5 minute read
untuk Dua KPH di Divre Jawa Timur
Foto:Kompersh KPH Parengan
Advertisement
dari Gubernur Jatim untuk Dua KPH di Divre Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali memberikan penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan unit kerja Perum Perhutani kembali menerima penghargaan tersebut. Kali ini, Perhutani KPH Parengan dan KPH Tuban yang berhasil mendapatkan Penghargaan K3 dari Gubernur Jawa Timur.
Perhutani KPH Parengan menerima Penghargaan K3 dari Gubernur Jawa Timur pada Rabu, 2 Maret 2022. Pengawas Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur, Endang Ramis Endaryadi, menyerahkan penghargaan itu kepada Administratur Perhutani KPH Parengan, Slamet Juwanto, di ruang kerja Administratur Perhutani KPH Parengan. Sedangkan Perhutani KPH Tuban menerima penghargaan Zero Accident dari Gubernur Jawa Timur pada Selasa, 8 Maret 2022. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzki, kepada Administratur Perhutani KPH Tuban, Miswanto, di Pendopo Krida Manunggal, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Ketika menerima Penghargaan K3 tersebut, Administratur Perhutani KPH Parengan, Slamet Juwanto, mengatakan, Perhutani KPH Parengan merupakan satu-satunya perusahaan sebagai pengelola hutan di wilayah Kabupaten Bojonegoro yang menerima penghargaan Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja selalu menjadi perhatian utama di dalam Perum Perhutani. Hal itu dibuktikan dengan seringnya unit kerja Perum Perhutani meraih penghargaan “Zero Accident”. Kali ini, dua KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) di Divisi Regional (Divre) Jawa Timur meraih penghargaan “Zero Accident” itu dari Gubernur Jawa Timur. Mereka adalah KPH Parengan dan KPH Tuban. Nihil Kecelakaan Kerja di dua KPH itu kian menunjukkan bahwa lingkungan kerja Perhutani selalu dijaga dari hal-hal yang bisa menimbulkan kecelakaan.
tersebut. Yang lebih membanggakan adalah karena mereka telah menerima penghargaan tersebut secara berturut-turut sejak tahun 2014.
“Dan kami menerima Penghargaan Zerro Accident ini sejak tahun 2014 sampai sekarang tahun 2022,” ujarnya.
Slamet Juwanto menambahkan, prestasi ini membanggakan. Sehingga, pencapaian itu perlu dipertahankan oleh Karyawan Perhutani KPH Parengan. “Untuk itu kami selalu menekankan kedisiplinan dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Pengawas Dinas Ketenagakerjaan wilayah Jawa Timur, Endang Ramis Endaryadi, mengatakan, Perhutani KPH Parengan saat ini punya nilai tinggi dalam hal K3. Nilai K3 Perhutani KPH Parengan mencapai 7.506.117 jam kerja tanpa ada kecelakan kerja.
“Saya berharap KPH Parengan yang sudah mendapatkan Penghargaan Zero Accident dari Gubernur Jawa Timur ini bisa mempertahankannya. Karena untuk mendapakan penghargaan ini tidaklah mudah,” katanya.
Zero Accident di KPH Tuban
Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Tuban, Miswanto, ketika menerima Penghargaan Zero Accident di Pendopo Krida Manunggal, Kabupaten Tuban, mengatakan, penghargaan yang mereka terima itu diberikan oleh Gubernur Jawa Timur kepada perusahaan yang telah berhasil
Foto: Eriek Zaknaha/Kompersh KPH Tuban mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja. Menurut dia, Perhutani KPH Tuban terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 31 Oktober 2021 atau sebanyak 8.758.229 jam kerja orang telah melaksanakan kegiatannya tanpa kecelakaan kerja. Prestasi itu membuat mereka dipandang mampu menerapkan K3.
“Selain Perhutani KPH Tuban, penghargaan serupa juga diberikan kepada 37 perusahaan atau BUMN dan BUMD di Kabupaten Tuban,” tambah Miswanto.
Sementara itu, di tempat yang sama, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzki, dalam sambutannya menegaskan komitmen pihaknya untuk terus meningkatkan perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan pekerja dan buruh di Kabupaten Tuban. Lindra - panggilan akrab Bupati Tuban - ketika itu pula mengimbau agar perusahaan-perusahaan di Kabupaten Tuban bisa lebih serius dalam menerapkan K3.
“Hak-hak pekerja atau buruh harus selalu menjadi pertimbangan utama, karena dengan meningkatkan investasi K3, maka perusahaan akan menghasilkan kinerja dan produktivitas yang lebih baik,” tandasnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans) Pemprov Jatim, Himawan Estu Bagiyo. Di dalam sambutannya di acara itu, Himawan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh instansi yang ada di Kabupaten Tuban yang telah menjalankan K3 dengan baik. Sebab, peran aktif instansi-instansi di Kabupaten Tuban sangat besar dalam tercapainya perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan pekerja di Kabupaten Tuban.
Menurut dia, ada semboyan yang menarik dalam penerapan
manajemen K3 Zero Accident itu. Yaitu ada dua prinsip yang harus dipegang. Keduanya adalah “No one is left behind” (tak sesorang pun tertinggal) dan “Nothing else is left” (tidak ada hal lain yang tertinggal).
“Ketika sebuah perusahaan menerapkan manajemen K3 kemudian melahirkan Zero Accident, sebenarnya itu adalah keuntungan bagi semuanya, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar tidak ada kecelakaan kerja,” tutupnya.
Nihil Kecelakaan Kerja
Program Penghargaan Zero Accident (nihil kecelakaan) adalah sebuah penghargaan untuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan program K3, sehingga mencapai nihil kecelakaan. Pada Bulan K3 Nasional Provinsi Jawa Timur Tahun 2022, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan penghargaan K3 dengan rincian 239 Penghargaan Sistem Manajemen K3, 336 Penghargaan Kecelakaan Nihil, 49 Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS. Selanjutnya 170 Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19, 10 Penghargaan Pembina K3 bagi Bupati/Walikota, dan 1 Penghargaan Pemerhati K3.
“Pada Bulan K3 Nasional tahun 2022 ini mari kita kuatkan komitmen dan tekad kita semua untuk dapat meningkatkan produktivitas dan perlindungan pekerja melalui penerapan K3 di lingkungan kerja masing-masing untuk mendukung peningkatan perekonomian Jawa Timur, karena saat ini kita masih dalam situasi pandemi Covid-19,” kata Khofifah terkait Bulan K3.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja atau penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 1960 Bab I Pasal II, Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Berdasarkan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efiensi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk, mengakibatkan turunnya capaian/ output serta demotivasi kerja.
Setiap pegawai mempunyai cara-cara tersendiri dalam proteksi diri terhadap ancaman kecelakaan kerja atau penyakit dalam menunjang pekerjaannya. Misalnya dengan memakai masker ketika sedang flu, menunda bepergian ketika sedang pandemi, atau dengan menjaga kebersihan/ kenyamanan ruangan kerja.
Sebagaimana yang umum diketahui, kecelakaan kerja dapat dicegah dengan metode HIRARC. HIRARC terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk control. Identifikasi Bahaya (hazard identification) adalah mengenali faktor-faktor yang bisa memunculkan bahaya di tempat kerja. Kategori bahaya adalah bahaya fisik, bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya kimia, bahaya ergonomi, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan bahaya biologi dan bahaya psikologi.
Penilaian Risiko (Risk Assestment) adalah proses penilaian untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi yang bertujuan untuk mengontrol risiko dari proses dan operasi. Penilaian dalam risk assestment yaitu likehood dan severity. Likehood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan terjadi, severity menunjukkan seberapa parah dampat kecelakaan yang mungkin terjadi tersebut, Nilai dari likehood dan severity akan digunakan untuk menentukan risk rating. Risk rating adalah nilai tingkat risiko, bisa rendah, menengah, tinggi, atau
ekstrem.• DR/Prg/Ags/Tbn/Erz