6 minute read
Wedang Uwuh: Minuman Multifungsional
Oleh Tri Dewanti Widyaningsih
Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Advertisement
Tanaman herbal dan rempah oleh sebagian besar masyarakat banyak dimanfaatkan sebagai minuman tradisional. Di setiap wilayah daerah
Indonesia dijumpai beragam jenis minuman tradisional yang diwariskan dari nenek moyangnya secara turuntemurun dan dipercaya berkhasiat terhadap kesehatan atau suatu penyakit. Beberapa minuman tradisional tersebut yaitu: wedang uwuh dari daerah
Yogyakarta - Solo; bandrek dari daerah
Sunda; ronde dari Jawa Tengah; bir pletok dari Betawi/Jakarta ; wedang pokak dan angsle dari Jawa Timur; loloh cemcem dari Bali; minasarua dari
Bima NTB; dan masih banyak lagi jenis minuman tradisional lainnya.
Minuman tradisional berbahan baku herbal dan rempah mengandung senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid, fenolik, tannin, antosianin maupun karotenoid. Selain senyawa bioaktif, herbal dan rempah juga menyumbang vitamin dan mineral.
Minuman tradisional tersebut dapat digolongkan sebagai minuman fungsional karena mengandung senyawa atau komponen yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari (Definisi Pangan Fungsional; P3FNI).
Pada masa pandemi COVID-19 yang baru berlalu, herbal dan rempah digolongkan sebagai imunomodulator, karena sebagai minuman fungsional terbukti dapat meningkatkan daya imunitas tubuh bila dikonsumsi secara teratur. Imunomodulator merupakan senyawa yang dapat merangsang, menekan atau memodulasi komponen sistem imun termasuk respon imun bawaan (nonspesifik) dan adaptif (spesifik) sehingga berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan fungsinya imunomodulator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu imunostimulator, imunoregulator dan imunosupresor. Imunostimulator berfungsi untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas imun. Imunoregulator berfungsi untuk meregulasi sistem imun. Imunosupresor berfungsi untuk menghambat atau menekan aktivitas sistem imun. Oleh karena itu, minuman fungsional berbahan herbal dan rempah dapat berperan dalam pencegahan, dan penghambatan terhadap penyakit; peningkatan kinerja fungsi tubuh yang optimal, perbaikan sel dan pengendalian infeksi untuk mencegah serangan infeksi dan dampak pascaserangan.
Pengembangan wedang uwuh berbasis herbal
Wedang uwuh merupakan minuman tradisional yang berasal dari Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Wedang berarti minuman sedangkan kata “uwuh” berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah sampah karena bahan-bahan dari minuman ini tampak seperti sampah daun, ranting dan rimpang serta serutan kayu. Bahan baku wedang uwuh sangat bervariasi jenis dan jumlahnya. Rempahrempah yang biasa digunakan dalam pembuatan wedang uwuh yaitu rimpang jahe, daun pala, secang, daun cengkeh, bunga cengkeh, kayu manis, kapulaga dan ada juga yang menggunakan jenis rempah lainnya. Di wilayah Malang, wedang uwuh ada yang menambahkan cabe jawa, daun pandan, daun sereh sebagai komponen pelengkap wedang uwuh.
Dalam perkembangannya wedang uwuh dapat sangat bervariasi mulai dari berbasis herbal atau daundaunan tidak hanya rimpang saja seperti wedang uwuh janggelan, wedang uwuh rosella dan wedang uwuh kelor. Komponen wedang uwuh sangat beragam sehingga untuk menghasilkan formulasi komponen wedang uwuh yang optimal dapat dilakukan dengan optimasi. Optimasi dapat diartikan sebagai pendekatan untuk mendapatkan kombinasi terbaik dari suatu produk atau karakteristik proses di bawah kondisi tertentu. Dapat juga diartikan sebagai memilih elemen atau bahan terbaik dari beberapa pilihan yang tersedia (Singh et al., 2008). Optimasi formulasi wedang uwuh dapat menggunakan metode
Response Surface Methodology (RSM), desain percobaan mixture design
D-optimal dengan perangkat lunak
Design Expert. D-optimal mixture design umum dan banyak digunakan dalam formulasi produk, terutama di industri pangan, farmasi dan kosmetik.
Keuntungan utama menggunakan
D-optimal mixture design adalah jumlah percobaan yang diperlukan untuk mengevaluasi beberapa variabel lebih sedikit. Selain itu, metode ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi interaksi secara statistik, yang mampu mengatasi kekurangan dari metode formulasi yang konservatif (Borhan et al., 2014). Hasil optimasi formulasi wedang uwuh berbasis janggelan menghasilkan karakter fungsional yang lebih baik dibandingkan dengan wedang uwuh tradisional atau dalam hal ini komersial/pasar yang memformulasinya berdasarkan perkiraan atau resep turun temurun (Tabel 1).
Wedang uwuh masa kini tidak hanya komponen penyusunnya saja yang dapat berubah tetapi bentuknya pun juga ikut menyesuaikan tren masa kini.
Wedang uwuh tidak harus merupakan kumpulan simplisia berbentuk uwuh atau simplisia kering. Wedang uwuh juga dapat disajikan dalam bentuk kantong celup seperti teh celup yang praktis penggunaannya. Berdasarkan respon aktivitas antioksidan dan total senyawa fenolik, dapat dilakukan optimasi formulasi sehingga dapat dihasilkan wedang uwuh celup herbal dan rempah yang optimal seperti ditunjukkan pada
Tabel 2.
Janggelan atau cincau hitam (Mesona palustris BL) dan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bahan fungsional kaya akan gizi dan senyawa bioaktif sekaligus sumber antioksidan. Tetapi, cincau hitam dan kelor juga memiliki kelemahan terutama pada flavor atau aroma yang kurang menarik sehingga akan sangat sangat cocok sebagai komponen basis wedang uwuh celup.
Formulasi janggelan atau daun kelor dengan rempah (jahe, secang, kayu manis, cengkeh, kapulaga dan serai) akan menghasilkan flavor yang disukai dalam uji hedonik organoleptik (Tabel 3) (Puspitarini dan Widyaningsih, 2022).
komersial/pasar
Kandungan senyawa bioaktif wedang uwuh dan khasiatnya
Kandungan herbal dan rempah yang beragam pada wedang uwuh akan menyebabkan kandungan senyawa bioaktif yang beragam pula pada wedang uwuh. Berikut ini adalah khasiat dari beberapa jenis herbal dan rempah yang terdapat pada wedang uwuh. a. Jahe (Zingiber officinale Roscoe)
Merupakan rempah yang mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, fenolik,
Tabel 2. Wedang uwuh celup hasil optimasi berbasis rempah; wedang uwuh
Celup Optimasi
berbasis daun kelor dan wedang uwuh celup rempah komersial/pasar
Tabel 3. Hasil analisa seduhan bahan baku wedang uwuh janggelan
Widyaningsih et.al.( 2020) terpenoid, dan minyak atsiri antara lain zingerone, paradol, gingerols dan shogaols. Senyawasenyawa tersebut dapat bersifat antibakteri patogen. Ekstrak jahe diketahui dapat menstimulasi sitokin proinflamasi (IFN-γ and TNF-α) dan ekspresi iNOS serta makrofag.
Senyawa bioaktif utama dalam jahe yaitu 6-gingerol memiliki potensi sebagai antitumor, antiinflamasi, antioksidan dan imunomodulator.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa aktivitas farmakologis jahe merah lebih baik (superior) dibandingkan dengan jahe putih. b. Kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) c. Cengkeh (Szygizium aromaticum) d. Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum)
Bersifat antiradang, antidiabetik, antikanker, antitumor, antimikroba, antivirus, imunostimulan, dan antijamur. Ekstrak kayu secang berpotensi sebagai agen imunosupresif.
Mengandung senyawa glikosida, saponin, flavonoid, steroid, tannin, alkaloid, terpenes.
Bersifat antimikroba, antijamur, antivirus, antiinflamasi, analgesik, imunomodulator, antioksidan dan anestesi.
Kandungan utama senyawa aktif kayu manis yaitu cinnamaldehid, trans-cinnamaldehid, asam cinnamik, minyak esensial, dan eugenol. e. Sereh (Cymbopogon citrates)
Memiliki aktivitas antivirus influenza type A (H1N1).
Mengandung senyawa asam fenolat, flavanoid dan alkaloid. Sereh telah banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, pangan dan kosmetik. Di beberapa negara sereh digunakan sebagai obat penenang, antiseptik, antipuretik, anti-inflamasi dan analgesik serta obat nyamuk antibakteri, antijamur. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol sereh sebagai antivirus herpes simplex virus serotipe 1 (HSV-1), ekstrak metanol berpengaruh terhadap virus dengue serotipe 1, dan virus hepatitis A. f. Kapulaga (Amomum compactum)
Disebut juga dengan nama Java cardamom. Memiliki manfaat di antaranya sebagai bumbu masak, minuman kesehatan, obat tradisional, dan aroma terapi. Kapulaga mengandung cineole sekitar 60-80% dan komponen lain seperti α-pinene, β- pinene, camphene, limonene, ρ-cymene, α-terpineol dan αhumulene. Kandungan minyak esensial pada buah cardamom bervariasi antara 2-5% dengan komposisi utama 1,8% cineol (hingga 70%) and α -pinene (16%). Senyawa aktif kapulaga berperan sebaga antibakteri dan antioksidan. Lada dan kapulaga berpotensi sebagai imunomodulator melalui proliferasi sel-sel limpa dan sitokin Th1/Th2, sehingga berperan sebagai proinflamasi dan anti-inflamasi.
Wedang uwuh sebagai
Minuman Yang Multifungsi
Kandungan senyawa bioaktif yang beragam dalam wedang uwuh telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan, berikut adalah hasil penelitian wedang uwuh sebagai imunomodulator, antiinflamasi dan antihiperglikemik atau diabetes (Widyaningsih et al., 2020).
Pada Penelitian ini wedang uwuh janggelan dosis 1 maupun dosis 2 juga wedang uwuh komersil yang dibeli di pasar diberikan pada tikus diabetes (diinduksi alloxan) selama 4 minggu (Tabel 4). Dari perlakuan tersebut menunjukkan bahwa wedang uwuh dapat menghambat kenaikan kadar gula darah dan inflamasi/peradangan begitu juga dengan wedang uwuh komersial yang dibeli di pasar. Janggelan memiliki senyawa polifenol yang berperan sebagai hipoglikemik, melalui penurunan ekspresi thrombospodin-1 (TSP-1), sebuah metriseluler, protein yang berikatan dengan kalsium yang berperan dalam respon seluler (Shridar et al., 2014).
Kuersetin diketahui mampu menurunkan gula darah dengan cara mempertahankan enzim metabolisme glukosa hati dan struktur sel β pankreas dengan mengurangi cedera stres oksidatif. Potensi antidiabetes dari flavonoid utamanya melalui efek modulasi senyawa ini pada transporter glukosa dengan meningkatkan ekspresi GLUT-2 di sel β pankreas dan meningkatkan ekspresi dan mempromosikan translokasi GLUT-4 melalui fosfatidilinositid 3-kinase (PI3K/ AKT) (Hajiaghaalipour et al., 2015).
Tabel 5. Data rerata relatif ekspresi sitokin pada limpa tikus diabetes yang diberi wedang uwuh selama 4 minggu
Keterangan: WU janggelan 1: wedang uwuh berbasis janggelan dosis = 13,5 ml/kgBB; WU janggelan 2: wedang uwuh berbasis janggelan dosis = 27 ml/kgBB; WUP, wedang uwuh pasar
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah relatif sitokin proinflamasi TNF-α dan IFN-Ɣ yang disekresikan oleh sel T CD4+ mengalami penurunan secara signifikan (p<0,05) pada kondisi inflamasi jika dibandingkan dengan kontrol sakit (Tabel 5).
Asam kafeat merupakan senyawa fenolik yang terdapat pada janggelan, memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki kemampuan substansial menurunkan TNF-α pada tikus diabetes, sehingga kemampuan antiinflamasi dari senyawa ini disebabkan oleh penekanan terhadap pelepasan sitokin pro-inflamasi (Chao et al., 2010). kuersetin dalam wedang uwuh mampu menurunkan penanda inflamasi yang bersirkulasi, termasuk IFN-Ɣ sehingga dapat memperbaiki inflamasi. Senyawa flavonoid dalam wedang uwuh juga mampu meningkatkan proliferasi sel imun T CD4+ dan CD8+. melalui rangsangan aktivitas IL-2. Selain itu, juga mampu meningkatkan rasio sel CD4+/
CD8. Regulasi CD4+,CD25+ ,sel T, IL-10, dan TGF-β telah terbukti memiliki fungsi imunoregulatori atau penghambatan. Fungsi fisiologis dari faktor-faktor tersebut adalah untuk menjaga respon pro-inflamasi, alergi dan autoimun.
Referensi:
Borhan, F. P., S. S. A. Gani., and R. Shamsuddin. 2014. The use of D-Optimal mixture design in optimising okara soap formulation for Stratum corneum application. The Scientific World Journal 2014: 1–8.
Chao, C. –Y., M. –C. Mong, K. –C. Chan and M. -C. Yin. 2010. Anti-glycative and anti-inflammatory effects of caffeic acid and ellagic acid in kidney of diabetic mice
Molecular Nutrition & Food Research 54(3): 388–395
Hajiaghaalipour, F., M. Khalilpourfarshbafi and A. Arya. 2015. Modulation of glucose transporter protein by dietary flavonoids in type 2 diabetes mellitus.
International Journal of Biological Sciences 11(5): 508–524. doi: 10.7150/ijbs.11241
Puspitarin FK; Widyaningsih TD , 2022. Diversifikasi Dan Optimasi Wedang Uwuh Celup Rempah Berbasis Daun Kelor Pada UKM X Menggunakan RSM. Publikasi Doktor Mengabdi LPPM UB.
Widyaningsih TD, Siska AI, Fanani R, Martati E.,2020. Traditional drink of black cincau (Mesona palustris BL)based wedang uwuh as immunomodulator on alloxaninduced diabetic rats. Nutrition & Food Science. Emerald Publishing Limited. Volume 50/No.6/11241133.