The A-Z of Content Marketing

Page 1

www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

SEPT 2015

Maestro: P. 83

The Key of Being Relevant: How to create communication that works.

Pesona Indonesia:

Prima: P. 93

Bukan Keamanan, Tapi Kesejahteraan: Untuk mengatasi perbatasan negara, kesejahteraan rakyat jadi prioritas.

THE

P. 103

Membentangkan Layar Wisata Kapal Pesiar: Pemerintah menaruh perhatian khusus pada wisata kapal pesiar dan yacht.

CONTENT MARKETING IS H2H MARKETING COMMUNICATIONS By Hermawan Kartajaya

THE A - Z OF CONTENT MARKETING

Astra Motor, Coca-Cola, Dove, Line Indonesia, Zalora.co.id and 25 other cases

of

CONTENT MARKETING Philip Kotler Live in Jakarta!

9 October 2015

aseanmarketingsummit.com

Indonesia Rp.50.000,-

SEPTEMBER 2015

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_C-1_R1.PDF 1

10:43:00 AM 8/28/2015 10:50:20



E

M

O

From The Editor 002

Content is the New Ad, #Hashtag is the New Tagline

Sesuai dengan karakter yang Cool, Inspiring, dan Progressive, Marketeers kali ini menyajikan paradigma baru pemasaran di era digital yang wajib dipahami pemasar modern: Content Marketing. Memang, iklan semakin kehilangan pesonanya. Pendekatan hard selling dengan menjual fitur produk dan layanan akan semakin ditinggalkan. Pemasar harus mengubah paradigma dari ‘bercerita pesan yang ingin disampaikan merek’ menjadi ‘bercerita konten yang ingin didengar customer’. Di era digital, Content is the New Ad. Bahkan #Hashtag is the New Tagline. Pemasar yang cuek terhadap fenomena content marketing akan ketinggalan. Marketeers dengan bangga mengklaim bahwa we practice what we preach. Marketeers sendiri setiap harinya bereksperimen agar konten yang kami ciptakan untuk mag, net, dan radio dicintai oleh pembaca dan mudah-mudahan disebarluaskan ke lebih banyak orang. Semua untuk membangun merek Marketeers. Marketeers jauh dari sempurna tetapi kami terus belajar. Bagi pembaca awam dan praktisi Content Marketing yang juga ingin terus belajar, kami menyajikan konsep dasar sekaligus kasus-kasus pilihan. Tidak tanggung-tanggung, kami sajikan 30 kasus dari A ke Z. Pelajari bagaimana merek-merek di Indonesia menciptakan konten dengan tema dan format yang berbeda-beda. Pelajari juga bagaimana mereka menyebarluaskan konten tersebut. Dan cari tahu apa hasil yang mereka capai dengan kampanye content marketing tersebut. Semoga Anda menyukai konten kami kali ini tentang Content Marketing. Selamat membaca.

Iwan Setiawan Editor-in-Chief

1.

2.

3.

COVER DESIGN PROCESS

Publisher Hermawan Kartajaya Chief Executive Stephanie Hermawan -- Chief Operations Marketeers Media & Community Dian Wulandari -- Chief Operations Marketeers MICE Tinus Kusuma -- Editor In Chief Iwan Setiawan -- Managing Editor Hendra Soeprajitno. hendra@marketeers.com -- Editor Sigit Kurniawan. sigit@marketeers.com - Ign. Eko Adiwaluyo. eko@marketeers.com -- Editorial Secretary Diah Restu Wahyuni. info@marketeers.com -- Reporter: Jaka Perdana. jaka@marketeers.com - Saviq Bachdar. saviq@marketeers.com - M. Perkasa Al Hafiz. hafiz@marketeers.com - Septi Wijayani. septi@marketeers.com - Ramadhan Triwijanarko. ardhan@marketeers.com - Dilla Ibtida. dilla@marketeers.com -- Illustration: Arif Priambudi Lana Banatulhusna -- Photography Rizky Priya -- Layout: M. Ottyawan Firdaus - Yoo Su Youn - Ahid Masdrajad -- Head of Business: Zaenul Mutaqin. zaenul.mutaqin@markplusinc. com -- Advertisement: Account Manager. Erlyna Nur Syahrini. erlyna.syahrini@markplusinc.com. +62 818 195 831, +62 8111 635 775, +62 21 5790 2338 ext 412 -- Radio & Online Activation: Fikri Paham - Aji Radhyantomo -- Offline Activation: Cendra Hadikusuma. cendra.hadikusuma@markplusinc.com - Wasi Haryanto. wasi.haryanto@markplusinc.com -- Circulation: Mulyadi. mulyadi@markplusinc.com. - P +62 811 411 7118 +62 21 5790 2338 ext 409, F +62 21 5795 1103. Marketeers Magazine Address MarkPlus, Inc. EightyEight@Kasablanka 8th floor Jl. Casablanca Raya Kav. 88 Jakarta 12870

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-002_R1.PDF 1

8/28/2015 10:50:20 AM



E N

U

This Month Edition

38 40 42 44 47 48 49

This Month COVER The A-Z of Content Marketing

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

036 THE A-Z OF CONTENT MARKETING Di zaman di mana customer tidak lagi mudah percaya rayuan iklan, para pemasar harus berpikir keras untuk mengirimkan pesan dari merek me­reka. Bagi customer, materi iklan tradisional terkait fitur produk dan layanan tidak lagi menarik. Sekarang waktunya pemasar menggunakan content marketing.

63 64 66 67 68

CHAMPION OF THE MONTH 70

72 This Month POSTER YOUTH WOMEN NETIZEN MONITORING YWN’s Social Media Habit The Power of Social Conformity

74 75 76 78 80 81 82

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-004.PDF 1

Content Marketing for Modern Marketeers Step-by-Step Content Marketing Menarik Perhatian, Bukannya Penjualan Selamat Datang Era Story Telling Astra Astra Motor: Ride with Heart Asuransi Astra: Garda Mobile Otocare Bank Mandiri: Titipan Mama, Brodo: #BrodoGentleman Cornetto: Ride to Fame Cerebos: duniaprofesional.com, Dyandra Promosindo: IIMS Funtomotive Coca-Cola: Share A Coke Dove: Real Beauty Sketch EzyTravel: JalanSanaSini.com Garuda Indonesia: Kokoro No Tomo GE Indonesia: GEreports.co.id, Royco: Cita Rasa Masakan Rumah Koepoe-Koepoe: Jelajah Rasa LINE Indonesia: Nic and Mar Holcim Indonesia: Solusirumah.com Mahoni: eastjava.com, Telkomsel: Ikutikut. com Nestle Indonesia: Berbagi Sarapan Bersama, Pond’s White Beauty: Cahaya Cantik Raisa Paddle Pop: Paddle Pop Adventures, SK-II: #changedestiny Summarecon Agung: Yukmakan.com, Sun Life Financial Indonesia: Brighterlife.co.id Toyota Astra Motor: Toyota Newsletter, Djarum Grup: Supersoccer.co.id Pampers: www.everydayme.co.id XL Axiata: Xplor.co.id, Molto Perfume Essence: Impression of Your Fragrance Zalora.co.id: Fashion ZALORA Magazine

Ahmad Fajar: Ciptakan Image Baru, Perhatikan Pemangku Kepentingan. Prita Kemal Gani: PR Harus Menciptakan Pemahaman Rizki Suluh Adi: Memberi Edukasi ke Konsumen. Trijayanti Darmadji: Jadi Konektor Merek dengan Konsumen Lukman Hidayat: Memahami Seluruh Stakeholder. Nofrisel: Sebagai Media Branding Francis Wanandi: PR Untuk Sebar Konten Marketing. Jonfis Fandy: Menjaga Kepercayaan Konsumen Andy K. Natanael: Provokasi yang Mengedukasi. Dr. Efmansyah Iken Lubis: Jadikan Semua Staf dan Pelanggan Sebagai PR Reginald Yosiah Hamdani: Membangun Imej Produk dan Layanan. Bambang Suprijadi: Dekati Publik, Ciptakan Reputasi Joko Pramono: Membuka Kran Komunikasi Dua Arah. ANS KOSASIH: PR Itu Mengelola Ekspektasi. Mardi Wu: Ajak Konsumen Kenal Perusahaan. Rachmad Setiawan: Sesuai Visi Perusahaan Arif Prabowo: Pesan Harus Memiliki Nilai. Esthy Reko Astuty: Tak Sendiri, Tapi Kolaborasi

8/28/2015 10:50:20 AM



E N

U

This Month Edition

INDONESIA FOR ASEAN

85 87 89

Optimizing the Offline World of Content Marketing Two Brands Which Show Us The Whys and Hows of Content Marketing Young, Driven, Progressive: Taking IBM Indonesia to the Next Level

MOVEMENT: Industry Trends and Observations

08 10

Media Fleet MarkPlus Center

17

Automotive, Transportation, Logistics Healthcare, Property, Consumer Financial Service Industry Communication, High-Tech, Media Resources, Infrastructure, Utilities

18 22 24 26

MEET

29 32

MENUJU INDONESIA WOW

Jenderal Purnawirawan Moeldoko: Bukan Keamanan, Tapi Kesejahteraan 98 Satu Instansi, Satu Inovasi 100 Kota Pelajar: Marketing the City of Knowledge 95

DIBALIK MAHAKARYA NUSANTARA

105 108

112 115 117

Etalase Kemewahan Potensi Maritim Indonesia Membentangkan Layar Wisata Kapal Pesiar

Sailing along Mesmerizing Islands Traveling Back in Time in Kampung Bena Fresh from the Ocean

MESSAGE: Salt And Pepper From Hermawan Kartajaya MARK YOUR STYLE: Life and Stylish Tips for Marketeers

Q&A: Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum APRINDO Arif Wibowo, Ketua Indonesia Marketing Association

34

Content Marketing is H2H Marketing Communications

118 120

Product Review Film & Music: Everest, Duran-Duran

CONTRIBUTORS Ari Respati Memulai karier sebagai project engineer di sebuah perusahaan konsultan, hati Ari Respati tertambat di dunia hospitality. Ari pernah menjabat sebagai general mana­ ger di hotel-hotel ternama Indonesia. Ari adalah Founder dan Principal Consultant A&R Hospitality, konsultan one-stop service dengan kerangka SMART (SpecificMeasurable-Achievable-Realistic-Time Reference)

Dr Jonathan A.J. Wilson Berawal dari manager periklanan, Jon kini memiliki sejumlah karier mulai dari akademisi, konsultan, trainer, pembicara, hingga kolumnis. Pria keturunan Skotlandia dan besar di Manchester ini menjadikan Islamic Marketing sebagai bidang yang dicintainya. Jon juga merupakan Pemimpin Redaksi Journal of Islamic Marketing dan Executive Trainer Al Jazeera Media Network di Qatar.

Lianti Raharjo Menyelesaikan studi di bidang marketing dari The University of Newcastle dengan beasiswa AusAid dan digital marketing dari The Institute of Direct and Digital Marketing, UK. Sebagai penulis aktif, Lianti telah menghasilkan sejumlah tulisan. Saat ini Lianti mengajar di jurusan Marketing di BINUS University International dan menangani www.luvunatural.com. Setyo Riyanto Setyo Riyanto adalah sosok bertangan dingin di balik turn around PT Pos Indonesia 2009-2014. Jabatan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis yang ia sandang membuat perusahaan ini tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas marketing. Selain aktif sebagai penga­ jar, Setyo bergabung dengan MarkPlus, Inc. sebagai Executive Director MarkPlus Center for Public Services.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-006.PDF 1

8/28/2015 10:50:20 AM


MAKIN HEBAT TETAP HEMAT PIXMA Ink Efficient E460 Print - Scan - Copy - Wi-Fi Dengan kualitas yang tetap HEBAT, ditambah kemampuan mencetak sampai dengan 400* halaman, menjadikan printer Canon PIXMA E460 dengan fitur wifi menjadi pilihan tepat bagi Anda yang HEMAT. *Kertas A4 per satu katrid hitam

Ink Efficient Series

E400

E510

E560

E610

PRINT - SCAN - COPY

PRINT - SCAN - COPY

PRINT - SCAN - COPY - Wi-Fi

PRINT - SCAN - COPY - FAX

mencetak s/d 400 halaman

mencetak s/d 800 halaman

mencetak s/d 800 halaman

mencetak s/d 800 halaman

Online Store store.datascrip.com KANTOR PUSAT & SHOWROOM : Jl. Selaparang Blok B-15 kav. 9 Kompleks Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 •Telp: (021)6544515 •Fax : (021) 6544811-12 • SMS : 0812 118 1008 •Email : info@datascrip.co.id •Website : www.datascrip.com KANTOR PENJUALAN CABANG : • Medan (061) 4575081, 4514633 • Pekanbaru (0761) 864502, 860132 • Padang (0751) 840350, 850351 • Palembang (0711) 713699 • Bandung (022) 4233193, 4232252 • Surabaya (031) 36020555, 99005112 • Balikpapan (0542) 8820270, 8820552 • Makassar (0411) 875211, 875225 • Manado (0431) 845639 CANON IMAGE SQUARE : • Mal Taman Anggrek 3rd Floor No. 358, Telp: (021) 5639090 • Mal Kelapa Gading II Lantai G unit 150 Jakarta, Telp: (021) 45878242 • Summarecon Mal Bekasi, Ground floor No. 135 Telp: (021) 29572379 • Summarecon Mal Serpong II Lantai GF No. 240. Serpong Tangerang, Telp: (021) 29310596

Canon PIXMA Canon (Indonesia)

Dealer: Jakarta: Procom 6254341, 6339360 • Soca 62302211 • SYN Print 62203598 Bandung: CPU 7205677 • Great Prima Lestari 4224487, 4224311 Semarang: Yes Com 8316805, 86578041 Yogyakarta: Aizza 625297, 3157388, 624640 • Wisno Grahakom 580620 Surabaya: Betakom 5931867, 5465527 • Duta Sarana Computer 5045291 • Pusat Layanan Canon 5468826 Medan: Logikreasi Utama 4153200 Pekanbaru: Dwiwira Putradinamika 28891 Padang: Maxindo 24714 Jambi: Eleven Com 7551843 Palembang: Multikom 316857 Banjarmasin: Borneo Prima 3361588 Samarinda: MSA 733214 Makassar: Cahaya Surya 444555 • Sinar Laser 453333 Manado: Harmoni Com 852194 Bali: Jawara 234713 Batam: Muracom 472518 Pontianak: Cipta Sarana Komputer 769751 • Metro Comp 741610 • Asterindo Komputer 762726, 7014701 Ambon: Wayame Technology 343970, 316117 Lampung: Mahir Comp 481256, 482170 Mataram: Sriwijaya Comp 6639346 Palu: Diamond Comp 411144 Bengkulu: Biru Komputer 28548 Papua: Shalom Komputer 524580, 582844 CANON CENTER : • Bandung: Jl. Lengkong Besar No. 3-A, Bandung 40261, Telp:(022) 4219439, 4219429 CANON CARE CENTER: • Grand Boutique Center, Blok B no 3 - 4, Jl. Mangga Dua Jakarta Telp: (021) 29226000 • Ruko Duta Mas Fatmawati Blok A-2 No. 6 (ITC Fatmawati) Jl. RS. Fatmawati Raya No. 39, Jakarta Selatan Telp: (021) 72799173 Fax: (021) 72793897 • Kompleks Ruko Suncity Square, Blok A-30, Jl. M. Hasibun Margajaya, Bekasi Selatan Telp: (021) 88863605 • Ruko Thamrin Square, Blok C7, Jl. Thamrin No. 5, Semarang Telp: (024) 3581862

PASTIKAN ANDA MENDAPATKAN KARTU GARANSI DARI PT. DATASCRIP


E D

I A

F L E E

T

The Net 008

Arief Yahya: Promosi Wisata Bukan Sekadar Biaya

Ahok Siap Buka-Bukaan Data Pemprov DKI

Diaspora, Promotor dan Pemberi Devisa Indonesia

Oleh Ramadhan Triwijanarko

Oleh Septi Wijayani

Oleh Sigit Kurniawan

Kesungguhan pemerintah dalam memasukkan industri pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas ekonomi nasional terlihat dari meningkatnya anggaran untuk pariwisata Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya memproyeksikan nilai promosi pariwisata pada tahun 2016 akan mencapai Rp 4,6 triliun. “Promosi itu sebagai sebuah investasi. Tidak sekadar soal biaya,” ujar Arief Yahya. Menteri yang biasa disapa AY ini juga mengingatkan bahwa selain sebagai destinasi utama, Bali juga harus bisa berperan sebagai sebuah hub. “Saya menargetkan pada tahun 2019, Bali harus bisa menarik wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta. Tapi, harus tersebar. Jangan berpusat di Bali Selatan saja,” tegas Arief.

DKI Jakarta tidak main-main dalam pengembangan smart city. Untuk mewujudkannya, DKI Jakarta terus mendorong pengembang muda untuk berkontribusi menghasilkan berbagai aplikasi. Dengan adanya aplikasi tersebut, diharapkan bisa menjadi solusi dari berbagai masalah yang selama ini menghadang Jakarta. Keseriusan pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mendorong pengembang-pengembang berbakat ini dilakukan dengan membuka data DKI yang bisa dimanfaatkan mereka. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan terciptanya banyak aplikasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat dengan hanya mengakses melalui ponsel. Ahok bilang, inovasi-inovasi mulai bermunculan dalam pembuatan aplikasi. Misalnya saja, adanya aplikasi peta kuburan. Aplikasi tersebut jelas dibutuhkan karena saat ini ada permainan oknum terkait kuburan-kuburan di Jakarta. Dalam hal ini, DKI akan mendukung dalam penyediaan data terbuka untuk kemudian diolah menjadi aplikasi. Dalam hal ini, Ahok siap bukabukaan soal data Pemprov DKI kepada masyarakat luas.

Diaspora memiliki peranan penting dalam mempromosikan Indonesia di negara-negara lain. Selain itu, diaspora juga berperan penting dalam mendatangkan devisa bagi negara asalnya. Hal ini disampaikan oleh Edward Wanandi, Chairman Indonesian Diaspora Network dalam pembukaan Kongres Diaspora Indonesia Ketiga di Jakarta bulan lalu. Edward mencontohkan diaspora Tiongkok dan India. Diaspora Tiongkok mampu berkontribusi bagi negaranya sebesar US$ 780 miliar. Sementara, diaspora India berkontribusi bagi negaranya sebesar US$ 180 miliar. Diaspora Indonesia pada tahun 2014 mampu mendatangkan devisa dalam rupa remitansi sebesar US$ 8,4 miliar. Harapannya, dengan kongres ini, pemerintah semakin memperhatikan para diaspora lantaran peran strategis mereka di kancah dunia bagi Indonesia.

Kunjungi www. marketeers.com untuk info selengkapnya.

The Radio

HOWTO TUNEIN

Download Marketeers Mobile Apps gratis di Apple Apps Store Windows Blackberry untuk iPhone/iPad atau 8, Google Play untuk Android. Klik www.marketeers.com/radio

Follow @MarketeersRadio untuk mendapatkan info program-program Marketeers Radio

go to marketeers.com/radio


Marketeers + Pertamina

Kolaborasi Pertamina Fastron Platinum dan Lamborghini Pelumas buatan anak bangsa menjadi pilihan merek otomotif nomor wahid. Menjadi official lubricants di setiap balapan Super Trofeo serta pendukung penuh tim Lamborghini GT3 di laga dunia.

Yanuar Budi Hartanto Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina (Persero)

Satu lagi bukti nyata produk Indonesia bisa mendunia. Terbukti dengan digunakannya pelumas keluaran Pertamina yang menjadi partner dari merek otomotif terkenal di dunia, Lamborghini. Pelumas tersebut adalah Fastron Platinum yang merupakan pelumas varian terbaru keluaran Pertamina Lubricants. Varian ini mampu digunakan kendaraan kelas supercar dan berteknologi tinggi. “Pertamina Lubricants berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dalam mengembangkan produk agar dapat memenuhi kebutuhan perkembangan teknologi otomotif di Indonesia dan dunia. Semua ini didukung dengan fasilitas research and development serta fasilitas produksi yang dimiliki oleh Pertamina,” ungkap Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Gigih WH Irianto. Kualitas Fastron Platinum jelas tidak diragukan

lagi. Apalagi, Pertamina telah melakukan joint development bersama Lamborghini untuk produk pelumas khusus Lamborghini. Pengujian terhadap pelumas Fastron Platinum dilakukan langsung di Italia. Produk Fastron Platinum Racing telah diuji dan mendapatkan approval khusus dari Lamborghini sebagai technical partner Automobili Lamborghini untuk kegiatan motorsport Lamborghini, yaitu Lamborghini Super Trofeo dan Lamborghini GT3. “Lamborghini merupakan salah satu brand otomotif global yang memiliki teknologi paling advance. Sangat membanggakan bahwa teknologi pelumas buatan anak Indonesia memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan mesin supercar ini. Bahkan, Produk ini menjadi official lubricants di setiap balapan Super Trofeo dan menjadi pendukung penuh dari tim Lamborghini GT3 yang bertanding di kejuaraan dunia,” kata Yanuar Budi Hartanto, Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina (Persero). Fastron Platinum memiliki dua varian yakni Fastron Platinum dan Fastron Platinum Racing. Fastron Platinum memiliki kekentalan SAE ow-40. Performance level API SN/CF, ACEA A3/B3/B, MB. 295.1, BMW LL-01, VW 502 00/505 00, Renault RN 0710/0700, Porsche A40 dan Opel GMLL-B-025. Pelumas ini didesain khusus untuk premiun car, sport car, motorsport & racing car. Sedangkan Fastron Platinum Racing ditujukan khusus untuk mobil supercar. Pelumas ini memiliki kekentalan SAE 10W-60. Performance level API SN, ACEA A3/B3/B4. Pelumas ini telah mendapatkan pengakuan dari Lamborghini dan didesain khusus untuk Lamborghini Squadra Corsa. “Kerjasama ini berlangsung selama lima tahun 2015-2019 dan Pertamina Fastron juga dipercaya untuk menjadi official lubricants di 129 dealer Lamborghini di seluruh dunia. Melalui produk unggulan Pertamina ini semakin memperkuat eksistensi pelumas Pertamina di arena supercar international,” tambah Yanuar. Selain dua varian Fastron Platinum, Pertamina juga meluncurkan tiga varian baru Pelumas Fastron yakni Fastron Gold 5W-40 dan Fastron Gold 0W-20 untuk kendaraan modern dan CBU dengan teknologi mesin mutakhir, dan Fastron Techno 10W-30 didesain khusus untuk pemakai harian dan memberikan keunggulan hemat bahan bakar. Pertamina Lubricants menciptakan produk pelumas Fastron dengan NanoGuard Technology yang merupakan pelumas sintetik terkini berkualitas tinggi yang secara optimal melindungi mesin, sekaligus memberikan performance dan akselerasi yang optimal. Fastron akan memberikan sensasi berkendaraan seperti halnya mengendarai kendaraan baru. Fastron telah diakui secara kualitas oleh pabrikan-pabrikan kendaraan (OEM-Original Engine Manufacturer) seperti Lamborghini, Mercedes Benz, BMW, VW, Volvo, Porsche, Toyota, Daihatsu, Honda, dll. Fastron mendukung kinerja mesin yang ramah lingkungan, dengan teknologi mesin terkini yang menggunakan exhaust aftertreatment devices, sehingga lebih hemat bahan bakar.


A

R K

P L U S C E N

T

E R

010

Industri E-Commerce: Sekarang Edukasi, Perang Lima Tahun Lagi Oleh Jaka Perdana, Saviq Bachdar, Muhammad Perkasa Al-Hafiz

UKM sejatinya menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Kanal distribusi kian dipermudah seiring hadirnya dunia online. Wirausahawan dadakan pun bertebaran. Namun tetap harus ada yang namanya edukasi agar usaha online tidak cuma tren semata.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki sekitar 90 juta pengguna Internet. Negara ini juga memiliki sekitar 55,2 juta usaha kecil dan menengah (UKM). Lalu, apa hubungan dengan jumlah pengguna internet dan UKM tersebut? “Fakta bahwa ada 90 juta pengguna Internet artinya ada potensi besar untuk bisnis online. Tapi, dengan populasi 55,2 juta UKM, hanya 0,05% yang melakukan bisnisnya secara online,” ujar VP Marketing Elevenia Madeleine Ong di MarkPlus Center for Economy and Business, The Future of E-Commerce in Indonesia: How Far Can It Go di 88 Kasablanka Tower beberapa waktu lalu. Fakta menarik lainnya, di tengah perlambatan ekonomi, konsumen tampak tidak mengerem belanja, khususnya di dunia maya. Doddy Lukito, Chief Technology Officer Ezytravel mengatakan, pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini memang memengaruhi kinerja ritel offline. Namun, di ritel online, khususnya agen perjalanan wisata, masih bisa tumbuh. Bahkan, pertumbuhan penjualan jauh lebih besar dari tahun lalu. Pun begitu dengan Elevenia. Sejak berdiri Maret 2014, total penjualan mencapai 20 juta transaksi dan me­nargetkan lima kali pada tahun ini. Setelah satu tahun Elevenia punya 13.000 penjual dengan 15.000 transaksi per hari. Total ada dua juta produk di gerai Elevenia. “Perkembangannya sangat pesat, termasuk perkembangan bisnis seller kami,” bangga Madeleine tak mau kalah. Lalu seberapa besar persaingan e-commerce khususnya antar sektor ini? “Kami semua, antar-marketplace sesungguhnya sa­ling berkawan. Kami semua ingin membangun populasi dan kebiasaan berbelanja online di Indonesia. Persaingan sesungguhnya justru datang dari Facebook, Twitter, dan BBM. Bisa kita lihat berapa banyak orang yang menggunakan media sosial untuk berjualan,” jelas Head of Communication Bukalapak Yusi Obon. Yusi setuju bahwa fase saat ini adalah waktu untuk edukasi dan kebiasaan di tengah masyarakat. Menurutnya, membangun sebuah populasi yang kuat penting untuk kemajuan e-commerce di Indonesia.

Dody Lukito, CTO Ezytravel.co.id; Gaery Undarsa, Managing Director Tiket.com; Madeleine Ong, Vice President Marketing Elevenia.com; Yusi H. Obon, Head of Corporate Communication Bukalapak.com

Azas Tigor Nainggolan, Ketua Umum Forum Warga Kota Jakarta; Nadiem Makarim, CEO Gojek; Paul Bastian, Regional Manager Uber; Agus Pambagio, Ketua Umum Protespublik.com; Soegoeng Poernomo, Sekjen MTI; Ateng Aryono, Sekjen Organda

Smart Transportation, Terima Atau Tolak? Oleh Ramadhan Triwijanarko

Benar adanya bila teknologi mampu mengubah budaya masyarakat, termasuk budaya dalam berkendara. Saat ini, mulai bermunculan aplikasi pemesanan alat transportasi online. Tidak hanya di Jakarta, tren ini juga menyebar ke Bandung, Bali, dan Surabaya.

Fenomena transportasi online tengah hangat di Indonesia saat ini. Bila melihat dari sisi masyarakat, tentunya mereka sang­at diuntungkan dengan adanya terobosan ini. Namun, di lain pihak, kemunculan aplikasi transportasi memunculkan beberapa masalah. Dalam segi bisnis, hal ini memotong kematangan bisnis transportasi yang sudah ada. Sementara di sisi masyarakat, berbagai jasa transportasi berbasis aplikasi yang mulai ramai digunakan ini dinilai sebagai solusi untuk lebih cepat mencapai tempat tujuan. Tentunya dengan pilihan harga yang bervariasi dan kompetitif. Soegeng Poernomo, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyampaikan adanya jasa booking transportasi online menjadi pilihan masyarakat karena selama ini mereka dihadapkan pada alat transportasi yang masih mahal, sulit dikontrol, dan belum terjamin dari sisi keamanan. “Bila menggunakan transportasi melalui online, penumpang akan mengetahui profil pengemudi. Sedangkan, untuk kendaraan konvensional, masalah keamanan masih menjadi kekhawatiran tersendiri,” ujar Soegeng di MarkPlus Center for Transportation and Logistic yang diselenggarakan di Jakarta pada pertengahan Agustus 2015 lalu. Namun, Sekretaris Jenderal Organda Ateng Aryono menyampaikan keberatannya akan tren ini. “Saya merasa ada semacam konspirasi untuk mematikan bisnis yang sudah ada,” ujar Ateng. Baginya, baik Uber ataupun ojek online memang tidak memiliki izin resmi. “Berdasarkan regulasi semuanya tidak ada izinnya. Tapi lain ceritanya bila ada regulasi resmi dari pemerintah. Kalau ada izin resmi maka kami akan terima,” tutup Ateng. Sementara itu bagi CEO Go-Jek Nadiem Makarim, keberadaan Go-Jek telah berhasil menjadi alternatif solusi transportasi dan kemacetan untuk daerah Jakarta. Tidak hanya itu, Nadiem juga berdalih berhasil membuka lapangan pekerjaan baru dengan kehadiran Go-Jek. Hal yang sama juga diutarakan oleh Paul Bastian, Regional Manager Uber Jakarta. Menurutnya Uber berhasil menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat perkotaan yang haus akan transportasi yang aman dan nyaman. Melihat pendapat itu, di manakah Anda berpihak?



Marketeers + Infomedia

Infomedia

Primadona CRM Lintas Industri

Dibutuhkan dukungan layanan contact center yang berkualitas prima untuk dapat melayani pelanggan secara optimal. Adanya dukungan dari sumber daya manusia yang kompeten dan infrastruktur yang senantiasa ter-update dengan perkembangan teknologi menjadi faktor utama dalam menentukan kualitas layanan konsumen. Untuk mencapainya, perusahaan – perusahaan ini memilih berkolaborasi dengan perusahaan provider contact center yang sudah berpengalaman dan terbukti terbaik di bidan­ gnya. Mereka tidak ragu menyebut bahwa anak us­ aha Telkom group, Infomedia, menyediakan kuali­ tas layanan contact center terbaik di negeri ini.

Garuda Indonesia Ikut Mengantarkan Menjadi Contact Center Kelas Dunia Sebagai maskapai penerbangan kelas dunia, Garuda Indonesia selalu berkomitmen untuk memberikan kualitas pelayanan terbaik di setiap lininya. Untuk dapat fokus pada kualitas penerbangan, maka untuk urusan contact center, kami serahkan kepada yang terbaik di bidangnya,

adv infomedia sept 2015.indd 1 2015_T-012_R1.PDF 1 15997807_MARKETEERS EDISI SEPT

yaitu Infomedia. Bukan saja dalam hal kualitas layanan, sebagai market leader, kemampuan Info­ media dalam menangani klien sudah terbukti, porto­folio kliennya pun banyak dan beragam se­ hingga kompetensinya tidak diragukan lagi. Kalau diibaratkan, Infomedia itu layaknya se­ buah supermarket. Serba ada dan punya solusi lengkap sehingga kami tidak perlu pusing lagi. Mau layanan kami kembangkan seperti apapun Infome­ dia punya fasilitasnya. Sehingga dengan menyerah­ kan semua fitur contact center kepada Infomedia, Garuda Indonesia tinggal fokus pada bisnisnya dan khususnya untuk cost bisa ditekan. Benefit lainnya adalah kami selalu mendapatkan update terbaru, baik layanan maupun teknologi. Ketika kami punya ide baru untuk mengembangkan contact center pun, Infomedia selalu bisa mengakomodasi dengan sumber dayanya yang mumpuni. Apalagi dengan portofolio beragam tadi, kami bisa melakukan benchmarking dengan klienklien Infomedia. Misal jika kami ingin memajukan media sosial, kami bisa benchmarking dengan Telkomsel. Jadi kami tidak usah jauh-jauh untuk mendapatkan pelajaran. Kalau berbicara pencapaian terbaik kami, setelah sekian lama absen kami kembali ikut ajang penghargaan The Best Contact Center Indonesia (TBCCI). Di tahun ini, kami berhasil mendapatkan berbagai penghargaan, salah satunya sebagai korporasi terbaik. Contact Center Garuda Indonesia berhasil masuk 10 besar terbaik di Indonesia, tepatnya di posisi ke-7. Bukan itu saja, secara global contact center kami untuk channel media sosial, mendapatkan peringkat kedua terbaik socially devoted award di kategori maskapai, menurut survei salah satu perusahaan analitik internasional. Jadi tidak hanya masalah cost efisiensi, Infome­ dia bisa menghadirkan value lebih dari sebuah contact center.

NEXMedia Fleksibilitas dalam Mengakomodasi Berbagai Keinginan Sebagai perusahaan jasa, pelayanan pelanggan selalu menjadi prioritas utama bagi NEXMedia. Salah satu channel utama dalam men-deliver pelayanan pelanggan ini adalah melalui Contact Center yang berfungsi bukan saja sebagai pusat pelayanan akan tetapi juga sebagai pusat informasi pelanggan. Untuk menjaga kualitas layanan, dari awal pem­ bentukannya NexMedia mempercayakan Infome­ dia sebagai partner dalam mendevelop dan menge­ lola layanan contact center. Benefit yang paling kami rasakan selama beker­ jasama dengan Infomedia adalah fleksibilitas yang diberikan. Infomedia sangat kooperatif dalam mengakomodasi keinginan kami. Tidak hanya satu arah, untuk ter-deliver-nya layanan contact center yang sesuai kebutuhan kami, Infomedia selalu terbuka untuk sharing dan bertukar pikiran. Tidak

8/28/15 3:41 PM 8/28/2015 4:47:07 PM


Marketeers + Infomedia

hanya pada saat awal pembentukan contact center ini, tetapi juga dalam keseharian operasionalnya. Jadi ketika menggunakan berbagai fasilitas opera­ sional Infomedia, kami tetap dipantau sehingga ti­ dak pernah merasa sendiri dan bisa saling mengisi. Misal ketika kami sedang mengalami lonjakan dalam hal telepon masuk dari pelanggan, tim In­ fomedia akan cepat membantu kami untuk menanganinya dengan baik. Belum lagi kami selalu diberi update dan training terbaru, sehingga dengan cara itu pula produktivitas setiap agent kami senantiasa meningkat. Kemampuan pun sudah ti­ dak perlu ditanya lagi karena sekarang memiliki agen-agen dengan handal. Soal mekanisme reward and punishment kepada agen, Infomedia pun turut memberikan banyak masukan. Fleksibiltas charging juga menjadi poin plus Infomedia. Ketika kami menggunakan fasilitas tambahan, kami tidak dikenakan banyak. Untuk urusan ini mereka san­ gat terbuka sehingga selalu menghadirkan win-win solution. Benefit lain adalah kemudahan dalam hal fasilitas infrastruktur, seperti layanan telepon yang keunggulannya sangat didukung oleh teknologi Telkom. Bahkan kemudahan juga didapatkan dalam hal desain interior ruangan contact center kami. Semuanya mulai dari warna dinding sampai posisi duduk agen itu benar-benar sesuai keinginan kami. Infomedia memberikan banyak fasilitas luks. Peningkatan pun sudah banyak kami rasakan sampai saat ini. Setiap harinya, dengan dukungan Infomedia semakin banyak target tercapai karena kemampuan kami tiap waktu selalu bertambah. Peningkatan kualitas itu menjadi modal kami untuk memberikan service terbaik kepada pelanggan.

Banyak sekali benefit yang kami rasakan mulai dari layanan sampai infrastruktur memadai. Kami sendiri saat ini mengerahkan lebih dari 500 tenaga agen untuk operasional phone banking. Dengan angka besar itu, Infomedia mampu menyuplai sumber daya manusia sesuai kebutuhan kami. Padahal dengan jumlah sebesar itu, turn over-nya pun tinggi. Untuk itu setiap bulan harus selalu ada pelatihan untuk para agen ini. Dengan situasi seperti itu pun Infomedia mampu menghadirkan pelatihan secara kontinu dengan baik. Selain mampu mendukung lewat berbagai pro­ gram pelatihan, respon Infomedia dalam mengha­ dapi masalah juga cepat, terutama dalam masalahmasalah teknis. Jadi dengan Infomedia, berbagai kegiatan dan operasional kami selalu didukung dan dimonitor. Infrastrukturnya pun jangan ditanya lagi. Saat ini kami memiliki layanan phone banking lewat video call yang tersedia di lounge CIMB Niaga di Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Layanan canggih dan pionir ini juga ada berkat dukungan layanan infrastruktur Infomedia. Bukti paling sahih adalah ketika kami ikut dalam ajang Contact Center World. Kami mengirim orang terpilih untuk mengikuti ajang tersebut, di mana ia harus bisa mempresentasikan bagaimana konsep kerja di contact center. Saat itu kami tidak sendirian dalam mempersiapkannya. Infomedia ikut aktif membantu memberikan berbagai pelatihan kepada calon terpilih sehingga memiliki kemam­ puan sangat baik untuk berkompetisi. Yang jelas Infomedia tidak boleh lengah dan tetap harus menjaga kualitas ke depannya agar bisa terus bersaing. Dengan berbagai pembuktian yang telah kami rasakan, dengan kualitasnya ini kami yakin sekali Infomedia adalah salah satu yang ter­ baik di bidangnya.

CIMB Niaga Selalu Profesional dan Siap Membantu. Selama ini CIMB Niaga menggunakan jasa Info­ media untuk layanan phone banking sebagai bagian dari service kami kepada nasabah. Selama ini kami didukung penuh oleh Infomedia dari banyak hal. Mulai dari training, proses perekrutan, sampai operasional, Infomedia selalu hadir untuk membantu kami dengan sangat profesional.

adv infomedia sept 2015.indd 2 2015_T-013_R1.PDF 1 15997807_MARKETEERS EDISI SEPT

8/28/15 3:41 PM 8/28/2015 4:47:24 PM


15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-014.PDF 1

8/28/2015 4:46:33 PM


Marketeers + PKPU

GRAPHIC

8504.0

. 10000.0

11118.0

. 12000.0

15173.0

15404.0 13574.0

. 14000.0

13501.0

. 16000.0

16657.0

Grafik 1. Pertumbuhan pequrban PKPU dari tahun 2000-2014 (dalam jiwa)

18000.0

.

5299.0 3514.0 1643.0

. 4000.0

2020.0

. 6000.0

5212.0

. 8000.0

2596.0

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU selalu memiliki cara unik dalam mengajak masyarakat untuk peduli berbagi. Setelah sukses dengan kampanye Sharefee (berbagi penghasilan) pada bulan Ramadhan lalu, menjelang Hari Raya Qurban atau Hari Raya Idul Adha, PKPU kembali meluncurkan tagline kampanye yang out of the box. Jika lazimnya lembaga amil zakat cenderung menggunakan bahasa-bahasa ‘langitan’ untuk merayu publik agar berbuat kebajikan — PKPU justru menempuh cara yang berbeda dengan memilih pendekatan komunikasi yang kekinian dan modern. Senior Manager Marketing Communication & Public Relations PKPU, Fatih Abdul Aziez, mengungkapkan untuk event qurban, tagline kampanye yang diusung oleh PKPU yaitu Qurbanisasi. Menurutnya, secara sepintas barangkali masyarakat mungkin akan mengira bahwa tagline tersebut seperti istilah urbanisasi yang sudah begitu popular di telinga masyarakat. Namun jika ditelisik lebih jauh, nyatanya definisi antara urbanisasi dan Qurbanisasi jauh bertolak belakang. “Jika yang kita pahami bahwa urbanisasi adalah perpindahan masyarakat desa ke wilayah perkotaan, maka istilah Qurbanisasi yaitu perpindahan distribusi hewan qurban dari masyarakat urban (perkotaan) ke wilayah-wilayah yang membutuhkan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” jelas Fatih. Senada dengan apa yang disampaikan oleh Fatih, General Manger Ramadhan dan Qurban PKPU, Romdlon Hidayat, mengatakan bahwa Qurbanisasi merupakan semangat atau gerakan yang dipelopori oleh masyarakat urban untuk menyalurkan hewan qurban mereka ke wilayah-wilayah kantong kemiskinan. “Kami telah mendata daerah-daerah di Indonesia dan beberapa negara yang jarang sekali tersentuh distribusi hewan qurban. Padahal daerah-daerah tersebut merupakan wilayah yang mengalami krisis kemanusiaan. Bahkan banyak di antara mereka adalah minoritas Muslim yang jarang menikmati lezatnya daging qurban. Kami berpikir bahwa sudah saatnya distribusi daging qurban tidak hanya menumpuk di wilayah

3266.0

oleh Mahfud Achyar

perkotaan. Manfaat qurban seharusnya dapat dirasakan oleh saudara-saudara kita yang membutuhkan. Untuk project qurban tahun ini, kami memilih daerahdaerah di Indonesia dan juga beberapa negara dengan pertimbangan antara lain: a) daerah tersebut jarang tersentuh distribusi daging qurban; b) daerah tersebut sedang mengalami krisis kemanusiaan (kelaparan dan konflik); dan c) daerah tersebut terdapat minoritas Muslim,” papar Romdlon. Sementara itu, Presiden Direktur PKPU, Agung Notowiguno, mengatakan bahwa program qurban PKPU yaitu Sebar Qurban Nusantara (SQN) sudah dijalankan­selama 15 tahun. Sejak tahun 2000, setidaknya lebih 120.665 pequrban telah memercayakan PKPU sebagai lembaga yang mendistribusikan hewan qurban mereka kepada lebih dari 2,1 juta keluarga penerima manfaat, mulai dari Aceh hingga Papua serta beberapa negara yang mengalami krisis kemanusiaan. Manfaat dari program SQN tidak hanya sebatas mendistribusikan hewan qurban kepada wilayah yang membutuhkan. Lebih jauh dari itu, program SQN juga mampu mendayagunakan peternak lokal dalam hal penyediaan hewan qurban. PKPU juga berkomitmen dalam prinsip syariah mulai dari pemilihan hewan qurban, proses penyembelihan hewan qurban, distribusi daging qurban, serta laporan yang akuntabel dan transparan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk memastikan agar program SQN tersebut dapat dikelola dengan baik, mulai dari hulu hingga hilir. Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional yang memiliki aspek legal dari SK Menteri Agama, PKPU berharap pada tahun ini jauh lebih banyak masyarakat Indonesia yang berpartisipasi dalam program SQN sehingga spektrum kebermanfaatan program tersebut jauh lebih dirasakan oleh orang-orang yang membutuhkan. Melalui kampanye Qurbanisasi, PKPU mengajak masyarakat Indonesia untuk bersyukur dengan cara berqurban.

3229.0

SELAMAT DATANG ARUS QURBANISASI!

2000.0 . 0 1

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


JKT 24 NOV | BDG 26 NOV | SBY 17 NOV SMG 19 NOV | JOG 3 NOV | SOLO 4 NOV DPS 12 NOV | BA 10 NOV | MDN 25 NOV PDG 5 NOV | PKU 12 NOV | PLB 11 NOV PTK 18 NOV | BJM 10 NOV | BPP 5 NOV MKS 24 NOV | MND 18 NOV | JYP 17 NOV

PUBLIC HADIR DI EDUCATION 18 KOTA DI PROGRAM INDONESIA

M

A

R

K

E

T

I

N

G

F

O

R

Kiat Sukses Pemasaran UKM Juara Pemasaran mutlak diperlukan oleh semua perusahaan, besar maupun kecil. Para pelaku usaha kecil membutuhkan pemasaran agar bisnis mereka bisa lebih berkembang di tengah persaingan. Namun demikian, butuh teknik pemasaran yang lebih praktis dan sesuai dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Training MarkPlus Institute kali ini didesain khusus untuk para pebisnis kecil yang ingin mengembangkan usahanya secara kreatif dan produktif. Ikutilah training MarkPlus Institute ini untuk menemukan jawabannya!

INVESTMENT

SESI I

PENTINGNYA PEMASARAN DAN STRATEGI PEMASARAN BAGI UKM Memahami pentingnya pemasaran bagi kewirausahaan dan menguasai 9 elemen strategi pemasaran kunci bagi UKM

SESI II

KIAT KREATIF DALAM MENJUAL Menguasai teknik kreatif dalam meningkatkan omset penjualan

SESI III

TAKTIK PROMOSI USAHA Menguasai taktik dalam mempromosikan usaha secara efektif dan efisien

SESI IV

BELAJAR DARI UKM JUARA Mempelajari kisah sukses UKM yang produktif dan kreatif dalam pengembangan usaha

Rp 250,000 per peserta Go-Show: Rp 350,000 per peserta (Registrasi on-the-spot) Termasuk konsumsi dan sertifikat

INFORMATION JAKARTA (+62 21 5790 2338 # 229) Tuti +62 816 1452 398

SEMARANG (+62 24 845 0046) Woro +62 896 6961 0750

DENPASAR (+62 361 8495 670) Tia +62 822 5522 7558

BANDUNG (+62 22 200 5335) Kiki +62 822 1888 7011

JOGJA (+62 274 446 9086) Wati +62 857 7052 7287

MEDAN (+62 61 455 7000 # 8404) Ade +62 812 2776 1242

ACEH (+62 651 7555 020) Rusdi +62 813 6001 6003

SOLO (+62 271 738 666) Ita +62 838 6555 5568

PEKANBARU (+62 7612 2737) Huswito +62 853 6313 8038

PADANG (+62 751 841 941) Mayang +62 811 661 6661

BANJARMASIN (+62 511 326 4914) Nadia +62 811 516 1617

MANADO (+62 431 8551 23) Liane +62 852 9856 9905

PALEMBANG (+62 711 3637 11) Rinda +62 852 6769 3232

PONTIANAK (+62 561 749 555) Sari +62 812 8854 1945

MAKASSAR (+62 411 3650 454) Kiki +62 821 8746 2388 Resky +62 8234 4005 767

BALIKPAPAN (+62 542 7582 704) Sarah +62 813 4760 5200

PAPUA (+62 967 575 3000) Cathy +62 811 3893 080

SURABAYA (+62 31 562 1314) Gabriella +62 822 3102 2612

www.markplusinstitute.com

@MP_Institute

MarkPlus Institute


O V E

M

E N

T

Automotive, Transportation & Logistics 017

Penjualan Low MPV Menukik, SUV Makin Menanjak Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Kendaraan multipurpose vehicle (MPV) merupakan model yang paling favorit di negara ini. Di model ini, segmen low MPV yang paling besar peminatnya. Siapa sangka jika penjualan low MPV terus menurun pada tujuh bulan pertama 2015 ini.

Sepanjang tahun 2015 ini, industri otomotif benar-benar dihantam badai. Hampir semua agen pemegang merek (APM) mengalami penurunan penjualan. Faktor penyebabnya tak lain dari melemahnya perekonomian global dan regional yang sudah merembet ke negara ini. Sehingga, daya beli pun menurun dan konsumen cenderung menunda pembelian mobil. Pada dasarnya, pemerintah telah melakukan upaya dalam menghadapi an ini. Di antaranya, Otoritas pelemah­ Jasa Keuangan (OJK) telah menurunkan batas minimal down payment. Namun, hal itu belum berdampak pada industri ini. Di sisi lain, kucuran APBN-P 2015 juga belum terserap secara maksimal. Sampai-sampai Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kembali merivisi target penjualan mobil nasional pada tahun ini. Ini adalah kedua kalinya terjadi revisi target. Pada awal tahun, pemain di industri ini masih optimistis bahwa penjualan tahun ini kurang lebih sama dengan tahun lalu. Namun, Gaikindo merivisi penjualan menjadi antara 1−1,1 juta unit pada kuartal kedua. Dan, pada semester dua ini, target penjualan mobil nasional kembali direvisi menjadi 950.000 hingga 1 juta unit. Menurut Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor, revisi target ini merupakan hal yang wajar. Apalagi, Gaikindo

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-017_R1.PDF 1

terus memantau kondisi perekonomian, baik di di tingkat global dan nasional. Tapi, Jonfis masih optimistis bahwa penjualan mobil nasional masih menyentuh 1 juta unit pada tahun ini. “Dilihat per segmen, bisa dikatakan hampir semua mengalami penurunan,” katanya. Memang, hampir semua segmen kendaraan roda empat mengalami penurunan penjualan. Termasuk, backbone industri otomotif nasional, yakni segmen low multipurpose vehicle (LMPV). Pada Desember 2014, segmen LMPV masih menguasai pangsa pasar sekitar 31% dari total penjualan mobil nasional. “Di awal tahun ini, LMPV menyumbang penjualan mobil nasional dengan pangsa pasar sekitar 31%. Namun, di pertengahan tahun 2015, penguasaan segmen ini turun hingga di angka 25%,” kata Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor. Namun, Amelia optimistis bahwa dengan kehadiran model-model baru LMPV, segmen ini masih bisa memberikan kontribusi pada penjualan mobil nasional. Toyota dan Daihatsu baru saja mengeluarkan model baru di segmen LMPV, yakni Toyota Grand New Avanza dan Daihatsu Great New Xenia. Prediksinya, hingga akhir tahun ini LMPV tetap bisa menyumbang hingga 31% dari penjualan nasional. Walaupun secara unit, penurunan di segmen LMPV sangat drastis bila mem-

bandingkan antara tujuh bulan pertama 2014 dengan periode yang sama tahun ini. Menurut data Gaikindo, LMPV berhasil terjual hingga 228.699 unit antara Janu ari-Juli tahun lalu. Sedangkan di periode yang sama tahun ini hanya terjual 137.561 unit, atau turun sekitar 40%. “Penurunan segmen LMPV ini mengikuti apa yang terjadi di pasar. Karena pasar mobil turun, otomatis segmen ini pun turun. Namun, segmen ini tetap akan menjadi favorit konsumen Indonesia,” tambah Amelia. Penurunan di segmen LMPV ini bisa dikatakan yang terparah di antara segmen lain di kategori kendaraan penumpang. Segmen hatchback di semester pertama tahun lalu terjual hingga 25.344 unit. Sedangkan sepanjang enam bulan pertama tahun ini hanya terjual 22.519 unit. Kenaikan justru terjadi di segmen sport utility vehicle (SUV) dan low SUV. Penjualan kedua segmen ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu. SUV terjual sebanyak 32.765 unit pada paruh pertama 2015, atau naik 15%. Sedangkan penjualan low SUV mencapai 39.485 unit, atau tumbuh 40% pada enam bulan pertama tahun ini. “Model SUV semakin diminati konsumen di negara ini. Kendaraan ini sangat cocok untuk kondisi jalan di Indonesia. Walaupun belum mampu menggeser MPV, namun di masa mendatang akan terus tumbuh,” kata Jonfis.

8/31/2015 3:42:50 3:12:10 PM


O V E

M

E N

T

Healthcare, Property & Consumer 018

Air memang sumber kehidupan. Tak heran, industri yang berhubungan dengan air, seperti air minum, selalu basah setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya middle income class, serta semakin sulitnya akses air bersih adalah beberapa faktor yang membuat pasar industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mengalami peningkatan. Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) mengatakan, konsumsi AMDK tumbuh 12,5% per tahun selama tahun 20092014. Pada tahun 2009, volume penjualan AMDK mencapai 12,8 miliar liter, dan meningkat menjadi 23,1 miliar liter pada tahun 2014. Hingga kuartal pertama 2015 saja, penjualan AMDK menembus 5,8 miliar liter. Kendati tumbuh, Aspadin mencatat, konsumsi AMDK per kapita di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain. Indonesia mengonsumsi 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil ketimbang Tiongkok (118,1 liter) atau Thailand (225,61 liter). Sedangkan, konsumsi tertinggi lainnya diraih oleh Meksiko (254,76 liter), Jerman (143,45 liter), dan Amerika Serikat (121,13 liter). Sedangkan secara volume, konsumsi AMDK menyumbang sekitar 85% dari total konsumsi minuman ringan di Indonesia. Disusul setelah itu, oleh minuman teh dalam kemasan (8,7%), minuman soda dalam kemasan (3%), serta minuman kategori lainnya (3,2%). Sementara itu, nilai pasar industri AMDK nasional pada 2013 mencapai US$ 1,67 miliar (Rp 22,51 triliun), tumbuh rata-rata 11,1% per tahun hingga tahun 2017. Derasnya pasar AMDK itu, menyebabkan investasi di industri ini kian masif. Setelah pada tahun 2013 lalu, PT Asahi Indofood Beverage Makmur mengakuisisi merek Club dari Grup Tirta Bahagia sebesar Rp 2,2 triliun, banyak perusahaan lain yang mencoba peruntungan serupa. Salah satunya adalah PT Mayora Indah Tbk, melalui anak usahanya PT Tirta Frisindo Jaya memproduksi merek Le Minerale. Sedangkan, perusahaan yang baru masuk bisnis AMDK tahun ini adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, yang sebelumnya fokus pada bisnis pakan dan produk hasil olahan ternak. Perusahaan ini disebut-sebut berinvestasi Rp 600 miliar untuk membangun pabrik pemrosesan produk minuman, termasuk air mineral di Cikande seluas 100 hektare. Perusa-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-018_R1.pdf 1

Teh Dalam Kemasan, Pasar Minuman Terbesar Kedua Setelah AMDK Oleh Saviq Bachdar

Minuman teh dalam kemasan memiliki pasar yang menggiurkan di Indonesia. Manisnya industri ini membuat pemain baru kian bermunculan.

haan yang terkenal dengan produk nugget Fiesta ini akan meluncurkan air mineral bermerek Frozen. Saat ini, ada sekitar 500 perusahaan yang bergerak di industri AMDK, yang mana mereka terfragmentasi ke dalam perusahaan-perusahaan berskala kecil dan lokal. Namun, perusahaan skala besar menjadi penguasa pasar AMDK nasional. Menurut riset Goldman Sachs, Aqua dari Grup Danone menguasai 46,7% pangsa pasar AMDK, disusul Tirta Bahagia (Club) 4%, Tangmas (2 Tang) 2,8%, PT Santa Rosa Indonesia (Oasis) 1,8%, Triusaha Mitraraharja (Super O2) 1,7%, dan Sinar Sosro (Prima) 1,4%. Kendati pasar AMDK masih mengalir deras, harapan besar juga masih mengintai pasar minuman teh dalam kemasan. Bagaimana tidak, kuarang dari dua tahun, minuman teh dalam kemasan kian menjamur. Banyak perusahaan consumer goods kini bermain di pasar ini. Sebut saja PT Asahi Indofood Beverage Makmur

yang mempopulerkan merek Ichi Ocha. Adapula PT Suntory Garuda Beverage lewat Mirai Ocha, serta Grup Wings Food dengan merek Teh Javana. Selain itu, Mitsubishi Corporation bersama Ichitan Group asal Thailand berencana nyebur ke pasar yang sama dengan menyiapkan investasi sebesar Rp 300 miliar. Yang tak kalah gres adalah aksi joint venture antara PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dengan ITO EN asal Jepang, yang membentuk perusahaan baru bernama PT ITO EN Ultrajaya Wholesale. Perusahaan ini telah memasarkan merek teh dalam kemasan Kiyora. Di Negeri Sakura, ITO EN menjadi penguasa pasar teh hijau dalam kemasan dengan torehan market share sebesar 40%. Direktur Ultrajaya Samudera Prawirawidjaja mengatakan, teh dalam kemasan menjadi pilihan kedua konsumen untuk menghilangkan dahaga setelah AMDK. Ia bilang, setiap tahun, industri teh dalam kemasan tumbuh double digit, baik itu berupa teh hitam, maupun teh hijau. Ia juga berpendapat, ramainya pasar teh dalam kemasan, membuat kategori ini menyediakan jenis merek dengan berbagai rasa dan pilihan harga bagi konsumen. Sehingga, tantangannya, produsen teh harus pintar mengikuti gaya dan tren yang diminati konsumen. “Hal ini yang sebenarnya menjadi salah satu peluang kami. Kami berusaha untuk memberikan produk minuman teh dalam kemasan yang inovatif dan memiliki nilai lebih di mata konsumen,” terangnya. Maka itu, di tengah lanskap industri saat ini, Kiyora membangun positioning mereknya tidak sebatas pada manfaat fungsional, alias sebagai pelepas dahaga. Pihaknya membangun kedekatan merek secara emosional, yaitu teh yang memberikan efek relaksasi untuk memurnikan pikiran. “Karena itu Kiyora memiliki slogan Sincerely Tea, karena kami ingin memberikan produk yang sincere bagi para konsumen muda,” papar Samudera. Meski masuk ke pasar yang mulai banyak pemain, inovasi terus dilakukan Kiyora. Salah satunya, dengan menghadirkan produk matcha latte dalam kemasan botol PET pertama di Indonesia. “Melihat tren yang sedang berkembang seperti ini, Kiyora melihat suatu peluang untuk menyajikan produk matcha latte yang lebih praktis dalam kemasan botol. Bahan baku bubuk matcha pun diimpor langsung dari Jepang,” tutup pewaris “kerajaan” susu Ultrajaya ini.

8/31/2015 3:51:29 PM


PERTAMA DI INDONESIA !

Diikuti lebih dari 150 exhibitors : • Penawaran berbagai projek terbaru dari developer dengan harga terbaik • Pilihan rumah second berkualitas • Best Deal untuk berbagai produk home improvement & home solution Talkshow

Fashion Show

Interior Design Consultation

F&B Area

Cooking Demo

Seminar

Tarot Home Consultation

TIKET MASUK GRATIS!

Kids Corner

Cek jadwal acara dan register lebih awal di www.rumah123.com/jpw2015 untuk kesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik! Official Partners :

Media Partners :


O V E

M

E N

T

Healthcare, Property & Consumer 020

Industri fitness atau kebugaran tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan di daratan Asia Pasifik. Se­lain karena merupakan produk impor dari Eropa dan Amerika Serikat, indus­tri ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup sehat masyarakat Asia, khususnya kaum muda, yang secara pendapatan mulai mengalami peningkatan. Berdasarkan survei MarketResearch. com, pasar pusat kebugaran dan kesehatan (health & fitness clubs) di kawasan Asia Pasifik mencapai US$ 13,83 miliar pada tahun 2013, dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate) 9,1% antara 2009-2013. Diprediksi, pasar kebugaran di kawasan tersebut akan stabil alias tetap tumbuh 9% selama periode 2013-2018, dengan valuasi pasar mencapai US$ 21,27 miliar hingga akhir tahun 2018. Menurut catatan riset tersebut, pertumbuhan industri kebugaran terjadi karena didukung oleh industri turunannya, seperti produk pakaian olahraga, gadget penunjang kebugaran, produk suplemen dan nutrisi, serta produk kecantikan. “Sebanyak 3% dari jumlah populasi Jepang adalah anggota sebuah klub kebugaran, sementara warga Tiongkok mencapai 0,4%,” tulis riset tersebut. Di sisi lain, menurut sebuah lapo­ran yang diterbitkan oleh ApacMarket.com,

Bosan, Alasan Industri Kebugaran Tanah Air Tak Bugar Oleh Saviq Bachdar

Pertumbuhan kelas menengah di negara ini belum berdampak signifikan pada bisnis fitness. Memang, pasarnya berkembang, namun tipis angkanya. Di sisi lain, banyak orang pergi nge-gym karena ikut-ikutan saja.

1 6,839 5,979 3,800 3,351 2,670 2,325 1,716 1,241 783 744 712 338 328 185

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-020_R1.PDF 1

GRAPHIC Grafik 1. Jumlah pusat kebugaran di negara-negara Asia Pasifik tahun 2014. (Sumber: Statista)

pasar peralatan kebugaran di Asia Pasifik diperkirakan mencapai US$ 2,4 miliar pada tahun 2020, dengan CAGR 7,5% selama tahun 2015-2020. Pada tahun 2020 nanti, peralatan fitness yang digunakan oleh pusat kebugaran mem­berikan kontribusi sekitar 47% bagi pasar alat kebugaran di Asia Pasifik. Di antara berbagai jenis peralatan kebugar­an, mesin kardio akan mendominasi pasar sela­ma periode lima tahun tersebut. Lantas, bagaimana dengan pasar kebugaran di Indonesia? Francis Wanandi, CEO Gold’s Gym Indonesia mengatakan, penetrasi pu­ sat kebugaran di Indonesia hanya di bawah 1,2%. Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan penetrasi di Singapura yang sebesar 8% dan Malaysia 4,3%. “Secara value, industri kebugaran di Indonesia sebesar Rp 2 triliun - Rp 3 triliun. Seharusnya bisa jauh lebih besar,” katanya katanya. Menurutnya, industri fitness di Indonesia agak salah arah. Saat ini sebagian besar konsumen hanya “ikut-ikutan”, belum ke arah kesadaran diri. “Buruknya, retention industri ini jelek. Artinya, disi­ plin pelanggan rendah dan cepat bosan. Sehingga, pemain industri ini selalu membuat promosi dan tawaran menarik agar mereka tetap loyal,” tutur Francis. Dia menambahkan, loyalitas yang kurang itu disebabkan oleh faktor kebosanan. Sebab, tujuan sebagian besar konsumen pergi ke gym lebih kepada alasan senang-senang. Padahal, industri kebugaran sangat erat kaitannya dengan konsistensi dan komitmen. “Menurut survei kami, bosan ada berbagai macam. Bisa jadi karena mereka tidak mengerti alat. Lalu, bisa juga mereka menginginkan hasil yang instan. Artinya, pengetahuan konsumen tentang metabolisme tubuh masih rendah. Sebab itu, perlu edukasi konsumen untuk menggairahkan industri ini,” papar Francis. Di sisi lain, hasil survei Fitness First Indonesia tahun lalu menyatakan ada lima alasan seseorang berhenti menjadi anggota di pusat kebugaran. Alasan pertama, 18% responden merasa malu saat berada di tempat gym karena belum punya pengalaman sebelumnya. Lalu, 19% mengatakan tidak tahu harus memulai latihan dari mana. Ketiga, 23% mengaku tidak melihat hasilnya setelah latihan. “Keempat, 28% tidak mengerti cara menggunakan alat. Terakhir dan yang paling dominan, 59% dari mereka merasa tidak memiliki waktu pergi ke klub kebugaran,” kata Marketing Manager Fitness First Indonesia Julia Nurdin.

8/31/2015 3:42:52 3:12:11 PM



O V E

M

E N

T

Communication, High-Tech & Media 024

Krisis, Masa Merek Tetap Berpromosi Oleh Ramadhan Triwijanarko

Pelemahan pasar bukan halangan untuk terus menjalankan strategi pemasaran. Lewat online, bisa menjadi alternatif menjaga brand awareness.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-024_R1.PDF 1

Kondisi perekonomian nasional yang melemah bisa menjadi peluang tersendiri bagi industri iklan dan agensi. Pasalnya, selalu ada peluang dari pelajaran krisis yang menimpa negeri ini. “Saat ini, terjadi mini krisis meski tidak sebesar tahun 1998. Ini peluang tersendiri bagi industri iklan. Merek harus tetap promosi,” ujar Harris Thajeb, Country CEO Dentsu Aegis Network (DAN) Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, anggaran promosi biasanya mengalami pemangkasan dengan alasan efisiensi. Ini pula yang menyebabkan tak banyak merek yang tayang di berbagai media iklan. “Tidak adanya perusahaan yang melakukan promosi melalui iklan, tentunya menjadi kesempatan bagi merek untuk beriklan sehingga kentara di mata konsumen,” ujar Harris. Mengapa hal ini justru menjadi peluang? Belajar dari krisis 1998, ada sebuah pemain utama pada industri rokok yang menghentikan sementara promosi pada saat masa krisis. Sayangnya, kompetitornya justru memanfaatkan momentum tersebut untuk beriklan. Hasilnya, kompetitor tersebut mendapatkan awareness yang tinggi dan menjadi pemain utama di industri rokok selama krisis. Harris menambahkan, saat ini media digital menjadi alternatif bagi merek un-

tuk berpromosi. “Iklan di TV mungkin akan berkurang karena anggarannya cukup besar. Sementara itu, iklan digital akan tumbuh dan menjadi pilihan dalam konteks krisis saat ini,” lanjut Harris. Setiap merek harus memiliki strategi untuk memperkuat imejnya dan tidak hanya bicara dari sisi penjualan. Maklum, sebuah produk apabila kekuatan mereknya tidak kuat maka perlahan-lahan akan hilang. Dalam hal ini, Harris mencontohkan merek Coca-Cola yang telah berdiri lebih dari seratus tahun lalu dan masih bisa eksis hingga sekarang, bahkan berhasil menjadi identitas dari sebuah negara yakni, Amerika Serikat. Memperkuat merek amatlah penting pada era sekarang ini. Terlebih ketika kompetitor mengeluarkan produk yang hampir sama dan harganya berada di bawah harga pasar. Mengangkat imej juga dapat meningkatkan nilai suatu merek itu sendiri, selain juga karena kualitas dan mutu yang memang nomor satu. Bagi Harris, merek-merek dari Asia yang sudah mendunia seperti San Miguel dan Kratingdaeng adalah hasil dari usaha memperkuat merek. Mereka berhasil membangun brand awareness, mengelolanya menjadi brand association sehingga menjadi sebuah brand loyalty. Apakah Anda setuju dengan pendapat Dentsu?

8/31/2015 3:42:54 3:12:13 PM


025 The Next Dev print ad rev.pdf

1

8/29/15

6:19 PM

Dari 400 aplikasi yang masuk dalam kompetisi The NextDev, Telkomsel mempersembahkan Top 20 finalis aplikasi karya anak bangsa untuk solusi Indonesia

BATAMciti

Rumah Sinau

Pontinesia

GandengTangan

QCare

Sarjana.co.id

Healink App & Messenger

Bloodjob

ERZ4P

Lenscoop

Tilang.in

Appsterize

Jejakku

kolek.in

HICO

iWatchYou

Travis

Nebengers

SmartGorontalo

Sekolah Koding

In collaboration with:

telkomsel.com/nextdev


O V E

M

E N

T

Resources, Infrastructure & Utilities 026

Ekonomi Melambat, Arus Peti Kemas di Tanjung Perak Masih Tinggi Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Pelabuhan Tanjung Perak menjadi kunci distribusi logistik ke IndonesiaTimur. Tahun ini, Pelindo III optimistis arus peti kemas akan meningkat

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-026_R1.PDF 1

Perlambatan ekonomi yang melanda dunia dan merembet ke Indonesia, belum berpengaruh pada arus barang, khususnya peti kemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Arus peti kemas di pelabuhan ini masih relatif stabil hingga paruh pertama tahun 2015. Terlihat dari realisasi arus peti kemas yang keluar masuk melalui beberapa terminal petikemas, seperti Terminal Berlian, terminal konvensional (Jamrud, Nilam, dan Mirah), serta Terminal Teluk Lamong. Menurut data dari Pelindo III, hasil realisasi arus peti kemas sepanjang semester pertama tahun 2015 tercatat sebanyak 1,27 juta atau setara dengan 1,51 juta TEUs. Angka ini relatif sama dengan dengan realisasi semester pertama tahun

2014. Realisasi arus peti kemas di semester pertama tahun ini bahkan lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2013 dan 2012. “Realisasi tersebut menunjukkan pe­ ningkatan bila dibandingkan paruh tahun 2013 lalu yang tercatat 1,23 juta boks atau setara dengan 1,47 juta TEUs. Sedangkan realisasi paruh tahun 2012 lalu tercatat 1,17 juta boks atau setara dengan 1,39 TEUs,” ujar Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto. Edi menambahkan bahwa sepanjang tahun 2014 lalu, realisasi data peti kemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak tercatat 2,61 juta atau setara dengan 3,1 juta TEUs. Arus peti kemas di tahun 2014 tersebut meningkat sebesar 3,7% diban­ dingkan catatan peti kemas tahun 2013. Tidak hanya peti kemas, arus barang jenis general cargo dan curah kering juga menunjukkan tren peningkatan di semester pertama 2015. Tercatat ada 6,7 juta ton general cargo atau meningkat 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 6,64 juta ton. Sedang­ kan dalam satuan curah kering, tercatat 591.693 meter kubik atau meningkat 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 542.149 meter kubik. Barang jenis general cargo dan curah kering dinyatakan dalam satuan ton dan meter kubik. Sepanjang Januari hingga Juni 2015, jumlah kapal yang masuk di Pelabuhan Tanjung Perak tercatat sebanyak 6.645 unit. Dari data tersebut terjadi penurunan sebesar 2% dalam jumlah unit kapal, dibandingkan dengan realisasi semester pertama tahun 2014 yang terdapat 6.795 unit kapal. Namun dalam satuan berat kapal, terjadi kenaikan 3% dari 36,43 juta GT di periode yang sama tahun lalu menjadi 37,43 juta GT. Pelindo III optimistis bahwa di sisa waktu tahun ini arus peti kemas akan terus meningkat. Hal ini berdasarkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dan Kawasan Indonesia Timur yang diprediksi mulai terlihat pada semester II tahun 2015. Peningkatan arus peti kemas dari tahun ke tahun juga dipicu oleh kian diminatinya sarana pengiriman barang dengan peti kemas oleh kalangan pelaku usaha. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya arus peti kemas di seluruh pelabuh­an yang ada di Indonesia “Prediksinya, arus barang ke wilayah tersebut akan terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik,” kata Edi optimistis.

8/31/2015 3:12:13 PM


E E

T

Q&A 027

Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)

Hadapi Ombak Perekonomian Dengan Berselancar Apa jadinya dunia ini tanpa adanya industri ritel? Secara sadar atau tidak, industri ini memang sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Secanggih atau sebaik apapun sebuah produk tidak akan sampai ke tangan konsumen jika tidak memiliki jalur distribusi. Nah, salah satu corong untuk mendistribusikan itu tidak lain adalah dunia ritel. Dengan perannya yang besar dalam perekonomian sebuah negara, sektor ritel harus menghadapi berbagai kendala pada tahun ini. Misalnya kenaikan biaya listrik, melemahnya daya beli, hingga regulasi yang bermunculan. Lantas seperti apa masa depan industri ini? Apa inovasi yang seharusnya mereka lakukan? Roy Nicholas Mandey sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), yang juga Associate Director Corporate Communication PT Multipolar Tbk ini menceritakannya kepada Novia Sari Purnama dari Marketeers.

Apa isu yang menjadi konsentrasi dari APRINDO? Ekonomi di Indonesia mengalami perlambatan. Sangat jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Industri ritel pun ikut merasakannya. Pada semester pertama tahun 2015, dunia usaha secara keseluruhan, khususnya ritel mengalami penurunan omzet atau hasil revenue ratarata. Jika biasanya mereka tumbuh 13%15% per tahun, tahun ini justru terjadi penurunan sebesar 13%-15% di masingmasing industri. Kami optimistis bahwa industri ritel akan bertumbuh 8% hingga 10%. Hal ini didukung dengan adanya Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), revisi inflasi, dan dengan pertumbuhan ekonomi minimal 5,5%. Hal apa yang menjadi faktor perlambatan ini? Industri otomotif turun sekitar 20%22% untuk sepeda motor, dan penurunan properti sebesar 16%. Penyebab penurunan ini dikarenakan penurunan eko-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-027_R1.PDF 1

8/28/2015 10:50:20 AM


E E

T

Q&A 028

nomi dunia sehingga memengaruhi satu sama lain. Rata-rata outlook pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di dunia hanya 3%-3,5%, padahal biasanya 5%6%. Bila melihat ke negara lain seperti Jepang, hanya terjadi pertumbuhan kurang dari 1% pada semester pertama 2015, yaitu sekitar 0,8%-0,9%. Sedangkan perekonomian Tiongkok hanya tumbuh 6%-7%. Faktor lain adalah kenaikan energi, seperti listrik yang juga memiliki pengaruh cukup signifikan, karena merupakan komponen terbesar untuk sebagian industri. Dengan adanya dua hingga tiga kali kenaikan listrik pada bulan Januari dan Mei kemarin, maka membuat beban biaya pembayaran listrik menjadi naik. Selain itu, konsumsi masyarakat juga ikut memengaruhi. Bagaimana dengan daya beli masyarakat? Konsumen sudah mulai cerdas dalam memilih barang yang harus mereka beli. Mereka lebih memperhitungkan konsumsi mereka. Dari zaman 1998, 2000, 2001 hingga 2008, masyarakat sudah mulai belajar. Saat ekonomi melambat, maka mereka secara sadar tidak akan mengonsumsi barang yang overstock. Mereka akan menahan pembelian barang tersier. Selain itu, faktor yang juga memengaruhi saat ini adalah fluktuasi mata uang. Dengan penahanan konsumsi tentunya akan sangat berdampak terhadap industri ritel. Melihat fenomena ini, strategi apa yang dilakukan APRINDO? Dunia ritel adalah hal yang detail. Dalam suasana apapun APRINDO coba melakukan restraining mode atau peng­ ubahan model. Yaitu dengan mengatur dan mendesain keinginan dan kebutuhan barang dari masyarakat, bukan hanya keinginan dari produsen. Kedua, Less channel. APRINDO akan memotong channel yang tidak diperlukan atau yang menimbulkan biaya tinggi. Ketiga, Less Frequency, yaitu mengatur jumlah produksi produsen ritel. Keempat, Less basket, dimana sumber bahan baku diatur sedemikian rupa. Apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah bahwa masing-masing produsen harus menyimpan 80% barang lokal. Kelima, produsen melakukan rebranding. Produsen mengubah brand A ke brand B, misalkan produsen mengurangi jumlah, atau rasa yang sedikit berbeda, atau melakukan repackaging. Kami coba melakukan kreativitas melalui kolaborasi antara produsen dan peri-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-028_R1.PDF 1

tel agar barang tidak serta merta dihilangkan atau dinaikkan begitu saja. Dengan adanya reshuffle, adakah perbedaan yang signifikan? Bila berbicara mengenai pemerintah, ada tiga tugas penting yang dimi­ liki pemerintah, yakni sebagai fasilitator, stimulator, dan regulator. Ini peran yang melekat dan harus menjadi agenda setiap lini pemerintahan di Indonesia. Harapan kami sebagai para peritel adalah agar ketiga fungsi tersebut dapat ditujukan atau diarahkan, tidak hanya terhadap konsumen atau rakyat, tetapi bagaimana pengusaha dan pelaku pasar juga ikut diperhatikan. Jangan hanya fungsi ekonomi kerak­ yatan. Jika tidak seimbang, maka perge­ rakan ekonomi, pajak, penyerapan tenaga kerja, pendapatan asli daerah, pergerakan ekonomi supplier, hingga petani tidak akan sejahtera seluruhnya. Beberapa instansi berupaya untuk menaikan pajak masukan. Tetapi jika terus menggerus pelaku usaha, tetap saja tidak benar. Untungnya Dirjen Pajak melakukan kebijakan bahwa struk belanja tidak jadi dikenakan biaya materai. Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), investasi di Indonesia sudah hampir Rp 260 triliun menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Terdapat kenaikan 14% hingga 15% dari tahun lalu. Jika ada kebijakan yang tidak general dan kontraproduktif seperti kebijakan struk kemarin, maka investor akan merasa adanya keganjilan dengan sistem yang ada di Indonesia. Revisi Peraturan Presiden (Perpres) tata ruang untuk industri ritel juga akan

berpengaruh. Perpres itu menyebutkan pengembangan ritel berlaku untuk daerah yang memiliki izin Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Sedangkan dari hampir 540 provinsi dan kabupaten di Indonesia, belum sampai 20 ritel yang sudah memiliki RDTR, baru sekitar 15-16 daerah. Memang RDTR itu akan mengatur hal-hal detail misalnya perumahan yang tidak boleh terganggu dengan hal-hal yang berbau komersial lainnya. Hal ini akan menyebabkan ritel sangat sulit untuk tumbuh. Bagaimana persaingan antara ritel asing dan lokal? Jumlah ritel di Indonesia sekitar 24.500 outlet, mulai dari convenience store, supermarket, hypermarket, dan facility store. Satu juta penduduk di Indonesia diwakili oleh 38 toko. Jumlah ini termasuk kategori sedikit. Bila dibandingkan deng­an Taiwan dimana 1 juta penduduk diwakili oleh 200 toko. Bahkan, Tiongkok, 1 juta penduduk sudah berbanding dengan 400 toko. Populasi di Indonesia bertambah 6%8% per tahun. Maka akan ada kebutuhan untuk penambahan ritel. Hal ini menjadi dasar kenapa banyak pemain asing ingin masuk ke Indonesia. Dikarenakan pasar yang masih begitu banyak. Masuknya investor ke Indonesia bisa berkontribusi pada pembukaan 1.0001.500 tenaga kerja. Bicara mengenai persaingan tentunya ritel lokal memiliki segmen yang berbeda. Kalaupun asing masuk, jaringan ritel lokal sudah sangat kuat. Bahkan ada beberapa juga dari me­ reka yang sudah melakukan ekspansi ke luar negeri.

8/28/2015 10:50:20 AM


E E

T

Q&A 029

Berapa harga investasi sebuah ritel? Investasi satu gerai hypermarket mencapai Rp 35 miliar dengan luas 5.000– 6.000m2. Sedangkan convenience store dengan luas 100–150 m2 membutuhkan biaya investasi Rp 450 juta untuk franchise. Saat ini terdapat sekitar 2 juta tenaga kerja yang menopang industri ritel. Untuk omzet, industri ritel dengan pertumbuhan ekonomi normal diharapkan bisa mencapai Rp 168,4 triliun pada tahun 2014. Diharapkan tahun 2015 ini dapat mencapai Rp 185 triliun. Bagaimana industri ritel dalam menghadapi MEA? MEA ini lebih mendominasi terhadap skill orang-orang yang akan berdagang dan hidup dari ritel. Jangan sampai me­ reka yang masuk ke Indonesia menjadi pemenang. Secara langsung APRINDO menghimbau kepada 70 DPD di seluruh Indonesia, untuk mendaur kemampuan atau skill orang-orang yang berdagang, mengatur program yang out of the box, mulai berbagi kreativitas dengan mengonversi toko konvensional dengan

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-029_R1.PDF 1

e-commerce. Jangan sampai bertahan di comfort zone. Harus diingat bahwa gene­ rasi sekarang sudah berganti dari X ke Y yang beyond technology. Konsumen mulai terbiasa belanja secara online. Hal ini harus dimaklumi secara jelas agar dapat memenangi persaingan dan kompetisi. UKM Indonesia adalah unggulan Indonesia. Tidak semua negara memiliki UKM dan Industri yang juga berperan sebagai penyelamat ekonomi. Di saat dunia menuju ke pergerakan yang melambat, justru UKM Indonesia tetap eksis karena tidak tergantung dengan bahan impor dan akhirnya menjadikan programnya unggul­ an, setelah melalui proses pembinaan. Inovasi apa yang akan dilakukan di tahun 2015 ini? Salah satu upaya inovasi pada tahun 2015 adalah menyelenggarakan Jakarta Great Sale sebagai fungsi untuk meyakinkan masyarakat bahwa Jakarta tidak kalah dengan Singapura atau Hongkong. Ada juga Banten Great Sale sebagai kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Ini jadi fenomena yang akan diterapkan ke berbagai daerah.

Terobosan dan inovasi harus secara signifikan kami lakukan. Kami juga membuat gerai maritim untuk mencegah disparitas harga. Saat ini harga produk di Jawa sangat jauh perbedaannya dengan di luar Pulau Jawa. Mi­ salnya di Papua perbedaan harganya bisa mencapai 65%. Dengan cara produk yang ada di Pulau Jawa dikirim ke Papua de­ ngan Kapal Pelni, kami berharap harga­ nya lebih baik dibanding sebelumnya. Program terdekat yang akan dijalin adalah kerja sama dengan Ibu-ibu PKK di Provinsi DKI dalam mendukung PKK Mart. Ini pemberdayaan Ibu-Ibu PKK supaya memiliki aktivitas dan menghasilkan sesuatu serta berdampak baik kepada sosial. Dengan cara menaruh barang dari produsen ritel, sehingga ibu-ibu PKK dapat menyalurkan ke warung, dengan adanya margin. Sehingga, yang memiliki UKM dapat mendapatkan taraf hirup lebih baik. Yang jelas, di masa perekonomian se­ perti sekarang ini, kita tidak boleh tinggal diam. Istilahnya marilah kita berselancar di ombak. Jangan diam dan pasrah, karena kondisi itu justru membuat kita tenggelam.

8/28/2015 10:50:20 AM


MARKETEERS + IMA 030

Arif Wibowo Ketua Indonesia Marketing Association 2015-2017

Menjangkau Nusantara, Berperan di Tingkat Dunia Pada pertengahan 2015 lalu, Indonesia Marketing Association (IMA) telah mendapatkan ketua baru. Dia adalah Arif Wibowo, CEO PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Arif menggantikan Muhammad Awaluddin, Ketua IMA periode 2013-2015 yang kini menjabat sebagai Direktur Enterprise & Business Service PT Telkom Indonesia Tbk. Lantas apa agenda Arif untuk perkembangan IMA selanjutnya? Seperti apa perhatiannya terhadap dunia marketing ke depannya? Berikut wawancara Arif bersama Hendra Soeprajitno dari Marketeers.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-030_R2.pdf 1

8/28/2015 8/28/2015 10:50:20 1:58:57 PM AM


MARKETEERS + IMA 031

Apa rencana Anda untuk pengembangan IMA? Pertama, saya ingin menjadikan amanat Ketua IMA ini untuk kepentingan Republik Indonesia. Kami akan mengabdikan untuk perkembangan dan pengembangan konsep marketing. Serta, bagaimana agar konsep pemasaran bisa menjadi alat yang strategis bagi masyarakat Indonesia. Yang kedua, dengan sumber daya yang ada, kami ingin IMA bisa menjangkau seluruh masyarkat Indonesia dari semua sudut. Tujuannya agar wilayah Indonesia yang luas ini bisa punya kendaraan yang tepat, alat yang tepat, konsep yang tepat dalam strategi pemasaran. Kami akan membuat Key Performance Index (KPI), yaitu IMA harus ada di 60 chapter di seluruh Indonesia. Jadi IMA akan berbasis kota. Artinya kota yang kreatif, inovatif, dan inspiratif harus menjadi bagian penting pengembangan IMA. Selain itu, IMA juga harus menjadi bagian penting agar Indonesia memiliki peran di tingkat nasional atau internasional. Indonesia memiliki pakar pemasaran. Dengan konsep pemasaran serta pasar yang potensial, serta letak Indonesia yang strategis, kita harus memiliki peran di dunia internasional. Jadi, orang yang terlibat organisasi ini akan menjadi bagian penting. Indonesia adalah negara yang sangat besar, potensinya besar, dan wilayahnya strategis. Kita juga punya perusahaan yang kuat di lokal maupun internasional.

Salah satu agenda IMA adalah sertifikasi. Menurut Anda, apakah pemasar Indonesia sudah cukup mumpuni? Daya kemampuan, kreatif, dan inovasi pemasar Indonesia itu sangat luar biasa. Advanced marketing itu banyak. Kita harus meningkatkan pengaruhnya sehingga Indonesia bisa membawanya ke dunia internasional. Tujuannya agar Indonesia punya wadah untuk orang kreatif dan adaptif terhadap perkembangan, bahkan antisipatif. Karena apa yang terjadi hari ini menjadi bagian penting ke depannya. Ide-ide baru terkait marketing advanced itu ada di Indonesia. Pak Hermawan adalah legend. Ini menunjukkan bahwa orang Indonesia sangat kreatif, namun belum sepenuhnya tersentuh. Sehingga, perusahaan yang adaptif dengan lingkungan besar bisa embedded di semua bagian. IMA harus menjadi inspirasi khususnya orang pemasar. Orang harus di-trigger dan diberikan inspirasi agar bisa kreatif dan inovatif. Ujungnya, orang pemasar yang kreatif dan inspiratif akan membuat bottom line menjadi baik. Jadi, IMA ini harus mendorong agar perusahaan Indonesia

mengetahui apa permasalahan terkini, sehingga bottom line menjadi bagus agar mereka bisa sustain. Bagaimana perhatian IMA untuk UKM? Banyak UKM yang bisa menciptakan dan memproduksi produk. Tapi tidak ada gunanya jika kita tidak memasarkan dengan efektif. Artinya perusahaan itu tidak bisa menambah value added sehingga nilai perusahaan tidak bisa naik. Tugas pemasar adalah bagaimana agar perusahaan bisa tumbuh, sustain, dan profit. Sepertinya tugas Anda berat juga? Sebenarnya sudah sesuai dengan tugas saya di Garuda Indonesia. Sehingga posisi IMA ini sudah on track dengan tugas saya. Ini menjadi bagian penting dan kami akan menyediakan energi ekstra untuk maju bersama. Kami akan membangun tim yang bagus sehingga bisa menjadi kendaraan yang penting bagi para profesional. Agar IMA ini bisa bermanfaat bagi Republik Indonesia.

Sebagai profesional, bagaimana pendapat Anda tentang perkembangan marketing di Indonesia? Jika kita bicara entrepreneur atau intrapreneur, maka jiwa marketing sudah ada. Namun, bagaimana kita mengomunikasikan ke pasar menjadi sesuatu yang penting. Apalagi, kita melihat revolusi dari pemasaran yang cepat. Jika dulu marketing 1.0, menjadi marketing 2.0, sekarang menjadi marketing 3.0. Yang semula dari product centric, ke customer centric, lalu menjadi human spirit. Ini menjadi sesuatu yang bisa ditularkan ke seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga, masyarakat Indonesia yang besar dan punya kreativitas bisa menjadi bagian penting bagi negaranya.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-031_R2.pdf 1

8/28/2015 8/28/2015 10:50:20 2:00:14 PM AM


Content Marketing is H2H Marketing Communications Oleh Hermawan Kartajaya

Preface Di buku New Wave Marketing, kami di Mark­Plus, Inc. sudah menyatakan bahwa Promotion sebagai salah satu unsur Marketing Mix sudah harus jadi Conversation! Ini adalah akibat dari bergesernya Model Legacy Marketing yang mana Marketing Mix mewadahi P keempat, yaitu Promotion, jadi New Marketing Mix yang mewadahi Conversation. Kalau di Marketing Mix yang tradisional, Promotion tugasnya adalah mengomunikasikan P pertama, yaitu Product yang dijual dengan P kedua, yaitu Price tertentu, dan lewat P ketiga, yaitu Place yang merupakan kanal penjualannya. Di New Marketing Mix, Conversation punya tugas berbeda. C pertama adalah Co-creation, sedapat mungkin customer diberi kesempatan untuk ikut meng-create Product. C kedua adalah Currency, yang bermakna bahwa Price memang bisa berubah-ubah setiap saat menurut value atau nilai dari Product yang ditawarkan. Lihat saja, bagaimana hotel dan penerbangan sudah punya sistem yang mengatur harga sesuai dengan supply dan demand. Bisa masuk dalam konsep Revenue Management yang tujuannya memaksimalkan Revenue dengan kapasitas yang ada sesuai situasi. C ketiga adalah Communal Activation. Artinya, Place yang dulu ditentukan oleh Company sekarang banyak diambil alih oleh Aktivator Komunitas baik online maupun offline. Lihat saja bagaimana Trip Advisor bisa jadi saluran penjualan yang hebat bagi semua produk pariwisata. Nah, karena itulah, Promosi yang dulunya efektif mendadak tidak efektif sama sekali ketika tidak berubah jadi suatu Conversation.

WHY?

Semuanya ini terjadi, ya, karena perubahan lanskap yang dahsyat, biangnya Internet. MarkPlus, Inc. selalu percaya pada perubahan dari Vertikal ke Horizontal, Exclusive jadi Inclusive, dan Individual jadi Social. Customer minta “sama level” dengan Marketeer. Customer tidak mau dibedakan antara satu sama lain, karena mereka mau jadi dirinya sendiri. Me­ reka minta bebas menentukan apa yang mereka mau katakan dan tentukan. Customer juga punya banyak teman dan banyak dipengaruhi oleh temannya ketimbang Marketeer. Karena itu, kalau Marketeer tidak bisa jadi “teman” mereka maka Customer merasa hanya jadi “target market.” Mereka tidak suka dijadikan target Audience dari

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-032.PDF 1

suatu upaya Promosi. Mereka sebenarnya benci pada kata Promosi karena sudah semakin tidak percaya, walaupun kata Promosi masih tetap menarik. Kata Promosi jadi kayak bersifat short-term dan tidak ada trusted communication. SALES sekian persen misalnya hanya berlaku sampai malam ini, misalnya. Customer merasa “dipaksa” jadi target audiens yang digoda untuk memanfaatkan kesempatan itu berdasarkan CostBenefit Analysis. Makanya Customer lantas tanya berapa persen diskonnya dan bagaimana kualitas bahkan expired date-nya. Sedang Communication sifatnya menga­ lir multi arah dalam suatu komunitas customer sendiri. Bukan bersifat one-to-many kayak Promotion yang bersifat sama untuk semua orang. Atau oneto-one seperti layaknya di CRM yang penuh de­ ngan tawaran khusus untuk customer tertentu. Tapi, suatu komunikasi many-to-many yang melibatkan customer bersama teman-temannya. Sifatnya tidak short-term seperti Marketing Promotion juga tidak Marketing PR yang dulu pernah beken karena menarik orang untuk beli tapi juga ada upaya Brand Activation. Tapi, bersifat long-term, trusted, dan Caring di antara teman. Tentu saja, lebih sulit dilakukan karena, Customer sekarang sudah semakin terlibat di banyak komunitas.

WHAT?

Nah, dalam situasi seperti inilah istilah Content Marketing jadi populer. Dasarnya? Pertama, Content Marketing itu adalah mengelola Content Message supaya jadi Conversation dengan Customer. Kalau akhirnya tidak terjadi Conversation, Content Marketing itu gagal. Kedua, Content Marketing baru bisa menghasilkan Conversation kalau Content yang mau di-marketing-kan (baca: di-conversation-kan) adalah bisa Engaging the Customer. Tanpa engagement tidak akan terjadi conversation. Ketiga, supaya bisa engage, Content Marketing lantas banyak menggunakan teknik Story-Telling. Ini sebenarnya teknik konvensional seorang penulis atau pembicara tradisional untuk menghasilkan engagement dengan pembaca dan pendengarnya. Dengan bercerita, audiens akan lebih mudah untuk menerima suatu “pesan” daripada dengan cara lain. Keempat, pada era online, story yang engaging adalah yang sifatnya H2H atau Human-to-Human bukan yang B2B atau Business-to-Business dan B2C atau Business-to-Consumer. Karena itulah, Content Marketing lantas perlu ambassador atau fasilitator yang benar-benar manusia yang kalau bisa sudah punya kredibilitas di audiensnya. Bisa saja lantas diciptakan suatu simbolisasi seperti yang sejak sulu dilakukan Walt Disney menciptakan Mickey Mouse. Sekarang, sudah semakin banyak Superhero virtual yang diberi Karakter tertentu supaya bisa kredibel. Keempat, Content harus Multi Dimensi supaya bisa menyentuh Five Senses of the Customer. Au-

8/28/2015 10:50:21 AM


dio kena ke telinga, visual ke mata. Ini efeknya pa­ ling tinggi karena itu Audio-Visual paling banyak digunakan. Tapi, jangan meremehkan dimensi lain, seperti smell, touch, dan taste yang sampai sekarang memang masih sulit didigitalkan. Kelima, itulah yang menyebabkan perlunya Context bukan hanya Content. Sesudah Content yang bersifat H2H dirumuskan dalam bentuk gambar bergerak atau tidak, plus suara berbentuk musik atau kata-kata plus lain-lain untuk merumuskan suatu message, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah context-nya. Di MarkPlus, Inc. kami menyebut Content adalah elemen penting dalam Diferensiasi karena inti dari “What to Offer.” Tapi, Context, kami sebut sebagai “How to Offer.” Bagaimana menyampaikan Content itu sangat penting. Begitu salah Context, Content yang bagus pun tidak akan bisa punya dampak H2H. Keenam, elemen berikut di Diffferentiation adalah Infrastucture atau Enabler yang membuat Content dan Context itu tersampaikan dengan baik. Karena itu, Content Marketing perlu media sosial untuk bertemu komunitas. Audio visual message paling gampang memang disalurkan lewat enabler ini. Ketujuh, tapi jangan lupa bahwa harus digabungkan antara online dan offline community supaya didapat hasil maksimal. Aspek smell, touch and taste masih harus lewat offline. Kedelapan, untuk menimbulkan Conversation haruslah ada aspek tanya jawab. Kalau tidak ada pertanyaan berarti tidak menarik, terlalu banyak yang tanya berarti Content tidak jelas. Karena itulah Content Marketing mutlak perlu moderator yang berjaga-jaga 24 jam. Kesembilan, usahakan supaya audiens bukan hanya Aware akan Content kita, tapi juga ter-Appeal, mau Ask, Act (click, share, vote, download, upload, comment, like, dan sebagainya), dan ak­ hirnya Advocate. Kunci akhirnya, ya Advocacy ini. Kesepuluh, ini yang terakhir. Jangan lupa sisipkan Advocacy Program (bukan Loyalty Program supaya audiens langsung beli) untuk mendorong semakin banyak Advocate baru.

HOW?

Agar lebih terbayang, mari kita mencoba melihat tiga contoh penerapan untuk membuat Content Marketing. Terutama contoh yang tidak hanya menarik tetapi menggugah keterlibatan Consumer untuk memiliki Engagement lebih erat pada suatu merek atau perusahaan.

Golf BlueMotion Campaign (Grafik 1) Apa yang Anda bayangkan bila suatu produsen mobil memperkenalkan model terbarunya? Cara yang konvensional adalah membuat acara grand launching atau bisa juga terlibat pada suatu pa­ meran, mengundang wartawan dan blogger, menyediakan test drive bagi calon pengguna (atau lagi-lagi wartawan/blogger), kemudian meng-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-033.PDF 1

harapkan review bagus, dan akhirnya menjadi viral. Cara ini sudah konvensional dan sangat biasa sekali diterapkan di dunia otomotif. Lain halnya ketika VW memperkenalkan Golf BlueMotion di Norwegia. Model yang satu ini diperkenalkan sebagai model yang keunggulan sebagai mobil irit bahan bakar dibanding model sejenis. Meskipun telah dibekali produk dengan diferensiasi yang kuat, tim pemasaran VW sadar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan slogan “irit bahan bakar” di berbagai media dan berharap konsumen percaya begitu saja. Oleh karena itu, mereka pun merancang program kampanye berdurasi sebulan. Tujuannya untuk mendemonstrasikan dan sekaligus membuktikan bahwa Golf BlueMotion memang mobil yang benar-benar irit bahan bakar.

GRAPHIC Grafik 1. Sumber: http:// media.epica-awards. com/2011/print-tech/ images2560/35_02726_00 0_BOARD_01.jpg

1

Setelah pertimbangan mendalam, mereka memutuskan untuk menciptakan kontes online. Jadi, satu mobil Golf BlueMotion akan diisi penuh bahan bakar dan diberangkatkan dari kota Oslo menuju Utara. Nah, VW mengajak semua orang untuk menebak kapan dan di mana mobil ini akan kehabisan bahan bakar. VW akan memberikan mobil tersebut sebagai hadiah bagi peserta yang berhasil menebak dengan tepat. Untuk berpartisipasi, peserta dapat mengakses dengan menggunakan akun Facebook dan memiliki kesempatan sekali saja untuk menebak. Jadi, untuk memperbesar kemungkinan untuk menang, peserta pun tergugah untuk mencari tahu informasi dengan detail. Baik mengenai spesifikasi mobil, keuntungan, dan teknologi BlueMotion itu sendiri. Tidak hanya itu, banyak peserta pun yang “tenggelam” dalam pencarian informasi sampai-sampai melakukan tes aerodinamika secara virtual dan mencari tahu bagaimana masing-masing fitur bekerja di berbagai kondisi jalanan.

8/28/2015 10:50:21 AM


E S S A G

E

034

GRAPHIC Grafik 2. Sumber: http:// brighterlife.ca/ Grafik 3. Sumber: http:// brighterlife. ca/2015/08/21/topfive-retirement-traveltips/#comments

Secara real time, peserta dapat mengikuti berbagai informasi di website dan media sosial. Mulai dari lokasi mobil, kecepatan, dan bahan bakar yang tersisa. Akhirnya, setelah menempuh 27 jam perjalanan, mobil ini pun berhenti 1.570 kilometer utara kota Oslo (memang benar-benar mobil irit). Apa hasilnya? Sebanyak 160 ribu orang mengunjungi website selama satu bulan promosi. Hampir 50 ribu ikut mengajukan tebakan (hampir sama dengan jumlah orang yang mengikuti secara online selama 27 jam perjalanan mobil). Lebih dari 6.000 posting Facebook dilakukan pada hari tersebut. Dan, yang paling penting, di akhir kampanye VW memiliki begitu banyak orang yang tahu betul fitur detail Golf BlueMotion. Karena berupa kontes, banyak orang yang berdiskusi taruhannya selama kontes berlangsung. Jadi, tidak hanya peserta

2

3

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-034.PDF 1

tidak hanya Aware dan Appeal saja, banyak peserta yang Ask (mencari informasi), Act (berpartisipasi), dan Advocate (baik secara online maupun offline) Brighter.ca (Grafik 2) Salah satu produk yang relatif sulit ditawarkan kepada konsumen adalah produk asuransi. Hampir semua orang (mungkin Anda juga) sering sekali terlalu malas mendengarkan penjelasan produk asuransi dari seorang agen. Wajar saja karena kebanyakan agen asuransi memiliki profil agresif sehingga calon nasabah merasa sebagai target. Sun Life Financial pun sadar dengan kenyataan ini dan kemudian membuat microsite bernama brighterlife (nama website pun jauh dari nama Sun Life). Microsite ini dirancang untuk melayani calon nasabah yang memiliki pertanyaan mengenai penge­lolaan uang, kesehatan, dan isu finansial kelu­arga. Dengan tagline “Sharing ideas about money, health, and familiy”, Sun Life menyediakan berbagai konten seperti artikel dan video mengenai tips dan tools untuk pengelolaan finansial pribadi dan juga perencanaan pensiun. Semua dirancang agar pembaca benar-benar memperoleh manfaat dari informasi dalam web. Jadi, artikel pun memang tidak dirancang sebagai advertorial yang ujung-ujungnya menawarkan produk Sun Life Financial. Dengan demikian, calon nasabah pun tidak merasa ditodong begitu saja. Bila benar-benar tertarik, calon nasabah pun dapat mem-posting comment pertanyaan dan kemudian dilayani oleh Sun Life. Pembaca lain pun dibebaskan untuk menambahkan komentar pada posting tersebut tanpa sensor. (Lihat gambar 3) Dengan demikian, memang website ini tidak bertujuan sebagai sarana promosi produk Sun Life Finansial. Tetapi, untuk masyarakat umum dan juga pembahasan umum. Lego (Grafik 4) Contoh terakhir adalah salah satu merek yang sudah sangat kita kenal di dunia mainan (tapi bukan hanya mainan anak). Lego memang dikenal se­ bagai mainan balok yang dapat dirangkai sedemikian rupa agar menjadi bentuk yang sangat menarik. Tapi, banyak di antara kita yang tidak sadar bahwa Lego dalah pengelola konten yang sangat besar. Cara mengelola kontennya pun telah menyerupai perusahaan media profesional. Hasilnya pun telah terbukti dapat menunjang bisnis utama mereka yaitu mainan rakitan (sekali lagi tidak hanya untuk anak-anak) Semua ini berawal dari kesadaran Lego yang mana model mainan seperti ini sangat mudah ditiru pesaingnya dengan biaya yang lebih murah. Terutama sejak Lego kehabisan hak patennya pada tahun 1983. Sehingga Lego tidak lagi memilki keunggulan selain kekuatan Brand dan komunitasnya. Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemain besar, Lego merancang pendekatan pemasaran yang terintegrasi. Oleh karena itulah, Lego kemudian menciptakan berbagai konten melalui berbagai cara. Baik di dunia online maupun offline, contohnya seperti:

8/28/2015 10:50:21 AM


E S S A G

E

035

Lego Miniseries Merupakan film pendek yang ditayangkan di TV kabel, website, dan bahkan layar lebar. Tujuannya tentu untuk membangkitkan antusiasme anak kecil pada Lego. Untuk penayangan pun, Lego bekerja sama dengan Cartoon Network. Tidak hanya itu, Lego pun memberikan penjelasan mengenai penjelasan setiap latar belakang setiap tokoh Lego. Sehingga konsumen benar-benar merasakan karak­ ter setiap tokoh. Tidak hanya itu, Lego juga menciptakan permainan online, kuis, polling, dan tentu saja saluran penjualan. Contoh yang sudah sangat berhasil adalah seri Lego Star Wars, Lego Batman, dan Lego Ninjago.

Marketing Public Relations atau MPR itu sifatnya B2C dengan tujuan bisnis tapi audiens dianggap Consumer karena ada Brand Activation di situ. Sedang Content Marketing itu H2H atau 3.0. Conversation antarmanusia supaya terjadi Engagement.

Lego Click Merupakan platform komunitas yang mendorong fans untuk berdiskusi dan membagikan foto dan video kreasi mereka. Selain itu juga, Lego menyediakan apps sehingga konsumen lebih mudah terkoneksi di mana saja. My Lego Network Jaringan sosial yang khusus dirancang untuk anak-anak. Sehingga pada platform tersebut disediakan fitur kontrol akses. Di dalam platform ini, anggota jaringan dapat menciptakan sendiri halaman akun, memenangkan hadiah, bertemu fans lainnya, dan bertemu dengan fans Lego lainnya.

4

GRAPHIC

Lego Magazine Majalah Lego yang dikostumisasi menurut pasar lokal dan juga umurnya. Lego pertama kali menerbitkan majalah dengan nama Brick Kicks pada tahun 1987.

Grafik 4. Sumber: https:// ideas.lego.com/

Legoland Bermitra dengan merlin Entertainment Group, Lego membangun sejumlah Legoland di berbagai belahan dunia.

Grafik 5. Sumber: http:// jacintaz3.co.uk/ wp-content/ uploads/2015/01/ Ninjago_cover_ FINAL.png

Lego Club Meetings Acara pertemuan anggota Lego di seluruh dunia. Pada acara ini, anak laki dan perempuan diperkenalkan dengan kreasi menarik Lego. Tentu saja, Lego membuka stand penjualan model-model mainan terbaru pada acara ini. Kita dapat melihat bagaimana Lego mengombinasikan dan mengintegrasikan berbagai media untuk meningkatkan engagement dengan konsumen. Caranya dengan membuat konten menarik dan juga memodifikasi Lego menjadi semakin personal de­ ngan konsumen.

POST-FACE

Kesimpulan? Balik lagi ke Marketing 3.0, yaitu Marketing berbasiskan Human Spirit yang sudah tercetak dua puluh tiga bahasa oleh John Wiley, Promosi pun sudah berubah jadi Content Marketing. Marketing Promotion itu sifatnya B2B atau 1.0 yang bertujuan menghasilkan penjualan langsung yang mana audiens dianggap sebagai obyek bisnis.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-035.PDF 1

5

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

036

Content Marketing for Modern Marketeers Oleh Iwan Setiawan

Content is the New Ad, #Hashtag is the New Tag­line Di zaman di mana customer tidak lagi mudah percaya rayuan iklan, para pemasar harus berpikir keras untuk mengirimkan pesan dari merek me­ reka. Bagi customer, materi iklan tradisional terkait fitur produk dan layanan tidak lagi menarik. Sekarang waktunya pemasar menggunakan content marketing. Content marketing adalah seni menciptakan dan menyebarkan konten yang relevan dan otentik terkait merek, yang pada umumnya secara digital, dengan harapan bisa menarik perhatian dan mendekatkan diri kepada customer. Pada dasarnya ada dua bagian besar: content ideation and creation serta content distribution and amplification. Pertama, pemasar perlu memikirkan tema dan format dari konten. Inilah tahap content ideation and creation. Konten sebaiknya orisinil dan otentik milik merek tersebut dan bukan ‘copy paste’ dari sumber lain. Konten tidak hanya harus merefleksikan karakter merek, tetapi juga harus relevan de­ngan kebutuhan customer. Konten inilah yang nantinya menjadi bentuk baru iklan bagi merek tersebut. Temanya bervariasi. Pemasar bisa memilih tema yang langsung berkaitan dengan merek. Misalnya, agen perjalanan menciptakan konten bertema jalan-jalan seperti Ezytravel yang menciptakan website ‘Jalan Sana Sini’. Demikian juga dengan Semen Holcim yang menciptakan ‘Solusi Rumah’. Atau, dealer motor yang memilih tema safety riding seperti Astra Motor yang menciptakan kampanye #RideWithHeart dan video YouTube ‘Cerdas Melanggar’. Kampanye #RideWithHeart menggantikan peran tagline dalam iklan tradisional. Pemasar juga bisa memilih tema yang tidak berkaitan langsung. Misalnya, produsen suplemen kesehatan seperti Cerebos yang menciptakan kon­ten dunia kerja melalui website ‘Dunia Profesional’. Contoh lain adalah Telkomsel yang mem-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-036.PDF 1

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

037

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-037.PDF 1

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

038

buat situs survei ikutikut.com untuk mengumpulkan customer insight. Format dari konten pun bervariasi. Konten bisa dalam bentuk tertulis: artikel, whitepaper, studi kasus, press release, dan bahkan buku. Konten bisa juga lebih visual: infografis, komik, interactive graphics, games, video, dan bahkan film. Tahap kedua adalah content distribution and amplification. Seperti layaknya iklan, konten yang bermutu pun tidak ada gunanya jika tidak ‘ditempatkan’ di berbagai media dan tidak ada yang melihat. Penempatan konten paling mudah adalah di website milik merek sendiri (owned channel). Penem­ patan konten pun bisa berbayar (paid channel) atau dikenal di dunia online dengan istilah native advertising. Cara kerjanya adalah menempatkan konten promosi sebuah merek di suatu publisher ternama, misalnya detik.com, dalam format yang seakanakan ditulis oleh tim editor publisher tersebut, sehingga dianggap ‘native’ oleh pembaca. Jika konten betul-betul menarik dan newsworthy, penempatan konten bisa dilakukan secara gratis karena disebar oleh publisher secara sukarela atau menyebar secara viral melalui word-of-mouth dan social media sharing (earned channel). Di era digital, customer terekspos terhadap berbagai informasi. Iklan penting untuk awareness tetapi tidak cukup untuk advocacy. Pemasar yang jeli akan fokus pada konten otentik yang menarik perhatian customer secara instan dan spontan. Lalu, konten tersebut disebarkan secara konsisten. Tujuannya, merek menjadi terasosiasi dengan konten tersebut dan menjadi ‘otoritas’ di tema tersebut. Inilah gaya pemasaran modern yang perlu diperhatikan oleh setiap pemasar. The Five M’s of Content Marketing Untuk menciptakan content marketing yang mumpuni, tidak ada formula yang pasti. Tetapi ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Semua­ nya terangkum dalam prinsip 5M. 1. Mindset

Fokus utama dari content marketing bukan untuk menemukan konten yang ingin disampaikan oleh merek tetapi untuk menemukan konten yang ingin dibaca oleh customer. Konten yang diharapkan tidak melulu terkait produk. Konten yang paling gampang mengena adalah konten yang menjadi kegelisahan dan hasrat terpendam di segmen yang ingin dituju oleh merek tersebut. Karena sudah menjadi mindset target pembaca atau penonton, konten secara instan menjadi relevan. Misalnya, LINE mengambil tema ‘mantan bertemu kembali’ untuk video pendek bertajuk Nic and Mar, se-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-038.PDF 1

buah mindset yang akrab di kalangan segmen anak muda yang mereka tuju. 2. Matching

Sebuah konten yang menarik tentunya akan ‘memaksa’ customer untuk akhirnya mengenal merek dibalik konten tersebut. Karena itu, konten harus nyambung dengan karakter merek. Jika terlalu jauh asosiasinya, popularitas konten tidak akan diikuti popularitas merek. Misalnya, Brodo menciptakan kampanye #BrodoGentleman sebagai usaha mendefinisikan karakter Gentleman yang matching dengan karakter Brodo sebagai merek. 3. Moment

Timing sangat penting dalam menciptakan dan mendistribusikan konten. Sesuatu tema akan lebih engaging dibicarakan saat sedang hangat-hangatnya. Misalnya, Twitter account ‘Super Soccer’ milik Djarum paling aktif ketika sedang live match karena dalam moment itulah orang paling antusias untuk mencari informasi dan berpartisipasi dalam conversation tentang pertandingan tertentu. Ingat, konten paling hot untuk di-share hanya dalam hitungan menit atau jam saja. 4. Monopoly

Menjadi relevan untuk customer dan merefleksikan karakter merek itu penting. Tetapi apa jadinya jika semua bank memilih perencanaan keuangan sebagai tema konten? Atau, merek suplemen dan asuransi kesehatan semua berbicara tentang pe­ rawatan kesehatan? Konten menjadi terlalu mirip, kurang otentik, dan tertimbun di lautan informasi. Mungkin itu sebabnya produsen suplemen kesehatan Cerebos tidak menggunakan tema kesehatan, tetapi dunia kerja. Merek perlu tema yang unik yang bisa dimonopoli oleh merek tersebut di industrinya. Perlu ada akses informasi yang eksklusif dan tim penulis konten yang khusus.

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

039

5. Multi-screen

Di zaman digital, konten sebisanya hadir di berbagai format screen, terutama mobile. Dengan demikian, konten mempunyai peluang lebih besar untuk menjangkau lebih banyak penonton. Contoh kampanye multi-screen adalah ‘Paddle Pop Adventures’ dimana si maskot muncul tidak hanya di YouTube tetapi juga di aplikasi game, iklan TV, film televisi, film layar lebar, dan DVD. The Path to Successful Content Marketing Seringkali, pemasar diharuskan untuk melakukan riset yang mendalam untuk menentukan tema kon­ ten, lalu menyusun konten secara menarik dan kreatif. Tetapi, perencanaan yang matang dan eksekusi yang sempurna pun belum tentu menjamin hasil yang positif. Bisa saja tema yang ‘diduga’ pemasar akan menarik malah direspon dingin oleh customer. Pemasar harus bereksperimen dan memonitor terus respons pasar terhadap konten yang dihasilkan. Jika konten sudah dipersiapkan secara matang dan sudah disebarluaskan dengan baik tetapi hasilnya tetap mengecewakan, konten perlu disesuaikan. Lantas, apa yang perlu dimonitor? Sejalan dengan customer path 5A menurut konsep WOW Marketing, pemasar wajib memonitor perjalanan customer dari awareness ke advocacy. Dalam content marketing, customer path pun perlu dimonitor. 1. Aware (Visible)

Seberapa relatable konten Anda? Apakah konten Anda relevan buat customer karena sesuai dengan kegelisahan dan hasrat mereka? Metric yang biasa diukur adalah bounce rate, yaitu jumlah orang yang langsung keluar dari website setelah hanya membaca halaman depan. Semakin kecil semakin baik. Metric lain adalah average time on site, yang meng­ukur seberapa lama orang membaca konten. Semakin lama semakin baik. 3. Ask – Searchable

Seberapa searchable konten Anda? Apakah konten Anda akan muncul ketika customer mencari informasi yang terkait konten Anda? Salah satu ukuran yang populer diantaranya PageRank, algoritma yang digunakan Google untuk mengurutkan munculnya konten dalam hasil Google Search. 4. Act – Clickable

Seberapa clickable konten Anda? Apakah konten Anda membuat orang meluangkan waktu untuk mengklik dan membaca konten Anda? Salah satu metric yang populer adalah Click-Through Rate (CTR), yang mengukur berapa pembaca yang mengklik link menuju konten dari jumlah total pembaca. 5. Advocate – Shareable

!! Seberapa visible konten Anda? Apakah konten Anda dapat menjangkau customer secara kuantitas dan kualitas? Metrics paling mendasar adalah page views atau unique visitors, yang mengukur berapa banyak pembaca konten Anda. 2. Appeal (Relatable)

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-039.PDF 1

Seberapa shareable konten Anda? Apakah konten Anda membuat orang sangat terinspirasi dan membuat mereka menyebarluaskan kepada komunitas mereka? Metric yang paling populer adalah jumlah social media shares (likes, retweets, link shares). Apapun hasil yang Anda dapatkan, jangan lupa terus bereksperimen untuk menemukan konten yang terbaik untuk merek Anda. Siapkah Anda untuk content marketing?

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

040

STEP-BY-STEP CONTENT MARKETING

DETERMINE OBJECTIVES

1

What do you want to achieve with this content marketing campaign? Brand building objective • Sales growth objective •

TARGET MAPPING

2

Who are your customers and what are their anxieties and desires? Customer profiling and persona • Customer anxieties and desires •

CONTENT IDEATION

3

What is the overall content theme and what is the content roadmap? Content theme • Content formats and mix • Content storyline and calendar •

CONTENT CREATION

4

Who creates the content and when? Content creators: in-house or agencies • Content production schedule •

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-040.PDF 1

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

041

8

CONTENT MARKETING IMPROVEMENT How do you improve existing content marketing? • Content theme change • Content improvement • Content distribution and amplification improvement

7

CONTENT MARKETING EVALUATION

How successful are your content marketing campaign? • Content marketing metrics • Overall objective achievements

6

CONTENT AMPLIFICATION

How do you plan to leverage content assets and interact with customers? • Creating conversation around contents • Use of buzzers and influencers

5

CONTENT DISTRIBUTION Where do you want to distribute the content assets? • Owned channel • Paid channel • Earned channel

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-041.PDF 1

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

042

Menarik Perhatian, Bukannya Penjualan Oleh Hendra Soeprajitno

Tidak ada hukum pasti dalam membuat content marketing yang hebat. Yang jelas, content marketing dibuat agar produk Anda selalu diingat oleh konsumen. Sehingga, ketika membutuhkan, produk Anda pun yang selalu ada di benak mereka.

Pasar memang terus berubah. Ketika sebuah merek tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada, jangan heran jika mereka akan ketinggalan zaman dan tersapu oleh kerasnya persaingan. Kemajuan teknologi memang membantu sebuah merek dalam melakukan inovasi. Namun, satu hal yang harus diingat, teknologi juga membuat konsumen sa­ling terhubung satu sama lain sehingga mereka pun menjadi semakin pintar dari hari ke hari. Begitu pula jika kita bicara mengenai content marketing. Sebuah iklan atau konten yang membosankan tentunya akan dihindari oleh konsumen.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-042.PDF 1

Misalnya saja ketika kita sedang menonton televisi. Ketika film yang kita tonton harus terhenti karena iklan –apalagi iklan yang membosankan dan itu-itu saja-, kita pasti mengambil remote di sebelah kita dan memindahkannya ke saluran TV lain sembari mengira-ngira kapan iklan itu berakhir. Yang jelas, masyarakat kini tidak mau begitu saja dijejali oleh iklan atau promosi yang itu-itu saja. Ketika mereka menemukannya di majalah atau situs, mereka akan dengan cepat membalik atau menutup iklan itu. Ketika kita menemukan konten tersebut di YouTube, iklan tersebut akan langsung kita skip ketika kesempatan untuk melewatkannya telah tiba. Namun, harus diakui bahwa tidak semua content marketing yang hadir di dunia atau Indonesia ini buruk adanya. Kreativitas dan inovasi pun banyak dilakukan. Bahkan ada content marketing yang biasanya dilewatkan oleh konsumen, kini justru direkomendasikan oleh mereka. Misalnya saja content marketing milik Line Indonesia melalui Nic and Mar atau Real Beauty Sketch milik Dove. Beberapa di antara kita justru menjadikan konten itu sebagai bahan pembicaraan. Bahkan di antara kita, justru merekomendasikan rekan atau sahabat untuk menyaksikan content marketing itu. Istilah content marketing pun memiliki beberapa arti. Joe Pulizzi dalam bukunya Epic Content Marketing bahkan membagi dalam beberapa klasifikasi. Dalam definisi formal misalnya, content marketing berarti proses marketing dan bisnis untuk membuat atau mendistribusikan konten yang bernilai. Tujuannya untuk menarik minat, mengakuisisi, atau meng-engage audiens. Sedangkan Joe sendiri membuat definisi content marketing yang unik. Menurutnya, konsumen tidak peduli dengan Anda, produk Anda, atau servis Anda. Mereka peduli dengan diri mereka, keinginan, dan kebutuhan mereka. Content marketing di sini adalah menyajikan informasi yang menarik untuk customer sehingga mereka pun memberikan perhatian bagi Anda. Mendapatkan perhatian dari konsumen memang menjadi barang langka pada era sekarang ini. Seperti kita ketahui bahwa konsentrasi sebagian besar masyarakat mulai terganggu seiring kehadiran smartphone. Majalah Time pada tahun 2012 melakukan riset yang mengatakan bahwa 84% masyarakat di Amerika Serikat tidak bisa terlepas dari smartphone miliknya meski dalam waktu satu hari. Bahkan 50% dari warga AS tidur di sebelah telepon genggam miliknya. Angka itu lebih mengejutkan bagi mereka yang berusia 18-24 tahun. Pasalnya, 80% di antara mereka harus tidur di sebelah ponsel pintar mereka. Cukup? Belum. Yang lebih mengejutkan lagi, 20% dari responden mengecek telepon genggam mereka setiap 10 menit. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Silakan Anda berkaca pada diri Anda atau orang di sekitar kita. Google Inc. pun merilis riset bertajuk Google’s Zero Moment of Truth Research pada tahun 2010. Perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia ini menyebutkan bahwa konsumen umumnya harus

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

043

melihat lima content marketing sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Angka itu naik dua kali lipat pada tahun 2011. Artinya awareness menjadi hal krusial dalam menentukan pembelian konsumen. Padahal bukan hal yang mudah untuk mendapatkan perhatian konsumen di tengah kemajuan teknologi ini. Sehingga, perusahaan atau merek harus menghadirkan content marketing yang mengena, bisa men-engage, bahkan menjadi bahan pembicaraan konsumen. Karenanya, Joe mengatakan bahwa content marketing harus memiliki story telling. Brand harus bisa menghadirkan konten yang membantu dan bernilai bagi konsumennya. Yang jelas, content marketing yang apik tak serta merta bisa meningkatkan sales. Bahkan pada riset tahun 2013, Content Marketing Institute (CMI) menyebutkan, tujuan utama content marketing dalam B2B adalah meningkatkan brand awareness. Sedangkan sales justru menjadi tujuan akhir. Jadi, Anda tidak boleh terjebak stigma bahwa content marketing identik dengan peningkatan sales. Tentang Customer, Bukan Anda Memang tidak ada hukum pasti bagaimana menyajikan content marketing yang baik. Pasalnya, konten yang disajikan oleh brand haruslah sesuai dengan positioning dan siapa konsumen merek itu sendiri. Namun, ada perbedaan antara content marketing dan konten tradisional. Dalam bukunya, Joe mengatakan content marketing adalah konten yang berbicara tentang customer, bukan produk atau Anda sendiri. Selain itu, content marketing haruslah relevan, dinamis, bisa menghadirkan conversa-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-043.PDF 1

tion meskipun bentuknya adalah monolog, berisiko rendah, berumur panjang, dan berorientasi pada word of mouth. Unsur itulah yang berusaha ditampilkan 30 merek Indonesia dalam content marketing mereka. Misalnya Pampers. Popok buatan Procter & Gamble itu menghadirkan berbagai informasi seputar bayi untuk menjaring ibu muda dalam situs everydayme.com. Alih-alih menjual, Pampers dalam situsnya menjelaskan apa pentingnya cukup tidur bagi bayi, bagaimana tips memberikan pijat pada bayi, empat lagu berhitung favorit bagi si kecil, dan lainnya. “Dengan memberikan tips-tips yang berguna bagi konsumen, kami tidak hanya membantu memudahkan konsumen, tapi juga menjadi sahabat yang dipercaya,” kata Febrina Herlambang, Communication Manager Procter & Gamble Indonesia. Joe pun memberikan tips agar Anda bisa membuat Content Marketing yang hebat. Pertama, menjawab kebutuhan. Artinya konten Anda harus bisa menjawab pertanyaan yang ada di benak konsumen. Kedua, Anda harus bisa memberikan kon­ ten secara konsisten. Ketiga, posisikan brand Anda sebagai manusia. Keempat, berikan sisi yang menarik dan menge­ na. Konten Anda bukanlah ensiklopedi semata. Kelima, janganlah berpikir untuk menjual produk. Keenam, jangan ragu untuk mengembangkan konten Anda lebih lanjut. Nah, melihat saran dari Joe ini, apakah Anda siap menghasilkan content marketing yang mumpuni? Semoga saja, Anda dapat membuat konten yang bisa menarik perhatian konsumen yang semakin pintar.

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

044

Selamat Datang Era Story Telling Oleh Ramadhan Triwijanarko

Pola konsumsi konsumen terhadap media sudah sangat berubah. Internet mengubah segalanya. Pakem-pakem iklan yang telah ada selama ini tibatiba ‘dirusak’ dengan hadirnya Internet. Kolaborasi antara konten dan pemilihan media menjadi kuncinya. Lalu harus seperti apa langkahnya?

Sekarang ini, bisa dikatakan kekuatan dari pemasaran adalah kekuatan dari konten. Saat marketeer berbicara dengan konsumen, pemilihan media bukanlah satu-satunya faktor yang harus diperhatikan. Sebaliknya, pesan apa yang ingin disampaikan harus menjadi fokus. Keduanya memegang peranan yang penting, bagaimana menggabungkan pesan dengan media yang akan digunakan. Kalau terjadi ketidaksesuaian antara keduanya, maka pesan akan sulit tersampaikan dengan baik. Penggunaan iklan di televisi mungkin tidak bisa sedalam ketika menggunakan media digital. Sebab bila durasi iklan lama, maka harga yang dikeluarkan perusahaan akan menjadi mahal. “Beda site, tentunya beda cara komunikasi dan kontennya. Konten saat ini merupakan sebuah currency dalam menarik minat konsumen. Isi sebuah konten sama pentingnya dengan memilih media yang akan digunakan,” ujar Ernita Ariestanty, Business Lead Amplifi Indonesia. Menyajikan konten pemasaran yang menarik tentunya akan mengangkat nilai dari merek itu sendiri. Salah satu contoh dari konten pemasaran yang unik adalah konsep idol group yang diadaptasi dari grup JKT48. Tidak kurang ada 15 merek yang menggunakan ketenaran JKT48. “Dengan menggunakan JKT48, sasarannya menjadi jelas. JKT48 sangat populer di kalangan remaja, terutama kaum pria. Salah satu yang memanfaatkan momentum ini adalah Honda Brio. Brio jadi identik dengan mobil anak muda,” ujar Harris Thajeb, Country CEO Dentsu Aegis Network (DAN) Indonesia. Salah satu hal yang harus diperhatikan saat ini adalah pertumbuhan media digital yang amat pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan penetrasi smartphone di Indonesia yang paling besar di Asia Tenggara. Untuk dapat memenangkan konten secara digital kuncinya adalah kekuatan dari konten. “Media digital menjadi medium yang sangat kuat. Oleh sebab itu, konten yang disajikan harus lebih interaktif dan melibatkan konsumen. Selain itu juga harus ada ceritanya,” tambah Harris. Perlu ditekankan bahwa kekuatan cerita sangat penting. Tidak ada permasalahan apakah iklan tersebut berdurasi 30 detik, 1 menit, hingga 15 menit sekalipun. Yang terpenting, konten tersebut memiliki kekuatan story telling sehingga bisa meng­angkat nama merek tersebut. Bahkan, menurut Harris sendiri, iklan berseri bisa menjadi salah satu tren di masa depan. Namun, menurut Ernita, tidak semua merek sadar akan hal tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang baru dan berkembang. Belum banyak orang yang menggunakan cara seperti itu dikarenakan masih baru dan belum matang. Rata-rata kebanyakan pemain di Indonesia adalah safety player. Mereka akan mencoba ketika sudah banyak yang memakai dan terbukti sukses. Konsumen Bukan Target Hal senada juga disampaikan oleh Yoris Sebastian, Founder OMG Creative Consulting. Sebagai seorang pakar yang sudah belasan tahun bergerak

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-044.PDF 1

8/28/2015 10:50:21 AM


A

I

N S T O

R Y

045

di bidang kreatif, Yoris merasa ada yang salah dengan persepsi merek terhadap konsumen saat ini. “Merek sering sekali memikirkan dirinya sendiri. Padahal, seharusnya merek memikirkan konsumen mereka,” ujar Yoris. Karena merek melihat konsumen hanya sebagai target, maka banyak konten pemasaran yang terkesan dipaksakan. Tidak jarang, banyak merek yang menurut istilah Yoris sebagai merek kupu-kupu, yang terbang ke sana ke mari tidak jelas tujuan dan targetnya. Kalau sudah seperti itu, maka merek tidak akan punya visi jangka panjang. “Jangan jadikan konsumen sebagai target market. Jadikan konsumen sebagai keluarga. Kalau merek bisa seperti itu, sudah pasti konsumen akan menjadi loyal,” jelas Yoris. Yoris mencontohkan kampanye yang dilakukan oleh Simpati Loop. Alih-alih menggunakan jasa artis ternama, Loop justru melakukan roadshow di sepuluh kota untuk menciptakan digital creator yang baru. “Konsep mereka adalah membuat komunitas pengguna Loop itu menjadi lebih baik dengan menghasilkan nama-nama baru yang menghiasi dunia digital akibat menggunakan produk Telkomsel,” tegasnya. Sebagai seseorang yang terjun di dunia kreatif, Yoris sudah banyak melihat merek yang berusaha untuk menyasar target pasar. Dia melihat bahwa

lanskap pasar saat ini sudah berubah, serta penuh dengan persaingan. Bahkan, hampir tidak bisa dibedakan antara satu merek dengan merek yang lain. “Sekarang sudah masuk masa similar economy yang mana produknya mirip, layanannya mirip, logo, slogan, dan bahkan harga-nya juga mirip. Kalau sudah seperti ini, ya, butuh kreativitas,” ujar Yoris Menurutnya, ide kreatif tidak datang begitu saja. Harus dilatih dan dikembangkan. Begitu Yoris mendefinisikan kreativitas. Semuanya berproses dan kreativitas membutuhkan latihan yang konsisten. Selain berpikir secara kreatif, Yoris juga menekankan pentingnya berpikir secara out of the box. Cara berpikir seperti ini bukan berarti harus benar-benar berbeda dan baru. Ide-ide yang sudah ada bisa dikembangkan dan dimodifikasi. Akan tetapi, dalam eksekusi ide, Yoris menegaskan bahwa penting untuk berpikir inside the box. Menurutnya, eksekusi model ini memberikan gambaran akan batasan-batasan yang harus dimengerti. Artinya, suatu ide yang akan dieksekusi jangan sampai keluar dari karakteristik dasarnya. Yoris mencontohkan konten yang disajikan oleh Aqua melalui kampanye #AdaAQUA sebagai salah satu konten pemasaran yang paling menarik di Indonesia. Menurutnya, konten yang disajikan adalah

NEWNEW POLICY FOCUS NEW OPPORTUNITY

SHARING AWARDING EXHIBITION

KRITERIA DAN

9 SEPTEMBER 2015, HOTEL RAFFLES, CIPUTRA ARTPRENEUR

PENILAIAN OLEH:

CONTACT PERSON: CITRA 0813.3064.3013 ADJIE 0813.1700.1987

2015_T-045_R1.PDF 11 15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-045_R2.pdf

8/28/2015 AM 8/28/2015 10:50:22 2:34:44 PM


A

I

N S T O

R Y

046

hasil dari ide kreatif dan inovasi. Mereka tetap berjualan, namun menggarapnya dengan penuh humor anak muda, bahkan hingga masalah pemilihan hashtag. “Aqua berhasil tidak terjebak dalam iklan. Mereka memiliki reason to buy buat masyarakat. Konsumen minum bukan karena haus, tetapi karena tubuh membutuhkan delapan gelas sehari,” tambah Yoris. Be Real Semenjak Internet dan media sosialnya hadir, semuanya telah berubah. Hal yang sama berlaku bagi format iklan yang biasa kita saksikan seharihari. Apabila kita menyaksikan YouTube hari ini tentunya akan banyak iklan yang membuat kita geleng-geleng kepala. Format iklan 15 detik hingga 30 detik sudah usang. Sebaliknya, format iklan dengan durasi 12 menit mulai tumbuh. Bayangkan bagaimana Internet telah merombak tatanan dan pakem iklan yang sudah ada sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Putri Silalahi, Head of Communications Consumer & YouTube bahwa kehadiran Internet sudah banyak mengubah pola pemasaran secara global. Hal ini tidak lepas dari pola konsumen dalam mengakses Internet. Lebih lanjut, sekarang ini sudah saatnya me­ rek melakukan story telling dalam memasarkan produknya. Dengan teknologi, sudah tidak ada lagi format pemasaran iklan harus 30 detik, 1 menit, 5 menit. Ia mencontohkan iklan Geico yang hanya muncul selama 3 detik atau Line melalui Ada Apa Dengan Cinta yang mencapai 12 menit. Konsep story telling saat ini memiliki peranan yang amat penting. Karena di era Internet terutama melalui media YouTube, konsumen memiliki keputusan untuk melakukan skip iklan. Dalam hal ini, Putri menyebutnya dengan three second rules. Dalam waktu tiga detik, konsumen bisa memutuskan untuk tetap menyaksikan iklan atau melewatinya begitu saja. Oleh sebab itu, dalam melakukan pemasaran, merek harus paham konsumen mereka seperti apa. Apa yang konsumen inginkan dan ciptakan kontennya untuk mereka. Putri membagi resep dalam menciptakan kontenkonten pemasaran yang ciamik di era YouTube. Pertama, merek harus be real atau menjadi diri mereka sendiri. Putri menjelaskan bahwa saat ini akun YouTube yang populer bukanlah milik selebritis papan atas dunia. Justru, video blogger di YouTube yang memiliki popularitas paling besar. “Simple saja, namanya juga YouTube. Ketika orang membuka YouTube, yang mereka cari ada You. Maka menjadi diri sendiri itu harus. Konsumen paham mana yang pura-pura dan mana yang nyata,” katanya. Kedua, adalah mess with the format. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Internet telah merusak tatanan dan format iklan konvensional. Panduan iklan yang berdasarkan text book sudah tidak dapat digunakan. “Seperti iklan Line AADC dan Geico. Kita tetap bisa menggunakan format iklan konvensional tapi cobalah rusak iklan tersebut de­ ngan improvisasi dan kreasi.” Ketiga, adalah use for tech. Dalam hal ini Putri menilai bahwa teknologi diciptakan untuk

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-046.PDF 1

memudahkan semuanya. Dengan teknologi juga semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam memenangkan pasar dan hati konsumen. Keempat, prinsipnya yaitu it’s ok to fail because you’re in control. Tidak masalah gagal dalam memasarkan produk Anda, namun tetap berusaha dengan menyajikan konten-konten yang menarik. “Kalau konten kita tidak berhasil menjadi viral, bisa jadi kita melakukan penyasaran target yang salah dengan konsumen kita, atau ada masalah dalam penyampaian komunikasi,” ungkap Putri. Di era seperti ini harus ada pelengkap antara iklan konvensional, di media seperti televisi dan media cetak, dengan media yang ada di ranah digital. Merek harus bisa mengombinasikan antara online dan offline agar pesan bisa tersampaikan. Yang terpenting adalah bagaimana merek bisa memanfaatkan data yang beredar tentang konsumen dan mengikuti tren yang sedang berlangsung. Jangan hanya terpaku pada data penjualan. Mereka harus memiliki strategi penguatan merek. Karena merek harus selalu eksis sepanjang masa. Jika masih bingung dan bimbang, berikut 30 merek yang bisa menjadi rujukan bagi Anda.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

047 Astra Motor

Ride With Heart

Memasukkan Unsur Human Interest Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Sebagai diler utama dari sepeda motor yang merajai jalanan, Astra Motor tergerak dalam upaya kampanye keselamatan berlalu lintas. Melalui kanal berbagi video, perusahaan ini mengusung konsep Ride With Heart.

Kecelakaan lalu lintas telah menjadi momok menakutkan bagi negara ini. Setiap tahun ribuan orang meninggal di jalan raya. Mirisnya, faktor kelalaian manusia menjadi penyebab tertinggi kecelakaan lalu lintas. Sungguh tepat jika Kepolisian RI terus mengedukasi masyarakat mengenai ketertiban berlalu lintas. Tapi, untuk menciptakan masyarakat yang tertib berlalu lintas dan peduli soal keselamatan berken­ dara, kita tidak bisa mengandalkan kepolisian saja. Semua elemen masyarakat harus terlibat, termasuk dari pelaku di industri otomotif. Astra Motor seba­ gai salah satu main dealer motor Honda merasa berkewajiban untuk terlibat dalam gerakan keselamatan berlalu lintas ini. Ada beragam kegiatan yang telah dilakukan Astra Motor, baik itu secara offline dan online. Dan, di dunia digital, Astra Motor melakukan kampanye keselamatan lewat format video yang diunggah di YouTube. Targetnya, adalah para pengendara sepeda motor yang aktif di Internet. “Kami memilih format film pendek untuk melakukan campaign di dunia digital, sebab film pendek adalah salah satu bentuk penyampaian pesan yang ringan, mudah dicerna, dan mudah di-share. Jika sulit di-share di media sosial, efek

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-047.PDF 1

viralnya akan kecil dan pesan tidak tersampaikan dengan luas,” kata Sigit Kumala, Chief Executive Astra Motor. Setidaknya ada dua video pendek yang sudah tampil di YouTube, yakni berjudul Cerdas Melanggar dan Tips Mudik dengan Motor. Untuk film pendek pertama tayang pada 5 Maret 2015 dan telah dilihat 90.724 kali hingga 18 Agustus 2015 serta memperoleh 2.365 like. Sedangkan film yang kedua diluncurkan saat bulan puasa, pada tanggal 14 Juli 2015 dan telah ditonton 14.410 kali hingga tanggal 18 Agustus 2015. Sigit menambahkan, dalam kampanye ini poin yang ingin mereka sampaikan ke masyarakat adalah Ride with Heart. “Cerita di film Cerdas Melanggar adalah kisah seorang kakak yang tidak memberi contoh baik pada adiknya dalam ber­ kendara, sehingga ditiru sang adik. Akibatnya, sang adik meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Kami ingin membagi cerita ini agar masyarakat tidak mengalami hal serupa,” tambah Sigit. Menurut Sigit, dalam film ini ada unsur human interest yang menyentuh. Sebab dengan cerita yang menyentuh hati itu, tanpa harus direkayasa langsung menjadi viral dan jadi bahan pembicaraan setiap orang yang sudah menyaksikan. “Bahkan, tanpa kami minta para netizen menyebarkan link video ini di media sosialnya.” Dari awal hingga akhir cerita, film tersebut tidak menonjolkan merek Honda sama sekali. Sebabnya, Astra Motor benar-benar ingin menyampaikan pesan terkait keselamatan berkendara. Di sisi lain, Astra Motor juga menyadari bahwa konsumen sekarang lebih cerdas. Sekarang, konsumen langsung bisa membedakan mana yang murni sebuah kampanye dan mana yang hanya berjualan. Bahkan, bila ada kampanye yang menonjolkan merek, biasanya orang justru menolak. Sehingga, lewat film pendek ini, Astra Motor ingin menyentuh hati netizen. “Setelah tersentuh dengan cerita kami, tanpa kita paksa pun, mereka akan aware pada me­rek kami,” tambah Sigit. Astra Motor akan terus melakukan kampanye di dunia digital lewat beragam film pendek yang memiliki benang merah sama satu dengan lainnya. Inilah tantangan sesungguhnya dalam sebuah kampanye yakni membuat konten yang menarik. Sehingga, orang ingin menyaksikan dan meninggalkan kesan mendalam bagi yang sudah menontonnya. Dalam memproduksi film-film pendek tersebut, Astra Motor menggodok konsepnya terlebih dahulu. Ide cerita merupakan hasil diskusi antara tim Astra Motor dengan pihak eksternal atau vendor yang dilibatkan dalam pembuatan. Selanjutnya, proses produksi akan dilakukan oleh vendor. Namun tetap melalui approval Astra Motor agar tidak melenceng dari konsep dan tujuan awal. “Yang ingin dicapai oleh Astra Motor adalah adalah awareness masyarakat terhadap keamanan berkendara, dengan tagline Ride With Heart. Sehingga, saat netizen atau masyarakat menerapkan aman berkendara, mereka akan ingat dengan Astra Motor dan Honda,” pungkas Sigit.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

048 Asuransi Astra

Garda Mobile Otocare

Hilangkan Jarak, Berikan Kesenangan Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Perlu upaya ekstra untuk mendorong orang Indonesia berasuransi. Asuransi Astra pun melakukan strategi jemput bola dengan menawarkan experience untuk pengguna aplikasinya.

Tantangan industri asuransi saat ini adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Untuk mengatasi hal tersebut, Garda Oto sebagai bagian dari Asuransi Astra melakukan strategi jemput bola. Bukan sekadar untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya peran asuransi. Hal itu dilakukan dengan content marketing berformat aplikasi digital, Garda Mobile Otocare. “Diharapkan aplikasi ini dapat meningkatkan loyalitas konsumen kami. Di sisi lain, kami juga melakukan upaya pemasaran dengan cara soft selling. Kini, konsumen tidak suka jika merek melakukan hard selling kepada mereka. Bisa dikatakan, jika aplikasi ini dapat membantu dan memberikan kesenangan bagi masyarakat, mereka akan memberikan advokasi merek kami kepada kerabatnya. Hal ini akan memberikan efek positif bagi bisnis kami,” kata Santosa, CEO Asuransi Astra. L. Iwan Pranoto, Manager Communication & Event Asuransi Astra menambahkan bahwa di Indonesia sampai saat ini, masih sangat sedikit

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-048_R1.PDF 1

konsumen mendatangi perusahaan asuransi untuk mengajukan perlindungan. Untuk itu, perlu langkah aktif dari perusahaan asuransi. “Kami melakukan strategi jemput bola. Tidak hanya melalui agen asuransi, kami juga menggunakan content marketing. Tujuannya, soft selling dan membangun imej serta positioning Garda Oto,” katanya. Semula, Asuransi Astra hanya mengembangkan aplikasi ini khusus untuk konsumennya. Pada perkembangannya, perusahaan asuransi ini mengembangkan aplikasi yang bisa berguna bagi semua orang, tidak sebatas konsumen Asuransi Astra. Melalui Garda Mobile Otocare, Asuransi Astra ingin memberikan pengalaman yang menye­ nangkan dan bermanfaat bukan hanya untuk konsumen Garda Oto tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Format Apps dipilih oleh Garda Oto karena melihat ketertarikan masyarakat dan menyesuaikan dari konten yang ingin mereka sampaikan. Asuran­ si Astra sudah memiliki sebuah website sebagai media komunikasi sehingga content marketing ini dikembangkan ke arah aplikasi digital. Selain itu, semakin tingginya penetrasi smartphone juga menjadi faktor pendukung pertimbangan penggunaan format ini. “Bagi kami, Garda Mobile Otocare ini menghapus jarak ruang dan waktu antara kami dengan para pelanggan karena kami selalu berada di saku mereka selama 24 jam. Bisa dipastikan, saat ini tidak ada masyarakat yang bisa lepas dengan gadget-nya,” kata Santosa. “Hal ini menjadikan kanal untuk pelayanan yang cepat dan terbaik kepada pelanggan. Selain itu, media ini juga sangat baik untuk menumbuhkan imej Asuransi Astra kepada masyarakat luas.” Dari hasil pembelajaran selama 12 bulan, Santosa yakin Garda Mobile akan menjadi masa depan layanan Garda Oto. Asuransi Astra ingin menyampaikan pesan bahwa perusahaan ini memiliki kepedulian dan komitmen yang kuat kepada seluruh masyarakat di Indonesia. Hal ini juga mempertegas positioning mereka yang sesuai dengan tagline-nya, Peace of Mind. Salah satu manfaat yang bisa diperoleh adalah e-Garda Oto eXperience Card (e-GOXC), yakni fasilitas satu kali layanan darurat di jalan 24 jam Garda Siaga secara gratis. Manfaat ini berlaku bagi seluruh pengguna aplikasi ini, meski bukan pelanggan Garda Oto. Harapannya manfaat ini dapat memberikan kesan dan pengalaman yang menarik bagi masyarakat hingga berujung pada advokasi merek Garda Oto. Lalu, bagaimana agar content marketing ini dapat menjadi viral dan shareable? Berbagai upaya terus dikerahkan oleh Santosa dan timnya, seperti publikasi di berbagai media dan masuk melalui kanal komunitas, khususnya otomotif yang dinilai efektif untuk membangun advokasi. “Untuk membuat content marketing yang baik, kita harus menawarkan kualitas konten. Bukan sekadar bagus dari sisi desain, user friendly, menarik, tetapi juga bermanfaat. Content is everything!” pungkas Iwan.

8/31/2015 3:42:55 3:12:13 PM


A

I

N S T O

R Y

Bank Mandiri

Titipan Mama

Menggunakan Sudut Pandang Audiens Oleh Septi Wijayani

Bank Mandiri tidak ingin ketinggalan dalam membuat content marketing yang soft selling lewat platform digital. Maka, lahirlah mini seri Titipan Mama yang berjumlah 13 episode. Mini seri ini tayang perdana di YouTube pada Juni 2015 lalu.

Brodo

#BrodoGentleman

Asosiasikan Nilai Merek pada Satu Figur Oleh Ramadhan Triwijanarko

Sebagai merek yang melekat di kalangan anak muda, Brodo tidak hanya ingin sekadar dipandang sebagai merek fesyen. Mereka ingin diingat sebagai merek yang dapat menginspirasi orang.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-049_R1.pdf 1

Sebagaimana diketahui, ada tiga bagian dari strategi YouTube Channel sebuah merek, yaitu hero, hygiene, dan hub. Hero adalah konten yang dibuat untuk menciptakan awareness merek berskala besar. Sedangkan hygiene adalah konten yang ditujukan bagi mereka yang mencari halhal spesifik yang terkait Bank Mandiri, seperti tutorial mandiri e-cash. Program Titipan Mama termasuk ke dalam hub, yakni konten yang menghubungkan konten-konten yang masuk kategori hero dan hygiene. Titipan Mama hadir dengan konten yang menghibur dan mengajak audiens untuk kembali ke channel YouTube Bank Mandiri. “Dari 13 episode, hanya 10 episode yang built in produk Bank Mandiri. Ini strategi kami agar penonton tidak melihat Titipan Mama ini jualan,” ujar Febi Sudradjat, Assistant Vice President Digital Marketing Bank Mandiri kepada Marketeers. Dalam memproduksi Titipan Mama, Bank Mandiri bekerjasama dengan Pandji Pragiwaksono dan tim. Bank Mandiri ingin menyampaikan pesan kemudahan transaksi perbankan di Bank Mandiri di mana pun dan kapan pun. Titipan Mama bercerita mengenai rombongan Pandji di World Tour Mesakke

Bangsaku di Amerika Serikat (AS). Jalan cerita berkisah tentang Danis, salah satu anggota tim yang mendapat titipan dari mamanya untuk berfoto dengan artis terkenal AS. Cerita dibuat dengan bentuk mockumentary, sehingga efek dokumentasinya lebih terasa. “Dalam pembuatan program ini, Bank Mandiri dan Pandji memiliki pemikiran yang sama untuk tidak hard selling,” papar Febi. Untuk menyebarkan kampanye ini, seluruh akun media sosial Bank Mandiri bersama Pandji dan tim secara aktif menyebarkan link video kepada followers dan fans mereka. Titipan Mama ini dita­ yangkan setiap dua minggu sekali pada hari Jumat. Sejauh ini, dampak Titipan Mama terhadap penjualan belum diukur. Namun, brand awareness Bank Mandiri meningkat signifikan. Febi bilang, untuk membuat content marketing yang powerful, konten harus mengutamakan point of view audiens, bukan point of view perusahaan. “Selain itu, konten dibuat untuk mudah diingat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Semakin unik dan semakin dekat dengan audiens, maka konten akan semakin powerful, engaging, dan dapat berefek viral,” kata Febi.

Salah satu kekuatan merek adalah dapat mengasosiasikan merek tersebut dengan salah satu figur. Sayang, menggunakan metode seperti ini bukanlah perkara yang mudah karena tidak semua figur bisa dan mampu merepresentasikan kekuatan dari merek tersebut. Hal inilah yang coba dipraktikan oleh pabrikan sepatu asal Ban­ dung, Brodo melalui kampanyenya yang bertema #BrodoGentleman. “Gentleman menurut kami itu berbeda dengan identitas gentleman yang ada di luar negeri. Kalau di sana identik dengan jas, kemeja, dan segala sesuatu yang rapi. Tapi, menurut kami, gentleman bukan soal kemewahan, melainkan soal attitude. Cara menginspirasi orang lain,” ujar Fikri Gustin, Head of Marketing Brodo. Oleh sebab itu, Brodo menggunakan figur yang tidak hanya memiliki popularitas tapi juga memberikan nilai pada lingkungan sekitarnya. Salah satu figur yang diasosiasikan dengan Brodo adalah Cecep Arif Rahman. Mungkin sebagian orang tidak familier dengan namanya. Tapi selain pandai dalam berakting dan melakukan aksi pencak silat, pemeran antagonis dalam film The Raid 2 ini juga seorang aktivis budaya yang terus melestarikan budaya-budaya pencak silat di mana pun

ia berada. Sosok Cecep dihadirkan melalui video berdurasi 1 menit 25 detik melalui channel Brodo di YouTube. Brodo berkola­ borasi dengan para sineas-sineas muda untuk memproduksi video itu. Untuk memaksimalkan konten yang dibuat, Brodo berkolaborasi menggunakan semua bentuk media sosial agar video yang diproduksi bisa shareable. Facebook Pages mereka yang telah memiliki lebih dari satu juta likes sangat berpengaruh dalam persebaran video mereka menjadi viral. Hal ini ditambah dengan tampilan video dalam halaman utama situs resmi mereka. Kampanye #BrodoGentleman memang tidak menargetkan penjualan pada angka tertentu, melainkan penciptaan awareness merek Brodo di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Memang sekilas, apa yang dilakukan oleh Brodo hanya sekadar melakukan brand endorse biasa ke figur tertentu. “Sebuah merek memiliki nilai, dan sosok figur tersebut juga memiliki nilai. Bila bisa mengolaborasikan keduanya, maka hasilnya akan relevan. Merek harus tahu konten apa yang ingin disampaikan. Figur hanya sebagai pendorong dari nilai yang ingin disampaikan,” tutup Fikri.

Foto oleh Pio Kharisma

049

8/30/2015 3:09:16 PM


A

I

N S T O

R Y

050 Cornetto

Ride to Fame

Andalkan Branded Entertainment Oleh Saviq Bachdar

Tahun lalu, bisa dibilang menjadi masa keemasan bagi merek es krim Cornetto. Sadar bahwa orang sudah mulai jenuh dengan iklan televisi yang satu arah, Cornetto gaspol promosinya lewat branded entertainment (BE), sebuah marketing tools yang membuat merek menawarkan hiburan kepada konsumennya.

Tahun lalu muda-mudi tanah air dikejutkan oleh datangnya penyanyi populer Taylor Swift. Cornetto bekerja sama dengan penyanyi populer pop tersebut menciptakan kampanye bertajuk Taylor Swift The Red Tour. Kampanye ini dibuat dalam rangka menyambut konser pertama Taylor Swift di MEIS Ancol pada Juni 2014 lalu yang merupakan bagian dari lawatan konser Red Tour Tylor Swift di Asia Tenggara. Sarah Amalia Santi, Ice Cream Marketing Director PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, perayaan konser Taylor Swift tersebut pada dasarnya diciptakan sejalan dengan hasil consumer insight dari Cornetto. Ia bilang, sebagai sebuah merek, Cornetto menya­sar segmen anak remaja. “Mereka (anak remaja) sedang senang-senangnya dengan cinta dan romantisme. Pilihan hiburan mereka adalah musik. Kebiasaan mereka adalah nongkrong bersama teman-temannya,” ujarnya. Maka itu, Cornetto sedari awal memiliki brand proposition sebagai merek yang berbicara tentang cinta. Selain itu, Cornetto juga berusaha menjadi salah satu es krim pilihan remaja di saat mereka ngemil atau hang out bersama teman-temannya.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-050.PDF 1

“Mengapa Taylor Swift? Kami melihat Taylor Swift adalah salah satu idola remaja. Dari musik dan personalnya, ia memiliki atribut cinta dan romantis yang sesuai dengan brand preposition Cornetto,” terang Sarah. Memang, mendapuk Taylor Swift dalam kampanye ini, pastinya merogoh investasi yang tidak sedikit. Toh, Unilever Indonesia hanya menjalankan deal yang sudah diputuskan oleh Unilever Global. Sehingga, kata Sarah, kampanye global membuat biaya lebih efisien ketimbang kampanye yang dibuat sendiri. “Kalau menggaet artis yang lebih murah, apakah mampu menghasilkan return on investment yang tinggi? Terlebih lagi, pihak Taylor Swift-lah yang berniat datang mengunjungi fans-nya di ASEAN. Dari situ saja, ada kesamaan tujuan, bahwa Taylor Swift dan Cornetto sama-sama ingin dekat dengan target audiensnya,” ucap Sarah. Strategi marketing 360 derajat pun dilakukan Cornetto, di antaranya mengganti seluruh kemasan varian Cornetto dengan kemasan Taylor Swift hingga meluncurkan varian terbaru Royal Black Forest. Mereka juga mengubah beberapa tempat krong remaja dengan balutan warna merah nong­ khas Taylor Swift, membuat TVC, dan menciptakan kampanye digital yang berhadiah berbagai merchandise serba merah. “Strategi ini kami lakukan agar Cornetto semakin dekat dengan remaja. Selain itu, remaja pun akan semakin dekat dengan idolanya,” papar Sarah yang enggan menyebut nilai investasi dari kampanye tersebut. Sarah mengakui, pada saat peluncuran kampanye tersebut, pihaknya mesti menginformasikan ke konsumen tentang Taylor Swift. Sebab, kala itu, penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 ini belum setenar saat ini. “Kami minta ke stasiun-stasiun radio untuk memutar lagu-lagu Taylor Swift, agar orang tahu dan kenal,” ceritanya. Selain di Indonesia, kampanye ini juga dijalan­ kan Cornetto di berbagai negara ASEAN lain, termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Beberapa bulan sebelum konser berlangsung, Cornetto telah bermitra dengan Sony Music, menghadirkan kontes musik bertajuk Ride to Fame, yang mengajak anak muda untuk mengunggah video performa musik atau band mereka melalui YouTube. Sebagai imbalan, pemenang kompetisi tersebut berkesempatan untuk tampil satu panggung dengan Taylor Swift saat konser berlangsung, dan mendapat kontrak rekaman dari Sony Music. Diakui Sarah, hasil dari branded entertainment ini pun mengejutkan pihaknya. Ia bilang, diban­ dingkan Cornetto di negara lainnya, Cornetto Indonesia menjadi merek dengan pertumbuhan terbesar di dunia. “Target utama dari konten ini adalah memperkuat brand equity kami. Kalau merek semakin kuat, merek itu semakin menjadi pilihan bagi konsumen. Konsumen pun akan lebih loyal dan merasa bahwa itu adalah mereknya. Tentu saja, hasil dari usaha itu berujung pada pertumbuhan sales yang baik,” terang Sarah.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

051 Cerebos

duniaprofesional.com

Makin Spesifik, Makin Baik Oleh Septi Wijayani

Sebagai produsen suplemen kesehatan, Cerebos memiliki cara yang berbeda untuk mendukung konsumen dalam menerapkan gaya hidup sehat sekaligus meraih kesuksesan. Menyasar profesional muda, Cerebos hadir dengan website seputar dunia profesional.

Dyandra Promosindo

IIMS Funtomotive

Mengubah Imej Lama Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Imej pameran, termasuk produk otomotif telah bergeser menjadi ajang jual beli. Dyandra Promosindo ingin mengubah imej Indonesia Internationl Motor Show kembali ke fitrahnya. Salah satu caranya lewat aplikasi permainan.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-051.PDF 1

Para profesional muda menjadi salah satu segmen yang disasar Cerebos, produsen suplemen kesehatan Brand's Sari Pati Ayam dan Sarang Burung Walet. Nah, untuk merebut hati dan hadir lebih dekat dengan segmen ini, Cerebos pun memiliki cara tersendiri. Merek suplemen kesehatan ini menghadirkan konten yang relevan dengan para profesional yang tidak melulu mengenai kesehatan. Lebih dari itu, Cerebos mendukung profesional muda untuk hidup sehat dan juga memiliki karier yang cemerlang. Hal ini dilakukan dengan meluncurkan website yang menampilkan informasi mengenai update knowledge seputar dunia kerja, yakni duniaprofesional.com. Tapi, tips-tips mengenai kesehatan tetap ada dengan porsi tidak banyak. “Situs tersebut berisi informasi seputar dunia kerja, marketing, sales, keuangan, hingga kesehatan. Situs ini diluncurkan Januari 2014 lalu,” kata Agus Setio Joewono, Vice President & General Manager PT Cerebos Indonesia kepada Marketeers. Setiap hari akan ada update di situs tersebut. Artikel-artikel yang dipublikasikan tetap dikurasi oleh Cerebos. Setelah dipublikasikan, tim akan menyebarkan artikel yang ada di situs melalui media

sosial Cerebos agar semakin tersebar luas ke konsumen. Karena­nya, konten harus memiliki added value bagi pembaca. “Selama konten bagus, kami yakin netizen akan membagikan konten tersebut, misalnya di Facebook mereka,” ujar Agus. Seperti tujuan awal pembuatan platform ini, website ditujukan bagi para profesional muda. Mengingat ini, Cerebos menyajikan artikel-artikel yang relevan dengan dunia para profesional tersebut. Termasuk mengundang motivator James Gwee untuk ikut menulis di website dunia profesional. Hal ini bertujuan untuk membuat konten semakin powerful. “Konten harus disesuaikan dengan target market, sehingga membantu tim untuk memproduksi konten yang relevan,” kata Agus. Selain itu, Agus mengingatkan agar perusahaan tidak rakus untuk mengambil semua segmen dalam memproduksi konten. Hal ini untuk menghindari penyajian konten yang terlalu luas. Semakin spesifik, konten akan semakin baik. Dan, jangan terlalu jualan. “Kami mendedikasikan website ini untuk para profesional. Maka, bukan hanya soal dunia kerja, kami sisipkan info seputar kesehatan yang tidak semuanya berkaitan dengan Brand's,” tutupnya.

Selama ini, pameran otomotif di Indonesia lebih identik dengan kegiatan jualbeli. Sementara di negara lain, pameran murni menjadi ajang untuk memamerkan produk-produk seputar otomotif. Lantaran ingin mengubah imej yang telah tertanam selama ini, Dyandra Promosindo yang telah berpengalaman 20 tahun menggelar pameran otomotif melakukan perubahan pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. Salah satunya dengan membidik alam bawah sadar target audience melalui aplikasi permainan. Aplikasi permainan ini bernama IIMS Funtomotive yang dibuat untuk mendukung konsep dari IIMS 2015, yakni The Essence of Motor Show. Konsep ini menghadirkan model pameran yang se­ sungguhnya agar menjadi ajang menampilkan produk-produk otomotif. Melalui aplikasi itu, Dyandra ingin menanamkan imej bahwa pameran tidak semata-mata untuk jualannya para Agen Pemegang Merek (APM) saja. Perluasan target dari IIMS 2015 pun meliputi segmen anak muda dan anak kecil. Tujuannya, untuk menanamkan awareness pame­ ran ini sedini mungkin. Karena segmen ini sudah sangat melek dunia teknologi, Dyandra pun memilih menggunakan ap-

likasi berbasis game. “Jika para bapak terhibur dengan pame­ ran mobil dan motor, kami menyediakan para ibu berbagai wahana dan sarana yang menarik perhatian mereka. Begitu juga dengan anak-anak, kami sediakan IIMS Funtomotive ini,” jelas Hendra Noor Saleh, Direktur PT Dyandra Promosindo selaku penyelenggara IIMS 2015. Dyandra juga menyediakan hadiah bagi para pemain IIMS Funtomotive. Pemilik skor tertinggi berhak mendapatkan satu unit KTM Duke 200 yang bernilai Rp 40 juta. “Dengan game ini, kami ingin membidik alam bawah sadar anak-anak yang notabene 20 tahun mendatang akan tumbuh dewasa dan bisa jadi mereka adalah target pasar IIMS ke depannya. Sehingga, imej IIMS sebagai pameran yang mengusung konsep The Essence of Motor Shor akan tertanam sejak dini,” jelasnya. Selanjutnya, performa game ini akan dievaluasi pada akhir gelaran IIMS 2015. Jika sambutannya baik, maka akan dikembangkan kembali sesuai tren di masa mendatang. Tidak menutup kemungkinan, Dyandra akan menambahkan fitur stiker agar lebih komunikatif atau meng-upgrade tingkat kesulitan yang sesuai target mereka.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

052 Coca-Cola

Share A Coke

Gali Insight Lokal, Buat Konten yang Relevan Oleh Septi Wijayani

Dengan visi berbagi kebahagiaan kepada masyarakat, Coca-Cola meluncurkan kampanye Share A Coke dengan menghadirkan nama-nama populer Indonesia di kemasannya. Coca-Cola menggunakan kekuatan nama untuk menjalin hubungan yang lebih personal dengan konsumennya. Lebih jauh, CocaCola menggali insight lokal sehingga menghasilkan konten yang relevan melalui kampanye ini.

Coca-Cola. Siapa yang tidak mengenal merek ini? Minuman berkarbonasi ini rupanya sudah menjadi top of mind di kalangan masyarakat. Namun, CocaCola tidak ingin lengah dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumennya. Di Indonesia, bertepatan dengan menjelang kemerdekaan Repu­ blik Indonesia yang ke-70, Coca-Cola meluncurkan kampanye Share A Coke. Sesuai usia kemerdekaan negara kita, kampanye Share A Coke menghadirkan 70 nama populer di Indonesia pada kemasan Coca-Cola. Mereka memberi sentuhan yang personal kepada konsumennya dengan menghadirkan 70 nama populer, seperti Putra, Putri, Wulan, Mila, Rizki, Adit, Budi, dan sederet nama lainnya yang sudah tidak asing. Melalui kampanye ini, Coca-Cola berharap dapat menciptakan momentum berbagi kegembiraan dengan kekuatan sebuah nama. Dalam menghadirkan kampanye ini, tentunya Coca-Cola telah menyiapkan content marketing dengan matang. Mulai dari persiapan kampanye Share A Coke hingga kampanye ini bergulir. Untuk itu, Coca-Cola memiliki tim yang terdiri dari

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-052.PDF 1

tim spesialis marketing, konten, media, dan digital. “Tim marketing bertugas untuk menggali insight hingga pembuatan ide kreatif. Selain itu, ada tim konten. Mereka akan diberikan pengarahan mengenai strategi yang akan dipakai,” ujar Suryanto Gunawan, Marketing Manager Coca-Cola Indonesia kepada Marketeers. Setelah itu, tim konten bekerja sama dengan tim media dan digital untuk menciptakan konten. Sesu­ ai dengan Coca-Cola Content 2020, Coca-Cola memiliki strategi untuk menciptakan konten yang liquid dan linked. Konten yang liquid maksudnya adalah konten harus bisa digunakan di berbagai medium. Jadi, materi bisa digunakan untuk TV commercial maupun untuk konten digital. Tidak hanya itu, konten pun harus linked untuk semua media, baik TV maupun billboard. “Apalagi saat ini sekarang terekspos melalui multiscreen. Kini kecenderungan orang lebih banyak melihat layar ponsel dibandingkan menonton TV. Itulah mengapa penting membuat konten yang liquid dan linked,” papar Suryanto. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kampanye itu sekitar 5-6 bulan. Meski diyakini mendapat respons positif dari masyarakat, Coca-Cola harus berhadapan dengan tantangan untuk membuat kampanye ini tetap segar. “Untuk itu, kami tidak berhenti pada 70 nama po­ puler ini. Kami akan menambah nama-nama dalam kemasan dan menambah kata-kata untuk ditampilkan,” tambahnya. Suryanto membagikan pandangannya mengenai bagaimana membuat konten yang powerful, engaging, dan viral. Pertama, konten harus insightful. “Terkadang merek atau perusahaan berusaha menyampaikan strategi mereka. Kami tidak seperti itu. Kami memutar sedikit angle dengan melihat apa yang sebenarnya konsumen cari,” papar Sur­ yanto. Kedua, konten harus relevan. Artinya pemasar harus mengetahui mood konsumen seperti apa sehingga bisa masuk pada momen yang sesuai. “Mi­ salnya, kampanye Share A Coke ini kami hadirkan bertepatan dengan momentum HUT RI ke-70. Kami pun menghadirkan 70 nama populer Indonesia di kemasan.” Sementara itu, untuk membuat konten shareable, Coca-Cola tetap mengombinasikan promo tweet dan organic. Pada saat konten bagus, jangan ragu untuk investasi dengan promo tweet di media sosial di awal kampanye. Bukanlah hal yang haram jika merek menggunakan media berbayar pada tahap awal. “Ketika awareness sudah terbangun, nantinya organiklah yang menjalankan kampanye ini dan membuat kampanye ini menjadi viral," katanya. Untuk membuat konten yang sesuai, merek harus menggali insight lokal. Menyadari posisinya sebagai merek global, Coca-Cola Indonesia harus mengadopsi kampanye global yang relevan atau menciptakan kampanye baru yang sama relevannya. Dengan strategi yang sangat kreatif itu, tentunya Anda telah menemukan jawaban mengapa hampir semua orang di dunia atau Indonesia mengenal merek Coca-Cola.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

053 Dove

Real Beauty Sketch

Dekonstruksi Kecantikan Perempuan Oleh Saviq Bachdar

Media sosial menjadi kanal terbaik untuk membantu meningkatkan profil online seseorang, produk, ataupun merek. Menceritakan kisah menarik adalah kunci untuk membuat konten tersebar di jaringan sosial, meningkatkan visibilitas, dan dengan demikian menciptakan awareness. Dove melalui Real Beauty Sketch adalah contoh sempurna.

Dove ‘Real Beauty Sketch’ merupakan bagian dari kampanye ‘Real Beauty’ yang digagas Dove sejak tahun 2004. Merek yang berada di bawah naungan Unilever ini memutuskan untuk mendekonstruksi makna kecantikan yang semestinya tidak dilihat secara fisik, melainkan sebagai sumber kepercayaan diri. Menurut survei yang dilakukan Dove bersama Edelman, perempuan bisa menjadi sangat kritis jika diminta untuk menilai kecantikannya. Dari 3.000 perempuan yang berasal dari sepuluh negara, hanya 2% yang merasa dirinya cantik. Dari sekian kampanye video yang disebar Dove lewat media YouTube, bisa dibilang Real Beauty Sketch adalah content marketing yang cukup berhasil. Dari segi jumlah penonton, vi­ deo yang dipublikasikan sejak 14 April 2013 lewat akun @doveunitedstate itu berhasil meraih 66 juta viewers untuk versi 3 menit, dan 5,7 juta viewers untuk versi 7 menit. Pada akun Dove Indonesia, video serupa telah dilihat oleh 4,8 juta viewers sejak ditayangkan pada 20 April 2013. Video tersebut menunjukkan seorang seniman sketsa forensik menggambar wajah dari beberapa perempuan. Seniman itu tidak diperkenankan me-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-053.PDF 1

lihat wajah masing-masing perempuan, melainkan hanya mendengarkan keterangan yang dikatakan oleh mereka tentang bagaimana bentuk wajahnya, bibirnya, pipinya, dan sebagainya. Selanjutnya, seniman itu melukiskan sketsa wajah perempuan yang sama, namun dari keterangan teman atau kerabat si perempuan. Dua sketsa dari masing-masing wajah kemudian ditampilkan berdampingan. Hasilnya, sktesa wajah yang dibuat berdasarkan keterangan orang lain terlihat jauh lebih menarik ketimbang dari deskripsi si pemilik wajah. Slogan pun berbunyi: “Anda lebih cantik daripada yang Anda pikirkan.” Dengan video yang bergerak viral, sudah jelas bahwa konsumen (dalam hal ini netizen) menyukai konten dengan cerita yang mengharukan. Akan tetapi, video tersebut bukan tanpa kritik. Ada yang mengatakan, video itu hanya mendefinisikan kecantikan perempuan terlalu sempit dengan berfokus pada perempuan muda, kurus, putih, dan atraktif. Fernando Machado, Global Brand Development Vice President for Dove Skin kepada Bloomberg. com mengatakan, dirinyalah yang memilih talentalen iklannya saat casting. Ia bilang, sengaja mencari perempuan yang mampu berbicara eye level dengan penonton. “Ketika mereka sedang berbicara, kita ingin tahu lebih banyak tentang mereka. Jika orang berpikir mereka cantik, itulah inti dari iklan ini, bahwa orang yang cantik tidak menyadari bahwa mereka cantik,” katanya. Kritik ini sebenarnya ukuran lain dari suatu kesuksesan. Mendapati banyaknya orang berbicara -dan juga berdebat- mengenai pentingnya kepercayaan diri seorang perempuan agar menjadi lebih bahagia adalah tujuan utama dari kampanye ini. Video ini memang sangat baik untuk menciptakan awareness akan kecantikan yang sebenarnya. Akan tetapi, apakah iklan ini juga diikuti oleh tindakan pembelian konsumen, khususnya perempuan? Ya, itu mungkin saja terjadi. Meskipun, sampai saat ini, belum ada data yang jelas mengenai seberapa pengaruh video tersebut terhadap penjualan Dove. Namun, sumber lain mengatakan, kampanye Real Beauty berhasil meningkatkan penjualan Dove menjadi US$ 4 miliar saat ini, dari sebe­ lumnya US$ 2,5 miliar terhitung sejak kampanye pertama bergulir. Adeline Ausy Setiawan, Media Director Unilever Indonesia & SEAA mengatakan, konten dan distribusi adalah dua hal yang sama-sama pen­ ting. Ia bilang, ada banyak cara untuk mendorong konten, sehingga dapat menjangkau banyak orang. Contohnya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Path, atau lewat video online YouTube. “Content is King dan distribution is Queen. Namun, berdasarkan pengalaman kami, konten yang didistribusikan secara organik hasilnya kurang optimal. Maka, kami mendukungnya dengan paid push distribution untuk menjangkau target konsumen kami,” katanya. Ia menambahkan piranti mobile menjadi sebuah kesempatan yang perlu dimanfaatkan merek agar konten menjadi mudah disebarluaskan. “Cukup dengan satu klik, konsumen dapat menyebarkan konten tersebut ke teman-temannya.”

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

054 EzyTravel

www.JalanSanaSini.com

Mengepung dengan Banyak Blog Oleh Sigit Kurniawan

EzyTravel menghadirkan content marketing melalui banyak blog. Tujuannya memperkuat SEO. Harapannya SEO yang kuat membuat readership EzyTravel juga kuat. Readership kuat diharapkan brand awareness turut terdongkrak.

Content marketing menjadi strategi yang jamak dilakukan oleh banyak merek belakangan ini. Meski tidak berpromosi maupun berjualan langsung, strategi ini penting untuk mendukung bisnis utama perusahaan. Hal serupa yang dilakukan oleh EzyTravel – sebuah platform Online Travel Agent yang didirikan pada 23 September 201 di bawah PT Dwidaya Indo Exchange. EzyTravel mewujudkan content marketing dalam blog JalanSanaSini. “Dari awal, content marketing kami lakukan untuk membantu SEO (Search Engine Optimization) bagi EzyTravel. Dengan ini, EzyTravel terbantu dalam pencarian di mesin pencari,” kata Eric Tjetjep Wai Kin, CEO EzyTravel. Blog tersebut berisi tulisan-tulisan seputar destinasi wisata, ulasan, tips perjalanan, fakta-fakta unik tentang tempat-tempat wisata. Tetapi, dalam perjalanannya, Eric menilai perlunya perubahan dalam konsep. Menurutnya, ada banyak website yang menyuguhkan konten-konten tempat wisata. Tetapi, jarang yang membahas secara komprehensif. “Kami melihat JalanSanaSini masih terlalu umum dan kurang fokus. Lalu, kami membuat con-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-054.PDF 1

tent marketing lagi yang lebih fokus melalui blogblog baru yang kami namai HaloBlog. Kami sudah menyiapkan 14 HaloBlog,” imbuh Eric. Konsep Halo Blog lebih spesifik mengusung destinasi wisata di berbagai kota di Indonesia. Ini dinilai cukup strategis karena satu HaloBlog bisa mengundang 30.000 visitor per bulan, seperti HaloBogor. Tak hanya itu, HaloBogor juga memiliki fans dari masyarakat Bogor sendiri karena ada ikatan emosional. Selain itu, HaloBlog juga menyasar kota lain, seperti Aceh, Lombok, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang, Banjarmasin, dan sebagainya. Karena yang dibidik adalah penguatan SEO, puluhan blog tadi diharapkan bisa makin mengukuhkan posisi EzyTravel di ranah maya. Makin dikepung dengan banyak blog, harapannya SEOnya juga makin kuat. Jadi, sambung Eric, ada dua perwujudan content marketing yang digarap EzyTravel. Satu bersifat umum dengan JalanSanaSini dan HaloBlog untuk yang spesifik sesuai basis audiensnya. Pilihan pada kota-kota di luar Pulau Jawa dimaksudkan agar kontennya juga lebih bervariasi – tentu jangkauan lebih luas. Banyak potensi-potensi di luar kota-kota besar yang layak dipromosikan – mulai dari destinasi wisata, kuliner, fesyen, dan sebagainya. Untuk pengisian konten, EzyTravel menggandeng para blogger dari masing-masing kota. Ada sekitar 20 blogger lokal untuk masing-masing kota. Demikian juga dengan JalanSanaSini dengan puluhan blogger yang setiap hari mengirim artikel. Untuk urusan konten, ada tim kurasi khusus dari EzyTravel yang mengelola langsung dari Jakarta. Dalam pengelolaannya, EzyTravel melakukan verifikasi artikel. Tujuannya, artikel yang tayang bukan copypaste. “Kuncinya, konten harus ada, selalu segar alias sering di-update, sekaligus otentik. Selain itu, harus menarik dan unik cerita­nya. Misalnya, di Halo Bogor, ada artikel tentang rumah hantu di Bogor. Banyak orang dengar, tapi tidak tahu persinya,” ujar Eric. Tidak hanya berhenti di situ. Eric mengatakan, artikel-artikel tersebut tidak boleh dibiarkan. Artikel harus disebar melalui berbagai kanal, seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Selain itu, EzyTravel juga memainkan SEM (Search Engine Marketing) dan SEO. Dua terakhir ini penting mengingat di era Internet, pertempuran antarmerek maupun konten ada di mesin pencari. Dengan ini, readership di EzyTravel diharapkan meningkat. Bahkan, blog-blog baru tadi juga bisa membuka destinasi-destinasi wisata baru yang belum diketahui masyarakat. Karena menjadi bagian dari pemasaran, EzyTravel mengalokasikan 15% dari bujet pemasaran untuk content marketing. Anggaran tersebut termasuk bujet apresiasi, termasuk juga menggelar meetup para blogger yang digelar enam bulan sekali tersebut. “Ke depan, para blogger ini akhirnya bisa membantu EzyTravel dalam mendongkrak brand awareness, sales, dan sebagainya meskipun soft­ selling. Targetnya, akan ada 32 HaloBlog pada tahun 2017,” pungkas Eric.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

055 Garuda Indonesia

Kokoro No Tomo

Edukasi dengan Cara Menghibur Oleh Jaka Perdana

Untuk meningkatkan relevansi, sebuah brand memerlukan sebuah cerita (brand story) yang mampu memberikan peranan untuk meningkatkan preferensi pelanggan. Hal inilah yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.

Setiap hari Minggu siang, Metro TV menampilkan program unik, yakni Kokoro No Tomo yang memiliki arti sahabat sehati. Kokoro No Tomo adalah TV program pertama di Indonesia yang mengupas hubungan antara Indonesia dan Jepang. Program ini memperlihatkan tempat-tempat wisata di Jepang yang menarik untuk dikunjungi, dari tempat makan, fashion masyarakat Jepang, pusat perbelanjaan, hingga budaya Jepang di masa lalu atau masa kini.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-055.PDF 1

Nah, di setiap penghujung acara Kokoro No Tomo ini, tidak perlu heran bila muncul logo, running text, iklan, dan tampilan pesawat Garuda Indonesia. Memang, program televisi berdurasi 30 menit tersebut merupakan salah satu strategi marketing maskapai Garuda Indonesia dengan konsep content marketing. “Ada tiga pesan di dalam program ini, yaitu hiburan, edukasi, dan inspirasi,” ujar Vice President Marketing PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Selfie Dewiyanti. Bagaimana Garuda Indonesia bisa membuat Kokoro No Tomo? Sejatinya program ini merupakan program milik Metro TV. Sehingga, bisa dikatakan penayangan program yang berisi konten Garuda Indonesia merupakan kerja sama kedua belah pihak. Kerja sama ini berlangsung dari pembuatan cerita hingga produksi, dimana akan ada perwakilan tim Garuda Indonesia yang memastikan apakah naskah sudah tepat dengan program perusahaan yang sedang berjalan. Melalui acara ini, Garuda Indonesia menyampaikan pesan-pesan, terutama terkait promosi dan aktivitas perusahaan dengan cara lebih menghibur. Maskapai ini mengedukasi konsumen dengan menyelipkan pesan dalam dialog di cerita tersebut. Contohnya adalah ketika menyampaikan promo mengenai GarudaMiles maupun info terkini seperti aplikasi pembelian secara online tiket lewat mobile apps di smartphone. “Program ini akan memperlihatkan berbagai kemudahan yang akan penumpang nikmati dengan terbang bersama Garuda Indonesia, mulai dari kemudahan pemesan tiket lewat mobile apps Garuda Indonesia di smartphone, kemudian melakukan check in, sampai mereka naik ke dalam pesawat dan menikmati kenyamanan terbang bersama Garuda Indonesia,” sambung Selfie. Bagi Garuda Indonesia, program Kokoro No Tomo tidak melulu untuk menaikkan penjualan. Tujuan paling penting adalah meningkatkan awareness pasar mengenai produk, layanan Garuda Indonesia khususnya untuk rute ke Jepang. Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga rute ke Jepang, yaitu Tokyo-Narita, Tokyo-Haneda, dan Osaka. Berkaca dari program ini, apa tips Garuda Indonesia dalam membuat content marketing yang baik? Menurut Selfie, tujuan dari pemasaran konten tidak hanya tentang penciptaan kesadaran, tetapi agar dapat mendorong niat untuk membeli. Karenanya, content marketing haruslah emosional melalui konten yang menghibur dan menginspirasi, serta haruslah tetap rasional melalui penawaran produk dan konten yang mengedukasi. Itulah sebabnya dalam program ini, Garuda Indonesia menampilkan beberapa tips untuk travelling, in-fight services, dan juga menceritakan beberapa tempat wisata menarik di Jepang. Sekarang ini, audiens dari Kokoro No Tomo diklaim mencapai sekitar 15 juta. Program ini kemudian dilengkapi dengan media lain, seperti media sosial Facebook dan Twitter. Follower di twitter-nya sudah mencapai angka 32.100 dan Facebook likes-nya mencapai 422.600. Di sam­ping itu, juga ada situs resmi untuk memperkenalkan lebih lanjut mengenai Kokoro No Tomo.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

056 GE Indonesia

gereports.co.id

Membangun Brand Awareness Meski Sudah Jadi Raksasa Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Nama besar tak lantas membuat orang mengenal produk sebuah perusahaan. Melalui content marketing, GE memanjakan masyarakat yang tertarik dunia teknologi.

Royco

Cita Rasa Masakan Rumah

Rebut Hati dengan Cerita Oleh Sigit Kurniawan

Royco mengubah konten kampanye. Perubahan ini disesuaikan dengan perubahan arah komunikasi yang dilandasi oleh riset di pasar. Seperti apa?

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-056.PDF 1

Siapa yang tak mengenal General Electric (GE)? Nama GE sudah cukup terkenal namun belum semua orang mengetahui apa saja lini produk yang GE tawarkan di pasar. Lantas muncul pertanyaan, apakah brand yang notabene menjadi raksasa industri masih membutuhkan brand awareness? GE menjawab iya. “Melalui GE Reports, kami mengha­ dirkan cerita-cerita inspiratif. Tujuannya untuk membuat masyarakat semakin ba­ nyak mengenal produk-produk GE,” jelas Ariavita Purnamasari, GE Global Growth & Operations kepada Marketeers. Secara keseluruhan, GE Reports berisikan cerita mengenai teknologi GE yang bergerak di bidang healthcare, pembangkit listrik, aviasi, dan sebagainya. Untuk urusan konten, GE membangunnya de­ ngan dua cara. Pertama, mengembangkan konten lokal khusus dari Indonesia. Kedua, mengadopsi dari GE Global. Untuk konten lokal, GE menggali ide deng­an mendengar cerita para konsumen mereka. Di sini, GE ingin menyampaikan bahwa teknologi mereka bermanfaat bagi kalangan orang banyak dan dapat menjadi solusi tantangan infrastruktur di Indonesia. GE Reports ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat, baik itu mahasiswa,

engineer, dan khalayak umum lainnya yang tertarik dengan dunia teknologi. Dengan kehadiran GE Reports, GE Indonesia merasakan manfaat di sisi brand awareness mereka. “Dari survei yang kami lakukan, ke­ sadaran masyarakat Indonesia akan kehadiran GE sudah cukup baik namun belum menyeluruh,” lanjut Vita. Agar misi tersebut cepat dan efektif tercapai, format website menjadi pilihan GE mengembangkan content marketing-nya. Alasan lain karena saat ini semua orang sedang berkonsentrasi ke ranah tersebut. “Konten semacam ini adalah investasi. Mulai dari membuat hingga melakukan maintenance, GE sangat memerhatikan agar konten selalu me­narik, enak dibaca, dan bermanfaat,” jelas Vita. Konten visual dinilai banyak diminati masyarakat Indonesia karena semakin sedikit waktu yang dimiliki oleh mereka. Sementara untuk membuat content marketing kian viral, konten harus didukung dengan aktivitas di media sosial. Mengapa? Seringkali media sosial dijadikan media untuk berbagi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya anak muda yang dinilai sebagai bagian dari masa depan bisnis GE.

Ada banyak cara untuk membangun content marketing. Salah satunya dengan mengusung story telling yang dikemas dalam video. Hal ini jamak dilakukan oleh para pemilik merek yang mana video makin gampang diakses di tengah konektivitas yang makin membaik. Media yang digunakan juga bukan media tradisional seperti televisi, tetapi kanal sosial, seperti YouTube. Salah satu yang melakukan itu adalah Royco. Royco membuat kampanye di YouTube bertajuk “Cita Rasa Masakan Rumah” yang disutradarai oleh Nanette Burstein (Nominasi Oscar 2000). Apa yang menarik? Kampanye ini menceritakan sosok perempuan remaja asal Inggris yang bekerja di Artik, Kutub Utara. Tiga tahun di sana, gadis ini merindukan rumah. Tepatnya, masakan ibunya. Tanpa sepengetahuannya, ibunya terbang ke Kutub Utara. Lewat tangan orang lain, masakan ibu itu dikirim ke gadis itu. Gadis itu langsung mengenali masakan tersebut. Kehadiran video tersebut menjadi langkah Royco mengubah arah komunikasinya. Sebelumnya, Royco lebih fokus pada peran koki dan mertua yang memiliki otoritas atas masakan enak. Belakang­ an, Royco lebih menonjolkan peran ke-

luarga, khususnya ibu, dalam membuat masakan rumah. Tujuannya, tak lain lebih mendekatkan Royco dengan konsumennya. Bukan sebatas ibu sebagai target utama, tetapi juga seluruh anggota keluarga. Perubahan komunikasi itu dilandasi dari survei yang dilakukan Royco sendiri. Survei itu mengatakan sebanyak 90% res­ ponden ibu (total responden 1.165 orang) Indonesia secara rutin memasak setiap harinya untuk keluarga. Lalu, ada 88% ibu selalu mengajak keluarganya untuk makan bersama di rumah setiap hari. Pilihan YouTube sebagai media di­ karenakan mudah diakses oleh siapa saja. Apalagi hampir semua anggota keluarga di era sekarang terkoneksi melalui gadget dan internet. Dengan content marketing seperti ini, brand proposition Royco bisa dipertegas. Brand proposition tersebut tak lain adalah menciptakan momentum kebersamaan yang indah dalam keluarga dan itu bisa dimulai dengan membuat masakan lezat oleh para ibu.

8/28/2015 10:50:22 AM


A

I

N S T O

R Y

057 Koepoe-Koepoe

Jelajah Rasa

Menjaga Kedekatan dengan Konsumen Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Merek bumbu masak yang sudah berumur tujuh dekade ini tak mau ketinggalan dalam menggarap pasar. Kaum muda menjadi target yang dibidik dalam aktivitas pemasaran.

Salah satu merek bumbu masak yang menjadi pilihan konsumen Indonesia dari generasi ke generasi adalah Koepoe-Koepoe. Mungkin namanya tidak setenar jika kita bandingkan dengan merekmerek kepunyaan Unilever Indonesia. Namun merek bumbu masak ini telah menemani kegiatan memasak hampir seluruh pecinta masak di Tanah Air hingga tujuh dekade. Seiring dengan perubahan karakter konsumen, Koepoe-Koepoe tengah menggalakkan content marketing bertajuk “Resep 15 Menit” melalui kanal YouTube. YouTube dipakai sebagai salah satu kanal komunikasi karena banyak diakses oleh generasi muda. Dengan kanal yang sesuai, menjadikan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah diterima. Selain itu, Koepoe Koepoe melihat bahwa lewat video YouTube, edukasi ke konsumen generasi muda dapat lebih dipahami. Mengapa generasi muda? Koepoe-Koepoe melihat semakin banyak generasi muda bahkan anakanak yang tertarik dengan kegiatan memasak. Untuk konsumen ini, Koepoe-Koepoe mengandalkan tools pemasaran yang kreatif.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-057.PDF 1

Koepoe-Koepoe meyakini bahwa peran sebuah content marketing adalah nilai investasi yang mampu memberikan pengaruh jangka panjang dan berdampak baik untuk brand. Selain itu, peranannya dapat menjaga kedekatan Koepoe-Koepoe de­ngan konsumen maupun audience. Dengan menjaga esensi, sebuah content marketing bisa memberikan pengaruh baik untuk brand awareness, market share maupun sales. “Dalam mengembangkan konten ini, KoepoeKoepoe berangkat dari semangat ‘Explore Your Flavor’. Kami dikelilingi tim yang memiliki ideide hebat dan mampu mengemasnya ke dalam konten yang menarik. Untuk membuat konten yang menarik, kami senantiasa melakukan sebuah survei sebelumnya,” jelas Ahmad Fachrur Rivai, Head of Marketing Divison PT Anggana Catur Prima, penge­lola merek Koepoe-Koepoe. Dari upaya itu, Alul, begitu Ahmad Fachrur akrab disapa, ingin menghasilkan konten yang mudah diterima dan dekat dengan audience. Untuk memaksimalkan upaya tersebut, Alul menerapkan perangkat komunikasi marketing yang terintegrasi atau integrated marketing communication (IMC). Agar konten tersebut mudah untuk disebarluaskan oleh audience, Alul memanfaatkan peran media sosial dan website yang selanjutnya diarahkan ke kanal YouTube Jelajah Rasa. Dalam membuat sebuah content marketing, Koe­ poe-Koepoe memiliki jangka waktu yang terukur dan didukung dengan variasi strategi konten yang kreatif dan berkelanjutan. Misalnya kampanye Koe­ poe-Koepoe yang berawal dari #Curhatan Rasa, lalu dilanjutkan dengan Resep 15 menit. “Dari sini kami lantas membuat content marketing Jelajah Rasa di YouTube. Upaya ini ditujukan untuk menggiring masyarakat melalui keterikatan emosional dan membuktikannya dengan moment of truth dari referensi beberapa Resep 15 menit Koepoe-Koepoe,” jelas Alul. Dengan konsep yang terarah dan terintegrasi, Alul menekankan bahwa pesan yang disampaikan tidak akan terkesan basi. Sementara penentuan media berbayar atau tidak sangat sesuai dengan target konsumen dan pencapaian yang ingin didapatkan. Selain itu, Alul juga menyampaikan bahwa dalam membuat content marketing tidak hanya diukur dari besar kecilnya bujet komunikasi yang direncanakan. Sebaliknya, yang harus menjadi perhatian adalah nilai efektivitasnya. Efektif atau tidaknya misi tersebut ditentukan oleh kanal yang tepat untuk target audience. Ada juga ketepatan waktu komunikasi, jangka waktu yang terukur, dan konten yang kreatif yang menentukan keberhasilan sebuah content marketing. “Untuk itu, sebelum menentukan strategi, sebaiknya pahami terlebih dahulu kebutuhan dari sebuah brand terhadap target market, sehingga tercipta solusi dan ide-ide besar. Ide besar harus memiliki kekuatan insightfull dan pesan emosional yang menjawab kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, konten tersebut dapat memberi dampak viral nan inspiratif,” pungkasnya.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

058 LINE Indonesia

Nic and Mar

Semakin Nyata, Semakin Dekat Oleh Jaka Perdana

Format film pendek kembali dipilih LINE Indonesia untuk berkampanye. Tak hanya itu, pengguna juga bisa mendapatkan pengalaman lewat pesan visual di setiap perangkat bergerak pengguna LINE.

Tahun lalu platform chatting LINE Indonesia sukses dengan kampanye reuni Ada Apa Dengan Cinta? (AADC). Kampanye berkonsep content marketing itu sukses merebut hati para fans berat untuk bernostalgia kembali di era 2000-an. Saat itu, LINE ingin menciptakan user experience dan sekaligus mengenalkan salah satu fitur mereka yang bernama LINE Alumni. Fitur ini untuk mempertemukan kembali para alumni sekolah-sekolah di Indonesia. Berikutnya, pada 13 Maret 2015 LINE kembali merilis salah satu kampanye berkonsep content marketing lainnya dengan tajuk Nic and Mar. Senada dengan reuni AADC, Nic and Mar tampil dalam konsep story telling lewat format video. “Sama seperti ketika kami mengangkat kampanye AADC tahun lalu. Perilisan film pendek ini ditujukan agar pengguna LINE bisa lebih merasakan user's experience,” ujar Galuh Chandrakirana, Team Leader of Marketing LINE Indonesia. Film pendek yang dibintangi Nicholas Saputra dan Mariana Renata ini mengisahkan kedua mantan kekasih yang bertemu kembali di Paris. Nicho-

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-058.PDF 1

las Saputra yang berperan sebagai Nic, diceritakan sedang di Paris untuk jalan-jalan. Sementara, Mariana Renata berperan sebagai Mar, tinggal di Paris dan bolak-balik ke New York karena pekerjaannya sebagai model. Tidak seperti reuni AADC yang hanya satu episode saja, Nic and Mar hadir dalam tujuh episode, dengan durasi masing-masing enam sampai tujuh menit. Lalu, apa alasan kampanye berformat video pendek atau mobile drama tersebut? Menurut Galuh, LINE menangkap beberapa tren yang ada di masyarakat digital Indonesia saat ini. Pertama adalah tren travelling. “Sekarang, masyarakat kita sedang gencar melakukan travelling,” katanya. Nah, karakter Nic ini merepresentasikan tren baru orang Indonesia yang demam travelling. Pemilihan kota Paris serta Praha juga menjadi pertimbangan mengingat kedua tempat itu dikenal romantis dan menjadi impian banyak orang bagi yang ingin merasakan hangatnya nuansa romansa. Kedua, tren social TV. Sekarang ini, menonton program televisi tidak hanya di perangkat televisi seperti biasanya. Mulai banyak orang menonton televisi secara streaming, baik milik stasiun televisi maupun di kanal-kanal digital seperti YouTube. Tidak dipungkiri juga dengan hadirnya banyak kanal itu, masyarakat bisa punya kanal televisi sendiri layaknya media sosial. “User dan brand experience yang ingin kami hadirkan di sini adalah bagaimana penonton bisa merasakannya akting Nic dan Mar secara natural. Makanya, ketika proses shooting, banyak sekali improvisasi dialog yang mengalir begitu saja antara Nicholas dan Mariana agar penonton bisa menerima apa adanya,” terang Galuh. Yang jelas, Line menganggap aspek cerita tersebut sangat dekat dengan keseharian masyarakat dan pernah dirasakan siapapun. Itulah kenapa cara bertutur para pemeran menjadi penting. Kealamian Nic and Mar kian terasa karena Nicholas dan Mariana pernah dekat dalam kehidupan nyata. Lalu, mengapa LINE tidak menggabungkan saja langsung semuanya dalam satu episode? “Mobile drama ini, kan, buffering. Kalau kami langsung paketkan dalam satu episode katakanlah 30 menit, buffering-nya akan sangat lama. Terlebih lagi, kecepatan Internet di Indonesia belum mumpuni untuk buffering video selama itu. Kalau kami paksakan, penonton kami bisa stres,” tegas Galuh. Ide untuk kisah Nic and Mar murni merupakan buah karya Galuh serta tim. Sementara untuk proses pengambilan gambar dan teknis diserahkan kepada pihak lain. Ia menambahkan, proses produksi mobile drama ini memakan waktu sekitar dua bulan yang dimulai pada Desember 2014. Sedangkan pengambilan gambar di Paris dan Praha memakan waktu sekitar tiga minggu. Dengan tidak adanya parameter kesuksesan secara kuantitatif, LINE pun tidak menargetkan apapun baik itu pemasukan maupun jumlah view yang diperoleh dari serial Nic and Mar. Selain lewat kanal LINE Story yang biasa digunakan pengguna LINE, penonton juga bisa menikmati Nic and Mar lewat YouTube di akun resmi LINE Indonesia.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

059 Holcim Indonesia

Solusirumah.com

Tidak Boleh Menggurui Oleh Ign Eko Adiwaluyo

Banyak orang yang tidak memahami tiap detil membangun rumah. Akhirnya, mereka menyerahkan mentah-mentah pada kontraktor. Terkadang hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Pada titik inilah Holcim memberikan solusi komprehensif.

Holcim Indonesia merupakan produsen semen yang kreatif menciptakan aktivitas-aktivitas pemasaran. Bisa dikatakan, merek ini pionir dalam melakukan inovasi pengelolaan merek. Termasuk, ketika Holcim melakukan edukasi ke konsumen di dunia online seputar semen dan membangun rumah. Merek ini menggunakan situs solusirumah.com dalam mengedukasi konsumen. Situs ini membantu konsumen mengerti proses pembuatan rumah, mulai dari bahan bangunan hingga estimasi biaya yang akan dikeluarkan. Semacam memberikan jasa konsultasi awal, namun keputusan menggunakan tim Solusi Rumah atau tidak, itu diserahkan ke konsumen sepenuhnya. “Kami melihat sebagian masyarakat kita tidak terlalu mengerti bagaimana proses membangun rumah. Di benak mereka, membangun rumah itu rumit. Nah, kecenderungannya, mereka menye­ rahkan mentah-mentah pada kontraktor. Padahal, membangun rumah merupakan tahap awal untuk memiliki kehidupan yang lebih bagus,” kata Nina

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-059.PDF 1

Melisa Pelawi, Marketing Manager PT Holcim Indonesia Tbk. Berawal dari kondisi tersebut di atas, pada tahun 2014 Holcim meluncurkan solusirumah.com. Tujuannya, untuk membantu orang memahami tahap-tahap membangun rumah secara lebih detail dan komprehensif, tanpa mewajibkan ke konsumen menggunakan jasa dari Holcim. Holcim tidak merasa rugi bila orang yang sudah bertanya-tanya tidak menggunakan jasa Solusi Rumah atau bahkan tidak menggunakan semen Holcim sekalipun. Sebab upaya yang dilakukan lewat situs ini lebih pada kepedulian merek ini pada konsumen. Di sisi lain, potensi pasar di Indonesia sangatlah besar mengingat backlog perumahan mencapai 15 juta unit rumah. “Tujuan kami adalah membuat Holcim lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadikan Holcim sebagai merek referensi. Selain itu, menanamkan merek Holcim lebih dalam ke benak konsumen. Walaupun tidak menggunakan Holcim, pasti me­ reka tetap ingat bahwa yang memberi konsultasi adalah merek kami,” tambah Nina. Ia menambahkan bahwa keiinginan orang membangun rumah juga terus meningkat. Menurut survei Roy Morgan, sekitar lima tahun lalu hanya 2% dari total populasi yang ingin membangun rumah. Sekarang ini, sudah mencapai 13% dari total populasi. Artinya, pasarnya sangat luas dan terbuka untuk semua pemain di industri semen. Bertepatan dengan ulang tahun negara ini ke-70, Holcim menambah fitur baru dalam menghitung estimasi biaya pembangunan rumah. Dengan fitur ini, para calon pemilik rumah dapat mengetahui estimasi biaya membangun sesuai dengan desain rumah pilihan dan lokasi membangunnya. “Orang yang akan membangun rumah tidak perlu repot mendatangi kontraktor dan membayar jasa konsultasi," kata Nina. Cara menggunakan fitur penghitung biaya ini cukup mudah. Ada tiga tahap. Pertama, para pemilik rumah memilih desain-desain rumah yang sudah dibangun oleh Solusi Rumah. Kedua, para pemilik rumah melengkapi data lokasi pem­bangunan, data diri, dan juga kebutuhan ruang yang diinginkan. Lokasi membangun menjadi dasar perhitungan biaya, sebab estimasi biaya yang dikeluarkan sudah disesuaikan dengan harga satuan pekerjaan di lokasi membangun tersebut. Dengan adanya data diri, tim Solusi Rumah akan lebih mudah dalam melakukan konsultasi langsung dengan pemilik rumah. Sedangkan data kebutuhan ruang diperlukan untuk perhitungan biaya terperinci yang akan diberikan tim Solusi Rumah saat bertemu langsung dengan pemilik rumah. Ketiga, hasil estimasi biaya rumah jadi dan diterima pemilik rumah. Tidak berhenti di sini, tim Solusi Rumah akan menghubungi para pemilik rumah untuk memberi konsultasi secara langsung dan gratis mengenai perincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan gambar rumah 3D sesuai kebutuhan ruang. “Kuncinya, menurut kami adalah menjadi relevan dan tidak menggurui. Kami menempatkan diri sebagai partner,” tambah Nina.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

060 Mahoni

eastjava.com

Jangkau Dunia Melalui Aplikasi Oleh Ramadhan Triwijanarko

Krisis moneter 1998 membawa berkah dan peluang tersendiri. Nilai tukar dollar AS yang semakin tinggi membuka peluang potensi pariwisata di Indonesia. Namun bagaimana cara mempromosikan seluruh potensi itu?

Telkomsel

Ikutikut.com

Bertujuan Menggali Insight Konsumen Oleh Ramadhan Triwijanarko

Telkomsel mencari tahu apa yan menjadi tren dari para konsumennya. Tidak cukup dengan big data, Telkomsel merambah situs survei. Tujuannya agar konsumen ikut mengisi data.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-060.PDF 1

Pariwisata merupakan salah satu potensi ekonomi di masa depan. Beruntunglah Indonesia memiliki sumber daya alam yang amat berlimpah. Satu provinsi saja dapat menyimpan ratusan kekayaan wisata. Sayangnya masih terdapat kendala dalam proses promosinya. Hal yang sama dirasakan oleh Mahoni, sebagai Mobile Application Developer di Indonesia. Lebih dari satu dekade lamanya, tim Mahoni melakukan pendataan terkait de­ngan objek pariwisata di Jawa Timur. Akhirnya ketika memasuki tahun 2010, semua data terkait dengan pariwisata Jawa Timur lengkap sudah. Tim Mahoni berpikir keras bagaimana agar pesan dan konten terkait pariwisata Jawa Timur dapat tersampaikan ke dunia luar. “Kami mempertimbangkan promosi situs yang paling murah adalah melalui aplikasi. Maka dari ribuan foto yang kami punyai, kita ambil yang bagus dan tampung di mobile apps ciptaan kami. Diluncurkan dengan nama Travel to East Java di tahun 2013. Versi pertamanya dibuat untuk platform iOS,” jelas Ginting Satyana, Chief Technology Officer Mahoni. Meskipun banyak melakukan promosi pariwisata Jawa Timur ke seluruh dunia melalui aplikasi, Ginting mengaku tidak

ada bantuan dana sama sekali dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Akhirnya Mahoni memutuskan untuk jalan sendiri. "Tapi, pihak Pemprov juga membantu untuk masalah perizinan beserta sarana dan prasarana,” ungkap Ginting. Pembuatan aplikasi ini pun masih terbilang relatif jika dilihat dari sisi bujet. Menurutnya, besar dan kecilnya dana tergantung dengan dampak yang ditimbulkan dari aplikasi itu sendiri. Saat ini aplikasi Travel to East Java sudah diunduh lebih dari 200.000 pengguna. Namun, angka tersebut dirasa masih kurang. Yang jelas, Mahoni tidak akan berhenti di pariwisata Jawa Timur saja. Mahoni juga sedang menggarap aplikasi untuk destinasi pariwisata di Sumatera Selatan. Mahoni melihat pariwisata adalah salah satu fokus mereka, selain UKM dan hardware. Mahoni juga sedang menggarap aplikasi wisata untuk destinasi Pulau Bawean dan Baluran National Park. “Indonesia itu lengkap sekali. Baluran National Park itu sangat eksotis dan mirip sekali seperti di Afrika. Sehingga wisatawan yang dari Bali atau Surabaya, ketika mau main ke Bromo juga bisa mampir ke Baluran tanpa perlu ke Afrika,” katanya.

Untuk mengerti konsumen, sebuah me­ rek harus menggali apa yang ada di benak konsumen. Terkadang konsumen memiliki insight yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh merek. Telkomsel seba­gai salah satu pemain terbesar dalam industri telekomunikasi di Indonesia mencoba berkolaborasi dengan konsumen. Selain menggunakan big data yang mere­ ka miliki, Telkomsel mencari insight dari konsumen melalui situs survei yang mereka rilis pada Juli lalu, yakni ikutikut.com. “Kami mencoba untuk tidak selalu melihat data. Tapi, kami juga ingin tahu seperti apa tren yang ada saat ini. Ketika menggabungkan keduanya, kami bisa tahu positioning produk kami selanjutnya akan seperti apa,” ujar Dito Respati, Manager Creative & New Media Telkomsel. Meskipun bertemakan survei, namun Telkomsel mencoba menyajikannya secara fun. Pertanyaan yang diajukan kepada para followers mereka pun tidak melulu serius. Dalam meyakinkan penggunanya untuk menggunakan ikutikut. com, Telkomsel mencoba mengiming-imingi para followersnya di Twitter dengan beragam rewards berdasarkan poin yang diterima oleh konsumen. Menurut Dito, orang akan memberikan data yang asli

ketika diberi stimulan tertentu. Apalah arti konten yang menarik namun tidak bisa viral di jagat maya? Untuk hal ini, Telkomsel menerapkan sistem tiap pengguna harus mem-posting dan melakukan share setelah mengikuti survei ikutikut.com di akun media sosial mereka. Bila tidak membagi, maka poin untuk mendapatkan rewards tidak akan didapatkan. Melalui ikutikut.com ini Telkomsel memiliki data-data unik mengenai anak muda dan followers mereka. Yang jelas, ikutikut.com bukanlah strategi pemasaran musiman. Telkomsel pun sudah menyi­ apkan beberapa aktivasi, semisal calender event, baik di dalam maupun di luar merek. Dalam membangun situs ikutikut. com ini, Telkomsel juga merangkul para start-up lokal untuk berkreasi bersama. Dalam menerapkan sebuah konten pemasaran yang menarik harus ada kolaborasi antara data dan kreativitas. “Yang terpenting adalah jeli melihat lingkungan sekitar. Jangan pernah menutup telinga, karena ide keluar dari sekeliling kita. Semakin banyak terhubung dengan orang, semakin banyak ilmu yang kita dapatkan. Membuka diri untuk suatu hal yang kreatif,” tutup Dito.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

061 Nestle Indonesia

Berbagi Sarapan Bersama

Murni Mengedukasi Konsumen Oleh Jaka Perdana

Nestle mengajak orang Indonesia untuk menyantap sarapan yang bergizi. Salah satunya dilakukan lewat kampanye di ranah digital. Hanya untuk mengedukasi konsumen, tidak lebih dari itu.

Pond’s White Beauty

Cahaya Cantik Raisa

Sebar Konten Lewat Sosok Brand Ambassador Oleh Saviq Bachdar

Pond’s ingin mencoba mendalami apa yang menjadi keinginan terdalam dan kekhawatiran perempuan Indonesia. Apa strategi mereka?

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-061.PDF 1

“Kamu sudah sarapan apa hari ini?” Kemudian, salah satu anak menjawab, “Teh manis.” Itulah sebuah dialog dalam video yang merupakan salah satu materi kampanye berkonsep content marketing dari Nestle Indonesia. Kampanye ini bertajuk “Berbagi Sarapan Bersama Nestle di Pekan Sarapan Nasional (PESAN) 2015” yang rilis Februari lalu di kanal YouTube. Alasan mendasar Nestle melakukan kampanye ini adalah kenyataan bahwa empat dari sepuluh anak Indonesia tidak mengonsumsi sarapan bergizi. Nestle juga melihat bahwa orang Indonesia mengakses konten digital setidaknya tiga jam dalam sehari. “Durasi orang Indonesia mengakses Internet melebihi televisi yang rata-rata hanya dua jam. Kalau TVC durasinya 15 detik, durasi konten di Internet bisa lebih dari lima menit. Untuk itu, kami rilis story telling yang bisa bercerita lebih dalam. Kurang dari satu bulan view-nya bisa mencapai satu juta,” ujar Head of Marketing Nestle Indonesia Rubin Suardi. Berlandaskan fakta konsumen Indonesia sering mengakses beragam kanal digital lewat smartphone, Rubin memprediksi konsep content marketing di akan menjadi besar. Hal ini juga yang mendasari Nestle lewat berbagai brand-nya menawarkan

banyak konten, terutama yang bertujuan mengedukasi konsumennya. Selain kampanye yang memiliki hubungan dengan produk Nestle seperti Milo, Dancow Fortigo, dan sereal Koko Krunch, ada juga tutorial mengoperasikan mesin kopi dengan afiliasi produk Espresso. Untuk kampanye Berbagi Sarapan ini, Rubin menyatakan bahwa Nestle tidak memiliki objektif tertentu dan murni untuk mengajak konsumen untuk sarapan bergizi. Selain itu, yang penting adalah bagaimana kampanye tersebut dapat membuat konsumen lebih engage lagi. Follow up dari konten video tersebut kemudian dilanjutkan lewat microsite Berbagipesan.co.id. Di sini, siapa pun bisa menuliskan pesan dan dukungan untuk anak Indonesia agar mengonsumsi sarapan sehat. Setiap bentuk dukungan tersebut kemudian dikonversi menjadi paket satu porsi sarapan yang dibagikan kepada 48 sekolah binaan Carrefour di 13 kota, serta kepada Yayasan Bacaan di 29 desa di wilayah timur Indonesia. Total ada sekitar 10.000 porsi sarapan dibagikan berisikan tiga produk Nestle di atas.

Content marketing menjadi amunisi Pond’s dalam mengomunikasikan value sebuah merek ke target audiens. Sebagai mass product, peran brand ambassador sangat diperlukan dalam menyampaikan content marketing itu. Untuk produk Pond’s White Beauty yang dipasarkan bagi perempuan remaja usia 14 hingga 25 tahun, pihak Unilever Indonesia lagi-lagi mendapuk Raisa, penyanyi yang tengah naik daun saat ini, sebagai duta mereknya. Sosok Raisa dianggap memiliki kisah inspiratif yang menarik untuk dijadikan brand story dari Pond’s White Beauty. “Perjalanan karier Raisa hingga menjadi seorang penyanyi papan atas Indonesia ternyata dilalui berbagai proses jatuh bang­un. Namun, Raisa tidak pernah berhenti berusaha untuk menggapai mimpinya. Hal inilah yang ingin kita sampaikan kepada para remaja Indonesia,” kata Fiona Anjani Foebe, Head of Marketing Face Care PT Unilever Indonesia Tbk. Dalam upaya mendorong remaja perempuan untuk lebih berusaha dan percaya diri, Pond’s menciptakan film pendek berjudul ‘Cahaya Cantik Raisa’ yang diputar melalui kanal YouTube. Video berdurasi 9 menit yang diunggah pada 23 April 2015 ini telah ditonton lebih dari 3 juta viewers.

Lantas bagaimana Pond’s menjadikan konten ‘Cahaya Cantik Raisa’ ini menjadi shareable? Fiona bilang, pada prinsipnya, pihaknya memastikan bahwa konten yang akan disebarkan harus autentik dan rele­ van dengan target audiens. Hal tersebut yang menjadi modal awal untuk membuat konten ini menjadi lebih viral. Di sisi lain Media Director Unilever Indonesia & SEAA Adeline Ausy Setiawan mengatakan, secara umum, Unilever Indonesia memiliki prinsip bahwa biaya produksi tidak akan melampaui 20% dari investasi media yang telah dicanangkan. “Kami yakin bahwa konten hanya dapat membawa dampak jika dapat memiliki cakupan yang luas,” katanya. Apalagi merek Pond’s White Beauty ditargetkan untuk meraih pasar remaja perempuan. Menurut Ausy, kaum milenial atau generasi Y adalah generasi masa depan. Saat ini, mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan telepon genggamnya dibanding menonton televisi. “Kami mengamati konsumen memiliki waktu yang terbatas untuk memperhatikan sesuatu. Maka, konten yang lebih pendek biasanya akan menjangkau lebih banyak orang,” terang Ausy.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

062 Paddle Pop

Paddle Pop Adventures

Dari Game Online hingga Film Layar Lebar Oleh Saviq Bachdar

Anak-anak usia 8 hingga 12 tahun pasti menyukai es krim. Mempertahankan posisi sebagai top of mind es krim di Indonesia, di tengah semakin banyaknya pilihan snack menjadi tatangan terbesar Paddle Pop, merek es krim besutan Unilever.

SK-II

#changedestiny

Mengusung DNA Merek dan Orisinal Oleh Septi Wijayani

Melakukan perubahan terkadang membutuhkan tokoh yang bisa memberi inspirasi. Inilah yang dilakukan oleh SKII lewat kampanye berkonsep content marketing yang sedang mereka galakkan.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-062.PDF 1

Pada tahun 2011, Paddle Pop bekerja sama dengan agensi Lowe and Partners, menciptakan pendekatan yang unik sekaligus melakukan diferensiasi ketimbang kompetitor yang lebih fokus pada inovasi produk dan promosi ke konsumen. Paddle Pop pun menggunakan maskot andalannya, Paddle Pop Lion, sebagai dasar dari konten hiburan 360 derajat mereka. Tujuannya adalah untuk menciptakan cerita yang akan membawa brand essence jauh lebih hidup, melalui petualangan Sang Singa. Pasalnya, maskot Singa Padle Pop telah menjadi ikon yang dikenal sekaligus dicintai anak-anak. Paddle Pop pun menggali apa yang sebenar­ nya diinginkan anak-anak dari sebuah konten hiburan. Pada tahun 2012, Paddle Pop meluncurkan kampanye digital berupa portal hiburan yang menampilkan sebelas seri video petualangan dengan durasi masingmasing 22 menit bertajuk Paddle Pop Adventures. Dalam video seri itu, terdapat karakter lain, yaitu Leena, singa perempuan yang merupakan teman dari Paddle Pop. Bersama rekannya yang lain, mereka bersama-sama menggagalkan niat jahat Shadow Master. Paddle Pop Adventures dirilis secara

online di YouTube, bersamaan dengan iklan televisi di 30 negara, serta sebuah film layar lebar Paddle Begins yang dita­ yangkan di bioskop. Serangkaian platform game dua dimensi juga dikembangkan untuk memperpanjang petualangan sang singa itu. Anak-anak juga dapat menonton konten berdurasi 90 menit tersebut di DVD. Selain itu, pihak Paddle Pop juga mengembangkan program 360 derajatnya. Dari taman tematik Paddle Pop Adventures, aktivasi offline, aktivitas PR dan sponsorship, serta kompetisi stik es krim. Di pasar Indonesia, Australia, Meksiko, dan India, program televisi pun dibuat untuk menarik atensi anak-anak yang telah terpapar berbagai program anak populer, seperti Spongebob, High School Musical, Phineas & Ferb, dan Harry Potter. Di Turki, di mana konten diperkenalkan di bioskop, Paddle Pop berhasil menduduki posisi ketiga sebagai film yang paling banyak ditonton di negara itu, mengungguli beberapa film Hollywood. Di India, lebih dari 1,2 juta anak bergabung dengan Paddle Pop Gaming League, dan lebih dari 5 juta DVD terjual di Asia Tenggara.

Merek perawatan kulit premium asal Jepang SK-II memiliki komitmen untuk mendorong potensi perempuan di ber­ bagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye #changedestiny yang baru saja diluncurkan pertengahan tahun 2015 ini di Indonesia. Kampanye #changedestiny ini muncul karena melihat fenomena banyak perempuan yang memiliki potensi terkadang takut bahkan ragu pada kemampuan diri mereka sendiri. Mereka memiliki mimpi, namun merasa khawatir untuk memulai langkah pertamanya karena dihinggapi beberapa ketakutan. Hal ini bisa disebabkan karena ada suara negatif dari lingkungan sekitar tentang diri mereka. “Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di kawasan Asia ada anggapan yang menyudutkan perempuan sukses. Orang-orang sekitar lebih melihat banyak sisi negatif dibandingkan sisi positif,” kata Junita Kartikasari, Senior Brand Communications Manager SK II ASEAN. Melalui kampanye ini, diharapkan perempuan Indonesia bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Perempuan harus menyadari potensi yang ada di dalam diri mereka sehingga bisa

melangkah dengan percaya diri. Maka, kampanye #changedestiny digunakan SK-II sebagai gerakan untuk mendorong perempuan mencapai kesuksesan meski dihadapkan dengan keterbatasan. Dalam membuat konten pada kam­panye ini, Junita mengatakan idenya berasal dari perempuan. SK-II meyakini, konten yang ditampilkan akan selalu berbeda karena perempuan memiliki cerita mereka masing-masing yang tidak sama dengan yang lain.Selain menyemarakkan kampanye dengan tagar itu, SK-II turut menyemarakan kampanye ini dengan mengadakan kegiatan talkshow. Tidak hanya meniadakan talkshow, kampanye #changedestiny akan diramaikan dengan video yang akan ditampilkan di platform YouTube. Selain itu, Junita memiliki beberapa cara untuk membuat kampanye powerful, yaitu harus kembali ke DNA produk. Menurutnya, sebuah merek tidak bisa menyelenggarakan kampanye yang melenceng dari visi dan misi mereka. Tak lupa, Junita menyebutkan merek harus mempertahankan orisinalitas, tetap dekat dengan konsumen, dan memberi servis terbaik kepada mereka.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

063 Summarecon Agung

Yukmakan.com

Katakan dengan Kuliner Oleh Sigit Kurniawan

Summarecon Agung terbilang sukses dalam membangun content marketing melalui Yukmakan.com. Selain mengandalkan media, content marketing harus didukung dengan aneka aktivasi seperti festival kuliner. Integrasi dengan bisnis properti juga menjadi cara yang mumpuni.

Sun Life Financial Indonesia

Brighterlife.co.id

Memosisikan Diri Sebagai Teman Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Tidak mudah membuat orang yang baru kita kenal, bicara mengenai perencanaan finansialnya. Lain kata bila sudah menjadi teman. Inilah maksud dari aktivitas content marketing Sun Life Financial.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-063.PDF 1

Ide content marketing bisa diambil dari beragam inspirasi. Termasuk inspirasi dari meja makan yang populer kita sebut dengan kuliner. Uniknya, tema kuliner untuk content marketing ini tidak diusung oleh perusahaan makanan, melainkan perusahaan berlini bisnis utama properti seperti PT Summarecon Agung Tbk. “Ide didirikan yukmakan.com ini berangkat dari hobi makan dari para pendiri Summarecon. Mereka hobi makan enak tetapi tidak tahu kemana harus cari makan tersebut. Lalu, muncullah media yang memberikan aneka informasi seputar kuliner ini,” kata Aletta Sumampouw, General Manager yukmakan.com. Ide media kuliner ini dinilai cukup visioner, mengingat dunia kuliner di Indonesia dari masa ke masa makin berkembang. Yukmakan berawal dari media cetak dengan edisi perdana berupa direktori. Baru edisi kedua dan seterusnya, yukmakan hadir menjadi majalah kuliner dengan isi mengulas makanan, resto, tips, dan sebagainya. Pada tahun 2010, yukmakan hadir juga dalam versi online dengan domain yukmakan.com. Pengelolaan konten dilakukan oleh tim redaksional yang berjumlah 15 orang, termasuk tiga kontributor. Meski dikelola

oleh Summarecon, konten kuliner dan resto yang dibahas di yukmakan.com tidak terbatas resto-resto yang ada di mal besutan Summarecon. Selain itu, untuk memperkuat relasi dengan pembaca, yukmakan.com juga mengandalkan para food blogger yang jumlahnya 150 blogger. Eksistensi yukmakan.com juga didukung dengan aneka aktivasi bertema kuliner yang digarap oleh Summarecon di berbagai malnya. Misalnya, Festival Kuliner Serpong, Pasar Senggol Bekasi, Kampung Tempo Doeloe, Food Truck Festival, Asian Food Festival, dan se­ bagainya. Meskipun kontennya tidak hardselling, yukmakan.com tetap didukung oleh Summarecon. Summarecon juga tetap beriklan display di media tersebut. Bahkan, Summarecon juga membeli yukmakan.com secara borongan setiap edisinya. Media ini kemudian disebarkan ke perumahanperumahan besutan Summarecon – termasuk juga resto-resto yang ada di areal. “Summarecon memang butuh media. Tetapi, customer juga membutuhkan media yang menyediakan informasi tentang resto yang jumlahnya ratusan tersebut. Selain memberi added value bagi warga, mal-mal juga ikut terbantu,” kata Aletta.

Bagi para pemain di industri asuransi, menjalin kedekatan dengan calon pelanggan sangat penting. Adanya kedekatan ini akan menjadi pintu masuk dalam membangun kepercayaan yang merupakan inti dari bisnis asuransi. Di era yang semakin horizontal ini, relasi antara perusahaan dengan konsumen idealnya seperti hubungan pertemanan, lebih rileks, terbuka, dan saling menghargai. Pertimbangan inilah yang menjadi alasan PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) memilih menggunakan situs Brighterlife.co.id untuk membangun kedekatan dengan potensial konsumen. Dalam situs tersebut, Sun Life menampilkan beragam topik yang bisa menambah pengetahuan para pembaca. Ada beberapa kanal dalam situs tersebut, yakni keuangan, keluarga, karier, kesehatan, dan informasi seputar event dan traveling. Sun Life menargetkan para pembaca adalah mereka yang mulai memikirkan pengelolaan keuangan atau finansial di setiap tahap kehidupannya. Misalnya keluarga muda, anak muda yang baru bekerja, dan orang-orang yang menyiapkan pensiun. “Semua konten berhubungan dengan keseharian pembaca dan menggunakan gaya bahasa sederhana dan mudah diteri-

ma,” kata Shierly Ge, Head of Marketing PT Sun Life Financial Indonesia. Penggunaan media, konten, dan cara penyajian yang menarik menjadi kunci dari Sun Life dalam menjalankan aktivitas content marketing ini. Produksi kon­ten dilakukan oleh tim digital internal yang berada dalam departemen marketing. Pilihan materi yang tersaji disortir dengan melihat hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang jelas, pendekatannya pun layaknya teman, sehingga konten yang diproduksi bisa diterima pembaca dan tidak terasa menggurui “Sebagai seorang teman, kami akan berusaha menjadi pendengar yang baik, menghibur, mengingatkan, dan selalu ada untuk temannya. Terbukti konten yang kami buat lebih mudah diterima, powerful, engaging, dan viral,” tambahnya. Menurut Shierly, Sun Life tidak memasang target penjualan dalam aktivitas di ranah digital ini. Hasil yang bisa terasakan saat ini adalah meningkatnya awareness masyarakat pada Sun Life. "Hal ini merupakan bagian dari keseluruhan strategi dan investasi jangka panjang perusahaan untuk perkembangan bisnis di Indonesia melalui teknologi, distribusi, dan penguatan merek,” pungkas Shierly.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

064 Toyota Astra Motor

Toyota Newsletter

Mengenalkan Brand Value Toyota Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Sebagai pemimpin pasar kendaran roda empat, Toyota memiliki jam terbang yang tinggi dan teruji dalam mengelola konsumen. Agar bisnis selalu tumbuh, Toyota selalu menjaga relasi dengan pasar. Caranya?

Djarum Group

Supersoccer.co.id

Berita Sepak bola pun Bisa Dibawa Santai Oleh Jaka Perdana

Supersoccer.co.id hadir sebagai situs yang menyajikan konten seputar dunia bola. Gaya komunikasi yang provokatif menjadikan situs ini berhasil menjaring para netizen tanah air.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-064.PDF 1

Industri otomotif nasional sedang menga­ lami kondisi yang tidak menye­ nangkan. Dalam kondisi seperti ini di­ tambah persaingan yang ketat, para Agen Pemegang Merek (APM) harus memutar otak agar penjualan tetap terjaga. Agar tidak terjebak dalam perang harga, perlu ada terobosan pendekatan yang lebih tepat. Salah cara yang dilakukan oleh Toyota Astra Motor (TAM) adalah melakukan prospecting. “Prospecting adalah bahasa di TAM yang bisa diartikan sebagai upaya mena­ rik ketertarikan dan juga menjaga ke­ tertarikan pasar pada Toyota. Walaupun mere­ka belum tentu membeli dalam waktu dekat, namun hubungan dengan Toyota harus terus terjalin,” kata Anton Jimmi Suwandy, Division Head Marketing Division PT Toyota Astra Motor. Untuk melakukan prospecting tersebut, TAM memiliki beberapa tools yang berbasis digital, mulai dari permainan membuat meme, optimalisasi web Toyota yang semakin interaktif dan dinamis, aplikasi, hingga newsletter. Salah satu aplikasi yang dibuat oleh Toyota adalah Teman Mudik Lebaran. Aplikasi ini berisi fitur-fitur yang sangat membantu para pemudik, Tips Mudik Lebaran, Peta Mudik, Games,

dan Info Toyota. Lalu, ada newsletter yang dikirim ke kontak person yang ada di database TAM. Isi dan tema dari newsletter ini berbedabeda di tiap terbitan. Tergantung dengan isu dan aktivitas perusahaan dan industri otomotif terkini. "Konsep dari semua content marketing Toyota dibuat oleh tim internal Toyota, sedangkan pengerjaannya oleh pihak ketiga,” tambahnya. Selain terus menjalin relasi dengan konsumen, beragam tools konten marketing yang disebar oleh TAM bertujuan untuk mengenalkan value dari merek Toyota. Sekarang ini, value yang ditonjolkan oleh TAM adalah Moving Forward dan fokus memberikan Peace of Mind. Mana yang lebih efektif antara soft selling lewat content marketing atau hard selling? Menurut Jimmi untuk jangka panjang soft selling lebih efektif. Sebaliknya, untuk jangka pendek hard selling lebih efektif, tapi itu pun tergantung deng­ an ketepatan sasaran dari isi kampanye dan media yang digunakan. “Toyota melakukan model kombinasi. Soft selling untuk kepentingan jangka panjang menjadi perhatian utama. Tapi, ada kalanya untuk mencapai target-target tertentu, hard selling,” pungkas Jimmi.

Selama ini brand rokok selalu diasosiasikan negatif. Produknya banyak ditentang di mana-mana. Biar secara produk tidak pernah dicap baik, brand-brand rokok selalu mencoba untuk membuat representasi positif di mata publik. Salah satunya adalah dengan branding lewat sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan rokok itu sendiri, yaitu olahraga. Brand Djarum seringkali nampang di berbagai ajang olahraga besar seperti bulu tangkis dan sepak bola. Khusus untuk sepak bola, setelah rutin menjadi sponsor siaran langsung di Indonesia, mereka memiliki situs berita khusus sepak bola lewat Supersoccer.co.id. Konten mayoritas datang dari salah satu liga paling banyak ditonton Liga Inggris. Melihat tampilannya, Supersoccer.co.id tidak jauh berbeda dengan situs berita sepak bola pada umumnya. Tidak melulu soal hasil pertandingan, seputar transfer pemain, atau profil tim karena bukan itu sajian utamanya. Supersoccer.co.id mencoba membuat diferensiasi dengan menampilkan banyak berita selingan serba serbi sepak bola yang tidak terlalu serius, menghibur, nyeleneh, bahkan provokatif. Sehingga jika dilihat, Supersoccer.co.id tampak ingin menjaring lebih banyak

pembaca muda. Tidak hanya situs, Djarum juga membuka kanal komunikasi lewat media sosial, utamanya Twitter. Tingkat komunikasi di sini lebih unik lagi, mulai dari merilis berita dari website dengan bahasa gaul, bahkan mengomentari balik pengguna Twitter dengan gayanya yang lucu. Ini menjadi ciri Supersoccer.co.id. Harus diakui bahwa Djarum bisa menghadirkan konten yang menarik melalui situsnya itu. Berbagai sajian santai dan penuh hiburan di balik berita sepak bola yang biasanya dibawakan secara serius. Konten yang menarik disalurkan melalui platform yang sesuai. Sehingga, situs ini pun bisa menggaet banyak konsumen muda yang doyan melihat layar smartphone dan berselancar di media sosial. Melalui situs ini, brand Djarum pun menjadi sangat kuat di benak para penggila sepak bola. Padahal gambar aktivitas merokok tidak pernah muncul. Sayang, Marketeers tidak bisa memastikan bagaimana dampak konten itu terhadap penjualan Djarum. Yang jelas, olah raga dan rokok yang bertolak belakang justru bisa menjadi dekat dengan adanya content marketing yang terpampang di supersoccer.co.id.

8/28/2015 10:50:23 AM


MARKPLUS EXECUTIVE SEMINAR

The Art of Delighting Angry Customers Featuring :

C

M

Y

CM

MY

CY

CMY

K

Jacky Mussry

Iwan Setiawan

MarkPlus, Inc.

MarkPlus, Inc.

SEMARANG

MEDAN

JAYAPURA

Selasa, 1 September 2015 Ballroom - Aston Hotel & Convention

Selasa, 15 September 2015 J. W. Marriot Hotel

Kamis, 1 Oktober 2015 Swiss-bel Hotel Jayapura

JOGJA

BANDA ACEH

BANDUNG

Kamis, 3 September 2015 Ballroom lantai 8 – The Royal Ambarrukmo Hotel

Kamis, 17 September 2015 Hermes Hotel

Selasa, 20 Oktober 2015 Hilton Hotel Bandung

PADANG

PONTIANAK

SURABAYA

Selasa, 8 September 2015 Mercure Hotel Padang

Selasa, 22 September 2015 Aston Hotel & Convention Pontianak

Kamis, 22 Oktober 2015 Shangri-la Hotel Surabaya

BALIKPAPAN

MAKASSAR

Kamis, 10 September 2015 Novotel Hotel Balikpapan / The Jatra Hotel

Selasa, 29 September 2015 Horisson Hotel Makassar

021 5795 1104 0 800 188 1111

Supported by:

Organized by:

TOLL FREE

markplusinc.com wow-sea.com #wowsea2015


A

I

N S T O

R Y

066 Pampers

www.everydayme.co.id

Selain Relevan, Harus Bermanfaat Oleh Hendra Soeprajitno

Melalui situs everydayme.com, Pampers hadir dengan memberikan solusi serta tips seputar masalah bayi. Content marketing itu pun diharapkan bisa menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan para ibu di Indonesia. Hasilnya? Brand awareness Pampers yang tak diragukan lagi di dunia popok tanah air.

Harus diakui bukan hal yang mudah untuk mendapatkan loyalitas konsumen di industri consumer goods. Di tengah banyaknya pilihan brand, serta variasi harga yang lebar, konsumen bisa deng­ an mudah berpindah ke produk lain meskipun hanya berawal dari kesan “coba-coba”. Sehingga, brand awareness menjadi harga mati agar fokus konsumen tidak terganggu ketika berhadapan deng­an banyaknya pilihan merek yang ada di sebuah supermarket atau minimarket. Hal inilah yang sudah berhasil dibuktikan Procter & Gamble Co (P&G) di industri consumer goods dunia, khususnya popok bayi. Bahkan, tak jarang konsumen Indonesia yang menyebut pampers se­ bagai perwakilan dari kata popok. Semua itu tidak terlepas dari berbagai kampanye yang dilakukan Pampers, produk popok milik P&G. Alih-alih menjejali konsumen dengan iklan yang menonjolkan keunggulan sebuah produk, P&G menggunakan strategi softselling demi mendapatkan hati di para konsumennya. Melalui

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-066.PDF 1

situs www.everydayme.co.id, Pampers mengha­ dirkan kanal yang berisikan informasi secara spesifik seputar bagaimana tips menidurkan bayi, apa benefit tidur bagi bayi, bagaimana memijat bayi, apa saja tahapan perkembangan bayi, dan lainnya. “Dengan memberikan tips-tips yang berguna bagi konsumen, kami tidak hanya membantu memudahkan konsumen, tapi juga menjadi sahabat yang dipercaya,” kata Febrina Herlambang, Communication Manager Procter & Gamble Indonesia. Ya, Pampers memang menjadikan orang tua se­ bagai target konsumennya. Melalui content marketing ini, Pampers pun berharap bisa menjadi teman bagi para konsumen. Tak berhenti di situ, Pampers juga mengundang mom bloggers dan komunitas ibu untuk mendiskusikan tips sehubungan dengan merawat bayi, review produk Pampers, dan lainnya. Pampers pun mengadakan workshop dengan pakar kesehatan, mom-celebrity, serta para bloggers di ranah offline. “Selanjutnya, mereka sharing konten berdasarkan pengalaman. Ini lebih autentik karena merupakan pengalaman langsung para blogger. Konten ini lebih dipercaya ketimbang brand menjejali dengan iklan,” katanya. Dengan menggandeng para influencers, konten pun dapat dibaca dan tersebar oleh followers mereka. Salah satu contoh teranyar adalah kampanye bertema Senyum Pagi No.1 yang dirilis Pampers pada Mei 2015 lalu. Dengan menggandeng pakar kesehatan, yaitu dokter anak, Pampers memberikan informasi kepada para konsumen dan mom bloggers akan pentingnya cukup tidur bagi perkembang­an anak dan bagaimana agar anak bisa cukup tidur sehingga bangun dengan tersenyum di pagi hari. “Kemudian, kami membuat kontes foto di Facebook tentang Senyum Pagi No.1, dan 100 foto terbaik akan kami tampilkan di LED Billboard Mall Taman Anggrek,” kata Febrina. Hanya dengan menampilkan 100 foto bayi di LED Billboard tersebut, Pampers bisa mengantongi berbagai review positif dari mom bloggers dan media. “Kami mendapatkan ratusan berita dan blog, serta penambahan Facebook fans sebesar 20% selama kampanye.” Dalam membuat content marketing yang WOW, Febrina menganjurkan agar brand menyediakan konten yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Menggandeng brand ambassador pun bisa menjadi pilihan. Namun, peran mereka bukanlah menjual dan berpromosi tentang keunggulan produk, melainkan menyampaikan pesan seputar pengalaman mereka. “Misalnya bagaimana Artika Sari Devi menjaga kesehatan bayinya dengan cu­kup tidur dan pemilihan popok yang tepat,” katanya. Selain itu, sebuah content marketing harus relevan dengan positioning serta target konsumen yang ingin dituju. Semisal untuk newborn diaper, Pampers menyajikan konten yang berhubungan dengan kebutuhan para ibu yang baru melahirkan. “Tips juga harus sesuai dengan local insight, local culture. Jangan hanya mengulas keunggulan produk, tapi berikanlah tips yang berguna. Selanjutnya, gunakanlah influencer lokal yang tepat,” kata Febrina. Nah, melihat tips itu, apakah brand Anda siap mengikuti jejak Pampers?

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

067 XL Axiata

www.Xplor.co.id

Menciptakan Advokasi Lewat Forum Online Oleh Jaka Perdana

XL Axiata membuat forum di dunia online untuk berbagi informasi terkait perkembangan teknologi. Forum ini terbuka untuk semua orang, bukan untuk pengguna merek ini saja.

Molto Perfume Essence

Impression of Your Fragrance

Sajikan Romantisme Lewat Web Series Oleh Saviq Bachdar

Membuat mini web series, kini mulai diadopsi oleh banyak merek. Kemampuan shareability sebuah konten video yang disebar di YouTube menjadi alasan bagi Molto untuk mampu terkonek dengan target konsumennya.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-067.PDF 1

Perusahaan telekomunikasi XL Axiata sudah memiliki berbagai kanal media sosial, mulai dari Twitter sampai Facebook. Namun, saat itu semua masih terasa kurang, XL Axiata langsung menggarap komunitas di dunia maya. Adalah situs berbasis forum Xplor.co.id yang menjadikan masyarakat bisa berbagi cerita, komplain, mencari sumber informasi, sampai berbagi hobi dengan pengguna lain terkait dengan produk-produk XL Axiata. “Media sosial seperti Twitter, Facebook, dan lain-lain itu ada masanya. Kampanye di sana saja tidak cukup. Butuh wadah edukasi lain berbasis digital yang tidak termakan oleh tren dan bisa relevan dengan anxiety dan desire konsumen kami. Jadilah dibuat forum ini sebagai wadah berbagi sesama pengguna, saling berkomunikasi, sampai ajang membandingkan produk XL dengan produk kompetitor. Silakan saja, karena bukan pengguna XL pun bisa bergabung,” ujar Digital Community Manager XL Axiata Yudhistira. Dengan adanya komunitas online ini, XL Axiata mendapatkan banyak benefit. Antara lain bisa mengetahui berbagai masukan dan kritik. Keuntungan berikutnya adalah konsumen yang tergabung

dalam forum jadi lebih loyal dan akan mengadvokasi produk XL Axiata kepada rekan-rekannya. Jika ada yang mencoba menjelek-jelekan, para loyalis ini pasti akan membela. Konten Xplor.co.id ini sendiri berangkat dari konsep DNA, yaitu device, network, dan application. Ketiganya selain membahas produk XL Axiata, juga membahas berbagai perangkat digital, informasi jaringan terbaru dari provider telekomunikasi ini hingga aplikasi mobile. Tidak terlupa, hobi jadi salah satu bahasan. “Ada musik, film, sampai fesyen. Cara kami mengelola forum ini adalah dengan tetap menghadirkan topik terhangat dan up to date, seperti dari dunia gadget yang amat dinamis. Yang paling penting adalah relevansi,” sambung Yudhistira. Lalu, bagaimana caranya agar forum ini kian viral dan bisa engage konsumen? Yudhistira menyatakan bahwa konten seberat apapun harus dimoderasi dengan ringan. Dengan cara itulah orang mau sa­ ling berbagi di ranah online. Seserius apa pun bahasannya, harus tetap menghibur. “Rilis pada 9 April 2015 lalu, Xplor.co.id sudah memiliki sekitar 2.000-an anggota dengan modal membangun sebesar US$ 500.000,” tutup Yudhistira.

Merek pelembut dan pewangi pakaian (fabric softener) Molto mulai mencari cara yang paling efektif untuk berinteraksi dengan konsumennya. Riset pun dilakukan untuk dapat menentukan format dan juga content marketing yang sekiranya sesuai dengan Molto. Maklum saja, sejak pertama kali menjejal pasar Indonesia, brand ini lebih bermain di iklan televisi lewat aksi ‘keluarga kain Molto’ yang cukup familiar. “Kami mendapatkan insight bahwa vi­ deo YouTube adalah format yang disukai oleh target konsumen Molto Perfume Essence. Selain itu, level of engagement dari video YouTube juga sangat tinggi,” terang Hira Triadi, Head of Marketing Laundry PT Unilever Indonesia Tbk. Molto Perfume Essence adalah versi premium dari varian Molto yang ada di pasaran. Varian ini juga merupa­kan kelanjutan dari Molto Black & Gold yang dilumnya luncurkan tahun lalu. Jika sebe­ Molto mengasosiasikan diri se­bagai merek yang menawarkan keharuman seorang bangsawan, kini Molto bertransformasi sebagai merek yang mewakili kaum perempuan, khususnya para isteri. Maka itu, dalam menyampaikan kon­ ten yang relevan dengan target audiens,

Molto mengedepankan tema romantisme. Sehingga, web series dianggap platform yang tepat untuk menyampaikan pesan dari produk terbaru Molto itu. “Makanya, kami menayangkan kisah cinta dari pa­ sangan Joe dan Julie Taslim yang tentu­nya kental dengan romantisme,” kata Hira. Ide mini web series bertajuk Impression of Your Fragrance ini didapat dari sesi brainstorming dengan timnya. Menurut Hira, content marketing yang sukses, petama kali akan berdampak baik pada brand awareness. Setelah brand awareness mengalami peningkatan, penjualan akan terasa meningkat, asalkan didukung dengan strategi marketing lainnya. Media Director Unilever Indonesia dan SEAA Adeline Ausy Setiawan menga­ takan, dalam membuat suatu konten, me­ rek harus memiliki tujuan yang terukur. Konten tersebut harus memiliki pesan tertentu yang ingin disampaikan ke target audiens. Misalnya, brand ingin adanya perubahan perilaku atau perubahan persepsi terhadap sesuatu. “Konten yang disampaikan harus autentik, relevan dengan target konsumen, serta talkable. Selain itu, konten yang disampaikan juga harus konsisten dengan filosofi tiap merek,” kata Ausy.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

I

N S T O

R Y

068 Zalora.co.id

Fashion ZALORA Magazine

Menjadi Inspirasi Personal Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Industri e-commerce sekarang baru dalam tahap menanam benih. Agar perilaku berbelanja online di masyarakat terus tumbuh, ZALORA tidak ingin hanya mengandalkan diskon dan voucher. Ada majalah online yang digarap penuh totalitas.

Tren e-commerce memang sedang tumbuh namun angkanya masih sangat kecil. Jika melihat hasil riset MarkPlus Insight, dari sekitar 100 juta netizen di Indonesia tahun ini, ha­nya sekitar 20% yang pernah membeli secara online. Jika melihat kondisi tersebut, industri e-commerce Indonesia masih di dalam fase growth dalam product life cycle (PLC)-nya. Fase ini memiliki ciri-ciri, yakni para pemainnya terus melakukan upaya promosi untuk memperkenalkan diri, mengajak, dan membangun kebiasaan konsumen untuk bertransaksi online dengan mengorbankan keuntungan jangka pendek. Apalagi, saat ada momentum hari besar di negara ini, selalu ada yang namanya diskon harga. Bahkan, sesudah membeli pun seringkali disertakan voucher belanja sebagai nilai tambah yang mereka berikan. Singkatnya, bisa disimpulkan bahwa saat ini para pemain e-commerce belum meraih untung. Yang jelas, untuk mengedukasi konsumen ini, para pemain tidak melulu menggunakan strategi diskon

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-068.PDF 1

dan voucher. Ada pula yang menggunakan media lain, baik itu melalui media sosial hingga majalah online, seperti yang dilakukan ZALORA dengan content marketing-nya, ZALORA Magazine. “Format ini dipilih karena ZALORA berbasis online. Dan melalui online magazine, kami dapat memberikan informasi tren fesyen terkini untuk masyarakat yang isinya dikurasi oleh tim internal ZALORA. Majalah online ini juga diterbitkan secara berkala dan isinya akan sama di semua negara ZALORA di wilayah Asia Tenggara,” jelas Afdita Sari, PR Manager ZALORA Indonesia. ZALORA Magazine merupakan salah satu media mereka untuk me-highlight tren dan juga koleksi terbaru dari ZALORA kepada para pelanggan yang ingin mencari referensi gaya, inspirasi berpakaian sampai dengan ide untuk mix & match penampilan. ZALORA Magazine mendapat full exposure di website ZALORA. Harapannya agar audiens bisa dengan mudah mengakses sehingga mereka dapat mengetahui koleksi ZALORA dengan lebih dekat lagi. Dalam mengelola ZALORA Magazine ini, Afdita dan timnya selalu melakukan riset mengenai tren pakaian serta hottest fesyen item yang sekarang di­ senangi, sekaligus yang akan menjadi inspirasi tren fesyen selajutnya. Selanjutnya, dalam mengelola konten, ZALORA memiliki jadwal terbit yang sudah ditentukan untuk masing-masing editorial ZALORA Magazine. Upaya ini akan menjadi editorial guidelines agar menghasilkan konten yang sifatnya tahan lama dan menjadi inspirasi fesyen untuk para pembaca. Dari sisi produksi, Afdita menjelaskan bahwa terdapat tim editorial yang menentukan dan membuat kontennya yang kemudian disebarkan ke ZALORA Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Thailand & Vietnam. Selanjutnya, konten akan diterjemahkan menurut bahasa masing-masing.“Agar content marketing kian terdengar, kami menginformasikan sneek peek di kanal media sosial,” lanjutnya. Dalam membuat content marketing yang powerful, viral, dan engaging, Afdita menekankan tiga poin utama. Pertama, konten harus menarik dan informatif. Merek harus mengerti terlebih dahulu hal yang paling update atau menjadi tren yang sedang digemari di pasar. Setelah itu, cari bagaimana cara menyampaikannya ke para pembaca, misalnya dalam bentuk editor’s pick, shop the look atau ulasan gaya. “Karena kami fokus di bidang fesyen, kami memerlukan sesuatu yang dapat menambah personal value para pembaca kami. Dengan tujuan agar menjadikan artikel tersebut sebagai pengetahuan dan inspirasi personal mereka tentang fesyen – misalnya jadi lebih mengetahui mix & match yang benar, dan lainnya,” jelas Afdita. Poin kedua, sajikan konten dengan gambar yang kuat. Ketiga, perhatikan gaya bahasa yang sesuai dengan pembaca. Untuk artikel fesyen, biasanya ZALORA menggunakan gaya bahasa sehari-hari, tidak terlalu kaku, dan dapat dimengerti dengan baik oleh pembaca.

8/28/2015 10:50:23 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

069

Krusial Namun Kerap Dilupakan Divisi Public Relations (PR) kerap dianggap sebagai divisi yang memakan banyak biaya (cost center). Bahkan, ada yang menyebut PR sebagai divisi hura-hura karena hanya membuat konferensi pers bagi awak media. Apalagi hingga kini masih sulit untuk menghitung return on investment (ROI) dari aktivitas PR. Padahal di balik itu, divisi PR adalah divisi yang memegang peran penting. Visi dan misi sebuah perusahaan tidak akan tersebar luas tanpa adanya PR. Apalagi, kini, konsumen butuh komunikasi yang bersifat mengengage, edukatif, dan berguna. Sudah menjadi rahasia umum bahwa komunikasi yang salah bisa berakibat fatal terhadap imej sebuah perusahaan atau merek. Nah, ketika perusahaan masuk dalam krisis, peran komunikasi pun menjadi sangat vital. Informasi yang carut marut seakan tidak pernah berhenti menyerang sebuah merek yang sedang terpuruk. Karenanya, komunikasi yang apik pun menjadi mutlak adanya. Kali ini, Marketeers menyajikan seperti apa pandangan perusahaan Indonesia dari berbagai sektor terhadap PR. Misalnya saja Bank J Trust Indonesia yang berusaha mengubah imej-nya setelah berganti juragan, PT Telkom Indonesia Tbk yang melihat PR sebagai cara menyampaikan pesan yang bernilai, PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang mengatakan PR harus menyampaikan pesan yang akuntabel, bertanggung-jawab, serta fair, dan masih banyak lagi. Semoga saja, berbagai pandangan perusahaan Indonesia ini dapat mengubah dan menghapus mitos bahwa PR hanya bertugas membalikkan fakta yang ada. Sebaliknya, PR adalah divisi yang memiliki peran krusial dan tidak boleh terlupakan bagi perusahaan mana pun.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-069_R1.PDF 1

8/28/2015 10:50:23 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

070 Ahmad Fajar Direktur Utama Bank J Trust Indonesia

Ciptakan Image Baru, Perhatikan Pemangku Kepentingan Oleh Hendra Soeprajitno

Prita Kemal Gani Founder & Director London School of Public Relations (LSPR)

PR Harus Menciptakan Pemahaman Oleh Septi Wijayani

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-070_R1.PDF 1

Kemampuan PR sebuah perusahaan baru teruji ketika krisis tiba. Hal inilah yang telah dibuktikan Bank J Trust Indonesia. Perusahaan yang semula bernama Bank Century dan sempat berganti menjadi Bank Mutiara itu memang telah meng­ hadapi berbagai kendala. Namun, cerita itu telah berlalu. Terhitung akhir 2014, J Trust Co. Ltd. telah menjadi juragan baru mereka. Perusahaan yang semula berna­ ma Bank Mutiara itu pun berganti nama jadi Bank J Trust Indonesia. Harus diakui bukan hal yang mudah ke­ tika perusahaan memutuskan untuk meng­ ubah brand-nya. Apalagi ketika brand itu telah terlanjur melekat di hati nasabah. Namun, di balik aksi rebranding itu, pe­ rusahaan berkesempatan membangun kekuatan dan image yang baru. “Nama J Trust dari Jepang belum dikenal oleh ma­ syarakat Indonesia. Inilah tantangan yang harus kami hadapi,” kata Ahmad Fajar, Direktur Utama Bank J Trust Indonesia. “ Yang jelas, PR memiliki peran yang sangat strategis bagi Bank J Trust. Pa­ salnya, divisi ini bertugas membangun corporate dan brand image. “Komunikasi dilakukan sesuai STP (segmentation, targeting dan positioning) yang ingin diraih

bank dengan brand dan culture value yang baru. Dengan tagline banking your way, kami mengaplikasikan melalui core value, yaitu speed, change dan action,” kata Fajar. Kultur Jepang yang terkenal dengan kecepatan, disiplin, dan kerja keras dikombinasikan dengan kultur In­ donesia yang adaptif dan mengutamakan kedekatan dengan nasabah. Melalui kombinasi itu, Bank J Trust pun memiliki empat agenda utama bagi divisi PR. Pertama, menyukseskan rebranding. Kedua, membangkitkan citra positif dengan sentuhan Jepang tanpa me­ nimbulkan image negatif. Ketiga, mere­ dam isu-isu negatif yang mungkin timbul terkait masalah-masalah hukum warisan manajemen lama. Keempat, memberikan gambaran Bank J Trust adalah bank yang berbeda dari bank sebelumnya. Lantas apa resep Bank J Trust? Kedeka­ tan dengan media jadi rahasianya. Sebab, pemberitaan menjadi salah satu funda­ mental bagaimana persepsi sebuah peru­ sahaan terbentuk. Selanjutnya, melaku­ kan PR secara efektif. “Terakhir, PR harus tanggap terhadap segala keluhan-keluhan nasabah agar permasalahan tidak menge­ muka dan menjadi besar,” kata Fajar.

Berbicara mengenai Public Relations (PR), sosok perempuan satu ini bisa dibi­ lang fasih dengan serba-serbi yang ada di dunia PR. Ia adalah Prita Kemal Gani, Pendiri dan Direktur London School of Public Relations (LSPR), perguruan tinggi dengan spesialisasi ilmu komu­ nikasi. Prita memandang fungsi PR di perusahaan tak kalah penting dengan po­ sisi-posisi lainnya, misalnya saja dengan fungsi pemasaran. Prita mengatakan, pemasaran bisa ga­ gal tanpa program kehumasan. PR mem­ buat konsumen mencintai suatu produk. Sedangkan pemasaran menciptakan kesa­ daran, minat, hingga pasar. “Tentu, menciptakan kecintaan produk ke konsumen tidak bisa dilakukan dalam semalam. Program PR membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Berbeda dengan pemasaran yang dapat ditentu­ kan strateginya seperti apa untuk segera mencetak keuntungan,” kata Prita. Selama ini banyak orang yang sering salah kaprah memandang PR. PR diang­ gap memoles dan membuat indah sebuah image. Padahal, PR itu memiliki etika profesional yang harus dijunjung. Selain itu, PR dianggap bisa menutupi kesala­

han. Menurut Prita, anggapan ini salah. Di PR, mereka diberikan pelatihan un­ tuk menghadapi isu. Seburuk-buruknya situasi yang terjadi yang menyerang, perusahaan harus melihat sisi baiknya. "Dan, kami arahkan media untuk melihat berita yang baik. Jadi, bukan PR namanya kalau mengelabui publik,” papar Prita. Selain itu, kesalahpahaman lainnya adalah PR bertugas meningkatkan pen­ jualan. Walaupun memiliki keterkaitan, PR lebih menjalankan tugasnya untuk membuat produk dipilih konsumen, bu­ kan menjual. Begitu produk disukai dan memiliki reputasi, maka hal ini akan ber­ pengaruh pada peningkatan penjualan. Cukup? Belum. PR juga berperan saat masa-masa sulit terjadi. PR bertugas membantu perusahaan keluar dari krisis dan kembali mendapatkan kepercayaan publik. Salah satu kasus crisis management yang patut dicontoh adalah AirAsia. “Indonesia memiliki gaya PR sendiri. Gaya PR asing mungkin tidak cocok diterapkan di Indonesia. Saat ini, orang asing mulai belajar dengan Indonesia ten­ tang PR. Orang-orang asing mulai melihat teknik PR di Indonesia tidak kalah dengan mereka,” tandas Prita

8/28/2015 10:50:23 AM


GOIFEX2015 ad - MARKETEERS(21x27.5cm).pdf

1

8/6/15

15:59

THE LARGEST ANNUAL EVENT FOR FITNESS & HEALTH INDUSTRY IN SOUTHEAST ASIA

SAVAETE! THE D 6

5 -EMBER

SEPT 015 2

INDONESIA FITNESS & HEALTH EXPO 2015 EDUCATE MOTIVATE INSPIRE

ASSEMBLY HALL, JAKARTA CONVENTION CENTER

join the PROGRAMs:

EXHIBITION WORKSHOP INDONESIA FITNESS AMBASSADOR MASS WORKOUT NINJA CHALLENGE KETTLEBELL CHAMPIONSHIP RING GIRL SEARCH MMA SHOW & EXHIBITION MIND & BODY ZUMBA LES MILLS PILOXING NUTRITION & HEALTHY FOOD JOB FAIR Goifex Promoted and Organized by :

IFEXONLINE FITNESS HEALTH SPORTS & LIFESTYLE WWW.IFEXONLINE.COM

@GOIFEX

Supported by:

Hotline +6285921054856 visit WWW.GOIFEX.COM

goifex

media partners:

SPONSORED BY

goifex.isagenix.com

Official Travel Agent:


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

072 Rizki Suluh Adi Head of Operation Erafone.com

Memberi Edukasi ke Konsumen Oleh Jaka Perdana

Trijayanti Darmadji CEO PT Surabaya Indah Permai

Jadi Konektor Merek dengan Konsumen Oleh Ramadhan Triwijanarko

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-072_R1.PDF 1

Erajaya selama ini dikenal sebagai salah satu pemain di dunia ritel offline. Seiring perkembangan pasar yang bergeser ke online, perusahaan ritel ini pun melun­ curkan Erafone.com. Setalah merambah e-commerce, tentunya merek harus me­ miliki diferensiasi agar punya nilai lebih dibanding yang lain. Nah, keunggulan ini harus dikomunikasikan dengan baik ke konsumen. “Kami punya keunggulan bahwa ba­ rang elektronik yang kami jual itu semua 100% asli, karena Erajaya memiliki partnership dan lisensi langsung dari prinsi­ pal. Sehingga, jika ada kerusakan pada smartphone atau device konsumen yang dibeli di gerai grup Erajaya, ada jaminan untuk diperbaiki di service center. Itu yang selalu coba kami komunikasikan,” ujar Head of Operation Erafone.com Riz­ ki Suluh Adi. Memang, harga yang ditawarkan era­ fone.com dengan e-commerce lain se­ dikit lebih mahal. Sebabnya, produk yang dijual asli dan langsung dari prinsipal. Dan, harga menjadi perhatian konsumen ketika membeli produk. Tapi, menurut Rizki harga tidak harus jadi preferensi utama. Walau secara harga ada di atas e-

commerce lain, Rizki menjamin bahwa barang-barang di Erafone.com lebih ter­ percaya. “Orang mau merasakan pengala­ man menggunakan produk dengan lebih baik, dan dengan jaminan kami, ia tahu apa yang didapatkan,” sambung Rizki. Kemitraan langsung dengan para prin­ sipal ini justru menjadi kekuatan dari Era­ fone.com yang terus dikomunikasikan ke konsumen. Semakin banyak brand yang merilis produk-produk terwahidnya di Indonesia, maka Erafone.com selalu jadi salah satu partner untuk launching dan memasarkannya paling pertama. Di an­ taranya adalah produk terbaru komputer berbentuk USB milik Intel, Compustick. Ketika dirilis, Erafone.com adalah partner eksklusif dan hanya ada di Erafone.com. “Tantangan dari strategi PR kami kalau disimpulkan adalah bagaimana mengedu­ kasi konsumen bahwa barang yang kami jual itu selalu terjamin. Jangan bicara soal harga,” tutup Rizki.

Tujuan Public Relations (PR) tak lain un­ tuk menjadi sebuah media atau kanal yang menghubungkan perusahaan dengan ma­ syarakat konsumen. Boleh dibilang peran PR di sini sebagai konektor antara merek dengan konsumen. Dengan konektor ini, konsumen bisa menyampaikan komplain atau gagasannya kepada perusahaan me­ lalui PR – terkait produk, pelayanan, mau­ pun pemasarannya. “PR juga tidak hanya menghubungkan konsumen di pasar Indonesia saja, tetapi juga konsumen di luar negeri. Apalagi be­ lakangan makin banyak orang dari man­ canegara yang ingin tahu produk-produk kami,” kata Trijayanti Darmadji, CEO PT Surabaya Indah Permai yang mengelola merek Safe Care, merek farmasi berbasis herbal. Mengingat lanskap industri berubah menuju digital, PR perusahaan juga tidak boleh ketinggalan zaman. Saat ini, PR ha­ rus eksis juga di media digital. Termasuk membangun percakapan di berbagai jeja­ ring sosial. “Di kami, posisi PR dimasukkan ke dalam divisi marketing yang mana divisi ini terdiri dari banyak orang. Ada yang bergerak di above-the-line, below-the-

line, maupun yang ada di digital,” kata Trijayanti. Tri menambahkan, peran PR untuk handling complaint cukup penting. Sebab itu, komplain apa pun, baik di offline maupun online, harus segera direspons dan dija­ dikan masukan untuk perbaikan. Lebih penting dari itu, peran PR pada pemeli­ haraan hubungan perusahaan dengan kon­ sumen agar perusahaan tetap menjadi pe­ rusahaan yang bisa dipercaya. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1992 ini juga cukup getol dalam membrandingkan diri ke luar negeri yang mengusung produk dalam negeri. Tentunya, di sini, peran PR cukup signifikan. “Kami membangun kebanggaan bahwa produk kami adalah asli buatan dalam negeri yang berstandar internasional. Kami berkomitmen untuk menjaga kuali­ tas produk. Termasuk produk-produk ha­ sil inovasi ke depan. Produk kami bukan hanya untuk healthy lifestyle, tapi support konsumen Indonesia agar lebih percaya diri dengan cantik ala Indonesia,” pung­ kas Tri.

8/28/2015 10:50:24 AM


SAFARI HADIR DI SEMINAR 18 KOTA DI SERIES INDONESIA

JKT 8 OKT | BDG 22 OKT | SBY 20 OKT SMG 1 SEPT | JOG 3 SEPT | SOLO 9 SEPT DPS 10 SEPT | BA 17 SEPT | MDN 15 SEPT PDG 8 SEPT | PKU 16 SEPT | PLB 17 SEPT PTK 22 SEPT | BJM 9 SEPT | BPP 10 SEPT MKS 29 SEPT | MND 22 SEPT | JYP 1 OKT

Teknik Sukses Penjualan di Masa-Masa Sulit 20

DIFFICULT TIMES

bpm

Semua salesperson tahu, bahwa saat ini masa-masa sulit untuk berjualan. Semua salesperson barangkali juga tahu bahwa saat ini perekonomian tidak tumbuh sebagaimana yang diharapkan. Masalahnya, tidak semua salesperson tahu apa yang harus dilakukan.

source ecg PR bpm

50

10 25

%

Ingin tahu bagaimana tips-tips menjual secara efektif di masa-masa sulit seperti sekarang?

rpm source ecg

Ikutilah seminar MarkPlus Institute ini agar Anda memahami: • Mindset berjualan di masa sulit • Teknik menggunakan media penjualan alternatif • Teknik menggali kebutuhan secara proaktif • Tips praktis melakukan penjualan di era sulit

SESI I

SESI II

SESI III

Tiga Sales Mindset di Masa Sulit • Mengubah mindset salesperson dari manager menjadi leader • Memahami pentingnya kreativitas bukan hanya produktivitas • Membekali salesperson agar tidak hanya menjadi seorang yang professional tetapi juga berjiwa entrepreneur.

Teknik Kreatif Penjualan di Masa Sulit • Teknik menggunakan media penjualan alternatif • Teknik menggali kebutuhan secara proaktif • Teknik menawarkan solusi baru yang praktis

Kisah Sukses Salesperson di Masa Sulit • Kisah inspiratif para salesperson handal • Tips-tips praktis melakukan penjualan di masa sulit

INVESTMENT Jakarta Rp 750,000 per peserta Rp 3,000,000 per 5 peserta Rp 5,000,000 per 10 peserta (Termasuk: Materi seminar, Sertifikat, Coffee Break)

Non-Jakarta Early Bird Rp. 500,000 per peserta Go-Show Rp. 850,000 per peserta (Registrasi on-the-spot)

Rp 500,000 per peserta Rp 2,200,000 per 5 peserta Rp 4,000,000 per 10 peserta (Termasuk: Materi seminar, Sertifikat, Coffee Break)

Early Bird Rp. 350,000 per peserta Go-Show Rp. 600,000 per peserta (Registrasi on-the-spot)

INFORMATION JAKARTA (+62 21 5790 2338 # 229) Tuti +62 816 1452 398

SEMARANG (+62 24 845 0046) Woro +62 896 6961 0750

DENPASAR (+62 361 8495 670) Tia +62 822 5522 7558

BANDUNG (+62 22 200 5335) Kiki +62 822 1888 7011

JOGJA (+62 274 446 9086) Wati +62 857 7052 7287

MEDAN (+62 61 455 7000 # 8404) Ade +62 812 2776 1242

ACEH (+62 651 7555 020) Rusdi +62 813 6001 6003

SOLO (+62 271 738 666) Ita +62 838 6555 5568

PEKANBARU (+62 7612 2737) Huswito +62 853 6313 8038

PADANG (+62 751 841 941) Mayang +62 811 661 6661

BANJARMASIN (+62 511 326 4914) Nadia +62 811 516 1617

MANADO (+62 431 8551 23) Liane +62 852 9856 9905

PALEMBANG (+62 711 3637 11) Rinda +62 852 6769 3232

PONTIANAK (+62 561 749 555) Sari +62 812 8854 1945

MAKASSAR (+62 411 3650 454) Kiki +62 821 8746 2388 Resky +62 8234 4005 767

BALIKPAPAN (+62 542 7582 704) Sarah +62 813 4760 5200

PAPUA (+62 967 575 3000) Cathy +62 811 3893 080

SURABAYA (+62 31 562 1314) Gabriella +62 822 3102 2612

www.markplusinstitute.com Selling in Difficult Times Iklan.indd 1

@MP_Institute

MarkPlus Institute 8/13/15 10:55 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

074 Lukman Hidayat Direktur Pengembangan Bisnis, Riset, dan Teknologi PT PP (Persero) Tbk

Memahami Seluruh Stakeholder Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

Nofrisel Direktur Operasi dan Pengembangan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)

Sebagai Media Branding Oleh Muhammad Perkasa Al Hafiz

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-074_R1.PDF 1

Peran sebuah tim Public Relations atau PR sangat penting bagi sebuah perusa­ haan, termasuk perusahaan kontruksi se­ perti PT PP (Persero) Tbk. Dalam menun­ jang bisnis mereka, PP mengandalkan PR yang berasal dari internal perusahaan (inhouse) dan menggandeng pihak ketiga. “Kami di PP, dalam menggerakkan ak­ tivitas marketing mengusung konsep total football. Artinya, semua pihak di dalam PP dapat memberikan atau menyampai­ kan informasi dari luar terkait apapun kepada pihak yang berwenang di inter­ nal kami dan sebaliknya,” jelas Lukman Hidayat, Direktur Pengembangan Bisnis, Riset, dan Teknologi PT PP (Persero) Tbk kepada Marketeers. Jika melihat upaya yang dilakukan oleh PP melalui anak perusahaannya, seperti PP Properti, peran PR dimaksimalkan ke­ tika mereka melakukan sebuah penetrasi. Misalkan dalam peluncuran proyek baru, tim PR bukan saja mengundang pihak agen properti, suplier, atau media untuk melakukan publikasi, tapi juga mengun­ dang pihak pemerintahan. Praktiknya dapat dilihat dari acara peluncuran produk dari PP Properti, Tower 2 Grand Sungkono Lagoon (Tower

Caspian) di Surabaya dan apartemen Gu­ nung Putri Square (GPS) yang bertepatan dengan ultah PP ke-62 serta perayaan Hari Perumahan Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Agustus 2015 di Bogor. Pada kedua acara ini, PP turut mengundang Menteri BUMN Rini M. Soemarno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki Hadimuljono pada acara di Bogor, dan mengundang Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Ipul untuk menghadiri acara di Surabaya. Selanjutnya, kedua acara ini mereka integrasikan dalam bentuk live streaming, sehingga audiens kedua acara dapat sa­ling mengetahui informasi dari acara sebelah lantaran dihadiri oleh menteri. Selain itu, bukan sekadar ingin diketahui ino­ vasi mereka di mata pemerintah, PP juga memaksimalkan peran pemerintah untuk aktivitas marketing mereka. Seperti yang terjadi di Surabaya, Lukman menyebut­ kan bahwa Tower Caspian bisa saja men­ jadi lebih laku dibandingkan tower sebe­ lumnya karena diresmikan oleh Gus Ipul. Di sini bisa dilihat, pemerintah diundang dan diberikan peran seba­gai endorser.

PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di industri logistik. Di dalam berbisnis, BGR Express sebagai unit bisnis BGR memberikan peran yang cukup krusial untuk tim Public Relations (PR). Sebab itu, memaksimalkan peran PR kian penting untuk berkomunikasi ke­ pada publik. Baik dengan memanfaatkan media massa atau media konvensional, dan juga komunikasi secara langsung dari perusahaan dengan masyarakat. “Tim PR menjadi bagian dari upaya branding yang dilakukan sebuah perusa­ haan. Dan, branding menjadi salah satu faktor sukses yang strategis dari perusa­ haan kurir,” jelas Direktur Operasi dan Pengembangan BGR Nofrisel. Dalam membangun komunikasi, unsur terpenting datang dari orang yang mengo­ munikasikannya. Dari sini, tenaga terse­ but harus teredukasi, terlatih, dan tidak sembarang orang bisa menjadi spokesperson perusahaan kepada publik. Tugas lain dari PR di BGR adalah me­ milih media masa yang relevan dengan bisnis dari BGR dan mengumpulkan kon­ sumen ke dalam satu wadah seperti acara customer gathering. Saat ini, BGR Ex­

press belum memberikan tugas yang lebih spesifik kepada PR mereka. Ke depannya, BGR Express mempertimbangkan peran­ an public figure untuk mendukung upaya branding me­reka melalui tim PR-nya. Saat ini, antara PR dan divisi yang menaungi strategi branding dari BGR Express masih disatukan. Namun, melihat pentingnya komunikasi, nantinya dua hal ini akan dipisahkan meski masih menjadi satu kesatuan layanan komunikasi yang terintegrasi. Nofrisel menyebut ini se­ bagai integrated communication service, yang bisa merespons dengan cepat apa yang terjadi di lapangan dan apa yang bisa dilakukan unit-unit terkait dalam mem­ berikan solusi terhadap suatu problem. Nofrisel melanjutkan, membangun bu­ daya perusahaan itu penting. Upaya ini berawal dari pembentukan value proposition yang dibuat oleh perusahaan. Kemu­ dian, perusahaan membuat standarisasi acuan untuk nilai-nilai yang ingin dibangun di setiap individu. “Di dalam bisnis kurir, satu konsep yang saya pegang adalah long life training. Pelatihan itu berkepanjangan dan terus-menerus untuk mengikuti di­ namika pasar dan respons konsumen yang selalu berubah,” katanya.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

075 Francis Wanandi Founder & CEO Gold’s Gym Indonesia

PR Untuk Sebar Konten Marketing Oleh Saviq Bachdar

Jonfis Fandy Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor

Menjaga Kepercayaan Konsumen Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-075_R1.PDF 1

Bagi Francis Wanandi, Founder & CEO pusat kebugaran Gold’s Gym Indonesia, fungsi Public Relations (PR) saat ini lebih penting ketimbang media placement. Sebab, PR mampu mengomunikasikan lebih banyak informasi kepada pembaca, ketimbang promosi berupa print ad yang statis. “Kalaupun kami harus print ad, itu sudah mengarah ke advertorial berupa ar­ tikel informatif. Di situ kami bisa mem­ berikan cerita yang lebih jelas de­ ngan konten yang relevan,” terang Francis. Francis mengaku, pusat kebugaran asal Amerika Serikat ini memiliki lima orang anggota PR yang terbagi ke dalam dua tim, yaitu tim PR untuk media massa, dan tim PR untuk media sosial. PR me­ dia massa bertugas mengurusi acara-acara perusahaan, seperti konferensi pers. Se­ dangkan PR media sosial bertugas men­ jaga relasi dengan netizen, serta menye­ bar konten-konten yang dibutuhkan oleh pembaca online. Tim PR di perusahaannya berada di bawah divisi marketing yang diawasi oleh Francis. Alasannya, ia ingin memastikan setiap konten yang disebar PR memiliki konsistensi pesan dan bahasa yang sesuai dengan target audiens yang dibidik.

“Peran paling besar saat ini terletak pada media sosial. Orang mau informasi yang cepat. Infomasi yang kami berikan berupa program baru, kelas baru, instruk­ tur baru, maupun konten-konten edukasi, seperti tips kesehatan, pola makan sehat, serta bagaimana workout kecil di kantor,” cerita Francis. Selain menyebar konten di media so­ sial, tim PR Gold’s Gym juga menjalin kemitraan dengan portal-portal online seperti Fimela.com, maupun dengan ma­ jalah gaya hidup di bawah naungan Grup MNC. Francis mengaku, bahwa bujet PR dan promosi perusahaannya paling besar di antara merek pusat kebugaran lain di Indonesia. Dalam menghitung return se­ buah aktivitas PR, pihaknya melihat ber­ dasarkan jumlah peliputan yang dihasil­ kan, serta berapa value media itu. Kendati demikian, menurutnya PR ha­ dir bukan untuk meningkatkan penjualan. Sebab, konsep hard selling sudah mulai ditinggalkan, dan beralih ke konten-kon­ ten bersifat edukatif. “Sebab, kalau semua menjadi member karena diskon, bahaya juga industri ini. Kami ingin tekankan bahwa kebugaran itu berguna untuk me­ reka,” katanya.

Industri otomotif mengalami penurunan penjualan yang signifikan. Penjualan di se­ mester pertama tahun ini sangat menurun dibanding periode yang sama tahun lalu. “Namun, kami tetap optimistis, penjualan mobil nasional bisa menembus 1 juta unit. Honda Prospect Motor masih menunjuk­ kan penjualan yang positif karena ketika industri turun sekitar 25%, Honda justru tumbuh kurang lebih 13%,” kata Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor. Lalu bagaimana strategi komunikasi pemasaran dan kehumasan HPM? Menu­ rut Jonfis, dalam kondisi seperti ini kreati­ vitas harus semakin ditingkatkan. Bujet untuk promosi dan komunikasi pemasa­ ran bukan tidak ada, tapi tidak bisa sema­ sif dalam kondisi nomal. “Dalam kondisi seperti ini, komunikasi ke pasar harus bisa menyajikan kontenkonten yang tepat. Tidak hanya produk, namun juga layanan dan promosi yang bisa mendorong penjualan,” kata Jonfis. Ia manambahkan bahwa di Honda, strategi marcomm terbagi dalam tiga cara, yakni lewat above-the-line (ATL), below-the-line (BTL), dan Public Relations (PR). Nah, PR memiliki peran yang

pent­i­ng­­­­­ dalam menyebarkan berita dan informasi lebih banyak lagi ke konsumen. Sekali lagi, tujuan besarnya adalah untuk membantu dalam membentuk brand image Honda. “Konsumen wajib mendapatkan penjelasan bahwa dengan adanya paket cermat, biaya servis bisa dicicil. Lalu, ti­ dak ada kenaikan suku cadang, meskipun terjadi kenaikan dollar AS seperti seka­ rang ini,” jelasnya. Salah satu kondisi krusial bagi pemain otomotif adalah ketika harus melakukan recall, ketika produsen menarik kenda­ raan untuk dilakukan penggantian suku cadang. Dalam fenomena recall ini, HPM merupakan agen pemegang merek (APM) pertama di Indonesia yang melakukannya. Ini terjadi pada tahun 2005. Pada saat itu, dengan strategi komu­ nikasi yang tepat, HPM justru berhasil merebut hati konsumen di sini. Adanya recall tersebut, persepsi konsumen bukan melihat bahwa ini adalah sebuah produk gagal, sebaliknya menerima ini sebagai bentuk perhatian dari perusahaan. Pas­ alnya, konsumen pada dasarnya tidak mengetahui­bahwa ada salah satu suku cadang di mobilnya yang harus diganti.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

076 Andy K. Natanael Presiden Direktur Jakarta Garden City (PT Mitra Sindo Sukses)

Provokasi yang Mengedukasi Oleh Saviq Bachdar

Dr. Efmansyah Iken Lubis Deputy CEO PT Shape UP Indonesia (lightHOUSE)

Jadikan Semua Staf dan Pelanggan Sebagai PR Oleh Septi Wijayani

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-076_R1.PDF 1

Kawasan Jakarta Timur memang cukup tertinggal dalam hal pengembangan pro­ perti. Namun, ketertinggalan itu yang jus­ tru dijadikan amunisi bagi Jakarta Garden City (JGC) untuk melakukan serangan balik. JGC dikembangkan oleh PT Mitra Sin­ do Sukses, yang merupakan anak usaha dari PT Modernland Realty Tbk. Demi menciptakan awareness ke masyarakat, pihaknya berani mengusung slogan The Biggest Real Land Township at Jakarta. “Sampai saat ini dan ke depannya, tidak ada pengembang yang memiliki landbank seluas 370 hektare di Jakarta. Jikalau ada pengembang yang melakukan reklamasi laut lebih dari 400 hektare, itu bukan real land,” tegas Andy K. Natanael, Presiden Direktur Jakarta Garden City. Slogan itu sengaja digembor-gembor­ kan tim Public Relations JGC untuk memperkenalkan siapa sebenarnya me­ reka. Maklum saja, semenjak pengelo­ laannya masih dipegang pengembang Singapura Keppel Land, nama JGC tak begitu berdengung. Setelah Modernland mengambil alih seluruh saham Keppel Land sebesar 61% pada November 2013, proyek-proyek baru mulai dilakukan. Saat

itulah, JGC menggenjot publisitasnya melalui serbuan promosi dan strategi PR yang intensif. Sadar bahwa JGC masih kalah pamor dengan pengembang kawasan sekitarnya, seperti Kelapa Gading, tercetuslah ide untuk membuat sebuah video monolog selama lima menit yang tayang sebelum dan sesudah iklan ketiga pengembang besar tampil di televisi. Video itu dipe­ rankan langsung oleh Andy dengan for­ mat teknologi citra tiga dimensi atau holo­ gram. Dalam iklan itu, Andy mencetuskan terminologi baru di dunia properti, seperti sunrise property untuk menyebut properti yang baru mulai membangun, dan sunset property untuk menyebut properti yang sudah banyak pembangunan. Slogan itu, kata Andy, untuk mengedu­ kasi konsumen tentang investasi properti. "Saya mengatakan, investasilah di saat properti belum ada apa-apanya. Kalau su­ dah ada macam-macam, capital gain-nya tidak naik dengan cepat. Begitu pula buat apa beli apartemen, kalau dengan uang yang sama, bisa membeli rumah di Ja­ karta? Kecuali rumah sudah mahal sekali, baru beli apartemen. Saya rasa ini adalah bentuk edukasi pasar,” katanya.

Public Relations (PR) dalam sebuah pe­ rusahaan memegang peranan penting. PR memastikan hubungan internal dan eksternal perusahaan berjalan dengan baik dan harmonis. Mengingat amat pen­ tingnya peran tersebut, PR tidak hanya di­ miliki oleh perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan yang sedang berkembang pun membutuhkan fungsi ini, termasuk klinik penurunan berat badan lightHOUSE. dr. Efmansyah Iken Lubis, Deputy CEO lightHOUSE mengatakan, sebagai klinik penurunan berat badan, lightHOUSE bisa dibilang sebagai organisasi yang men­ dadak besar. Semula, CEO lightHOUSE dr. Grace Judio hanya membuka praktik priba­di. Hingga pada 2004, dr. Grace me­ mutuskan untuk mendirikan lightHOUSE yang saat ini telah berkembang dengan enam klinik di berbagai wilayah Jakarta dan Tangerang. Bagi lightHOUSE, fungsi PR bukan hanya sebatas pada departemen. Semua staf harus memiliki kemampuan PR untuk menjual lightHOUSE, entah itu menjual informasi maupun produk-produk light­ HOUSE. “Selain memiliki dokter, light­ HOUSE memiliki sejumlah supervisor medis, ahli gizi, psikolog, hingga psikia­

ter. Secara tidak langsung, mereka men­ jadi PR kami. Mereka akan mengomuni­ kasikan lightHOUSE ke publik,” tambah Iken. Yang jelas, efek penggunaan PR ter­ hadap bisnis ini sangat besar. Menyadari bahwa bisnis ini bergerak di penurunan berat badan, lightHOUSE harus meya­ kinkan dan membuktikan ke konsumen pada keberhasilan program penurunan be­ rat badan mereka. Hal ini tentunya sang­ at diinginkan lightHOUSE. Namun, bisa saja keadaan ini berbalik. Bila, pasien ti­ dak puas, maka pasien bisa saja menceri­ takan pengalaman mereka ke orang lain sehingga membuat citra lightHOUSE negatif. Untuk menghindari hal ini, light­ HOUSE memiliki strategi dalam menanga­­ni masalah yang terjadi, salah satunya yang berkaitan dengan komplain pasien. lightHOUSE akan menuntaskan kom­ plain yang masuk 1x24 jam. “Kami menugaskan tim marketing communication untuk membantu fungsi PR. Mereka menjadi garda terdepan dan dibantu tim internal kami lainnya. Selama ini masalah terjadi akibat dari miss communication. Namun, kami bisa mengatasinya dan ti­ dak sampai berlarut-larut,” jelas Iken.

8/28/2015 10:50:24 AM



A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

078 Reginald Yosiah Hamdani President Director PT Central Asia Financial (JAGADIRI)

Membangun Imej Produk dan Layanan Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

Bambang Suprijadi Direktur Pemasaran PT Bussan Auto Finance

Dekati Publik, Ciptakan Reputasi Oleh Septi Wijayani

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-078_R1.PDF 1

Asuransi JAGADIRI menjadi salah satu pemain yang fokus menawarkan produknya secara digital. Inilah yang membuat premi dari JAGADIRI menjadi terjangkau karena berhasil memangkas biaya-biaya, seperti keagenan, promosi, dan lainnya. Lantaran menjadikan pen­ jualan online sebagai jalur distribusi utama, maka strategi komunikasinya pun melalui secara online pula. Tools yang digunakan antara lain media sosial, blog, dan kanal berbagi video. “Dalam perlambatan ekonomi seka­ rang ini, bisa dikatakan kami berada di jalur yang benar. Sebabnya, premi tetap terjangkau dan bujet komunikasinya pun tidak sebesar bila di media konvensional,” kata Reginald Yosiah Hamdani, President Director PT Central Asia Financial. Reginald menambahkan bahwa di in­ dustri asuransi sekarang ini, komunikasi dan fungsi public relations (PR) menjadi sangat vital. Tidak mungkin setiap orang merasa puas pada semua layanan. Pasti ada saja dalam suatu proses bisnis yang membuat konsumen tidak puas. Nah, di sinilah fungsi PR untuk mengatasi kom­ plain yang datang, baik itu lewat telepon atau posting di media sosial. Selain itu, PR

juga memiliki fungsi dalam memberikan edukasi ke konsumen mengenai produk dan layanan dari JAGADIRI. “Misalnya menerangkan apa yang dimaksud dengan masa tunggu. Aktivitas PR secara digital pun kami maksimalkan, karena kalau te­ rus-terusan offline, jadi mahal preminya,” tambahnya. Selain untuk menangani komplain dan memberi edukasi ke konsumen, fungsi PR di JAGADIRI juga membantu membagun brand image dari JAGADIRI sebagai se­ buah produk. Tugas humas di asuransi ini menyampaikan ke masyarakat mengenai kualitas produk-produk yang ada di JA­ GADIRI beserta layanan yang ada. “Jika imej dari produk dan layanan terbentuk dengan bagus, secara otomotis imej peru­ sahaan akan terbentuk,” katanya. Efektif mana antara membangun imej produk dulu atau imej perusahaan? Regi­ nald membuktikan dengan data kinerja selama enam bulan beroperasi. Setiap bulannya, pertumbuhan premi JAGADI­ RI mencapai 50%. Hingga Agustus lalu, jumlah polis JAGADIRI telah mencapai 5.000 polis. Lalu, pendapatan premi men­ capai Rp 10 miliar.

PT Bussan Auto Finance (BAF) seba­ gai perusahaan pembiayaan motor me­ nempatkan fungsi PR sebagai salah satu bagian penting perusahaan. BAF melihat PR sangat membantu dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Bagi BAF, PR berpe­ ran dalam menciptakan, mempertahankan dan melindungi reputasi perusahaan. “Selain itu, PR berperan dalam mem­ perluas prestige dan menampilkan citracitra yang mendukung. Dari pengalaman kami sebagai perusahaan pembiayaan, kami melihat konsumen biasanya melaku­ kan buying decision atau keputusan pem­ belian berdasarkan reputasi dan citra pe­ rusahaan. Ini yang menjadikan peran PR penting,” kata Bambang Suprijadi, Direk­ tur Pemasaran PT Bussan Auto Finance. Lebih jauh, PR digunakan sebagai alat komunikasi untuk internal dan eksternal. Berbagai informasi mengenai BAF akan disampaikan dengan sejelas mungkin ke­ pada pihak internal dan eksternal. Lalu, PR akan menyediakan sarana untuk mem­ peroleh masukan dari kar­yawan maupun publik. Bukan hanya itu, dengan PR, BAF se­ makin didekatkan dengan masyarakat luas sehingga bisa melihat peluang dan

pasar baru. Kemudian, fungsi PR yang lain adalah memberikan edukasi kepada konsumen agar mereka lebih mengerti dalam memanfaatkan produk-produk pe­ rusahaan. Fungsi PR yang tak kalah pen­ ting, sambung Bambang, yakni mencip­ takan identitas perusahaan. BAF juga perlu menciptakan dan meng­ uatkan identitas sebagai perusahaan pembiayaan motor yang terpercaya di antara perusahaan pembiayaan lainnya. Salah satunya adalah dengan mempub­ likasikan BAF melalui berbagai media. Namun, publikasi di media saja dinilai tidak cukup. Lebih luas, BAF menggunakan PR se­ bagai salah satu strategi untuk mewujud­ kan misi dan visi perusahaan hingga pro­ mosi-promosi terhadap produk-produk baru mereka, seperti BAF Card, mobil, mesin pertanian dan sebagainya. “Sam­ pai saat ini, fungsi PR perusahaan kami menjadi lebih luas serta menyeluruh dan melekat pada fungsi Corporate Planning dan Marketing. Untuk anggaran PR, kami akan menganggarkan sesuai dengan rencana kerja masing-masing divisi dan dikoordinasikan melalui corporate planning division,” pungkas Bambang.

8/28/2015 10:50:24 AM


PUBLIC HADIR DI EDUCATION 8 KOTA DI PROGRAM INDONESIA

SELLING WITH Kiat Sukses Penjualan di Era Digital

JKT 27 OKT | BDG 17 SEPT SBY 22 SEPT | SMG 8 OKT BPPN 6 OKT | MKS 29 OKT DPS 13 OKT | MDN 20 OKT

DIGITAL Pada jaman yang semakin terkoneksi seperti saat ini, perilaku pembelian pelanggan menjadi semakin dipengaruhi oleh media digital. Karenanya, media digital menjadi salah satu hal yang bisa diandalkan untuk mempermudah berbagai bidang pekerjaan bisnis termasuk bidang penjualan. Facebook dan Google sebagai media sosial dan search engine yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah dua media yang paling tepat untuk berjualan digital secara optimal. Salesperson yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan media-media digital tersebut demi mengoptimalkan penjualan. Namun bagaimana cara yang pas untuk memanfaatkan media digital tersebut bagi para salesperson? Bagaimana memaksimalkan potensi penjualan yang dapat diraih melalui Facebook dan Google? Kesemuanya akan dibahas di training MarkPlus Institute kali ini.

What will you get: • Memahami perubahan jaman ke era digital yang sedang terjadi • Memahami perubahan perilaku pelanggan dan tren penjualan akibat digitalisasi • Memahami prinsip penjualan melalui Facebook dan Google yang harus dipahami • Menguasai teknik aplikatif dalam berjualan melalui Facebook dan Google

INVESTMENT

INFORMATION

Rp 1,500,000 per peserta Rp 6,000,000 per 5 peserta Rp 10,000,000 per 10 peserta (Termasuk: Materi seminar, Sertifikat, Coffee Break)

JAKARTA (+62 21 5790 2338 # 229) Tuti +62 816 1452 398

DENPASAR (+62 361 8495 670) Tia +62 822 5522 7558

BANDUNG (+62 22 200 5335) Kiki +62 822 1888 7011

MEDAN (+62 61 455 7000 # 8404) Ade +62 812 2776 1242

Early Bird Rp. 1,000,000 per peserta Go-Show Rp. 1,700,000 per peserta (Registrasi on-the-spot)

BALIKPAPAN (+62 542 7369 80) Sarah +62 813 4760 5200

MAKASSAR (+62 411 3650 454) Kiki +62 821 8746 2388 Resky +62 8234 4005 767

SEMARANG (+62 24 845 0046) Woro +62 896 6961 0750

SURABAYA (+62 31 562 1314) Gabriella +62 822 3102 2612

www.markplusinstitute.com

Selling with Digital Iklan.indd 1

@MP_Institute

MarkPlus Institute

8/13/15 11:08 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

080 ANS Kosasih Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta)

PR Itu Mengelola Ekspektasi Oleh Ramadhan Triwijanarko

Joko Pramono, Corporate Secretary PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Membuka Kran Komunikasi Dua Arah Oleh Ign. Eko Adiwaluyo

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-080_R1.PDF 1

Transjakarta kerap menjadi sasaran kekecewaan para penumpang. Meskipun begitu, PT Transjakarta tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan menyediakan beberapa jenis bus baru, serta pembukaan koridor baru. Selain itu, diikuti pengelolaan Public Relations (PR) yang tepat. “Banyak orang yang ekspektasinya tinggi dengan layanan dari kami. Keluhan yang datang dari pengguna bukan karena layanan kami yang buruk. Tapi karena tingginya demand dari masyarakat,” ujar ANS Kosasih, Direktur Utama Transja­ karta. Menyikapi hal tersebut, Transjakarta terus memberikan pelayanan yang ter­ baik, salah satunya dengan menggunakan pendekatan visual dalam setiap informasi yang mereka berikan.Twitter Transjakarta menjadi lebih visual. Setiap kondisi jala­ nan macet diinformasikan dilengkapi den­ gan visual gambar pada lokasi kejadian. "Komunikasi PR kami adalah berusaha menjadi solusi bagi masyarakat,” tam­ bahnya. Adanya visual, maka penumpang bisa membuat keputusan untuk naik Transja­ karta atau tidak. Tidak jarang, Kosasih

sendiri yang turun tangan langsung mem­ berikan informasi melalui akun Twitter pribadinya.“Kesalnya penumpang, karena tidak tahu berapa lama akan menunggu,” katanya. Selain manajemen ekspektasi, strategi PR dari Transjakarta adalah delivering good news. Bagi Kosasih, berita bagus tentang Transjakarta perlu disampaikan, seperti promo. Facts presentation juga menjadi salah satu strategi PR dari Trans­ jakarta. Beberapa data dan fakta yang berkaitan dengan komplain dari kon­ sumen juga disampaikan kepada umum. Terakhir adalah educating stakeholder. Hal ini berkaitan dengan masih banyaknya masyarakat yang menyalahgunakan jalur Transjakarta. Hal yang sama terjadi ketika ada beberapa kecelakaan yang menimpa Transjakarta. “Kami selalu berusaha untuk terbu­ ka kepada masyarakat. Bila kami yang melakukan kesalahan, kami akui. Tapi, kalau bukan kami yang melakukan, kami akan bantu pihak tersebut dan menyam­ paikan ke masyarakat bahwa yang salah adalah pihak tersebut,” pungkasnya.

Tantangan terberat dari perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam adalah isu lingkungan hidup. Setiap pe­ rusahaan yang bergerak di pertambangan pasti mendapat sorotan mengenai dampak aktivitas produksi yang mereka lakukan pada kondisi lingkungan di sekitarnya. Terlebih lagi, bila perusahaan tersebut merupakan perusahaan terbuka yang berkewajiban menyampaikan informasi secara detail ke publik. “Sebagai perusahaan terbuka dan milik negara yang bergerak di resources dan e­nergi, prinsip kami dalam menyampai­ kan informasi adalah akuntabel, bertang­ gung-jawab, dan juga fair. Artinya adil adalah informasi yang sama diberikan ke semua pihak,” kata Joko Pramono, Cor­ porate Secretary PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA. Ada beberapa bagian di PTBA yang fungsinya untuk menjalin relasi dengan berbagai pihak. Ada bagian yang khusus menangani relasi dengan investor, pemer­ intah, hingga media. Semua fungsi terse­ but berada di bahwa kendali sekretaris perusahaan. Pramono menambahkan bahwa PTBA sangat menghargai keberadaan LSM dan

selalu memberikan ruang komunikasi. Seringkali PTBA mengadakan pertemuan dengan para LSM untuk menerima masu­ kan dan sebaliknya memberikan informasi ke mereka. “Jika kran komunikasi ini ter­ tutup, para LSM ini justru akan menyam­ paikan masukan secara tidak terorganisir atau terkelola. Tapi, kami tetap tidak bisa membatasi kebebasan berpendapat yang dijamin negara,” jelasnya. Joko menambahkan, fungsi public relations (PR) tidak hanya menyampaikan in­ formasi secara transparan ke semua pihak. Peran PR semakin diperlukan bila terjadi krisis atau terjadi kebuntuan komunikasi antara PTBA dengan pihak luar, dalam hal ini masyarakat sekitar. Kondisi ini pernah terjadi saat PTBA mengakuisisi perusa­ haan perkebunan di Sumatera Selatan. Pada saat itu, ada permasalahan an­ tara sebagian masyarakat dengan pemilik lama yang belum terselesaikan. Perseroan melalui anak perusahaan pun menjelaskan ke masyarakat bahwa kehadiran PTBA di tempat itu untuk melakukan sinergi de­ ngan semua pihak. Setelah ada komuni­ kasi, masalah bisa selesai dan warga pun menerima PTBA.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

081 Mardi Wu CEO PT Nutrifood Indonesia

Ajak Konsumen Kenal Perusahaan Oleh Saviq Bachdar

Rachmad Setiawan Lithium Battery Development Department Head PT Nipress Tbk

Sesuai Visi Perusahaan Oleh Ramadhan Triwijanarko

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-081_R1.PDF 1

Sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman sehat, Nutrifood terus gencar mengedukasi konsumen tentang pentingnya hidup sehat. Apalagi, dengan pendapatan kelas menengah yang meningkat, kesadaran untuk hidup sehat semakin tinggi. Dus, peluang itu mesti dimanfaatkan Nutrifood agar semakin banyak orang terinspirasi dan diharapkan menjadi konsumen loyal. Peran PR pun cukup dominan dalam menyebarluaskan apa yang telah dilaku­ kan Nutrifood dalam rangka menginpirasi orang untuk hidup sehat. Sebab, melalui PR, sebuah merek memiliki kesempa­ tan yang lebih besar untuk menceritakan lebih banyak hal ke target audiens. Meng­ ingat, portofolio merek Nutrifood cukup segmented dengan target audiens yang berbeda-beda, meliputi L-Men, NutriSari, WRP, HiLo, dan Tropicana Slim. “PR dibutuhkan agar orang mengenal perusahaan di balik suatu merek. Soft selling iya, tapi sebenarnya tidak jualan juga. Melainkan lebih pada komunikasi yang efektif. Fungsi PR bagi kami sangat jelas, yaitu mengomunikasikan visi Nutrifood sebagai perusahaan makanan sehat yang menginspirasi orang untuk hidup sehat,”

terang CEO Nutrifood Mardi Wu. Agenda PR di Nutrifood cukup bera­ gam. Selain mengurusi konferensi pers tiap brand, PR juga membantu men­ jalankan kampanye edukasi dari merekmereknya itu, seperti kampanye #Hands­ 4Diabetes, #FatFreeDay, serta tur edukasi diabetes dari kantor ke kantor. “Kami memiliki Nutrifood Inspiring Center semacam coworking space. Di sini kami bisa berbaur dengan berbagai komu­ nitas. Di sanalah tim PR berkantor, agar semakin dekat dengan masyarakat,” kata nya. Mardi bilang, perusahaan yang baik harus memiliki PR yang baik. Pasalnya, masyarakat ingin mengenal siapa saja orang di balik deretan produk yang dijual itu. Ia menjelaskan, di zaman keterbukaan seperti saat ini, apabila PR sekadar mem­ bangun pencitraan, malah membuat orang menjadi tidak percaya dengan perusahaan itu. “PR hanya menyampaikan apa yang dilakukan perusahaan, bukan menutupi sesuatu yang diinginkan perusahaan. Jadi, PR harus penuh integritas untuk menyam­ paikan hal yang jujur kepada masyara­ kat,” tutup Mardi yang memulai kariernya di Nutrifood sejak tahun 1995.

PT Nipress Tbk telah berdiri sejak tahun 1970 dan bergerak di bidang produsen baterei. Awalnya Nipress bergerak pada bidang baterai khusus sektor otomotif. Namun secara perlahan dan juga melihat kondisi pasar yang terus berkembang, membuat Nipress melakukan beragam inovasi untuk dapat memberikan solusi terkait dengan energi. Karenanya, Nipress juga merambah bisnis energi untuk telekomunikasi dan juga sektor industrial. Ini sejalan dengan visi dari Nipress untuk menjadi pemain global dalam industri energi tersimpan. Di sini fungsi PR juga sejalan untuk men­ jalankan misi dari perusahaan, yaitu untuk berkontribusi dalam bisnis yang lebih hi­ jau dan ramah lingkungan. Menurut Rachmad Setiawan, Lithium Battery Development Departement Head Technical Division Nipress, penyam­ paian komunikasi dilakukan melalui saluran dari situs resmi yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, Nipress juga ak­ tif dalam mengomunikasikan berbagai hal kepada khalayak melalui beragam pameran.“Tidak hanya pameran di Indo­ nesia saja. Kami juga mengikuti pameran di beragam negara seperti di Jerman, Tur­

ki, dan lain-lain,” ujar Rachmad. Sebagai penyedia jasa energi dengan klien yang tersebar tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri, beragam komplain juga terjadi. Beragam masalah ditemui, mulai dari penggunaan hingga pada saat proses produksi. Proses pe­ nyelesaian dari proses perbaikan pun berdasarkan perjanjian jaminan garansi. “Kami akan kirim teknisi untuk menyele­ saikan masalah tersebut. Kalaupun klien kami berada di luar negeri, kami juga akan kirimkan.” Selain itu, Nipress juga menjalankan praktik bisnisnya disertai tanggung jawab terhadap masyarakat serta lingkungan­ nya dengan melaksanakan program-pro­ gram tanggung jawab sosial perusahaan secara berkesinambungan. Pelaksanaan program-program CSR merupakan salah satu komitmen Nipress dalam menyam­ paikan kegiatan perusahaan serta berkon­ tribusi kepada masyarakat sekitar. Dengan melaksanakan program CSR, Nipress senantiasa mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat sekitar wilayah operasionalnya.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

R K

E

T

I

N

G

C H

A

M

P I

O

N S

082 Arif Prabowo Vice President Corporate Communication PT Telkom Indonesia Tbk

Pesan Harus Memiliki Nilai Oleh Jaka Perdana

Esthy Reko Astuty Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata

Tak Sendiri, Tapi Kolaborasi Oleh Sigit Kurniawan

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-082_R1.PDF 1

Strategi Public Relations (PR) yang di­ jalankan oleh Telkom Indonesia adalah dengan mengatur tiap arus informasi kepada publik baik dari Telkom sendiri maupun dari anak perusahaan. Mengatur mana porsi yang memang mewakili anak perusahaan saja, atau mana yang mewaki­ li Telkom sebagai holding. Khusus untuk yang mewakili holding, setiap anak pe­ rusahaan wajib untuk mem-filter konten mereka kepada Telkom. “Jadi ada peraturan tertentu bagi setiap anak perusahaan ketika menyampaikan pesan kepada masyarakat jika menyang­ kut holding Telkom,” ujar Vice President Corporate Communication PT Telkom In­ donesia Tbk Arif Prabowo. Bagi Arif, dalam menyampaikan se­ buah pesan kuncinya ada cerita di dalam pesan. Dan, pesan itu harus tersampaikan dengan positif, sehingga perspektif di ma­ syarakat baik. Pesan yang harus disampai­ kan bukan soal kinerja atau produk saja, tetapi harus ada juga proyeksi masa depan perusahaan itu. “Di Telkom, kami selalu membuat konten pesan dengan desain jangka panjang. Kalau hanya memberikan informasi saja, so what? Jangan hanya kemasan yang tidak ada isinya. Harus ada

nilai lebih dari setiap konten,” terang Arif lagi. Salah satu contoh adalah ketika Tel­ kom menggelar jaringan fiber di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Maksud dari manuver bisnis itu bukan cuma mema­ sang kabel, melainkan ada strategi jangka panjangnya. Paling penting adalah value di masa depan, yaitu dengan kehadiran jaringan fiber di Eropa dan AS itu, Indo­ nesia bisa menjadi sebuah hub internasi­ onal. Jadi, pesan itulah yang coba disam­ paikan dan diharapkan ditangkap dengan baik oleh publik. Meluruskan salah persepsi menjadi tan­ tangan tersendiri. Maklum, isu yang bere­ dar terkadang bergerak liar tanpa kendali. Seperti yang terjadi tahun 2013 lalu, keti­ ka Telkom mencoba meluncurkan sebuah satelit, tapi gagal mengorbit. Akibatnya banyak sekali pemberitaan miring me­­n­ye­ rang Telkom. “Ketika itu ada gap informasi. Ada ang­ gapan bahwa satelit ini adalah backbone bisnis kami. Tentu bukan. Maka kami ko­ munikasikan kepada publik bahwa backbone kami tetap ada pada jaringan fiber,” tegas Arif.

Sebagai institusi milik negara, Kemen­ terian Pariwisata RI bertugas untuk me­ masarkan destinasi-destinasi wisata In­ donesia – baik ke dalam bagi wisatawan nusantara (wisnus) dan keluar bagi wisa­ tawan mancanegara (wisman). Peran ini mendapat peneguhan oleh presiden yang menargetkan 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada tahun 2019. “Biasanya, tugas PR adalah mem­ bangun image dari lembaganya. Tetapi, kami di pemerintah, image yang kami bangun adalah produk pariwisatanya,” ujar Esthy Reko Astuty, Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar. Menurut Esthy, strategi pemasaran yang dilakukan Kemenpar dilandasi pada DOT (Destination, Origin, dan Time). Destination merupakan produk pariwisata yang menyangkut destinasi-destinasi wisata di berbagai daerah di Indonesia. Origin menyangkut daerah asal wisatawan. Time menyangkut waktu berlibur para wisa­ tawan tersebut. Sementara itu, terkait promosi juga, Kemenpar menerapkan strategi yang dinamakan BAS (Branding, Advertising, Selling). Kemenpar membangun brand-

ing pariwisata nasional dengan Wonderful Indonesia. Untuk komunikasi ke dalam, Kemenpar memakai Pesona Indonesia yang artinya sama saja. Untuk melakukan BAS, Kemenpar me­ manfaatkan berbagai media placement yang ada. Esthy menyebutnya dengan POS (Paid media, Owned media, dan So­ cial media). Paid media mengacu pada media-media yang berbayar untuk iklan, advertorial, dan sebagainya. Sedangkan, Owned media mengacu pada media-media yang dimiliki oleh Ke­ menpar sendiri, seperti Indonesia travel. Social media mengacu pada pemanfaatan jejaring sosial untuk mempromosikan wisata di Indonesia khususnya untuk para anak muda dan netizen. Kemenpar harus berkolaborasi dengan banyak pihak, khususnya para pemangku kepentingan pariwisata itu sendiri. Terkait kolaborasi, Esthy mengatakan pariwisata menjadi tanggung jawab lima pihak yang disebut penta helix. Mereka adalah para akademisi, pelaku bisnis dan industri, komunitas, pemerintah daerah maupun pusat. Media-media juga berandil dalam mempromosikannya lewat program-pro­ gram wisata.

8/28/2015 10:50:24 AM


www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

SEPTEMBER 2015

I N D O N ESI A FO R ASE A N

The Key of Being Relevant


A

E S T

R O

From The Editor

The Key of Being Relevant

Editor

Cecilia Hermanto Assistant Editor

Standie Nagadi For CMO membership & inquiries:

Ajeng Aditi

Manager of CMO club ajeng.aditi@markplusinc.com

JAKARTA CHIEF MARKETING OFFICER CLUB The Jakarta CMO Club was officiated by the Philip Kotler Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) and was established as a platform to empower marketing to a higher level beyond function. Only highly regarded business and marketing leaders will be invited for its membership. The Jakarta CMO Club was launched on February 25, 2008

MISSION To Promote the Strategic Role of Marketing in Indonesia

VISION To become the premiere community for Marketing Executives who have strong passion for Marketing in Indonesia

TRI-FOUNDERS OF PKCAM Philip Kotler Hermawan Kartajaya Hooi Den Huan

EightyEight @Kasablanka 8th Floor Jl. Raya Casablanca Kav. 88 Jakarta 12870 Phone: +6221-570 9721 Fax: +6221-5790 2339 Email: cmoclub@markplusinc.com www.jakartacmoclub.com

Word-of-Mouth. A powerful phrase that we often heard in the marketing world. A lot of marketers mention they want to create word-of-mouth but only few that actually know how to make it works. Marketers are competing to get customer awareness and attention and hope people will share what they published. Yet, in the midst of advertising battle, how to make people excited about it? Nowadays, many people believe that the best way to create conversation among customers is by being online on internet and social media. Companies are shifting their marketing budget to online marketing either for the sake of being online or for cost efficiency. Then they asked why their online marketing are not doing any progress. Most forget that online world is not a magical world where words spread to every corner. In the online world, the battle is fiercer. In this issue, our practitioner share his idea on the underlying question, why many content marketers fail? He views that other than being relevant, marketers need to revisit the fundamental objectives of the marketing itself, step back and take the strategy and customers’ point of views. It is not about the hype but it is how to be relevant to companies’ objectives and customers’ anxiety and desire. Some case studies of successful content marketing are also discussed in this issue. The content marketing is not a one-way advertising, it is a two-way advertising where community is more relevant than ever. A good content marketing not only trigger conversation among targeted segment but it also pulls companies closer to their customers and creates new opportunities to understand the market needs and improve the offerings. Advertising that works is advertising that is relevant. It is not necessarily to be online but it is necessary to be humanize. Make customer as your friend not your target, try to understand what they want to know not what you want them to know. Get ready for the real relationship with your customers!


A

E S T

R O

Mastermind 085

Optimizing the Offline World of Content Marketing by: Vendy Chandra

Why many content marketers fail? Because they don’t ask enough questions.

By now, we all have understood that content marketing is not easy to get right. Many things can go wrong, especially since it involves multi-dimensional platforms. Most marketers focus on the two common aspects of content marketing failure. Online marketers often blame content marketers for not writing good contents. On the other hand, content marketers accuse SEOs as the source of incompetence to reach out to readers. In MarkPlus, we discover a different perspective – the failure to see the bigger picture of integrating offline marketing strategy to the online activities.

CUSTOMER PATH IN CONTENT MARKETING

ENCOUNTER S

EARCH

CONTENT MARKETING CUSTOMER PATH In the connectivity era, MarkPlus has found a new customer path to purchase, the 5A: Aware, Appeal, Ask, Act and Advocate. To successfully engage audience with contents, we have to first understand their customer path. Customers go through a similar chained process with each touch point potentially terminate the chance of moving onto the next. First, they encounter a content, possibly through ‘outer’ influence such as digital ads and/or ‘other’ influence such as posts by friends through newsfeed in Facebook. Appealed by what they see, they search for more information related to the subject. They then click on the most intriguing headline and decide whether to read it after skimming on one or two first sentences. Finally, when the article allows a conversation within their community, they share the content through multiple online platforms. The cycle repeats when other readers encounter the contents. Thoughtfully mapping out your customer path will allow you to figure out the red flags that hinder engagements of your brand. ASKING THE HOLISTIC QUESTIONS – INITIATING WITH OFFLINE STRATEGY When contents can’t capture the attention of customers, we often ask ourselves, which touch point did we not maximize? Often times, the answer, t is to pay more SEO consultants or rewrite with more enticing headlines. That may be a way to short-term results. However, we should also question which contents we produce positively attract readers. This way, we can paint a holistic view on marketing our content effectively. Optimizing offline marketing

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-085_R1.PDF 1

CLICK

READ

SHARE

strategy is as equally important since it helps maximizing online activities in content marketing. Let’s discuss one touch point by one: 1. Encounter In the first phase, we often anticipate our lack of awareness by bombarding on online ads the moment we realize one can’t encounter our content. Nevertheless, we also need to factor in offline marketing communication as a probable channel of advertisement, such as establishing relationship and strengthen the community which relates to our brand. 2. Search We blame our insufficient relevant keywords as the reason customers can’t reach out to our contents when they surf through the search engine. Do we step back and ensure our product relevance to the content? Carefully picturing our marketing mix tactics will aid customers in better searching our content, such as attractive packaging design or captivating taglines. 3. Click Hiring great copywriters that produce intriguing headlines will mask our so-so content. Honestly, that’s what we’ve been doing this whole time. As a marketer, we should be an optimist; Rather than blaming the content, why don’t we assist by evaluating differentiation of our products or services? Give your readers the real reasons they need to click on your article instead of covering up with beautiful, bold and beguiling words.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

E S T

R O

Mastermind 086

4. Read Coming up with good articles requires extra efforts and creativity, especially when there have been thousands of reading materials out there for us to read. Help our creative copywriters by defining positioning that resonates with customers’ values. This way, your content can flow naturally instead of sounding needy to impress.

Put ‘share’ purpose on our target customers will better ensure our products or services flow through the community. OFFLINE – ONLINE RELATIONSHIP IN CONTENT MARKETING As consultants, we often have to envision the end in mind when we strategize for results. The same goes through when we strategize for effective content marketing. Navigating the diagram above, we should first start with ‘share’ – target our prime community. Afterwards, we formulate the positioning based on what customers want to hear. Then, we find a unique selling proposition that captivates readers as well as refine tactics to perfect the relevance of our case. Just after doing that can we start managing the online activities known as content marketing. The cycle goes back as we evaluate for innovation. A case in point: Uber, an app-based car service company, revolutionizes how we travel in the digital era. It exercises how to multiple users and target ‘share’ community, which is the social media junkie, with promo codes. It positions with scenarios that touch Gen Y such as a chance to ride free Mercedes Benz and quickly differentiates itself. Every touch point wows customers and by now, whatever content it publishes, customers seemingly can connect. We do believe that content marketing is at the heart of Uber when it designs its user experience and we hope that, as challenging as it may be, established offline companies can take a step back, adjust their purpose to align with the online world before they join the extravaganza of content marketing.

5. Share The final step is, for us, the most important piece. The power of advocacy creates multiplier effect and is what Gen Y fuels their daily activities. We often provide icons of various social media, like facebook, twitter, pinterest, Instagram, and so on right below our articles so that happy readers can share. Do we create share-worthy contents? The answer lies in our initial objectives of using content marketing as one of our marketing tools. Instead of following hype around the imperatives of content marketing, we should start with the basic strategy of marketing: segmentation and targeting.

ASKING THE HOLISTIC QUESTIONS ENCOUNTER

Negative Questions people ask and the response they expect

Positive Questions people seldom ask when they should

SEARCH

C

LICK

READ

S HARE

Why can’t one encounter my content?

Why can’t one search my content?

Why doesn’t one click on my content?

Why doesn’t one read my content?

Why doesn’t one share my content?

Because it’s not everywhere on the internet

Because the keywords are not relevant

Because my headline is unappealing

Because my content is poorly written

Because it doesn’t encourage one to share

Why does one encounter my content?

Why does one search my content?

Why does one click on my content?

Why does one read my content?

Why does one share my content?

Because I initiate the viral communication plan

Because one is curious about my product

Because I have something they’ve never seen before

Because my content is aligned with one’s values

Because my content relates to one’s community

OFFLINE - ONLINE STRATEGY IN CONTENT MARKETING Managing online activities in content marketing ENCOUNTER ONLINE STRATEGY

OFFLINE STRATEGY

SEARCH

CLICK

Utilize search engine ads, digital ads, partnerships with branded publications and sites, etc

Maximize search engine optimization (SEO), keyword management

Ensure intriguing headlines

Optimize relevant of ine marketing communication plan

Develop ‘current’ marketing mix such as packaging design, pricing strategy and product placement

Establish differentiation and unique selling proposition

READ

Elaborate with creative copywriting

Create positioning that resonates with anxieties and desires

SHARE Prioritize visibility of exhaustive links to social media, website, etc

Target prime community with ‘share’ purpose

OFFLINE ONLINE OFFLINE

Optimizing of ine marketing strategy with the end in mind

START

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-086_R1.PDF 1

8/28/2015 10:50:24 AM


A

E S T

R O

Mastermind 087

Two brands which show us the whys and hows of content marketing by: Priyanka Shekhawat Just as the Customer is King in business, Content is emerging a king in the world of digital marketing. Staying connected with customers through various online social media and fan pages is alright, but it’s the content which actually creates engagement. It can take any form: photos with funny memes, infographics shareable on social-media, videos which evoke emotions, or blogs which provide how-to tips or DIY tutorials – content should be useful and informative to help marketers engage and interact with their target audience.

Don’t do it for namesake! Content marketing can incur huge budgets or be employed with simple hacks, say, something as simple as using PPTs into SlideShare to create greater exposure, or creating FAQs from customer queries. But as simple as that may sound, several marketers are scrambling to get it right! The buzzword that content marketing has become, there is a clog of tips and tricks to help brands employ effective content marketing strategies. However, one thing worse than not employing content marketing is employing it just for the sake of it. Amidst the enormous digital content that gets created across channels, all brands, big or small, old or new, are fighting for consumers’ attention. This maddening race to keep ‘updating’ pages can compel them to post unexciting, sometimes repetitive and mundane content, which ultimately fails to add any value to businesses’ digital marketing strategy. There are cues all around us from brands that do it right, and some of them, exceptionally well. The thing to remember however is: just like not all brands are created equal, not all types of content tactics will work for every brand. Instead of rushing to create a presence across dozens of social media, a compelling blog post or a valuable infographic shared on one or two platforms will trigger sharing, which in turn is a lot more effective. While there are several examples of hugely viral and effective content marketing campaigns from across industries,

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-087_R1.PDF 1

Source: YourQuestions, McDonalds Canada

let’s take a look at some of more unconventionally exciting ones: McDonald’s Fast-food may be loved and binged upon by all of us but there are several questions we have in our minds. Questions which we silently tuck away at the back of our heads when biting into a big burger or nibbling on fries. There is a lot more we want to know about how it is prepared, is it healthy to be eaten, or simply, how many calories? McDonalds Canada took it upon themselves to answer these and many such questions from customers under their Our Food, Your Questions campaign. Launched on a special website, participants logged in through Facebook and Twitter accounts to post a question. “How is it that a McDonald’s burger does not rot?” and “Does your Egg McMuffin use rea eggs?” – People asked.

Needless to say, there were several uncomfortable questions too, which a business may not want a discussion on. “Is the meat in your patties treated with ammonia?” and “Does your Egg McMuffin use real eggs?” – People asked. McDonald’s Canada however answered a whopping 10,000 questions, widely recognised as informative and factual. In doing so, not only did McDonald’s create a whole lot of comprehensive and useful information about its food, clearing many a doubts and misconceptions among patrons, but the campaign also helped build trust and boosted McDonald’s overall brand image. Launched in 2012, the campaign still serves as one of the best examples of content marketing done right. The YouTube videos featured in the campaign have since generated millions of views, and are still updated with new answers from time to time.

8/28/2015 10:50:24 AM


Mastermind 088

GoPro GoPro makes cameras – wearable and gear-able ones. It’s not easy to reckon what its content marketing strategy would focus on. Pictures and Videos! But they don’t just show the camera quality or the talk about resolution and clarity. GoPro provides a platform for its customers to post their memories locked in pictures – memories created with a lot of passion. The brand has succeeded in creating a ‘world of GoPro’, utilising community marketing to engage with their audience. In fact, content marketing may well be the new community marketing, thriving on the concept of ‘relationship’ with the customers and GoPro does that quite well. This non-intrusive, emotional approach

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-088_R1.PDF 1

to user generated content has helped the brand create a special connect with its audience. As they say, pictures speak a thousand words. GoPro customers or the so-called everyday adventurers document their experiences of travel, or sports activities, which are published on the website, creating brand ambassadors in the process. These conversations may well be what inspire people to learn more about GoPro, more than the product features itself. Quality and Consistency While there can be shorter-term and content marketing campaigns marking special occasions, on a regular front, marketers need to be frequent and consistent

with their content marketing endeavours. Don’t expect results overnight! Content marketing is not so much about ‘selling’ – it’s about building relationships, which can only be nurtured over time. In Indonesia, where millions of netizens are super active on social media, content marketing appears to be an inherent tactic in bolstering customer engagement. As important as it is to choose the correct digital channel, it is also vital to localise the content, in terms of not only language but culture as well. For example, in the context of ASEAN, Philippines, Singapore, and Malaysia have large Englishspeaking audience but not so much in Indonesia and Vietnam. Marketers need to take that in account when creating content for regional audience. Finally, creating content is not enough. It needs to be optimised for SEO, so that it reaches a wider set of better targeted audience. A great piece of article or blog post on your website would be rendered useless if it doesn’t feature in the search engine rankings effectively. Businesses need to combine SEO capabilities with content marketing to make the most of it.

8/28/2015 10:50:24 AM


A

E S T

R O CMO 089

CMO OF THE MONTH

Young, Driven, Progressive: Taking IBM Indonesia to the Next Level Gunawan Susanto President Director of IBM Indonesia

Fifteen years’ experience in IBM does not deter him from still learning every day. Recognized as one of the youngest yet prominent figures in the global company, Gunawan Susanto is leading IBM Indonesia to expand its spectrum to the SMEs; the backbone of the country’s economy. Gaining two contrasting insights, since he started to build his career and until the new interconnected era, he is trying to transform IBM to become an inseparable part of development in Indonesia. In a talk with Dilla Ibtida from Marketeers, Gunawan shares his experiences, insights about IBM, its role in transforming the business landscape in Indonesia, and how he plans to expand the spectrum of this global company to a whole new level.

During your 15 experience in IBM, what are the most meaningful and significant lessons you have learned?

“INDONESIANS ARE ONE OF THE MOST ACTIVE NETIZEN IN THE WORLD. LOCAL ENTERPRISES ARE AWARE THAT WE DO NOT HAVE TO WAIT”

I learned a lot of things, but the first and the most significant one is the lesson on how to be a salesperson. My background is mechanical engineering, but I chose to join the sales team. In that position, I had to learn about presentation, negotiation, and many more. The second is leadership. I would say that I am a ‘textbook type’. Everything I have learned about leadership has come from there. I went through that one step at a time. From being a sales guy, first line manager, country manager, and now in this position. Seeing the past 15 years of Indonesia market landscape, what makes Indonesia unique? Significantly, it is the existence of Smart Medium Enterprises (SMEs) that has become an asset for Indonesia. The deployment of technology has also been significantly transforming these last 15 years. Fifteen years ago, Indonesia always waited for another country to start. Our technology deployment took 3-4 years longer than other countries.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-089_R1.PDF 1

But lately, with the advancement of technology, the rise of middle class, and the millennial generation, the landscape has changed. For example, in social media usage. Indonesians are one of the most active netizen in the world. Local enterprises are aware that we do not have to wait. What kind of opportunity is IBM trying to seize in Indonesia? In the past, Indonesia was dominated by big corporations. Small and medium enterprises were just in their starting phases and they did not feel the necessity of IT. But now, even startup companies are adopting technology with a trend that is moving towards cloud and big data analytics. This makes possible for even a new enterprise to have the same level of playing field with big companies. In the past, the limitation was based on Indonesia’s business players’ conventionality. But currently, we are running extremely fast. Effectivity and efficiency are in main focus. Technology can simplify the business process. There are even many new startups, with mobile phone, they have some new ways of doing things. Startups do not have to open any outlet to start a business. The landscape is totally

8/28/2015 10:50:24 AM


A

E S T

R O

CMO 090

different. In the past, we were targeting large enterprise. But now the spectrum has been expanding to reach SMEs. What about public sector? Generally, since we have such complicated bureaucracy, sometimes the stakeholders are reluctant in making decisions. This is what makes public sector or public service a bit difficult to reach. But actually the demand is there, for example, the one-roof service. This would be efficient if we have technology. This is the thing that government should pay attention to. IBM have seen SME as the new market. What kind of service can IBM offer? Recently, our cloud service has become highly affordable. SME players nowadays do not have to buy a server. For example, a merchant owner in Tanah Abang is thinking about doing some expansion through online orders. They don’t have to buy the computer. They can just go online, connect to our server, and pay the account every month. So for a relatively new company, it does not have to think about capital expenditure on technology. We can also make the system based on their capacity. If your business is booming and you want bigger capacity, you can always upgrade. This is flexible and saves you so much of cost and time.

Aside of the product we offer, we also have training programs for SME players. We also created UKM Toolkit, a toolkit for SME consisting of tutorials on how to make business proposals, presentations, and many useful templates they can utilize. We also provide some trainings in many areas outside Jakarta, and also to college students. We mostly give leadership trainings and share the toolkit. How do you see the competition? Well, IBM is not the only company offering cloud computing. And there are others that offer big data. But IBM is the only one who has both. That is our differentiation. We are doing this end to end. Also in our server, you can rent a space as if it is yours. This will make your system more private and give better guarantee in security. In IBM, we give the operating system to the owner. On the other side, we have cognitive computing. This is mostly used in healthcare and some banking services. This is ‘the learning computer’. For example, there are some cancer hospitals that gather research, cases, and journals about cancer from all around the world, so when a similar case occurs, the doctor can analyze it more accurately. The machine is learning along the way. The more research and cases are inserted, the sharper analysis a doctor can make. For IBM, what has been biggest obstacle in Indonesia over the last 15 years? Fifteen years ago, the mindset. It used to take too long to adopt a new technology. Since they could achieve success without IT, they seemed to be reluctant about jumping into this new realm. But the next generation has been widely open-minded on the ability of technology in innovating business. The second one is the skill in the market. Overall, we must inject our company with skills from other countries, especially on the newest technology. We have to transfer the knowledge because IT graduates in this country are not so adequate to fulfill what the market demands. The last one is awareness and openness to new ideas. In other countries, technology is a part of differentiation. We have to raise that awareness, especially among those who are still running traditional businesses. We should also realize that our market is not limited by border. The market is huge, and since everything now is accessible one thumb away, business players in Indonesia should acknowledge and utilize this opportunity. You are achieving great success at a relatively young age. What are the significant achievements that have led you here? To be certain, there have been many roles handed over to me as a challenge. Every time I find a new assignment or job, it is not only about doing it wholeheartedly, but also about extending it over the

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-090_R1.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


A

E S T

R O CMO 091

Our CMO of the Month’s CV extra mile. It is only with that mindset we would be able to improve, and not merely continue with what anyone before you has done. For example, I once handled a channel of reseller. The question was not only whether we could achieve the targets or not, but also creating a system to make the transaction easier and more comfortable. This is really simple thinking, but this can increase efficiency and solve problems. So it’s not only about target, but also about sustainability.

Gunawan Susanto

Which part of your character do you credit to bring you to this position? I personally feel like I have always wanted to learn new things. Every time I am offered a new challenge, I always take it. So even though I may feel reluctant, I will always do it. This is about curiosity and persistency. Curiosity to always learn new things and persistency to get things done. Thank God I still have a lot of desire to learn more and more to improve my capability. Who is your role model? I learn from everyone that I interact with. Because everyone has their own background, strength and weakness. And they don’t have to be a legend to be a role model. Like Steve Jobs, okay he is great. But interacting with your peers or coworkers, you realize they can be your role models too. For example in terms of teamwork, you may see some people who are really persistent, or being positive, being good stress handlers. So we should be able to learn from everyone. What is your vision for IBM for the next five years? Taking IBM to the next level. I want to bring IBM to become a transformation catalyst for local enterprise. For example, in China, IBM helped transform a very traditional Chinese family into a highly professional company going global. That is what IBM has done in China. The challenge is how we can fulfil this challenge in Indonesia. This is when IBM can be sustainable. Secondly, IBM is well known as a company that has created great leaders. It sounds like it only occurred in the past. But I want to bring it back. I hope IBM can build a new generation of leaders. We are bringing global IBM to Indonesia. So the people involved would have that mindset. Last but not the least, it is about how we make contribution in this country to innovate. SME is one of the main drivers. We want to create an ecosystem of SMEs that can compete with other countries. IBM should play a more active role in Indonesia.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-091_R1.PDF 1

“RECENTLY, OUR CLOUD SERVICE IS HIGHLY AFFORDABLE. SME PLAYERS NOWADAYS DO NOT HAVE TO BUY A SERVER. SO FOR A RELATIVELY NEW COMPANY, IT DOES NOT HAVE TO THINK ABOUT CAPITAL EXPENDITURE FOR TECHNOLOGY”

PROFESSIONAL EXPERIENCES • • • • •

System i ASEAN Product Manager IBM Indonesia (January 2007 – December 2007) Systems Sales Manager IBM Indonesia (January 2008 – June 2010) Country Manager Business Partner Organization IBM Indonesia, (July 2010 – September 2012) Country Manager Systems & Technology Group IBM Indonesia, (October 2012 – March 2014) President Director IBM Indonesia, (April 2014 – Present)

EDUCATIONAL BACKGROUND •

Universitas Indonesia (UI) Bachelor, Mechanical Engineering, 1996 – 2000

8/28/2015 10:50:25 AM



Hal

095

Bukan Keamanan, Tapi Kesejahteraan Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko

SEPTEMBER 2015 www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-093.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


Perbaikan Tiada Henti EDITOR: Melati Astri Maharani

ASSISTANT EDITOR AY. Afie Qwartianna

MarkPlus Center for Public Services dibentuk sebagai wadah bagi institusi pelayanan publik dan pemerintahan daerah yang antusias terhadap pemasaran. Dengan dua pilar utama, pelayanan berkualitas dan branding yang kuat, diharapkan institusi publik dan pemerintahan daerah dapat meningkatkan peran pemasarannya.

MISI: Menjadi komunitas untuk institusi publik dan pemerintahan daerah dalam berbagi pengalaman pemasaran.

Apakah imej terhadap pelayan publik saat ini sudah berubah menjadi lebih baik? Pasti sebagian dari kita akan kebingungan menjawab pertanyaan tersebut. Berbagai upaya perbaikan memang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah maupun institusi pelayanan publik, namun konsistensinya belum terasa. Jadi apa yang dibutuhkan pelayan publik untuk bisa mengubah imej-nya secara keseluruhan? Jawabannya adalah konsistensi. Dan, hal ini hanya bisa dicapai apabila perubahan mindset seluruh pelayan publik sudah berhasil dilaksanakan. Dalam Prima edisi kali ini, kami ingin berbagi inisiatif-inisiatif dari institusi pelayanan ­publik untuk terus melakukan transformasi mindset. One Agency, One Innovation dilakukan oleh Kementerian PANRB untuk mendorong semangat inovasi setiap pelayan publik. Dari program ini, inovasi-inovasi yang berharga bagi pelayanan publik berhasil dicetuskan. Bahkan pengakuan internasional pun berhasil didapatkan. Tidak hanya paparan terhadap program itu, Prima juga tetap menampilkan beberapa artikel lain, seperti upaya kota di dunia dalam melakukan city branding terhadap dunia pendidikan. Dan, yang tak kalah penting adalah saran dari Jenderal (­ Purnawirawan) Moeldoko ­ enurutnya, selama untuk mengatasi masalah perbatasan negara. M ini, pemerintah kerap terjebak dengan stigma bahwa keamanan adalah kunci utama untuk m ­ empertahankan kedaulatan n­ egara. Padahal yang seharusnya menjadi fokus adalah k­ esejahteraan rakyat di wilayah itu. Akhir kata, selamat menikmati sajian Prima kali ini.

VISI: Meningkatkan peran pemasaran dari institusi publik dan pemerintahan daerah untuk ikut memasarkan Indonesia ke dunia.

MarkPlus Center for Public Services Eightyeight @kasablanka 8th floor Jalan Raya Casablanca Kav. 88 Jakarta 12870 Phone: +6221-5709721 Fax: +6221-57902339

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-094.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


INTERVIEW

Jenderal (Purnawirawan)

Moeldoko

Bukan Keamanan, Tapi Kesejahteraan Pinggiran memang cenderung teracuhkan. Hal ini banyak terjadi dalam berbagai hal, termasuk dalam hal pengelolaan sebuah negara. Mereka yang cenderung diabaikan adalah orang-orang yang berada di daerah perbatasan. Selama lebih dari enam dasawarsa, pengelolaan kawasan perbatasan di Indonesia masih menghadapi masalah beragam, dari masalah keamanan dan kedaulatan, hingga masalah kejahatan lintas perbatasan. Pendekatan keamanan dikedepankan. Padahal, kesejahteraan menjadi kebutuhan utama dari masyarakat di perbatasan tersebut. Demikian kata Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko. Perbatasan memiliki masalah dan membutuhkan solusi. Seperti apa? Simak penuturan lelaki kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 kepada Sigit Kurniawan dari Marketeers berikut ini:

Apa yang salah dengan pengelolaan perbatasan selama ini? Selama ini p­ endekatan untuk perbatasan lebih mengedepankan pendekatan keamanan (security). Padahal, yang patut diutamakan seperti halnya daerah lain di Indonesia adalah k­ esejahteraan (prosperity). Kesejahteraan harus dibangun di wilayah perbatasan. K ­ alau ­kesejahteraan terpenuhi, warga akan lebih g­ ampang diajak untuk besama-sama menjaga­­ ­daerahnya. ­Kesejahteraan harus lebih utama d­ ibangun ketimbang ­menghadirkan banyak p­ asukan di sana, meski keamanan tetap perlu dijaga. Kalau keamanan yang dikedepankan, berapa prajurit TNI yang harus dijajarkan di sepanjang perbatasan di Indonesia? Tak mungkin tentunya. Yang harus dibangun adalah kesejahteraan. Kalau mereka sejahtera, mereka juga akan sukarela ­menjadi para penjaga perbatasan Republik ini. Apa lagi? Memang ada upaya kuat dari pemerintah yang memosisikan perbatasan sebagai area yang harus ditangani secara serius. Ada ­ elekat pada area perbatasan saat stigma yang m ini. Misalnya, m ­ asyarakatnya berpendidikan ­rendah, ­infrastrukturnya minim, masyarakat yang ­terisolasi, masyarakat yang menghadapi ­persoalannya sendiri. Tuntutan dari masyarakat perbatasan ini sungguh keras. Saya mendengarnya sendiri karena saya adalah mantan asisten operasi di sana pada tahun 2002, dan pernah menjadi ­Pangdam untuk Kalimantan Barat dan Tengah. Saya sangat paham betul apa yang dirasakan mereka. Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah di depan mata. Di era ini, tidak hanya terjadi lalu lintas barang dan jasa, tetapi juga manusia. Bagaimana peran perbatasan? Ini yang harus disadari. MEA itu bukan nanti, tapi sudah terasa sekarang ini. Yang kita bangun adalah semangat competitiveness. Kita ­­­­­­harus bangun semangat mampu bersaing dengan negara lain. Dalam konteks militer, intervensi dimengerti dengan sesuatu yang terkait manusia dan ­­­persenjataan. Tetapi, dalam konteks sosial, budaya, dan ­ekonomi, tukang pijat dari Tiongkok ­“menyerang” ke sini justru bisa lebih “berbahaya.” Kenapa? Kami melihat ancaman dalam bentuk militer sebagai ancaman tradisional. Ancaman ini kelihatan jelas. Tetapi, ancaman yang sifatnya nonmiliter maupun nonstate justru s­ emakin sulit untuk dikenali. Seperti yang dikatakan Ayatollah Khomeini dalam gagasan p­ erang kebudayaan. Ia mengatakan, ciri-ciri a­ ncaman tersebut adalah membuat korbannya senang. Apa contohnya? Contohnya, narkotika. Sudah banyak korban berjatuhan, tetapi korban-korban itu menikmati. Dalam hal makan, misalnya, kita selama ini ­“dijajah” McDonald’s. Tetapi, kita tidak menyadari dan malah menikmatinya. Indikasi lain dari korban dalam perang kebudayaan tadi

095

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-095.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


INTERVIEW

Apa saja skenario yang Anda buat? Kita sering berbicara tentang NKRI, keutuhan wilayah, kedaulatan, dan sebagainya. Tetapi, ­realitas di perbatasan, banyak yang merasa ­terganggu. Saya menggambarkan salah satu kondisi di perbatasan dengan Merah Putih Turun Tiang. Istilah ini menggelisahkan banyak orang dan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu. Bahkan, dalam sebuah Focus Group ­Discussion (FGD) yang kami lakukan, istilah Merah P ­ utih ­Turun Tiang itu datang dari BNPP (Badan ­Nasional Pengelola Perbatasan). Hasil skenario pada panel 20 ahli dalam FGD menyatakan 19 ahli menilai kondisi pengelolaan perbatasaan saat ini berada di skenario keempat, yakni Merah Putih Turun Tiang. Skenario ini terjadi bila ­kepemimpinan nasional lemah dan cenderung korupsi, elit politik bertarung demi kepentingan pribadi atau kelompoknya semata, bandul politik ekonomi dalam negeri semakin menguat ke arah daerah, otonomi khusus semakin meluas, dan atau referendum yang dikabulkan. Seperti apa skenario yang lainnya? Sebenarnya, ada empat skenario dan skenario di atas adalah skenario keempat dan terburuk. Ada empat parameter penilaiannya, antara lain politik, ekonomi, security, dan ­prosperity. Skenario ­pertama dan paling ideal adalah Merah Putih Berkibar Jaya. Dalam skenario ini, ­Indonesia ­diasumsikan telah menjadi negara yang ­dicita-citakan oleh amanat Pembukaan UUD 1945. Skenario kedua, Merah Putih Setengah Tiang. Ini menggambarkan I­ ndonesia yang terus membangun kawasan perbatasan, tetapi gagal menuai kemajuan yang signifikan. Indikator dari skenario ini adalah aspek politik dan pembangunan. Skenario ketiga, Merah Putih Terkulai di Ujung Tiang. Skenario ini menggambarkan kondisi pembangunan kawasan perbatasan yang macet. Hal ini disebabkan oleh tarik-menarik ego sektoral. Ada tarik-menarik kepentingan pusat-daerah, maupun kurang optimalnya peran BNPP.

adalah korban dibuat cemas. Fast food itu enak, tetapi juga mencemaskan karena m ­ emengaruhi ­kesehatan. Banyak yang enak tetapi penuh risiko. Jadi, kita harus hati-hati karena perang ­kebudayaan sedang terjadi di sekeliling kita. Boleh dibilang perang k­ ebudayaan lebih berbahaya daripada perang m ­ iliter, karena ini menyangkut peradaban ­manusia. Adakah skenario khusus untuk mengelola perbatasan tersebut? Ada. Ini menjadi salah satu topik yang saya ang­ kat dalam disertasi saya untuk U ­ niversitas Indonesia berjudul “Kebijakan dan S ­ cenario ­Planning Pengelola Kawasan Perbatasan di I­ ndonesia.” Ini merupakan hasil perenungan saya.

Salah satu persoalan di perbatasan adalah ­ ersoalan konektivitas. Seperti apa? p Persoalan justru sering terjadi karena ­keterputusan konektivitas dengan masyarakat perbatasan. Apa yang warga perbatasan terima, termasuk informasi, datang dari negara tetangga. Bahkan, tidak heran, bila ada warga yang kurang tahu siapa nama presidennya atau malah lebih tahu nama presiden negara tetangga. Kenapa? Karena mungkin TVRI, RRI, maupun media di Indonesia, tidak hadir sampai di sana. Dari ini, harus kita sadari, betapa dashyatnya peran k­ onektivitas, baik offline maupun online. Dan, betapa b­ esar ­dampaknya ketika di sana tidak ada sinyal, ­misalnya. Sebab itu, BTS-BTS juga sebaiknya sampai ke daerah ini. Konektivitas penting untuk m ­ enghubungkan fisik maupun nonfisik. Yang penting, b­ agaimana pikiran dan hati masih terkoneksi dengan ­Indonesia. Suatu yang tidak nyambung k­ etika

096

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-096.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


INTERVIEW

pusat berbicara soal wawasan kebangsaan, ­sementara warga perbatasan memiliki wawasan dan cara berpikirnya sendiri tentang Indonesia. Sebenarnya, bagaimana perhatian pemerintah terhadap warga di perbatasan ini? Ini juga menjadi persoalan besar. Memang, sering sekali banyak pejabat pemerintah datang ke perbatasan, tetapi tidak membawa dampak ­perubahan bagi mereka. Pejabatnya datang, tetapi negara tidak hadir. Kehadiran negara ­dipertanyakan. Bangsa ini sudah terlalu lama jatuh pada politik jargon dan teknokratisasi yang mana ­pembangunan dinilai sekadar wacana dan belum membawa kesejahteraan nyata, khususnya bagi warga di daerah perbatasan. Untuk membangun prosperity di perbatasan, tentu bukan tanggung jawab pemerintah semata. Kolaborasi macam apa yang harus terjadi di sana? Biasanya, banyak pihak mengusung kolaborasi P3, yakni Public, Private, dan Partnership. Dalam disertasi saya, saya mengembangkannya menjadi 4P, yakni ditambah dengan People. Keterlibatan people itu sangat penting. Namun, ini yang sering dilupakan. Ada kecenderungan besar untuk ­meninggalkan masyarakat perbatasan. Lalu, peran pasar di perbatasan seperti apa? Apalagi pasar menjadi bagian yang dekat ­dengan prosperity yang dicita-citakan? Ya, memang harus ada kerjasama antara state, civil society, dan market yang dalam hal ini pasar. Selama ini, globalisasi telah gagal. Kenapa? Karena sering menjadikan market sebagai panglima serta meninggalkan state dan civil society. Ini seperti digagas Kenichi Ohmae yang menyatakan state is stateless alias negara t­idak ada. Termasuk peran masyarakat sipil, juga d­ itinggalkan. Nah, sebagai mantan panglima TNI, apa refleksi Anda terhadap peran TNI untuk masyarakat di sana? Sekarang, kami menggunakan pendekatan what customer need. Kami mencoba memahami masyarakat membutuhkan apa dari TNI. Dengan mendengar, kami bisa memahami apa yang menjadi aspirasi ­mereka. Kami menangkap keprihatinan yang disampaikan oleh warga di daerah perbatasan. Katanya, sudah banyak pejabat yang menyambangi warga di d­ aerah perbatasan. Tetapi, kata warga sampai saat ini belum ada ­“malaikat” yang datang menyambangi mereka. Maksud “malaikat” tak lain adalah m ­ ereka yang mampu membangun kesejahteraan di wilayah tersebut.

seenaknya. Sekarang, itu tidak lagi bisa dilakukan. Termasuk sikap salah TNI dalam mengendalikan informasi ­khususnya dengan orang-orang media, seperti merampas tustel dan s­ ebagainya. Sekarang, informasi harus diberikan secara terbuka dan jujur. Tetapi, dalam kejujuran tetap perlu mengomunikasikan hal-hal yang memang tidak perlu diberitakan. Apa saja peran TNI dalam pengembangan wilayah perbatasan? TNI berperan proaktif di sana. Di bidang ­pendidikan, misalnya, TNI membantu m ­ embangun sekolah-sekolah dan menjadi tenaga p­ engajar di sana. Dalam hal ini, kami bekerja sama d­ engan Kementerian Pendidikan kala itu. Untuk apa? Agar apa yang TNI ajarkan juga bukan p­ elajaran ­tradisional, tetapi yang update sesuai ­kurikulum terbaru. Lalu, kami menarik sekitar 2.000 prajurit ke Jakarta untuk di-upgrade ­dengan pengetahuan ­pendidikan ini dan kemudian disebar lagi di perbatasan. Selain pendidikan, TNI juga berperan aktif dalam kesehatan dan berbagai p­ embangunan di sana. Apa rekomendasi Anda? Penelitian saya merekomendasikan p­ erbaikan dan harmonisasi kebijakan, pengembangan grand design, peningkatan kesepahaman a­ ntarpemangku kepentingan perbatasan, reorganisasi dan ­kewenangan BNPP, dan sebagainya. Dan, semoga skenario ideal, bisa terwujud di perbatasan ­sehingga Merah Putih Berkibar Jaya di sana.

“KAMI MENANGKAP KEPRIHATINAN YANG DISAMPAIKAN OLEH WARGA DI DAERAH PERBATASAN. KATANYA, SUDAH BANYAK PEJABAT YANG MENYAMBANGI WARGA DI DAERAH PERBATASAN. TETAPI, KATA WARGA SAMPAI SAAT INI BELUM ADA “MALAIKAT” YANG DATANG MENYAMBANGI MEREKA. MAKSUD “MALAIKAT” TAK LAIN ADALAH MEREKA YANG MAMPU MEMBANGUN KESEJAHTERAAN DI WILAYAH TERSEBUT.”

Bagaimana itu dilakukan? Kami memiliki program TNI Mendengar. Kami terus mengedukasi anggota TNI untuk melakukan pendekatan ini. Dulu, TNI sering melakukan ­pendekatan instruktif dan terkesan dengan rakyat

097

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-097.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


INTERVIEW

Mirawati Sudjono

Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB).

Satu Instansi, Satu Inovasi Oleh Sigit Kurniawan

Berinovasi atau mati – mungkin istilah ini pas untuk menggambarkan pelayanan ­publik di Indonesia. Di tengah arus zaman yang senantiasa berubah, pelayanan publik juga harus sigap untuk terus berbenah. Inovasi di sini tak harus berbasis Teknologi Informasi. Dan, inovasi di sini tergantung juga dari komitmen para pemimpinnya. Inovasi menjadi salah satu cara agar sebuah organisasi atau lembaga tetap eksis dan relevan pada kebutuhan zaman yang senantiasa berubah. Dalam hal ini, inovasi tidak hanya mutlak bagi perusahaan yang ingin terus sustain, tetapi juga bagi instansiinstansi pelat merah yang bertugas khusus untuk pelayanan publik. Dalam hal pelayanan publik, Indonesia termasuk maju karena memiliki undang-­ undang tentang pelayanan publik yang mana tidak semua negara m ­ emilikinya. Undang-undang yang dimaksud adalah Undang-Undang no. 25 Tahun 2009. Apalagi pada tahun 2015 di bawah ­kepemimpinan Presiden Jokowi, angin transformasi ­pelayanan publik b­ erembus santer. Transformasi ini dibangun ­dengan semangat Revolusi Mental yang digaungkan dalam Nawacita dari Kabinet Kerja. Hal ini d­ isampaikan oleh M ­ irawati Sudjono, ­Deputi Bidang ­Pelayanan Publik ­Kementerian ­Pendayagunaan Aparatur ­Negara dan ­Reformasi Birokrasi ­(Kementerian PANRB). “Harapannya, transformasi ini mampu mengubah mindset dan culture set yang tadinya bergaya priyayi yang dilayani menuju budaya melayani. Dan, tahun 2015 oleh Presiden Jokowi dinamakan Tahun Pelayanan Publik. Ini menjadi angin segar bagi kami untuk melakukan pembaruan,” ujar Mira. Lalu, apa yang dilakukan oleh Kementerian PANRB? Kementerian PANRB ­memiliki peranan penting mengingat ­kementerian inilah yang ditugasi untuk membuat k­ ebijakan nasional terkait ­pelayanan publik. Kementerian PANRB lalu merevisi berbagai peraturan yang

kurang pas. Selain itu, ­Kementerian PANRB juga ­melakukan b­ enchmark dengan berbagai praktik l­ayanan publik di luar n­ egeri. Salah satu hal penting yang ditemukan adalah pelayanan publik agar tetap menarik dan relevan harus melakukan inovasi. “Inovasi pelayanan publik merupakan terobosan jenis pelayanan yang merupakan gagasan kreatif orisinal dan atau adaptasi serta modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata Mira. Mira menegaskan, inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual. Artinya, inovasi itu tidak terbatas – dari tidak ada, kemudian muncul gagasan dan praktik i­novasi atau berupa inovasi hasil dari perluasan maupun p­ eningkatan

kualitas pada inovasi yang ada. Untuk mendorong lahirnya inovasi di pelayanan publik di mana pun, ­Kementerian PANRB mengeluarkan Permenpan 31 Tahun 2014 dengan program “One Agency One I­ nnovation” alias satu instansi satu inovasi. “Intinya, kami mewajibkan setiap kementerian, lembaga, p­ emerintah provinsi/ kabupaten/kota membuat minimal satu inovasi setiap tahun,” kata Mira. Pada tahun 2014, Indonesia menggelar kompetisi inovasi pelayanan publik. Kompetisi ini untuk merangsang munculnya inovator-inovator dari beragai instansi tadi. Banyak kepala daerah ikut kompetisi ini. Dihasilkan sembilan inovasi top pelayanan publik pada tahun tersebut. Misalnya, Kota Surabaya dengan ­Government Resource Management System

098

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-098.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


OPINI

(GRMS). Kota Banjarbaru berinovasi ­dengan pembangunan jalan besar tanpa bayar. Provinsi Nusa Tenggara Barat berinovasi dengan Kampung Media – sebuah sistem ­penyebaran informasi berbasis ­komunitas. Lain lagi dengan Semarang ­dengan ­pelayanan karantina ikannya maupun program wilayah bebas korupsi di Jembatan Timbang, Provinsi Jawa Timur. Aneka inovasi tersebut m ­ empertegas bahwa inovasi tidak harus canggih dan selalu berbasis Teknologi Informasi (TI). “Inovasi dari berbagai daerah ini ­harapannya bisa menular ke daerah lain, entah ditiru, dimodifikasi, atau membuat inovasi baru lagi,” katanya. Pada tahun 2015, kompetisi digelar ­kembali dan Kementerian PANRB menentukan 25 inovasi terbaik dari daerah. Bentuk inovasi cukup beragam. Di Kabupaten Lumajang, ada inovasi Gebrakan SuSi (Suami Siaga). Gerakan ini mampu ­menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Ini ­merupakan jawaban atas masalah kultur patrilinial yang sering berpengaruh pada keputusan persalinan. Di Teluk Bintuni lain lagi. Pemkab Teluk Bintuni berinovasi dengan membangun program pengendalian malaria dengan sistem EDAT (Early Diagnosis and Treatment). Sistem ini dinilai berhasil memutus rantai penularan malaria di daerah tersebut. Tentunya, pihak Kementerian PANRB ­memberikan apresiasi tersendiri bagi instansi-instansi yang melakukan inovasi. Salah satu insentifnya, melakukan benchmarking ke luar negeri, seperti Korea Selatan, Kolombia, dan Thailand.

Pengakuan Internasional Upaya mengembangkan pelayanan publik di dalam negeri rupanya mulai menunjukkan sisi menggembirakan. Indonesia mulai ikut ajang PBB tentang pelayanan publik yang disebut dengan UNPSA (United Nation Public Service). Salah satu yang juara pada UNPSA 2015 adalah Kabupaten Aceh Singkil. Apa yang menarik? Inovasi di Aceh Singkil ini bukan inovasi yang jamak ada di pikiran orang banyak, yakni harus berbasis TI. Inovasi Aceh Singkil berupa layanan kesehatan ibu melahirkan dengan bantuan tenaga medis tradisional (dukun beranak). Ini merupakan kemitraan antara dukun bayi dengan tenaga medis yang sudah ada sejak tahun 2012. Tujuannya, membawa keterampilan tenaga medis pada tenaga-tenaga relawan non medis tersebut. Menurut Mira, inovasinya terletak pada perpaduan antara budaya lokal dukun beranak dan bidan profesional. Perempuan hamil di Aceh Singkil memiliki kebutuhan spiritual dari budaya

dukun beranak dan bantuan tenaga medis yang terlatih. Hasilnya? Statistik ­menunjukkan angka kematian ibu di klinik kesehatan Singkil jatuh ke nol pada tahun 2013. Selain Aceh Singkil, juara lain dari ­Indonesia adalah Kabupaten Sragen dengan UPTP (Unit Pelayanan ­Terpadu Penanggulangan Kemiskinan). Ini ­merupakan sistem on stop service penanggulangan kemiskinan. “Dua juara ini merupakan pertama kalinya. Padahal, ada 950 peserta dari 80 negara yang bertanding di ajang global pada tahun 2015 tersebut. Tentunya, ini memberi semangat bagi kami untuk terus ­mengembangkan p­ elayanan publik secara inovatif,” katanya. Mira menambahkan, ada tiga peserta dari Indonesia yang menjadi finalis. ­Mereka antara lain, Kota Sumenep ­dengan PATEN (­Penyelenggaraan ­Pelayanan Administrasi Terpadu ­Kecamatan), Kabupateb Pinrang dengan unit perinatologi yang berhasil ­menurunkan angka kematian bayi, dan Kota Cilegon dengan inovasi pengelolaan pajak daerah. “Dalam kontes ini, bukan nilai yang kami harapkan, tetapi lebih pada ­perbaikan kualitas layanan publik lebih baik,” kata Mira. Selain itu, Kementerian PANRB juga sering diundang untuk memperkenalkan inovasi pelayanan publik di Indonesia. Belum lama, kementerian diundang ke ASEAN – Republic of Korea Commemorative Summit di Busan. Di sana, partisipan Indonesia memperkenalkan strategi b­ lusukan (hands on operation). Kementerian juga mengeluarkan ­Permenpan Pengelolaan ­Pengaduan Pelayanan Publik. Menurutnya, ­pengaduan harus dikelola dengan baik. Kementerian PANRB menganjurkan agar para instansi tidak alergi dengan kritik. Sebaliknya, semakin banyak kritik dan pengaduan, semakin semangat instansi itu untuk memperbaiki pelayanannya. Unit yang bertugas untuk pengelolaan pengaduan itu harus merespons cepat. Respons cepat merupakan bagian dari pelayanan publik itu sendiri. Mira mengingatkan, pelayanan publik itu tidak melulu keluar langsung kepada masyarakat. Pelayanan publik juga tercermin dalam p­ elayanan ke dalam instansi itu sendiri. Antarunit ­maupun ­antarinstansi harus ­menerapkan ­pelayanan publik. Pada dasarnya, semua gerakan dan t­indakan aparatur h­ arusnya ­mencerminkan pelayanan publik. ­Misalnya, urusan pensiun maupun ­kenaikan pangkat di ranah k­ epegawaian.

inovasi pelayanan publik pada a­ khirnya tergantung pada k­ omitmen dari para ­pemimpinnya. Inovasi di daerah, tergantung pada komitmen para d­ aerah tersebut. Menurut Mira, k­ omitmen para pemimpin tersebut p­ enting. Dengan komitmen, para pemimpin itu akan ­berpikir kreatif dengan s­ egala ­keterbatasannya untuk melakukan ­inovasi di bidang pelayanan. “Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk tak melakukan inovasi, entah dengan alasan keterbatasan infrastruktur, dana, tenaga, daerahnya terpencil, dan sebagainya. Komitmen mereka melampaui keterbatasan tersebut dan mampu mendorong lahirnya inovasi. Para pemenang kontes inovasi toh juga berasal dari beragam daerah, termasuk daerah terpencil. Jadi, semua berpulang pada komitmen pemimpinnya,” pungkas Mira.

“JADI, TIDAK ADA ALASAN BAGI MEREKA UNTUK TAK MELAKUKAN INOVASI, ENTAH DENGAN ALASAN KETERBATASAN INFRASTRUKTUR, DANA, TENAGA, DAERAHNYA TERPENCIL, DAN SEBAGAINYA. KOMITMEN MEREKA MELAMPAUI KETERBATASAN TERSEBUT DAN MAMPU MENDORONG LAHIRNYA INOVASI. PARA PEMENANG KONTES INOVASI TOH JUGA BERASAL DARI BERAGAM DAERAH, TERMASUK DAERAH TERPENCIL. JADI, SEMUA BERPULANG PADA KOMITMEN PEMIMPINNYA.” 099

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-099.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


C ITY BRANDING

Kota Pelajar: Marketing the City of Knowledge Oleh Lianti Raharjo

“STUDENTS ARE NOT JUST LOOKING AT THE INSTITUTION, THEY ARE EQUALLY INTERESTED IN THE LIFES TYLE THEY OFFER. AND QUITE RIGHTLY SO.”

- Maurits vtan Rooijen

GRAPHIC Grafik 1. Jumlah Perguruan Tinggi. Prop. D.I. Yogyakarta Wilayah Sumber: Forlap Dikti

Grafik 2. Jumlah Perguruan Tinggi. Prop. D.K.I. Jakarta Wilayah Sumber: Forlap Dikti

1

Pertengahan tahun adalah masa-masa sibuk bagi orang tua dan calon mahasiswa baru. Pertengahan tahun merupakan masa-masa penentuan di mana, apa, dan ke mana para calon mahasiswa akan melanjutkan pendidikannya. Keputusan melanjutkan pendidikan tinggi bukan hanya didasarkan pada jurusan dan institusi. Menurut Fullbright dan StudentCities Australia, lokasi merupakan faktor kedua terpenting yang dipertimbangkan calon mahasiswa setelah jurusan. Bahkan QS Top Universities – situs yang merangking universitas di seluruh dunia, setiap tahun merilis hasil rangking “Best Student Cities”. Student city dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “kota pendidikan” atau “kota pelajar”. Kota pelajar seringkali diartikan secara harafiah sebagai kota yang banyak pelajarnya – yang dapat diartikan juga kota dengan institusi pendidikan yang ba­ nyak. Jika merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kota pelajar didefinisikan sebagai “sebutan lain Kota Yogyakarta”. Kota Yogyakarta terkenal dengan sebutan kota pelajar karena beberapa hal.

2

70

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara lahir di Jogja. Dua puluh persen (20%) dari total populasinya adalah pelajar, dengan pa­ ling tidak ada empat universitas negeri di kota ini, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri ­Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Institut Seni Indonesia (ISI) dengan ratusan institusi pendidikan tinggi swasta. (lihat grafik 1) Jika mengikuti definisi kota pelajar, kota pendidikan secara harafiah –jumlah pelajar dan jumlah institusi pendidikan–, terdapat kota-kota lain yang berhak menyandang julukan itu selain ­Yogyakarta. Paling tidak jika memakai mesin pencari Google dengan kata kunci “kota pelajar” atau “kota pendidikan” maka Yogyakarta dan Malang akan muncul di halaman pertama. Bandung juga disebut-sebut sebagai kota pelajar dengan enam institusi pendidikan tinggi negeri. Yang menarik, dengan parameter jumlah institusi pendidikan tinggi, Jakarta juga bisa disebut kota pelajar. (lihat grafik 2 ) Menyandang predikat kota pelajar atau kota pen-

200

Jumlah Perguruan Tinggi

Jumlah Perguruan Tinggi

60 50 40 30 20 10 0

Prop. D.I.Yogyakarta Wilayah

Akademik Politeknik Sekolah Tinggi Institut Universitas Akademik Komunitas

150

100

50

0

Prop. D.K.I Jakarta Wilayah

Akademik Politeknik Sekolah Tinggi Institut Universitas Akademik Komunitas

100

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-100.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


CITY BRANDING

didikan sebenarnya bukan hanya dilihat dari parameter jumlah mahasiswa dan institusi pendidikan tinggi saja. Untuk menjadi kota pelajar atau kota pendidikan, sejumlah faktor yang terkait dengan alasan mengapa calon mahasiswa bersedia datang dan menuntut ilmu di tempat tersebut harus dipertimbangkan – dan tentunya bukan hanya karena sudah ada banyak mahasiswa ataupun hanya karena ada banyak universitas di kota tersebut. Apakah calon mahasiswa akan datang menuntut ilmu di sebuah kota yang memiliki banyak universitas namun semuanya berkualitas rendah? Menurut QS ranking, terdapat beberapa para­ meter untuk menentukan peringkat kota pelajar, seperti: university ranking, student mix, desirability, employer activity dan affordability. University ranking adalah jumlah top ranking universities yang ada di kota tersebut. Untuk parameter ini, London ada di ranking pertama dengan 18 institusi pendidikan tinggi yang masuk dalam ranking QS. Student mix terkait dengan jumlah mahasiswa termasuk mahasiswa internasional dan social progress index. Desirability mengacu pada kualitas hidup (termasuk indeks keamanan, polusi dan korupsi). Sementara, employer activity mengacu pada penilaian pemberi kerja (perusahaan lokal dan multinasional) terhadap kualitas lulusan dari insti-

tusi pendidikan yang ada di kota tersebut. Affordability merujuk pada tuition fee, Big Mac index, IPod index, dan Mercer Cost of Living index. Dengan menggunakan parameter-parameter tersebut, Anda bisa melihat 10 kota pelajar terbaik di dunia tahun 2015. (lihat grafik 3) Mengapa predikat “kota pelajar” penting bagi sebuah kota? Mengapa keberadaan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas penting bagi sebuah kota? Mengapa menarik pelajar datang menuntut ilmu di sebuah kota itu penting? Kembali ke Anholt City Brand Hexagon, dimana institusi pendidikan masuk dalam elemen fasilitas primer yang harus ada di suatu kota (pre-requisites) dan peluang menuntut ilmu merupakan bagian dari potensi suatu kota ­(potential). The people make the city. Kehadiran mahasiswa yang adalah creative class memberikan efek positif bagi suatu kota. Kehadiran institusi pendidikan tinggi dan penghuni­ nya (mahasiswa, dosen, dan sebagainya) mampu menghidupkan suatu kota yang berarti merujuk ke elemen pulse, yang pada akhirnya berujung pada dikenalnya suatu kota (present) dan terbentuknya imej dari suatu kota (place). Singkat kata, institusi pendidikan tinggi di suatu kota berperan pada daya saing dan brand kota tersebut. (lihat grafik 4)

GRAPHIC Grafik 3. QS Best Student Cities 2015 Sumber: http://www.topuniversities. com/university-rankings-articles/qsbest-student-cities/qs-best-studentcities-2015-overview

3

Top 10 Cities for Students in 2015 Based on the QS Best Student Cities 2015 Overall Rank

University rankings (score out of 100)

Student mix (score out of 100)

Desirability (score out of 100)

Employer activity (score out of 100)

Affordability (score out of 100)

Paris

1

96

83

83

96

54

Melbourne

2

69

100

94

94

40

London

3

100

93

71

100

28

Sydney

4

65

95

98

94

36

Hong Kong

5

74

80

88

82

63

Boston

6

77

87

73

100

49

Tokyo

7

79

55

95

94

62

Montreal

8

63

96

83

78

60

Toronto

9

61

90

100

73

51

Seoul

10

87

71

66

94

54

101

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-101.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


C ITY BRANDING

Pemerintah kota dan institusi pendidikan tinggi harus bekerja sama untuk keperluan city branding dan university branding. Institusi pendidikan tinggi menarik mahasiswa (baca: konsumen) dengan faktor reputasi universitas, riset yang dihasilkan, ­kualitas pengajar, dan pilihan jurusan. Di sisi lain, konsumen dari pendidikan tinggi ini juga memerlukan akomodasi yang terjangkau, jaminan keamanan, dan adanya hiburan. Aarhus dikenal sebagai Denmark’s student city. Aarhus memang tidak masuk dalam list QS Best Student Cities 2015. Namun di Aarhus terdapat Aarhus University yang merupakan universitas kedua terbesar (dari jumlah mahasiswa) di Denmark dan termasuk Top 100 Universities in the World. Dengan total jumlah mahasiswa sekitar 40.000 jiwa dimana 10%-nya adalah international students, dan ditambah dengan hasil riset yang menunjukkan bahwa institusi pendidikan tinggi (terdapat 10 institusi pendidikan tinggi di Aarhus) dan mahasiswa adalah salah dua dari faktor-faktor yang menjadikan Aarhus a live able city, Kota Aarhus mengintegrasikan program city branding-nya dengan me­nargetkan salah satunya pada menarik international students datang ke kota tersebut. Positioning statement dari Aarhus adalah “Danish in Progress” yang menyatakan bahwa Aarhus 4

adalah kota di Denmark yang merupakan ­­­“place to ­progress”, dan memberikan janji bagi siapa pun yang datang ke Aarhus untuk mendapatkan progression (kemajuan) – dengan didukung adanya institusi pendidikan tinggi yang berkualitas. Mari menantikan sinergi pemerintah kota dan institusi pendidikan tinggi untuk membentuk city branding yang kuat.

GRAPHIC Grafik 4. Anholt City Brand Hexagon Sumber: Regional and Business Studies (2011) Vol 3 Suppl 1, 555-562

City Brand Hexagon Presence

Place

Potential

City Brand People

Pulse

Pre-requisites

102

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-102.PDF 1

8/28/2015 10:50:25 AM


www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

D I BALIK M AHAK ARYA N USANTAR A

SEPTEMBER 2015

MEMBENTANGKAN LAYAR WISATA KAPAL PESIAR Hal

108

Photo: www.charterworld.com

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-103_R1.PDF 1

8/31/2015 3:42:56 3:12:14 PM


Wisata Kapal Pesiar Siap Membentangkan Layar EDITOR Dilla Ibtida

ASST. EDITOR Jaka Perdana

MarkPlus Center for Tourism & Hospitality dibentuk sebagai wadah komunitas bagi para pelaku industri pariwisata dan perhotelan Diharapkan dengan adanya MarkPlus Center for Tourism and Hospitality, para praktisi industri tersebut dapat saling berbagi pengalaman dan memperkaya wawasan pemasaran

VISI Menjadi knowledge and sharing platform pemasaran bagi sektor tourism and hospitality di Indonesia

Dipandang sebagai sarana yang mewah dan cukup mahal dalam melakukan perjalanan, pergi menuju destinasi wisata dengan yacht atau kapal pesiar tentu memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan jalan darat atau terbang langsung ke tujuan. Ada alasan mengapa sarana transportasi ini digemari. Selain karena pesona laut biru serta matahari yang terbit dan terbenam di cakrawala, berbagai aktivitas menarik juga bisa lebih mudah dilakukan sepanjang perjalanan di selama berlayar. Menyandang gelar sebagai archipelagic state, Indonesia memiliki potensi kapal pesiar yang tak terbantahkan. Kendati demikian, angka masuknya kapal pesiar wisatawan asing ke Indonesia masih kalah dibandingkan negara-negara tetangga. Hal ini sangat disayangkan mengingat wisata kapal pesiar adalah metode yang memudahkan turis untuk menikmati lebih banyak destinasi di Tanah Air, terutama destinasi bahari. Edisi ini akan membahas mengenai bagaimana pemerintah berupaya untuk mengembangkan segmen yacht dan cruise sebagai metode perjalanan wisata di Indonesia. Ada pula pagelaran yacht tahunan yang menyedot perhatian banyak peminat wisata bahari baik dalam maupun luar negeri. Di edisi ini pula akan diperkenalkan kepada Anda: Wonderful Indonesia, wajah lain dari Pesona Indonesia yang akan turut membuka jendela bagi pembaca dari mancanegara. Menyelami keindahan bawah laut Indonesia yang tidak terbatas, Anda akan dibawa ke titik-titik diving Indonesia yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Tidak selesai dengan bawah laut, Anda akan bertemu dengan eksotisme peninggalan masa megalitikum dan hidangan otentik Indonesia yang menggugah selera. Terlepas dari bagaimana cara Anda berlayar, dengan yacht yang lincah atau cruise yang lengkap dan mewah, hal terpenting adalah pengalaman yang Anda dapatkan kala menikmati perjalanan. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, apakah jalur darat dan udara masih menjadi sarana perjalanan yang Anda pilih? Selamat membaca!

MISI Menjadi wadah bagi para praktisi dunia tourism and hospitality untuk memperkaya wawasan dan saling berbagi pengalaman pemasaran

MarkPlus Center for Tourism & Hospitality Berry Biz Hotel Ground Floor Jl. Sunset Road No. 99, Kuta, Bali P: +62 361 8495 670 F: +62 361 8495 671

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-104_R1.PDF 1

8/31/2015 3:42:57 3:12:15 PM


MICE

Indonesia Yacht Show 2015

Etalase Kemewahan Potensi Maritim Indonesia Oleh Jaka Perdana

Photo: www.edenyachting.ae

Dengan status negara maritim, sedih rasanya jika ternyata pemasukan wisata dari sektor ini tidak maksimal. Banyak pantai dan laut belum digarap untuk menggaet banyak turis dan jadi pundi-pundi negara. Untuk itulah hadir Indonesia Yacht Show 2015 untuk menjembatani potensi itu.

Yacht atau kapal pesiar terdengar amat eksklusif di telinga masyarakat Indonesia. Kesan mahal langsung terbayang karena hanya sebagian kecil saja yang mampu memiliki kapal mewah tersebut. Namun, yang tidak boleh dilupakan, justru Indonesia adalah salah satu sasaran utama destinasi para pengguna yacht dari berbagai negara. Sebagai negara maritim, negeri ini kaya akan keindahan laut, mulai dari pesisir pantai, atas laut, sampai bawah lautnya tiada banding. Siapa tidak kenal pantai-pantai di Bali, serunya berlayar di Raja Ampat, sampai menyelam melihat keindahan dalam laut Bunaken. Itu hanya sebagian kecil saja, belum termasuk keindahan di berbagai pelosok Nusantara yang menunggu untuk ditemukan.

Untuk itulah wisata kelas atas ini perlu diperkenalkan, diwadahi, dan dikembangkan. Salah satunya adalah event Indonesia Yacht Show (IYS) 2015. Kegiatan ini sudah tiga kali terselenggara dan diikuti berbagai negara. Pameran industri terkait wisata bahari dan forum seputar dunia yacht di Batavia Marina, Jakarta, pada 21-23 Agustus 2015. “Lewat event ini, kita harus gali potensi bahari Indonesia. Kami punya target mendatangkan 1.500 yacht sampai akhir tahun,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam acara pembukaan. IYS 2015 menjadi etalase dan ajang pamer berbagai produk yacht maupun yang berkaitan. Berbagai jenis yacht disandarkan di pelabuhan khusus yacht di tepi Batavia Marina. Menunggu untuk disambangi sembari mencari prospek siapa tahu ada miliarder berniat mengakuisisi salah satunya. Perusahaan yacht Princess asal Malaysia adalah salah satu yang mempertunjukan kemewahan kapal pesiar milik mereka. Kapal ini berukuran sedang dengan interior dan eksterior terkini, berisikan empat kamar dengan kualitas layaknya hotel bintang lima yang luar biasa amat nyaman. Berapa harga jualnya? Siapkan US$ 4 juta untuk membawanya pulang. Perusahaan Tanah Air juga tidak mau kalah, ada yacht bernama Mischief

105

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-105_R1.PDF 1

8/31/2015 3:42:57 3:12:15 PM


MICE

yang dibuat di Sulawesi. Kapal pesiar berukuran cukup besar ini memiliki dua kamar tidur utama, salah satunya berisikan dua ranjang. Tersedia ruang tamu luas dan tidak kalah nyaman dengan hotel kelas mewah. Sedikit turun ke dek terbawah adalah ruangan khusus kru kabin, lengkap dengan ruang makan. Kapal pesiar dari Sulawesi ini memiliki lama pembuatan sekitar tiga tahun dan harganya US$ 1,5 juta. Ada beragam ukuran kapal pesiar yang mengikuti acara ini. Salah satunya dari Abu Dhabi yang harganya bisa mencapai US$ 7 juta. Siap Tambah Marina Selain pameran kapal mewah, tidak lupa Indonesia Yacht Forum 2015 digelar. Membahas berbagai dunia yacht serta potensi sektor maritim di Indonesia untuk dikunjungi para pelancong kelas atas. Pada kesempatan tersebut muncul wacana untuk terus membangun pelabuhan khsusus untuk yacht atau disebut marina.

“Kenapa kita harus membangun banyak marina? Enam dari sepuluh destinasi bawah laut terbaik dunia ada di Indonesia, mulai dari Karimun Jawa sampai Wakatobi. Untuk menarik kunjungan menggunakan yacht harus dibangun infrastruktur pendukung berupa marina. Indonesia masih kekurangan marina, dan kami diberi tanggung jawab untuk membangun lebih banyak, mulai dari Banyuwangi, Bali, dan Labuan Bajo,” ujar Presiden Direktur Pelindo Properti Indonesia Prasetyo dalam diskusi panel forum. Prasetyo menjanjikan bahwa marinamarina tersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas pokok, mulai dari klub, penginapan kelas atas, sampai

bengkel reparasi. Jadi, berbicara soal wisata bahari Indonesia, tidak melulu harus membicarakan soal budget travelling yang sedang tren di kalangan traveller Tanah Air. Toh, para penikmat wisata berkantong tebal pun memiliki tujuan maritim identik. Mereka perlu diakomodir dengan maksimal. Bayangkan saja, tahun lalu rata-rata kunjungan turis asing yacht sebanyak lima orang per kapal dapat menghabiskan US$ 150 saja dalam sehari per orang, plus masa tinggal 120 hari. Kalau ada kunjungan sebanyak 750 yacht setahun, tinggal hitung berapa devisa didapat negara ini. Bagaimana jika 5.000 yacht? Angka itu jadi target Arief Yahya lima tahun dari sekarang.

106

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-106_R1.PDF 1

8/31/2015 3:42:59 3:12:17 PM



MICE

Membentangkan Layar Wisata Kapal Pesiar Oleh Dilla Ibtida

Perizinan di Indonesia masih terbilang panjang dan berbelit-belit. Salah satunya untuk industri wisata kapal pesiar dan yacht. Untuk merespons ini, sejumlah lembaga pun kompak untuk bekerja sama demi memajukan industri ini.

Indonesia, negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, memiliki potensi besar yang belum tergarap. Dengan garis pantai sepanjang 54.716 km, sangat disayangkan jika Indonesia tidak memaksimalkan wisata bahari dengan berbagai atraksi, destinasi, dan aktivitas yang bisa dilakukan di dalamnya. Salah satunya adalah wisata kapal pesiar. Wisata kapal pesiar di Indonesia memang tampak mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, terdapat 68.566 wisatawan yang masuk ke Indonesia dengan kapal pesiar. Angka ini meningkat ke angka 94.166 wisatawan pada tahun 2010. Bahkan kunjungan mencapai 212.765 orang pada tahun 2014. Tentu peningkatan ini signifikan, namun masih sangat kecil dibandingkan dengan Australia yang bisa kedatangan lebih dari 800.000 wisatawan setiap tahunnya. Masih kecilnya jumlah ini dikarenakan minimnya fasilitas untuk menyokong setiap kunjungan kapal pesiar, baik secara infrastruktur ataupun pemasaran. Maka dari itu, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Workshop Wisata Kapal Pesiar: Dukungan Kebijakan dan Pemasaran dalam Rangka

Mengembangkan Wisata Kapal Pesiar di Indonesia”. Acara ini diselenggarakan di Denpasar, 19 Agustus 2015 dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang memiliki andil dalam mendukung wisata kapal pesiar, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Hukum dan HAM, Pemerintah Kota Denpasar, Pelindo III, dan Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut Republik Indonesia. Optimalkan Destinasi, Perpendek Birokrasi Indonesia memiliki tiga pelabuhan yang besarnya bisa cukup untuk kapal pesiar dengan kapasitas 2000-3000 penumpang, yaitu Benoa di Denpasar, Tanjung Perak di Surabaya, dan Tanjung Emas di Semarang. Dengan adanya tiga pelabuhan besar tersebut, seharusnya Indonesia bisa menjadi tujuan utama kapal pesiar dari berbagai belahan dunia. Namun nyatanya Indonesia masih jadi negara transit.

“Indonesia itu perizinannya panjang dan berbelit-belit. Terlalu banyak instansi yang terlibat, sehingga biaya menjadi lebih mahal,” ujar Okto Irianto, Asisten Deputi Jasa Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia. Ia melanjutkan, jika Indonesia ingin menjadi tujuan wisata kapal pesiar dan yacht, Indonesia harus bisa memperpendek jalur birokrasi agar tidak memakan terlalu banyak biaya. Sebelum kapal pesiar masuk, ada izin yang disebut Clearance Approval for Indonesian Territory (CAIT) yang diterbitkan empat pihak, yaitu Badan Intelijen Strategis, Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Luar Negeri, dan Markas Besar TNI. Indonesia, negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, malah memiliki aturan yang mempersulit masuknya kapal pesiar mancanegara. Pembuatan CAIT bisa memakan waktu lebih dari sebulan. Selain itu, masa berlakunya pun terlalu pendek, yaitu hanya satu bulan sejak diterbitkan.

108

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-108_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:02 3:12:18 PM


MUSE

Pada tahun 2014, terbit Perpres no. 180 yang menyebutkan bahwa izin CAIT harus dipermudah. Berangkat dari sinilah, muncul CAIT elektronik yang memotong jalur birokrasi pembuatan CAIT yang berbelit-belit. Selain itu, kapal dan seluruh penumpang di dalamnya seharusnya diberikan izin dengan durasi yang sama, sehingga penumpang tidak memerlukan pembaharuan visa. Imigrasi juga harus menjemput bola dengan mengimplementasikan visa on board agar penumpang kapal pesiar tidak perlu mengurus izin di darat. CAIT elektronik sendiri penyelesaian bisa dilakukan dalam tiga sampai sepuluh hari. Namun memang implementasinya harus diperkuat lagi sehingga jumlah kapal pesiar yang masuk Indonesia semakin banyak. Namun pertanyaan selanjutnya muncul. Mungkinkah CAIT dihapus? Penggunaan CAIT hanya berlaku di Indonesia. CAIT selama ini hanya menghabiskan biaya dan menahan kunjungan wisatawan mancanegara. Indonesia seharusnya adalah negara bebas. Apalagi kita telah membebaskan

30 negara dari visa. Bahkan pada akhir tahun 2015, akan ada 100 negara yang bebas visa untuk masuk ke Indonesia. Jika wisatawannya bebas visa, untuk apa kita tahan kapalnya? Benoa Sebagai Hub Kapal Pesiar Indonesia: Siapkah? Sebagai daerah tujuan wisata, Bali memiliki bandar udara Ngurah Rai yang merupakan salah satu hub penerbangan internasional. Kendati bandaranya telah berfungsi optimal, Pelabuhan Benoa masih kalah jauh dibandingkan dengan Ngurah Rai dalam kuantitas wisatawan asing yang masuk. Kapal pesiar masuk pun mengalami kesulitan dalam berlabuh karena perairan Pelabuhan Benoa sangat dangkal. Dibutuhkan kedalaman lebih dari 12 meter agar kapal pesiar berkapasitas diatas 3.000 penumpang bisa merapat. Namun Pelabuhan Benoa hanya memiliki kedalaman 10 meter. Joko Noerhuda dari Pelindo III memaparkan rancangan Pelindo untuk Pelabuhan Benoa sebagai hub kapal pesiar Indonesia yang menjadi gerbang bagi wisatawan mancanegara. “Dulu kapal hanya menurunkan penumpang ke Denpasar. Sejak tahun 2012, kita bersama-sama dengan Kemenpar dan Kemenhub melakukan pendalaman dan kapal tidak hanya menurunkan penumpang, tapi juga menaikkan penumpang dari Benoa,” kata Joko. Pertumbuhan yang dialami Benoa juga signifikan. Sekitar 12% dari pelayaran nasional dilayani di Benoa. Dari sisi penumpang, Benoa memegang 23% market share nasional. Di sisi lain, I Wayan Gunawan, Kepala Dinas Pariwisata Denpasar beranggapan

bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dipertimbangkan sebelum mengembangkan wisata pesiar di Benoa. Salah satunya adalah masalah kebersihan dan kelestarian lingkungan. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi halangan yang menghentikan pengembangan Benoa sebagai pelabuhan kapal pesiar utama di Indonesia. Secara pemasukan di sektor pariwisata, wilayah Balinusra yang berdekatan mendapat market share 39%. Disusul wilayah Papua 24% dengan adanya Raja Ampat. “Average spending dari para turis kapal pesiar itu 40% lebih tinggi dari turis yang menggunakan pesawat. Ini salah satunya karena penumpang kapal pesiar bagasinya bisa lebih banyak, dan secara pendapatan lebih besar,” terang Joko lagi. Di luar itu, posisi Pelabuhan Benoa dikelilingi oleh banyak destinasi menarik. Secara geografis pun, posisi pulau Bali memudahkan kapal pesiar untuk melanjutkan perjalanan mereka, apakah ke kepulauan Timur atau Barat Indonesia. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dalam mendukung aspek kebijakan dan pemasaran dalam rangka mengembangkan wisata kapal pesiar Indonesia, kementerian dan lembaga yang terkait membuat regulasi akan mendorong dan berpartisipasi dalam tindak lanjut kelancarannya. Terkait infrastruktur, semua sepakat menjadikan Benoa menjadi pelabuhan hub pesiar Indonesia. Satu suara ini muncul dari Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kota, Pelindo, Mabes TNI AL. Dalam hal ini, Kementerian Pariwisata akan memformulasikan strategi dan langkahlangkah implementasinya lebih lanjut.

109

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-109_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:03 3:12:19 PM


15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-110.PDF 1

8/28/2015 1:19:48 PM


DEEP UNDER THE SAILING ROUTE 15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-111_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:04 3:12:20 PM


MAPS

Deep Under the Sailing Route By Dilla Ibtida and Jaka Perdana

Say, now you are sailing away between the archipelago of Indonesia. You might wonder, which site can deliver the most interesting story? What can we find along the coastline of this country that is said to be the longest in the world?

We’ve got your back. While planning for the next sailing trip across the ocean, why don’t you take a look at some of the best sites of this country that would give you a different view? Are you all aboard? If it’s a yes, then here they are: Sulawesi: Along the Coastline, Deep Down the Sea If you wonder which part of Indonesia you can sail and give you the possibility of experiencing the whole package at once, then you should give this a shot. Known by its authenticity as the island where tourism has not yet affected the local culture, Sulawesi or previously called Celebes, offers exciting opportunity to deliver you various attractions you can name. In Sulawesi, we can always hop on to different small islands and get in touch with different from of paradises. Ranging along the coastline of the core island, from North to South, your ship would harbor at many excitements you could possibly afford by just one sail straight. This giant island will give you sandy beaches, fringing coral reefs, and mind-blowing variety of fish beyond your imagination. Let us just start from the North part. Floating just at the tip of the island, we have Lembeh Strait: the wellrecognized paradise that offers terrific muck diving experience. For you who has no idea what muck diving is, it is diving in murky water on shallow sandy slopes. But in spite of its poor visibility, Muck diving will take your diving experience into a whole new level. You can observe some of the rare, weirdest creature on earth, especially if you want to take some macro-underwater photographs. You will be delighted to find all the rare famous species such as the mimic octopus, the ornate ghost

112

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-112_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:21 3:12:28 PM


MAPS

pipefish, the flamboyant cuttlefish and the pygmy seashore. If you feel that muck diving is not for you, especially if you are beginner diver, you can always visit the remarkable Bunaken that is well-known by its amazing coral walls and gardens. On the shallow part of the reef you can find a colourful coral garden around 4 meters deep and it is a great way to get underwater shots. These coral gardens are regarded as the best in the world making it a great playground for snorkelers, too. Sailing Southward, we are going to hop on Togean Islands. Spread over 90 km in the middle of Tomini Bay, equatorial water of Togean Islands delivers the gradation of green, yellow, and blue in every shades imaginable. Other than snorkeling and diving to catch up with the underwater biodiversity, you can get off your boat and enjoy the beach paradise. Sunbathing, beachcombing, even exploring the jungle. Togean Islands is still preserved and undisturbed, so this would be the right spot for you to enjoy an island like it’s totally yours. Far to the Southeast, you will find

Wakatobi Marine National Park. The name Wakatobi is derived from the four largest islands of Wangi-Wangi (WA) Kaledupa (KA) Tomea (TO) and Binongko (Bi) and are part of a larger island chain called Tukang Besi. The islands cover an area of 1,400,000 hectares, 90,000 of which are coral reef, making Wakatobi the second largest coral reef in the world, after Australia’s Great Barrier Reef. Wakatobi is known by its amazing biodiversity, especially on big fishes like Blacktip Reef Sharks, Whitetip Reef Sharks, and Grey Sharks on its dive sites. Its main attractions, though, is the outstanding Coral and biodiversity. This place is famous for the high density and small creatures and critters, even new species of sea creatures have been found in Wakatobi. This is one of the best dive site in the world, especially for night diving. Last but not least, you can sail to Takabonerate in the shoutern part. The main attraction in Takabonerate is the fish. Here, you can see a kingdom of fishes. Like hundreds of species and size are just swimming and rolling in the sea. Some favorite spots here are

Latondu, Jinato, Tinanja, and around Tinabo Island. In Tarupa Kecil, the sea bed was full of corals. Fishes were not as big as in front of Tinabo peer but the corals look like huge colorful garden inside the sea. The Unforgettable East Nusa Speaking of yachting, do not assume that for Indonesia it is only Bali. East Nusa Province, just to the east from Bali, has its own charm. In addition of its relatively untouchable nature, East Nusa is really suitable for exclusive sailing on yacht, with three mesmerizing area: Komodo, Flores, down to Alor. In Komodo Island, apart from its prehistoric creature, the coastline around it offers an unforgettable and very distinctive view. You can find so many diving spots with colorful corals. Do not forget to go for Manta Point, a small island off of the east side of Komodo with a series of long current swept reefs running north to south, creating both a highway and a feeding ground for giant and graceful Manta Rays. Make sure to also take time for trekking to Gili Laba. You will find one of the most amazing

113

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-113_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:22 3:12:30 PM


MAPS

scenery of its series of hills, with a dazzling view to Komodo Island. Getting to Flores, you can dive or just snorkel, and you will find an interesting attraction. In this area, you can encounter the giant shark whales: the largest living fish in the planet. The coral reefs garden in Taman Nasional Pulau 17 can also be your next favorite. The area of Maumere is also one of the best diving spot in Indonesia with more than one thousand species of fish that will blow your mind. Go to Alor, which is the Eastern part of the islands, you will see the undebatable beauty of underwater world in a volcanic island that gives you Jurassic-like impression. Trek to the rim of a volcano on Pantar or dive the straits of Alor and Pantar in a dive destination rated by all to be amongst the best in the world. Aside of whale and dolphins and thousands of colorful fishes, we can also find hammerhead sharks if you are lucky. There is also underwater volcano that erupts once every 20 to 30 minutes. In East Nusa, you will get a journey that unites land and underwater world, delivering you to such an unforgettable sail. Crystal Clear in Banda When you are looking for a perfect

diving areas with excellent visibility and undamaged reefs and various species of fish, you can sail your ship to Banda. Banda is a tiny group of islands in Banda Sea, part of Moluccas, that is popular due to its colorful coral and clear water. Aside of its marine potential, Banda has a lot of history to tell, as well. Being famous in colonial era for its spice, Banda offers many historical sites on its land that is worth to explore. The main attraction comes from its underwater kingdom, though. Located in remote area and surrounded by deep ocean, you can find high clarity on its waters. The visibility is 50 meters to 300 meters. You can find coral gardens, steep walls, sea fan gardens, huge barrel sponges, outstanding reef fish diversity, and just the right clarity to see all of them even from above the surface. And another important thing here is the ecosystem is healthy compared to other touristy diving sites in Indonesia. If you decided to dive deeper, you would see hairy squat lobsters, whip coral shrimps, pigmy seahorses, leaf scorpion fish, ghostpipe fish and much more. Even turtles can be encountered on the islands. For you who love extreme outdoor sport, there are also caves that offer you incredible cave-diving

experience. In Ai Island or Manukang, you can also find the legendary hammerhead fish. There are many diving spots in Banda Islands, more than 30 sites can be found and explored. One of them is Batu Kapal. It is a rock sticking out of the water north of Pulau Pisang. You will find huge gorgonias and barrel sponges grow on the walls, hosting large Moray eels and the biggest population of red tooth trigger fish we have ever seen. The eastern side of Batu Kapal forms a channel with some boulders. The wall of the channel is colorful and rich in fish and invertebrate species. But what makes Batu Kapal special is because of amazing visibility that can reach 40-50 m and the bigger chance to see larger pelagic fish. The other one is Banda Besar. Banda Besar offers many beautiful coral reefs, from hard coral to soft coral. On the southern coast, you will see class of fish like rainbow runners and redtooth tiggers, and also Napoleon. Other dive sites are Karnopol, Tanjung Cengke, Batu Belanda, and Pohon Miring. However, Batu Banda is famous for some eagle rays that often flying by. In short, Banda offers an unforgettable clarity that allows you to join the party of various fishes between the healthy, undamaged corals.

114

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-114_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:22 3:12:30 PM


MOZAIC

Traveling Back in Time in Kampung Bena By Dilla Ibtida

Just after you find another underwater attractions in Flores, do not miss a chance to visit its magical land. Eighteen kilometers from Bajawa in Flores, you can visit Kampung Bena: a traditional village that preserves the remaining of an amazing megalithic cultural heritage. Bena is one of the oldest cultural village in Flores. The word Bena itself derived from the name of the first discoverer of this village. When you arrive at Bena, you will see an old-prehistoric village with traditional houses that fall neatly in line. Life in Kampung Bena has not changed much since 1.200 years ago. With nine tribes that occupy 45 houses, Kampung Bena currently have 326 population in 120 family. However, the tribal ties from this village expand wider because there are many ancestors live outside of the village area. This tribe applies matrilineal descent system that gives women in tribe more power in continuing ancestors. Additional to the prominent position in the society, women in Bena also has to be able to weave traditional fabric with the motives of horse and elephant. The combination between megalithic heritage and matrilineal tradition makes Bena a kind of uniqueness that is totally worth to explore.

115

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-115_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:23 3:12:31 PM


MOZAIC

Megalithic Heritage In this village, you will find megalithic heritages as a part of luxury. Entering this village you will see a large number of large stones that are laid out in special formations. Megalith is Bena’s way to connect with supernatural realm and ancestors, sometimes with animal sacrifices. Every clan has its own stone altar for this ceremony. A massive pile of flat stones, called lenggi, represents a court where different clans of every village settle their disputes. Since earlier years, Bena people believed that mountains, rocks, and animals should be respected as a part of nature. The trace of megalithic heritage can be seen in the form of menhir and stone throne. There are a few kinds of it. Ture Sabarajo is the tombstone of Bena’s ancestor. It consists of pile of pointed stone with a flat big one covering it for sacrifices. Peo is one menhir placed in front of Ngadhu and Bagha, figuring child of Ngadhu and Bagha. You will also see Meri, outside the village, which is used to put some sweet potatoes in Reba ceremony. Ngadhu and Bagha There are around 45 ancient houses in Bena Village. Those houses will remind you about times before modernity has ever come. These 45 houses is separated in 9 layers of ground that shows what tribe they belong. If you see a male statue holding a machete and lance, that is the sign of the main house called Sakalobo. Meanwhile the house of women is called Sakapu’u. Buffalo horns and jaws of wild boars also seen as decoration of these houses to show the social status of its owners. There are nine tribes in Bena, which means there are nine pairs of Ngadhu and Bagha. Ngadhu is the symbol of male ancestor formed in miniature house shaded by an umbrella stands on a carved pillar. Ngadhu’s roots has two branches planted on ceremony involving blood of boar or chicken. The special material of wood used to build Ngadhu to make it strong enough to bear the waight of the heads of animals sacrificed in the ceremonies. Meanwhile, Bagha is the symbol of female, which is more dominant. This is understandable because Bena holds matrilineal system. Bagha is the point where the tribe accept a man who would marry a woman in this village. Bagha is also a reminder for Bena children, that no matter how far they go, this village will always be their home.

116

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-116_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:25 3:12:32 PM


MEAL

Fresh from the Ocean By Jaka Perdana

Experiencing the exotic taste of Indonesian seafood dishes would not be complete without these original feasts. From fish to the indulgent crab, we will cater to your appetite with authenticity, innovation, and perfect blend of Indonesian spices.

Ikan Bakar There is something missing with spending your vacation at the beach without getting any barbequed seafood. In almost every coastline site in Indonesia, you will be treated with a culinary feast named Ikan Bakar. Ikan Bakar (grilled fish) is one of the most basic, simple, yet indulgent dish that serves you the freshness straight from the ocean. Many variety of fishes can be grilled and seasoned with many kind of spices.

Name snapper, grouper, baronang, to barracuda. They can be served well after being grilled on charcoal. In Indonesia, many kinds of spices like coriander, ginger, galangal, to the basics ones like garlic and onion can be spice up the taste of Ikan Bakar to the next level. To make it more savory, you can always pour some sweet soy sauce on it. The result? Not only how savory or spicy it would taste, the sweetness would dominate the characteristic of Indonesian Ikan Bakar in general. The dark-burned fish skin on the surface will just give you the crunch while the white soft delicate fish meat will feel like melting on your tongue. The most standard, basic recipe for Ikan Bakar is sweet soy sauce, chili pepper, and onions. But in many regions, there are also some special sauces or spices like peanut sauce or sambal matah in Bali. Enjoying a plateful of Ikan Bakar while looking at the sunset would be an incredible experience you have in your life.

Udang Telur Asin There are many kinds of shrimp and its variety of menus in Indonesia. The cooking methods are also vary. But one of the method that is currently popular is using salted egg. Before it was popular, nobody thought that shrimp would be good with salted egg. But the

juicy part of shrimp is a perfect match for salty, savory taste of salted eggs, giving this dish some kind of dynamic duo impression. Originally, salted egg as flavor or spice only could be found in Peranakan restaurants. But goes with its expanding popularity, udang telur asin is now served in many seafood restaurants in Indonesia. Usually, this dish uses small or medium sized shrimps, so you can munch it one bite-sized. The appearance of this dish is really appealing because every shrimp is covered with the blend of flour and thick salty egg yolk. The savory and soft-chewy shrimp that comes to your tongue would blow your taste bud. In this taste, every bite of shrimp will trap you in addiction. This dish does not even need any sauce or additional spices. But you can enjoy it with some rice and stirred vegetables.

Kepiting Saus Padang From the old times, crab is one of the must-taste list for seafood fans, especially in Indonesia. One of its uniqueness is the soft meat that is quite similar to fish, but it taste clearly distinctive from other sea dishes. This uniqueness gives crab many options of cooking or serving. One of the most popular, favorite kind, is Kepiting Saus Padang (Crab with Padang Sauce). For Indonesian, saus Padang is always correlated with its spicy hot punch. Padang sauce is very identical with its spiciness and thick, milky, yellow broth. Even without crab, Padang cuisine has been always delicious. Combined with the soft, savory texture of crab, you are moving heaven to your table. Padang sauce for crab is not actually the similar one with general Padang cuisines that contain more coconut milk. For crabs, the sauce would be red and sharper in taste and aroma, awakening your appetite in instance. Like Udang Telur Asin, Kepiting Saus Padang is one of the must for you seafood big fans who visit Indonesia.

117

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-117_R1.PDF 1

8/31/2015 3:43:26 3:12:33 PM


A

R K

Y O

U

R S T

Y L E

Product 118

1

Apakah Anda bosan dengan dompet yang itu-itu saja? Jika iya, Tru Virtu, dompet inovatif dari Dolphin Innovations GmbH, Jerman bisa menjadi pilihan. Desain dan warnanya yang menarik menjadikan dompet berbahan anodized aluminium dan stainless steel tersebut kuat dan ringan. Tidak hanya itu, Tru Virtu juga dilengkapi dengan fungsi anti RFID (Radio-Frequency identification) scanner yang menjadikan kartu kredit Anda terlindungi dari rencana pencurian data. Dompet ini dapat menyimpan 30 lembar uang kertas, 4 buah kartu kredit, 3 buah koin dan kartu nama. Dengan ukuran 93x107x22mm dan berat 92 gr, Tru Virtu Beluga tersedia di Peragro Living World, Ace Hardware Stores & Office 1 dengan harga Rp 459.000.

1

Tru Virtu Beluga, Dompet Anti Pencurian Data

2

New Ford Ranger hadir dengan kap yang lebih kekar mengalir ke grille trapezoidal baru yang kuat. Fitur lainnya, terdapat sebuah transfer case dengan kontrol elektronik yang memungkinkan pengemudi melakukan penyetelan mode 4x4 atau 4x2. Sementara electronic locking rear differential membantu meningkatkan traksi di kondisi sulit. Kekuatan off-road ini bersanding dengan kemampuan towing hingga 3.500 kg. Bukan hanya itu, New Ford Ranger ini juga diperkuat dengan berbagai teknologi canggih, seperti Lane Keeping Alert, Lane Keeping Aid, Adaptive Cruise Control, Collision Warning. Semua fitur ini menjadi yang pertama dikelasnya. New Ford Ranger hadir dengan dua varian mesin. Mesin diesel 3.2-liter Duratorq TDCi lima-silinder yang memberikan tenaga 200 PS dan torsi 470 Nm. Varian mesin kedua adalah diesel 2.2 liter Duratorq TDCi empat-silinder dengan tenaga 150 PS dan torsi 375 Nm. Harga mulai dari RP 314,8 juta. Sedangkan Ranger DC 3.2 L Diesel dihargai Rp 488 juta.

2

New Ford Ranger, 4x4 atau 4x2?

3

Huawei kembali mengeluarkan smartphone terbarunya bertajuk P8 yang dinilai memiliki keunggulan pada teknologi kamera. Light painting dan Director mode adalah dua fitur yang menjadi andalan P8 yang secara nasional telah diluncurkan pada Agustus 2015. Light painting adalah fungsi kamera yang mampu menangkap aliran cahaya bergerak menjadi sebuah foto yang lebih artistik. Sedangkan fitur director mode memungkinkan pengguna mengarahkan tiga ponsel Huawei lain saat mengambil video dari empat sudut secara bersamaan. Jadi, Huawei P8 dapat menggabungkan video-video yang direkam dari berbagai kamera Huawei itu secara langsung, sehingga diperoleh satu video. Biasanya, light painting hanya bisa diperoleh dengan menggunakan kamera profesional dengan metode pengambilan foto long exposure shot. Hanya saja, fitur ini hanya dapat berjalan saat terkonek dengan Wi-Fi. Dan, ponsel lain yang digunakan harus merek Huawei. Sedangkan, P8 hanya sebagai master ponsel yang bisa memilih video-video itu. Dengan RAM berukuran 3 GB, serta jaringan yang telah mendukung 4G LTE, P8 menjadi smartphone kelas atas yang dimiliki Huawei sampai saat ini. Harganya pun dibanderol sebesar Rp 6,499 juta.

3

Huawei P8 Andalkan Dua Fitur Canggih Kamera

4

PT Toyota-Astra Motor baru saja memperkenalkan pembaruannya dalam Toyota Grand New Avanza. Dari sisi eksterior, Grand New Avanza memberikan kesan tampilan yang agresif dan sophisticated. Kesan ini diperkuat dengan tampilan pada desain grille yang lebih lebar serta lower bumper yang menyatu hingga ke fog lamp. Grand New Avanza menyematkan mesin teknologi terbaru seri NR. Tersedia pilihan mesin 1NR-VE (1.3L) dan 2NR-VE (1.5L). Teknologi Dual VVT-i ini memungkinkan terciptanya tenaga yang lebih besar dibanding mesin terdahulu disertai efisiensi konsumsi bahan bakar. Harganya, Toyota Grand New Avanza 1,3 E M/T seharga Rp 180,6 juta; 1,3 E A/T seharga Rp 191,8 juta; 1,3 G M/T seharga Rp 198,7 juta; 1,3 G A/T seharga Rp 209,4 juta; dan 1,5 G M/T seharga Rp 211 juta.

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-118_R1.PDF 1

4

Toyota Grand New Avanza, Tampil Lebih Agresif

8/28/2015 10:50:25 AM


A

R K

Y O

U

R S T

Y L E Product 119

5

5

Mitsubishi All New Triton, Perkuat Dominasi KTB

Krama Yudha Tiga Berlian Motor belum lama ini meluncurkan Mitsubishi All New Triton. Kendaraan ini mengusung tagline Your Remarkable Success Partner. Mengusung desain yang lebih modern, bagian eksterior mobil ini memberikan beberapa perubahan pada lampu utama, foglamp, grille, dan bumper pada bagian depan. All New Triton juga dibekali short type antena di bagian atap depan, lampu sein di spion samping, serta wide fender untuk mengimbangi roda berpelek 16 inci. Untuk urusan performa, kesan tangguh tetap melekat di All New Triton ini. Mobil double cabin ini mengandalkan mesin Diesel 4D56 2.5L DI-D Commonrail dengan turbocharger. Harga untuk Mitsubishi All New Triton, tipe HDX Single Cabin varian paling bawah harga Rp 289 juta. Lalu, ada HDX Double Cabin, GLS M/T, Exceed M/T, dan Exceed A/T yang masing-masing dibanderol seharga Rp 345 juta, Rp 368,5 juta, Rp 389 juta, dan Rp 403 juta.

6

6

New Honda Sonic 150R, Sport Bagi Para Remaja

Astra Honda Motor terus menggelontorkan beragam produk di segmen motor sport. Di antaranya adalah New Honda Sonic 150R. Model ini masuk dalam segmen light sport. New Honda Sonic 150R menjadikan anak muda atau remaja sebagai target utama. Mereka adalah para remaja dari keluarga mapan yang juga tinggal di perkotaan. Karakter konsumen motor ini ekspresif, energik, suka hal baru, dan modifikasi. Mereka biasanya menggunakan motor untuk jarak dekat dan menengah. New Honda Sonic 150R merupakan model light sport yang diharapkan bisa menjawab kebutuhan konsumen pada sepeda motor sport yang sporty, trendi, dan agresif. Motor ini mampu berakselerasi 10,6 detik untuk jarak 0−200 meter, serta bisa dipacu hingga 124 km per jam, namun tetap hemat dalam penggunaan bahan bakar. Motor dengan mesin terbaru 150 cc- DOHC ini dibanderol Rp 20,9 juta (OTR Jakarta).

7

7

Daihatsu Great New Xenia, Usung Konsep MetaMOREphosis

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) meluncurkan Daihatsu Great New Xenia. Konsep yang diusung dari model terbaru ini adalah MetaMOREphosis yang melambangkan perubahan signifikan dari kendaraan ini, menjadi more stylish, more efficient, dan more comfort. Kehadiran Great New Xenia tidak mengubah segmen yang menjadi target dari kendaraan ini. Low multipurpose vehicle (LMPV) ini tetap menyasar keluarga Indonesia yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhan sehari-hari. Generasi ketiga dari Daihatsu Xenia ini tampil lebih stylish, baik pada desain eksterior dan interiornya. Dapur pacu di model terbaru Xenia ini juga anyar, yakni 1.3L INR berteknologi Dual VVT-i. Menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar. Mampu menyemburkan tenaga 97 PS pada 6000 rpm dan torsi hingga 12,3 pada 4200 rpm. Untuk harga yang ditawarkan, Daihatsu Great New Xenia berkisar antara Rp 151,65 juta hingga Rp 205,8 juta on the road (OTR) Jakarta.

8

8

Galaxy Note 5, Supremasi Samsung di Segmen Ponsel Jumbo

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_T-119_R1.PDF 1

Hanya lima bulan setelah merilis duo andalan premiumnya Galaxy S6 dan S6 Edge, Samsung kembali merilis flagship-nya lewat Galaxy Note 5. Dari namanya, Galaxy Note 5 merupakan kelanjutan dari Note 4 dan tetap hadir dengan layar besar berukuran 5,7 inci alias masuk dalam kategori phablet. Otaknya menggunakan prosesor Exynos serta kemampuan kamera berukuran 16 megapixel. Si phablet diberi RAM 4GB dengan kapasitas baterai 3.000 mAh, kenaikan signifikan dibanding sang kakak Galaxy Note 4 yang memiliki RAM 3GB dan baterai 2.600 mAh. Ciri khas generasi Note yang tidak hilang adalah kehadiran stylus S Pen dengan klaim lebih canggih dan memiliki tingkat sensitivitas lebih baik dari sang kakak. Di Indonesia, Galaxy Note 5 dibanderol seharga Rp 9,99 juta.

8/28/2015 10:50:26 AM


A

R K

Y O

U

R S T

Y L E

Movie & Music 120

Nostalgia Lantai Dansa

DURAN DURAN 2015 Oleh Ramadhan Triwijanarko

Tren musik boleh berubah, tetapi lantai dansa akan selalu sama. Duran Duran mengajarkan hal tersebut melalui album ke 14 mereka, Paper Gods.

Everest Maut di Puncak Tertinggi

Oleh Jaka Perdana

Aktivitas mendaki gunung sangat jarang diekspos dalam filmfilm Hollywood. Everest mencoba mengembalikan kejayaan para pendaki gunung yang coba mengambil supremasi mereka di puncak tertinggi dunia.

Petualangan mendaki gunung-gunung tertinggi di dunia selalu menarik untuk disimak. Tahun 2001, ada Vertical Limit. Dan, lebih dari dua dekade lalu ada Cliffhanger dengan bintang Silvester Stallone. Sajian utamanya adalah bagaimana penonton merasakan adrenalin para pendaki menaiki dinding alam terjal, berpacu dengan udara, sampai menghadapi amukan cuaca. Tahun ini Everest coba mengangkat elemen yang sama, membuat penonton harap-harap cemas melihat para pendaki gunung menaklukan alam secara vertikal. Dari judulnya sudah pasti bahwa Everest akan berkisah tentang petualangan sekumpulan pendaki gunung di salah satu puncak gunung tertinggi di dunia. Terinspirasi dari kisah nyata, dua tim ekspedisi harus menghadapi situasi hidup mati tatkala badai besar tiba-tiba menerjang. Potensi film ini untuk sukses sebenarnya besar, mengingat selain dua film di atas, filmaker-filmaker Hollywood sangat jarang mengangkat cerita pendakian ke gunung-gunung tertinggi dunia. Jadi, bisa saja Everest menjadi pilihan alternatif genre lain bagi yang sudah bosan film-film penuh efek komputer dan fantasi. Di sisi lain, jarangnya film sejenis diangkat ke bioskop karena materi untuk eksplorasi kisahnya terbatas. Ditambah lagi, pasarnya yang belum tentu sebesar film-film blockbuster lain. Tapi sebelum melihat kisahnya seperti apa, atau mungkin sudah bisa ditebak akan seperti apa, daya jual film ini ada pada deretan aktor papan atas. Mulai dari Jake Gyllenhaal, Jason Clarke, Sam Worthington, Josh Brolin, sampai aktris Keira Knightley ikut berpartisipasi dalam film arahan Baltasar Kormakur yang beken lewat film Contraband dan 2 Guns. Everest akan hadir di AS pada 18 September 2015 khusus untuk format IMAX. Film seperti ini sangat layak dinikmati lanskapnya dalam layar super besar. Baru kemudian rilis untuk versi layar reguler akan hadir seminggu kemudian pada 25 September. Indonesia tampaknya tidak akan terlalu jauh jadwalnya untuk langsung menikmati petualangan para penantang maut ini, termasuk di format layar raksasa IMAX. JUDUL: EVEREST. SUTRADARA: BALTASAR KORMAKUR. PEMAIN: JASON CLARKE, JOSH BROLIN, JAKE GYLLENHAAL, SAM WORTHINGTON, KEIRA KNIGHTLEY. STUDIO: UNIVERSAL PICTURES. RILIS: 18 SEPTEMBER (AS)

Siapa yang tidak rindu dengan jambul khas ala Simon Le Bon dan permainan keyboard yang ciamik dari Nick Rhodes? Ya, Duran Duran kembali setelah terakhir merilis album All You Need Is Now pada tahun 2010. Kali ini mereka merilis album ke-14 mereka yang bertajuk Paper Gods. Pada album ke-14 ini, baik Simon Le Bon, Nick Rhodes, John Taylor, dan Roger Taylor menggandeng musisi-musisi berbakat. Pada single pertama berjudul Paper Gods, Duran Duran menggandeng Mr Hudson, yang telah lebih dulu berkolaborasi dengan nama besar seperti Kanye West. Pada Pressure Off, Duran Duran mencoba untuk mengembalikan lantai dansa khas Duran Duran bersama talenta berbakat Janelle Monáe dan sang dewa funk, Nile Rodgers. Paper Gods masih bernafaskan irama new wave yang dipadukan dengan sentuhan pop dan rock. Pressure Off adalah irama yang akan membuat kita bergoyang mengingat masa keemasan Duran Duran. Sentuhan synthesizer dari Nick Rhodes berpadu menjadi satu dengan irama funk yang dikeluarkan oleh Nile Rodgers. Belum lagi sahut-sahutan antara Simon Le Bon dan Janelle Monáe Baik masa lalu atau pun masa kini, lantai dansa akan selalu sama. Selamat bernostalgia.



www.marketeers.com www.marketeers.com/radio

SEPT 2015

Maestro: P. 83

The Key of Being Relevant: How to create communication that works.

Pesona Indonesia:

Prima: P. 93

Bukan Keamanan, Tapi Kesejahteraan: Untuk mengatasi perbatasan negara, kesejahteraan rakyat jadi prioritas.

THE

P. 103

Membentangkan Layar Wisata Kapal Pesiar: Pemerintah menaruh perhatian khusus pada wisata kapal pesiar dan yacht.

CONTENT MARKETING IS H2H MARKETING COMMUNICATIONS By Hermawan Kartajaya

THE A - Z OF CONTENT MARKETING

Astra Motor, Coca-Cola, Dove, Line Indonesia, Zalora.co.id and 25 other cases

of

CONTENT MARKETING Philip Kotler Live in Jakarta!

9 October 2015

aseanmarketingsummit.com

Indonesia Rp.50.000,-

SEPTEMBER 2015

15997807_MARKETEERS EDISI SEPT 2015_C-1_R1.PDF 1

10:43:00 AM 8/28/2015 10:50:20


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.