3 minute read

HOT READS

Next Article
HOT READS

HOT READS

Ruang Konsultasi Bagi Mahasiwa di Kampus

Mahasiswa tak jarang luput untuk menyadari keadaan kesehatan mental mereka. Literasi mengenai kesehatan mental yang kurang dapat menjadi masalah Contohnya, seperti keadaan yang benarbenar rumit sedang dialami. Mahasiswa tersebut cenderung ingin mendapatkan pertolongan, namun kebingungan harus kemana karena minimnya informasi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai kesehatan mental perlu lebih diperhatikan dan upaya-upaya untuk meningkatkan literasi kesehatan mental juga harus lebih ditingkatkan.

Advertisement

Ruang konsultasi perlu diadakan oleh pihak lembaga ataupun inisiatif mahasiswa guna menampung dan menangani masalah kesehatan mental para mahasiswa. Di Universitas Telkom sendiri, sayangnya belum ada forum khusus untuk kesehatan mental bagi mahasiswa baik dari pihak lembaga maupun forum kolektif yang dibuat oleh mahasiswa. Adapun Badan Kemahasiswaan (BK) dapat menerima dan menangani konsultasi mahasiswa mengenai kesehatan mental. Terdapat 7 psikolog dengan 6 diantaranya termasuk dosen aktif yang mengajar di berbagai fakultas yakni di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB), Fakultas Rekayasa Industri (FRI), dan Fakultas Ilmu Terapan (FIT) dan satu psikolog yang menetap di BK untuk memberikan konsultasi 17

pada mahasiswa yang membutuhkan. Sayangnya, belum terdapat psikiater yang mampu memberikan obat bagi mahasiswa yang memerlukan terkait kesehatan mental mereka.

Mahasiswa dapat melakukan konsultasi melalui website iGracias maupun datang langsung ke gedung BK yang berhadapan dengan klinik. Namun, dikarenakan kebanyakan psikolog yang ada di Universitas Telkom juga berprofesi sebagai dosen tetap, pihak BK akan menyesuaikan jadwal konseling dengan jadwal dosen yang akan menjadi konselor.

Terkait psikolog yang berada di Universitas Telkom, kami telah menemui beberapa pihak BK, terdapat dua pendapat yang berbeda. Menurut Priadi, selaku manajer bank karakter BK, untuk saat ini SDM yang ada masih bisa menangani kasuskasus yang masuk ke BK.

Berbeda dengan Priadi, menurut Pramitha selaku asisten manager konseling yang juga sebagai psikolog di BK, menyebutkan bahwa SDM yang ada sekarang belum cukup memadai. “Sejujurnya sih engga yah (kurang), harus ditambah, karena dalam tahun ini aja yang dikerjakan atau mendaftar tuh sekitar 157 orang (mahasiswa). Nah, sedangkan tenaga konselornya tuh merangkap dosen, dosen itukan sudah dengan tugasnya yang

banyak ya. Ibaratnya, (kegiatan) konseling itu disela-sela tugas yang banyak jadi gak fokus konseling sehingga gak memadai sih,” tambahnya.

Pramitha juga menambahkan idealnya dalam satu hari seorang konselor hanya menangani 2-3 kasus, yang saat ini belum bisa diterapkan di Universitas Telkom. Hal ini tidak seimbang dengan bertambahnya jumlah mahasiswa yang mendaftar setiap tahun. Bedasarkan data yang ada di BK pada tahun ajaran 2017/2018 terdapat sebanyak 138 mahasiwa yang datang untuk konsultasi, pada tahun ajaran 2018/2019 terjadi kenaikan yaitu sebanyak 219 mahasiswa yang berkonsultasi, sedangkan pada tahun ajaran 2019/2020 terdapat sebanyak 157 mahasiswa yang memungkinkan masih akan bertambah.

Mengenai kekurangan psikolog ini juga, ketika mahasiswa yang memerlukan bantuan lebih atau memerlukan bantuan obat-obatan psikiater mahasiswa tersebut akan dirujuk ke RS Al islam, RS Muhammadiyah, RSUD Al-ihsan, RS Bungsu, RS Bina Sehat, dan RS Hermina yang memiliki ahli dibidang psikologi maupun psikiatri. Untuk mengatasi kekurangan tenaga psikolog yang ada, saat ini pihak Telkom sedang menjajaki kerjasama dengan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK). Kedepannya, akan ditempatkan psikolog dari IPK yang menetap di kampus selama tiga hari dalam seminggu, mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.30 sore.

Terkait kesehatan mental, BK mendapati kecenderungan mahasiswa yang mudah mendiagnosa diri sendiri. Hal ini seharusnya bisa dihindari dengan memperbanyak literasi kesehatan mental yang berasal dari sumber terpercaya. Jika mengalami gangguan kesehatan mental ringan, BK menyarankan untuk curhat kepada orang terdekat seperti teman atau orang tua, karena support orang terdekat akan mengurangi tingkat kecemasan dan stres. Mahasiswa juga disarankan untuk membuat perencanaan, dengan begitu akan mengurangi tingkat stres dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang berpotensi muncul dimasa depan. Dengan perencanaan, mahasiswa akan lebih bisa mengontrol perilaku karena tahu akan situasi kedepan.

This article is from: