Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Checklist

Program undertaken with the financial support of the Government of Canada provided through Global Affairs Canada

Panduan Pengelolaan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) dalam Menunjang Keberlanjutan Lingkungan dan Adaptasi Perubahan Iklim (Inisiatif PEL yang Dikembangkan Melalui Pilot NSLIC/NSELRED di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Gorontalo)

I. Komoditas Kelapa: Standarisasi Minyak Kelapa di Kabupaten Gorontalo

a. Konteks: • Banyak IKM pembuat minyak kelapa dan Virgin Coconut Oil (VCO) di Kabupaten Gorontalo khususnya dan seluruh Provinsi Gorontalo pada umumnya; • Program dan anggaran Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk bantuan sosial melalui pembelian minyak kelapa masyarakat memicu peningkatan pertumbuhan IKM dalam memproduksi minyak kelapa dan VCO b. Problem statement • Bagaimana agar produk minyak kelapa (dan VCO) memenuhi standard kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan pasar? c. Lokasi pilot • Beberapa IKM di Kabupaten Gorontalo. d. Inisiatif proyek • Memperkenalkan prosedur praktis untuk mencapai standard kualitas oleh Expert Minyak Kelapa sekaligus pelaku bisnis minyak kelapa dan VCO • Memperkenalkan alat produksi yang cepat, terjangkau dan mempercepat produksi • •

Membuat panduan praktis pengolahan minyak kelapa dan VCO yang sehat dan berkualitas Mengembangkan kelembagaan kelompok IKM guna mendukung jaminan kualitas, kuantitas, kontinuitas produksi serta posisi tawar

A Project implemented by

e. Hasil yang diharapkan: • Beberapa pilot IKM menghasilkan produk sesuai dengan kualitas yang ditetapkan oleh pasar • Mendorong replikasi dari pilot project dukungan proyek di wilayah lain lingkup Kabupaten Gorontalo oleh Pemerintah kabupaten Gorontalo • Mendorong replikasi penggunaan inisiatif standard prosedur dan alat oleh kabupaten/kota lain melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) • Masukan dan dukungan Kementerian/Lembaga untuk diseminasi, bantuan teknis dan replikasi pada skala lebih luas (scale up) f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (alat, prosedur dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

II. Komoditas Sapi: Peternakan Sapi Terpadu (Penggemukan, Inseminasi dan Pemanfaatan Kotoran) di Konawe Selatan dan Bombana

a. Konteks: • Peternakan sapi di Konawe Selatan dan daerah lain pada umumnya dengan sistem lepas ke lahan luas • Pengelolaan sapi masih merupakan pekerjaan tambahan (tidak utama) • Kebutuhan pasar atas daging sapi untuk tingkat domestik sangat tinggi (hotel, rumah makan, Idul Qurban dll) b. Problem statement • Bagaimana agar system pengelolaan sapi terpadu masyarakat menjadi lebih menguntungkan dan berkelanjutan? c. Lokasi pilot • Beberapa peternak sapi di Konawe Selatan • Diharapkan dapat direplikasi di Bombana dan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara d. Inisiatif proyek • Memperkenalkan sistem pengelolaan sapi dengan pengandangan • Memperkenalkan konsentrat pakan sapi yang alami, terjangkau dan menguntungkan • Memperkenalkan sistem pemanfaatan kotoran sapi sebagai bio gas dan pupuk • Memperkenalkan sistem inseminasi buatan yang praktis • Mengembangkan panduan praktis dari pilot yang dilakukan

A Project implemented by

e. Hasil yang diharapkan: • Pilot dilakukan pada kelompok petani jagung di Bombana sukses (memenuhi kebutuhan pasar dengan harga lebih menguntungkan) • Mendorong replikasi dari pilot project ke wilayah lain di Kab. Gorontalo melalui dukungan Pemkab Gorontalo • Mendorong replikasi inisiatif pilot ke kabupaten/kota lain melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) • Masukan dan dukungan K/L untuk diseminasi, bantuan teknis dan replikasi pada skala lebih luas (scale-up) f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (prosedur, mekanisme dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

III. Komoditas Jagung Pengelolaan Budidaya dan Pasca Panen Jagung di Boalemo dan Gorut

a. Konteks: • Seluruh kabupaten di Provinsi Gorontalo merupakan penghasil jagung • Kadar air dari Jagung yang diproses oleh petani belum memenuhi standar yang diinginkan pasar • Hasil produksi jagung masih jauh dari harapan dan target pada umumnya b. Problem statement • Bagaimana agar produksi jagung dan kualitas produksi jagung (kadar air) memenuhi kebutuhan pasar? c. Lokasi pilot • Beberapa kelompok petani jagung Bombana dan Gorontalo Utara • Diharapkan dapat direplikasi di kab lain di wilayah Gorontalo d. Inisiatif proyek • Mengidentifikasi permasalahan utama koperasi sapi • Mendesain perencanaan strategis koperasi sapi • Membangun sinergitas Koperasi sapi dengan misi, kebijakan, program anggaran dan kegiatan pemkab dalam mendukung pengembangan pusat kawasan sapi Pohuwatu • Membangun model dan kerjasama koperasi dengan pihak lain • Mengembangkan kelembagaan kelompok IKM guna mendukung jaminan kualitas, kuantitas, kontinuitas produksi serta posisi tawar

A Project implemented by

e. Hasil yang diharapkan: • Pilot dilakukan pada kelompok petani jagung di Bombana sukses (memenuhi kebutuhan pasar dengan harga lebih menguntungkan) • Mendorong replikasi dari pilot project ke wilayah lain di Kab. Gorontalo melalui dukungan Pemkab Gorontalo • Mendorong replikasi inisiatif pilot ke kabupaten/kota lain melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) • Masukan dan dukungan Kementerian/Lembaga untuk diseminasi, bantuan teknis dan replikasi pada skala lebih luas (scale-up) f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (prosedur, mekanisme dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

IV. Komoditas Rumput Laut: Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen Rumput Laut di Wakatobi

a. Konteks: • Kabupaten Wakatobi dan kabupaten pesisir pantai lain di Sulawesi Tenggara memiliki potensi rumput laut yang besar • Jumlah peminat sangat tinggi untuk membeli rumput laut dari Sulawesi Tenggara • Hasil budidaya rumput laut di Wakatobi masih belum memenuhi standard kualitas dan kuantitas pasar b. Problem statement • Bagaimana caranya hasil budidaya rumput laut di Wakatobi memenuhi standar kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan pasar? c. Lokasi pilot • Beberapa kelompok petani petani rumput laut di Wakatobi • Diharapkan dapat direplikasi di kab lain di wilayah Sulawesi Tenggara seperti Baubau, Kendari dan kota/kabupaten lain pesisir pantai Sulawesi Tenggara d. Inisiatif proyek • Memperkenalkan prosedur dan alat praktis dalam proses budidaya rumput laut • Memperkenalkan teknis pengelolaan pasca panen sesuai standard yang digunakan perusahaan pengolah rumput laut • Membangun kelembagaan kelompok masyarakat petani rumput laut agar memiliki kualitas, kuantitas, kontinuitas dan posisi tawar dalam bisnis • Mengembangkan panduan praktis dari pilot yang dilakukan

A Project implemented by

e. Hasil yang diharapkan: • Pilot dilakukan pada kelompok petani rumput laut di Wakatobi sukses (memenuhi kebutuhan pasar dengan harga lebih menguntungkan) • Mendorong replikasi dari pilot project ke wilayah lain di Wakatobi melalui dukungan Pemkab Wakatobi • Mendorong replikasi inisiatif pilot ke kab/kota lain melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) • Masukan dan dukungan K/L untuk diseminasi, bantuan teknis dan replikasi pada skala lebih luas (scale up) f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (prosedur, mekanisme dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

V. Komoditas Sapi: Pengembangan Investasi PEL Melalui Koperasi Sapi di Pohuwatu

a. Konteks: • Koperasi di salah satu kecamatan Pohuwatu terbilang memiliki asset (pengelolaan sapi) dan anggota (peternak sapi) cukup besar • Pengelolaan sapi oleh angggota koperasi dan juga milik koperasi telah terbangun sejak lama, memiliki varian usaha (bio gas, inseminasi, pemanfaatan kotoran untuk pupuk) • Pemerintah Kabupaten Pohuwatu memiliki target Pohuwatu menjadi pusat supply sapi bagi Gorontalo dan Sulawesi Tengah • Program dan anggaran Pemkab Pohuwatu untuk mendukung dan berinvestasi bagi poin diatas cukup besar dan serius • Kelembagaan koperasi pengelola sapi belum optimal b. Problem statement • Bagaimana memperkuat koperasi pengelolan sapi di Pohuwatu agar professional dan sejalan dengan target pemkab (pusat supply sapi Gorontalo dan juga Sulteng? c. Lokasi pilot • Koperasi Sapi di salah satu kecamatan Pohuwatu

A Project implemented by

d. Inisiatif proyek • Mengidentifikasi permasalahan utama koperasi sapi • Mendesain perencanaan strategis koperasi sapi • Membangun sinergitas Koperasi sapi dengan misi, kebijakan, program anggaran dan kegiatan pemkab dalam mendukung pengembangan pusat kawasan sapi Pohuwatu • Membangun model dan kerjasama koperasi dengan pihak lain • Mengembangkan kelembagaan kelompok IKM guna mendukung jaminan kualitas, kuantitas, kontinuitas produksi serta posisi tawar e. Hasil yang diharapkan: • Koperasi sapi menjadi model pengelolaan provisional dan menjadi alternative investasi masyarakat yang menguntungkan • Harmonisasi program, kebijakan dan anggaran pemerintah daerah dalam mendukung PEL berdasarkan komoditas unggulan sapi • Masukan dan dukungan Kementerian/Lembaga untuk diseminasi, bantuan teknis dan replikasi pada skala lebih luas (scale up) f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (alat, prosedur dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

VI. Pengembangan Tepung Ikan di Kendari

a. Konteks: • Hasil penangkapan ikan di Kendari cukup besar, demikian pula dengan sisa ikan yang terbuang (tidak dibeli)1 • Peminat tepung ikan untuk kebutuhan pakan ternak di Kendari dan wilayah sekitarnya cukup tinggi • Proses pengelolaan tepung ikan dapat dilakukan secara masif oleh alat pengolahan milik pemerintah daerah dan juga dapat dilakukan oleh IKM secara tradisional • Alat pengolahan tepung ikan milik pemerintah daerah sudah lama tidak berfungsi dan tidak operasional b. Problem statement • Bagaimana memperkuat peran perempuan dan kelompok perempuan dalam industri pengelolaan tepung ikan ?

1

Data masih dalam kajian

c. Lokasi pilot • Beberapa IKM perempuan Kota Kendari

A Project implemented by

d. Inisiatif proyek • Mengidentifikasi jumlah ikan terbuang yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung ikan • Mengidentifikasi permintaan pasar atas tepung ikan • Mengembangkan alat sederhana yang praktis bagi pengolahan tepung ikan • Mengembangkan kelembagaan IKM Perempuan dalam proses pengelolaan usaha, pemasaran dan peningkatan kualitas produk e. Hasil yang diharapkan: • Beberapa kelompok IKM perempuan memiliki kelembagaan guna meningkatkan posisi tawar dengan pihak perusahaan/pengusaha pengolah pakan ternak • Peningkatan produksi dan pendapatan kelompok IKM Perempuan yang menjadi pilot • Dukungan pemda (program dan anggaran) atas pengembangan IKM Perempuan untuk pengembangan tepung ikan • Masukan dan dukungan Kementerian/Lembaga untuk diseminasi, bantuan teknis dan pengembangan industri lebih luas f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas program, kegiatan, anggaran dan contact person Kementerian/ Lembaga untuk mendukung inisiatif • Sosialisasi, masukan dan adopsi inisiatif (alat, prosedur dan panduan) oleh Kementerian/Lembaga • Informasi potensi offtaker lain yang dapat mengembangkan inisiatif dan pemasaran

VII. Inisiatif Atas Hambatan Izin Penangkapan Ikan Kapal Nelayan

a. Konteks: • Sekitar 39 kapal penangkan ikan tidak bisa digunakan di Baubau akibat persoalan izin penangkapan ikan2 • Jumlah tangkapan ikan tidak mencukupi kebutuhan permintaan pasar b. Problem statement • Mengatasi persoalan izin penggunaan kapal penangkapan ikan di Baubau? c. Lokasi pilot • Kota Baubau d. Inisiatif proyek • Mengidentifikasi jenis, tipe, bobot, kepemilikan dan status izin kapal • Mengidentifkasi regulasi dan kebijakan yang memungkinkan untuk mengatasi persoalan izin penangkapan ikan

2

Data masih dalam kajian

e. Hasil yang diharapkan: • Rekomendasi kebijakan dan regulasi untuk izin penggunaan kapal ikan • Beberapa kapal penangkap ikan dapat dioperasikan

A Project implemented by

f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas regulasi dan kebijakan nasional terkait izin kapal penangkap ikan • Informasi Kementerian/Lembaga atas program dan anggaran nasional dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat nelayan

VIII. Inisiatif Pengembangan Sektor Pariwisata Daerah

a. Konteks: • Kota Gorontalo merupakan pusat pengembangan ekonomi dan pusat informasi destinasi wisata di Provinsi Gorontalo.

• Kota Gorontalo memiliki fasilitas pendukung bagi wisatawan domestik dan non-domestik seperti hotel, restauran, penerbangan, pertokoan, kerajinan dan makanan daerah • Industri Rumah Tangga untuk kerajinan lokal dan makanan lokal banyak didukung oleh kelompok usaha perempuan di Kota Gorontalo dan sekitarnya. b. Problem statement •

Memperkuat peran kelompok perempuan dalam mendukung industri pariwisata melalui penyediaan kerajinan lokal dan makanan khas Gorontalo?

c. Lokasi pilot • Kota Gorontalo d. Inisiatif proyek • Mengidentifikasi kelompok-kelompok perempuan yang bergerak pada industri kerajinan tangan dan makanan khas daerah untuk menunjang sektor wisata daerah • Memperkuat keterampilan dalam pengembangan industri kerajinan dan makanan khas daerah • Memperkuat kapasitas kelembagaan kelompok perempuan agar memiliki produk yang layak pasar e. Hasil yang diharapkan: • Beberapa kelompok usaha perempuan memiliki jaringan kerjasama dalam bidang promosi dan pemasaran produk • Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelompok perempuan yang menjadi pilot f. Kebutuhan dari Tingkat Nasional: • Informasi atas regulasi dan kebijakan nasional terkait pengembangan ekonomi kreatif dan usaha perempuan • Informasi K/L atas program dan anggaran nasional dalam mendukung pengembangan ekonomi perempuan

NSLIC/NSELRED Project World Trade Center (WTC) 5th Building, 10th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920, Indonesia Tel: +62 21 5262282, +62 21 5268668 www.nslic.or.id

A Project implemented by