadmap 069 harus segera merangkul dunia digital ini. “Perubahan ke digital ini tidak bisa kita elakkan, justru harus kita rengkuh karena ada peluang baru untuk bertumbuh,” tegas Ezar. Sementara, Chief Operation and IT Officer Adira Insurance Donni Gandamana menggambarkan proses transformasi sebagai sebuah journey. Sehingga, pengembangan terus dilakukan dari waktu ke waktu. Tujuannya, sudah pasti untuk terus meningkatkan layanan ke konsumen secara efektif dan efisien. “Transformasi digital secara keseluruhan terjadi dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini. Prosesnya memang tidak mudah, namun sekarang sudah ada hasilnya,” kata Donni. Setelah mengenalkan Autocilin Mobile Claim (AMC) pada tahun 2015, aplikasi ini terus mendapat pengembangan. Pembaruan aplikasi tersebut terus bergulir. Tahun 2016, Adira Insurance melakukan inovasi dengan mengenalkan AMC-3 Steps yang semakin memudahkan konsumen melakukan klaim asuransi dalam tiga langkah saja. Tahun berikutnya, aplikasi AMC dihubungkan dengan AMC Core, yang merupakan aplikasi untuk pemrosesan klaim di internal Adira Insurance. Adira Insurance terus mengembangkan aplikasi klaim dengan menambah fitur Car Repair Tracking. Pengembangan ini terjadi pada tahun 2019. Dengan begitu, upaya digitalisasi ini tidak hanya dilakukan di internal Adira Insurance, tapi melibatkan para mitra, yakni Autocilin Garage yang merupakan bengkel-
bengkel yang menjadi rekanan Adira Insurance. Para Autocilin Garage ini dibekali dengan bengkel. net yang terhubung dengan AMC. Bengkel.net adalah sebuah platform untuk memberikan update setiap proses pengerjaan suatu kendaraan. Selanjutnya, proses-proses ini bisa dilacak konsumen pada AMC lewat fitur Car Repair Tracking tadi. “Memberikan experience terbaik kepada pelanggan, harus dihadapi dengan kesiapan perusahaan baik secara infrastruktur maupun SDM,” ujar Donni. Peningkatan performa dari perusahaan-perusahaan pasca melakukan transformasi digital menjadi bukti yang menguatkan data Tofugear. Melalui Asia Digital Transformation 2019, Tofugear menyebutkan tren teknologi digital bisa meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk barang atau jasa perusahaan. “Transformasi digital didorong dengan perubahan yang terjadi di tengah konsumen. Jadi, untuk memastikan perkembangan dan keberhasilannya, tentu konsumen harus menjadi fokus utama transformasi digital ini,” pungkas Manashi. Yang pasti, teknologi akan terus berubah. Begitu pula mengenai perilaku dan tuntutan dari konsumen. Artinya perusahaan dan pemilik merek tidak boleh mudah berpuas diri. Melainkan harus selalu melakukan pengukuran, berpikir dinamis, dan terus melakukan penyempurnaan. Layaknya sebuah perjalanan yang tidak mengenal kata ujung.
QUOTE “Kami melihat target, visi dan misi perusahaan. Lalu bagaimana performa terhadap rencana yang kami miliki.” Iwan Dahlan, VP Precious Metals, Sales & Marketing Logam Mulia PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
CUSTOMER-FACING INNOVATIONS THAT RETAILERS ARE PLANNING TO INVEST IN Scan-and-go technology using mobile apps Same day delivery service ibn-store shoppable screens smart mirrors Unmanned store technology Virtual Reality Biometric payments Augmented reality In-store robots Automated deliveries
Sumber: Tofugear 2019 Asia Digital Transformation Report
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-069_R1.pdf 1
1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
8
8
C I T I E S
50
+ H O U R S
T
a h u n 2 0 2 0 y a ng b a ru sa ja k ita ma suk i d i l i h a t o l e h ba ny a k p eb isnis d a n p enga ma t e ko n o m i se b a ga i ta hun y a ng mena nta ng. J i ka d i t a h u n 2019 k ita ha rus mengha d a p i be r b a g a i u r u sa n d a la m negeri, ma k a ta hun 2020 k i t a h a r u s me mp erha tik a n b erb a ga i ma sa la h y a n g t e r j a d i d i p e rc a tura n inter na sio na l d enga n ad a n ya p e r a n g da ga ng China d a n Amerik a S e r i ka t, p r o t e ksi o nisme, Brex it, k risis teluk , pe r l a m b a ta n e ko n o mi. Sed a ngk a n d a ri d a la m n e g e r i , ki ta b a ka l meny a mb ut k emb a li P ilk a d a s e c a r a se r e n t a k pa d a Sep temb er 2020 na nti. Wa l a u p u n d e m i ki an, d i ta hun 2020 p eb isnis Ind o n e si a d i h a r a p k a n d a p a t menemuk a n k emb a li m o m e n t u mn ya d enga n a d a ny a rek onsilia si pa sc a p e m i l u p l u s keha d ira n k a b inet b a ru y a ng di h a r a p ka n a ka n memb a w a a ngin sega r b a gi k i ta se m u a d i d u nia usa ha . Event IM F k a li ini be r tu j u a n u n t u k memb erik a n p ersp ek tif d a n insi g h t p a g i p a r a p eb isnis untuk d a p a t menemuk a n mo m e n t u m d a n mengo p tima lk a n sa les, s e r v i c e , d a n p r o mo tio n a c tivity untuk terus be r tu m b u h d i ta h u n 2020 y a ng mena nta ng. B e Op t i mi st i c i n 2 020!
INVESTMENT:
5000
+ SPEAKERS
AT TEN D EES
CONNECTOR:
HERMAWAN KARTAJAYA CHAIRMAN, MARKPLUS, INC.
JACKY MUSSRY
DEPUTY CHAIRMAN, MARKPLUS, INC.
ROAD SHOW SCHEDULE SEMARANG
MEDAN
MAKASSAR
BALIKPAPAN
3 Maret
Kartu Kredit BCA
12 Maret
INDIVIDUAL
Rp. 1.000.000 / peserta Rp. 2.500.000 / 3 Peserta Rp. 3.750.000 / 5 Peserta
Online Registration
shop.marketeers.com
BANDUNG
SOLO
SURABAYA
DENPASAR
8 April
2 April
31 Maret
19 Maret
Rp 2,000,000/peserta
Reserved Seat, VIP Lunch, 1 Book (Momentum) and the latest Marketeers Magazine
21 April
23 April
marketeersfestival.com marketeersfestival.com #IMF20 Powered by :
Media Partner :
Strategic Partner :
Organized by :
Advancing Competencies
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-070.pdf 1
1/23/2020 10:15:44 AM
Momentum
THE 14TH ANNUAL MARKPLUS CONFERENCE 2020.
CMO CLUB X WYNDHAM
P. 072
P. 076
DIFERENSIASI WYNDHAM DI ERA KEBERLANJUTAN
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-071.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
019 072
The 14th Annual MarkPlus Conference 2020 Event marketing terbesar di Asia, MarkPlus Conference 2020 kembali digelar untuk ke-14 kalinya pada tanggal 4-5 Desember 2019. Bertempat di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, MarkPlus Conference membawa tema besar Rediscovering Growth: Finding the Momentum. Melalui tema itu diharapkan pebisnis dan pemasar dapat menemukan navigasi, langkah, maupun strategi marketing yang tepat agar tumbuh secara maksimal. “Pada 2019, banyak pebisnis memilih wait and see. Mereka menahan amunisi karena ada pemilihan presiden yang menyebabkan ketidakpastian sehingga pertumbuhan tidak maksimal. Dengan kondusifnya politik, pemerintahan baru sudah terbentuk, maka tahun 2020 harus menjadi tahun untuk tumbuh kembali. Menemukan kembali pertumbuhan dengan memanfaatkan momentum yang tepat,” ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya. Inilah sejumlah momen menarik pada ajang The 14th Annual MarkPlus Conference 2020:
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-072.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
073
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-073.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
019 074
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-074.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
075
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-075.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
019 076
CMO Club x WYNDHAM
Diferensiasi WYNDHAM di Era Keberlanjutan Isu environmental sustainability kian seksi di mata industri hospitality. Tak ingin terlambat ambil langkah, WYNDHAM menjadikan environmental sustainability sebagai diferensiasi di antara kompetitor lain. Oleh Annisa Bella
Tak dipungkiri, isu environmental sustainability membawa perubahan pada gaya hidup konsumen. Alhasil isu sustainable tourism pun bergulir yang menuntut para pemain dunia pariwisata untuk beradaptasi. Tak bisa sekadar berorientasi pada profit, pelaku bisnis hospitality dituntut memperhatikan indikator people dan planet dalam menjalani bisnis. Pasalnya, sejumlah penelitian menemukan, wisatawan saat ini cenderung memilih akomodasi atau pun destinasi pariwisata yang ramah lingkungan. Survei TUI pada 2017 menemukan, dua pertiga dari wisatawan ingin melakukan pertukaran gaya hidup untuk memberi manfaat bagi lingkungan. Pemain waralaba di bidang perhotelan, WYNDHAM menjadikan hal ini sebagai competitive advantage bagi bisnis mereka. Berbagai aktivitas ramah lingkungan diimplementasikan, baik secara internal (organisasi) maupun eksternal (pasar).
Pada sisi organisasi, penerapan operasional hotel WYNDHAM dilakukan dengan berwawasan ramah lingkungan. Mulai dari meniadakan penggunaan plastik, botol sekali pakai, kertas yang tidak dibutuhkan, sisa makanan yang tidak terkontrol, hingga hal-hal yang menghasilkan kompos kimia. Menariknya, WYNDHAM turut melibatkan seluruh elemen di dalam organisasi mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat. Bahkan, keluarga karyawan sekali pun. “WYNDHAM merupakan hotel pertama yang membuat program khusus bagi karyawan bersama keluarganya untuk menjalani gaya hidup sehat. Kami menghadirkan berbagai pembicara dari kalangan ahli untuk mengedukasi karyawan dan keluarga mengenai nutrisi, aktivitas fisik, dan hal-hal yang mendukung gaya hidup sehat. Program ini bukan sekadar dua atau tiga bulan berjalan, melainkan berkelanjutan,” terang Paolo Randone, General Manager of WYNDHAM Casablanca
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-076.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
M
O
M
E N
T
U
M
077
dalam gelaran Jakarta CMO Club, pertengahan Januari 2020 lalu. Sementara, dari sisi eksternal, WYNDHAM mengajak para tamu untuk turut serta menjadi bagian dari pelestarian lingkungan. Bahkan, WYNDHAM memiliki program khusus yang fokus bergerak di ranah edukasi dan inovasi pelestarian lingkungan yang saat ini telah berjalan selama 12 tahun, yaitu WYNDGREEN. “Para tamu kami libatkan untuk turut serta dalam berbagai aktivitas lingkungan kami, seperti gerakan penanaman seribu pohon yang kami lakukan beberapa waktu lalu di Bali. Secara lebih luas, kami juga menggandeng berbagai lembaga pemerintahan, aktivis lingkungan, dan masyarakat untuk bergabung dalam kegiatan pelestarian lingkungan,” terang Paolo. Jangan Lupakan Pilar Ekonomi Pertanyaan yang kerap muncul dari para investor ketika berbicara mengenai bisnis berbasis environmental sustainability adalah “apakah model bisnis ini dapat
memberikan profit yang menjanjikan?” Bagi WYNDHAM, hal ini terbilang profitable. Asalkan, perusahaan mampu melakukan planning yang tepat sejak awal. “Kalau dihitung-hitung, model bisnis ini dapat mengurangi banyak cost yang dikeluarkan perusahaan. Sebab, operasionalisasi pada green-hotel mengedepankan zero-wasted. Selain itu, hal ini menjadi strategi public relations yang bagus untuk membangun citra positif perusahaan,” ungkap Paolo. Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengapresiasi langkah WYNDHAM di era sustainable tourism ini. “Marketing itu soal Positioning, Differentiation, dan Branding (PDB). Meskipun nanti semua pemain akan sadar soal environmental sustainability, tapi apakah sekarang waktu yang tepat untuk menerapkan hal ini? Ketika belum banyak pemain yang bergerak ke arah sana, WYNDHAM justru berani bergerak lebih dulu,” imbuh Hermawan.
Tak hanya itu, PDB bukan hanya ditujukan terhadap eksternal (pasar), melainkan internal sekali pun. “Langkah WYNDHAM sudah tepat karena diferensiasi yang dibawa keluar juga harus dipasarkan ke dalam perusahaan,” kata Hermawan.
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-077.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
PUBLIC TRAINING & CERTIFICATION PROGRAM CALENDAR OF 2020
SCAN HERE
bit.ly/calendar20
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-078.pdf 1
1/23/2020 10:15:45 AM
Outlook BANJIR TAK BUAT HARGA RUMAH TERGELINCIR
SUSAH PAYAH FACEBOOK PERBAIKI REPUTASI
BEDA GENERASI, BEDA PERILAKU
WARNA DAN MAKNA DALAM RUANG
P. 080
P. 082
P. 084
P. 086
Dec 2017-Jan 2018 |
OUTLOOK FEB20.indd 31 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-079_R1.pdf 1
23/01/20 21.20 1/27/2020 4:31:51 4:30:22 PM
O
U
T
L O
O
K
019 080
Property
Banjir Tak Buat Harga Rumah Tergelincir Banjir besar yang melanda Jakarta dan sekitarnya di hari pertama tahun 2020 banyak membuat warga kesal. Tak sedikit dari warga yang ingin menjual rumahnya dan pindah ke kawasan bebas banjir. Tapi, tepatkah menjual rumah pasca musibah menimpa? Oleh Ramadhan Triwijanarko
ebagian masyarakat Jakarta harus menelan pil pahit di awal tahun 2020. Beberapa wilayah di kawasan Jabodetabek mengalami bencana banjir yang disebabkan hujan deras dalam durasi waktu berkepanjangan. Banjir di DKI Jakarta sebenarnya bukanlah fenomena baru. Setidaknya sudah ada lima banjir besar dalam jangka waktu dua dekade terakhir, yakni pada 2002, 2007, 2013, 2017 dan yang terbaru, tepat pada hari pertama tahun 2020. Level kedalaman banjir pun beragam. Namun, bedanya, banjir pada tahun 2020 ini bukan hanya menerpa kawasan yang rutin menjadi langganan banjir, melainkan beberapa kawasan yang sebelumnya tidak pernah merasakan bencana ini. Wajar jika banyak warga yang kesal dengan bencana banjir. Tak jarang, terbesit ide untuk segera menjual rumah yang kita miliki dan pindah ke kawasan yang bebas banjir. Namun, apakah itu langkah yang tepat? Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia mengatakan, bencana banjir tidak serta merta menjadi momentum untuk menjual rumah. Ia merujuk pada beberapa kawasan di Jakarta yang sering menjadi langganan banjir, namun kawasan tersebut tetap saja menjadi rebutan para pencari rumah. “Contoh area Kelapa Gading di Jakarta Utara yang sering terdampak banjir. Tetapi orang tidak kapok untuk membeli properti di area Kelapa Gading,” ujar Ferry. Menurutnya meskipun terdampak banjir berkali-kali, kawasan Kelapa Gading menjadi area yang sering dicari oleh pencari rumah. Harga rumah dan properti lainnya juga terus stabil.
Hal itu diamini oleh Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan. Bahkan Kelapa Gading menjadi bukti bahwa semakin tinggi air menggenang, semakin tinggi pula harga tanahnya. Kawasan Kelapa Gading dan sekitarnya bisa tetap bersinar meski kerap dirundung banjir karena kawasan ini merupakan kota dalam kota. Berbagai fasilitas penunjang penghuni perumahan di kawasan ini lengkap tersedia. Mulai dari fasilitas pendidikan, olahraga, sosial, hiburan, hobi, bisnis, hingga fasilitas lainnya. Selain itu, kawasan ini terbilang strategis dengan aksesibilitas memadai dan dapat diakses melalui tol dalam kota. Hal yang sama juga berlaku di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Beberapa area di kawasan Kemang juga terdampak banjir. Namun, tetap saja Kemang menjadi salah satu kawasan premium di bilangan selatan Jakarta. Selain sebagai salah satu pusat hiburan, area Kemang juga masih menjadi kawasan favorit kalangan ekspatriat untuk menetap di Jakarta. “Banyak orang yang tinggal di sana sudah merasa nyaman. Sedangkan di Kelapa Gading, seluruh infrastruktur dan hiburan lengkap tersedia,” ujar Ferry.
Meski kesal dan emosi, janganlah cobacoba untuk menjual properti pasca banjir. Pasalnya, selain sulit menjualnya, kita akan berurusan dengan harga yang kemungkinan besar akan turun. Tentunya, hal ini berbedabeda untuk masing-masing kawasan. “Berdasarkan pengalaman selama ini, banjir besar biasanya terjadi pada kuartal pertama, bulan Januari hingga Maret. Menurut data Rumah.com Property Index, penurunan harga perumahan di kawasan yang terkena banjir tidak drastis dan hanya bersifat sementara,” jelas Ike. Jika membandingkan data dari Rumah. com Property Index terhadap wilayah yang terkena banjir dari tahun 2015 hingga 2018, menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan harga secara drastis. Malahan di beberapa wilayah terjadi kenaikan harga properti. Misalnya pada tahun 2016. Harga properti di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3% dan 2%. Sedangkan pada tahun 2018, kedua wilayah tersebut juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2% untuk Jakarta Selatan dan 1% untuk Jakarta Timur. “Relatif stabilnya harga properti pasca terjadinya banjir karena wilayah yang terkena banjir tersebar. Tapi dampaknya di masing-
| February 2020
OUTLOOK FEB20.inddED32 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-080_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2221.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
081
2015
Wilayah : Jakarta Utara Titik Banjir Terparah : Kelapa Gading, Jalan
masing daerah tidak meluas, sehingga tidak terlalu mempengaruhi pasar properti,” jelas Ike. Baginya, harga hunian di wilayah terdampak banjir memang cenderung stabil dan jarang turun. Memang, banyak pemilik rumah berukuran besar memberikan promo menarik ketika terkena banjir. “Namun untuk rumah kecil, harganya akan cenderung stagnan. Karena harga rumahnya sudah murah, jadi tidak mungkin diberi diskon atau
semacamnya. Harga akan jalan di tempat saja,” kata Ike. Jika Anda memiliki uang lebih sebenarnya membeli properti pasca banjir bisa menjadi peluang. Namun, kita tetap harus jeli dengan memperhatikan beberapa ciri dan indikasi kawasan rawan banjir. Misalnya apakah rumah yang kita lirik dekat sempadan sungai maupun bekas rawa atau sawah. “Penting untuk memastikan apakah perumahan pernah dilanda banjir. Tanyakan
hal ini kepada Rukun Tetangga/Rukun Warga setempat. Kalau perlu, tanya beberapa tetangga sekitar untuk mengonfirmasi kebenarannya,” jelas Ike. Selanjutnya, cobalah untuk mengidentifikasi apakah kawasan tersebut sedang mempersiapkan pencegahan atau tidak. Misalnya seperti pembuatan tanggul, perluasan area hijau, hingga pelebaran selokan. Artinya jika ada antisipasi, bisa saja bencana banjir bisa diminimalisir.
February 2020 |
OUTLOOK FEB20.inddED33 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-081_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2221.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
019 082
Hi-Tech
Susah Payah Facebook Perbaiki Reputasi Fake news dan hoax sangat mudah kita temukan di berbagai media sosial, salah satunya Facebook. Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg ini pun berusaha keras untuk memperbaiki reputasinya. Berbagai kampanye mereka lakukan agar platfrom ini bisa berguna secara positif bagi kepentingan orang banyak. Oleh Hendra Soeprajitno
ech for good or tech for bad. Istilah ini bisa kita gunakan untuk menggambarkan perilaku manusia dalam menyikapi kemajuan teknologi saat ini. Seperti kita ketahui, berbagai produk teknologi terus bermunculan, mulai dari platform media sosial, pesan singkat, games, analytics, Artificial Intelligence (AI), dan lainnya. Tentunya, para pencipta produk teknologi itu ingin hasil karya mereka bisa berguna dan membantu kebanyakan orang. Namun, mimpi dan harapan terkadang tidak berjalan sesuai dengan kenyataan. Facebook menjadi salah satu media sosial yang berusia cukup lama. Sekitar 15 tahun lalu, Mark Zuckerberg melahirkan Facebook sebagai platform jejaring sosial. Banyak dari kita yang tidak ingin ketinggalan zaman, membuat akun Facebook, membuat koneksi dengan para sahabat, dan menyambung kembali tali silaturahmi. Banyak teman lama, saudara, hingga mantan pasangan yang telah lama putus hubungan, kembali terhubung berkat kehadiran Facebook. Namun, lain dulu, lain sekarang. Facebook yang merupakan media sosial terbesar di dunia dengan jumlah pengguna aktif mencapai 2,45 miliar pengguna per kuartal ketiga 2019 harus menghadapi dilema. Facebook yang memiliki misi “give people power to build community dan bring the world closer together” justru disalahgunakan oleh sekelompok orang tertentu. Berbagai fake news dan hoax justru tersebar dengan mudah untuk memengaruhi pikiran sekelompok masyarakat. Tujuannya agar tidak mempercayai kondisi dan fakta sesungguhnya. Inilah era yang dikenal dengan pasca kebenaran atau post-truth.
Yang pasti, Indonesia bukan satusatunya negara di muka bumi ini yang harus menghadapi kejamnya fake news dan hoax. Negara besar juga menjadi korban dari penyalahgunaan teknologi ini. Seperti Inggris ketika menyelenggarakan referendum Brexit atau Amerika Serikat ketika menyelenggarakan pemilu yang mengakibatkan Donald Trump menang sebagai Presiden ke-45. Kondisi politik negara Asia Tenggara lain, seperti Thailand, Filipina hingga India juga harus merasakan kejamnya penyalahgunaan produk teknologi ini. Belum lama ini, VP Facebook Andrew Bosworth mengakui bahwa Trump dan tim kampanyenya memang gencar menyebar iklan politik di Facebook. Tim kampanye Trump mampu mempersiapkan tagline serta isi kampanye yang menarik. Dan, selanjutnya, mereka pun menggunakan fasilitas yang ada di Facebook, yaitu iklan yang menyasar target secara mikro. Jangan heran jika banyak pihak yang menyalahkan Facebook sebagai kambing hitam. Apalagi, sejumlah platform media sosial lain, seperti Twitter dan Google mengeluarkan kebijakan yang melarang adanya iklan politik. Sebaliknya, hingga Januari 2020, Facebook belum juga mengeluarkan larangan serupa itu. Namun, bagaimana pun juga, sebenarnya Facebook hanyalah sebuah platform. Semua keputusan kembali kepada para penggunanya. Tapi layaknya sebuah brand yang reputasinya terancam, Facebook melakukan berbagai cara untuk memperbaikinya.
| Dec 2017-Jan 2018 February 2020
OUTLOOK FEB20.inddED34 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-082_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2321.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
083
Facebook mengklaim bahwa selama dua tahun terakhir mereka telah melakukan berbagai antisipasi dalam Pemilu. Mereka melakukan blocking dan menghapus akun palsu, mencari dan menghapus akun para aktor yang dirasa menyebarkan berita palsu, serta transparansi dalam iklan politik. Beberapa pemilu yang menjadi perhatian mereka adalah Thailand, Indonesia, Australia, India, Filipina, Jepang dan Sri Lanka.
Begitu pula dalam hal keamanan. Facebook mengklaim telah menyediakan anggaran lebih dari US$ 3,78 miliar, atau lebih besar dari dana yang mereka dapatkan dalam Initial Public Offering (IPO) 2012. Mereka juga menghapus 2,2 miliar akun palsu pada kuartal pertama 2019, serta 26 juta konten yang berkorelasi dengan grup teroris dunia seperti ISIS dan al-Qaeda. “99% di antaranya ditemukan berkat tools kami, sebelum ada pihak lain yang melaporkan,” menurut laporan dari Facebook. Untuk menghadapi fake news, Facebook juga menggandeng pihak ketiga untuk melakukan pengecekan fakta hingga kombinasi teknologi dan manusia yang bisa mendeteksi berbagai bahasa. Sedangkan
untuk mengatasi ancaman dan pelecehan, Facebook menyediakan fitur SafetyHub untuk mencegah bullying di dunia online. Sedangkan di Instagram, mereka merilis Restrict yang menjadikan konten menjadi terbatas untuk dilihat. Pada periode April hingga Juni 2019, Facebook mengatakan telah mengantisipasi 1,5 juta konten dari para pengguna yang ingin bunuh diri atau melukai diri sendiri. Akibatnya, 95% dari konten yang ada bisa diantisipasi sebelum ada orang lain yang melaporkan. Facebook pun kembali mempertegas bahwa mereka seharusnya menjadi platform yang berguna bagi dunia bisnis, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM). Mereka mengklaim telah memiliki 140 juta akun bisnis yang mengandalkan Facebook sebagai platform untuk mencari customer baru, mencari karyawan, hingga engage dengan komunitas. Facebook juga menghadirkan program SheMeansBusiness yang menyasar entrepreneur perempuan, Made By Loved By yang memberdayakan UKM lokal, Boost with FB, hingga melatih 320.000 UKM di 197 lokasi. “80% ekonomi Asia Tenggara digerakkan oleh UKM. Kami ingin menyediakan tools yang bukan hanya bisa dipakai perusahaan besar, melainkan perusahaan kecil, hingga yang baru memulai,” kata Benjamin Joe, Vice President, Southeast Asia and Emerging Contries for Facebook di APAC Press Day, Singapura. Melalui berbagai upaya itu, Facebook ingin membangun ekonomi digital, membangkitkan UKM, literasi dalam dunia digital, dan pendidikan. Dalam presentasinya, Facebook mencoba menegaskan bahwa teknologi seharusnya bisa berguna bagi sesama. Menurut catatan mereka, Facebook bisa menjadi platform pengumpulan dana untuk membantu sesama –di mana terdapat US$ 2 miliar dana yang terkumpul-, donor darah – terdapat 50 juta donor darah yang membantu sesama-, hingga platform bagi komunitas dengan tujuan positif–setidaknya terdapat 27 juta grup-. Sebagai platform teknologi yang bisa digunakan secara mendunia, tentunya bukan hal yang mudah bagi Facebook untuk memperbaiki reputasinya saat ini. Apalagi, produk Facebook kian beragam, mulai dari Instagram hingga WhatsApp. Tercatat ada lebih dari 500 juta orang yang menggunakan produk mereka setiap harinya, atau 7% dari total populasi dunia. Facebook boleh saja mengantisipasi dengan berbagai cara serta membangun kembali reputasinya. Tapi, semuanya akan kembali tujuan dan maksud dari masing-masing pengguna media sosial ini. Tech for good or tech for bad.
DecFebruary 2017-Jan2020 2018 |
OUTLOOK FEB20.inddED35 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-083_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2321.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
019 084
Consumer Goods
Beda Generasi, Beda Perilaku Generasi Z justru paling royal untuk urusan kecantikan. Soal panutan, Generasi X memilih ibu, sedang Gen Y dan Z lebih memilih beauty influencer. Soal ukuran kecantikan, beda lagi. Inilah sepenggal kompleksitas industri kecantikan yang terangkum dalam Zap Beauty Index. Oleh Annisa Bella
anyak fakta menarik yang bergeser dari perilaku konsumen kecantikan di Indonesia. Industri ini kian kompleks, salah satunya perilaku konsumsi dari masing-masing generasi. Tiap generasi punya cara dalam mendefinisikan kecantikan, mengalokasikan bujet bulanan untuk perawatan dan kecantikan, hingga pilihan jenis perawatan yang mereka inginkan. Terangkum dalam Zap Beauty Index 2020, ZAP Clinic bersama MarkPlus Inc., memotret perilaku konsumen kecantikan Indonesia dari Gen X (45-65 tahun), Gen Y (23-44 tahun), dan Gen Z (13-22 tahun). Survei ini dilakukan sepanjang Juli-September 2019 terhadap 6.460 responden di 35 kota di Indonesia. Lantas, seperti apa potret perilaku konsumen kecantikan dari tiga generasi berbeda (X, Y, dan Z)? GEN Z Paling Royal PENGELUARAN BULANAN GEN X, Y, DAN Z GEN X
GEN Y
GEN Z
Pengeluaran Fashion
IDR 1.000.000 IDR 2.000.000
IDR 500.000 IDR 999.999
IDR 200.001 IDR 499.999
Pengeluaran kecantikan
IDR 500.000 IDR 999.999
>IDR 2.000.000
IDR 1.000.000 IDR 2.999.999
>IDR 20.000.000
>IDR 6.000.000 IDR 10.000.000
>IDR 500.000 IDR 2.000.000
Kisaran pemasukan
Gen Z membelanjakan hampir seluruh pendapatan mereka untuk perawatan kecantikan. Bujet bulanan yang dikeluarkan Gen Z untuk kecantikan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 2.999.999 per bulan dengan kisaran pemasukan Rp 500.000-Rp 2.000.000. Sementara, Gen Y hanya menggunakan 30% dari pemasukan bulanan mereka untuk perawatan kecantikan. Sedangkan Gen X yang memiliki pendapatan tertinggi justru hanya mengalokasikan pendapatan mereka kurang dari 5%. “Menariknya, sekarang ini yang mampu jadi semakin tidak mau dan yang memiliki pendapatan terendah justru memiliki kemauan tertinggi untuk membelanjakan uang mereka di sektor kecantikan. Jadi, saat ini generasi yang lebih muda menjadi konsumen paling royal di industri kecantikan. Mereka paling sering mendatangi klinik kecantikan dan membeli make up,” terang Chief Operation MarkPlus Institute Yosanova Savitri. Kulit Glowing Jadi Idaman 2018 2019
2018 2019
2018 2019
2018 2019
2018 2019
Memiliki kulit cerah dan glowing
Jika keseluruhan penampilan diperhatikan dengan baik (well-dressed)
Perasaan bahagia
Bertubuh sehat dan bugar(fit)
Jika menggunakan make-up
Sumber: ZAP Beauty Index 2020
Jumlah pendapatan faktanya tak berjalan beriringan dengan pengeluaran konsumen produk kecantikan di Indonesia. Pasalnya, fakta yang ditemukan ZAP Beauty Index 2020 menunjukkan, konsumen paling royal untuk industri kecantikan justru datang dari Gen Z yang notabene memiliki pendapatan terendah dibandingkan generasi lain.
Sumber: ZAP Beauty Index 2020
| February 2020
OUTLOOK FEB20.inddED36 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-084_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2321.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
085 Saat mendefinisikan kecantikan, 82,5% perempuan Indonesia sepakat memiliki kulit cerah dan glowing merupakan definisi cantik yang utama. Persepsi ini terus meningkat dibandingkan tahun lalu yang menemukan hanya 73,1% perempuan yang mendefinisikan cantik berarti memiliki kulit cerah nan glowing. Selain kulit cerah dan glowing, definisi kecantikan di mata perempuan Indonesia juga mengalami sedikit pergeseran. Terlihat, dalam ZAP Beauty Index 2018 terpotret, 40,9% perempuan menyatakan cantik berarti memiliki tubuh sehat dan bugar. Sementara ZAP Beauty Index 2019 menemukan 46,7% perempuan Indonesia beranggapan memiliki penampilan yang indah secara keseluruhan (well-dressed) merupakan hal penting. Beda Generasi, Beda Panutan
Tidak kalah menarik, ZAP Beauty Index 2020 turut menguak fakta soal negara mana saja dengan brand-brand kecantikan yang paling diburu perempuan Indonesia. Sekarang ini, perempuan Indonesia lebih menggemari produk skincare asal negara Asia dengan Korea Selatan sebagai destinasi utama (57,6%). Produk lokal asal Indonesia juga menjadi primadona dengan menduduki posisi kedua (37,4%). Eksistensi produk lokal kian diminati, terlihat dalam potret ZAP Beauty Index di tahun sebelumnya yang menemukan, hanya 34,1% responden yang menggemari produk kecantikan lokal. Ini berarti terus terjadi peningkatan minat terhadap produk lokal. Merek-merek kecantikan lokal bahkan berhasil menggeser eksistensi merek-merek kecantikan asal Jepang (22,7%) yang notabene memiliki pasar kecantikan yang lebih mature dibandingkan Indonesia. Instagram Jadi Referensi
Total Beauty influencer Indonesia
42,2%
Ibu
29,1%
Selebriti mancanegara
23,6%
Selebriti Indonesia
22,4% GEN X
Total 17,4%
41,3%
54,2%
34,7% 29,1% 27,6% 20,0% 23,5% 24,7% 22,8% 18,1%
GEN Y
GEN Z
Social media: Instagram
77,2%
Social media: Youtube
55,9%
Beauty blogger
42,3%
Teman
37,3%
Brand (Beauty advisor, website, dll)
26,5%
Keluarga
15,3%
53,2%
27,4%
17,4%
77,6%
54,0%
41,5%
37,7%
15,
Sumber: ZAP Beauty Index 2020
GEN X
Tak bisa disamaratakan, masing-masing generasi memiliki sosok panutan yang berbeda di dunia kecantikan. Gen X masih mempercayai sosok ibu sebagai panutan di dunia kecantikan (34,7%). Sementara, Gen Y (41,3%) dan Gen Z (54,2%) memandang beauty influencer sebagai sosok panutan kecantikan di era modern. “Beauty influencer saat ini semakin memiliki pengaruh besar pada Gen Y dan Gen Z. Bahkan, sosok beauty influencer lebih dipercaya dibandingkan para ahli kecantikan. Ini soal perception impact. Ketika konsumen Gen-Y dan Z ingin mengetahui informasi tertentu di bidang kecantikan, semisal permasalahan iritasi kulit, mereka memilih mencari tahu melalui beauty influencer atau komentar di akun media sosial mereka dibandingkan bertanya kepada dokter,” jelas Yosanova. Demam Skincare Asia
57,6% 37,4% Korea Selatan
Indonesia
22,7%
20,1%
Jepang
Amerika Serikat
13,0% Eropa
2,8% Thailand
GEN Y
GEN Z Sumber: ZAP Beauty Index 2020
Dalam mencari informasi dan memperbanyak referensi soal dunia kecantikan, Gen Y (77,6%) dan Gen Z (80,2%) masih mengandalkan media sosial Instagram. Namun, YouTube dan beauty blogger pun tetap menjadi referensi andalan dua generasi ini. Perilaku berbeda justru terlihat pada Gen X yang mengombinasikan informasi online dan offline, seperti melalui Instagram (53,2%) dan teman-teman (38,4%). Media sosial memegang peran penting dalam mengemudikan industri kecantikan. Sebab, media sosial memungkinkan pengguna untuk terus-menerus melakukan perbandingan (comparing). “Sehingga, semakin sering orang terpapar dengan media sosial, maka semakin sering mereka melakukan komparasi. Akibatnya, willingness mereka di dunia kecantikan pun semakin besar,” terang Yosanova. Deretan fakta tersebut menunjukkan, terjadi perubahan yang cepat pada industri kecantikan. Bahkan, kian kompleks. Masing-masing generasi memiliki perilaku dan pandangan berbeda mengenai dunia kecantikan. “Pada akhirnya, kita sebagai para pemain di bisnis ini harus mampu menganalisis perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun. Penting bagi perusahaan untuk memahami perilaku masing-masing pemain sebelum menentukan ke mana dan apa hal yang akan dilakukan ke depan,” tutup CEO ZAP Clinic Fadly Sahab.
Sumber: ZAP Beauty Index 2020
February 2020 |
OUTLOOK FEB20.inddED37 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-085_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2321.20 4:31:52 PM
O
U
T
L O
O
K
019 086 THE HISTORY OF COLOURFUTURES
TM
COLOUR OF THEY EAR2 004-2020
TM
20
REVEALING THE COLOURFUTURES
2013
2012
2011
Warna dan Makna dalam Ruang
2010
2009
2008
2007
2006
2005
Consumer Goods
2020 PALETTE…
Memilih tren warna telah menjadi agenda tahunan yang menyenangkan bagi produsen cat. Melalui Colour of The Year, setiap tahunnya kita diperkenalkan dengan warna baru yang dapat menjadi penanda suatu masa dan memberikan makna pada ruang. Oleh Estu Dian Maranti dan Clara Ermaningtiastuti
ahun ini pemilihan warna colour of the year oleh para produsen cat menjadi sangat istimewa karena kita memasuki dekade baru pada tahun 2020 ini. Pemilihan warna pun dilakukan dengan melibatkan para ahli industri dan periset global. Beberapa faktor menjadi pertimbangan para ahli dalam menentukan colour of the year versi perusahaan mereka, mulai dari tren arsitektur, fesyen, teknologi, sosial ekonomi, politik, hingga budaya populer.
Seperti perusahaan cat ternama Dulux. Melalui AkzoNobel Global Aesthetic Center di Amsterdam, mereka melakukan riset untuk memperkirakan palet warna yang cocok dengan keinginan dan kebutuhan gaya hidup para konsumen pada tahun 2020. Dan, untuk tahun ini, Dulux mengambil tema The Human Touch dengan warna Tranquil Dawn sebagai Colour of The Year. Pemilihan Tranquil Dawn sebagai tren warna 2020 berdasarkan pertimbangan dari kehidupan sepanjang tahun 2019, ketika orang-orang terlihat sibuk dalam kesehariannya. Karenanya, pada tahun 2020,
Dulux ingin memberikan pesan mengenai makna kehidupan yang lebih baik dengan rasa nyaman dan fokus pada human touch. Dulux mendeskripsikan Tranquil Dawn memiliki suasana yang teduh dan jernih. Terinspirasi dari keindahan langit di pagi hari, warna tersebut adalah warna halus yang berada di antara hijau, abu-abu, dan biru. Efeknya pun dapat berubah tergantung pada warna apa yang mendampinginya dan menjadikannya warna serbaguna yang indah. “Warna yang dipilih sebagai Dulux Colour of The Year merupakan warna yang didasari oleh penelitian yang matang sehingga
| February 2020
OUTLOOK FEB20.inddED38 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-086_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2321.20 4:31:53 PM
O
U
T
L O
O
K
087 Terdiri dari suasana kontemporer seperti abu-abu gelap, turqoise kelam, dan oranye terbakar; tema Precious Tale memberikan nuansa klasik dan mewah pada rumah. Turkish Tile, warna cyan yang menarik namun menenangkan berfungsi sebagai warna inti. Warna ini sering kali dikenal sebagai warna kepositifan, kedamaian, dan keberuntungan di rumah. Terinspirasi oleh cool tone dari gelombang laut, Gentle Whisper menggabungkan fluiditas warna pastel yang ringan dengan warna kontras seperti navy dan slate gray. Black Swan NP N 2044 A
Winter Moss NP BGG 1723 D
Pewter Grey 908
Champagne Bronze MET 029
Sea Breeze NP OW 1070 P
Aztec NP R 1366 D
Apparition NP PB 1488 P
Deep Faith NP AC 2093 A
Castle in the Air NP N 1954 D
BRONZE EMPIRE MP 091
Turkish Tile NP BGG 1590 D
Jasper Green NP BGG 1801 T
Shitake NP N 1873 P
Textured Series Sparkle Pearl
Blue Emotion NP PB 1518 T
Warna merah muda yang menenangkan, Plymout Notch menjadi warna inti. Warna netral dan monokromatik dalam tema ini memberikan kesan mewah pada ruangan. Jika dilihat kembali, sepertinya tahun ini akan didominasi oleh warna-warna pastel dan sedikit warna mencolok. Setiap warna yang dihadirkan oleh para produsen cat pun memiliki maknanya masing-masing. Warna pastel pun dikatakan dapat menghadirkan efek netral yang menenangkan. Nah, apakah Anda berencana mengganti warna rumah untuk membangun makna dalam ruang?
Enhancer Series Pearl Frost
Magnolia Blossom NP R 1263 P
COTTAGE BLUE PB 1511T 02
Golden Charmer NP YO 1191 D
Plymouth Notch NP N 1888 P
Designer Series 04 Rust Box
VERDIGRIS SHINE RB 192 / SUNNY DAYS CG 183
memiliki filosofi yang kuat. Tranquil Dawn sendiri diluncurkan dengan harapan, kita dapat merefleksikan diri menjadi manusia yang lebih positif,” ujar Indra Laban selaku Presiden Director PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia). Sebagai Colour of The Year, Tranquil Dawn terbagi menjadi empat tema yaitu Space for Care, Space for Play, Space for Meaning, dan Space for Creativity. Semua tema ini dituangkan juga dalam empat palet yang merepresentasikan suasana ruang dan cakrawala yang berbeda, serta membawa perspektif baru ke dinding rumah dengan menonjolkan Colour of The Year. Tranquil Dawn. Pertama, “Care Palette” yang terinspirasi pada pagi di musim semi berkabut dan didominasi oleh warna-warna netral, seperti merah muda lembut serta biru agak kehitaman. Kedua, “Play Palette” visualisasi dari fajar musim panas yang didominasi oleh warna mencolok, yaitu oranye, kuning hangat, dan biru langit. Ketiga, “Meaning Palette” yang memberikan suasana tenang dengan warna hijau dingin, krem hangat, dan abu arang. Keempat, “Creative Palette” didasarkan pada pagi di musim gugur, warna cokelat hutan, anggur merah, dan tembakau dapat ditemui pada palet ini. Berbeda dengan Dulux yang menentukan satu warna sebagai Colour of The Year, Nippon Paint memberikan empat warna yang masing-masing dibagi menjadi empat tema. Trend Beyond Colours 2020/2021 dari Nippon Paint merupakan serangkaian tren warna yang diperkirakan oleh para ahli warna sebagai inspirasi di wilayah Asia. “Kita hidup di era intervensi inovatif dan kemajuan. Agar tetap relevan di pasar, kita harus terus bergerak maju, terlebih lagi dengan warna tren. Dalam memperkirakan seri palet warna Asia, Nippon Paint bekerja sama dengan Color Hive untuk mengurasi warna yang dapat menginspirasi konsumen di Asia,” ujar Mr. Wee Siew Kim, Group Chief Executive Officer NIPSEA Group of Companies. Tema yang penuh warna dan ceria, Pop Life terinspirasi dari elemen-elemen budaya populer termasuk grafik internet di tahun 90an, kartun, dan animasi. Golden Charmer merupakan warna inti dari tema ini, dengan harapan memberikan rasa senang dalam ruangan, terutama ketika dipadukan dengan nada netral atau krem yang kontras. Tema Raw Beauty melambangkan sustainability di suasana perkotaan. Warna intinya adalah Aztec, yaitu perpaduan warna oranye dan merah terinspirasi oleh unsur-unsur alam dan kebebasan. Aztec menghadirkan rasa tenang di rumah, terlebih jika dipadukan dengan penggunaan warna netral.
DecFebruary 2017-Jan2020 2018 |
OUTLOOK FEB20.inddED39 19997822_MARKETEERS FEBRUARI 2020_T-087_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2421.20 4:31:53 PM
Advancing Competencies
CERTIFIED PROFESSIONAL MARKETER (Asia) Certified Professional Marketer (Asia) atau CPM (Asia) adalah pengakuan yang diberikan oleh Asia Marketing Federation (AMF) kepada para profesional yang telah memiliki pemahaman tinggi dalam bidang pemasaran di kawasan Asia, baik secara konsep maupun praktik. Pengakuan status ini didukung oleh seluruh lembaga atau asosiasi pemasaran nasional dalam naungan AMF yang berada di 16 negara di kawasan Asia. Status CPM (Asia) dianugerahkan kepada kandidat yang memenuhi sejumlah kualifikasi sebagai berikut: 1. Memiliki pengalaman setidaknya selama 5 tahun di bidang pemasaran 2. Berhasil menyelesaikan Ujian Kualifikasi CPM (Asia) yang terdiri dari 5 modul 3. Terdaftar sebagai anggota AMF Apabila kandidat telah terdaftar sebagai anggota Indonesia Marketing Association (IMA) maka secara otomatis juga menjadi anggota AMF. Bagi yang belum terdaftar sebagai anggota IMA maka pendaftaran keanggotaannya dapat dibantu oleh MarkPlus Institute. MarkPlus Institute membuka pendafataran bagi para profesional pemasaran di Indonesia untuk mengikuti program tutorial persiapan ujian CPM (Asia) dan dapat dilanjutkan dengan mengikuti ujian kualifikasi yang dijadwalkan sebagai berikut:
Senin, 13 April 2020 Modul 1- Asia Business Mempelajari praktik bisnis di Asia termasuk Australia, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Vietnam Selasa, 14 April 2020 Modul 2 – Marketing Research Mempelajari sistem riset pemasaran yang sering digunakan dan diperlukan sebagai basis pengambilan keputusan dalam penyusunan strategi pemasaran, khususnya di pasar Asia
JADWAL UJIAN 20 - 24 April 2020 Pendaftaran ujian paling lambat tanggal 20 Maret 2020 dengan menyertakan: Formulir Pendaftaran, Daftar Riwayat Hidup, Fotokopi KTP, Fotokopi Paspor BIAYA INVESTASI*
Rabu, 15 April 2020 Modul 3 - Marketing Strategy Mempelajari proses penyusunan strategi pemasaran dan penerapannya di pasar Asia Kamis, 16 April 2020 Modul 4 - Marketing Communications Mempelajari program komunikasi pemasaran yang terintegrasi dan memegang peranan penting dalam penyusunan strategi pemasaran khususnya di pasar Asia Jumat, 17 April 2020 Modul 5 - Asia Marketing Management Memahami dan mengintegrasikan konsep dan kerangka strategi yang telah dipelajari dengan menganalisa kasus-kasus
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-088.pdf 1
Pelatihan 5 hari: Rp.12,500,000 per Peserta Ujian CPM (Asia): Rp. 5,800,000 atau Keanggotaan IMA & AMF: Rp. 1.000.000/peserta *Harga belum termasuk PPN 10% **Untuk kelas pelatihan batch 1
INFORMASI & PENDAFTARAN Maria M: +62 823 6410 9559 P: +62 21 5790 2338 ext 663 maria.tumanggor@markplusinc.com MarkPlus Institute EightyEight@Kasablanka 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870, Indonesia
1/23/2020 10:15:47 AM
MISSION
To Promote the Strategic Role of Marketing in Indonesia
VISION
To become the premiere community for Marketing Executives who have strong passion for Marketing in Indonesia
TRI-FOUNDERS OF PKCAM
Philip Kotler Hermawan Kartajaya Hooi Den Huan
FEBRUARY 2020 www.marketeers.com Email: cmoclub@markplusinc.com www.jakartacmoclub.com
JAKARTA CHIEF MARKETING OFFICER CLUB
The Jakarta CMO Club was officiated by the Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) and was established as a platform to empower marketing to a higher level beyond function. Only highly regarded business and marketing leaders will be invited for its membership. The Jakarta CMO Club was launched on February 25, 2008
p. 138 Satish Kumar General Manager at JW Marriott Hotel Jakarta Put People First
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-089.pdf 1
1/23/2020 10:15:47 AM
C
M
O
090
Satish Kumar General Manager at JW Marriott Hotel Jakarta
Put People First
Returns to the Asia Pacific from the Middle East, Satish Kumar joined as General Manager with JW Marriott Hotel in Jakarta in an almost homecoming like the move. An industry stalwart, with an overall experience of 19 years within hotel operations in the Asia Pacific and the Middle East, he is not new to this region. Over the last 10 years with Marriott International, Satish had the opportunity to work with various brands of Marriott International, namely Courtyard by Marriott, Marriott Executive Apartments, Renaissance, The Ritz-Carlton, Le Meridien and Westin hotels. During this tenure, Satish was also recognized as a global winner for EDGE Front of the House Leader award as a part of the 2017 Global Discipline Awards. Possessing an even handed experience in all aspects of Hotel Operations, Satish reveals that his forte lies in providing exemplary guest service by ensuring every personal detail is reckoned and a truly memorable experience is presented to each guest that walks in through the JW Marriott Hotel doors. Satish is also a strong advocate of Marriott Core Values and he says, “when it comes to developing workplace synergy, defining the right core values for your business is one of the best ways to bring your team together and keep them on track.” His favorite one amongst all five Marriott Core Values is “Put People First.” Without further ado, here is an excerpt from Annisa Bella’s interview with Satish Kumar.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-090.pdf 1
1/23/2020 10:15:47 AM
C
M
O
091 Can you give us a peek into the current business landscape of hotel industry in Indonesia? Indonesia’s tourism sector experienced positive growth of all G20 economies. As the hospitality sector continues to remain robust and the addition of new properties, we as hoteliers need to ensure that we are keeping up with breakthroughs, such as customized facilities enhancing hotel operations, the use of technology, and environmental-friendly accommodation for our travelers. Hospitality companies must capitalize on these opportunities by adjusting with the latest trends to stay ahead and in step with our guest’s ever-changing expectations. Moreover, Jakarta and other cities across Indonesia have a promising perspective on the industry of the hotel, as occupancy rates continue to rise due to the stable economy. Many hotels of all levels have experienced positive growth in terms of average daily rates and revenue per available room. Positive signs are apparent even to the budget hotels. If we focus on Jakarta alone, MICE is increasing with more and more visitors involved in various trade shows, seminars, and conventions in the city. Jakarta has built a reputation for a future business destination. Who is the biggest target market in this industry? Primarily the following are the target market for our industry- Tourism, Trading, Retail, E-commerce, Infrastructure, Manufacturing, Construction. The exotic landscapes of the Indonesian archipelago and the beauty of its assorted cultures have hypnotized millions of travelers and adventurers all across the globe every year. Indonesia is listed among the emerging markets for retail and trading sectors. Also, the raising of the middle-class population in Indonesia, as well as the fast and wide-spread internet penetration among the world’s fourth-largest population, become additional attractions for foreign investors. The next growing trend for foreign investment in Indonesia is the e-commerce business. For sure, the main reason is that as a populous nation, the majority of its citizens have already had internet access at hand. This will enable companies, traders, and retailers to personally reach their target markets. Talking about customer behavior, what is the new behavior of hotel guests now? Are there changes in behavior from hotel industry customers? Modern consumers are well informed. Today’s consumers are always carrying an
endless source of real-time information in their pockets: their smartphones. This means that potential buyers will always find the best deal in real-time. To be successful in this market, you have to continually monitor the prices, value propositions, customer engagement, and behavior of your competition. So, to be a successful hotel, you have to earn your reputation. Aim for perfection. In the past, hotels were expected to exceed customers’ expectations, but tech has changed that: customers now expect hotels to go one step further and predict and anticipate their needs in advance. Customers today expect customized, personalized products and services without asking for them first. This has been driven by the growth of big data, which gives companies unrivaled access to information to better understand their customers. The emergence of social media has had an incredible knock-on effect on our lives. Today, people are increasingly looking for opportunities to broadcast and share their experiences via videos and photos. They don’t want just to tell their friends about their lives; they want to show them every aspect. This trend for visually documenting your journey and experiences is a perfect opportunity for hotels. Hotels can look for ways to create photo opportunities, Instagrammable’ environments, and experiences. Hotels can make sure that the experiences they’re giving customers are not only top quality but look good enough to share with family and friends. Just 10 years ago, customers expected to be able to engage with hotels to make a booking over the phone, fax, or on the computer. Customers now expect to access these same services everywhere and anywhere on whatever device they happen to have, be that a tablet, phone, or even a smartwatch. That means hotels should take this opportunity to make sure that their services are accessible on as many different devices as possible. Technology has made a massive difference to our lives and opened a vast number of new doors for the consumer. But it has also changed the way people think, and what they expect from the companies that they buy from. What are the trends in the hospitality industry that players must anticipate? We see that there will be some trends in the hospitality industry this year. Starting from local experience, a trend that those in the hospitality industry are getting to grips with is the desire for tourists or travelers to enjoy local experiences. Many people do not merely want to experience a life similar to their own but in a different location. Instead,
they want to experience an authentic way of life in the location they visit. Businesses in the hospitality industry are responding to this in order to cater to these demands. Also, healthy and organic food and drinks will be increasingly popular. In the past, a substantial section of the hospitality industry was made up of fast-food restaurants and bars selling sugary alcoholic beverages. However, there has been something of a cultural shift, with people becoming more aware of the things they are putting in their bodies, leading to healthy food and drinks trend. Besides that, increasingly, customers are concerned with environmental issues and want to know that the businesses they deal with are behaving ethically. For this reason, sustainability has been one of the most noticeable hospitality trends of recent times, with a growing number of hospitality businesses promoting their eco-friendliness. The need for personalization is a significant trend, and the hospitality industry is no different. The rise of big data primarily drives this. Meanwhile, a growing number of hotel guests want to be treated as individuals, rather than just another anonymous customer. Personalization can be deployed in a variety of ways. Within hotels, for instance, returning customers can be automatically provided with similar services to the last time they stayed. At the same time, they can also be personally greeted by a member of staff upon arrival, using GPS technology and booking data. Furthermore, with the rise of smart devices, hotel guests can also be enabled to utilize their own tools and accounts on entertainment platforms. How do you see the trend of millennial travelers and technology adoption for the hospitality industry? Bleisure Travel by Millennials become a trend. ‘Bleisure’ is the name given to trips that combine business travel with leisure activities, and it is increasingly popular, especially among the millennial generation. As an example, a traveler may initially visit a location to attend a business meeting or conference, but then extend their stay to turn it into a holiday. This is one of the most exciting hospitality trends for those in the industry to respond to, as ‘Bleisure’ travelers are likely to want spontaneous services, excellent access to information, and fast communication. Mobile apps are one way to achieve this, while hotels need to try to remove as many barriers to booking as possible. Also, Virtual Reality and Augmented Reality. Over the past few years, virtual reality headsets have become mainstream
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-091.pdf 1
1/23/2020 10:15:47 AM
C
M
O
092 consumer products, bringing virtual reality technology into the mainstream. This is one of the most potentially game-changing hospitality trends because VR technology can digitally alter a person’s entire surroundings. This can be applied in several exciting ways by those in the hospitality industry. Hotels might use VR technology as part of their booking processes, allowing users to experience a highly realistic digital version of their hotel rooms before booking. Meanwhile, travel agents can use virtual tours/ 360 videos of tourist attractions to sell holidays. Finally, augmented reality technology is similar to virtual reality technology in many ways, but rather than creating a new digital environment for users, it is concerned with enhancing real-world environments through graphical or informational overlays. Unlike VR technology, it also usually requires nothing other than a smartphone and an app. Augmented reality apps can be designed so that users can point their phone at a restaurant and see reviews, or opening times. Hotels and other accommodation types can also use augmented reality to provide interactive tourist information maps within their properties or to create fun opportunities to create user-generated content. Do you think current hotel trends are growing well for budget hotels, or maybe star hotels are growing better? How about supply and demand? With ever more Indonesians traveling for leisure, business or family visits, the country is already seeing a rise in budget, mid-scale, and luxury hotel services. Budget hotels do benefit the most from the expansion of Indonesia’s middle-income class. In any case, we need to be very careful and gauge supply and demand to ensure there is no oversupply in the vicinity. Existing hotels need to focus on creating unique experiences to attract guests from Indonesia or abroad and communicating this to Indonesia’s tech-savvy consumers through social media. In doing so, hotel operators can carve out niches that will sustain sufficient occupancy even when the overall market is going through a seasonal trough or economic lull. How do you see the future of the hotel industry and technology? How far has the technology used Marriott? Standardization can no longer be the norm. It is becoming critical to personalize and tailor the services to the needs and preferences of the travelers. More customization and specialization may enable increased value creation for hospitality companies.
Technology will be at the core of the hotel experience both in the room, before and after the departure. This will lead to the development of new concepts and more innovation in the industry and contribute to the emergence of an ever more individualized offer. Social responsibility is a moral and economic obligation. The impact of global warming can today be considered a significant risk. It is thus critical for the hotel industry to become more sustainable: “not just green, but real, sustainable business models.” Marriott International has been a pioneer in hotel technology transformation, particularly concerning guest-facing technologies. We, as a company, continue to lead the way in innovating the digital aspects of the guest experience with a slew of initiatives designed to surprise and delight guests and enhance the quality of the overall guest experience. Digital transformation is not only speeding up, but it is broadening, It’s in every aspect of our business. We see it with our customers who want not only to stay in our hotels but want to be able to communicate with us regularly through technological tools. We, as a company, want to have the breadth of devices across the entire digital landscape available to them through us. We strongly believe that success in using technology to improve the guest experience means putting both the right tools and the right data infrastructure in place. Marriott International focuses on both the physical and digital aspects of its business. The physical elements, including the comfort and cleanliness of the rooms as well as the pools, spas, exercise rooms, etc., and all the in-room and other amenities that serve to enhance the guest experience, continue to demand attention. Meanwhile, the digital aspects of the guest experience have taken on heightened importance in recent years. These aspects include everything from the process of booking a room to engaging with customer service to personalized mobile experiences. Many other examples, including the introduction of customized app experiences with Mobile Check-in, Mobile Requests, and Mobile Key, demonstrate how we, as a company, seek to leverage technology in new ways to connect with guests. As a company, one of our core values is also “Put People First.” Hence, we understand entirely and firmly believe that technological advancements will never replace face-to-face human interaction. Instead, technology can help free up hotel staff to serve its guests through more relevant and personalized experiences better.
How do you see the outlook for the hotel industry going forward? What factors cause the rise and fall of hotel occupancy rates? What opportunities and challenges can players take and will face? There will be a massive influx of room supply in the next two to three years in the five-star luxury hotel segment, but at the same time, there are a lot of selected service concepts that are coming up. There is heightening competition like never before in the hospitality industry, which is one of the biggest challenges. As a result, it will be quite a challenge in the Human Resources field to find the right person for the correct position and to manage employee attrition or turnover rate. So, are you optimistic about the hotel business in Indonesia going forward or pessimistic? Please provide a compelling reason. Extremely optimistic. The rising demand in Indonesia’s hospitality industry remains intact due to a growing population, an expanding middle class, and increasing domestic business activity. Moreover, the number of foreign tourists visiting Indonesia continues to grow. In a bid to facilitate traveling into Indonesia, the government has waived visa requirements for tourists from numerous countries. A significant driver of demand for hospitality services in Indonesia is the tremendous increase in airline passengers. Low-cost carriers, in particular, have been booming in Indonesia and the wider region, driving demand for budget hotels.
QUOTE
“WHEN IT COMES TO DEVELOPING WORKPLACE SYNERGY, DEFINING THE RIGHT CORE VALUES FOR YOUR BUSINESS IS ONE OF THE BEST WAYS TO BRING YOUR TEAM TOGETHER AND KEEP THEM ON TRACK.” Satish Kumar General Manager at JW Marriott Hotel Jakarta
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-092.pdf 1
1/23/2020 10:15:48 AM
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-093.pdf 1
1/23/2020 10:15:48 AM
Advancing Competencies
ACTION LEARNING PROGRAM
SALES PLAN THAT BRINGS SUCCESS 11-13 Februari 2020
OVERVIEW
Philip Kotler Theater Markplus Main Campus Eightyeight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav.88 Jakarta 12870
INFORMATION: SHIFA M: +62 878 7321 5112 P: +62 21 5790 2338 ext. 662 siti.patima@markplusinc.com
Penjualan (Selling) merupakan aspek taktis dari sembilan elemen pemasaran yang bertujuan meraih market-share. Selling juga merupakan faktor penting yang merupakan ujung tombak dalam membangun hubungan dengan customer. Penjualan bukan hanya sekedar menjual tapi bagaimana kita bertempur dengan kompetitor dalam memenangkan hati para customer di market. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan taktis dari kegiatan selling , sales plan yang baik sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam Action Learning Program ini, peserta akan belajar cara menyusun sales plan yang efektif untuk dapat membantu pencapaian target dan memenangkan persaingan.
WHO SHOULD ATTEND
OUTLINE
• • • • •
• Menyusunan rancangan penjualan juga menentukan penetapan KPI penjualan. • Menetapkan rencana yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan sales sesuai dengan territory coverage untuk mengurangi travel time/cost. • Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian KPI penjualan. • Menetapkan strategi yang efektif untuk mengelola dan meningkatkan kinerja sales. • Analisis permintaan pasar untuk penetapan target dan kebutuhan penjualan.
Account Manager Sales Manager Strategic Planning Manager Marketing Manager Individuals Who Plan and Implement Sales
GET YOUR BEST DEALS STARTS FROM RP 2,000,000 - 7,000,000
PARTICIPATION FEES: RP 7,000,000/PERSON RP 18,000,000/3 PERSON shop.marketeers.com 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-094.pdf 1
ONLY AT shop.marketeers.com
shopmarketeers
shopmarketeers
MarkPluslink 1/23/2020 10:15:48 AM
Marketeers GUNPOWDER KITCHEN AND BAR
PRODUCT
MOVIE & MUSIC
P. 098
P. 100
SENTUHAN INDIA PADA MASAKAN DUNIA P. 096
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-095.pdf 1
1/23/2020 10:15:48 AM
M
A
R K
E
T
E E R S
X
Food 096
Gunpowder Kitchen and Bar
Sentuhan India pada Menu Dunia
Ketika kita ke restoran yang menyuguhkan masakan dunia, biasanya yang langsung ada di pikiran kita adalah masakan Italia atau Amerika. Namun, apa jadinya jika masakan dunia dipadukan dengan tekstur dan rasa ala India? Itulah yang dilakukan Gunpowder Kitchen and Bar. Oleh
Estu Dian Maranti
Bagaimana rasanya jika saus salsa nachos masakan ala Meksiko diganti dengan saus yang berasal dari rempah-rempah India? Atau pizza yang menggunakan roti naan sebagai dough-nya? Tentu saja, semua itu akan menciptakan pengalaman unik saat kita memakannya. Inilah yang ingin dibawa ISMAYA Group melalui Gunpowder Kitchen and Bar. Biasanya ketika orang Indonesia memakan masakan India, ada beberapa rasa yang menurut mereka kurang pas atau tidak bisa diterima oleh lidah karena rempahnya yang terlalu kuat. “Karena itu, kami mencoba memasukkan rempah India ke dalam masakah global dan menyesuaikannya dengan mulut Indonesia,” ujar Sohail Punjabi, Assistant Brand Manager Gunpowder.
Tidak tanggung-tanggung, ISMAYA bahkan bekerja sama dengan Michelin Star Chef Manjunath Mural untuk mengurasi dan menciptakan setiap makanan yang disuguhkan di Gunpowder Kitchen and Bar. Chef Mural memberikan sentuhan kontemporer pada warna dan tekstur makanan India, serta tidak lupa menyesuaikan dengan lidah Indonesia untuk dapat diterima oleh para pelanggan. Lebih dari 14 tahun memimpin dapur di restoran ternama seluruh dunia, Chef Manjunath Murai merupakan chef India pertama yang mendapatkan Michelin Star di Asia Tenggara dengan restorannya Song of India di Singapura. Terdapat beberapa rekomendasi makanan ketika berkunjung ke Gunpowder Kitchen and Bar. Seperti butter chicken pot pie,
| February 2020
MARKETEERS X FEB20.indd 2 2020_T-096_R1.pdf 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-100_R1.pdf 1
23/01/20 1/27/2020 4:30:2420.21 4:31:53 6:20:37 PM
M
A
R K
E
T
E E R S
X Food 097
“KARENA ITU, KAMI MENCOBA MEMASUKKAN REMPAH INDIA KE DALAM MASAKAH GLOBAL DAN MENYESUAIKANNYA DENGAN MULUT INDONESIA.” Sohail Punjabi, Assistant Brand Manager Gunpowder Kitchen and Bar
yaitu kare ayam yang disajikan di sebuah pot dan di atasnya terdapat pastry yang lembut dan renyah pengganti nasi. Atau, naan pizza cheese yang terbuat dari dough naan dan terdapat campuran berbagai jenis keju yang meleleh di dalamnya. Untuk dessert, Sohail merekomendasikan manggo lassi, es krim yang terbuat dari susu dan mangga yang menyegarkan. “Kenapa mangga? Karena mangga termasuk salah satu buah yang paling terkenal di India maupun Indonesia. Sehingga, kami ingin menciptakan dessert yang digemari setiap orang,” kata Sohail. Salah satu yang menjadi ciri khas Gunpowder Kitchen and Bar adalah penggunaan rempah serba guna buatan rumah bernama Gunpowder. Ini adalah bahan yang sering dipakai untuk menambah
rasa di setiap masakan India. Rempah Gunpowder bahkan digunakan untuk menciptakan signature cocktail yang diberi nama gunpowder cocktail dengan base dari gin. Rempah tersebut menciptakan rasa yang hangat dan segar saat diminum. Selain menyuguhkan makanan yang khas dan memanjakan lidah, Gunpowder Kitchen and Bar juga menyuguhkan suasana yang penuh warna. Ketika pertama kali masuk, mata kita akan disuguhkan interior khas India dengan pemilihan warna-warna terang, seperti biru, oranye, dan kuning. Tidak hanya itu, interior restoran juga dilengkapi dengan lampu gantung etnik dengan wallpaper berpolakan kayu yang memberikan rasa nyaman dan tenang. Meski belum lama beroperasi, Gunpowder Kitchen and Bar telah memiliki banyak
pelanggan yang berkunjung pada jam makan siang maupun sepulang kantor. Terletak di Plaza Indonesia, Gunpowder menyediakan ruangan indoor maupun outdoor. Untuk ruangan di luar, mereka bahkan mendekorasinya dengan berbagai tanaman untuk memberikan kesejukan bagi para pelanggan saat melihat pemandangan Bundaran HI. “Kami memang sengaja memberikan banyak tanaman untuk ruangan outdoor. Hal ini memberikan kesan jika pelanggan sedang berlibur dan memberikan kesejukan di tengah padatnya Kota Jakarta,” jelas Sohail. Gunpowder Kitchen and Bar terinspirasi oleh warisan budaya India. Mereka menggabungkan unsur-unsur yang beragam dari berbagai budaya di Asia Selatan. Melalui Gunpowder, Chef Mural telah berhasil menggabungkan rempahrempah khas India dengan masakan modern, serta sedikit modifikasi agar bisa diterima oleh pelanggan Indonesia. Gunpowder Kitchen and Bar Plaza Indonesia, Lantai 1, Jakarta Pusat 021 29923039 PRICE Approx. IDR 300.000 for two people HOURS Sunday-Wednesday Thursday-Saturday
: 10.00–24.00 WIB : 10.00–02.00 WIB
February 2020 |
MARKETEERS X FEB20.indd 3 2020_T-097_R1.pdf 1 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI
23/01/20 1/27/2020 4:30:2420.21 4:31:53 PM
M
A
R K
E
T
E E R S
X
Product 098
1
Suzuki uki New Baleno Lebih Premium dan Sporty
Akhir tahun 2019, PT Suzuki Indomobil Sales memperbarui produk yang berlaga di segmen mobil hatchback nasional, Baleno. New Baleno mendapat beberapa pembaruan di sisi eksterior, khususnya bagian wajah dan interior. Dengan ubahan itu, New Baleno tampil lebih premium dan modern dibanding generasi sebelumnya. Tampilan premium dan modern New Baleno terlihat dari berbagai pembaruan mulai dari body kit yang membawa karakter sporty. Sudut yang paling terlihat datang dari bagian bumper dan grille depan yang berpadu dengan lip spoiler berkelir dark grey, fog lamp serta LED Projector Headlamp di sisi kanan dan kiri. Bergeser
3
SHARP Android TV Dilengkapi Google Assistant dan AI
PT Sharp Electronics Indonesia menangkap fenomena lain dari penggunaan televisi di kehidupan sehari-hari. Kecenderungan masyarakat yang semakin melek teknologi didukung dengan kinerja koneksi internet yang semakin membaik menjadi penyebabnya. Akibatnya, penggunaan media sosial, media hiburan seperti musik, hingga waktu menonton televisi dalam bentuk streaming, video on demand, dan broadcast pun turut naik.
Mi Note 10 Pro Dibekali Lima Lensa
ke samping, velg berukuran 16 inci dengan desain yang lebih sporty menambah daya tarik mobil ini. Pembaruan berlanjut ke bagian kabin. Ubahan penampilan terjadi dari trim pelapis jok dan pintu. Tampilan ini semakin mewah berkat hadirnya beragam fitur, mulai dari push start/stop button and keyless entry, tilt & telescopic steering, auto climate A/C with heater, leather steering wheel with switch audio control hingga bluetooth phone connection New Baleno dibanderol Rp 233,5 juta untuk transmisi otomatis dan Rp 221 juta untuk transmisi manual. Semuanya untuk harga On The Road (OTR) Jakarta.
Menyikapi hal itu, Sharp Indonesia menambah lini televisi terbarunya dengan mempersembahkan SHARP Android TV dengan Google Assistant. Produk ini diperkuat dengan jargon ‘Good Morning to Your New Lifestyle’, yang hadir menyapa konsumennya setiap kali menyalakan televisi di pagi hari. Dengan perintah suara, SHARP Android TV dengan Google Assistant akan menginformasikan berbagai hal yang diperlukan untuk memulai hari. Informasi ini termasuk mengecek cuaca, memberitahukan agenda, membaca berita, memprediksi informasi perjalanan, tontonan, musik, hobi, dan banyak lagi. Konsumen dapat memilih SHARP Android TV dengan Google Assistant dalam ukuran sedang atau besar. BG series (HD dan Full HD) menjadi penanda untuk tipe televisi berukuran 32”, 42”, hingga 50” yang dibanderol dengan harga Rp 3,3 juta hingga Rp 6,3 juta per unit. Sedangkan BK series (4K) diperuntukkan bagi konsumen yang tertarik pada ukuran besar, mulai dari 50”, 60”, hingga 70” dengan harga Rp 7 juta sampai Rp 20 juta per unit.
2
Xiaomi kembali membawa smartphone flagship camera dengan spesifikasi luar biasa ke Indonesia. Ponsel pintar seri Mi Note 10 Pro ini hadir sebagai penta-camera pertama di dunia. Xiaomi Mi Note 10 Pro merupakan ponsel pintar dengan lima kamera yang terdiri dari lima lensa. Lensa utama memiliki teknologi wide-angle dengan resolusi 108 MP, lensa telephoto 5MP, lensa telephoto 12 MP, lensa ultra wide-angle 20MP, dan lensa makro 2MP. Susunan ini memungkinkan pengguna melakukan pembesaran dari 0,6 kali hingga 50x tanpa mengorbankan kualitas gambar. Kamera 108 MP dari lensa wide-angle dapat menghasilkan gambar dengan resolusi hingga 9024 x 12032 piksel. Ukuran ini sama dengan ukuran billboard setinggi 4,24 meter. Ponsel flagship camera ini juga mendukung pixel binning 4-in-1 yang mendukung foto pada pencahayaan rendah. Di bagian dalam, ponsel ini didukung dengan baterai 5260 mAH dengan kekuatan pakai hingga dua hari dan mendukung fitur fast-charging hingga 30W. Sementara itu, ponsel dengan jargon Dream Big, Shoot Epic ini ditenagai oleh prosesor Qualcomm SnapdragonTM 730G yang menjamin kelancaran penggunaan multitasking. Xiaomi Mi Note 10 Pro hadir dengan tiga pilihan warna, yaitu Midnight Black, Aurora Green, dan Glacier White yang dijual dengan harga Rp 6,999 juta.
| February 2020
MARKETEERS X FEB20.indd 4 2020_T-098_R1.pdf 1 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI
23/01/20 1/27/2020 4:30:2420.21 4:31:53 PM
M
A
R K
E
T
E E R S
X
Product 099
4
All New Honda BeAT T Usung Konsep Just Fit F to Me
Astra Honda Motor (AHM)) meluncurkan e u cu a All New Honda BeAT series pada awal tahun 2020 ini. Honda BeAt merupakan salah satu produk AHM yang bermain di skutik entry level. Kali ini, AHM fokus melakukan perombakan menyeluruh pada Honda BeAT tipe sporty dan BeAT mulai dari mesin, rangka, desain, performa, dan penambahan fitur-fitur terbaru. All New Honda BeAT series mengusung konsep Just Fit to Me yang merupakan rangkuman dari just size, just style, just utility, just price. Tampilannya tetap menunjukkan kesan sporty yang kuat. Hal ini diperlihatkan dalam garis tegas desain body, namun tetap berkesan modern. All New Honda BeAT series menggunakan generasi terbaru mesin 110cc SOHC dengan sistem pembakaran injeksi PGM-FI yang tergabung dalam rangkaian teknologi eSP
5
All New Kia Seltos SUV yang Sarat dengan Teknologi
PT Kreta Indo Artha (KIA), agen pemegang merek (APM) Kia baru saja meluncurkan All-New Kia Seltos. Hadir sebagai mobil sport utility vehicle (SUV), All New Kia Seltos membidik konsumen yang menginginkan mobil dengan ground clearance tinggi namun mudah dikendarai. Bukan hanya laki-laki, konsumen perempuan juga menjadi bidikan Kia. Secara spesifik, Kia Seltos membidik konsumen muda yang dekat dan sangat paham teknologi. Bagi Kia, daya jelajah merupakan poin terpenting bagi sebuah SUV. Begitu pula Seltos. Mobil ini dibekali dengan ground clearance tinggi dan disokong mesin 1,4 liter Turbo yang mampu menyemburkan tenaga 140 PS pada 6.000 rpm dan torsi 242Nm pada 1.500 hingga 3.200 rpm. Tenaga ini disalurkan melalui transmisi 7 percepatan dengan teknologi DCT.
6
(enhanced Sma Smartt Power). te owe ). Mesin es terbaru ini juga memastikan hasil pembakaran yang ramah lingkungan dengan standar emisi Euro 3. Teknologi baru ini juga membuat mesin eSP lebih irit dalam penggunaan bahan bakar. Melalui tes internal dengan metode ECE R40, didapatkan hasil konsumsi bahan bakar hingga 60,6 km/liter (fitur ISS on) dan mampu menempuh jarak 254,52 km dalam sekali pengisian bahan bakar. All New Honda BeAT hadir dalam dua tipe yakni CBS dan CBS-ISS dengan harga Rp 16,45 juta hingga Rp 17,15 juta. Selain itu, ada tipe Deluxe series (CBS-ISS) dengan 3D Emblem untuk memberikan kesan mewah dan dipasarkan dengan harga Rp 17,25 juta. Sementara, All New Honda BeAT Street dipasarkan dengan harga Rp 17,15 juta. Semua harga on the road (OTR) Jakarta.
Menariknya, mobil yang dibanderol dengan harga Rp 355 juta untuk tipe EX+ sebagai varian tertingginya, telah dilengkapi dengan sun roof, fitur cruise control, auto climate control with rear ventilation, dan lima mode berkendara –Sport, Eco, Normal, Mud, Snow & Sand. Seltos hadir dalam enam pilihan warna, yakni Glacier White Pearl, Aurora Black Pearl, Intelligency Blue, Intense Red, Steel Silver dan Punchy ange. Orange.
Honor MagicWattch 2 46mm Flax Brow wn Sasar Pencinta i Olahraga Bergaya Muda Honor sebagai merek gawai asal China baru saja meluncurkan smartwatch terbarunya, MagicWatch 2 varian 46mm Flax Brown. Jam pintar ini dihadirkan untuk membidik pencinta olahraga yang memerhatikan penampilan dan fungsi dari sebuah smartwatch. Fitur pertama yang ditawarkan gawai ini adalah personal expression yang diwakili oleh tampilan layar yang bisa dikustomisasi. Selain itu, bagian layar memiliki fitur alwayson. Honor Magic Watch 2 46mm Flax Brown memiliki fitur dan spesifikasinya serupa varian Charcoal Black. Keduanya sama-sama memiliki baterai yang mampu bertahan selama 14 hari -dalam keadaan seluruh fitur dinyalakan. Kemampuan ini didukung pula dengan Kirin A1 chipset dan Bluetooth 5.1 yang mampu terhubung hingga jarak 50 meter. Selain itu, built in speaker dan mic yang memungkinkan pengguna mengangkat telepon dan memutar musik dari jam yang dibanderol seharga Rp 2,59 juta ini. Tidak hanya itu. Smartwatch ini juga dapat mendukung lebih dari 15 jenis olahraga, baik outdoor maupun indoor. Tidak hanya untuk monitoring dan mode pengingat, jam pintar ini juga bisa memberikan beberapa masukan dan saran, seperti melakukan latihan untuk menekan tingkat stres, atau saran agar pengguna dapat mencapai deep sleep ketika kualitas tidur e bu u . memburuk.
February 2020 |
MARKETEERS X FEB20.indd 5 2020_T-099_R1.pdf 1 19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI
23/01/20 1/27/2020 4:30:2420.21 4:31:53 PM
M
A
R K
E
T
E E R S
X
Movie & Music 100 Birds of Prey
Mac Miller
Emansipasi Penjahat Perempuan
Circles
Birds of Prey (And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn) memulai cerita dengan berakhirnya hubungan antara Joker dan Harley Quinn. Di tengah kesedihannya, Quinn membuat sekutu untuk memperjuangkan emansipasi wanita, yang terdiri dari para anti-hero perempuan. Margot Robbie akan kembali berperan sebagai Harley Quinn. Selain itu, dimeriahkan pula dengan Mary Elizabeth Winstead, Jurnee Smollet-Bell, Rosie Peres, Ella Jay Basco, dan Ewan McGregor yang akan memerankan tokoh antagonis, Black Mask. Film yang disutradarai oleh Cathy Yan ini akan tayang di Indonesia pada 5 Februari 2020.
Mac Miller memang telah meninggal dunia pada tahun 2018 lalu. Namun, hasil karyanya masih bisa kita nikmati melalui album Circles. Album keenam Mac Miller ini menghadirkan musik lo-fi beat dan folk indie. Salah satu tembang yang menarik adalah Good News yang menyajikan suara gitar ala pizzicato dari awal hingga akhir. Echosmith
Lonely Generation Echosmith memulai album barunya dengan lagu berjudul Lonely Generation. Tembang anyar ini hadir dengan instrumen akustik yang mendapatkan sentuhan pop synth sehingga mendapatkan beat modern ringan. Echosmith sepertinya ingin terus relevan dengan para pendengarnya yang ada di usia 20an tahun. Halsey
Manic Halsey masih sangat pop di album terbarunya, Manic. Tapi, pada album ini, Halsey juga ingin memberikan kesan personal kepada para pendengar dengan mengenal dirinya lebih jauh. Hal itu terlihat pada lirik-lirik yang mengarah pada diri Halsey. Lagu berjudul Finally/Beautiful Stranger dan 3am menjadi sedikit berbeda dibandingkan tembang lainnya. Chelsea Cutler
How To Be Human Chelsea Cutler memproduksi setiap lagu dalam album kali ini dengan berbeda. Semua terdengar unik dan khas. Pada lagu yang sama dengan nama albumnya kali ini, How To Be Human, Cutler ingin memberikan nuansa berbeda mulai dari detail pada vokal hingga lirik. Album berisikan 15 lagu ini asyik sebagai teman di kala kita ingin menari. Oleh Clara Ermaningtiastuti & Estu Dian Maranti
Sonic the Hedgehog
Lari Lebih Kencang Setelah mendapatkan ulasan negatif dari para penggemar dan perlu menunda perilisan, Sonic the Hedgehog akhirnya siap tayang. Film yang didasarkan pada franchise video game Sega ini bercerita mengenai landak biru dari dunia lain yang datang ke bumi dan harus melarikan diri dari pemerintah yang ingin memanfaatkan kecepatan supernya. Disutradarai oleh Jeff Fowler dan ditulis oleh Van Robichaux dan Evan Susser, Sonic the Hedgehog juga dimainkan oleh artis papan atas Hollywood, seperti Ben Schwartz, Jim Carrey, dan James Marsden. Rencananya film ini akan tayang di Indonesia pada 12 Februari 2020.
| February 2020
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-100.pdf 1
1/23/2020 10:15:48 AM
Marketeers + TMN
Target Media Nusantara
Strategi Location Based Screen (LBS) untuk Kampanye Brand Efektif Pada era yang serba cepat ini, masyarakat memiliki gaya hidup baru. Terus bergerak antara tempat bekerja, tempat belanja, hingga tempat-tempat lain. Disadari atau tidak perubahan ini membuat masyarakat tidak lagi banyak menghabiskan waktu di rumah, khususnya masyarakat perkotaan.
enurut riset Brand and Marketing Institute, warga Jakarta menghabiskan lebih dari sepuluh jam di luar rumah. Namun pengertian di luar rumah ini bukan berarti di luar ruangan, tapi menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan seperti kantor, pusat perbelanjaan, kafe maupun restoran. Dengan kebiasaan tersebut, bisa dikatakan salah satu platform marketing atau advertising paling efektif adalah di dalam lift dan sekitarnya. “Mungkin Anda menggunakan motor, mobil atau mungkin MRT hari ini dan selama perjalanan melihat banyak iklan. Tapi apakah anda dapat fokus dengan satu iklan dari begitu banyaknya iklan ditampilkan?” ujar Target Media Nusantara (TMN) Thomas Chan. Menurutnya, lift sudah menjadi media periklanan efektif lewat layar yang terpasang di dalamnya, mulai dari perkantoran, apartemen, mal, sampai hotel. Lift memiliki karakter unik dan tidak tergantikan, seperti lokasi terisolasi sehingga membuat pengguna lift mau tidak mau melihat layar terpasang.
Selain itu, lift minim gangguan serta memiliki frekuensi tinggi karena mobilitas pengguna gedung sangat bergantung kepada lift. Efektifitas tersebut akan sangat maksimal dengan penambahan teknologi Location Based Screen (LBS). Teknologi tersebut digunakan oleh TMN, yang merupakan bagian dari perusahaan advertising raksasa China Fokus Media. Penerapan teknologi tersebut mampu menjangkau target spesifik yang disasar, sesuai dengan karakteristik pengguna lift di tiap lokasi. Salah satunya yang disebut The City Elite. Segmen masyarakat ini terpelajar, living quality-oriented, pintar, pengguna teknologi aktif, enerjik, dan diprediksi menjadi target pasar terbesar, khususnya industri periklanan, di Indonesia. “Dalam teknologi ini, tersedia real traffic data yang diperoleh dari tiap gedung, mulai dari demografi seperti jenis kelamin, usia, sampai ke interest level. Semua kami pantau lewat teknologi IRIS (Integrated Resources Internal System) dengan fungsi tracking dan reporting, serta dapat menyimpan lokasi gedung, traffic data, dan memastikan 100% investasi serta konten klien diimplementasikan,” sambung Thomas. Dengan mengetahui segmen disasar lewat sistem LBS, TMN kemudian membuat konten di layar terpasang di tiap gedung, berupa konten infotainment, menghibur, serta informatif seperti TMN Pedia sampai TMN Living, sesuai karakter segmen The City Elite. Ini adalah salah satu cara TMN menarik perhatian target market mereka ketika menggunakan lift, serta menunjukan konten apa yang akan ditampilkan selanjutnya di layar. Thomas yakin, teknologi yang ditawarkan TMN bisa menarik perhatian brand untuk meningkatkan awareness khususnya masyarakat urban. Terlebih ia menjamin layar atau screen TMN yang dipasang di lokasi berkualitas terbaik. Walau baru seumur jagung, Thomas berharap TMN bisa memberikan service di bidang promosi yang tepat sasaran, lokasi bagus, dengan timing yang tepat, terutama dengan diferensiasi teknologi LBS. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di www.hellotmn.com
February 2020 |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-101.pdf 1
1/23/2020 10:15:49 AM
MARKPLUS INSTITUTE
AND GET ACCESS TO ALL COURSES!
E-Learning platform caters the needs for self-paced learning; provided for every learner who wishes to study anytime, anyplace, independently. Known for advancing competencies in almost 30 years for industries industries, we are here to extend our knowledge to individuals all around Indonesia.
| |
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-102.pdf 1
1/23/2020 10:15:49 AM
Advancing Competencies
OPEN HOUSE Saturday, 22 February 2020 13.00 15.00 WIB
PHILIP KOTLER THEATER EIGHTYEIGHT@KASABLANKA 8Th FLOOR JL. CASABLANCA RAYA KAV.88 JAKARTA 12870
Attend our INFORMATION SESSION AND UNDERSTAND MORE ABOUT OUR PROGRAM BATCinHta5ke January
CLASS OF 2021
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-103_R1.pdf 1
RESERVE NOW!
http://bit.ly/ophsmemba Naya : +6281 2184 7066
Come & WIN exciting prizes!
1/27/2020 4:31:54 4:30:25 PM
We are content-driven brand activators. We blend together thought-provoking-speakers, immersive experiences & head-turning performances.
CORPORATE EVENT • CUSTOMER GATHERING • COMPETITION • AWARDING CEREMONIES CONFERENCE • GRAND OPENING • PRODUCT LAUNCHING • ROADSHOW GROUND BREAKING • EXHIBITION
EightyEight@Kasablanka, 8th Floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870, Indonesia Phone : +6221 579 023 38 Fax : +6221 579 023 39 marketeers.com/brandactivation
19997822_MARKETEERS ED FEBRUARI 2020_T-104.pdf 1
1/23/2020 10:15:49 AM
Beda Generasi, Beda Perilaku di Dunia Kecantikan | Banjir Tak Buat Harga Rumah Tergelincir February 2020 issue Rp 50.000,-
Digital Transformation Roadmap
L A T I DIG FORMATION S N A R T P
A M D A RO
D T
JE
February 2020 issue www.marketeers.com www.marketeers.com/tv