FRI VOL XVIII/12 2023

Page 1

FOODREVIEW

VOL. XVIII

No.12

I

N

DESEMBER 2023

D

O

N

E

S

I

TREN KEMASAN PLASTIK DAN ASPEK RAMAH LINGKUNGAN

Industri Pangan:

Peran dalam Diversifikasi & Ketahanan Pangan

Active Bio-Packaging sebagai Kemasan Berkelanjutan

KEMASAN PANGAN:

Memastikan Keamanan & Memfasilitasi Keberlanjutan

A


FOODREVIEW INDONESIA COMPLETE COLLECTION

PT Media Pangan Indonesia

Toko Kulinologi

0811 1190 039

www.foodreview.co.id


KEMASAN PANGAN:

Memastikan Keamanan dan Memfasilitasi Keberlanjutan ‘Any attempts to reduce packaging impacts should only be pursued if they maintain or reduce the impacts of the packed product’. –‘A Global Language for Packaging and Sustainability’ a report from the Global Packaging Project as part of the Consumer Goods Forum Kemasan pangan memiliki peran yang tak tergantikan dalam menjaga kualitas, kesegaran, dan cita rasa produk selama perjalanan dari produsen hingga konsumen. Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk, tetapi juga sebagai alat yang memfasilitasi keberlanjutan. Pertama dan utama, kemasan perlu dirancang untuk memastikan keamanan pangan, memastikan bahwa produk dapat tiba di tangan konsumen dalam kondisi aman, asli, tidak tercemar dan tetap utuh, sebagaimana seharusnya. Selain itu, kemasan juga harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan, dengan mengurangi dampak lingkungan, pemborosan pangan, dan aneka biaya terkait. Dalam konteks ini, desain kemasan perlu memperhitungkan keberlanjutan secara menyeluruh. Pertama-tama, perlindungan terhadap produk tetap menjadi fokus utama, memastikan kesesuaian dengan karakteristik unik setiap produk. Selain itu, kemasan harus memfasilitasi proses produksi, distribusi, dan penyimpanan, dan sekaligus memenuhi tuntutan konsumen, peritel, dan pemasar. Keberlanjutan juga mencakup kesesuaian dengan peraturan, termasuk keamanan dan mutu pangan, peraturan lingkungan, dan aturan tentang sampah -misalnya. Inovasi dalam desain kemasan perlu diarahkan pada beberapa tujuan kunci. Pertama, memastikan keamanan pangan, baik keamanan fisiologi (aman secara biologi, kimia, dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia) maupun keamanan secara pskiologis (tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat). Kedua, mengoptimalkan nilai gizi produk dengan meningkatkan gizi yang masih diperlukan dan menurunkan gizi yang perlu dibatasi, serta dengan memanfaatkan senyawa bioaktif fungsional untuk meningkatkan aspek kesehatan produk. Ketiga, meningkatkan nilai berkelanjutan dengan

meminimalkan dampak lingkungan. Dalam perjalanan menuju kemasan yang lebih baik, industri pangan dapat menggabungkan dan mensinergikan aneka fungsi kemasan, desain yang sesuai dengan mengikuti tetap berkontribusi pada berkelanjutan. Penggunaan teknologi interaktif seperti barcode, QR code, RFID serta penggunaan temperature indicator, atau bahkan time-temperature integrator indicator, juga dapat membuka pintu inovasi lebih lanjut, menghadirkan solusi memastikan keamanan, mengoptimalkan gizi dan mutu, serta keberlanjutan secara lebih efisien dan ramah lingkungan. Edisi FoodReview Indonesia kali ini, KEMASAN PANGAN: Memastikan Keamanan dan Memfasilitasi Keberlanjutan, bermaksud menggarisbawahi betapa pentingnya memahami bahwa kemasan bukan hanya sekadar wadah fisik, tetapi juga instrumen utama untuk memastikan keamanan pangan dan keberlanjutan bagi generasi mendatang. Sinergi antara pemangku kepentingan, inovasi terus-menerus, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip berkelanjutan akan membentuk masa depan kemasan pangan yang lebih baik dan responsif terhadap tuntutan global. Semoga sajian FoodReview Indonesia di akhir tahun 2023 ini dapat memicu semangat masayarakat industri pangan Indonesia menghadapi tahun baru 2024. Semoga semua insan pangan terus semangat mengembangkan serta meningkatkan daya saing produk dan industri pangan dan kemasan pangan Indonesia. SEASON GREETINGS & BEST WISHES FOR 2024

Purwiyatno Hariyadi https://phariyadi.foodreview.co.id/ FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

3


6 FORUM 7 FOOD INFO

daftar isi

OVERVIEW Tren Kemasan Plastik 26 dan Aspek Ramah Lingkungan

VOL. XVIII No. 12 Desember 2023

Tren kemasan pangan di dunia dan Indonesia khususnya semakin menarik, berkembang dan penuh tantangan. Menarik karena kemasan bukan hanya sebagai pelindung produk di dalamnya, namun juga berfungsi sebagai faktor pembeda (differentiation) dalam menembus persaingan di pasar.

Industri Pangan: 36 Peran dalam Diversifikasi & Ketahanan Pangan

ASOSIASI Sosialisasi Program Gerakan Selamatkan 44 Pangan dan Pemutakhiran Regulasi Jaminan Produk Halal

Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris Pembaca Ahli: Desty Gitapratiwi | Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab

Penerbit: PT Media Pangan Indonesia Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754 Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id ISSN: 1907-1280

4

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


APA & SIAPA

TEKNOLOGI

REGULASI

Active Bio-Packaging 46 sebagai Kemasan Berkelanjutan

Standardisasi Regulasi 50 Kertas & Karton Untuk Kemasan Pangan

Tren kemasan lebih berkelanjutan (eco packaging atau green packaging) saat ini sedang aktif berkembang menawarkan solusi kreatif dan tepat bagi industri kemasan.

Kemasan memiliki fungsi yang beragam pada produk pangan. pertama, fungsi utama kemasan adalah melindungi produk dari berbagai faktor eksternal seperti udara, kelembapan, cahaya, dan kontaminan.

CODEX UPDATE: 58 Adopsi Standar Baru Keamanan Pangan

4R.......................................... 48 Air......................................... 42 AMDK................................... 33 APAC.................................... 29 APKI...................................... 59 Berkelanjutan........................ 9 Bio-packaging....................... 53 Biodegradable...................... 55 BTP........................................ 30 CAC46.................................. 12 Ekolabel................................ 60 EVOH.................................... 37 Food waste........................... 50 GAP....................................... 50 GMP...................................... 50 Hak konsumen...................... 9 IKM....................................... 18 INDI 4.0................................ 21 Industri 4.0............................ 20 Kakao.................................... 8 Karton................................... 56 Kemasan............................... 50 Kertas.................................... 37 LSE........................................ 62 LVE........................................ 62 MBDK................................... 50 On farm................................ 45 P3FNI.................................... 26 PBB....................................... 15 PDCAAS................................ 15 Penta-heliks........................... 7 PET........................................ 33 Protein................................... 43 Red 3.................................... 28

Redaksi menerima tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan. Artikel sebaiknya disertai dengan foto pendukungnya dikirim via email redaksi atau pos. Redaksi berhak menyunting naskah sejauh tidak mengubah isinya. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan menarik. FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

5


F ORU M Koleksi Buku FoodReview Indonesia Dear FoodReview Indonesia,

Mohon informasinya, buku-buku apa saja yang dijual oleh FoodReview Indonesia dan bagaimana cara membelinya? Terima kasih. Intan

Bogor

Jawab: FoodReview Indonesia memiliki beberapa koleksi buku seperti Kakao dan Teknologi Produksi Cokelat, Database Kandungan Flavonoid, Karotenoid, dan Plant Sterol pada Makanan Indonesia, Makanan Kaleng, dan lain sebagainya. Untuk pembelian dapat langsung menghubungi nomor WA kami di +62 8111190-039 atau dapat juga melalui toko niaga elektronik kami di https://shopee.co.id/foodreview atau https://www.tokopedia.com/tokokulinologi

Topik untuk Penulisan Artikel Dear FoodReview Indonesia, Mohon info untuk tema majalah FoodReview Indonesia bulan depan, saya berencana untuk mengirim tulisan agar dapat sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Terima kasih. Rahmat Riau

Jawab: Pada dasarnya redaksi FoodReview Indonesia menerima artikel tentang ilmu dan teknologi pangan, serta aplikasinya dalam industri. Artikel yang masuk akan kami ulas isi dan format sesuai standar pemuatan kami. FoodReview Indonesia edisi Januari-Maret 2024 akan membahas tentang Update on Functional Food, Beyond Beverages, dan Bakery Technology.

Q&A Penukaran Doorprizes Seminar FoodReview Indonesia Kepada FoodReview Indonesia Saya adalah salah satu pemenang doorprize tiket gratis mengikuti kegiatan seminar FoodReview Indonesia selanjutnya. Saya ingin bertanya terkait syarat dan ketentuan penukarannya. Terima kasih. Ana Jakarta

Jawab Penukaran tiket gratis hanya berlaku untuk kegiatan seminar pada bulan selanjutnya. Jika terlewat pada masa yang ditentukan, tiket akan kami anggap hangus. Untuk topik-topik seminar dapat selalu dipantau pada situs web kami di www.foodreview.co.id. Apabila topik yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan bidang Bapak/Ibu, tiket gratis juga dapat diberikan kepada rekan atau kolega Bapak/Ibu dengan terlebih dahulu mengonfirmasi kepada panitia. Terima kasih.

KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum FOODREVIEW INDONESIA Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.

Majalah cetak edisi 2016-2020 masih bisa diperoleh melalui loka pasar kami seperti Shopee (Media Pangan Indonesia) & Tokopedia (Toko Kulinologi). Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi 0811 1190 039.

6

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


FOOD INFO | Lintas Pangan

Sinergi Penta-Heliks untuk Ingridien Pangan

G

uru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University, Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto, M.Agr dalam Webinar Nasional: Ingredien Pangan untuk Penguatan Industri Makanan dan Minuman mengatakan bahwa ingridien pangan lebih dari sekadar bahan baku, tetapi juga sebagai ingridien fungsional dan juga zat gizi. "Indonesia ini memiliki potensi biodiversitas dengan 100 jenis karbohidrat, 100 jenis aneka kacang, 450 jenis buah, 250 jenis sayuran dan jamur, serta 3.000 spesies ikan,” katanya dalam webinar yang diselenggarakan oleh F-Technopark berkolaborasi dengan Fakultas Teknologi Pertanian, Lembaga Riset Intenasional Pangan, Gizi dan Kesehatan IPB University pada 15 Desember 2023. Ingridien pangan yang aman, bergizi, menyehatkan, terjangkau, dan berkelanjutan adalah tantangan yang perlu dijawab oleh industri pangan ke depannya. "Kendati demikian, solusi akan tantangan tersebut tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja, tetapi

sinergi lembaga pentaheliks yang melibatkan akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media,” imbuh Prof. Slamet. Dalam kesempatan yang sama, R&D Manager PT Nutrifood, Irene Triyanti Hadiprodjo, STP., M.Sc menuturkan bahwa pola konsumsi konsumen Indonesia telah berubah. Saat ini, konsumen mulai mengurangi gula dan lemak, meningkatkan konsumsi serat, memilih pangan natural, serta meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral. Untuk dapat mengembangkan produk industri pangan berbasis lokal, ada beberapa tahapan prinsip yang perlu dilakukan. Guru Besar Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi, Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Teti Estiasih, STP., MP. membagi tahapan tersebut menjadi 1) bahan pertanian segar, 2) link & match dengan industri, 3) pengolahan produk intermediat, 4) pemenuhan spesifikasi industri. “Industri pangan memegang peran strategis untuk mendukung kemandirian pangan. Potensi lokal penting dieksplorasi sebagai bahan baku pangan antara yang sesuai dengan spesifikasi industri. Untuk itu, peran penta-heliks sangat diperlukan dalam perwujudan kedaulatan ingridien pangan,” pungkas Prof. Teti. Fri-35 FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

7


FOOD INFO | Lintas Pangan

Meningkatkan Daya Saing Industri Pengolahan Kakao

I

ndustri pengolahan kakao saat ini menghadapi berbagai tantangan dan dinamika kompleks yang memengaruhi rantai pasokan global. Kendati demikian, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri pengolahan kakao. Hal ini didukung potensi Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi sekitar 700 ribu ton per tahun. Potensi ini, oleh Kementerian Perindustrian terus didorong agar industri pengolahan kakao dapat berdaya saing secara global. “Saat ini, terdapat 11 perusahaan pengolahan kakao di Indonesia, yang total nilai ekspornya tercatat mencapai USD1,12 miliar pada tahun 2022, atau menduduki posisi negara pengekspor keempat di dunia. Industri ini juga berperan mendukung hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah kakao dalam negeri,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar 8

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Kemenperin, Edy Sutopo dalam Siaran Pers Kemenperin beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, beberapa produk unggul kakao Indonesia masih didominasi oleh produk antara seperti cocoa pasta /liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder. Pangsa pasar untuk produk-produk tersebut mencapai 9,17% dari kebutuhan dunia. Dalam mendukung upaya peningkatan daya saing tersebut, Kemenperin juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, mendorong pemanfaatan teknologi, dan mengoptimalkan program penjenamaan. Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Arief Susanto juga menyampaikan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam upaya pengembangan industri pengolahan kakao di Indonesia, seperti pemastian akan ketersediaan bahan baku. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan meningkatkan produktivitas kakao. “Di Indonesia, ada lebih dari 1 juta petani kakao. Apabila peningkatan produktovitas ini terus dipacu maka akan berdampak positif pula pada peningkatan pendapatan dari para petani,” ucapnya. Selain itu, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah keterlibatan pemerintah dalam mengawasi wabah selama proses penanaman kakao. Fri-35


FOOD INFO | Lintas Pangan

H

Pentingnya Perlindungan Hak Konsumen

ak konsumen, terutama dalam konteks konsumsi pangan, memiliki relevansi yang mendalam dalam kehidupan seharihari dan kesejahteraan masyarakat. Pemahaman dan perlindungan terhadap hak konsumen adalah fondasi esensial dalam menjaga keamanan, kualitas, dan keadilan dalam rantai pasok pangan. Hak konsumen mencakup informasi yang jelas tentang produk, hak untuk memilih, serta hak untuk mendapatkan produk yang aman dan berkualitas. Dalam era globalisasi dan kompleksitas industri pangan, pemenuhan hak konsumen menjadi krusial dalam melindungi kesehatan dan keamanan konsumen. Selain itu, hak konsumen yang dihormati juga dapat mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, memastikan bahwa konsumen memiliki akses yang adil dan layak terhadap pangan yang bermutu tinggi. “Pemerintah senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai forum sosialisasi perihal pentingnya hak konsumen,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jeery Sambuaga dalam Siaran Pers Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu. Di sisi lain, penyelenggaraan perlindungan konsumen yang sinergis, harmonis, dan terintegrasi diperlukan untuk mewujudkan iklim usaha dan hubungan yang sehat antara pelaku usaha dan konsumen serta mendorong perekonomian nasional yang efisien dan

berkeadilan. “Upaya mengembangkan perlindungan konsumen di tanah air, diperlukan langkah bersama yang kolaboratif dari semua pemangku kebijakan dan semua pemangku kepentingan di semua sektor dan lini agar jumlah insiden konsumen terus berkurang,” imbuh Jerry. Hak konsumen di Indoensia diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen. Beberapa hak konsumen yang dijamin oleh undang-undang tersebut antara lain: hak atas keamanan, hak atas informasi, hak untuk dipilih, hak atas ganti rugi, hak atas pelayanan yang baik, hak untuk didengar, hak atas pendidikan dan penyuluhan, dan hak untuk berserikat dan berkumpul. Dengan adanya undang-undang ini, konsumen diharapkan dapat lebih diperhatikan dan dilindungi hak-haknya dalam transaksi konsumsi sehari-hari.

Fri-35

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

9


FOOD INFO | Lintas Pangan

INFO GAPMMI • Penny K. Lukito resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) periode 2016-2023. Kelanjutan tugasnya mulai 6 November 2023 diemban oleh Plt Kepala BPOM RI, Ibu Rizka Andalucia, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan. Perpisahan dilaksanakan bersamaan dengan acara peluncuran buku Karya & Kiner7a Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19 BPOM, di kantor BPOM, Jakarta. Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman bersama beberapa asosiasi dan pelaku usaha terkait diundang hadir sebagai penanggap buku ini. • Pameran internasional pangan terbesar di Indonesia, SIAL InterFood ke-24 resmi dibuka 8-11 November 2023 serentak bersamaan dengan Seafood Show Asia Expo 2023 dan INAShop Expo 2023 di JIExpo Kemayoran. Adapun peserta berasal dari 20 negara, yaitu 895 perusahaan dan 100 di antaranya adalah pelaku UMKM pangan yang ikut serta di pameran tersebut untuk memperluas jaringan serta meningkatkan bisnis hingga bisa menjangkau pasar global • Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) menyelenggarakan rangkaian Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Penguatan Peran Pemangku Kepentingan Sektor Swasta dalam Pelaksanaan Fortifikasi Beras, Minyak

10

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Ketua umum GAPMMI, Adhi S Lukman dalam memberi sambutan dalam pembukaan SIAL Interfood di Jakarta

Goreng, Garam, dan Tepung Terigu di Jakarta pada 13-14 November 2023. Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman, turut hadir memberi masukan serta pertanyaan kepada pelaku usaha untuk pendalaman materi FGD. • BPJPH menyelenggarakan acara pameran dan konferensi H20 Halal World Summit di JIExpo Kemayoran pada 17-21 November 2023. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong penerapan standar halal global yang berlaku pada semua negara di seluruh dunia. Dalam kegiatan pameran, GAPMMI turut berpartisipasi dengan menampilkan beberapa perusahaan/ UKM makanan minuman yang sudah bersertifikasi halal dan sudah/siap ekspor. • GAPMMI turut memberikan dukungan atas Grand Launching pameran baru yang akan diselenggarakan oleh Debindo, yaitu “Nusantara Food & Hotel 2024” pada 7-11 Agustus 2024 di ICE BSD City, Tangerang.


FOOD INFO | Lintas Pangan

GAPMMI turut berpartisipasi dalam H20 Halal World Summit

• Ketua Bidang Regulasi Teknis Pangan GAPMMI, Roch Ratri Wandansari, didampingi oleh Komite Regulasi Teknis Pangan GAPMMI, Reni Kusuma menghadiri Rapat Komite Nasional (Komnas) Codex yang diadakan di Jakarta pada 23 November 2023. Dalam rapat ini membahas penetapan posisi Indonesia pada Sidang CAC ke46 yang berkaitan dengan isu strategis nasional. • Komite Bidang Pengembangan dan Pembinaan UMKM GAPMMI, Irwan S. Widjaja hadir sebagai narasumber GAPMMI dalam diskusi grup terfokus “Pengembangan Produk dan Pasar Ekspor Pangan Organik dan Natural”, yang diadakan oleh Direktorat Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, secara hibrida, di Jakarta (24/11). • GAPMMI berpartisipasi di Pameran Food Beverage and Chef Festival 2023 pada 24 – 26 November 2023 di PRPP Convention Center Semarang. Acara ini juga berkolaborasi dengan sejumlah chef yang tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) untuk melestarikan kuliner Indonesia. • Ketua Bidang Kebijakan Publik GAPMMI, Rachmat Hidayat hadir menjadi narasumber acara “Diskusi Publik Kebijakan Pembatasan

Angkutan Barang, Urgensi dan Penerapannya”, yang diadakan oleh Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti, di Jakarta (28/11). Rekaman acara diskusi dapat disaksikan di channel Youtube ITL Trisakti (https://youtu.be/ x8D0_6kbez8) • Komite Pembinaan dan Pengembangan UMKM GAPMMI, Tati Maryati menjadi narasumber dalam acara “Sosialisasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Jasa Pengujian Laboratorium”, di Depok (28/11). • Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman menjadi narasumber GAPMMI dalam “Rapat Evaluasi Kinerja Industri Agro Kementerian Perindustrian” pada 28-29 November 2023 di Bandung. Dalam rapat ini, Adhi menyampaikan Kinerja Tahun 2023 dan Proyeksi Kinerja Sektor Industri Pangan Tahun 2024. Rapat dihadiri oleh pemangku kepentingan/ asosiasi terkait sektor industri pangan. • Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman bersama Ketua Bidang Sustainability dan Social Impact GAPMMI, Arief Susanto menghadiri Rakernas Bidang Organisasi Asosiasi dan Himpunan 2023 oleh KADIN Indonesia, di Jakarta (29/11). Penyelenggaraan Rakernas ini untuk mempersiapkan Rapimnas KADIN Indonesia yang berlangsung pada 6-7 Desember 2023. Fri-27 FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

11


FOOD INFO | Lintas Pangan

Prof. Purwiyatno Hariyadi Terima Penghargaan pada Sidang Codex ke-46

S

idang ke-46 Codex Alimentariun Commission (CAC46) kembali diselenggarakan di FAO Headquarter, Roma, Italia pada 27 November-2 Desember 2023. Sidang CAC merupakan forum tertinggi dalam pengambilan keputusan yang didasarkan kesepakatan negara anggota. Standar yang ditetapkan Codex merupakan referensi bagi negara anggota World Trade Organization (WTO) dalam melakukan harmonisasi standar atau regulasi pengaturan di bidang pangan dan menjadi acuan apabila terjadi perselisihan (dispute) dalam perdagangan internasional. Sidang ke-46 kali ini sekaligus dalam rangka merayakan ulang tahun ke-60 dari pertemuan pertama komisi pada tahun 1963. Melansir berita dari laman Codex, Direktur Jenderal FAO, Dr. Qu Dongyu menyambut lebih dari 700 delegasi dari negara anggota Codex yang hadir pada pertemuan ini. “Enam puluh tahun yang lalu, tujuannya adalah untuk menyoroti pentingnya standar pangan yang dapat diterima secara internasional

12

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

sebagai sarana untuk melindungi konsumen dan produsen secara global serta secara efektif mengurangi kendala dalam perdagangan, dan hingga saat ini tujuan ini masih relevan,” ujarnya. Dalam pertemuan ini, turut pula hadir delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, dan didampingi Pakar sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Prof. Purwiyatno Hariyadi; Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andriko Noto Susanto; Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas, Yusra Egayanti; Ketua Tim Kerja Pengembangan Standar Pertanian dan Halal BSN, Nindya Malvins Trimadya; perwakilan asosiasi industri pangan, dan staf KBRI Roma yang hadir secara in-person. Dalam agenda penyerahan penghargaan, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi menerima penghargaan atas pengabdiannya selaku ViceChairpersons CAC Tahun 2017 – 2021 yang telah turut berkontribusi dalam pekerjaan pengembangan standar pangan di CAC hingga saat ini. Fri-35


FOODREVIEW TV https://bit.ly/FOODREVIEWTV

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

13


FOOD INFO | Lintas Pangan

Sinergi Teknologi Pangan dan Gizi Untuk Produk Pangan Lebih Menyehatkan

T

antangan kesehatan global saat ini semakin kompleks dengan meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan perubahan pola konsumsi. Untuk meresponsnya, integrasi gizi dan pengolahan pangan menjadi faktor kunci dalam menciptakan pilihan pangan lebih menyehatkan yang dapat mencegah PTM dan mendukung kesehatan secara optimal. Pendekatan holistik ini menggabungkan teknologi pengolahan pangan inovatif dengan pemahaman mendalam tentang nilai gizi, membawa dampak positif pada kehidupan sehari-hari dan memperkuat perlindungan terhadap kesehatan.

Konsumsi protein konsumen Indonesia

Southeast Asia Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) and Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

14

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

HAMKA (UHAMKA), Indonesia, Dr. Helda Khusun mengatakan bahwa konsumsi protein di Indonesia menunjukkan sumber protein yang paling sering dikonsumsi masih didominasi oleh bijibijian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji-bijian tetap menjadi kontributor tertinggi asupan protein, diikuti oleh kacang-kacangan, ikan, dan seafood, lalu daging merah, telur, dan sebagainya. “Menariknya, meskipun frekuensi konsumsi protein nabati lebih tinggi, namun jumlahnya sebenarnya masih seimbang antara nabati dan hewani, yaitu sekitar 50:50,” ujarnya dalam Seminar: Integration Nutrition and Food Processing for Healthy Food Choices, NCD Prevention and Optimal Health yang diselenggarakan oleh ILSI SEA dan i3L pada 4-5 Desember 2023 di Jakarta. Pola konsumsi protein juga menunjukkan perbedaan antara populasi perkotaan dan pedesaan.


FOOD INFO | Lintas Pangan Populasi perkotaan cenderung mengonsumsi lebih banyak protein hewani seperti susu, produk susu, ayam, dan telur, sedangkan di pedesaan, masyarakat lebih banyak mengonsumsi ikan, boga bahari, dan daging merah. Provinsi-provinsi tertentu juga menunjukkan kecenderungan konsumsi protein hewani yang tinggi, seperti Sulawesi Selatan yang didominasi oleh konsumsi ikan. Perbedaan ini juga terlihat berdasarkan profil demografis sosial, di mana kelompok usia muda, tingkat pendapatan tinggi, motivasi yang tinggi, dan tingkat pendidikan yang tinggi cenderung mengonsumsi lebih banyak protein hewani. Dalam menghadapi dinamika konsumsi pangan di Indonesia, diperlukan upaya untuk meningkatkan perilaku makan yang lebih baik guna meningkatkan kualitas diet dan kecukupan protein. Ini tidak hanya memerlukan kesadaran dari konsumen, tetapi juga dukungan dari sisi pasokan makanan. Untuk memastikan bahwa konsumsi pangan di Indonesia berjalan sehat, diperlukan aksi nyata dan kerjasama baik dari sisi konsumen maupun penyedia makanan. Dalam kesempatan yang sama, Associate Professors Institute of Nutrition, Mahidol University, Thailand, Dr. Wattane menjelaskan mengenai peran protein dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia, terutama terkait kualitasnya. Dalam konteks pertumbuhan populasi dan meningkatnya kebutuhan pangan, protein menjadi faktor krusial. Namun, sebagai respons terhadap perubahan

iklim dan peningkatan kesadaran lingkungan, banyak upaya untuk mencari sumber protein alternatif. “Kualitas protein berpengaruh pada hasil jangka panjang terhadap kesehatan. Kualitas protein dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk asam amino dan kemampuan tubuh mencernanya,” ujar Dr. Wattane. Dalam perkembangannya, ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kualitas protein, salah satunya adalah dengan Protein Digestibility-Corrected Amino Acid Score (PDCAAS). Tidak hanya itu, metode lainnya yang juga tersedia adalah menggunakan isotop stabil untuk melacak penyerapan protein dalam tubuh. Metode ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa efisien tubuh manusia dalam menggunakan protein dari berbagai sumber. Dalam melakukan evaluasi kualitas protein, Dr. Wattane menyoroti beberapa pertimbangan penting. Salah satunya adalah pengaruh proses pengolahan pangan terhadap kecernaan protein. Metode pengolahan seperti perebusan, pemanggangan, atau fermentasi dapat mempengaruhi sejauh mana tubuh dapat mencerna protein tersebut.

Peran teknologi pengolahan pangan

Perubahan dalam sistem pangan global menuntut adanya transformasi, khususnya dalam konteks pengolahan pangan. Publikasi resmi PBB menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dunia terkait FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

15


Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University

keamanan pangan dan gizi. Meskipun ada kemajuan dalam beberapa aspek, terdapat tren meningkatnya jumlah orang yang mengalami kekurangan gizi. Tantangan ini mencakup keberlanjutan sistem pangan, dan prediksi menunjukkan bahwa masalah ini akan berlanjut hingga 2023 atau 2024. “Untuk itu perlu adanya transformasi sistem pangan berkelanjutan. Hal ini mencakup pengembangan sistem pangan yang dapat menyediakan pola konsumsi lebih menyehatkan dengan dampak lingkungan yang lebih rendah,” kata Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi. Dalam konteks ini, teknologi pengolahan pangan menjadi elemen kunci. Teknologi pengolahan pangan tidak hanya mengolah bahan baku menjadi produk pangan, tetapi juga tentang memastikan keamanan pangan, meningkatkan kualitas gizi, dan memberikan opsi yang lebih baik pada konsumen. Dalam hal peningkatan kualitas gizi, fortifikasi 16

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI)

adalah salah satu studi kasus yang menarik bagaimana vitamin D dalam susu telah berhasil mengurangi beberapa masalah kesehatan masyarakat. Tidak jauh berbeda, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman juga menuturkan bahwa peran pengolahan pangan sangat krusial dalam meningkatkan kualitas gizi dan memahamkan konsumen tentang pilihan pangan yang lebih menyehatkan. “Pengolahan pangan tidak hanya mereduksi risiko pada tingkat tertentu, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kualitas gizi produk pangan,” ucapnya. Tidak hanya itu, Adhi juga mengamati bagaimana inovasi produk pangan berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. “Inovasi dalam industri pangan menjadi faktor kunci dalam meningkatkan akses terhadap pangan lokal dan menciptakan produk pangan yang lebih menyehatkan serta mendukung gaya hidup sehat,” pungkasnya. Fri-35


Season’s Greetings Wishing you everlasting happiness, good health, success and joy. Happy New Year!

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

17


FOOD INFO | Lintas Pangan

SIAL InterFood 2023: Jembatan Produsen dan Konsumen Pangan

K

rista Exhibition kembali menyelenggarakan pameran pangan internasional terbesar di Indonesia, SIAL InterFood pada 8-11 November 2023 lalu di Jakarta International Expo Kemayoran. Perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen membawa industri pangan semakin berkembang dan inovatif dalam memberikan produk yang diberikan. Tidak hanya itu, konsumen juga semakin berdaya dengan meningkatkan penggunaan teknologi dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Untuk dapat saling menjawab peluang dan tantangan antara produsen dan konsumen tersebut, maka sebuah pameran memainkan peran yang semakin penting. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi produsen, distributor, dan pemangku kepentingan industri lainnya untuk berbagi pengetahuan, mengidentifikasi peluang bisnis, dan membangun jaringan yang kokoh. Selain itu, pameran ini juga menjadi wadah 18

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

bagi konsumen untuk menjelajahi dan merasakan ragam produk baru yang muncul di pasaran. “Pameran SIAL InterFood 2023 mengalami peningkatan peserta sebanyak 20% dibandingkan pada tahun 2022. Selain itu, secara khusus juga terdapat sekitar 100 peserta dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ikut dalam pameran ini untuk memperluas jaringan serta meningkatkan bisnis hingga go international,” kata CEO Krista Exhibition, Daud D. Salim dalam sambutannya pada upacara pembukaan acara pameran. Lebih lanjut, Daud juga menuturkan bahwa pameran ini menyediakan beragam aktivitas lain untuk menghubungkan antara peserta dan pengunjung pameran seperti business matching. Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman (GAPMMI), Adhi S. Lukman menyampaikan bahwa SIAL InterFood 2023 merupakan sebuah ajang pertemuan yang potensial terutama bagi para pelaku UMKM. “Tahun ini, GAPMMI mengikutsertakan 17 IKM binaan sebagai bentuk dukungan terhadap program nasional Indonesia Spice Up The World dan Bangga Buatan Indonesia,” ujar Adhi. Pameran ini juga menghadirkan


FOOD INFO | Lintas Pangan progam “SIAL Innovation” yang merupakan penghargaan tertinggi kepada peserta SIAL InterFood 2023 atas inovasi terbaik produk pangan. Tidak hanya produk, penghargaan ini juga mencakup industri pendukungnya yakni pengemasan dan pengolahan. SIAL InterFood 2023 terselenggara dengan baik berkat dukungan beberapa instansi pemerintah dan asosiasi seperti Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

H

bersama dukungan berbagai asosiasi terkemuka seperti Gabungan Produsen Makanan Minuman (GAPMMI), Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI), Association of Culinary Professionals (ACP), Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Asosiasi Artisan Teh Indonesia (ARTI), Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Perkumpulan Petani dan Penggiat Kopi Indonesia (Asosiasi Kopi Indonesia-ASKI), Federasi Pengemasan Indonesia (IPF). Fri-35

Inovasi Haldin Foods dari Potensi Alam Indonesia

Brand & Event aldin Foods, sebagai Specialist Haldin Foods, bagian dari Haldin Topan Latufahrizal, Natural, mengukir memastikan bahwa setiap jejaknya sebagai penyedia produk yang dihasilkan solusi end-to-end dalam tidak hanya memenuhi dunia hotel, restoran, dan standar kualitas tertinggi kafe (horeka). tetapi juga memberikan Dalam Pameran SIAL sentuhan lokal yang InterFood 2023, Haldin membuatnya unik. “Kami Foods membawa inovasi Topan Latufahrizal, Brand & berkomitmen untuk Doce Natural Syrups. Event Specialist Haldin Foods tidak hanya menyajikan Merupakan sirup buah tropis produk berkualitas tinggi dengan fokus pada buahtetapi juga menghadirkan keunikan buahan asli Indonesia seperti mangga, nangka, dan timun. Ekstrak buah-buahan dan keaslian Indonesia dalam setiap hidangan. Dengan menggunakan bahan ini memberikan sentuhan otentik baku alami, kami ingin memberikan pada setiap hidangan, menjadikannya pilihan ideal untuk industri kuliner yang pengalaman rasa yang tak terlupakan bagi pelanggan kami,” pungkasnya. Fri-35 mengutamakan keaslian. FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

19


FOOD INFO | Lintas Pangan

Prof. Ardiansyah, PhD. Terpilih sebagai Ketua P3FNI 2023-2026

P

rof. Ardiansyah, PhD. resmi terpilih sebagai ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) berdasarkan hasil kongres nasional yang dilakukan di Universitas Brawijaya, Malang pada 21-23 November 2023. Kongres ini berlangsung bersamaan dengan rangkaian kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan untuk membangun ekosistem pertumbuhan sektor pangan fungsional dan nutrasetikal. Selain seminar, rangkaian kegiatan lainnya adalah workshop hilirisasi produk pangan fungsional berbasis riset, workshop Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terkait sertifikasi dan regulasi, lomba mahasiswa, serta pameran dan bazar pangan fungsional. Dalam sambutan pembukaan acara, Ketua P3FNI sebelumnya, Prof. Dr. Ir. 20

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

C. Hanny Wijaya, M.Sc., mengatakan bahwa kegiatan ini tidak sekadar melibatkan ilmuwan, tetapi juga penggiat pelaku UMKM, terutama yang bergerak bidang pangan fungsional dan nutrasetikal. Harapannya UMKM bidang fungsional dan nutrasetikal bisa bersaing, bermartabat, dan dapat dipertanggungjawabkan. “Mudahmudahan kita tidak tertinggal dari negara lain. Melalui acara ini, kami tidak kejar saintifiknya, tetapi mewadahi praktisi seperti UMKM. UMKM bisa menunjukkan produknya di sini, bisa membantu mereka untuk administrasi merek, dan sertifikat halal,” ujar Prof. Hanny. Dalam kegiatan tersebut, juga terselenggara beberapa kegiatan workshop dan seminar yang mengangkat tema-tema terkait dengan pangan fungsional. Fri-35


FOODREVIEW SEMINARS, WEBINARS, WORKSHOPS & TRAINING • • •

Regular Seminar or Webinar Custom Seminar or Webinar In-house Training

Sign Up to receive Digital Magazine and Seminar Information to Your Inbox

https://bit.ly/FRIDIGITAL

To advertise & be a webinar sponsor, contact us and book your 2023 schedule : Ms. Tissa Eritha - tissa@foodreview.co.id Mr. Andang Setiadi - andang@foodreview.co.id FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

21


ADVERTORIAL

DAMPAK GLOBAL TERHADAP LARANGAN PENGGUNAAN PEWARNA SINTETIK RED 3 DI CALIFORNIA

C

alifornia telah mengambil keputusan penting dengan memberlakukan larangan terhadap penggunaan Red 3, yang juga dikenal sebagai eritrosin, zat pewarna sintetis. Pewarna sintetis ini sudah lama digunakan pada pangan yang kita konsumsi dan dapat menghasilkan warna merah dan pink (merah muda) yang cerah. Larangan ini bukan hanya menjadi kekhawatiran di California saja, namun juga menjadi kekhawatiran banyak pihak, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. 22

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Mengenal Red 3 dan larangan yang terjadi di California Red 3, salah satu pewarna sintetis yang banyak digunakan dalam industri pangan karena warna merahnya yang khas, ditemukan dapat memicu bahaya apabila dikonsumsi, hal ini mendorong badan regulasi pangan di California untuk melarang penggunaannya. Penggunaan Red 3 dalam kosmetik dan obat-obatan eksternal


telah dilarang oleh FDA Amerika Serikat sejak tahun 1990an. Pada tanggal 7 Oktober 2023, California Food Safety Act (CFSA) disahkan menjadi undangundang, yang menandakan sebagai era baru dalam regulasi pangan. Regulasi ini melarang pembuatan, pengiriman, distribusi, penyimpanan, dan penjualan terhadap semua bahan pangan untuk konsumsi manusia yang mengandung Red 3, baik sektor retail maupun HORECA mulai tanggal 1 Januari 2027. Perlu diperhatikan bahwa produk untuk konsumsi non-manusia, seperti pangan hewan dikecualikan dari pembatasan ini. Pada awalnya, peraturan ini mempertimbangkan Red 3 dan titanium dioksida untuk dilarang, namun pada akhirnya hanya Red 3 yang disahkan untuk dilarang di California. Meskipun larangan ini hanya berlaku di California, namun mengingat kompleksitas dari Jaringan rantai distribusi dan proses produksi, kecil kemungkinan bahwa produsen pangan di AS atau perusahaan internasional yang mengekspor pangan olahan ke AS akan menggunakan dua formulasi untuk bisa memasok ke California dan Negara bagian lain. Sebaliknya, mereka akan menghilangkan Red 3 dalam formula mereka dan mengganti dengan bahan tambahan warna alternatif yang diizinkan di seluruh negara bagian di Amerika Serikat.

Dampak terhadap peraturan pangan di Asia-Pasifik (APAC) Larangan Red 3 di California ini juga memengaruhi badan regulasi di area

APAC. Dengan adanya peraturan baru ini, mereka menjadi mengevaluasi kembali kebijakan terhadap bahan tambahan pangan. Hal yang menjadi fokus utama badan regulasi APAC adalah untuk menilai kembali keamanan suatu bahan secara menyeluruh dan meninjau ketentuan pewarna sintetis yang ada untuk memastikan efeknya terhadap kesehatan masyarakat. Perusahaan yang mengekspor produk mereka ke Amerika Serikat, khususnya California, menghadapi rintangan baru untuk memformulasi produk tanpa menggunakan Red 3. Mencari alternatif pewarna pangan yang lebih aman dan alami akan menjadi salah satu fokus utama produsen yang terimbas. Selain California, Australia dan Selandia Baru juga telah melarang penggunaan Red 3 di sebagian besar makanan, kecuali cocktail cherries dan icings, sementara itu, beberapa negara di Asia Tenggara masih mengizinkan penggunaan Red 3 dengan batasan yang ketat. Selain itu, negara-negara seperti Inggris, UE, dan negara-negara GCC sudah mewajibkan produsen untuk mencantumkan label peringatan pada kemasan pangan yang mengandung pewarna buatan seperti Sunset Yellow, Carmoisine, Allura Red, dan Tartrazine. Pengawasan ketat terhadap pewarna sintetis yang sudah berlangsung selama FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

23


tiga dekade, kini diperkuat dengan adanya larangan di California. Hal ini dapat memicu aktivitas dari badan regulasi pangan di negara-negara Asia Tenggara untuk meninjau kembali keamanan dari bahan tambahan pangan dan penulisan BTP pada kemasan pangan.

Respon konsumen

Larangan terhadap Red 3 di California telah memicu diskusi media yang gencar dan meningkatkan kesadaran konsumen mengenai masalah keamanan pada pewarna sintetis. Meningkatnya kesadaran ini, akan mendorong konsumen kita untuk menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pangan untuk dikonsumsi. APAC konsumen market survei dari FMCG Gurus* menunjukan terjadinya peningkatan awareness terhadap daftar ingredien di pangan, dengan 62% dari konsumen menyatakan bahwa mereka lebih memerhatikan label ingridien yang tertera pada pangan 12 bulan terakhir ini. Di Thailand, Malaysia, dan Vietnam, 7 dari 10** konsumen menjadi lebih memerhatikan daftar ingridien pada produk yang mereka beli, dan 8 dari 10 menyatakan keinginan untuk melihat klaim additive-free dan 100% natural pada produk kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih cenderung memilih produk dengan

24

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

label yang jelas dan transparan untuk menghindari produk yang mengandung bahan tambahan pangan yang berpotensi membahayakan. Area APAC sedang mengalami perubahan dalam perilaku konsumen, di mana preferensi mereka terhadap bahan-bahan alami semakin meningkat, sejalan dengan larangan terbaru ini.

Alternatif untuk Red 3

Sifat dari Red 3/Eritrosin adalah tidak stabil pada pH rendah dan cahaya. Alternatif yang lebih baik untuk menggantikan Red 3 ini dapat bersumber dari bahan alami. Pewarna alami Karmin adalah salah satu opsi terbaik sebagai pengganti Red 3 karena memiliki nuansa warna (merah-pink) dan heat stability yang serupa. Selain itu, karmin memiliki kestabilan terhadap cahaya yang lebih baik dibandingkan dengan Red 3. Karmin sering digunakan di berbagai macam produk karena ketahanan warnanya pada pH netral, sehingga ideal untuk digunakan pada aplikasi bakeri.


Opsi pewarna alami lainnya adalah konsentrat buah bit, yang memberikan warna merah muda keunguan. Warna ini berasal dari pigmen bernama betasianin yang ditemukan dalam buah bit. Jenis pewarna alami ini cocok untuk minuman bubuk, coating, es krim, dan makanan beku lainnya. Namun, buah bit ini kurang cocok untuk digunakan pada makanan yang diproses dengan panas atau makanan dengan aktivitas air yang tinggi. Antosianin adalah senyawa pewarna alami yang ditemukan dalam buahbuahan dan sayuran berwarna merah dan ungu. Antosianin memberikan warna merah dan merah muda cerah pada pangan dengan pH rendah (asam) seperti permen dan gummies. Antosianin yang berasal dari ubi merah dan ungu dapat memberikan warna merah muda keunguan/ merah muda yang tahan panas dalam lingkungan pH yang sedikit asam. Kami siap membantu dalam proses transisi untuk menghilangkan Red 3 dalam formulasi anda. Dengan koleksi pewarna alami kami yang luas, tersedia baik dalam bentuk cair dan bubuk, dan dengan keahlian kami dalam mengatasi kompleksitas peraturan pangan internasional, kami dapat

memandu Anda untuk mendapatkan warna terbaik yang sesuai dengan regulasi Amerika serikat.” kata Ng Pey Nie, Regulatory Affairs Specialist untuk Oterra, APAC. Larangan Red 3 di California ini dapat disebut sebagai suatu pencapaian baru menuju peraturan pangan yang lebih aman, transparan, dan berfokus pada konsumen. Diskusi serupa mengenai larangan Red 3 ini juga sedang berlangsung baik di tingkat federal, melalui FDA AS dan juga di tingkat negara bagian New York dan New Jersey. Potensi larangan nasional di Amerika Serikat terhadap Red 3 dan titanium dioksida oleh FDA tidak diragukan lagi akan menambah ketegasan dedikasi negara tersebut untuk memastikan keamanan dan transparansi dalam peraturan pangan. Larangan Red 3 di California ini juga berpotensi untuk diterapkan di area APAC dikarenakan semakin kritisnya konsumen di area ini. Hal ini menginspirasi para produsen makanan/minuman untuk menawarkan alternatif yang lebih aman dengan menggunakan ingredien yang lebih alami dan clean label.

Sources:

*FMCG Gurus: Clean Label Trends in Asia Pacific, July 2023 **FMCG Gurus Consumer Trends Report in Thailand, Vietnam and Malaysia 2022

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

25


OVERVIEW

26

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


TREN KEMASAN PLASTIK DAN ASPEK RAMAH LINGKUNGAN Oleh Winata Sambas Direktur PT Multi Sejahtera Persada Tren kemasan pangan di dunia dan Indonesia khususnya semakin menarik, berkembang dan penuh tantangan. Menarik karena kemasan bukan hanya sebagai pelindung produk di dalamnya, namun juga berfungsi sebagai faktor pembeda (differentiation) dalam menembus persaingan di pasar. Seperti diketahui ada 8P yang dapat dipakai sebagai strategi pembeda dalam strategi pemasaran yaitu product, price, promotion, placement (distribusi), positioning di benak konsumen, people, physical evident (seperti logo, billboard) dan tentu saja packaging.

S

ebagai contoh apa yang dilakukan oleh salah satu perusahaan (pemain baru) dalam menembus pasar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kemasan besar yang saat ini dikuasai oleh market leader dan pemain-pemain lama. Pemain lama menggunakan kemasan galon polikarbonat (PC) yang dikenal sebagai returnable bottle, bisa dicuci dan diisi kembali. Tetapi pemain baru ini menembus pasar dengan

kemasan PET 15 liter yang langsung dibuang kemasan kosongnya. Strategi ini ternyata diterima oleh pasar karena kejelian membuat pembeda. Kemasan PET yang bening dan tidak perlu dicuci ulang dibenturkan dengan kemasan galon polikarbonat yang harus dicuci kembali oleh produsen sebelum di-filling (diisi ke botol) dan disebar ke pasar. Kemasan lain yang juga berkembang saat ini ditandai dengan munculnya FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

27


sejumlah booth minuman siap bawa (on the go) seperti teh, kopi yang menggunakan kemasan cup polipropilen atau kemasan PET botol. Juga perlu diamati munculnya pangan siap saji seperti rendang, gudeg, dan sejenisnya yang menggunakan teknologi sterilisasi retort untuk membuat produk awet tanpa disimpan di lemari pendingin. Teknologi ini memerlukan kemasan pouch atau three side seal yang tahan suhu dan tekanan selama proses retort. Kemasan ini tergolong baru di Indonesia, beberapa perusahaan kemasan seperti Dai Nippon, Toppan Indonesia mulai memproduksi kemasan plastik jenis ini. Kemasan juga menghadapi tantangan dengan adanya perubahan perilaku konsumen akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia, dan dilanjutkan dengan adanya perang Rusia vs Ukrania. Kedua kondisi ini berakibat meningkatnya harga sejumlah bahan baku, tak terkecuali juga dengan kemasan plastik. Hal ini dikarenakan plastik masih sangat tergantung dari minyak bumi, sehingga flutuasi harga bahan baku plastik terjadi. Di sisi lain, konsumen mengalami daya gerus daya beli, akibat kenaikan harga barang kebutuhan hidup, yang berakibat dengan keinginan untuk memiliki produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Di sinilah tantangan industri kemasan pangan yang harus mengubah strateginya untuk mengedepankan pemulihan penjualan kemasan yang ada dibandingkan dengan bersiap mengaplikasikan kemasan ramah lingkungan. 28

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Tulisan ini bermaksud untuk memberi informasi dan mengajak pelaku usaha mengenal teknologi pembuatan kemasan khususnya plastik dan juga menyadari adanya tanggung jawab dalam keberlanjutan sampah kemasan setelah dikonsumsi. Istilah limbah yang ramah lingkungan akan berawal dari desain kemasan yang sejak awal memikirkan aspek ini menjadi sangat relevan.

Teknologi pengemasan plastik Teknologi pengemasan plastik terbilang cukup kompleks. Tidak semua material plastik bisa menggunakan satu lini proses produksi yang sama untuk semua jenis bahan plastik. Untuk


kemasan PET botol menggunakan kombinasi teknologi mesin injection dan blowing. Mesin ini tidak bisa digunakan untuk material plastik jenis polipropilen (PP), atau bahan HDPE meskipun dengan teknologi sama yaitu menggunakan mesin injection dan blowing. Hal ini dikarenakan setiap material plastik membutuhkan waktu, titik leleh, tekanan dan suhu yang berbeda. Oleh karena itu, secara global diketahui mesin injection, diameter dan panjang screw yang berbeda untuk setiap jenis material plastik. Umumnya pada kemasan pangan, material plastik yang banyak digunakan adalah jenis PET, PP, HDPE, PC, PVC, LDPE. Kategori tersebut dapat diketahui di bawah

kemasan seperti botol ada kode segitiga yang menggambarkan bahan material plastik untuk jenis tertentu. Kode 1 untuk PET, kode 2 untuk HDPE, kode 3 untuk PVC, 4 untuk LDPE, kode 5 untuk PP, kode 6 untuk PS dan kode 7 untuk material selain 6 jenis ini. Kode tersebut hanya sekadar penamaan, tidak menunjukkan bahwa kemasan dengan tanda segitiga satu adalah kemasan terbaik. Umumnya teknologi kemasan plastik dibedakan menjadi dua bagian yaitu kemasan rigid (kaku) dan kemasan fleksibel (lentur). Kemasan rigid seperti botol PET, botol HDPE, cup PP, galon PC, sedangkan kemasan fleksibel umumnya menggunakan bahan yang lentur bisa dilipat, dilapisi dan dicetak seperti seal (penutup) cup AMDK 240 ml, kemasan mi instan, kemasan saset, pouch, kemasan Tetra Pak.

Tren kemasan rigid – botol PET

Bahan material PET banyak digunakan untuk membuat botol PET. Kelebihannya adalah bening dan memerlukan jumlah gramasi (gr) yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan HDPE untuk volume yang sama. Sebagai contoh kemasan botol 600 ml PET memerlukan bahan biji plastik PET 12-13 gr, sedangkan botol HDPE memerlukan biji plastik HDPE sekitar 30 gr. Kelemahan botol PET adalah tidak tahan panas, misalkan kena air panas 75°C akan berubah bentuk. Sementara botol HDPE tahan terhadap suhu tinggi. Oleh karena FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

29


itu, botol HDPE juga banyak digunakan untuk kemasan susu yang memerlukan suhu 120°C untuk membunuh mikroba. Selain itu, botol HDPE secara tampilan tidak bening. Untuk botol PET beberapa memiliki grade hotfill, tetapi memerlukan teknologi dengan mesin dan bahan baku PET grade khusus serta rekayasa teknologi di bagian leher atau mulut botol. Tentu saja berakibat harga kemasan botol jenis PET hotfill ini menjadi mahal. Kemasan botol PET saat ini digunakan secara meluas untuk produk minuman, bahkan saat ini beberapa jenis produk tepung (powder) seperti merica, lada beralih dari kemasan PP atau HDPE ke PET. Botol HDPE menggunakan teknologi extrusion blowing. Jadi untuk kemasan ini hanya memerlukan satu mesin pada proses extrusion dan blowing. Sedangkan untuk tren kemasan PET saat ini tengah berlomba untuk menurunkan berat botol dengan cara ulir mulut leher diperpendek atau dikenal pula dengan tutup short neck. Tidak hanya itu, diameter mulut botol juga diperkecil. Semua itu dalam kaitan menurunkan berat botol dengan tujuan penurunan biaya kemasan, klaim ramah lingkungan karena limbah kemasan yang terbuang lebih sedikit. Satu lagi teknologi untuk membuat botol yang ringan setelah diisi produk khususnya produk air minum, adalah dengan menginjeksikan nitrogen cair selepas proses filling sebelum ditutup. Cairan nitrogen akan berubah menjadi gas dan mengisi ruangan dalam botol, akibatnya botol menjadi lebih rigid. Namun 30

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

demikian, teknologi ini baru dapat diaplikasikan pada produk AMDK yang tidak berubah profil sensorinya (rasa, warna). Produk lain seperti teh, jus, dan susu masih memiliki kekhawatiran akan reaksi yang dihasilkan oleh penambahan nitrogen. Tren penambahan nitrogen ini diprediksi akan semakin populer seiring dengan semakin kompetitifnya harga mesin yang digunakan. Apalagi saat ini beberapa perusahaan di China telah mampu menyediakan mesin ini. Sebelumnya, mesin ini masih terbatas buatan Amerika Serikat.

Tren kemasan fleksibel

Kemasan fleksibel akan semakin populer di waktu mendatang, seiring dengan penerimaan konsumen yang positif pada kemasan pouch untuk minuman. Sebelumnya kemasan Tetra Pak merajai kategori pouch. Tetrapack mengembangkan kemasan ini beserta dengan mesin pengisi aseptik. Awalnya kemasan Tetra Pak banyak dipakai untuk produk minuman, namun saat ini banyak juga dipakai untuk bahan pangan lain seperti santan dan sup. Kemasan ini memiliki keunggulan dalam melindungi produk yang dikemas. Karena kemasan Tetra Pak terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki fungsi untuk melindungi produk. Kemasan ini juga bisa dikategorikan sebagai kemasan multilayer menggunakan teknologi pencetakan dan laminasi (pelapisan) untuk menjadi roll yang dikirim ke pabrik pangan dengan mesin pengisi aseptik. Di mesin ini, roll yang telah ada, disterilisasi dengan H2O2 untuk


membunuh mikroba, dilipat menjadi pouch, diisi dengan teknologi pengisian aseptik. Tetra Pak terdiri dari lapisan polietilen, kertas (paper), polietilen, aluminum foil, polietilen dan polietilen. Polietilen lapisan paling luar melindungi produk di dalamnya, lapisan kertas mampu membuat kemasan jadi kaku, mudah disusun dalam kondisi berdiri. Bahan aluminum foil melindungi produk dari penetrasi oksigen dan uap air. Kini muncul juga pengganti aluminum foil berupa jenis plastik Ethylene Vinyl Alcohol (EVOH) yang memiliki barrier terhadap uap air dan oksigen. Selain itu, muncul kemasan mirip Tetra Pak tapi tidak mengandung lapisan kertas yang dikenal sebagai

kemasan pouch plastik. Kemasan ini juga mengalami beberapa modifikasi dengan adanya tutup ulir sehingga mudah ditutup kembali apabila tidak habis produknya. Kemasan jenis ini mulai dipakai di produk susu. Perusahaan yang mengembangkan kemasan ini beserta dengan teknologi pengisian secara aseptik adalah ecoclean air aseptic, Swedia. Hal ini cukup unik karena kemasan pouch ini ada bagian yang diisi udara untuk membuat gampang berdiri, kaku dan tidak lembek ketika digenggam. Kelebihannya tentu saja memudahkan untuk didaur ulang karena hanya menggunakan satu jenis bahan baku plastik. FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

31


Aspek keberlanjutan

Produsen pangan yang menggunakan plastik sebagai pengemas produk dituntut untuk bertanggung Jawab terhadap limbah plastik di pasar. Pihak regulator yaitu pemerintah sudah menyiapkan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. Melalui peraturan menteri, produsen yang menggunakan kemasan diwajibkan untuk mempunyai rencana program pengurangan (Reduce), penggunaan kembali (Reuse) dan proses pembuatan pelet dari sampah plastik (Recycle). Di peraturan tersebut dibuat istilah R1 (pembatasan), R2 (pendaurulangan), R3 (pemanfaatan kembali). Disebutkan juga

32

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

contoh plastik HDPE untuk manufaktur, R1 penggantian label botol dengan emboss botol plastik, R2 menggunakan bahan yang 100% dapat didaur ulang. R3 menggunakan kembali botol HDPE yang dapat diisi ulang. Pada pegolahan limbah, plastik dibedakan menjadi limbah plastik yang dihasilkan ketika proses produksi di perusahaan pengemasan dan limbah plastik hasil dari konsumsi produk yang tercampur di lapangan. Hal ini dikenal pula dengan sebutan Post Consumer Recycle (PCR). Dari kedua jenis kategori tersebut, tentu memiliki proses pengolahan yang berbeda. Limbah pabrik cenderung lebih sederhana


dibandingkan dengan limbah PCR. Limbah PCR biasanya sangat kotor dan tercampur dengan bahan lain seperti tanah. Oleh karena itu, memerlukan proses sortir bertahap seperti sortir manual, sortir otomatis, serta pemisahan dari bagian logam dan tanah. Setelah itu masuk ke dalam proses ekstrusi yaitu melelehkan plastik untuk kemudian dipotong kembali menjadi biji plastik. Ada dua cara teknik potong yang dikenal yakni hot cut, dibuat seperti bentuk mi terlebih dahulu untuk kemudian dipotong menjadi biji plastik mirip meses cokelat. Pada keadaan ini sudah dapat dipakai untuk bahan baku pembuatan palstik seperti kantong plastik, jenis injection seperti bola plastik, dan kantong untuk cor adukan semen di project property. Semakin banyaknya lapisan (layer), terutama dengan kombinasi dari material berbeda, maka pengolahan akan semakin sulit. Sebagai contoh, kemasan Tetra Pak yang mengandung plastik PE, paper, aluminum foil, memerlukan mesin pengolahan limbah yang kompleks. Pertama, limbah kemsan harus melewati proses depulping, lalu pemisahan aluminum

foil dengan plastik. Oleh karena itu, semakin sedikit lapisan dan semakin homogen material yang digunakan akan membuat semakin mudah dan murah proses pengolahannya. Saat ini, juga mulai berkembang terobosan substitusi plastik barrier untuk menggantikan aluminum foil.

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

33


Selain itu, ada pula produsen pangan yang sebelumnya menggunakan lapisan aluminium yang berganti dengan kemasan metalize. Kemasan ini memiliki daya tahan terhadap oksigen dan uap air, meskipun tidak sebaik aluminum foil. Karena itu saat ini R&D, pemasaran dituntut untuk jeli dalam menentukan kualitas kemasan, harus disesuaikan dengan produk yang akan dilindungi. Artinya tidak perlu spesifikasi yang berlebihan. Menarik juga diamati semakin banyaknya aplikasi pengumpulan sampah plastik yang memudahkan peritel, pengumpul dan pengolah sampah menggunakan aplikasi ini, bahkan mulai banyak konter

34

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

pengumpul sampah di berbagai lokasi. Menggunakan teknologi blockchain yang sangat membantu mempercepat pengumpulan sampah plastik sampai ke pelosok yang tadinya susah dijangkau. Meskipun saat ini masih terbatas di botol PET dan botol HDPE. Untuk jenis kemasan multilayer tentu memerlukan usaha yang lebih karena perlu proses pemisahan material yang tidak sejenis. Untuk material plastik jenis PE, PP kalau tercampur masih bisa diproses menggunakan mesin yang sama. Sedangkan apabila plastik tercampur aluminum foil tentu perlu proses pemisahaan terlebih dulu. Biasanya perusahaan pengepul alumunium


memanfaatkan jenis limbah ini untuk diambil alumuniumnya karena harga alumunium lebih mahal dari plastik. Sayangnya saat ini teknologi PCR masih menggunakan teknologi dari Eropa dengan harga investasi mesin yang mahal dan kapasitas umpan sampah plastiknya harus dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu diperlukan kerja sama dalam berbagai bentuk pengolahan sampah jenis multilayer PCR. Kerja sama ini bisa dalam bentuk subsidi pihak produsen penghasil sampah atau pemerintah, dengan menggandeng perusahaan pengumpul sampah dan perusahaan pengolah sampah. Produsen Coca-Cola sudah memulai kerja sama ini untuk memproses sampah botol PET dengan cara bekerja sama dengan perusahaan kemasan, untuk memproduksi botol PET menggunakan hasil recycle botol PET. Meskipun harga biji plastik hasil recycle bisa lebih mahal daripada harga biji plastik original. Hal ini berkaitan dengan investasi mesin recycle PCR yang sangat mahal dan harga untuk mencuci botol PET PCR juga sangat tinggi. Pengelolaan sampah plastik bisa dimulai dari produsen pangan, dengan cara mendesain kemasan yang yang mudah diproses untuk dijadikan pelet plastik (ekonomi sirkular). Semakin bervariasi lapisan kemasan misalnya mengandung kertas, aluminum foil, akan berakibat semakin mahal proses recycle

kemasan tersebut. Oleh karena itu, ada peluang untuk mengganti aluminum foil dengan plastik barrier EVOH atau mengganti lapisan kertas dengan jenis plastik yang memiliki fungsi mirip, seperti nilon dan film PET. Adanya peta jalan pengurangan limbah oleh produsen tentu melibatkan semua departemen di perusahaan untuk meluncurkan produk baru dengan kemasan yang bisa mengikat emosional konsumen sebagai produsen yang peduli terhadap lingkungan. FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

35


OVERVIEW

Industri Pangan:

Peran dalam Diversifikasi & Ketahanan Pangan Oleh Slamet Budijanto Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University

Ketahanan pangan adalah aspek krusial bagi suatu negara atau daerah, yang mengacu pada kemampuannya untuk menyediakan pangan yang cukup, aman, dan berkualitas untuk seluruh penduduknya.

U

ndang-Undang No. 18 Tahun 2012 menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar secara adil, merata, dan berkelanjutan, berdasarkan prinsip kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Undang-undang ini menjadi landasan kuat untuk menggalakkan program diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, yang bukan hanya bertujuan mencapai ketahanan pangan yang kuat, tetapi juga berpotensi meningkatkan kesehatan masyarakat melalui konsumsi pangan yang bervariasi dan bergizi berbasis pangan lokal. Mengingat 36

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

potensi sumber daya Indonesia berpeluang mencapai ketahanan pangan dengan pendekatan kemandirian pangan dan tentu saja kadaulatan pangan seperti yang diamanatkan undangundang.


Pergeseran pola konsumsi

Pola konsumsi masyarakat Indonesia mengalami perubahan, terutama dalam lima tahun terakhir (2017-2021). Penurunan konsumsi beras, diiringi dengan meningkatnya konsumsi tepung

terigu secara signifikan. Akan tetapi konsumsi karbohidrat selain terigu dan protein cenderung tidak mengalami perubahan secara signifikan. Bahkan ada beberapa komoditas yang konsumsinya turun seperti umbi-umbian, sagu, FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

37


ikan dan buah-buahan. Pergeseran ini menunjukkan terjadinya diversifikasi pangan, namun masih terfokus pada produk berbasis tepung terigu (Tabel).

Peningkatan konsumsi tepung terigu

Kenaikan konsumsi tepung terigu adalah suatu hal yang wajar karena keterlibatan industri pangan, termasuk sektor tepung terigu dan produk turunannya, sangat masif. Keterlibatan berbagai industri dari skala besar

hingga industri kecil-menengah (IKM), mampu menghasilkan aneka produk dalam jumlah yang besar dan disukai oleh masyarakat sehingga konsumsi produk berbasis tepung terigu terus berkembang. Kondisi ini tercapai karena adanya inovasi, promosi, diversifikasi produk, pelatihan IKM, sertifikasi kualitas, dan berbagai upaya lainnya. Skala industri pengolahan yang menggunakan tepung terigu mulai dari industri kaki lima (penjual gorengan) sampai industri pangan terbesar di Indonesia yaitu industri mi instan.

Tabel Konsumsi penduduk Indonesia terhadap kelompok bahan pangan tahun 2017 – 2021 2017

2018

1019

1020

Rataan Perubahan 2021 (%)

I. Padi-padian

110,8

116,9

114,3

112,9

112,8

0,48

a. Beras

95,4

97,1

94,9

94,0

94,4

-0,25

b. Jagung

1,5

1,6

1,7

1,8

1,5

1,00

c. Terigu

14,0

18,2

17,8

17,1

16,9

5,77

II. Umbi-umbian dan Sagu

20,5

16,4

15,9

15,0

18,1

-2,05

III. Pangan Hewani

44,3

43,3

42,8

43,2

44,6

0,21

a. Daging ruminansia

2,7

5,1

3,8

3,8

3,6

14,78

b. Daging unggas

8,1

7,2

7,5

7,8

8,3

0,93

c. Telur

7,8

7,2

7,2

7,3

7,5

-0,79

d. Susu

2,3

3,1

3,0

3,0

2,8

6,00

e. Ikan

23,4

20,7

21,4

21,3

22,4

-0,88

IV. Minyak dan Lemak

10,3

9,8

9,9

10,1

10,9

1,47

V. Buah/biji berminyak

2,4

1,4

1,4

1,3

1,4

-10,14

VI. Kacang-kacangan

9,4

10,0

9,7

9,2

9,3

-0,08

VII. Gula

10,3

7,6

7,4

7,3

7,6

-6,51

VIII. Sayuran dan buah

82,1

90,5

89,2

84,6

82,6

0,33

a. Sayur

51,9

54,0

54,9

52,3

54,6

1,32

b. Buah

30,1

36,5

34,3

32,3

28,0

-1,00

Kelompok Bahan Pangan

Tahun

Sumber: Statistik Ketahanan Pangan 2021 (BAPANAS, 2022)

38

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


Keberhasilan industri pangan berperan penting dalam menciptakan pilihan makanan lebih menyehatkan yang beragam ini tentu saja dapat dijadikan pembelajaran untuk penguatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal.

Penguatan diversifikasi pangan sumber daya lokal

Meskipun diversifikasi pangan telah dilakukan, tantangan signifikan muncul dalam meningkatkan konsumsi sumber protein dan sumber karbohidrat lokal. Penting untuk mendorong inovasi dalam menggali potensi sumber protein dan karbohidrat lokal yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pengembangan pangan lokal yang berkelanjutan harus ditopang

penguatan aktivitas on farm yang menghasilkan bahan baku dengan jumlah, kualitas dan kuantitas yang baik, penerapan teknologi pangan, inovasi untuk menghasilkan produk pangan yang mempunyai keunggulan dan disukai masyarakat. Untuk itu keterlibatan industri pangan adalah suatu keharusan. Keterlibatan industri pangan dapat menjadi penghela untuk dapat mewujudkan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal terjadi dan dapat memperkokoh ketahanan pangan. Dalam rangka meningkatkan keberterimaan produk pangan lokal oleh masyarakat, diperlukan peningkatan edukasi mengenai manfaat kesehatan terkait dengan diversifikasi pangan baik diversifikasi sumber karbohidrat maupun diversifikasi dari sumber karbohidrat ke sumber protein dan FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

39


ke sumber zat gizi lainnya. Kesadaran akan pentingnya memilih pangan yang beragam, bergizi, sehat dan aman dapat membantu membentuk gaya hidup yang lebih sehat dan tentu saja akan memperkuat program diversifikasi pangan. Oleh karena itu, program edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik dalam memilih pangan beragam, bergizi, sehat dan aman dapat menjadi sarana utama merangsang minat masyarakat mengadopsi pilihan pangan yang lebih sehat dan aman. Sebelumnya telah disampaikan akan betapa pentingnya peran industri untuk mewujudkan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal ini. Tentu saja industri tidak bisa berkembang jika ekosistem ushanya tidak mendukung. Salah satu upaya untuk membentuk

Upaya edukasi untuk pencerahan masyarakat: sumber karbohidrat tidak hanya padi. Semakin konsumsi beragam semakin sehat.

iklim yang kondusif tersebut adalah kerja sama lintas-sektor antara akademisi, bisnis, pemerintah, petani dan media. Konsep kerja sama lintas lembaga yang sering gambarkan sebagai diagram penta heliks (Gambar 1). Sekali lagi perlu ditekankan adanya peran sentral dari industri untuk menjadi penghela penguatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal. Perlu upaya bersama-sama lintas lembaga untuk dapat menciptakan suatu ekosistem usaha yang membuat industri pangan tertarik mengembangkan diversifikasi produk pangan berbasis pangan lokal. Dukungan regulasi insentif dari pemerintah, dukungan kerja sama riset dari akademisi, dukungan pasokan bahan baku dan jumlah, mutu dan keberlanjutan yang memadai dari petani dan tentu saja dukungan media dalam • •

Media

Akademia

Peningkatan kualitas SDM Riset pengembangan bibit ungul produktivitas tinggi dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Petani Pemerintah Menyediakan regulasi untuk mendorong iklim yang kondusif untuk mendorong riset dan industri berbasis pangan lokal.

Menghasilkan pangan lokal dengan jumlah kualitas dan kontinuitas yang baik

Bisnis • •

Menyerap hasil pertanian lokal sebagai bahan baku Memproduksi aneka produk berbasis pangan lokal

Gambar 1. Diagram penta heliks sinergi antar lembaga untuk penguatan diversifikasi pangan lokal 40

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


mengedukasi pentingnya diversifikasi untuk kesehatan dan ketahanan pangan nasional.

Langkah penguatan diversifikasi pangan

Upaya penguatan diversifikasi pangan melibatkan serangkaian langkah yang dapat memanfaatkan potensi sumber daya lokal. a. Identifikasi bahan pangan lokal potensial: Identifikasi dan pemetaan bahan pangan lokal dari sisi produksi, produktivitas, karakteristik keunggulan bahan pangan lokal perlu dilakukan. Dengan informasi yang komprehensif akan

lebih mudah untuk merancang pengembangan produk pangan lokal pada suatu lokasi tertentu. b. Peningkatan produksi berbasis lokal Penerapan good agricultural practices harus diterapkan untuk dapat meningkatkan produksi, kualitas dan keamanan hasil pertanian yang dihasilkan. Dengan jaminan pasokan bahan baku pangan lokal dalam jumlah yang cukup, dengan kontinuitas terjamin, kualitas baik dan memenuhi aspek keamanan pangan akan lebih mudah menarik industri pangan untuk turut serta menggunakan bahan pangan lokal sebagai bahan baku industrinya. FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

41


42

c. Inovasi produk lokal: Penelitian yang banyak dilakukan oleh perguruan tinggi dan juga industri perlu didorong untuk menghasilkan inovasi dalam menciptakan keberagaman dan keunggulan produk lokal. Banyak umbi-umbian lokal yang mempunyai karteristik unggul tetapi belum dieksplorasi. Inovasi ini tidak hanya menciptakan pilihan produk baru tetapi juga memberikan nilai tambah pada tanaman lokal yang pada akhirnya akan dapat mendorong petani terus mengembangkan produksi mereka. d. Edukasi dan kesadaran masyarakat: Peningkatan pengetahuan FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

masyarakat akan manfaat konsumsi pangan beragam sangat penting dilakukan. Perlu kampanye yang terus-menerus tentang (i) pangan bergizi, beragam, sehat dan aman serta (ii) pentingnya pangan beragam untuk menunjang kesehatan sekaligus memperkokoh ketahanan pangan. e. Penelitian dan pengembangan: Investasi dalam penelitian dan pengembangan produk berbasis lokal perlu ditingkatkan. Penelitian untuk meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap perubahan iklim di sisi on farm. Di sisi off farm, perlu penelitian dan pengembangan bagaimana


implementasinya adalah memberikan label “Produk Lokal” pada kemasan produk yang memenuhi standar tertentu, memberikan jaminan kepada konsumen bahwa mereka mendukung produk berkelanjutan dan membantu ekonomi lokal. Sertifikasi ini juga menjadi penting untuk dapat merekatkan kemitraan petani dan industri pangan.

memanfaatkan bahan baku pangan lokal untuk menciptakan beragam produk yang mempunyai gizi baik, rasa disukai, dan juga manfaat kesehatan yang dapat diproduksi secara komersial. Sebagai contoh ubi banggai dari Sulawesi Tengah ternyata mempunyai kandungan amilosa sangat tinggi yaitu di atas 50%. Komoditas ini sangat berpotensi dikembangkan sebagai ingridien fungsional. f. Sertifikasi dan labelisasi produk lokal: Memberikan sertifikasi dan labelisasi pada produk pangan lokal dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Contoh

Meningkatkan diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya lokal adalah langkah kritis dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. Peran industri pangan sangat penting dalam mendorong perubahan ini. Dengan fokus pada inovasi produk, edukasi konsumen, dan kemitraan dengan pemangku kepentingan lokal, industri pangan dapat menjadi katalisator utama dalam mencapai diversifikasi pangan yang lebih baik. Dengan kerja sama yang erat dengan petani dan komunitas lokal, industri pangan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan transformasi positif dalam kebiasaan makan masyarakat Indonesia.

Referensi:

Budijanto, S 2014. Beras Analog Sebagai Vehicle Penganekaragaman Pangan. IPB Press. BAPANAS. 2022. Statistika Ketahanan Pangan 2021. Pusat Data dan Informasi Pangan Badan Pangan Nasional

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

43


ASOSIASI Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia

Sosialisasi Program Gerakan Selamatkan Pangan dan Pemutakhiran Regulasi Jaminan Produk Halal

G

GAPMMI mengadakan acara member gathering bertepatan dengan pameran SIAL InterFOOD 2023 di Jakarta, beberapa waktu lalu

abungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) kembali mengadakan Member Gathering yang berlangsung dalam Pameran SIAL InterFOOD 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Dalam agenda tersebut, ada beberapa pemutakhiran informasi terkait industri pangan dengan tema sosialisasi dan implementasi “Program Gerakan Selamatkan Pangan” dan “Update Regulasi JPH & Program Kerja Sama Internasional BPJPH”. Kegiatan dihadiri lebih dari 200 pelaku usaha industri pangan anggota GAPMMI dengan narasumber yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Ketua GAPMMI Bidang Kebijakan Publik, Rachmat Hidayat membahas halhal yang menjadi perhatian GAPMMI

44

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

saat ini, di antaranya mengenai Rencana Penerapan Cukai pada Kemasan Plastik, dan Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK), Peraturan Kebijakan Importasi Permendag No. 25 tahun 2022, Neraca Komoditas dan Impor Bahan Baku Perpres No. 32 Tahun 2022, Kebijakan Zero Over Dimension-Over Load (ODOL), Keputusan Menteri ESDM tentang Standar Penyelenggaraan dan Persetujuan Penggunaan Air. Selain regulasi-regulasi tersebut, ada topik khusus yang ingin disampaikan oleh GAPMMI kepada para anggotanya, yaitu mengenai urgensi pengurangan kehilangan pangan (food loss) dan pangan terbuang (food waste). Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Nita Yulianis hadir mewakili Bapanas menyampaikan paparan “Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan”. Bapanas


telah membangun sinergi lintas sektor antar kementerian atau lembaga terkait serta menggandeng sembilan organisasi/asosiasi yang bergerak di bidang pangan untuk bergabung menjalankan program pengurangan limbah pangan. Program yang dijalankan melindungi penyediaan, pengumpulan, penyortiran, pengolahan, dan penyaluran pangan yang berpotensi menjadi limbah. Kemudian dilaksanakan juga penyediaan platform penyelamatan limbah pangan, penyediaan data dan/ atau informasi, serta sosialisasi dan advokasi “Gerakan Pencegahan Food Waste”. Terkait penyediaan data, seluruh organisasi itu sepakat untuk menghimpun data jenis dan jumlah pangan yang berpotensi menjadi limbah serta waktu pengambilannya. Informasi yang dihimpun juga mengenai pelaku usaha pangan yang menjadi mitra penyedia pangan yang berpotensi, lokasi dan sasaran penerima manfaat, dan jumlah pangan berpotensi menjadi limbah pangan yang diselamatkan. Booklet Sosialisasi Gerakan Stop Boros Pangan oleh Bapanas dapat diakses melalui https://bit.ly/Booklet_ SBP. Industri pangan juga diundang untuk bergabung dalam “Platform Stop Boros Pangan” yang dapat diakses melalui https://sbp.badanpangan.go.id .

Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham, didampingi oleh Kepala Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal, Abd. Syakur, , hadir menjadi narasumber dalam Member Gathering GAPMMI untuk menyampaikan beberapa poin penting terkait penerapan regulasi jaminan produk halal di Indonesia, baik peluang dan tantangannya bagi industri pangan halal, terutama untuk mencapai target Indonesia sebagai produsen halal terbesar dunia pada tahun 2024. BPJPH menyadari bahwa diperlukan akselerasi sertifikasi halal karena saat ini realisasi sertifikasi halal di Indonesia masih rendah (menurut BPJPH, capaian sertifikat halal sampai dengan 31 September 2023 adalah 3.045.646). Aqil juga memaparkan strategi BPJPH dalam menerapkan program akselerasi sertifikasi halal sehingga juga diperlukan adanya penguatan sinergi dan kolaborasi dalam penyelenggaraan JPH. Fri-27 Sekretariat GAPMMI ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510 Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27 Hp. 08156720614 Email: gapmmi@cbn.net.id Website: www.gapmmi.id

Keluarga Besar Pengurus & Sekretariat GAPMMI mengucapkan

“Selamat Hari Natal 2023 & Selamat Tahun Baru 2024” FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

45


TEKNOLOGI

Active Bio-Packaging sebagai Kemasan Berkelanjutan Oleh Eka Ruriani Department of Agroindustrial Technology Faculty of Agricultural Technology University of Jember

M

Tren kemasan lebih berkelanjutan (eco packaging atau green packaging) saat ini sedang aktif berkembang menawarkan solusi kreatif dan tepat bagi industri kemasan.

enggunakan bahan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang, kemasan dapat menjadi salah satu upaya mengurangi kerusakan lingkungan dengan tetap memaksimalkan fungsi primer kemasan yakni melindungi serta menyampaikan informasi kepada konsumen. Model kemasan berkelanjutan dan ramah lingkungan ini juga mengalami perkembangan, tidak hanya 3R (reduce, recycle, reusable), tetapi 4R dengan menambahkan variabel renewable (dapat diperbarui). Penggunaan kemasan ramah lingkungan untuk produk pangan sudah menjadi sebuah tren internasional. Di Indonesia, perkembangannya berjalan seiring dengan maraknya isu terkait pemanasan global serta pencemaran linkungan. Hal ini kemudian dilihat sebagai peluang untuk mengembangkan dan mengikuti tren ini agar tidak tersisih dalam persaingan global. Selain itu, penggunaan kemasan ramah lingkungan merupakan suatu keperluan yang harus

46

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


diterapkan oleh setiap pelaku industri di Indonesia berkaitan dengan bahaya limbah terutama limbah plastik. Dalam aplikasinya, desain suatu kemasan dapat diklaim “kemasan berkelanjutan” jika memenuhi prinsip keberlanjutan. Artinya, proses dalam mendesain kemasan tersebut harus memerhatikan dampak yang diakibatkan

dari penggunaan kemasan tersebut, terutama terhadap lingkungan, baik dari sisi material, proses pembuatan, transportasi, dan disposal akhir saat kemasan dibuang. Secara lebih spesifik, kemasan pangan berkelanjutan perlu memenuhi beberapa karakteristik tertentu yakni: Pertama, bahan baku kemasan bersifat dapat diperbarui dan atau didaur ulang. Penggunaan bahan baku alami ini dapat dilakukan dengan membuat kemasan biodgradable plastic dari komoditas lokal yang belum termanfaatkan secara optimal. Kedua, bahan kemasan berukuran lebih kecil dan ringan. Selain efisiensi dalam penggunaan bahan baku, berat kemasan yang lebih ringan juga menekan emisi karbon karena berat transportasi berkurang. Ketiga, bahan kemasan harus memenuhi aspek keamanan pangan baik dari sisi material, proses pembuatan, maupun saat penyimpanan dalam kurun waktu tertentu. Artinya bahan kemasan tidak bersifat toksik, menghasilkan toksin saat proses pembuatan, dan tidak menyebabkan terjadinya migrasi plastik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Active bio-packaging

Pengembangan kemasan berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek kualitas, kemampuan biodegradasi, dan keamanan pangan. Secara umum, bahan pengemas berfungsi sebagai barrier atau penghalang perpindahan massa, seperti uap air, gas, zat terlarut dan cahaya; FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

47


memperpanjang umur simpan dan menjaga keamanan produk (Fasihnia et al., 2017). Seiring dengan perkembangan teknologi, fungsi pengemasan dapat ditingkatkan tidak hanya sebagai barrier yang bersifat pasif dalam memberikan perlindungan terhadap produk yang dikemasnya, akan tetapi juga dapat secara aktif mempertahankan kualitas produk pada saat penyimpanan dan distribusi dalam jangka waktu tertentu. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas fungsi pengemas adalah dengan mengembangkan active packaging (kemasan aktif). Dobrucka dan Cierpiszewski (2014) menjelaskan bahwa kemasan aktif merupakan inkorporasi senyawa aditif tertentu ke dalam film kemasan dengan tujuan untuk mempertahankan atau

meningkatkan umur simpan produk. Dalam sistem kemasan aktif terjadi penambahan atau inkorporasi senyawa aktif dalam pengemas, sehingga terjadi interaksi aktif dari bahan kemasan dengan bahan pangan yang dikemas. Secara umum, teknik pengemasan aktif dapat dibagi dalam sistem penjerap (scavenging/absorbing system), dan sistem pelepas (release system). Dalam sistem penjerap, komponen aktif dalam kemasan mampu menyerap senyawa yang tidak diinginkan hasil dari metabolit produk seperti oksigen, karbondioksida, etilen, kelebihan air, polutan dan beberapa komponen lainnya (Singh et al., 2011). Sebaliknya, dalam sistem pelepas dengan cara menambahkan bahan tertentu yang secara aktif dapat


melepaskan antioksidan, pengawet, karbondioksida atau bahan tambahan pangan ke dalam kemasan atau kebagian head-space kemasan secara aktif. Selain itu, terdapat juga sistem kemasan aktif yang berfungsi sebagai pencegah panas, self-heating cans and containers, self cooling cans and containers, kemasan dalam microwave, film yang sensitif terhadap panas, film yang telah diradiasi sinar ultra violet dan film yang telah dilapisi material tertentu (Prasad et al., 2014). Matrik utama kemasan aktif dapat berupa biodegradable plastic dari bahan nabati yang dapat diperbaharui dan dapat terdegradasi lebih cepat karena bersifat ramah lingkungan. Bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable adalah pati ubi kayu, pati sagu, dan pati jagung. Perbaikan karakteristik fisik maupun fungsional bahan kemasan dapat dilakukan dengan penambahan biopolimer atau bahan lain. Salah satunya dapat dilakukan dengan penambahan kitosan karena mempunyai sifat yang menguntungkan dari sisi hydrophilicity, biocompatibility, degradability, sifat antimikroba, afinitas besar terhadap enzim, nilai permeabilitas gas yang cukup rendah (Saputro dan Ovita, 2017). Adapun senyawa aktif yang ditambahkan dapat dikembangkan dari komponen bioaktif alami yang kaya akan antioksidan dan antimikroba, seperti ekstrak bawang putih, kunyit, daun jati, sehingga mampu memberikan fungsi ganda sebagai food ingredient

dan pengawet alami. Pemanfaatan ekstrak daun jati dalam pembuatan active packaging perlu menjadi point of view untuk meningkatkan local wisdom, karena selama ini pemanfaatanya belum optimal, sementara nilai fungsionalnya cukup tinggi. Daun jati mengandung karbohidrat, alkaloid, tanin, sterol, saponin, protein, kalsium, fosfor, serat mentah dan juga mengandung pewarna (cokelat kekuningan atau kemerahan). Ekstrak daun jati juga mengandung senyawa antioksidan dan antimikroba dari golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin galat, tanin katekat, kuinon, dan steroid/niterpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Referensi: Dobrucka, R., dan Cierpiszewski, R. 2014. Active and intelligent packaging food – research and development – A review. Ryszard Cierpiszewski Department of Industrial Products Quality and Ecology. Faculty of Commodity Science. 64(1): 7–15. Fasihnia, S., Peighambardoust, H., dan Peighambardoust, J. S. 2017. Nanocomposite films containing organoclay nanoparticles as an antimicrobial (active) packaging for potential food application. J of Food Proc and Pres.110 Prasad, S., Gupta, S., Tyagi, A., and Aggarwal, B. 2014. Curcumin, a component of golden spice: From bedside to bench and back. J Biot. Adv. 32: 1053-1064. Saputro, A.N.C., dan Ovita, A.L. 2017. Synthesis and characterization of bioplastic from chitosan-ganyong starch (Canna edulis). J Kim dan Pend Kim). 2(1): 13-21 Singh, P., Wani, A.A., dan Saengerlaub, S. 2011. Active packaging of food products: recent trends. J Nutr and Food Seci. 41(4): 249-260

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

49


REGULASI

Standardisasi

Kertas & Karton

untuk Kemasan Pangan

K

emasan memiliki fungsi yang beragam pada produk pangan. pertama, fungsi utama kemasan adalah melindungi produk dari berbagai faktor eksternal seperti udara, kelembapan, cahaya, dan kontaminan. Kemasan yang baik dapat mempertahankan kesegaran produk, mencegah kerusakan fisik, dan menghindari kontaminasi mikroba. Kedua, kemasan berperan sebagai sarana dan pemasaran. Desain kemasan yang menarik dan informatif dapat menjadi diferensiasi dari produk lain sehingga menarik konsumen untuk lebih memilih. Selanjutnya, kemasan juga memiliki fungsi praktis dalam memudahkan penggunaan dan penyimpanan produk. Beberapa 50

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

jenis kemasan juga dirancang untuk memperpanjang masa simpan produk atau memungkinkan konsumen untuk menggunakan produk secara bertahap. Salah satu jenis kemasan yang banyak digunakan adalah kemasan kertas dan karton. Kemasan ini menawarkan keunggulan dalam keberlanjutan dan ramah lingkungan karena dapat didaur ulang dan memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan plastik. Kemasan kertas dan karton juga dikenal mampu melindungi produk dari paparan sinar UV dan oksigen yang dapat memengaruhi kualitas pangan. Kemasan ini sering digunakan untuk produk pangan kering seperti sereal, kacang-kacangan, atau pangan ringan. Selain itu, kemasan kertas dan karton


FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

51


memberikan platform yang ideal untuk inovasi desain dan penjenamaan. Kemampuan cetak yang baik pada permukaan kertas memungkinkan produsen untuk menciptakan kemasan yang menarik dan informatif bagi konsumen. Desain kemasan yang menarik dapat memberikan nilai tambah pada produk dan meningkatkan daya tarik konsumen di rak-rak toko. Selain itu, kemasan kertas juga memudahkan konsumen dalam memahami informasi produk, petunjuk penggunaan, dan nilai gizi. Oleh karena itu, kemasan kertas dan karton bukan hanya sebagai pelindung produk, tetapi juga sebagai elemen 52

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

penting dalam strategi pemasaran dan komunikasi merek pada industri pangan. Di Indonesia, penggunaan kertas dan karton sebagai kemasan pangan memiliki beberapa regulasi yang perlu diikuti. Merujuk pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 20 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan SNI Kertas dan Karton untuk Kemasan Pangan Secara Wajib disebutkan bahwa produsen kertas dan karton kemasan pangan wajib memiliki peralatan produksi berupa: neraca analitis – ketelitian 0,1 mg; mistar kalibarasi; test kit logam berat (Pb dengan batas maks 3 ppm). Produk kertas dan karton untuk kemasan


sedikit 1 kali dalam 1 tahun. “Dalam SNI tersebut juga telah diatur persyaratan mutu dan cara uji kertas karton untuk kemasan pangan yang mencakup penjabaran istilah dan definisi, simbol dan singkatan istilah, persyaratan mutu, pengambilan contoh, cara uji, penandaan dan pelabelan, serta pengemasan,” ujar Direktir Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional dalam Seminar: Implementasi Standardisasi Kertas dan Karton untuk Kemasan Makanan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesian Packaging Federation (IPF) pada 23 November 2023 di JIExpo Kemayoran Jakarta.

Perlunya pemutakhiran

pangan yang tercakup dalam HS Code 4804.39.20, 4804.42.10, 4804.49.10, 4804.52.10, 4804.59.10, 4806.10.00, dan 4806.20.00 wajib menerapkan SNI 8218:2015 dan membubuhkan tanda SNI pada produk kemasan (gulungan dan/lembaran). Pemenuhan persyaratan SNI 8218:2015 dibuktikan dengan memiliki Surat persetujuan Penggunaan Tanda SNI (SPPT) SNI yang diperoleh melalui sertifikasi tipe 5 (Pengujian mutu, audit proses produksi) oleh LSPro yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri. SPPT-SNI berlaku selama 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan. Surveillant dilakukan paling

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Liana Bratasida mengusulkan bahwa SNI 8218:2015 Kertas dan Karton untuk Kemasan Pangan perlu dilakukan revisi. Hal ini secara lebih spesifik dijabarkan pada beberapa poin seperti ruang lingkup tidak mencakup kertas dan karton yang digunakan sebagai base-paper untuk kemasan pangan yang dilapisi bahan selain kertas. Sehingga saat lembaran kertas ditumpuk, terjadi kemungkinan migrasi zat-zat yang tidak diinginkan antarlembaran, walapun salah satu perlukaan dilapisi bahan bukan kertas. Selanjutnya, pada persyaratan mutu, tidak lagi sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi terbaru, antara lain tren produk kemasan pangan yang microwaveable, heatable, dan FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

53


lain sebagainya serta pembatasan dan pelarangan zat-zat kimia berbahaya oleh beberapa negara. “Pada cakupan persyaratan sampling, persyaratan uji sampel berdasarkan gramatur memberatkan industri, karena mahal harganya dan membutuhkan waktu lebih lama. Kami usulkan agar sampling menggunakan keterwakilan gramatur, misalnya gramatur tertinggi dengan pertimbangan: kandungan kimia pada kertas, secara persentase sama terhadap berat akhir kertas, sehingga persen berat kimia pada kertas daru gramatur rendah ke tinggi hampir sama, dengan anggapan kimia terbanyak secara kuantitas dna risiko migrasi tertinggi,” kata Liana. Tidak hanya SNI 8215:2015, Liana juga memberi usulan terkait Permenperin No. 20 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan SNI 8218:205 Secara Wajib di antaranya adalah: 1) cakupan ruang lingkup sangat terbatas, tidak mencakup semua jenis kertas dan karton yang digunakan untuk kemasan pangan yang beredar di pasaran dan digunakan oleh masyarakat. Kertas yang digunakan tidak sesuai peruntukan, 54

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

tidak sesuai pos taris dan spesifikasi kertas; 2) tidak mengatur keterlibatan converter sebagai rantai pasok yang mengubah dan memberikanperlakuan tambahan misalnya pencetakan nama/ label/merek dan menambahkan lapisan. “Kemasan pangan yang beredar tidak sesuai lagi dengan standar keamanan, kesehatan, dan keselamatan lingkungan (K3L),” imbuh Liana. 3) penegakan hukum dan kontrol pelaksanaan SNI Wajib kurang diperhatikan sehingga menimbulkan masalah di lapangan; 4) penyesuaian terhadap Permenperin No. 45 Tahun 2022 dan SNI 8218:2015 (yang diusulkan untuk direvisi) sudah harus direvisi sesuai perkembangan pengetahuan dan teknologi. “Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 20 Tahun 2020 belum mencapai sasaran sesuai pertimbangan penetapannya, karena tidak mengatur keseluruhan pelaku dan produk kemasan pangan dari kertas yang saat ini beredar di pasaran. Perlu koordinasi lebih lanjut dengan kementerian/lembaga terkait, asosiasi kemasan, dan converter dalam rangka penyusunan revisi Permenperin No. 20/2020. SNI Wajib mempunyai peran penting dalam usaha perlindungan produk domestik dari barang impor. Peran ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati oleh pemerintah,” pungkas Liana.

Sertifikasi ekolabel

Sertifikasi ekolabel pada kemasan pangan karton dan kertas merujuk pada proses penilaian independen yang menegaskan bahwa bahan baku


7th Edition Indonesia Laboratory, Scientific Analytical Equipments and Services Exhibition and Conference

THE ONLY PLATFORM FOR FUTURE LAB TECHNOLOGY & CHEMICALS FOR MEDICAL, PHARMA, EDUCATION & SCIENTIFIC RESEARCH

IN INDONESIA

24 - 26 April 2024

SCAN HERE FOR MORE INFORMATION!

Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Indonesia Organised by:

Sustainable Events:

linktr.ee/lab_indonesia

Lab Indonesia

lab_indonesia

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

Lab Indonesia

55

www.lab-indo.com


Gambar 1. Skema sertifikasi tipe 1 dan tipe 2 Sumber: Presentasi Dianameci, 2023 – Sertifikasi Produk SNI dan Ekolabel untuk Kertas dan Kemasan Pangan.

dan proses produksi kemasan tersebut memenuhi standar tertentu terkait keberlanjutan dan dampak lingkungan. Sertifikasi ekolabel bertujuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa kemasan tersebut diproduksi dengan memperhatikan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan ekonomi yang berkelanjutan. Di Indonesia, secara spesifik ekolabel Ekolabel adalah logo/ label pernyataan yang menunjukkan aspek lingkungan dan merupakan salah satu perangkat dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Ekolabel merupakan sarana penyampaian informasi yang akurat, verifiable, dan tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu produk (barang atau jasa), komponen atau kemasannya (ISO 14020). Registrasi ekolabel adalah registrasi terhadap barang dan jasa ramah lingkungan yang memenuhi kriteria/standar ekolabel

56

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

(Gambar 1). “Skema Ekolabel terdiri dari: ekolabel Tipe 1, yang penilaian kesesuaiannya dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) dan ekolabel Tipe 2, yang penilaian kesesuaiannya dilakukan oleh Lembaga Verifikasi Ekolabel (LVE),” ujar Vice President Product Testing and Certification, PT TUV Nord Indonesia, Rista A. Dianameci. Dengan memiliki sertifikasi ekolabel, kemasan pangan karton dan kertas dapat memberikan keuntungan kompetitif dengan meningkatkan citra produk sebagai produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, sertifikasi ini juga memberikan informasi transparan kepada konsumen yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari produk yang mereka konsumsi. Fri-35


SIGN UP If you have a friend or colleague TO RECEIVE YOUR who would be interested in receiving Indonesia, please feel free FREE MAGAZINE Foodreview to share the latest issue, and our special IN YOUR EMAIL digital subscription offer with them today. EVERY MONTH YES, SIGN ME UP FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

57


REGULASI

CODEX UPDATE: Adopsi Standar Baru Keamanan Pangan Oleh Purwiyatno Hariyadi

K

omisi Codex Alimentarius (Codex Alimentarius Commission, CAC) badan yang dibentuk bersama oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah selesai mengadakan sesi sidang yang ke-46 (CAC46), dari tanggal 27 November hingga 2 Desember 58

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

2023, yang lalu, di Roma, Italia. Pada kesempatan itu, CAC telah mengadopsi berbagai standar internasional baru terkait keamanan dan mutu pangan. Sidang CAC46 dibuka oleh Direktur Jenderal FAO dan WHO dan dihadiri oleh delegasi dari 158 negara Anggota, satu Organisasi Anggota, dan Pengamat dari sembilan organisasi pemerintah


internasional (IGO), 30 organisasi nonpemerintah (NGO) dan satu badan PBB lainnya. Dari jumlah tersebut, 6 negara Anggota dan 8 Pengamat berpartisipasi dalam pertemuan tersebut secara daring. Laporan lengkap mengenai siding CAC46 ini telah dipublikasikan dan dapat diunduh di tautan berikut: https://bit.ly/report46codex Pada sidang CAC46 tersebut telah diadopsi secara final, lebih dari 500 standar baru (termasuk standar numerik), pedoman (guidelines) dan kode praktik (codes of practice), antara lain sebagaimana disajikan pada Tabel 1-4. Berikut adalah ulasan untuk beberapa standar yang diperkirakan akan berdampak cukup siginifikan pada praktik penyelenggaraan pangan di Indonesia. 1. Guidelines for the Control of Shiga Toxin-Producing Escherichia coli (STEC) in Raw Beef, Fresh Leafy Vegetables, Raw Milk and Raw Milk Cheeses, and Sprouts. Pedoman ini akan sangat penting untuk pengendalian atau bahkan mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh STEC pada komoditas pangan. Bagian pedoman yang sudah diselesaikan adalah untuk daging sapi mentah, susu mentah, dan keju susu mentah. Pedoman ini merupakan panduan praktis berbasis ilmiah yang dapat digunakan oleh pemerintah (sebagai manager risiko) dan pelaku usaha pangan (sebagai operator bisnis pangan) untuk menjamin keamanan pangan. Saat ini, pentunjuk praktis yang lain untuk pengendalian

STEC pada sayuran (daun) hijau segar dan kecambah masih dalam pengembangan. 2. Guidelines for the Safe Use and Reuse of Water in Food Production and Processing. Pedoman ini memberikan rekomendasi mengenai jenis air yang cocok untuk berbagai penggunaan pada proses dan area produksi dan pengolahan pangan. Pedoman ini disusun dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk menentukan sumber air yang aman sehingga setiap pelaku usaha pangan sebagai produsen, pengolah, dan penjamah pangan dapat mengurangi dan mengelola bahaya yang terkait dengan air yang digunakan untuk proses produksi pangan. 3. Revisions to the Standard for FollowUp Formula (CXS 156-1986). Sebagai informasi penting dari proses revisi ini adalah perubahan pada judul standar, dari yang awalnya berjudul “Standard for Follow-up Formula” menjadi “Standard for Follow-up Formula for Older Infants and Product for Young Children”. Dalam pembahasannya, perubahan judul ini dilakukan untuk mencerminkan dua bagian berbeda yang ada dalam standar tersebut. Bagian pertama memastikan bahwa “follow-up formula”, jika digunakan, akan tetap mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi berusia antara enam dan 12 bulan. Bagian kedua dari standar tersebut menguraikan persyaratan untuk produk (berupa minuman) untuk FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

59


anak-anak berusia lebih dari 12 bulan hingga tiga tahun (young children aged more than 12 months up to three years). 4. General Standard for Food Additives: Inclusion of the Provision for Trisodium Citrate in Fluid Milk (Plain). Trisodium sitrat bahan tambahan pangan (BTP; INS 331(iii)) yang berfungsi sebagai pentabil (stabilizer) yang digunakan di beberapa negara dalam pengolahan susu, khususnya susu sapi yang diproses dengan proses Ultra Heat Temperature (UHT). Topik ini telah menjadi bahan diskusi mendalam pada Codex Committee for Food Additives (CCFA) selama beberapa 60

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

tahun, dengan pendapat yang berbeda dari berbagai negara, khususnya mengenai alasan teknologis penggunaan trisodium sitrat (sebagai BTP) dalam susu sapi. Ketentuan yang diadopsi bersifat pembatasan dalam penggunaan trisodium sitrat dan memberlakukan tingkat penggunaan numerik yang akan membatasi penggunaannya pada susu sapi steril dan UHT. Sedangkan mengenai aspek keamanannya, the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) mengonfirmasi bahwa tidak terdapat kekhawatiran mengenai keamanan pangan terkait dengan penggunaan trisodium sitrat sebagaimana diusulkan.


5. Maximum Residue Limits (MRLs) for Zilpaterol Hydrochloride in Cattle Kidney, Liver, and Muscle. MRL atau Batas Maksimum Residu (BMR) untuk zilpaterol hidroklorida, sejenis promoter pertumbuhan, pada akhirnya diadopsi pada CAC46 ini. Penetapan MRL (BMR) ini didasarkan pada pekerjaan penilaian risiko (risk assessment) yang telah dilakukan oleh JECFA. 6. Code of Practice for the Prevention and Reduction of Mycotoxin Contamination in Cassava and Cassava-Based Products. Kode Praktik baru ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah dan pelaku usaha pangan, termasuk petani, pengolah, dan distributor pangan untuk secara ilmiah mengendalikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi mikotoksin pada singkong dan produk berbasis singkong. Pedoman ini mencakup pula cara mendeteksi, mengurangi, atau mencegah kontaminasi tersebut. Kode praktik ini juga menyediakan contoh Praktik Pertanian yang Baik (GAP) dan Praktik Pengolahan yang Baik (GMP) yang akan membantu meminimalkan risiko terkait kontaminasi mikotosin. Kode Pratik ini juga memberikan dasar untuk program pelatihan dan pendidikan bagi semua yang terlibat dalam produksi dan perdagangan singkong. Bagi Indonesia, di mana terdapat banyak pengolahan singkong untuk pangan, maka kode praktik ini dapat menjadi pedoman yang penting.

7. Principles and Guidelines on the Use of Remote Audit and Inspection in Regulatory Frameworks. Isu mengenai audit jarak jauh mengemuka dan menjadi dirasakan kepentingannya dari pelajaran pelaksanaan audit pada saat pandemi Covid-19. Untuk memastikan pelaksanaan auit yang efektif, khususnya untuk menjamin keamanan dan memfasilitasi perdagangan internasional, maka pedoman ini dikembangkan. Pedoman baru mengenai penggunaan audit jarak jauh dimaksudkan untuk diterapkan bersamaan dengan standar Codex lainnya dan memberikan panduan untuk memastikan pengawasan keamanan pangan oleh otoritas nasional, sekaligus memanfaatkan peluang yang ada dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi modern. Pedoman ini menguraikan tujuh prinsip yang harus menjadi dasar audit dan inspeksi jarak jauh dalam kerangka regulasi, serta panduan perencanaan dan pelaksanaan. 8. Revisions to General Guidelines on Sampling (CXG 50-2004). Pedoman Codex tentang pengambilan contoh ini direvisi untuk lebih memberikan panduan kepada penanggung jawab atas pengembangan rencana pengambilan contoh untuk penerimaan produk atau penerimaan impor atau ekspor pangan. Revisi yang dilakukan mencerminkan pendekatan ilmiah dan statistik yang berkembang saat ini, sehingga lebih sesuai untuk FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

61


pengembangan dan evaluasi rencana pengambilan contoh pada kondisi terkini saat ini. 9. Revision of Classification of Food and Feed (CXA 4-1989). Klasifikasi Pangan dan Pakan dimaksudkan untuk memastikan penggunaan nomenklatur dan klasifikasi pangan (dan pakan) yang lebih baik dan

seragam, termasuk penetapan kelompok atau subkelompok untuk tujuan menetapkan MRL untuk pestisida dalam pangan dan pakan. Klasifikasi ini mencakup juga kelompok komoditas dengan karakteristik dan potensi residu pestisida yang mirip. Klasifikasi ini telah direvisi secara komprehensif

Tabel 1. Daftar standar internasional yang diadopsi secara final (Final adoption at step 8 of new international standards) pada Sidang CAC46 Judul Standar · Revised Standard for Follow-up Formula (CXS 156-1987) (renamed as the Standard for Follow-up Formula for Older Infants and Product for Young Children) · Maximum residues limits (MRLs) for zilpaterol hydrochloride in cattle liver, kidney and muscle · MRLs for ivermectin (sheep, pigs and goats – fat, kidney, liver and muscle) · MRLs for nicarbazin (chicken) · MRLs extrapolated to ruminants and finfish · 426 MRLs for different combinations of pesticides/commodity(ies) · Maximum level (ML) for lead in ready-to-eat meals for infants and young children · ML for lead in soft brown, raw and non-centrifugal sugars · ML for total aflatoxins in dried chilli and nutmeg, and ML for ochratoxin A in dried chilli, paprika, and nutmeg · Guidelines for the Control of Shiga Toxin-Producing Escherichia coli (STEC) in Raw Beef, Fresh Leafy Vegetables, Raw Milk and Raw Milk Cheeses, and Sprouts (General Section, Annex I on raw beef and Annex III on raw milk and raw milk cheeses) · Guidelines for the Safe Use and Reuse of Water in Food Production and Processing (General Section and Annex I on Fresh Produce) · Guidelines on Recognition and Maintenance of Equivalence of National Food Control Systems (NFCS) · Principles and Guidelines on the Use of Remote Audit and Inspection in Regulatory Frameworks · Revised General Guidelines on Sampling (CXG 50-2004) · Revised Class Names and the International Numbering System for Food Additives (CXG 36-1989) · Code of Practice for Prevention and Reduction of Mycotoxin Contamination in Cassava and cassava based products · Revised Classification of Foods and Animal Feeds (CXA 4-1989) · Revised General Standards for Food Additives (CXS 192-1995) · Revised Recommended Methods of Analysis and Sampling (CXS 234-1999) 62

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


selama sepuluh tahun terakhir, sehingga akhirnya disepakati adanya reklasifikasi dan/atau penambahan komoditas, khususnya komoditas dari beberapa negara berkembang yang

merupakan tanaman minor, untuk memungkinkan penetapan MRL-nya, sehingga memfasilitasi perdagangan pangan dan pakan aman.

Tabel 2. Daftar Standar regional yang diadopsi secara final (Final adoption at step 8 of new international standards) pada Sidang CAC46 Judul

keterangan

· Regional standard for Soybean Products Fermented with Bacillus species

Asia

· Regional standard for Cooked Rice Wrapped in Plant Leaves

Asia

· Regional Standard for Fermented Noni Fruit Juice

North America and South-West Pacific

Tabel 3. Daftar Standar yang Adopsi Sebagian pada Tahap 5 (Adoption at Step 5) pada Sidang CAC46 Judul

keterangan

· Regional standard for Quick Frozen Dumpling

Asia

· Regional standard for Maamoul

Near East

· Revision to the General Standard for the Labelling of Pre-packaged Foods (CXS 1- 1985): Provisions relevant to allergen labelling · General Principles for the Establishing Nutrient Reference Values (NRVs-R) for Persons Aged 6 – 36 Months

Internasional

· Guidelines on the Provision of Food Information for Pre-packaged Foods to be offered via ECommerce · Guidelines on the Use of Technology to Provide Food Information

Tabel 4. Daftar Standar yang Adopsi Sebagian pada Tahap 5 (Adoption at Step 5) pada Sidang CAC46 Daftar pekerjaan baru (New Work) yang disepakati · Amendments to the General Standard for the Labelling of Pre-packaged Foods (CXS 1-1985): Labelling of pre-packaged foods in joint presentation and multipack formats · Code of Practice /Guidelines for the prevention or reduction of ciguatera poisoning · Guidelines for food hygiene control measures in traditional markets for food · Guidance for monitoring the stability and purity of reference materials and related stock solutions of pesticides during prolonged storage · Revision of the Guidelines on the Application of the General Principles of Food Hygiene to the Control of Pathogenic Vibrio Species in Seafood (CXG 73-2010) FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

63


MINI DIREKTORI PT REL-ION STERILIZATION SERVICES Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi

PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider

021-88363728, 021-8836 3729

089-9999-7867

021-88321246

info@catalystconsulting.id

yayuk@rel-ion.co.id www.rel-ion.com

PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA INTERNASIONAL Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients

www.catalystconsulting.id Catalyst Consulting

contact@indesso.com www.indesso.com

PT KH ROBERTS INDONESIA At KH Roberts, we leverage our deep expertise in flavour science and strong understanding of consumers’ needs to craft future flavours that deliver delight to consumers around the world. 021 87900778 / 021 89700723

info.id@kh-roberts.com www.kh-roberts.com https://www.linkedin.com/company/kh-roberts/

031-3981571 sku@sakatama.com www.sakatama.com

consulting.catalyst

Ottera Oterra is the largest provider of naturally sourced colors worldwide 65-6631 9294

021 386 3974 021 385 0538

PT. Sarana Karya Utama Toll Manufacturing (Beverages)

GNT Group B.V. EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water. +65 6659 4180

sgcaso@chr-hansen.com info-singapore@gnt-group.com https://oterra.com

Trade Exhibition Indonesia’s leading comprehensive hospitality, food & beverage international trade exhibition Hospitality, Food & Beverage + 62 21 2525 320 +6282113713099

foodhotelindonesia@informa.com www.foodhotelindonesia.com @foodhotelindonesia_fhi

www.exberry.com

BENEO Asia Pacific Pte. Ltd. Food Ingredients BENEO offers functional ingredients from natural sources. It helps improve a product’s nutritional and technological characteristics and actively supports customers in the development of more balanced andhealthy food products. +65-6778-8300

Food & Hotel Indonesia Food & Hotel Indonesia Food & Hospitality Series_ID

contact@beneo.com www.beneo.com

Want to see Your Company in PT. Brenntag We are your food and nutrition partner for innovative and sustainable solutions Graha Pratama Building, 17th Floor, Jl. M.T. Haryono Kav. 15 12810 Jakarta Selatan Indonesia

64

brenntag.com

PT. Krones Machinery Indonesia

Telp. (21)2952 7262

https://www.krones.com/

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023

this section? Send us an email : tissa@foodreview.co.id andang@foodreview.co.id


Edisi Mendatang |

Vol. XIX | Edisi 1, Januari 2024

Update on Functional Food

P

erkembangan tren global turut mengubah dan memberikan pengaruh pada industri pangan, tak terkecuali di bidang pangan fungsional. Inovasi yang mencakup formulasi produk, teknologi produksi hingga pengemasan terus membentuk bagaimana pangan fungsional akan diciptakan. Pangan fungsional secara khusus juga memajukan tren kesehatan global melalui produk pangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memberikan nilai gizi yang cukup untuk dikonsumsi tubuh. Dari sisi konsumen, tren konsumsi pangan fungsional terus meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat. Dengan semakin banyaknya produk pangan fungsional yang tersedia di pasaran, diharapkan konsumen akan semakin mengintegrasikan pilihan pangan ini ke dalam pola konsumsi sehari-hari untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh. Untuk itu, FoodReview Indonesia edisi mendatang akan membahas mengenai perkembangan mutakhir dari pangan fungsional yang bertujuan untuk dapat menjadi inspirasi pengembangan produk pangan yang semakin inovatif sehingga meningkatkan daya saing industri dan produk pangan di Indonesia. Pemasangan iklan, pengiriman tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan, silakan hubungi: FOODREVIEW INDONESIA telepon (0251) 8372333 | +62 811 1190 039 email: redaksi@foodreview.co.id & marketing@foodreview.co.id Cantumkan nama lengkap, alamat, email dan nomor telepon Anda.


SIGN UP TODAY TO RECEIVE YOUR FREE SUBSCRIPTION

We hope you enjoyed the issue! If you have a friend or colleague who would be interested in receiving FoodReview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.

SIGN UP https://bit.ly/FRIDIGITAL

66

FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 12 / DESEMBER 2023


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.