rimbaUTAMA
Memupuk Cinta kepada Hutan,
Menanam Harap untuk Masa Depan Generasi muda adalah cermin masa depan. Ketika kita melihat wajah generasi muda, pada prinsipnya sama dengan melihat masa depan kita. Sehingga, perlu ada langkah-langkah pembinaan generasi muda sebagai para penerima tongkat estafet yang akan meneruskan perjalanan selanjutnya. Itulah yang dilakukan Perhutani, salah satunya dengan membina Saka Wanabakti. Para Anggota Gerakan Pramuka itu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup di sejumlah daerah.
S
alah satu bentuk pembinaan Anggota Pramuka dalam menggiatkan kegiatan pelestarian hutan dan lingkungan hidup itu terlihat di Blambangan, Jawa Timur. Di hari Minggu, 4 Oktober 2020, Saka Wanabakti binaan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan bersama Komunitas Ikatan Pecinta Alam Semar Sakti (IKPASS) Pesanggaran, melakukan kegiatan reboisasi hutan mangrove seluas 4 hektar. Lokasinya terletak di Petak 130h, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kedunggebang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Blambangan, KPH Banyuwangi Selatan. Instruktur Saka Wanabakti Banyuwangi, Maryono, hadir dalam acara tersebut. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani
22 DUTA Rimba
KPH Banyuwangi Selatan, Nur Budi Susatyo, dalam kapasitas selaku Pembina Saka Wanabakti Banyuwangi, melalui Instruktur Saka Wanabakti, Maryono, mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilakukan seminggu sekali. Tujuannya adalah memperkenalkan tentang pentingnya fungsi dan manfaat hutan kepada generasi muda. Salah satu fungsi hutan adalah mencegah abrasi. “Tanaman mangrove berfungsi untuk mencegah terjadinya air laut naik ke darat,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Komunitas IKPASS Pesanggaran, Mohammad Kowim, usai acara penanaman mangrove, mengatakan, kegiatan tesebut merupakan agenda rutin bagi pihaknya sebagai pecinta alam. Kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan pelestarian lingkungan hidup yang mereka lakukan. “Bukan hanya reboisasi tanaman mangrove
ini yang dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah bersih-bersih sungai dari sampah,” katanya. Kowim melanjutkan, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan hidup dan hutan merupakan kewajiban kita semua, terutama generasi muda. “Selagi kami mampu, sebagai generasi milenial akan selalu siap menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan orang banyak,” imbuhnya. Sedangkan salah satu anggota Saka Wanabakti Banyuwangi, Gita Putri Maharani, mengatakan, ia merasa bersyukur karena dengan langsung praktik menanam, ia bisa menambah ilmu pengetahuan tentang fungsi dan manfaat tanaman mangrove. “Di sekolah belajar teori, sementara di lapangan seperti sekarang ini kami langsung praktik,” ujar Gita, yang masih bersekolah di SMK Negeri 17 Tegaldlimo.
NO. 86 • TH. 14 • september - oktober • 2020