Podium 6 - Di Balik Layar

Page 1

EDISI 6 / APRIL / 2017

MEDIA KAMPUS

AKSARA JURNALISTIK TELKOM UNIVERSITY

DI BALIK LAYAR Biaya Administrasi | Infografis E-Journal Open Library | Telkom Akreditasi A 2017 | A COPYRIGHT BY UKM AKSARA JURNALISTIK TELKOM UNIVERSITY


DAPUR REDAKSI Kontributor Majalah Podium Edisi ke 6.

Ana Nadia F

Suhartanto N

Annissa Derviana

Assyifa

Benedikto K

Ketua UKM AKSARA

PJ Redaksi Umum

Pimpinan Redaksi

Redaktur Pelaksana

Koor. Redaksi

Helmi Anugrah I

Robi H

Rahayu Rizkie M

Byanca N

Fadhil R

Angg. Redaksi

Koor. Reporter

Angg. Reporter

Angg. Reporter

Angg. Reporter

Nurul Fauziyah

Alfarino Agnes

Angg. Reporter

Angg. Reporter

Ahmad Faiz R

Anke P W

Putu Bella A F

Koor. Iklan

Angg. Iklan

Finda Nestria J

Adia Titania S

Angg. Marketing

Koor. Artistik

2

Di Balik Layar

Ilham A

Alta Indah K

Angg. Reporter

Koor. Fotografi

Angg. Fotografi

Tembang Flo

N Halensiana

Annisa Rifqi M

Angg. Iklan

Koor. Marketing

Angg. Marketing

Otrinanda G

M Afif Farisi

Angg. Artistik

Angg. Artistik

6

th


daftar isi

02 03 04 05 06 10 13 16 18 20 22 23 24

Dapur Redaksi Daftar Isi & Dari Pena Kepengurusan Baru Award Di Balik Layar Kenaikan Pembayaran Denda Naiknya Biaya KTM Perbedaan Biaya Kuliah tiap Prodi Prosedur Poliklinik Aksi BEM tentang Kenaikan Biaya Rektor Telkom University Presma Telkom University 2017 Figure : Cleaning Service

Infografis E-Journal Open Library Creative Center Campus Lens : A Review Buku Review Film Klarifikasi Podium Cerpen Komik Q&A Klarifikasi Podium Resep

26 29 31 32 34 35 36 38 40 41 43 46

salam redaksi Hai sahabat Pena! Akhirnya Podium dapat berjumpa lagi dengan pembaca sekalian pada edisi

6 ini. Sebelumnya Pena ingin mengklarifikasi atas kesalahan yang terjadi pada edisi 5 lalu, yaitu terdapat pada rubrik Struktur Organisasi Telkom University dan UKM. Pena telah melakukan revisi pada kedua rubrik tersebut, baik secara online maupun offline yaitu mencantumkan revisi pada Podium di edisi 6 ini. Seluruh dapur redaksi Podium meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan tersebut. Kali ini Podium menyuguhkan artikel-artikel informatif seputar kampus Telkom University yang akan menjawab rasa penasaran sahabat Pena semua. Dengan mengambil tema Di Balik Layar, Pena akan mengupas informasi seputar Poliklinik, Infografis E-Journal, Presma Telkom University 2017 hingga banyak potret-potret bangunan-bangunan baru di kampus tercinta yang baru saja meraih akreditasi A ini. Semoga informasi tersebut dapat menjawab rasa penasaran sahabat pena sekalian. Selamat membaca!

Di Balik Layar

3


Regenerasi Aksara Tumbuhkan Harapan Baru Patah tumbuh hilang berganti,

menjadi peribahasa yang sudah biasa terdengar di setiap organisasi. Pergantian estafet kepengurusan dan kaderisasi yang dilaksanakan oleh pengurus sebelumnya kepada pengurus yang baru adalah sebuah keharusan demi organisasi yang lebih siap menghadapi tantangan serta dapat menjadikan lebih baik lagi. Kepengurusan Aksara telah berganti dari yang sebelumnya dipimpin oleh Yadi Yuliadi ke kepengurusan baru yang dinahkodai oleh Ana Nadia Fathonah. Menciptakan regenerasi yang lebih baik adalah hal yang sangat diharuskan dalam setiap organisasi, maka hal yang sangat dibutuhkan adalah peningkatan kualitas sebuah anggota setiap generasinya. “Harapan dari aku pribadi, pertama peningkatan kualitas penulisan berita. Aku pengen Aksara benar-benar besar dan dikenal luas dengan tulisannya. Kedua bukan hanya sebatas UKM, namun bisa jadi keluarga kedua yang saling menopang satu sama lain. Ketiga, beberapa hal yang perlu ditelusuri lebih lanjut terkait isu-isu di Telkom ini, terutama dari segi fasilitas. Misalnya, kenapa hanya di tempat parkir

4

Di Balik Layar

teknik yang memasang RFID? Begitupun kualitas RFID yang perlu dipertanyakan, nah mungkin buat tulisan yang membangun awareness terhadap terhadap mahasiswa, bahwa seperti ini lo keadaan yang sebenarnya, serta dengan harapan tulisan tersebut bisa tembus ke pihak yayasan,� harap Yadi Yuliadi sebagai ketua Aksara periode 2015/2016 untuk Aksara di kepengurusan yang baru ini. Keinginan dan harapan serta target yang akan dicapai di Aksara tahun ini menjadi sebuah tantangan untuk Ana Nadia Fathonah. �Saya sangat berharap dapat mendorong dan membantu semua anggota Aksara untuk lebih mengeluarkan dan dapat mengembangkan bakat juga keinginannya di Aksara tahun ini. Banyak sekali potensi dalam diri setiap anggota dan saya lihat itu, tapi belum semua menyadari dan terus memendamnya dengan cara yang berbeda dan sifatnya masing-masing. Selain itu, saya berharap Aksara akan menjadi UKM Jurnalistik yang dipercaya, serta yang terpenting adalah pengembangan berita Aksara sesuai data fakta yang dibutuhkan oleh seluruh civitas akademika Telkom University. Hal yang harus Aksara benahi

adalah harus lebih belajar dan mau mencari semua kegiatan jurnalistik sehingga dapat berperan lebih aktif, berani, serta mencapai harapan atau tujuan dari UKM Aksara sendiri. Sesuai dengan road map Aksara yang telah dibuat, target tahun ini adalah mengembangkan berita riset sehingga Aksara menjadi UKM Jurnalistik yang terpercaya,� ungkap Ana Nadia Fathonah, selaku ketua Aksara 2016/2017. Sebuah keberhasilan generasi dapat dilihat dari hasil regenerasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Semoga dengan adanya pergantian kepengurusan ini dapat menjadikan Aksara yang lebih baik dan lebih terpercaya dalam segala hal, khususnya dalam tulisan-tulisan yang dihasilkan. We Are One, We Are Journalist! (ANU)


AWARDS Aksara yang telah dua tahun lamanya berdiri menjadi UKM Jurnalistik yang cukup dikenal

di kalangan masyarakat kampus dan luar kampus Telkom University. Sebuah tantangan dan juga impian Aksara untuk menjadi media yang terpercaya di Telkom University, menjadi hal yang sangat diperlukan bagi Aksara untuk mengikuti jejak dan peristiwa peristiwa yang berlangsung di lingkungan Telkom University. Memberikan informasi dan opini yang sesuai fakta adalah hal yang sangat diprioritaskan oleh Aksara sendiri. Di awal kepengurusan baru Aksara ini, tepatnya pada tanggal 28 November 2016 di Gedung Pelampong Telkom University, Aksara berhasil meraih penghargaan sebagai “UKM Penalaran Terfavorit” dan “Media Kampus Terfavorit”. Kedua penghargaan tersebut diraih dalam salah satu main event HUT Kema yang ke-3, yaitu Telkom University Awards yang diadakan sebagai apresiasi dedikasi untuk Telkom University. Hal ini membuktikan bahwa Aksara memiliki kemampuan sebagai UKM Jurnalistik yang terpercaya. Memang menjadi hal yang sangat diperlukan bagi Aksara untuk mengikuti jejak dan peristiwa-peristiwa yang berlangsung di lingkungan Telkom University. Memberikan informasi yang sesuai fakta adalah hal yang sangat diprioritaskan oleh Aksara sendiri. Ana Nadia Fathonah berharap, diberikannya penghargaan ini adalah salah satu bentuk kepercayaan mahasiswa Telkom University terhadap Aksara, semoga Aksara terus mencapai tujuan dengan tetap loyal, semangat dan juga bahagia dalam berkarya. Sehingga UKM Aksara akan terus dipercaya ke depannya dan kita dapat berbangga pada UKM Aksara dan juga pada diri para anggotanya sendiri. (ANU)

Di Balik Layar

5


apa yang ada di balik layar 6

Di Balik Layar

D

i balik layar kental dengan hal-hal yang jarang ditampilkan dan diperlihatkan. Seperti di balik layar dari sebuah film, terdapat kru-kru yang bekerja keras memperjuangkan kesempurnaan filmnya. Terdapat kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terlihat, namun juga banyak ruang-ruang yang tak pernah terlihat oleh sang penonton. Seperti kerja keras sang sutradara, cameraman dan orang-orang yang terlibat di dalam produksi


film tersebut. Tidak begitu banyak orang-orang yang menyadari bahwa orang-orang yang berada di balik layar memiliki peran yang sangat besar. Begitu juga dengan sebuah institusi, pasti mempunyai orang-orang luar biasa di balik layarnya, berjuang untuk memberikan pendidikan terbaik bagi generasi bangsa. Namun, tidak kah kita ingin tahu apa yang ada di balik layar kampus merah maroon ini? Tentang siapa yang ada di baliknya, mengapa berbagai

peraturan harus terbit, kenapa harus dibuat keputusan seperti itu? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang belum menemukan jawabannya. Untuk itu Pena bertugas membantu para pembaca untuk menemukannya. Pena akan mengajak para pembaca mengintip hal-hal yang ada di balik layar kampus ini, tentunya akan banyak hal-hal yang terkubur dan belum pernah muncul ke permukaan. Penasaran bukan? Yuk, segera simak berbagai artikel-artikel yang ada di edisi 6 ini! (DRV)

Di Balik Layar

7


Di Balik Layar


Di Balik Layar


Ketetapan Lagi,

Uang Naik Lagi dan Cerita Lain Lagi

10

Di Balik Layar


S

anksi adalah hal yang wajar diberikan, ketika aturan yang ada seringkali dilanggar oleh pihak yang seharusnya patuh dengan segala peraturan tersebut. Seperti halnya di Telkom University, aturan adalah hal yang umum dan sudah pasti ada, dan sanksi sudah menjadi pengendalinya. Bentuk sanksi itu bisa berbagai macam bentuknya, bisa melibatkan omongan, tindakan dan bahkan keuangan. Namun yang menjadi masalahnya, bagaimana jika sanksi yang dikeluarkan oleh Telkom University untuk mendisiplinkan mahasiswanya selalu bersangkut paut dengan keuangan? Apakah itu hal yang lumrah untuk ada? Seperti yang telah diketahui oleh hampir seluruh civitas di Telkom University, pada awal tahun 2017 lalu,

kampus ini digegerkan dengan dikeluarkannya SK Rektor No. KR. 493/AKD16/UAA/2016 tentang Penetapan Tarif Biaya Administrasi Layanan Akademik Universitas yang berlaku mulai 1 Januari 2017, isinya yang menjelaskan tentang naiknya denda Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan biaya administrasi yang lebih tinggi dari sebelumnya menyebabkan hampir semua mahasiswa merasa sangsi dengan aturan tersebut. Banyak mereka yang bingung, tidak setuju dan mempertanyakan apa sebenarnya latar belakang dari diterapkannya aturan tersebut. Dan yang paling mengganjal dipikiran mahasiswa adalah ‘kenapa sanksi yang diberikan harus selalu berkaitan dengan uang?’, maka dari pertanyaan uang inilah, muncul cerita lain lagi di Telkom University.

Di Balik Layar

11


KTM Hilang atau Rusak, Uang Bulanan Melayang Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) merupakan kartu identitas yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai salah satu tanda bukti bahwa dia merupakan mahasiswa di kampus Telkom University. Kini setiap mahasiswa diwajibkan untuk memiliki KTM, dengan alasan bahwa KTM ini memiliki banyak fungsi yang dapat digunakan oleh mahasiswa, salah satu fungsi pentingnya, yaitu bisa digunakan untuk mempermudah mahasiswa dan dosen dalam hal absensi di kelas, selain itu kini RFID juga bisa dipakai untuk e-money dan untuk parkir di wilayah Telkom University yang sudah menerapkan teknologi ini. Namun, dalam penggunaan KTM sendiri, angka laporan kasus kehilangan dan kerusakan KTM di kampus ini dari tahun ke tahun semakin meningkat saja, bahkan pada tahun 2016 lalu, angka untuk KTM hilang dan rusak adalah sebesar 1.341 buah. Berikut rinciannya, di tahun 2016 semester 1 laporan KTM rusak sebanyak 599 dan pada 2016 semester 2 sebanyak 173. Sedangkan pada tahun 2016 semester 1 laporan KTM hilang sebanyak 333 dan pada tahun 2016 semester 2 sebanyak 236. Data ini kami dapatkan dari Pak Christanto, Direktur Akademik Telkom University, yang berhasil kami temui beberapa pekan lalu. Maka dengan berbekal latar belakang itulah, di awal tahun 2017 lalu, Telkom University akhirnya mengeluarkan SK Rektor No. KR. 493/ AKD16/UAA/2016 yang menetapkan bahwa denda untuk KTM adalah sebesar: 1. KTM Hilang 2. KTM Rusak

: Rp 200.000,00 : Rp 100.000,00

Tentu ini bukan tanpa alasan, sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Pak Chris, beliau menjelaskan bahwa tujuan pastinya dikeluarkan SK tersebut adalah supaya mahasiswa dapat lebih berhati-hati dalam menjaga KTM yang mereka miliki, karena proses pembuatannya bisa dikatakan cukup sulit. Selain itu, Pak Chris juga mengatakan tujuan dari naiknya denda KTM adalah untuk mendisiplinkan

12

Di Balik Layar

mahasiswa, menumbuhkan tanggung jawab, mencegah penyalahgunaan KTM dan mengurangi angka laporan kehilangan dan kerusakan. Selain latar belakang di atas, Pak Chris juga bercerita bahwa alasan selanjutnya adalah dikarenakan kampus Telkom University ini merupakan salah satu kampus berbasis ICT yang di mana semua operasi kampus harusnya sudah berdasarkan dengan teknologi yang akan mempermudah pekerjaan dan selain itu juga, merujuk pada tata kelola salah satu perusahaan di Singapura, di mana perusahaan tersebut mempunyai peraturan yang sama dengan kasus KTM Telkom University dan solusi yang diberikan pun adalah dengan mengadakan denda seperti yang saat ini diterapkan, fakta tersebut didapatkan berdasarkan pengalaman yang diberikan oleh bapak Chris, yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak kampus untuk pada akhirnya mengeluarkan keputusan tersebut. Menurut Pak Chris juga, keberhasilan dari penerapan SK ini dapat ditunjukkan dengan menurunnya jumlah rata-rata KTM hilang dan rusak. Sebenarnya, berdasarkan laporan atas KTM hilang dan rusak itu rata-rata disebabkan oleh kesalahan mahasiswa sendiri, salah satunya adalah karena digunakan sebagai jaminan rental kendaraan. Alasan tersebutlah yang kemudian menyebabkan Telkom University memutuskan untuk menaikkan denda KTM, dengan tujuan mendisiplinkan mahasiswa supaya tidak terjadi kasus seperti itu lagi. Namun sebenarnya, rencana keluarnya Surat Keputusan mengenai masalah ini sudah sejak lama direncanakan, yaitu bersamaan dengan diwajibkannya penggunaan KTM dalam dunia perkuliahan di Telkom University. Selain itu, pihak Telkom University sendiri juga takut jika peraturan lama masih diberlakukan, maka kasus kehilangan dan rusaknya KTM semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebenarnya ada beberapa dampak positif yang muncul dengan dinaikkannya denda KTM sendiri, yaitu menurunnya angka laporan kehilangan dan kerusakan. “Adapun denda yang masuk akan digunakan untuk peningkatan fasilitas dan diserahkan ke yayasan untuk digunakan sebagaimana mestinya,� tutur Pak Chris. Namun, apakah benar begitu?


Di Balik Layar

13


Melonjaknya Biaya Administrasi Layanan Akademik Masalah lain yang muncul dalam SK tersebut adalah terkait naiknya biaya Administrasi Layanan Akademik. Pertama yaitu naiknya biaya legalisasi ijazah yang menjadi Rp 2.000,00/legalisasi. Memang seluruh proses legalisasinya dilakukan oleh pihak BAA untuk kali ini, sehingga terdapat perbaikan kualitas kertas dan juga kinerjanya sendiri. Selain itu, BAA juga menyediakan layanan pengiriman ijazah bagi mahasiswa yang sudah lulus dan sudah tidak berada di lokasi kampus lagi, tetapi dengan ongkos kirim yang masih harus ditanggung oleh mahasiswanya sendiri. Bahkan dulu ada ijazah yang dikirim ke Australia dan berbagai kota di luar negeri lainnya dan hanya dalam waktu yang singkat ijazah tersebut sudah sampai di tangan mahasiswa. Selain itu, biaya lainnya yang mengalami kenaikan adalah denda atas keterlambatan cetak KSM dengan dendanya yang sebesar Rp 100.000,00 per hari keterlambatan dengan maksimal denda adalah Rp 1.000.000,00 pada masa registrasi semester genap 2016/2017, yang sebenarnya hanya bersifat sementara, karena di masa registrasi semester ganjil 2017/2018 nanti, denda cetak KSM tersebut akan dirubah lagi menjadi lebih berat, yaitu denda sebesar 50% x BPP (Biaya Perkuliahan Pendidikan), jadi bisa dibilang, denda yang berlaku saat ini hanyalah batu loncatan, agar mahasiswa bisa siap dalam menghadapi denda yang lebih berat. Tentu ada latar belakang dari naiknya denda cetak KSM ini. Lalu apa? Ternyata salah satu syarat dalam meningkatkan akreditasi kampus adalah dengan pengajuan KSM kepada PDDIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi), yang menjadi masalahnya adalah pada saat pihak kampus akan melakukan pengajuan KSM kepada PDDIKTI, masih banyak mahasiswa yang belum registrasi, sehingga hal tersebut dapat menghambat proses akreditasi. Ternyata cetak KSM bukanlah hal yang sepele. Direktur Akademik, Bapak Chris juga mengatakan jika mahasiswa terlambat registrasi dan terlambat cetak KSM, hal tersebut akan mempengaruhi data pada PDDIKTI. Jika ijazah kampus tertulis lulus, maka data pada PDDIKTI

14

Di Balik Layar

bisa menyebutkan tidak lulus karena keterlambatan registrasi dan cetak KSM tadi. Sehingga hal tersebut berdampak pada sulitnya mahasiswa untuk diterima kerja. Itulah kenapa pada akhirnya pihak Telkom University sendiri sepakat untuk memperketat dalam hal KSM ini. Selain untuk kedisiplinan, tanggung jawab sebagai mahasiswa pun dapat terpenuhi. Lalu, akan dikemanakan uang dendanya? Maka jawaban dari pihak Telkom pasti hanya satu, ‘untuk peningkatan fasilitas dan diserahkan ke yayasan untuk digunakan sebagaimana mestinya’, alasan yang klasik.

Apa Kata Sang Rektor Untuk menambah informasi yang ada, tim Pena pun berkunjung menemui Bapak Ashari, Rektor Telkom University, yang saat itu sudah dijadwalkan waktunya. Beliau bercerita bahwa memang benar semua alasan itu. Alasan seperti untuk mendisiplinkan, untuk membuat mahasiswa bertanggung jawab adalah latar belakang dari dikeluarkan SK ini. Berawal dari banyaknya laporan KTM yang hilang dan rusak, kemudian keterlambatan mahasiswa saat cetak KSM yang akibatnya dapat berpengaruh untuk semua sistem karena kampus harus melaporkan mahasiswa aktif kepada PDDIKTI sebanyak 2 kali dalam setahun dan jika ada keterlambatan pencetakan KSM hal itu tentu dapat mengganggu semua sistem. Maka dari alasan itulah, pada akhirnya Bapak Ashari menyetujui untuk mengeluarkan SK tersebut, setidaknya hal tersebut dapat membuat mahasiswa menjadi jera untuk melakukan kesalahan dan lebih berhati-hati lagi dalam menjaga KTM miliknya dan tidak terlambat lagi dalam registrasi apapun. “Sanksi ini jelas bukan untuk mereka yang tidak melanggar aturan. Kita tidak mungkin mengambil keuntungan dari denda tersebut. Dulu jujur saja, belum ada aturan (uang) sebesar ini, tapi karena permasalahan yang semakin kompleks dan banyaknya laporan seperti inilah yang membuat kami pada akhirnya mau tidak mau harus menerapkan aturan yang lebih berat lagi,� ungkap Bapak Ashari kala itu. Untuk mediasi dengan pihak mahasiswa sendiri, Bapak Ashari menyebutkan bahwa itu


merupakan tugas dari bagian kemahasiswaan dan BAA, mungkin jika tidak ada mediasi sekalipun, sebenarnya tidak apa-apa, karena ini hanyalah aturan lama yang diubah pun tidak banyak perbedaannya, selain itu, aturan ini juga ada pada kenyataannya diakibatkan oleh banyaknya pelanggaran dari mahasiswa sendiri. “Penetapan ini tentu sudah disepakati oleh semua bagian institusi, mulai dari bawah bahkan sampai dengan rektor sendiri. Uang denda pun dialokasikan ke yayasan, kita sudah merencanakan dana tersebut untuk berbagai program di kampus, pokoknya masuk ke suatu sistem besar yang bisa digunakan untuk kemajuan bersama,� imbuh Bapak Ashari menutup percakapan. Aturan akan tetaplah menjadi aturan, tapi sanksi belum tentu bisa menjadi hukuman yang bisa mendisiplinkan. Terkadang ada banyak hal yang seharusnya dipertimbangkan, tapi beberapa pihak terlalu cepat dalam mengambil keputusan. Alasan pasti ada, tapi apa gunanya seribu alasan ketika banyak pihak yang tidak menyetujui. SK Rektor mengenai denda KTM dan biaya administrasi ini memang masih menjadi permasalahan, yang tentu menyisakan kebingungan di banyak pihak. Sebenarnya, apa arti mahasiswa bagi institusi sendiri? Namun pada akhirnya, pertanyaan hanya akan menjadi pertanyaan, jika jawaban tidak bisa memuaskan. Lalu selanjutnya apa? Salam mahasiswa! (AAC/FRH/ROB)

Di Balik Layar


Perbedaan Biaya Kuliah

Telkom University BPP atau yang lebih sering dikenal dengan biaya kuliah merupakan hal wajib yang harus

kita penuhi demi menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar kita selama berada di bangku perkuliahan. Jumlah biaya yang harus kita keluarkan tersebut sudah ditentukan oleh pihak kampus. Tetapi tidak semua program studi menerapkan biaya dengan nominal yang sama. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Sebenarnya apa hal yang membuat jumlah nominal yang diterapkan di tiap program studi berbeda-beda? Berikut beberapa faktor yang menjadikan adanya perbedaan nominal untuk biaya kuliah. Tim Pena akan menjabarkan empat faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

Target Pemasaran Target pemasaran merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan nominal pembayaran biaya kuliah. Telkom University merupakan perguruan tinggi swasta yang melakukan banyak promosi, baik itu melalui media sosial ataupun media cetak, berupa pamflet atau brosur. Tidak jarang juga Telkom University menghadiri Campus Exhibition sehingga dapat meningkatkan awareness dari para calon mahasiswa baru. Telkom University juga melimpahkan sejumlah dana kepada komunitas yang akan melakukan ‘Mudik Roadshow’ ke kampung halamannya untuk memperkenalkan atau bahkan menyelenggarakan try out untuk para calon mahasiswa baru. Program studi yang banyak peminatnyalah yang turut mempengaruhi perbedaan biaya kuliah, karena banyak yang memilih program studi tersebut kapasitas untuk kelas-kelas juga pasti akan ditambah sehingga membutuhkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

16

Di Balik Layar

Pelicin dalam Proses Akreditasi Seperti yang kita tahu, Telkom University baru saja mendapatkan Akreditasi A dan menjadi universitas swasta terbaik kedua se-Jawa Barat. Hal tersebut yang menjadi faktor kedua dalam mempengaruhi perbedaan biaya kuliah. Selama proses penilaian akreditasi, sudah pasti Telkom University membutuhkan sejumlah dana untuk memperbaiki bahkan membuat sesuatu yang baru untuk menambah poin penilaian. Seperti misalnya, pembuatan perpustakaan baru yang terletak di Gedung Manterawu lantai lima atau adanya kanopi di sepanjang jalan. Terbukti dengan adanya pembangunan dan perbaikan infrastruktur juga sistem-sistem yang kian hari kian membaik, Telkom Univeristy berhasil memperoleh Akreditasi A berkat kerja kerasnya selama ini.


Fasilitas dan Peluang Hampir sama dengan poin kedua, hal ketiga yang membuat adanya perbedaan biaya kuliah adalah fasilitas. Seperti yang kita bisa rasakan sendiri, banyak fasilitas yang dapat mempermudah kegiatan kita dalam perkuliahan, namun tidak semuanya beroperasi dengan optimal. Misalnya saja, mahasiswa fakultas teknik harus membayar sedikit lebih mahal ketimbang mahasiswa fakultas lain. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa teknik membutuhkan perlengkapan laboratorium yang terus menerus mengalami perkembangan sehingga dibutuhkan dana yang sedikit lebih banyak untuk membeli perlengkapan laboratorium agar tetap bisa berjalan seiring kemajuan teknologi. Diharapkan dengan adanya fasilitas yang memadai, mahasiswa semakin semangat dalam menuntut ilmu.

Pembangunan Poin terakhir yang menjadi faktor perbedaan biaya kuliah adalah pembangunan. Pembangunan di sini berarti adanya pembuatan infrastruktur baru atau memperbaiki yang sudah ada. Misalnya saja, perbaikan lapangan futsal yang terletak di dekat asrama atau akan diadakannya perombakan Student Center yang masih direncanakan. Jadi, Telkom University membutuhkan banyak dana untuk hal ini, sehingga pihak kampus sendiri harus mengelola secara bijak dana-dana yang mengalir agar pembangunannya segera dimulai atau segera diperbaiki.

Itulah empat faktor yang mempengaruhi perbedaan biaya kuliah. Jadi, sekarang kalian tidak perlu protes atau menggumam karena BPP jurusan ini lebih mahal daripada BPP jurusan itu. Semuanya sudah dipertimbangkan oleh pihak kampus, sehingga tidak akan ada pihak yang dirugikan. Karena pada akhirnya kita sendiri yang akan menikmati fasilitas-fasilitas yang sudah kampus buat dan sediakan dengan dana sedemikian jumlahnya. Kalian tidak perlu khawatir lagi ke mana dana itu mengalir karena sejumlah dana sudah dibelanjakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi keberlangsungan kegiatan perkuliahan kita. (RRM)

Di Balik Layar

17


di balik tanggungan

biaya poliklinik

Kesehatan adalah hal yang paling mahal di dunia ini. Di manapun, kapanpun dan menurut siapapun, menjadi sehat itu merupakan harapan yang paling penting, yang sebisa mungkin harus terwujud. Ada yang bilang, menjadi mahasiswa itu membuat tubuh kita jauh dari kata sehat, bahkan ada yang bilang mahasiswa hidup sehat itu adalah keajaiban. Lalu bagaimana dengan kampus kita ini? Telkom University sendiri sebenarnya telah menyediakan Poliklinik sebagai fasilitas kesehatan mahasiswa, hanya dengan membayar Rp 150.000 yang tergabung dengan pembayaran biaya semesteran, setiap mahasiswa bisa mendapatkan pelayanan secara gratis ketika berobat ke poliklinik. Namun, sebenarnya, dari bayaran sebesar itu, fasilitas apa saja sih yang bisa didapatkan oleh mahasiswa? Apakah sudah mencukupi atau bahkan belum? Kenapa banyak isu dari mahasiswa yang berseliweran bahwa pelayanan di poliklinik itu masih sangat jauh dari kata baik bahkan tidak memuaskan? Namanya Dr. Desiana, beliau merupakan bagian kepala di Poliklinik Telkom University ini. Beliau bercerita bahwa ada banyak fasilitas dari poliklinik yang memang berhak didapatkan oleh mahasiswa secara gratis karena termasuk dalam tanggungan semesteran, seperti yang pertama adalah mahasiswa bisa melakukan berobat jalan di poliklinik ini selama masih menjadi mahasiswa aktif di Telkom University. Kemudian yang kedua adalah fasilitas pemeriksaan lab sebenarnya sudah lama juga digratiskan, tapi karena alat dan ruangan untuk proses pemeriksaannya belum mendukung di poliklinik ini, maka pemeriksaan lab baru bisa didapatkan secara gratis di rumah sakit yang bermitra dengan Telkom University. Lalu yang ketiga adalah gratis rawat inap -meskipun bagiannya hanya di ruangan kelas 3 dan layanan UGD, untuk kedua layanan ini sebenarnya bisa juga dilakukan di poliklinik, namun jika memang tidak sanggup ditangani di poliklinik atau mahasiswanya sendiri yang tidak mau, barulah mahasiswa tersebut akan dirujuk ke rumah sakit yang telah bermitra dengan Telkom sendiri, seperti misalnya RS Muhamadiyah, RS Imanuel dan RS Bungsu. Jadi di rumah sakit mitra itulah mahasiswa akan bebas dari biaya juga, asal sesuai dengan kelas yang telah ditentukan, namun apabila ingin di ruangan yang berada di kelas yang lebih tinggi, entah itu karena ruangan yang penuh atau tidak suka, maka mahasiswa itu harus membayar selisihnya. Lalu, Ibu Desiana juga menjelaskan jikalau terdapat batasan-batasan penyakit yang bisa ditangani di poliklinik, yaitu ada sekitar 120 jenis penyakit yang dapat ditanggung dan ditangani secara gratis, kemudian untuk tindakan operasi juga ada yang gratis. Kemudian beberapa penyakit yang memerlukan tindakan UGD juga ada yang tersedia dan beberapa penyakit yang memerlukan tindakan rawat inap juga ada yang memang termasuk dalam biaya tanggungan itu. Untuk rincian jelasnya, sebenarnya pihak poliklinik sendiri telah mensosialisasikan segala fasilitas yang tersedia kepada mahasiswa, bahkan dibantu oleh pihak Telkom University sendiri dengan membuat Official Account Line khusus untuk poliklinik, namun karena jumlah mahasiswa yang banyak dan tidak semua mahasiswa pengguna media sosial tersebut, jadi proses sosialisasinya juga sulit dan berakibat pada banyaknya mahasiswa yang tidak tahu mengenai informasi poliklinik Telkom University ini.

18

Di Balik Layar


Untuk keluhan dari mahasiswa sendiri, sebenarnya kami terbuka dan bisa menerima, namun ketika yang dikeluhkan adalah masalah ruangan, gedung, ataupun peralatan, kami tidak bisa apa-apa

“Bahkan informasi mengenai prosedur berobat juga banyak mahasiswa yang tidak mengetahuinya, pernah ada dulu mahasiswa yang ternyata sudah lulus, datang berobat ke poliklinik dan ingin gratis, padahal dia sudah bukan lagi mahasiswa aktif Telkom University,” tutur Ibu Desiana. Selain itu, Ibu Desiana juga menambahkan bahwa bagi mahasiswa yang ingin berobat secara gratis, mahasiswa hanya tinggal datang dengan menyerahkan Kartu Berobat bagi yang sudah memilikinya atau dengan Kartu Tanda Mahasiswa juga bisa, karena sampai saat ini, belum semua mahasiswa mendapatkan Kartu Berobat dengan alasan pembuatannya yang lama dan ada sekitar dua puluh ribu lebih mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di kampus ini. KTM ataupun Kartu Berobat juga berlaku di rumah sakit yang telah bermitra, namun harus dilengkapi oleh surat rujukan yang diberikan oleh pihak poliklinik jika tidak ingin berbayar. Untuk suplai obat sendiri, pihak poliklinik selalu rutin melakukannya, hanya saja ada beberapa obat yang terkadang kosong karena itu tergantung dari penyuplainya dan mengharuskan untuk mencari penyuplai yang berbeda. Kemudian untuk jatahnya sendiri, untuk mahasiswa sebenarnya obat-obat

yang disediakan adalah obatobat generik, namun pada prakteknya, pihak poliklinik selalu mengusahakan agar mahasiswa bisa mendapatkan obat-obat yang lebih atas kelasnya daripada obat generik saja, namun respon dari mahasiswanya sendiri selalu berbanding terbalik dan malah mengeluhkan jikalau obat yang diterimanya adalah kualitas jelek. “Untuk keluhan dari mahasiswa sendiri, sebenarnya kami terbuka dan bisa menerima, namun ketika yang dikeluhkan adalah masalah ruangan, gedung, ataupun peralatan, kami tidak bisa apa-apa, karena semuanya Telkom yang menyediakan, kami hanya pelaksana, kendali sepenuhnya dipegang oleh bagian atas (Telkom), memang kami akui jika ada banyak keluhan dari mahasiswa seperti ruangan yang kecil, obatnya kok sedikit, ya mau bagaimana lagi, itu yang disediakan ya itu yang memang harus beroperasi,” jelas Ibu Desiana. Untuk pengembangan poliklinik sendiri, sebenarnya sudah pernah dilakukan pengajuan ke Telkom University oleh pihak poliklinik, namun sampai saat ini belum juga disetujui oleh pihak kampus dengan alasan jika fasilitas seperti lab ditambahkan, maka akan ada banyak pembuangan limbah obat-obatan dari poliklinik dan itu bertentangan dengan konsep kampus yang

mengusung nama ‘Green Campus’ ini, jadi masalah itulah yang memang harus dipikirkan secara matang-matang.

“Untuk harapan sendiri ya saya berharap poliklinik lebih berkembang lagi lah, terus mahasiswa juga mau menggunakan jasa kami bukan karena kalian telah diwajibkan membayar, tapi karena kalian memang membutuhkan poliklinik ini. Banyak kok yang datang cuman buat cek kesehatan saja, belum tentu yang datang ke sini harus karena alasan sakit saja. Terus pesan untuk kampus juga, semoga ke depannya untuk pegawai Telkom yang berobat ke poliklinik bisa digratiskan juga, bukan cuma dosen saja. Yah, kalau untuk masalah kesejahteraan pegawai poliklinik, In Shaa Allah sudah cukup, ya mau bagaimana lagi, karena kita dikontrak ya untuk minta lebih juga susah,” tutup Ibu Desiana sambil tertawa renyah, mengakhiri perbincangan kami di siang hari itu. Informasi lebih lengkap mengenai bagaimana prosedur berobat, jenis penyakit apa saja yang ditangani di poliklinik, dan informasi lainnya yang berkenaan dengan poliklinik, bisa kalian didapatkan dengan mengunjungi website-nya atau bisa berkunjung secara langsung ke tempatnya. Ingat, sehat itu penting! (ROB)

Di Balik Layar

19


Di Balik Ketetapan, Adakah BEM? Kenaikan tarif biaya Administrasi Layanan Akademik yang diumumkan dalam Surat Keputusan (SK) Rektor nomor KR 493 pada tanggal 30 Desember 2016 lalu, masih dianggap kurang relevan oleh mahasiswa/i untuk diterapkan di kampus ini. Keputusan tersebut dipandang terlalu semena-mena, terburu-buru dan yang paling mengesalkan adalah, kenapa sanksi yang diberikan harus selalu dalam bentuk uang? Banyak mahasiswa yang bingung, banyak dari mereka yang tidak setuju dan masih mempertanyakan bagaimana kelanjutannya.

Lalu, bagaimana dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sendiri? Apa yang akan dan telah mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Apa yang akan terjadi ke depannya perihal kejadian ini? Bagaimana cara BEM agar mampu menjadi penengah dalam kisah rumit menyangkut keuangan ini? Banyak hal yang masih menjadi misteri, banyak hal yang masih perlu dibahas, lalu di manakah BEM?

Kajian yang Dipanasi Oleh ‘Aksi’ Pergantian kepengurusan BEM Kema baru saja selesai dilakukan. Kini telah terbentuklah jajaran orangorang baru dalam barisan kepengurusan yang kata orang namanya ‘Kabinet Karya’. Masalah yang harus mereka hadapi untuk pertama kalinya dalam kepengurusan baru ini adalah perihal SK Rektor nomor KR 493, lalu apa yang telah mereka lakukan? Tepat pada tanggal 17 Februari lalu, BEM Kema mengadakan kajian terbuka yang dihadiri oleh mahasiswa/i Telkom untuk berdiskusi tentang SK tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, hasil kajian yang disuguhkan tidak bisa menghapuskan rasa penasaran mahasiswa, tidak mampu menghapuskan keinginan mahasiswa, hingga pada akhirnya kata-kata seperti “AKSI! AKSI!” dengan lantang diteriakan oleh beberapa mahasiswa yang turut hadir memanaskan suasana. Pokok bahasan yang paling disoroti dalam kajian tersebut adalah masalah naiknya denda untuk KTM rusak dan hilang serta naiknya biaya administrasi. Banyak yang bertanya apa alasan penerapannya serta ke mana perginya uang denda tersebut. Tetapi hasil kajian yang diberikan oleh BEM masih sangat jauh dari titik temu, semuanya masih semu, alasan klasik seperti ‘untuk mendisiplinkan atau agar mahasiswa lebih peduli dengan barang miliknya’ terus terlontar, padahal bukan alasan seperti itu yang diinginkan oleh semuanya. Kembali lagi mahasiswa merasa masih belum puas, kajian hari itu masih belum bisa menyelesaikan permasalahan dan hanya ditutup dengan kekecewaan. Hingga beberapa hari lalu, pihak BEM pun mulai mengajukan permintaan runding bersama aktivis kampus lainnya, guna menindaklanjuti hasil kajian yang masih menggantung itu.

Mediasi dengan Pihak Kampus, Lancar? Ketika ditemui oleh tim Pena, BEM Kema bercerita bahwa mereka akan melakukan mediasi dengan pihak kampus terkait masalah ini dan bahkan dari sekarang juga sudah mulai dilakukan runding perihal SK ini. Jika harus melalui tahapan-tahapan lainnya, BEM akan dengan baik mengikutinya. BEM berharap agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik-baik, tanpa ada turun secara langsung menyerukan keadilan, karena menurut mereka, kegiatan aksi seperti itu hanya akan menjelek-jelekan kampus, jadi, selama masih ada jalan baik untuk damai, BEM akan melakukannya, seperti runding yang sudah mulai dilakukan oleh pihak BEM ini. Namun apakah runding ini berjalan lancar? Cerita ini kami dapatkan sebelum kajian mengenai SK berlangsung dan menurut salah satu wakil rektor, ketika ditanya mengenai sudah adakah mediasi dengan BEM, dengan tegas beliau menjawab ‘belum ada’, lalu, kapan mediasi itu akan dilakukan? Mediasi dengan pihak kampus dilakukan baru-baru ini oleh pihak BEM, dengan menemui Wakil Rektor 1, yaitu Bapak Dr. Heroe Wijanto, tetapi entah bagaimana hasilnya, pihak BEM sendiri belum mengumumkan hal tersebut.

20

Di Balik Layar


Namun sebenarnya, dari awal kepengurusan juga, BEM sudah menanggapi bahwa permasalahan ini jelas perlu untuk ditindaklanjuti, bukan hanya karena sudah membludaknya laporan yang masuk ke BEM, tapi karena mereka juga memandang kalau SK yang dikeluarkan ini terlalu semena-mena. “Yang kami herankan adalah kenapa setiap sanksi yang ada harus selalu berkaitan dengan uang, apa tidak ada sanksi lain yang lebih relevan dan mendidik? Karena uang itu bukan segalanya,” tutur Yusuf, Presma BEM Kema Telkom University 2017 ketika ditemui. Lalu selain itu, merujuk pada fokus utama untuk kepengurusan BEM Kema 2017 ini juga, yaitu berfokus pada bagian internal dengan menegakkan kedaulatan mahasiswa, maka BEM pun akan senantiasa mendukung mahasiswa agar dapat menyalurkan aspirasinya sehingga pihak kampus tidak lagi semena-mena dalam mengeluarkan SK, yang kadang kala bertentangan dengan mahasiswanya sendiri.

Bekal dengan Lauk Pauk dari BEM Sebelumnya SK mengenai denda KTM dan biaya administrasi itu keluar bertepatan dengan hampir berakhirnya kepengurusan BEM Kema kabinet ‘Kita Banget’ kala itu. Dan beberapa waktu lalu, tim Pena pun mengajak Ghaza-Presma BEM Kema Telkom University 2016 untuk mengobrol bersama. Ia bercerita bahwa ketika pertama kali SK itu dikeluarkan, laporan dari mahasiswa, baik itu dalam bentuk tuntutan, pertanyaan ataupun bentuk lainnya langsung datang menyerang ‘ponselnya’, baik itu curhatan di Official Account BEM Kema sendiri ataupun di kolom chat pribadinya. Pada saat itu, karena sebelumnya BEM Kema 2016 telah mengangkat isu mengenai transparasi keuangan kampus, maka masalah SK Kenaikan Denda KTM dan Biaya Administrasi ini belum terlalu disoroti, karena masih terfokus pada masalah yang pertama. Namun saat itu, BEM Kema masih sempat untuk membuat petisi, untuk memanas-manasi pihak kampus dengan menyebarkan petisi-petisi tersebut ke Ormawa-Ormawa yang ada di kampus. Pihak BEM juga melakukan survei kepada mahasiswa luas, agar dapat menjadi data yang valid untuk nantinya akan diajukan ke pihak kampus. Intinya pada saat itu BEM melalui media yang ada terus berusaha memanas-manaskan pihak kampus, agar isu ini mau diangkat dan dikaji secara bersama, karena ketika keluarnya SK ini, tidak ada mediasi sama sekali dengan pihak BEM ataupun mahasiswa. Lalu, apakah hasil petisi dan survei dari BEM tahun lalu itu akan dijadikan amunisi bagi BEM 2017 untuk menyelesaikan permasalahan ini? Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Dua kubu yang tercipta dari sebuah permasalahan yang ada itu jelas hal yang wajar. Mereka yang pro tentu memiliki alasan tersendiri, begitu pula dengan mereka yang kontra. Namun dalam mencari jalan keluar, diperlukan pemahaman yang bijak dalam menyikapi permasalahan yang ada. BEM tentu akan berusaha yang terbaik, begitu pula mahasiswanya harus turut mendukung meskipun tidak turut serta secara langsung. Saling mempercayai adalah jalan keluarnya, tidak ada yang salah dalam hal ini. Yang salah adalah ketika tidak melakukan apapun, tapi terus berkomentar yang tidak jelas kebenarannya. Salam mahasiswa! (ROB/NRL)

Di Balik Layar

21


Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D

Cerita di Balik Kursi Bertahta

K

alian tentu saja tidak asing dengan nama Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D atau yang kerap disapa Pak Ashari. Yap, beliau merupakan rektor pertama Telkom University yang menjabat sejak tahun 2013. Sebelum menjabat sebagai rektor, tepatnya pada tahun 2002, Pak Ashari yang pada saat itu baru pulang dari studinya di Australia, langsung memegang unit bisnis sebagai wakil direktur guna mencari proyek di industri. Beliau juga sempat menjabat sebagai ketua fakultas di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) selama 2 periode dan menduduki jabatan sebagai wakil ketua senat ITS di tahun 2011. Dan pada tahun 2013, Pak Ashari ditugaskan untuk menjadi rektor di Telkom University.

Namun ternyata, di balik kesibukannya sebagai seorang rektor, Pak Ashari memiliki hobi yang cukup menarik. Beliau mengaku memiliki beberapa hobi, salah satunya adalah mengotak-atik barang elektronik, bahkan Pak Ashari juga menyatakan bahwa saat ini beliau dapat mengontrol segala sesuatu yang berada di rumah, seperti menyalakan lampu dengan menggunakan handphone. Tidak hanya itu, beliau juga gemar di bidang mekanik, seperti memperbaiki mesin mobil ataupun motor di masa mudanya dan juga beliau hobi di bidang olahraga renang, meskipun kini sudah tidak pernah melakukan kegiatan tersebut lagi.

Beliau juga menuturkan, mengenai penyatuan antara IT Telkom, IM Telkom, STISI dan Poltek Telkom menjadi Telkom University pada saat itu, “Instrumen peraturan belum lengkap, karena masing-masing (IT Telkom, IM Telkom, STISI dan Poltek Telkom) memiliki aturan, aturan untuk nilai pun juga juga berbeda. Belum ada senat untuk waktu itu. Karena saya wakil ketua Senat, saya tahu seluruh aturan, saya tahu bagaimana menjalankan di level prodi, bagaimana di level keseluruhan, kemudian saya juga sebagai asesor di BAN PT sejak tahun 2008. Alhamdulillah hingga saat ini kampus kita jalan dan Alhamdulillah bukan hanya sekedar jalan.”

Selain pengalaman beliau di bidang pendidikan, Pak Ashari juga merupakan seorang peneliti. Maka dari itu, saat ia menjabat sebagai rektor di tahun 2013, Pak Ashari mencoba menerapkan budaya untuk dosen bahwa dosen tidak hanya sekedar mendidik dan mengajar, namun juga harus meneliti, mempublikasi dan melakukan pengabdian masyarakat. Ternyata upaya dari beliau membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Kini jumlah jurnal ilmiah dosen Telkom University yang terpublikasi di Scopus (Kumpulan jurnal ilmiah dunia) mencapai 657 jurnal, yang sebelumnya hanya berjumlah 61 jurnal di tahun 2013.

22

Di Balik Layar

“Saya sekarang di posisi di h-indeks 19, berarti saya memiliki publikasi sebanyak 19 yang paling sedikit disitasi oleh 19 peneliti lain dari seluruh dunia,” ujar Pak Ashari ketika bercerita mengenai kiprahnya di dunia penelitian. Pak Ashari juga menceritakan bahwa beliau mendapatkan funding dari pemerintah, dari Kementerian Ristek, JAICA (Japan International Cooperation Agency), Eindhoven University of Technology dan Energy Research Centre of the Netherlands. Hingga saat ini, kegiatan penelitian dan publikasi Pak Ashari masih terus berlanjut. Tak hanya menggeluti bidang pendidikan dan penelitian, Pak Ashari juga aktif di bidang pengabdian masyarakat. Beliau menyatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk melakukan pengabdian masyarakat di bidang industri. Beliau memiliki banyak pengalaman pengabdian masyarakat di bidang tersebut sejak tahun 1990-an. Salah satunya adalah mendesain pabrik semen di Tuban, juga pupuk Kaltim dan pupuk Sriwijaya dan juga semen Tonasa di Makassar. “Jadi dosen itu tugasnya tiga utama, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat,” tuturnya. (RRM/NRL)


Di Balik Layar sumber foto: http://ashari.staff.telkomuniversity.ac.id/


Waktu kini terus berlalu, melaju begitu saja seolah tidak memikirkan bahwa mereka yang tertinggal di belakang akan terjebak dan terhapus begitu saja. Seperti halnya saat ini, Telkom University sudah saatnya membuka lembaran baru, sudah saatnya membuat semangat baru dan belajar dari masa yang telah berlalu. Yusuf dipanggilnya, lahir di Makassar pada tanggal 18 Desember 1994. Semangatnya untuk terus belajar berhasil dia buktikan dalam pencapaiannya kali ini, yaitu dengan menjadi seorang Presiden Mahasiswa (Presma) BEM KEMA Telkom University 2017, ya dialah saat ini yang menjabat sebagai Presma kita untuk satu tahun ke depan.

TERUS BE L AJAR DAN T ERUS BE L AJAR

Nama lengkapnya adalah Muhammad Yusuf Syahputra Gani. Ia adalah mahasiswa S1 Teknik Elektro angkatan 2013. Pengalamannya dalam dunia organisasi tidak bisa dibilang sedikit. Bahkan sejak masih duduk di bangku SMP, Yusuf sudah belajar untuk berkecimpung di organisasi sekolah dan menjadi tokoh penting di dalamnya. Yusuf telah resmi dilantik menjadi Presma BEM KEMA Telkom University 2017 pada

tanggal 21 Januari 2017 lalu, bersama dengan wakilnya, yaitu Beny Kurniawan, setelah sebelumnya ditetapkan sebagai Presma dan Wapresma terpilih dalam Surat Keputusan (SK) mengenai ketetapan hasil pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Kema Telkom University 2016. Saat ditemui oleh Tim Pena, Yusuf bercerita bahwa alasan kenapa ia ingin menjadi Presma adalah karena melihat kondisi kampus saat ini. Di mana segala aspirasi yang diberikan oleh mahasiswa kepada kampus seringkali tidak dianggap ada. Bahkan kampus selalu dengan seenaknya mengeluarkan suatu keputusan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu pendapat mahasiswa, contohnya seperti pengeluaran SK tentang jam malam, belum lagi yang baru-baru ini adalah keluarnya SK mengenai biaya denda KTM dan administrasi yang meningkat, tanpa adanya klarifikasi alasan yang jelas. Sehingga dari latar belakang itulah Yusuf kini akan memfokuskan kinerja BEM dalam hal internal dengan tujuan paling utamanya, yaitu meningkatkan kembali kedaulatan mahasiswa. Sehingga pihak kampus pada khususnya, tidak lagi berbuat seenaknya terhadap mahasiswa dan masyarakat pun dapat menilai bahwa mahasiswa itu memang bisa lebih baik lagi. “Saya berharap jikalau BEM Kema Telkom University tercinta kita ini mampu menampung dan menyuarakan aspirasi mahasiswa apapun itu bentuknya, serta untuk ke depannya, semoga Kema Telkom University juga bisa membangun pondasi yang kuat sehingga kelak dapat diteruskan oleh penerus-penerus selanjutnya,� harap Yusuf menutup percakapan. (RRM/ROB/BNZ)

24

Di Balik Layar


Di Balik

Tempat Berpijak yang Berkelas

Kebersihan pangkal kesehatan, tentunya ini hal yang tak bisa ditampik. Dengan lingkungan yang bersih, tentu

bisa membuat segala hal menjadi lebih indah, serta membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Tak salah jika kebersihan menjadi prioritas setiap kampus, suasana lingkungan kampus yang bersih tentunya menjadi tempat belajar yang didamba-dambakan setiap mahasiswa. Di balik kebersihan yang ada di area Telkom University, terdapat berbagai pihak yang membuat lingkungan ini menjadi bersih, salah satunya adalah Cleaning Service (CS). CS ini memang bertugas untuk membersihkan area-area yang kotor, namun keberadaannya terkadang masih dilupakan oleh mahasiswa. Oleh karena itu, Pena ingin memperkenalkan kepada kalian seorang Kepala Bagian CS di Telkom University, nih! Check it out! Lahir di Bandung, 11 Mei 1971, bapak yang akrab disapa Pak Darmawan ini adalah Kepala Bagian Cleaning Service di Telkom University. Mantan koordinator lapangan security di Bandung Timur ini sudah bekerja sebagai Kepala Bagian CS selama tiga tahun. Awal mula ia di angkat menjadi Kepala Bagian CS adalah saat ia dikirim ke SMK Telkom Daan Mogot untuk membersihkan lingkungan di sana, seperti selokan, tumbuh-tumbuhan liar dan lain-lain. Pena juga sempat menanyakan beberapa pertanyaan lho kepada beliau. Ini dia beberapa pertanyaannya; Kalau suka dan dukanya menjadi Kepala Bagian CS apa saja, Pak? “Dukanya pada bagian Sumber Daya Manusia (SDM). Tanah Telkom University kan ada 48 hektar, untuk gedung sendiri sudah 24 hektar. Sedangkan tenaga kerja hanya 34 orang. Jadi, satu orang memegang sekian hektar. Coba bayangkan, waktu selesai membersihkan rumput di Gedung L, kemudian tumbuh rumput lain di sekitar danau. Agak susah karena tumbuhan akan selalu tumbuh setiap waktu dan orang yang membersihkannya kan sedikit.” Apa pengalaman yang tak terlupakan selama Bapak menjadi Kepala Bagian CS? “Waktu penilaian akreditasi kampus, kami para CS kerja siangmalam selama kurang lebih dua minggu. Toilet, taman, laboratorium, semua harus bersih. Ketika Telkom University diumumkan mendapat akreditasi A dan bagian logistik mengucapkan terima kasih kepada kami. Itu merupakan suatu kebanggaan bagi saya.” Pernah di-complain gak sama pihak kampus? “Complain sering, namun saya menjadikan complain tersebut sebagai sarana diingatkan,

sebagai sentilan agar saya waspada. Ketika saya di-complain mengenai Gedung K yang kurang bersih, saya menerima complain tersebut dan tidak melakukan pembelaan. Karena kalau saya beralasan terlalu luasnya area dengan sedikitnya tenaga kerja, akan menambah masalah. Jadi, yang saya lakukan ketika di-complain adalah langsung kerjakan.” Apakah penghasilan yang didapatkan sudah sebanding dengan apa yang dikerjakan? “Kalau bicara tentang gaji, pasti jawabannya akan berbeda. Kalau saya sih, cukup dan sudah di atas UMR. Tapi belum tentu jawabannya akan sama dengan CS yang lain. Saya hanya bisa bersyukur karena Tuhan memberikan rezeki-Nya dengan masing-masing cara.” Pernah merasa jenuh enggak dengan pekerjaan Bapak? “Jenuh pernah, tapi bukan dengan pekerjaan, tapi karena tanggung jawab yang sangat besar. Setiap orang kan punya etos kerja yang berbeda, ada yang peduli dengan pekerjaan, ada yang tidak. Begitu pula dengan CS di sini. Yang tidak peduli inilah yang membuat saya menjadi jenuh, stress dan sebagainya. Tapi saya tetap bersyukur dan menjalaninya dengan ikhlas.”

Pesan dan harapan Bapak untuk mahasiswa? “Saya berharap para mahasiswa mempunyai kepedulian terhadap kebersihan. Tidak harus dengan mencangkul atau menanam, cukup dengan membuang bekas jajanan ke tempat sampah. Tempat sampah di Telkom University kan bertebaran di mana-mana. Kalau jauh, dikantongi dulu, kalau sudah dekat baru dibuang. Semua warga Telkom University harus mempunyai tanggung jawab, dengan tidak membuang sampah sembarangan, atau bisa juga dengan kerja nyata, yaitu dengan bergotong royong membersihkan area Telkom University. Kami sangat terbuka untuk siapa pun, baik dari UKM, BEM, atau Ormawa lain untuk bekerja sama membersihkan kampus kita ini. Dengan kurang lebih 48 hektar luas Telkom University dan hanya 34 orang tenaga kerja, jangan berharap banyak kampus akan bersih total. Ayo, sama-sama kita membangun Telkom University menjadi bersih dan sehat!” Itulah semangat menggebu yang mungkin bisa ditularkan pada pembaca sekalian. Sudahkah Anda membuang sampah pada tempatnya hari ini? Yuk, ciptakan tempat berpijak yang berkelas! (BNZ/RRM)

Di Balik Layar

25


E-JOURNAl OPEN LIBRARY

43.5%

responden tidak mengetahui bahwa kampus Telkom University menyediakan fasilitas E-Journal

41.5%

responden merasakan manfaat fasilitas E-Journal Open Library Telkom University? Seberapa sering responden mengakses E-journal Open Library Telkom University

Di Balik Layar

403

responden

Fasilitas E-Journal OpenLibrary Telkom University merupakan fasilitas jurnal internasional yang disediakan oleh kampus Telkom University. E-Journal yang dapat diakses oleh mahasiswa di antaranya adalah IEEE, Springer, Association for Computing Machinery, Emerald Insight, ScienceDirect, World Scientific, American Marketing Association, SAGE, Taylor & Francis dan Inderscience Publishers. Sedangkan fasilitas E-Publication OpenLibrary Telkom University merupakan fasilitas yang disediakan untuk mempublikasikan jurnal milik mahasiswa maupun dosen Telkom University.

mahasiswa

35.8%

responden yang sudah pernah mengakses fasilitas E-Journal Open Library Telkom University


Tingkat kepuasan responden terhadap kemudahan akses E-Journal OpenLibrary Telkom University

Tingkat kepuasan responden terhadap kelengkapan E-Journal Open Library Telkom University

Tingkat kepuasan responden terhadap sosialisasi E-Journal Open Library Telkom University

kritik RESPONDEN

Kurangnya sosialisasi mengenai cara mengakses E-Journal, padahal kampus sudah mengeluarkan biaya yang besar Terkadang beberapa jurnal yang berbeda antara judul dengan isi file yang diunggah, serta beberapa jurnal yang tak dapat diakses atau tak ada file PDF-nya

saran RESPONDEN

Setidaknya fasilitas mendownload jurnal di luar VPN kampus tidak hanya diberikan pada dosen & mahasiswa S2 Harap dikembangkan dalam tahap user interface dan user experience agar lebih memudahkan dalam mengakses E-Journal tersebut

E-Journal atau E-Publication? “E-Journal, yaitu sebagai referensi jurnal bagi mahasiswa dari kancah internasional”

“E-Publication digunakan sebagai referensi jurnal dari mahasiswa dan dosen Telkom University”

Di Balik Layar


Perpustakaan Modern Ala Telkom University Di Balik Layar


Perpustakaan lazim dengan suasana yang membosankan dan kaku, namun hal itu

tidak terlihat di perpustakaan Telkom University. Perpustakaan yang dahulu berpusat di Learning Center kini dipindahkan sepenuhnya ke Gedung Manterawu lantai 5. Perpustakaan yang mengambil konsep Green Futuristic ini jarang sekali terlihat sepi pengunjung. Selain menyediakan beribu koleksi buku, perpustakaan ini juga menyediakan berbagai fasilitas seperti ruang diskusi, mini theater, hingga kafe untuk para mahasiswa. Penasaran bagaimana nuansa modern perpustakaan yang dikenal dengan Open Library ini? Mari kita simak!

Pengunjung dapat mencari buku atau jurnal yang ingin dicari dengan mengakses situs openlibrary.telkomuniversity.ac.id

Perpustakaan ini juga menyediakan 6 area baca yang nyaman untuk para mahasiswa

Tersedia ribuan tugas akhir, skripsi, tesis dan jurnal yang dapat dimanfaatkan baik oleh mahasiswa maupun masyarakat umum

Di Balik Layar


Terdapat pula kafe yang menyediakan teh dan kopi gratis di area perpustakaan

Perpustakaan Telkom University beroperasi dari pukul 08.00 - 19.00 WIB pada hari Senin hingga Jum’at dan pukul 08.00 - 13.00 pada hari Sabtu.

Di Balik Layar


Creative Center, Pusat Kreativitas Mahasiswa

Fakultas Industri Kreatif (FIK) merupakan fakultas yang memiliki lima jurusan di bidang seni dan desain,

yaitu S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Desain Produk, S1 Desain Interior, S1 Kriya, Tekstil dan Mode, serta S1 Seni Rupa Murni. Tahun 2016 lalu, telah dilakukan pembangunan Creative Center di area FIK, dengan harapan akan meningkatkan kualitas pendidikan di fakultas tersebut. Bangunan yang mempergunakan lahan kantin FIK ini, kini sudah menjelma menjadi bangunan elok bertingkat tiga yang berisikan hasil-hasil karya mahasiswa FIK. Creative Center merupakan bangunan yang cukup baru di kampus ini. Bangunan yang telah dirampungkan pada pertengahan tahun 2016 lalu ini merupakan galeri dari hasil karya mahasiswa FIK.

Meskipun FIK sudah memiliki bangunan Creative Center, beberapa dari hasil karya mahasiswa tetap dipamerkan di lobi FIK seperti sebelum adanya Creative Center.

Tidak kalah menarik dengan hasil karya yang dipamerkan, lobi FIK juga memiliki satu area di mana terdapat bendera dari berbagai negara dan juga foto dari aktivitas serta karya mahaiswa. Jadi, masih ragu untuk mengunjungi dan melihat karya-karya kreatif dari mahaiswa FIK?

Di Balik Layar

31


Sebelum memasuki tahun 2017, Telkom University mendapatkan Akreditasi A melalui Badan Akreditsi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Peningkatan akreditasi pastinya diberikan karena sebuah universitas sudah pantas dan memenuhi syarat-syarat yang ada, akan tetapi apakah Telkom University sudah memenuhi kriteria itu dalam segi fasilitas?

32

Di Balik Layar Layar Dibalik


Penerangan sekitaran kampus yang kurang memadai Sepeda di tempat parkir asrama

genangan air hujan di tempat parkir motor

luputnya pemilahan sampah pada tempat sampah kondisi beberapa fasilitas olahraga tak terawat Di Balik Layar

33


Review Buku

STARTupreneur

Menjadi Entrepreneur Startup Penulis Halaman Penerbit Tahun terbit

: Hendry E. Ramdhan : 203 : Penebar Plus : 2016

D

unia digital saat ini sedang eksis di tengah masyarakat dunia tak terkecuali di Indonesia. Era pasar online, transportasi online, transaksi perbankan online rupanya mampu menggerus mode bisnis konvensional yang sudah lama eksis di negeri ini. Tak banyak dari mereka yang diterima kehadirannya oleh para pelaku bisnis konvensional, bahkan mereka (pelaku bisnis digial) dianggap hama yang harus dibasmi dikarenakan menggerogoti padi-padi mereka. Dalam buku ini, kita tidak belajar tentang konflik horizontal tersebut, melainkan kita belajar bagaimana menciptakan bisnis digital yang bisa membantu para pelaku bisnis konvensional. Lewat penanya, penulis berusaha merubah mindset pembaca untuk menjadi para pelaku digital ekonomi yang sebelumnya berorientasi untuk membuka usaha konvensional atau menjadi karyawan. Startupreneur merupakan para pelaku-pelaku baik perorangan atau perusahaan dalam rangka menjual produk atau jasa baru dengan menghadapi kondisi ketidakpastian. Di balik ketidakpastian tersebut, maka tak heran banyak para startupreneur yang gagal sebelum mencapai tujuannya, tapi juga sedikit yang berhasil tapi berdampak positif bagi masyarakat luas. Buku karangan Hendry E. Ramadhan, seorang praktisi startup di Indonesia ini sangat dianjurkan untuk para anak muda yang ingin menjadi bagian perubahan era digital. Di buku ini pembaca akan disajikan tentang menyikapi masalah dengan ide yang memecahkan masalah, bukan dengan mencela pembuat masalah, kemudian bagaimana merealisasikan ide, melihat peluang dan menjual ide dengan lebih bernilai.

34

Di Balik Layar

Anda tidak perlu takut dengan modal yang terbatas, tim yang tidak ada dan fasilitas yang tidak ada juga, karena modal awal dari membuat startup adalah ide atau gagasan yang brilian. Buku ini akan membimbing Anda layaknya sebuah mentor hidup Anda dengan cara-cara yang telah dirangkum selama penulis mengikuti inkubasi di Silicon Valley, salah satu tempat yang melahirkan banyak startup terbaik. Sudah siapkah untuk menjadi pelaku digital? Masihkan ingin menjadi karyawan? Pelaku bisnis konvensional? Atau...


review film

power rangers movie 2017

Halo sahabat Pena, kali ini redaksi AKSARA akan membahas

tentang film nih! Kalian angkatan tahun 90-an pasti sudah tidak asing kan dengan film yang satu ini? Iya Power Rangers film super hero yang beranggotakan 5-6 orang dengan kostum mereka yang berwarna-warni (merah, kuning, pink, hijau, biru, hitam/ putih). Pada masanya film Power Rangers ini sangat menarik untuk ditonton tentu saja karena dengan kemampuan dari Ranger yang berbeda-beda dan bersatu mengalahkan para penjahat. Oleh karena itu tidak sedikit anak-anak menjadi penggemar film ini. Tidak terbatas kalangan anak-anak bahkan orang dewasa suka menontonnya. Pada tahun 2017 ini di bawah naungan sutradara Dean Israekite ini film Power Rangers akan diperankan oleh Naomi Scott, Becky G, RJ Cyler, Dacre Montomery, Ludi Lin dan Elizabeth Banks. Diceritakan setiap Ranger memiliki kekuatan dan senjata supernya masing-masing untuk melawan musuh mereka.

Sinopsis: Film “Powers Rangers� akan menceritakan tentang asal mula Mighty Morphin Power Rangers. Dikisahkan sekelompok remaja yang mendapatkan kekuatan super sebagai pahlawan super. Dengan kekuatan itu, mereka diminta oleh Zorgon untuk menyelamatkan dunia dari alien jahat bernama Rita. Kisah kelima pahlawan super ini akan dibuat lebih menarik lagi, setiap pahlawan ketika akan melawan musuhnya, mereka akan mengubah dirinya dengan menggunakan kostum warna-warni dan memiliki cara tersendiri untuk berubah. Seperti apa kisah selengkapnya para super hero ini dalam menumpas kejahatan? Saksikan kisah selengkapnya hanya di bioskop kesayangan anda pada 24 Maret 2017 (USA). (BKW)

Sumber : http://www.imdb.com/title/tt3717490/mediaviewer/rm3073588992

Di Balik Layar

35


36

Di Balik Layar

.E., S.T .,M .M .

D r. Te e Ilm ka gu u n  F h W Te ak id ra u od pa lta o n s ,S

D

.T.

i, M

ut

st

D r. I Te eka r. R kn n in ik Fa a P El ku u ek lt d tro as ji A

D

D

D r. J e Ko ka afa m nF rS un ak e ik ul mb as ta i i d s rin g an Bi sn is

N P els

W as on & aki arib R Su l R u ik m ek , Ir ard be to ., o r D r II S.E ay (Bi ., d a) an M. g M. Ke ua ng an

D

W r. H & ak er Si il R oe st e em kt W o In r I ( ijan fo B rm ida to, as ng Ir., i) Ak M ad .T. em ik

P

STRUKTUR

ORGANISASI

TELKOM UNIVERSITY


D S r. I

Ir.

h.D .

D Do Ek eka die on n Tr om Fak ica h i d ult yo an as no ,M Bi .M sn ., P is

De am r. D ka ay id n a aD Â Fa n ku ti, ya lta M h s R .En ek g ay .Sc as . aI nd us tri

D D r. I

De bd am ka ur a n F oh n ak m ult a as n, Te S kn .T. ik , M Inf or .T. m at ika

D r A .M

De uh r. A ka en gu n dr s A Fa a, ku M ch lta .T. ma s d In du st ri Kr ea tif

D

W r. M & ak . Ya Ke il R h m ek ya ah tor Ar as IV wiy isw (B ah aa idan , S n) g .H., Pe M ne .H liti . an

A

W MA In ak . S te il R uy rn e a as kt nt io or o, na III Ir. l) ( B , M id .B an .A g ., D Ad .B m .A. isi &

Pr As of. Re h Ir. kt ari, Mo or M c Te .E ha lk ng m om ., ad P U h.D ni ve . rs ity

REVISI

Di Balik Layar

37


BEKAS LUKA Karya: Adinda Anugerah P

Entahlah, bagaimana bisa orang-orang menikmati hidup hanya dengan cara bermain dengan benda kecil, ramping, tipis dan canggih yang tak pernah lepas dari genggaman itu? Sudah bukan pemandangan yang aneh lagi jika di jalanan semua orang tertunduk menatap benda kecil yang menyala itu. Berbeda dengan ku sekarang, yang lebih suka menikmati sentuhan angin di taman pada sore hari dan memejamkan mata, untuk bersyukur dan menerima semua kenyataan yang ada. Mungkin aku memang berbeda. Telingaku tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Tetapi aku berusaha untuk terlihat seperti orang normal, dengan membaca lewat gerak bibir setiap orang yang berbicara padaku. Dan itu sangat sulit, karena aku belum terbiasa dengan itu. Apalagi, jika orang tersebut berbicara dengan cepat. Mana bisa aku membaca gerak bibirnya? Aku sering menyalahkan takdir, mengapa kecelakaan itu harus menimpaku? Ketika aku sedang membalas pesan singkat dan tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang menabrakku dan ada satu yang aku ingat, lelaki itu sedang menempelkan ‘benda kecil menyala’ di telinganya. Aku tergeletak di jalan, bersama telepon genggamku di sana. Tanpa ku sadari, benturan keras itu merusak gendang telingaku. Semenjak itu, aku membuang telepon genggamku dan belajar untuk membencinya. Yah, tapi setidaknya, aku bisa mengambil satu hal dari semua ini. Aku sekarang menyadari bahwa di dunia ini terdapat berbagai tempat dengan keindahannya yang nyata, sangat memukau mata dan jauh lebih indah dari sebuah layar telepon genggam. Hanya itu sisi positif yang bisa aku ambil dari hidupku sekarang. 5 tahun aku hidup dalam sunyi. Percayalah, ini tidak mudah. Aku memang tidak bisa mendengar, tapi aku bisa mengerti. Aku tahu apa yang ‘mereka’ bicarakan tentang ku. Semua itu membuatku menutup diri. Aku merasa lebih baik aku hidup sendiri di dunia dibandingkan harus melihat tatapan sinis dan aneh dari ‘mereka’. Apakah seburuk itu menjadi seseorang yang berbeda? Bahkan sampai sekarang, untuk menerima kenyataan itu masih sulit bagiku. Sampai terkadang aku bingung di mana lagi tempat aku harus menggoreskan benda tajam itu di tubuhku, yang menjadi hobi baruku selama beberapa tahun terakhir. Lagipula, entah bagaimana lagi aku harus meluapkan emosiku. Bekas luka yang ada di tubuhku, seperti sebuah teriakan yang tak terdengar oleh orang lain. Harapan ku saat bangun tidur hanya satu, bahwa semua masalah, semua rasa perih yang aku rasakan hanyalah sebuah mimpi. Pagi ini cerah sekali, tetapi, cerahnya pagi hari ini tidak secerah suasana hatiku, yang mungkin sulit untuk cerah lagi. Aku bergegas ke kamar mandi, untuk bersiap karena hari ini ada kelas pagi.

Di Balik Layar


“Aw perih” kataku, setiap setetes air mengenai tubuhku. Hampir setiap pagi aku mengucapkan kata yang sama dan aku tidak akan pernah bosan. Aku mengenakan baju lengan panjang dengan celana jeans seperti biasa. Andai saja mereka tahu mengapa aku selalu mengenakan baju lengan panjang setiap harinya. Seperti biasa di kampus, semua orang berjalan tidak ada yang sendiri, hanya aku yang sendiri. Kampus seperti mimpi buruk bagiku. Semua hal yang aku benci ada di sana. Bukan benci, hanya saja iri terhadap mereka. Bagaimana tidak, setiap hari aku melihat mereka ke kampus selalu bersama, selfie bersama, sedangkan aku? Hanya bisa menatap mereka dengan rasa kesepian yang sudah lama menyelimuti hatiku. “Maaf” kata seseorang yang tidak sengaja menabrakku. Tumben, biasanya aku dianggap tidak ada. Aku terus berjalan melewati koridor kampus. Berusaha tidak peduli dengan pandangan orang sekitar. Hal yang paling bisa membuatku senang setiap harinya saat dosen mengatakan “Mata kuliah hari ini sudah selesai ya…..kalian boleh pulang”. Aku bisa langsung bergegas pulang ke rumah, mungkin bermain games atau bermain dengan benda tajam kesayanganku itu. Tapi hari ini berbeda, tiba-tiba hujan turun sangat deras. “Sial..” kataku, sambil mencari tempat untuk berteduh. Aku memilih sebuah kedai kopi kecil, sebagai tempat berteduh. Seperti biasa, di kedai ini semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan apa hal yang paling menyebalkan? Semua memegang benda yang aku benci itu. Untung saja, masih ada sisa satu tempat duduk untukku. Satu-satunya orang yang tidak memegang benda itu.

Aku duduk dekat jendela, menikmati beribu rintik hujan yang turun. Aku sangat suka hujan. Kata orang, di setiap rintik hujan yang turun, kita bisa menyertakan rindu kita kepada sesuatu. Hai hujan, bisakah engkau sampaikan ke Tuhan, jika aku rindu hidup ku yang dulu? Di saat aku menikmati rintik hujan yang turun, tiba-tiba saja ada yang mengganggu. “Ya ampun maaf aku gak sengaja” kata seseorang, yang katanya tidak sengaja, menumpahkan minumannya di bajuku. Tanpa sadar, aku pun menarik lengan bajuku untuk membersihkan coklat yang menempel di tanganku. Dia diam, heran melihatku. Aku pun tersadar, jika orang ini memerhatikan bekas luka di tanganku, yang terlihat karena aku menarik lengan bajuku. Aku langsung membenarkan lengan bajuku dan membuang mukaku ke arah jendela, seakan memberi pertanda kepadanya “Pergilah, aku tidak ingin kau disini” Tetapi sepertinya, orang itu tidak mengerti. Dia malah duduk di hadapanku, sambil tersenyum. “Sudah bikin tanganku lengket, bikin aku malu, sekarang malah tersenyum di hadapanku? Gila..” kataku dalam hati. Aku menatapnya dengan pandangan sinis. Tiba-tiba dia mulai bicara “Tenang, gak usah takut, aku dulu juga seperti kamu kok, menganggap silet bisa menyelesaikan sebuah masalah” itulah yang kubaca dari gerak bibirnya. “Aku gatau masalah kamu apa, seberat apa, but trust me, silet itu bener-bener gak menyelesaikan masalah. Kasian badan kamu” katanya “Kamu tahu, aku tidak bisa mendengar? 5 tahun aku hidup dalam sunyi. 5 tahun aku berusaha gak dengerin apa kata mereka yang membicarakanku. Aku ingin marah, tapi entah ke siapa. Aku gabisa nahan semua

ini sendirian. Aku harap kamu ngerti itu” kataku, sambil menahan air mata. “Percaya sama aku, semua akan menjadi lebih baik, ketika kamu berhenti mengeluh. Tanpa kamu sadar, hidup yang kamu keluhkan sekarang adalah hidup yang orang lain inginkan. Banyak orang yang hidupnya lebih sulit dari kamu. Bedanya mereka bersyukur, gak kayak kamu” Aku terdiam. “Lagian, untuk bahagia, itu mudah kok. Ketika kamu melihat apapun secara sempurna, itulah arti bahagia sesungguhnya. Sesederhana itu. Jangan lupa ibadah, Mbak. Aku lihat kamu udah kehilangan arah” katanya, lalu pergi meninggalkanku begitu saja. Dan seketika hujan pun reda, yang membuatku harus pulang ke rumah. Aku terus memikirkan apa yang dibicarakan orang tadi, yang aku pun sendiri lupa bertanya siapa namanya. “Hah…” kataku saat sampai kamar, aku membuka pintu lemari dan mengambil sebuah kain yang sudah lama tak pernah kusentuh itu dan segera mengambil wudhu. Sudah lama, aku tidak merasakan ketenangan seperti sekarang. “Kenapa selama ini aku tidak pernah bersyukur….” Aku terbangun dari sujudku dan kembali mengambil benda tajam yang aku simpan di bawah meja. Aku membuka pintu kamarku. Membuang sesuatu yang sempat kuanggap sebagai penenang itu ke tempat sampah, lalu tersenyum, sambil menutup pintu kamarku kembali.

Di Balik Layar

39


Di Balik Layar


Di Balik Layar


Muhammad Ridho Ilahi Ilmu Komunikasi 2015

“Kalau aku jadi Selebgram sih, aku mau bikin press conference buat mempublikasi diri, biar ada yang endorse dan bisa punya uang banyak buat beli kamera mirrorless yang bagus dan bisa bikin vlog biar makin hits, terus biar bisa bikin samyang challenge gitu deh, terus nyuruh teman subscribe juga.”

Citra Kasman Ilmu Komunikasi 2015

“Sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, terus soksokan live semua kegiatan gua, biar kayak Selebgram lain. Terus nyari manajer, kali aja ada yang mau endorse atau talkshow kaya Rachel Vennya atau Awkarin. Tapi yang pasti gua enggak bakal bikin vlog vulgar sama pacar kok. Ya gimana mau bikin, pacar saja enggak ada --“ ”

Chiesa Utomo MBTI 2014

“Hidup kayak biasa saja, senormalnya, tapi kayak bakal ngerasain shock karena basicly aku enggak suka dikenal orang gitu. Cuma ya bersyukur saja, terus bakal nge-branding diri di sosmed, bukan pencitraan tapi kayak ngasih label bahwa ini tuh ‘aku’ dan senang juga banyak endorse haha.”

“Buka bisnis wkwk. Kebetulan jadi Selebgram promosinya bisa kencang kan, why not?”

Gustiana Ayuni Putri MBTI 2015

42

Di Balik Layar

QN

“ ”

Kalau misalnya kamu jadi Seleb bakal kamu


NA

“ ”

a tiba-tiba besok bgram, apa yang u lakukan?

“Kalau gua jadi Selebgram, yang pertama gua lakukan adalah pembukaan sesi endorsment sebanyak mungkin, secara yang kita tahu kalau itu tuh bisa jadi penghasilan yang bisa dibilang enggak kecil lagi. Sudah sih itu saja, kalau soal haters dan lovers sih itu balik lagi ke quotes ‘haters gonna be hate and lovers gonna be love’ haha.”

Alfia Reza Komala Akuntansi 2015

“Mau buka endorse biar banyak duit hahaha. Bakal sering live juga, terus sering upload foto biar banyak yang nge-like.”

Amalia Putri Ilmu Komunikasi 2015

“I will promote good event on my social media and persuade my followers to join it.”

Fathin Farcyana Teknik Industri 2013 “Yang saya lakukan adalah mencari cara biar kita tetap eksis sebagai Selebgram, karena Selebgram untuk saat ini sudah tidak bisa lagi dilihat sebelah mata, bisa dikatakan sudah bisa jadi profesi yang menciptakan pundi-pundi uang yang besar, ibarat tanpa harus bekerja keras, hanya dengan modal katakan saja: tampan, good boy, attitude, dsb. Sudah bisa menjadi Selebgram.”

Rizky Yuliantara Teknik Industri 2014

Di Balik Layar

43


UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)

Halo sahabat Pena, dalam rubrik kali ini kita dari team redaksi akan membahas UKM. UKM itu apa sih? Kalian pasti penasaran kan? Mungkin selama kalian sekolah waktu pas SMA kalian sering mendengar kegiatan ektrakulikuler atau yang biasa disebut dengan ekskul. Nah, di dunia perkuliahan kegiatan seperti itu disebut UKM. UKM ini kurang lebih tuh seperti ekskul cuman ada beberapa kategorinya lagi. Oke sebelum kita berbicara tentang beberapa kategorinya definisi sebenarnya UKM sendiri itu apa sih?

Apa itu UKM? UKM adalah wadah aktivitas kemahasiswaan luar kelas untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu (Wikipedia). UKM di Telkom University juga adalah organisasi yang didirikan dari, dijalankan oleh dan ditujukan untuk mahasiswa, yaitu sebagai kelembagaan untuk berbagai kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan kemahasiswaan berfungsi untuk:

ďƒ˜Mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, potensi dan prestasi; Mengembangkan berbagai kompetensi keahlian halus (softskill), kreativitas, kepekaan sosial, daya kritis, keberanian, kepemimpinan dan jiwa kebangsaan; Meningkatkan kesejahteraan mahasiswa; dan menumbuhkan kecintaan kepada seni dan budaya, serta kepekaan dan tanggung jawab sosial melalui pengabdian kepada masyarakat.

Di Balik Layar


REVISI

M

ahasiswa Telkom University diwajibkan ikut serta dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang dicatat dalam suatu Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK). Bidang-bidang kegiatan kemahasiswaan meliputi kepemimpinan, keprofesian, kerohanian, kebudayaan/kesenian, olahraga, kewirausahaan dan penalaran, yaitu sebagai berikut:

1

Bidang kesenian dan kebudayaan

UKM Kalimantan UKM Aceh KBMS (Keluarga Besar Mahasiswa Sulawesi) Permala (Perhimpunan Mahasiswa Lampung) Betawi IKMASS (Ikatan Keluarga Mahasiswa Asal Sumatera Bagian Selatan)

UKM Band IFT

Balon Kata Forum Film

Bidang Penalaran

AKSARA (Jurnalistik Telkom University)

Jawa Tjap Parabola Sariksa Wiwaha Sunda IKRAR (Ikatan Keluarga Anak Riau dan Kepulauan Riau) Teater Titik Embun Choir

Merpati Putih Basket Bola Badminton Taekwondo Riverside

Search (Student Activities for Research and Competition Handling)

Karate

CCI (Central Computer Improvement)

Aikido

Volly Ball

Grup Capoeira Brazil HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) KOPMA (Koperasi Mahasiswa)

Judo Catur Archatel

SES (Student English Society) IMA (Indonesia Marketing Association) SC

Bali Widyacana Rumah Gadang

Bidang Olahraga

Tenis Lapangan

Samalowa

2

4

3

Bidang Kerohanian

5

Bidang Sosial

KPM (Korps Protokoler Mahasiswa) Pramuka

Al-Fath

KSR PMI

KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik)

KMPA (Keluarga Mahasiswa Pencinta Alam)

PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) KMH (Keluarga Mahasiswa Hindu) KMB (Keluarga Mahasiswa Buddha)

Nipponbunka-bu Eka Sanvandita Orchestra

Di Balik Layar

45


RAlaeANAK s eKOSTp Hai sahabat Pena, di rubrik yang satu ini Pena punya info yang menarik nih apalagi buat

kalian yang doyan sama yang namanya makanan. Tapi makanan-makanan ini enggak mahal kok enggak perlu mengeluarkan uang yang besar tapi bisa makan enak. Apalagi kalian anak kampus butuh asupan nutrisi yang bagus dong. Nah, redaksi AKSARA punya solusinya nih buat kalian anak kampus yang tinggal di kos dan hanya bermodalkan rice cooker. Yup, kenapa rice cooker? Betul selain untuk memasak nasi ternyata rice cooker juga bisa multifungsi loh. Yuk liat beberapa resep ala anak kos versi Pena. (BKW)

1. Telur Mata Sapi Bahan : - Telur Ayam - Mentega Yup, untuk membuat telor mata sapi enggak harus ribet pake teflon segala. Cukup sediakan rice cooker, lalu kamu olesi dengan mentega dan disarankan jangan menggunakan minyak goreng karena dapat merusak lama-lama. Setelah mentega lumer langsung aja ceplok telurnya. Jadi deh telur mata sapinya.

3. Nasi Goreng Bahan : - Nasi - Bawang Merah - Garam - Penyedap rasa - Tomat

Di Balik Layar

Bahan : - Kaldu Ayam - Susu - Makaroni - Garam - Keju Parut Wih denger namanya aja biasanya belinya udah mahal ya. Tenang sekarang bisa bikin sendiri kok dan praktis. Pertama kamu masak kaldu ayamnya dengan air panas tentunya bisa pake rice cooker-nya dong. Kemudian setelah mendidih masukan makaroni, keju parutnya, susu dan tidak lupa garam sesuai selera. Lalu tutup rice cooker-nya tekan tombol cook deh. Mudah kan?

4. Risotto - Bawang Putih - Kecap - Cabai - Sosis siap makan - Timun

Nah, makanan yang satu ini sudah enggak asing lagi kan nasi goreng. Langsung aja jadi cara buatnya pertama masak nasi kemudian campur dengan bawang merah yang sudah dipotong, bawang putih yang sudah dipotong, cabai, garam secukupnya, kecap secukupnya dan penyedap rasa nasi goreng. Aduk semua bahan kemudian tekan cook. Setelah selesai sajikan dengan tomat, timun dan tidak lupa sosisnya dong.

46

2. Makaroni Keju

Bahan : - Nasi - Bawang Merah - Garam - Kaldu Ayam - Lada Hitam

- Bawang Putih - Mentega - Jamur - Keju Parut - Kacang

Mau makan masakan Italia yang murah meriah dan gampang? Coba aja bikin risotto, nasi dengan campuran rempah yang sehat dan penuh nutrisi. Cara membuatnya sama saja seperti nasi goreng masak nasi terlebih dahulu. Kemudian campurkan semua bahan yang ada mentega, jamur, bawang merah yang sudah dipotong, bawang putih yang sudah dipotong, kaldu ayam secukupnya, garam secukupnya, lada hitam secukupnya, keju parut dan kacang.


Di Balik Layar


Di Balik Layar


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.