19 minute read

Logo Baru, Kantor Baru, Semangat Baru

ada semangat baru yang melingkupi insan-insan Perhutani pasca pertengahan tahun 2020. semangat baru yang membawa angin segar bagi perubahan iklim kerja mereka. semangat itu hadir mengiringi lokasi baru kantor Pusat Perum Perhutani serta proses re-branding dengan peluncuran logo baru perusahaan. semangat baru itu pun diharapkan akan dapat membawa Perum Perhutani mencapai cita-citanya. to become the world’s leading forest management company and beneficial to society.

Semangat baru. Idiom itu tampaknya tepat untuk dilekatkan pada Perum Perhutani awal Oktober 2020. Ya, karena di awal Oktober itu ada kegiatan besar yang mereka lakukan. Yaitu memindahkan kantor pusat. Pindahan kantor itu dilakukan secara bertahap, beberapa departemen dan bagian dulu yang memindahkan aktivitas dan sarana pendukung ke kantor baru, disusul beberapa departemen dan bagian yang lain, begitu seterusnya.

Advertisement

Sebenarnya, kantor baru yang menjadi pusat kegiatan Perum Perhutani tersebut sudah ditempati sejak awal Oktober 2020. Namun, kemungkinan momen pindahnya secara resmi adalah awal tahun 2021. Selama ini kantor pusat

Perum Perhutani berada di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII, Jalan Gatot Soebroto, Senayan, Jakarta. Setelah sangat lama menempati kantor tersebut, perusahaan BUMN di bidang kehutanan itu kini pindah kantor pusat ke Gedung Zuria, Jalan TB Simatupang, Jakarta. Tepatnya di Jalan TB Simatupang Nomor 22, RT 1 RW 8, Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kode Pos 12540. Dan sejak Kantor Pusat Perum Perhutani berada di sana, gedung tersebut bernama Graha Perhutani.

Sebenarnya, rencana pemindahan lokasi kantor pusat Perum Perhutani sudah muncul sejak lama. Tetapi baru di tahun inilah rencana itu diwujudkan. Sebelumnya, Kantor Pusat Perum Perhutani sempat direncanakan dipindahkan ke Semarang (Jawa Tengah). Lalu muncul rencana ke Yogyakarta. Subang juga pernah disebut-sebut sebagai bakal lokasi baru kantor pusat Perhutani.

Wacana pindah kantor pusat itu muncul karena memang dirasakan sangat penting Perhutani memiliki kantor sendiri. Selama ini, kantor pusat Perum Perhutani dikenal sebagai salah satu ikon yang menempati Gedung Manggala Wanabakti. Khususnya di Blok VII. Gedung ini merupakan pusat Kementerian Kehutanan, yang sebelumnya adalah Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian.

Perubahan alamat seiring pindahnya Kantor Pusat Perhutani itu pun segera dilaporkan kepada Kementerian BUMN. Sebagai jawaban, Menteri BUMN pun mengeluarkan Surat Nomor S-937/

Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

MBU/10/2020 Tanggal 23 Oktober 2020 perihal Persetujuan terhadap Revisi RKAP dan RKA-PLBL Perum Perhutani, termasuk di dalamnya menyetujui permohonan direksi untuk melakukan Re-branding Perusahaan dan Perubahan Logo Perusahaan. Maka, sejak itu mulailah logo baru Perhutani diluncurkan dan diperkenalkan, menggantikan logo sebelumnya yang dikenal dengan warna jingga menyala.

makna logo baru

Perum Perhutani sejatinya telah berkiprah dalam mengelola hutan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Kendati secara resmi hari lahirnya ditetapkan tanggal 29 Maret 1961, namun sesungguhnya sejarah panjang telah ditorehkan jauh, sejak bertahuntahun sebelumnya. Boleh dikatakan, Perhutani telah secara sejati mengabdikan kinerjanya untuk hutan.

Dulu, Perhutani hanya mengandalkan pendapatan dari kayu jati. Kini, Perhutani menyatakan langkah kakinya lebih jauh dari kayu jati. Perhutani juga menebar manfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Memelihara kesejahteraan rakyat dengan lebih dari 3000 desa kini menjadi binaannya. Serta menjaga keberlangsungan energi dan keberlanjutan pengairan, karena mengelola lebih dari 700 air terjun.

Kini, Perhutani terus membangun cita-cita dan semangat baru. Sebagai pengelola lahan hutan terbesar dengan luas 2,4 juta hektare dan menjaga keberlangsungan jati untuk Indonesia. Jati negeri pertiwi. Cita-cita dan semangat baru itu menjadi makna yang terkandung dalam logo baru perusahaan. Logo itu diluncurkan hampir berbarengan dengan pindahnya kantor Perhutani ke Graha Perhutani. Logo itu kian menegaskan visi Perhutani, "Menjadi perusahaan pengelolaan hutan terkemuka di dunia dan bermanfaat bagi masyarakat".

Logo merupakan suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu yang mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya. Logo membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya. Logo harus memiliki filosofi dan kerangka dasar berupa konsep dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri.

Logo lebih lazim dikenal oleh penglihatan atau visual, semisal ciri khas berupa warna dan bentuk logo tersebut. Logo memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi, yaitu Kesatuan (berhubungan), Dominasi (daya tarik), Irama (berkesinambungan),

Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

Proporsi (enak dipandang), dan Keseimbangan (sama). Logo yang baik bisa mewakili produk atau perusahaan, dan juga mudah diingat.

Proses peluncuran logo baru Perhutani itu sebenarnya sudah dimulai sejak 1 November 2019. Di hari itu, Perhutani mengumumkan langkah selanjutnya dalam evolusi merek perusahaan kehutanan negara itu. Di dalam lima tahun ke depan, Perhutani "Jati Diri Pertiwi" akan menjadi identitas kebanggaan Ibu Pertiwi, Indonesia. Selanjutnya, citra merek terlebih dahulu akan dibangun dengan kuat di dalam negeri, sementara menjangkau dunia.

Logo baru Perhutani dimaknai sebagai ikon yang kian menegaskan posisi Perhutani sebagai perusahaan kehutanan yang mengarah kepada posisi terdepan di bidang pengelolaan hutan di dunia. Secara filosofis, logo Perhutani tersebut melambangkan dunia kehutanan Indonesia yang saling terkait erat antara masyarakat dengan ibu bumi pertiwi yang membawakan kemakmuran yang berkelanjutan dari generasi ke generasi.

Logo Perhutani menampilkan gambar manusia dan pohon yang berdaun rimbun dalam bentuk lingkaran, dengan tangan yang telapaknya menengadah ke atas di bagian bawah gambar manusia dan pohon. Tentu ada makna mendalam dari tampilan logo tersebut. Arti dan makna logo tersebut dapat dijabarkan gambar demi gambar. Gambar tangan melambangkan unsur pemeliharaan Ibu Pertiwi. Bentuk lingkaran kehidupan melambangkan cincin kayu jati. Manusia dan pohon melambangkan hubungan kuat yang membawa harmoni. Gambar pohon yang kaya akan ragam daun melambangkan kekayaan mimpi, hutan, produk alami, dan manusia. Sedangkan tulisan Perhutani dengan gaya tulisan (font) PERHUTANI melambangkan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan.

Selain gambar, pemilihan warna yang mengandung makna tersendiri di dalam logo. Di logo Perhutani tersebut, ada dua warna hijau yang dominan. Hijau tua atau hijau hutan, dan hijau limau. Hijau

Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

hutan melambangkan subur, alam, kekayaan, berkelanjutan, damai, dan permulaan yang baru. Sedangkan hijau limau melambangkan penuh semangat, energi tinggi, kreativitas, kesegaran, dan keyakinan.

Semangat baru

Ada semangat baru yang coba dibangun dengan peluncuran logo baru perusahaan. Lewat Logo Baru itu, Perhutani ingin semakin

menegaskan komitmen untuk mewujudkan visinya "Menjadi perusahaan pengelolaan hutan terkemuka di dunia dan bermanfaat bagi masyarakat". Visi yang kemudian dijabarkan dalam misi Perhutani.

Ada tiga misi Perhutani yang ingin dicapai. Satu, Mengelola sumber daya hutan secara lestari (Planet). Dua, Meningkatkan manfaat pengelolaan sumber daya hutan bagi seluruh pemangku kepentingan (People). Tiga, Menyelenggarakan bisnis kehutanan dengan prinsip Good Corporate Governance (Profit).

Visi dan misi itulah yang membuat tinggi semangat insan-insan Perhutani. Visi dan misi Perhutani itu kemudian diturunkan dalam wujud Budaya Perusahaan. Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan Perhutani sebagai landasan dan acuan bagi Perhutani untuk mencapai tujuan. Perhutani mendefinisikan budaya perusahaan tersebut dalam empat nilai yang disingkat JPP yang dijabarkan dalam perilaku utama perusahaan, yaitu INTIKU (integritas, inovatif, fokus, unggul).

Keberadaan visi, misi, dan budaya perusahaan tersebut menjadi jiwa yang melekat dalam seluruh aktivitas insan-insan Perhutani. Juga membentuk semangat yang membakar gelora dalam setiap upaya meraih kinerja unggul. Dan menjelma dalam spirit jiwa korsa rimbawan.

Istilah "jiwa korsa" berasal dari bahasa Perancis, esprit de corps. Artinya adalah kesadaran korps, perasaan sebagai suatu kesatuan, kekitaan, serta kecintaan terhadap suatu perhimpunan atau lembaga. Jiwa korsa dapat berwujud berupa banyak hal, misalnya rasa hormat kepada korps, setia kepada sumpah, janji dan tradisi, kesadaran bersama antarkawan dalam satu korps, dan kebanggaan menjadi anggota korps. Konsep "jiwa korsa" pertama kali diperkenalkan oleh Napoleon Bonaparte dalam hal strategi peperangan. Bahwa dengan adanya Jiwa Korsa itu, tentara dalam satu unit harus saling setia, bahu-membahu, dan melindungi, untuk memenangkan suatu perang.

Logo baru, kantor baru, semangat baru. Semoga semua melebur menjadi satu dalam kinerja luar biasa, sehingga prestasi demi prestasi dapat terus dicapai. • DR

Semangat Pemuda, Semangat Peduli Hutan

di tengah momentum Peringatan hari sumpah Pemuda, insan-insan Perhutani menggelar kegiatan penanaman bersama. selain untuk memaknai hari besar nasional, kegiatan itu juga untuk membangkitkan jiwa nasionalisme, Patriotisme, dan menggelorakan semangat pemuda yang cinta tanah air dan peduli lingkungan. selain itu, rangkaian kegiatan yang digelar di sejumlah wilayah itu juga sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan.

Setiap tanggal 28 Oktober, seluruh bangsa Indonesia mengenang dan memeringati salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Peristiwa yang dikenal sebagai Peristiwa Dikumandangkannya Sumpah Pemuda itu menjadi titik balik perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dan menuju terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Momentum Sumpah Pemuda itulah yang mengubah model perjuangan yang sebelumnya bersifat lokal kedaerahan menjadi pergerakan dalam persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia.

Pentingnya peristiwa Sumpah Pemuda itu membuat setiap tanggal 28 Oktober, selalu ada kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Begitu pula, insan-insan Perhutani di seluruh wilayah juga melakukan kegiatan peringatan tersebut. Misalnya yang terlihat di Bogor.

Di dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda dan untuk membangkitkan jiwa

Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

Nasionalisme, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor menggelar kegiatan penanaman pohon bersama. Kegiatan yang diadakan tepat di Hari Sumpah Pemuda, Rabu 28 Oktober 2020, itu diikuti oleh Komunitas Rider; Camat Cisarua, Deni Humaedi beserta jajaran; Forkopimcam Cisarua; dan karyawan Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor. Tempat berlangsungnya kegiatan itu adalah di Wisata Batulayang, Petak 11, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, BKPH Bogor, KPH Bogor.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Bogor melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Bogor, Ade Soma, menyampaikan, kegiatan penanaman pohon tersebut diadakan dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda ke-92. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai upaya untuk memulihkan, memertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan, sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Mereka mengambil momen Peringatan Sumpah Pemuda, agar semangat pemuda pada 92 tahun lalu yang menggelorakan persatuan bangsa itu juga meresap dalam semangat mereka untuk melestarikan hutan dan menjaga kelangsungan lingkungan hidup.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Camat Cisarua, Deni Humaedi, menyampaikan, kegiatan penanaman tersebut dilakukan di lokasi Wisata Batulayang dan diikuti 50 orang peserta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Harapan kami, ke depannya, semoga kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga bermanfaat terhadap lingkungan hidup dan masyarakat di wilayah sekitar,” katanya.

Bersama BEM UNSIL

Kegiatan penanaman dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda juga dilakukan di Tasikmalaya. Di hari yang sama, Rabu, 28 Oktober 2020, Perhutani KPH Tasikmalaya bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya, dan para Stakeholders Kota Tasikmalaya, memeringati Hari sumpah Pemuda ke-92 Tahun. Kegiatan peringatan itu diadakan dengan melakukan penanaman pohon pada lokasi tanaman tahun 2020, yaitu di Petak 6f, RPH Sukaraja, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya.

Kegiatan tersebut mengusung tema "Bersatu dan Bangkit". Kegiatan memaknai hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun itu diaplikasikan oleh pemuda-pemudi yang tergabung dalam BEM Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi Tasikmalaya dengan menanam pohon. Jenis pohon yang ditanam di hari itu adalah jati dan mahoni. Pohon-pohon itu ditanam di kawasan hutan, demi memertahankan kelestarian hutan

Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

Foto: UU Wahyudin/Kompersh KPH Tasikmalaya

dan lingkungan, untuk kebaikan dan kemanfaatan di masa mendatang.

Sejumlah pejabat daerah hadir dalam acara tersebut. Di antaranya adalah Wakil Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Yuyu Rahayu; Ketua BEM FAI UNSIL, Moch Faqih Ibrahim; Camat Kawalu, Rusani; Lurah Urug, Liwan; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Saronge, Dedi Damara beserta anggotanya; karyawan-karyawati Perhutani KPH Tasikmalaya; serta puluhan mahasiswa.

Di dalam sambutannya di kesempatan itu, Yuyu Rahayu menyampaikan pesan Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, bahwa pihaknya merasa bangga dan menyatakan terima kasih atas inspirasi dan semangat mahasiswa yang peduli akan kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Ia pun berharap, kegiatan tersebut selanjutnya akan menjadi program rutin buat BEM FAI UNSIL Tasikmalaya.

“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini menjadi inspirasi positif bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan peduli akan pentingnya kelestarian alam, dan ikut menjaga dan memerhatikan keberlangsungan ekosistem dalam hutan,” ucapnya.

Yuyu menambahkan, Perhutani KPH Tasikmalaya sudah biasa karena telah secara rutin mengadakan kegiatan serupa. Di antaranya adalah mengadakan penanaman dan penyulaman di lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah RPH Leuwisari, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya, dengan jenis tanaman nangka dan suren. Ketika itu, kegiatan tersebut dilakukan bersama Anggota LMDH. Juga ada kegiatan program penanaman Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) di lokasi hutan Pantai Cidadap Karangnunggal dengan jenis Cemara laut.

Sementara itu, Ketua BEM FAI UNSIL Tasikmalaya, Moch Faqih Ibrahim, mengucapkan terima kasih atas kesiapan, motivasi, serta fasilitas yang diberikan oleh Perhutani dan stakeholder Kota Tasikmalaya, sehingga kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan sukses. “Melalui acara ini, bagi kami, bisa menambah ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan pentingnya menjaga kelestarian hutan, melatih jiwa korsa, rasa peduli, dan motivasi untuk menjadi lebih baik. Harapan kami, kerja sama antara mahasiswa dengan Perhutani selanjutnya akan semakin erat dan saling mendukung dalam menjaga kelestarian alam,” jelasnya.

Di Buper Suwono Ngawi

Di Ngawi, kegiatan tanam pohon bersama dalam memeringati Hari Sumpah Pemuda juga dilakukan. Pada Kamis, 29 Oktober 2020, Perhutani KPH Lawu Ds mendukung Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Ngawi, melakukan gerakan penanaman 10.000 pohon di Bumi Perkemahan (Buper) Suwono Park. Buper Suwono Park lokasinya berada di Petak 23, RPH Ngetreb, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds. Hadir dalam kegiatan Gerakan Penanaman Sepuluh Ribu Pohon itu, antara lain Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar; Anggota TNI/Polri, perwakilan PDAM, Tagana, BPBD, Karang Taruna, Dinas Kesehatan, Manajemen Suwono Park, dan Anggota Pramuka Kwarcab Ngawi.

Di kesempatan itu, melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara, Budi Prihartono, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menyatakan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan bersama Gerakan Pramuka tersebut. “Kegiatan ini dapat meningkatkan sinergitas lintas sektoral secara nyata dalam mewujudkan kelestarian hutan. Selain itu, juga untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dan alam kepada Anggota Pramuka. Diharapkan, kegiatan semacam ini dapat menjadi agenda rutin,” katanya.

Menurut Budi Prihartono, ada berbagai jenis pohon yang ditanam di acara Gerakan Menanam Sepuluh Ribu Pohon yang lokasinya secara administratif bertempat di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, tersebut. Antara

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds

lain adalah beringin, matoa, aren, dan mahoni. Sebagian bibit pohonpohon tersebut merupakan bantuan dari Perhutani KPH Lawu Ds.

Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, dalam arahannya saat memimpin apel di kegiatan tersebut, menyatakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut, dirinya mengajak generasi muda melalui Gerakan Pramuka, untuk melakukan kegiatan pelestarian hutan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan, agar lingkungan

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds

"Sumpah Pemuda" adalah hasil keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta). Keputusan Kongres Pemuda II tersebut menegaskan citacita tentang akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Tiga hal itulah yang menyatukan seluruh komponen negara Indonesia.

hidup terpelihara. Dan agar sumber air di sekitarnya dapat terjaga.

Kongres Pemuda II

Peristiwa "Sumpah Pemuda" adalah peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. "Sumpah Pemuda" adalah hasil keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta). Keputusan Kongres Pemuda II tersebut menegaskan cita-cita tentang akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Tiga hal itulah yang menyatukan seluruh komponen negara Indonesia.

Hasil keputusan itu selanjutnya diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia". Kongres Pemuda II juga mengamanatkan agar hasil keputusan itu "disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulanperkumpulan". Sehingga, "Sumpah Pemuda" pun dengan cepat dapat disosialisasikan ke seluruh Indonesia.

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri sebenarnya tidak muncul dalam hasil putusan Kongres Pemuda II tersebut. Istilah "Sumpah Pemuda" baru diberikan setelahnya. Bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda di Jakarta (penulisan menggunakan ejaan van Ophuijsen), adalah "Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."

Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda yaitu hari nasional yang bukan hari libur. Hari Sumpah Pemuda itu ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah

Pemuda. • DR/Bgr/Dn/Tsk/UWA/Lwuds/Eko

Aksi Bersih-bersih di World Clean-up Day 2020

medio september 2020, insan-insan Perhutani di sejumlah wilayah menggelar aksi bersih-bersih. mereka antara lain memilah sampah rumah tangga, melakukan penyerahan dan penimbangan sampah, dan menyampaikan sampah yang telah dipilah itu ke bank sampah. semua itu dilakukan dalam mendukung aksi gerakan indonesia bersih - world Clean-up day 2020. sebuah langkah yang diharapkan akan memberi inspirasi bagi masyarakat yang lain untuk juga berbuat hal yang sama dan menumbuhkan kepedulian untuk sadar tentang kelestarian lingkungan hidup.

Upaya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup itu dilakukan Ikatan Istri

Karyawan Perhutani (IIKP) Divisi

Regional Jawa Tengah (Divre

Jateng). Pada Sabtu, 19 September 2020, mereka melakukan penyerahan dan penimbangan sampah di bank sampah Ngudi

Lestari (Gade) Kelurahan Tinjomoyo,

Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal itu mereka lakukan dalam mendukung aksi Gerakan Indonesia

Bersih - World Clean-up Day 2020.

World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang intinya berusaha menggerakkan masyarakat di banyak negara untuk membersihkan planet bumi dari sampah. Caranya dengan mengajak para relawan untuk berkontribusi dalam kegiatan bersih-bersih dan pilah sampah. Sebab, menjaga lingkungan dan kebersihan bukan hanya harus dilakukan oleh petugas kebersihan atau segelintir orang saja. Tetapi harus menjadi kesadaran semua orang.

Hal itu coba diwujudkan IIKP Divre Jateng yang ikut berpartisipasi dalam gerakan bersih-bersih, dengan memilahmilah sampah rumah tangga yang telah terhimpun di sekitar Kota Semarang. Lalu sampah yang telah dipilah itu mereka serahkan ke bank sampah Ngudi Lestari (Gade). Penyerahannya dilaksanakan oleh Ketua IIKP Divre Jateng, Elvrista Nurmalina, didampingi oleh Penasehat IIKP Bidang Sosial Budaya, Ibu Tuti Hartati, dan beberapa perwakilan istri karyawan. Pengurus bank sampah Ngudi Lestari menerima sampah yang telah dipilah itu untuk selanjutnya ditimbang dan didaur ulang.

Saat menyampaikan kata sambutan di kesempatan itu, Ketua IIKP, Elvrista Nurmalina, mengatakan, kegiatan tersebut positif. Ia pun berpesan agar kegiatan itu terus dilanjutkan. Tidak hanya saat menjelang momen World Clean-up Day yang diperingati setiap tanggal 21 September saja.

“Semoga dengan adanya Bank Sampah seperti di Ngudi Lestari ini, negeri kita tidak hanya menjadi lebih tertata rapi, bersih, dan asri, namun juga memberi manfaat bagi kesehatan warga, dan akan dapat membantu perekonomian Indonesia, serta menyelamatkan bumi tercinta,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Bank Sampah Ngudi Lestari, Umi Nasiah, mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada IIKP Divre

Foto: Arifmukti Aji/Kompersh Divre Jateng

Jateng yang telah berkunjung di Ngudi Lestari dan melihat proses kerja pemilahan sampah yang diterima oleh timnya. “Semoga kegiatan ini bisa memberi contoh kepada banyak warga untuk juga sadar akan bahaya sampah. Dengan itikad baik dari setiap rumah atau tempat kerja dalam memilah sampah, akan memudahkan bank sampah untuk memproses sampah-sampah tersebut sesuai fungsi lanjutannya masing-masing,” kata Umi.

Serentak Pilah Sampah

Kegiatan IIK Perhutani di Divre Jateng itu juga dilakukan oleh IIK Perhutani Cabang Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi. Masih dalam rangka menyukseskan kegiatan World Clean-up Day (WCD) 2020 dan Gerakan Indonesia Bersih 2020, Ikatan Istri Karyawan (IIK) Perhutani Cabang KPH Ngawi melakukan pilah sampah rumah tangga. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak pada 13 – 19 September 2020, dari rumah masing-masing dan selanjutnya pada Sabtu, 19 September 2020, dikirim ke Bank Sampah Mojorejo, Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.

Ratna Maidawati Haris Suseno selaku Ketua IIK Perhutani Cabang KPH Ngawi hadir langsung di acara tersebut. Di kesempatan itu, Ratna Maidawati menyampaikan, kegiatan pilah sampah yang dilakukan oleh anggotanya dari rumah tersebut dilakukan selama satu minggu dan puncaknya adalah tanggal 19 September 2020.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih, dan untuk menyelamatkan bumi Indonesia tercinta ini. Semoga ke depannya akan lebih sehat, sukses, dan terus semangat untuk kita semua,” tutur Ratna.

Sementara itu, pengelola Bank Sampah Mojorejo, Sri Maryani, menerangkan, sampah yang dipilah tersebut nantinya akan didaur ulang sesuai kegunaannya. “Sampah yang sudah dipilah itu akan didaur ulang, sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk kerajinan tangan dan kompos. Insya Allah bisa memiliki nilai jual juga,” katanya.

IIKP Kedu Utara

Di hari yang sama, IIK Perhutani KPH Kedu Utara juga mengambil bagian dalam kegiatan menyukseskan World Clean-up Day (WCD) 2020. Kegiatan yang dibingkai dalam tajuk “Bersatu Untuk Indonesia Bersih” itu digelar bersama Bank Sampah “Bugenvil” Jurang Ombo Utara, Kota Magelang, Sabtu, 19 September 2020.

Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, di momentum World Clean-up Day (WCD) 2020 itu, IIK Perhutani KPH Kedu Utara melaksanakan aksi bersih-bersih di lingkungan dan pilah sampah rumah tangga. Kegiatan tersebut dilakukan sejak tanggal 13 September 2020 sampai 19 September 2020. Di dalam kegiatan tersebut, relawan aksi bersih-bersih dari Perhutani KPH Kedu Utara mengumpulkan dan memilah sampah-sampah yang terhimpun yang kemudian disampaikan ke Bank Sampah “Bugenvil”.

Di kesempatan itu, Ketua IIK Perhutani KPH Kedu Utara, Hariyanti Damanhuri, menyampaikan, “Hari bersih-bersih sedunia ini merupakan aksi sosial global tahunan yang mengajak masyarakat untuk ikut serta membersihkan dan menjaga

Foto: Ratih Kartiningtyas Kompersh KPH Ngawi

Foto: Kompersh Kedu Utara

World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang bertujuan menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi.

kebersihan yang bertujuan mengurangi masalah sampah. Kegiatan ini juga memiliki harapan untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan aksi bumi yang bersih dan sehat,”ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa di tengah kondisi wabah pandemi Covid-19 yang belum mereda ini, dihimbau seluruh relawan World Clean-up Day 2020 agar selalu waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dalam melaksanakan kegiatan itu. Sementara Pengelola Bank Sampah “Bugenvil”, Enty Sri Hardani, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Ketua IIK Perhutani KPH Kedu Utara atas partisipasi dalam gerakan World Clean-up Day.

“Kami terima pilahan sampahsampah yang berhasil dikumpulkan tim Perhutani KPH Kedu Utara, untuk selanjutnya kami proses dan daur ulang sesuai karakteristik masingmasing. Semoga aksi ini bermanfaat bagi terciptanya lingkungan yang asri,” pungkas Enty.

Hari Bersih-bersih Dunia

World Clean-up Day atau WCD merupakan hari bersih-bersih sedunia yang diperingati setiap tanggal 19 September di hampir seluruh negara di dunia. Tujuan kampanye WCD ini adalah membangkitkan kesadaran terhadap perilaku mengelola sampah di masyarakat. World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang bertujuan menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi. Gerakan WCD berada di bawah naungan Yayasan Let's Do It World (LDIW). Gerakan itu bertujuan

untuk menyatukan komunitas global dan meningkatkan kesadaran serta melakukan perubahan dalam mewujudkan aksi untuk bumi yang bersih dan sehat. Lima tahun belakangan, Indonesia mulai aktif bergabung dan berkontribusi dalam gerakan WCD. Sejak itu, Indonesia menarik sejumlah relawan untuk bergabung serta melakukan kegiatan bersih-bersih di beberapa daerah di tanah air.

Kegiatan bersih-bersih itu pertama kali dilakukan tahun 2008 di Republik Estonia, Eropa Utara. Ketika itu, mereka berhasil mengumpulkan 50.000 orang untuk membersihkan seluruh negara dalam waktu lima jam. Sehingga, kegiatan itu dinilai sukses. Melihat kesuksesan kegiatan itu, tahun 2011 Yayasan LDIW didirikan untuk menyebarkan dan menerapkan pola kegiatan bersihbersih di suatu negara dalam satu hari, yang serentak dilakukan di seluruh dunia.

Saat ini, Yayasan LDIW sedang berfokus pada rencana besar menuju dunia bebas sampah 2020, dengan meluncurkan program Keep It Clean. Kegiatan itu mengacu pada prinsip Circular Economy, dengan melakukan tiga kegiatan utama. Pertama, pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Artinya, memberikan edukasi di beberapa sektor yang bertujuan untuk menggiring perubahan sikap.

Kedua, bekerjasama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memfasilitasi proses untuk mengadopsi dan menjalankan sistem Manajemen Sumber Daya yang berkelanjutan dan mengedepankan lingkungan. Ketiga, peningkatan kesadaran melalui kegiatan sipil besar-besar semisal World Clean-up Day, pemetaan limbah, dan lain-lain. • DR/

DivreJateng/Cia/Ngw/Rth/Kdu/Eko

This article is from: