5 minute read

HOT READS

Next Article
Intermezzo

Intermezzo

Kenapa Kenali Berbagai Jenis Gangguan Kesehatan Mental ? Melansir dari laman WHO (World Health Organization), setidaknya ada 1 dari 4 orang di dunia yang menderita mental illness atau yang biasa disebut gangguan kejiwaan, menandakan bahwa ada sekitar 450 juta orang di seluruh dunia mengidap mental illness dan dua-pertiganya tidak pernah menjalani perawatan medis atau bahkan sekadar menyadari bahwa ia mengidap mental illness. Hal ini mungkin dilandasi dengan ketidaktahuan orang-orang mengenai mental illness itu sendiri sampai dengan gejala dan penyebabnya. Lalu, apakah mental illness itu?

Apa Kata Psikiater Mengenai Mental Illness?

Advertisement

Menurut dr. Ade, psikiater Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, mental illness atau yang biasa disebut dengan gangguan jiwa adalah suatu gangguan suasana atau pikiran, hati atau emosi, serta tindakan yang telah mengganggu fungsi. Dalam hal ini fungsi yang dimaksud adalah fungsi otak dan tubuh dalam bekerja, berpikir, menyelesaikan masalah, belajar, atau sekedar melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. “Mental illness juga digolongkan menjadi beberapa macam sesuai dengan diagnosisnya,” tambahnya. Secara diagnosis, mental illness dibagi menjadi 2 macam, yaitu gangguan jiwa organik dan gangguan jiwa fungsional. Gangguan jiwa organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan oleh menurunnya fungsi kerja neurotransmitter yang

merupakan senyawa organik endogenus dan berfungsi untuk membawa sinyal kepada neuron. Penyakit yang ditimbulkan antara lain seperti demensia, dan skizofrenia. Sedangkan gangguan jiwa fungsional dibagi menjadi 4 macam yaitu; 1. Gangguan jiwa psikotik, yaitu gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi dan waham (delusi). Penderita gangguan psikotik biasanya memiliki persepsi yang tidak normal dengan orang kebanyakan. Persepsi tersebut bisa menimbulkan halusinasi, mempercayai, dan merasakan sesuatu hal yang tidak nyata. Salah satu contohnya, adalah Skizofrenia. 2. Gangguan suasana perasaan. Gangguan ini disebabkan oleh pengontrolan emosi dan perasaan seperti bipolar dan depresi. Penderita gangguan suasana hati bisa mengalami perubahan mood atau suasana hati yang dan dalam waktu cepat. Misalnya, dari mood yang stabil, tiba-tiba sedih, lalu sangat bahagia dan bersemangat dalam waktu yang cepat. 3. Gangguan neurotik, yaitu gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan peralatan khusus di rumah sakit. Biasanya, gangguan jiwa ini berupa fobia, cemas, dan panik berlebihan. 4. Gangguan perkembangan atau kelainan genetik adalah suatu kondisi terjadinya perubahan sifat dan komponen di dalam gen sehingga menimbulkan penyakit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh mutasi baru pada DNA, atau kelainan pada gen yang diwarisi dari orang tua. Seperti down syndrome, autisme, serta hiperaktif. Ketika ditanya mengenai mental illness pada kalangan mahasiswa, Ade memaparkan bahwa saat ini gangguan kesehatan mental yang paling darurat di kalangan para remaja maupun mahasiswa adalah depresi tingkat tinggi. Depresi tingkat tinggi menyebabkan penderitanya menyalurkan emosinya pada sesuatu dengan cara melukai dirinya sendiri (self harm) ataupun mengonsumsi barangbarang terlarang (NAPZA). Menurutnya, kerentanan mahasiswa mengidap stres terhadap mental illness tergantung dari cara pandang kepada diri sendiri. Selama masih ada hal yang bisa ia banggakan dan masih adanya rasa nyaman yang besar di sekelilingnya, kemungkinan untuk mengidap gangguan kesehatan

masih adanya rasa nyaman yang besar di sekelilingnya, kemungkinan untuk mengidap gangguan kesehatan jiwa akan lebih rendah.

Apa Saja Pemicu Mental Illness ?

Ade menyebutkan beberapa penyebab mental illness antara lain:

• Masalah yang datang bertubitubi dalam satu waktu • Faktor genetik • Mengalami kekerasan dalam rumah tangga • Broken home • Beban sebagai anak pertama, • Tinggal di lingkungan yang buruk • Kelainan pada otak • Mengalami diskriminasi dan stigma • Kematian orang yang dicintai • Kondisi ekonomi • Pelecehan“Masalah keluarga yang kurang • Kesepian komunikatif, broken home, masalah antar keluarga besar, serta beban sebagai anak pertama adalah penyebab Mental Illness yang akhir-akhir ini sedang marak dialami oleh para remaja yang tak lain meliputi mahasiswa” ungkapnya ketika ditanya terkait penyebab mental illness yang saat ini kerap kali dialami oleh mahasiswa.

Tindakan Preventif Gangguan Kesehatan Mental / Tanggap Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental

Tidak ada cara yang mutlak untuk mencegah gangguan kesehatan mental. Namun, jika kamu mengidap gangguan mental, mengontrol kesibukan akan membantu untuk meningkatkan kepercayaan diri sendiri dan akan mengurangi dampak dari gejala gangguan. Selain itu, coba untuk mengikuti beberapa cara berikut:

1. Waspada terhadap gejala yang ada

Segera hubungi dokter atau terapis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gejalagejala yang kamu alami. Cari tahu apa yang perlu dilakukan jika suatu saat gejala tersebut kembali.

2. Lakukan pemeriksaan medis rutin

Jangan remehkan pemeriksaan kesehatan berkala terutama ketika kamu sedang merasa tidak baik. Kamu mungkin akan menemukan permasalahan kesehatan yang perlu untuk ditangani.

3. Dapatkan bantuan ketika kamu membutuhkan

Kondisi kesehatan mental akan lebih sulit untuk diobati jika kamu menunggu hingga kondisinya memburuk. Pengobatan jangka panjang mungkin akan membantu mencegah

Pengobatan jangka panjang mungkin akan membantu mencegah munculnya gejalagejala.

4. Menjaga dan mencintai dirimu

Dapatkan tidur yang cukup, makan sehat, dan olahraga secara rutin dan terjadwal. Hubungi dokter jika kamu memiliki pertanyaan mengenai tidur, pola makan, dan aktivitas kebugaran. Hubungi dokter jika kamu memiliki pertanyaan mengenai tidur, pola makan, dan aktivitas kebugaran.

Pahami Cara Terbaik Menghadapi Penyintas Gangguan Mental

Masih banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana caranya menanggapi penderita gangguan kesehatan mental. Akibatnya, perilaku yang diberikan seringkali menyinggung penderita dan membuatnya semakin terpuruk. Dengan begitu, baiknya kita mengetahui apa yang harus kita lakukan terhadap penderita gangguan kesehatan mental. Seperti yang diungkapkan oleh Ade, kita harus bisa menjadi seorang pendengar yang baik bagi para penderita, jangan menghakimi mereka atas apa yang dilakukannya, dengan begitu penderita akan merasa nyaman dan aman. Banyak dari penderita gangguan kesehatan mental menutup diri dan menjauh dari sekitarnya, sehingga peran kita adalah hadir untuk menemani mereka. Biarkan mereka bicara sesuai keinginan mereka. Jangan paksa mereka untuk berbicara mengenai keadaan yang mereka rasakan, biarkan mereka berbicara atas kesiapan dari diri mereka sendiri. Selain itu, jangan menerka-nerka perasaan mereka. Berikan dukungan semampu kita tanpa membuat asumsi lain terhadap apa yang mereka rasakan. Gangguan kesehatan mental bisa diidap oleh siapa saja, dengan begitu alangkah baiknya kita untuk mengedukasi diri sendiri. Terakhir, kita bisa menawarkan mereka untuk datang ke psikolog atau psikiater untuk memeriksakan keadaan mereka. Memberikan dukungan dan pengertian merupakan hal yang bisa membantu mereka.

This article is from: