4 minute read

Ketahanan Pangan ala Perhutani KPH Probolinggo dan LMDH Lumajang

sebagai salah satu program pemerintah, ketahanan pangan perlu terus digelorakan. masyarakat perlu terus disadarkan tentang pentingnya alternatif bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari. sosialisasi adalah cara menumbuhkan kesadaran itu. hal itulah yang dilakukan Perhutani kesatuan Pemangkuan hutan (kPh) Probolinggo bersama lembaga masyarakat desa hutan (lmdh) sumber makmur, desa Jarit, kecamatan Candipuro, kabupaten lumajang, Jawa timur, melakukan sosialisasi ketahanan Pangan itu di lumajang, awal Oktober 2020.

Sosialisasi tersebut dilakukan di lokasi Swa Sembada Bahan Makanan (SSBM) di Balai Desa Jarit, Selasa, 5

Advertisement

Oktober 2020. Selain pembicaraan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, sosialisasi tersebut juga membahas rencana pelaksanaan kegiatan tanaman Swa

Sembada Bahan Makanan (SSBM)

Padi. Kegiatan itu dialokasikan di lahan seluas 70 hektare di Petak 13A, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candipuro, Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH)

Pasirian, KPH Probolinggo.

Di kesempatan itu, Kepala Sub

Seksi Komunikasi Perhutani KPH

Probolinggo, Tumin, mewakili

Administratur Perhutani KPH

Probolinggo, menegaskan,

Perhutani selalu mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan. Ia menyebut, proses sosialisasi itu diharapkan dapat memerlancar kerja sama KPH Probolinggo dengan LMDH Sumber Makmur dalam mengelola areal SSBM sebagaimana tertuang dalam PKS Nomor 114/PKS-Agro/PBO/ Divre.Jatim/2020 tanggal 11 Juni 2020.

“Dalam PKS itu sudah diatur mekanisme hak dan kewajiban masing-masing pihak, yakni Perhutani dan LMDH. Perhutani menyediakan lahan dan wajib memberikan pembinaan dan Petunjuk Teknis (Juknis) pengelolaan di areal SSBM, sedangkan biaya selama proses berlangsung ditanggung oleh LMDH dengan bagi hasil yang diperoleh LMDH 70% dan Perhutani mendapat sebesar 30%,” tutur Tumin.

Di tempat yang sama, Ketua LMDH Sumber Makmur, Edi Karyo, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Perhutani dan Forkopimcam, yang telah memberikan bimbingan dan arahan pengelolaan areal Swasembada Bahan Makanan (SSBM) tersebut. “Kami berharap, kerja sama di areal SSBM ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan, khususnya warga Desa Jarit. Harapannya, dengan kesejahteraan masyarakat yang meningkat, tercipta suasana kondusif sehingga kelestarian hutan tetap terjaga dengan baik,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Imam Suyuti, menuturkan, sosialisasi ketahanan pangan itu merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) Tanaman Padi di lokasi SSBM, Petak 13A. Lokasi itu memiliki luas baku 82,5 hektare, namun hanya

70 hektare yang dikerjasamakan. Menurut Imam, sosialisasi tersebut dilakukan agar pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di area SSBM berjalan lancar sesuai petunjuk teknis (juknis) pertanian dan juknis kehutanan secara lestari.

“Dengan sosialisasi ini, diharapkan tidak ada kesalahpahaman antara petugas Perhutani di lapangan dengan para penggarap tanaman padi di areal SSBM yang tergabung dalam LMDH Sumber Makmur, terutama masalah hak dan kewajiban masing-masing pihak,” katanya.

Kilas KPH Probolinggo

Perhutani KPH Probolinggo merupakan salah satu unit kelola sumber daya hutan (SDH) Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Secara geografis, wilayah KPH Probolinggo berada pada 111°17’51” Bujur Timur dan 111°42’43” Bujur Barat, serta 7°34’36” Lintang Utara dan 7°58’12” Lintang Selatan. KPH Probolinggo yang punya luas areal hutan 84.263,60 Hektare itu juga merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan dan DAS Bondoyudo.

Secara administratif pemerintahan, wilayah kerja Perhutani KPH Probolinggo berada di wilayah tiga kabupaten. Yaitu Kabupaten Probolinggo seluas 45.986,10 hektare dengan jumlah penduduk 337.634 orang; Kabupaten Lumajang seluas 34.834,20 hektare dengan jumlah penduduk 229.353 orang; dan Kabupaten Situbondo seluas 3.443,30 hektare dengan jumlah penduduk 17.951 orang.

Berdasarkan peruntukannya, kawasan hutan Perhutani KPH Probolinggo terdiri dari Hutan

Foto: Tumin/Kompersh KPH Probolinggo

Lindung 34.212,00 Hektare (41%), dan selebihnya adalah Hutan Produksi. Wilayah hutan KPH Probolinggo yang merupakan hutan produksi itu terdiri dari Kawasan untuk perlindungan seluas 7.252,30 Hektare (8,61%); Kawasan klas perusahaan 18.055,90 Hektare (21,90%); Kawasan bukan klas perusahaan 16.651,00 Hektare (19,76%); dan Kawasan untuk penggunaan lain 8.092,40 Hektare (9,60%).

Wilayah Perhutani KPH Probolinggo, di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, di sebelah timur dengan KPH Bondowoso dan KPH Jember, di sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, dan di sebelah barat dengan KPH Pasuruan dan KPH Malang. Untuk mengelola unit usahanya, Perhutani KPH Probolinggo dibagi lima Kelas

Perusahaan (KP). Kelimanya adalah KP Jati (29.457,70 Hektare), KP Mahoni (5.545,10 Hektare), KP Damar (25.696,20 Hektare), KP Pinus (20.121,30 Hektare), dan KP Kesambi (3.443,30 Hektare).

Pembagian wilayah hutan KPH Probolinggo dikelompokkan dalam sembilan Bagian Hutan (BH). Mereka adalah BH Sukapura 11.390,9 Hektare; BH Probolinggo 5.131,3 Hektare; BH Kraksaan 8.437,3 Hektare; BH Bermi 21.026,6 Hektare; BH Klakah 5.545,1 Hektare; BH Senduro 8.697,7 Hektare; BH Pasirian 11.861,0 Hektare; BH Pronojiwo 8.730,4 Hektare; dan BH Banyukerto 3.443,3 Hektare.

Berdasarkan Tipe Iklim

Menurut Dr. F.H Schidt dan Ir. J.H.A Ferguson, tipe iklim di wilayah Perhutani KPH Probolinggo terdiri dari empat. Tipe iklim pertama adalah tipe E dengan nilai Q = 100% meliputi wilayah BKPH Taman, BKPH Kabuaran, dan BKPH Probolinggo. Tipe iklim kedua yaitu tipe D dengan nilai Q = 60% meliputi wilayah BKPH Kraksaan. Tipe iklim ketiga ialah tipe C dengan nilai Q = 33,3% meliputi wilayah BKPH Sukapura, BKPH Bermi, BKPH Klakah, dan BKPH Pasirian. Dan tipe iklim keempat yaitu tipe B dengan nilai Q = 14,3% meliputi wilayah BKPH Pronojiwo dan BKPH Senduro.

Berdasarkan salinan Peta Ikhtisar Geologi Skala 1 : 100.000, Djawatan Kehutanan Tahun 1946, formasi geologi yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah formasi undifferentiated volcanic product, miocene sedimentary facies, alluvium halocene, miocene limestone facies, old quaternary volcanic product, dan young quaternary volcanic product. Sedangkan berdasarkan Peta Tanah Tinjau dari Balai Penelitian Tanah Tahun 2006, jenis tanah yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah laterit, latoal,

Foto: Tumin/Kompersh KPH Probolinggo

latosol, margalit, margalit kapur, laterit berpasir, regosol, regusol, padas, dan tuft vulkanis.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan yang mengalir dari selatan ke utara menembus di tengah-tengah kawasan hutan BH Probolinggo, BH Kraksaan, BH Bermi dan BH Taman Kabuaran, yang secara administratif termasuk wilayah daerah Kabupaten Probolinggo dan Situbondo. Sedangkan Das Aliran Sungai (DAS) Bondoyudo yang mengalir dari barat ke selatan timur melewati kawasan hutan BH Klakah, BH Pasirian, BH Senduro, dan BH Probojiwo, yang termasuk wilayah Kabupaten Lumajang. • DR/Pbo/HH

This article is from: