6 minute read

• Enam Puluh Satu Tahun Perhutani, Terus Hijaukan Negeri

Tahun ini Perum Perhutani berusia 61 Tahun. Serangkaian kegiatan pun diadakan dalam rangka menyambut dan memeringati Hari Ulang Tahun ke-61 Perhutani. Peringatan HUT ke-61 tersebut dikemas dalam tema “Perhutani Baru”. Dan tepat di hari jadinya tanggal 29 Maret 2022, puncak acara Peringatan HUT ke-61 Perhutani pun dilangsungkan secara serentak di seluruh Unit Kerja Perhutani yang meliputi Pulau Jawa dan Madura. Sedangkan Direksi dan Dewan Pengawas Perum Perhutani melakukan Peringatan Hari Jadi Perum Perhutani itu di Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) serta disiarkan secara langsung di channel Youtube dan Instagram Perum Perhutani.

Mengusung tema “Perhutani Baru”, Perum Perhutani mengadakan serangkaian kegiatan untuk menyambut dan memeringati hari jadinya yang ke-61. Tepat di hari ulang tahun, 29 Maret 2022, puncak acara pun digelar. Acaranya dilaksanakan secara serentak di seluruh unit kerja yang meliputi

Advertisement

Pulau Jawa dan Madura. Rangkaian kegiatan menyambut

Hari Jadi ke-61 Perhutani digelar dengan suka cita. Di antaranya adalah penanaman dan pembagian bibit di seluruh satuan unit kerja, redesign website korporat, pemberian penghargaan kepada karyawan/karyawati dan satuan kerja yang berprestasi, pemberian penghargaan kepada karyawan yang gugur saat bertugas, dan pengundian doorprize. Selain itu, rangkaian acara juga dimeriahkan dengan ucapan selamat ulang tahun dari para stakeholder, public figure, dan mitra kerja Perum Perhutani.

Dewan Direksi beserta para karyawan yang bertugas di Kantor Pusat Perum Perhutani menyelenggarakan acara puncak Peringatan Hari Jadi ke-61 itu di Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF), 29 Maret 2022. Acara tersebut disiarkan secara langsung di channel Youtube dan Instagram Perum Perhutani. Selain Dewan Direksi, acara di SEETF itu turut pula dihadiri oleh Dewan Pengawas Perhutani, Noer Fauzi. Acara berlangsung dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan pencegahan Covid-19.

Pada puncak kegiatan, dilakukan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng yang menandai puncak peringatan hari jadi itu dilakukan secara serentak oleh semua unit kerja Perhutani. Maknanya adalah ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Perhutani telah mencapai usia yang ke-61.

Di kesempatan itu, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyampaikan, selama 2 tahun terakhir perusahaan menghadapi kondisi berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Selama itu, para karyawan harus bekerja di tengah penerapan protokol kesehatan yang ketat, termasuk dengan penerapan WFH (Work From Home). Namun, kini dengan kondisi yang berangsur-angsur mulai membaik, karyawan Perhutani bisa beraktivitas kembali di kantor masing-masing.

Perubahan Regulasi

Di kesempatan itu pula, Wahyu Kuncoro mengatakan, pemerintah telah mengubah beberapa kebijakan khusus yang bersinggungan dengan model bisnis Perhutani. Yaitu dengan terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja. Di Undang-Undang

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

tersebut, khususnya Pasal 29A dan 29B, diatur tentang pengelolaan Perhutanan Sosial di Pulau Jawa yang akan dikelola langsung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sepanjang sejarah, peraturan tentang Perhutanan Sosial baru pertama kali diterbitkan dan diturunkan ke PP Nomor 23 Tahun 2021.

“Kita diingatkan oleh Pemerintah bahwa implikasi dari perubahan regulasi pengelolaan hutan dengan mengubahnya menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) di Pulau Jawa dikelola langsung oleh Pemerintah, yang dahulu dikelola oleh Perum Perhutani. Dari kebijikan ini, Perum Perhutani diarahkan untuk menjalankan bisnis yang produktif. Sehingga, menjadi tugas kita bersama dalam menerjemahkan kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah. Selain menjalankan tugas dari Pemerintah, Perhutani juga menjalankan fungsi kelembagaannya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cluster perkebunan dan kehutanan di bawah naungan Kementerian BUMN,” urai Wahyu Kuncoro.

Di kesempatan itu, Dewan Pengawas Perum Perhutani, Noer Fauzi Rachman, menyapa seluruh insan Perhutani di seluruh satuan kerja. Ia pun mendoakan semua pegawai Perhutani dan keluarganya agar selalu dalam keadaan sehat, di tengah kondisi masih berjangkitnya wabah pandemi Covid-19.

Selanjutnya, Noer Fauzi menjelaskan, sampai sekarang Perhutani masih tetap tegak berdiri dan merupakan perusahaan BUMN yang mengelola sektor bisnis kehutanan di Pulau Jawa. Namun, perlu diingat bahwa untuk mengelola hutan, Perhutani dihadapkan dengan berbagai tantangan. Terutama di tengah masa pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun terakhir ini.

Selain itu, Perhutani juga menghadapi dinamika perubahan di dunia yang sangat cepat. Namun, karena optimisme serta doa dari insan-insan Perhutani, berbagai tantangan tersebut mampu dilewati dan Perhutani kini mencapai usia ke-61 tahun.

“Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada seluruh insan Perhutani. Dan pada kesempatan hari ini, mari kita mengenang dan mendoakan insan Perhutani yang telah berjuang dalam kontribusinya untuk kemajuan perusahaan. Semoga kontribusi ini menjadi amalan baik untuk keberlangsungan bagi penerusnya, dan sebagai penerusnya kelak akan diberikan sebuah warisan yang akan mencapai cita-cita perusahaan yang akan terwujud di masa depan nanti, menjadi harapan baru Perum Perhutani,” tambah Fauzi.

Noer Fauzi juga menyampaikan bahwa jajaran Dewan Pengawas Perum Perhutani berharap, insan Perhutani dapat bersifat adaptif dan mampu berkolaborasi dalam menghadapi perubahan di dunia, serta meningkatkan kompetensi sebagai Agent of Change di unit kerja masing-masing. Noer Fauzi juga mengatakan bahwa dengan perubahan tersebut, Perhutani mewujudkan organisasinya menjadi “Perhutani Baru”. Wajah “Perhutani Baru” ditargetkan terwujud di tahun 2022, dengan mulai melakukan antara lain inisiatif rekontruksi anak perusahaan, hilirisasi pengembangan industri biomassa, melakukan penanaman agroforesty tebu, dan rebranding wisata Perum Perhutani.

“Saya percaya, di usia 61 tahun, Perhutani memiliki kekuatan dan kebersamaan yang mampu membawa ke arah Perhutani Baru. Melalui momentum acara HUT61 Perhutani ini, saya dan Jajaran Dewan Pengawas serta seluruh karyawan Perhutani mengajak kita semua saling bahu-membahu untuk berkolaborasi dan melanjutkan harapan baru serta menjunjung

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

Foto: Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

tinggi integritas dan loyalitas kepada perusahaan. Terima kasih atas kerja keras dan kontribusi baik Direksi ataupun karyawan Perhutani selama ini. Selamat ulang tahun Perhutani dan menuju Perhutani Baru,” tutup Noer Fauzi.

Sejarah Perhutani

Kelahiran Perhutani tidak terlepas dari sejarah pengelolaan hutan di Pulau Jawa dan Madura secara modern-institusional tahun 1897, dengan dikeluarkannya “Reglement voor het beheer der bosschen van den lande op Java en Madoera”, Staatsblad 1897 nomor 61 (disingkat “Bosreglement”). Selain itu, terbit pula “Reglement voor den dienst van het Baschwezen op Java en Madoera” (disingkat “Dienst Reglement”), yang menetapkan aturan tentang organisasi Jawatan Kehutanan, dimana ketika itu dibentuk Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Hutan-hutan Jati di Jawa pun mulai diurus dengan baik, dengan dimulainya afbakening (pemancangan), pengukuran, pemetaan, dan tata hutan.

Sejarah kehutanan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu lantas berakhir setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945. Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Baschwezen, lantas dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UndangUndang Republik Indonesia 1945, yang berbunyi, “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.”

Dengan disahkannya Ketetapan MPRS Nomor 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2551). Pada waktu itu, direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial. Tujuannya agar kehutanan dapat menghasilkan keuntungan bagi kas negara. Kemudian, diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.

Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30 Tahun 1961, tentang “Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”, atas dasar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.

Dari sejarah awal berdirinya Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi strategis yang diemban oleh perusahaan ini. Yaitu untuk memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk penambahan penerimaan negara. Tugas tersebut telah diemban Perhutani hingga kini. Sebab, sebagai BUMN, Perhutani juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian nasional.

Di dalam konteks itu, kematangan dan kemapanan Perhutani akan sangat ditentukan oleh seberapa kencang perusahaan ini melakukan transformasi untuk menghasilkan karya yang optimal. Sebab, pertarungan bisnis di masa depan bukanlah pertarungan wacana, melainkan pertarungan untuk melahirkan karya nyata yang bertujuan untuk memberikan produk dan jasa yang bernilai tinggi. Selamat Ulang Tahun, Perum

Perhutani! • DR/PR/2022-III-5

This article is from: