dimuridkan oleh
Yesus
perjalanan iman maria magdalena
Alice Mathews
ANDA DAPAT DAPAT MEMBERI MEMBERI ANDA DAMPAK YANG YANG BERARTI! BERARTI! DAMPAK Materi kami kami tidak tidak dikenakan dikenakan biaya. Pelayanan kami didukung Materi oleh persembahan kasih dari dari para para pembaca pembaca kami. kami. oleh persembahan kasih Jika Anda Anda ingin ingin mendukung mendukung pelayanan pelayanan kami, kami, Anda Anda dapat Jika dapat mengirimkan persembahan kasih melalui rekening mengirimkan persembahan kasih melalui rekening “Yayasan ODB Indonesia” “Yayasan ODB Indonesia” BCA Green GreenGarden GardenA/C A/C253-300-2510 253-300-2510 BCA BNI Daan DaanMogot MogotA/C A/C0000-570-195 0000-570-195 BNI MandiriTaman TamanSemanan SemananA/C A/C118-000-6070-162 118-000-6070-162 Mandiri QRCode Code Standar Standar QR Pembayaran Nasional Nasional Pembayaran
Scan QR QR code codeini iniuntuk untukdonasi donasidengan denganaplikasi aplikasi Scan e-wallet berikut: e-wallet berikut: Yayasan Yayasan ODBIndonesia Indonesia ODB
Silakan konfirmasi kasih Anda melalui: Silakan konfirmasipersembahan persembahan kasih Anda WhatsApp: 0878.7878.9978 melalui nomor kontak kami di halaman belakang buklet ini. E-mail: indonesia@odb.org SMS: 081586111002
Anda juga dapat mendukung kami dengan meng-klik tautan ini.
pengantar
Dimuridkan oleh Yesus
Perjalanan Iman Maria Magdalena
S
aya menyukai kisah dari para tokoh Alkitab, terutama orang-orang yang dalam Injil berinteraksi dengan Kristus ketika Dia hidup di atas bumi. Kisah-kisah tersebut kaya dengan pernyataan kasih karunia dan kemurahan hati, pengampunan dan pembaruan, belas kasih dan pemulihan yang begitu dalam menyentuh hati banyak pria dan wanita selama dua milenium ini. Namun di antara semua kisah itu, rasanya tak ada yang mengisahkan tentang perubahan yang begitu total, komitmen yang begitu teguh, dan pengabdian yang begitu dalam lebih daripada kisah hidup Maria Magdalena. Perjumpaannya dengan [1]
Yesus bisa menjadi contoh bagi para pria maupun wanita tentang apa yang terjadi ketika kita menerima kasih Kristus dengan segenap hati. Dalam buklet ini, yang diringkas dari bukunya A Woman Jesus Can Teach (Discovery House Publishers), pengajar Alkitab Alice Mathews menceritakan kisah Maria Magdalena dengan begitu dekat dan hangat— seakan ia berbicara di suatu sesi pengajaran Alkitab bagi kaum wanita. Meski demikian, tulisan ini juga menyoroti sejumlah prinsip penting baik bagi kaum pria maupun wanita sembari kita menelaah perjalanan iman kita sendiri bersama Kristus. Manusia lebih dapat belajar melalui suatu teladan hidup daripada melalui konsep yang abstrak. Oleh karena itu, inilah peluang bagi kita untuk belajar melihat bagaimana penekanan dan nilai alkitabiah yang kuat diterapkan di dalam hidup seseorang di tengah dunia nyata. Untuk alasan itulah, kami percaya buklet ini dapat menolong Anda melihat bagaimana hati seorang yang terluka menerima pengharapan, hidup, dan damai sejahtera melalui kasih Yesus Kristus.
Bill Crowder Pengajar Alkitab, Our Daily Bread Ministries
[ 2 ] Dimuridkan oleh yesus
daftar isi satu
Maria Magdalena Hidup karena Percaya, Bukan karena Melihat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 dua
Belajar Lagi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 tiga
Dukacita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 empat
Sukacita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 lima
Menerima Kita Apa Adanya . Pertanyaan Untuk Renungan Pribadi atau Diskusi Kelompok . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
25
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
31
Pemimpin editor: Tim Gustafson Perancang dan Foto sampul: Terry Bidgood Penerjemah: yoki editor Terjemahan: heri marbun, Dwiyanto Penyelaras Bahasa: natalia endah, Juni liem, Bungaran Perancang interior: steve Gier, andy liaw (indonesia) Gambar interior: lukisan karya Gheorghe Tattarescu (hlm.13); Jeff Baxter (hlm.17). Gambargambar lain via stock.xchng: yarik mishin (hlm.5), Vjeran lisjak (hlm.7), Vivek Chugh (hlm.25), dan ralaenin (hlm.31). Jika tanpa penjelasan tambahan, petikan ayat dikutip dari alkitab Terjemahan Baru, lembaga alkitab indonesia © lai 2003. naskah dilindungi oleh hak Cipta © 2012 Our Daily Bread ministries, Grand rapids, michigan. Dicetak di indonesia. Indonesian Discovery Series ‘Discipled by Jesus--Mary Magdalene’s Walk of Faith”
satu
Maria Magdalena: Hidup karena Percaya, Bukan karena Melihat
D
i dalam buku Women’s Ways of Knowing (Bagaimana Wanita Tahu), suatu penelitian penting mengenai cara wanita berpikir tentang diri mereka sendiri dan tentang kehidupan, Mary Belenke dan rekan-rekan penelitinya menyebutkan lima cara bagi wanita untuk mengetahui sesuatu. Salah satunya adalah “pengetahuan yang diterima”. Kita semua mengetahui sesuatu karena seseorang memberitahukan hal itu kepada kita. Sebagian besar wanita memiliki segudang pengetahuan yang diterimanya berupa sekumpulan fakta dan opini yang tidak datang dari pikiran mereka sendiri tetapi yang mereka terima dari luar. Wanita ”mengetahui” cara menggunakan mesin cuci, bercocok tanam, lokasi toko yang menjual sayuran [5]
paling segar, atau toko yang menawarkan buku termurah. Mereka mungkin juga mengetahui nama gugusan bintang dan semua kitab di Alkitab. Mereka menghabiskan masa hidup mereka untuk mengumpulkan berbagai pengetahuan seperti ini. Yang mengejutkan, banyak wanita yang memiliki “pengetahuan” terbatas hanya pada apa yang diteruskan orang lain kepada mereka. Mereka menuruti otoritas di luar diri mereka untuk memperoleh petunjuk atas setiap aspek kehidupan. Penata ruang yang menyarankan perabotan rumah yang harus mereka beli. Penata rambut yang menentukan tata rambut mereka. Asisten belanja pribadi yang memilihkan pakaian mereka setelah penata warna mengajukan beberapa pilihan warna yang pantas untuk mereka kenakan. Wanita-wanita seperti ini mengetahui banyak hal dan sadar bahwa mereka tahu banyak. Namun bagi mereka, pengetahuan “sejati” hanya terbatas pada hal-hal yang mereka terima dari pihak luar. Ada kalanya wanita seperti ini mengalami krisis. Mungkin otoritas itu tidak lagi bisa dipercaya atau mengecewakannya. Atau ada dua otoritas yang setara tetapi saling bertentangan. Siapa yang dapat ia percayai? Pada saat itulah seorang wanita mungkin akan mengubah caranya berpikir tentang dirinya dan dunia di sekitarnya. Penelitian tentang pola pikir wanita seperti ini menarik perhatian saya. Dalam banyak peristiwa, dibutuhkan suatu krisis, konfrontasi, kekecewaan atau bencana untuk menggugah seorang wanita agar mau beranjak dari ketergantungan penuh pada otoritas pihak luar kepada suatu cara berpikir dan pemahaman yang berbeda. Ia harus membuka diri untuk kembali belajar. Setiap kita juga demikian.
[ 6 ] Dimuridkan oleh yesus
dua
Belajar Lagi
K
ita sering kali merasa enggan belajar untuk mengetahui sesuatu yang baru kecuali jika kita didesak untuk melakukannya. Saya belajar lebih banyak dari para guru yang membuat otak saya berpikir dan bukan dari guru yang hanya meminta saya untuk menghafal teks atau catatan kuliah. Kita merugikan diri sendiri jika bersikeras menolak untuk belajar kembali padahal kita perlu melakukannya. Terkadang, kita tidak menyukai keadaan yang memaksa kita untuk berubah. Kita lebih memilih untuk tetap tinggal dalam kenyamanan kita yang tenang. Namun itu bukan jalan menuju pertumbuhan. Itu pun bukan jalan menuju pemuridan sejati. Jika kita ingin bertumbuh sebagai orang Kristen dalam pemahaman kita akan Allah, kita harus menghadapi kondisi-kondisi sulit yang [7]
menghadang dan mengecewakan kita. Pengalaman hidup yang suram perlu ada untuk membuat jiwa kita semakin kuat. Proses mengikut Yesus sebagai murid-Nya merupakan proses membuka diri untuk cara-cara baru dalam melihat kehidupan dan diri sendiri. Yesus adalah Sang Guru Agung. Kita mungkin berpikir bahwa Dia hanya menggunakan satu cara untuk menyampaikan pesan-Nya, tetapi Dia mengajar setiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Kita mungkin berasumsi bahwa Yesus hanya memilih murid-murid yang berpotensi baik untuk diajar oleh-Nya. Namun Dia memilih pria dan wanita yang justru diabaikan para guru lainnya. Salah seorang murid pilihan Sang Guru Agung adalah Maria Magdalena. Di antara para wanita yang disebut dalam Injil, mungkin Maria yang paling banyak bersama dengan Yesus. Maria dari Magdala menyadari bahwa pemuridannya sebagai pengikut Yesus merupakan proses belajar yang terus berlangsung. Ia telah mempelajari banyak hal sepanjang perjalanannya bersama Yesus. Namun di salah satu peristiwa terakhir dalam Injil, ia sekali lagi belajar dan mempelajari sesuatu yang baru tentang arti menjadi seorang murid. Meski namanya disebut 14 kali dalam kitab-kitab Injil, kita sesungguhnya hanya mengetahui empat hal mengenai Maria Magdalena. Dua hal pertama dapat dilihat di Lukas 8:1-3: Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana [ 8 ] Dimuridkan oleh yesus
dan banyak perempuan lain. Perempuanperempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka. Fakta pertama yang kita ketahui tentang Maria dari Magdala adalah Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dirinya. Kita tidak tahu kapan atau di mana ini terjadi. Markus dan Lukas memberikan faktanya, tetapi tidak
Meski namanya disebut 14 kali dalam kitab-kitab Injil, kita sesungguhnya hanya mengetahui empat hal mengenai Maria Magdalena. menceritakan peristiwanya. Kita mengetahui dari namanya bahwa Maria berasal dari Magdala, sebuah kota yang jaraknya lima kilometer dari Kapernaum di daerah barat laut pesisir Danau Galilea. Wilayah tersebut sering dilalui Yesus dalam perjalanan pelayanan-Nya di Galilea. Pada satu waktu mereka bertemu dan mukjizat kelepasan pun dialami Maria. Bagi Maria, apa artinya dilepaskan dari cengkeraman kuasa tujuh roh jahat? Kita tidak tahu berapa lama atau bagaimana caranya Maria disiksa oleh roh jahat tersebut. Namun, kita mengetahui bahwa siapa pun orang yang kerasukan roh jahat pasti dikucilkan masyarakat. Sejumlah penderita mengalami hidupnya lebih mirip binatang daripada manusia, tinggal di gua, berkeliaran
Alkitab menceritakan bahwa Yesus Kristus membebaskan Maria Magdalena dari tujuh roh jahat (luk. 8:2). Begitu roh-roh jahat yang menyiksa Maria itu meninggalkannya, pastilah penderitaan mental parah yang dialaminya juga lenyap! Seperti orang tidak waras yang dibebaskan dari sepasukan besar roh jahat, rasa syukur Maria mendorongnya untuk tetap bersekutu erat dengan Yesus (luk. 8:1-3, 26-39).
Belajar Lagi
[9]
di pedesaan dan menakut-nakuti orang dengan wajah yang seram dan sorot mata yang liar. Orang-orang ini diciptakan Allah, tetapi sedang dihancurkan Iblis. Kita tidak tahu apa artinya bagi Maria ketika tujuh roh jahat merasukinya. Namun baginya, kelepasan itu tentu merupakan pembebasan yang mengubah hidupnya. Rohnya yang terbelenggu dimerdekakan. Anggota tubuhnya yang lumpuh dipulihkan. Wajahnya yang kaku pun kembali normal. Hal kedua yang kita ketahui tentang Maria adalah bahwa ia menyusuri seluruh Galilea hingga ke Yudea bersama Yesus dan kedua belas murid-Nya. Jika Anda mengidap penyakit parah bertahun-tahun lamanya, kemudian menemukan dokter yang menyembuhkan Anda dari penyakit tersebut, rasanya Anda akan berusaha untuk sebisa mungkin terus dekat dengan si dokter. Maria Magdalena menjadi anggota tetap dalam kelompok pengikut Yesus. Kebanyakan dari kita mungkin beranggapan bahwa Yesus dan para murid-Nya melakukan perjalanan hanya sebagai suatu kelompok khusus pria: Sang Juruselamat dan kedua belas pria yang nama-namanya mungkin kita hafalkan di Sekolah Minggu. Ada beberapa alasan kita beranggapan demikian. Salah satunya, pada abad pertama di Israel, ada rabi-rabi yang mengajarkan bahwa pria yang bertakwa tidak boleh berbicara dengan wanita di muka umum. Bahkan, seorang Farisi tidak akan berbicara dengan ibunya jika mereka berpapasan di jalan. Budaya pemisahan ketat antara pria dan wanita pada budaya masa itu akan membuat guru mana pun yang mempunyai pengikut pria dan wanita dianggap melanggar tradisi dan ajarannya tidak akan didengar.
[ 10 ] Dimuridkan oleh yesus
Terlebih lagi, hukum Taurat menegaskan bahwa wanita pada masa haidnya dianggap tidak tahir. Semua yang disentuhnya menjadi najis. Pada saat itu terjadi, wanita tersebut harus diasingkan agar tidak mencemari orang lain. Bagaimana mungkin Yesus dan dua belas murid-Nya mengambil risiko tercemar oleh para wanita yang berjalan bersama mereka? Opini publik mengenai pengikut pria dan wanita yang berjalan bersama Yesus mungkin akan menimbulkan pertanyaan moral. Ketika kita memikirkan tentang Yesus dan muridmurid-Nya dalam Injil, mereka yang terlibat adalah para pria yang kita kenal—Petrus, Yakobus dan Yohanes, Andreas, Natanael, Bartolomeus, Yudas, dan yang lainnya. Bagaimana mungkin sekelompok wanita ini dapat ikut menjadi anggota kelompok murid Yesus tanpa menimbulkan pertanyaan? Para penulis Injil tidak menjawab pertanyaan itu untuk kita. Yang kita ketahui
Sejumlah orang telah berusaha mengaitkan “wanita berdosa” yang tertulis di Lukas 7:37 dengan Maria Magdalena, yang disebut di Lukas 8:2. Meski kedua bagian ini tampil berurutan, tidak disebutkan dengan jelas bahwa kedua wanita tersebut merupakan orang yang sama. Yang bisa dipastikan adalah bahwa Maria Magdalena dibebaskan dari kuasa roh jahat dan ia adalah wanita kaya yang sanggup mendukung pelayanan Tuhan kita (luk. 8:1-3).
Bagi Maria, kelepasan itu tentu merupakan pembebasan yang mengubah hidupnya. Rohnya yang terbelenggu dimerdekakan. adalah, ketika musuh Yesus menuduh-Nya melanggar hari Sabat, meminum banyak anggur, dan bergaul akrab dengan pemungut cukai dan orang berdosa lainnya, Belajar Lagi
[ 11 ]
tidak sekalipun mereka menyinggung soal kebejatan seksual. Kita harus berasumsi bahwa para pria dan wanita itu melayani bersama melalui suatu cara yang tidak menimbulkan skandal. Nama pertama yang disebut dari sekelompok wanita tersebut adalah Maria Magdalena. Kita tidak banyak tahu tentang latar belakangnya. Beberapa penafsir yakin bahwa ia berasal dari keluarga yang berada. Oleh karena itu, ia sanggup mendukung pelayanan Yesus dan para pengikut-Nya yang lain. Hal itu mungkin benar, mungkin tidak. Anda mungkin pernah mendengar tentang pertunjukan musikal “Jesus Christ Superstar.” Dalam pertunjukan itu, Maria Magdalena digambarkan sebagai seorang wanita yang melakoni “pekerjaan tertua di dunia” yakni prostitusi. Namun dalam Alkitab, kita tidak menemukan dasar dari pendapat itu. Mitos tentang Maria Magdalena ini dimulai pada abad ke-6 ketika Paus Gregorius mengaitkannya dengan wanita berdosa yang membasuh kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal harganya. Sejak itu, selama empat belas abad terakhir, banyak seniman yang melukiskan Maria Magdalena sebagai seorang pelacur yang menggoda. Banyak gereja menamakan wisma bagi para pelacur yang telah diselamatkan dengan nama Wisma Magdalena. Meski mitos ini beredar luas, Maria Magdalena bukanlah pelacur. Lebih dari itu, kita tidak memiliki bukti bahwa kerasukan roh jahat dapat membuat moral seseorang rusak. Kerasukan roh jahat tidaklah menghasilkan dosa. Dua fakta pertama yang kita ketahui tentang Maria adalah Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dirinya dan ia adalah anggota tetap dari kelompok yang melayani bersama-Nya.
[ 12 ] Dimuridkan oleh yesus
tiga
Dukacita
H
al ketiga yang dikatakan Alkitab tentang Maria Magdalena adalah pada hari Jumat Agung yang menyedihkan, ia tetap berada di kaki salib sementara para murid lainnya telah lama melarikan diri. Dari Markus kita mengetahui bahwa, “Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersamasama dengan Yesus” (mrk. 15:40-41). Setelah tiga jam menderita, Yesus pun mati. Yusuf dari Arimatea, dan Nikodemus, datang untuk menurunkan tubuh Yesus dari kayu salib dan membaringkan-Nya di suatu kubur.
[ 13 ]
Matius mengatakan, “Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu” (mat. 27:59-61). Keempat penulis Injil menulis panjang lebar tentang Maria dan para wanita lain yang tak hanya hadir di sepanjang jam demi jam penyaliban yang mengerikan itu, tetapi yang juga menghafal lokasi kubur Yesus agar mereka bisa datang setelah hari Sabat untuk meminyaki tubuh-Nya. Dalam diri Maria dan para wanita lain itu, kita melihat wanita-wanita yang mengabdi sepenuhnya kepada Yesus Kristus, bahkan di tengah pedihnya duka yang mereka rasakan. Tidaklah mengherankan ketika para wanita ini, dengan Maria Magdalena sepertinya berada paling depan, bangun sebelum fajar di hari Minggu dan bergegas menuju ke kubur itu. Di sini para wanita itu menjalankan peran mereka pada umumnya di tengah masyarakat Yahudi, yakni mempersiapkan jasad agar layak untuk dimakamkan. Dalam perjalanan menuju kubur, mereka mengkhawatirkan suatu masalah serius yang akan mereka hadapi, yaitu siapa yang akan menggulingkan batu besar di depan pintu masuk kubur? Mereka mengetahui ukuran batu itu. Mereka menyaksi-kan Yusuf dan Nikodemus dengan buru-buru meletakkan tubuh Yesus di dalam kubur dan menggulingkan tutup pintu kubur itu. Mereka juga tahu batu itu disegel oleh pemerintah Romawi. Segel itu tidak dapat dirusak. Namun mereka bertekad [ 14 ] Dimuridkan oleh yesus
melakukan hal yang layak bagi Yesus. Mereka telah melayani kebutuhan-Nya selama tiga
Kita melihat para wanita yang berkomitmen sepenuhnya kepada Yesus Kristus, bahkan di tengah pedihnya duka yang mereka rasakan.
tahun di sepanjang pelayanan-Nya di seputar Galilea dan Yudea. Mereka telah menjadikan kebutuhan fisik-Nya sebagai tanggung jawab mereka. Jadi, dalam kematian-Nya pun mereka tetap berusaha agar dapat memberiNya suatu pemakaman yang layak. Apa pun rintangannya—sebuah batu besar dan segel Romawi—mereka tetap bergegas datang ke kubur itu.
Novel laris karya Dan Brown The Da Vinci Code adalah kisah rekaan. Namun banyak yang menerimanya sebagai kisah sejarah yang sah. Di dalamnya dikisahkan bahwa Yesus menikahi Maria Magdalena dan memiliki anak darinya
(the da vinci code, hlm. 235-252).
Apa kata Alkitab? Kitab Suci mencatat adanya hubungan pelayanan yang suci antara Yesus dan Maria dan kesaksiannya terhadap peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus
(Mat. 27:54-56; yoh. 20:11-18).
Dukacita
[ 15 ]
[ 16 ] Dimuridkan oleh yesus
empat
Sukacita
S
etibanya di kubur tersebut, apa yang mereka temukan? Markus memberi tahu kita bahwa “mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling” (mrk. 16:4). Pada saat itulah, Maria Magdalena kembali mendapat pelajaran baru dalam proses pemuridannya. Pagi itu, Maria Magdalena berangkat dengan serangkaian harapan dan dengan begitu cepat semua harapannya itu terbuyarkan. Yohanes melaporkan peristiwa itu sebagai berikut: Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu dimana Ia diletakkan!” [ 17 ]
Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak di dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis is menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. (20:1-12)
Ketika melihat batu besar itu telah terguling, Maria pun berasumsi. Ia menyimpulkan bahwa tubuh Yesus telah diambil orang dan diletakkan di tempat lain. Pada saat itu, yang terpikir olehnya hanyalah Yesus yang telah mati. Ia telah menyaksikan Yesus mati. Ia telah melihat Yesus dibaringkan di kubur ini. Setelah berlari mencari Petrus dan Yohanes, lalu mengikuti mereka kembali ke kubur, kini ia hanya berdiri di luar sambil menangis. Inilah guncangan terberat yang pernah dialaminya. Ketegangan emosional yang luar biasa besarnya telah terpupuk sejak beberapa minggu sebelumnya. Ketika berdiri di sana, Maria mungkin mengenang perjalanan terakhir mereka dari [ 18 ] Dimuridkan oleh yesus
Galilea ke Yudea, suatu perjalanan sepanjang 112 kilometer ke Yerusalem. Salah satu yang diingatnya adalah nubuat Yesus yang mencemaskan tentang kematian-Nya. Namun semua itu terpadamkan oleh meriahnya arakarakan masuknya Yesus ke Yerusalem. Maria
Maria menyimpulkan bahwa tubuh Yesus telah diambil orang . . . yang terpikir olehnya hanyalah Yesus yang telah mati. mendengar banyak orang mengelu-elukan, “Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat yang maha tinggi!” Maria pernah berdiri di Pelataran bagi Kaum Wanita dan menyaksikan Yesus memasuki Bait Suci dan menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang. Maria merasa bangga ketika Yesus mengusir para pedagang jahat yang memperdaya para peziarah miskin yang datang ke Kota Suci itu untuk merayakan Paskah. Maria menahan napas ketika melihat murka para imam kepala dan orang Farisi saat Yesus mengajar untuk terakhir kalinya di pelataran Bait Suci. Maria Magdalena mungkin hadir di rumah Simon si kusta ketika Maria dari Betania mengurapi Yesus. Jika demikian, ia pasti mendengar Yesus kembali menubuatkan
Yesus memilih 12 pria sebagai murid-muridNya. Dari semuanya, hanya Yohanes yang tercatat tetap tinggal bersama Yesus ketika Dia disalibkan. Sebaliknya, setidaknya ada tiga wanita berada di sana, termasuk Maria Magdalena.
Sukacita
[ 19 ]
a ow o
rs
s
kematian-Nya. Maria Magdalena mungkin hadir di persidangan Yesus. Kita tahu ia ada di sana ketika Yesus digiring untuk dihukum mati. Maria hadir saat paku menembus tangan dan kaki Yesus. Maria hadir saat lambung-Nya ditikam tombak. Maria hadir saat langit berubah menjadi gelap di tengah siang bolong dan gempa bumi hebat membelah bukit batu dan kuburan. Maria berdiri bersama para wanita lainnya di kaki salib dan menyaksikan Pribadi yang telah melepaskan dirinya dari tujuh roh jahat, tetapi seakan tidak berdaya menyelamatkan diriNya sendiri. Maria menyaksikan kematian Yesus. Berbagai gejolak peristiwa yang terjadi sepanjang minggu itu terasa begitu menyentak. Ia merasakan kembali tajamnya kontradiksi saat ia mengingat orang-orang menyerukan “Hosana” di suatu hari dan “Enyahkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” hanya beberapa hari kemudian. Maria yang mengalami gejolak emosi itu kini berdiri di dekat kubur, tertekan, hancur lebur karena memikirkan bahwa, bahkan dalam kematian pun, Yesus masih dianiaya. Jasad-Nya telah diambil. Isak tangis Maria mengungkapkan harapan yang buyar dan keputusasaan yang dirasakannya. Maria berdiri di luar kubur sambil menangis. Sembari terisak, ia melongok ke dalam kubur dan melihat dua malaikat berpakaian putih, duduk di tempat tubuh Yesus terbaring sebelumnya, satu di kepala dan satunya di kaki. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. (yoh. 20:13-14) [ 20 ] Dimuridkan oleh yesus
Ketika Maria dan para wanita lainnya tiba di kubur itu pagi-pagi, Maria bergegas mencari Petrus dan Yohanes. Sementara itu, yang lainnya memasuki kubur dan bertemu malaikat yang berkata: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga” (luk. 24:5-8).
Gejolak peristiwa yang terjadi di sepanjang minggu itu terasa begitu menyentak. Isak tangis Maria mengungkapkan harapan yang buyar dan keputusasaan yang dirasakannya. Namun Maria Magdalena yang sedang menangis tidak mendengar perkataan tersebut diucapkan sebelumnya dan tidak menunggu untuk mendengar kata-kata pengharapan tersebut ketika ia melihat para malaikat. Begitu dibutakan oleh dukanya, Maria justru berpaling dari mereka. Ketika memalingkan wajahnya, Maria melihat seorang pria berdiri di dekat tempat itu. Pria itu berkata persis seperti yang baru saja didengarnya dari para malaikat dalam Yohanes 20:15-18: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?”
Kata hosana digunakan sebagai suatu seruan pujian dan pengagungan. Intinya, inilah seruan memohon keselamatan. Kata tersebut bermakna “menyelamatkan” atau “menolong”.
Sukacita
[ 21 ]
Maria menyangka orang itu penunggu taman, lalu berkata kepadaNya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada muridmurid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. Kemudian apa yang dibutuhkan untuk membawa Maria dari dukacita menjadi sukacita, dan untuk mendorong Maria supaya ia bersedia menjadi saksi? Hanya satu hal saja. Yesus memanggil nama Maria dengan suara yang dikenalinya, dan itu saja sudah cukup. Gembala yang Baik memanggil nama domba yang sedang bersedih ini, Maria, dan ia mengenali suara-Nya. Perasaannya yang kacau kini telah kembali tenang. Dia yang telah mati, kini hidup kembali. Dia yang membebaskannya dari tujuh roh jahat, kini kembali bersamanya. Diliputi sukacita luar biasa, Maria mengulurkan tangan ke arah-Nya. Dengan lembut Yesus meminta Maria supaya tidak menjamah-Nya dan memberinya tugas: Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku. Seketika itu juga, murid yang semula berdukacita ini menjadi sangat bersukacita: Sang Guru hidup! Kini ia memiliki tugas yang harus dikerjakannya. [ 22 ] Dimuridkan oleh yesus
Hal keempat yang kita ketahui tentang Maria Magdalena adalah bahwa ia diutus oleh Yesus sebagai saksi pertama dari kebangkitan-Nya. Dia memerintahkan Maria untuk memberitahukan kabar baik ini kepada saudara-saudara-Nya. Agustinus menyebut Maria Magdalena sebagai “seorang rasul bagi para rasul.”
Apa yang dibutuhkan untuk membawa Maria dari dukacita menjadi sukacita? Hanya satu hal saja. Yesus memanggil nama Maria dengan suara yang dikenalinya.
Sudut pandang Maria pernah terpaku hanya memandang masa lalu. Pikirannya pernah hanya berpusat pada suatu jasad. Hanya Kristus yang hidup itulah yang dapat mengalihkan pandangannya ke masa lalu menuju ke masa depan. Di masa depan itulah, ia harus pergi dan menyampaikan kabar baik.
Sukacita
[ 23 ]
[ 24 ] Dimuridkan oleh yesus
lima
Menerima Kita Apa Adanya
M
aria Magdalena bukanlah satu-satunya pengikut Yesus yang perlu mengubah fokusnya. Di dalam pasal yang sama, Rasul Yohanes menuliskan tentang perjumpaan Yesus dengan salah seorang pengikut-Nya yang lain: Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” [ 25 ]
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (yoh. 20:24-29) Dalam dua peristiwa di pasal ini, Yesus secara khusus menampakkan diri kepada pengikutNya—kepada Maria di taman dan Tomas di ruang atas yang terkunci. Baik Maria maupun Tomas mengira Yesus sudah mati. Pikiran mereka dipenuhi akan sosok Yesus dari masa lalu. Hanya kehadiran fisik Yesus yang mampu meyakinkan mereka kembali bahwa Dia hidup. Mereka yang telah bertekad untuk percaya hanya pada apa yang bisa mereka lihat atau sentuh—kini mereka harus belajar untuk menyembah dan mengasihi dengan iman. Mereka tidak bisa bergantung pada kehadiran Yesus secara fisik. Mereka harus belajar untuk menjalin relasi dengan Sang Juruselamat dengan cara lain. Maria mengenali suara Yesus saat Dia memanggil namanya. Kepada Maria, Yesus memberikan tugas: pergilah dan katakanlah. Kepada Tomas yang menolak untuk mempercayai perkataan para murid lainnya, Dia menegur dengan lembut: Engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. [ 26 ] Dimuridkan oleh yesus
Ketika saya masih kecil, orangtua saya biasa membawa saya ke gereja hampir di setiap kesempatan yang ada. Gereja kami memiliki semangat pekabaran Injil yang sangat kuat. Setiap kebaktian ditutup dengan undangan terbuka bagi orang-orang yang belum percaya untuk datang kepada Kristus. Di setiap musim panas, gereja kami mensponsori acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) sepanjang enam minggu, di
Mereka yang telah bertekad untuk percaya hanya pada apa yang bisa mereka lihat atau sentuh, kini harus belajar untuk menyembah dan mengasihi dengan iman. mana ada pengkhotbah yang berbeda-beda untuk setiap malam. Selama bertahun-tahun keluarga kami tidak pernah ketinggalan satu kali kebaktian pun. Jadi tidak mengherankan ketika berusia delapan tahun, di salah satu kebaktian tersebut, saya maju ke depan untuk meminta Yesus masuk ke dalam hidup saya. Namun, apa yang seharusnya memberikan damai sejahtera yang luar biasa justru memberikan kesengsaraan yang luar biasa bagi saya. Selama sepuluh tahun berikutnya, saya merasa susah hati. Saya yakin Allah tidak pernah mendengar doa saya dan belum menerima saya menjadi bagian dari keluarga-Nya.
Tomas diingat karena keraguraguannya. Namun dalam Yohanes 11:16, beberapa hari sebelum penyaliban, Tomas dengan berani menegaskan kesiapannya untuk mati demi Tuhan-Nya.
Menerima Kita Apa Adanya
[ 27 ]
Ketika mendengarkan semua pengkhotbah yang datang ke gereja kami, saya berpikir bahwa saya akan merasa bersih dari dosa jika Allah benar-benar telah mengampuni saya. Saya tidak pernah memiliki pengalaman yang menghebohkan dan menggetarkan seperti yang digambarkan para pengkhotbah sebagai bagian dari pertobatan seseorang. Itu berarti, pikir saya, saya belum menjadi orang Kristen. Saat kanak-kanak, lalu saat remaja, saya merasa tertekan dan terus berdoa. Saya ingin memperoleh pengalaman yang menegaskan bahwa Allah benar-benar telah mengampuni saya dan menjadikan saya anak-Nya. Saya tidak tahu bahwa setiap orang dapat memiliki pengalaman yang berbeda. Sebagian orang memiliki pengalaman seperti yang dialami Maria di taman atau Tomas di ruang atas. Bagi sebagian orang berlaku apa yang Yesus katakan kepada Tomas: Berbahagialah mereka yang tidak pernah melihat hal-hal spektakuler, namun percaya. Saya mulai memahami hal ini perlahan-lahan pada saat kuliah di tahun pertama. Pengalaman saya di kemudian hari sebagai seorang istri pendeta dan seorang misionaris membantu saya melihat lebih jelas bahwa Allah berurusan dengan kita seorang demi seorang. Dia memanggil setiap dombaNya menurut nama mereka. Dia mengetahui apa yang kita butuhkan ketika kita berjalan bersama-Nya. Demikianlah arti pemuridan kita. Pemuridan berarti belajar untuk percaya, terlepas adanya bukti atau tidak untuk terus percaya. Pemuridan berarti belajar untuk mempercayai Allah yang penuh kedaulatan dan kasih untuk melakukan yang terbaik bagi kita, baik ketika Dia melakukannya secara dramatis atau sebaliknya dalam keheningan. [ 28 ] Dimuridkan oleh yesus
Bagaimana cara Allah bekerja di dalam hidup Anda? Apa yang telah Anda pelajari mengenai Dia yang begitu mempengaruhi hidup Anda? Sampai di manakah pemahaman Anda tentang Allah dan apa yang sedang dilakukan-Nya di dalam dan melalui hidup Anda? Jawaban Anda atas pertanyaanpertanyaan ini akan mengungkapkan kondisi pemuridan Anda. Banyak wanita dan pria menjadi murid Sang Juruselamat di Israel dua ribu tahun lalu. Mereka mengikuti-Nya, mendengarkan-Nya, belajar dari-Nya, dan melayani-Nya. Tidak seperti mereka, kini kita tidak dapat melihat, menyentuh, dan melayani Yesus secara fisik. Kita diminta untuk “hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Namun pemuridan kita bisa sama konkritnya seperti pemuridan mereka. Kita memiliki Alkitab untuk menuntun kita dan juga persekutuan dengan saudara seiman untuk menjaga dan menegur kita.
Kita sering mengecam Tomas, “si peragu”, tetapi siapakah di antara kita yang tidak akan ragu pada kebangkitan? Menariknya, Yesus tidak marah kepada Tomas. Warisan sejati dari Tomas bukanlah suatu keraguannya, melainkan iman yang luar biasa. Sejarah menyata-kan bahwa ia kemudian menjadi seorang rasul di wilayah timur.
Yesus, Sang Mahaguru, membimbing setiap kita dengan cara yang berbeda-beda agar kita mempelajari apa yang perlu kita ketahui. Di sekolah kita belajar secara bertahap, mulai dari penambahan ke pengurangan lalu ke tabel perkalian, kemudian pecahan, persentasi, persamaan dan berbagai dalil.
Menerima Kita Apa Adanya
[ 29 ]
Kita mempelajarinya supaya kita bisa menghitung saldo tabungan, bekerja di bank, atau menjadi seorang ilmuwan. Semua pembelajaran itu bertujuan baik. Yesus, Sang Mahaguru, membimbing setiap kita dengan cara yang berbeda-beda agar kita mempelajari apa yang perlu kita ketahui. Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Yesus menerima masing-masing dari kita apa adanya dan mulai berkarya dalam keadaan kita itu, tetapi selalu demi mencapai satu tujuan. Dia hendak mengubah kita yang tadinya tidak peduli kepada Allah lalu mau mengenal-Nya, hingga masuk dalam suatu hubungan akrab sebagai anak-Nya. Dia menggerakkan kita dari seseorang yang tidak punya iman kepada pribadi yang beriman, hingga dapat memiliki keyakinan iman yang tak tergoyahkan pada Allah yang hidup. Dia mengajar kita untuk melihat masa-masa sulit sebagai cara Allah untuk memperbarui pemikiran kita mengenai diri sendiri dan juga tujuan hidup kita. Kita menjalani hidup bersama Allah setiap hari sebagai seorang murid agar kita bisa membedakan yang baik dari yang jahat. Kita melangkah maju menuju kedewasaan.
[ 30 ] Dimuridkan oleh yesus
Pertanyaan
Untuk Renungan Pribadi atau Diskusi Kelompok: 1. Maria Magdalena melihat Yesus dan mendengar namanya dipanggil, sebelum ia mengenali Dia. Saat ini, bagaimana Anda bisa mengenali Kristus yang hidup?
2. Apa artinya “hidup karena percaya, bukan karena melihat”?
[ 31 ]
3. Ketika Anda memandang diri Anda sebagai seorang murid dari Sang Mahaguru, Yesus Kristus, pengalaman apa saja yang telah digunakan-Nya untuk mendorong dan mengajar Anda untuk terus mengikut-Nya?
4. Tujuan apa yang ingin Anda capai untuk proses pemuridan Anda sebagai seorang murid di abad ke-21?
Buklet Seri Terang Ilahi “Dimuridkan oleh Yesus” diterbitkan dan didistribusikan oleh PT. Duta Harapan Dunia yang merupakan anggota keluarga RBC Ministries. Buku-buku yang bisa diperoleh melalui PT. Duta Harapan Dunia: • Santapan Rohani Edisi Tahunan Panduan bersaat teduh sehari-hari selama satu tahun. • Seri Kehidupan Kristen—Pedoman Dasar Hidup Kristen Buku yang membuat Anda mengerti siapakah Allah dan memperluas pengetahuan tentang iman Kristen. • Seri Hikmat Ilahi (SHI) Bahan Pendalaman Alkitab untuk pribadi maupun kelompok. • Seri Terang Ilahi (STI) Buklet yang mengulas beragam topik yang membuka wawasan rohani. PT. Duta Harapan Dunia PO Box 3500, Jakarta Barat 11035 Tel.: (021) 7111-1430; 2902-8955 • Fax.: (021) 5435-1975 E-mail: info@dhdindonesia.com • Situs: www.dhdindonesia.com
[ 32 ] Dimuridkan oleh yesus
Ingin lebih mengenal Tuhan? Bacalah firman-Nya dengan bantuan renungan Santapan Rohani Pilihlah media yang sesuai untuk Anda.
CETAK
APLIKASI
Menerima edisi cetak secara triwulan.
Menerima e-mail secara harian.
Our Daily Bread/ Santapan Rohani di Android & iOS.
HUBUNGI KAMI:
+62 21 2902 8950 +62 815 8611 1002 +62 878 7878 9978 Santapan.Rohani indonesia@odb.org santapanrohani.org ourdailybread.org/locations/ Materi kami tidak dikenakan biaya.
dhdindonesia.com
DX643