5 minute read

• Perhutani Kembali Raih Penghargaan K3 Tingkat Provinsi Jawa Timur

Perhutani Kembali Raih Penghargaan K3

Tingkat Provinsi Jawa Timur

Advertisement

Di tahun 2021, insan-insan Perhutani kembali meraih prestasi. Kali ini, tiga unit kerja manajemen Perum Perhutani, yaitu tiga Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) kembali meraih Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat Provinsi Jawa Timur. Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur tersebut menjadi salah satu bukti apresiasi yang diberikan pihak eksternal untuk kunerja perusahaan. Sekaligus juga menjadi pernyataan bahwa Perhutani senantiasa memerhatikan keselamatan dan kesehatan kerja.

Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Gubernur Jawa Timur tahun ini diberikan kepada 36 perusahaan.

Acaranya diadakan di Kantor

Pemerintah Kabupaten Tuban,

Selasa, 7 September 2021. Di hari itu, tiga unit manajemen

Perum Perhutani, yaitu Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH)

Kebonharjo, KPH Tuban, dan

KPH Jatirogo, kembali menerima

Penghargaan K3 dari Gubernur

Jawa Timur itu. Penghargaan K3 dari Gubernur

Jawa Timur itu diserahkan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Budi Wiyana, dan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker), Endah Nurul Khomariyati, turut menyaksikan penyerahan penghargaan tersebut.

Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, usai menerima penghargaan, memberikan keterangan bahwa Perum Perhutani selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya K3. Sebab, pekerjaan di hutan merupakan pekerjaan dengan risiko kecelakaan yang cukup tinggi.

“Penghargaan ini bukan hanya merupakan apresiasi saja, tetapi juga meningkatkan tanggung jawab untuk dapat menciptakan suasana kerja yang lebih baik, dan kita harus berusaha untuk memertahankannya. Sebab, Perhutani KPH Kebonharjo sudah mendapatkan penghargaan ini berturut-turut mulai tahun 2007 hingga 2020,“ jelas Joko Santoso.

Sementara itu, saat menyampaikan kata sambutan, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, mengatakan, penghargaan yang diberikan ini sejatinya bukan sekadar ceremonial maupun kertas piagam semata. Tetapi lebih dari itu, penghargaan ini menjadi wujud

Foto: Kompersh KPH Kebonharjo

Foto: Kompersh KPH Kebonharjo

kepercayaan dari pemerintah kepada perusahaan untuk menjaga tiap pekerjanya.

“Tujuan yang harus dicapai adalah, pekerja di Kabupaten Tuban terjamin keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraannya,” tegasnya.

Jaminan Perlindungan

Pada dasarnya, K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja baru mulai dikenal luas sejak Pemerintah Republik Indonesia merilis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang tersebut menjadi dasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi Nomor 1 tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Industri Penebangan Kayu.

Sebelum peraturan tersebut diterbitkan, banyak orang masih rancu dalam memahami kepanjangan K3. Sebab, ketika itu ada dua istilah lain yang juga disingkat dengan K3. Pertama, K3 yang merupakan singkatan dari Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan. Singkatan ini menjadi jargon pemeliharaan lingkungan tempat tinggal masyarakat. Kedua, K3 sebagai singkatan dari Kategori 3, yang merupakan salah satu pangkat bagi PNS dari kelompok honorer.

Kini, K3 yang merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu lebih banyak dikenal daripada dua lainnya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi salah satu instrumen atau bidang kerja yang wajib dimiliki setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.

Peraturan terbaru tentang K3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Peraturan ini memuat pengertian K3 dalam Pasal 1 ayat 2. Di Pasal 1 ayat 2 itu disebutkan, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan jaminan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, baik dari kecelakaan maupun penyakit sehubungan dengan aktivitas kerja.”

Di dunia internasional, definisi K3 dikemukakan ILO (International Labour Organization). ILO adalah organisasi perburuhan internasional PBB yang berpusat di Jenewa, Swiss. ILO mendefinisikan K3 sebagai “sebuah kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja, bagi tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.”

K3 bertujuan untuk memberikan keamanan bagi karyawan saat bekerja serta menghindarkan

mereka dari gangguan, baik yang bersifat fisik maupun mental. Penerapan K3 juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan melalui bantuan dari perusahaan sendiri atau lembaga eksternal. Intinya, K3 adalah jaminan perlindungan terhadap karyawan dalam bekerja.

Ada tiga tujuan keselamatan kerja. Pertama, melindungi keselamatan karyawan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas nasional. Kedua, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. Ketiga, memelihara sumber produksi dan mengatur penggunaannya secara aman dan efisien.

Selain itu, ada empat hal tujuan kesehatan kerja. Pertama, menjaga serta meningkatkan kesehatan masyarakat pekerja di segala jenis lapangan pekerjaan setinggi mungkin, baik dalam hal fisik maupun mental, serta kesejahteraan sosial. Kedua, mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja akibat keadaan atau kondisi di lingkungan kerjanya, misalnya kecelakaan akibat kerja. Ketiga, memberikan perlindungan kepada para pekerja ketika melaksanakan pekerjaan dan kemungkinan terjadinya bahaya karena faktor yang membahayakan kesehatan di tempat kerja. Keempat, menempatkan pekerja di suatu lingkungan pekerjaan berdasarkan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya serta keterampilannya.

Manfaat K3

Penerapan K3 menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 dilakukan melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penerapan Sistem Manajemen K3 memiliki tiga tujuan. Pertama, meningkatkan efektivitas kegiatan perlindungan K3, secara terstruktur, terencana, dan terintegrasi. Kedua, mengurangi dan menghindarkan risiko kecelakaan dan penyakit sehubungan dengan aktivitas pekerjaan, dengan melibatkan seluruh unsur di tempat kerja. Ketiga, menciptakan keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja, mewujudkan efisiensi, serta meningkatkan produktivitas.

Setiap poin dalam tujuan K3 tersebut saling berkaitan satu sama lain. Penerapan SMK3 baru dinyatakan berhasil jika ketiga tujuan tersebut dapat tercapai seluruhnya.

Penerapan K3 tidak hanya berlaku bagi para pekerja di internal perusahaan, tetapi juga terkait dengan pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal. Cakupannya pun cukup luas. Yaitu meliputi kesehatan fisik dan mental serta sosial.

Ada manfaat K3 bagi pekerja. Di lingkungan internal perusahaan, berkaitan dengan peraturan K3 karyawan dapat memahami bahaya dan risiko pekerjaannya, mencegah terjadinya kecelakaan kerja, bertindak dalam situasi darurat, serta melaksanakan hak dan kewajibannya.

Tentunya, penerapan tersebut juga akan bermanfaat secara personal. Mereka dapat tetap memiliki penghasilan dan berkontribusi terhadap ekonomi keluarga. Selain itu, penerapan K3 juga dapat menghindarkan dirinya dari penyakit yang mungkin terbawa dari lingkungan kerja.

Bagi perusahaan, K3 juga memberikan manfaat. Bagi perusahaan, penerapan K3 memungkinkan produktivitas tetap optimal dalam berbagai keadaan. Secara finansial, K3 membantu mengurangi pengeluaran, terutama untuk biaya kesehatan dan asuransi karyawan.

Di samping itu, perusahaan juga akan mendapatkan citra positif dari masyarakat. Dari pemerintah, karena penerapan K3 merupakan kewajiban yang telah diregulasi secara khusus. Atau dari masyarakat umum yang akan memberikan kepercayaan lebih, bahkan penghargaan bagi perusahaan yang menerapkan SMK3 dengan baik.

K3 juga bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Penerapan SMK3 juga bermanfaat luas bagi masyarakat dan negara. Perusahaan menjaga aktivitasnya, sehingga turut memberikan keamanan dan kenyamanan bagi lingkungan sekitarnya. Para karyawan pun dapat terus berkontribusi dengan baik di masyarakat. Perekonomian keluarga tetap terjaga, wawasan tentang K3 pun dapat diterapkan di masyarakat.

Kesehatan dan keamanan lingkungan berdampak positif keberlangsungan hidup masyarakat suatu negara. Perusahaanperusahaan yang menerapkan SMK3 dengan baik dapat berkontribusi dalam peningkatan perekonomian nasional. Tentu itu akan berdampak besar bagi kemajuan, serta citra positif negara di mata internasional.

Bagi perusahaan, K3 juga memberikan manfaat. Bagi perusahaan, penerapan K3 memungkinkan produktivitas tetap optimal dalam berbagai keadaan. Secara finansial, K3 membantu mengurangi pengeluaran, terutama untuk biaya kesehatan dan asuransi karyawan.

• DR/Kbh/Sol

This article is from: