1 minute read
Pengawet Alami dari Fermentasi Air Kelapa
pengawet alami yang berasal dari fermentasi air kelapa atau vinegar bernama Cocovine. Berbahan baku lokal, alami, aman dan ramah lingkungan, Founder CV Loji Laju inovasi, Wiwik
Puntorini mengklaim bahwa produknya telah teruji secara klinis dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Advertisement
Escherichia coli, Salmonella sp., dan Staphylococcus aureus.
Salah satu hal yang melatarbelakangi inovasi ini adalah melimpahnya
Bahan pangan dengan kandungan protein dan air yang tinggi seperti daging ayam, daging sapi, ikan, tahu, dan telur termasuk ke dalam bahan yang mudah mengalami kerusakan terutama kerusakan mikrobiologi.
Beberapa tanda bahan pangan yang mengalami kerusakan mikrobiologi diantaranya adalah produk berbau tidak sedap, perubahan warna, hingga berlendir. Karena potensi kerusakan tersebut, tidak jarang produsen menggunakan bahan pengawet guna memperpanjang umur simpan suatu produk. Namun dekimian, masih banyak produsen yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan bahan pengawet berbahaya bukan untuk pangan seperti boraks dan formalin.
Melihat hal tersebut, CV Loji Laju
Inovasi mengembangkan bahan ketersediaan air kelapa. “Air kelapa ini cukup melimpah. Bahkan, sebagian masih menganggapnya sebagai limbah,” ujar Wiwik. Produk Cocovine dijual
Rp70.000,- per liter dan penggunaannya sangat mudah yakni hanya mencelupkan produk ke dalamnya. Ada Sejak 2019, produksi Cocovine kini mencapai
30-50 liter per bulan. Produk ini dipasarkan ke depot atau rumah potong ayam, pedagang ayam dan ikan, serta restoran boga bahari. Meski begitu, Wiwik mengungkap masih diperlukan sosialisasi atau promo agar penggunaan pengawet alami ini bisa meluas sehingga bisa menggantikan formalin atau boraks yang berbahaya.
“Kami terus berharap, kehadiran
Cocovine tidak hanya dapat menjadi bahan pengawet bagi banyak produsen yang menggunakan, tetapi dapat membantu meningkatkan nilai ekonomis dari limbah air kelapa. Fri-12
Indonesia’s Food and Beverage Industry with Valuable Business