2 minute read
Komunitas Peduli Kesehatan Mental
Komunitas Peduli Kesehatan Mental: Bipolar Care Indonesia Bandung
Bipolar Care Indonesia (BCI) merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan jiwa. Komunitas ini berdiri di Jakarta pada tahun 2013 dan memiliki simpul di beberapa kota di Indonesia. Di Bandung, komunitas ini mulai diinisiasi pada tahun 2015 dan berada di bawah BCI pusat. Saat ini, BCI memiliki sekretariat di Grha Atma dan dinaungi kerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Cisarua.
Advertisement
Menurut Ica, selaku ketua komunitas, Selain itu, ada juga yang bergabung BCI mewadahi penyintas bipolar, sebuah atas rekomendasi psikiater atau ingin mencari gangguan yang terkait dengan perubahan tahu lebih dalam setelah melakukan diagnosis suasana hati dan emosi yang ekstrem, yang diri sendiri. BCI sendiri sudah bekerja sama menghadapi stigma masyarakat tentang dengan psikiater dan rumah sakit yang ada di penderita dan mewadahi kebutuhan kota Bandung. interaksi antar penyintas. Komunitas ini tidak hanya beranggotakan para penyintas BCI melakukan beberapa kegiatan gangguan bipolar, namun juga menjangkau yang dapat memberdayakan para penyintas. gangguan kesehatan jiwa yang lain seperti Seperti kelas terapi yang mewadahi penyintas skizofrenia, anxiety, serta pihak-pihak Seperti kelas terapi yang mewadahi lain yang peduli dengan kesehatan jiwa penyintas merilis emosi dan perasaan, kelas seperti mahasiswa, relawan, keluarga, dan menggambar, berkebun, art therapy, dan masyarakat umum. Saat ini, anggota yang beberapa kelas lain serta rekreasi outbound terdata mencapai 600 orang. Namun, dalam dan gathering. Selain sebagai wadah interaksi setiap pertemuan hanya dibatasi sekitar 50- anggota, BCI juga melakukan home visit 60 orang, bahkan dalam family gathering kepada para penyintas yang berada di rumah, hanya 15-20 orang saja dengan rentang usia konseling, dan advokasi ke pemerintah terkait sekitar 20-30 tahun. Kebanyakan anggota kebijakan yang terkait dengan kesehatan yang bergabung untuk kebutuhan interaksi, jiwa. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan support system, dan mewadahi masyarakat tersebut bervariasi, tergantung dengan umum yang peduli dengan penyintas bipolar. kesibukan anggota.
Menanggapi stigma masyarakat Kedepannya, BCI berharap dapat tentang penyintas. Menurut Ica hal itu terjadi menjadi wadah interaksi bagi para penyintas sebab kurangnya edukasi di masyarakat. sehingga terhindar dari keinginan bunuh diri, Banyak para penyintas yang enggan lebih produktif, lebih berdaya, dan mandiri. memeriksakan diri ke psikiater sebab merasa Selain itu, kegiatan edukasi yang dilakukan tak sakit dan malu, juga selain karena faktor BCI diharap dapat lebih menjangkau keluarga biaya obat yang mahal. Selain itu, stigma yang dan masyarakat yang belum memahami sudah ada juga diperparah dengan stigma penanganan ODB (Orang Dengan Bipolar), antar-penyintas yang saling menghakimi. sehingga membantu para penyintas ODB agar Perbedaan sikap yang diberikan menjadi tidak kambuh dan terhindar dari stigma. salah satu faktor yang mengeruhkan stigma yang sudah ada, seperti cara bicara, eye contact, ataupun kedekatan antar anggota. Menurut Ica, ketika penyintas merangkul anggota yang melakukan kesalahan fatal, kita tidak membenarkan sikapnya namun berusaha tetap merangkul dan mencari benang merahnya. BCI melakukan beberapa hal dalam kegiatan edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa seperti kampanye Pemerintah juga diharap agar lebih bersinergi dan membangun kebijakan yang lebih melindungi pada para penyintas. Agar para penyintas dapat mengembangkan ruang dan lebih dilindungi. “Saya ingin mencoba mengubah kebijakan yang dananya hanya 1%, kebijakan soal sekolah dan kemampuan pelajar dan pekerjaan seperti dispensasi dan perlindungan kerja.” ucapnya. terkait kesehatan mental, konvoi di kegiatan Car Free Day, dan penyebaran pamflet. Penyuluhan kesehatan jiwa juga merangkul relawan, dokter, psikiater, serta masuk ke lingkup umum seperti sekolah dan kampus.