4 minute read

Di Tuban, Ketika Sampah Organik Jadi Pakan Ikan

masyarakat umum sudah mengetahui, sampah organik dapat dijadikan kompos dan dimanfaatkan untuk pertanian. banyak orang juga belum tahu, selain dimanfaatkan sebagai kompos, sampah organik dapat juga dibuat menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan. namun banyak yang belum tahu cara pengolahannya yang butuh ketelatenan dan melalui tahapan yang benar. hal itulah yang difasilitasi Perhutani kPh tuban. mereka mengajak lmdh untuk sama-sama belajar cara membuat sampah organik menjadi pakan ikan.

Sejumlah 20 orang anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngimbang Makmur yang rata-rata berusia muda mengikuti kegiatan yang diadakan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban, Rabu, 21 Oktober 2020. Di hari itu, Perhutani KPH Tuban memfasilitasi anggota LMDH Ngimbang Makmur, Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melakukan studi banding ke lokasi peternakan lebah dan pengolahan sampah organik yang berada di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Merak Urak.

Advertisement

Pembina anak-anak muda dari LMDH Ngimbang Makmur, Yamani, mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bekal keahlian bagi generasi muda. Sehingga, mereka dapat menimba ilmu guna diterapkan di desanya. “Dengan belajar tentang pengolahan sampah organik menjadi maggot, yaitu bahan pakan ikan berprotein tinggi yang merupakan larva dari lalat Black Soldier, diharapkan dapat memotivasi mereka untuk bisa membuat sendiri,” ujar Yamani.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Tuban melalui Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan KPH Tuban, Sri Juliati, menyampaikan, pihaknya sangat mengapresiasi kelompok anak muda yang ingin belajar cara pembuatan pakan ikan tersebut. Menurut dia, pihaknya akan memfasilitasi kelompok-kelompok yang ingin belajar di Perhutani. Ia menjelaskan, peternakan madu dan pengolahan sampah organik di wilayahnya tersebut dikelola oleh Rokib selaku Asisten Perhutani BKPH Merak Urak, bersama salah satu stafnya, yaitu Akrib.

Foto : Bella Nisha/ Kompersh KPH Tuban

Foto : Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban

manfaat Sampah Organik

Sampah merupakan hasil buangan proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah juga bisa diartikan sebagai sisa kegiatan manusia sehari-hari dan proses alam. Kegiatan manusia itu lantas yang membentuk sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alami oleh bakteri tanpa adanya campur tangan manusia, namun perlu diberikan suatu bahan kimia dalam membantu proses penguraian. Dampak yang ditimbulkan sampah ini yaitu hasil pembusukan yang menimbulkan bau busuk menyengat, yang dapat menimbulkan penyakit akibat bakteri. Meskipun begitu, sampah ini tergolong sampah yang ramah lingkungan.

Sampah organik dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu sampah organik basah

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alami oleh bakteri tanpa adanya campur tangan manusia, namun perlu diberikan suatu bahan kimia dalam membantu proses penguraian. Dampak yang ditimbulkan sampah ini yaitu hasil pembusukan yang menimbulkan bau busuk menyengat, yang dapat menimbulkan penyakit akibat bakteri.

(pembusukan buah-buahan dan sisa sayuran) dan sampah organik kering (kertas, kayu, ranting pohon, dan daun kering). Keduanya memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pertama, sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana. Hanya diperlukan suatu lubang untuk pembuangan sampah organik di tanah dan tunggu hingga membusuk dan menyerupai tanah. Unsur hara yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Kedua, tambahan pakan ternak. Sampah organik yang berbentuk dedaunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak semisal kambing, sapi, dan hewan herbivora lainnya. Juga dapat dibuat menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan.

Ketiga, dapat dijadikan kerajinan tangan. Beberapa sampah organik dapat dijadikan produk yang bernilai jual. Misalnya, enceng gondok yang sudah dikeringkan dan dibakar dapat diolah kembali menjadi tas. Begitu juga batok kelapa yang

Foto : Bella Nisha/Kompersh KPH Tuban

umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar, dapat juga dijadikan sebagai peralatan masak semisal centong, cangkir, dan lain-lain.

Keempat, dapat dijadikan biogas dan listrik. Sampah organik dari tahu, tempe, dan kotoran hewan dapat dijadikan bahan utama untuk membuat biogas. Cukup sediakan wadah tertutup yang dapat dijadikan penampungan gas dan ditambahkan air serta diaduk untuk memercepat proses pembuatannya. Selain itu, dapat juga ditambahkan decomposer untuk memersingkat waktu pembuatan. Sebab, jika hanya menggunakan air, butuh waktu lebih dari dua minggu.

bisa diaplikasikan

Untuk mengolah sampah makanan menjadi pakan ternak, lebih dulu sampah makanan dipilah dan dipisahkan dari bahan anorganik semisal plastik, kertas, dan sejenisnya. Selanjutnya bahan baku yang telah dipilah itu dimasukkan dalam wadah karung dan diberikan cairan probiotik untuk proses fermentasi selama satu minggu. Selesai difermentasi dan penirisan air serta minyak lewat wadah karung, bahan baku dihancurkan dan dicampur menggunakan mesin penggiling daging.

Dari hasil penggilingan tersebut, bahan baku dijemur agar kadar air berkurang dan mudah dihaluskan dengan mesin pembuat tepung serbaguna. Tahap berikutnya, bahan berupa pakan yang sudah berbentuk tepungan ini kemudian diaduk lagi menggunakan mesin mixer. Pencampuran disesuaikan dengan perbandingan bahan baku yang mengandung protein, kabrohidrat, dan unsur lainnya.

Pencetakan bahan baku menggunakan mesin sederhana, baik mesin vertikal atau horizontal, akan menghasilkan pakan tenggelam. Setelah dicetak dan ditempatkan dalam wadah, bahan pakan dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Sehingga, pakan mencapai tingkat kekeringan tertentu, yaitu kadar air berkisar 10%. Selanjutnya, pakan didinginkan sekitar satu sampai dua jam dan lakukan penimbangan dalam karung bersih sesuai kebutuhan.

Upaya Perhutani KPH Tuban memfasilitasi Anggota LMDH dalam mengelola sampah organik untuk diolah menjadi pakan ikan patut diacungi jempol. Harapannya, metode itu juga dapat diaplikasikan di daerah lainnya. Sehingga, volume sampah bisa ditekan lewat pengolahan yang produktif. Tak cuma itu. Dampak positif lainnya dari penerapan metode itu adalah bisa menjadi peluang usaha dan menyerap tenaga kerja. Bravo! • DR/

Tbn/YL

This article is from: