9 minute read

• Perhutani Tanam Bersama STIE Yasa Anggana di Garut

Foto: Evan Lesmana/Kompersh KPH Garut

Perhutani Tanam Bersama

Advertisement

STIE Yasa Anggana di Garut

Sebagai pemegang amanah pengelolaan hutan di Pulau Jawa, Perum Perhutani selalu melibatkan berbagai unsur masyarakat. Baik dalam melakukan kegiatan menanam, memelihara, hingga memanen. Semua aktivitas pengelolaan hutan itu dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Hal itu pun terlihat tatkala Perhutani KPH Garut menggelar acara Penanaman Pohon bersama 30 orang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana, Kabupaten Garut.

Foto: Evan Lesmana/Kompersh KPH Garut Acara penanaman pohon itu digelar Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut bersama 30 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut di Petak 23B, Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Tarogong, Bagian Kesatuan Pengelolaam Hutan (BKPH) leles, KPH Garut, Sabtu, 12 Maret 2022. Pohon-pohon yang ditanam di hari itu adalah Jenis KIsmis, Angrit, dan Kisirem.

Kepala Sub Seksi (KSS) Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) KPH Garut, Sulaeman, hadir dalam acara tersebut mewakili Administratur Perhutani KPH Garut. Juga hadir di acara ini Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sawargi, Anang; Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kemanusian Mahawasiswa (KEMA), Pandi; serta masyakarat yang tinggal di sekitar Hutan Leles.

Melalui Sulaeman, Administratur Perhutani KPH Garut menyampaikan, kegiatan menanam bersama dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat itu sangat membantu Perhutani untuk melestarikan lingkungan alam di sekitar hutan. Selain itu, dengan mengajak siswa-siswi serta mahasiswa dalam kegiatan penanaman bersama itu, diharapkan bisa menumbuhkan semangat dalam jiwa untuk mencintai alam dan lingkungan sekitar. Sehingga, prinsip hidup “kecil menanam, besar memanen” pun akan tumbuh.

“Harapannya, melalui kegiatan penanaman bersama ini merupakan bukti kecintaan Mahasiswa dan masyarakat sekitar hutan dalam menjaga ekosistem hutan dan perlindungan terhadap flora dan fauna di dalamnya,” ungkapnya.

STIE Yasa Anggana

Sementara itu, BEM KEMA, Pandi, mengucapkan terima kasih kepada pihak Perhutani yang telah membantu jalannya kegiatan para mahasiswa dengan menyediakan bibit dan lokasi kegiatan penanaman di wilayah KPH Garut. “Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Perhutani KPH Garut atas dukungannya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mudah-mudahan dapat menjadikan sebagai sarana pembelajaran konservasi bagi para mahasiswa,” tuturnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana sendiri adalah sebuah institusi pendidikan berbentuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. STIE Yasa Anggana berdiri pada 22 November 1994. Berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Pelatihan “Yasa Anggana” Garut, STIE Yasa Anggana beralamat di Jalan Otista Nomor 278 A, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151, Indonesia.

Dua Kelas Perusahaan

Perhutani KPH Garut adalah salah satu unit manajemen di wilayah Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten. Luas kawasan hutan Perhutani KPH Garut berdasarkan SK Menhut Nomor 195 adalah seluas 81.510,65 hektare.

Berdasarkan fungsinya, luas kawasan hutan Perhutani KPH Garut adalah Hutan Produksi 166,50 hektare (0,20 %), Hutan Produksi Terbatas 5.429,60 hektare (6,66 %), dan Hutan Lindung 75.938,29 hektare (93,14 %).

Berdasarkan kesesuaian lahan, kawasan hutan Perhutani KPH Garut dibagi dalam dua kelas Perusahaan. Yaitu Kelas Perusahaan Jati 6.537,58 hektare dan Kelas Perusahaan Pinus 74.996,81 hektare.

Sedangkan berdasarkan wilayah pengelolaan, luas Perhutani KPH Garut dibagi menjadi Sembilan BKPH. Kesembilan BKPH tersebut adalah BKPH Leles 3.629,90 hektare; BKPH Cibatu 7.688,19 hektare; BKPH Bayongbong 6.419,74 hektare; BKPH Cikajang 10.967,57 hektare; BKPH Cileuleuy 14.145,96 hektare; BKPH Sumadra 11.052,78 hektare; BKPH Bungbulang 11.835,70 hektare; BKPH Cisompet 11.787,16 hektare; dan BKPH Pameungpeuk 4.007,39

hektare. • DR/Grt/ERV

Foto: Kompersh KPH Pati

Wana Wisata Pijar Park yang Indah dan Asri

Ada satu lokasi destinasi wisata alam yang menakjubkan, indah, dan asri, di Pati, Jawa Tengah. Namanya Pinus Kajar (Pijar) Park. Sebagai destinasi wisata alam, Pijar Park punya banyak daya tarik. Terutama karena lokasi wisata yang berada di area Gunung Muria ini menyajikan pemandangan alam yang indah dan asri serta udara sekitar yang segar. Semua itu menjadi pesona utama Wana Wisata Pijar Park. Buat masyarakat yang rindu suasana alam nan syahdu dengan udara segar khas pegunungan, Pijar Park bisa menjadi alternatif lokasi tujuan wisata yang memesona.

Sebuah obyek wisata Alam yang menakjubkan, indah, asri, dan menjadi alternatif lokasi wisata alam pilihan kini hadir di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. Obyek wisata yang dimiliki Perhutani KPH Pati tersebut dinamai Pinus Kajar (Pijar) Park. Lokasinya berada di area Gunung Muria.

Pijar Park merupakan sebuah wana wisata rintisan yang berada di Hutan Pinus dengan pemandangan alam yang indah dan asri serta udara sekitarnya yang sejuk dan segar. Posisi destinasi wisata alam ini berada di kompleks Gunung Muria. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Pijar Park, karena selain menemukan destinasi wisata alam yang sejuk segar, di sana pengunjung juga dapat menemukan suasana penuh religi karena lokasinya dekat dengan kawasan tempat Sunan Muria dulu menyebarkan agama Islam.

Sunan Muria adalah salah satu dari Wali Songo (Sembilan Wali) yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said. Menurut sejarah, nama Sunan Muria adalah Umar Said karena mewariskan darah Bangsawan Tuban dari Sunan Kalijaga. Sebab, menurut beberapa riwayat, Sunan Muria merupakan putra dari Raden Said (Sunan Kalijaga) dengan Dewi Saroh, putri Syekh Maulana Ishaq. Dewi Saroh juga keturunan trah Sultan Malikussaleh (Raja dari Kesultanan Samudera Pasai) dari jalur ibu Sultanah Pasai. Sunan Muria wafat tahun 1560 M. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), tempat Sunan Muria dimakamkan.

Wana Wisata Pijar Park termasuk ke dalam kawasan hutan KPH Pati, yaitu di Petak 52C, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ternadi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Patiayam, KPH Pati. Lokasinya berada di ketinggian 563 meter dari permukaan laut (MDPL).

Kini, Pijar Park menjadi lokasi wana wisata rintisan yang sedang dikembangkan. Proses pengembangan lokasi wisata itu terlihat pada Senin, 18 April 2022. Di hari itu, Administratur Perhutani KPH Pati, Arif Fitri Saputra, menyampaikan, Perhutani membuka akses kepada masyarakat untuk bekerjasama mengelola hutan, termasuk untuk pengelolaan wana wisata itu.

“Pengelolaan Pijar Park dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)

Foto: Kompersh KPH Pati

Foto: Kompersh KPH Pati Wana Makmur, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Saat ini memang Perhutani membuka akses kepada masyarakat untuk bekerjasama mengelola hutan. Bisa melalui kerja sama Pengelolaan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT) berbasis Agroforestry atau kerja sama Pemanfaatan Jasa Lingkungan Alam seperti wana wisata. Dengan adanya Pijar Park, masyarakat ikut berbagi peran dalam mengelola hutan. Diharapkan, Pijar Park juga dapat memberi lapangan pekerjaan yang harapan akhirnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” jelas Arif.

Kawasan Gunung Muria

Wana Wisata Pijar Park berada di area Gunung Muria. Alamat lengkap Pijar Park adalah di Dersaya, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tempatnya berdekatan dengan Wisata Religi Makam Sunan Muria, Rejenu (Sendang Tiga Rasa) serta Air Terjun Monthel.

Gunung Muria di masa kolonial dikenal sebagai Moerija atau Moerjo. Gunung tersebut adalah sebuah gunung bertipe stratovolcano yang terletak di pantai utara Jawa Tengah, sekitar 66 kilometer di timur laut Kota Semarang. Gunung Muria termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Jepara di sisi barat, Kabupaten Kudus di sisi selatan, serta Kabupaten Pati di sisi timur dan tenggara. Gunung itu memiliki ketinggian 1602 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tetapi ada sumber lain yang menyebutkan bahwa tingginya adalah 1625 mdpl.

Untuk menuju Wana Wisata Pijar Park bisa ditempuh melalui dua jalur. Jalur pertama adalah jalur utara melalui Kota Kudus menuju Makam Sunan Muria. Jalur kedua, bisa juga lewat selatan melalui Kota Pati.

Ketua LMDH Wana Makmur, Ali Ahmadi, pada Senin, 18 April 2022, menyampaikan, berwisata di Pijar Park selain dapat membawa pengunjung menikmati indahnya pemandangan alam dengan udara yang sejuk, juga dapat menikmati petualangan yang memesona, karena di sana tersedia area lapang untuk perkemahan seperti yang selama ini dipergunakan. Penduduk setempat juga menyediakan homestay. Tentunya dengan harga yang terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah.

“Ada gazebo tempat bersantai, toilet, tempat parkir yang aman dan luas, serta mushola. Bagi pengunjung juga disediakan spot selfie yang menarik. Dengan tiket seharga Rp 10.000 yang di dalamnya sudah termasuk biaya asuransi, pengunjung sudah dapat menikmati suasana alam yang asri dan indah,” ujarmya.

Untuk menghangatkan badan, di dalam area Pijar Park juga sudah disiapkan warung-warung, café, dan resto, dengan penataan yang menarik. Di sekitar juga terdapat warung makan yang menyediakan kuliner khas lokal semisal Kopi Muria dan Masakan Pecel Pakis.

Wisata Serba Ada

Yang menarik, Pijar Park buka pada siang dan malam hari. Dan Pijar Park menyajikan suasana estetik serta keindahan pesona yang berbeda antara siang dan malam. Saat malam hari, gemerlap lampu dinyalakan yang membuat suasana romantis terasa kental. Ketika siang hari, spot foto nampak tegas dan benderang sehingga membuat para pengunjung merasa betah.

Satu lagi. Pijar Park dapat dikatakan sebagai tempat wisata serba ada. Sebab, Pijar Park memiliki banyak area yang menarik, mulai dari area permainan anak, camping ground, spot foto yang instagramable, hingga fasilitas untuk menjalankan ibadah karena telah tersedia musholla. Juga ada pasar malam, area café, dan jika sedang weekend, suasananya akan ramai hingga tengah malam, karena biasanya di sana ada api unggun dan sajian musik serta tari-tarian.

Selain itu, juga ada pasar krempyeng, food court, wedding out door, outbound, wisata berkuda, eduwisata kopi, serta pembuatan gethuk nyimut. Pijar Park juga dapat dijadikan tempat wisata bagi keluarga yang ingin berlibur di sore hari dengan suasana pinus, bersama sahabat, ataupun untuk pasangan suami-istri yang mencari suasana romantis. Sedangkan bagi anak, Pijar Park sangat cocok untuk mengenalkan edukasi alam serta menambah pengalaman anak, dengan keberadaan beberapa permainan alam yang menantang.

Di wana wisata itu, wisatawan tidak hanya sekadar dapat menikmati pemandangan alam nan asri dengan tampilan hamparan hutan pinus nan hijau, namun pengunjung juga bisa jalan-jalan santai sembari ambil gambar dengan latar yang apik. Wisatawan pun bakal terfasilitasi dengan jalan yang sudah ditata dengan bebatuan namun tetap unik karena batu-batunya tersaji dengan menampilkan susunan yang unik. Di area wana wisata itu pun ada banyak spot foto yang bakal memanjakan pecinta fotografi. Singkatnya, Pijar Park menampilkan lokasi wisata yang lengkap.

Foto: Kompersh KPH Pati

Harga Terjangkau

Sebagai tempat wisata yang lengkap, destinasi wisata ini juga menyediakan tempat makan alias food court dengan harga bersahabat. Minuman yang ada di tempat wisata ini mematok harga terjangkau, mulai dari Rp 5.000. Harga menu camilan makanan pun ditetapkan dengan harga yang ramah di kantong. Misalnya tempe mendoan dan tahu walik yang dijajakan dengan harga Rp 10.000.

Setiap pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 (sudah termasuk asuransi). Untuk tarif parkir, hanya Rp 2.000 saja. Apabila ingin masuk ke wahana jembatan pinus, maka pengunjung hanya perlu membayar tiket seharga Rp 5.000.

Wana wisata yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kajar itu berada di tepi jalan raya, sehingga akses menuju ke Pijar Park sangat mudah. Jarak dari pusat kota Kudus ke Pijar Park pun relatif dekat. Dengan kendaraan bermotor, dari pusat Kota Kudus ke Pijar Park hanya butuh waktu kira-kira 20 menit perjalanan.

Jadi, dengan semua kelebihan itu, pantas jika Pijar Park digadanggadang sebagai destinasi wisata pilihan yang menjanjikan. Nyaris semua hal yang dicari orang saat ingin berwisata ada di sini. Nah, tunggu apa lagi? Datanglah ke Pijar

Park. • DR/Pti/Tri

This article is from: