2 minute read
NFA Terbitkan Aturan Penyelenggaraan
Cadangan Gula dan Minyak Goreng
Cadangan pangan memiliki fungsi krusial dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Advertisement
Cadangan pangan juga diperlukan untuk mewujudkan ekosistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan di tengah ancaman krisis pangan global. Menjawab hal tersebut,
Badan Pangan Nasional/National
Food Agency (NFA) mengeluarkan aturan terkait penyelenggaraan cadangan gula dan minyak goreng melalui Peraturan Badang Pangan
Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun
2023 tentang Penyelenggaraan
Cadangan Gula Konsumsi Pemerintah (CGKP) dan Cadangan Minyak Goreng
Pemerintah (CMGP). Dalam Siaran Pers
Badan Pangan Nasional (25/03/23), disebutkan bahwa gula dan minyak goreng merupakan dua dari sebelas komoditas pangan yang menjadi wewenang NFA dan diatur dalam
Perpres 125 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP).
“Sebelumnya, komoditas beras, jagung, dan kedelai yang dikeluarkan
Perbadan untuk CPP-nya, kini giliran gula dan minyak goreng. Hal ini diharapkan dapat menjadi cadangan pangan yang kuat terutama untuk intervensi stabilisasi pasokan dan harga pangan ketika terjadi gejolak harga, bencana alam, dan situasi kedaruratan lainnya,” ujar Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi.
Dalam Perbadan penyelenggaraan
CKGP dan CMGP ditugaskan kepada
BUMN Pangan dan/atau Perum
Bulog yang mencakup penetapan jumlah, penyelenggaraan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, hingga pendanaan. Untuk bagian penyelenggaraan CKGP dan CMGP terdiri dari tiga bagian utama yaitu pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran. untuk aspek pendanaan, penyelenggaraan
CGKP dan CMGP bersumber pada APBN maupun sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk melalui pemberian jaminan kredit dan/atau subsidi bunga kepada
Perum Bulog dan BUMN Pangan.
Dalam upaya melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan CGKP dan CMGP, selain melibatkan unsur Kementerian
BUMN dan organisasi perangkat daerah di bidang pangan, NFA juga melibatkan Satuan Tugas Kepolisian
Republik Indonesia (Satgas Pangan
Polri) dalam hal pengawasannya.
“Dalam pelaksanaanya tentu diperlukan sinergitas dari banyak unsur, termasuk terkait pengawasannya. Akan ada tim pemantauan dan evaluasi yang terdiri dari Kementerian BUMN, OPD
Pangan Daerah, serta Satgas Pangan
Polri melalui koordinasi Deputi Bidang
Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan,” imbuh Arief.
Mekanisme dinamyc stock akan diterapkan sebagai bagian dari pengelolaan di mana memanfaatkan teknologi dengan mempertimbangkan rencana penyaluran, periode musim giling tebu, lead time, dan nilai keekonomian untuk CGKP, serta rencana penyaluran, lead time, dan nilai keekonomisan untuk CMGP.
“Penerapan mekanisme dynamic stock dalam pengelolaan CGKP dan CMGP hampir sama dengan komoditas CPP lainnya seperti beras dan jagung, namun bedanya khusus untuk CGKP, dilakukan dengan mempertimbangkan periode musim giling tebu,” kata Arief
Ke depan, NFA akan menerbitkan regulasi turunan dari Perbadan
4/2023 tentang Penyelenggaraan CGKP dan CMGP untuk operasionalisasi pengadaannya yaitu Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) untuk CGKP dan CMGP serta fleksibilitas yang tentunya mengutamakan dari produksi dalam negeri. Sementara untuk penyalurannya, CGKP dan CMGP dapat digunakan untuk antisipasi, mitigasi, dan/ atau pelaksanaan stabilisasi harga, pemberian bantuan, serta keperluan lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kepala Badan Pangan Nasional berdasarkan hasil rapat koordinasi tingkat menteri/kepala lembaga. Fri-35
Fasilitas Riset dan Inovasi Khusus
Produk Halal di BRIN
Dalam mewujudkan target pemerintah untuk menjadikan
Indonesia sebagai pusat halal dunia pada tahun 2024, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya memperkuat ekosistem produk halal dan mengakselerasi pertumbuhan industri produk halal dalam negeri. Upaya tersebut di antaranya adalah penyediaan fasilitas riset dan inovasi dengan spesialisasi produk halal berbasis maritim di Kawasan Sains Kurnaen Sumardiharga yang berlokasi di Pemenang, Lombok
Utara, NTB. Kawasan sains Kurnaen
Sumardiharga ini baru saja diresmikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada
16 Maret 2023.
Fasilitas utama di kawasan sains ini meliputi: 1) Fasilitas riset biota laut berupa laboratorium basah, keramba jaring apung, dan longline;
2) Fasilitas pengembangan produk halal dan laboratorium analisa, yang dilengkapi peralatan karakterisasi modern antara lain HPLC, GC, multimode microplate reader, PCR, texture analyzer, chromameter, dan berbagai alat lainnya;
3) Fasilitas pendukung berupa ruang kerja bersama, auditorium, ruang rapat, dan mess.
Fasilitas yang ada merupakan sarana platform terbuka yang sangat penting bagi para pelaku industri halal di Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk halal, serta menciptakan produk inovatif halal dan berkelanjutan.
Infrastruktur riset dan inovasi yang ada dapat diakses secara terbuka melalui portal E-Layanan Sains BRIN dengan berbagai skema kolaborasi yang tersedia. Fri-12