5 minute read
Obyek Wisata Religi di Rembang
Merancang Situs Mrancang Jadi Pilihan Obyek Wisata Religi di Rembang
indonesia memiliki banyak sekali lokasi yang menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Sebagian lokasi dengan pemandangan dan suasana alam yang indah dan asri itu ada di dalam wilayah Perum Perhutani. Salah satu lokasi potensial itu ada di rembang. namanya Situs Mrancang. Kini, Situs Mrancang sedang digadang-gadang untuk menjadi wisata rintisan yang diproyeksikan akan menjadi obyek wisata religi pilihan terdepan. nah, apa saja keunggulan dan nilai unik Situs Mrancang di rembang itu?
Advertisement
Ada suasana menarik di lokasi Situs Mrancang, Rembang, Rabu, 7 Oktober 2020. Di hari itu, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan melakukan pertemuan dengan Camat Gunem, Ahmad Solchan; Kepala Desa Trembes, Sofyan; dan beberapa perwakilan Karang Taruna Desa Trembes. Pertemuan itu digelar guna membahas pembukaan Obyek Wisata Rintisan Situs Mrancang.
Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Mantingan, Widodo Budi Santoso, melalui Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan KPH Mantingan, Sumarto, menyampaikan, Perhutani mendukung pembukaan Situs Mrancang sebagai obyek wisata religi. Situs Mrancang berada di Petak 85c dengan luas 6,10 hektare. Nantinya, operasional obyek wisata religi itu dikelola dengan sinergi antara masyarakat, pemuda, karang taruna, serta instansi pemerintah terkait.
“Untuk ketentuan penggunaan kawasan hutan dalam wisata rintisan nantinya harus memenuhi beberapa kriteria dan aturan yang ada di Perhutani yang sudah diatur oleh Prosedur Kerja. Beberapa indikator harus dipenuhi dalam pembukaan kawasan wisata rintisan, antara lain atraksi, aksesibilitas, amenities ataupun fasilitas lain, akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan dalam berwisata,” jelas Sumarto. Sedangkan Camat Gunem, Ahmad Solchan, dalam sambutannya mengharapkan, dalam proses membuka Wisata Rintisan tersebut betul-betul dibuat perencanaan yang matang dan berkesinambungan yang meliputi semua lini, sejak masyarakat, Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Kabupaten. Solchan menjelaskan, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 bahwa Konservasi Sumber Daya Alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam dan kawasan harus tetap mempunyai sistem penyangga kehidupan, pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta ekosistemnya.
“Untuk mewujudkan kawasan wisata alam dan religi, kita perlu menggandeng dan mensinergikan semua pihak terkait, mulai dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dipermades), Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Kelompok Tani Hutan, dan Perhutani sebagai pengelola Kawasan Hutan. Yang lebih penting tidak mengubah fungsi kawasan hutan sebagai penyangga di situs Mrancang sehingga tetap lestari guna
Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan
Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan
kepentingan masyarakat dan menjadi percontohan wisata rintisan utama di Kabupaten Rembang,” urainya.
Tidak Mengubah Kelas Hutan
Situs Mrancang berada di kawasan Hutan Alam Skunder (HAS) yang termasuk wilayah kerja Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Demaan, KPH Mantingan. Menurut Rusmanto, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Demaan, keberadaan hutan sekunder ini merupakan fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul karena alam atau antropogen, sampai menjadi klimaks kembali.
Rusmanto menambahkan, secara umum hutan primer dan hutan sekunder memiliki sifat dan ciri-ciri yang hampir sama. Perbedaannya antara lain adalah hutan alam sekunder ditumbuhi tegakan muda yang berkomposisi memiliki struktur seragam, jika dibandingkan dengan hutan asli primer. Menurut Rusmanto, hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami, sesudah terjadi kerusakan atau perubahan pada hutan yang pertama. ”Pada awalnya riap pohon besar. Namun lambat laun riap pohon mengecil,” jelasnya.
Rusmanto pun berpesan kepada Karang Taruna dan masyarakat Desa Trembes, agar secara aktif bersama-sama merawat pohon yang sudah mereka tanam di areal tersebut, sehingga fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul itu pun dapat mereka lalui dengan baik. Hal itu perlu dilakukan, agar pohon-pohon yang mereka tanam dapat tumbuh subur dan hutan di Desa Trembes itu pun bisa lestari. Selain hutan lestari, lanjut Rusmanto, keberadaan hutan di lokasi itu nantinya akan bisa melindungi situs yang ada. Dan Situs Mrancang itu pun dapat
Foto : Sigit /Kompersh KPH Mantingan
dikelola dengan baik menjadi rintisan wisata religi. "Yang terpenting lagi, kawasan hutan ini nantinya tidak berubah kelas hutannya,” harap Asper BKPH Demaan, Rusmanto.
RPKH Sepuluh Tahun
Sementara itu, segenap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan Trembes siap membuka diri untuk mendukung Situs Mrancang menjadi salah satu tujuan wisata religi pilihan. Apalagi, Situs Mrancang berada di tengah hutan dengan bauran alam yang indah, eksotik, dan menawan. Situs itu juga potensial untuk menjadi salah satu destinasi wisata alam yang nyaman karena terdapat di lokasi strategis dengan keberadaan sungai dan air terjunnya yang jernih.
Kawasan hutan tersebut termasuk dalam pangkuan LMDH Trembes, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Kawasan hutan itu terdata dalam buku Rencana Pengaturan Kelas Hutan (RPKH) dalam jangka 10 tahun. Untuk pengadaan bibit-bibit buah dan rimba campur di kawasan ini, Perhutani KPH Mantingan, Cabang Dinas Kehutanan (CDK), memberikan dukungan pengadaannya. Selain itu, bibit-bibit tersebut juga berasal dari swadaya dari Karang Taruna dan masyarakat Desa Trembes.
Wisata Religi
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Trembes, Bambang, menyampaikan apresiasi kepada Perhutani yang telah memfasilitasi penanaman bibit-bibit pohon di kawasan HAS di Situs Mrancang. Lokasi situs tersebut, tambah Bambang, akan semakin indah karena diiringi suara gemericik air terjun alami yang sudah ada sebelumnya. ”Kami akan jadikan situs Mrancang ini sebagai kawasan wisata religius dengan pemandangan yang indah,” ungkap Bambang.
Di tahap pertama proses penanaman pohon di Petak 85c, terrealisasi 2.000 plances bibit buah, rimba campur, trembesi, tabebuya, sirsat, rambutan, petai, alpukat, bungur, dan flamboyan pucuk merah. ”Sebagai generasi muda, kami bertanggungjawab akan kelestarian hutan di wilayah Trembes ini,” kata Bambang.
Bambang pun berharap hadirnya partisipasi masyarakat secara aktif dalam menjaga kelestarian hutan di situs tersebut. Menurut dia, bukan hanya pemuda yang wajib menjaga hutan lestari, tetapi seluruh warga Desa Trembes juga bertanggungjawab mengamankan hutan ini.
Langkah pertama ke arah perwujudan Situs Mrancang sebagai salah satu obyek wisata religi pilihan di Rembang telah tersusun. Langkah selanjutnya pun segera dirancang dan dilaksanakan. Dan semoga segera terwujud Situs Mrancang sebagai salah satu obyek wisata religi pilihan di Rembang. •
DR/Mtg/Sgt