4 minute read

• Uji Petik CDK Lumajang di Wilayah Perhutani KPH Probolinggo

Uji Petik CDK Lumajang

di Wilayah Perhutani KPH Probolinggo

Advertisement

Pengelolaan sumber daya hutan harus dikawal. Tujuannya agar seluruh proses pengelolaan dapat berjalan dengan baik sesuai tata waktu yang telah ditentukan. Proses pengawalan itu juga tergambar saat Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo menerima kunjungan tim dari Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Lumajang, dalam rangka melaksanakan monitoring evaluasi uji petik. Aktivitas itu menjadi salah satu wujud sinergi dan kolaborasi yang apik di antara CDK Lumajang dengan Perhutani KPH probolinggo.

Hutan di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candipuro, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, KPH Probolinggo, menjadi lokasi saat Perhutani KPH

Probolinggo menerima kunjungan tim dari CDK Lumajang yang melaksanakan monitoring evaluasi uji petik, Rabu, 9 Maret 2022. Secara administratif, wilayah itu termasuk

Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tim uji petik dari CDK Lumajang tersebut terdiri dari sejumlah aparat, antara lain Kepala CDK

Lumajang, Achmad Achyani; Analisis

Pengembangan Hutan (APH),

Hari Cahyono; Kepala Seksi Tata

Kelola Usaha Kehutanan (TKUK),

Herry Setyawan; dan Pengelola Perhutanan Sosial (PPSAU), Joko Tuhu. Wakil Administratur Perhutani KPH Probolinggo di Lumajang, Marhaendro Bagyo Sungkowo, hadir di kesempatan itu.

Melalui Marhaendro Bagyo Sungkowo, Administratur Perhutani KPH Probolinggo mengatakan, kegiatan monitoring evaluasi terhadap uji petik di wilayah kerjanya bertujuan untuk mengawal pelaksaan pengelolaan sumber daya hutan, agar berjalan dengan baik sesuai tata waktu yang telah ditentukan. Adapun kawasan yang menjadi lokasi kunjungan Tim CDK Lumajang terhadap monitoring evaluasi uji petik tersebut adalah Petak 6g1 (luas 4,6 hektare) merupakan tebangan tahun 2021, petak 4i kegiatan persemaian tahun 2021, petak 9h (luas 5,5 hektare) kegiatan sadapan tahun 2021, dan petak 7g (luas 16 hektare) yang merupakan kegiatan sadapan tahun 2021.

Di kesempatan itu, Kepala CDK wilayah Lumajang, Achmad Achyani, mengatakan, pelaksanaan Monev (Monitoring dan Evaluasi) ini sangat penting. Maka, dia sangat mendukung kegiatan tersebut sebagai kontrol dari Tim CDK Lumajang itu sendiri. Sehingga, aktivitas mereka dalam mengelola hutan nantinya bisa menjadi lebih baik dengan pelaksanaan tata waktu yang sudah ditetapkan.

“Kegiatan ini merupakan amanah dari peraturan yang berlaku dan bahwa kita memang sesuai dengan tugas dan fungsi yang merupakan

salah satunya untuk melakukan pelaksanaan monev terhadap bidang kehutanan yang ada di wilayah kerjanya, termasuk juga Perhutani,” terang Achmad.

Menurut dia, sinergi antara CDK Lumajang dengan Perhutani KPH Probolinggo untuk berkolaborasi merupakan hal yang penting. Sebab, kedua pihak bersamasama diberikan kewenangan untuk mengelola kehutanan. “Perhutani di dalam kawasan sedangkan CDK Lumajang di luar kawasan hutan,” kata Achmad. Profil KPH Probolinggo

KPH Probolinggo merupakan salah satu unit kelola sumber daya hutan (SDH) Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. KPH Probolinggo punya areal hutan seluas 84.263,60 hektare. Secara geografis, KPH Probolinggo berada pada 111°17’51” Bujur Timur dan 111°42’43” Bujur Barat, 7°34’36” LU dan 7°58’12” LS. Dan merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan.

Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, wilayah kerja KPH Probolinggo terbagi menjadi tiga. Yaitu Kabupaten Probolingo (luas 45.986,10 hektare) dengan jumlah penduduk 337.634 orang; Kabupaten Lumajang (luas 34.834,20 hektare) dengan jumlah penduduk 229.353 orang; dan Kabupaten Situbondo (luas 3.443,30 hektare) dengan jumlah penduduk 17.951 orang.

Berdasarkan peruntukannya, kawasan hutan KPH Probolinggo terdiri dari Hutan Lindung 34.212,00 hektare (41%) dan Hutan Produksi yang terdiri dari Kawasan untuk

perlindungan 7.252,30 hektare (8,61%); Kawasan klas perusahaan 18.055,90 hektare (21,90%); Kawasan bukan klas perusahaan 16.651,00 hektare (19,76%); dan Kawasan untuk penggunaan lain 8.092,40 hektare (9,60%).

Wilayah KPH Probolinggo di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura. Di sebelah timur berbatasan dengan KPH Bondowoso dan KPH Jember. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Serta di sebelah barat berbatasan dengan KPH Pasuruan dan KPH Malang.

Untuk mengelola unit usahanya, KPH Probolinggo terdiri dari lima Kelas Perusahaan (KP), yaitu Kelas Perusahaan Jati (29.457,70 hektare), Kelas Perusahaan Mahoni (5.545,10 hektare), Kelas Perusahaan Damar (25.696,20 hektare), Kelas Perusahaan Pinus (20.121,30 hektare) dan Kelas Perusahaan Kesambi (3.443,30 hektare). Wilayah hutan KPH Probolinggo dikelompokkan dalam sembilan Bagian Hutan (BH), yaitu Bagian Hutan Sukapura (11.390,9 hektare), Bagian Hutan Probolinggo (5.131,3 hektare), Bagian Hutan Kraksaan (8.437,3 hektare), Bagian Hutan Bermi (21.026,6 hektare), Bagian Hutan Klakah (5.545,1 hektare), Bagian Hutan Senduro (8.697,7 hektare), Bagian Hutan Pasirian (11.861,0 hektare), Bagian Hutan Pronojiwo (8.730,4 hektare), dan Bagian Hutan Banyukerto (3.443,3 hektare).

Berdasarkan letak geografisnya, wilayah KPH Probolinggo sebagian besar termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan dan DAS Bondoyudo. DAS Sampean yang mengalir dari selatan ke utara menembus di tengah-tengah kawasan hutan BH Probolinggo, BH Kraksaan, BH Bermi, dan BH Taman Kabuaran wilayah daerah Kabupaten Probolinggo dan Situbondo. DAS Bondoyudo yang mengalir dari barat ke selatan timur melewati kawasan hutan BH Klakah, BH Pasirian, BH Senduro, dan BH Probojiwo wilayah daerah Kabupaten Lumajang.

Foto : Rofik/Kompersh KPH Probolinggo

Empat Tipe Iklim

Menurut Schmidt – Fergusson, tipe iklim di wilayah KPH Probolinggo terdiri dari empat tipe iklim. Pertama, tipe E dengan nilai Q = 100% meliputi wilayah BKPH Taman, BKPH Kabuaran dan BKPH Probolinggo. Tipe iklim kedua yaitu tipe D dengan nilai Q = 60% meliputi wilayah BKPH Kraksaan. Tipe iklim ketiga yaitu tipe C dengan nilai Q = 33,3% meliputi wilayah BKPH Sukapura, BKPH Bermi, BKPH Klakah, dan BKPH Pasirian. Tipe iklim yang keempat adalah tipe B dengan nilai Q = 14,3% meliputi wilayah BKPH Pronojiwo dan BKPH Senduro.

Berdasarkan salinan Peta Ikhtisar Geologi Skala 1 : 100.000, Djawatan Kehutanan tahun 1946, formasi geologi yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah formasi undifferentiated volcanic product, miocene sedimentary facies, alluvium halocene, miocene limestone facies, old quaternary volcanic product, dan young quaternary volcanic product. Sedangkan berdasarkan Peta Tanah Tinjau dari Balai Penelitian Tanah tahun 2006, jenis tanah yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah laterit, latoal, latosol, margalit, margalit kapur, laterit berpasir, regosol, regusol, padas, dan tuft vulkanis. • DR/Pbo/Rfk

Selamat Hari Bakti Rimbawan

16 Maret 2022

This article is from: