MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 86

Page 1

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

RIMBA utama

Semangat Pemuda,

Semangat Peduli Hutan

M A JA L A H

P E R H U TA N I

Warisan RIMBA

Merancang Situs Mrancang

Jadi Pilihan Obyek Wisata Religi di Rembang

RIMBA khusus

Lingkungan Perhutani

Aman dari Kecelakaan Kerja WISATA RIMBA

Menjelang Relokasi Monumen Punceling Barutunggul di Ciwidey ensikloRIMBA

Mahoni

si Multi Guna

Logo Baru

Semangat Baru


MEMPERiNGATi HARIi

MUDA AH PR E SUMPOK TO BE 20 20 28


Kobarkan Terus Jiwa Korsa Rimbawan

ISSN: 2337-6791 Pengarah Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani Penanggung Jawab Asep Rusnandar Sekretaris Perusahaan Pemimpin Redaksi Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Redaktur Pelaksana Suharsono

B

Sekretaris Redaksi Ardya Setya Nurvrandita Redaktur Adehika Intan, Rizka Amalia, Nanjar Munandar, Aga Prasetya Script Editing and Layout Duta Rimba Art Work Perwakilan - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten Alamat Redaksi

Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id

Perum Perhutani

@PerumPerhutani

Perum Perhutani

PerumPerhutani

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Pembaca yang budiman. Salam Rimba! erbahagia sekali kami dapat kembali menyapa Anda, lewat edisi terbaru majalah Duta Rimba. Teriring doa kami, semoga Anda beserta keluarga selalu sehat wal'afiat dan sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pembaca yang budiman. Di bulan September-Oktober ini ada banyak momen sejarah yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah momen Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober. Di tanggal itu sembilan puluh dua tahun yang lalu, para pemuda Indonesia menyatukan tekad dan semangat dalam satu sumpah. “Bertanah air satu, tanah Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Sangat penting bagi untuk selalu mengenang dan memaknai semangat Jiwa Persatuan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Rangkaian kegiatan untuk memaknai semangat Sumpah Pemuda itu juga digelar insan-insan Perhutani. Info tentang kegiatan memeringati Hari Sumpah Pemuda tersaji di rubrik Rimba Utama. Di dalam tubuh Perum Perhutani, juga terdapat semangat yang mewarnai seluruh gerak langkah dan jiwa insan-insan Perhutani. Semangat itu terkristal dalam Jiwa Korsa Rimbawan. Semangat insan-insan Perhutani itu juga menjiwai terciptanya Logo Baru Perhutani. Maka, sangatlah penting pula untuk terus mengobarkan jiwa korsa rimbawan dan semangat yang termaktub dalam logo perusahaan. Informasi tentang logo baru, kantor baru, dan semangat jiwa korsa itu kami hadirkan di rubrik Prima Rimba. Simak juga pesan-pesan Direktur Utama tentang pentingnya menjaga semangat itu dalam rubrik Benah Diri. Insan-insan Perhutani juga selalu memerhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan dan aktivitas kerja sehari-hari. Parameter tentang hal itu adalah diraihnya sejumlah penghargaan. Misalnya, KPH Tasikmalaya dan KPH Kuningan yang meraih Zero Accident Award serta KPH Jatirogo dan KPH Ngawi dan mendapatkan Penghargaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Informasi selengkapnya tentang raihan penghargaan-penghargaan tersebut dapat Anda simak di rubrik Rimba Khusus. Selain informasi-informasi tersebut, juga banyak informasi lain yang kami sajikan dalam rubrik-rubrik lain di Duta Rimba edisi kali ini. Tentu saja semua itu kami hadirkan untuk memuaskan dahaga keingintahuan Anda, pembaca yang budiman. Jadi, jangan lewatkan semua sajian informasi itu. Pembaca yang budiman. Jangan juga lupa untuk selalu mengobarkan Jiwa Korsa Rimbawan. Sebab, semangat yang tinggi akan menjaga bendera tetap tegak dan terus berkibar. Hingga tercapai tekad kita, menjadi perusahaan terdepan di dunia dalam bidang kehutanan. Semoga. • DR

Dok. Kom PHT®2019

SalamRedaksi

DUTA Rimba 1


semairimba

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Melangkah dengan Semangat Tinggi 4 PRIMA RIMBA • Logo Baru, Kantor Baru, Semangat Baru 6 RIMBA UTAMA • Semangat Pemuda, Semangat Peduli Hutan 12 • • • •

Aksi Bersih-bersih di World Clean-up Day 2020 Memupuk Cinta kepada Hutan, Menanam Harap untuk Masa Depan Bersama Mitra Binaan Implementasi Perhutanan Sosial di Sejumlah Daerah

RIMBA KHUSUS

12

18 22 26 30

• Lingkungan Perhutani Aman dari Kecelakaan Kerja 34 • Peduli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Diganjar Penghargaan 38 • Dari Anugerah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2020 42 LENSA • Logo Baru, Kantor Baru di Tahun Baru 46 SOBAT RIMBA 52 LINTAS RIMBA 56

34

WARISAN RIMBA

• Merancang Situs Mrancang Jadi Pilihan Obyek Wisata Religi di Rembang

64

• Mahoni si Multi Guna

68

• Optimalisasi Peran LMDH di Tegal dalam NKK

72

• Perhutani KPH Ciamis Gandeng PT Djarum, Tingkatkan Promosi Wana Wisata Situ Mustika

76

ENSIKLO RIMBA rimba daya

BISNIS RIMBA

socio rimba

64

• Di Banyuwangi Barat, Kesehatan Masyarakat Sekitar Hutan pun Terjaga 80

opini rimba

• Penanganan Permasalahan Tenurial di Kawasan Hutan Perum Perhutani 82

ENVIRO RIMBA

• Di Gunung Lawu, Kicau Burung Akan Tetap Terdengar 88

90

WISATA RIMBA

• Menjelang Relokasi Monumen Punceling Barutunggul di Ciwidey

90

• Di Tuban, Ketika Sampah Organik Jadi Pakan Ikan

94

• Ketahanan Pangan ala Perhutani KPH Probolinggo dan LMDH Lumajang

98

INOVASI

POJOK KPH

2 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


SobatRIMBA

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Melangkah dengan

I

nsan-insan Perhutani yang saya cintai. Di bulan Oktober ini kita memulai satu lembaran baru dalam perjalanan Perhutani. Lembaran baru yang mudahmudahan akan bisa membawa kita kepada pencapaian yang layak masuk ke deretan milestone dalam sejarah perjalanan Perhutani. Lembaran baru itu adalah pindahnya Kantor Pusat Perum Perhutani ke alamat baru serta peluncuran logo baru perusahaan. Seperti diketahui, selama ini kantor pusat Perum Perhutani berada di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII, Jalan Gatot Soebroto, Senayan, Jakarta. Kantor tersebut kita tempati sebagai kantor pusat Perum Perhutani dalam waktu yang sangat lama. Selama ini, kantor pusat Perum Perhutani tersebut dikenal sebagai salah satu ikon yang menempati Gedung Manggala Wanabakti. Khususnya di Blok VII. Gedung itu sendiri merupakan pusat Kementerian Kehutanan, yang sebelumnya adalah Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian.

4 DUTA Rimba

Dok. Kom PHT®2020

Semangat Tinggi

Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani

Kini, Perum Perhutani pindah kantor pusat ke Gedung Zuria, Jalan TB Simatupang Nomor 22, RT 1 RW 8, Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kode Pos 12540. Sejak Kantor Pusat Perum Perhutani berada di sana, gedung tersebut berganti nama menjadi Graha Perhutani. Sebuah kantor yang kiranya juga akan bisa menjadi ikon di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Sebenarnya, sudah sejak lama ada rencana pemindahan lokasi kantor pusat Perum Perhutani. Tetapi baru di tahun 2020 ini rencana tersebut terwujud. Wacana pindah kantor pusat itu muncul karena memang kita merasakan sangat penting bagi Perhutani untuk memiliki kantor sendiri. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan. Selain gedung Kantor Pusat yang baru, kita juga telah meluncurkan logo baru Perum Perhutani. Sebenarnya, proses peluncuran logo baru Perum Perhutani sudah dimulai sejak

1 November 2019. Ketika itu, Perhutani mengumumkan langkah selanjutnya dalam evolusi merek perusahaan. Yaitu, Perhutani "Jati Diri Pertiwi" akan menjadi identitas kebanggaan Ibu Pertiwi, Indonesia, setidaknya dalam lima tahun ke depan. Logo baru Perhutani dimaknai sebagai ikon yang kian menegaskan posisi Perhutani sebagai perusahaan kehutanan yang mengarah kepada posisi terdepan di bidang pengelolaan hutan di dunia. Secara filosofis, logo Perhutani tersebut melambangkan dunia kehutanan Indonesia yang saling terkait erat antara masyarakat dengan ibu bumi pertiwi yang membawakan kemakmuran yang berkelanjutan dari generasi ke generasi. Setelah logo diluncurkan, selanjutnya terlebih dahulu citra merek akan dibangun dengan kuat di dalam negeri, sementara menjangkau dunia. Ada sejumlah komponen gambar dalam tampilan Logo Perhutani. Masing-masing komponen gambar itu tentu memiliki makna. Gambar tangan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


melambangkan unsur pemeliharaan Ibu Pertiwi. Bentuk lingkaran kehidupan melambangkan cincin kayu jati. Manusia dan pohon melambangkan hubungan kuat yang membawa harmoni. Gambar pohon yang kaya akan ragam daun melambangkan kekayaan mimpi, hutan, produk alami, dan manusia. Sedangkan tulisan Perhutani dengan gaya tulisan (font) PERHUTANI melambangkan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan. Selain gambar, pemilihan warna yang mengandung makna tersendiri di dalam logo. Di logo Perhutani tersebut, ada warna hijau hutan dan hijau limau. Hijau hutan melambangkan subur, alam, kekayaan, berkelanjutan, damai, dan permulaan yang baru. Sedangkan hijau limau melambangkan penuh

semangat, energi tinggi, kreativitas, kesegaran, dan keyakinan. Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan. Dua hal baru bagi Perhutani tersebut menempatkan sebuah sejarah baru dalam perjalanan Perhutani. Logo baru kian menegaskan visi dan misi kita untuk menjadi perusahaan terdepan di dunia di bidang kehutanan. Kantor baru kian menegaskan komitmen Perhutani untuk menghadirkan kinerja unggul sebagai pengelola hutan negara yang profesional. Keduanya melecut semangat baru untuk kita semua, insaninsan Perhutani. Kantor baru dan logo baru kiranya diharapkan dapat mengantarkan kita untuk melangkah dengan semangat tinggi, menuju terwujudnya visi dan misi perusahaan.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Insan-insan Perhutani di mana pun bertugas. Di tengah momentum sejarah dengan hadirnya kantor dan logo baru, setengah bulan sebelumnya, kita mendapat musibah. Medio September 2020, Perum Perhutani kehilangan salah satu putra terbaik. Direktur Operasi Perum Perhutani, Bambang Catur Wahyudi, telah berpulang ke Rahmatullah. Kami, seluruh jajaran Direksi, beserta karyawan dan keluarga besar Perum Perhutani menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga amal ibadah Almarhum diterima Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Dan semoga keluarga yang ditinggalkannya mendapatkan ketabahan dan kesabaran. Kami semua berdukacita. • DR

DUTA Rimba 5


primarimba

Logo Baru, Kantor Baru,

Semangat Baru Ada semangat baru yang melingkupi insan-insan Perhutani pasca pertengahan tahun 2020. Semangat baru yang membawa angin segar bagi perubahan iklim kerja mereka. Semangat itu hadir mengiringi lokasi baru Kantor Pusat Perum Perhutani serta proses re-branding dengan peluncuran logo baru perusahaan. Semangat baru itu pun diharapkan akan dapat membawa Perum Perhutani mencapai cita-citanya. To become the world’s leading forest management company and beneficial to society.

S

emangat baru. Idiom itu tampaknya tepat untuk dilekatkan pada Perum Perhutani awal Oktober 2020. Ya, karena di awal Oktober itu ada kegiatan besar yang mereka lakukan. Yaitu memindahkan kantor pusat. Pindahan kantor itu dilakukan secara bertahap, beberapa departemen dan bagian dulu yang memindahkan aktivitas dan sarana pendukung ke kantor baru, disusul beberapa departemen dan bagian yang lain, begitu seterusnya. Sebenarnya, kantor baru yang menjadi pusat kegiatan Perum Perhutani tersebut sudah ditempati sejak awal Oktober 2020. Namun, kemungkinan momen pindahnya secara resmi adalah awal tahun 2021. Selama ini kantor pusat Perum Perhutani berada di Gedung

6 DUTA Rimba

Manggala Wanabakti Blok VII, Jalan Gatot Soebroto, Senayan, Jakarta. Setelah sangat lama menempati kantor tersebut, perusahaan BUMN di bidang kehutanan itu kini pindah kantor pusat ke Gedung Zuria, Jalan TB Simatupang, Jakarta. Tepatnya di Jalan TB Simatupang Nomor 22, RT 1 RW 8, Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kode Pos 12540. Dan sejak Kantor Pusat Perum Perhutani berada di sana, gedung tersebut bernama Graha Perhutani. Sebenarnya, rencana pemindahan lokasi kantor pusat Perum Perhutani sudah muncul sejak lama. Tetapi baru di tahun inilah rencana itu diwujudkan. Sebelumnya, Kantor Pusat Perum Perhutani sempat direncanakan dipindahkan ke Semarang (Jawa

Tengah). Lalu muncul rencana ke Yogyakarta. Subang juga pernah disebut-sebut sebagai bakal lokasi baru kantor pusat Perhutani. Wacana pindah kantor pusat itu muncul karena memang dirasakan sangat penting Perhutani memiliki kantor sendiri. Selama ini, kantor pusat Perum Perhutani dikenal sebagai salah satu ikon yang menempati Gedung Manggala Wanabakti. Khususnya di Blok VII. Gedung ini merupakan pusat Kementerian Kehutanan, yang sebelumnya adalah Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen Pertanian. Perubahan alamat seiring pindahnya Kantor Pusat Perhutani itu pun segera dilaporkan kepada Kementerian BUMN. Sebagai jawaban, Menteri BUMN pun mengeluarkan Surat Nomor S-937/

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 7


primarimba MBU/10/2020 Tanggal 23 Oktober 2020 perihal Persetujuan terhadap Revisi RKAP dan RKA-PLBL Perum Perhutani, termasuk di dalamnya menyetujui permohonan direksi untuk melakukan Re-branding Perusahaan dan Perubahan Logo Perusahaan. Maka, sejak itu mulailah logo baru Perhutani diluncurkan dan diperkenalkan, menggantikan logo sebelumnya yang dikenal dengan warna jingga menyala.

Perum Perhutani sejatinya telah berkiprah dalam mengelola hutan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Kendati secara resmi hari lahirnya ditetapkan tanggal 29 Maret 1961, namun sesungguhnya sejarah panjang telah ditorehkan jauh, sejak bertahuntahun sebelumnya. Boleh dikatakan, Perhutani telah secara sejati mengabdikan kinerjanya untuk hutan. Dulu, Perhutani hanya mengandalkan pendapatan dari kayu jati. Kini, Perhutani menyatakan langkah kakinya lebih jauh dari kayu jati. Perhutani juga menebar manfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Memelihara kesejahteraan rakyat dengan lebih dari 3000 desa kini menjadi binaannya. Serta menjaga keberlangsungan energi dan keberlanjutan pengairan, karena mengelola lebih dari 700 air terjun. Kini, Perhutani terus membangun cita-cita dan semangat baru. Sebagai pengelola lahan hutan terbesar dengan luas 2,4 juta hektare dan menjaga keberlangsungan jati untuk Indonesia. Jati negeri pertiwi. Cita-cita dan semangat baru itu menjadi makna yang terkandung dalam logo baru perusahaan. Logo itu diluncurkan hampir berbarengan dengan pindahnya kantor Perhutani ke Graha Perhutani. Logo itu kian

8 DUTA Rimba

Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

Makna Logo Baru

menegaskan visi Perhutani, "Menjadi perusahaan pengelolaan hutan terkemuka di dunia dan bermanfaat bagi masyarakat". Logo merupakan suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu yang mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya. Logo membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama

sebenarnya. Logo harus memiliki filosofi dan kerangka dasar berupa konsep dengan tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Logo lebih lazim dikenal oleh penglihatan atau visual, semisal ciri khas berupa warna dan bentuk logo tersebut. Logo memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi, yaitu Kesatuan (berhubungan), Dominasi (daya tarik), Irama (berkesinambungan),

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Ardya Setya Nurvrandita/Kompersh Kanpus

Proporsi (enak dipandang), dan Keseimbangan (sama). Logo yang baik bisa mewakili produk atau perusahaan, dan juga mudah diingat. Proses peluncuran logo baru Perhutani itu sebenarnya sudah dimulai sejak 1 November 2019. Di hari itu, Perhutani mengumumkan langkah selanjutnya dalam evolusi merek perusahaan kehutanan negara itu. Di dalam lima tahun ke depan, Perhutani "Jati Diri Pertiwi" akan menjadi identitas kebanggaan Ibu Pertiwi, Indonesia. Selanjutnya, citra merek terlebih dahulu akan dibangun dengan kuat di dalam negeri, sementara menjangkau dunia. Logo baru Perhutani dimaknai sebagai ikon yang kian menegaskan posisi Perhutani sebagai perusahaan kehutanan yang mengarah kepada posisi terdepan di bidang pengelolaan hutan di dunia. Secara filosofis, logo Perhutani tersebut melambangkan dunia kehutanan Indonesia yang saling terkait erat antara masyarakat dengan ibu bumi pertiwi yang membawakan kemakmuran yang berkelanjutan dari generasi ke generasi. Logo Perhutani menampilkan gambar manusia dan pohon yang berdaun rimbun dalam bentuk lingkaran, dengan tangan yang telapaknya menengadah ke atas di bagian bawah gambar manusia dan pohon. Tentu ada makna mendalam dari tampilan logo tersebut. Arti dan makna logo tersebut dapat dijabarkan gambar demi gambar. Gambar tangan melambangkan unsur pemeliharaan Ibu Pertiwi. Bentuk lingkaran kehidupan melambangkan cincin kayu jati. Manusia dan pohon melambangkan hubungan kuat yang membawa harmoni. Gambar pohon yang kaya akan ragam daun melambangkan

kekayaan mimpi, hutan, produk alami, dan manusia. Sedangkan tulisan Perhutani dengan gaya tulisan (font) PERHUTANI melambangkan pondasi yang kuat untuk pertumbuhan. Selain gambar, pemilihan warna yang mengandung makna tersendiri di dalam logo. Di logo Perhutani tersebut, ada dua warna hijau yang dominan. Hijau tua atau hijau hutan, dan hijau limau. Hijau

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

hutan melambangkan subur, alam, kekayaan, berkelanjutan, damai, dan permulaan yang baru. Sedangkan hijau limau melambangkan penuh semangat, energi tinggi, kreativitas, kesegaran, dan keyakinan.

Semangat Baru Ada semangat baru yang coba dibangun dengan peluncuran logo baru perusahaan. Lewat Logo Baru itu, Perhutani ingin semakin

DUTA Rimba 9


primarimba menegaskan komitmen untuk mewujudkan visinya "Menjadi perusahaan pengelolaan hutan terkemuka di dunia dan bermanfaat bagi masyarakat". Visi yang kemudian dijabarkan dalam misi Perhutani. Ada tiga misi Perhutani yang ingin dicapai. Satu, Mengelola sumber daya hutan secara lestari (Planet). Dua, Meningkatkan manfaat pengelolaan sumber daya hutan bagi seluruh pemangku kepentingan (People). Tiga, Menyelenggarakan bisnis kehutanan dengan prinsip Good Corporate Governance (Profit). Visi dan misi itulah yang membuat tinggi semangat insan-insan Perhutani. Visi dan misi Perhutani itu kemudian diturunkan dalam wujud Budaya Perusahaan. Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan Perhutani sebagai landasan dan acuan bagi Perhutani untuk mencapai tujuan. Perhutani mendefinisikan budaya perusahaan tersebut dalam empat nilai yang disingkat JPP yang dijabarkan dalam perilaku utama perusahaan, yaitu INTIKU (integritas, inovatif, fokus, unggul). Keberadaan visi, misi, dan budaya perusahaan tersebut menjadi jiwa yang melekat dalam seluruh aktivitas insan-insan Perhutani. Juga membentuk semangat yang membakar gelora dalam setiap upaya meraih kinerja unggul. Dan menjelma dalam spirit jiwa korsa rimbawan. Istilah "jiwa korsa" berasal dari bahasa Perancis, esprit de corps. Artinya adalah kesadaran korps, perasaan sebagai suatu kesatuan, kekitaan, serta kecintaan terhadap suatu perhimpunan atau lembaga. Jiwa korsa dapat berwujud berupa banyak hal, misalnya rasa hormat

10 DUTA Rimba

kepada korps, setia kepada sumpah, janji dan tradisi, kesadaran bersama antarkawan dalam satu korps, dan kebanggaan menjadi anggota korps. Konsep "jiwa korsa" pertama kali diperkenalkan oleh Napoleon Bonaparte dalam hal strategi peperangan. Bahwa dengan adanya Jiwa Korsa itu,

tentara dalam satu unit harus saling setia, bahu-membahu, dan melindungi, untuk memenangkan suatu perang. Logo baru, kantor baru, semangat baru. Semoga semua melebur menjadi satu dalam kinerja luar biasa, sehingga prestasi demi prestasi dapat terus dicapai. • DR

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Lebih Mudah! Ajukan permohonan informasi publikmu melalui formulir online

Layanan Informasi Publik Perum Perhutani

www.perhutani.co.id

Cepat, Tepat, Murah, Sederhana

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 11


RIMBAutama

Semangat Pemuda,

Semangat Peduli Hutan

Di tengah momentum Peringatan Hari Sumpah Pemuda, insan-insan Perhutani menggelar kegiatan penanaman bersama. Selain untuk memaknai hari besar nasional, kegiatan itu juga untuk membangkitkan jiwa Nasionalisme, Patriotisme, dan menggelorakan semangat pemuda yang cinta tanah air dan peduli lingkungan. Selain itu, rangkaian kegiatan yang digelar di sejumlah wilayah itu juga sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan.

S

etiap tanggal 28 Oktober, seluruh bangsa Indonesia mengenang dan memeringati salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Peristiwa yang dikenal sebagai Peristiwa Dikumandangkannya Sumpah Pemuda itu menjadi titik balik perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah dan menuju terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Momentum Sumpah Pemuda itulah yang mengubah model perjuangan yang sebelumnya bersifat lokal

12 DUTA Rimba

kedaerahan menjadi pergerakan dalam persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia. Pentingnya peristiwa Sumpah Pemuda itu membuat setiap tanggal 28 Oktober, selalu ada kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Begitu pula, insan-insan Perhutani di seluruh wilayah juga melakukan kegiatan peringatan tersebut. Misalnya yang terlihat di Bogor. Di dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda dan untuk membangkitkan jiwa

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 13


Nasionalisme, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor menggelar kegiatan penanaman pohon bersama. Kegiatan yang diadakan tepat di Hari Sumpah Pemuda, Rabu 28 Oktober 2020, itu diikuti oleh Komunitas Rider; Camat Cisarua, Deni Humaedi beserta jajaran; Forkopimcam Cisarua; dan karyawan Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor. Tempat berlangsungnya kegiatan itu adalah di Wisata Batulayang, Petak 11, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, BKPH Bogor, KPH Bogor. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Bogor melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Bogor, Ade Soma, menyampaikan, kegiatan penanaman pohon tersebut diadakan dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda ke-92. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai upaya untuk memulihkan, memertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan, sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Mereka mengambil momen Peringatan Sumpah Pemuda, agar semangat pemuda pada 92 tahun lalu yang menggelorakan persatuan bangsa itu juga meresap dalam semangat mereka untuk melestarikan hutan dan menjaga kelangsungan lingkungan hidup. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Camat Cisarua, Deni Humaedi, menyampaikan, kegiatan penanaman tersebut dilakukan di lokasi Wisata Batulayang dan diikuti 50 orang peserta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Harapan kami, ke depannya, semoga kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga

14 DUTA Rimba

Foto: Danu/Kompersh KPH Bogor

rimbaUTAMA

bermanfaat terhadap lingkungan hidup dan masyarakat di wilayah sekitar,” katanya.

Bersama BEM UNSIL Kegiatan penanaman dalam rangka memeringati Hari Sumpah Pemuda juga dilakukan di Tasikmalaya. Di hari yang sama, Rabu, 28 Oktober 2020, Perhutani KPH Tasikmalaya bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya, dan para Stakeholders Kota Tasikmalaya, memeringati Hari sumpah Pemuda ke-92 Tahun. Kegiatan peringatan itu diadakan

dengan melakukan penanaman pohon pada lokasi tanaman tahun 2020, yaitu di Petak 6f, RPH Sukaraja, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya. Kegiatan tersebut mengusung tema "Bersatu dan Bangkit". Kegiatan memaknai hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun itu diaplikasikan oleh pemuda-pemudi yang tergabung dalam BEM Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi Tasikmalaya dengan menanam pohon. Jenis pohon yang ditanam di hari itu adalah jati dan mahoni. Pohon-pohon itu ditanam di kawasan hutan, demi memertahankan kelestarian hutan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: UU Wahyudin/Kompersh KPH Tasikmalaya

dan lingkungan, untuk kebaikan dan kemanfaatan di masa mendatang. Sejumlah pejabat daerah hadir dalam acara tersebut. Di antaranya adalah Wakil Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Yuyu Rahayu; Ketua BEM FAI UNSIL, Moch Faqih Ibrahim; Camat Kawalu, Rusani; Lurah Urug, Liwan; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Saronge, Dedi Damara beserta anggotanya; karyawan-karyawati Perhutani KPH Tasikmalaya; serta puluhan mahasiswa. Di dalam sambutannya di kesempatan itu, Yuyu Rahayu menyampaikan pesan

Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, bahwa pihaknya merasa bangga dan menyatakan terima kasih atas inspirasi dan semangat mahasiswa yang peduli akan kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Ia pun berharap, kegiatan tersebut selanjutnya akan menjadi program rutin buat BEM FAI UNSIL Tasikmalaya. “Mudah-mudahan kegiatan seperti ini menjadi inspirasi positif bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan peduli akan pentingnya kelestarian alam, dan ikut menjaga dan memerhatikan keberlangsungan ekosistem dalam hutan,” ucapnya.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Yuyu menambahkan, Perhutani KPH Tasikmalaya sudah biasa karena telah secara rutin mengadakan kegiatan serupa. Di antaranya adalah mengadakan penanaman dan penyulaman di lokasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah RPH Leuwisari, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya, dengan jenis tanaman nangka dan suren. Ketika itu, kegiatan tersebut dilakukan bersama Anggota LMDH. Juga ada kegiatan program penanaman Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) di lokasi hutan Pantai Cidadap Karangnunggal dengan jenis Cemara laut.

DUTA Rimba 15


rimbaUTAMA Sementara itu, Ketua BEM FAI UNSIL Tasikmalaya, Moch Faqih Ibrahim, mengucapkan terima kasih atas kesiapan, motivasi, serta fasilitas yang diberikan oleh Perhutani dan stakeholder Kota Tasikmalaya, sehingga kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan sukses. “Melalui acara ini, bagi kami, bisa menambah ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan pentingnya menjaga kelestarian hutan, melatih jiwa korsa, rasa peduli, dan motivasi untuk menjadi lebih baik. Harapan kami, kerja sama antara mahasiswa dengan Perhutani selanjutnya akan semakin erat dan saling mendukung dalam menjaga kelestarian alam,” jelasnya.

Di Ngawi, kegiatan tanam pohon bersama dalam memeringati Hari Sumpah Pemuda juga dilakukan. Pada Kamis, 29 Oktober 2020, Perhutani KPH Lawu Ds mendukung Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Ngawi, melakukan gerakan penanaman 10.000 pohon di Bumi Perkemahan (Buper) Suwono Park. Buper Suwono Park lokasinya berada di Petak 23, RPH Ngetreb, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds. Hadir dalam kegiatan Gerakan Penanaman Sepuluh Ribu Pohon itu, antara lain Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar; Anggota TNI/Polri, perwakilan PDAM, Tagana, BPBD, Karang Taruna, Dinas Kesehatan, Manajemen Suwono Park, dan Anggota Pramuka Kwarcab Ngawi. Di kesempatan itu, melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara, Budi Prihartono, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menyatakan sangat mendukung kegiatan yang dilakukan bersama Gerakan Pramuka tersebut. “Kegiatan ini dapat meningkatkan sinergitas

16 DUTA Rimba

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds

Di Buper Suwono Ngawi

lintas sektoral secara nyata dalam mewujudkan kelestarian hutan. Selain itu, juga untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dan alam kepada Anggota Pramuka. Diharapkan, kegiatan semacam ini dapat menjadi agenda rutin,” katanya. Menurut Budi Prihartono, ada berbagai jenis pohon yang ditanam di acara Gerakan Menanam Sepuluh Ribu Pohon yang lokasinya secara administratif bertempat di Desa Hargomulyo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, tersebut. Antara

lain adalah beringin, matoa, aren, dan mahoni. Sebagian bibit pohonpohon tersebut merupakan bantuan dari Perhutani KPH Lawu Ds. Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, dalam arahannya saat memimpin apel di kegiatan tersebut, menyatakan, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut, dirinya mengajak generasi muda melalui Gerakan Pramuka, untuk melakukan kegiatan pelestarian hutan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan, agar lingkungan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu Ds

"Sumpah Pemuda" adalah hasil keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta). Keputusan Kongres Pemuda II tersebut menegaskan citacita tentang akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Tiga hal itulah yang menyatukan seluruh komponen negara Indonesia. hidup terpelihara. Dan agar sumber air di sekitarnya dapat terjaga.

Kongres Pemuda II Peristiwa "Sumpah Pemuda" adalah peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. "Sumpah Pemuda" adalah hasil keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta). Keputusan Kongres Pemuda II tersebut menegaskan cita-cita tentang akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Tiga hal

itulah yang menyatukan seluruh komponen negara Indonesia. Hasil keputusan itu selanjutnya diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia". Kongres Pemuda II juga mengamanatkan agar hasil keputusan itu "disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulanperkumpulan". Sehingga, "Sumpah Pemuda" pun dengan cepat dapat disosialisasikan ke seluruh Indonesia. Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri sebenarnya tidak muncul dalam

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

hasil putusan Kongres Pemuda II tersebut. Istilah "Sumpah Pemuda" baru diberikan setelahnya. Bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda di Jakarta (penulisan menggunakan ejaan van Ophuijsen), adalah "Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia." Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda yaitu hari nasional yang bukan hari libur. Hari Sumpah Pemuda itu ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda. • DR/Bgr/Dn/Tsk/UWA/Lwuds/Eko

DUTA Rimba 17


rimbaUTAMA

Aksi Bersih-bersih di World Clean-up Day

2020

Medio September 2020, insan-insan Perhutani di sejumlah wilayah menggelar aksi bersih-bersih. Mereka antara lain memilah sampah rumah tangga, melakukan penyerahan dan penimbangan sampah, dan menyampaikan sampah yang telah dipilah itu ke Bank Sampah. Semua itu dilakukan dalam mendukung aksi Gerakan Indonesia Bersih - World Clean-up Day 2020. Sebuah langkah yang diharapkan akan memberi inspirasi bagi masyarakat yang lain untuk juga berbuat hal yang sama dan menumbuhkan kepedulian untuk sadar tentang kelestarian lingkungan hidup.

U

paya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup itu dilakukan Ikatan Istri Karyawan Perhutani (IIKP) Divisi Regional Jawa Tengah (Divre Jateng). Pada Sabtu, 19 September 2020, mereka melakukan penyerahan dan penimbangan sampah di bank sampah Ngudi Lestari (Gade) Kelurahan Tinjomoyo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal itu mereka lakukan dalam mendukung aksi Gerakan Indonesia Bersih - World Clean-up Day 2020. World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang intinya berusaha menggerakkan masyarakat di banyak negara untuk membersihkan planet bumi dari sampah. Caranya dengan mengajak para relawan untuk berkontribusi dalam kegiatan

18 DUTA Rimba

bersih-bersih dan pilah sampah. Sebab, menjaga lingkungan dan kebersihan bukan hanya harus dilakukan oleh petugas kebersihan atau segelintir orang saja. Tetapi harus menjadi kesadaran semua orang. Hal itu coba diwujudkan IIKP Divre Jateng yang ikut berpartisipasi dalam gerakan bersih-bersih, dengan memilahmilah sampah rumah tangga yang telah terhimpun di sekitar Kota Semarang. Lalu sampah yang telah dipilah itu mereka serahkan ke bank sampah Ngudi Lestari (Gade). Penyerahannya dilaksanakan oleh Ketua IIKP Divre Jateng, Elvrista Nurmalina, didampingi oleh Penasehat IIKP Bidang Sosial Budaya, Ibu Tuti Hartati, dan beberapa perwakilan istri karyawan. Pengurus bank sampah Ngudi Lestari menerima sampah yang

telah dipilah itu untuk selanjutnya ditimbang dan didaur ulang. Saat menyampaikan kata sambutan di kesempatan itu, Ketua IIKP, Elvrista Nurmalina, mengatakan, kegiatan tersebut positif. Ia pun berpesan agar kegiatan itu terus dilanjutkan. Tidak hanya saat menjelang momen World Clean-up Day yang diperingati setiap tanggal 21 September saja. “Semoga dengan adanya Bank Sampah seperti di Ngudi Lestari ini, negeri kita tidak hanya menjadi lebih tertata rapi, bersih, dan asri, namun juga memberi manfaat bagi kesehatan warga, dan akan dapat membantu perekonomian Indonesia, serta menyelamatkan bumi tercinta,” ujarnya. Di tempat yang sama, Ketua Bank Sampah Ngudi Lestari, Umi Nasiah, mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada IIKP Divre

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Arifmukti Aji/Kompersh Divre Jateng

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 19


rimbaUTAMA Jateng yang telah berkunjung di Ngudi Lestari dan melihat proses kerja pemilahan sampah yang diterima oleh timnya. “Semoga kegiatan ini bisa memberi contoh kepada banyak warga untuk juga sadar akan bahaya sampah. Dengan itikad baik dari setiap rumah atau tempat kerja dalam memilah sampah, akan memudahkan bank sampah untuk memproses sampah-sampah tersebut sesuai fungsi lanjutannya masing-masing,” kata Umi.

Kegiatan IIK Perhutani di Divre Jateng itu juga dilakukan oleh IIK Perhutani Cabang Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi. Masih dalam rangka menyukseskan kegiatan World Clean-up Day (WCD) 2020 dan Gerakan Indonesia Bersih 2020, Ikatan Istri Karyawan (IIK) Perhutani Cabang KPH Ngawi melakukan pilah sampah rumah tangga. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak pada 13 – 19 September 2020, dari rumah masing-masing dan selanjutnya pada Sabtu, 19 September 2020, dikirim ke Bank Sampah Mojorejo, Desa Grudo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Ratna Maidawati Haris Suseno selaku Ketua IIK Perhutani Cabang KPH Ngawi hadir langsung di acara tersebut. Di kesempatan itu, Ratna Maidawati menyampaikan, kegiatan pilah sampah yang dilakukan oleh anggotanya dari rumah tersebut dilakukan selama satu minggu dan puncaknya adalah tanggal 19 September 2020. “Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih, dan untuk menyelamatkan bumi Indonesia tercinta ini. Semoga ke depannya akan lebih sehat, sukses, dan terus semangat untuk kita semua,” tutur Ratna.

20 DUTA Rimba

Foto: Ratih Kartiningtyas Kompersh KPH Ngawi

Serentak Pilah Sampah

Sementara itu, pengelola Bank Sampah Mojorejo, Sri Maryani, menerangkan, sampah yang dipilah tersebut nantinya akan didaur ulang sesuai kegunaannya. “Sampah yang sudah dipilah itu akan didaur ulang, sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk kerajinan tangan dan kompos. Insya Allah bisa memiliki nilai jual juga,” katanya.

IIKP Kedu Utara Di hari yang sama, IIK Perhutani KPH Kedu Utara juga mengambil bagian dalam kegiatan menyukseskan World Clean-up Day (WCD) 2020. Kegiatan yang dibingkai dalam tajuk “Bersatu Untuk Indonesia Bersih” itu digelar bersama Bank Sampah “Bugenvil” Jurang Ombo Utara, Kota Magelang, Sabtu, 19 September 2020.

Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, di momentum World Clean-up Day (WCD) 2020 itu, IIK Perhutani KPH Kedu Utara melaksanakan aksi bersih-bersih di lingkungan dan pilah sampah rumah tangga. Kegiatan tersebut dilakukan sejak tanggal 13 September 2020 sampai 19 September 2020. Di dalam kegiatan tersebut, relawan aksi bersih-bersih dari Perhutani KPH Kedu Utara mengumpulkan dan memilah sampah-sampah yang terhimpun yang kemudian disampaikan ke Bank Sampah “Bugenvil”. Di kesempatan itu, Ketua IIK Perhutani KPH Kedu Utara, Hariyanti Damanhuri, menyampaikan, “Hari bersih-bersih sedunia ini merupakan aksi sosial global tahunan yang mengajak masyarakat untuk ikut serta membersihkan dan menjaga

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Kompersh Kedu Utara

World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang bertujuan menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi. kebersihan yang bertujuan mengurangi masalah sampah. Kegiatan ini juga memiliki harapan untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan aksi bumi yang bersih dan sehat,”ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa di tengah kondisi wabah pandemi Covid-19 yang belum mereda ini, dihimbau seluruh relawan World Clean-up Day 2020 agar selalu waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dalam melaksanakan kegiatan itu. Sementara Pengelola Bank Sampah “Bugenvil”, Enty Sri Hardani, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Ketua IIK Perhutani KPH Kedu Utara atas partisipasi dalam gerakan World Clean-up Day. “Kami terima pilahan sampahsampah yang berhasil dikumpulkan

tim Perhutani KPH Kedu Utara, untuk selanjutnya kami proses dan daur ulang sesuai karakteristik masingmasing. Semoga aksi ini bermanfaat bagi terciptanya lingkungan yang asri,” pungkas Enty.

Hari Bersih-bersih Dunia World Clean-up Day atau WCD merupakan hari bersih-bersih sedunia yang diperingati setiap tanggal 19 September di hampir seluruh negara di dunia. Tujuan kampanye WCD ini adalah membangkitkan kesadaran terhadap perilaku mengelola sampah di masyarakat. World Clean-up Day adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang bertujuan menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi. Gerakan WCD berada di bawah naungan Yayasan Let's Do It World

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

(LDIW). Gerakan itu bertujuan untuk menyatukan komunitas global dan meningkatkan kesadaran serta melakukan perubahan dalam mewujudkan aksi untuk bumi yang bersih dan sehat. Lima tahun belakangan, Indonesia mulai aktif bergabung dan berkontribusi dalam gerakan WCD. Sejak itu, Indonesia menarik sejumlah relawan untuk bergabung serta melakukan kegiatan bersih-bersih di beberapa daerah di tanah air. Kegiatan bersih-bersih itu pertama kali dilakukan tahun 2008 di Republik Estonia, Eropa Utara. Ketika itu, mereka berhasil mengumpulkan 50.000 orang untuk membersihkan seluruh negara dalam waktu lima jam. Sehingga, kegiatan itu dinilai sukses. Melihat kesuksesan kegiatan itu, tahun 2011 Yayasan LDIW didirikan untuk menyebarkan dan menerapkan pola kegiatan bersihbersih di suatu negara dalam satu hari, yang serentak dilakukan di seluruh dunia. Saat ini, Yayasan LDIW sedang berfokus pada rencana besar menuju dunia bebas sampah 2020, dengan meluncurkan program Keep It Clean. Kegiatan itu mengacu pada prinsip Circular Economy, dengan melakukan tiga kegiatan utama. Pertama, pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Artinya, memberikan edukasi di beberapa sektor yang bertujuan untuk menggiring perubahan sikap. Kedua, bekerjasama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memfasilitasi proses untuk mengadopsi dan menjalankan sistem Manajemen Sumber Daya yang berkelanjutan dan mengedepankan lingkungan. Ketiga, peningkatan kesadaran melalui kegiatan sipil besar-besar semisal World Clean-up Day, pemetaan limbah, dan lain-lain. • DR/ DivreJateng/Cia/Ngw/Rth/Kdu/Eko

DUTA Rimba 21


rimbaUTAMA

Memupuk Cinta kepada Hutan,

Menanam Harap untuk Masa Depan Generasi muda adalah cermin masa depan. Ketika kita melihat wajah generasi muda, pada prinsipnya sama dengan melihat masa depan kita. Sehingga, perlu ada langkah-langkah pembinaan generasi muda sebagai para penerima tongkat estafet yang akan meneruskan perjalanan selanjutnya. Itulah yang dilakukan Perhutani, salah satunya dengan membina Saka Wanabakti. Para Anggota Gerakan Pramuka itu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup di sejumlah daerah.

S

alah satu bentuk pembinaan Anggota Pramuka dalam menggiatkan kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup itu terlihat di Blambangan, Jawa Timur. Di hari Minggu, 4 Oktober 2020, Saka Wanabakti binaan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan bersama Komunitas Ikatan Pecinta Alam Semar Sakti (IKPASS) Pesanggaran, melakukan kegiatan reboisasi hutan mangrove seluas 4 hektar. Lokasinya terletak di Petak 130h, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedunggebang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Blambangan, KPH Banyuwangi Selatan. Instruktur Saka Wanabakti Banyuwangi, Maryono, hadir dalam acara tersebut. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani

22 DUTA Rimba

KPH Banyuwangi Selatan, Nur Budi Susatyo, dalam kapasitas selaku Pembina Saka Wanabakti Banyuwangi, melalui Instruktur Saka Wanabakti, Maryono, mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilakukan seminggu sekali. Tujuannya adalah memperkenalkan tentang pentingnya fungsi dan manfaat hutan kepada generasi muda. Salah satu fungsi hutan adalah mencegah abrasi. “Tanaman mangrove berfungsi untuk mencegah terjadinya air laut naik ke darat,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Komunitas IKPASS Pesanggaran, Mohammad Kowim, usai acara penanaman mangrove, mengatakan, kegiatan tesebut merupakan agenda rutin bagi pihaknya sebagai pecinta alam. Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang mereka lakukan. “Bukan hanya reboisasi tanaman mangrove

ini yang dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah bersih-bersih sungai dari sampah,” katanya. Kowim melanjutkan, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan hidup dan hutan merupakan kewajiban kita semua, terutama generasi muda. “Selagi kami mampu, sebagai generasi milenial akan selalu siap menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan orang banyak,” imbuhnya. Sedangkan salah satu anggota Saka Wanabakti Banyuwangi, Gita Putri Maharani, mengatakan, ia merasa bersyukur karena dengan langsung praktik menanam, ia bisa menambah ilmu pengetahuan tentang fungsi dan manfaat tanaman mangrove. “Di sekolah belajar teori, sementara di lapangan seperti sekarang ini kami langsung praktik,” ujar Gita, yang masih bersekolah di SMK Negeri 17 Tegaldlimo.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Mukhlisin/Kompersh Banyuwangi Selatan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 23


Foto : Sugiono/Kompersh KPH Jombang

rimbaUTAMA

Tanaman Hidroponik Keterlibatan Anggota Pramuka dari Saka Wanabakti dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup juga terlihat di Jombang. Senin, 12 Oktober 2020, Pramuka Saka Wanabakti binaan Perhutani KPH Jombang melakukan praktik pembuatan tanaman hidroponik untuk menambah bekal keterampilan bagi para anggotanya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah hidroponik Rusdianto, Desa Kepuh Kembeng, Jombang, Jawa Timur. Di dalam kegiatan tersebut, dipraktikkan cara-cara perawatan tanaman hidroponik, mulai dari tahap pembenihan, penanaman, pemupukan, perawatan, cara membuat wadah dari barang bekas untuk menanam tanaman itu, hingga cara pemanenannya. Para Anggota Pramuka dari Saka Wanabakti binaan Perhutani KPH Jombang pun terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Di kesempatan itu, pemilik rumah hidroponik, Rusdianto, yang juga Pembina Pramuka dari Perencanaan Hutan Wilayah (PHW) III Jombang, menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan para anggota Saka Wanabakti. “Dalam kegiatan ini, kami mengenalkan cara bertani sayuran

24 DUTA Rimba

dengan sistem hidroponik, baik dengan media air maupun dengan cara membuat wadah dari limbah bekas minuman mineral untuk pot tempat menanam. Diharapkan, anggota Saka Wanabakti nantinya termotivasi untuk dapat membuatnya di rumah sendiri, karena hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas,” terangnya. Di kesempatan yang sama, Administratur Perhutani KPH Jombang melalui Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan, Sugiono, selaku Pamong Saka Wanabakti Jombang, menyampaikan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas anggota Saka Wanabakti. Peningkatan keterampilan anggota Saka Wanabakti itu perlu, sebagai bekal untuk mereka berkarya. “Jika mereka berhasil mengembangkan cara bertani sayuran tanaman hidroponik, hasilnya bisa dijual untuk menambah penghasilan,” ujarnya. Sementara itu, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan praktek tersebut, Nova, menyatakan, dirinya sangat berterima kasih kepada Perhutani yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan praktik pelatihan tentang cara bertani

dengan sistem hidroponik tersebut. Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya dan anggota Saka Wanabakti. “Pelatihan ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan kami sebagai bekal nanti untuk dapat membuat tanaman hidroponik secara mandiri,” katanya.

Resmikan Pusdiklat Pramuka Peran aktif Perhutani dalam membina Saka Wanabakti juga tampak di Kediri. Pada Rabu, 14 Oktober 2020, Perhutani KPH Kediri meresmikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pramuka Saka Wanabakti Kediri. Pusdiklat tersebut berada di Petak 115, wilayah RPH Parang, BKPH Kediri, KPH Kediri. Asisten Perhutani (Asper) BKPH Kediri, Aziz, hadir dan melakukan peresmian pusdiklat tersebut, mewakili Administratur Perhutani KPH Kediri, A. Fadjar Agung Susetyo. Saat memberikan sambutan, Azis menyampaikan, pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia. Hal itu penting untuk menjadi seorang Praja Muda Karana (Pramuka). Menurut dia, lahan yang menjadi lokasi Pusdiklat Saka Wanabakti Kediri itu merupakan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Satuan Karya Pramuka Satuan Karya Pramuka Wanabakti atau biasa disingkat Saka Wanabakti adalah salah satu dari 11 Saka Tingkat Nasional Indonesia. Satuan Karya Pramuka Wanabakti merupakan wadah pembinaan bagi

Foto : Kompersh KPH Kediri

lokasi persemaian. Sehingga, para anggota Saka Wanabakti nantinya dapat berlatih dan menambah kompetensinya di sana. “Saka Wanabakti merupakan gerakan pramuka sebagai tempat berkumpulnya Pramuka Penegak yang menyelenggarakan kegiatankegiatan nyata, bermanfaat, dan produktif,” terangnya. Hadir dalam kegiatan tersebut para stakeholders setempat. Selain jajaran Perhutani KPH Kediri, hadir pula Pembina Pramuka Kabupaten Kediri, Perwakilan Saka yang ada di Kabupaten Kediri, Perwakilan Saka Wanabakti dari Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Blitar, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Semen, Kapolsek Mojo, Perangkat Desa setempat, dan adik-adik Saka Wana Bhakti Perhutani. “Peresmian Pusdiklat ini merupakan momen penting dalam upaya menghidupkan kegiatan Saka Wanabakti, khususnya di Kota dan Kabupaten Kediri. Pusdiklat ini sarana dan prasarananya lengkap. Silakan adik-adik manfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan Pramuka,” kata Aziz. Sementara itu, Juaini yang mewakili Pembina Pramuka Kabupaten Kediri, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah menyiapkan tempat sebagai wadah pelatihan generasi muda. Senada dengan Juaini, Kapolsek Semen, AKP Siswandi, dalam kesempatan tersebut juga berpesan kepada generasi muda untuk selalu melakukan kegiatan yang positif.

Satuan Karya Pramuka Wanabakti merupakan wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memberikan pengetahuan, keterampilan praktis, dan menanamkan tanggung jawab di bidang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama kehutanan. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memberikan pengetahuan, keterampilan praktis, dan menanamkan tanggung jawab di bidang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama kehutanan. Saka Wanabakti dibentuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1983. Pembentukan Saka Wanabakti diawali dengan penandatanganan kerja sama oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Letnan Jenderal Mashudi dengan Menteri Kehutanan, Dr. Soedjarwo. Kerja sama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 134 Tahun 1983 tentang Satuan Karya Wanabakti, tertanggal 10 Desember 1983. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 19 Desember 1983, Pimpinan Saka Wanabakti Nasional dilantik oleh Wakil Presiden RI, Umar Wirahadikusumah. Saka Wanabakti menjadi satu di antara sebelas Satuan Karya Pramuka yang bersifat Nasional.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Artinya, saka ini telah terbentuk kepemimpinan mulai di tingkat cabang, daerah, hingga nasional. Kata "wanabakti" sendiri berasal dari kata "wana" dan "bakti". Wana merupakan kata dari bahasa Sansekerta yang berarti hutan, sedangkan bakti berarti tunduk dan hormat, setia, atau perbuatan yang menyatakan setia. Selain Saka Wanabakti, sakasaka lain yang bersifat nasional adalah Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Dirgantara, Saka Bakti Husada, dan Saka Kencana. Juga Saka Taruna Bumi, Saka Wira Kartika, Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widaya Budaya Bakti. Sesuai dengan tujuannya untuk menanamkan tanggung jawab dan kecintaan terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, utamanya di bidang kehutanan, maka pembentukan dan pengelolaan Saka Wanabakti diselenggarakan atas kerja sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. • DR /Bws/Muk/ Jbg/Gn/Kdr/Ton

DUTA Rimba 25


Foto: Mikasa Z/Kompersh KPH Sumedang

rimbaUTAMA

26 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Bersama

Mitra Binaan Sebagai BUMN, Perhutani secara konsisten menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Di seluruh wilayah kerjanya, Perhutani memiliki mitra binaan yang selalu dibantu untuk mengembangkan diri dan potensi yang mereka punya. Di dalam membantu mengembangkan usaha para mitra binaan agar mereka dapat mandiri dan berkembang, Perhutani juga memberikan bantuan. Tentu saja harapannya agar kesejahteraan hidup para mitra binaan tersebut dapat meningkat.

P

ara mitra binaan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang terlihat berwajah cerah dan ceria pada Selasa, 22 September 2020. Sebab, di hari itu, Perhutani KPH Sumedang menyerahkan Dana Program Kemitraan senilai 115 juta Rupiah kepada 4 mitra binaan. Bertempat di aula Kantor Perhutani KPH Sumedang, penyerahan dana tersebut dilakukan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Sumedang, Asep Setiawan. Saat memberikan sambutan di kesempatan tersebut, Asep Setiawan menyampaikan, maksud dan tujuan program ini salah satunya adalah sebagai upaya Perhutani dalam membantu mengembangkan usaha para mitra

penerima bantuan. Diharapkan, dengan bantuan tersebut para mitra dapat mandiri dan usahanya berkembang. Sehingga, diharapkan pula kesejahteraan hidup para mitra tersebut meningkat, terutama dalam menjalani hidup di tengah kondisi pandemi. “Harapannya, setelah diterima, bantuan ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Para mitra juga kami imbau agar melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai penerima bantuan pinjaman sebagaimana yang telah diatur dan disepakati bersama,” tegas Asep. Sementara itu, salah satu mitra penerima bantuan, Opran, mewakili para penerima pinjaman kemitraan yang lain, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Perhutani KPH Sumedang yang

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

sudah memberikan bantuan modal untuk untuk pengembangan usaha yang ia jalani. “Besar manfaat yang diterima oleh kami dalam memulihkan perekonomian di tengah pandemi ini. Semoga usaha yang kami jalani tetap berjalan lancar. Dan mudah-mudahan Perhutani tetap eksis dan semakin sukses,” kata Opran.

LMDH Bromo Lestari Aktivitas serupa dilakukan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan. Pada Selasa, 27 Oktober 2020, Perhutani KPH Pasuruan menyalurkan dana Program Kemitraan (PK) kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bromo Lestari. Ketua LMDH Bromo Lestari, Sutiko, yang merupakan Warga Desa Wonokitri,

DUTA Rimba 27


Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menerima dana bantuan tersebut mewakili anggota LMDH Bromo Lestari. Kegiatan penyerahan dana tersebut dilaksanakan di Kantor Perhutani KPH Pasuruan. Penyaluran dana pinjaman lunak Program Kemitraan tersebut dilakukan berdasarkan Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur Nomor 2196/023.4/Divre Jatim/PHT/2020 tanggal 22 Oktober 2020, perihal Penyaluran Dana Program Kemitraan (PK) sebesar 50 juta Rupiah. Penyerahan penyaluran dana Program Kemitraan (PK) tersebut dilakukan oleh Kepala Seksi Madya Bidang Keuangan, SDM dan Umum KPH Pasuruan, Anike Kartika Yulistin, mewakili Administratur Perhutani KPH Pasuruan. KSS Keuangan KPH Pasuruan, R.Nandra Lasmoko, turut mendampingi Anike Kartika Yulistin saat menyerahkan bantuan tersebut. Di kesempatan itu, Anike Kartika Yulistin dalam menyampaikan pesan Administratur Perhutani KPH Pasuruan, mengatakan bahwa pinjaman Program Kemitraan yang diserahkan kepada Ketua LMDH Bromo Lestari itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhannya untuk kegiatan pertanian. Pihaknya berharap, bantuan itu dapat digunakan seoptimal mungkin agar hasil pertanian dapat meningkat. Jadi, pendapatan hidup anggota LMDH Bromo Lestari pun dapat naik. “Dengan harapan, hasil pertanian dapat meningkat sehingga dapat menambah perekonomian dan kesejahteraan anggotanya,” ujar Anike. Menurut Anike, pemberian bantuan tidak memberatkan anggota LMDH Bromo Lestari. “Untuk pengembalian modal, dapat

28 DUTA Rimba

Foto: Dedi Chrisnadi/Kompersh KPH Pasuruan

rimbaUTAMA

dilaksanakan pada masa setelah panen. Tidak diangsur setiap bulan, sesuai dengan kesepakatannya,” imbuh Anike. Menanggapi pemberian bantuan tersebut, Sutiko menyatakan sangat berterima kasih kepada Perhutani KPH Pasuruan yang telah memberikan bantuan pinjaman modal melalui program kemitraan. “Bantuan pinjaman ini akan kami bagikan kepada anggota LMDH Bromo Lestari yang beberapa bulan terakhir ini mengalami penurunan hasil panen yang disebabkan oleh adanya wabah pandemi Covid-19,” katanya. Sutiko melanjutkan, adanya bantuan program kemitraan ini sangat membantu pihaknya. Ia pun mengatakan harapan bahwa bantuan itu dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan anggota LMDH Bromo Lestari. “Sesuai dengan aturan, setiap LMDH yang menerima bantuan program pinjaman kemitraan tersebut diwajibkan untuk menjadi peserta Asuransi Amanah Gita,” jelas Sutiko.

Mitra Binaan di Kebonharjo Sementara itu, satu minggu sebelumnya, Perhutani KPH

Kebonharjo menyerahkan bantuan pinjaman Dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Kegiatan yang pada Selasa, 20 Oktober 2020, itu dilaksanakan bertempat di Kantor Perhutani KPH Kebonharjo. Dana bantuan sebesar 220 juta Rupiah itu diserahkan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso, kepada 22 mitra binaan. Di dalam sambutannya, Joko Santoso menyampaikan kepada mitra binaan agar dapat mengelola dana pinjaman tersebut sebaik mungkin. “Semoga bantuan dana yang diberikan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung usaha produktif agar lebih maju dan berkembang, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Mohon agar para mitra juga disiplin dalam menepati angsuran sesuai ketentuan, karena dana tersebut adalah dana bergulir, sehingga bisa membantu mitramitra yang lainnya juga,” ujarnya. Sementara itu, di dalam kesempatan yang sama, perwakilan penerima bantuan dana PKBL, Fahreza Ryan Afriansah, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Faish Alhithori Kompersh KPH Kebonharjo

Perhutani atas bantuan pinjaman modal dan bimbingannya. Menurut pria yang mempunyai usaha persewaan alat pesta tersebut, bantuan Dana Program Kemitraan Bina Lingkungan tersebut sangat membantu, sehingga usahanya dapat berjalan dengan baik dan semakin berkembang. Terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.

Tentang LMDH LMDH adalah singkatan dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Fungsinya adalah untuk mendeskripsikan Fungsi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di wilayah

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Pembentukan LMDH tidak lepas dari perkembangan kondisi sosial masyarakat Indonesia pasca Reformasi. Ketika itu, seiring dengan semakin meningkatnya tekanan masyarakat terhadap sumber daya hutan yang mengarah pada kerawanan sosial berupa kerusakan hutan, Perum Perhutani mengeluarkan kebijakan tentang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Plus (PHBM Plus). PHBM Plus adalah suatu sistem pengelolaan hutan yang dilakukan bersama dengan jiwa berbagi antara Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan dan pihak

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

yang berkepentingan. Sehingga, kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan pun dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional. Di dalam pelaksanaan PHBM Plus di suatu kawasan, dalam melaksanakan hak dan kewajibannya, masyarakat desa hutan membentuk sebuah lembaga masyarakat yang disebut Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk berperan dalam proses kerja sama dengan Perum Perhutani dan pihak yang berkepentingan. Anggota LMDH adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah desa hutan. Keberadaan LMDH, selain dapat membantu pengelolaan hutan oleh Perhutani, juga dapat membantu masyarakat dalam mengurangi persoalan sosial yang kerap kali dihadapi, yaitu masalah pengangguran. Misalnya, pengembangan hutan pinus akan menimbulkan dampak pada wilayah dimana hutan itu berada. Dampak yang ditimbulkan itu berupa dampak sosial dan ekonomi, semisal adanya pengurangan jumlah pengangguran, penyerapan tenaga kerja, dan menambah penghasilan bagi masyarakat di sekitar hutan, melalui kegiatan pengelolaan hutan. Kegiatan pengelolaan hutan itu misalnya kegiatan penanaman, pemeliharaan, penyadapan getah pinus, penebangan, serta pemanfaatan lahan di bawah tegakan semisal pola Tumpangsari. Selain itu, lewat program PKBL, Perhutani juga memberikan bantuan agar LMDH-LMDH yang menjadi mitra binaannya itu dapat mengembangkan kemampuan ekonomi dan bisnis, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. • DR/Smd/MZN/Psu/Dd/ Kbh/Sol

DUTA Rimba 29


rimbaUTAMA

Implementasi Perhutanan Sosial di Sejumlah Daerah

P

Perhutani secara konsisten terus menjalankan Program Perhutanan Sosial. Implementasinya dilakukan di seluruh wilayah hutan yang menjadi pangkuan Perhutani. Sosialisasi Perhutanan Sosial kepada masyarakat pun selalu dilakukan. Sehingga, masyarakat desa hutan juga akan semakin memahami konsep Perhutanan Sosial dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

ada Selasa, 1 September 2020, Perhutani KPH Jember menerima kedatangan Tim dari Balai Perhutanan Sosial dan Kelola Lingkungan (BPSKL) Jawa-Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra). Kedatangan Tim dari BPSKL Jabalnusra itu diterima langsung oleh Administratur Perhutani KPH Jember, Rukman Supriatna. Di hari itu, BPSKL Jabalnusra melakukan pendampingan dan verifikasi usulan sarana prasarana usaha produktif kelompok Perhutanan Sosial yang sudah mendapatkan Surat Keputusan Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) di wilayah Perhutani KPH Jember. Saat menerima kedatangan Tim Verifikasi dari BPSKL Jabalnusra itu, Rukman Supriatna menyatakan, pihaknya berharap, dengan pendampingan oleh Tim

30 DUTA Rimba

BPSKL Jabalnusra ini, semoga Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang sudah dibentuk oleh kelompok masyarakat akan mampu mengoptimalkan manfaat kawasan hutan dalam mendukung kelestarian hutan, agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa hutan. Rukman juga menegaskan, implementasi Perhutanan Sosial di Kabupaten Jember telah berjalan dengan cukup baik. Implementasinya telah pula mendapatkan pendampingan dan pengawalan dari Perhutani KPH Jember, Cabang Dinas Kehutanan wilayah Jember, Pemkab Jember bersama instansi terkait, perbankan, dan kalangan perguruan tinggi di Jember. Dari hasil tindak lanjut tentang usulan dari masyarakat, kelompok masyarakat desa sekitar hutan yang sudah menerima SK Kulin KK harus menyusun Rencana Kerja Tahunan

(RKT), Rencana Kerja Usaha (RKU), dan membentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Sehingga, BPSKL Jabalnusra bisa menindaklanjuti usulan kelompok usaha produktif dengan memverifikasi langsung kepada kelompok pengusul tersebut. Di kesempatan itu, Awan Setiawan dari Tim BPSKL Jabalnusra, menjelaskan, kehadiran dirinya bersama tim di hari itu hanya untuk memverifikasi usulan kelompok masyarakat yang telah diterima BPSKL Jabalnusra. Verifikasi dilakukan guna mengetahui secara langsung kesesuaian usulan dengan kebutuhan kelompok. Menurut Awan, kelompok Perhutanan Sosial yang mencukupi syarat untuk menerima hibah alat produktif diharapkan agar benar-benar mampu mengoperasikan dan memelihara secara baik, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Agus Sulaiman/Kompersh KPH Jember

kesejahteraan masyarakat desa hutan. “Bagi kelompok masyarakat Perhutanan Sosial yang mengusulkan sarana prasarana usaha produktif akan diverifikasi oleh Tim BPSKL dalam hal usulan secara tertulis, sudah memegang SK Kulin KK, memiliki RKT dan RKU, membentuk KUPS, dan jenis sarpra yang diperlukan,” tambah Awan.

Verifikasi kemudian dilaksanakan selama kurang lebih 5 hari. Proses verifikasi itu dilakukan dengan secara langsung mendatangi Sekretariat LMDH dan KUPS dengan sarpra yang diusulkan berupa sarpra bidang pengolahan hasil hutan (kopi), wisata alam, dan peternakan. Di dalam proses verifikasi dan pendampingan, berlangsung juga diskusi dan solusi yang paling

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

mampu untuk dilaksanakan, baik secara personal maupun kelompok. Adapun kelompok masyarakat desa hutan yang telah menyampaikan usulan sarpra usaha produktifnya antara lain adalah LMDH Artha Wana Mulya Barokah Desa Sidomulyo Kecamatan Silo, LMDH Sumber Kembang Desa Karangpring Kecamatan Arjasa, LMDH Anugrah Desa Klungkung

DUTA Rimba 31


Foto: Abdul Gani/Kompersh KPH Bondowoso

rimbaUTAMA

Kecamatan Arjasa, LMDH Wana Jaya Negara Desa Badean Kecamatan Bangsalsari, LMDH Wana Makmur Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari, LMDH Wana Mandiri Desa Sumberjati Kecamatan Silo, dan LMDH Dormas Rembangan Jaya Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa.

Sosialisasi di Bondowoso Kegiatan terkait Perhutanan Sosial juga dilakukan di Bondowoso. Sebagai bagian dari proses untuk memercepat pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial di wilayahnya, Perhutani KPH Bondowoso gencar melakukan sosialisasi Perhutanan Sosial kepada masyarakat desa hutan. Misalnya, hal itu terlihat dari kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Rumah Dinas Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Dataran Ijen, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukosari, KPH Bondowoso, pada Selasa, 15

32 DUTA Rimba

September 2020. Hadir dalam acara tersebut antara lain Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Wakil Administratur Wilayah Bondowsoo Selatan, Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis (PPB), segenap Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Kecamatan Ijen, dan pengurus lainnya. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Andi Adrian Hidayat, menyampaikan, ia akan terus berupaya secara konsisten mendukung percepatan pelaksanaan kegiatan Perhutanan Sosial di wilayah kerjanya. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa di wilayah sekitar hutan seperti yang dilakukan saat itu. “Kegiatan sosialisasi diharapkan akan membuka wawasan serta pemahaman masyarakat tentang Perhutanan Sosial yang pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap di wilayah desa

sekitar hutan KPH Bondowoso. Sebagai tindak lanjut sosialisasi, kami akan melakukan pengawalan terhadap proses usulan hingga pelaksanaannya,“ jelas Andi. Mewakili masyarakat desa hutan, dalam kesempatan tersebut Ketua LMDH Gunung Hijau, Hajir, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas pelaksanaan kegiatan sosialisasi Perhutanan Sosial itu kepada masyarakat di sekitar hutan. “Kami Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan siap mendukung program Perhutanan Sosial. Semoga program ini dapat memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Desa,” ujarnya.

Kulin KK di Cianjur Sementara itu, dalam upaya implementasi Perhutanan Sosial (PS), Perhutani KPH Cianjur bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur melaksanakan diskusi pelaksanaan PS skema Pengakuan dan Perlindungan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Ridarsyah/Kompersh KPH Cianjur

Kemitraan Kehutanan (Kulin KK). Diskusi itu dilakukan bertempat di Rumah Dinas Bupati Cianjur, Senin, 19 Oktober 2020. Pelaksanaan PS skema Kulin KK itu sendiri sesuai Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5488/MENLHK-PSKL/ PKPS/PSL.0/10/2020. Hadir dalam kegiatan diskusi tersebut antara lain Administratur Perhutani KPH Cianjur Prasetyo Lukito dan Plt Bupati Cianjur Dudi Sudrahat Abdulrohim beserta jajaran masing-masing. Di dalam penjelasannya, Administratur Perhutani KPH Cianjur, Prasetyo Lukito, mengatakan, kegiatan Perhutanan Sosial melalui skema Kulin KK tersebut akan dapat meningkatkan hubungan kerja antara Perhutani dengan Pemkab Cianjur. “Ini merupakan salah satu sarana administrasi yang akan memberikan manfaat bagi Perhutani maupun Kabupaten Cianjur ke depan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Bupati Cianjur, Dudi Sudrahat Abdulrohim, menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Perhutani. Ia pun berharap, dengan adanya PS skema Kulin KK ini selain dapat memberikan manfaat tentunya akan menumbuhkan kerja sama yang baik antara Pemkab Cianjur dengan Perhutani.

Pengelolaan Hutan Lestari Perhutanan Sosial adalah Sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/ hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya. Selama periode 2015-2019, Pemerintah telah mengalokasikan 12,7 juta hektare untuk Perhutanan Sosial. Alokasi tersebut dilakukan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

melalui lima skema. Skema pertama, Hutan Desa (HD) dengan tenurial HPHD atau Hak Pengelolaan Hutan Desa. Kedua, Hutan Kemasyarakatan (HKm). Di dalam skema HKm ini, izin yang diberikan adalah IUP HKm atau Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan. Ketiga, Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Izin yang diberikan adalah IUPHHK-HTR atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat. Keempat, Hutan Adat (HA). Tenurialnya adalah Penetapan Pencantuman Hutan Adat. Dan kelima, Kemitraan Kehutanan (KK) dalam bentuk KULIN KK atau Pengakuan Perlindungan Kemitraan Kehutanan dan IPHPS atau Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial di Pulau Jawa. Permohonan HPHD, IUP HKm dan IUPHHK HTR dapat ditujukan melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau Gubernur setempat. • DR /Jbr/Ags/ Bwo/Ag/Cjr/RDS

DUTA Rimba 33


RIMBAkhusus

Lingkungan Perhutani

Aman dari Kecelakaan Kerja Di dalam lingkungan kerja di dunia profesional, sangat penting untuk selalu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Indikator paling cepat untuk mengukur penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja itu di sebuah perusahaan sudah optimal adalah nihilnya angka kecelakaan kerja (zero accident). Di Perhutani, masalah keselamatan dan kesehatan kerja itu sangat diperhatikan. Buktinya, kantor Perhutani di sejumlah wilayah meraih penghargaan Zero Accident Award 2020 dari Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.

G

edung Serbaguna Kementerian Tenaga Kerja, Jakarta, pada Kamis, 8 Oktober 2020, menjadi tempat penyelenggaraan penghargaan Zero Accident Award Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 2020. Penyelenggaraan pemberian penghargaan tersebut di tahun ini dilakukan secara berbeda. Wabah pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri kita membuat penyelenggaraan pemberian penghargaan tersebut dilakukan secara virtual. Ajang tersebut juga menjadi momen diraihnya lagi prestasi insan-insan Perhutani. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya ketika itu dinyatakan mendapatkan Anugerah Zero

34 DUTA Rimba

Accident Award Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2020 dari Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Ida Fauziyah. Ada 1.237 perusahaan se-Indonesia mengikuti ajang yang dilakukan secara virtual tersebut. Secara simbolis, penerimaan penghargaan Zero Accident Award 2020 itu diwakili oleh PT Saguling Indonesia. Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, di kesempatan itu menyatakan, di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, penegakan norma K3 menjadi kian penting. Sebab, penegakan norma K3 akan menjaga kelangsungan usaha, sekaligus menjaga keselamatan para pekerja di tempat kerja. Menaker Ida Fauziyah pun menegaskan, ia telah menandatangani Keputusan

Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 312 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Penyakit. “Keputusan menteri tersebut agar dapat dijadikan pedoman bagi semua perusahaan, sehingga upaya recovery ekonomi dari 5 dampak pandemi bisa terus dilakukan,” jelas Ida. Sejumlah tokoh hadir pula di acara yang berlangsung secara virtual itu. Antara lain Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi; Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang; Staf Khusus Menaker, Hindun Anisah; serta para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan RI. Dan di kesempatan itu, Ida

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: UU Wahyudin/Kompersh KPH Tasikmalaya

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 35


rimbakhusus Fauziyah pun mengatakan, ajang penganugerahan Penghargaan K3 Tahun 2020 merujuk hasil penilaian monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan K3 dalam kurun waktu April 2019 sampai April 2020.

Upaya Disiplin Maksimal

di lapangan akan melaksanakan sebagaimana SOP dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja,” jelas Benny.

Perhutani KPH Kuningan Bukan hanya Perhutani KPH Tasikmalaya yang meraih penghargaan atas nihilnya kecelakaan. Perhutani KPH Kuningan pun menorehkan prestasi serupa. Pada Kamis, 8 Oktober 2020 itu pula, di ajang yang sama, Perhutani KPH Kuningan kembali mendapatkan anugerah penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat Nasional Tahun 2020 kategori Zero Accident.

Foto: UU Wahyudin/Kompersh KPH Tasikmalaya

Selain Zero Accident Award, di ajang itu juga diserahkan penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan penghargaan Pembina K3 Terbaik. Penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident Award) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2020 diberikan kepada 1.237 perusahaan termasuk Perum Perhutani KPH Tasikmalaya. Sementara penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) diberikan kepada 2.362 perusahaan. Sedangkan penghargaan Pembina K3 Terbaik diberikan kepada 19 Gubernur di Indonesia. Sementara itu, menanggapi penghargaan yang mereka terima, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih. Menurut dia, penghargaan Zero Accident Award Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Tahun 2020 dari Menteri Ketenagakerjaan RI itu tentunya merupakan hasil dari upaya maksimal dan disiplin yang diterapkan seluruh karyawan Perhutani. Khususnya dalam penerapan sistem manajemen K3 di Perum Perhutani. “Perhutani KPH Tasikmalaya berkomitmen akan terus menerapkan sistem manajemen K3 secara konsisten dan berkesinambungan, untuk meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja, yang tentunya hal itu akan berimbas pada mutu serta produktivitas kerja. Selain itu, seluruh karyawan baik yang bertugas di kantor maupun

36 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


mendapatkan penghargaan Zero Accident ini kami bisa lebih meningkatkan produktifitas kerja karyawan,” ucapnya.

Foto: UU Wahyudin/Kompersh KPH Tasikmalaya

Peduli Terhadap K3

“Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi karyawan Perhutani KPH Kuningan yang mengemban amanah dalam pengelolaan hutan. Harapan kami, dengan mendapatkan penghargaan Zero Accident ini kami bisa lebih meningkatkan produktifitas kerja karyawan,” ucap Administratur Perhutani KPH Kuningan, Mamun Mulyadi. Bersama KPH Tasikmalaya, KPH Kuningan dan perusahaan lainnya termasuk di antara 1.237 perusahaan se-Indonesia yang dinyatakan layak mendapatkan penghargaan tersebut. PT Saguling Indonesia secara simbolis menerima penghargaan itu, mewakili perusahaan-perusahaan penerima, di Gedung Serbaguna Kemnaker, Jakarta. Setelah itu, penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah, kepada seluruh penerima, termasuk kepada

Administratur Perhutani KPH Kuningan, Mamun Mulyadi, yang mengikuti acara tersebut dari ruang kerjanya. Usai mengikuti prosesi penyerahan penghargaan secara daring tersebut, Administratur Perhutani KPH Kuningan, Mamun Mulyadi, mengucapkan rasa syukur dan bangga atas penerimaan Penghargaan K3 tingkat Nasional Tahun 2020 untuk Perhutani KPH Kuningan itu. “Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi karyawan Perhutani KPH Kuningan yang mengemban amanah dalam pengelolaan hutan. Harapan kami, dengan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Sebelumnya, dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah, dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi perusahaan yang selama kurun waktu April 2019 sampai April 2020 minimal 1 tahun tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja, sehingga berhak memeroleh penghargaan Zero Accident atau kecelakaan nihil. Hal itu menunjukkan lingkungan perusahaan tersebut cukup aman dari risiko kecelakaan kerja. Ida Fauziyah pun menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada perusahaan yang peduli terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Ia pun berharap agar diraihnya penghargaan ini dapat terus dipertahankan, sehingga dapat memotivasi perusahaan-perusahaan lain agar bisa mendapatkan penghargaan serupa. “Semoga kesadaran kita untuk selalu melaksanakan K3 secara baik dan benar terus meningkat. Apalagi tantangan penegakan disiplin K3 semakin besar karena adanya pandemi Covid-19. Mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan doa kita agar Covid-19 segera hilang dari bumi Indonesia yang kita cintai ini,” ujar Ida. Selamat kepada para peraih penghargaan Zero Accident Award 2020. Semoga tetap dapat memertahankan suasana aman dan selamat di lingkungan kerja. Semoga pula dapat memotivasi agar keselamatan dan kesehatan kerja tetap dapat terjaga. • DR/Tsm/ UWA/Kng/Her

DUTA Rimba 37


rimbakhusus

Peduli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Diganjar

Penghargaan

B

eberapa hari setelah rekan-rekan mereka di KPH Tasikmalaya dan KPH Kuningan mendapatkan penghargaan Zero Accident Award 2020, pada Kamis, 15 Oktober 2020, giliran Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo yang menerima penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Nasional Tahun 2020 kategori Zero Accident. Mereka menerima penghargaan tersebut bersama 226 perusahaan lainnya di Jawa Timur. Para penerima penghargaan tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang selama kurun waktu minimal 3 tahun tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziah, melakukan penyerahan penghargaan tersebut secara daring kepada seluruh penerima. Salah satunya adalah kepada Administratur Perhutani KPH Jatirogo, Panca P.M. Sihite. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Jatirogo diwakili oleh Kepala Sub Seksi SDM dan Umum Perhutani KPH Jatirogo, Soelisti Janingsih, yang mengikuti acara tersebut secara daring dari ruang kerjanya. Saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan Penghargaan K3 secara daring tersebut, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah, menyatakan, pihaknya

38 DUTA Rimba

Prestasi serupa dengan KPH Tasikmalaya dan Kuningan juga diraih KPH Jatirogo dan KPH Ngawi. Bersama ratusan perusahaan lain di Jawa Timur, mereka pun meraih penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Nasional Tahun 2020 kategori Zero Accident. Hal itu menunjukkan betapa besar kepedulian mereka terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Kepedulian mereka yang tinggi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja itulah yang membuat mereka dinilai layak untuk menerima penghargaan. sangat mengapresiasi perusahaanperusahaan yang selama kurun waktu minimal 3 tahun tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja. Sehingga, perusahaan-perusahaan tersebut berhak mendapatkan Penghargaan Zero Accident atau kecelakaan nihil. Ida Fauziah menambahkan, ia juga memberikan penghargaan yang setinggi-tinginya kepada perusahaan yang peduli terhadap K3. Dan pihaknya pun berharap agar penghargaan itu dapat memotivasi perusahaan-perusahaan yang lainnya yang belum mendapatkan penghargaan untuk terus menerapkan K3 di lingkungan perusahaannya. Ida pun berharap penghargaan ini dapat terus dipertahankan oleh perusahaan-

perusahaan itu, sehingga dapat memotivasi perusahaan-perusahaan lainnya yang belum mendapatkan penghargaan. “Semoga kesadaran kita untuk melaksanakan K3 secara baik dan benar terus meningkat, apalagi tantangan penegakan disiplin K3 semakin besar karena adanya wabah pandemi Covid-19. Kita memohon kepada Allah, mudah-mudahan wabah Covid-19 ini segera hilang dari bumi yang kita cintai ini,” tutur Ida. Di akhir sambutannya, Ida juga berpesan, agar di tengah masa pandemi Covid-19 ini kita tetap mengikuti protokol kesehatan. "Ikuti protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan, tuturnya.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Kompersh KPH Jatirogo

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 39


rimbakhusus mendapatkan penghargaan Zero Accident ini bisa meningkatkan produktivitas kerja karyawan,” katanya. Penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan yang telah melaksanakan program K3 dengan konsisten sehingga dapat mencapai kondisi tanpa kecelakaan kerja. Prestasi tanpa kecelakaan kerja itu terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2019 sampai dengan 30 September 2020.

Foto:Ratih Kartiningtyas/Kompersh KPH Ngawi

Motivasi Pelaku Usaha

Sementara itu, mewakili Administratur Perhutani KPH Jatirogo, Soelisti Janingsih mengucapkan terima kasih atas pemberian penghargaan tersebut. Menurut dia, penerimaan Penghargaan K3 Tingkat Nasional Tahun 2020 untuk Perhutani KPH Jatirogo itu akan menjadi momen bagi seluruh karyawan untuk terus menerapkan K3 dalam bekerja. “Kami berharap, dengan mendapatkan penghargaan Zero Accident Tahun 2020 ini, menjadi momen untuk bisa meningkatkan Produktifitas kerja Karyawannya,” ujarnya.

Perhutani KPH Ngawi Di ajang tersebut, bukan hanya KPH Jatirogo yang dinyatakan meraih penghargaan. Sebab, Perhutani KPH Ngawi juga menerima Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat

40 DUTA Rimba

Nasional Tahun 2020 itu kategori Zero Accident. Mereka pun menerima penghargaan tersebut secara daring bersama 226 perusahaan lainnya yang menjadi penerima di Jawa Timur, Kamis, 8 Oktober 2020. Administratur Perhutani KPH Ngawi, Haris Suseno, menerima penghargaan tersebut secara daring dari Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziah. Seperti para penerima yang lain, Haris mengikuti acara tersebut dari ruang kerjanya. Usai mengikuti penyerahan penghargaan tersebut secara daring, Haris Suseno mengucapkan rasa bangga atas pemberian Penghargaan K3 Tingkat Nasional Tahun 2020 untuk Perhutani Ngawi. “Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi karyawan Perhutani KPH Ngawi yang mengemban amanah dalam pengelolaan hutan. Kami berharap, dengan

Sejumlah pejabat hadir dalam acara tersebut. Di antaranya adalah Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi; Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang; Staf Khusus Menaker, Hindun Anisah; serta Para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kemnaker. Penghargaan K3 bertujuan memotivasi perusahaan, pemerintah daerah, dan pekerja untuk mengimplementasikan K3 dengan lebih baik. Di ajang penghargaan K3 2020 ini, penghargaan kecelakaan nihil (zero accident) diberikan kepada 1.237 perusahaan. Sementara, penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) diberikan kepada 2.362 perusahaan. Sedangkan penghargaan program pencegahan HIV – AIDS di tempat kerja diberikan kepada 233 perusahaan, dan penghargaan pembina K3 terbaik diberikan kepada 19 Gubernur. Juga ada penghargaan untuk 23 LSM yang peduli terhadap pekerja anak. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyatakan, penegakan norma K3 menjadi kian penting di saat pandemi Covid-19. Menurut Menaker Ida, penegakan norma K3 akan menjaga kelangsungan usaha, sekaligus menjaga keselamatan pekerja di tempat kerja. “Pelaku usaha harus terus dimotivasi,” ucapnya. • DR/Jtr/Gun/Ngw/Rth

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 41


Foto: Dadi/Kompersh KPH Kuningan

rimbakhusus

42 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Dari Anugerah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2020

Hari Kamis, 8 Oktober 2020, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia memberikan anugerah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2020 kepada Gubernur dan perusahaan, di Gedung Serbaguna Kemnaker, Jakarta. Penghargaan K3 bertujuan memotivasi perusahaan, pemerintah daerah, dan pekerja, untuk mengimplementasikan K3 dengan lebih baik. Penegakan norma K3 menjadi kian penting di saat pandemi Covid-19. Selain itu, penegakan norma K3 akan menjaga kelangsungan usaha, sekaligus menjaga keselamatan pekerja di tempat kerja.

S

aat pemberian Penghargaan K3 Tahun 2020, sejumlah 1.237 perusahaan menerima penghargaan kecelakaan nihil (zero accident). Sementara penghargaan Sistem Manajemen K3 (SMK3) diberikan kepada 2.362 perusahaan. Sedangkan penghargaan Program Pencegahan HIV – AIDS di Tempat Kerja diberikan kepada 233 perusahaan. Dan penghargaan Pembina K3

Terbaik diberikan kepada 19 Gubernur. Selain itu, Kemnaker RI juga memberikan penghargaan kepada 23 LSM Pemerhati Pekerja Anak. Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, mengatakan, penganugerahan Penghargaan K3 Tahun 2020 merujuk hasil penilaian monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan K3 dalam kurun waktu April 2019 sampai April 2020. Hasil Pengawasan Ketenagakerjaan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

pada 2019 menunjukkan, sebanyak 21.613 perusahaan yang melakukan pelanggaran norma K3. Angka tersebut relatif masih tinggi, sehingga membutuhkan usaha lebih keras untuk menurunkannya. Sedangkan jumlah kecelakaan kerja, jika merujuk pada data BPJS Ketenagakerjaan, pada 2018 telah terjadi 157.313 kasus kecelakaan kerja. Pada Januari – September 2019, angka kecelakaan kerja menurun menjadi 130.923

DUTA Rimba 43


Foto: UU Wahyudin Kompersh KPH Tasikmalaya

rimbakhusus

kasus. Menurut dia, meski angka kecelakaan terjadi penurunan, namun upaya untuk memerkecil angka kecelakaan kerja harus terus ditingkatkan. Baik berupa sosialisasi, training, pengawasan, pemberian saran, pembinaan, penegakan hukum, hingga pemberian penghargaan. “Saya bersyukur, upaya yang dilakukan sudah memperlihatkan hasil, di mana perusahaan yang mempertahankan zero accident setiap tahun mengalami peningkatan,” ucapnya. Pada 2019 misalnya, terdapat 1.052 perusahaan penerima penghargaan zero accident. Pada 2020, jumlahnya meningkat sebanyak 1.237 perusahaan

atau meningkat 12,4%. Lebih lanjut Ida mengatakan, dalam rangka meningkatkan efektifitas perlindungan K3 secara terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi dengan sistem yang ada di perusahaan, maka dunia industri perlu menerapkan sistem manajemen K3 atau SMK3. Penerapan SMK3 bersifat normatif, sehingga wajib ditaati oleh perusahaan. Untuk mendukung keberlangsungan usaha, Menaker Ida Fauziyah pun telah menandatangani Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 312 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha Dalam

Menurut Menaker Ida Fauziyah, meski angka kecelakaan terjadi penurunan, namun upaya untuk memerkecil angka kecelakaan kerja harus terus ditingkatkan. Baik berupa sosialisasi, training, pengawasan, pemberian saran, pembinaan, penegakan hukum, hingga pemberian penghargaan. 44 DUTA Rimba

Menghadapi Pandemi Penyakit. “Keputusan menteri tersebut agar dapat dijadikan pedoman semua perusahaan, sehingga upaya recovery ekonomi dari 5 dampak pandemi bisa terus dilakukan,” kata Ida. Lebih lanjut, Ida pun mengungkapkan, sejak diberlakukannya SMK3 pada 1996, tingkat kepatuhan perusahaan yang menerapkan SMK3 terus meningkat. Sebagai gambaran, tahun 2019 jumlah perusahaan yang mengantongi sertifikat SMK3 adalah 1466 perusahaan. Pada 2020, jumlah tersebut meningkat menjadi 2362 perusahaan atau meningkat 23,6%. Di dalam hal Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di tempat kerja, tahun ini perusahaan yang mendapatkan penghargaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS sebanyak 233 perusahaan. Dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 172 perusahaan. Maka dapat disimpulkan, kesadaran pelaku usaha untuk melakukan program ini masih relatif rendah. “Pelaku usaha harus terus dimotivasi,” ucapnya • DR/Tim Kompersh Kanpus

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


WBS Whistle Blowing System

Perum Perhutani berkomitmen menerapkan Prinsip GCG

MELIHAT, MENGETAHUI DAN MENGALAMI TINDAK KECURANGAN?

LAPORKAN!!! MELALUI WBS PERUM PERHUTANI

layanan.perhutani.co.id/wbs/ NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 45


logo baru kantor baru di tahun baru

46 DUTA Rimba

NO. 86 • NO. TH. 85 14 •• september TH. 14 • Juli -- oktober Agustus • 2020


LENSA

NO. 85 86 • TH. 14 • juli september - agustus - oktober • 2020 • 2020

DUTA Rimba 47


48 DUTA Rimba

NO. 86 • NO. TH. 85 14 •• september TH. 14 • Juli -- oktober Agustus • 2020


LENSA

NO. 85 55 • TH. 9 86 14••november juli september - agustus - -desember oktober • 2020 • 2014 2020

DUTA Rimba 49


KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN PERUM PERHUTANI ISO 37001:2016

1 Mematuhi peraturan perundang-undangan anti penyuapan baik Internasional maupun Nasional, melakukan pengelolaan manajemen anti penyuapan secara berkelanjutan serta memberikan sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

Menerapkan secara konsisten dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen anti penyuapan sesuai standar ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk mencapai Visi Misi Perusahaan

2


3

INTIKU Integritas Inovatif Fokus pada

pelanggan

Unggul

Membangun budaya anti penyuapan melalui tata nilai INTIKU (Integritas, Inovatif, Fokus pada pelanggan, Unggul) secara berkelanjutan dengan dilandasi itikad baik dan keyakinan yang wajar, tanpa takut terhadap tindakan balasan

4

Melarang dan menolak praktik penyuapan, pemberian komisi, gratifikasi, hadiah dan jamuan yang berlebihan.

5 Membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan yang memiliki kewenangan dan kemandirian yang memadai.


SobatRIMBA

52 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 53


SobatRIMBA

54 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 55


lintasrimba

Perhutani dan PT BSI Tandatangani Serah Terima

Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

Lahan Kompensasi

Jakarta - Pada Selasa, 20 Oktober 2020, Perum Perhutani dan PT Bumi Suksesindo (PT BSI) melakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) lahan kompensasi. Lahan seluas 100,32 hektar yang telah direbosiasi itu berada di wilayah administratif Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Acara itu berlangsung di ruang rapat Kantor Perhutani Pusat lantai 20, Jakarta. Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, dan Direktur Utamat PT BSI, Adi Sukri. Mereka didampingi Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Ahmad

56 DUTA Rimba

Ibrahim; Direktur SDM, Umum dan IT Perhutani, Kemal Sudiro; Sekretaris Perusahaan Perhutani, Asep Rusnandar, beserta jajaran; dan Direktur PT BSI, Cahyono Seto, beserta jajaran. Wahyu Kuncoro menyampaikan, Perhutani merupakan BUMN Kehutanan yang mengelola sumber daya hutan, khususnya di Pulau Jawa dan Madura, seluas lebih dari 2,4 juta hektare dengan prinsip 3P (People, Planet, Profit). Artinya, senantiasa memerhatikan keseimbangan lingkungan dan pemenuhan kesejahteraan masyarakat melalui

akses/keterlibatan dalam kelola hutan, serta menjaga Perusahaan menjalankan proses bisnis yang berwawasan lingkungan. "Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.27/Menlhk/Setjen/ Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.7/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019, pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dibebani kewajiban di antaranya menyediakan lahan kompensasi dan reboisasi pada

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus

lahan kompensasinya,” kata Wahyu dalam kesempatan itu. Wahyu menyebut, PT BSI telah menyelesaikan kewajibannya mereboisasi sebagian lahan kompensasi. "Ke depan masih ada yang perlu diselesaikan kewajibannya dari total keseluruhan lahan kompensasi itu. Semoga kegiatan reboisasi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai harapan, dan tentunya melalui mekanisme dan aturan yang berlaku,” tambah Wahyu. Wahyu pun berharap, lahan kompensasi yang disediakan PT BSI betul-betul clear and clean, sehingga tidak menimbulkan permasalahan

baru di kemudian hari. Ia juga menyampaikan, pihaknya sangat membuka kesempatan bekerjasama di bidang lain. Sementara Direktur PT BSI, Cahyono Seto, menyampaikan, pihaknya telah memiliki izin pinjam pakai kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.812/Menhut-II/2014 dan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18/1/IPPKH/PMDN/2016 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk kegiatan operasi produksi pertambangan emas DMP, serta sarana dan prasarananya

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

dengan luas ± 992,86 Hektare yang berada di wilayah kerja Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan. Menurut dia, sampai saat ini PT BSI telah memenuhi kewajiban lahan pengganti seluas 630,96 Hektare yang secara administratif terletak di Kabupaten Bondowoso sesuai Berita Acara Tata Batas (BATB) lahan kompensasi tanggal 27 April 2016 dan Penetapan Lahan Kompensasi menjadi Kawasan Hutan, berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.2506/MenLHK-PKTL/ KUH/PLA.2/4/2017 tanggal 28 April 2017. Cahyono Seto juga mengapresiasi dukungan Perhutani selama ini, sehingga proses IPPKH serta kewajiban melaksanakan reboisasi berjalan lancar. “Terima kasih atas support dan bantuan Perhutani selama ini. Semoga hubungan kerja sama ini terus berjalan dengan baik,” tambahnya. Sesuai Permen LHK Nomor P.27/ Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, kompensasi atas lahan pengganti dengan ratio minimal 1:2. Jadi, PT BSI harus menyiapkan lahan pengganti seluas ± 1.985,72 Hektare. Selain Lahan Kompensasi yang berada di Kabupaten Bondowoso, PT BSI juga telah menyerahkan Lahan Kompensasi kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI seluas ± 1.385,732 Hektare yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sesuai Berita Acara Serah Terima (BAST) Nomor 004/BSI-JKT/ BAST-LK/I/2016 dan BA.2/MENLHKPKTL/RPP/PKTL.0/1/2016 tanggal 15 Januari 2016. Terhadap Lahan Kompensasi tersebut, PT BSI masih memiliki kewajiban mereboisasinya, mengingat sampai saat ini reboisasi yang telah diselesaikan baru seluas 100,32 Hektare. • DR

DUTA Rimba 57


lintasrimba

Perhutani KPH Garut

Foto : Iman Nurdin/Kompersh KPH Garut

Jalin Kerja Sama Tripartit Wisata Panorama Alam Bertaraf Internasional

Garut - Pada Jumat, 4 Juli 2020, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut menjalin kerja sama pengembangan wisata bertaraf internasional secara Tripartit melalui penandatanganan Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK) dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Karacak Mekar Tani dan Mitra pengelola wisata PT Abirama Anugerah Abadi. Acara itu berlangsung di aula Kantor Perhutani KPH Garut. Hadir di acara itu, Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha; Ketua LMDH Karacak Mekar Tani, Upun; dan wakil dari PT Abirama Anugerah Abadi, Ade Hamdani. Obyek kesepakatan kerja sama itu adalah pemanfaatan jasa lingkungan pengembangan wisata

58 DUTA Rimba

alam Cirorek Leisure Park yang ada di Petak 49 I, 50.E1, 50.E3, 50.F1, 50.F2, dan petak 50.G3, di kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karangpawitan pada Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cibatu, dengan luas rencana 18,37 hektare. Kawasan itu termasuk wilayah administratif Hutan Pangkuan Desa Karya Mekar, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, mengatakan, lokasi wisata Cirorek Leisure Park awalnya adalah sebuah arena downhill komunitas sepeda gunung dan motor trabas. Lalu diusulkan oleh mitra PT Abirama Anugerah Abadi sebagai lokasi kerja sama. “Dalam Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan KPH Garut, sudah

termasuk klaster wisata. Pendapatan wisata ini merupakan andalan KPH Garut setelah getah dan agro,” ujar Nugraha. Di kesempatan itu, mewakili PT Abirama Anugerah, Ade Hamdani, menyatakan, destinasi wisata yang dikelolanya bisa memenuhi kebutuhan semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, keluarga, backpacker, korporasi, milenial, komunitas, serta pendatang atau wisatawan mancanegara. “Kami sudah menyiapkan ‘siteplan‘ dan anggaran biaya untuk rencana pengembangan downhill sepeda, cafe resto outdoor, fasilitas jembatan, game forest, playground, fasilitas umum, sponsor, wahana panahan, dan pacuan kuda,” pungkasnya. • DR/Grt/Imn

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Perhutani KPH Pati Gelar Opening Meeting untuk

Foto : Kompersh KPH Pati

FSC Audit Controlled Wood

Pati - Pada Senin, 31 Agustus 2020, Perhutani KPH Pati melakukan opening meeting Audit Surveillance Forest Stewardship Council (FSC) Controlled Wood siklus-2. Ajang itu dilaksanakan PT Standard Global Services (SGS) Indonesia selama tiga hari, pada 31 Agustus – 2 September 2020. Tempatnya di aula serbaguna Kantor KPH Pati. Tim pendamping dari Divisi Regional Jateng, Expert Madya Kesisteman dan Divisi IT, Iskak Pratomo Suprihadi, hadir di acara tersebut bersama Administratur Perhutani KPH Pati, Edrian Sunardi, serta segenap PIC Kantor Perhutani KPH Pati, dan perwakilan dari Perencanaan Hutan Wilayah (PHW) IV Rembang. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Pati, Edrian Sunardi,

memerkenalkan seluruh jajarannya kepada Auditor PT SGS, serta memberikan penjelasan tentang kegiatan pengelolaan hutan di KPH Pati. Edrian berharap, audit FSC Controlled Wood dapat berjalan lancar sesuai harapan tim auditor surveillance dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan. Sementara Leader Head Auditor, Furry Milano, mengatakan, ada lima kriteria yang harus dipatuhi oleh Perhutani KPH Pati. Pertama mengenai sirkulasi penjualan kayu yang harus diketahui asalusulnya atau tidak diperkenankan melakukan penebangan pohon secara ilegal (illegal logging). Kedua, tidak diperkenankan menebang pohon di daerah konflik yang belum terselesaikan masalahnya atau melanggar hak-hak sipil atau tradisional. Ketiga, tidak merusak

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

areal kawasan hutan dengan konservasi tinggi, baik hutan primer maupun hutan sekunder. Keempat, tidak mengkonvensi hutan alam. Dan kelima, tidak mengelola hutan dengan tanaman rekayasa genetik. “Target utama tim auditor adalah melakukan cek administrasi bidang Perencanaan, Produksi, dan Keuangan di hari kedua. Sedangkan di hari terakhir, tim melakukan verifikasi pada bidang Sosial Lingkungan, HKTA,” imbuhnya. Auditor dan tim pendamping kemudian melakukan tinjauan lapangan pada lokasi bekas tebangan wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukolilo, BKPH Kuwawur, dan BKPH Lunggoh. Serta melakukan wawancara bersama stakeholder sebelum melakukan evaluasi. • DR/ Pti/Sgt

DUTA Rimba 59


lintasrimba

Perhutani KPH Balapulang

Foto : Wasmo/Kompersh KPH Balapulang

Serahkan Bantuan untuk Masjid di Brebes

Brebes - Bertempat di Masjid Al-Husna, Desa Banjarharjo, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat, 11 September 2020, Perhutani KPH Balapulang menyerahkan bantuan Bina Lingkungan (BL) Tahun 2020 sebesar 16 juta Rupiah. Bantuan itu diserahkan untuk dua sarana ibadah yang berada di Kabupaten Brebes. Penyerahan bantuan tersebut dilakukan langsung oleh Administratur Perhutani KPH Balapulang, A. Fadjar Agung

60 DUTA Rimba

Susetyo, kepada perwakilan penerima, yaitu Ustadz H. Achmad Thantowi dan Ustadz Cipto, masing-masing sebesar 8 juta Rupiah. Administratur Perhutani KPH Balapulang, A. Fadjar Agung Susetyo, menjelaskan, pemberian dana bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Perhutani KPH Balapulang terhadap masyarakat Brebes, khususnya untuk sarana ibadah. Perhutani pun berharap bantuan tersebut dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masing-masing penerima. Sementara Pengurus Masjid Al-Husna, Ustadz H. Achmad Thantowi, mewakili penerima, mengucapkan terima kasih atas perhatian Perhutani KPH Balapulang. “Bantuan yang telah diberikan Perhutani ini akan kami gunakan untuk pembangunan sarana prasarana masjid, sehingga dapat meningkatkan semangat dan kekhusyukan para jamaah dalam beribadah,’’ pungkasnya. • DR/Blp/Was

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 61


lintasrimba

Bersama Bupati Lebak dan Forkopimda Banten, Perhutani Gelar FGD

Foto : Luckyta/Kompersh KPH Banten

Geopark Bayah Dome

Banten - Bersama Pemerintah Kabupaten Lebak, Perhutani KPH Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Sinergitas dalam Pengembangan Keragaman Potensi Wisata Warisan Geologi Bayah Dome menuju Geopark Nasional”. FGD tersebut diadakan di Aula Multatuli, Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Rabu, 16 September 2020. Administratur Perhutani KPH Banten, Noor Rochman, hadir di acara itu bersama Bupati Lebak,

62 DUTA Rimba

Iti Octavia Jayabaya; Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten, Eko Palmadi; Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Ahmad Munawir; Pimpinan PT Aneka Tambang, Hartono; Pimpinan PT Cemindo Gemilang, Adul Kusmono; dan Ketua Tim Penelitian Pengembangan Geopark Universitas Padjadjaran, Mega. Di dalam sambutannya, Noor Rochman mengatakan, Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara berbentuk Perusahaan Umum,

memiliki tugas dan wewenang untuk mengelola sumber daya hutan negara di Pulau Jawa dan Madura. Peran strategis Perhutani adalah mendukung sistem kelestarian lingkungan, sistem sosial budaya, dan perekonomian masyarakat perhutanan. Di dalam mengelola perusahaan, Perhutani menghargai seluruh aturan mandatory dan voluntary guna mencapai Visi dan Misi perusahaan. “Sekalipun sudah ada Perpres Nomor 9 Tahun 2019 yang mengatur

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Blora - Bertempat di Wana Wisata Goa Terawang, Perhutani KPH Blora bersama Kejaksaan Negeri Blora melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) membahas penanganan Gangguan Keamanan Hutan (Gukamhut) di wilayah Perhutani KPH Blora, Jumat, 23 Oktober 2020. Kegiatan tersebut dihadiri Administratur Perhutani KPH Blora, Agus Widodo; dan Kepala Kejaksaan Negeri Blora, Yohanes Avilla Agus Awanto; beserta jajaran masingmasing. Selesai melaksanakan FGD, para peserta lalu melakukan kegiatan bersih lingkungan bersama di sekitar Wana Wisata Goa Terawang, dilanjutkan menikmati keindahan alam di lokasi wisata KPH Blora yang telah siap menerima kunjungan dengan penerapan protokol kesehatan. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Blora, Agus Widodo, menyatakan, pentingnya bersinergi dengan stakeholder dalam menjaga keamanan dan kelestarian hutan, khususnya wilayah hutan Perhutani KPH Blora yang notabene tegakan pohon berumurnya masih sangat banyak.

mengingat kondisi eksisting saat ini terdapat Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Selain itu, Perhutanan Sosial telah terbit 17 Surat Keputusan dengan skema Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (KULIN KK), sedangkan yang masih dalam proses sebanyak 4 SK. Sementara Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menjelaskan, tujuan pengembangan Geopark Bayah Dome ini adalah untuk memeroleh gambaran tentang potensi, tantangan, dan langkahlangkah strategis yang dilakukan

pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan Geopark Bayah Dome di Kabupaten Lebak. Juga untuk memetakan peluang kemitraan melalui program pengembangan kerja sama dan peran aktif dalam pengelolaan Geopark Bayah Dome, serta merumuskan model pendekatan pembangunan kawasan Geopark Bayah Dome oleh para pemangku kepentingan. Hal itu dalam rangka upaya konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian bagi masyarakat secara berkelanjutan. • DR/Btn/AJB

Perhutani KPH Blora dan Kejaksaan Negeri Blora

Gelar FGD

Penanganan Gukamhut

Foto : Rush A/Kompersh KPH Blora

Pengembangan Taman Bumi (Geopark), namun pengembangan Geopark sebagaimana dimaksud saat ini belum ada di Perhutani. Di kawasan hutan Perhutani KPH Banten secara eksisting terdapat sebaran Geodiversity, meliputi Goa Langir, Karang Bokor, Pantai Pulo Manuk, Cibobos, Karang Beureum, dan Air Panas Citando,” terangnya. Lebih lanjut, Noor Rochman menambahkan, rencana Pengembangan Geopark khususnya yang berada di wilayah Perhutani KPH Banten, agar dikaji lebih komprehensif,

Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Blora, Yohanes Avilla Agus Awanto, menyatalan apresiasi terhadap Perhutani KPH Blora yang telah menggelar kegiatan ini. “FGD seperti ini bisa memberikan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

solusi bagi segenap pihak terkait gangguan keamanan hutan. Walaupun gangguan keamanan sulit dihilangkan, setidaknya bisa mendekati keberhasilan atau meminimalkannya,” ujarnya. • DR/Blr/Rus

DUTA Rimba 63


warisanrimba

Merancang Situs

Mrancang

Jadi Pilihan Obyek Wisata Religi di Rembang Indonesia memiliki banyak sekali lokasi yang menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Sebagian lokasi dengan pemandangan dan suasana alam yang indah dan asri itu ada di dalam wilayah Perum Perhutani. Salah satu lokasi potensial itu ada di Rembang. Namanya Situs Mrancang. Kini, Situs Mrancang sedang digadang-gadang untuk menjadi wisata rintisan yang diproyeksikan akan menjadi obyek wisata religi pilihan terdepan. Nah, apa saja keunggulan dan nilai unik Situs Mrancang di Rembang itu?

A

da suasana menarik di lokasi Situs Mrancang, Rembang, Rabu, 7 Oktober 2020. Di hari itu, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan melakukan pertemuan dengan Camat Gunem, Ahmad Solchan; Kepala Desa Trembes, Sofyan; dan beberapa perwakilan Karang Taruna Desa Trembes. Pertemuan itu digelar guna membahas pembukaan Obyek Wisata Rintisan Situs Mrancang. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Mantingan, Widodo Budi Santoso, melalui Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan KPH Mantingan, Sumarto, menyampaikan, Perhutani mendukung pembukaan Situs Mrancang sebagai obyek wisata religi. Situs Mrancang berada di Petak 85c dengan luas 6,10 hektare. Nantinya, operasional obyek wisata

64 DUTA Rimba

religi itu dikelola dengan sinergi antara masyarakat, pemuda, karang taruna, serta instansi pemerintah terkait. “Untuk ketentuan penggunaan kawasan hutan dalam wisata rintisan nantinya harus memenuhi beberapa kriteria dan aturan yang ada di Perhutani yang sudah diatur oleh Prosedur Kerja. Beberapa indikator harus dipenuhi dalam pembukaan kawasan wisata rintisan, antara lain atraksi, aksesibilitas, amenities ataupun fasilitas lain, akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan dalam berwisata,” jelas Sumarto. Sedangkan Camat Gunem, Ahmad Solchan, dalam sambutannya mengharapkan, dalam proses membuka Wisata Rintisan tersebut betul-betul dibuat perencanaan yang matang dan berkesinambungan yang meliputi semua lini, sejak masyarakat, Pemerintah Desa, Kecamatan, dan

Kabupaten. Solchan menjelaskan, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 bahwa Konservasi Sumber Daya Alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam dan kawasan harus tetap mempunyai sistem penyangga kehidupan, pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta ekosistemnya. “Untuk mewujudkan kawasan wisata alam dan religi, kita perlu menggandeng dan mensinergikan semua pihak terkait, mulai dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dipermades), Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Kelompok Tani Hutan, dan Perhutani sebagai pengelola Kawasan Hutan. Yang lebih penting tidak mengubah fungsi kawasan hutan sebagai penyangga di situs Mrancang sehingga tetap lestari guna

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 65


warisanrimba

Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan

Secara umum hutan primer dan hutan sekunder memiliki sifat dan ciri-ciri yang hampir sama. Perbedaannya antara lain adalah hutan alam sekunder ditumbuhi tegakan muda yang berkomposisi memiliki struktur seragam, jika dibandingkan dengan hutan asli primer. kepentingan masyarakat dan menjadi percontohan wisata rintisan utama di Kabupaten Rembang,” urainya.

Tidak Mengubah Kelas Hutan Situs Mrancang berada di kawasan Hutan Alam Skunder (HAS) yang termasuk wilayah kerja Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Demaan, KPH Mantingan. Menurut Rusmanto, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Demaan, keberadaan hutan sekunder ini merupakan fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul karena alam atau antropogen, sampai menjadi klimaks kembali.

66 DUTA Rimba

Rusmanto menambahkan, secara umum hutan primer dan hutan sekunder memiliki sifat dan ciri-ciri yang hampir sama. Perbedaannya antara lain adalah hutan alam sekunder ditumbuhi tegakan muda yang berkomposisi memiliki struktur seragam, jika dibandingkan dengan hutan asli primer. Menurut Rusmanto, hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami, sesudah terjadi kerusakan atau perubahan pada hutan yang pertama. ”Pada awalnya riap pohon besar. Namun lambat laun riap pohon mengecil,” jelasnya.

Rusmanto pun berpesan kepada Karang Taruna dan masyarakat Desa Trembes, agar secara aktif bersama-sama merawat pohon yang sudah mereka tanam di areal tersebut, sehingga fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul itu pun dapat mereka lalui dengan baik. Hal itu perlu dilakukan, agar pohon-pohon yang mereka tanam dapat tumbuh subur dan hutan di Desa Trembes itu pun bisa lestari. Selain hutan lestari, lanjut Rusmanto, keberadaan hutan di lokasi itu nantinya akan bisa melindungi situs yang ada. Dan Situs Mrancang itu pun dapat

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


pengadaannya. Selain itu, bibit-bibit tersebut juga berasal dari swadaya dari Karang Taruna dan masyarakat Desa Trembes.

Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan

Wisata Religi

dikelola dengan baik menjadi rintisan wisata religi. "Yang terpenting lagi, kawasan hutan ini nantinya tidak berubah kelas hutannya,” harap Asper BKPH Demaan, Rusmanto.

RPKH Sepuluh Tahun Sementara itu, segenap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Trembes siap membuka diri untuk mendukung Situs Mrancang menjadi salah satu tujuan wisata religi pilihan. Apalagi, Situs Mrancang berada di tengah hutan dengan bauran alam yang indah, eksotik, dan menawan. Situs itu juga

potensial untuk menjadi salah satu destinasi wisata alam yang nyaman karena terdapat di lokasi strategis dengan keberadaan sungai dan air terjunnya yang jernih. Kawasan hutan tersebut termasuk dalam pangkuan LMDH Trembes, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Kawasan hutan itu terdata dalam buku Rencana Pengaturan Kelas Hutan (RPKH) dalam jangka 10 tahun. Untuk pengadaan bibit-bibit buah dan rimba campur di kawasan ini, Perhutani KPH Mantingan, Cabang Dinas Kehutanan (CDK), memberikan dukungan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Trembes, Bambang, menyampaikan apresiasi kepada Perhutani yang telah memfasilitasi penanaman bibit-bibit pohon di kawasan HAS di Situs Mrancang. Lokasi situs tersebut, tambah Bambang, akan semakin indah karena diiringi suara gemericik air terjun alami yang sudah ada sebelumnya. ”Kami akan jadikan situs Mrancang ini sebagai kawasan wisata religius dengan pemandangan yang indah,” ungkap Bambang. Di tahap pertama proses penanaman pohon di Petak 85c, terrealisasi 2.000 plances bibit buah, rimba campur, trembesi, tabebuya, sirsat, rambutan, petai, alpukat, bungur, dan flamboyan pucuk merah. ”Sebagai generasi muda, kami bertanggungjawab akan kelestarian hutan di wilayah Trembes ini,” kata Bambang. Bambang pun berharap hadirnya partisipasi masyarakat secara aktif dalam menjaga kelestarian hutan di situs tersebut. Menurut dia, bukan hanya pemuda yang wajib menjaga hutan lestari, tetapi seluruh warga Desa Trembes juga bertanggungjawab mengamankan hutan ini. Langkah pertama ke arah perwujudan Situs Mrancang sebagai salah satu obyek wisata religi pilihan di Rembang telah tersusun. Langkah selanjutnya pun segera dirancang dan dilaksanakan. Dan semoga segera terwujud Situs Mrancang sebagai salah satu obyek wisata religi pilihan di Rembang. • DR/Mtg/Sgt

DUTA Rimba 67


ensikloRIMBA

Mahoni

si Multi Guna Selama ini orang mengenal mahoni sebagai salah satu pohon besar yang biasa tumbuh di hutan. Mahoni sendiri adalah anggota suku Meliaceae yang mencakup 50 genera dan 550 spesies tanaman kayu. Tetapi mungkin tak banyak orang yang tahu, mahoni adalah tumbuhan yang kaya manfaat. Manfaat mahoni diketahui cukup besar untuk kesehatan manusia. Nah, ingin tahu lebih banyak tentang mahoni dan ragam manfaat yang dikandungnya? Simak saja informasinya di bawah ini.

M

ahoni (Swietenia macrophylla) termasuk kategori pohon besar. Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 35 m –40 m dan diameter bisa mencapai 125 cm. Batangnya lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar batang mahoni berwarna coklat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik. Kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, setelah tua lalu berubah menjadi coklat tua, beralur, dan mengelupas. Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69%. Sehingga, ia disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Tanaman yang aslinya berasal dari Hindia Barat ini dapat tumbuh subur jika tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.

68 DUTA Rimba

Saat ini, mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempattempat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Mahoni berbunga setelah umur 7 tahun. Mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat di mahkota, sedangkan kepala sari putih, kuning kecoklatan. Buah mahoni berbentuk kotak, bulat telur, berlekuk lima, berwarna coklat. Bijinya pipih berwarna hitam atau coklat. Buah mahoni mengandung flavonoid dan saponin. Buah mahoni dapat melancarkan peredaran darah, sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memakai buah ini sebagai obat. Buah mahoni juga dapat mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran

darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan, diabetes dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas. Juga mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah. Daun-daun mahoni bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Setelah itu, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. Sifat Mahoni yang dapat bertahan hidup di tanah gersang menjadikan pohon ini sesuai ditanam di tepi jalan. Bagi penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini tidaklah asing. Sebab, sejak zaman penjajahan Belanda, mahoni dan rekannya, Pohon Asam, sudah banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh, terutama di sepanjang jalan yang dibangun oleh Daendels antara Anyer sampai Panarukan. Sejak 20 tahun terakhir, tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya punya nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran, dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris, karena sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Rizka Amalia Kompersh Kanpus

mahoni berada sedikit di bawah kayu jati, sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua dalam pasar kayu.

Biji Mahoni Obat Herbal Mahoni dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan pantai dan menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung. Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang dapat bertahan hidup di daerah yang tergenang air dan mampu di tanah gersang sekalipun. Walaupun tidak disirami selama berbulanbulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup. Syarat lokasi untuk budi daya mahoni di antaranya adalah ketinggian lahan maksimum 1.500 meter di atas permukaan laut,

curah hujan 1.524-5.085 mm per tahun, dan suhu udara 11-36 C. Pada usia muda, buah dari pohon mahoni berbentuk seperti bola rugby. Ketika menua, buah mulai mekar dan menunjukkan biji yang tersusun rapih. Yang menarik, biji mahoni tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal, tetapi rasanya pahit. Pohon mahoni yang sudah berusia 10 tahun bisa dipanen dan diambil sebagai kayu mahoni untuk material furnitur. Di usia itu, diameter kayu mahoni sudah berukuran 1,5 cm. Jadi, jika hendak menjadikan kayu mahoni sebagai material bangunan, Anda harus menunggu hingga usianya minimal 15 tahun.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Umumnya, kayu mahoni memiliki karakteristik warna merah muda yang pucat. Namun, sebagian kayu mahoni lainnya juga berwarna merah tua yang menandakan umurnya sudah lebih dari 25 tahun. Sementara itu, bagian tepi kayu mahoni selalu berwarna putih. Serat kayu mahoni sifatnya lurus dan terpadu. Hal ini membuat kayu mahoni jadi lebih mudah dipotong sesuai bentuk yang diinginkan. Teksturnya pun halus karena pori-pori kayu mahoni sangat kecil. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah kulitnya yang digunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning namun

DUTA Rimba 69


tidak mudah luntur. Sedangkan getah mahoni yang disebut juga blendok dapat digunakan sebagai bahan baku lem. Dan daun mahoni untuk pakan ternak. Selain itu, ekstrak biji pohon mahoni juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama pada tanaman kubis, yaitu Plutella xylostella dan Crocidolomia binolalis. Khususnya saat hama berada pada stadia larva. Penggunaan insektisida botani merupakan salah satu alternatif pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif akibat penggunaan insektisida sintetik yang tidak bijaksana. Ada lagi hal yang menarik. Ternyata, hampir semua negara yang ditumbuhi pohon mahoni sering memanfaatkan biji mahoni sebagai obat herbal. Khasiat dari obat herbal tersebut adalah untuk melancarkan sirkulasi darah, mengobati diabetes, dan menyembuhkan impotensi. Selain itu, biji mahoni juga memiliki kandungan yang baik jika digunakan untuk mengatasi masalah sehari-hari. Ada beberapa kandungan dalam Biji Mahoni. Di antaranya adalah Flavanoid, Saponin, dan Alkaloid. Flavanoid memungkinkan biji mahoni mengandung antioksidan yang dapat memusnahkan radikal bebas dan racun serta meningkatkan kekebalan tubuh. Saponin dapat mencegah obesitas serta meingkatkan ketahanan tubuh dan menguatkan kondisi fisik. Sedangkan Alkaloid efektif mencegah oksidasi pada tubuh dan baik untuk detoksifikasi.

Foto : Rizka Amalia Kompersh Kanpus

ensikloRIMBA

sudah ditambah dengan madu. Lalu minumlah secara teratur 3 kali sehari larutan itu. Kedua, meredakan nyeri haid. Masalah nyeri haid yang seringkali dihadapi oleh para wanita, dapat dikurangi dengan mengonsumsi biji mahoni. Mengonsumsi biji mahoni baik untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh haid. Caranya dengan mengonsumsi larutan biji mahoni pada hari pertama siklus haid, untuk meredakan rasa sakitnya. Ketiga, mengatasi sembelit. Nah, apakah ada yang pernah mengalami sulit buang air besar atau sembelit? Tentunya hal itu mengganggu aktivitas sehari-hari, bukan? Mengonsumsi biji mahoni ternyata

dapat meredakan problematika akibat sembelit. Caranya, tumbuklah biji mahoni hingga menjadi serbuk dan campurlah dengan air hangat. Lalu minum larutan itu, agar pencernaan segera membaik. Biasanya, pencernaan akan membaik dalam waktu dua hari setelah meminum larutan tersebut. Keempat, meredakan demam. Cara mengolah biji mahoni untuk meredakan demam adalah sama seperti untuk meredakan rematik. Yaitu, cukup dengan menyiapkan 1/2 sendok teh bubuk mahoni yang dicampurkan dengan 1/4 gelas air yang sudah dicampurkan dengan satu sendok makan madu. Konsumsi secara rutin 2 hingga 3 kali sehari sampai demam turun.

Multi Manfaat Biji Mahoni Kandungan biji mahoni ternyata memiliki banyak guna untuk manusia. Multi manfaat biji mahoni antara lain, pertama, mengatasi rematik. Untuk mengatasi rematik, cukup siapkan setengah sendok teh bubuk biji mahoni dan campurkan dengan setengah cangkir air panas yang

70 DUTA Rimba

Ternyata, hampir semua negara yang ditumbuhi pohon mahoni sering memanfaatkan biji mahoni sebagai obat herbal. Khasiat dari obat herbal tersebut adalah untuk melancarkan sirkulasi darah, mengobati diabetes, dan menyembuhkan impotensi. NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


disebut-sebut bisa membuat otot menjadi lebih relaks sehingga kualitas tidur pun dapat meningkat. Manfaat ketujuh mahoni adalah dapat meningkatkan nafsu makan. Caranya, konsumsilah 1 biji mahoni yang telah dihaluskan dan dicampur air matang setiap hari dan rasakan sendiri khasiatnya. Biji mahoni juga dapat mengobati hipertensi. Cukup dengan menyiapkan 8 gram biji mahoni yang diseduh bersama 2 gelas air hangat. Setelah didinginkan, saring dan bagi ke dalam 2 gelas. Minumlah racikan tersebut di pagi dan sore hari. Larutan tersebut bisa membantu Anda mengobati penyakit hipertensi. Mahoni memang mengandung bberbagai macam manfaat,

Foto : Rizka Amalia Kompersh Kanpus

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan biji mahoni untuk melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan oleh gigitan serangga. Caranya dengan menumbuk halus biji mahoni. Lalu, biji mahoni yang telah dihancurkan menjadi bubuk itu bisa dimanfaatkan sebagai obat semprot untuk mengusir serangga. Tentu setelah sebelumnya dicampurkan dengan air secukupnya. Mahoni juga dapat mengatasi insomnia atau kesulitan tidur. Insomnia adalah salah satu gangguan kesehatan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena kurangnya asupan tidur yang dibutuhkan tubuh. Nah, biji mahoni yang mengandung senyawa sapanin dipercaya bisa mengatasi gangguan tidur. Sebab, senyawa tersebut

Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Plantae Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Swietenia Spesies : Swietenia macrophylla

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

khususnya pada biji mahoni. Tetapi, kita harus tahu bagaimana cara mengonsumi biji mahoni yang baik. Pertama, Minum 1-2 gelas air untuk membersihkan perut, sehingga proses penyerapan berjalan lebih baik (biji mahoni dapat dikonsumsi sebelum dan sesudah makan. Konsumsi 1 biji berukuran kecil atau sedang atau 1 kapsul mahoni setiap pagi untuk memelihara kesehatan tubuh. Konsumsi dua biji mahoni berukuran sedang atau dua kapsul biji mahoni setiap pagi, siang, dan malam, untuk Anda yang menderita penyakit kronis. Biji mahoni dapat juga dikonsumsi dengan cara langsung menelannya atau menggigitnya hingga menjadi potongan-potongan kecil. Itulah beberapa khasiat biji mahoni serta informasi terkait. Ya, manfaat biji mahoni memang banyak sekali. Namun, ternyata ada efek samping yang harus kita perhatikan. Sebuah studi dari Health Sciences Authority di Singapura mencatat bahwa terdapat beberapa kasus cedera hati yang diakibatkan oleh penggunaan biji mahoni. Kebanyakan penderita yang dilaporkan disebut memiliki kondisi medis tertentu, semisal diabetes, hipertensi, dan masih banyak lagi. Diduga, orang-orang tersebut mengonsumsi biji mahoni sebagai obat pendamping dari kondisi medis yang mereka alami. Jadi, mengingat masih belum banyak studi mengenai efektivitas biji mahoni, lebih baik konsumsi obat yang sudah jelas diresepkan oleh dokter saja. Ternyata banyak sekali manfaat dan guna mahoni untuk kesehatan. Namun, mengingat banyaknya pro dan kontra dari penggunaan biji mahoni, lebih baik konsultasikan dulu penggunaannya dengan dokter. Terlebih, jika Anda hendak mengobati penyakit berat semisal diabetes dan sebagainya. • DR

DUTA Rimba 71


rimbadaya

Optimalisasi

Peran LMDH di Tegal dalam NKK Peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terus dioptimalkan. Optimalisasi peran LMDH itu dalam rangka melaksanakan program Perhutanan Sosial. Perum Perhutani selalu melakukan upaya-upaya optimalisasi peran LMDH di seluruh wilayah hutan yang menjadi pangkuannya. Salah satu cara optimalisasi itu adalah dengan menjalin kesepakatan kerja sama kemitraan kehutanan bersama LMDH. Hal itu juga terlihat dalam momen penandatanganan naskah kesepakatan kerja sama kemitraan kehutanan itu bersama LMDH di Tegal.

P

rogram Perhutanan Sosial terus digelorakan. Di dalam rangka menyukseskan program Perhutanan Sosial (PS) dengan skema Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK), Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat melaksanakan penandatanganan Naskah Kesepakatan Kerjasama (NKK) Kemitraan Kehutanan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Acaranya diadakan di aula Kantor Perhutani KPH Pekalongan Barat, Jl Raya Procot Slawi-Tegal No. 43, Kamis, 8 Oktober 2020. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian proses pelaksanaan Kulin KK sebelum diajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta. Para pemangku kepentingan hadir di acara tersebut. Di antaranya adalah Ketua Kelompok Kerja Perhutanan Sosial Desa Ganggawang, Kecamatan Salem,

72 DUTA Rimba

Kabupaten Brebes, Syaeful Rohman. Ia datang beserta perwakilan 4 LMDH yaitu LMDH Damar Jati, LMDH Labuhan Bulan, LMDH Sumber Rejeki, dan LMDH Baribis Jaya. Jangka waktu kerja sama dalam NKK tersebut disepakati selama dua tahun, sesuai surat edaran Direktur Operasi Perum Perhutani terkait tinjauan hukum tentang PS dan PHBM. Sebelumnya, Perhutani KPH Pekalongan Barat sudah melaksanakan penandatanganan NKK dengan 26 LMDH. Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat, Gunawan Catur HR, menyampaikan, pihaknya siap mendukung program Perhutanan Sosial dari KLHK guna mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Di kesempatan itu, ia pun berpesan agar para Ketua LMDH segera menindaklanjuti kelengkapan persyaratan administrasi Kulin KK dan disampaikan kepada anggotanya, sehingga bisa segera diproses ke KLHK di Jakarta.

Gunawan juga berharap, semoga pemberian akses kelola kawasan hutan melalui skema Kulin KK ini dapat mengoptimalkan potensi lahan yang dikelola Perhutani KPH Pekalongan Barat. Berupa pengamanan tegakan dengan pola sharing kayu dan non kayu, tumpangsari dengan tanaman semusim, pemanfaatan lahan di bawah tegakan dengan pembuatan wisata rintisan, pemanfaatan sumber dan aliran air, serta memanfaatkan jasa lingkungan semisal ekowisata dan keanekaragaman hayati, serta rehabilitasi kawasan perlindungan sesuai dengan aturan yang ada. Di kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kerja Perhutanan Sosial Desa Ganggawang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Syaeful Rohman, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Pekalongan Barat yang sudah senantiasa mendukung program kerja sama Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan bagi masyarakat sekitar hutan. Ia

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Wawang Kusuma Kompersh KPH Pekalongan Barat

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 73


Foto: Wawang Kusuma Kompersh KPH Pekalongan Barat

rimbadaya

berharap, kerja sama itu akan dapat berjalan dengan baik.

Meliputi Tiga Kabupaten Perhutani KPH Pekalongan Barat sendiri adalah salah satu unit manajemen di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah. Kerja sama Kulin KK dengan LMDH adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan Perhutani KPH Pekalongan Barat. Ada sejumlah kegiatan lagi yang mereka lakukan untuk mengoptimalkan peran dan kinerja masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. KPH Pekalongan Barat memangku kawasan hutan dengan luas wilayah 40.743,76 Hektare. Wilayah seluas itu meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Brebes seluas 27.201,70 hektare (66,71 %), Kabupaten Tegal seluas 8.370,83 hektare (20,55 %), dan Kabupaten Pemalang seluas 5.171,23 hektare (12,69 %). Berdasarkan fungsinya, wilayah hutan itu terdiri

74 DUTA Rimba

dari Hutan Produksi seluas 8.450,20 Hektare (20,74%), Hutan Lindung 10.252,62 Hektare (25,16%), dan HPT seluas 22.040,94 Hektare (54,10%). Wilayah areal kerja KPH Pekalongan Barat berbatasan dengan wilayah KPH-KPH lain. Di sebelah utara, berbatasan dengan KPH Balapulang Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dan secara administratif termasuk Kabupaten Tegal. Di sebelah timur, berbatasan dengan KPH Pemalang Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dan secara administratif termasuk Kabupaten Pemalang. Di sebelah selatan, berbatasan dengan KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dan secara administratif termasuk Kabupaten Banyumas. Dan di sebelah barat, berbatasan dengan KPH Kuningan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan secara administratif termasuk Kabupaten Kuningan.

Guna kepentingan kegiatan perencanaan, wilayah hutan KPH Pekalongan Barat dikelompokkan ke dalam tiga bagian hutan dengan kelas hutan Pinus dengan jenis tanah tiap-tiap bagian. Ketiganya adalah Bagian Hutan Bumiayu (9.468,70 Hektare), yang jenis tanahnya Asosiasi Latosol Coklat Kemerahan, Latosol Coklat, Latosol Coklat Tua Kemerahan dan Coklat; Bagian Hutan Bantarkawung (17.733,00 Hektare), dengan jenis tanah Latosol Coklat Tua Kemerahan dan Coklat, Asosiasi Latosol Coklat dan Regosol Kelabu, Latosol Merah Kekuningan; serta Bagian Hutan Bumijawa (13.542,06 Hektare), yang jenis tanahnya Latosol Coklat Tua Kemerahan dan Coklat, Asosiasi Latosol Coklat dan Regosol Kelabu, Padsolik Merah Kekuningan dan Campur Regosol, Andosol Coklat Kekuningan. Sedangkan dalam pembagian wilayah kerjanya, pengelolaan hutan KPH Pekalongan Barat terbagi ke dalam 5 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH). Yaitu, BKPH Salem seluas 10.072,52 Hektare (termasuk wilayah Kabupaten Brebes meliputi Kecamatan Salem ); BKPH Bantarkawung seluas 9.516,13 Hektare (termasuk wilayah Kabupaten Brebes meliputi Kecamatan Bantarkawung dan Bumiayu); BKPH Paguyangan seluas 7.613,05 Hektare (termasuk wilayah Kabupaten Brebes meliputi Kecamatan Sirampog dan Paguyangan); BKPH Bumijawa seluas 6.239,29 Hektare (termasuk wilayah Kabupaten Tegal meliputi Kecamatan Bumijawa); dan BKPH Moga seluas 7.302,77 Hektare (termasuk wilayah Kabupaten Pemalang meliputi Kecamatan Moga dan Pulosari serta Kabupaten Tegal Kecamatan Jatinegara). Masingmasing BKPH tersebut punya 4–5 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). Di KPH Pekalongan Barat terdapat 22 RPH. • DR/Pkb/W2N

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 75


bisnisrimba

Perhutani KPH Ciamis Gandeng PT Djarum,

Tingkatkan Promosi Wana Wisata Situ Mustika Salah satu komponen penting dalam meningkatkan nilai suatu tempat wisata adalah promosi. Maka, kegiatan promosi tempat wisata perlu digarap dengan serius dan profesional. Lewat promosi yang efektif dan baik, calon wisatawan akan tertarik untuk datang ke tempat wisata itu, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Hal itu disadari oleh Perhutani KPH Ciamis, dengan menggandeng pihak swasta yaitu PT Djarum wilayah Banjar Pangandaran untuk bekerja sama dalam meningkatkan promosi wana wisata Situ Mustika.

A

da satu wana wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan di kawasan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis. Namanya Situ Mustika. Memiliki potensi alam yang menarik dan lokasi yang berada tidak jauh dari pusat Kota Banjar, Jawa Barat, Situ Mustika sangat menjanjikan untuk dapat dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan. Hal itulah yang membuat Perhutani KPH Ciamis terus berupaya mengembangkan Wana Wisata Situ Mustika. Salah satu caranya dengan menggandeng PT Djarum wilayah Banjar Pangandaran dalam jalinan kerja sama advertising. Kerja sama itu resmi dijalin pada Selasa, 20 Oktober 2020.

76 DUTA Rimba

Jalinan kerja sama tersebut dibingkai dalam kegiatan bincang santai di lokasi Wana Wisata Situ Mustika. Hadir dalam kesempatan itu antara lain Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, beserta jajaran; Manajer PT Djarum wilayah Banjar Pangandaran, Giwa; Manajer CV Enam Saudara, Jeny Tjahyan; serta pengurus dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mustika. Administratur Perhutani KPH Ciamis, Sukidi, dalam kesempatan itu mengatakan, pengembangan pariwisata yang dilakukan dengan baik akan menarik wisatawan untuk datang. Begitu pula dengan Wana Wisata Situ Mustika yang dikelola Perhutani KPH Ciamis. Oleh karena itu, kerja sama ini pun dilakukan dalam rangka melaksanakan salah

satu teknik komunikasi pemasaran wisata. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas agar terjadi peningkatan pengunjung ke wana wisata tersebut. Penyampaian informasi itu dilakukan melalui pemasangan banner-banner wisata di tempat-tempat strategis, yang pelaksanaannya dilakukan bekerjasama dengan PT Djarum. Sementara Manajer PT Djarum wilayah Banjar Pangandaran, Giwa, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perhutani KPH Ciamis yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka sebagai mitra. “Kami sangat antusias dan menyambut positif dengan apa yang direncanakan Perhutani. Kami siap bersinergi dalam rangka mendukung kelestarian anugerah Indonesia ini,” katanya.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Bubun Burhanudin/Kompersh KPH Ciamis

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 77


bisnisrimba Letak yang Strategis

jalan tersebut sebelum melewati Parungsari. Waktu tempuh antara Banjar dan Pangandaran dengan kendaraan bermotor membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan. Jika pengunjung datang dari arah Jawa Tengah, dapat meggunakan jalan raya Cilacap menuju Ciamis sekitar 20 menit dari batas provinsi. Agar tidak jenuh selama perjalanan, sebaiknya membawa perbekalan sehingga dapat istirahat saat lelah atau lapar. Lokasinya yang strategis membuat destinasi wisata alam tersebut selalu ramai dikunjungi. Setiap harinya terdapat banyak wisatawan baik lokal maupun asing yang memadati wana wisata Situ Mustika. Sebab, suasana dan pemandangan serta lingkungan di sekitarnya sangat instagramable dan menyenangkan. Bahkan tak ada kabut maupun polusi yang mencemari wisata tersebut. Hal tersebut membuat wana wisata tersebut layak menjadi tujuan wisata andalan keluarga di berbagai bulan. Hal itu juga membuat wana wisata Situ Mustika prospektif untuk dikembangkan secara bisnis.

Situ nan Eksotis Obyek wisata danau Situ Mustika dikenal sangat asri dan sejuk, sehingga memanjakan wisatawan yang datang. Kini, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, fasilitas di lokasi tujuan wisata tersebut selalu diperbaharui, sehingga menghasilkan wana wisata yang menarik dan instagramable. Wisatawan akan betah berlamalama mengeksplorasi obyek wisata tersebut. Apalagi, wana wisata Situ Mustika menawarkan pemandangan nan ekstotis sehingga dalam sekejap dapat membius wisatawan. Kini juga terdapat banyak spot baru yang dapat membuat pengunjung merasakan nuansa alam yang sangat kental. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tak ayal wisata tersebut didatangi para pekerja yang ingin menenangkan diri dari kejenuhan karena rutinitas kantor. Suasana hutan di sekitar wana wisata yang menyejukkan membuat wisatawan akan dapat menghilangkan rasa penat selama menjalani rutinitas sehari-hari.

Foto: Bubun Burhanudin/Kompersh KPH Ciamis

Salah satu faktor unggul wana wisata Situ Mustika sehingga layak dikembangkan dan prospektif secara bisnis, adalah karena letaknya yang strategis. Wana wisata ini tepatnya berada di Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Lokasinya sangat strategis, karena berada tidak jauh dari jalan nasional Banjar – Jawa Tengah. Wisatawan dapat dengan mudah menjangkau wana wisata Situ Mustika dari berbagai arah, karena semua arah mudah dijangkau. Pastinya lokasi itu dapat dilaju menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Dan sepanjang perjalanan, wisatawan akan menemukan suasana menyenangkan dapat menikmati perjalanan dengan pemandangan yang indah. Wisatawan yang datang dari arah Pangandaran dapat melalui jalan raya Pangandaran menuju Ciamis, kemudian masuk ke kota Banjar menggunakan jalan Jendral Soewarto. Wisatawan menuju

78 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Selain itu, Situ Mustika juga memiliki wahana yang beragam, sehingga pengunjung dapat memilih wahana kesukaannya dan sesuai dengan kemampuan. Sehingga, pengunjung akan dapat menikmati setiap wahana yang memacu adrenalin. Menariknya lagi, di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil. Juga terdapat sebuah jembatan gantung yang kokoh yang menghubungkan pulau tersebut dengan pinggiran situ. Jadi, menambah keeksotisan wana wisata tersebut.

Panorama yang Indah Banyak panorama indah yang disuguhkan wana wisata Situ Mustika. Salah satunya adalah pengunjung dapat menyaksikan keindahan alam di sekitar Situ Mustika. Setibanya di danau, pengunjung akan menyaksikan keindahan danau yang luas, airnya yang jernih, dan hijaunya tumbuhan. Apalagi, terdapat pepohonan besar di tepi danau yang menampilkan bayangan yang terpantul di dalam air.

Foto: Bubun Burhanudin/Kompersh KPH Ciamis

Di tengah pulau, terdapat Gazebo untuk tempat kumpul pengunjung. Wisatawan dapat menikmati kuliner khas Banjar maupun camilan ringan yang mereka bawa sebagai pelepas lelah dan dahaga. Apalagi, kebersihan Situ Mustika juga terjamin. Secara total, obyek wisata Situ Mustika memiliki luas sampai 8,5 hektar. Terbagi menjadi 3,5 hektar untuk danau dan 5 hektar untuk daratan. Lingkungannya yang teduh membuat banyak wisatawan menjadikan wana wisata tersebut sebagai tempat penenang, agar beban pikiran dan masalah yang dihadapi sirna. Bahkan banyak juga wisatawan yang datang ke sana untuk bekerja sekaligus berwisata. Pengunjung juga dapat berjalan atau bersepeda menyusuri tepian danau. Menariknya lagi, menggunakan jembatan pengunjung dapat menyusuri pulau kecil di tengah danau dengan berjalan kaki. Pengunjung dapat melewati jembatan gantung dari kayu itu sambil membawa kamera, sehingga dapat mengabadikan setiap momen. Tentu saja hal itu akan menjadi pengalaman indah yang tak terlupakan. Di tengah pulau, terdapat Gazebo untuk tempat kumpul pengunjung. Wisatawan dapat menikmati kuliner khas Banjar

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

maupun camilan ringan yang mereka bawa sebagai pelepas lelah dan dahaga. Apalagi, kebersihan Situ Mustika juga terjamin. Sejarah Situ Mustika juga sangat menarik diikuti, karena dulu air danau itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar maupun untuk Rumah Sakit Banjar. Di tahun 1950 sampai 1960-an, Situ Mustika digunakan sebagai obyek wisata masyarakat Banjar Patroman. Maka, lokasinya sangat dikenang masyarakat. Hal itulah yang juga membuat wana wisata Situ Mustika sangat diminati. Nah, semua faktor itu membuat Situ Mustika memiliki nilai tersendiri dalam bisnis. Setidaknya, danau Situ Mustika menjanjikan pengalaman indah tak terlupakan dan menjadi kenangan bernilai tinggi bagi para pengunjungnya. Maka, pilihan Perhutani KPH Ciamis untuk mengembangkan wana wisata ini dengan menjalin kerja sama promosi merupakan suatu langkah yang tepat. • DR/Cms/Bun

DUTA Rimba 79


sociorimba

Di Banyuwangi Barat,

Kesehatan Masyarakat Sekitar Hutan pun Terjaga Upaya menjaga kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan terus dilakukan. Akses terhadap pengobatan bagi masyarakat di sekitar hutan terus ditingkatkan. Hal itu yang terungkap tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat menggelar aksi sosial berupa pengobatan gratis kepada warga di sekitar hutan. Itulah sebuah dedikasi dan bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar hutan dalam bidang kesehatan. Bagaimana proses kegiatannya?

W

Kulon, melakukan kegiatan pengobatan gratis. Kegiatan tersebut digelar untuk warga di wilayah Magersaren Petak D3, Dusun Gunungraung, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru. Asisten Perhutani (Asper) BKPH Kalibaru, Sugeng Wahono, hadir di acara itu mewakili Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat. Di kesempatan itu, Sugeng mengatakan, kegiatan tersebut adalah program rutin yang mereka

adakan setiap dua bulan sekali. Hal itu sebagai bentuk kepedulian mereka kepada masyarakat sekitar hutan, dalam bidang kesehatan. “Kali ini kita naik ke pinggiran hutan ke wilayah Magersaren D3 Dusun Gunungraung, Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru, dengan memberikan pemeriksaan dan pengobatan gratis secara berkala dengan pelaksanaannya pada minggu kedua dan minggu keempat,” ujar Sugeng Wahono.

Foto : Kompersh KPH Banyuwangi Barat

arga di Dusun Gunungraung, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, tampak sumringah pada Rabu, 16 September 2020. Kala itu, Perhutani KPH Banyuwangi Barat bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalibaru, menggandeng Puskesmas Kalibaru

80 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Kepedulian IIK Kepedulian terhadap peningkatan upaya menjaga kesehatan masyarakat juga ditunjukkan Ikatan Istri Karyawan (IIK) Perhutani KPH Banyuwangi Barat. Hal itu terlihat ketika IIK Perhutani KPH Banyuwangi Barat melakukan aksi bagi-bagi masker di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalibaru, Selasa 22 September 2020. Kegiatan sosial itu digelar dalam rangka mendukung kampanye gerakan nasional pakai masker untuk

Foto : Kompersh KPH Banyuwangi Barat

Sugeng Wahono melanjutkan, selama ini pun pihaknya sering melakukan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Mereka juga selalu menekankan pesan kepada masyarakat tentang pentingnya untuk selalu bersama-sama menjaga kelestarian dan ekosistem hutan. Hal itu mereka lakukan dengan senantiasa menggandeng para pemangku kepentingan di lingkungan setempat. “Kami bersama Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Kalibaru melakukannya setiap Hari Jumat di minggu pertama di setiap masjid secara bergantian,” katanya. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Sugiyanto yang mewakili Ketua LMDH se-wilayah BKPH Kalibaru, menyatakan, sangat mendukung program pemeriksaan dan pengobatan gratis yang digagas Perhutani KPH Banyuwangi Barat kepada masyarakat sekitar hutan tersebut. Hal itu dirasakan sangat membantu masyarakat. Khususnya mereka yang sering mengalami kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan. “Kami berharap dengan adanya program ini masyarakat sekitar hutan dapat terbantu dalam bidang kesehatan,” ucapnya.

mencegah penularan virus Corona. Bukan hanya membagikan masker kepada warga yang ada di sekitar Kantor BKPH Kalibaru. Di hari itu, IIK Perhutani KPH Banyuwangi Barat juga melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan. Sebab, di hari itu juga ada momentum memeringati World Clean up Day tahun 2020. Ketua IIK Perhutani BKPH Kalibaru, Siti Rubiati Sugeng Wahono, memimpin langsung kegiatan tersebut. Menurut dia, kegiatan tersebut adalah salah satu rangkaian kegiatan Perhutani dalam upaya mencegah dan menanggulangi wabah virus Covid-19 (Corona Virus Desease 2019) yang di wilayah Kabupaten Banyuwangi saat ini terus menerus mengalami peningkatan. Siti Rubiati Sugeng Wahono pun mengatakan, sebagai organisasi, Ikatan Istri Karyawan (IIK) Perhutani ingin ikut berperan serta dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Apalagi, sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin Anti Covid-19. “Kegiatan ini akan kami lakukan terus. Dan di samping itu, kami juga

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

akan melakukan kembali kegiatan bakti sosial kepada masyarakat sekitar hutan, supaya dapat membantu meringankan beban ekonomi akibat terdampak wabah pandemi Covid-19,” ujarnya. Siti melanjutkan, kegiatan bagibagi masker itu bukan baru kali ini mereka lakukan. Hal itu mereka lakukan secara kontinyu, sembari ikut mengampanyekan 3M sebagai langkah pencegahan penularan virus corona. Yaitu Memakai masker, Mencuci tangan sesering mungkin, dan Menjaga jarak serta Menjauhi kerumunan. “Bulan kemarin kami sudah membagikan 120 paket sembako yang berisi beras, gula, minyak goreng, dan masker kepada masyarakat di tepi hutan di wilayah Desa Kalibarumanis. Rencananya, kegiatan ini akan kami lakukan di desa yang lainnya,” tutur Siti. Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Samsuri, menyampaikan dukungannya kepada IIK Perhutani atas kegiatan-kegiatan yang sudah mereka lakukan. “Kami bersama masyarakat siap membantu kegiatan IIKP Perhutani BKPH Kalibaru,” ujarnya. • DR/Bwb/Nov

DUTA Rimba 81


opinirimba

Penanganan Permasalahan Tenurial

di Kawasan Hutan Perum Perhutani

Oleh: Ir. Mubarak N.A. Sigit, MM

Penulis adalah Tenaga Profesional Madya II Kelola Bisnis Pusdikbang SDM Perum Perhutani.

P

erum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Kehutanan. Keberadaannya dipengaruhi oleh keseimbangan fungsi ekonomi dan ekologi Sumber Daya Hutan. Oleh karena itu, salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh Perum Perhutani untuk pengelolaan hutan yang berkeadilan dan berkelanjutan adalah pengaturan akses masyarakat terhadap sumber daya hutan. Pengaturan akses masyarakat atas sumber daya hutan adalah masalah fundamental yang harus direncanakan dengan baik, agar masyarakat lokal dapat turut berperan aktif mengelola sumber daya hutan secara baik, berkelanjutan, dan menyejahterakan. Berkaitan dengan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari, sesuai Prinsip 1 Kriteria 5 Forest Stewardship Counsil (FSC), kawasan

82 DUTA Rimba

Pasal 2 Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menegaskan, “Penyelenggaraan Kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan”. Pasal selanjutnya menyebutkan, penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Di sisi lain, fungsi kawasan hutan yang tetap terjaga dengan baik merupakan hal yang mendorong eksistensi Perum Perhutani. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita merencanakan pengelolaan hutan yang seimbang, yang bisa mengakomodasi Perum Perhutani maupun Masyarakat Desa di Sekitar Hutan. pengelolaan hutan harus dilindungi dari penebangan ilegal, pendudukan ilegal, dan kegiatan lain yang tidak diizinkan. Maka, perlu upaya-upaya sosialisasi guna menyamakan persepsi dan memberikan pendidikan terhadap masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Kelola sosial akan berjalan dengan baik jika dapat mengintegrasikan pengelolaan hutan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Perum Perhutani telah melakukan kegiatan kelola sosial. Tidak sedikit manfaat yang telah dapat dirasakan oleh masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Namun, kegiatan kelola sosial oleh Perhutani belum sepenuhnya berhasil. Disadari, kelemahan kegiatan kelola sosial selama ini adalah sangat kurangnya koordinasi antara Perum Perhutani dan stakeholders yang lain, sehingga tidak ada sinergitas, kurang terarah.

Bermacam isu lingkungan dan sosial juga menerpa Perum Perhutani sebagai pengelola hutan di Pulau Jawa dan Madura. Menjawab kondisi tersebut, tentunya Perum Perhutani tak bisa mengelola hutan dengan paradigma lama yang cenderung represif dan tertutup. Prinsip kelestarian lingkungan dan pelibatan multi stakeholders terutama masyarakat sekitar hutan merupakan paradigma baru yang harus dibangun demi menjaga kelestarian hutan. Konflik tenurial yang banyak terjadi di dalam kawasan hutan adalah persoalan yang sangat kompleks yang saat ini dihadapi Perum Perhutani dalam mengemban tugas mengelola kawasan hutan. Timbulnya masalah tenurial banyak terjadi pada saat adanya euforia reformasi yang lalu, dimana ada beberapa bagian hutan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


mendapat gangguan yang intens dari masyarakat dengan melakukan pencurian kayu dan kegiatan penggarapan hutan secara liar, bibrikan lahan, dan okupasi kawasan hutan. Selain hal tersebut, karena tekanan sosial yang semakin tinggi dengan meningkatnya populasi masyarakat, jumlah angka pengangguran, serta dinamika perubahan sosial politik di masyarakat sekitar hutan, akan memberikan dampak yang negatif terhadap eksistensi kawasan hutan.

Potensi Masalah Sosial dalam Tenurial Permasalahan tenurial yang terjadi serta berkembang menjadi konflik tenurial dan konflik sosial itu merupakan akumulasi dari kegiatan penggarapan lahan di kawasan hutan oleh masyarakat atau pihak ketiga yang tidak mendapatkan penanganan serius. Misalnya

kegiatan penggarapan lahan secara liar, bibrikan lahan, penambangan liar, kerja sama lahan yang melewati batas waktu kemudian berkembang menjadi pendudukan/ okupasi, dan klaim kepemilikan lahan. Ada beberapa potensi permasalahan sosial dalam masalah tenurial. Pertama, kurangnya peran dan sinergitas di antara para pihak (stakeholder) semisal Perum Perhutani dengan Pemerintahan Daerah, dinas dan instansi terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, LMDH, dan Serikat Petani, dalam pengelolaan sumber daya hutan, sehingga terjadi kesenjangan (gap) sosial, sulitnya menciptakan komitmen bersama dalam mengembangkan potensi sumber daya hutan secara optimal. Sehingga, pengelolaan sumber daya hutan menjadi kurang efektif dan efisien, serta laju pemberdayaan masyarakat pun terhambat.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Kedua, lemahnya akses masyarakat terhadap modal (finansial, lahan, saprodi), pasar, iptek, informasi, dan dalam proses pengambilan kebijakan pengelolaan hutan (bersama masyarakat). Hal ini menyebabkan masyarakat desa hutan tetap dalam kondisi marginal dan apatis, sehingga pemberdayaan masyarakat desa hutan berjalan lambat. Serta program pemberdayaan masyarakat cenderung bersifat top down dan kurang tepat sasaran. Ketiga, lemahnya social capital (tingkat kepercayaan, kebersamaan, partisipasi dan jejaring sosial) masyarakat desa hutan yang diberdayakan, akan berdampak pada terhambatnya pengembangan potensi masyarakat dan kurang optimalnya internalisasi program pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat. Juga masih rendahnya inisiatif dan inovasi

DUTA Rimba 83


opinirimba masyarakat dalam pengelolaan hutan, sehingga masyarakat menjadi pasif dan kurang mandiri. Keempat, tingginya akses terhadap sumber daya hutan namun kontras dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia, sempitnya lahan pertanian, banyaknya pengangguran (kurangnya alternatif pendapatan masyarakat desa hutan) dan belum terwujudnya kelembagaan masyarakat desa hutan yang kuat dan mandiri. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat gangguan keamanan hutan, terutama pencurian hutan, dan tingginya kasus tenurial. Kelima, tekanan sosial terhadap kawasan hutan oleh kegiatan non kehutanan, kurangnya kepedulian dan kemampuan para pihak (stakeholder) dalam pelestarian sumber daya hutan, inkonsistensi kebijakan yang menyebabkan terjadinya tumpang tindih peruntukan lahan, lemahnya penegakan hukum, dan rendahnya akseptabilitas (pengakuan) terhadap eksistensi tata ruang kawasan hutan. Serta tekanan terhadap kawasan hutan dari sektor lain untuk penggunaan kawasan hutan bukan kegiatan kehutanan, mengakibatkan sebagian kawasan hutan berubah status dan fungsinya.

Rencana Penanganan Masalah Tenurial Setelah dilakukan pemetaan permasalahan tenurial yang ada, selanjutnya dibuat rencana dan target penyelesaian masalah tenurial. Rencana dan target penyelesaian masalah tenurial dibuat secara bertahap, yaitu adanya pengakuan atas status kawasan hutan, pernyataan penggunaan kawasan hutan, pemanfaatan bersama yang dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama dan pengembalian fungsi hutan. Dengan latar belakang bahwa akar masalah yang timbul lebih banyak disebabkan faktor sosial

84 DUTA Rimba

ekonomi dan budaya, maka ditempuh pendekatan strategi penanganan masalah tenurial dengan langkah partisipatif socio-kultural. Pertama, resolusi konflik yang berbasis nilai kultural dengan membuka ruang komunikasi bagi persepsi dan pendapat masyarakat. Pendidikan masyarakat bertujuan mengubah pola pikir masyarakat menjadi positif terhadap Sumber Daya Hutan. Kedua, resolusi konflik pengembangan dan pelibatan struktur kelembagaan (LMDH) dan segenap stakeholder yang ada. Ketiga, resolusi konflik pendekatan silvikultur sebagai bentuk kegiatan pemulihan potensi SDH. Sebagai tindak lanjut adalah dengan melalui pendekatan social (Social Approach) atau kegiatan sosialisasi kepada segenap pesanggem dan penggarap liar serta Aparat Desa maupun Muspika tentang status dan fungsi kawasan serta dasar hukum penguasaan wilayah Perum Perhutani. Sosialisasi diharapkan juga sebagai alat untuk menjaring keinginan masyarakat luas dan memadukan dengan kebijakan manajemen untuk mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan lahan serta membentuk opini dan alur pikir yang sama terhadap masalah yang dihadapi, sehingga bisa terbentuk kata mufakat. Apabila terjadi konflik tenurial juga diperlukan kegiatan manajemen resolusi konflik dengan melakukan negosiasi/perundingan maupun mediasi sehingga dapat dicapai kesepakatan dan mufakat. Secara umum, kapasitas sumber daya manusia masyarakat di sekitar hutan relatif rendah dan marginal, tetapi masih memiliki potensi budaya yang dapat dibangkitkan dalam rangka penguatan modal sosial (social capital). Di antaranya saling percaya-mempercayai, mengakui pranata sosial, kemauan belajar,

Dengan latar belakang bahwa akar masalah yang timbul lebih banyak disebabkan faktor sosial ekonomi dan budaya, maka ditempuh pendekatan strategi penanganan masalah tenurial dengan langkah partisipatif socio-kultural. tingkat kebersamaan, dan solidaritas yang tinggi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan modal sosial masyarakat desa hutan dapat melalui proses pendidikan, pelatihan, penyuluhan, penguatan kelembagaan sosial (keberadaan LMDH/KMDH Kelompok Masyarakat Desa Hutan dan Gapoktan diperkuat dengan peraturan desa/Perdes) dan pendampingan masyarakat yang dipandu secara terpadu di dalam Implementasi Perhutanan Sosial (PS)/Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Proses yang perlu waktu dan biaya ini akan memberikan wawasan dan cara berpikir masyarakat, sehingga dapat membuka akses terhadap informasi dan membebaskan masyarakat di sekitar hutan dari keterbelakangan dan kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan memang seharusnya bukan tanggung jawab Perum Perhutani semata. Seharusnya di bawah koordinasi Pemerintahan Daerah, dimana program-program khusus untuk kesejahteraan masyarakat desa hutan dapat disinkronkan dengan programprogram yang ada di Dinas dan Instansi Pemerintah Daerah. Bahwa

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


kegiatan pengentasan kemiskinan untuk masyarakat di sekitar hutan tidak dapat dilakukan dengan memberikan bantuan secara subsidi langsung kepada kelompok masyarakat miskin, tetapi harus dilakukan secara terintegrasi dalam sebuah pengelolaan sosial secara partisipatif, komprehensif, dan terencana secara baik, yang mendorong proses pemberdayaan (empowering), memberikan peluang (enabling), dan memberikan perlindungan (protection). Di dalam rangka pembinaan dan pelaksanaan implementasi Perhutanan Sosial (PS) ataupun PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), Perum Perhutani harus menginventarisasi berbagai organisasi kemasyarakatan yang ada di Desa Sekitar Hutan. Baik yang berbentuk paguyuban atau kelompok masyarakat (Pokmas), yang secara umum disebut Kelompok Masyarakat Desa Hutan (KMDH). KMDH sebaiknya telah memenuhi syarat untuk diarahkan dan dibina oleh Perum Perhutani, agar secara formal dapat menjalin kerja sama dalam berbagai aspek pengelolaan hutan. Syarat tersebut adalah, Pertama, anggotanya terdiri dari warga

masyarakat desa hutan, diutamakan yang kehidupannya tergantung pada sumber daya hutan dan atau punya kepedulian terhadap kelestarian sumber daya hutan. Kedua, memiliki struktur organisasi, peraturan dan mekanisme kerja, rencana kerja, rencana pengelolaan, dan rencana pemanfaatan hasil berbagi secara partisipatif. Ketiga, direkomendasi dan diajukan oleh Lembaga Pemerintahan Desa dengan surat permohonan kerja sama kepada Perum Perhutani. Keempat, sepakat bekerjasama dengan Perum Perhutani yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama (PKS) dengan Pola PS/PHBM. KMDH punya sistem keanggotaan, kepemimpinan, dan bentuk organisasi yang sangat beragam. Untuk kemudahan pembinaan, koordinasi, dan monitoring pelaksanaan pekerjaan, bentuk kelembagaan KMDH yang dibina Perum Perhutani diarahkan menjadi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tanpa harus mematikan eksistensi kelompok, serta dengan tetap memerhatikan karakteristik wilayah dan kekhasan sosial budaya setempat. Pengembangan LMDH dalam rangka

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

pengelolaan sumber daya bersama masyarakat dimulai beberapa tahap pra-kondisi. Tahap tersebut, Pertama, pelaksanaan sosialisasi pembentukan/pengembangan LMDH dan keterkaitannya dengan pengelolaan hutan bersama masyarakat di Perum Perhutani. Kegiatan sosialisasi pembentukan/ pengembangan LMDH bertujuan untuk memerkenalkan sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat kepada semua pihak terkait. Kedua, membangun kesepahaman (bilateral matching institution) tentang pengembangan LMDH dan pengelolaan hutan bersama masyarakat kepada semua pihak terkait dan menciptakan hubungan sinergis antara Perum Perhutani, Pemerintah Daerah (Kabupaten, Kecamatan dan Desa), masyarakat, dan LSM. Langkah pertama dalam membangun kelembagaan LMDH adalah melakukan identifikasi kelembagaan di desa. Hal itu adalah kegiatan inventarisasi kelembagaan yang ada di dukuh/desa baik lembaga formal, non formal, maupun Informal, yang dapat menjadi mitra kerja dalam kegiatan. Identifikasi terhadap pihak yang berkepentingan merupakan kegiatan inventarisasi terhadap kelompok/lembaga di desa dan kota dalam bentuk usaha kecil, koperasi, dan perusahaan berbadan hukum yang dapat menjadi mitra usaha. LMDH yang bekerjasama dalam pengelolaan hutan diutamakan yang telah berbadan hukum dan telah direkomendasikan serta diajukan oleh pemerintah desa, dengan surat permohonan kerja sama kepada Perum Perhutani. Pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dapat berperan langsung (sebagai investor) maupun tak langsung (sebagai motivator, fasilitator, maupun

DUTA Rimba 85


opinirimba dinamisator) untuk bekerjasama dalam kegiatan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat. Bentuk kerja sama bisa dengan skema Tripartit, yaitu Perhutani – Investor – LMDH, dengan pola kemitraan sejajar. Bentuk kerja sama dengan skema tripartit yang efektif diterapkan di lapangan adalah kegiatan Agroforestry (On Farm) maupun kegiatan Wana Farma, dengan menanam komoditi Agricultural yang bernilai tinggi dalam pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya kopi, cokelat, cengkeh, porang, jahe, kapulogo, cabe jamu, nanas, jeruk, pisang, nilam, dan lain lain. Agroforestry adalah salah satu alternatif yang mampu meningkatkan produktifitas lahan hutan, sehingga mampu meningkatkan pendapatan perusahaan, maupun masyarakat desa hutan, dan terjaminnya kelestarian fungsi-fungsi hutan. Dengan demikian, dapat meminimalkan dampak negatif adanya lapar lahan atau ekses penggarapan lahan secara liar. Peningkatan produktivitas lahan hutan dengan program Agroforestry (Agribisnis) juga diiringi dengan peningkatan kualitas SDM MDH dan SDM Petugas yang mendampingi (Human Capital). Sehingga, kegiatan agroforestry dapat menghasilkan keuntungan bagi Perhutani juga meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian MDH. Sumber daya manusia yang mendampingi kegiatan Agroforestry harus memiliki mutu SDM yang tinggi baik kapasitas dalam penguasaan teknik produksi dan pemasaran. Fokus pada modal manusia (Human Capital) dalam kegiatan pendampingan PS/PHBM/kegiatan Agroforstry juga sangat menentukan dalam meningkatkan kapasitas modal sosial (Social Capital). Pendamping

86 DUTA Rimba

MDH, selain sebagai motivator dan fasilitator, juga berperan menjadi perekat masyarakat (kohesi sosial) dan hubungannya dengan jejaring sosial yang dibangun dengan saling percaya di antara individu MDH. Hal ini menjadi modal dalam membangun kerja sama dan solidaritas. Dalam kegiatan Agroforestry/ Agribisnis, peran petugas pendamping dari Perhutani sangat memengaruhi peningkatan kapasitas modal sosial, yang dapat dilihat langsung dalam peningkatan pendapatan bisnis (bisnis yang menguntungkan) yang berdampak langsung terhadap tingkat kepercayaan MDH, tingkat pendapatan masyarakat dan secara langsung meningkatkan produktivitas MDH. Petugas pendamping dari Perhutani tak terbatas Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) tetapi juga perlu peran aktif jajaran KRPH, Asper/KBKPH, dan KSS Kelola Sosial. Juga harus sering melakukan kegiatan pendampingan kepada MDH melalui kegiatan Komunikasi Sosial, yaitu melalui kegiatan simpatik (Bantuan Sosial dan Kegiatan Sosial),

Pendekatan kepada Key Person, Penyuluhan dan Pelatihan, maupun kerja sama kolaborasi pola PS/PHBM. Apabila petugas Perhutani tak pernah melakukan kegiatan Komunikasi Sosial semisal Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat Desa Hutan (MDH) tentu dampaknya akan terjadi deviasi modal sosial MDH, dimana akan terjadi melemahnya modal sosial positif disebabkan oleh adanya intervensi modal sosial negatif. Terjadinya penggerusan/pemudaran modal sosial positif pastinya akan mengganggu interaksi sosial (keharmonisan hubungan Perhutani dengan MDH), pelanggaran norma sosial (kegiatan illegal logging, illegal mining maupun konflik tenurial), krisis kepemimpinan, sifat pasif/apatis, dan akhirnya terjadi kerenggangan hubungan sosial. Modal sosial negatif seperti nilai budaya konsumerisme, individualistik, sentimen individu, primordialisme dan hedonisme (suka bersenang-senang seperti kebiasaan minum-minuman keras/mo-li-mo) akan dengan mudah menimbulkan pelanggaran norma

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Pemberdayaan masyarakat desa hutan (MDH) dan LMDH perlu disertai peningkatan kemampuan masyarakat (Capacity Building) dan penguatan kelembagaan LMDH (Institutional Building) dalam mengembangkan potensi sumber daya dan jaringan sosial yang ada. sosial, perilaku menyimpang dan konflik-konflik.

Monitoring dan Evaluasi Rendahnya intensitas dan kualitas kegiatan pemberdayaan dan pendampingan MDH melalui Komunikasi Sosial, mengakibatkan lemahnya fungsi kontrol sosial. Apabila tiada kepedulian dari Petugas Perhutani, akan terjadi krisis kepercayaan dan pelanggaran sosial yang lebih besar. Yaitu terjadinya Penjarahan Hutan dan Okupasi Kawasan Hutan. Jadi, penting Petugas Perhutani melakukan Kegiatan Komunikasi Sosial melalui pemberdayaan dan pendampingan MDH. Kegiatan implementasi PS/PHBM dan Komunikasi Sosial mampu meningkatkan kapasitas modal sosial positif dan meminimalkan modal sosial negatif. Beberapa pendekatan yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan kapasitas modal sosial positif, dengan kegiatan: Satu, pendidikan agama, pendidikan sosialisasi keluarga, dan pendidikan karakter sebagai sumber

pengembangan nilai-niai luhur untuk membangun sifat kebersamaan dan saling percaya antara sesama manusia, meningkatkan nilai moral kehidupan. Dua, pemeliharaan kearifan lokal (local wisdom) punya makna bahwa struktur sosial masyarakat masih mengandung sifat arif, nilai-nilai sosial yang digunakan sebagai sumber pemikiran dan pedoman perilaku untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan. Tiga, pengembangan komunikasi informasi lewat beragam media dan saluran seni budaya, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai luhur dari kearifan lokal, kerja sama, saling percaya dan tanggung jawab. Sehubungan hal di atas, pada dasarnya petugas perhutani dalam rangka sebagai pendamping MDH yang memfasilitasi kegiatan pemberdayaan MDH maupun kegiatan Agroforestry harus memiliki peran dasar. Pertama, Teknik Analisa Permasalahan, dimana pendamping harus memiliki kemampuan mengumpulkan data, menganalisis dan mengidentifikasi masalah, serta merumuskan kegiatan bersama masyarakat yang didampingi (LMDH). Kedua, Pembimbing Kelompok, dimana pendamping melakukan bimbingan dan memberi masukan yang dibutuhkan kelompok (LMDH) dalam menghadapi permasalahan. Ketiga, kemampuan sebagai Pelatih. Pendamping MDH harus mampu menularkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada MDH/LMDH. Perlu pelatihan manajerial, kepemimpinan dan teknis (teknik budi daya, agribisnis, dan lain-lain) juga perlu studi banding ke daerah lain. Keempat, Inovator sebagai pendamping perlu selalu membuat kajian dan menemukan hal baru untuk dijadikan input pemberdayaan masyarakat desa hutan, misalnya

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

dalam bentuk inovasi model pembinaan kelompok, metoda penyuluhan dan manajemen administrasi berbasis kearifan lokal. Kelima, Penghubung/Mediator. Permasalahan masyarakat yang dihadapi multidimensi. Maka, pendamping perlu menjadi penghubung, membuka akses kepada para pihak terkait semisal Pemda, Dinas Kehutanan, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Instansi terkait lainnya, tokoh masyarakat, dan lain-lain. Tujuannya agar hambatan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dapat segera diatasi dan dicarikan solusinya. Pemberdayaan masyarakat desa hutan (MDH) dan LMDH perlu disertai peningkatan kemampuan masyarakat (Capacity Building) dan penguatan kelembagaan LMDH (Institutional Building) dalam mengembangkan potensi sumber daya dan jaringan sosial yang ada. Hal ini sangat penting dalam menyediakan dan mengembangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat desa hutan. Penguatan kapasitas masyarakat (Capacity Building) dan penguatan kelembagaan LMDH (Institutional Building) merupakan suatu proses pemberdayaan MDH dengan meningkatkan atau menambah pola perilaku individu, organisasi (LMDH), dan sistem yang ada di masyarakat, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu MDH yang sejahtera dan mandiri. Perlu terus menerus Monitoring dan Evaluasi Permasalahan Tenurial. Tujuannya untuk memeroleh gambaran dan perkembangan detail peta permasalahan tenurial, sebagai dasar penetapan dan feedback strategi dalam penanganan masalah. • DR

DUTA Rimba 87


Foto: Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

envirorimba

Di Gunung Lawu, Kicau Burung Akan Tetap Terdengar

Kepedulian terhadap lingkungan dan keseimbangan alam terus digelorakan insaninsan Perhutani. Semangat dan upaya menjaga keseimbangan alam itulah yang terlihat saat Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta bersama stakeholders setempat melakukan pelepasliaran burung-burung ke habitatnya di Gunung Lawu. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mereka untuk menjaga keseimbangan ekosistem agar mereka dapat berkembang biak di alam liar khususnya hutan.

P

elepasliaran burung-burung itu dilakukan Perhutani KPH Surakarta bersama para stakeholder di lokasi wisata Sakura Hills dan Lawu Camp Park, Minggu, 13 September 2020. Lokasi pelepasliaran burungburung itu termasuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blumbang, Bagian Kesatuan

88 DUTA Rimba

Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, KPH Surakarta. Secara administratif, lokasi itu termasuk wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Acara melepasliarkan burung itu dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya adalah Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta; Kapolres Karanganyar, Leganek

Mawardi; Kapolsek Tawangmangu, Ismugiyanto; Danramil Tawangmangu, Heru; Danramil Tawangmangu, Heru N; Camat Tawangmangu, Rusdianto; Asper BKPH Lawu Utara, Widodo; Perwakilan SC 234 Regwil Surakarta; Perwakilan Divisi 87; dan para relawan. Tujuan kegiatan pelepasliaran burung tersebut adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem agar burung-burung itu dapat berkembang biak di alam liar, khususnya hutan. Menanggapi acara tersebut, Administratur Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, menjelaskan, Perhutani bersama jajaran Polri, TNI, elemen masyarakat, serta relawan, melaksanakan kegiatan tersebut sebagai wujud kebersamaan dalam melestarikan lingkungan, supaya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitarnya. Sedangkan Kapolres Karanganyar, Leganek Mawardi, menyatakan, burung-burung yang mereka lepasliarkan di hari itu diharapkan dapat terus hidup dan berkembang biak, sehingga kelangsungannya dapat terus terjaga dengan baik. “Berbagai jenis burung itu kita lepas agar di alam liar dapat tumbuh dan berkembang. Ini merupakan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


salah satu bentuk kepedulian kita bersama untuk mewujudkan lestari alam dan lestari Indonesia,” katanya.

Komunitas Solo Raya

Penanaman Bibit Pohon Sementara itu, Ketua Divisi 87, Guntur Bahari, menyampaikan, komunitas mereka bersama komunitas lain, semisal 234 SC Regional Wilayah

Surakarta, didukung Perbakin Jawa Tengah, telah melaksanakan sejumlah kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap alam. Mereka antara lain menaburkan puluhan ribu ekor benih ikan dan ribuan ekor burung di Kecamatan Karangpandan, Tawangmangu, Ngargoyoso, dan lain-lain. Beberapa jenis burung yang dilepasliarkan itu adalah perkutut, derkuku, pleci, jalak kebo, kutilang, dan lain-lain. "Kami ingin ikut berperan dalam kegiatan pelestarian hutan, mengembalikan ekosistem alam. Kegiatan berkesinambungan sejak akhir Agustus. Saat musim hujan nanti kami lanjutkan penanaman bibit pohon," ujar Guntur. Guntur berharap, upaya yang dilakukan komunitas itu dapat dirasakan dampaknya oleh generasi mendatang. Generasi mendatang diharapkan dapat menikmati kicau burung saat berkunjung ke hutan Gunung Lawu. Sebab, lewat upayaupaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan oleh banyak pihak yang peduli, kita dapat berharap bahwa di Gunung Lawu, kicau burung akan tetap terdengar. Cag! • DR/Ska/Ip

Foto: Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

Bukan hanya itu kegiatan pelestarian lingkungan yang digelar di Gunung Lawu. Dan pihak yang terlibat bukan hanya satu. Karena itu, Perum Perhutani KPH Surakarta mengapresiasi keterlibatan komunitas di Solo Raya untuk ikut serta melestarikan hutan di Gunung Lawu. Salah satu kegiatan yang dimaksud itu dilakukan oleh komunitas 234 SC Regional Wilayah Surakarta dan Divisi 87 bersama Perbakin Jawa Tengah menggandeng Perum Perhutani KPH Surakarta, Polres Karanganyar, dan sukarelawan. Mereka melepaskan seribuan ekor burung di hutan wisata Lawu Camp dan Sakura Hills. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu, 13 September 2020. "Hutan itu kompleks flora dan fauna. Banyak oknum ingin memanfaatkan hutan. Beberapa di antaranya salah memanfaatkan. Mereka berburu burung, kijang, babi hutan, dan lain-lain. Teman-teman komunitas ini menunjukkan kepedulian mereka untuk mengembalikan eko-

sistem dengan cara sederhana," kata Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta. Sugi lantas mengajak masyarakat yang ingin menikmati alam Gunung Lawu untuk ikut serta melestarikan hutan seperti yang dilakukan sejumlah komunitas itu. Mereka telah melepaskan benih ikan, burung, dan menanam bibit pohon di sejumlah lokasi di hutan Gunung Lawu. Sugi pun menyebut, selama ini perbaikan ekosistem juga dilaksanakan di sejumlah wilayah secara berkesinambungan. "Masyarakat berdonasi kepada alam bisa lewat kegiatan melepaskan burung, bibit ikan, dan menanam bibit pohon. Kami ajak masyarakat ikut menjaga ekosistem di Gunung Lawu. Itu usaha kecil, efeknya juga nggak besar, tetapi manfaat bagi komunitas besar. Mereka bisa mengajak temantemannya untuk peduli lingkungan," ucapnya.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 89


Foto : Gandi Sugandi/Kompersh KPH Bandung Selatan

wisatarimba

90 DUTA Rimba

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Menjelang Relokasi

Monumen Punceling Barutunggul di Ciwidey Ciwidey seakan tak henti menawarkan obyekobyek wisata. Salah satu yang sedang menarik perhatian publik adalah Monumen Punceling, Barutunggul, yang terletak di kawasan hutan Barutunggul, Ciwidey, Bandung Selatan. Monumen yang menggambarkan pertempuran di Punceling saat perang kemerdekaan, antara pihak Indonesia dan Belanda, itu cukup menarik perhatian masyarakat. Kini, monumen yang sudah menjadi ikon Punceling itu direncanakan untuk dipindahkan dari lokasinya saat ini ke lokasi baru di Rancaupas.

M

asyarakat yang pernah atau sering berwisata ke wilayah hutan dan perkebunan teh di kawasan Rancabali-Ciwidey, dengan menempuh perjalanan dari arah Bandung, biasanya mengenali Monumen Punceling. Monumen berbentuk patung seekor macan dan seorang pejuang membawa bambu runcing itu terletak di seberang kanan jalan di tikungan Punceling, Barutunggul. Letaknya yang strategis dan mudah terlihat

itu menjadikan monumen tersebut merupakan ikon di tikungan Punceling. Namun, mungkin tak banyak orang yang tahu bahwa Monumen Punceling tersebut menggambarkan pertempuran di Punceling, Barutunggul. Ya, monumen itu memang merupakan tugu peringatan pertempuran yang berlangsung antara pihak Indonesia dengan Belanda. Pertempuran tersebut tepatnya terjadi selama perang kemerdekaan memertahankan kemerdekaan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Republik Indonesia. Perang Punceling terjadi pada September 1947. Menurut sejumlah sumber, pihak Indonesia yang bertempur dengan pihak Belanda di Barutunggul pada September 1947 itu adalah pasukan TNI dari Siliwangi Batalion Siluman Merah. Ada pun kawasan Barutunggul yang merupakan kawasan hutan, dahulunya merupakan salah satu lokasi konsentrasi pertahanan pasukan TNI Batalion Siluman Merah. Dari kawasan hutan itulah kerap kali pasukan TNI melancarkan serangan terhadap pasukan Belanda, dengan taktik perang gerilya. Kini ada hal menarik yang lain yang hadir di seputar Monumen Punceling. Hal itu terkait adanya rencana memindahkan lokasi monumen itu. Patung yang merupakan ikon tikungan Punceling, tepatnya di kawasan hutan Barutunggul, Ciwidey, Bandung Selatan, itu rencananya akan dipindahkan ke lokasi baru di Rancaupas. Rencana relokasi monumen tersebut dikemukakan oleh Manager Area Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Wisata Klaster Ciwidey Perum Perhutani, Trisna

DUTA Rimba 91


wisatarimba Mulyana, di Bandung. Trisna Mulyana menyebutkan, munculnya rencana itu awalnya adalah rencana pembuatan monumen pertempuran tersebut dengan lokasi yang dibuat di Rancaupas. Ide tersebut, kata Trisna, muncul dari Kepala Bais (Badan Intelijen Strategis), Kisenda Wiranatakusumah. Trisna menyebut, Kisenda Wiranatakusumah adalah putra dari Achmad Wiranatakusumah yang semasa perang itu berlangsung adalah Komandan Yon 26/Siluman Merah.

Lokasi Pasukan Berkumpul Menurut Trisna Mulyana, berdasarkan informasi yang ia peroleh, kisah sejarah yang terjadi di tikungan Punceling itu adalah bagian dari peristiwa sejarah di seputar perang memertahankan kemerdekaan. Lokasi monumen saat ini merupakan tempat pertempurannya. Tetapi, konon pasukan dari Yon26/Siluman Merah itu ketika itu sempat dipukul mundur oleh pasukan Belanda. Nah, konon, lokasi yang direncanakan akan menjadi tempat baru monumen tersebut yaitu di Rancaupas, ternyata adalah lokasi tempat

berkumpulnya pasukan TNI saat Batalion Siluman Merah tersebut mundur. “Kami mengizinkan pemindahan monumen tersebut dari Punceling ke Rancaupas, yang selanjutnya bisa dijadikan wisata sejarah,” ujar Trisna Mulyana. Trisna pun melanjutkan, lokasi yang akan menjadi tempat baru monumen tersebut saat ini sedang dipersiapkan di Rancaupas. Lokasinya ada pada kawasan lapangan terbuka. Sehingga, monumen itu nanti akan mudah dilihat masyarakat yang berkunjung ke kawasan wanawisata Rancaupas.

Lokasi-lokasi Menarik Kawasan Ciwidey sendiri memang sudah lama dikenal punya lokasi menarik sebagai Termasuk kawasan Punceling Pass. Selain Punceling, ada banyak destinasi wisata lainnya di Ciwidey yang sudah terkenal dan menarik dikunjungi banyak wisatawan.

Pertama, tentu saja Kawah Putih. Tak bisa diingkari, Kawah Putih inilah ikon wisata Ciwidey yang namanya sudah sangat populer. Selain keindahan alamnya yang memesona pandangan, juga karena banyak spot yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai salah satu lokasi membuat foto prewedding. Kedua, Situ Patenggang. Inilah danau alam yang terletak di Ciwidey yang sangat eksotis dan indah. Lokasinya berada di areal perkebunan teh dan lereng pegunungan. Sangat cocok untuk Anda yang ingin melepas kepenatan usai beraktivitas sehari-hari. Ketiga, Glamping Lakeside. Inilah lokasi camping yang dilengkapi banyak fasilitas. Antara lain, wisatawan dapat menginap di hotel berbintang di sekitar lokasi camping. Lokasinya tepat berada di areal Situ Patenggang. Keempat, Rancaupas. Wanawisata ini adalah lokasi

92 DUTA Rimba

Foto : Gandi Sugandi/Kompersh KPH Bandung Selatan

Lokasi yang akan menjadi tempat baru monumen tersebut saat ini sedang dipersiapkan di Rancaupas. Lokasinya ada pada kawasan lapangan terbuka. Sehingga, monumen itu nanti akan mudah dilihat masyarakat yang berkunjung ke kawasan wanawisata Rancaupas ujar Trisna Mulyana. NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Gandi Sugandi/Kompersh KPH Bandung Selatan

camping ground yang populer dan sudah dikenal banyak wisatawan dengan nama Bumi Perkemahan Ranca Upas. Selain bumi perkemahan, di sana juga ada tempat penangkaran rusa dan Kampung Cai. Jadi, cocok jika wanawisata ini menjadi rumah baru bagi Monumen Punceling. Kelima, Ciwidey Valley Resort. Yaitu lokasi Penginapan Murah di Ciwidey. Lokasi penginapan tersebut berkelas tersendiri yang dilengkapi keberadaan kolam renang, waterpark, serta lokasi Glamping Bandung. Keenam, Pemandian Air Panas Ciwalini. Merupakan lokasi tempat pemandian air panas di Bandung Selatan. Lokasinya berada di tengah areal perkebunan teh dan perbukitan. Ketujuh, Cimanggu Natural Hot Spring Resort. Ini adalah tempat pemandian air panas di Ciwidey. Lokasinya dilengkapi dengan tempat penginapan berupa cottage dan lain-lain. Kedelapan, Taman Kelinci. Di sini terdapat Tempat Wisata Anak yang menawarkan pemandangan menarik di tempat penangkaran kelinci dari berbagai negara. Kesembilan, Barusen Hill. Ini adalah salah satu obyek wisata di Ciwidey

yang instagramable. Sehingga, ia menjadi lokasi favorit muda–mudi saat liburan di Ciwidey. Kesepuluh, KTO Sari Alam. Inilah lokasi obyek wisata Kebun Tanaman Obat yang ada di Ciwidey. Lokasinya seluas 14 hektare, cukup besar untuk bersantai bersama keluarga. Selain berwisata, di sini juga terdapat pusat pengobatan herbal.

Pariwisata Berbiaya Rendah Sebenarnya, banyak sekali obyek wisata di Bandung Selatan dan sekitarnya. Obyek-obyek wisata itu bisa kita jadikan sebagai destinasi wisata untuk mengisi waktu liburan. Punceling dan Rancaupas adalah dua di antaranya. Dan cara mengisi liburan dengan berwisata ke Ciwidey semisal Punceling Pass atau obyek wisata lain di Bandung pun tak sulit. Cara mudah dan murah untuk liburan ke sana, antara lain saat ini sudah tersedia banyak program promosi yang ditawarkan agen-agen perjalanan wisata yang dikemas dalam Paket Wisata Bandung Murah. Ada banyak Agen Tour and Travel di Bandung yang menawarkan program liburan dengan biaya terjangkau yang bisa dipilih sesuai kebutuhan serta anggaran wisata

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Anda. Misalnya.Paket Wisata Bandung 1 Hari, Paket Wisata Bandung 2 Hari 1 Malam, Paket Wisata Bandung 3 Hari 2 Malam, Paket Wisata Bandung 4 Hari 3 Malam, atau Paket Wisata Bandung Untuk 2 Orang. Bagi wisatawan yang ingin datang ke tempat liburan secara rombongan, semisal mengikuti program Paket Outbound Bandung, juga dapat dengan mudah menemukan Tempat Sewa Bus Pariwisata Bandung Murah. Wisatawan yang tidak membawa kendaraan sendiri saat liburan di Bandung, juga tetap dapat berlibur dengan nyaman dan biayanya terjangkau. Gunakan saja jasa Rental Mobil di Bandung. Nah, cukup mudah dan nyaman kan, menikmati pariwisata di Bandung Selatan, khususnya di Punceling Pass Ciwidey? Bukan hanya wisata alam tetapi juga wisata sejarah, ada di sana. Jadi, buat Anda yang ingin menikmati panorama alam yang indah sekaligus memuaskan dahaga keingintahuan pada jejak sejarah di Bandung Selatan, datang saja ke Ciwidey. Jangan lupa, anak-anak bangsa sangat perlu mengetahui sejarah bangsanya. • DR

DUTA Rimba 93


inovasi

Di Tuban,

Ketika Sampah Organik Jadi Pakan Ikan Masyarakat umum sudah mengetahui, sampah organik dapat dijadikan kompos dan dimanfaatkan untuk pertanian. Banyak orang juga belum tahu, selain dimanfaatkan sebagai kompos, sampah organik dapat juga dibuat menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan. Namun banyak yang belum tahu cara pengolahannya yang butuh ketelatenan dan melalui tahapan yang benar. Hal itulah yang difasilitasi Perhutani KPH Tuban. Mereka mengajak LMDH untuk sama-sama belajar cara membuat sampah organik menjadi pakan ikan.

S

ejumlah 20 orang anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngimbang Makmur yang rata-rata berusia muda mengikuti kegiatan yang diadakan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban, Rabu, 21 Oktober 2020. Di hari itu, Perhutani KPH Tuban memfasilitasi anggota LMDH Ngimbang Makmur, Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melakukan studi banding ke lokasi peternakan lebah dan pengolahan sampah organik yang berada di wilayah Bagian Kesatuan

94 DUTA Rimba

Pemangkuan Hutan (BKPH) Merak Urak. Pembina anak-anak muda dari LMDH Ngimbang Makmur, Yamani, mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bekal keahlian bagi generasi muda. Sehingga, mereka dapat menimba ilmu guna diterapkan di desanya. “Dengan belajar tentang pengolahan sampah organik menjadi maggot, yaitu bahan pakan ikan berprotein tinggi yang merupakan larva dari lalat Black Soldier, diharapkan dapat memotivasi mereka untuk bisa membuat sendiri,” ujar Yamani.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Tuban melalui Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan KPH Tuban, Sri Juliati, menyampaikan, pihaknya sangat mengapresiasi kelompok anak muda yang ingin belajar cara pembuatan pakan ikan tersebut. Menurut dia, pihaknya akan memfasilitasi kelompok-kelompok yang ingin belajar di Perhutani. Ia menjelaskan, peternakan madu dan pengolahan sampah organik di wilayahnya tersebut dikelola oleh Rokib selaku Asisten Perhutani BKPH Merak Urak, bersama salah satu stafnya, yaitu Akrib.

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Bella Nisha/ Kompersh KPH Tuban

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

DUTA Rimba 95


Foto : Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban

inovasi

Manfaat Sampah Organik Sampah merupakan hasil buangan proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah juga bisa diartikan sebagai sisa kegiatan manusia sehari-hari dan proses alam. Kegiatan manusia itu lantas yang membentuk sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alami oleh bakteri tanpa adanya campur tangan manusia, namun perlu diberikan suatu bahan kimia dalam membantu proses penguraian. Dampak yang ditimbulkan sampah ini yaitu hasil pembusukan yang menimbulkan bau busuk menyengat, yang dapat menimbulkan penyakit akibat bakteri. Meskipun begitu, sampah ini tergolong sampah yang ramah lingkungan. Sampah organik dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu sampah organik basah

96 DUTA Rimba

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alami oleh bakteri tanpa adanya campur tangan manusia, namun perlu diberikan suatu bahan kimia dalam membantu proses penguraian. Dampak yang ditimbulkan sampah ini yaitu hasil pembusukan yang menimbulkan bau busuk menyengat, yang dapat menimbulkan penyakit akibat bakteri. (pembusukan buah-buahan dan sisa sayuran) dan sampah organik kering (kertas, kayu, ranting pohon, dan daun kering). Keduanya memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pertama, sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana. Hanya diperlukan suatu lubang untuk pembuangan sampah organik di tanah dan tunggu hingga membusuk dan menyerupai tanah. Unsur hara yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Kedua, tambahan pakan ternak. Sampah organik yang berbentuk dedaunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak semisal kambing, sapi, dan hewan herbivora lainnya. Juga dapat dibuat menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan. Ketiga, dapat dijadikan kerajinan tangan. Beberapa sampah organik dapat dijadikan produk yang bernilai jual. Misalnya, enceng gondok yang sudah dikeringkan dan dibakar dapat diolah kembali menjadi tas. Begitu juga batok kelapa yang

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto : Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban

umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar, dapat juga dijadikan sebagai peralatan masak semisal centong, cangkir, dan lain-lain. Keempat, dapat dijadikan biogas dan listrik. Sampah organik dari tahu, tempe, dan kotoran hewan dapat dijadikan bahan utama untuk membuat biogas. Cukup sediakan wadah tertutup yang dapat dijadikan penampungan gas dan ditambahkan air serta diaduk untuk memercepat proses pembuatannya.

Selain itu, dapat juga ditambahkan decomposer untuk memersingkat waktu pembuatan. Sebab, jika hanya menggunakan air, butuh waktu lebih dari dua minggu.

Bisa Diaplikasikan Untuk mengolah sampah makanan menjadi pakan ternak, lebih dulu sampah makanan dipilah dan dipisahkan dari bahan anorganik semisal plastik, kertas, dan sejenisnya. Selanjutnya

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

bahan baku yang telah dipilah itu dimasukkan dalam wadah karung dan diberikan cairan probiotik untuk proses fermentasi selama satu minggu. Selesai difermentasi dan penirisan air serta minyak lewat wadah karung, bahan baku dihancurkan dan dicampur menggunakan mesin penggiling daging. Dari hasil penggilingan tersebut, bahan baku dijemur agar kadar air berkurang dan mudah dihaluskan dengan mesin pembuat tepung serbaguna. Tahap berikutnya, bahan berupa pakan yang sudah berbentuk tepungan ini kemudian diaduk lagi menggunakan mesin mixer. Pencampuran disesuaikan dengan perbandingan bahan baku yang mengandung protein, kabrohidrat, dan unsur lainnya. Pencetakan bahan baku menggunakan mesin sederhana, baik mesin vertikal atau horizontal, akan menghasilkan pakan tenggelam. Setelah dicetak dan ditempatkan dalam wadah, bahan pakan dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Sehingga, pakan mencapai tingkat kekeringan tertentu, yaitu kadar air berkisar 10%. Selanjutnya, pakan didinginkan sekitar satu sampai dua jam dan lakukan penimbangan dalam karung bersih sesuai kebutuhan. Upaya Perhutani KPH Tuban memfasilitasi Anggota LMDH dalam mengelola sampah organik untuk diolah menjadi pakan ikan patut diacungi jempol. Harapannya, metode itu juga dapat diaplikasikan di daerah lainnya. Sehingga, volume sampah bisa ditekan lewat pengolahan yang produktif. Tak cuma itu. Dampak positif lainnya dari penerapan metode itu adalah bisa menjadi peluang usaha dan menyerap tenaga kerja. Bravo! • DR/ Tbn/YL

DUTA Rimba 97


pojokkph

Ketahanan Pangan ala Perhutani KPH Probolinggo dan LMDH Lumajang

Sebagai salah satu program pemerintah, ketahanan pangan perlu terus digelorakan. Masyarakat perlu terus disadarkan tentang pentingnya alternatif bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Sosialisasi adalah cara menumbuhkan kesadaran itu. Hal itulah yang dilakukan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Makmur, Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melakukan Sosialisasi Ketahanan Pangan itu di Lumajang, awal Oktober 2020.

S

osialisasi tersebut dilakukan di lokasi Swa Sembada Bahan Makanan (SSBM) di Balai Desa Jarit, Selasa, 5 Oktober 2020. Selain pembicaraan tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan, sosialisasi tersebut juga membahas rencana pelaksanaan kegiatan tanaman Swa Sembada Bahan Makanan (SSBM) Padi. Kegiatan itu dialokasikan di lahan seluas 70 hektare di Petak 13A, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candipuro, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, KPH Probolinggo. Di kesempatan itu, Kepala Sub Seksi Komunikasi Perhutani KPH Probolinggo, Tumin, mewakili Administratur Perhutani KPH Probolinggo, menegaskan, Perhutani selalu mendukung program pemerintah di bidang

98 DUTA Rimba

ketahanan pangan. Ia menyebut, proses sosialisasi itu diharapkan dapat memerlancar kerja sama KPH Probolinggo dengan LMDH Sumber Makmur dalam mengelola areal SSBM sebagaimana tertuang dalam PKS Nomor 114/PKS-Agro/PBO/ Divre.Jatim/2020 tanggal 11 Juni 2020. “Dalam PKS itu sudah diatur mekanisme hak dan kewajiban masing-masing pihak, yakni Perhutani dan LMDH. Perhutani menyediakan lahan dan wajib memberikan pembinaan dan Petunjuk Teknis (Juknis) pengelolaan di areal SSBM, sedangkan biaya selama proses berlangsung ditanggung oleh LMDH dengan bagi hasil yang diperoleh LMDH 70% dan Perhutani mendapat sebesar 30%,” tutur Tumin. Di tempat yang sama, Ketua LMDH Sumber Makmur, Edi Karyo,

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Perhutani dan Forkopimcam, yang telah memberikan bimbingan dan arahan pengelolaan areal Swasembada Bahan Makanan (SSBM) tersebut. “Kami berharap, kerja sama di areal SSBM ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan, khususnya warga Desa Jarit. Harapannya, dengan kesejahteraan masyarakat yang meningkat, tercipta suasana kondusif sehingga kelestarian hutan tetap terjaga dengan baik,” ucapnya. Di tempat terpisah, Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Imam Suyuti, menuturkan, sosialisasi ketahanan pangan itu merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) Tanaman Padi di lokasi SSBM, Petak 13A. Lokasi itu memiliki luas baku 82,5 hektare, namun hanya

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020


Foto: Tumin/Kompersh KPH Probolinggo

70 hektare yang dikerjasamakan. Menurut Imam, sosialisasi tersebut dilakukan agar pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di area SSBM berjalan lancar sesuai petunjuk teknis (juknis) pertanian dan juknis kehutanan secara lestari. “Dengan sosialisasi ini, diharapkan tidak ada kesalahpahaman antara petugas Perhutani di lapangan dengan para penggarap tanaman padi di areal SSBM yang tergabung dalam LMDH Sumber Makmur, terutama masalah hak dan kewajiban masing-masing pihak,” katanya.

Kilas KPH Probolinggo Perhutani KPH Probolinggo merupakan salah satu unit kelola sumber daya hutan (SDH) Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Secara geografis, wilayah KPH Probolinggo berada pada

111°17’51” Bujur Timur dan 111°42’43” Bujur Barat, serta 7°34’36” Lintang Utara dan 7°58’12” Lintang Selatan. KPH Probolinggo yang punya luas areal hutan 84.263,60 Hektare itu juga merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan dan DAS Bondoyudo. Secara administratif pemerintahan, wilayah kerja Perhutani KPH Probolinggo berada di wilayah tiga kabupaten. Yaitu Kabupaten Probolinggo seluas 45.986,10 hektare dengan jumlah penduduk 337.634 orang; Kabupaten Lumajang seluas 34.834,20 hektare dengan jumlah penduduk 229.353 orang; dan Kabupaten Situbondo seluas 3.443,30 hektare dengan jumlah penduduk 17.951 orang. Berdasarkan peruntukannya, kawasan hutan Perhutani KPH Probolinggo terdiri dari Hutan

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020

Lindung 34.212,00 Hektare (41%), dan selebihnya adalah Hutan Produksi. Wilayah hutan KPH Probolinggo yang merupakan hutan produksi itu terdiri dari Kawasan untuk perlindungan seluas 7.252,30 Hektare (8,61%); Kawasan klas perusahaan 18.055,90 Hektare (21,90%); Kawasan bukan klas perusahaan 16.651,00 Hektare (19,76%); dan Kawasan untuk penggunaan lain 8.092,40 Hektare (9,60%). Wilayah Perhutani KPH Probolinggo, di sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, di sebelah timur dengan KPH Bondowoso dan KPH Jember, di sebelah selatan dengan Samudera Indonesia, dan di sebelah barat dengan KPH Pasuruan dan KPH Malang. Untuk mengelola unit usahanya, Perhutani KPH Probolinggo dibagi lima Kelas

DUTA Rimba 99


Perusahaan (KP). Kelimanya adalah KP Jati (29.457,70 Hektare), KP Mahoni (5.545,10 Hektare), KP Damar (25.696,20 Hektare), KP Pinus (20.121,30 Hektare), dan KP Kesambi (3.443,30 Hektare). Pembagian wilayah hutan KPH Probolinggo dikelompokkan dalam sembilan Bagian Hutan (BH). Mereka adalah BH Sukapura 11.390,9 Hektare; BH Probolinggo 5.131,3 Hektare; BH Kraksaan 8.437,3 Hektare; BH Bermi 21.026,6 Hektare; BH Klakah 5.545,1 Hektare; BH Senduro 8.697,7 Hektare; BH Pasirian 11.861,0 Hektare; BH Pronojiwo 8.730,4 Hektare; dan BH Banyukerto 3.443,3 Hektare.

Berdasarkan Tipe Iklim Menurut Dr. F.H Schidt dan Ir. J.H.A Ferguson, tipe iklim di wilayah Perhutani KPH Probolinggo terdiri dari empat. Tipe iklim pertama adalah tipe E dengan nilai Q = 100% meliputi wilayah BKPH Taman, BKPH Kabuaran, dan BKPH Probolinggo. Tipe iklim kedua yaitu tipe D dengan nilai Q = 60% meliputi wilayah BKPH Kraksaan. Tipe iklim ketiga ialah tipe C dengan nilai Q = 33,3% meliputi wilayah BKPH Sukapura, BKPH Bermi, BKPH Klakah, dan BKPH Pasirian. Dan tipe iklim keempat yaitu

100 DUTA Rimba

Foto: Tumin/Kompersh KPH Probolinggo

pojokkph

tipe B dengan nilai Q = 14,3% meliputi wilayah BKPH Pronojiwo dan BKPH Senduro. Berdasarkan salinan Peta Ikhtisar Geologi Skala 1 : 100.000, Djawatan Kehutanan Tahun 1946, formasi geologi yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah formasi undifferentiated volcanic product, miocene sedimentary facies, alluvium halocene, miocene limestone facies, old quaternary volcanic product, dan young quaternary volcanic product. Sedangkan berdasarkan Peta Tanah Tinjau dari Balai Penelitian Tanah Tahun 2006, jenis tanah yang terdapat di wilayah KPH Probolinggo adalah laterit, latoal,

latosol, margalit, margalit kapur, laterit berpasir, regosol, regusol, padas, dan tuft vulkanis. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampeyan yang mengalir dari selatan ke utara menembus di tengah-tengah kawasan hutan BH Probolinggo, BH Kraksaan, BH Bermi dan BH Taman Kabuaran, yang secara administratif termasuk wilayah daerah Kabupaten Probolinggo dan Situbondo. Sedangkan Das Aliran Sungai (DAS) Bondoyudo yang mengalir dari barat ke selatan timur melewati kawasan hutan BH Klakah, BH Pasirian, BH Senduro, dan BH Probojiwo, yang termasuk wilayah Kabupaten Lumajang. • DR/Pbo/HH

NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020



Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un Keluarga Besar Perhutani berduka cita atas wafatnya

Bapak Bambang Catur Wahyudi Direktur Operasi Perum Perhutani

Semoga Husnul Khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT www.perhutani.co.id

@PerumPerhutani

Perum Perhutani


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.