pojokkph
Ketahanan Pangan ala Perhutani KPH Probolinggo dan LMDH Lumajang
Sebagai salah satu program pemerintah, ketahanan pangan perlu terus digelorakan. Masyarakat perlu terus disadarkan tentang pentingnya alternatif bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Sosialisasi adalah cara menumbuhkan kesadaran itu. Hal itulah yang dilakukan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Makmur, Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melakukan Sosialisasi Ketahanan Pangan itu di Lumajang, awal Oktober 2020.
S
osialisasi tersebut dilakukan di lokasi Swa Sembada Bahan Makanan (SSBM) di Balai Desa Jarit, Selasa, 5 Oktober 2020. Selain pembicaraan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, sosialisasi tersebut juga membahas rencana pelaksanaan kegiatan tanaman Swa Sembada Bahan Makanan (SSBM) Padi. Kegiatan itu dialokasikan di lahan seluas 70 hektare di Petak 13A, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candipuro, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, KPH Probolinggo. Di kesempatan itu, Kepala Sub Seksi Komunikasi Perhutani KPH Probolinggo, Tumin, mewakili Administratur Perhutani KPH Probolinggo, menegaskan, Perhutani selalu mendukung program pemerintah di bidang
98 DUTA Rimba
ketahanan pangan. Ia menyebut, proses sosialisasi itu diharapkan dapat memerlancar kerja sama KPH Probolinggo dengan LMDH Sumber Makmur dalam mengelola areal SSBM sebagaimana tertuang dalam PKS Nomor 114/PKS-Agro/PBO/ Divre.Jatim/2020 tanggal 11 Juni 2020. “Dalam PKS itu sudah diatur mekanisme hak dan kewajiban masing-masing pihak, yakni Perhutani dan LMDH. Perhutani menyediakan lahan dan wajib memberikan pembinaan dan Petunjuk Teknis (Juknis) pengelolaan di areal SSBM, sedangkan biaya selama proses berlangsung ditanggung oleh LMDH dengan bagi hasil yang diperoleh LMDH 70% dan Perhutani mendapat sebesar 30%,” tutur Tumin. Di tempat yang sama, Ketua LMDH Sumber Makmur, Edi Karyo,
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Perhutani dan Forkopimcam, yang telah memberikan bimbingan dan arahan pengelolaan areal Swasembada Bahan Makanan (SSBM) tersebut. “Kami berharap, kerja sama di areal SSBM ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan, khususnya warga Desa Jarit. Harapannya, dengan kesejahteraan masyarakat yang meningkat, tercipta suasana kondusif sehingga kelestarian hutan tetap terjaga dengan baik,” ucapnya. Di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Imam Suyuti, menuturkan, sosialisasi ketahanan pangan itu merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) Tanaman Padi di lokasi SSBM, Petak 13A. Lokasi itu memiliki luas baku 82,5 hektare, namun hanya
NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020