WEBSITE
BULETIN
MAJALAH
NEWSHEET
KOGNISIA.COM
AQUARIUM
KOGNISIA
QUEI DE NEUF
@eps1300a
@perskognisia
mengantarkan Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wataala atas cinta dan anugrah yang tak pernah putus sehingga setelah satu windu kognisia akhirnya mengeluarkan majalah. Bukan sebuah pekerjaan yang mudah ditengah berbagai hantaman yang datang dalam dua tahun terakhir, permasalahan keuangan hingga regenerasi angkatan membuat kami angkatan 2012 harus saling menanggung beban yang sama di bahu kami untuk melunasi janji musyawarah anggota bahwa kami akan mengeluarkan majalah, setelah puasa dalam 8 tahun. Di tengah banyaknya cobaan kami bersyukur dianugrahi adik-adik yang luar biasa, adik-adik 2014 yang tangguh dan penuh dedikasi. Tanpa mereka tentu majalah ini tak kan pernah selesai. Kerja jurnalistik LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) tidak pernah mudah, apalagi bagi mahasiswa dan LPM tingkat fakultas semacam Kognisia. Mungkin itulah sebab menerbitkan majalah menjadi begitu “mahal� dan terasa mewah. Meskipun memiliki sumberdaya (kuantitas) yang terbatas dan kesibukan tugas akademik, kami tetap berusaha memberikan liputan terbaik dengan semangat tanpa batas. Menyelesaikannya sungguh pengalaman yang unik serta menyenangkan, dan mungkin tak kan terlupakan. Majalah ini memang turun cetak setelah 2012 demisioner dari kepengurusan meskipun proses liputan telah selesai 1 bulan sebelum musyawarah anggota. Banyak pertimbangan hingga keputusan sulit ini harus kami ambil, dengan konsekuensi bahwa sisa pekerjaan yang belum selesai (editing, desain-layout, hingga cetak) tetap menjadi tanggungjawab 2012 dengan berkoordinasi dengan kepengurusan baru. Edisi kali ini kami mengangkat persoalan-persoalan lingkungan di Yogyakarta, bagaimana pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, retribusi dan pengelolaan tempat pembuangan akhir. Kami juga menurunkan liputan khusus soal konflik segitiga antar warga dan pengembang apartemen di Dusun Gadingan & Pedak. Panjangnya masa awal liputan hingga cetak yang menyentuh angka 10 bulan dan banyaknya penolakan dari narasumber memang dapat menyebabkan fakta lapangan berubah seketika. Itulah berita, selalu bergerak dan dinamis, tapi kami tetap berusaha untuk menampilkan liputan yang utuh. Ditengah cepatnya informasi yang beredar dengan singkat dan tanpa verifikasi, jurnalisme online serta liarnya pergerakan isu kami percaya jurnalisme dengan liputan mendalam tetap perlu untuk terus berjalan dan diberi ruang. Majalah ini adalah usaha untuk tetap menjaga marwah jurnalisme untuk tetap hidup, minimal di LPM Kognisia. Syahdan, selamat membaca dan semoga kita semua masuk sorga......Amiin Redaktur Majalah
PENGURUS LPM KOGNISIA 2015-2016 Pemimpin umum: Reza Dwi Ikhsan, Wakil Pemimpin Umum: Nurul Triwigati, Sekretaris Umum: Elida Yuliani, Wakil Sekretaris Umum: Nina Fadhila Adriani, Bendahara Umum: Vicky Rizki Amalia, Wakil Bendahara Umum: Desi Ratna Sari, Pimpinan Redaksi: Ranisa Kautsar Tristi, Redaksi Buletin: Astri Wulandari, Paramitha Haris Setyani, Redaksi Majalah: Aziz A, Abdi Winarni Wahid, Layout dan Desain Grafis: Mualif Nasruddin Zuhri, Destin Diaz Hakim, Rahmah Ramadhani, Titi Feri Cahyanti, HRD (Human Resources Development): Sarah Faulia Sari, Gina Ismata, Deny Guslina Yopitasari, Distribusi Jaringan Usaha (DJU): Rahmah Hayati, Dwitha Cahyani, Anjani kharismasari, Redaksi Online: Atina Hasanah, Ayu Shabrina, Fotografi: Yulisman Perdana, Sarah Rahmanita
STAFF KEPENGURUSAN LPM KOGNISIA 2015-2016 Redaksi Buletin: Nafisah Rusmawati, Khumaid Akhyat Sulkhan, Ukhda Indri Marga Riska, Redaksi Majalah: Mirza Muchammad Iqbal, Nyda Afsari, Syafira Putri Ekayani, Redaksi Online: Ria Nisrina Firdaus, Dinda Gusti Rachardi, HRD (Human Resources Development): Retty Ulfasari, Indah Nurul Huda, Hanna Ika Afriana, Adeline Ayu Lestari, Layout dan Desain Grafis: Muh. Mukmin, Niken Mangambar, M. Rizal Purnawan, Distribusi Jaringan Usaha (DJU): Satryo Kusuma Wibowo, Anggun Puspa Arini, Septiyan Sanjaya, Anggi Permana, Fotografi: Zaqiah Yasfi, Nailis Sa’adah Safitri, Fauzun Khusnul Khofiana, M. Ilham Syaif
Kognisia − 4
Contents 08
MENGULIK TPA PIYUNGAN
12
PELOPOR SHADAQOH SAMPAH
15
WARGA (TAK PERNAH) PROTES BAYAR DUA KALI
20 LIKA-LIKU LEGALISASI APARTEMEN 27
SUARA WARGA TERBELAH
30
MENGINTIP BADAN (USAHA) WAKAF UII
34
BIENNALEJOGJA XIII SERI EKUATOR #3
38 MENEBAK MASA DEPAN MEDIA CETAK 40
PEROLEH KEMBALI ENERSI DARI SAMPAH KOTA
44
BERSIH RISIH TANDA PEKA
45
AKIBATNYA RASAKAN SENDIRI
47
NOSSTRESS: INDONESIA SEMOGA LEKAS SEMBUH
49
TRADISI NYAMPAH MANUSIA
Kognisia − 5
EDITORIAL
S
ampah merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari manusia. Sejak lahir setiap orang telah menjadi penyumbang aktif sampah untuk lingkungannya, bahkan hanya melalui hal-hal sederhana seperti popok, susu, sabun dan lain-lain. Jika setidaknya manusia menghasilkan 2 potong sampah setiap harinya, maka pertumbuhan populasi sampah saat ini tentu telah melebihi populasi manusia di dunia. Besarnya jumlah sampah yang ada di bumi tentu membutuhkan pengelolaan yang massive. Diperlukan jalan keluar yang cepat dan akurat agar bumi tak semakin sesak tertutup sampah. Mendesaknya kondisi ini seperti tidak sejalan dengan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan untuk mengelolanya. Sampai saat ini jarang sekali ditemukan jurusan di universitas yang benar-benar mengurusi sampah secara fokus. Sebab masalah sampah masih dianggap belum utama dibandingkan masalah sosial lainnya. Permasalahan sampah tidak hanya di rasakan dalam skop besar negara atau dunia. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luas wilayah 3133 Km2 juga sudah menghadapi hal serupa. Kapasitas tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang tidak memadai membuat pengelolaan sampah ikut terganggu. Sejak dua tahun lalu, perijinan penggunaan lahan tempat pembuangan akhir sampah DI Yogyakarta yang berlokasi di Piyungan telah berakhir. Adanya batas waktu penggunaan lahan diberikan karena pertimbangan pada dampak buruk yang dimunculkan sampah terhadap lingkungan. Namun untuk merelokasi TPA juga bukan hal mudah untuk di laksanakan. Belum ada jalan keluar lain yang di usulkan selain membuat talud. Talud merupakan susunan batu-batu yang di beri kawat untuk membatasi suatu lahan yang dalam hal ini di peruntukkan agar sampah masih dapat dikelola pada lokasi yang sama. Namun apakah jalan ke-
luar yang muncul hanya benar-benar tinggal pada salah satu pilihan tersebut? Permasalahan lain yang menimbulkan pertanyaan adalah bagaimana alur sampah dari hulu ke hilir. Kampanye mengenai pemilahan sampah telah marak dilakukan. Bahkan masyarakat kini semakin aplikatif memahami fungsi pemilahan sampah tersebut. Namun sejauh mana efektifitas dari pengetahuan pemilahan sampah?. Diketahui bahwa pemilahan sampah setidaknya dibagi kedalam tiga kategori yaitu, sampah organik, sampah anorganik dan sampah beracun. Di beberapa tempat seperti kampus, kantor, pasar, tempat sampah juga memiliki pembagiannya masing-masing, seperti sampah plastik, sampak kertas, sampah basah ataupun sampah kering. Pembagian ini tentu diharapkan dapat membuat sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan sesuai jenisnya, tapi kenyataan di lapangan adalah setelah sampah di masukkan ke dalam tong berdasarkan jenisnya, petugas membongkar dan menyatukan kembali sampah ke dalam bak pengangkut. Hingga pada akhirnya kembali bersama di TPA. Lalu kemana fungsi pengkategorian sampah? Menghadapi hal itu masyarakat mulai memunculkan ide-ide kreatif pengelolaan sampah. Kini bank sampah ada dimana-mana, terbentuknya sistem shodaqoh sampah, menukar sampah dengan pulsa dan lain-lain. Sehingga sampah yang terpilah dapat dimanfaatkan dan benar-benar mengaplikasikan sistem recycle sampah yang selama digalakkan. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari kebingungan pengaturan sampah. Namun tentu butuh dukungan dari banyak pihak, agar benda hasil recycle dapat diarahkan kepada sesuatu yang benar-benar memiliki nilai guna. Serta untuk bahanbahan sampah yang tidak dapat di recycle membutuhkan bantuan dan ide dari berbagai disiplin ilmu untuk menjadi sesuatu yang tidak hanya terletak tanpa guna.
Kognisia − 6
LIKA-LIKU SAMPAH YOGYAKARTA
Foto : Yulisman Perdana
Kognisia − 7
Laporan Utama
Kognisia - 8
Mengulik TPA Piyungan oleh : Nurul Triwigati dan Atina Hasanah
“Untuk kelanjutan ini mau digimanakan itu kebijakan para bos bos, kita cuma dapet bocoran kecil-kecil pelebaran, penambahan talut. Kalau penambahan talut kita sudah dikerjakan sekarang�
T
im Kognisia berkunjung ke
Selain itu, dapat dijumpai hewan ternak
datang terus digiles, sampah datang trus
TPA (Tempat Pembuangan
seperti sapi dan kambing. Populasi sapi
digeles lagi, jadi dia tidak ditimbun pak-
Akhir) milik Provinsi Dae-
di TPA piyungan cukup besar sekitar
ai tanah� tutur Eko. Tidak ada landcover
rah Istimewa Yogyakarta di Piyungan,
1200 ekor sapi yang diternakkan disana.
di pada sistem sanitary landfill. Eko juga
Bantul. Kunjungan Kognisia bertujuan
Sepuluh hektar lahan TPA masih
menyampaikan bahwa terdapat model
mencari pihak yang bertanggung jawab
terbagi dalam tiga zona. Pembagian ini
atas pengelolaan sampah yang ada. Saat
didasarkan pada ketinggian sampah
itu beberapa kendaraan pengangkut
yang ditujukan untuk mempermudah
sampah dari Tempat Penampungan Se-
pengaturan sampah. Pada setiap zona,
mentara (TPS) hilir mudik masuk dan
telah disediakan dermaga yang digu-
keluar dari arah jembatan timbang, sebe-
nakan
lum akhirnya masuk ke dermaga.
Tahap pertama penimbangan sampah
Sistem
yang
digunakan
untuk
membongkar
sampah.
dalam
dilakukan di jembatan timbang. Kemu-
penimbangan truk sampah sudah ter-
dian pembongkaran sampah dilakukan
komputerisasi. Dapat diketahui bahwa
oleh pemulung dan sapi ternak yang
rata-rata sampah perhari yang masuk
berlangsung selama 10 hingga 15 menit.
ke TPA Piyungan sebesar 450 ton. Ke-
Setelah dilakukan pembongkaran sam-
tika melakukan wawancara, tim Kogni-
pah, tahapan selanjutnya yakni pengelo-
sia bertemu dengan Ibnu yang menjabat
laan sampah akan memasuki tahap sani-
sebagai staf administrasi TPA Piyungan.
tary landfill. Tahap ini dilakukan untuk
Saat diwawancarai, Ibnu didampingi
memadatkan sampah hingga mencapai
oleh Sumarwan selaku staf pelaksana.
ketinggian 50 cm dan kemudian ditim-
TPA Piyungan ini dibangun pada tahun
bun ke dalam tanah dengan ketinggian
1995 dan terletak di Dusun Ngablak,
25 cm. Tahapan ini dilakukan untuk me-
Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan,
mutus rantai vektor lalat.
Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Eko Siswoyo, ST., M.Sc. Es., Ph.D
TPA Piyungan menampung sam-
yang merupakan salah seorang ahli
pah dari 3 daerah di Yogyakarta, yaitu
Lingkungan memiliki pendapat berbeda
Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta,
mengenai sistem pengelolaan sampah
dan Kabupaten Bantul. TPA Piyungan
yang dilakukan TPA Piyungan. Menurut
sendiri memiliki luas lahan sebesar 12,5
Eko, tahapan yang dilakukan di TPA Pi-
hektar dengan 10 hektar yang digunakan
yungan bukan Sanitary Landfill melain-
sebagai badan sampah. Di TPA banyak
kan Open Damping. “Kalau kita bicara
lain berupa control and field. Control
dijumpai tenda-tenda yang terbuat dari
teknologi. Pengelolaan akhir ya itu di
and field bekerja saat sampah datang
terpal untuk berteduh para pemulung.
TPA. Open damping itu seperti sampah
dari truk akan kemudian di slender lalu
Kognisia − 9 diberi sekat. Eko juga menyampaikan
yang ditimbulkan adalah biaya yang cu-
alat dan pembuangan air leachet. Pen-
bahwa cara terbaik adalah menggunak-
kup besar untuk perawatan alat berat.
gelolaan sampah di TPA Piyungan sejak
an sanitary and field. Dimana Sanitary
Pihak TPA Piyungan menyampaikan
1995 juga memiliki kendala pada periji-
and field bekerja dengan menggilas tum-
ingin memiliki keinginan memiliki alat
nan penggunaan lahan yang sudah ber-
pukan sampah yang ada lalu ditimbun
berat yang baru untuk menghemat biaya
akhir sejak tiga tahun lalu. Berdasarkan
dengan tanah.
operasional.
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Selain pemulung dan hewan ter-
Tidak hanya sampah yang dikelola
Lingkungan), masa berlaku TPA Piyun-
nak, pihak TPA juga menggunakan alat
di TPA Piyungan, tetapi juga air leacheat
gan sampai tahun 2012. Akan tetapi,
berat untuk mengolah sampah. Alat be-
atau air lindi. Air lindi ini merupakan
diperpanjang hingga tahun 2016/2017
rat yang dimiliki TPA Piyungan hingga
hasil dari pembusukan sampah. “Air
setelah melakukan kaji lapangan oleh
saat ini terdiri dari lima bulldozer, satu
lindi itu air dari hasil pembusukan sam-
pihak pengelola dan provinsi “Untuk
eksavator, sebuah wheel loader dan ma-
pah. Kalau musim hujan itu kan secara
kelanjutan ini mau digimanakan itu ke-
sih belum memiliki penghancur sampah.
otomatis debitnya bertambah. Kadang
bijakan para bos-bos, kita cuma dapet
“Kalau kita kekurangan alat berat kita
penanganan kita kurang untuk musim
bocoran kecil-kecil pelebaran, penam-
mintanya langsung ke pusat, jadi meng-
hujan” Jelas Ibnu. Air leacheat dikelola
bahan talut, kalau penambahan talut
gunakan APBN” Jelas Ibnu. Pengelola
di tujuh kolam yang berlokasi di TPA Pi-
kita sudah dikerjakan sekarang” tutur
TPA Piyungan merasa kesulitan dalam
yungan dengan perlakuan yang berbeda
Ibnu. Penambahan talut dilakukan oleh
perawatan alat berat yang tersedia. Hal
di setiap kolamnya. Sementara hasil pen-
pihak pengelola TPA Piyungan den-
ini dikarenakan alat berat yang didapat-
gelolaan air leacheat diharapkan dapat
gan melakukan peninggian behel batu.
kan oleh TPA Piyungan dari pemerintah
menjadi air yang layak industri.
Batu-batu tersebut disusun dan di ikat
Selain
permasalahan
perawatan
dengan menggunakan kawat yang dis-
Foto : Yulisman Perdana
bukan merupakan barang baru. Dampak
Lokasi TPA Piyungan yang kini telah menjadi tempat tinggal warga sekaligus tempat sapi mencari makan, Piyungan, Bantul, Yogyakarta
Kognisia − 10 usun seperti di sungai. Talud ditujukan agar sampah dapat ditumpuk dan tidak keluar area.
1
Habisnya masa berlaku perijinan lahan TPA bukan tanpa alasan. Sampah yang di tampung di setiap zona semakin penuh. Bau sampah juga merugikan masyarakat sekitar. Disisi lain keberedaan TPA Piyungan tidak dapat dilepaskan oleh kenyataan bahwa tidak sedikit yang telah bergantung pada keberadaannya. Pemulung yang bekerja dan hewan ternak yang mencari makan disana. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya hewan ternak yang berada di TPA Piyungan sebanyak 1200 ekor. Sapi ternak yang ada di TPA Piyungan memakan sayur dan makanan yang sisa yang tercampur dengan sampah. Sampah yang tadinya dibedakan menjadi tiga jenis kemudian telah tercampur menjadi satu di TPA Piyungan. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kesehatan sapi yang berada dilingkungan TPA Piyungan. Sebab sapi akan memakan makanan sisa dan sayur yang telah tercampur dengan logam berbahaya dan kandungan berbahaya lainnya di dalam sampah. “Kalo misalnya kita orang kesehatan, kedokteran, orang lingkungan kita akan tau kalo sapi makan macemmacem itu ada logam-logam berat. Kan sampah itu campur ya, ada logam logam berbahaya juga. Kalo itu masuk kedalam daging sapi kemudian kita konsumsi
Foto : Yulisman Perdana
2
3
Kognisia − 11 itu akan berpotensi pada kesehatannya, dampak penyakitnya lumayan itu. Tapi itu jangka panjang, penyakit yang terakumulasi jangka panjang 10 tahun sampai 20 tahun.� Tutur Eko. Begitu banyaknya permasalahan sampah menjadikan sampah sebagai bom waktu karena semakin lama akan semakin menumpuk jika tidak terorganisir dengan baik. Hal ini tidak akan terjadi apabila masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam hal pengelolaan sampah. Mulai maraknya pembuatan bank sampah juga termasuk upaya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Meluangkan waktu dari kesibukan sehari-hari dalam mengolah sampah seperti memisahkan sampah basah, sampah kering, botol botol, besi besi yang tidak terpakai dan membuat pupuk kompos. Selain membantu mengurangi permasalahan sampah yang terjadi juga masyarakat dapat memperoleh keuntungan seperti ditukar dengan sejumlah uang. Permasalahan
berkaitan
dengan
sampah merupakan tanggung jawab pemerintah juga masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Eko “Sampah itu tanggung jawab kita bersama, kita harus bisa jadi stake holder, mengurangi sampah itu harus dari kita sendiri� tutup Eko mengakhiri wawancara..
Foto : Yulisman Perdana
Kan sampah itu campur ya, ada logam logam berbahaya juga. Kalo itu masuk kedalam daging sapi kemudian kita konsumsi itu akan berpotensi pada kesehatannya, dampak penyakitnya lumayan itu. Penyakit yang terakumulasi jangka panjang 10-20 tahun Foto : 1. Sunarwan diantara tumpukan sampah 2. Kehidupan warga yang tinggal di TPA 3. Tumpukan sampah antara15-20 meter Foto : Yulisman Perdana
Laporan Utama
Kognisia − 12
Dusun Tamanmartani
Pelopor Shadaqah Sampah Oleh : Ria Nisrina Firdaus
Lokasi Tempat Pengumpulan Sampah Dusun Tamanmartani
Foto : Reza Dwi Ikhsan
B
ukan hal asing lagi jika sam-
gan Masyarakat Islam di Universitas Is-
munculnya sampah tiba-tiba di lahan
pah saat ini menjadi per-
lam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
pribadi warga atau tempat umum yang
hatian khusus di provinsi,
Salah satu program yang baru-baru ini
dilakukan oleh pihak-pihak tidak ber-
kabupaten, kecamatan dan desa-desa.
dibentuknya adalah program shadaqah
tanggungjawab, sehingga menimbulkan
Namun secara perlahan permasalahan
sampah. Program shadaqah sampah ini
salah paham diantaranya.
sampah tidak hanya menjadi tanggung-
jika dilihat sekilas tidak ada perbedaan
Konsep shadaqah ini dipilih untuk
jawab bagi pemerintah, karena nyatanya
dengan bank sampah, namun jika kita
membantu sebagian warga di daerahnya
sebagian masyarakat sudah mulai me-
mampu menggali beberapa informasi
agar tetap bisa mengamalkan ajaran Ra-
nyadari pentingnya menjaga lingkungan
dapat kita temukan bahwa perbedaan di
sulullah untuk bershadaqah tanpa mem-
agar tetap bersih. Berbagai macam keg-
antara keduanya terletak pada prinsip
beratkan mengingat warga yang tinggal
iatan dan inovasi-inovasi baru muncul
dan metode yang digunakan.
di daerahnya masih termasuk golongan
dari masyarakat beberapa tahun belakan-
Program ini mulai terbentuk pada
ekonomi menengah ke bawah. “Kalo
gan ini seperti bokashi atau pengom-
awal bulan Januari 2012 tepatnya di Du-
dengan uang saja kan susah, shodaqoh
posan, sekolah pengolahan sampah, dan
sun Pakem, Desa Martani Kalasan, Sle-
itu. Kemudian dilakukan dengan memi-
yang sedang ramai dibicarakan adalah
man. “Tujuannya sih satu untuk menja-
lah sampah, kemudian disedekahkan”.
bank sampah.
dikan lingkungan bersih. Kemudian yang
Hasilnya sudah banyak warga yang ikut
Salah satu warga yang peduli terha-
kedua itu menghilangkan penyakit DBD
andil dalam program tersebut termasuk
dap isu pengelolaan sampah adalah Aziz
karena disini dulu banyak penyakit itu.
kalangan pemuda.
Muslim, Aziz adalah lulusan S3 jurusan
Selain itu untuk menghilangkan konflik
Perbedaan selanjutnya adalah pada
Pengembangan Masyarakat dari Univer-
masyarakat terkait sampah” ujar Aziz.
sistem keuangan. Melihat namanya yang
sitas Negeri Surakarta. Aziz kini menjadi
Konflik masyarakat yang dimaksudkan
berbasis
salah satu dosen jurusan Pengemban-
disini adalah konflik yang terjadi ketika
bahwa sampah-sampah yang disetorkan
shadaqah
sudah
dipastikan
Kognisia − 13 pada tempat ini tidak diberi tarif per kilo-
Pengelolaan desa menjadi salah
tidak hanya ceramah loh ya tapi bisa dari
gram melainkan sukarela dari setiap war-
satu obyek wisata sudah dimulai sejak
tulisan-tulisan. Ada juga sosialisasinya
ga begitu juga dengan pengelola tempat
tahun 2012 tepat beberapa bulan setelah
itu kegiatan” terangnya.
tersebut. Terkait pembagian uang dari
program shadaqah sampah dibentuk.
Selain itu adanya area pemakaman
hasil sampah yang dilakukan sebulan
Beberapa program yang ditawarkan oleh
dalam desa tersebut juga menjadi salah
sekali, Aziz menjelaskan bahwa pemba-
warga desa Tamanmartani adalah pro-
satu kendala dalam program ini. Terlebih
gian terbagi menjadi 50%, 25%, dan 25%.
gram pengolahan sampah, pengolahan
ketika ada acara nyekar atau kunjungan
Hasil 50% diberikan kepada pemuda ter-
sirup, dan outbound. Terkait biaya retri-
ke makam yang tidak semuanya berasal
kait pengembangan kegiatan desa, 25%
busi yang ditentukan Aziz selaku salah
dari desa Tamanmartani yang mengaki-
digunakan untuk mengelola tempat sha-
satu panitia menjelaskan, “Retribusi ma-
batkan sisa-sisa plastik bunga masih
daqah sampah, dan 25% sisanya untuk
suk itu 250 ribu kalo jumlah pesertanya 6
banyak tertinggal di area kuburan. Selain
mengembangkan sarana-prasarana desa
sampai 25 orang. Kalo jumlah pesertanya
itu Aziz serta warga Tamanmartani juga
seperti pembuatan sumur resapan, bio-
itu 26 sampai 50 itu 300 ribu, 51 sampai
menyadari bahwa di lingkungan mereka
pori, dan sewa tanah untuk rumah god-
75 itu 350 ribu dan 76 sampai 100 itu 400
juga terdapat dusun lain dan sekolah-
hong.
ribu. Tamu disini maksimal 150”.
sekolah yang muridnya tidak hanya
Rumah godhong yang dibuat
Dibalik keberhasilan program
dari desa Tamanmartani, menimbulkan
oleh warga tidak lain adalah salah satu
shadaqah sampah dan kegiatan-keg-
beberapa sampah yang tertiup angin
tempat yang dijadikan tempat berkumpul
iatan lainnya yang dibentuk oleh desa
menuju desa mereka. Mengenai hal-hal
atau menerima tamu, mengingat desa Ta-
Tamanmartani, Aziz tidak menyangkal
tersebut warga desa sepakat untuk ti-
manmartani sudah banyak dikenal oleh
bahwa terdapat beberapa kendala yang
dak mempermasalahkannya.“Nanti kalo
masyarakat di luar desa termasuk dari
harus dihadapinya, salah satunya untuk
sudah kotor nanti ada bersih-bersih ber-
sektor pemerintah kabupaten dan kota.
mempertahankan kebiasaan warga yang
sama, kegiatan bersama-sama lagi”.
Hal tersebut terjadi mengingat sudah
seiring berjalannya waktu mulai lupa
banyak prestasi yang diraih oleh desa Ta-
tentang peraturan-peraturan yang sudah
Kini setelah tiga tahun program
manmartani baik dari tingkat Kabupaten
disepakati sebelumnya. Menghadapi hal
shadaqah sampah berjalan, Aziz ber-
maupun DIY. Selain itu berkat bantuan
tersebut Aziz membentuk kelompok sos-
harap orang-orang yang peduli tentang
dari pemerintah dan keaktifan warga Ta-
ialisasi yang berjumlah 28 orang yang ter-
masalah sampah akan semakin bertam-
manmartani dalam mengelola program
diri dari tokoh-tokoh desa seperti ketua
bah. “Semoga semakin banyak orang
tersebut kini Tamanmartani berkembang
takmir, ketua RT, ketua PKK, ketua du-
yang mengelola sampah” tutupnya.
menjadi obyek wisata desa.
sun, dan ketua pemuda. “Sosialisasinya
Salah satu ornamen yang terdapat pada Omah Godhong
Foto : Reza Dwi Ikhsan
Kognisia − 14
Warga (Tak Pernah) Protes Bayar Dua Kali Oleh : Dinda Gusti Rachardani dan Nyda Afsari
M
arno tengah duduk sam-
pinggiran Jalan H. Agus Salim, ia tak per-
adalah permukiman warga yaitu sebe-
bil menikmati rokok di
nah menargetkan upah kepada pemilik
sar 70,69%. BLH Kota Yogyakarta mem-
emperan
gorden
rumah. Alhasil sejak tahun 2002, setiap
perkirakan bahwa sampah yang dihasil-
pada pojok sebuah perempatan tanpa
pemilik rumah hanya memberikan upah
kan oleh penduduk yang berkisar 503.954
lampu merah. Gerobak sampah reyot be-
alakadarnya saja.
jiwa sebesar 250 ton per hari.
toko
rada persis di depannya. Selama tigabe-
Marno hanyalah salah satu dari ra-
Sampah yang terdiri dari bahan or-
las tahun Marno telah menjalani rutinitas
tusan pengangkut sampah yang meru-
ganik dan non-organik ini kemudian
ini, pergi sejak pagi untuk mengangkut
pakan bagian kecil dari rantai perjalanan
akan diangkut ke tujuh TPSS yang berada
kresek-kresek hitam berisi sampah yang
sampah di Kota Yogyakarta. Lelaki tua
pada masing-masing daerah dan hanya
akan ia antarkan ke Tempat Pembuan-
dengan senjata gerobak dorong reyot ini
sekitar 180 ton per hari yang diangkut
gan Sampah Sementara (TPSS) Kali Wi-
adalah bagian penting dari rantai pen-
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pi-
nongo. Aktivitas ini ia lakukan tiga kali
gelolaan sampah yang panjang. Jika me-
yungan. Sisa dari volume sampah harian
dalam sehari. Marno mengaku bahwa
lihat lebih lanjut pada data presentase
yang diproduksi oleh masyarakat Kota
sejak pertama kali ia bekerja sebagai
yang dikeluarkan oleh Badan Lingkun-
orang yang dipercaya untuk mengang-
gan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta tahun
kut sampah-sampah di setiap rumah di
2013, penyumbang sampah paling besar
penampungan sementara
Foto : Zakiah Yasfi
Laporan Utama
Kognisia − 15
Kognisia − 16
Kognisia - 17 Yogyakarta dialihkan kepada program-
Dalam pengelolaan sampah, peran
an sampah – sampah yang memiliki nilai
program kecil yang berada di dusun
serta masyarakat merupakan aspek pent-
ekonomi atau bisa dijual biasanya hanya
maupun desa yaitu Bank Sampah. Pihak
ing penurunan volume sampah di TPA.
dilakukan oleh para pemulung setempat.
BLH yang diwakili oleh Hudi Santoso
Pengolahan sampah biasanya dilakukan
Selebihnya sampah dibiarkan menum-
selaku Kepala Bidang Kebersihan BLH
dengan cara melakukan pengolahan sam-
puk dan dijadikan makanan domba serta
Kota Yogyakarta menuturkan bahwa Sub
pah di lokasi terdekat dengan sumber
sapi milik penduduk sekitar TPA. Oleh
Bidang Daur Ulang Sampah telah beru-
sampah. Hal ini dapat dilakukan di TPS,
karena itu, pemisahan jenis-jenis sam-
paya untuk melakukan pemberdayaan
transfer depo maupun di lokasi sekitar
pah seharusnya telah dilakukan semen-
masyarakat melalui program ini. “Jadi
sumber sampah tersebut yang sesuai
jak sampah masih berada di masyarakat
penanganan sampah sebelum dibuang
dengan kondisi setempat dan mereduksi
sekitar.
ke tempat sampah, kami sosialisasikan
sampah semaksimal mungkin. Dengan
Di TPA Piyungan sendiri banyak
untuk pemisahan sampah yang telah
sistem pengelolahan sampah dalam satu
sekali potensi permasalahan lingkun-
dibuang dan juga dengan menggunakan
kawasan ini, nyatanya akan dapat men-
gan yang ada. Kurangnya kualitas ling-
sistem 3R yaitu Reduce, Re-use, Recycle�
gurangi pencemaran bau dalam pen-
kungan, munculnya berbagai serangga
tutur Hudi. Program yang telah meng-
gangkutan sampah serta beban pencema-
yang sangat mengganggu kesehatan
hasilkan 155 unit Bank Sampah di Kota
ran di TPA.
Yogyakarta berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bidang Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 ini, merupakan upaya untuk melakukan penekanan jumlah pengiriman sampah ke TPA Piyungan. Rata-rata setiap rumah di daerah perkotaan Kota Yogyakarta akan meng-
Foto : Zakiah Yasfi
hasilkan 1,620 kg sampah setiap tahunnya. Data Rekapitulasi Volume Sampah yang dilansir oleh pengelola TPA Piyungan menyatakan bahwa mulai Juni 2007 hingga Februari 2015 total volume sampah di TPA Piyungan sebesar 963.267.500 kg. Jika melihat volume tersebut maka bisa diperhitungkan rata-rata volume sampah tiap tahun yang didistribusikan ke TPA Piyungan adalah sebesar
Adapun sistem pengelolaan sampah
masyarakat sekitar dan pencemaran bau
107.029.722,22 kg. Jumlah volume sam-
di TPA Piyungan adalah dengan meng-
merupakan sebagian kecil dari dampak
pah paling tinggi berada pada tahun 2013
gunakan metode pengolahan sanitary
kehadiran TPA di wilayah tersebut. Di
yaitu sebesar 144.657.683 kg. Tahun 2014
landfill, yakni dengan membuang dan
atas tanah seluas 12 hektar dan berkapa-
volume sampah mengalami penurunan
menumpuk sampah di suatu lokasi yang
sitas 2,7 juta meter kubik sampah, diper-
menjadi 141.828.727 kg. Penurunan vol-
cekung, setelah itu memadatkan sampah
kirakan masa layak pakai TPA Piyungan
ume sampah pada tahun 2014 tersebut
tersebut lalu menutupnya dengan tanah.
ini mencapai 10 tahun semenjak TPA ini
juga belum bisa dikatakan mutlak benar
Idealnya sampah yang masuk ke dalam
dioperasikan pada tahun 1995. Namun,
karena pada bulan Oktober dan tanggal
sanitary landfill adalah sampah organik.
dikarenakan belum adanya lokasi peng-
15 hingga 31 Desember terjadi kerusakan
Terlebih lagi untuk komposisi sampah
ganti TPA Piyungan, TPA ini masih terus
server jembatan timbangan. Kesalahan
yang paling banyak di TPA ini merupak-
beroperasi hingga saat ini (2016). Sampah
teknis tak hanya terjadi satu kali saja teta-
an sampah organik, yaitu sampah yang
terus menerus menumpuk sementara
pi pengelola TPA Piyungan yang melaku-
dapat terurai, sehingga dapat memper-
sudah tidak ada lahan yang mampu me-
kan pendataan juga sering mengalami
cepat proses komposisi.
nampungnya.
kesalahan teknis seperti kerusakan kom-
Sayangnya di TPA Piyungan tidak
Besarnya volume sampah tersebut
puter dan timbangan yang kemudian
dilakukannya pemisahan antara sampah
membuat proses pengangkutan sampah
membuat pendataan tidak maksimal.
organik dan anorganik tersebut. Pemilah-
pada setiap rumah yang di Kota Yogya-
Kognisia - 18 karta hingga berakhir ke TPA Piyungan
dimana penentuan tarif per bulannya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
ditentukan melalui dua cara. Pertama
BLH Kota Yogyakarta telah menerapkan
adalah berdasarkan kelas jalan yang me-
peraturan tersendiri terkait dengan bi-
liputi kelompok A adalah Jalan Nasonal
aya retribusi persampahan/ kebersihan
dan Jalan Propinsi, kelompok B adalah
melalui tiga peraturan resmi yaitu Perda
Jalan Kota, dan kelompok C adalah ja-
Kota Yogyakarta No. 05 Tahun 2012 ten-
lan lingkungan umum sedangkan kedua
tang Retribusi Jasa Umum, Perwal Kota
adalah berdasarkan luar persil dan ban-
Yogyakarta No. 20 Tahun 2012 tentang
gunan. Misalnya adalah tempat hiburan/
Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 05 Ta-
rekreasi kategori kecil dengan tarif Rp
hun 2012, dan Perwal Kota Yogyakarta
10.000,- per bulan hingga kategori besar
No. 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Tek-
dengan tarif Rp 275.000,- per bulan. WR
nis Tata Cara Pemungutan Retribusi Jasa
Komersial juga meliputi pasar, baik pasar
Umum Jenis Retribusi Pelayanan Persam-
milik pemerintah dengan ketentuan pem-
pahan/ Kebersihan.
bayaran berdasarkan volume sampah
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
yang kemudian dikalikan Rp 3.500 per
No. 05 Tahun 2012 tentang Retribusi
meter kubik begitu pula mall/ supermar-
Jasa Umum menyebutkan bahwa indi-
ket milik pribadi dengan kategori kecil
vidu yang dikenakan kewajiban untuk
Rp 120.000,- per bulan hingga kategori
membayar biaya retribusi persampahan/
besar Rp 750.000,- per bulan.
kebersihan yang disebut sebagai Wajib
WR Non Komersial juga terbagi men-
Retribusi (WR) adalah orang atau badan
jadi kategori luas persil dan bangunan
yang mendapatkan atau memanfaatkan/
serta kelas jalan. Salah satunya adalah
menikmati
persampahan/
rumah sakit yang terdiri dari empat tipe
kebersihan di daerah. Penggunaan jasa
yaitu mulai Tipe B dengan tarif per bu-
didasarkan pada volume sampah, lokasi
lan sebesar Rp 500.000,- hingga Puskes-
sampah, golongan WR, jumlah penghuni
mas dengan tarif per bulan sebesar Rp
dan atau pengunjung, luas persil dan
15.000,-. Rumah tangga juga salah satu
bangunan serta kelas jalan. Berdasarkan
bangunan yang termasuk dalam WR Non
peraturan daerah tersebut, WR kemudian
Komersial yang terdiri dari kelompok A
ampahan/ kebersihan yang diperoleh
dibagi menjadi tiga golongan yaitu WR
hingga kelompok C yang dikelompok-
dari UPT Kebersihan, Pertamanan, Pers-
Komersial, WR Non Komersial, dan Pe-
kan lagi menjadi kategori kecil hingga
ampahan, dan Pemakaman (KP3) Dinas
nyelenggara Keramaian. WR Komersial
besar. Misalnya rumah tangga kelompok
Pekerja Umum (PU) Kabupaten Bantul.
dan WR Non Komersial terdiri dari be-
A kategori besar akan dikenakan tarif per
Total biaya retribusi persampahan/ ke-
berapa kategori bangunan yang kemudi-
bulan sebesar Rp 15.000,- dan kelompok
bersihan berdasarkan 16 kategori bangu-
an penentuan biaya retribusi persampa-
C kategori kecil sebesar Rp 2.000,- per bu-
nan yaitu sejumlah 175 bangunan adalah
han/ kebersihan ditentukan berdasarkan
lan. Penyelenggara keramaian juga tidak
kurang lebih sebesar Rp 54.415.675,- per
tiga kelompok yang meliputi kelas jalan,
dilupakan dalam peraturan daerah ini
September 2015 setiap bulannya. Biaya
luas bangunan, dan jumlah pengunjung.
yaitu dengan tarif jumlah pengunjung/
yang telah dibayarkan oleh pihak Wa-
Perbedaan dari WR Komersial dan WR
tamu dikalikan Rp 200,- tiap orang. Ke-
jib Retribusi kepada UPT KP3 Dinas PU
Non Komersial hanya terletak pada sta-
giatan yang dimaksud dalam keramaian
Kabupaten Bantul hingga bulan Oktober
tus kepemilikan dari bangunan.
meliputi kegiatan insidentil atau tidak
2015 adalah sebesar Rp 552.324.299,-.
pelayanan
WR Komersial misalnya hotel/ penginapan yang memiliki sembilan kat-
tetap misalnya pasar malam, pertunjukan musik, dan bazar.
Foto : Zakiah Yasfi
Rumah tangga merupakan penyumbang dana paling besar dibandingkan
egori mulai dari penginapan dengan
Sampah yang diangkut dari peruma-
kategori-kategori kelompok lainnya jika
tarif Rp 25.000,- per bulan hingga hotel
han hingga TPA Piyungan merupakan
mengacu pada data Kabupaten Bantul.
Bintang Lima dengan tarif Rp 1.000.000,-
peluang yang sangat besar dalam mem-
Sebanyak 56 kelompok perumahan di
per bulan. Kelompok lain yang terma-
peroleh pendapatan melalui program
berbagai kecamatan di Bantul setiap bu-
suk dalam WR Komersial adalah toko,
retibusi persampahan/ kebersihan jika
lannya akan mengumpulkan uang retri-
rumah makan, dan pedagang kaki lima
mengacu pada data biaya retribusi pers-
busi persampahan/ kebersihan sebesar
Kognisia - 19 la”. Meskipun begitu pada kenyataannya, pengangkutan sampah yang dilakukan oleh BLH hanya dilakukan pada pinggiran jalan raya di Kota Yogyakarta. Berbeda dengan pengangkutan sampah dalam kelompok perumahan. Tanpa adanya proses lebih lanjut, faktanya warga telah melakukan pembayaran dua kali yaitu retribusi persampahan kepada BLH dan biaya pengangkutan sampah kepada pihak swasta. Arif Yulianto juga mengaku bahwa setiap kepala keluarga di RW 08 Suronatan harus membayar biaya pengangkutan sampah untuk dibayarkan kepada pihak swasta. Pengumpulan biaya retribusi persampahan yang dibayarkan kepada pihak swasta sebesar Rp 700.000,- setiap bulannya. Pembayaran retribusi persampahan ini dikelola oleh Sub. Bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup. Biaya retribusi persampahan oleh warga difungsikan untuk pembayaran lahan TPA Piyungan. “Setiap tahun kita harus membayar biaya untuk sewa lahan TPA Piyungan sekitar 2 miliar tiap tahun dan Rp 33.798.100,-. Data dari Kabupaten
pengelolaan sampah pada praktiknya ti-
biaya tersebut ditutup oleh biaya retribu-
Bantul ini dapat menjadi gambaran untuk
dak memberikan perubahan yang signifi-
si warga” ujar Sutomo, staff Sub. Bidang
kabupaten-kabupaten lainnya di Daerah
kan. Dengan melakukan pembayaran bi-
Daur Ulang Sampah.
Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk
aya retribusi persampahan kepada BLH,
Kota Yogyakarta. Jika kembali pada per-
harusnya masyarakat mendapat berb-
bupaten lainnya, kota Yogyakarta meru-
masalahan pihak terkait yang berurusan
agai fasilitas, salah satunya berupa pen-
pakan penyumbang sampah terbesar
dengan pengelolaan biaya retribusi pers-
gangkutan sampah pada setiap rumah.
di TPA Piyungan. Terlebih lagi lokasi
ampahan/ kebersihan dan biaya yang
Namun hal tersebut tidak terealisasikan
TPA Piyungan yang semakin menyem-
masuk sendiri, pertanyaannya adalah ke-
dengan baik. Menjawab hal tersebut
pit, membuat Hadi Santoso, Kepala Bi-
manakah biaya itu mengalir.
BLH mengakui memiliki pihak ketiga
dang Kebersihan BLH Kota Yogyakarta
Bila dibandingkan dengan ka-
Arif Yulianto, Ketua Rukun Warga
untuk melaksanakan kewajiban. “Jadi se-
khawatir. Ia mengatakan pihaknya akan
(RW) 08 RW 08 Suronatan Kelurahan No-
tiap pemborong punya kewajiban untuk
terus berusaha untuk selalu meningkat-
toprajan Kecamatan Ngampilan Kota Yo-
membersihkan sampah di daerahnya”
kan perbaikan pelayanan, seperti pen-
gyakarta mengaku jika setiap bulannya
ungkap Hadi Santoso, Kepala Bidang Ke-
gadaan alat-alat baru termasuk gerobak
warga harus membayar biaya retribusi
bersihan BLH Kota Yogyakarta.
pengangkutan sampah serta meminta
persampahan/ kebersihan kepada pen-
Pihak ketiga merupakan pihak yang
gelola. Ketua RW 08 Suronatan sendiri
akan mengangkut sampah residu dari
melimpahkan pekerjaan ini kepada ibu-
TPSS ke TPA Piyungan. Salah satu pihak
ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
swasta yang dihibahi kewajiban untuk
(PKK) yang akan meminta uang retribusi
memproses sampah di Kota Yogyakarta
persampahan pada setiap rumah tergan-
adalah CV Anugerah yang bertugas di
tung pada peraturan daerah yang telah
TPSS Kali Winongo. “CV Anugerah itu
ditentukan.
nggak memungut biaya mbak, malah
Peran BLH Kota Yogyakarta sebagai
dibiayai sama BLH. BLH cuma ngasih
pemberi fasilitas layanan kebersihan dan
tempat aja, CV Anugerah yang mengelo-
pemprov untuk menyediakan lahan baru TPA.
Laporan Khusus
Kognisia - 20
Lika-Liku Legalisasi Apartemen Oleh : Elida Yuliani dan Syafira Putri Ekayani Di dalam hasil notulensi tercatat bahwa The Palace memberikan dana kontribusi kepada warga Pedak. Dana tersebut diperoleh setelah Kepala Dukuh dan LPMD (Lembaga Pemberdaya Masyarakat Dukuh) Pedak mengajukan proposal dana yang kemudian disetujui oleh kedua belah pihak. Dana kontribusi yang diberikan berjumlah 75 juta rupiah
S
emenjak akhir November 2015
mun hingga kini Warga Gadingan tetap
kan sosialisasi yang kedua pada bulan
kemarin, beberapa truk setiap
menolak kehadirannya.
Oktober 2013. Di dalam hasil notulensi
hari keluar masuk dari sebuah
Apartemen The Palace didirikan di
tercatat bahwa The Palace memberikan
lapangan besar di barat Jalan Kaliurang.
wilayah Dusun Pedak, Kecamatan Nga-
dana kontribusi kepada warga Pedak.
Hilir mudik kendaraan tersebut mem-
glik, Desa Sinduharjo. Ginanto, selaku
Dana tersebut diperoleh setelah Kepala
bawa material bangunan untuk memulai
Dukuh Pedak menyatakan bahwa me-
Dukuh dan LPMD (Lembaga Pember-
proses pendirian sebuah apartemen di
mang benar The Palace telah melakukan
daya Masyarakat Dukuh) Pedak men-
wilayah Dusun Pedak.
beberapa pertemuan dengan warga ter-
Apartemen yang dipasarkan dengan
kait sosialisasi yang diberikan. Dari ha-
nama The Palace Apartment & Condo-
sil sosialisasi dapat disimpulkan bahwa
tel tetap melakukan proses pembangu-
warga Pedak menyetujui terhadap proses
nan meski mendapat penentangan dari
pembangunan apartemen yang dimiliki
warga sekitar. Mengusung tagline “The
oleh pengembang bernama PT Funaru
New Icon at Kaliurang, Jogja� sepertinya
Berkah tersebut. Proses sosialisasi yang
memang benar The Palace akan menjadi
dijalani pun cukup panjang dengan me-
apartemen yang paling baru dan pertama
makan waktu sekitar dua tahun semenjak
untuk di daerah Kaliurang khususnya
2013 kemarin.
daerah Sleman Utara. Apartemen yang
Meskipun demikian, salah satu war-
telah mengurus perizinan sejak tahun
ga Pedak yang enggan disebutkan na-
2013 ini juga mendapat respon yang cu-
manya mengaku setuju. Namun, terkait
kup beragam. Baik dari warga Dusun Pe-
sosialisasi apartemen ia tidak begitu pa-
dak maupun dari Dusun Gadingan yang
ham karena proses tersebut lebih banyak
merupakan wilayah terdampak menu-
melibatkan bapak-bapak ketimbang ibu-
rut BLH DIY (Badan Lingkungan Hidup
ibu setempat, “ya kami ibu-ibu manut
Daerah Istimewa Yogyakarta).
aja kalau bapak-bapaknya manut.� ujar
Meskipun pada awalnya mendapatkan penolakan dari kebanyakan warga
seorang ibu yang rumahnya tidak jauh dari kediaman Kepala Dukuh.
baik dari Dusun Pedak maupun Du-
Sosialisasi yang dilakukan The Pal-
sun Gadingan, pada akhirnya pendapat
ace pun dilakukan dalam beberapa tahap.
warga mulai terbelah. Penduduk Pedak
Pertama kali yakni pada bulan September
sudah mulai bisa menerima kehadiran
2013 namun hal tersebut tidak mendapat
apartemen setelah melalui beberapa per-
tanggapan yang baik dari warga. Hingga
temuan antara kedua belah pihak. Na-
sebulan setelahnya, The Palace melaku-
Kognisia - 21 gajukan proposal dana yang kemudian
berikan dana kompensasi sebesar 90 juta
perbedaan tersebut, ketua LPMD Pedak,
disetujui oleh kedua belah pihak. Dana
rupiah kepada P3A (Perhimpunan Petani
Sugiran ikut angkat bicara dengan tidak
kontribusi yang diberikan berjumlah 75
Pemakai Air) Dusun Pedak untuk keper-
ingin berkomentar lebih karena hal terse-
juta rupiah, dengan rincian dana seban-
luan membangun pengalihan saluran iri-
but bukanlah merupakan hal yang pent-
yak 50 juta rupiah untuk pembangunan
gasi air di wilayah tersebut.
ing untuk ditanggapi.
masjid dan 25 juta rupiah digunakan un-
Sosialisasi ini mendapat beragam
Penolakan yang warga Gadingan
tuk perbaikan jalan. Setahun setelah itu,
tanggapan, terutama dari Kepala Du-
disuarakan dimulai semenjak PWGTA
pada bulan September 2014, The Palace
kuh Pedak sendiri. Ginanto menyatakan
(Paguyuban Warga Gadingan Tolak
melakukan sosialisasi lanjutan terkait
persetujuannya terhadap pembangunan
Apartemen) terbentuk yakni pada No-
AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
tersebut bila memang proses yang di-
vember 2014 silam. Hasil dari Forum
yang langsung dinilai oleh BLH DIY. Di-
lakukan tidak bertentangan dengan hu-
Masyarakat Pedusunan pada saat itu
lanjutkan pada Mei 2015 pada sosialisasi
kum dan dijalankan sesuai dengan per-
menyepakati bahwa seluruh warga Gad-
keempat membahas tentang pengalihan
janjian yang dilakukan. Meskipun secara
ingan membentuk satu suara yang sama
saluran irigasi air. Dalam notulensi sos-
pribadi dirinya masih belum menyetujui
yakni menolak adanya pembangunan
ialisasi, pihak pemrakarsa kembali mem-
hal tersebut, “saya kira belum saatnya
apartemen di wilayah mereka. Pendirian
ada apartemen di sini karena daerah
paguyuban ini sendiri pun diakibatkan
kami masih daerah kampung”.
karena aspirasi penolakan mereka tidak
Spanduk penolakan pendirian apartemen dari warga Dusun Gadingan Foto : Nafisah Rusmawati
Di sisi lain, dusun yang berbatasan
diterima oleh pemerintah desa, “karena
langsung dengan apartemen The Pal-
adanya penolakan kami, aspirasi kami ti-
ace memiliki pandangan yang berbeda
dak ditanggapi oleh pemerintah desa se-
terkait pembangunan apartemen terse-
hingga ada inisiatif kami untuk mendiri-
but. Di Dusun Pedak pembangunan ini
kan paguyuban ini.” ujar Priwantoro,
mendapatkan lampu hijau namun lain
selaku ketua PWGTA.
halnya di Dusun Gadingan. Menanggapi
Priwantoro menegaskan, bila pembangunan apartemen tetap dilanjutkan maka dampak akan sangat dirasakan oleh warga Gadingan. Penolakan yang dilakukan bukan hanya sebatas persoalan wilayah, tetapi dampak lingkungan yang akan dirasakan. Warga Gadingan di bawah paguyuban tersebut secara serentak tidak hanya menolak pembangunan The Palace, namun menolak pula rencana pembangunan apartemen yang akan dibangun di dusun mereka, yakni Apartemen M-Icon. Penolakan itu berasal dari ketakutan warga mengenai air. Pria dengan rambut hitam sebahu ini mengaku bahwa warga khawatir apabila air sumur yang sehari-hari mereka gunakan akan mengering, “karena yang ditakutkan oleh warga ialah tentang air.” Namun ia mengakui bahwa bila hanya menggunakan alasan terkait air, alasan tersebut akan bisa dipatahkan dengan mudah dan pihak pengembang akan menyanggahnya dengan solusi yang bisa ditawarkan sehingga PWGTA merasa akan kalah argumen. Oleh karena itu, PWGTA
Kognisia - 22 menggunakan “kearifan lokal yang wajib
tersebut disetujui oleh pihak apartemen.
dijaga” sebagai alasan agar penolakan
Kemudian beberapa hari setelahnya pi-
ini tetap bertahan, “kita angkat kearifan
hak The Palace meminta KOGNISIA un-
lokal karena kalau alasan dampak fisik
tuk memberikan draft pertanyaan dan
seperti dampak air pasti akan bersanding
telah diserahkan pada tanggal 30 Oktober
dengan ahli-ahli mereka.”
2015 kemarin. Namun setelah beberapa
Penolakan dari warga Gadingan ini
kali mendatangi kantor marketing yang
diiringi dengan jalan instan yang ditem-
beralamat di Ruko Ringroad Square kav.
puh oleh Apartemen M-Icon. Menurut
4, Jalan Ringroad Utara tersebut, KOG-
Priwantoro, diduga ada ‘cara belakang’
NISIA belum mendapatkan kepastian
yang dilakukan oleh pihak apartemen
kembali untuk melakukan wawancara
untuk mendapatkan persetujuan dari
dengan alasan yang diberikan yakni The
warga Gadingan. Diungkapkannya bah-
Palace tengah sibuk untuk mempersiap-
wa ia telah menemukan beberapa bukti
kan proses pembangunan dan belum
seperti adanya dokumen mencurigakan
adanya tanggapan dari kantor pusat.
dari notulensi sosialisasi, “pada saat itu
Hingga berita ini diturunkan pun kepas-
mereka mau mengurus izin IPT, lalu
tian yang ditunggu juga belum kunjung
kami menemukan sebuah notulensi yang
datang.
didalamnya ada tujuh tanda tangan war-
Perizinan dari kedua apartemen di
ga gadingan dan sisanya orang-orang tak
Kaliurang ini mendapatkan jalan yang
dikenal”.
berbeda. Ditemui diruangannya, Triana
Ketika dimintai tanggapan dari pi-
Wahyuningsih selaku Kepala Bidang Per-
hak apartemen terkait proses perkem-
izinan Pertanahan, Dinas Perizinan Ka-
Icon sendiri proses perizinannya belum
bangan perizinan M-Icon, KOGNISIA
bupaten Sleman, menyatakan bahwa per-
ada. Meskipun belum dibahas pada si-
belum mendapatkan jawaban terkait hal
izinan kedua apartemen ini memiliki dua
dang AMDAL, warga-warga Gadingan
tersebut. Semenjak melakukan proses
jalan yang berbeda. Diakuinya bahwa
juga pernah melakukan aksi demo ketika
perizinan melalui surat dan mencoba
Apartemen The Palace sudah melakukan
sidang AMDAL di BLH DIY khusus ter-
mendatangi kantor untuk kedua kalinya,
perizinan dan sudah memenuhi berbagai
kait Apartemen The Palace ketika tengah
lagi-lagi KOGNISIA belum mendapatkan
aspek yang telah ditentukan. Hasilnya,
berlangsung. “Menurut kami itu salah
informasi kembali. Apartemen M-Icon
The Palace mengantongi izin IPT (Izin
alamat.” ujar Didik Sulistyo Putro, selaku
merupakan apartemen dibawah sebuah
Pemanfaatan Tanah) dengan nomor izin
Kepala Sub Bidang Kajian Lingkungan,
pengembang properti bernama Majes-
NO.129 IPT/KEP.KDH/A/2014. Berbeda
yang ikut hadir pada proses wawancara
tic Island. Berkantor di Wisma Hartono
dengan Apartemen M-Icon yang meskip-
yang dilakukan oleh KOGNISIA. Menu-
lantai 5-6 Jl. Jendral Sudirman 59, M-Icon
un telah mengajukan proses perizinan na-
rutnya tugas dari BLH Provinsi itu sendiri
berencana membangun apartemennya di
mun prosesnya tidak bisa ditindaklanjuti
hanya menilai terkait AMDAL saja, “jika
Dusun Gadingan yang mendapatkan pe-
karena masih mendapatkan penolakan
ingin menyampaikan keluh kesah terkait
nolakan penuh dari warga-warganya. Ke-
dari warga Gadingan, “kami juga sudah
hal perizinan langsung saja ke pemerin-
tika KOGNISIA datang untuk ketiga ka-
memberikan surat ke M-Icon terkait surat
tahan kabupaten Sleman, kenapa kami
linya, ternyata kantor marketing M-Icon
pengaduan yang kami terima dari warga,
yang di demo, kan aneh?” tambah Didik.
sudah tidak beroperasi lagi sejak awal
sehingga proses perizinannya tidak bisa
Salah satu proses perizinan aparte-
Desember 2015 kemarin, menurut salah
kami proses lebih lanjut.” ujar Triana.
men yang harus dilakukan adalah sos-
satu karyawan yang berada di satu lantai
Terkait proses dokumen lingkun-
ialisasi. Fungsi dari sosialisasi ini ialah
dengan kantor apartemen tersebut. Tidak
gannya, The Palace juga telah melaku-
untuk memberitahukan kepada warga-
beroperasinya kantor tersebut ditandai
kan sidang AMDAL di BLH DIY. Kepala
warga sekitar bahwa nantinya di daerah
dengan ditutupnya pintu masuk ke ruan-
Bidang Penataan & Kajian Lingkungan,
tersebut akan segera dibangun sebuah
gan tersebut lengkap dengan rantai dan
Atmaji Widi Susilo menyatakan bahwa
apartemen. Sosialisasi ini bukan untuk
gemboknya.
proses penilaian AMDAL untuk The
mendapatkan persetujuan ataupun pe-
Palace dinyatakan layak karena telah
nolakan namun hanya sebagai bentuk
izin
diuji oleh berbagai pakar dari berbagai
“permisi” dari pihak pemrakarsa kepada
wawancara kepada The Palace dan hal
lintas sektor namun bagi apartemen M-
warga. Hal senada juga dibenarkan oleh
Selain itu, KOGNISIA juga telah mengajukan
surat
permohonan
Kognisia - 23
Foto : Nafisah Rusmawati
Foto : Nafisah Rusmawati
Kiri : Baliho Promosi Aparte-
Kepala Bidang Penataan & Kajian Lingkungan, Atmaji Widi men M-Icon masih terpasang meski pembangunan gagal
Susilo menyatakan bahwa proses penilaian AMDAL untuk The Pal- terlaksana
Kanan : Bambang Surarso, Kepala Dukuh Gadingan, saat diwawancara tim Kognisia.
ace dinyatakan layak.
Triana Wahyuningsih bahwa fungsi so-
itu tidak ada�. Mengutip jawaban dari
penolakan dari warga Gadingan, tetap
sialisasi itu hanya untuk memberitahu-
Purwoko Sasmoyo selaku Kepala Bidang
melaju dalam proses pembangunannya
kan kepada warga mengenai kegiatan
Tata Lingkungan BLH Kabupaten Sle-
sedangkan apartemen M-Icon masih be-
pembangunan yang akan berlangsung
man, juga menjawab hal yang sama bah-
lum bisa dipastikan apakah akan tetap
dan ini menjadi tugas dari pihak aparat
wa sosialisasi itu bukan untuk meminta
membangun atau tidak karena masih
desa dan kecamatan untuk memfasilitasi
persetujuan dari warga namun hanya
mendapatkan penolakan keras dari war-
hal tersebut, “sosialisasi itu diserahkan
sebagai pemberitahuan bahwa di daerah
ga Gadingan sendiri. Mengingat baru-ba-
ke desa dan kecamatan karena mereka
tersebut akan dibangun suatu bangunan.
ru ini Peraturan Bupati Nomor 63 tahun
yang tahu mengenai wilayahnya�. Pros-
Meskipun demikian, segala proses sos-
2015 mengenai pemberhentian secara
es sosialisasi juga diserahkan kepada
ialisasi dikembalikan lagi kepada pihak
resmi pendirian hotel, apartemen dan
pedukuhan di wilayah tersebut namun
pemrakarsa untuk bagaimana caranya
kondotel yang telah diberlakukan. Dit-
kebingungan juga awalnya dirasakan
bisa mendapat izin dengan cara yang le-
ambah lagi iklan penjualan apartemen
sendiri oleh Kepala Dukuh Pedak terkait
gal dari warga setempat.
M-Icon juga yang berada di sisi timur Ja-
sosialiasi seperti apa yang harus ia beri-
Akhir dari semua proses yang pan-
lan Kaliurang sejak beberapa minggu lalu
kan kepada warga, “sosialisasi itu sep-
jang ini membuat pihak apartemen The
telah dicopot keberadaannya disamping
erti apa, harus radius berapa, siapa saja
Palace yang meskipun mendapatkan
papan penolakan warga Gadingan yang
yang diundang itu berapa, aturannya
persetujuan dari warga Pedak sekaligus
masih berdiri tegak sampai hari ini.
Foto : Syafira Putri
Kognisia - 24
Foto : Elida Yuliani
Nota Kesepakatan antara pihak pengembang apartemen The Palace dengan warga Dukuh Pedak.
Laporan Khusus
Kognisia - 25
Suara Warga Terbelah Oleh : Elida Yuliani dan Nafisah Rusmawati
P
erdebatan antara menerima dan menolak pembangunan apartemen di Jalan Kaliurang
“memang menolak, tapi ada yang ngikut aja, netral aja, kan banyak yang begitu,”
bukanlah hal baru. Penolakan yang disuarakan oleh warga Gadingan ini dimu-
gan apa yang mereka inginkan. Sebelum
Penolakan warga bukan tanpa ala-
lai sejak 2014. Meski begitu, penolakan
PWGTA terbentuk, terlebih dahulu
san. Dari beberapa alasan yang memung-
yang mengatasnamakan seluruh warga
diadakan forum diskusi warga. Forum
kinkan, warga memilih kearifan lokal
Gadingan itu ternyata memiliki sisi lain.
warga pedusunan pada waktu itu dilak-
sebagai alasan mereka menolak. Bagi
Beberapa tahun belakangan ini, di
sanakan untuk membahas rencana pem-
warga kearifan lokal menggambarkan
Jalan Kaliurang memang ada bebera-
bangunan apartemen M-Icon. “Sesuai
sesuatu yang kompleks dan sangat pent-
pa apartemen yang sedang dan akan
kesepakatan dari forum masyarakat
ing untuk dijaga keberadaanya, sehingga
dibangun. Apartemen yang akan diban-
pedusunan pada waktu itu menyepakati
mereka menggunakan alasan itu agar
gun di dusun Gadingan adalah M-Icon.
bahwa 100% warga itu menolak,” ujar
tidak mudah dipatahkan oleh ahli-ahli
Apartemen yang diusung oleh Majestic
Priwantoro selaku ketua PWGTA.
yang mengkaji dampak lingkungan,
Land, salah satu pengembang proper-
Di sisi lain, Bambang Surarso selaku
“kearifan lokal sangat kompleks sekali
ti di Yogyakarta tersebut hingga saat
Kepala Dukuh Gadingan tidak setuju
dalam suatu masyarakat pedusunan, bisa
ini mendapatkan penolakan keras dari
jika semua warga menolak, “memang
dari ekosistem ekologinya, kepribadian
warga Gadingan.
menolak, tapi ada yang ngikut aja, netral
individunya, kelompoknya, budayanya,
Warga yang menolak tergabung
aja, kan banyak yang begitu,” ujarnya.
adat istiadatnya hingga kerukunannya,”
dalam Paguyuban Warga Gadingan
Priwantoto sendiri menyatakan pada saat
ujar Priwantoro. Namun tidak semua
Tolak Apartemen atau PWGTA yang
forum tersebut yang hadir hanya 80 - 90%
warga memahami makna dari keari-
diketuai oleh Priwantoro. Terbentuknya
dari jumlah warga, “terlepas daripada
fan lokal ini, salah satunya Bambang,
paguyuban itu bermula dari ketidak-
mereka yang tidak hadir pada waktu itu,
“saya pun menanyakan kearifan lokal
puasan warga karena aspirasi penolakan
tapi itu sudah mewakili semua warga
mereka tidak tersampaikan sesuai den-
karena sudah lebih dari setengahnya.”
bersambung : hal 28
Kognisia - 26
Kognisia - 27
Kognisia - 28 itu detailnya seperti apa dan mereka juga
ialisasi yang diberikan oleh The Palace
ka. Dengan adanya LSM, maka mereka
bingung menjelaskannya,” ujar Kepala
namun ketika M-icon berencana diban-
memiliki argumen yang lebih kuat untuk
Dukuh Gadingan tersebut.
gun warga menolak semua pembangu-
mempertahankan kearifan lokal sebagai
nan apartemen di Kaliurang.
alasan mereka. Awalnya Kepala Dukuh
M-Icon pernah melakukan sos-
ialisasi kepada warga sekitar Gadingan
aparte-
Gadingan tidak mengetahui jika PWGTA
pada November 2014, tetapi pada saat
men The Palace Ketua LPMD (Lembaga
bergabung bersama LSM, “awalnya tidak
itu hanya beberapa warga saja yang
Pemberdaya Masyarakat Dusun) Pedak,
tahu, tapi kami diam saja, biar mereka
diundang, “kami mengundang sekitar
Sugiran menyatakan bahwa alasan Pedak
punya perintah sendiri dan kami hanya
60 orang, ada juga RT dan penguru-
menerima The Palace karena remaja
memantau saja,” ujar Bambang.
sanya dan tokoh masyarakatnya juga
di dusun Pedak sudah jarang bertani,
Priwantoro mengakui bahwa ger-
diundang,” ujar Bambang. Namun ketua
sehingga harapannya apartemen The
akan penolakan yang terus bergulir hing-
PWGTA merasa tidak mengetahui ada
Palace bisa menjadi sumber penghidu-
ga hari ini, berupa spanduk-spanduk dan
sosialisasi dari M-Icon kepada warga
pan warga Pedak. Menurut Ginanto,
banner, merupakan inisiatif warga yang
Gadingan. Kognisia belum mengkon-
Kepala Dukuh Pedak, sampai saat ini
tergabung dalam PWGTA. “Itu adalah
firmasi pihak M-Icon terkait sosialisasi
warga Pedak tidak menolak meskipun
salah satu jalan yang dapat membukti-
tersebut, karena beberapa kali kami ke
dampak jangka panjangnya aga meng-
kan keseriusan kami untuk tetap menu-
kantor Majestic Land tidak ada tangga-
khawatirkan. “Warga sendiri tidak begi-
tup pintu terhadap semua investor yang
pan.
tu menolak, sampai sekarang belum ada
ingin mendirikan bangunan di wilayah
suara-suara penolakan,” ujar Ginanto.
Kaliurang,” ujar Priwantoro menutup
Penolakan
warga
Gadingan
bukan pada M-icon saja. Sebelum M-icon
Terkait
pembangunan
Selama melakukan aksi peno-
terlebih dahulu ada rencana dibangun
lakan, PWGTA mengajak beberapa LSM
sebuah apartemen bernama The Palace di
(Lembaga Swadaya Masyarakat) seperti
dusun Pedak, sebelah dusun Gadingan.
WALHI dan Madani. LSM diundang
Kepala Dukuh Gadingan men-
untuk memberi pemahaman tentang
gatakan pada awalnya warga Gadingan
dampak apartemen terhadap lingkun-
menerima The Palace karena ada sos-
gan serta memperkuat gerakan mere-
perbincangan.
Spanduk penolakan apartemen terpasang di rumah warga Dusun Gadingan
Foto : Elida Yuliani
Kognisia - 29
Laporan Khusus
Kognisia - 30
Mengintip Badan (Usaha) Wakaf UII Oleh : Mirza Muchammad Iqbal dan Khumaid Akhyat Sulkhan
“Kedudukan Yayasan dalam PT memiliki presentase saham tertinggi dengan kepemilikian 97,5 persen”
S
iang itu lalu-lalang maha-
menunggu IMB (izin mendirikan bangu-
dengan lantang di depan gedung pas-
siswa cukup meramaikan
nan) dan pelaksanaannya akan dimulai
casarjana Fakultas Hukum UII, yang
lorong Fakultas Kedokteran.
setelah mendapatkan IMB tersebut.
juga sekaligus menjadi kantor Yayasan
“Rumah Sakit Pendidikan kini tinggal
Indonesia
Badan Wakaf UII. Mereka menuntut
menunggu IMB”, tutur Linda Rosita,
akhir-akhir ini juga melakukan beberapa
transparansi masterplan pembangunan
selaku Dekan Fakultas Kedokteran
pembangunan pada fasilitas kampus dan
UII kepada Badan Wakaf. Lebih jelas-
Universitas Islam Indonesia (FK UII).
sektor usaha. Salah satu contoh bukti pem-
nya lagi, tuntutan tersebut yaitu tentang
Fakultas Kedokteran UII akhirnya
bangunan yang nampak adalah boulevard
bagaimana kejelasan-kejelasan pemban-
mulai membangun rumah sakit yang
UII. Jalan utama masuk UII itu kini tampak
gunan UII baik itu dalam lingkup pem-
telah lama dinanti oleh berbagai pihak
indah dan megah. Pihak pengelola univer-
bangunan pendidikan seperti gedung
FK maupun luar FK. Dengan adan-
sitas yang dalam hal ini adalah Yayasan
FIAI yang belum kunjung dibangun,
ya Rumah Sakit Pendidikan (RSP) ini,
Badan Wakaf UII diminta aktif melakukan
Rumah Sakit Pendidikan untuk prodi
para mahasiswa FK yang melakukan
pembangunan untuk hal-hal yang berkai-
Ilmu Kedokteran, maupun di luar ling-
praktek tidak perlu jauh-jauh datang
tan dengan pemenuhan fasilitas penunjang
kup pendidikan, sekaligus meminta kej-
ke Madiun. Linda mengatakan bahwa
kegiatan mahasiswa. Seperti yang termak-
elasan mengenai pembangunan hotel UII
Rumah Sakit Madiun adalah rumah
tub dalam Statuta UII Pasal 91 terkait
yang bertempat di jalan Pasar Kembang.
sakit pendidikan yang digunakan oleh
Sarana dan Prasarana.
Tuntutan mahasiswa dalam aksi terse-
mahasiswa kedokteran UII yang melak-
Universitas
Namun
Islam
rancangan
penbangunan
but tercakup dalam empat tuntutan,
sanakan praktek selama ini dikarena-
yang disusun oleh pihak Badan Wakaf
yaitu (1) Kejelasan Informasi Rencana
kan UII belum memiliki RSP sendiri.
UII tidak sepenuhnya memenuhi keingi-
Strategis UII, (2) Pembangunan Gedung
Menurut Linda, sebuah universitas
nan mahasiswa. Sebagai buktinya pada 13
FIAI adalah mendesak, (3) Kejelasan Alur
yang di dalamnya terdapat program
Oktober 2015 Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta
Birokrasi UII, (4) Audiensi.
studi ilmu kedokteran harus memiliki
padat dibanjiri oleh mahasiswa UII yang
Menanggapi aksi ini, Endro
RSP. Namun, yang menjadi pertanyaan
melancarkan aksi protes kepada Badan
Kumoro selaku sekretaris Yayasan Badan
adalah mengapa UII baru mencanan-
Wakaf UII. Bertepatan dengan hari hak
Wakaf UII menganggap bahwa cara yang
gkan atau meletakkan batu pertama
untuk tahu, sebagian mahasiswa UII terse-
digunakan dalam aksi tersebut dapat
untuk pembangunan RSP pada tahun
but melakukan aksi protes “Menuntut
berdampak negatif. Seperti menimbulkan
2016. Linda selaku Dekan FK men-
Tahu”. Teriakan-teriakan para mahasiswa
citra yang miring di kalangan masyarakat
gatakan bahwa sekarang ini yang perlu
dari berbagai fakultas dan jurusan ini men-
terhadap kampus UII. “Mestinya tidak
dipikirkan adalah bagaimana kedapan-
curi perhatian banyak orang yang lalu
seperti itu, jika mereka mau menanyakan
nya dan dukungan dari berbagai pihak,
lalang di jalan tersebut.
tentang kepentingan fakultas atau univer-
bukan kendala apa yang dialami dahulu. Sebab RSP ini sudah dalam tahap
Dalam aksinya, tuntutan demi
sitas, harusnya terlebih dahulu bertanya
tuntutan disebutkan secara satu-persatu
ke fakultas dan universitas sesuai dengan
Kognisia − 31
birokrasi. Jika tidak puas lantas bertanya
kegiatan masjid, dan itu disetujui dan
kesini tidak apa-apa, tapi dengan cara
ada tanda tangannya atas rujukan oleh
berdialog atau berdiskusi, bukan dengan
dekan” tuturnya.
Foto : Reza Dwi Ikhsan
aksi seperti itu” ungkapnya. Dalam kasus
Bahkan Endro menambahkan untuk
tan sarkem. Kemudian, disaat sebagian
aksi “Menuntut Tahu” ini, Badan Wakaf
menjadikan masterplan yang sudah
mahasiswa mendesak untuk menuntut
merasa mahasiswa UII langsung melay-
dirancang dan terdapat pada setiap mas-
disegerakannya pembangunan gedung
angkan aksi kepada Badan Wakaf tanpa
ing-masing fakultas, sebelumnya sudah
FIAI, sebuah hotel megah atas nama
berkoordinasi terlebih dahulu dengan
disosialisasikan terlebih dahulu pada
UNISI milik Badan Wakaf UII berdiri
pihak fakultas maupun rektorat.
tingkat universitas dan fakultas, dan
kokoh disana.
Siti menjelaskan pembangunan yang
setelah disetujui maka selanjutnya mas-
Menanggapi isu ini, Siti Nurul
dilakukan oleh Yayasan Badan Wakaf
terplan tersebut didistribusikan kepada
Ngaini selaku Bendahara Umum dan
UII dirancang dan ditetapkan kedalam
universitas dan fakultas.
Endro Kumoro selaku Sekretaris Badan
masterplan yang telah dirancang hingga
Wakaf UII menjelaskan bahwa badan
tahun 2023. Semua pimpinan universitas maupun fakultas telah diundang
Badan Usaha milik (Badan Wakaf) UII
wakaf merupakan yayasan yang mengelola dan mengembangkan aset UII.
untuk membicarakan perihal masterplan
Sebuah bangunan megah di
Tujuan yayasan adalah untuk menja-
UII tersebut. Diakhir pertemuan terse-
Jalan Pasar Kembang bertuliskan “Hotel
dikan UII lebih baik, melalui pengelo-
but keputusan yang telah diambil ditan-
UNISI” menjadi sorotan. Bukan perihal
laan aset, usaha dan lain sebagainya.
datangani oleh kesepakatan semua pihak
gedung tersebut bertuliskan UNISI, akan
Bendahara umum dan sekretaris badan
yang hadir, “makanya kenapa pemban-
tetapi sorotan akan prioritas pembangu-
wakaf ini mengungkapkan ada tujuh
gunan FIAI itu tidak dilangsungkan kare-
nan hotel tersebut dan lokasi yang terke-
usaha yang dimiliki yayasan, yang
na di situ (masterplan) FIAI bakal dipin-
san berstigma negatif. Secara kasat mata,
semuanya berbadan hukum PT. Dimana
dah ke depan, dekat masjid Ulil Albab
hotel tersebut dibangun di Jalan Pasar
yayasan dalam kedudukan PT tersebut,
karena sudah ada filosofinya dan dikasih
Kembang yang notabene berdekatan
memiliki kepemilikan saham tertinggi
argumen, kan dekat dengan masjid dan
dengan tempat prostitusi paling familiar
dengan presentase 97.5%. PT yang diben-
supaya dapat memelihara dan meramai-
di Yogyakarta sejak zaman penjajahan
tuk oleh Badan Wakaf UII ini ditampik
kan masjid Ulil Albab serta mengawasi
Belanda yang biasa dikenal dengan sebu-
Endro bersifat profit oriented, “PT yang
Kognisia − 32 kita bentuk ini untuk memudahkan
yayasan mencari usaha seperti apa untuk
dikembalikan oleh pengelola atau PT
pengelolaan aset, kan gak mungkin toh
dapat menopang dalam mengembang-
yang membangun usaha tersebut, dan
dosen yang mengelola, aset ini harus
kan pendidikan”.
bukan dari yayasan.
dikelola oleh profesional, harus dikelola
Dana usaha atau dana bisnis
secara bisnis tapi tidak untuk dibisnis-
diarahkan kepada usaha-usaha. Pihak
alasan di bangunnya Hotel Unisi di jalan
kan” jelasnya. Ketujuh aset yang dimil-
ketiga juga berperan dalam usaha terse-
pasar kembang adalah bahwa hotel yang
iki Yayasan Badan Wakaf UII adalah;
but “untuk urusan bisnis dananya pisah
dibangun tersebut akan dikelola secara
PT. Unisia Medical Farma, PT. Puri
dengan urusan dana pendidikan, dan
syar’i dan sesuai ajaran islam. Sebab
Kencana Riski Mulya, PT. Poli Farma, PT.
dana tersebut didapat dari pihak ketiga
Hotel Unisi dibangun di lokasi Pasar
Unisia Kreasi Sejahtera, PT. Radio Prima
yaitu dari pinjaman-pinjaman bank” kata
Kembang dengan tujuan syia’ar atau
Unisi, PT. Unisia Media Umat, PT. Bank
Siti. Untuk pengembalian dana kepada
berdakwah.“Tujuan kami mendirikan
Pembiayaan Rakyat Syariah atau Unisia
pihak ketiga, Siti memberikan penjela-
hotel di kawasan itu ya karena untuk
Insan Indonesia.
san bahwa dana yang telah dipinjam-
dakwah” tutup Endro.
Tim
Kognisia
mencoba
untuk
mendatangi beberapa aset usaha yang dimiliki oleh Yayasan Badan Wakaf UII, salah satunya adalah Radio Unisi. Niken Sardiasih selaku Direktur Studio dan Administrasi Radio Unisi UII menyampaikan Radio Unisi digunakan untuk media kampus seperti pemberitaan mahasiswa berprestasi dan pernah digunakan menerima mahasiswa magang dari UII. Tidak hanya dalam bidang umum, UII juga memiliki siaran yang bertemakan dakwah. Siaran dakwah ini di handle oleh Radio Dakwah UII yang bernama PT. Unisi. Terkait permasalahan prioritas pembangunan yang dilakukan oleh Badan Wakaf UII, Endro dan Siti mengatakan bahwa Badan Wakaf membedakan dana usaha dan dana pendidikan dengan pengelolaan secara terpisah. Dana pendidikan seluruhnya diarahkan untuk pendidikan. Endro menambahkan kegiatan utama yayasan memang sebagai penyelenggara pendidikan, namun dana yang dibutuhkan tidak mungkin hanya mengandalkan dana dari mahasiswa, “Sulit untuk dapat berkembang dengan hanya berpangku oleh uang mahasiswa, maka
Foto : Yulisman Perdana
Hotel Unisi, salah satu badan usaha milik Yayasan Badan Wakaf UII yang terletak di lokasi Jl. Pasar Kembang
kan melalui pihak ketiga kemudian akan
Badan wakaf menyampaikan
Kognisia − 33
Kognisia - 34
Oleh: Abdi Winarni Wahid
B
iennale Jogja Ekuator #3 merupakan kegiatan
yang
ketiga kalinya dilaksanakan
oleh Yayasan Biennale Yogyakarta dalam kurun waktu enam tahun. Kali ini Yayasan Biennale Yogyakarta berkolaborasi dengan seniman-seniman dari Nigeria, yang pada Biennale Jogja Ekuator sebelumnya berkolaborasi dengan seniman dari kawasan Arab dan India. Ketiga Negara tersebut merupakan negara-negara yang dilalui garis ekuator atau garis tengah bumi yang sering disebut garis khatulistiwa. Tidak heran jika pameran Biennale ini disebut seri ekuator. Sedikit berbeda dari Biennale Jogja Ekuator sebelumnya, kali ini yang menjadi kurator pameran adalah seorang seniman yaitu Wok The Rock. Wok The Rock bekerjasama dengan kurator yang juga seniman asal Nigeria, Jude Anogwih dan peneliti Biennale Jogja Lisistrata Lusandiana untuk mewujudkan program pameran utama. Adapun penentuan tema, dilakukan oleh Wok The Rock setelah melakukan penelitian selama 1 bulan di Nigeria. Tema
Hacking
Konflik
muncul
karena ketertarikan Wok The Rock untuk membahas permasalahan aktual yang sedang dihadapi oleh Nigeria dan Indonesia paska runtuhnya rezim militer dikedua Negara. Dengan membahas hal yang aktual diharapkan mampu menepis
Foto : Abdi Winarni Wahid
Biennale Jogja XIII seri Ekuator #3
potensi munculnya pandangan-pandangan atau wacana yang stereotip tentang kedua Negara tersebut. Kritik atas praktik demokrasi yang labil kemudian men-
Hacking Conflict : Indonesia Meets Nigeria
jadi acuan utama dalam mengembangkan tema. Melalui pameran seni ini, kurator dan seniman mengajak masyarakat bereksperimen
dalam
mendayagunakan
konflik, ketidakteraturan, kesalahpahaman dan perbedaan karena keberadaannya yang mutlak dalam sistem demokrasi. Konflik selalu dilihat sebagai sebuah
Kognisia - 35 momok yang harus diberantas demi ke-
baik melalui pertemuan langsung (Forum
tival kali ini memberi porsi yang besar
hidupan yang harmonis. Kenyataannya,
Offline) maupun via Facebook Group. Fo-
pada para penggerak desa dan komuni-
konflik akan selalu hadir dalam kehidu-
rum ini akan diselenggarakan hingga bu-
tas warga sebagai pengayuh utamanya.
pan demokratis karena semua orang ber-
lan Desember 2015. Pada bulan Juli lalu,
Komunitas yang terlibat dalam festival
hak mengemukakan pendapatnya. Untuk
2 seniman Indonesia: Anggun Priambodo
ini tersebar mulai dari komunitas seni se-
itu, konflik harus dilihat secara positif. Se-
dan Maryanto melakukan residensi se-
tempat, kelompok tani, penggerak media
bagai hal penting yang dikelola sehingga
lama 2 minggu di Lagos, Nigeria untuk
alternatif, seniman, dan aktivis budaya
menciptakan sebuah keharmonisan yang
observasi dan produksi karya mereka. Se-
lainnya. Merekalah yang menghidupan
tak terduga.
lanjutnya 5 seniman Nigeria melakukan
persebaran pengetahuan dan praktik es-
Berlandaskan tema tersebut, kurator
residensi selama 1 bulan di Yogyakarta
tetik yang dipanggungkan dalam festival
merancang bentuk pameran yang berupa
pada bulan Oktober sampai dengan No-
kali ini.
ruang aktivitas. Ruang tersebut dicip-
vember.
Para komunitas yang terlibat, ada
takan bersama partisipan pameran dari
Situs Pameran Utama menggunakan
Radio Buku, Bunda Kata, Grup-grup
beragam disiplin ilmu melalui proses
Pendopo Ajiyasa, Plaza JNM dan Plaza
Kesenian Desa Panggungharjo, Mojok-
kolaborasi. Sebuah forum diskusi inten-
Kriya di Jogja National Museum. Ruang
DotCo, Pindai, Jombloo, Minum Kopi,
sif diselenggarakan setiap bulan untuk
pameran yang bersifat semi-terbuka ini
Warung Arsip, Ngopi Nyastro, Kamis-
menggagas proyek-proyek seni secara
dirancang oleh kurator bersama seorang
sinema ISI, RKSD, Jawigrapgy, Warkop
bersama. Kerja kolaboratif ini dimak-
seniman/arsitek Iswanto Hartono. For-
Bintang Mataram 1915, Dongeng Kopi,
sudkan untuk membuahkan karya-karya
mat pameran yang berupa ruang aktivi-
Komunitas Kretek, dan kolektor-kolektor
yang sinergis dan mendorong muncul-
tas dan bersifat terbuka ini memungkink-
zine dari Yogyakarta, Bandung, dan Solo.
nya konflik dalam proses penciptaan,
an karya-karya yang dihasilkan bekerja
Mereka bekerjasama membuat perhe-
sehingga tema pameran tak sekedar men-
bersama masyarakat yang tinggal dan
latan Panggung Literasi Selatan : “Eman-
jadi sebuah narasi. Pameran ini nanti-
beraktivitas di lingkungan sekitarnya. Se-
sipasi Desa: Kebudayaan, Ritus dan Pen-
nya diharapkan mampu menciptakan
lama 40 hari, mulai tanggal 1 November
getahuan”. Kegiatan yang dilaksanakan
ruang-ruang yang mengintervensi publik
sampai dengan 10 Desember 2015, situs
berupa pameran, pasar, pertunjukan, dis-
secara artistik untuk berpartisipasi aktif
ini menjadi ruang interaksi aktif dengan
kusi, pemutaran film, dan kirab budaya.
sehingga membentuk opini-opini publik.
berbagai macam kegiatan, pertunjukan
Kegiatan tersebut diselenggarakan di tiga
Dengan ini, karya seni membuka peluang
dan peristiwa seni setiap minggunya.
lokasi, yaitu: Dusun Prancak Glondong
atas inisiatif, aspirasi dan distribusi wa-
Selain pameran utama, proyek lain yang
(Halaman Radio Buku, Jl. Sewon Indah
cana yang luas.
berada dalam lingkup Biennale Jogja
I), Dusun Pandes (Kantor Kelurahan
Ekuator #3 adalah Equator Festival dan
Panggungharjo), dan Lapangan Prancak
Parallel Event.
(Utara Kampus ISI Yogyakarta). Acara ini
Pameran Utama ini diikuti oleh 23 partisipan dari Indonesia dan 11 dari Nigeria. Mereka adalah Ace House Collective, Aderemi Adegbite, Agan Harahap,
diselenggarakan dari tanggal 2 sampai 5 Equator Festival
Oktober 2015.
Amarachi Okafor, Anggun Priambodo,
Equator Festival menjadi panggung
Anti Tank, Ardi Gunawan, Arief Yudi,
tidak saja bagi pertemuan bentuk-bentuk
nya adalah Festival Tanah : “Lemahku
Dodo Hartoko, Elia Nurvista, Emeka Og-
kreativitas seni yang berkembang dalam
Kekuatanku”. Festival ini merupakan ha-
boh, Emeka Udemba, Fitri Setyaningsih,
masyarakat, tetapi juga praktik-praktik
sil gotong royong antara Kelompok Seni
Joned Suryatmoko, Kainebi Osahenye,
lain seperti literasi, gerakan konsumen,
Kesini@an dan Kelompok Tani Martani
ketjilbergerak, Lifepatch, Maryanto, Ndi-
dan pendidikan. Sebagai bagian penting
dalam menyasar persoalan kontekstual
di Dike, Olanrewaju Tejuoso, Punkasila,
dari Biennale Jogja XII, festival ini juga
masyarakat perihal tanah melalui model
Rully Shabara, Segun Adefila, Serrum,
mengambil narasi pertemuan Indonesia-
kerja estetik yang dpat dipahami ma-
Tarlen Handayani, Temitayo Ogunbinyi,
Nigeria sebagai titik tolak menentukan
syarakat setempat. Kegiatan berupa Pam-
Uche Okpa Iroha, Victor Ehikhamenor,
arah perayaan. Beberapa prinsip perte-
eran Karya Seni Instalasi, Panggung Rupa
Wukir Suryadi, Yudi Ahmad Tajudin,
muan itu dirumuskan, seperti gerakan
Bunyi, Pergelaran Wayang Sawah, Gejog
Yazied Syafa’at, Yustoni Volunteero dan
sosial, tema poskolonial, dan bertumbuh
Lesung Paras Peni Budoyo, BBDKK, Ke-
Yusuf Ismail.
kembangnya masyarakat dalam mengal-
lompok Bermain Yudistira, dan Pasar
ami demokrasi.
Pangan Sehat ini terlaksana pada tanggal
Forum diskusi partisipan telah mulai diselenggarakan pada bulan Mei, Juni
Persebaran nilai dan pengetahuan
dan Juli di Yogyakarta, Jakarta dan Lagos
yang diharap terjadi dalam Equator Fes-
Kegiatan
Equator
Festival
lain-
30 Oktober 2015 lalu di Dusun Dobangsan, Giripeni, Wates, Kulon Progo.
Kognisia - 36 utama Biennale Jogja XIII Ekuator #3 di Jogja National Museum. Kedelapan karya tersebut adalah : “Sejarah dan Retropeksi Pembangunan Perumahan Gunung Sempu Yogyakarta” (Anang Saptoto dan Arsitektur Universitas Teknologi Yogyakarta berkarya di Perumahan Sempu, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul), “Ingatan dan Air” (Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana berkarya di Jetis, Sleman), “Agraria Menapak Tilas” (Kelompok Tiga berkarya di
kawasan
perkotaan
Yogyakarta),
“Mateni Sing Mukti, Mukti Sing Mateni” (Paguyuban Sidji berkarya di Imogiri,
Foto : Abdi Winarni
gan pelaku penggiat seni, budaya, aktivis
Bantul), “Berguru pada Batu” (Sanggar
sosial, akademisi, organisasi kemasyara-
Seni R n B dan Titik Lenyap berkarya
Rangkaian yang tidak kalah men-
katan, untuk melakukan intervensi kre-
di Kabupaten Gunung Kidul Yogya-
ariknya dilaksanakan di Yogyatourium.
atif terhadap kemampuan warga dalam
karta), “Menyukil Sejarah” (Teras Print
Acara yang bertajuk “Koalisi Cakrawala”
beradaptasi terhadap perubahan. Aksi-
dan Kulonprogo Printmaking berkarya
melibatkan komunitas pengguna produk
aksi seni dalam program ini tidak sema-
di Kabupaten Kulonprogo), “Kampung
disain, fans musik, kolektor tato, kolektor
ta-mata tentang melibatkan publik, atau
Semanak”
mainan, dan sebagainya. Beberapa komu-
gagasan-gagasan non-hierarkis, melain-
berkarya di Kampung Mergangsan Yog-
nitas yang terlibat antara lain: DAGADU
kan bagaimana memanggungkan timpa-
yakarta), dan “Kampung Kita, Kearifan
DJOKDJA, FSTVLST X Festivalist, Graffiti
ngnya sistem sosial dengan melakukan
Kota” (Moansnake28 dan Art as Therapy
(Alex TMT dan ARTZ), Jimi Mahardikka
kerja-kerja seni melalui metode partisipa-
berkarya di Bausasran Yogyakarta).
& Kombo, JogjaForce, Street Art (Media
tif dan kritik sosial.
(Anak
Wayang
Indonesia
Legal & Anagard), thedeoMIXBLOOD
Delapan kelompok yang terpilih
Biennale Jogja seri Ekuator akan
Hybridcustomtoys, Toxic Tattoo dan
sebagai peserta “Bertolak-Bersanding”
terus dilaksanakan sampai dengan tahun
Sukri Ghazali. Mereka membuat lokarya
membidik isu-isu umum seperti sampah,
2021. Sejak dimulai pada tahun 2011, keg-
dan berbagai pertunjukan yang dilak-
hubungan kewargaan, air, pemukiman,
iatan yang dilaksanakan setiap dua tahun
sanakan dari tanggal 2 sampai dengan 21
sumber daya alam, dan praktik seni tradi-
sekali ini akan menjadi tolak ukur kema-
November 2015.
si melalui ragam penciptaan peristiwa
juan seni rupa Indonesia. Selama sepuluh
seni. Metode seni komunitas menjadi cara
tahun dan akan ditutup dengan Konfren-
“BERTOLAK – BERSANDING”
mereka memberikan hentakan, koyakan,
si Khatulistiwa pada tahun 2022, Biennale
Proyek
“Berto-
atau teriakan atas isu umum tersebut.
Jogja seri Ekuator akan terus bekerjasama
lak – Bersanding” di bawah tema besar
Kerja seni mereka yang berbeda dengan
dengan seniman-seniman dari berbagai
“Hacking Conflict” dengan Nigeria seb-
aksi-aksi dalam isu yang sama, dengan
Negara dikawasan khatulistiwa. Untuk
agai negara mitra, “Bertolak-Bersanding”
cara mencebur di tengah warga diharap-
Biennale Jogja seri Ekuator selanjutnya
menyasar dinamika konflik yang terjadi
kan memberi cakrawala dan kesadaran
akan bermitra dengan negara-negara
ditengah warga. Setiap komunitas warga
bagi warga dan peserta itu sendiri.
di Amerika Latin (rencananya Brazil).
Seni
Komunitas
memiliki persamaan masalah tapi seka-
Selama proses berkarya, peserta
Tentu harapan besar agar Biennale Jogja
ligus keunikan konteks yang berbeda-
mengikuti lokakarya penciptaan bersama
seri Ekuator dapat jauh lebih berkem-
beda. Proyek seni ini memunculkan ta-
praktisi seni komunitas Joned Suryat-
bang akan terus ada menyongsong Bien-
waran cara dan bentuk seni yang kritis
moko dan seniman Moelyono. Kerja seni
nale Jogja XIV Ekuator #4, baik dari para
juga praktik artistik beragam, yang men-
komunitas ini juga dipresentasikan di
pelaksana maupun masyarakat sebagai
garah pada sikap mempertanyakan hege-
kampus UTY dan UKDW, serta disajikan
penikmat.
moni yang dominan.
secara langsung di tengah warga. Seb-
Proyek ini memberi peluang dan
agai akhir dari program, kedelapan karya
tantangan bagi kelompok atau perseoran-
tersebut juga dipamerkan pada pameran
Kognisia - 37
Kognisia - 38 membutuhkan biaya. Itu belum dihitung biaya lainnya seperti listrik, distribusi
Menebak Masa Depan Media Cetak
media, dan sebagainya. Setelah media diproduksi, maka media tersebut perlu dilepas ke pasaran. Pertanyaan berikutnya, berapa harganya? Menyiasati hal ini, beberapa media melakukan banting harga bahkan hingga separonya. Strategi menurunkan harga
Oleh: Narayana Mahendra Prastya*
secara ekstrem itu malah beberapa dilakukan oleh media yang sudah memiliki nama. Misalkan harian Bola, yang meru-
M
enjelang pengujung ta-
namun faktanya memang media cetak di
pakan produk turunan dari tabloid Bola.
hun 2015, senjakala me-
Indonesia mengalami penurunan. Dari
Bola sudah memiliki reputasi sebagai
dia cetak menjadi salah
117 surat kabar, 16 unit media telah gu-
media cetak olahraga. Harga jual tabloid
satu topik hangat yang menarik perha-
lung tikar pada 2015. Sementara untuk
Bola adalah Rp 7.000,00. Berapa harga
tian publik di Indonesia. Berkaca pada
majalah dari 170 kini menyisakan 132
jual harian Bola? Rp 3.000,00 pada awal
fakta yang ada, usia media cetak di In-
majalah. Dari sejumlah media cetak yang
kehadirannya (tahun 2013), kemudian
donesia mungkin sudah tidak lama lagi.
tutup, beberapa di antaranya adalah
dibanting menjadi Rp 1.500,00 menjelang
Namun, apakah betul media berbasis
merk yang sudah cukup mapan. Tabloid
Piala Dunia 2014. Ini cara yang cukup
kertas itu sama sekali tidak punya masa
Soccer, Harian Bola, Koran Tempo edisi
unik. Dalam hukum ekonomi, perminta-
depan?
Minggu, harian berbahasa Inggris The Ja-
an yang tinggi akan menyebabkan harga
Istilah “senjakala” tersebut saya
karta Globe, dan pada tahun 2016 adalah
jual naik. Padahal, menjelang event be-
kutip dari artikel karya wartawan se-
harian Sinar Harapan adalah beberapa
sar olahraga, seharusnya itu kesemaptan
nior harian Kompas, Bre Redana yang
nama media cetak yang memutuskan un-
bagi harian Bola untuk meraih keuntun-
dipublikasikan di Desember 2015. Dalam
tuk berhenti terbit (Utomo, 2015).
gan besar karena hampir pasti jumlah
tulisannya, Redana berpandangan bah-
Kondisi ini tidak hanya terjadi di
pembeli meningkat. Dengan menjual
wa media cetak di Indonesia tengah
Indonesia. Contoh teraktual adalah For
dengan harga tetap Rp 3.000,00 misalkan,
mendekati akhir masa. Sontak opini
Him Magazine (FHM), memutuskan un-
saya yakin jumlah pembaca harian Bola
tersebut menimbulkan pro dan kontra.
tuk berhenti terbit setelah malang melint-
tetap tinggi dan keuntungan yang diraih
Yang mendukung menilai bahwa kuali-
ang sejak 1986. Majalah bersegmen pasar
bisa berlipat.
tas jurnalistik media cetak lebih unggul
pria dewasa tersebut berpusat di Inggris
Perusahaan media mengakui cara
daripada yang lain, terutama dari media
dan telah diterbitkan dalam berbagai ba-
membanting harga memang strategi
online yang dianggap sebagai penyebab
hasa di berbagai negara.
yang rugi. Harga jual lebih rendah dari
tergusurnya media cetak. Media online dianggap sekadar mengandalkan kecepatan, mengabaikan ketepatan, serba buru buru, dan sensasional. Yang
berlawanan
biaya cetak per eksemplar. Namun yang Biaya Tinggi
dicari oleh media adalah jumlah pemba-
Apa yang membuat media cetak mu-
ca yang meningkat. Dengan harga yang
lai meredup? Faktor biaya menjadi salah
lebih murah, asumsinya pembaca bert-
berpendapat
satu faktor yang cukup berpengaruh.
ambah. Jika pembaca meningkat, maka
bahwa media online tidak seburuk yang
Kertas, tinta, mesin cetak, adalah elemen
perusahaan media cetak dapat dengan
dibayangkan. Apabila media cetak tidak
penting dalam memproduksi media ce-
mudah mencari pengiklan. Harapan-
laku, maka itu adalah kesalahan dari
tak. Tentunya, ketiganya membutuhkan
nya, jumlah pembaca yang banyak terse-
media cetak sendiri yang gagal dalam
biaya yang tidak sedikit. Pembaca bisa
but dapat menjadi daya pikat bagi calon
menyusun strategi dalam bisnis media.
perkirakan sendiri berapa biaya yang ha-
pemasang iklan. Jadi pemasukan terbe-
Bahkan dari sudut pandang lain, tulisan
rus disiapkan oleh perusahaan media ce-
sar diperoleh dari iklan.
Redana juga sedikit banyak bermotif bis-
tak guna membeli kertas, membeli tinta,
Menjual dengan harga yang rendah
nis, yakni sekadar “pembelaan” demi
membeli dan perawatan toner dan mesin
mungkin menjadi pilihan bagi media ce-
“melindungi” lahan bisnis Kompas di
cetak. Serendah-rendahnya kualitas ker-
tak – meski itu pilihan yang sulit. Pasal-
media cetak.
tas, kualitas tinta, kualitas cetakan dari
nya, kini kompetisi tidak hanya terjadi
sebuah media cetak, bagaimana pun itu
antara media cetak saja. Media cetak juga
Apa pun pro dan kontra tersebut,
Kognisia - 39
Foto : yellowcabin.com
menjadi pasar masa depan bagi harian.
itu dilakukan oleh beberapa media akhir
Pasalnya, di Indonesia ada pergeseran
akhir ini. Sebagai contoh, halaman muka
model distribusi dari koran nasional ke
koran Sindo yang dijual di kawasan D.I.
harus berkompetisi dengan media online.
koran regional. Di awal tahun 2000-an,
Yogyakarta dan sekitarnya memajang
Saat ini, dengan pulsa yang tidak sampai
koran regional naik dari 20 judul menjadi
berita berita di seputar Yogyakarta. Ko-
Rp 10.000,00 konsumen dapat berlang-
138 judul. Koran nasional yang didistri-
ran Republika yang diedarkan di ka-
ganan paket data dengan kapasitas yang
busikan antarkota dan antarpropinsi ber-
wasan D.I.Yogyakarta memiliki rubrik
cukup besar. Dengan biaya yang lebih
saing dengan koran regional yang diter-
khusus untuk berita Yogyakarta. Sebe-
murah, konsumen dapat mengakses ber-
bitkan hanya dalam kota propinsi.
lum ditutup, harian Bola yang beredar di
bagai informasi dibanding dengan mem-
Data dari Media Scene (tahun 2008)
Bandung juga menjadikan berita berita
beli media cetak yang lebih mahal, dan
dapat menjadi acuan tentang bagaimana
seputar Persib Bandung sebagai berita
informasinya terbatas.
pasar lokal masih menjanjikan bagi media
utama.
pun
cetak. Sebagai contoh, banyak yang men-
Sebagai penutup artikel ini, penu-
Bergeser ke Tingkat Lokal
gangap harian Kompas merupakan koran
lis berpendapat bahwa anggapan me-
Model bisnis dengan banting harga
terbesar di Indonesia. Namun faktanya,
dia cetak tengah menuju senjakala tidak
menghadirkan
Kompas menjadi nomor satu hanya di Ja-
sepenuhnya benar. Anggapan itu me-
keuntungan. Faktanya, harian Bola justru
tidak
selamanya
karta. Di wilayah lain, pembaca Kompas
mang cocok untuk media cetak berskala
berhenti terbit, di usia yang belum men-
selalu kalah dari koran terbesar di daerah
nasional atau mungkin global, tetapi ti-
capai tiga tahun. Apakah ini menandakan
itu, misal di Bandung: Pikiran Rakyat, di
dak untuk media cetak berskala lokal.
memang media cetak sudah tidak punya
Medan: Pos Metro, dan di Makassar: Fajar
harapan lagi untuk hidup di Indonesia?
(Armando, 2011:14). Selain itu, peredaran
Asa tersebut masih tetap ada, meski
media cetak masih berpusat di kota besar.
kondisinya mungkin akan berbeda. Me-
Hampir 70% berada di Jakarta (Siregar,
*) Penulis adalah dosen Program Studi Ilmu Komu-
dia cetak berskala nasional memang akan
2010: 13-14). Hal ini menunjukkan bahwa
nikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
punah, tetapi media cetak akan menyem-
kans bisnis media cetak di daerah masih
Universitas Islam Indonesia. Mengajar mata kuliah
pit di pasar lokal. Menurut Adiprasetyo
tetap ada.
di peminatan studi Jurnalisme Penyiaran dan
(2007: 240-241), pasar lokal diprediksi
Upaya untuk menembus pasar lokal
Komunikasi Strategis.
Kognisia − 40
Peroleh Kembali Enersi Dari Sampah Kota Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri enri.damanhuri@gmail.com Kelompok Keahlian Pengelolaan Udara dan Limbah Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB
S
ampai saat ini andalan utama
lebih homogen karena belum bercampur
Recovery energi panas: meru-
sebuah kota dalam menyele-
dengan yang lain, dibandingkan dengan
pakan salah satu keunggulan yang dita-
saikan masalah sampahnya
sampah yang telah berada di bak sampah
warkan dari insinerator jenis waste-to-
adalah pemusnahan dengan landfilling
di depan rumah. Sampah yang diang-
energy.
(pengurugan) pada sebuah TPA. Bi-
kut oleh petugas mempunyai karakter
Bahan bakar sampah (refuse
asanya pengelola kota cenderung kurang
yang lebih buruk dan lebih bermasalah
derifed fuel atau RDF): melalui pengerin-
memberikan perhatian yang serius pada
dibandingkan sampah di bak sampah di
gan sampah sampai mencapai kadar air
TPA tersebut, sehingga muncullah ka-
rumah. Sampah di Tempat Penampun-
di bawah 20%. Akan dihasilkan bahan
sus-kasus TPA yang bermasalah. Walau-
gan Sementara (TPS) yang menerima
bakar siap pakai, biasanya dipilih dari
pun UU-18/2008 tentang Pengelolaan
sampah dari berbagai penjuru kota, akan
komponen sampah yang mempunyai ni-
Sampah telah lebih 7 (tujuh) tahun diun-
mempunyai karakter yang sudah berbeda
lai kalor tinggi seperti kertas atau plastik.
dangkan, dan Pemerintah Pusat sangat
dibandingkan dengan sampah di rumah.
Bahan bakar hasil proses gasiifi-
gencar merenovasi TPA di kota/kabu-
Penanganan sampah di titik ini tidaklah
kasi: bila pemanasan sampah dilakukan
paten, tetapi sampai saat ini yang diop-
semudah penanganan sampah di rumah.
tanpa oksigen, maka proses ini dike-
erasikan adalah bukan landfilling yang
Oleh karenanya, pemilahan dan pengo-
nal sebagai pirolisis, sedang bila masih
baik. Hampir seluruh TPA di kota-kota
lahan sampah di hulu merupakan kunci
tersedia oksigen dikenal sebagai gasifi-
di Indonesia tetap menerapkan apa yang
keberhasilan upaya pemanfaatan bahan
kasi. Dari proses ini akan dihasilkan 3
dikenal sebagai open-dumping, yang
dan enersi dari sampah kota.
jenis produk, diantaranya gas bakar ha-
sebetulnya tidak layak disebut sebagai sebuah bentuk teknologi penanganan
Bentuk recovery energi dari sampah kota
sampah.
sil perombakan biokimia bahan organik seperti gas CH4 (metan) dan H2.
Melihat komposisi sampah di In-
Gasbio dari sebuah landfill di
(3R)
donesia yang sebagian besar adalah sisa
TPA: recovery gasbio ini banyak diterap-
merupakan pendekatan utama yang di-
makanan, khususnya sampah dapur,
kan pada landfill, khususnya yang dari
gunakan dalam UU tersebut. Konsep ini
maka sampah jenis ini akan cepat mem-
awal telah disiapkan dan dioperesikan
telah lama diperkenalkan di Indonesia
busuk karena terdegradasi oleh mikro-
secara sistematis.
dalam upaya mengurangi sampah yang
organisme yang berlimpah di alam ini.
Terkait penanganan sampah skala
diangkut ke TPA. Salah satu langkah
Cara inilah yang dikembangkan oleh
kota, teknologi yang ditawarkan biasan-
dalam upaya 3R tersebut adalah recovery
manusia dalam bentuk pengomposan
ya teknologi utamanya, yang bersasaran
bahan dan energi dari sampah.
Reduce-Reuse–Recycling
dan biogasifikasi. Di Indonesia, dengan
mendegradasi sampah sesuai sasaran.
Dilihat dari komposisinya, sebagian
kondisi kelembaban dan temperatur uda-
Dibutuhkan unit-unit tambahan, baik
besar sampah kota di Indonesia adalah
ra yang relatif tinggi, maka kecepatan mi-
di hulu proses (pre-treatment) seperti
tergolong sampah hayati, yang secara
kroorganisme dalam ‘memakan’ sampah
pemisah,
umum dikenal sebagai sampah organik.
yang bersifat hayati ini akan lebih cepat
maupun di hilir proses (post-treatment),
Sampah yang tergolong hayati ini untuk
dibandingkan di negara yang beriklim
seperti penyaring produk, pengendali
kota-kota di Indonesia dapat mencapai
dingin.
pencemaran udara atau pencemaran air
60% dari total sampah. Sampah yang
Sampah menyimpan enersi yang
baru dihasilkan di dapur, akan lebih
dapat dimanfaatkan dengan berbagai
sederhana karakaternya, lebih segar dan
cara:
pencacah,
pengering,
dsb.
sesuai jenisnya, yang biasanya ditawarkan terpisah sesuai kebutuhan. Biasanya kita terlalu berlebihan
Kognisia − 41
Foto : www.wsj.com
terhadap energi yang dihasilkan dari
adalah selulosa, dan gas-bio (CO2 + CH4)
2,5 - 3,0 kg/hari. Dengan waktu tinggal 6
pengolahan sampah. Sampah bukanlah
mempunyai konsentrasi masing-masing
minggu, maka dibutuhkan digester seki-
batu-bara. Kandungan energinya akan
50%, maka secara teoritis produksinya
tar 600-800 liter. Biasanya diencerkan 2
berfluktuasi,
yang
adalah 414,5 liter CH4/kg-volatil. Seb-
kali lipat, sehingga dibutuhkan digester
ada. Plastik mempunyai nilai kalor yang
agai gambaran, dalam 100 kg sampah,
sekitar 1,5 m3. Bila dioperasikan dengan
tinggi, diikuiti oleh kertas/karton. Sasa-
akan terdapat sekitar 60 kg air dan 40 kg
cermat, maka per-hari gas metan yang di-
ran utama pengolahan sampah adalah
sampah kering, sekitar 25 kg adalah vola-
hasilkan sekitar 0,25-0,45 m3 atau setara
mengurangi masa sampah. Bila dihasilk-
til. Sehingga potensi gasbio bila dianggap
maksimum 0,5 liter bensin. Sementara pa-
an energi atau bahan yang bernilai ekono-
semuanya selulosa adalah sebesar 259 li-
datan yang hilang mungkin hanya seki-
mi, maka itu adalah sebagai bonus dalam
ter CH4/kg sampah kering. Dari digestor
tar 200 gram per-hari. Yang tersisa adalah
penanganan sampah. Tidak satupun
sampah kota skala komersial di Perancis
lumpur yang baik untuk pupuk, tetapi
teknologi yang ada di di dunia ini mam-
diperoleh produksi gasbio sebesar 140 li-
mempunyai estetika yang kurang baik,
pu membiayai investasi dan operasional-
ter/kg-sampah kering dengan konsentra-
yaitu bau dan berwarna hitam. Bila tidak
nya tanpa subsidi. Apalagi mengharap-
si 65% metan, atau sebesar 91 liter CH4/
digunakan, jelas air buangan ini perlu
kan income dari hasil penjualan produk.
kg sampah kering. Perhitungan praktis,
dikelola lebih lanjut.
Income hasil penjualan listrik dari insta-
dari 1 m3 gas bio yang mengadung gas
Sampah yang ditimbun di TPA
lasi insinerator modern misalnya, hanya
metan 50%, akan terkandung enersi seki-
juga dapat menghasilkan gas metan.
mampu mengurangi biaya modal dan
tar 5.500 Kcal, yang kira-kira ekuivalen
Pada awalnya sampah yang ditimbun
operasi tidak lebih dari 30%. Selebihnya
dengan 0,58 liter bensin atau ekivalen
akan mengalami proses degradasi secara
harus ditutup oleh pemerintah kota, mis-
dengan 5,80 kWH listrik.
aerob. Tetapi sejalan dengan teknik op-
sesuai
komponen
alnya dalam bentuk retribusi atau pajak
Biodigester untuk mengolah sam-
erasional yang digunakan, yaitu sampah
pah banyak diminati. Tetapi perlu pema-
ditimbun lapis perlapis maka kondisi
Gasbio dari sampah
haman, bahwa teknologi ini sensitif ter-
aerob tidak dapat bertahan lama dalam
Gasbio terbentuk bila bahan organik
hadap perubahan suasana lingkungan
sebuah TPA, sehingga kondisi yang dom-
berada dalam kondisi tanpa udara (an-
dalam digester karena bakteri metano-
inan kemudian adalah anaerob. Mikroor-
aerob). Proses degradasi bahan organik
gen sangat rentan terhadap perubahan
ganisme anaerobik akan mendegradasi
secara anaerob dilakukan oleh beragam
kondisi asam-basa serta perubahan beban
senyawa organik kompleks yang dikan-
jenis mikroorganisme yang akhirnya
input organik yang masuk. Teknologi ini
dung dalam sampah menjadi senyawa
mengubah senyawa tersebut menjadi
prosesnya relatif sangat lambat, bisa
yang lebih sederhana, dan produk akh-
CO2 dan CH4. Yang dimakan oleh mik-
mencapai 6 minggu. Dalam sebuah kelu-
irnya adalah dalam bentuk gasbio yang
roorganisme adalah bagian volatil-nya.
arga berjumlah 5 orang, akan dihasilkan
hampir 99% berupa campuran gas CO2
Bila dianggap seluruh materi volatil
sampah sekitar 15 - 20 liter per-hari atau
dan gas CH4 (metan). Gasbio tersebut
yang ditarik penduduk kota tersebut.
Kognisia − 42 dapat menimbulkan dampak negatif bila
Beberapa TPA yang ada di Indo-
tidak ditangani secara baik karena akan
nesia sudah memanfaatkan gasbio yang
menimbulkan ledakan bila berada di
dihasilkan, seperti di TPA di kabupaten
udara terbuka dengan konsentrasi metan
Malang, atau di TPA kota Kendari. Sa-
sekitar 10-15%. Secara global, gas metan
rana tersebut sebetulnya tidak dari awal
dianggap mempunyai efek rumah kaca
direncanakan memanfaatkan gasbionya.
22 kali lebih kuat dibandingkan dengan
Tetapi karena kondisi alamnya yang me-
gas CO2. Oleh karenanya gas CH4 yang
mungkinkan sehingga terjadi penimbu-
terbentuk harus dikonversi menjadi CO2
nan sampah yang cukup dalam, gasbio
dengan jalan membakarnya. Kehadiran
dapat terbentuk dengan baik dan dapat
gas metan dapat dianggap sebagai nilai
dimanfaatkan dengan hanya pemasan-
tambah dari sebuah landfill di TPA, bila
gan sistem penangkap gasbio sederhana.
gasbio yang terbentuk tidak hanya dibakar begitu saja, tetapi dapat dimanfaatkan
Recovery panas dari Insinerator sampah
sebagai sumber enersi. Berdasarkan pen-
Salah satu jenis pengolah sampah
gamatan lapangan di Amerika Serikat,
yang sering digunakan sebagai alternatif
estimasi energi yang dapat dimanfaatkan
penanganan sampah adalah insinerator.
dari sebuah landfill hanya 20-25%. Land-
Penggunaan insinerator skala kota akan
fill Palas Verde di Amerika Serikat yang
dianggap layak bila selama pembakaran-
dilengkapi dengan sistem perpipaan dari
nya tidak dibutuhkan tambahan enersi
awal operasi menghasilkan gasbio sebe-
dari luar. Sampah tersebut harus terba-
sar 11,5-13 m3/ton sampah ditimbun
kar dengan sendirinya, kecuali saat awal.
per-tahun.
Oleh karenanya, jenis insinerator ini ha-
Pemasangan penangkap gas yang ideal adalah dimulai dari saat landfill
rus beroperasi terus menerus 1 x 24 jam selama 365 hari.
tersebut dioperasikan, dengan demikian
Enersi panas dari sebuah insinerator
metode penangkapannya dapat disesuai-
skala kota di negara industri sudah ban-
kcal/kg-kering: nilai ini merupakan am-
kan dengan kondisi lapangan. Pada land-
yak yang dimanfaatkan untuk berbagai
bang tertinggi dari sampah kota yang
fill yang dari awal tidak dilengkapi den-
keperluan, seperti untuk pemanas kota
umum dijumpai di Indonesia.
gan penangkap gas, maka penangkapan
di musim dingin, pembangkit tenaga
Kadar air di bawah 50%: sam-
gasbio menjadi sangat terbatas. Gasbio
listrik. Pemanfaatan enersi ini tentu saja
pah kota di Indonesia mempunyai kadar
yang banyak ditangkap di TPA Indone-
membutuhkan kesiapan yang matang,
air tinggi sekitar 60% atau lebih.
sia berasal dari TPA yang tidak disiapkan
seperti pasar yang akan membeli dan se-
Kapasitas insinerasi di atas 100
dari awal. Secara teoritis, potensi gasbio
bagainya, sebab biaya investasinya akan
ton/hari, beberapa standar mensyarat-
dari timbunan sampah di Indonesia rela-
lebih mahal dibandingkan insinerator
kan 500 ton/hari.
tif cukup tinggi dibandingkan di negara
biasa. Recovery energi ini hanya mampu
Bagian sampah yang kombus-
yang terletak di daerah beriklim dingin.
mengurangi biaya pengembalian modal
tibel di atas 35%: dijumpai pada sisa
Potensi tersebut menonjol terutama bila
dan biaya operasi paling banyak hanya
makanan, daun-daunan, plastik dan ker-
dilihat dari sudut temperatur udara,
30%, sehingga tetap dibutuhkan subsidi
tas.
komposisi sampah dan kelembaban.
biaya, misalnya dalam bentuk retribusi.
Recovery panas merupakan salah
Tetapi permasalahannya, umumnya TPA
Singapura mengalokasikan biaya insiner-
satu keunggulan yang ditawarkan dari
di Indonesia dioperasikan secara open
atornya sekitar Rp. 500.000/ton sampah,
teknologi
dumping yang belum disiapkan untuk
bandingkan dengan kota jakarta yang
waste-to-energy yang banyak digunakan
memungkinkan penangkapan gas dari
mengalokasikan biaya landfilling di TPA
di negara maju seperti di Singapura. In-
awal penggunaan TPA, yang mengaki-
Bantaragebang sebesar Rp. 126.000/ton
sinerator jenis ini dikembangkan sekitar
batkan gas tidak terfokus menuju titik-
sampah.
tahun 1970-akhir. Enersi tersebut berasal
insinerator,
yaitu
generasi
titik pengumpul. Pengukuran gasbio di
Persyaratan awal yang biasanya di-
dari panas (di atas 850oC) dalam tungku
TPA Indonesia yang dialirkan secara
gunakan untuk menentukan kelayakan
pembakaran, yang ditangkap dengan
pasif menghasilkan data dengan rentang
insinerator skala kota adalah:
mengalirkan air dingin melalui sistem
volume sekitar 2.500 – 5.000 liter/hari.
Nilai kalor sampah di atas 1.500
perpipaan ke dalam tungku, sehingga air
Kognisia − 43
Foto : blogs.mprnews.org yang paling dikhawatirkan adalah munculnya dioxin. Temperatur operasional di atas 800oC dianggap jalan yang terbaik untuk mengurangi dioxin. Kekhawatiran dampak teknologi termal ini memang patut dicermati secara proporsional, apalagi Indonesia samasekali belum mempunyai pengalaman dalam aplikasi insinerator sekala kota. Insinerator yang selama ini dibuat di Indonesia adalah dalam skala modular, yaitu skala kecil sampai kapasitas hanya 15 ton/hari atau sekitar 60m3/hari. Pengendali insinerator skala modular ini hanya mampu mengendalikan sebagian dari partikulat, belum mampu mengendalikan masalah gas dan dioxin. Biaya pengadaan peralatan ini bisa mencapai setengah dari biaya pengadaan sistem insineratornya sendiri. Penutup Pengelolaan sampah pada masyarakat perkotan bertambah lama bertambah menguap, kemudian uap panas dialirkan
kertas dan plastiknya dikeluarkan un-
kompleks sejalan dengan kekomplekan
ke sistem turbin, yang mampu membang-
tuk didaur-ulang. Disamping itu, kadar
masyarakat itu sendiri. Pendekatannya
kitkan listrik. Insinerator jenis ini tersedia
air sampah Indonesia cukup tinggi, dit-
tidak lagi sesederhana menghadapi ma-
di pasar internasional dan teknologi ini
ambah pewadahan sampah yang tidak
syarakat di perdesaan. Seluruh proses
belum mampu dibuat di Indonesia.
tertutup saat musim hujan, akan menam-
tersebut perlu diselesaikan dalam rangka
Bila sampah yang digunakan adalah
bah tingginya kadar air. Tambah tinggi
bagaimana melindungi kesehatan ma-
sejenis sampah di Singapura dengan nilai
kadar air, maka akan tambah banyak
syarakat, pelestarian lingkungan hidup,
kalor tinggi (high heating value) sekitar
enersi yang dibutuhkan agar sampah itu
namun secara estetika dan juga secara
2.000 – 2.500 kcal/kg, maka enersi lis-
terbakar. Potensi energi sampah kota In-
ekonomi dapat diterima.
trik yang dapat dihasilkan adalah sekitar
donesia diperkirakan tidak akan melebihi
Recovery enersi dari sampah meru-
20 MW/1.000 ton sampah. Nilai kalor
7,5 MW/1000 ton sampah (7,5 KW/ton).
pakan salah satu solusi yang dapat di-
sampah Indonesia lebih kecil dibanding
Salah satu kehawatiran yang saat ini
pertimbangkan, sehingga nilai ekonomis
sampah dari negara industri. Kompo-
disuarakan oleh pemerhati lingkungan
yang masih terkandung di dalam sam-
nen sampah yang dikenal mempunyai
di seluruh dunia adalah, adanya dam-
pah dapat lebih dimanfaatkan. Namun
nilai kalor tinggi adalah kertas dan plas-
pak negatif akibat pencemaran udara
tidak boleh terlalu berlebihan, dengan
tik. Dalam praktek persampahan di In-
dari sebuah insinerator, apalagi diterap-
mengharapkan income yang dapat me-
donesia, kertas dan plastik merupakan
kan di negara berkembang yang belum
nutup modal investasi serta biaya op-
bahan yang didaur-ulang. Dengan nilai
konsisten dalam menjalankan peraturan
erasional dari penjualan energi. Sampah
kalor hanya sebesar 1.000-1.500 Kcal/kg
lingkungan hidup. Insinerator yang baik
bukanlah batubara. Komposisi dan kara-
seperti yang umum dijumpai pada sam-
dilengkapi pengendali pencemaran uda-
kteristiknya sangat berfluktuasi. Kecuali
pah kota di Indonesia, overall efficiency
ra, khususnya SOx, NOx, logam berat,
bila yang dibakar dari sampah tersebut
akan jauh berkurang, khususnya karena
dan dioxin, disamping pengendali parti-
adalah hanya plastik dan kertas.
kandungan kertas dan plastik yang lebih
kulat. Dari sekian banyak jenis pencema-
sedikit dibanding Singapura, apalagi bila
ran udara yang mungkin timbul, maka
Kognisia − 44
Bersih Risih Tanda Peka Oleh: Denestyar Rezki Andidar*
A
da orang bertanya, men-
yang tidak dapat dikontrol bisa menjadi
tentu setiap saat si B terus menerus abai
gapa si A memiliki ke-
sumber masalah sehingga mereka biasan-
terhadap lingkungannnya. Begitu pun
biasaan rapi dan mengapa
ya melakukan antisipasi. Hal yang paling
dengan si A, ia tidak akan terus menerus
si B tidak, atau si A sering membersihkan
sederhana bagi mereka adalah merapikan
konsisten mengutamakan lingkungannya
kamarnya sedangkan si B sebaliknya.
ruangan.
daripada masalah yang benar-benar ia
Pakar psikologi percaya kebiasaan ber-
Jika lingkungan menunjukan pesan
sih berkaitan dengan kepekaan terhadap
sangat berbahaya, misal sebuah leda-
Karyn Hall menilai abai terhadap
lingkungannya, serta melakukan tinda-
kan yang besar dan mengagetkan mer-
lingkungan sebagai rasa kelemahan dan
kan yang dapat diterima secara moral.
eka dalam radius 10 meter, maka semua
ketidakberdayaan. Rumah berantakan
Lingkungan
selalu
hadapi.
memberikan
orang akan melakukan hal yang sama.
mengurangi keinginan untuk mengun-
pesan atau isyarat sekalipun lingkun-
Namun, jika rumah berantakan, bisa
dang seseorang. Hal ini cenderung me-
gan tersebut tidak menunjukan tanda
jadi tidak semua orang akan bertindak.
ningkatkan isolasi.
eksplisit. Namun, tidak semua orang
Katakanlah ada piring kotor menumpuk
Setiap orang memiliki pandangan
dapat menangkap pesan bahkan ada
di wastafel, gelas di sekitar ruang tamu,
yang berbeda mengenai bersih. Sekalipun
yang mengabaikannya. Misalkan, dalam
kertas dan buku tergeletak di lantai, pak-
si B lebih cenderung abai terhadap ling-
suatu perjalanan, si A melihat sebuah
aian tidak terlipat di kamar tidur, maka
kungan, ia akan menyadari bagaimana
paku di jalan raya, sehingga ia me-
tidak semua orang akan membereskan
suasana hatinya membawa pada tinda-
nyadari bahwa paku tersebut berbahaya
kekacauan ini. Mereka sadar hal ini
kan yang sama. Pakar psikologi men-
bagi pengendara bermotor. Si A tahu
mungkin tidak mengganggu orang lain
erangkan bahwa lingkungan memberi-
pesan yang disampaikan lingkungan
atau tidak berbahaya.
kan dampak terhadap suasana hati dan
kemudian mempengaruhinya untuk ber-
Si B akan mengabaikan lingkun-
tindakan. Artinya, orang yang kurang
tindak. Bagi orang yang peka, pesan dari
gannya, ia membiarkan kamarnya be-
peduli terhadap lingkungan akan mem-
isyarat lingkungan tampaknya menjadi
rantakan, pekarangan penuh debu, dan
buat perasaan-perasaan yang negatif dari
sangat kuat.
sarang laba-laba di sudut ruangannya.
satu hal ke lain hal dibandingkan mereka
Orang yang peka akan memiliki
Namun pertanyaanya, mengapa si B me-
yang peduli.
batasan yang tipis terhadap lingkun-
milih untuk tidak peduli? Jika mengikuti
gannya. Mereka memiliki batasan yang
teori di atas bahwa si B tidak peduli ling-
fleksibel dan transparan daripada padat
kungan karena si B tidak peka, memi-
dan tebal antara dirinya dan orang lain.
liki batas yang tebal dan tidak fleksibel.
Mereka mungkin menyadari lingkungan
Jawaban ini memang benar namun belum
*) Penulis adalah Pemimpin Umum Demisioner LPM Kognisia FPSB UII Periode 2012-2013 lulusan prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII
Kognisia − 45
K.H. Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus), ulama sekaligus penyair;
Akibatnya Rasakan Sendiri... Oleh: Khumaid Akhyat Sulkhan & Mirza Muchammad Iqbal
F
enomena kerusakan lingkun-
sebagainya. Bagaimana tanggapan Kiai
nugerahi tambang-tambang dan kekay-
gan semakin marak terjadi.
mengenai itu?
aan-kekayaan laut, dikuras tanpa ukuran.
Hal ini tidak lain dan tidak
Memang ada ayat-ayat yang me-
bukan akibat ulah manusia sendiri. Aki-
nyatakan bahwa Allah tidak akan men-
batnya, bencana datang silih berganti.
gubah nikmat/anugerah yang Ia limpah-
Tim Kognisia yang diwakili Mirza Mu-
kan kepada sesuatu kaum kecuali kaum
Bagaimana tanggapan Kiai terkait
chammad Iqbal dan Khumaid Akhyat Sulkhan
yang bersangkutan sendiri yang men-
dengan polusi asap di Sumatra dan Ka-
menemui ulama cum penyair ini dikedia-
gubahnya (QS. 13:11). Ayat tersebut oleh
limantan, kebakaran hutan di berbagai
mannya, ponpok pesantren Raudatuth
pemerintah orde lama dimaknai sebagai
gunung di Indonesia yang ramai dibi-
Thalibin, Rembang. Berikut penuturan
‘Ayat
carakan akhir-akhir ini?
K.H. Ahmad Musthofa Bisri yang sering
orde
Rev-
olusi” dan oleh
Dan seterusnya, dan sebagainya. Akibatnya, rasakan sendiri.
baru, di-
disapa Gus Mus kepada tim Kognisia.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa Allah tidak akan mengubah nikmat/anugerah yang Ia limpahkan kepada sesuatu kaum kecuali kaum yang bersangkutan sendiri yang men-
Bagaimana tanggapan Kiai terkait fenomena kerusakan lingkun-
gubahnya. Jadi, semua itu adalah ulah
gan? Juga tanggapan Kiai seputar
manusia sendiri, maka akibatnya ra-
Konflik warga dengan pengusaha?
sakan sendiri.
Seperti konflik di Rembang, dan konflik petani di Lumajang yang
Mohon penjelasan dalil-dalil yang
sampai menyebabkan terbunuhnya
berkaitan dengan pelestarian lingkun-
Salim Kancil?
gan?
Menurutku kesadaran lingkungan
Hal ini juga sudah saya jelaskan se-
berkaitan dengan perhatian dan kepedu-
belumnya terkait Q. 13: 11 jabarin yang
lian terhadap generasi yang akan datang.
sebenarnya –bila mau merujuk ke Q. 8:
‘Ayat
53-- dapat dimaknai sebagai ‘Ayat Ling-
nai seb-
miliki
Pembangunan’, sebenarnya –bila mau
oleh
terutama
pemimpin-pe-
mimpin negeri ini.
agai
mak-
Dan hal ini sangat tipis kalau pun adadi-
kungan’.
merujuk ke QS. 8: 53-- lebih dekat bila dimaknai sebagai ‘Ayat Lingkungan’. Al-
Menurut Kiai siapa saja yang ha-
Akhir-akhir ini banyak broadcast
lah tidak akan mengubah nikmat yang Ia
rus berperan dalam menjaga kelestarian
yang menghubungkan antara kejadian-
anugerahkan kepada bangsa ini, kecu-
lingkungan?
kejadian kerusakan lingkungan den-
ali bangsa ini sendiri yang sengaja men-
Kita semua. Tapi yang paling depan
gan Ayat Al-Qur’an dan mengatakan-
gubahnya menjadi laknat. Dianugerahi
tentulah pemerintah dan para petinggi
nya sebagai adzab, tanda kiamat dan
hutan, ditebangi dengan ngawur. Dia-
yang telah mendapat mandat dari rakyat.
Kognisia − 46 anya pencemaran? Menurut Kiai, bagaimana seharus-
Yang pertama-tama yang harus di-
nya kita menyikapi tindakan eksploitasi
kuasai ialah pemahman tentang keles-
lingkungan?
tarian dan bagaimana menjaganya, lalu
Kita
melakukan
‘amar
kungan? Mohon penjelasannya Tentu saja. Tapi para Kiai yang harus mendahului dan mencontohinya.
makruf’
pemahaman tentang ayat-ayat dan hadis-
Bagaimana harapan Kiai kepada
semampu kita dan sesuai maqam kita:
hadis, kemudian berdakwah tentang
seluruh warga Indonesia kedepannya
apakah dengan kekuasaan bila maqam-
kelestarian tersebut terutama kepada
dalam menjaga lingkungan?
nya penguasa; atau dengan ucapan/tu-
mereka yang memiliki wewenang atau
lisan bila kita tidak memiliki kekuasaan.
kekuasaan.
Kesadaran menjaga lingkungan harus terus didakwahkan dan dipelopori oleh mereka yang memahami dan sudah
Menurut Kiai, bagaimana peran
Dalam status facebook yang Kiai
ulama’ sebagai seorang tokoh yang
tuliskan, ada anjuran untuk semua
digugu dan ditiru oleh masyarakat
santri di Indonesia agar melaksanakan
dalam mencegah atau mengatasi adanya
sholat istisqo, apakah santri juga punya
usaha eksploitasi lingkungan hingga ad-
andil yang penting dalam menjaga ling-
menyadari pentingnya hal tersebut.
Allah tidak akan mengubah nikmat yang Ia anugerahkan kepada bangsa ini, kecuali bangsa ini sendiri yang sengaja mengubahnya menjadi laknat. Dianugerahi hutan, ditebangi dengan ngawur. Dianugerahi tambang-tambang dan kekayaan-kekayaan laut, dikuras tanpa ukuran. Dan seterusnya, dan sebagainya.
Kognisia − 47
Nosstress : Indonesia… Semoga Lekas Sembuh! Oleh: Abdi Winarni Wahid
Foto : balebengong.net
N
osstress
penjelasan Nosstres ter-
merupakan
kait album mereka.
band asal Bali yang
Selain berkarya dan tampil
mulai dirintis pada tahun 2007, saat
di negeri tercinta ini, Nosstress juga
para personel duduk di bangku SMA.
s u d
adalah
pernah menggelar tour ke Eropa seban-
Setahun pertama, menjadi waktu bagi
tekanan
Nosstress untuk mencari jati diri. Terjadi
bergejolak dalam
yak dua kali, lebih tepatnya ke Jerman
diri. Gejolak ini diharapkan menjadi ge-
pada bulan Juni, Juli 2014. Tour yang ber-
beberapa kali pergantian nama, aliran
jolak yang sehat untuk terus mendorong
tajuk “From Bali to Europe” ini memberi
musik, bahkan personel. Akhirnya, pada
Nosstress tetap mencipta karya.
pengalaman yang sungguh luar biasa ke-
yang
tahun 2008 lahirlah trio folk Nosstress.
Dalam perjalanan karirnya hingga
pada para personil Nosstress. Meskipun
Man Angga dan Guna Kupit sebagai
sekarang, Nosstress telah mengeluar-
bagi Nosstress setiap panggung punya
vokalis sekaligus gitaris, sementara Co-
kan 2 album yang diberi nama Perspe-
cerita tersendiri dan bagi mereka semua
korda Bagus Pemayun memegang kajon,
ktif Bodoh. Perspektif Bodoh rilis pada
panggung sangat berkesan. Mereka me-
kadang harmonika dan pianika.
Oktober 2011, disusul Perspektif Bodoh
nikmati seluruh panggungnya selama
Nama Nosstress sendiri sebenarnya
II pada Agustus 2014. Baik Perspektif
hampir 8 tahun ini. Namun, menikmati
berasal dari kata bahasa Inggris yaitu No
Bodoh, maupun Perspektif Bodoh II ked-
tidak berarti semua berjalan dengan
Stress. Namun, karena alasan estetika,
uanya mewakili lagu-lagu dengan lirik
baik. Terkadang sound system yang
maka ditambahkan ekstra s diantaranya.
dari pemikiran sederhana dalam kehidu-
buruk menggaggu penampilan, penon-
Para personil Nosstress ini ingin mena-
pan sehari-hari para personil Nosstress.
ton yang mabuk dan menghancurkan
mai band mereka tanpa stres. Akan teta-
“Bodoh disini kami maksud dengan ke-
pertunjukan, bahkan panitia yang mem-
pi, belakangan diketahui, bahwa dalam
sederhaan, kadang orang yang berpikir
bawa kabur uang konser juga pernah
bahasa Spanyol kata Nosstress berarti
sederhana dicap bodoh padahal tidak
terjadi.
stresnya kita. “Ya jadi akhirnya kesimpu-
sama sekali, justru terkadang kita bisa
Tidak hanya cerita tidak enak di
lanya, grup musik ini bukan tanpa stress,
menemukan inti masalah dengan me-
atas panggung, Nosstress juga sempat
tapi dengan stress”. Stress yang dimak-
mandang secara sederhana”. Demikian
menghadapi kendala dikehidupan se-
Kognisia − 48 hari-hari. Adapun kendala terbesar bagi
lagu berdasarkan apa yang mereka lihat
Keresahan orang banyak yang mungkin
mereka adalah ketika orang tua tidak
dan rasakan. Mereka mengaku banyak
akan lebih terdengar saat didendangkan
mendukung pilihan mereka untuk men-
merasakan sesuatu tentang lingkungan,
melalui lagu. Keresahan apapun itu dan
jadi seorang musisi. Menjadi musisi, bagi
lingkungan disekitar mereka dan sekitar
untuk siapapun itu. “Lingkungan sekitar
kebanyakan orang tua di Bali nampak
semua orang, banyak yang tidak baik-
kami dan sekitar semua orang banyak
tidak akan menjamin kehidupan yang
baik saja. Makanya, lagu-lagu yang mer-
sedang tidak baik-baik saja”. Begitulah
layak bagi anaknya. “Mencampakkan ke-
eka ciptakan, banyak yang bertemakan
keresahan Nosstress pada negeri tercinta
sempatan menjadi pegawai swasta atau
lingkungan.
yang tidak baik-baik saja. Sehingga, kali-
pegawai negeri dengan gaji yang sudah
Nosstress memang tidak dengan
mat yang muncul ketika ditanya tentang
pasti, sudah kami lalui dengan perde-
sengaja berkampanye tentang lingkun-
harapan mereka untuk Indonesia adalah,
batan yang ya.. tidak terlalu sengit, na-
gan. Namun, tetap saja bagi Nosstress,
“Semoga lekas sembuh”.
mun mengena di hati”, tambah Nosstress.
tanggung jawab untuk merawat lingkun-
Akan tetapi kini mereka telah didukung
gan adalah milik semua makhluk di du-
penuh oleh orang tua, namun belum oleh
nia. Begitu juga dengan seorang musisi,
semua orang di sekitarnya.
memiliki peran yang sangat penting. Lagu
Berbicara
terkait
orang
sekitar,
yang diciptakan dapat menjadi pemicu
mengingatkan tentang lingkungan seki-
untuk bersuara dan bergerak bagi pen-
tar. Mungkin hal ini menjadi salah satu
dengarnya. Terutama lagu-lagu yang ber-
inspirasi personil Nosstress untuk mem-
bicara realita yang sungguh dihadapi dan
buat lagu. Pasalnya, mereka membuat
mengandung keresahan orang banyak.
Foto: youtube.com
Kognisia − 49
Tradisi Nyampah Manusia Oleh: Ranisa Kautsar Tristi Sutradara: Candida Brady Penulis Skenario: Candida Brady Produser: Candida Brady Pemain: Jeremy Irons
Foto: www.wwf.or.id
Genre Film: Documenter Rumah Produksi: Blenheim Films
Sistem ini telah banyak digunakan oleh
badannya terjerat karet hingga pertum-
negara-negara maju di eropa. Akan tetapi
buhannya terhambat. Phitoplankton yang
sistem yang dianggap sebagai jalan ke-
menjadi makanan ikan pun turut terpa-
luar instan dari permasalahan sampah
par, hingga manusia sebagai konsumen
ravelling dengan mendoku-
ini memiliki efek negatif jangka panjang.
ikut merasakan dampak buruknya.
mentasikan
tempat-tempat
Dihasilkannya dioksin dari pembakaran
Penyajian film yang detail khas
Bahasa: Inggris
T
indah dan terkenal, saat ini
sampah dapat menyebabkan cacat fisik
film dokumenter dan disertai pendapat
merupakan hal yang latah dilakukan
dan mental, seperti yang terjadi di Viet-
berbagai ahli, membuat film ini sema-
hampir setiap orang. Mengambil gam-
nam. Setelah 40 tahun berlalu, dampak
kin meyakinkan penontonnya. Data-
bar dengan pose dan angel yang bagus
perang Vietnam yang menggunakan
data mengejutkan dari berbagai negara
kemudian mengunggahnya ke akun me-
dioksan masih dirasakan masyarakatnya
membuat kita takjub dan sadar betapa
dia sosial, dirasa mampu memberikan
hingga saat ini.
terancamnya dunia ini dengan masalah
kepuasan hati bagi para pelakunya. Na-
Film yang berdurasi 94 menit ini
sampah. Penyajian yang lengkap inilah
mun pernahkah terbayangkan jika doku-
juga akan menyibak kebiasaan buruk ma-
yang membuat Trashed mendapatkan
mentasi perjalanan tersebut diambil pada
syarakat Indonesia soal sampah. Mem-
penghargaan Tokyo International Film
tempat kotor penuh sampah? Tentu cuk-
buang sampah ke sungai namun tetap
Festival dan Grand Prix, Kyiv Interna-
up berat menjawab pertanyaan tersebut.
menggunakan airnya untuk aktivitas
tional Documentary Film Festival pada
Namun hal inilah yang dilakukan oleh
MCK (mandi, cuci, kakus). Dalam film ini
2012 lalu.
Jeremy Irons yang mengunjungi tempat-
Jeremy menyoroti kehidupan masyarakat
tempat penuh sampah di dunia.
yang hidup di bantaran Kali Ciliwung
film ini membuat orang-orang yang pe-
Namun
terbatasnya
penayangan
Memulai perjalanan dari pantai
dengan lingkungan yang tidak sehat dan
nasaran perlu bergabung dengan kelom-
Sidon di Libanon, Jeremy menemukan
tentunya siap membuat kita tercengang-
pok atau komunitas tertentu yang men-
kondisi tempat penuh sampah yang telah
cengang.
gadakan nonton bareng (nobar). Namun
menggunung. Sistem landfill yang tidak
Kebiasaan membuang sampah ke
di Channel youtube milik Trashed sendiri
terorganisir membuat sampah sema-
sungai inilah yang membuat kerusakan
kini telah merilis tiga versi bahasa dari
kin banyak dan menimbulkan masalah.
semakin panjang. Sampah-sampah terba-
filmnya yaitu Inggris, Prancis dan Span-
Tak terkecuali di negara-negara seperti
wa arus lalu bermuara ke laut dan pada
yol.
Amerika Serikat dan benua eropa.
akhirnya meracuni ekosistem. Film ga-
Banyak harapan bahwa setelah me-
Dituturkan pula efek penggunaan
rapan Candida Brady ini menayangkan
nonton film ini manusia akan mengu-
incenator sebagai sistem pemusnahan
banyaknya organisme laut yang terpapar
rangi kebiasaan menyampahnya, So gili-
sampah dengan pembakaran yang dapat
sampah plastik, seperti lumba-lumba, an-
ranmu untuk menonton film insipiratif
menghasilkan energi baru seperti listrik.
jing laut bahkan kura-kura yang setengah
ini selanjutnya.
Kognisia − 50
Mati, dan Segala Sepi yang Menghantui Aziz Bunuh diri, dua kata yang bagi sebagian orang bisa menjadi jalan singkat keluar dari masalah-masalah yang dihadapi, seolah-olah dengan dua kata sifat yang menghasilkan sebuah frase bermakna “kerja” itu maka semua akan menjadi baik seperti semula atau mencapa tujuan yang diinginkan. kisah-kisah besar penuh misteri mengiringi sederet kejadian-kejadian bunuh diri di seluiruh dunia. dan jepang adalah pemengang rekor tingkat bunuh diri tertinggi di dunia padahal termasuk negara paling berhasil dan maju di dunia, menjadikan pertanyaan besar bahwa sebuah kejayaan tidak berjalan seiring dengan kebahagiaan. tapi jepang punya istilah sendiri untuk bunuh diri, sebuah presepsi dan tafsir mendalam bahwa bunuh diri (harakiri) adalah peroses mempertahaankan harga diri. selain konflik-konflik yang bersifat pribadi sebagai penyebab bunuh diri, ternyata aksi-aksi yang mengerikan ini ada juga yang bersifat kolosal. bunuh diri kolosal diawali dari peradaban jepang dimana pasukan yang kalah perang lebih memilih harakiri daripada harus pulang dengan menanggung malu akibat kekalahan. dan yang menggemparkan di abad peradaban moderen banyak terjadi di benua amerika. beberapa kasusnya seperti yang terjadi tahun 1993 Kelompok aliran sesat pimpinan David Koresh pernah membuat heboh dunia dengan aksi membakar diri di lahan pertanian dan gedungnya, sekitar 90-an anggota jemaat dan pemimpin sekte tersebut tewas terpanggang. kembali kasus besar bunuh diri mengguncang dunia tahun 1997, ketika 40 warga melakukan bunuh diri massa karena komet Hale-Bopp. Salah satu yang paling menggemparkan dengan korban hampir mencapai 1000 orang terjadi di amerika selatan, Sebanyak 900-an anggota Sekte yang dipimpin oleh Jim Jones ini melakukan bunuh diri massal tahun 1978. kejadian bermula saat anggota kongres amerika beserta 3 wartawan menembus belantara hutan untuk mencari fakta atas keberadaan sebuah sekte yang dianggap sesat, dalam perjalanan pulangnya, anggota kongres tersebut beserta 3 wartawan dan para pengikut sekte yang mencoba kabur di cegah pimpinan sekte lalu di bunuh, beberapa jam setelah kejadian itu pemimpin aliran pemujaan memerintahkan anggota-anggotanya untuk melakukan bunuh diri massal dengan meminum potasium sianida. Anak-anak meninggal lebih dulu, bayi dibunuh den-
gan racun yang dimasukkan ke mulut dengan sedotan. Setelah itu, lebih dari sembilan ratus orang, termasuk anak-anak, meracuni diri mereka sendiri. kepercayan atas sesuatu yang diyakini menyebabkan hilangnya keterbukaan diri maupun fikiran sehingga menjadikan sempitnya cara berfikir dan menihilkan pilihan hidup yang begitu banyak. Bunuh diri di gunungkidul dikenal dengan istilah TALIPATI. Tali Pati, dua kata yang telah menampakkan esensi dirinya, kematian. Kematian secara wajar tidak lagi perlu dibicarakan, tetapi kematian akibat bunuh diri, menarik untuk dikaji. Apalagi bila dikaitkan dengan unsur mistik seperti yang dianut masyarakat Gubung Kidul. Bukan hanya orang biasa yang bunuh diri, bahkan seorang peraih nobel sastra juga ada yang bunuh diri, beberapa penulis bunuh diri dengan alasan “aneh” yaitu buntu kreatifitas. Terlalu lama menyendiri mengakibatkan putusnya mata rantai relasi sosial antara pengarang dan dunia sekelilingnya. Di titik ini, pengarang tidak lagi menyendiri, tapi sudah mengalienasi diri. Menurut Damhuri Muhammad gejala ini kerap menjangkiti para pengarang, dan kemungkinan terburuknya adalah kejenuhan, depresi, hingga memicu tumbuhnya obsesi bunuh diri. Para pengidap “penyakit” ini bisa dirunut mulai dari Virginia Woolf (bunuh diri dengan menenggelamkan diri di Sungai Ouse, 1941), Ernest Hemingway (menembak kepala sendiri,1961), Yukio Mishima (mengakhiri hidup dengan cara seppuku—ritual memburaikan isi perut—1970) dan Yasunari Kawabata (mati secara Harakiri, 1972). Petaka yang sama juga menimpa Sadeq Hedayat (1903-1951), novelis Iran yang dari tangannya lahir karya besar “The Blind Owl” (1937). Tragedi para penulis itu seperti hendak menujumkan bahwa bukankah lebih baik mati daripada terpasung dalam jerat hidup yang tak bermutu? Bagi mereka, lebih baik memilih mati, bilamana hidup lebih buruk daripada mati itu sendiri. Meminjam kalimat Prie.GS, janganjangan selama ini kita telah tertipu oleh wajah kematian yang menakutkan, dan sedapat-dapatnya dijauhi—setidaknya diulur-ulur. Semua orang ingin masuk surga, tapi tidak ada yang ingin lekas mati. Tapi, bagi Sadeq Hedayat kematian adalah suaka. Kematian yang membebaskan, mungkin……
Kognisia − 51