7 minute read

D. Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam Bentuk Cerita Pendek

Next Article
Uji Kompetensi 7

Uji Kompetensi 7

Tertawa dan tertawa. Seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami. (10)

Dikutip dari Kompas, 12 Agustus 2012 dengan pengubahan seperlunya. ***

Advertisement

D. MENGUNGKAPKAN PENGALAMAN DAN GAGASAN

DALAM BENTUK CERITA PENDEK

Pada kegiatan ini siswaa akan berlatih untuk mengungkapkan penggalamannya melalui teks cerita pendek (cerpen) dengan lengkap berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan yang baik. Sebelum mulai mengungkapkan pengalaman dengan cara menyusun teks cerpen, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai materi untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Dalam hal ini terkait dengan penyusunan teks cerpen harus sesuai dengan kerangka.

Penyusunan kerangka (out line atau mind map) merupakan hal penting dalam proses penyusunan teks cerpen. Kerangka karangan akan membantu Anda mempermudah penyusunan gagasan sehingga cerpen yang Anda buat tersusun secara sistematis, gagasan tidak meloncat-loncat, dan akur mengalir sehingga mudah dipahami isinya. Adapun kerangka pada penyusunan teks cerpen adalah sebagai berikut: a. Observasi Pada tahapan observasi ini ialah langkah awal pada penulisan sebuah cerpen yang dilakukan secara langsung, yaitu mengamati objek-objek peristiwa seharihari dan memilih salah satu untuk menjadi tokoh utama pada cerpen tersebut. b. Menentukan Judul dan Tema pada Cerpen Pada tahapan kedua ini ialah menentukan sebuah judul dan tema apa yang akan dibuat pada cepen. Untuk membuat cerpen semenarik mungkin, penulis akan memilih tema yang menarik seperti tema, olahraga, sosial maupun budaya. c. Menentukan Latar Balakang Cerpen Ketika tema sudah dibuat, maka latar belakang cerpen mengikuti alur pada tema yang dipilih oleh penulis. d. Menentukan Tokoh Menulis sebuah cerita, maka tokoh sangat penting dalam menulis

sebuah cerita. Dalam menentukan tokoh, penulis menentukan sifat dan karakter tokoh tersebut yang sesuai dengan alur cerita. e. Menciptakan Konflik

Dalam sebuah cerita pasti kita disuguhkan dengan beberapa konflik di dalamnya, maka penulis membuat beberapa alur cerita terjadi konflik agar cerita tersebut tidak monoton. Penulis memilih konflik yang menarik pada alur cerita tersebut, karena dalam menulis sebuah cerpen terdapat sebuah konflik yang ditemukan titik penyelesaian konflik tersebut. f. Menentukan Sudut Pandang

Penulis menggunakan sudut pandang untuk menyajikan latar belakang, tokoh dan peristiwa pada cerita cerpen dan membentuk sebuah karya fiksi. g. Menentukan Alur

Alur sangat dibutukan dalam penulisan cerita, maka penulis memilih alur yang sangat menarik agar pembaca tidak merasakan jenuh. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tahap atau langkah menulis cerpen pada umumnya terdiri atas 3 tahapan. Tahap penulisan cerpen meliputi tahap prapenulisan, penulisan dan pascapenulisan. Berdasarkan teori tersebut, langkah menulis cerpen dengan menggunakan teknik urai unsur intrinsik dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Tahap Pra-Penulisan

Pada tahap prapenulisan dilakukan penentuan tema dan pengumpulan informasi yang diperlukan dalam cerpen.

Informasi-informasi tersebut berupa unsur intrinsik sebagai unsur pembangun cerpen. Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini yaitu menguraikan unsur intrinsik. Kegiatan menguraikan unsur intrinsik dimulai dengan: a. menulis topik utama berupa kata kunci “unsur intrinsik” di tengah, b. menghubungkan topik utama dengan lima cabang utama meliputi cabang alur, cabang tokoh, cabang latar, cabang sudut pandang, dan cabang amanat, c. menghubungkan cabang utama dengan cabang tingkat satu, cabang tingkat satu dengan cabang tingkat dua, dan seterusnya, dan,

d. satu kata kunci untuk setiap garis pada cabang. Informasi yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut kemudian dicacat dalam sebuah tabel. 2. Tahap Penulisan

Tahap ini dimulai dengan kegiatan menulis kalimat pertama.

Untuk mempermudah siswa, menulis kalimat perta-ma dapat dilakukan dengan menjelaskan tokoh utama dalam cerpen.

Langkah berikutnya dalam tahap penulisan yaitu, menyusun paragraf orientasi, komplikasi dan resolusi. Penyusunan paragraf dilakukan dengan menghubungkan seluruh informasi yang sudah diurai dan disusun dalam tabel. 3. Tahap Pasca-Penulisan

Setelah paragraf tersusun kemudian disunting bahasa dan penggunaan tanda baca. Menurut Korrie Layun Rampan (1995:54), langkah menulis teks cerita pendek adalah sebagai berikut. a. Menentukan ide atau tema. Ide yang muncul sebaiknya dicatat agar tidak susah untuk menyusun. b. Menyusun garis besar kerangka karangan. Kerangka merupakan gambaran mengenai jalan cerita yang akan dibuat menjadi sebuah cerita. Ditulis apa adanya, berdasarkan ide yang diperoleh dari awal sampai akhir. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini di antaranya: 1) Pemilihan tokoh dan penokohan yang menjadi tulang punggung cerita 2) Memilih latar 3) Menentukan alur c. Mengembangkan kerangka karangan. Pada tahapan mengembangkan kerangka karangan ini, penulis mengembangkan kerangka dan jangan berhenti untuk melihat tulisan yang sudah dibuat. d. Merevisi. Sesudah selesi menulis, baru boleh dibaca untuk diketahui kekurangan dan kelebihan tulisan.

Modifikasi Cerpen

Ubahlah teknik penceritaan kutipan cerpen berikut menjadi sudut pandang orang ketiga. Saat mengubah menjadi sudut pandang orang ketia, diperbolehkan untuk mengubah kalimat. Akan tetapi, perubahan kalimat tersebut tidak akan mengubah maknanya.

Ketika akhirnya api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya yang gosong menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh saya dengan seragam coklatnya melihat saya mulai menangis dan menggigil antara kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara bergetar, dia mencoba membuat isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang mendekat dan dia sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya lalu berlari sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu kelelahan, tapi rasa tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat. Saya langsung dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya dengar selama hampir sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa membolos di hari Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya.

Melanjutkan Cerpen

Lanjutkan cerpen berjudul “Si Miskin Bersekolah” secara bebas. Kemudian tentukan bagaimana cerita pendek tersebut berakhir! Apakah berakhir dengan kesenangan atau kesedihan. Si Miskin Bersekolah Oleh Indah Tri Lestari

Sudah delapan bulan Yahya masih saja teringat dengan ayahnya yang meninggal karena kanker yang dideritanya, Yahya adalah anak petani buta huruf yang harus memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kini Yahya hanya tinggal bersama dengan ibunda tercinta

Tinggal di gubuk bambu yang sangat minim dan harus melakukan lagi renovasi. Di desa Pagarbanyu, dan pada saat itu belum ada listrik di desa tersebut

Pada saat malam Yahya hanya bisa membaca buku yang ditemukan di tumpukan tempat sampah pinggir sekolah dan hanya di sinari oleh lampu minyak yang memberikan cahaya merah di mukanya. Sedangkan ibunya yang selalu menemani sang anak tercinta dengan menyanding sepotong obat nyamuk bakar agar anaknya dapat fokus dalam membacanya.

Pagi itu, Yahya ingin sekali bersekolah, tetapi dengan kondisi keuangan yang tidak mencukupi, yahya sementara itu tidak bisa melanjutkan sekolah. Ibunya yang sehari-hari mencari nafkah dengan bekerja di sawah milik juragan Toni. “Bu kapan aku bisa sekolah seperti teman-teman yang lain?” kata Yahya dengan menatap ibunya dengan penuh harapan. “Sabar ya nak, nanti kalau tabungan ibu udah cukup buat biaya sekolah yahya . secepatnya Yahya bisa sekolah..” katanya.

Dengan melihat ibunya bekerja keras demi membantu ekonomi keluarganya , Yahya hanya bisa membantu ibunya bekerja disawah. Semenjak ayahnya meninggal ekonomi keluarga bu Saji tidak stabil. Sehingga membuat mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan berharap mendapatkan rezeki lebih agar Yahya bisa sekolah kembali.

Yahya pun tidak sekedar membantu ibunya di sawah, tetapi juga dia memilih untuk berjualan Koran. Ketika Yahya menjajakan korannya, tidak menyangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Difa dia anak salah satu guru. Dengan melihat Difa sudah memakai seragam sekolah yang rapi dan lengkap dengan membawa tas dan tak lupa membawa bekal makan siang - Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah. Yahya merasa iri hati melihat Difa yang bisa bersekolah dan mempunyai banyak teman. …………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………… …………………………………….(lanjutkan cerpen ini secara bebas)

Membuat Cerpen

Buatlah cerita pendek yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu. Tokoh remaja yang tidak memiliki orang tua, tetapi harus mengurus adiknya. Cara ia sekolah, mencari nafkah, dan mengurus adiknya. Suatu saat adiknya meminta dibelikan kue dan es krim di hari ulang tahunnya. Ia ingin membuat adiknya bahagia, tetapi tidak punya uang untuk memenuhi persyaratan adiknya. Apa yang harus dilakukannya? Masalah apa yang terjadi? Bagaimana akhir dari ceritamu? Sebelum itu, tentukan terlebih dahulu pesan moral atau amanat yang ingin kamu sampaikan kepada pembaca: kerja keras, kejujuran, percaya kepada Tuhan, atau kasih saying. Jika menemukan ide lain yang menurutmu menarik, konsultasikan dengan gurumu.

Selamat menulis, Jangan lupa berdoa :)

This article is from: