6 minute read

Menanam Harap untuk Masa Depan

Memupuk Cinta kepada Hutan, Menanam Harap untuk Masa Depan

generasi muda adalah cermin masa depan. ketika kita melihat wajah generasi muda, pada prinsipnya sama dengan melihat masa depan kita. sehingga, perlu ada langkah-langkah pembinaan generasi muda sebagai para penerima tongkat estafet yang akan meneruskan perjalanan selanjutnya. itulah yang dilakukan Perhutani, salah satunya dengan membina saka wanabakti. Para anggota gerakan Pramuka itu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup di sejumlah daerah.

Advertisement

Salah satu bentuk pembinaan Anggota Pramuka dalam menggiatkan kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup itu terlihat di Blambangan, Jawa Timur. Di hari Minggu, 4 Oktober 2020, Saka Wanabakti binaan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan bersama Komunitas Ikatan Pecinta Alam Semar Sakti (IKPASS) Pesanggaran, melakukan kegiatan reboisasi hutan mangrove seluas 4 hektar. Lokasinya terletak di Petak 130h, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedunggebang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Blambangan, KPH Banyuwangi Selatan.

Instruktur Saka Wanabakti Banyuwangi, Maryono, hadir dalam acara tersebut. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Nur Budi Susatyo, dalam kapasitas selaku Pembina Saka Wanabakti Banyuwangi, melalui Instruktur Saka Wanabakti, Maryono, mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilakukan seminggu sekali. Tujuannya adalah memperkenalkan tentang pentingnya fungsi dan manfaat hutan kepada generasi muda. Salah satu fungsi hutan adalah mencegah abrasi.

“Tanaman mangrove berfungsi untuk mencegah terjadinya air laut naik ke darat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas IKPASS Pesanggaran, Mohammad Kowim, usai acara penanaman mangrove, mengatakan, kegiatan tesebut merupakan agenda rutin bagi pihaknya sebagai pecinta alam. Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang mereka lakukan. “Bukan hanya reboisasi tanaman mangrove ini yang dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah bersih-bersih sungai dari sampah,” katanya.

Kowim melanjutkan, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan hidup dan hutan merupakan kewajiban kita semua, terutama generasi muda. “Selagi kami mampu, sebagai generasi milenial akan selalu siap menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan orang banyak,” imbuhnya.

Sedangkan salah satu anggota Saka Wanabakti Banyuwangi, Gita Putri Maharani, mengatakan, ia merasa bersyukur karena dengan langsung praktik menanam, ia bisa menambah ilmu pengetahuan tentang fungsi dan manfaat tanaman mangrove. “Di sekolah belajar teori, sementara di lapangan seperti sekarang ini kami langsung praktik,” ujar Gita, yang masih bersekolah di SMK Negeri 17 Tegaldlimo.

Foto: Mukhlisin/Kompersh Banyuwangi Selatan

Foto : Sugiono/Kompersh KPH Jombang

Tanaman Hidroponik

Keterlibatan Anggota Pramuka dari Saka Wanabakti dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup juga terlihat di Jombang. Senin, 12 Oktober 2020, Pramuka Saka Wanabakti binaan Perhutani KPH Jombang melakukan praktik pembuatan tanaman hidroponik untuk menambah bekal keterampilan bagi para anggotanya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah hidroponik Rusdianto, Desa Kepuh Kembeng, Jombang, Jawa Timur.

Di dalam kegiatan tersebut, dipraktikkan cara-cara perawatan tanaman hidroponik, mulai dari tahap pembenihan, penanaman, pemupukan, perawatan, cara membuat wadah dari barang bekas untuk menanam tanaman itu, hingga cara pemanenannya. Para Anggota Pramuka dari Saka Wanabakti binaan Perhutani KPH Jombang pun terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Di kesempatan itu, pemilik rumah hidroponik, Rusdianto, yang juga Pembina Pramuka dari Perencanaan Hutan Wilayah (PHW) III Jombang, menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan para anggota Saka Wanabakti.

“Dalam kegiatan ini, kami mengenalkan cara bertani sayuran dengan sistem hidroponik, baik dengan media air maupun dengan cara membuat wadah dari limbah bekas minuman mineral untuk pot tempat menanam. Diharapkan, anggota Saka Wanabakti nantinya termotivasi untuk dapat membuatnya di rumah sendiri, karena hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas,” terangnya.

Di kesempatan yang sama, Administratur Perhutani KPH Jombang melalui Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan, Sugiono, selaku Pamong Saka Wanabakti Jombang, menyampaikan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas anggota Saka Wanabakti. Peningkatan keterampilan anggota Saka Wanabakti itu perlu, sebagai bekal untuk mereka berkarya.

“Jika mereka berhasil mengembangkan cara bertani sayuran tanaman hidroponik, hasilnya bisa dijual untuk menambah penghasilan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan praktek tersebut, Nova, menyatakan, dirinya sangat berterima kasih kepada Perhutani yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan praktik pelatihan tentang cara bertani dengan sistem hidroponik tersebut. Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya dan anggota Saka Wanabakti.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan kami sebagai bekal nanti untuk dapat membuat tanaman hidroponik secara mandiri,” katanya.

Resmikan Pusdiklat Pramuka

Peran aktif Perhutani dalam membina Saka Wanabakti juga tampak di Kediri. Pada Rabu, 14 Oktober 2020, Perhutani KPH Kediri meresmikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pramuka Saka Wanabakti Kediri. Pusdiklat tersebut berada di Petak 115, wilayah RPH Parang, BKPH Kediri, KPH Kediri.

Asisten Perhutani (Asper) BKPH Kediri, Aziz, hadir dan melakukan peresmian pusdiklat tersebut, mewakili Administratur Perhutani KPH Kediri, A. Fadjar Agung Susetyo. Saat memberikan sambutan, Azis menyampaikan, pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia. Hal itu penting untuk menjadi seorang Praja Muda Karana (Pramuka). Menurut dia, lahan yang menjadi lokasi Pusdiklat Saka Wanabakti Kediri itu merupakan

lokasi persemaian. Sehingga, para anggota Saka Wanabakti nantinya dapat berlatih dan menambah kompetensinya di sana.

“Saka Wanabakti merupakan gerakan pramuka sebagai tempat berkumpulnya Pramuka Penegak yang menyelenggarakan kegiatankegiatan nyata, bermanfaat, dan produktif,” terangnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut para stakeholders setempat. Selain jajaran Perhutani KPH Kediri, hadir pula Pembina Pramuka Kabupaten Kediri, Perwakilan Saka yang ada di Kabupaten Kediri, Perwakilan Saka Wanabakti dari Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Blitar, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Semen, Kapolsek Mojo, Perangkat Desa setempat, dan adik-adik Saka Wana Bhakti Perhutani.

“Peresmian Pusdiklat ini merupakan momen penting dalam upaya menghidupkan kegiatan Saka Wanabakti, khususnya di Kota dan Kabupaten Kediri. Pusdiklat ini sarana dan prasarananya lengkap. Silakan adik-adik manfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan Pramuka,” kata Aziz.

Sementara itu, Juaini yang mewakili Pembina Pramuka Kabupaten Kediri, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah menyiapkan tempat sebagai wadah pelatihan generasi muda. Senada dengan Juaini, Kapolsek Semen, AKP Siswandi, dalam kesempatan tersebut juga berpesan kepada generasi muda untuk selalu melakukan kegiatan yang positif.

Satuan karya Pramuka

Satuan Karya Pramuka Wanabakti atau biasa disingkat Saka Wanabakti adalah salah satu dari 11 Saka Tingkat Nasional Indonesia. Satuan Karya Pramuka Wanabakti merupakan wadah pembinaan bagi

Foto : Kompersh KPH Kediri

Satuan Karya Pramuka Wanabakti merupakan wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memberikan pengetahuan, keterampilan praktis, dan menanamkan tanggung jawab di bidang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama kehutanan.

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memberikan pengetahuan, keterampilan praktis, dan menanamkan tanggung jawab di bidang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama kehutanan.

Saka Wanabakti dibentuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1983. Pembentukan Saka Wanabakti diawali dengan penandatanganan kerja sama oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Letnan Jenderal Mashudi dengan Menteri Kehutanan, Dr. Soedjarwo. Kerja sama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 134 Tahun 1983 tentang Satuan Karya Wanabakti, tertanggal 10 Desember 1983. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 19 Desember 1983, Pimpinan Saka Wanabakti Nasional dilantik oleh Wakil Presiden RI, Umar Wirahadikusumah.

Saka Wanabakti menjadi satu di antara sebelas Satuan Karya Pramuka yang bersifat Nasional. Artinya, saka ini telah terbentuk kepemimpinan mulai di tingkat cabang, daerah, hingga nasional. Kata "wanabakti" sendiri berasal dari kata "wana" dan "bakti". Wana merupakan kata dari bahasa Sansekerta yang berarti hutan, sedangkan bakti berarti tunduk dan hormat, setia, atau perbuatan yang menyatakan setia.

Selain Saka Wanabakti, sakasaka lain yang bersifat nasional adalah Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Dirgantara, Saka Bakti Husada, dan Saka Kencana. Juga Saka Taruna Bumi, Saka Wira Kartika, Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widaya Budaya Bakti. Sesuai dengan tujuannya untuk menanamkan tanggung jawab dan kecintaan terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, utamanya di bidang kehutanan, maka pembentukan dan pengelolaan Saka Wanabakti diselenggarakan atas kerja sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. • DR /Bws/Muk/

Jbg/Gn/Kdr/Ton

This article is from: