4 minute read
D. Menyajikan Teks Cerita Inspiratif
benar. Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan maupun tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan dengan opini atau pendapat. Opini adalah pandangan berdasarkan ideologi atau sikap seseorang dalam memberikan suatu wawasan terhadap objek atau peristiwa. Opini dapat juga disebut pendapat seseorang. Antonim dari opini adalah fakta. Fakta bersifat objektif, merupakan kenyataan bersifat konkret dan dapat dibuktikan kebenarannya. Adapun langkah pembelajaran membaca untuk menyimpulkan isi cerita inspiratif dengan menggunakan adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik membaca teks cerita inspiratif menggunakan metode kalimat dengan langkah-langkah yaitu: siswa melihat secara keseluruhan isi bacaan, memahami kalimat demi kalimat secara perlahan. Setekah selesai, diulangi lagi membaca dari awal agar siswa mampu memahami isi cerita yang dibaca. 2. Peserta didik mencatat kata-kata penting. 3. Peserta didik secara individu menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat dengan bahasanya sendiri.
KEGIATAN 4: MENYAJIKAN TEKS CERITA INSPIRATIF
Advertisement
Pada bagian ini, Anda akan belajar untuk menulis teks cerita inspiratif. Menyusun cerita inspiratif sama saja dengan cerita pendek lainnya. Kamu sering menyusun cerita saat berbincang dengan temanteman. Cerita tentang saat pergi liburan bersama, saat syukuran di rumah teman, cerita yang berkaitan dengan susahnya soal ujian, dan pesta. Kita hampir selalu bercerita tentang apa saja. Jadi, menulis cerita harusnya tidaklah begitu sulit. Bagaimana menulis cerita inspiratif? Cerita dapat menggugah perasaan jika: (1) membawakan momen ”aha” kepada pembaca; (2) menyentak langsung hati dan pikiran pembaca/pendengar agar tetap semangat, menjadi lebih baik, berbuat lebih tulus dalam hidup; (3) cerita mudah dipahami meski bermakna mendalam. Menulis cerita inspiratif selain bermanfaat bagi orang lain juga bermanfaat untuk pengembangan diri sendiri. Ada yang ingin diceritakan/disampaikan, inilah kunci atau tema cerita. Tentunya sesuatu yang menginspirasi. Cerita inspirasimu bisa saja berasal dari pengalaman nyata yang pernah kamu alami, atau cerita
motivasi tentang orang lain yang telah memengaruhimu secara positif, misalnya gurumu yang penuh perhatian. Mungkin juga ceritamu bukan tentang orang, tetapi tentang hewan yang penuh kasih sayang, atau hasil imajinasi. Menulis kisah inspirasti merupakan menguraikan sebuah kisah/ cerita/tulisan untuk memberikan nilai hikmah dan juga nilai kebaikan. Menulis bukan hanya curhatan hati saja, tapi juga mengajak pembaca untuk lebih baik lagi dari penulisnya dengan cara belajar atau studi kasus dari kisah yang penulis berikan. Berikut akan disampaikan langkah-langkah menulis teks cerita inspiratif:
1) Menentukan Tema yang akan disampaikan
Ketika kita paham akan tema yang kita bahas, yaitu mengenai perjalanan spiritual kita kepada Allah SWT, misalnya, maka pilih cerita ini dalam balutan nilai spiritual. Jika tema tentang pertemanan pilih pembahasan tentang kenangan,hubungan atau juga warna pertemanan. Pun ketika kita memilih tema menikah, apa yang akan kita bahas dalam tulisan, apakah nikah muda, taarufnya, ujian rumah tangga, dll begitu banyak kisah yang bisa diurai dalam satu tema.
2) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
Membuat kerangka alur cerita sebelum menulis dapat membantu untuk lebih memahami cerita. Kerangka ini dapat digunakan sebagai peta jalan saat menulis tentang latar, karakter, dan menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam cerita. Kerangka alur cerita juga berguna jika menemui jalan buntu saat menulis cerita dan ingin mengetahui ke mana harus menulis cerita selanjutnya.
3) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
Rincian peristiwa adalah hasil akhir kesimpulan dari peristiwa yang sebenarnya. Sebelum menulis teks cerita, diharapkan untuk merinci peristiwa-peristiwa penting secara detail yang akan berguna untuk mendukung sebuah cerita.
4) Menentukan tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang
Menetukan tokoh yang akan terlibat dalam cerita tersebut, disertai dengan perwatakan, latar, dan sudut pandangnya.
5) Mengembangkan tulisan sesuai struktur dan kaidah kebahasaan.
Menulis cerita inspiratif ini, tentunya memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya. Agar terstruktur dan terlihat bagus.
Hal-hal yang Pelu Diperhatikan dalam Menyusun Teks Cerita Inspiratif
Materi ini akan berfokus membahas mengenai menulis sebuah teks, sesuai dengan kompetensi dasar yang ada perlu didapatkan informasi yang relevan. Dalam menulis teks cerita inspiratif, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
1) Mumuskan pesan moral yang akan disampaikan melalui cerita.
Perumusan pesan menuntut komunikator untuk menjawab empat pertanyaan: apa yang ingin disampaikan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang akan menyampaikannya (sumber pesan).
2) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Terdapat aturan-aturan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami.
3) Menetukan karakter tokoh yang mampu menginspirasi pembaca.
Cerita menjadi hidup karena ada karakter yang menggerakkannya.
Bila kita sudah menyiapkan karakter untuk tokoh yang akan kita pakai dalam cerita, pastilah kisah kita mengikuti karakter itu.
Karakter yang kuat bisa mengendalikan cerita. Jadi, si karakter tidak akan menyesuaikan diri dengan cerita melainkan, ceritalah yang akan menyesuaikan diri dengan karakter. Itulah yang sering terjadi sehingga inkonsistensi karakter akan terhindari. Tapi perubahan karakter dari awal cerita sampai akhir itu perlu. Semacam metamorfosis atau transformasi karakter. Maksudnya hanya, hasil pembelajaran si karakter dari kehidupan.
4) Libatkan emosi tetapi tidak berlebihan.
Melibatkan emosi penting untuk membuat karakter terasa nyata. namun, mendeskripsikan mereka dari kejauhan terkadang membuat pembaca merasa “terputus” dari karakter tersebut. deskripsinya tidak terasa seperti perasaan karakter, tetapi seperti penulis memberi tahu pembaca bagaimana perasaan si karakter.