FRI VOL XIX/09 2024

Page 1


FOODREVIEW

Metabolomik:

Kunci Mengungkap

Potensi Penuh Ingridien

Fungsional Pangan

MINYAK SAWIT MERAH SEBAGAI INGRIDIEN PANGAN FUNGSIONAL

Inovasi

Ingridien Pangan: Tren & Tantangan

INGRIDIEN PANGAN INDONESIA

Ingridien Pangan Indonesia

Ingridien pangan merupakan fondasi dari setiap produk pangan. Pilihan ingridien pangan yang tepat tidak hanya akan menentukan cita rasa dan tekstur suatu produk, tetapi juga akan memengaruhi nilai gizi dan manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. Indonesia, dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, menawarkan beragam ingridien pangan lokal yang kaya akan zat gizi dan senyawa bioaktif yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku pangan fungsional. Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai sumber ingridien pangan fungsional yang sangat menjanjikan.

Menurut Codex General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985), didefinisikan bahwa ingridien pangan adalah semua bahan pangan yang digunakan untuk membuat dan menyiapkan pangan, termasuk bahan tambahan pangan, dan masih terdapat dalam produk akhir, meskipun mungkin dalam bentuk yang termodifikasi (… any substance, including a food additive, used in the manufacture or preparation of a food and present in the final product although possibly in a modified form). Jadi, dalam hal ini ingridien pangan bisa berupa bahan baku pangan, bahan tambahan pangan (BTP), zat gizi, dan zat non-gizi fungsional.

Menurut definisi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (PerBPOM, 11, 2019), bahan baku pangan adalah bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan olahan yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan. Bahan tambahan pangan (BTP) didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Sedangkan zat gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang memberikan energi, diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan atau bila kekurangan atau kelebihan dapat menyebabkan perubahan karakteristik biokimia dan fisiologis tubuh.

Dari berbagai literatur, diketahui bahwa selain kelompok ingridien di atas, dikenal pula zat non-gizi fungsional, yaitu zat/senyawa atau bahan yang mengandung zat bioaktif yang dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan fungsional, yaitu makanan dan minuman yang memberikan manfaat kesehatan tambahan bagi konsumen di luar manfaat gizi dasar. Karena sifatnya itu, zat-non-gizi fungsional ini sering disebut sebagai ingridien fungsional, atau health ingredients, atau nutraceuticals. Ingridien fungsional ini umumnya mengandung senyawa bioaktif sebagai antioksidan, anti-inflammatori, antidiabetik, anti-obesitas, meningkatkan kesehatan usus, daya tahan tubuh, dan lainlain untuk manfaat kesehatan bagi tubuh.

Indonesia kaya dengan potensi ingridien pangan, mulai dari rempah-rempah, buah-buahan, dan sayuran yang kaya akan senyawa bioaktif. Beberapa contoh bahan baku pangan fungsional dari Indonesia antara lain: (i) Rempahrempah, seperti temu lawak, kunyit, jahe, bawang putih, dan merica hitam mengandung senyawa anti-inflamasi dan antioksidan yang tinggi. (ii) Buah-buahan dan sayur-sayuran,

seperti nanas, manggis, belimbing, dan jambu biji kaya akan vitamin, mineral, serat dan antioksidan. (iii) Biji-bijian dan aneka kacang-kacangan sebagai sumber protein, serat, dan lemak sehat yang baik.

Bahan-bahan tersebut dapat diolah dan dikembangkan menjadi ingridien fungsional untuk formulasi produk pangan fungsional, yang menjadi tren pangan fungsional dunia yang terus meningkat. Tren ini berkembang karena meningkatnya publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa konsumsi pangan fungsional secara teratur dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah penyakit degeneratif, membantu pencernaan, menjaga kesehatan jantung, atau meningkatkan kebugaran tubuh.

Salah satu potensi besar ini ada di minyak sawit. Minyak sawit, anugerah alam Indonesia, menyimpan potensi besar sebagai ingridien pangan fungsional. Kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam, termasuk tocopherol, tocotrienol, provitamin A, squalene, fenol, fitosterol, dan fitostanol, membuatnya menjadi sumber antioksidan dan zat gizi penting. Melalui riset dan pengembangan yang terusmenerus, Indonesia dapat mengoptimalkan manfaat minyak sawit untuk menciptakan aneka ingridien pangan fungsional yang inovatif. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat dunia.

Untuk mengoptimalkan potensi ingridien pangan fungsional di Indonesia, dibutuhkan upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Penelitian mendalam perlu dilakukan untuk mengeksplorasi dan menemukan senyawasenyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan sebagai ingridien pangan funsgional lokal. Hasil penelitian ini kemudian dapat diaplikasikan dalam pengembangan produk pangan fungsional yang inovatif dan beragam. Upaya fasilitasi, promosi dan edukasi juga sangat krusial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi pangan fungsional dan sekaligus mendukung pertumbuhah industri ingridien berbasis sumber daya lokal. Sinergi antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan industri ingridien pangan fungsional yang berkelanjutan di Indonesia.

Dalam kaitannya dengan hal-hal tersebut di atas, FoodReview Indonesia kali ini membahas perkembangan mutakhir ingridien pangan. Harapannya, dapat memicu kolaborasi sinergis bagi industri, pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk menggali dan mengembangkan potensi ingridien pangan lokal Indonesia. Semoga dapat mendorong inovasi, meningkatkan daya saing industri ingridien pangan nasional di kancah global.

Purwiyatno Hariyadi https://phariyadi.foodreview.co.id/

ASOSIASI

Fi Asia, ProPak

Indonesia, dan Growtech

daftar isi

FOODREVIEW

CURRENT STATUS

Metabolomik:

34

Kunci Mengungkap Potensi Penuh Ingridien Fungsional Pangan

Terminologi metabolomik mulai dikenal sekitar tahun 1998. Metabolomik didefinisikan sebagai analisis kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa yang ada dalam suatu sel, jaringan, maupun biofluid pada skala besar.

46

Jakarta 2024: Pameran

untuk Industri Pangan

Masa Depan Penuh

Inovasi

INGRIDIEN

Minyak Sawit Merah

48

Sebagai Ingridien Pangan Fungsional

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak sawit kasar (CPO, Crude Palm Oil) mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023.

Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan

Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris

Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha

Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto

IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab

Penerbit: PT Media Pangan Indonesia Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754 Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id ISSN: 1907-1280

Persyaratan Batas Maksimal Cemaran dalam Pangan Segar

Industri pangan merupakan industri yang dinamis, dan terus berkembang dengan cepat, dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari tren konsumen yang berubah-ubah hingga kemajuan teknologi. Pilihan terhadap produk pangan tidak hanya dipengaruhi oleh harga, tetapi juga oleh kesadaran akan kesehatan, keberlanjutan, dan bahkan pengaruh media sosial.

MUTU DAN KEAMANAN

78 Good Practices untuk Penjaminan

Keamanan Kopi

Kopi, sebagai salah satu bahan penyegar bersama dengan teh dan cokelat, merupakan komoditas pangan yang terkenal di nusantara ini sejak berabad yang silam.

Redaksi menerima tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan. Artikel sebaiknya disertai

Kerja Sama Kegiatan Mahasiswa

Dear FoodReview Indonesia, Bagaimana prosedur untuk kerja sama kegiatan? Kami berencana mengadakan seminar nasional tentang pangan disertai lomba untuk kalangan pelajar. Mohon informasinya. Terima kasih.

Sita

Bogor

Jawab:

Untuk kerja sama dengan FoodReview Indonesia dapat berupa media partner atau lainnya. Lebih jelas terkait mekanisme kerja sama kegiatan, silakan kirim proposal ke alamat surel marketing@foodreview. co.id. Terima kasih.

Undangan Peliputan

Kepada FoodReview Indonesia

Kami adalah produsen yang bergerak di bidang flavor. Kami akan menyelenggarakan acara peluncuran produk baru disertai dengan seminar. Bagaimana cara mengundang FoodReview Indonesia untuk datang dan meliput acara tersebut? Terima kasih.

Fani

Karawang

Jawab:

Untuk undangan peliputan, silakan mengirim undangan beserta agenda kegiatan ke alamat surel kami di redaksi@foodreview.co.id. Terima kasih.

Format Artikel FoodReview Indonesia

Kepada FoodReview Indonesia

Mohon informasinya, bagaimana cara berkontribusi artikel untuk majalah FoodReview Indonesia dan apa saja syarat dan ketentuannya. Terima kasih.

Angga

Jakarta

Jawab:

Kami menerima artikel dalam lingkup ilmu dan teknologi pangan dengan panjang artikel dibatasi

maksimum 4 halaman (12,000 karakter), dengan Cambria 12 spasi 1,5. Untuk keperluan tata letak dan penyuntingan, kami akan melakukan perubahan tanpa mengubah makna dan isi. Artikel yang ditulis kami harapkan disertai dengan nama penulis, lengkap dengan lembaga/perusahaan/asosiasi tempat penulis beraktivitas. Jika dipandang perlu, artikel bisa juga diberi tambahan daftar referensi -maksimal 5 sumber pustaka. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan menarik.

KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum FOODREVIEW INDONESIA

Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id

Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.

Majalah cetak edisi 2016-2020 masih bisa diperoleh melalui loka pasar kami seperti Shopee (Media Pangan Indonesia) & Tokopedia (Toko Kulinologi). Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi 0811 1190 039.

FOODREVIEW

To advertise & be a webinar sponsor, contact us and book your 2024 schedule : Ms. Tissa Eritha - tissa@foodreview.co.id

Mr. Andang Setiadi - andang@foodreview.co.id

To advertise & be a webinar sponsor, contact us and book your 2024 schedule : Ms. Tissa Eritha - tissa@foodreview.co.id

Mr. Andang Setiadi - andang@foodreview.co.id

FiA Indonesia 2024: Pameran Terkemuka, Membentuk Masa Depan Ingridien Pangan

Pameran ingridien pangan terbesar di Indonesia, Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 sukses diselenggarakan pada 4-6 September 2024 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran. Dalam edisi ke 28, pameran ini hadir dengan skala yang lebih besar dibandingkan dengan edisi sebelumnya. Beragam pengalaman interaktif dan menarik dihadirkan dalam Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024, dengan tujuan untuk menginspirasi dan berbagi cakrawala baru.

Pameran dibuka oleh Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito, yang mewakili Bapak Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. “Dalam beberapa tahun terakhir, industri ingridien pangan Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik, meningkatnya

minat global terhadap produk alami dan berkelanjutan, dan inisiatif pemerintah untuk mempromosikan ekspor produk bernilai tambah. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk mengembangkan industri pangan melalui penerapan kebijakan fiskal dan nonfiskal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ignatius menambahkan Food Ingredients Asia Indonesia merupakan event penting yang dapat menghubungkan industri pangan dengan industri bahan baku yang memproduksi berbagai macam ingridien sehingga dapat mendorong inovasi dan ide baru, pemasok bahan baku potensial baru, dan solusi baru untuk pengembangan dan peningkatan industri pangan kedepannya. Berikut ini adalah liputan khusus tim FoodReview Indonesia terkait inovasi ingridien yang ada dalam pameran FiA Indonesia 2024. Fri-35

Rasa Produk Minuman

Berbasis Nabati

Pertumbuhan pesat pasar produk

nabati mendorong para produsen untuk terus berinovasi

dalam menciptakan alternatif susu yang

lezat dan bergizi. "Tantangan utama dalam pengembangan produk ini terletak pada upaya untuk mendekati profil rasa kompleks dari susu sapi," ujar New Product Innovation Manager KH Robert Group, Derrick Heng. Meskipun protein nabati seperti kedelai dan kacang hijau telah banyak digunakan, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan rasa dan tekstur produk akhir. Dengan demikian, para produsen pangan terus berupaya untuk mengembangkan teknologi baru dan kombinasi bahan-bahan yang dapat menghasilkan produk nabati dengan cita rasa yang lebih disukai konsumen. Fri-35

Mendukung Klaim Clean Label dengan Bahan Alami

PT Wijayaputra

Adiperkasa (WA) hadir dengan Exberry® GNT yakni produsen pewarna alami berbahan sayuran, buah, biji-bijian, tanaman, dan

alga. Sales dan Technical Service Staff dari PT WA, Uli mengungkap, minat masyarakat terhadap produk alami makin meningkat, dan Exberry® GNT bisa menjadi solusi bagi industri pangan yang ingin mengembangkan produk dengan klaim clean dan clear label. Pewarna alami ini dapat menghasilkan warna cerah dan efektif pada hampir semua aplikasi produk, termasuk pada hidangan crepes yang dibuat oleh tim PT WA di booth saat pameran berlangsung. Fri-12

Karagenan Berstandar Ekspor

Karagenandigunakan

sebagai pengental, pengembang, pengemulsi, dan penstabil dalam berbagai jenis pangan. Namun

tidak semua karagenan digunakan untuk proses produksi pangan. Menurut QA PT Hydrocolloid Indonesia, Anton Kushardianto standar mutu karagenan miliknya lebih tinggi dengan kualitas terbaik karena ditujukan untuk pasar ekspor (90%). Fri-12

Pengembangan Solusi Pangan Menyehatkan dan Lezat

Industri pangan

saat ini tengah

mengalami

transformasi besar.

Konsumen semakin

cerdas dalam

memilih produk, mencari pangan yang tidak hanya

lezat tapi juga menyehatkan dan berkelanjutan. Menjawab tantangan ini, Jebsen & Jessen Ingredients Indonesia

berinovasi untuk menciptakan produk dengan konsep yang menyehatkan tanpa mengorbankan rasa. “Kami adalah premier partners untuk suppliers dan customers, berfokus pada solusi dan value creation untuk tantangan market pangan,” kata Food Department Manager Jebsen & Jessen Indonesia, Cynthia Lestari. Dengan demikian, perusahaan dapat memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin beragam dan memenangkan persaingan di pasar yang dinamis. Fri-35

Tren Cita Rasa Pedas yang Inovatif

Konsumen

Indonesia kini

semakin tertarik dengan rasa pangan yang trending.

Salah satunya

adalah sensasi cita rasa pedas yang

tidak biasa, dan sekaligus beraneka ragam. Cita rasa lokal dan hidangan yang terinspirasi dari resep tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Indonesia. Vice President of Specialty Flavours & Ingredients, McCormick Asia Betty Juliana Tan mengatakan bahwa hal tersebut dapat menjadi peluang untuk dikembangkan. Kendati demikian, pengembangan

tersebut memiliki berbagai tantangan seperti kesulitan mengikuti tren pasar dan preferensi konsumen yang cepat berubah, tidak mampu merealisasikan inovasi baru dengan cepat, dan menghadapi regulasi yang kompleks. Ia menandaskan, bermitra dengan McCormick akan menguntungkan para pelaku usaha karena mereka akan mendapatkan wawasan mendalam untuk menciptakan pangan dengan menggabungkan rasa yang tepat dan menggugah selera sehingga mereka dapat menjadi lebih unggul di industri. “Kami berharap konsumen Indonesia juga dapat merasakan semangat kami yang senantiasa ingin menciptakan rasa baru dalam pangan,” kata Betty. Fri-08

Novonesis Tawarkan Solusi Pengembangan

Industri Pangan Berbasis Biologis

Biosolutions

merupakan

setiap produk, layanan, proses, dan peralatan

yang berasal dari pemanfaatan sumber daya biologis, atau yang juga disebut sebagai ‘solusi berbasis bio’. Biosolutions menghadirkan solusi yang lebih berkelanjutan untuk memproduksi kebutuhan pokok dan bahan baku melalui penghematan air, energi, dan bahan kimia berbahaya, serta mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil. Sebagai penyedia biosolutions global yang memiliki pengalaman lebih dari 100 tahun,

Novonesis, menghadirkan solusi berbasis biologis unggulannya. Novonesis Regional President APAC and Senior Vice President Food & Beverage Biosolutions Lensey Chen menyatakan, bahwa Novonesis mampu menyediakan layanan biosolutions di tiga area utama, yaitu Biosolutions for Human Health, Biosolutions for Food and Beverages, dan Biosolutions for Planetary Health. “Kami menampilkan solusi yang dirancang khusus untuk Indonesia, antara lain berbagai inovasi untuk meningkatkan efisiensi pengolahan pangan, menghasilkan produk dengan rasa dan tekstur yang lebih lezat, lebih menyehatkan dan bergizi, dan menerapkan rantai nilai pangan yang lebih keberlanjutan secara keseluruhan,” papar Lensey Chen. Fri-08

Cocoa Powder Substitute yang Terjangkau untuk Industri Pangan

Harga

bubuk

kakao yang melambung cukup tinggi membuat produsen pangan mencari bahan baku alternatif dengan karakteristik yang hampir mirip dengan cocoa. PT Makmur Pangan Kharisma (MPK) menawarkan locust bean gum atau kacang/biji carob

bernama Carob Ingredients. Direktur PT MPK, Asmin Widjaja menuturkan, biji carob yang diolah menjadi carob powder bisa digunakan sebagai cocoa powder substitute. Menurut Asmin, karakteristik carob powder ini hampir sama dengan cocoa powder namun harganya cukup terjangkau bagi industri pangan. Locust bean gum ini juga dapat berfungsi sebagai pengental, penstabil, dan sebagai pengemulsi dalam pangan olahan. Fri-12

Reformulasi untuk Memenuhi Preferensi Konsumen

Pergeseran preferensi

konsumen menuju

gaya hidup sehat

telah mendorong industri pangan dalam berinovasi.

William Kelly, General Manager, Southeast Asia

Retail, Kerry, mencatat bahwa konsumen saat ini semakin cerdas dalam memilih produk pangan. Untuk memenuhi tuntutan pasar yang semakin kompetitif, reformulasi banyak dilakukan oleh

Gizi untuk Wanita Usia Aktif

Wanita usia aktif di setiap

siklus kehidupannya

membutuhkan zat gizi yang berbeda. Untuk mendukung hal ini, Glanbia Nutritionals menawarkan bahan baku unik yang

telah teruji secara klinis yang dapat dikembangkan menjadi produk inovatif. Senior Business Development Manager

Glanbia Nutritionals, Deddy Haryady mengungkapkan ada beberapa prototipe produk yang ditampilkan seperti snack bar hingga minuman siap minum (RTD) dari bahan baku tinggi protein bernama FerriUp® (berupa whey protein concentrate), TruCal® (kombinasi beberapa mineral), dan PepForm®(leusin). Fri-12

industri pangan untuk menciptakan produk yang lebih menyehatkan tanpa mengorbankan cita rasa. “Hal ini juga didorong regulasi pemerintah yang semakin ketat terkait kandungan gizi dalam produk pangan. Kerry dengan TastesenseTM, ingin memberikan rasa manis yang inovatif, hadir sebagai solusi untuk produk yang lebih menyehatkan dan lezat,” katanya. Dengan reformulasi produk, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dan memenangkan hati konsumen yang semakin sadar akan kesehatan. Fri-35

Hanamaruki Hadirkan

Liquid Shio Koji

Hanamarukimenawarkan cara

baru untuk menikmati cita rasa umami. Sebagai satu-satunya produsen Liquid Shio Koji, Hanamaruki telah menciptakan produk yang kaya akan enzim aktif yang tidak hanya menghilangkan bau amis tetapi juga memberikan tekstur yang lembut dan empuk. “Terbuat dari bahanbahan alami dan bebas gluten serta nonGMO, Liquid Shio Koji dapat digunakan sebagai marinasi, bumbu, atau bahkan untuk meningkatkan kandungan asam amino dalam hidangan,” kata Assistant Chief Sales Representative Overseas Business Dept, Morise Maehara. Fri-35

Konsep Healthier dan Tastier dari Azelis

Tren

gaya hidup

sehat mulai

banyak diterapkan.

Business Director

PT Azelis Indonesia

Distribusi, Helianti mengungkap, tim

Azelis membantu

para produsen pangan untuk

mengikuti keinginan konsumen tersebut. Tahun ini, tim Azelis menghadirkan aplikasi berbagai produk pangan

dengan cita rasa lokal. Diantaranya yakni prototipe inovasi sambal ijo dan es jeruk yang menggunakan NUTRAVA® yakni sejenis serat dari kulit jeruk untuk meningkatkan rasa (body mouthfeel), mendukung emulsifikasi, meningkatkan stabilitas produk, dan mengoptimalkan tekstur. Selain itu ada juga permen

gummy yang menggunakan gelatin plantbased yakni pektin GENU® Pectin VIT, dan GLUCONAL® ZN-P yang merupakan sumber mineral zink bioaktif. Fri-12

Inovasi Pangan dengan Bubuk Jeli

Banyak

inovasi yang

ditawarkan oleh PT

Galic Bina Mada (GBM) pada FIA tahun ini.

Christian Djajapranata, National Sale Manager

PT GBM menjelaskan, perusahaannya memproduksi bubuk jeli dan karagenan. Tahun ini GBM menghadirkan prototype produk yang cukup unik untuk produsen pangan. Diantaranya yakni frozen iced jelly yang

anti membeku ketika

dibekukan, anti-choking

jelly dengan tekstur agak berpasir (brittle) untuk mencegah tersedak jika dikonsumsi anak. Ada juga fortified jelly

yakni jelly drink yang diperkaya dengan aneka

vitamin dan mineral; zero gravitation jelly drink

minuman dengan jeli yang mengambang di permukaan. Fri-12

Bahan Baku untuk Pangan Fungsional

Rasa Dunia yang Melokal

Berbagai aplikasi

produk inovatif

juga dihadirkan oleh

PT Tegar Inti Sentosa

dalam pameran FIA

tahun ini. Menurut

Siti Zulaika, General

Manager PT Tegar

Inti Sentosa, ada

banyak prototipe produk pangan fungsional yang timnya tawarkan untuk produsen pangan, di antaranya biskuit dan jelly stick yang mengandung CollaGem® yakni kolagen peptida terhidrolisasi dari ikan yang

memiliki daya serap tinggi dan mudah larut. Selain itu, ada juga prototype RTD yang cukup mendapat perhatian yakni

coconut drink dan chocolate hazelnut drink. Fri-12

Mengangkat tema

Glocalization, Connell Caldic

hadir dengan berbagai prototipe produk yakni inovasi hidangan mancanegara yang dibuat dan dikombinasikan

dengan flavor Indonesia. Portfolio Manager Connel Caldic, Ruth Monalisa menyontohkan hidangan taco yang berasal dari Mexico namun diisi dengan daging plant-based yang terbuat dari wheat textured protein berbumbu rendang. Ruth dan tim juga memodifikasi minuman asli Indonesia yakni bandrek menjadi minuman tinggi protein yang menggunakan whey protein concentrates. Fri-12

Solusi Produksi Pangan yang Lebih Terjangkau

Produk dengan

harga terjangkau

tapi menyehatkan dan melezatkan

banyak dicari

konsumen masa

kini. Business Development

Manager PT

Ingredion Indonesia, Wieke Agustina menawarkan solusi tersebut untuk produsen pangan. Salah

satu prototipe solusi dari Ingredion

adalah saus keju bernama strechy truffle cheese sauce. Saus ini bertekstur seperti keju mozzarella yang melt dan stretch dalam kondisi panas. Namun dengan inovasi dan modifikasi, strechy truffle cheese sauce ini tetap melt dan stretch dalam kondisi ambient. Modifikasi tektur oleh Ingredion ini sangat membantu produsen pangan saat proses produksi dan distribusi sehingga harga jual ke konsumen bisa lebih terjangkau. Fri-12

Prospek Skim Milk Powder di Pasar Global

Skim milk powder (SMP), atau susu bubuk skim, telah menjadi komoditas yang semakin diminati di seluruh dunia. Produk ini, yang kaya akan protein dan rendah lemak, memiliki peran penting dalam berbagai industri pangan. Peningkatan permintaan skim milk powder didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, pertumbuhan populasi dunia yang pesat telah meningkatkan kebutuhan akan sumber protein berkualitas. Skim milk powder, dengan kandungan proteinnya yang tinggi, menjadi pilihan yang menarik. Kedua, perubahan gaya hidup masyarakat modern, yang semakin mengutamakan kesehatan dan gizi seimbang, juga mendorong permintaan akan produk ini. Skim milk powder sering digunakan sebagai bahan dasar untuk berbagai produk makanan dan minuman sehat, seperti susu formula, protein shake, dan yoghurt.

Selain itu, perkembangan industri pangan juga turut mendorong peningkatan permintaan skim milk

powder. Produk ini digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai produk olahan, dari keju hingga makanan bayi. Meskipun demikian, industri skim milk powder juga menghadapi beberapa tantangan, seperti fluktuasi harga susu segar, persaingan yang ketat, dan regulasi pemerintah yang semakin ketat.

“Tantangan ini justru mendorong kami untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk SMP yang lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang terus berubah,” ujar Business Manager, Dairy Farmers of America, Julian Cardona dalam U.S Dairy Supply & Innovation Seminar yang diselenggarakan oleh USDEC pada 2 September 2024 di Jakarta. Secara keseluruhan, prospek skim milk powder di masa depan terlihat sangat menjanjikan.

Dalam kesempatan yang sama, Regional Director – Southeast Asia, USDEC SEA, Dalilah Ghazalay juga menuturkan bahwa industri pangan Indonesia dan Amerika Serikat memiliki hubungan yang erat dan saling menguntungkan. Kerja sama antara kedua negara dalam sektor pangan sangat penting untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil, meningkatkan kualitas produk, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Fri-35

Foodex Usung Konsep Ingridien

Autentik dan Mengglobal

Seiring dengan lanskap kuliner global yang semakin kompetitif, pengembangan cita rasa lokal menjadi semakin relevan. PT Foodex Inti Ingredients, sebagai pelopor dalam ingridien pangan, telah mengambil langkah strategis dengan mengusung konsep “Be Authentic” dalam gelaran Food Ingriedient Asia (FiA) Indonesia 2024. Melalui inovasi produk yang berbasis bahan baku lokal, Foodex tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner

Indonesia ke panggung dunia. Fokus pada pengembangan produk dengan cita rasa autentik, Foodex telah berhasil menciptakan berbagai varian produk yang menggabungkan kekayaan rempahrempah nusantara dengan teknik pengolahan modern. “Kami ingin sekali membawa cita rasa local goes to global. Di sini kami ada sambal cumi, lalu ada sambal tuna kecombrang, yang memang kita fokus pada autentisitas rasa karena orang akan mencari rasa enak,” ujar Director PT Foodex Inti Ingredients, Jenny Kartika Rusli.

Jenny melanjutkan bahwa hal ini sejalan dengan tren global yang mengarah pada pencarian pengalaman kuliner yang lebih autentik dan bermakna. Respon positif dari konsumen baik di dalam maupun luar negeri menjadi bukti nyata bahwa produk-produk Foodex telah berhasil menembus pasar yang semakin selektif. “Karena berfokus juga pada autentikasi, kami juga adopsi beberapa cita rasa luar negeri yang memang diminati dan memiliki cita rasa khas seperti chicken rosemary untuk snack, dan juga ramen dari Jepang,” imbuh Jenny. Keberhasilan Foodex ini tidak lepas dari komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas produk dan membangun jaringan distribusi yang kuat. Dengan menerapkan standar kualitas yang tinggi dan melakukan riset pasar secara intensif, Foodex mampu menghadirkan

produk-produk yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman dikonsumsi.

Pengembangan produk pangan berbasis bahan baku lokal tidak hanya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan sosial. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal, Foodex turut berkontribusi dalam pelestarian keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat. “Kita punya rekanan petani untuk beberapa jenis komoditas yang biasa digunakan sebagai bahan baku,” katanya. Namun demikian, tantangan masih tetap ada. Persaingan yang semakin ketat, perubahan preferensi konsumen, serta keterbatasan pasokan bahan baku berkualitas menjadi beberapa kendala yang harus dihadapi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Foodex perlu terus berinovasi dan adaptif terhadap perubahan pasar. Fri-35

Director PT Foodex Inti Ingredients, Jenny Kartika Rusli

Indesso Tawarkan Konsep Newstalgia untuk Konsumen Indonesia

Konsumen Indonesia semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk pangan, terutama di tengah meningkatnya biaya hidup. Pergeseran perilaku konsumen ini telah mendorong perubahan signifikan dalam industri pangan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah harga dan kualitas produk. Dengan kenaikan biaya hidup yang terus meningkat, konsumen menjadi lebih ketat dalam mengatur anggaran mereka. Oleh karena itu, produk pangan harus menawarkan harga yang terjangkau namun tetap memiliki kualitas yang baik untuk menarik minat konsumen.

Meskipun demikian, kabar baiknya adalah makanan telah menjadi prioritas utama bagi konsumen Indonesia pasca-pandemik. Hal ini terlihat dari peningkatan aktivitas belanja secara

offline di tahun 2024 dan meningkatnya model-model bisnis yang menyediakan produk makanan dan minuman dengan alternatif harga yang lebih terjangkau. Salah satu segmen konsumen yang menjadi penggerak utama tren ini adalah Gen Z. Mereka adalah generasi yang sangat memprioritaskan produk makanan dan minuman. Sebagai generasi yang dekat dengan media sosial mereka lebih cenderung untuk memilih produk yang mampu menawarkan experience lebih dari produk yang mereka beli. Walaupun masih memiliki daya beli yang lebih rendah dibandingkan generasi lain, Gen Z memiliki presensi yang kuat dalam sosial media sehingga mampu mengarahkan tren yang memengaruhi generasi lain. Faktor utama yang mendorong Gen Z dan generasi lainnya dalam pemilihan

produk adalah cita rasa, dan tren rasa yang berkembang adalah tren familiar flavors.

Indesso menangkap peluang ini dengan mengembangkan inovasi berkonsep Newstalgia. Konsep ini berangkat dari masa pandemi di mana konsumen tengah menghadapi ketidakpastian dan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini kemudian berlanjut saat pandemi berakhir dan mereka mencari produk yang dapat memberikan rasa nyaman, baru, namun tetap familiar. Sehingga, kunci keberhasilan produk terletak pada kemampuannya untuk membrikan sensasi yang baru namun tidak terlalu asing bagi konsumen.

Dalam Annual Workshop 2024 dengan tema Newstalgia ini, Indesso menggunakan tools-tools dan kemampuannya untuk memberikan solusi terbaik secara menyeluruh kepada pelanggan-pelangganya dengan menawarkan dan mengenalkan berbagai macam inovasi yang terbagi menjadi beberapa segmen seperti Snacklandia, Happy Bento, Meatopia, Donut Paradise,

dan Sip Station. Pada setiap segmen, menawarkan inovasi-inovasi yang baru namun tetap familiar. Seperti pada Snacklandia, terdapat inovasi produk daging ayam krispi yang merupakan konsep produck snack yang menawarkan snack chips berprotein tinggi, yang terbuat dari daging ayam. Beberapa ingredien yang digunakan dalam produk tersebut adalah chicken Extract Powder dari Culinaroma dan Yeast Extract dari Biospringer.

Kemudian, pada segmen Donut Paradise, Indesso juga menghadirkan cita rasa baru yang familiar seperti Cangjo Glaze. Memiliki rasa kacang hijau yang familiar bagi konsumen Indonesia tetapi mengemasnya dengan bentuk baru berupa glaze yang digunakan untuk topping donat. Cangjo Glaze ini juga menggunakan tools Indesso seperti Mung Bean Cheese Powder dari Culinaroma, Cream Powder dari Ballantyne, Natural Colorant dari Ottera, dan Red Bean Flavor dari dsm-firmenich. Fri-35

Fi Asia Indonesia 2024 concludes with resounding success

Fi Asia Indonesia 2024, the largest gathering of food and beverage (F&B) ingredients professionals in the ASEAN region, successfully concluded on 6 September, with unprecedented success. The three-day tradeshow broke all records - attracting a record of over 22,000 industry stakeholders, and featured more than 700 branded suppliers from 38 countries, showcasing thousands of food ingredients and F&B innovations.

Ms. Rungphech (Rose) Chitanuwat, Regional Portfolio Director ASEAN at Informa Markets, enthusiastically expressed her sincere gratitude to all participants, exhibitors, and speakers who contributed to the ongoing success of Fi Asia. “We are thrilled to have again set new records, while providing the premier regional platform to bring together the food and beverage industry to discover new ingredients, collaborate and innovate. The continued growth of Fi Asia Indonesia is a testament to

the resilience and creativity of the F&B industry, and the growing importance of innovation, not just in Indonesia, but throughout Southeast Asia,” said Ms. Rose.

Better together

Fi Asia Indonesia 2024 was co-located with two other major complementary trade shows, ProPak Jakarta and Growtech Indonesia. This strategic move created synergies across the F&B industry, providing exhibitors and visitors with expanded opportunities to explore new solutions and drive business growth. Participants appreciated the chance to connect with professionals from allied processing, packaging and equipment sectors, enhancing their overall experience.

Connect and collaborate

Fi Asia Indonesia 2024 was more than just a tradeshow – it’s a unique platform to foster business relationships and

knowledge sharing. Attendees actively engaged in networking events, and over 60 expertled technical seminars and conferences. These provided valuable insights into the latest ingredients, regulatory developments, and emerging trends and advancements in food technology.

Where sustainability meets innovation

Ms Rose noted that “as a leading events and exhibitions company, Informa Markets is deeply committed to embedding sustainability across our operations and the markets we serve, to help our customers and markets achieve sustainable progress.”

which are transforming the way food is manufactured and consumed.

“Themed ‘Elevating the Future of Food through Innovation and Sustainability’, Fi Asia Indonesia 2024 focused on innovations in food technology that integrate sustainable practices to reshaping the future of food production and consumption. For example, the Sustainability Square emphasised the industry’s commitment to sustainable practices. Exhibitors showcased how they are translating eco-friendly processes into action, and supporting local communities, reflecting a broader trend towards responsible sourcing and production,” she commented.

Attendees also explored groundbreaking technologies in food production, including precision fermentation and 3D food printing,

In addition, the Innovation Zone, powered by Innova Market Insights, introduced the latest and trending ingredients, including sugar reduction solutions, functional ingredients and clean label solutions that bolster sustainability.

Plan for 2025 now!

“If you want to stay at the forefront of ingredients in the ASEAN F&B industry you can’t afford to miss Fi Asia Thailand 2025, 17-19 September, at Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok. The next edition promises to build on this year’s achievements, continuing to drive innovation and collaboration in the food ingredients sector,” concluded Ms. Rose.

For more information about Fi Asia Thailand 2025, please visit https://www. figlobal.com/asia-thailand/en/home. html

Fi Asia Indonesia 2024 –Student Products Competition Winners

The prestigious Student Products Competition, held by the Student Association of Food Science and Technology of IPB (Institut Pertanian Bogor), allows young scientists to present their ideas to improve the usage of indigenous ingredients in the development of food products.

The future of food

The Student Product Competition is part of Fi Asia’s broader focus on sustainability, innovation, and supporting the future of the local food and beverage (F&B) industry. “The competition not only encourages the creative potential of young talent to transform their theoretical knowledge into practical applications, but also to connect with and receive feedback from industry experts,” said Ms. Rungphech (Rose) Chitanuwat, Regional Portfolio Director ASEAN at Informa Markets.

And the winners are …

This year’s highly anticipated Student Products Competition saw participation from numerous universities, showcasing the creativity and potential of the next generation of food industry leaders. The winning teams demonstrated exceptional innovation and a strong understanding of market trends and emphasised the importance of local ingredients in their products. The winners of the Student Products Competition at Fi Asia Indonesia 2024 were:

Proud winners of the Student Product Competition from Beat Gummy, Kasetsart University.

• First place : Beat Gummy- Kasetsart University (Thailand)

• First runner-up: Manise -Bina Nusantara University (Indonesia)

• Second runner-up: Calico Crew-IPB University (Indonesia)

Looking ahead

Informa Markets and IPB extended their heartfelt congratulations to all the entrants, finalists, and award winners of the Student Product Competition. “Your innovative ideas, dedication, and passion are truly inspiring. You showcase the incredible talent in food science. I look forward to seeing your contributions, and the impact you will make in the industry as you develop your careers and undoubtedly help shape the future of food science. This recognition highlights the importance of fostering young talent in the food industry and encourages students to continue pursuing their passions and innovative ideas,” concluded Ms. Rose.

INFO GAPMMI

• World Resources Institute (WRI) Indonesia mengadakan sesi penandatanganan Mutual Aspirasi dalam rangkaian acara Pre-Event Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. Acara ini berlangsung di Jakarta (22/08) dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor industri, pemerintah, dan organisasi nonpemerintah, termasuk GAPMMI, yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal, Stefanus Indrayana. Sesi Mutual Aspirasi ini merupakan deklarasi bersama tentang visi dan komitmen industri untuk mencapai emisi nol bersih di sektor industri pada tahun 2050. Penandatanganan ini menandai langkah penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi menuju ekonomi hijau.

• Komite Kerjasama Luar Negeri GAPMMI, Agato Leowardi menerima kunjungan singkat Dubes RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama di Jakarta (23/08), dengan agenda

pertemuan untuk berdiskusi dan saling bertukar informasi counterpart baik K/L maupun swasta, termasuk asosiasi atau eksportir produk yg memiliki potensi ekspor ke Turki, khususnya produk yang menjadi bahan baku untuk produk akhir seperti rempah-rempah, desiccated coconut, dan bubuk kakao.

• Komite Regulasi Teknis GAPMMI, Yunawati Gandasasminta menjadi narasumber dalam Seminar “Peluang dan Potensi Produk Pangan Berbasis Kedelai untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis”, yang diadakan oleh SoyBeaN Indonesia berkolaborasi dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) Universitas Bakrie dan didukung oleh U.S. Soybean Export Council (USSEC) di Kampur Universitas Bakrie, Jakarta (24/08).

• Peluncuran Buku Seri Pusaka Cita Rasa Indonesia (PCI) “Jejak Rasa, Mengupas Warisan Cita Rasa Asli Nusantara” yang diselenggarakan oleh Fak. Teknologi Pertanian UGM di Yogyakarta (24/08), Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman diundang hadir menjadi salah satu pembahas buku ini. “Jejak Rasa” mengupas kekayaan kuliner Indonesia yang beragam dan unik, mulai dari pangan berat hingga kudapan tradisional. Buku ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan melestarikan warisan kuliner

Mutual Aspirasi WRI 22 Agustus 2024

Indonesia sebagai bagian dari identitas bangsa. Adapun rekaman acara dapat disaksikan melalui

Channel YouTube TV Andi ( https:// youtu.be/YWmyHnoxF4U )

• Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar acara puncak Pekan Menyusui Sedunia di Lapangan Sempur, Bogor (24/08). Acara ini merupakan bagian dari kampanye global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap ibu menyusui. GAPMMI sebagai salah satu pemangku kepentingan turut mendukung Kemenkes. Liputan acara kegiatan dapat disaksikan melalui Channel YouTube Direktorat Gizi KIA ( https:// youtu.be/82Z-lEZ8l1A )

• Acara talkshow “How Digital Solutions Drive Sustainability?” diadakan dalam rangka Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024, yang berlangsung di Grand Ballroom JIExpo Kemayoran, Jakarta (27/08), dengan moderator oleh

Wakil Ketua Bidang Keberlanjutan dan Dampak Sosial GAPMMI, Ribut Purwanti. Sesi ini mengusung tema pentingnya solusi digital dalam mendorong keberlanjutan di berbagai sektor industri, serta memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana solusi digital dapat menjadi pendorong utama dalam mencapai keberlanjutan industri.

• BSN menyelenggarakan Webinar

“Penerapan dan Manfaat SNI Teh untuk Industri dan Konsumen” (05/09). Perwakilan Komite Regulasi Teknis GAPMMI, Arum Maryudiani menjadi narasumber dalam webinar ini. Webinar mengulas bahwa SNI teh diterapkan untuk memastikan bahwa industri teh berkembang dengan baik, dan konsumen mendapatkan manfaat yang maksimal dari produk teh yang mereka konsumsi. Rekaman webinar dapat disaksikan melalui Channel

YouTube BSN_SNI ( https://youtu.be/ JLQvldTnb0Y )

• Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) menggelar acara Networking Event bertajuk “Opportunities in World Halal Industry” di Jakarta (10/09). Acara ini untuk mempromosikan mengenai pameran MIHAS dan mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia, termasuk anggota GAPMMI untuk berpartisipasi menjadi exhibitor pada pameran tersebut. Informasi mengenai pameran MIHAS. Materi sosialisasi MIHAS dapat diunduh pada https://bit.ly/PaparanMIHAS2024

Adhi S. Lukman, Ketua Umum GAPMMI, menjadi salah satu pembahas buku “Jejak Rasa”

Peran Lemak untuk Kesehatan Tubuh

Lemak, sebagai salah satu zat gizi makro esensial, memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan tubuh. Meskipun seringkali memiliki sentimen negatif dalam upaya penurunan berat badan, lemak sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk berbagai fungsi vital seperti penyerapan vitamin larut lemak, pembentukan membran sel, dan sebagai sumber energi. “Masalah utama yang berkaitan dengan asupan lemak adalah kualitas lemak yang rendah, dan asupan lemak yang berlebihan terutama asam lemak trans (TFA) dan asam lemak jenuh,” ujar Guru Besar Departemen Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Prof. Dr. Hardinsyah dalam 1st Indonesia Soybean Oil Seminar yang diselenggarakan oleh USSEC dan YAMMI pada 7 September 2024 lalu di Jakarta.

Kedua jenis lemak tersebut telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas.

Sebaliknya, lemak tak jenuh, terutama yang ditemukan pada minyak nabati seperti minyak kedelai, memiliki profil kesehatan yang lebih baik ditandai dengan keseimbangan komposisi asam lemaknya.

Minyak kedelai kaya akan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dan asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA). PUFA, khususnya asam linoleat, berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Sementara itu, MUFA membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, minyak kedelai juga mengandung vitamin E, yang merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. “Tentu perlu terus dilakukan penelitian yang lebih jauh untuk mengetahui manfaat dari minyak nabati termasuk minyak kedelai,” pungkas Hardin. Fri-35

Preferensi Konsumen dan Implikasinya terhadap Industri Minuman

Perubahan preferensi konsumen merupakan tantangan sekaligus peluang bagi industri pangan. Dari sisi industri minuman, kondisi ini sangat berpengaruh dan memiliki dampak yang cukup serius. Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan, Triyono Prijosoesilo menuturkan bahwa industri minuman berkontribusi signifikan terhadap ekonomi, namun terancam oleh pertumbuhan negatif.

“Kinerja industri minuman masih dalam kondisi rentan. Hal ini, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat saat ini,” tuturnya dalam Webinar Facing the Changing Consumer Preference, yang diselenggarakan oleh Propak Indonesia beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, Triyono memaparkan bawa ada banyak faktor yang mempengaruhi pola belanja konsumen. Faktorfaktor tersebut seperti dari aspek psikologis berupa motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan perilaku. Lalu faktor sosial, kultural, personal, dan ekonomi. “Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi berdasarkan kebutuhan individu. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi berdasarkan kebutuhan individu,” imbuhnya. Terkait dengan pola konsumsi, kajian SEAMEO REFCON (2015) menunjukkan bahwa minuman berpemanis berkontribusi hanya sebesar 6,5% dari total asupan kalori.

Hal ini tidak jauh berbeda dari data Susenas 2022 yang juga menunjukkan tren yang sama bahwa minuman siap saji bukan kontributor utama asupan kalori masyrakat Indonesia. “Kurang tepat bahwa minuman berpemanis sebagai kontributor utama kasus diabetes dan obesitas. Karena penyebab keduanya multifaktor yang termasuk gaya hidup. pola konsumsi, tingkat aktivitas, dan lain sebagainya,” pungkas Triyono. Menjawab tantangan akan kesehatan Masyarakat, industri juga terus mendukung pola hidup sehat melalui beberapa pendekatan seperti: 1) edukasi Masyarakat untuk pola hidup dan diet sehat melalui label kemasan depan, pilihan lebih sehat, pengurangan gula dll.; 2) reformulasi produk dengan produk rendah/zero gula; 3) harmonisasi regulais guna menjaga kinerja industri dan mengurangi inefisiensi/mispersepsi. Fri-35

Beta-glucans can win over hearts in a beat

Barley beta-glucans deliver natural health benefits, for a range of applications.

Beta-glucans are the perfect solution to enhance snacks by introducing dietary fibre and heart health advantages. By incorporating this plant-based ingredient, they become eligible for approved health claims. Make hearts glow with joy and discover how these benefits can be translated into practice!

Most consumers worldwide understand the connection between heart health and their overall well-being.1 For example, 7 out of 10 European consumers show interest in products that support heart health, even if they don’t have specific health concerns.2 As a result, providing snacks with approved health claims presents a compelling opportunity for manufacturers.

1

To achieve this in an easy and affordable way, incorporating betaglucans from barley into recipes is the way to go. Barley beta-glucans are viscous, soluble, fermentable dietary fibres with scientifically proven benefits for heart health. Because of this, they also enable fibre enrichment and corresponding claims.

Beta-glucans generate a high viscosity, which makes the food thicker and slows its passage through the gastro-

intestinal tract. This delays the uptake of glucose from food, lowering the blood glucose response.3 In addition, the high viscosity lowers the uptake of bile acids and thereby reduces blood cholesterol concentration4, helping to cut the risk of coronary heart disease. The beneficial effect is obtained with a daily intake of 3 g barley beta-glucan.

Snacks enriched with these functional ingredients provide advantages not only for consumers but also for producers. With more than 120 scientific studies demonstrating the beta-glucan health effects from cereals, official bodies including EFSA, the FDA and Health Canada have approved corresponding health claims.5

BENEO, a leading producer of functional ingredients, offers barley beta-glucans in the form of Orafti® β-Fit, a clean label, non-GMO, veganfriendly wholegrain barley flour with a beta-glucan content of 20% on dry matter. Orafti® β-Fit can be used in a wide variety of applications. Some snack solutions can include baked goods like biscuits, muffins, cookies and cakes as

3 AbuMweis S, Thandapilly SJ, Storsley J, Ames N (2016). Effect of barley β-glucan on postprandial glycaemic response in the healthy human population: A meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of Functional Foods, Vol. 27, 329-342. https://doi.org/10.1016/j.jff.2016.08.057

4 AbuMweis SS, Jew S, Ames NP (2010). β-glucan from barley and its lipid-lowering capacity: a meta-analysis of randomized, controlled trials. European Journal of Clinical Nutrition, 64(12), 1472-1480. https://doi.org/10.1038/ejcn.2010.178

5 US: 21

of

well as extruded cereals. Also in dairy and dairy alternatives it can serve as a clean label texturiser.

BENEO’s Customer Technical Support Manager, Dr Isabel Trogh, sheds even more light on this versatile ingredient: “Orafti® β-Fit is a costeffective ingredient that offers technical advantages alongside health benefits for consumers. As well as having a neutral colour and taste, it is pH and temperature stable. When reformulating recipes with Orafti® β-Fit, in some cases, small adjustments, like adding a bit more water, might be necessary. But most applications allow for a simple 1:1 replacement of the original flour ingredient, e.g., wheat flour, with our wholegrain beta-glucan rich barley flour.”

Discover the full recipe of our whole wheat pasta with Orafti® β-Fit and get inspired for your next product innovations.

Pangan Berbasis Nabati: Menuju Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan

Pergeseran menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan telah semakin mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu bidang yang telah menarik minat yang meningkat adalah dampak lingkungan dari pilihan konsumsi pangan. Pangan berbasis nabati telah muncul sebagai solusi potensial untuk mengurangi efek negatif dari pola konsumsi tradisional yang kaya daging terhadap planet ini. “Banyak studi telah secara konsisten menyoroti jejak lingkungan yang signifikan dari pertanian berbasis hewani. Produksi ternak berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, konsumsi air, dan penggunaan lahan. Selain itu, deforestasi untuk lahan penggembalaan dan pakan memperburuk hilangnya keanekaragaman hayati,” ungkap Prof. Dr. Dominika Srednicka Tober dari Warsaw University of Life Sciences, Polandia dalam The 8th FiA Conference

2014 “Toward One Health Through Sustainable and Innovative Food Science and Technology” yang diselenggarakan di dalam Pameran FiA Indonesia, 4 September 2024 di Jakarta.

Dengan beralih ke konsumsi berbasis nabati, individu dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon, penggunaan air, dan penggunaan lahan mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa diet nabati dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75%, konsumsi air hingga 50%, dan penggunaan lahan hingga 75% dibandingkan dengan diet yang kaya daging. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa dampak lingkungan dari konsumsi berbasis nabati dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jenis pangan yang dikonsumsi, metode produksinya, dan perbedaan regional. Meskipun mengadopsi pola konsumsi berbasi nabati secara keseluruhan mungkin tidak mudah bagi semua orang, hal ini bisa dimulai dengan perubahan kecil yang dapat membuat perbedaan yang signifikan. “Memperbanyak protein nabati, seperti kacang-kacangan, tahu, dan tempe, dalam pola konsumsi dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. Selain itu, mengurangi konsumsi daging dan memilih produk hewani yang bersumber secara berkelanjutan juga dapat berkontribusi pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” pungkas Tober. Fri-35

Bagaimana keberlanjutan mengubah penggunaan warna pada makanan & minuman

Nattakan Sornritchingchai, Manajer Penjualan Teknis Senior di GNT Group, menjelaskan bagaimana perhatian terhadap keberlanjutan menghadirkan arah warna natural baru yang menarik

Keberlanjutan semakin penting di seluruh industri makanan dan minuman karena konsumen semakin menaruh perhatian lebih pada keaslian bahan baku dan pada keberlanjutan produksi. Di Indonesia, 70% konsumen sepakat bahwa produsen makanan, minuman, dan suplemen harus berbuat lebih banyak hal untuk menyelamatkan bumi, sementara 41% lainnya telah memilih satu produk daripada yang lain karena lebih ramah lingkungan.

Keberlanjutan saat ini memengaruhi perkembangan produk baru. Para produsen sedang beralih menuju

bahan yang lebih berkelanjutan dan produk dan pengemasan yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga bekerja membuat produk dengan daya tarik natural bagi para konsumen yang sadar lingkungan ini.

Mengapa warna penting

Warna merupakan alat yang ampuh untuk mengedukasi konsumen tentang keberlanjutan pada makanan dan minuman. Sebagai contoh, produsen penganan manis di Eropa pernah menggunakan warna cerah untuk menunjukkan bahwa produk mereka berkualitas tinggi dengan rasa yang

kuat. Namun, seiring berjalannya waktu, penganan manis berwarna cerah mulai diasosiasikan mengandung bahan buatan. Alhasil, berbagai produsen mulai meluncurkan produk menggunakan warna pastel untuk menunjukkan bahwa produk mereka lebih natural.

Dengan pendekatan yang tepat, warna dapat menyampaikan pesan natural tentang produk merek dan meningkatkan daya tarik mereka di tengah konsumen target. Selain itu, ketika warna menjadi prioritas di awal proses inovasi, hal ini memastikan setiap produk efektif secara visual dan menyampaikan kisah yang menarik.

Warna berbahan dasar tanaman

GNT merupakan pelopor global dalam warna berbahan tanaman dan berkelanjutan. Kami telah membuat

warna EXBERRY® dari buah, sayuran, dan tanaman non-GMO (Organisme Hasil Rekayasa Genetik) sejak tahun 1978. Maka dari itu, keberlanjutan menjadi topik yang sudah dekat di hati kami. Kami bekerja sama dengan konsumen kami untuk merancang solusi efektif dengan memanfaatkan tren terbaru dan terhubung dengan kebutuhan konsumen. Kami dapat memberikan dukungan di setiap tahap proses pengembangan produk, membantu produsen mengembangkan produk yang menarik dan berkelanjutan dengan menonjolkan keaslian bahan baku mereka.

Para pakar kami telah menemukan tiga arah warna baru yang dapat digunakan untuk menunjukkan keberlanjutan. Untuk mempelajari selengkapnya tren Regenaration Rising (sebuah inisiatif penggunaan warna untuk terhubung dengan konsumen yang sadar lingkungan saat ini), kunjungi: https://exberry.com/en/ regeneration-rising/

Metabolomik:

Kunci Mengungkap Potensi Penuh Ingridien Fungsional Pangan

Oleh Nancy Dewi Yuliana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University

Terminologi metabolomik mulai dikenal sekitar tahun 1998. Metabolomik

didefinisikan sebagai analisis kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa yang ada dalam suatu sel, jaringan, maupun biofluid pada skala besar.

Analisis senyawa skala besar ini dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen analitik selama instrumen tersebut mampu mendeteksi beragam senyawa dengan karakteristik fisik dan kimia yang berbeda dalam satu langkah analisis (high throughput), misalnya kromatografi gas atau kromatografi cair tandem spektro massa (GC-MS/ LC-MS), fourier transformed infrared spectrometry (FTIR), dan nuclear magnetic resonance spectrometry

(NMR). Data yang diperoleh dari riset metabolomik adalah data berukuran besar (big data) karena melibatkan ratusan senyawa, sehingga untuk mengekstrak informasi yang diiinginkan kita perlu menggunakan analisis data multivariat, seperti principal component analysis (PCA), discriminant analysis, dan orthogonal projection to the last square (OPLS).

Saat ini metabolomik telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti bidang kedokteran, plant

FOOD

science, animal science, farmasi, dan sebagainya. Riset metabolomik juga semakin diminati di Indonesia, terutama yang terkait dengan karakterisasi komponen fungsional pangan. Komponen fungsional pangan yang dimaksud mencakup komponen bioaktif yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia di luar fungsi sebagai zat gizi, atau yang berperan dalam menentukan kualitas pangan (profil sensoris, autentikasi halal/nonhalal, dsb.). Dengan melihat definisinya di atas, metabolomik merupakan pendekatan yang sesuai untuk mengkarakterisasi komponen fungsional dalam matriks bahan pangan yang kompleks. Misalnya, mengidentifikasi keberadaan komponen bioaktif pada suatu bahan pangan asal tumbuhan bukan pekerjaan yang mudah. Tumbuhtumbuhan secara umum mengandung 100.000 – 1.000.000 metabolit, dan dalam spesies yang sama mengandung sekitar 5000 metabolit. Jika kita ingin mengidentifikasi komponen mana dalam ekstrak suatu tanaman yang berfungsi sebagai antidiabetes misalnya, diperlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. Metode konvensional yang biasa digunakan untuk tujuan tersebut dikenal dengan isolasi dipandu bioaktivitas (bioassay guided isolation). Pada metode ini, pada ekstrak tanaman dilakukan proses pemisahan berulang menggunakan berbagai teknik ekstraksi, fraksinasi, dan kromatografi. Secara paralel, ekstrak atau fraksi yang dihasilkan lantas diuji bioaktivitasnya (secara in vitro atau in

vivo). Selanjutnya, fraksi atau ekstrak yang paling aktif dianalisis komposisi senyawa kimianya menggunakan berbagai instrument analitik. Proses ini terus dilakukan secara berulang hingga didapat hasil yang menunjukkan bahwa fraksi/ekstrak yang aktif tersebut hanya mengandung satu senyawa murni.

Informasi mengenai jenis maupun konsentrasi senyawa bioaktif pada suatu bahan baku sangat penting untuk konsistensi sifat fungsional produk yang dihasilkan. Hal ini karena komposisi kimiawi suatu bahan, baik

berupa hewan, tumbuhan, maupun mikroba mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti asal geografis tempat tumbuh, cara kultivasi, proses pengolahan, maupun faktor genotip. Tumbuhan dengan spesies yang sama namun dihasilkan dari metoda kultivasi yang berbeda, bisa jadi memiliki komposisi senyawa fungsional yang berbeda. Demikian pula jika tanaman tersebut diolah dengan proses pengolahan yang berbeda. Bisa jadi perbedaan tersebut ada pada senyawa penting yang berkontribusi nyata dalam sifat fungsional produk yang dihasilkan.

Peran riset metabolomik di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas kedua terbesar di dunia setelah Brazil. Terdapat sekitar 40,000 spesies tumbuhan, di antaranya sebanyak 22.900 spesies merupakan tanaman yang bisa dikonsumsi sebagai pangan (food plant) dan 6000 spesies merupakan tanaman obat. Sebagian besar risetriset yang bertujuan untuk mencari sumber-sumber komponen bioaktif dari kekayaan alam Indonesia ini telah banyak dilakukan, namun belum banyak penelitian yang menghasilkan data komprehesif dan mendetail tentang identitas komponen-komponen yang berkorelasi dengan sifat fungsional yang diteliti. Hal ini sekali lagi berkaitan dengan kompleksitas matriks tumbuhan yang telah disebutkan di atas. Diperlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit untuk dapat melakukan identifikasi senyawa bioaktif dari kekayaan alam yang luar biasa. Riset metabolomik yang bersifat high-throughput membuatnya potensial untuk menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Big data yang diperoleh dari hasil analisis sejumlah besar senyawa dari suatu sampel dapat dikorelasikan lebih lanjut dengan data hasil pengukuran bioaktivitasnya, selanjutnya dengan berbagai fungsi yang ada pada metode analisis data multivariat yang telah disebutkan di atas, senyawa bioaktif yang berkorelasi dengan bioaktivitas yang diujikan.

Sejumlah hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah melaporkan keberhasilan pendekatan metabolomik dalam mengeksplorasi senyawa bioaktif dari berbagai food plant yang tumbuh di Indonesia. Tanaman torbangun (Plectrantus amboinicus L.) secara tradisional digunakan untuk menstimulasi keluarnya air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui, terutama di kalangan masyarakat Batak (Sumatra Utara). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun torbangun memiliki sifat fungsional lain termasuk antiinflamasi, namun penelitian terkait identifikasi komponen bioaktif pada tanaman ini masih sangat terbatas. Metabolomik dengan

menggunakan instrumen NMR berhasil mengidentifikasi sejumlah senyawa aktif pentasiklik triterpen pada ekstrak daun torbangun yang mampu menghambat sekresi IFN-g, salah satu sitokin penyebab inflamasi, pada sel limfosit tikus secara in vitro. Salah satu senyawa aktif tersebut adalah asam oleanolat. Pada penelitian lain, senyawa bioaktif antidiabetes berhasil diidentifikasi dari ekstrak daun salam menggunakan pendekatan yang sama. Sebanyak tujuh senyawa golongan fenolik diidentifikasi sebagai senyawa penciri kemampuan ekstrak daun salam dalam menghambat enzim alfa-glukosidase, enzim yang berfungsi untuk memecah karbohidrat. Senyawa-senyawa tersebut adalah Myricetin-3-O-rhamnoside (Myricitrin),

Epigallocatechin-3-gallate (EGCG), Gallic acid, Malic acid, Luteic acid, dan Desmanthin.

Pendekatan metabolomik

menggunakan instrumen GC-MS juga berhasil mengidentifikasi senyawasenyawa penghambat enzim alfaglukosidase dari sejumlah rempah lokal Indonesia yang masih jarang dimanfaatkan (underutilized spices), seperti temu kunci (Boesenbergia rotunda), temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb), temu putih (Curcuma zedoria), bangle (Zingiber purpureum Roxb), bangle hitam (Zingiber ottensii), temu giring (Curcuma heyneana), temu tis (Curcuma purpurascens), temu putri (Curcuma petiolata Roxb), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum),

lempuyang (Zingiber zerumpet L.), kapulaga (Amomum compactum Roxb), dan laja gowah (Alpinia malaccensis). Senyawa-senyawa bioaktif antidiabetes yang berhasil diidentifikasi merupakan senyawa-senyawa volatil yang juga merupakan senyawa aktif pembawa aroma khas rempah-rempah tersebut, seperti Eucalyptol, α-Phellandrene, α-Pinene, Camphene, Humulene, D-Limonene, Linalool, o-Cymene, Terpinen-4-ol dan Fenchone. Hasil riset terkait senyawa aktif anti-diabetes dari food plant lokal Indonesia ini sangat penting mengingat angka penderita diabetes di Indonesia cukup tinggi. Penelitian dengan pendekatan metabolomik terhadap ekstrak temu kunci (Boesenbergia rotunda) menggunakan instrumen yang sama berhasil mengidentifikasi sejumlah senyawa volatil yang bersifat antibakteri. Senyawa tersebut diantaranya β-Bisabolene, Curlone, Myrtenol, Turmerone, Verbenol, cisβ-Ocimene dan o-Cymene. Senyawasenyawa ini mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri penyebab infeksi, seperti Bacillus cereus, Salmonella typhimurium, dan Staphylococcus aureus. Penelitian metabolomik lainnya yang menggunakan instrumen LC-MS, berhasil mengidentifkasi senyawa bioaktif dari golongan fenolik dan asam lemak tidak jenuh yang berperan dalam membantu meningkatkan sistem imun dari jenis rempah yang telah dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, yaitu bunga kecombrang

(Etlingera elatior) dan rimpang kencur (Kaempferia galanga).

Aplikasi metabolomik untuk

pengembangan produk

Salah satu hasil penelitian yang sangat menarik adalah aplikasi metabolomik menggunakan GC-MS untuk mengevaluasi kompatibilitas minyak esensial kayu putih dari berbagai daerah di Indonesia sebagai bahan baku permen kayu putih. Minyak esensial kayu putih (MKP) adalah bahan baku penting dalam pembuatan permen kayu putih. Sumber utama MKP tersebut adalah Pulau Buru. Untuk kesinambungan produksi, diperlukan sumber MKP alternatif. Ada beberapa daerah lain selain Pulau Buru yang juga merupakan penghasil MKP

dan dapat digunakan sebagai sumber MKP alternatif, namun dikhawatirkan profil sensoris permen kayu putih yang dihasilkan akan berbeda. Pendekatan metabolomik berbasis GC-MS dilakukan untuk mencari MKP alternatif yang dapat menghasilkan produk dengan karakter sensoris yang sama dengan produk permen yang menggunakan MKP Pulau Buru. MKP alternatif dikumpulkan dari 12 daerah di Indonesia dan komponen volatilnya dianalisis menggunakan GC-MS.

Hasil analisis metabolomik menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa MKP dari Bupolo, Mojokerto, Gelaran, dan Sendang Mole berada dalam satu kelompok dengan MKP Pulau Buru, yang artinya MKP ini memiliki profil komponen volatil yang mirip. Dua senyawa, Ylangene dan a-Gurjunene, merupakan dua komponen volatil penanda dari kelompok sampel ini. Konfirmasi dengan uji organoleptik dilakukan pada MKP yang telah diformulasikan pada permen kayu putih menggunakan 30 panelis tidak terlatih menunjukkan bahwa permen yang dibuat dari MKP berasal dari Mojokerto dan Bupolo memang memiliki persentase kemiripan profil sensoris yang paling tinggi dengan permen yang dibuat dengan MKP Pulau Buru. Data hasil analisis metabolomik dengan GCMS selanjutnya dikorelasikan dengan 14 atribut sensori permen kayu putih hasil focus group discussion bersama sembilan panelis terlatih menggunakan analisis data multivariat. Permen terbuat dari MKP Bupolo dan Sendang Mole ternyata

memiliki persamaan dengan permen berbahan MKP Pulau Buru dalam atribut sensoria positif sweet dan cooling aftertaste. Permen dengan MKP Pulau Belu merupakan yang paling berbeda dengan permen MKP Pulau Buru, dan didominasi oleh atribut negatif metallic dan soapy. Senyawa 1,8-Cineole dan g-Terpinene diidentifikasi sebagai senyawa yang berkorelasi dengan atribut cooling aftertaste, sedangkan 1,8-Cineole dan Caryophyllene berkorelasi dengan atribut sweet.

Aplikasi metabolomik untuk

autentikasi pangan halal

Aplikasi metabolomik lainnya yang cukup penting di bidang pangan selain dalam karakterisasi senyawa fungsional pangan, adalah untuk autentikasi pangan halal. Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia dan merupakan salah satu target pasar halal terbesar dunia. Sertifikasi halal untuk produk pangan Indonesia bersifat wajib sejak diimplementasikannya UU

Jaminan Produk Halal No. 33/2014 pada Tahun 2019. Dasar keputusan status halal produk yang disertifikasi halal di Indonesia adalah hasil audit Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dilaporkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai pemegang otoritas fatwa halal di Indonesia. Sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 80 Tahun 2022, hasil audit beberapa jenis produk wajib dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium untuk memastikan tidak ada kontaminasi dengan bahan non-halal, misalnya hasil

analisis DNA babi untuk produk berupa daging hewan sembelihan. Daging merupakan bahan pangan yang cukup kritis dalam hal kehalalannya.

Saat ini, golden method untuk analisis kemungkinan kontaminasi daging halal dengan daging non-halal adalah polymerase chain reaction (PCR), namun penelitian-penelitian untuk mengembangkan teknik autentikasi alternatif yang lebih efisien, cepat, robust, dan sesuai untuk sampel pangan dengan matriks yang kompleks, tetap diperlukan. Sekali lagi, dengan karakter high-throughput-nya, metabolomik merupakan salah satu alternatif metode yang berpotensi dikembangkan untuk autentikasi pangan halal, terutama untuk daging dan olahannya. Secara umum diketahui bahwa setiap jenis daging yang berbeda akan memiliki aroma yang khas. Bahkan, daging dari spesies hewan yang sama akan memiliki aroma yang berbeda jika diolah dengan cara berbeda. Aroma yang timbul ini erat kaitannya dengan komposisi komponen volatil yang unik untuk setiap jenis daging.

Sejumlah penelitian yang telah dipublikasikan melaporkan bahwa metabolomik yang fokus pada analisis senyawa volatil berhasil membedakan beberapa jenis daging olahan yang terbuat dari hewan halal (sapi dan ayam) dan yang terbuat dari hewan non-halal (babi ternak, babi hutan dan tikus). Produk daging olahan yang telah diteliti terdiri dari bakso, sosis, sate, dan burger. Sejumlah komponen volatil penanda olahan daging hewan nonhalal berhasil diidentifikasi. Heptanal,

Pentanal, dan Nonanal berturut-turut adalah senyawa aldehid penanda yang signifikan dari sampel bakso terbuat dari daging sapi, tikus, dan campuran sapi-tikus, sedangkan Cyclobutanol dan nonanal berturut-turut merupakan penanda bakso daging celeng dan campuran daging sapi-celeng. Pada produk burger (patty), Dimetil disulfida, Heksanal, dan Heptanal, berturut-turut adalah volatil penanda burger terbuat

dari daging sapi, daging babi, dan campuran keduanya.

Penutup

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metabolomik adalah pendekatan holistik yang mampu mengakomodir kompleksitas matriks pangan terutama yang berasal dari bahan alam. Kompleksitas ini sebenarnya adalah blessing in disguise. Keanekaragaman

struktur dan karakteristik fisiko-kimia tersebut merupakan indikasi adanya keanekaragaman fungsional, tapi juga merupakan bottle neck dalam penelitianpenelitian pangan dari bahan alam yang bertujuan untuk mengidentifikasi komponen aktif tertentu, atau untuk mengetahui dinamika sekelompok komponen unik sebagai respon dari suatu perlakuan. Pendekatan metabolomik berhasil diaplikasikan

untuk mengidentifikasi dan memahami dinamika sekelompok komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional, namun, big data yang dihasilkan dari penelitian-penelitian metabolomik perlu didokumentasikan dalam bentuk suatu pangkalan data komposisi kimiawi setiap sampel berikut karakteristik fungsionalnya, baik yang terkait dengan kesehatan maupun terkaitnya fungsinya dalam sistem pangan.

Dengan demikian, sifat fungsional suatu bahan dapat diperkirakan dengan membandingkan profil senyawa kimianya pada pangkalan data, tanpa perlu melakukan pengujian lagi. Hal ini merupakan terobosan yang dapat mendukung pemanfaatan kekayaan biodiversitas Indonesia dengan lebih optimal. Hasil penelitian-penelitian metabolomik dalam bidang autentikasi halal juga harus terus dikembangkan menjadi instrumen autentikasi produk halal yang lebih praktis, aplikatif untuk autentikasi halal produk pangan yang lebih kompleks, namun tetap memiliki sensitivitas yang baik. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menemukan biological sensing element spesifik yang sensitif akan keberadaan suatu komponen volatil tertentu. Biological sensing element ini dapat dikembangkan dari odorant-binding proteins ataupun olfactory receptors yang diisolasi dari berbagai organisme seperti serangga, tikus, manusia, maupun zebra fish.

The Critical Role of DHA in Early Childhood Development

Leading international scientists have confirmed the importance of DHA (docosahexaenoic acid) in brain and visual acuity development during early childhood, and the necessity of this vital omega-3 fatty acid in children’s diets is well-established. Extensive research has demonstrated that DHA is crucial for the growth and maturation of children’s brains, supporting cognitive development, memory, and learning capabilities. Moreover, DHA contributes to optimal vision in early childhood. Beyond its neurological and visual

benefits, DHA also supports a healthy immune system and overall well-being.

DHA Deficiency in Toddlers

Despite the recognized benefits of DHA, many children do not receive adequate amounts of omega-3 fatty acids in their diets. Current median DHA intakes in children across various countries including Indonesia fall below recommended levels. This deficiency can significantly affect their development, potentially leading to long-term health issues.

Resolving DHA Deficiency in Toddler Food

To address the issue of DHA deficiency in toddlers, it is essential to incorporate DHA into their diets effectively. DHA can be provided through various sources, including maternal milk, DHA-fortified infant formula, and DHA-enriched foods. Starting at six months of age, complementary feeding practices should include foods rich in omega-3 fatty acids to ensure toddlers meet dietary recommendations. The European Food Safety Authority (EFSA) recommends that infants and young children under 24 months consume 100 mg of DHA per day, while older children (2-18 years) should have a daily intake of 250 mg.

Microencapsulation of DHA

To effectively deliver DHA and EPA while preserving the stability

and bioavailability of these essential nutrients, microencapsulation technology offers a promising solution. Microencapsulated high DHA fish oil provides an effective way of incorporating DHA into a wide range of food products without affecting palatability. This innovative approach enhances stability, improves palatability and absorption of tuna oil due to the smaller emulsion (oil droplet) size, and the effective protection of the oil encapsulant against negative conditions (such as pH or the presence of pro-oxidising substances) in the gastrointestinal system of children.

By leveraging microencapsulation technology, parents and caregivers can provide their children with essential nutrients, supporting healthy growth, brain development, visual acuity, and overall well-being. This advanced method ensures that toddlers receive adequate DHA intake, contributing to their long-term health and development.

Nu-Mega™ Ingredients is a world leader for microencapsulating high Omega-3 DHA. Nu-Mega’s high performance DHA powders enable fortification in various application. For more information about Nu-Mega products, contact Indesso, our distributor in Indonesia at food.ingredients@indesso.com

Gabungan Produsen

Fi Asia, ProPak Indonesia, dan Growtech Jakarta 2024: Pameran untuk Industri Pangan Masa

Depan Penuh Inovasi

Opening Ceremony FI Asia 2024

Pada tahun 2024, Jakarta menjadi

tuan rumah tiga pameran besar yang menarik perhatian para profesional dan praktisi di industri pangan dan teknologi pertanian. Pameran ini adalah Fi Asia, ProPak Indonesia, dan Growtech Jakarta, yang semuanya berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran dari tanggal 4 hingga 6 September 2024.

Fi Asia (Food Ingredients Asia) adalah pameran terbesar di Asia Tenggara yang berfokus pada bahan baku pangan. Acara ini menampilkan lebih dari 700 perusahaan dari 38 negara, dengan total pengunjung diperkirakan mencapai 22.800 orang. Fi Asia menawarkan kesempatan untuk menemukan bahan baku terbaru, membangun jaringan

bisnis, dan mempelajari tren industri terkini.

ProPak Indonesia adalah pameran terkemuka di bidang pengemasan dan pemrosesan. Acara ini menampilkan berbagai solusi inovatif untuk industri pengemasan, mulai dari teknologi pemrosesan hingga pengemasan akhir. ProPak Indonesia juga berkomitmen pada keberlanjutan, dengan lebih dari 90% listrik yang digunakan dalam acara ini berasal dari sumber energi terbarukan.

Growtech Jakarta menampilkan teknologi pertanian terbaru dengan konsep “From Farm to Table”. Pameran ini menghadirkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional,

memberikan wawasan tentang masa depan industri pertanian di Indonesia. Ketiga pameran ini tidak hanya menawarkan platform untuk memamerkan produk dan teknologi terbaru, tetapi juga kesempatan untuk membangun jaringan dan kemitraan yang kuat di industri terkait. Dengan berbagai inovasi dan solusi yang ditawarkan, Fi Asia, ProPak Indonesia, dan Growtech Jakarta 2024 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri pangan dan teknologi pertanian di Indonesia.

Pembukaan Fi Asia diresmikan oleh Staf Ahli Peningkatan Kapabilitas Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito yang mewakili Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Dalam sambutannya, Kementerian Perindustrian menekankan peranan penting Indonesia dalam industri pangan global, didukung oleh sumber daya alam yang melimpah seperti minyak kelapa sawit, kakao, kopi, dan rempah-rempah.

Turut hadir, Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman untuk memberikan sambutan. Adhi menekankan pentingnya inovasi dan keberlanjutan dalam industri pangan. Perilaku konsumen telah berubah secara signifikan, terutama setelah pandemi, dengan konsumen yang kini lebih memperhatikan keamanan, kesehatan, dan nilai fungsional dari produk yang mereka konsumsi. Adhi juga menyoroti peran penting teknologi dalam pengolahan pangan, yang meskipun dapat menyebabkan hilangnya sebagian gizi dalam bahan

pangan, namun juga membuka peluang untuk industri dalam melakukan fortifikasi guna menambah zat gizi yang hilang. Pameran seperti Fi Asia sangat penting untuk mengomunikasikan perkembangan industri bahan pangan, serta untuk memperkuat keberadaan para pelaku bisnis di kawasan Asia. Selain itu, Adhi mengajak para peserta untuk memanfaatkan Fi Asia sebagai platform untuk membuka jaringan, berkomunikasi, dan menjalin relasi dengan para pelaku bisnis lainnya.

Pameran Fi Asia menampilkan berbagai pengalaman interaktif dan menarik yang dirancang untuk menginspirasi dan memperluas wawasan para peserta. Dengan tema “Tomorrow’s Tastes Today”. Wakil Ketua Umum GAPMMI, Lena Prawira menjadi narasumber GAPMMI di acara seminar “Feeding Indonesia’s Future: Unlocking the Potential of its Thriving Food Industry” pada pameran Growtech Jakarta 2024. Lena membahas berbagai inovasi terbaru dalam teknologi pertanian yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia. Fri-27

ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510 Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27

Hp. 08156720614

Email: gapmmi@cbn.net.id Website: www.gapmmi.id

Sekretariat GAPMMI

MINYAK SAWIT MERAH SEBAGAI INGRIDIEN PANGAN FUNGSIONAL

Oleh Teti Estiasih

Guru Besar Kimia dan Teknologi Lipid Universitas Brawijaya

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak sawit kasar (CPO, Crude Palm Oil) mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023.

Pada tahun 2024, konsumsi minyak sawit mentah (CPO) dalam negeri diproyeksikan mencapai 27,4 MT. CPO banyak digunakan di Indonesia, terutama untuk untuk minyak makan (edible oil) atau RBD PO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) termasuk minyak goreng, bahan bakar dalam bentuk biodiesel, industri oleokimia, deterjen, dan kosmetik. Untuk konsumsi, CPO biasa diolah menjadi RBDPO dan difraksinasi menjadi palm olein, palm stearin, palm mild fraction, dan superolein. Fraksi RBD PO ini biasa diolah lebih lanjut menjadi turunan

CPO seperti minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter alternatives, baking fats, dan lainnya yang merupakan ingridien untuk berbagai produk pangan olahan. Minyak sawit merupakan ingridien pangan penting karena hampir 50% dari seluruh produk pangan olahan di supermarket mengandung minyak sawit. Beberapa produk tersebut antara lain biskuit, cokelat, kukis, minyak goreng, mi instan, es krim, margarin, roti, dll.

Pengolahan CPO menjadi RPD PO melibatkan serangkaian pemurnian seperti degumming untuk penghilangan

gum, bleaching untuk penghilangan warna, dan deodorisasi untuk penghilangan asam lemak bebas dan bau. Warna yang dihilangkan pada proses bleaching berasal dari karotenoid yang terdiri dari α-karoten, β-karoten, γ-karoten, likopen, xantofil dengan kadar 500-700 ppm dan karotenoid

yang dominan adalah β- caroten (54%) dan α-karoten (36%). Karotenoid merupakan keunggulan minyak sawit karena sumber minyak lain tidak mengandung karotenoid setinggi minyak sawit. Pigmen ini berkontribusi pada warna merah CPO. Sayangnya, keberadaan karotenoid ini tidak

diinginkan sebagian besar konsumen dan produsen minyak goreng karena warna merah dapat mengkontaminasi warna produk. CPO telah lama digunakan di Afrika sebagai sumber pro-vitamin A akan tetapi di belahan dunia lain CPO tidak bisa diterima penggunaannya karena kadar asam lemak bebasnya yang tinggi sehingga mudah tengik. Di sisi lain RBD PO yang dipasarkan sebagai minyak goreng secara luas hampir tidak mengandung karotenoid karena senyawa ini telah dihilangkan pada proses pemurnian. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini telah dikembangkan metode pemurnian

CPO untuk menghasilkan minyak sawit merah (red palm oil) sebagai sumber karotenoid.

Produksi minyak sawit merah

Tren dan booming produk pangan yang menyehatkan saat ini menjadikan minyak sawit merah dilirik sebagai alternatif karena kaya karotenoid terutama pro-vitamin A (β karoten) yang tidak ditemukan atau sedikit pada minyak nabati lainnya. Keberadaan mikronutrien dalam minyak sawit merah seperti vitamin E, ubikuinon, vitamin K, skualen, sterol (Lohganathan et al., 2017), lebih tinggi dibandingkan RBD

PO sehingga menyebabkan minyak sawit merah digunakan sebagai suplemen atau diformulasikan sebagai ingridien pangan kesehatan. Mitos lama tentang lemak jenuh dalam sawit telah terpatahkan dengan khasiat kesehatan minyak sawit dari komponen minor bioaktif yang terkandung di dalamnya.

Minyak sawit merah merupakan minyak hasil pemurnian CPO dengan sifat mirip RBD PO tetapi masih mempertahankan kandungan karotenoid dan vitamin E karena tidak melalui beberapa tahapan proses pemurnian seperti refining (penghilangan asam lemak bebas)

dan bleaching (penghilangan pigmen) yang menyebabkan penurunan komponen minor (Tan et al., 2021). Minyak sawit merah memiliki warna merah yang khas karena mengandung karoten yang tinggi dan rendah kadar asam lemak bebas. Minyak ini juga mempunyai flavor dan aroma yang khas. Saat ini telah diterapkan teknologi pemurnian minyak sawit merah yang dapat mempertahankan kandungan karotenoidnya dengan metode deodorisasi dan deasidfikasi sehingga dihasilkan minyak sawit kaya karoten atau pengolahan minimal (minimally processed Red Palm Oil). Proses ekstraksi minyak sawit merah menerapkan pengepresan dingin (cold pressing) untuk mencegah kerusakan karoten sehingga dihasilkan crude red palm oil (CRPO).

Proses pemurnian CRPO terdiri dari dua tahap yaitu pre-treatment CRPO dilanjutkan dengan deodorisasi dan deasidifikasi dengan distilasi molekuler atau short part distillation. Kunci dalam proses produksi minyak sawit merah adalah deodorisasi suhu rendah untuk mencegah kerusakan karoten. Fraksinasi biasa dilakukan untuk minyak sawit merah untuk memisahkan fraksi cair (red palm olein) dan fraksi padat (red palm stearin) (Purnama et al., 2020). Saat ini di pasar global tersedia berbagai produk minyak sawit merah meliputi minyak masak, suplemen, dan body care dalam bentuk liquid red palm olein atau minyak sawit merah semi padat dengan berbagai label seperti pemurnian minimal (minimally refined),

extra virgin, organik, atau pengepresan dingin. Badan Standardisasi Naisonal (BSN) telah mengeluarkan Standar

Nasional Indonesia (SNI) untuk minyak makan merah No. 9098:2022, sehingga menjadi acuan bagi para produsen untuk menghasilkan minyak sawit merah untuk konsumsi.

Karakteristik

minyak sawit merah

Minyak sawit merah fraksi olein (red palm olein) mempunyai karakteristik fisik dan kimia yang hampir mirip dengan RBD palm olein (sebagai produk

minyak masak atau cooking oil) (Tabel 1). Penggunaan minyak atau lemak sebagai ingridien pangan ditentukan oleh sifat fisik terutama solid fat content/ index (SFC/SFI) yang menunjukkan persentase lemak padat pada suhu tertentu. SFC ini yang menentukan kesesuaian minyak atau lemak sebagai baking fats, cooking oils, dan ingridien untuk berbagai produk pangan seperti isian krim, mayonnaise, selai coklat, isi permen, dan lainnya. Dari Tabel 1 terlihat bahwa SFC minyak sawit merah mirip dengan RBD PO. Akan tetapi fraksinasi menjadi red palm

Tabel 1. Karakteristik minyak sawit merah dan red palm olein dibandingkan

a Nagendran et al. (2000), b Tan et al. (2021), c Hasibuan dan Ijah (2018), d Lida et al. (2002) e Ruswanto et al. (2021), f Standar Mutu ISO (International Standard Organization, g PORAM Trading Specification for Processed Palm Oil, h Ginting et al. (2020), i Nizam dan Mahmud (2021), j Rachmawti et al. (2024)

olein menunjukkan SFC yang sangat berbeda, yaitu red palm olein bersifat sangat cair dan 100% likuid pada suhu 20°C. Yang menarik adalah pada suhu 0°C hanya sebagian minyak yang memadat sehingga red palm olein sesuai diformulasikan dalam es krim.

Senyawa bioaktif dan khasiat kesehatan

Keunggulan minyak sawit merah adalah kandungan konstituen minornya yang merupakan senyawa bioaktif yang berkhasiat terhadap kesehatan seperti ditunjukkan Tabel 2. Minyak sawit merah mengandung senyawa bioaktif dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan CPO atau RBD palm olein (Tabel 3). Penggunaan minyak

sawit merah sebagai ingridien pangan akan berkontribusi pada kandungan senyawa bioaktif dalam produk yang diformulasi, sehingga produk pangan tersebut berkhasiat terhadap kesehatan atau merupakan pangan fungsional. Kadar senyawa bioaktif yang lebih tinggi menyebabkan retensinya yang lebih tinggi atau dengan kata lain walaupun senyawa bioaktif sawit terdegradasi akibat pengolahan, tetapi karena kadarnya yang lebih tinggi maka masih ada senyawa bioaktif dengan jumlah yang signifikan.

Minyak sawit merah kaya dengan senyawa bioaktif seperti tokotrienol, tokoferol, fitosterol, skualen, dan koenzim Q10. Studi toksikologi dan nutrisi menunjukkan bahwa β karoten

Tabel 2. Komponen senyawa bioaktif minyak sawit merah dan khasiatnya

Senyawa Bioaktif

Vitamin E (717-863 ppm)

Karotenoid (600-750 ppm)

Fitosterol (325–365 ppm)

Skualen (14–15 ppm)

Ubikuinon (18–25 ppm)

Loganathan et al. (2017)

Komposisi dan Khasiat Kesehatan

Komposisi: α tokoferol (19%), α tokotrienol (29%), γ tokotrienol (41%), δ tokotrienol (10%).

Khasiat: antikanker, antiangiogenik, antioksidan, antiarterosklerosis, kardioprotektif, neuroprotektif, menghambat sintesis kolesterol, membantu manajemen diabetes.

Komposisi: fitoena (0,2%), fitofluena (0,6%), β-karoten (41,0%), α-karoten (41,3%), cis-α-karoten (10,2%), z-karotene (0,6%), γ-karoten (0,8%), δ-karoten (0,8%), neurosporena (0.2%), β-zeakaroten (1,3%), α-zeakaroten (0,5%), likopen (1,0)

Khasiat provitamin A, kardioprotektif, antikanker, mencegah kebutaan

Komposisi: kholesterol (6,6–11,5 ppm), kampesterol (76–83 ppm), stigmasterol (59–64 ppm), β-sitosterol (187–218 ppm), tidak diketahui (<6 ppm)

Khasiat: menurunkan kolesterol, antikanker, imunomodulator

Khasiat: kardioprotektif, radioprotektif, antikanker, menghambat sintesis kolesterol

Khasiat: meningkatkan produksi energi sel, antioksidan, kardioprotektif, antkanker

Tabel 3. Kadar (ppm) senyawa bioaktif minyak sawit merah dibandingkan CPO dan RBD PO Senyawa Bioaktif

Koenzim Q10 10-80b 18-25c a Nagendran et al. (2000), b Loganathan et al. (2010), c Tan et al.021)

dalam minyak sawit merah mempunyai bioavailabilitas yang tinggi dan stabil terhadap pemanasan serta tidak bersifat mutagenik ketika dipanaskan. Studi efikasi menunjukkan bahwa minyak sawit merah dapat mengatasi kekurangan vitamin A pada anak-anak dan ibu hamil. Khasiat kesehatan yang lain adalah memperbaiki komplikasi mata, melindungi jantung dari penyakit iskemia, antiaterogenik, anti pendarahan, antihipertensi, antikanker, dan mendukung reproduksi yang normal, manajemen diabetes dan kemoterapi, serta melindungi dari

infeksi.

Loganathan et al. (2017) telah mengulas berbagai khasiat kesehatan minyak sawit merah. Karotenoid merupakan pigmen larut lemak yang memerlukan lemak untuk konversi menjadi vitamin A. β Karoten diabsorpsi dalam pencernaan bersama-sama dengan lemak dan penyerapannya meningkat jika ada lemak. Minyak sawit merah sangat potensial digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin A yang dibuktikan oleh berbagai studi. Defisiensi vitamin A pada anak-anak menyebabkan gangguan penglihatan,

kebutaan, anemia, penyakit pernapasan, dan meningktakn resiko infeksi seperti diare dan campak. Pemberian biskuit yang diformulasi minyak sawit merah di Afrika pada anak-anak sekolah selama 6 bulan menunjukkan peningkatan kadar retinol (vitamin A) dalam darah. Pemberian suplemen minyak sawit merah dan produk pangan tradisional (laddhu) yang difortifikasi minyak sawit merah di India juga menunjukkan hal yang sama. Pemberian minyak sawit merah dan produk yang difiortifikasinya pada wanita hamil di berbagai lokasi di dunia juga menunjukkan hasil yang sama.

Selain kaya vitamin A, minyak sawit merah telah diteliti memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya, seperti potensi dalam mencegah penyakit jantung, melindungi liver, membantu mengatasi kanker, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Aplikasi dalam produk pangan

Karakteristik fisikokimia minyak sawit merah yang mirip dengan RBD

PO memungkinkan substitusi RBD PO dengan minyak sawit merah dalam produk-produk dengan ingridien RBD PO. Hanya saja perbedaan yang mencolok di antara keduanya adalah warna minyak sawit merah yang merah pekat sehingga akan mempengaruhi warna produk akhir. Minyak sawit merah lebih stabil dibandingkan RBD PO selama penyimpanan dan pemanasan akibat kandungan senyawa bioaktif antioksidannya yang lebih tinggi. Dalam pengembangan minyak sawit merah sebagai ingridien pangan, penerimaan sensoris merupakan hal penting yang harus dilakukan. Formulasi minyak sawit merah yang telah berhasil dilakukan adalah pada salad dressing, kari, saos, dan memberikan warna yang menarik pada kentang goreng, serta cocok digunakan untuk menumis. Kesesuaian jenis-jenis minyak sawit merah pada berbagai produk pangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Minyak sawit merah mempunyai titik asap yang tinggi dan stabil terhadap oksidasi sehingga merupakan alternatif

dari palm olein sebagai minyak masak, minyak goreng, shortening, dan confectionery fats. Minyak sawit merah sesuai diformulasikan dalam margarin karena komposisi asam lemak dan warnanya yang mirip. Tekstur margarin yang menggunakan minyak sawit merah mirip dengan tekstur margarin biasa. Penggunaan minyak sawit merah dalam produk kue menghasilkan kue dengan aktivitas antioksidan dan menunjukkan hasil organoleptik yang baik. Minyak sawit merah merupakan alternatif ingridien produk olesan (spread) dengan keunggulan spread menyehatkan

berantioksidan. Produk ini sudah tersedia di pasaran.

Minyak sawit merah saat ini telah banyak diformulaskan pada berbagai produk pangan, umumnya pada food bar, produk bakery, breakfast cereals, roti, makanan ringan, dan produk confectionery. Produk-produk tersebut mempunyai keunggulan mengandung senyawa bioaktif yang lebih tinggi jika dibandingkan minyak sawit biasa. Salah satu produk lain yang sangat menggunakan minyak sawit merah sebagai ingridiennya adalah es krim.

Pengolahan dengan suhu rendah

creamer

dan biskuit

salad

Nagendran et al. (2000)

Tabel 4. Kesesuaian jenis-jenis minyak sawit merah sebagai ingridien pangan

Tabel 5. Dampak formulasi minyak sawit merah sebagai ingridien

berbagai produk pangan

Produk Pangan Olahan Dampak

Makanan ringan ekstrusi, biscuit, roti

Sacchet minyak sayur

Minyak masak/goreng

Margarina

Shorteninga

Confectionery fatsa

Fortifikasi tepung singkonga

Minyak salad dan dressinga

Spreadsa

Granola barsa

Ice milkb

Kadar antioksidan provitamin A (β-karoten) dan senyawa bioaktif lainnya meningkat pada proses produksi pangan fungsional dan antioksidan

Kadar karotenoid minyak sawit merah (β-karoten) dan vitamin E meningkatkan nilai nutrisi dan sensori pada minyak sayur dalam kemasan mie instan

Sesuai untuk minyak menumis karena sebagian besar karotenoid terserap dalam produk

Berkontribusi pada warna produk akhir dan kadar provitamin A

Menyediakan 15-200% anjuran konsumsi harian β-karoten per takaran saji produk yang menggunakan shortening

Cake menggunakan minyak sawit merah termasuk ke dalam pangan fungsional tinggi β-karoten

Menurunkan prevalensi kurang vitamin A pada anak usia prasekolah dan membantu ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan konsentrasi retinol dalam plasma darah

Penggantian minyak jagung dengan minyak sawit merah meningkatkan kadar α, γ, dan δ tokotrienol (29 kali) dan karoten (15 kali), dan berefek positif meningkatkan stabilitas oksidasi akibat keberadaan antioksidan alami

Lemak coklat yang diganti dengan red palm olein meningktakan kadar tokoferol, tokotrienol, dan karoten dengan umur simpan lebih panjang pada suhu ruang

Fraksi kaya tokotrienol meningkatkan sifat fungsional dengan komposisi proksimat dan nutrisi yang setara dengan granola bar komersial

Substitusi lemak susu dengan 25 dan 50% minyak sawit merah menghasilkan produk dengan karakteristtik mirip dengan tanpa substitusi, dan minyak sawit merah berperan meningkatkan intensitas kekuningan, vitamin E, viskositas, dan overrun

Cookiesc Cookies dengan minyak sawit merah merupakan sumber pro-vitamin A dan vitamin E yang baik sehingga merupakan ingridien cookies yang baik

a Tan et al. (2021), b ElGhany et al. (2020), c Perez-Santana et al. (2021)

menyebabkan retensi senyawa bioaktif yang tinggi. Minyak sawit merah dapat digunakan menggantikan sebagian lemak susu pada es krim. Dampak penggunaan minyak sawit sebagai

ingridien produk pangan dapat dilihat pada Tabel 5.

REFERENSI

Inovasi Ingridien Pangan: Tren & TANTANGAN

Oleh Nurhayati

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknlogi Pertanian, Universitas Jember; Pengurus PATPI Pusat & Anggota PATPI Cabang Jember

Koordinator KeRis Dimas Pangan ASUH;

Peningkatan populasi global yang pesat, ditambah dengan dampak perubahan iklim seperti gagal panen dan penurunan produktivitas pertanian, telah memicu krisis pangan global yang semakin mendesak.

Sebagai respons terhadap krisis pangan global, inovasi dalam industri pangan semakin

digalakkan. Inovasi itu antara lain terjadi pada teknologi pangan berbasis sel dan pangan fungsional muncul sebagai solusi yang menjanjikan. Pangan berbasis sel, yang diproduksi dengan mengkultur sel hewan atau tumbuhan di laboratorium, menawarkan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta mengurangi tekanan pada sumber daya alam. Sementara itu, pangan fungsional, seperti produk yang diperkaya dengan nutrisi dari alga, yogurt probiotik, dan omega-3, memberikan manfaat kesehatan yang beragam dan mendukung kualitas hidup masyarakat. Kedua pendekatan ini memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan masa depan dan

mengatasi tantangan global seperti kelangkaan pangan dan perubahan iklim.

Tren ingridien pangan era 2010-an

Dekade 2010-an menandai pergeseran paradigma dalam dunia pangan. Didorong oleh kesadaran akan kesehatan dan lingkungan, konsumen semakin memilih pangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga bergizi dan berkelanjutan. Tren ini melahirkan berbagai inovasi seperti:

z Pangan nabati, pangan berbasis nabati menjadi solusi untuk kesehatan non lemak dan dampak kerusakan lingkungan akibat peternakan hewan. Contohnya adalah daging tiruan, susu alternatif, dan yogurt nabati menjadi pilihan populer bagi vegetarian dan mereka yang peduli lingkungan.

z Pangan bebas gluten: Memenuhi kebutuhan khusus penderita celiac dan alergi gluten.

z Pangan fermentasi: Dikenal akan manfaatnya bagi kesehatan pencernaan, seperti kombucha dan kimchi.

z Pangan lokal dan organik: Mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon.

Diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas rantai pasokan pangan.

z Pangan bebas gula: Menjawab kebutuhan konsumen yang ingin mengurangi konsumsi gula.

z Pangan siap saji yang menyehatkan: Praktis dan bergizi untuk gaya hidup modern.

z Pangan fungsional: Dirancang untuk mendukung kesehatan tertentu, seperti kesehatan jantung, pencernaan, dan imunitas. Sebagai contohnya yakni air kelapa untuk hidrasi, minuman kolagen untuk kesehatan kulit, dan snack dengan tambahan protein atau serat.

z Makanan cetak 3D: Menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan inovatif.

Tren ingridien pangan

era 2020-an (masa & pasca Covid-19)

Dekade 2020-an menyaksikan transformasi besar dalam dunia pangan. Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunitas, mendorong minat pada pangan kaya zat gizi seperti buah-buahan, sayuran, dan protein alternatif. Seiring dengan itu, perubahan iklim dan isu keberlanjutan semakin menjadi perhatian, sehingga konsumen mencari produk dengan kemasan ramah lingkungan dan berasal dari pertanian berkelanjutan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan personalisasi gizi menggunakan data biometrik dan AI serta kemunculan produk pangan inovatif berorientasi tertentu seperti pangan ramah lingkungan untuk produk dengan kemasan biodegradabel, pangan dari pertanian regeneratif, dan produk pangan dengan jejak karbon rendah, serta pangan dengan konsep nirlimbah (zero waste).

Ragam pangan baru

Transformasi dalam sistem produksi pangan memungkinkan terjadinya konvergensi kemajuan teknologi berbasis genom dan fermentasi tradisional. Ilmu pengetahuan yang merupakan titik temu antara biologi sintetik, fermentasi, pengolahan hilir

untuk pemulihan produk, dan ilmu pangan diperlukan untuk mendukung pengembangan teknologi produksi bahan pangan turunan fermentasi. Bisnis dan pasar bahan turunan fermentasi, termasuk kebijakan dan peraturan serta adanya lanskap paten fermentasi untuk produksi protein alternatif, lipid dan karbohidrat. Produksi bahan-bahan turunan fermentasi yang diproduksi secara berkelanjutan dan pengenalannya ke pasar harus disertai dengan pendekatan transdisipliner dengan keterlibatan multipihak. Inovasi yang berhasil dalam penyediaan bahan-bahan pangan artifisial dari proses fermentasi akan berkonstribusi dalam penyediaan pangan dunia yang berkelanjutan. Hal demikian yang dikenal sebagai emerging food ingredients. Beberapa contoh emerging food ingredients yang sedang tren meliputi:

1. Protein nabati alternatif, menjadi sumber protein vegan untuk pengganti daging. Contohnya adalah kacang polong (pea protein), serta alga dan ganggang yang mengandung nutrisi penting seperti omega-3. Kedelai sudah umum digunakan menjadi salah satu sumber protein dengan produk olahannya seperti tempe, sari (susu) kedelai. Juga kedelai varietas edamame baik yang dikonsumsi olahan rebus blansing (mukimame) atau seperti produk inovasinya menjadi selai edamame alami tanpa pengawet (Nurhayati et al., 2018).

2. Serangga, menjadi salah satu alternatif sumber protein hewani seperti belalang (walang dalam Bahasa Jawa), jangkrik, laron, dan sebagainya. Serangga-serangga tersebut dianggap sebagai sumber protein yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

3. Fermentasi mikroba, sebagai alternatif pangan berbasis sel seperti quorn yaitu tiruan daging yang terbuat dari jamur yang difermentasi.

4. Bahan pangan fungsional, seperti adaptogen, dan probiotik-prebiotik generasi baru. Bahan pangan nabati maupun hewani (Purwandari et al, 2024) berpotensi sebagai sumber adaptogen yang mampu menyebabkan perbaikan resistensi untuk memberikan efek baik bagi konsumennya untuk lebih beradaptasi terhadap stres fisik, kimia dan biologi tanpa menyebabkan keracunan akibat mengkonsumsinya. Contoh adaptogen yaitu beberapa pangan alami baik nabati maupun hewani untuk anti depresan (Tabel 1). Konsumsi probiotik dan prebiotik varian baru bisa mendukung kesehatan usus, sebagai contoh kandungan serat dan pati resisten tipe 2 pada pisang atau bawang merah, dan lain sebagainya.

Tabel 1. Jenis dan skor pangan anti depresan

Kategori pangan Skor pangan anti depresan

Sayur mayur

Hati dan organ lainnya

Sumber: LaChance & Ramsey (2018).

5. Pemanis alami alternatif dari bagian tanaman seperti Stevia tanpa kalori yang berasal dari tanaman stevia. Contoh lainnya adalah monk fruit dari buan monk yang memiliki cita rasa lebih manis dari gula dan rendah kalori.

6. Serat baru dan fungsional, yakni ingridien yang tidak bisa dicerna tubuh. Keberadaan serat maupun nondigestable lainnya dalam komoditas pangan di antaranya serat dari tanaman chicory, dahlia, bawang merah, dan pisang yang mengandung inulin.

7. Minyak dan lemak baru, yang memiliki kandungan gizi tinggi atau sifat fungsional kesehatan. Sebagai contoh yaitu minyak kelapa sawit merah mengandung antioksidan tinggi dari senyawa beta karoten dan vitamin E; minyak kelapa VCO (virgin coconut oil) yang mengandung asam lemak rantai

sedang MCFA (medium chain fatty acid) untuk mudah dimetabolisme melalui jalur keton sebagai sumber energi non gula (Nurhayati, 2019); minyak biji chia (flaxseed) yang banyak mengandung omega-3 untuk produk kesehatan dan sebagainya.

8. Bahan berbasis tanaman yang baru dikembangkan untuk produk-produk artifisial/turunan. Sebagai contoh: bunga jantung pisang atau nangka muda untuk pengganti daging pada abon sebagai pangan vegan, dan sebagainya.

9. Sumber pangan dari laut yang bersifat berkelanjutan seperti rumput laut dikembangkan untuk bahan penggurih (seasoning) sekaligus sumber mineral.

Tantangan novel foods

Meningkatnya permintaan terhadap pangan serta perkembangan teknologi, dan pertumbuhan pasar khususnya pangan vegan telah menyebabkan peningkatan ingridien pangan baru (novel foods), sehingga perlu adanya

Tabel 2. Skor pangan alami sebagai anti depresan

Sumber: LaChance & Ramsey (2018)

penilaian keamanan terhadap bahanbahan atau produk tersebut. Sistem penilaian keamanan yang dianggap representatif adalah penetapan/ pengakuan sebagai aman dari Badan

Pengawas Obat dan Makanan FDA (Food and Drug Administration) di AS atau dikenal GRAS (generally recognized as safe). Bahan kimia atau zat yang ditambahkan ke pangan dianggap aman oleh para ahli, dan bahan tambahan pangan lainnya yang dapat ditoleransi. GRAS adalah sistem notifikasi informasi bahan pangan, bahan tambahan pangan, dan pangan fungsional yang berada di bawah tanggung jawab pemohon, sedangkan sistem pangan baru menilai keamanan bahan pangan yang tidak termasuk bahan tambahan pangan

(BTP). Di Korea, sistem evaluasi keamanan dibuat untuk bahan pangan sementara, yang mencakup bahan pangan tanpa riwayat konsumsi dalam negeri. Namun, perlu ditingkatkan pula sistem penilaian keamanan pangan baru serta bahan pangan yang dihasilkan melalui penerapan teknologi baru termasuk produk rekayasa genetika (PRG).

Aspek regulatory science menuntut BPOM untuk berkolaborasi dalam benchmarking dengan berbagai pemangku kepentingan yang relevan. Dengan mengadopsi regulasi yang tepat sasaran dan komunikasi risiko yang optimal akan mendorong iklim inovasi pangan olahan berkelanjutan di Indonesia serta tindakan mitigasi

lebih awal akan potensi risiko terjadinya pelanggaran hukum pangan baru.

Selain itu, stunting juga masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Hal tersebut mengingat angka stunting di Indonesia yang masih jauh dari target penurunan 14% untuk tahun 2024. Stunting tidak hanya berhubungan dengan kondisi fisik kerdil pada anak, namun dapat mengganggu perkembangan otak untuk perkembangan kognitif dan kinerja jangka panjang. Kasus stunting hubungannya dengan kecukupan gizi akan berdampak pada permintaan konsumen terhadap pangan kaya protein. Hal tersebut mendorong eksplorasi produk-produk baru yang berasal dari alam seperti protein dari alga. Namun aplikasi penggabungan biomassa alga pada produk bakeri dan susu menyebabkan timbulnya warna hijau dan rasa/bau amis alga sehingga kurang disukai aromanya (Bhatnagar et al, 2024). Hal tersebut menjadi tantangan bagi peneliti maupun industri untuk menciptakan teknologi handal. Ketahanan pangan global menuntut inovasi dalam teknologi pangan. Sayangnya, inovasi ini seringkali

dihadapkan pada tantangan penerimaan konsumen. Faktor-faktor seperti ketakutan akan hal baru, nilai-nilai budaya, dan kekhawatiran terhadap keamanan pangan menjadi penghalang utama. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang psikologi konsumen dan pengembangan strategi komunikasi yang efektif.

Referensi

Bhatnagar, P., Gururani, P., Parveen, A., Gautam, P., Joshi, N. C., Tomar, M. S., ... & Kumar, V. (2024). Algae: A promising and sustainable protein-rich food ingredient for bakery and dairy products. Food Chemistry, 138322.

LaChance, L. R., & Ramsey, D. (2018). Antidepressant foods: An evidence-based nutrient profiling system for depression. World journal of psychiatry, 8(3), 97.

Nurhayati, N., & Alfian, A. R. (2017). Quality characteristics of natural edamame jam without preservative ingredient as supplementary of emergency food. Advanced Science Letters, 23(12), 11793-11796. Nurhayati, N. (2019). Kajian hilirisasi kelapa dan sawit Indonesia berdasarkan produktivitas dan sifat fungsional. UNEJ e-Proceeding Purwandari, U., Pujimulyani. D., Nurhayati, N. (2024). Potensi pangan indigenous terfermentasi dan herbal sebagai anti-depresan alami melalui modulasi jalur kynurenin. KATALIS 2024. https://bima.kemdikbud. go.id/penelitian/minat-katalis/form/b985660a Yuniarto, T. (2024). Hari populasi sedunia: ledakan penduduk dan upaya menyelamatkan bumi. [Diakses 10 Juli 2024] https://kompaspedia.kompas.id/ baca/paparan-topik/hari-populasi-sedunia-ledakanpenduduk-dan-daya-dukung-bumi

PERSYARATAN BATAS MAKSIMAL CEMARAN DALAM PANGAN SEGAR

Oleh Yusra Egayanti

Direktur Perumusan Standar Keamanan

dan Mutu Pangan– Badan Pangan Nasional & Ika Nuriyana Fauziah

Analis Ketahanan Pangan Ahli PertamaBadan Pangan Nasional

Industri pangan merupakan industri yang dinamis, dan terus berkembang dengan cepat, dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari tren konsumen yang berubah-ubah hingga kemajuan teknologi. Pilihan terhadap produk pangan tidak hanya dipengaruhi oleh harga, tetapi juga oleh kesadaran akan kesehatan, keberlanjutan, dan bahkan pengaruh media sosial.

Meningkatnya pengaruh media sosial menyebabkan pergeseran gaya hidup masyarakat yang lebih tertarik ke jenis pangan yang unik, kekinian atau sedang tren. Besarnya minat konsumen akan produk pangan yang variatif dan inovatif, mengharuskan industri pangan menciptakan inovasi produk dengan memanfaatkan sumber daya bahan baku yang beragam.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber bahan baku lokal, seperti singkong, sagu, sorgum, pisang, kacang tanah dll. yang dapat dijadikan bahan baku berbagai produk pangan. Beberapa wilayah bahkan menjadi sentra penghasil produk pertanian tersebut, seperti singkong di Lampung, tebu, pisang di Jawa Timur, sagu di Maluku, dan kacang tanah di Jawa. melimpahnya suplai bahan baku tersebut juga didukung dengan akses keterjangkaun yang semakin mudah baik dalam rantai pasok bahan baku maupun distribusi produk jadi. Keberadaan media sosial, marketplace serta toko elektronik memudahkan pelaku usaha pangan untuk menjangkau konsumen di seluruh negeri bahkan menipisnya entry barrier dari manca negara.

Oleh karenanya, kondisi pasar yang sudah baik tersebut harus didukung oleh

komitmen pelaku usaha pangan untuk menciptakan produk yang terjamin baik mutu dan keamanannya. Untuk itu, pelaku usaha harus memperhatikan regulasi terkait mutu dan keamanan produk pangan. Mutu pangan merupakan karakteristik dasar jenis pangan dalam keadaan normal yang didasarkan pada kriteria organoleptik, fisik, komposisi, dan kandungan zat gizi. Persyaratan mutu pangan pada umumnya bersifat sukarela, dapat mengacu pada SNI, standar mutu dari ritel, standar negara tujuan, preferensi konsumen ataupun standar mutu yang dikembangkan oleh industri untuk menciptakan produk yang berdaya saing. Namun untuk persyaratan keamanan pangan, pelaku usaha harus memperhatikan persyaratan keamanan pangan yang telah ditetapkan oleh otoritas terkait. Hal ini dikarenakan, standar keamanan berkaitan erat

dengan dampak kesehatan yang akan ditimbulkan karena mengkonsumsi pangan.

Keamanan pangan segar

Di Indonesia, persyaratan terkait keamanan pangan produk yang beredar di pasaran diatur oleh beberapa Kementerian/lembaga yang berwenang. Khususnya bagi pelaku usaha pangan segar dapat mengacu pada persyaratan yang ditetapkan oleh

Badan Pangan Nasional. Dalam hal ini, Badan Pangan Nasional merupakan lembaga yang diberikan amanah dalam penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang pangan. Persyaratan terkait keamanan pangan segar tersebut juga dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha pangan olahan dalam pemilhan bahan baku produk yang mayoritas dapat berupa pangan segar, sehingga dapat menghasilkan produk jadi yang berkualitas dan aman dikonsumsi.

Pangan segar merupakan pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/ atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan. Pangan segar termasuk juga pangan yang sudah mengalami perlakuan minimal, yang meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan, pencelupan (blansir), dan/atau pelapisan. Proses pemanasan juga dapat dilakukan apabila diperlukan untuk penanganan pascapanen. Selain itu, pangan segar juga dapat ditambahkan Bahan

Tambahan Pangan (BTP) untuk mendapatkan suatu teknologi tertentu. Persyaratan keamanan pangan segar yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha antara lain persyaratan batas maksimal cemaran, persyaratan batas maksimal residu pestisida/ obat hewan, serta persyaratan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Pada pertengahan tahun 2024 Badan Pangan

Nasional telah menerbitkan peraturan terkait persyaratan batas cemaran yaitu dalam Peraturan Badan Pangan

Nasional No. 10 Tahun 2024 tentang Batas Maksimal Cemaran Dalam Pangan Segar di Peredaran. Peraturan tersebut

ditujukan untuk melindungi masyarakat dari risiko peredaran pangan segar yang tidak memenuhi persyaratan batas maksimal cemaran serta mengawal praktik perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab.

Cemaran dalam pangan segar didefinisikan sebagai bahan yang tidak sengaja ada dan/atau tidak dikehendaki dalam pangan yang berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses di sepanjang rantai pangan, baik berupa cemaran biologis, cemaran kimia, maupun benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Selain dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan, cemaran dalam pangan pun dapat merusak mutu produk pangan. Oleh sebab itu, cemaran dalam pangan harus dijaga seminimal mungkin dengan menerapkan cara-cara yang baik dalam proses produksi baik di hulu maupun di hilir, diantaranya cara budidaya yang baik (good agricultural practice /GAP), cara produksi yang baik (good manufacturing practice / GMP), cara distribusi yang baik (good distribution practice /GDP), dan juga disertai dengan risk assessment yang baik.

Cemaran pangan segar yang telah diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No. 10/2024 tersebut meliputi cemaran logam berat, cemaran mikroba, serta cemaran mikotoksin yang ditetapkan sesuai dengan kelompok dan jenis pangan segarnya. Persyaratan batas maksimal cemarannya dapat dilihat pada bagian lampiran peraturan tersebut. Proses penetapan peraturan badan ini mengacu menerapkan prinsipprinsip antara lain berdasarkan kajian ilmiah, terbuka, transparan sesuai dengan good regulatory practices. Tahapan penyusunan mulai dari kajian ilmiah, pembahspasan dengan stakeholder, public hearing, harmonisasi, termasuk penyampaian notifikasi ke WTO sebelum diundangkan.

Penetapan batas maksimal cemaran untuk kelompok pangan segar tersebut berdasarkan pertimbangan hasil kajian risiko, standar Codex/negara lain, data pengawasan produk beredar, kesiapan pelaku usaha, dan kesiapan

laboratorium. Angka batas maksimal yang ditetapkan mengacu pada prinsip ALARA (as low as reasonably achievable) sebagaimana dituangkan dalam Codex General Standard for Contaminants and Toxins in Food and Feed (CXS 1931995 revisi 2023). Poin penting dalam penetapan batas maksimal cemaran sesuai CXS 193 1995 tersebut antara lain:

• keberadaan cemaran dalam pangan memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan dan perdagangan;

• ditetapkan untuk jenis pangan dengan tingkat konsumsi yang dapat menyebabkan total paparan cemaran signifikan;

• batas maksimal cemaran ditetapkan serendah mungkin dengan prinsip ALARA (as low as reasonably achievable) namun tetap mampu melindungi kesehatan konsumen;

• berdasarkan data kajian ilmiah baik domestik maupun internasional;

• kemampuan laboratorium pengujian;

• serta faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam penetapan.

Menerapkan prinsip-prinsip tersebut, telah ditetapkan cemaran logam berat, yaitu batas maksimal arsen (As) berupa arsen inorganik, cadmium (Cd), dan timbal (Pb). Persyaratan batas maksimal cemaran logam berat tersebut berlaku untuk pangan segar baik dalam kondisi segar maupun kering (Tabel 1).

Tabel 1. Batas maksimal cemaran logam berat untuk setiap kelompok pangan segar

No Kelompok Pangan Segar Jenis Pangan

1 Serealia Beras

Serealia lainnya

2 Umbi (segar dan kering)

3

Kacang-kaangan, Polongpolongan, Biji-bijian, dan Biji/Buah Berminyak.

(segar dan kering)

4 Sayur (segar dan kering)

Ubi Kayu, Ubi Jalar, Talas, Sagu, Umbi Lainnya

Kacang-kacangan (kacang mete, kacang brasil, kastanye, almond, kenari, walnut, macadamia, pistachio, hazelnut, pecan)

Polong-polongan (kacang tanah, kacang hijau, kedelai, kacang merah, kacang bogor, kacang tunggak, polongpolongan lainnya)

Biji-bijian (biji chia, biji waluh, biji-bijian lainnya)

Biji/Buah Berminyak (kelapa, wijen, biji/buah berminyak lainnya)

Sayur, termasuk jamur (kubiskubisan, umbi lapis, sayuran buah, sayuran daun, sayuran umbi dan akar, sayuran batang, sayuran bunga, sayuran lainnya)

0,2 0,2

0,2 0,2

Prinsip: Spektrofotometri Serapan Atom/ AAS Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICPMS)

TD* 0,2 0,2

5 Buah (segar dan kering)

6 Rempah (segar dan kering)

Buah (buah dengan kulit yang tidak dapat dimakan, buah dengan kulit yang dimakan, beri-berian dan buah kecil lainnya, jeruk, buah pome, buah dengan biji atau endocarps yang keras)

Rempah daun

Rempah lainnya (buah, bunga, batang, kulit batang, rimpang, dan biji)

7 Bahan penyegar dan pemanis Bahan penyegar (biji kopi, biji kakao)

Keterangan:

*) TD : Tidak ditetapkan

**) : Dapat menggunakan metode lain yang tervalidasi

0,1 0,1

1 1,5

1 1,5

0,5 0,5

Sumber : Lampiran I Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2024 tentang Batas Maksimal Cemaran dalam

Pangan Segar di Peredaran

Batas maksimal cemaran mikroba ditetapkan untuk pangan segar yang biasanya langsung dikonsumsi dalam keadaan segar seperti buah potong, sayur dan buah beku, buah kering, air kelapa, dll. Parameter cemaran mikroba meliputi Salmonella, Listeria monocytogenes, Eschericia coli yang memproduksi Toksin Shiga (Shiga Toxin producing Eschericia coli)-STEC dan Bacillus cereus (Tabel 2). Batas maksimal cemaran mikroba ditentukan pada 4 kriteria yaitu n, c, m dan M. Di mana “n” merupakan jumlah sampel yang diuji. Kriteria “m” dan “M” menunjukkan batas maksimal jumlah mikroba di mana jika melebihi nilai “m”

yang ditentukan, produk masih dapat diterima, namun jika melebihi nilai “M” produk tidak dapat diterima. Sementara kriteria “c” adalah jumlah sampel yang diperbolehkan mengandung cemaran antara m dan M.

Sebagai contoh impelementasi dari persyaratan batas maksimal cemaran mikroba ini, untuk jenis pangan rempah daun maka pengujian cemaran Bacillus cereus dilakukan terhadap lima sampel, dengan ketentuan hanya dua sampel yang diperbolehkan mengandung

Bacillus cereus antara 102 koloni/g dan 104 koloni/g, dan tiga sampel lainnya total Bacillus cereus harus kurang dari 102 koloni/g.

Tabel 2. Batas Maksmimal Cemaran Mikroba untuk Setiap Kelompok Pangan Segar

No Kelompok Pangan Jenis Pangan

Buah Kering (kurma, kimis, apricot, tin, buah kering lainnya)

Buah Potong Segar

1 Buah

2 Sayur

Sari Buah Segar

Buah Beku

Sayur Beku Siap Konsumsi tanpa melalui proses pemasakan

Sayur Segar Siap Konsumsi tanpa melalui proses pemasakan (Selada, tomat, timun, sayur segar siap konsumsi lainnya)

3 Rempah Rempah Daun dan Rempah Lainnya (Kering)

4 Kacangkacangan, Polongpolongan, Bijibijian, dan Buah/ Biji Berminyak

Buah/Biji Berminyak (Wijen)

5 Bahan Penyegar dan pemanis Air Kelapa (hanya untuk air kelapa yang dikemas tanpa proses pasteurisasi)

Keterangan:

(1) n: jumlah sampel;

(2) c: jumlah sampel yang diperbolehkan mengandung cemaran antara m dan M; (3) m: batas maksimal jumlah mikroba dimana jika melebihi m produk masih dapat diterima; (4) M: batas maksimal jumlah mikroba dimana melebihi M produk tidak dapat diterima; (5) Dapat menggunakan metode lain yang tervalidasi;

(6) STEC: Shiga toxin-producing Escherichia coli.

NA Not Applicable

Sumber: Lampiran II Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2024 tentang Batas Maksimal Cemaran Dalam Pangan Segar di Peredaran

Selanjutnya standar batas maksimal cemaran yang diatur sebagai persyaratan keamanan pangan segar adalah batas maksimal cemaran mikotoksin. Cemaran mikotoksin adalah hasil metabolit sekunder yang bersifat toksik yang diproduksi oleh berbagai jenis kapang, yang tidak sengaja ada dan/atau tidak dikehendaki dalam pangan yang berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses di sepanjang rantai pangan, yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pada Peraturan

Badan Pangan Nasional No.10/2024 ini parameter yang ukur adalah batas maksimal untuk cemaran aflatoksin B1, aflatoksin total, fumonisin dan okratoksin A (Tabel 3).

Untuk membuktikan bahwa pangan segar telah memenuhi persyaratan batas maksimal cemaran, dapat dilakukan pengujian menggunakan sampel bagian pangan segar yang dapat dimakan (edible portion) di laboratorium yang terakreditasi KAN. Namun apabila tidak tersedia laboratorium yang terakreditasi, pengujian dapat dilakukan di laboratorium yang ditunjuk oleh pemerintah.

Dengan ditetapkan peraturan ini, diharapkan dapat menjadi satu upaya dalam memperkuat penjaminan keamanan pangan segar yang beredar di pasaran, baik pre-market maupun post market. Peraturan ini juga dapat menjadi acuan pelaku usaha dalam menerapkan good practices, baik bagi

Tabel 3. Batas Maksimal Cemaran Mikotoksin untuk Setiap Kelompok Pangan

No Kelompok Pangan Segar Jenis Pangan

1 Serealia

2 Kacang-kacangan, Polong-Polongan, Biji-bijian, dan Buah/Biji Berminyak Kacang-kacangan (Almond, pistachio, kacang brasil, hazelnut, kacangkacangan lainnya)

3 Rempah Rempah kering (cabai, pala, rampah kering lainnya)

4 Buah Buah kering (kurma, buah tin, kismis, buah kering lainnya)

5 Bahan penyegar dan pemanis Biji kopi, biji cokelat

*) TD: Tidak Ditetapkan **) : Dapat menggunakan metode lain yang tervalidasi

Sumber: Lampiran III Peraturan Badan Pangan Nasional

pelaku usaha pangan segar maupun bagi pelaku usaha pangan olahan khususnya dalam pemilihan bahan baku pangan segar. Implementasi yang baik terhadap ketentuan dalam peraturan ini akan mampu menjamin pangan yang diproduksi berkualitas dan aman untuk dikonsumsi, sehingga pangan berdaya saing tidak hanya di pasar nasional namun juga di pasar internasional. Peraturan selengkapnya dapat diunduh

di laman Badan Pangan Nasional https:// jdih.badanpangan.go.id/uploads/Legal/ Lampiran/66d04930f20dab3dbaa199ed. pdf.

Referensi:

Peraturan Badan Pangan Nasional No. 10 Tahun 2024 tentang Batas Maksimal Cemaran Dalam Pangan Segar di Peredaran

Codex General Standard for Contaminants and Toxins in Food and Feed (CXS 193-1995 revisi 2023)

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2024 tentang Batas Maksimal Cemaran Dalam Pangan Segar di Peredaran

Good Practices

untuk Penjaminan Keamanan Kopi

Oleh Winiati P Rahayu

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

SEAFAST Center IPB

Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia

Kopi, sebagai salah satu bahan penyegar bersama dengan teh dan cokelat, merupakan komoditas pangan yang terkenal di nusantara ini sejak berabad yang silam.

Popularitas kopi terus meningkat pesat. Munculnya banyak merek baru telah semakin menghidupkan persaingan di pasar. Rantai pasok kopi sebagai salah satu hasil pertanian cukup kompleks, dimulai dari perkebunan kopi yang mayoritas masih berupa perkebunan rakyat hingga akhirnya dapat dinikmati konsumen. Kedai kopi kini menjadi tempat yang populer bagi masyarakat untuk bersantai dan menikmati berbagai jenis kopi, baik panas maupun dingin, yang seringkali disajikan bersama kudapan. Satu hal perlu diperhatikan adalah jaminan

keamanan pangan produk olahan seperti kopi. Mulai dari pemilihan biji kopi berkualitas, proses pengolahan yang higienis, hingga penyajian yang tepat, semua aspek harus diperhatikan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk.

Kualitas minuman kopi sangat dipengaruhi oleh banyak hal mulai dari varietas kopi, teknik pemanenan, teknik fermentasi, teknik penyangraian, hingga teknik penyeduhannya. Di

antara teknik penyeduhannya, dikenal teknik kopi seduh dingin (cold brew) yang lebih berisiko karena tidak menggunakan air panas yang dapat mematikan mikroba. Walau berisiko, namun penyeduhan dingin ini mempunyai kelebihan yaitu mampu menarik semua rasa kopi yang enak

dari bijinya, termasuk kafein karena dilakukan pada waktu penyeduhan yang lama mencapai 12 jam. Kopi yang diseduh dingin dapat disimpan di lemari pendingin dalam waktu yang lama sehingga praktis tidak harus dibuat setiap hari. Kopi ini biasa disajikan menjadi es kopi ataupun kopi panas dengan konsentrasi kopi yang mudah diatur.

Risiko bahaya

mikrobiologi dan kimia

Biji kopi pada umumnya dipanen masih dalam bentuk basah yang kemudian difermentasi dan dikeringkan.

Mikroba yang peluangnya besar untuk mengontaminasi antara lain adalah dari jenis bakteri dan kapang. Bakteri pengontaminasi dapat bersifat merusak atau patogen. Bakteri yang paling umum mengontaminasi biji kopi hingga minuman kopi antara lain adalah Esherichia coli, Salmonella spp., Listeria monocytogenes dan Bacillus cereus. Bakteri-bakteri tersebut bersifat patogen yaitu menimbulkan sakit dengan gejala mual, muntah dan sakit perut.

Kondisi biji kopi maupun minuman

kopi sangat berpengaruh terhadap daya tahannya terhadap serangan mikroba. Biji kopi yang telah luka/berlubang rentan terhadap serangan mikroba. Pengeringan hingga kadar air dibawah 12% umumnya aman dari serangan mikroba. Standar mutu dan keamanan kopi dan produk olahannya terhadap serangan mikroba dapat dilihat pada

Tabel 1.

Kopi bubuk; kopi campur, minuman serbuk: kopi gula susu, kopi gula krimer, kopi gula

Konsentrat minuman kopi

Salah satu bahaya kimia pada kopi yang harus diwaspadai adalah cemaran mikotoksin terutama dari jenis okratoksin A (OTA). Adanya OTA karena pertumbuhan kapang Aspergillus atau Penicillium terutama A. ochraceus toksigenik. Keberadaan kapang ini dapat terjadi saat kopi masih di ladang, saat panen maupun pascapanen. Saat masih di ladang keberadaan kapang ini dapat

n: jumlah sampel yang diambil dan dianalisis

c: jumlah yang boleh melampaui batas mikroba untuk menentukan keberterimaan

m, M : batas mikroba

Sumber: diolah dari BPOM (2019)

Tabel 1. Kriteria mikrobiologi dalam pangan olahan
Pangan Olahan

berasal dari tanah pertanian maupun terbawa udara. Selama panen, buah kopi yang tertinggal di tanah atau dibiarkan terbuka dapat mendukung kontaminasi kapang tersebut. Saat penyimpanan sebagai bagian dari penanganan pascapanen, kapang tumbuh akibat kelembapan gudang yang tidak terjaga. Selama diproses, bila penanganan tidak hati-hati maka kontaminasi masih dapat berlangsung. OTA dapat menyebabkan nefrotoksisitas dan karsinogenisitas dan telah diklasifikasikan oleh program monografi Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dalam Grup 2B (mungkin bersifat karsinogenik) pada manusia. Batasan untuk mikotoksin ini di Indonesia yang diatur melalui PerBPOM No. 8 tahun 2018 adalah 5 µg/kg untuk kopi bubuk dan kopi sangrai, sedangkan untuk kopi instan adalah 10 µg/kg. Vietnam yang juga dikenal sebagai negara penghasil kopi mengatur batasan yang sama dengan Indonesia untuk kopi sangrai yaitu 5 µg/kg.

Pencegahan bahaya dengan

aplikasi

good practices

Praktik yang baik (good practices) harus dimulai sejak di lapang (good agricultural practices/GAP dan good handling practices/GHP), di pabrik (good manufacturing practices), di ritel (good retailing practices) hingga penyajiannya pada konsumen (good consumption practices). Berikut ini titik kritis yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan tersebut.

1. Penanganan di Ladang

Good agricultural practices kopi adalah cara budi daya tanaman kopi yang baik dan ramah lingkungan dengan tujuan menghasilkan kopi yang aman. Praktik yang baik ini harus dimulai sejak pembibitan, dalam hal ini dapat dipilih varietas kopi yang sudah dikenal keunggulannya, antara lain tahan hama dan memberikan cita rasa yang enak. Tahap berikutnya adalah persiapan lahan di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut yang cocok untuk tanaman kopi. Lahan tersebut dapat ditanami kopi yang umumnya dimulai pada awal musim hujan agar terhindar panas terik, dan diberi pupuk yang terkendali. Tanaman yang tumbuh subur harus dipangkas untuk memberi kesempatan sirkulasi udara dan paparan cahaya. Tidak lupa program pengendalian hama harus dilakukan dengan baik agar produktivitas tanaman kopi tetap terjaga. Selanjutnya proses pemanenan yang tidak merusak biji kopi dapat dilakukan.

2. Penanganan di Pabrik

Biji kopi yang tiba di pabrik dapat diolah dengan pengolahan basah dan pengolahan kering. Pengolahan basah tidak memerlukan proses pengeringan karena biasanya akan langsung diolah menjadi produk lain. Pengolahan kering dilakukan agar biji kopi memiliki kadar air sekitar 12% yang aman dari serangan mikroba. Selanjutnya, proses pengolahan

biji kopi dengan teknik fermentasi dimaksudkan untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa dan untuk mengurangi rasa pahit kopi. Setelah dilakukan pemisahan lendir maka dilakukan pengeringan dengan penjemuran atau dioven. Pada beberapa jenis kopi juga dilakukan penyangraian agar cita rasa kopi lebih muncul. Kesemua proses tersebut harus dibarengi dengan penerapan good manufacturing practices yang meliputi lingkungan dan bangunan pabrik, fasilitas sanitasi dan higienitas karyawan, peralatan produksi dan pengendalian proses. Secara detail aplikasinya dapat mengikuti pedoman yang dikeluarkan pemerintah melalui

Permenperind No. 75/M-IND/

PER/7/2010 tentang Pedoman cara produksi pangan olahan yang baik (good manufacturing practices).

3. Penanganan di Kedai Kopi

Hal pertama yang harus diperhatikan kedai kopi adalah pemasok biji kopi. Kedai kopi harus memiliki penyuplai bahan baku kopi dan bahan pembantu lainnya yang terpercaya, sehingga hanya menjual kopi yang bebas bahaya fisik, mikrobiologi dan kimia, dalam kondisi baru dan belum kedaluwarsa. Kopi harus tiba di kedai dalam kemasan yang baik dan diupayakan kedap udara. Pembelian kopi dapat dilakukan

secara berkala sehingga tidak harus menumpuk kopi dalam waktu yang lama di kedai, jika harus disimpan maka penyimpanannya harus dalam ruangan yang kering. Pada saat penyeduhan kopi, kedai dapat melakukan penyeduhan panas atau dingin (cold brew). Proses penyeduhan dingin menggunakan air dingin dan bubuk kopi direndam dalam waktu lama, sehingga mikroba yang terdapat pada bubuk kopi atau di air penyeduh mendapat kondisi nyaman untuk tumbuh. Kopi yang diseduh dingin biasanya memiliki tingkat keasaman yang tidak setinggi diseduh panas yang dapat menarik asam lebih banyak. Pada penyeduhan

dingin, tingkat keasaman yang disetarakan dengan nilai pH berkisar antara 4,85 hingga 5,10. Selanjutnya kondisi penyimpanan kopi yang telah terekstrak juga merupakan faktor penting yang harus diperhatian agar mikroba tidak tumbuh. Penyimpanan yang menghindari danger zone (5-60 °C) dimaksudkan untuk pencegahan pertumbuhan mikroba selama penyimpanan.

Selama penyeduhan, kualitas air penyeduh harus diperhatikan. Air yang digunakan dalam produksi harus memenuhi standar keamanan dan kualitas. Bila perlu dapat melakukan pengujian dan pemantauan sumber

air secara berkala sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Peralatan seperti mesin kopi dan alat bantu lainnya harus dalam kondisi bersih, demikian juga tangan penjamah pangannya. Sanitasi peralatan dan permukaan harus dilakukan sesuai SOP/operasi standar baku yang dikembangkan yang menjamin keamanan peralatan. Demikian juga higienitas penjamah pangan harus terjaga. Pekerja harus mencuci tangan dengan benar dan menggunakan

pakaian dan peralatan untuk menjaga higienitasnya seperti menggunakan sarung tangan, masker, dan topi rambut untuk menghindari kontak langsung dengan produknya. Pelatihan higienitas penjamah pangan merupakan kegiatan yang dapat disarankan.

Penutup

Semua jenis pangan dapat berisiko dari segi kualitas dan keamanan apabila tidak dijaga dengan baik.

Aplikasi praktik yang baik mutlak perlu diterapkan untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan mulai bahan baku di lapang hingga menjadi produk jadi yang siap dikonsumsi. Pendekatan ini adalah cara yang paling pragmatis dan hemat biaya untuk mengurangi risiko keamanan pangan dalam rantai pasok. Menjaga kebersihan dan higienitas merupakan kunci yang harus dipraktikan terus-menerus dan bila perlu didukung dengan pelatihan berkala yang dapat diprogramkan.

Dalam upaya menjalankan praktik pengolahan pangan yang baik dapat dilakukan pemantauan secara internal oleh setiap supervisi/manajer ataupun secara eksternal. Pemantauan secara eksternal dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai otoritas kualitas dan keamanan pangan dengan cara inspeksi maupun dengan cara pemberian sertifikat yang juga dapat dilakukan oleh lembaga sertifikasi. Petani kopi yang telah menerapkan GAP dapat diberikan sertifikat dari dalam dan luar negeri. Industri pengolah kopi dapat diberi sertifikat GMP dan HACCP oleh pemerintah atau lembaga sertifikasi, dan kepada kedai kopi sebagai salah satu usaha pangan siap saji dapat diberikan sertifikat laik sehat dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan setempat.

Memastikan praktik keamanan pangan yang konsisten dalam produksi kopi dan penyajian minuman kopi sangat penting untuk menjaga kesehatan konsumen dan menjaga kualitas produk sehingga dapat memberikan keuntungan finansial bagi pelaku usaha.

Referensi:

Adinandra R dan Pujianto T. 2020. Analisis sistem produksi kopi menggunakan good agriculture practices. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 4 (2): 288-297 doi.org/10.21776/ub.jepa.2020.004.02.7

BPOM. 2018. Peraturan BPOM No. 8 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Kimia Dalam Pangan Olahan.

BPOM. 2019. Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2019 tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba Dalam Pangan Olahan.

Canadian Food Inspection Agency. 2020. Report of Food Microbiology Targeted Surveys: Bacterial Pathogens in Cold Brewed Coffee - April 1, 2018 to March 31, 2019.

AGENDA PANGAN 2024

SEPTEMBER

FiA (FOOD INGREDIENTS ASIA)

Jakarta, 4 - 6 September 2024

OKTOBER

ALLPACK INDONESIA

Jakarta, 9 - 12 Oktober 2024

NOVEMBER

SIAL InterFOOD

Jakarta 13 - 16 November 2024

DRINK TECH INDONESIA

Jakarta 20 - 23 November 2024

DESEMBER

MANUFACTURING INDONESIA

Jakarta, 4 - 7 Desember 2024

INSPIRE FOOD BUSINESS

MINI DIREKTORI

PT REL-ION STERILIZATION SERVICES

Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi

021-88363728, 021-8836 3729 021-88321246

yayuk@rel-ion.co.id

www.rel-ion.com

PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider 021-3952 4220

+62 813-8250-7245

info@catalystconsulting.id www.catalystconsulting.id

Catalyst Consulting consulting.catalyst

Catalyst Consulting

PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA INTERNASIONAL

Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients

021 386 3974

021 385 0538 contact@indesso.com www.indesso.com

GNT Group B.V. EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water.

+65 6659 4180

info-singapore@gnt-group.com www.exberry.com

PT KH ROBERTS INDONESIA

At KH Roberts, we leverage our deep expertise in flavour science and strong understanding of consumers’ needs to craft future flavours that deliver delight to consumers around the world.

021 87900778 / 021 89700723

info.id@kh-roberts.com

www.kh-roberts.com

https://www.linkedin.com/company/kh-roberts/

Trade Exhibition Indonesia’s leading comprehensive hospitality, food & beverage international trade exhibition Hospitality, Food & Beverage

+ 62 21 2525 320

+6282113713099

foodhotelindonesia@informa.com

www.foodhotelindonesia.com

@foodhotelindonesia_fhi

Food & Hotel Indonesia

Food & Hotel Indonesia

Food & Hospitality Series_ID

PT. Sarana Karya Utama Toll Manufacturing (Beverages)

031-3981571

sku@sakatama.com

www.sakatama.com

PT Esco Chemicals Mitrautama Food Ingredients and Additives Company

+62 21 22223455

info@escochemicals.co.id

https://www.escochemicals.co.id/

PT VEGA Instruments Indonesia Manufacture of Radar Level and Pressure Measurement from Germany

+6221 50966410

sales.id@vega.com

www.vega.com

VEGA Level and Pressure

VEGA Grieshaber KG (@VEGA_Level_Pressure)

PT Spraying Systems Indonesia

The world leader in spray technology, we design and manufactures spray nozzles, air control nozzles, tank washers, and accessories.

021-65313942-44 info.indonesia@spray.com www.spray.com

PT Makmur Pangan Kharisma Food Machinery

+62 2165851599

+62 818210078

asmin@mpk-id.com info@mpk-id.com

BENEO Asia Pacific Pte. Ltd.

+65-6778-8300

contact@beneo.com

10 Science Park Road #03-21 / 22 / 23 / 24 117684 Singapore

Angel Yeast Co. Ltd

86 717 6369 520

yefood@angleyeast.com

https://www.en.angleyeast.com

PT Kerry Ingredients Indonesia

Kerry is the world’s leading taste and nutrition partner for the food, beverage, and pharmaceutical markets. We innovate with our customers to create great tasting products, with improved nutrition and functionality, while ensuring better impact for the planet.

rizki.adriyan@kerry.com www.kerry.com

Azelis

Breaking new ground in technical laboratories by combining ingredients with ideas and creating opportunities through innovation

+32 3 613 01 20

https://www.azelis.com/en/contact

Edisi Mendatang |Vol.

Packaging & Labelling Innovations

Evolusi kemasan telah mencapai titik di mana teknologi menjadi pendorong utama inovasi. Dari integrasi kecerdasan buatan dalam desain hingga pemanfaatan material berkelanjutan, kemasan modern tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk, tetapi juga sebagai sarana komunikasi yang interaktif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Tidak hanya itu, kemasan juga memiliki peran strategis dalam rantai pasok. Desain kemasan yang efisien dapat mengoptimalkan proses distribusi, mengurangi kerusakan produk, dan meningkatkan keamanan pangan. Di tengah dinamika pasar yang terus berubah, inovasi kemasan akan terus menjadi fokus utama bagi pelaku industri pangan. Dengan mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan berorientasi pada konsumen, industri kemasan memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan kemasan pangan yang lebih baik.

Pemasangan iklan, pengiriman tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan, silakan hubungi:

FOODREVIEW INDONESIA

telepon (0251) 8372333 | +62 811 1190 039

email: redaksi@foodreview.co.id & marketing@foodreview.co.id

Cantumkan nama lengkap, alamat, email dan nomor telepon Anda.

SIGN UP TODAY TO RECEIVE YOUR FREE SUBSCRIPTION

If you have a friend or colleague who would be interested in receiving FoodReview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.