FOODREVIEW INDONESIA
Tren & perkembangan
Produk Roti
MASA Kini
Meningkatkan Nilai
Produk Bakeri
dengan Ingridien Fungsional
Aplikasi Cokelat
pada Produk Bakeri:
aspek Teknologi
dan Fungsionalitas
Tren & perkembangan
Produk Roti
MASA Kini
Meningkatkan Nilai
Produk Bakeri
dengan Ingridien Fungsional
Aplikasi Cokelat
pada Produk Bakeri:
aspek Teknologi
dan Fungsionalitas
“It’s all about a balancing act between time, temperature and ingredients: That’s the art of baking.”
Peter ReinhartProduk bakeri, yang meliputi beragam jenis roti, seperti kue kering, pai, kue cubit, muffin, dan masih banyak lagi, umumnya terbuat dari tepung terigu dan berbagai jenis tepung lainnya. Produk bakeri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari menu harian masyarakat, baik sebagai camilan maupun sumber pangan utama, menyediakan asupan gizi yang penting bagi kesehatan manusia. Untuk itu, manusia telah bereksperimen mengembangkan aneka produk bakeri, dengan menggunakan berbagai ingridien serta berbagai kombinasi suhu dan lama pemanggangan, untuk menghadirkan produk bakeri yang sesuai dengan tuntutan zaman. Saat ini, banyak ditemui aneka produk bakeri yang memiliki cita rasa, bentuk, dan tekstur yang bervariasi memenuhi tuntutan selera konsumen.
Di Indonesia, menurut GlobalData, industri bakeri terus mengalami pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) lebih dari 4%. Dukungan terhadap tren ini juga datang dari laporan
Kementerian Pertanian AS/USDA (Report number ID2023-0008, Food Processing Ingredients) yang mencatat permintaan tepung terigu terus meningkat. Selain itu, laporan dari USDA juga mencatat peningkatan jumlah pengrajin roti lokal dan toko roti seiring berkembangnya bisnis daring, yang semakin berkembang akibat pandemi COVID-19.
Pertumbuhan industri bakeri ini membuka beragam peluang bagi Indonesia, peluang bagi industri bakeri; Bakery Opportunity
Salah satu peluang yang menonjol adalah
munculnya tren lokalitas yang tengah berkembang dalam industri bakeri. Tren ini mencerminkan preferensi konsumen yang semakin mendukung produk lokal atau produk khas daerah daripada produk global terkenal. Berbagai produk bakeri lokal berkembang dan menjadi bagian integral dari tren ini,
seperti semakin populernya kue lapis, pisang molen, bolu kukus, kue cucur, bika ambon, dan berbagai produk roti unik lainnya yang menggambarkan kekayaan dan keragaman budaya dan alam Indonesia. Tren lokalitas ini dipicu oleh pertumbuhan kelas menengah dan keinginan untuk terhubung dengan komunitas dan budaya lokal melalui pangan lokal. Produk-produk semacam ini dianggap dapat lebih memperkuat identitas, rasa memiliki, dan rasa bangga. Diperlukan upaya untuk memelihara dan mengembangkan tren lokalitas ini sebagai faktor pertumbuhan baru dalam industri bakeri Indonesia, termasuk ekspansi ke pasar internasional (global) yang lebih luas.
Selain itu, terdapat peluang lain dalam produk bakeri fungsional. Kesadaran konsumen tentang pentingnya konsumsi pangan fungsional untuk kesehatan semakin meningkat, terutama setelah pandemi COVID-19. Produk bakeri yang tetap lezat namun rendah kalori, kaya serat, multi-grain, dan diperkaya dengan bahan fungsional tertentu sangat diminati oleh banyak konsumen. Indonesia memiliki beragam bahan pangan fungsional yang dapat digunakan sebagai komponen produk bakeri, termasuk bahan-bahan dari laut seperti rumput laut dan minyak ikan kaya asam lemak omega-3, yang memiliki manfaat penting bagi kesehatan jantung, otak, dan metabolisme tubuh manusia. Inilah peluang lain yang perlu dieksplorasi oleh industri bakeri Indonesia.
Pada kesempatan ini, beberapa artikel dalam edisi FoodReview Indonesia juga mengulas dan mendalami mengenai peluang-peluang bakeri di Indonesia. Semoga informasi yang kami sampaikan dapat berkontribusi pada peningkatan daya saing produk dan industri bakeri Indonesia.
Purwiyatno Hariyadi https://phariyadi.foodreview.co.id/
VOL. XVIII No. 9 September 2023
6 FORUM
7 FOOD INFO
26 Tren & Perkembangan
Produk Roti Masa Kini
Perilaku konsumen terus berubah dari waktu ke waktu. Pergeseran yang terus-menerus berdampak pada pasar setiap tahunnya. Di sektor pangan, hal ini perlu disikapi dengan bijak untuk dapat memahami kondisi lingkungan bisnis yang terjadi. Terutama pada perubahan konsumen yang selalu lebih menuntut terampil dan inovatif pada produk pangan yang ada.
Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan
Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris
Pembaca Ahli: Desty Gitapratiwi | Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha
Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto
IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab
Penerbit: PT Media Pangan Indonesia
Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143
Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754
Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id
ISSN: 1907-1280
Nilai
Dear FoodReview Indonesia, Saya sudah berlangganan majalah FoodReview
Indonesia secara digital di Pustaka Pangan. Namun, saya masih ingin melengkapi edisi cetak dari Majalah FoodReview Indonesia. Mohon info edisi mana saja yang tersedia cetak dan ketersediaannya. Terima kasih.
Dian Karawang
Jawab:
Terima kasih atas ketertarikannya untuk mengoleksi majalah kami. Untuk versi cetak masih bisa didapatkan melalui loka pasar kami seperti Shopee & Tokopedia. Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi tim distribusi kami di +62 811 1190 039.
Dear FoodReview Indonesia, Saya adalah salah satu pemenang doorprize tiket gratis mengikuti kegiatan seminar FoodReview Indonesia selanjutnya. Saya ingin bertanya terkait syarat dan ketentuan penukarannya. Terima kasih.
Lala
Jakarta
Jawab
Penukaran tiket gratis hanya berlaku untuk kegiatan seminar selanjutnya. Jika terlewat pada masa yang ditentukan, tiket akan kami anggap hangus. Untuk topik-topik seminar dapat selalu dipantau pada situs web kami di www.foodreview.co.id. Apabila topik yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan bidang
Bapak/Ibu, tiket gratis juga dapat diberikan kepada rekan atau kolega Bapak/Ibu dengan terlebih dahulu mengonfirmasi kepada panitia. Terima kasih.
Apakah ada regulasi yang mengatur penggunan beberapa jenis BTP pewarna seperti karmin dan karamel. Terima kasih.
Widi
Jakarta
Jawab:
Ya, ada regulasi mengenai hal tersebut. Ketua Tim Standardisasi dan Pengkajian Bahan Tambahan
Pangan, Bahan Penolong, Kemasan, Cemaran, dan Cara Ritel Pangan yang Baik, Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan, BPOM, Dra. Deksa
Presiana, Apt., M.Kes. dalam FoodReview In-Depth Seminar mengatakan bahwa kasus seperti itu disebut sebagai BTP campuran pewarna. Regulasi BTP
campuran dapat dilihat lebih detail pada Peraturan
BPOM No. 29 Tahun 2021 tentang Persyaratan Bahan Tambahan Pangan Campuran.
KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum FOODREVIEW INDONESIA
Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id
Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.
Majalah cetak edisi 2016-2020 masih bisa diperoleh melalui loka pasar kami seperti Shopee (Media Pangan Indonesia) & Tokopedia (Toko Kulinologi). Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi 0811 1190 039.
prioritas KKP,” ujarnya dalam siaran pers KKP.
Peluncuran susu ikan yang dilaksanakan di Indramayu ini merupakan sebuah
potensi mengingat
daerahnya yang memiliki pesisir cukup panjang.
Hilirasi produk perikanan terus digalakkan untuk meningkatkan daya saing produk perikanan.
Salah satunya adalah inovasi susu
berbahan hidrolisat protein ikan (HPI)
dengan menggunakan teknologi modern. Produk yang dikembangkan oleh binaan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Berikan Bahari Indonesia ini merupakan langkah yang penting dalam pemanfaatan olahan hasil laut. Menteri
Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu
Trenggono mengatakan bahwa dengan
diluncurkannya susu ikan ini akan
menjadi pengungkit daya saing produk perikanan, baik di pasar dalam negeri maupun global.
“Produk ini merupakan inovasi yang menggabungkan manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan diversifikasi produk olahan sehingga dapat
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sejalan dengan program
“Susu ikan ini minuman yang menyehatkan dan cocok dikonsumsi untuk semua usia,” imbuh Trenggono. Susu ikan ini memiliki beberapa kelebihan yang diunggulkan seperti bebas alergen laktosa seperti pada susu sapi, mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat penyerapan protein mencapai 96%, serta meningkatkan potensi daerah setempat. Tidak lupa, bahan baku yang digunakan juga merupakan produksi ikan dalam negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki juga menuturkan bahwa kebijakan hilirisasi sangat penting untuk meminimalisir impor sekaligus menunjukkan kemampuan dalam mengolah sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah. “Tidak hanya ikan, hilirisasi ini perlu dikembangkan ke lainnya juga. Indonesia ini punya ikan, rumput laut, sawit, kelapa, umbiumbian, dan berbagai sumber daya alam lainnya,” pungkas Teten. Fri-35
Grande Custom Ingredients Group has perfected dried whey ingredients to accomplish what no other whey protein products can do, including:
• Enhance texture and flavor in soups, sauces, dips and other creamy applications
• Partially replace fresh cream, cheese, yogurt and other dairy ingredients without compromises
• Improve yield, texture and flavors in ground meat applications
• Fortify nutrition for lower fat, calories and sodium
• Clean up labels with natural, sustainable ingredients
• Minimize the need for masking agents and artificial flavors
• Reduce supply chain disruption
• And more
OUR COMMITMENT TO YOU
• Collaborative in-house food scientists
• Guaranteed food safety and product testing
• Price-stable ingredients
• Transparent and ethical business practices
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan
salah satu produk
hasil dari buah
kelapa. Di Indonesia, komoditas kelapa
banyak dihasilkan
dan telah digunakan begitu luas di berbagai sektor industri. VCO bernilai
tinggi di pasar ekspor, apalagi dengan
penerapan Standar Nasional Indonesia
(SNI). SNI bisa menjadi acuan atau
pedoman bagi pelaku usaha untuk
memproduksi VCO sesuai spesifikasi
standar sehingga dapat diterima di pasar nasional dan ekspor. “Adanya SNI
dapat digunakan sebagai alat bantu
oleh para pelaku usaha untuk menjamin
produknya sesuai spesifikasi yang
standarnya telah disepakati secara
nasional,” ujar Direktur Penguatan
Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian, Badan Standardisasi
Nasional, Triningsih Herlinawati
dalam Sambutan Pembukaan Webinar
“Membedah Potensi Ekspor VCO dengan
SNI” yang diselenggarakan secara daring oleh BSN pada 22 Agustus 2023 lalu.
Dalam hal ini, pelaku usaha produk
VCO dapat menerapkan SNI 7381:2022
Minyak Kelapa Virgin (Virgin Coconut
Oil). Pembina Industri Ahli Muda
BBSPJIA Kementerian Perindustrian, Reno Fitri Hasrini mengatakan bahwa
ruang lingkup SNI VCO adalah 1)
menetapkan istilah dan definisi, 2)
bahan, 3) syarat mutu, 4) pengambilan contoh, 5) cara uji, 6) syarat lulus uji, 7) higiene, 8) pengemasan dan penandaan untuk minyak kelapa virgin. Adapun syarat mutu VCO sesuai SNI meliputi
kriteria uji mulai dari keadaan, kadar air dan bahan mudah menguap, bilangan iod, bilangan peroksida, asam lemak bebas (dihitung sebagai asam lemak laurat), hingga cemaran logam berat.
“SNI VCO pada dasarnya menciptakan lingkungan yang lebih teratur, aman, dan transparan dalam industri VCO, memberikan manfaat bagi semua pihak dengan mengedepankan kualitas, keselamatan, dan integritas produk,” tuturnya.
Tidak jauh berbeda, Analis
Standardisasi Ahli Muda BSN, Andri Gandhi juga menyampaikan bahwa dalam proses ekspor produk berSNI, pelaku usaha juga perlu mencari informasi persyaratan regulasi yang sesuai dengan negara tujuan. “Misalnya untuk produk VCO, negara Amerika Serikat mensyaratkan regulasi antara lain Food Safety Basic Act; Hazard analysis and critical control points (HACCP); Food Labelling and Nutrition Act; dan Food Safety Modernization Act (FSMA),” ucap Gandhi. Para pelaku usaha dapat memanfaatkan perluasan akses pasar terhadap regulasi negara tujuan ekspor, melalui salah satu aplikasi yang dapat digunakan yaitu ePingAlert. Fri-35
Pertanian dan perkebunan masih menjadi sektor penting yang
berkontribusi dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Tidak hanya
itu, perkembangan teknologi di kedua
bidang tersebut juga menyebabkan
pertumbuhan industri pangan di triwulan III-2022 mencapai 3,57%
lebih tinggi dari periode yang sama
pada tahun sebelumnya. Kedua sektor
tersebut juga secara aktif menghasilkan
berbagai produk pangan olahan inovatif secara formulasi, teknologi, hingga mutu dan kualitas yang terus dikembangkan.
“Teknologi produksi yang lebih canggih dan otomatisasi telah diadopsi untuk
meningkatkan efisiensi, kapasitas produksi, dan kontrol kualitas,” kata
Presiden Direktor GEM Indonesia, Baki
Lee dalam Upacara Pembukaan Pameran
Food Manufacturing Indonesia 2023 di Jakarta, 23 Agustus 2023 lalu.
Pameran ini sekaligus dilaksanakan
bersama dengan INAGRITECH 2023 dan Chemical Indonesia 2023. Diikuti 500++ peserta, pemaran ini ditujukan sebagai
wadah bagi para pengusaha maupun
pemerintahan di bidang pertanian, manufaktur pangan, dan industri kimia
untuk dapat terus mengembangkan
teknologi di bidangnya. “Sektor
pertanian dan perkebunan memiliki
dampak yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia, baik dalam hal ekspor, lapangan kerja, maupun
kontribusi terhadap penerimaan negara melalui pajak. Untuk itu, teknologi pertanian memainkan peran yang
krusial,” imbuh Baki.
Selain teknologi produksi di bidang
pertanian, saat ini, pemerintah juga
telah berupaya untuk mengembangkan
industri kimia sebagai bagian dari upaya mendorong perekonomian
Indonesia, menciptakan lapangan
kerja, serta meningkatkan daya saing industri nasional. Pada tahun 2022, industri kimia merupakan kontributor
terbesar ketiga terhadap sektor
industri pengolahan nonmigas. Hal itu menunjukkan bahan-bahan kimia
merupakan komoditas yang sangat
strategis dan sangat menentukan arah kebijakan pemerintah, terutama di bidang ekonomi. Bersamaan dengan
Pameran INAGRITECH 2023, GEM
Indonesia sebagai penyelenggara juga
turut mengadakan Agrotech Technology
Innovation yang diikuti oleh beberapa
universitas yaitu Universitas Indonesia, IPB University, Universitas Gadjah
Mada, dan INSTIPER Jogja yang turut
serta mengikuti perlombaan teknologi dan industri pertanian (Smart Agro Technology). Fri-35
serta sanitasi dan fitosanitasi, 2) meminimalisasi hambatan teknis untuk perdagangan pangan intra-ASEAN, dan 3) mengurangi perbedaan sistem
pengelolaan pangan nasional di antara negara anggota ASEAN. “Persetujuan AFSRF melibatkan peran aktif pemangku kebijakan di tiga sektor, yaitu kesehatan, ekonomi, dan pertanian. Sehingga, proses perumusannya dilaksanakan oleh ASEAN Economic Ministers (AEM), ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF), dan ASEAN Health Ministers Meeting (AHMM). Kami berharap persetujuan AFSRF dapat
persetujuan untuk menciptakan
pendekatan keamanan pangan yang komprehensif dan terintegrasi di ASEAN.
Indonesia, melalui Menteri Perdagangan
Zulkifli Hasan secara ad referendum menandatangani persetujuan AFSRF
dalam memastikan terciptanya
keamanan pangan di Kawasan dalam
ASEAN. “Untuk mencapai perlindungan
kesehatan konsumen dan memfasilitasi
kelancaran arus pangan yang aman di dalam kawasan, maka AFSRF merupakan
langkah yang tepat,” kata Mendag Zulklifi Hasan.
Lebih lanjut, fasilitas kelancaran arus pangan dapat dilakukan melalui beberapa hal seperti: 1) peningkatan harmonisasi dari penerapan standar
mengintegrasikan kepentingan dari ketiga sektor tersebut secara menyeluruh dalam rangka implementasi ASEAN Food Safety Policy (AFSP),” imbuh Mendag.
Persetujuan AFSRF terdiri dari
18 pasal yang mencakup objektif, cakupan persetujuan, ketentuan umum, prinsip, otoritas yang kompeten, kemungkinan kerja sama, serta
mekanisme penyusunan protokol lanjutan terkait AFSRF. Persetujuan ini akan diberlakukan setelah seluruh negara anggota ASEAN menyampaikan instrumen ratifikasi (instrument of ratification/IoR) masing-masing kepada sekretariat ASEAN. Amandemen dapat dilaksanakan apabila seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakatinya.
Fri-35
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving Foodreview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today. YES,
yang bersifat eksklusif pada 2023, sebanyak 92% konsumen Indonesia
bersedia membayar lebih untuk membeli produk dengan klaim menyehatkan
Susu berbasis nabati (plant-based) bukanlah hal baru di industri pangan. Sebelumnya, tren ini sudah didominasi oleh sari kedelai yang ada sejak puluhan tahun yang lalu. Susu berbasis nabati kini semakin beragam
sejalan dengan preferensi konsumen dan teknologi produksi yang berkembang.
Beberapa jenis lainnya seperti susu berbasis almond, mede, kelapa, beras, kacang pea, quinoa, dan oat.
Assisten Manager of Technical Service
dari Amano Enzyme, Supaporn Naknukool, mengatakan bahwa sebanyak 90% konsumen di Indonesia mencari informasi
terkait pola diet nabati. “Setidaknya, mereka mengonsumsi produk berbasis
nabati dan minuman fungsional lainnya
sebanyak dua pekan sekali,” katanya dalam
Seminar Advance Technology of Plantbased Dairy Alternative to Fulfill Consumer
Daily Needs yang diselenggarakan oleh
Jebsen & Jessen di Jakarta, 9 September 2023 lalu.
Tidak jauh berbeda, Country Manager
PT Ingredion Indonesia, Felix Zaldy
Hamdani menuturkan bahwa bahwa persiapan harus berupa riset konsumen
seperti organik, berbasis nabati, natural, tinggi protein, dan tinggi serat. Beberapa hal yang melatarbelakangi kenaikan tren ini adalah alasan kesehatan seperti alergi atau intoleransi laktosa, gaya hidup sehat karena usia, ideologi seperti veganisme, serta alasan keberlanjutan lingkungan.
Meski demikian, produk berbasis nabati masih memiliki tantangan pada harga dan rasa serta tekstur yang cenderung belum sepenuhnya diterima oleh konsumen. Business Development PT Ingredion Indonesia, Wieke Agustina menyatakan bahwa sebanyak 54% masyarakat dunia memandang susu sapi sebagai sumber zat gizi yang baik dibandingkan susu berbasis nabati. Salah satu alasannya adalah kandungan asam amino dalam susu berbasis nabati tidak lengkap. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi industri, untuk bisa memproduksi susu berbasis nabati yang lebih bergizi, mirip dengan susu sapi.
“Untuk menyiasatinya, industri bisa melakukan pencampuran. Ada dua cara, yakni melakukan pencampuran antara dairy dengan protein berbasis nabati atau mencampur beberapa protein dari jenis nabati,” kata Wieke. Pencampuran ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi produk akhir sehingga kualitas proteinnya dapat mirip dengan susu sapi. Fri-12
Acara olahraga memiliki potensi untuk menjadi ajang yang ideal dalam mempromosikan pola pangan lebih menyehatkan sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat. Acara olahraga skala besar dengan jangkauan yang luas memberikan peluang untuk menciptakan dampak yang lebih luas, yang dapat mencapai
miliaran penggemar di seluruh dunia, serta menciptakan persepsi positif terhadap produk pangan yang lebih menyehatkan.
Melihat peluang tersebut, Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) telah merilis
panduan tindakan terbaru untuk penyelenggara acara olahraga, dengan judul “ Healthier food and healthier food environments at sports events”. Panduan ini dikembangkan bersama
Kementerian Kesehatan Masyarakat
Qatar dan ditujukan kepada para penyelenggara acara olahraga. Panduan ini menyajikan lima tindakan yang dapat diambil untuk menciptakan pangan yang lebih menyehatkan dan lingkungan pangan yang lebih sehat di dalam dan sekitar stadion olahraga, mulai dari perbaikan variasi pangan hingga metode pemasaran.
Panduan ini menyarankan langkahlangkah yang dapat diimplementasikan selama tahap perencanaan, operasional, dan pasca-acara olahraga. Selain ditujukan kepada penyelenggara
acara, publikasi ini juga dapat diadopsi oleh pemerintah, otoritas lokal, dan manajemen stadion olahraga guna menciptakan kebijakan pengadaan dan penyajian makanan yang lebih menyehatkan dalam konteks pengaturan olahraga secara lebih umum.
Pada tahun 2022 lalu, dalam upaya untuk mempromosikan kesehatan, WHO bekerja sama dengan Kementerian
Kesehatan Masyarakat Qatar dan Fédération Internationale de Football Association (FIFA) dalam mendukung
penyediaan pangan yang lebih menyehatkan di stadion selama Piala
Dunia FIFA Qatar 2022™. Kolaborasi ini berhasil menghasilkan menu dengan profil gizi lebih menyehatkan sesuai
dengan standar WHO untuk lebih dari 30% pilihan pangan yang ditawarkan pada acara tersebut.
Panduan ini mengambil inspirasi dari pengalaman sukses selama
penyelenggaraan Piala Dunia FIFA Qatar 2022™ dan menjadi model untuk acara olahraga di masa depan. Panduan ini bertujuan untuk mendorong tindakan
konkret guna meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat, serta menggambarkan peran yang
dapat dimainkan oleh acara olahraga
dalam upaya ini. Panduan lengkap
dapat diakses dalam tautan berikut: https://www.who.int/publications/i/ item/9789240075436. Fri-35
sebagai teh (Camellia sinensis) yang
memiliki kualitas tinggi dan alami
sehingga karakter autentik produk teh tersebut sangat terlihat. Sedangkan
campuran teh dan tisane (herbal dan rempah) dapat disebut dengan racikan teh artisan dengan catatan bahwa
jumlah teh lebih dari 50% dari bahan
Kesadaran untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran tubuh, terus membuat konsumen
mencari produk-produk yang dapat
memberikan manfaat tersebut. Teh
adalah salah satu jenis minuman kaya
antioksidan yang konsumsinya juga
sangat erat dengan budaya masyarakat
Indonesia. “Meski sangat berpotensi, teh Indonesia belum sepopuler kopi
terutama di kalangan generasi muda. Untuk itu, perlu inovasi dengan racikan
baru untuk meningkatkan serta menjaga
eksistensi teh tersebut,” ujar Direktur
Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kementerian
Perindustrian, Reni Yanita dalam Siaran
Pers Kemenperin beberapa waktu lalu.
Dirjen IKMA juga mengapresiasi langkah
Asosiasi Artisan Teh Indonesia (ARTI)
dan Dewan Teh Indonesia (DTI) yang
mendirikan Rumah Teh Indonesia untuk
menjaga kelestarian teh Indonesia.
“Kehadiran teh artisan cukup menarik bagi generasi muda, untuk itu, perlu perhatian yang besar dari masyarakat
dan pemerintah,” imbuh Rani. Teh
artisan menurut ARTI didefinisikan
campuran lainnya, dan karakteristik dasar tehnya masih bisa dirasakan.
Selama ini, industri artisan teh belum
berkembang secara maksimal karena
masih kurangnya edukasi dan wawasan mengenai teh Indonesia. Banyak
anggapan bahwa teh dengan kualitas
tinggi dan premium hanya dapat diimpor dari negara-negara luar.
Padahal, setiap teh di suatu negara
memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda berdasarkan proses kultivasi yang dikembangkan. Di Indonesia, ada beberapa IKM teh artisan yang terus dikembangkan melalui
skema penerapan Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (CPPOB), pembinaan
penerapan dan sertifikasi HACCP, serta fasilitasi pada berbagai pameran
tingkat nasional maupun internasional.
Beberapa IKM teh artisan yang ada di antaranya adalah PT Sila Agri Inovasi, PT Karsa Abadi Bali, CV Haveltea, Nala
Indonesian Tea, Swarga Flower Tea & Co, Rumah Atsiri Indonesia, Tim Tim (Tisane), CV Ramu Padu Nusantara (Tisane), dan CV Puji Indojamu (Tisane). Fri-35
• Beberapa waktu yang lalu dunia
industri pangan di Indonesia sempat
diramaikan dengan isu cemaran etilen
glikol & dietilen glikol serta etilen
oksida yang konon ada pada produk
pangan, PT Saraswanti Indo Genetech (SIG) menyelenggarakan seminar
hibrida di Bogor (08/08) dengan
mengundang regulator dari BPOM
serta pelaku usaha yang diwakili oleh
GAPMMI agar masyarakat/konsumen
menjadi lebih tahu bagaimana sikap
industri menanggapi isu ini serta
sejauh mana regulasi dan pemantauan regulator terhadap isu cemaran ini.
Komite Regulasi Teknis GAPMMI, Ceria Graselda dari hadir sebagai
narasumber dengan membawakan
paparannya mengenai “Pandangan
Industri terhadap Tantangan Cemaran EG & DEG serta Etilen Oksida”.
Rekaman webinar masih dapat
disimak melalui Youtube https:// youtu.be/mw389EoS1TU
• Ditjen Industri Kecil Menengah
dan Aneka (IKMA) Kementerian
Perindustrian kembali membuka
Program Indonesia Food
Innovation (IFI) 2023. Ajang ini
merupakan kesempatan baik untuk
mengakselerasi bisnis para pelaku
IKM di Indonesia. Program IFI
dirancang khusus untuk membantu
dan membina IKM agar menjadi
industri yang mampu bersaing di pasar global. Banyak keuntungan dan
fasilitas yang didapatkan bagi para finalis, serta uang tunai bagi juara 1,2 dan 3 untuk kategori produk akhir dan produk antara. GAPMMI sebagai
mitra dari Kementerian Perindustrian mengimbau agar para pelaku IKM pangan untuk dapat berpartisipasi di kegiatan ini, mengingat melalui
IFI, bisnis IKM bisa naik tingkat dan mendapatkan banyak manfaat dan fasilitas dari pemerintah. Acara Kick Off IFI 2023 yang telah berlangsung di Jakarta (08/08) masih dapat disaksikan melalui tayangan https:// youtu.be/Gzib3CgzV3M. Informasi lebih lanjut mengenai IFI 2023 dapat diakses melalui https://ifi. kemenperin.go.id/
• GAPMMI bekerja sama dengan PT Pamerindo Indonesia sebagai bagian Informa Markets menyelenggarakan acara “Food And Nutra Insider Forum dan Member Gathering GAPMMI” di Jakarta (09/08). Pada kesempatan kali ini, GAPMMI tidak hanya mengundang
Jajaran Kedeputian 3 Badan POM
untuk menyampaikan perkembangan
terbaru kebijakan dan regulasi teknis
di bidang industri pangan, tetapi dari
pihak Informa Markets juga membuat
acara diskusi yang membahas
perkembangan industri dan pasar
nutraseutikal di Indonesia, sekaligus
untuk mempromosikan pameran Fi Asia Thailand pada 20-22 September
2023 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok. Kegiatan forum dan perkumpulan
ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta
anggota GAPMMI, dan beberapa
pelaku industri ingridien pangan di Asia.
• Pameran AgroFood Expo dan Food
Drink Expo 2023 berlangsung di JIExpo Kemayoran Hall A1
(10/08) selama empat hari yang
diselenggarakan oleh PT Wahyu
Promocitra, dengan menghadirkan
sekitar 100 pelaku usaha di sektor
agribisnis, agro industri, BUMN,
swasta, pemerintahan daerah dan sejumlah asosiasi di antaranya
GAPMMI, Masyarakat Pertanian
Organik Indonesia/Maporina, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia/
HKTI, Coffee Lover Indonesia dan Artisan Tea. Pada kesempatan ini juga
sekaligus peluncuran Coffee Lovers
Preference Taste (CloPT), sebuah
metode pengujian kualitas dan cita
rasa kopi yang diinisiasikan oleh
beberapa praktisi pecinta kopi Jamil
Musanif dan Putri Siswandewi. Ketua
Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman
sebagai salah satu pendiri CloPT
ikut menghadiri acara peluncuran tersebut.
• Dalam rangka penyusunan profil produk konfeksioneri Indonesia yang
akan dipergunakan sebagai bahan promosi kepada pembeli, Direktorat
Pengembangan Ekspor Produk
Primer Kementerian Perdagangan
melaksanakan diskusi grup terfokus
(Focus Group Discussion, FGD) Profil
Produk Confectionary di Jakarta
(16/08), guna mengumpulkan data dan informasi awal dari berbagai
pemangku kepentingan, mewakili
GAPMMI, Irwan S. Widjaja hadir
menjadi narasumber FGD. Beberapa
perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri turut diundang hadir, yaitu
Atase Perdagangan Kuala Lumpur
(Malaysia), Atase Perdagangan Seoul
(Korea Selatan), Kepala ITPC Osaka (Jepang), serta beberapa produsen
produk konfeksioneri (Dua Kelinci, Dolphin, dan Kapal Api). Fri-27
Diet berbasis nabati (plant-based diet) saat ini semakin digemari.
Pola konsumsi ini dipercaya mendatangkan manfaat
hingga mencegah berbagai penyakit. Diet nabati adalah pola makan yang berfokus pada pangan dari sumber nabati. Selain buah dan sayur, ada juga kacang dan biji-bijian.
Namun sayang, masih jarang ditemui pangan olahan siap santap berbasis nabati di pasaran Indonesia. Melihat peluang tersebut, Meatless Kingdom adalah satu produsen pangan olahan berbasis nabati siap santap bercita rasa lokal yang berinovasi dan mengembangkan produk dengan bahan utama jamur dan kedelai.
“Ada potensi cukup besar dari jamur untuk diolah menjadi pangan siap santap
berbasis nabati, hal ini karena tekstur dan serat jamur menyerupai daging,”
kata Widya Putra, Co-Founder dan CEO
Meatless Kingdom.
Putra mulai memasarkan produknya sejak 2019 dan permintaannya meningkat hingga kini. Dengan teknologi yang tersedia di rumah produksi, jamur dan kedelai diolah menjadi bentuk padat mirip daging yang sudah di potong-potong.
Lalu potongan daging nabati tersebut dimasak sesuai dengan bumbu jenis masakannya. Ada lima varian yang sudah dipasarkan yakni rendang, dendeng pedas, dendeng manis, gepuk, dan dendeng
manis asap. Produk ini tidak memerlukan proses simpan dingin jika kemasan belum dibuka dan bisa langsung disantap tanpa perlu dimasak.
Putra mengaku tak kesulitan mendapatkan bahan baku untuk produknya. Namun kendala yang kadang terjadi adalah kapasitas produksi yang masih terbatas jika pesanan berlimpah. Produk ini sudah bersertifikasi halal, dan memiliki izin P-IRT sehingga aman dikonsumsi. Harga daging olahan berbasis nabati ini bervariasi, mulai dari Rp45.000 untuk 150 gr gepuk berbasis nabati, Rp80.000 untuk 250 gr rendang
berbasis nabati, dan Rp50.000 untuk 150 gr dendeng berbasis nabati.
Putra menyadari bahwa perlu
melakukan cara-cara kreatif agar produknya lebih dikenal masyarakat. Pangsa pasar Meatless Kingdom adalah konsumen yang memiliki ketertarikan lebih pada kesehatan, ibu yang ingin memberikan makanan terbaik untuk anaknya, serta orang-orang yang tidak
mengonsumsi daging karena faktor agama. Produk ini telah dipasarkan ke seluruh Indonesia, secara daring dan luring di antaranya beberapa pasar ritel modern. Tak hanya itu, Putra juga menjajal pasar ekspor dan kini produknya sudah tersedia di Singapura, Belanda dan Selandia Baru.
Fri-12
Besarnya limbah pangan menjadi tantangan bagi Indonesia. Untuk itu, penanganan dengan cara sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak perlu dilakukan.
Kepala Badan Pangan
Nasional, Arief Prasetyo
Adi menuturkan bahwa
kerja sama dari hulu ke
hilir meliputi kalangan academics, business, community, government, dan media (ABCGM) perlu dilakukan. “Sinergi dan kolaborasi ini kemudian
kami realisasikan dalam
bentuk Gerakan Selamatkan
Pangan (GSP). GSP membangun
kemitraan bersama organisasi bank
pangan, penggiat limah pangan, serta pemangku kepentingan lainnya sehingga
berkontribusi positif bagi ketahanan pangan nasional,” ujarnya dalam Siaran
Pers Badan Pangan Nasional, 31 Agustus 2023 lalu. Kegiatan GSP terdiri tiga hal
utama yakni penyediaan, pengelolaan, dan penyaluran pangan melalui donasi yang terpantau melalui platform digital penyelamatan pangan (http://sbp. badanpangan.go.id).
Penetapan kebijakan dan pelaksanaan GSP di daerah, dengan sasaran awal pada tahun 2023 sebanyak 12 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, serta Kalimantan Timur.
“Pemetaan di wilayah Jabodetabek sejak akhir Desember 2022 hingga
akhir Agustus 2023 sudah berhasil
menyelamatkan pangan sebesar
49,9 ton dengan memfasilitasi
penyaluran pangan
kepada masyarakat yang
membutuhkan melalui
mobil logistik dan food
truck. Selain itu, pangan
yang sudah tidak layak
konsumsi juga dapat
dimanfaatkan sebagai
pakan hewan ternak, pupuk kompos, serta untuk kebutuhan industri. Tentu ke depannya akan kita perluas ke berbagai wilayah sehingga gerakan ini terus bergulir dan berdampak positif pada ketahanan pangan kita,” tambah Arief.
Adapun sembilan organisasi yang
tergabung dalam kegiatan GSP terdiri dari enam asosiasi dan tiga lembaga bank pangan/penggiat limbah pangan, yaitu Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Himpunan Peritel dan
Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Asosiasi Pengusaha Jasa
Boga Indonesia (APJI), Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Gabungan Produsen Makanan Minuman
Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengelola
Pusat Belanja Indonesia (APPBI), serta
Foodbank of Indonesia (FOI), Foodcycle Indonesia (FCI), dan Yayasan Surplus
Peduli Pangan. Fri-35
Food Ingredients Asia 2023
Bangkok, 20-22 September 2023
Celebes International Food & Hotel Expo 2023
Makassar 6-8 Oktober 2023
Allpack Indonesia
11-14 Oktober 2023
JIExpo Kemayoran Jakarta
Virtual Trade Expo Indonesia
18-22 Oktober 2023
www.tradexpoindonesia.com
SIAL Interfood
Jakarta, 8-11 November 2023
Bertepatan dengan Hari Pelanggan
Nasional, 4 September 2023, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmestika Majelis
Ulama Indonesia (LPPOM MUI)
kembali melangsungkan LPPOM MUI
Halal Award 2023. Penganugerahan
ini merupakan salah satu bentuk
penghargaan yang diberikan LPPOM
MUI kepada mitranya yang telah
memiliki sertifikat halal sesuai dengan
kriterian yang diperlombakan. “Selain
itu, tujuan lainnya adalah untuk
menambah kepercayaan diri perusahaan
bersertifikat halal agar dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Masyarakat juga diharapkan dapat lebih
memerhatikan pentingnya konsumsi
produk halal yang berkualitas,” kata
Direktur Utama LPPOM MUI, Muti
Arintawati dalam sambutan pembukaan
LPPOM MUI Halal Award 2023.
Ada delapan nomisasi yang
dihadirkan dalam penganugerahan kali ini yakni “Best Halal System
Implementation” dengan daftar
pemenang diantaranya adalah kategori
olahan makanan: PT Mayora Indah
Tbk, kategori pangan olahan minuman: Fonterra Co-Operative Group Ltd., kategori jasa boga makanan: PT Fast
Food Indonesia Tbk, kategori jasa
boga minuman: PT Foods Beverages
Indonesia, kategori bumbu, perisa, dan
Bahan Tambahan Pangan (BTP) lainnya:
PT Kobe Boga Utama, kategori obat, suplemen, dan pangan gizi khusus:
PT Konimex, kategori kosmetik: PT
Cosmax Indonesia, kategori rumah dan perawatan diri: PT Procter and Gamble
Operations Indonesia, kategori jasa: PT
Anugrah Argon Medica, kategori Rumah
Potong Hewan (RPH) dan daging olahan: PT Belfoods Indonesia, dan kategori
flavor & fragrance: PT Ogawa Indonesia.
Selanjutnya untuk nominasi “Best
New-Comer” dimenangkan oleh
kategori olahan makanan: Perum Bulog, kategori pangan olahan minuman:
Nestle Portugal, kategori jasa boga
makanan: PT Sari Sandwich Indonesia
(Subway), kategori jasa boga minuman: PT Inti Idola Anugerah (Point Coffee), kategori bumbu, perisa, dan Bahan
Tambahan Pangan (BTP) lainnya: PT
Berkah Abadi Pangan, kategori obat, suplemen, dan pangan gizi khusus:
PT Etana Biotechnologies Indonesia, kategori kosmetik: PT Sandrica Beauty
Derma, kategori rumah dan perawatan
diri: PT Multi Indomandiri, kategori jasa: PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., kategori Rumah Potong Hewan (RPH)
dan daging olahan: PT King Food, dan kategori flavor & fragrance: Symrise
Flavors & Fragrances (Nantong) Co. Ltd.
Kemudian untuk nominasi “Longlife
Achievement”, berikut ini adalah
beberapa pemenangnya diantaranya
untuk kategori olahan makanan: PT
Indofood Cbp. Sukses Makmur Tbk., kategori pangan olahan minuman: PT
Nutrifood Indonesia, kategori jasa boga
makanan: PT Rekso Nasional Food,
kategori jasa boga minuman: PT Sari
Coffee Indonesia (Starbucks), kategori
bumbu, perisa, dan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) lainnya: PT Sasa Inti,
kategori obat, suplemen, dan pangan
gizi khusus: PT Deltomed Laboratories, kategori kosmetik: PT Paragon
Technology and Innovation, kategori
rumah dan perawatan diri: PT Unilever
Indonesia Tbk., kategori jasa: PT Havi
Indonesia, kategori Rumah Potong
Hewan (RPH) dan daging olahan: PT
Diamond Cold Storage (Div. Meat), dan kategori flavor & fragrance: PT Givaudan Indonesia.
Untuk nominasi selanjutnya, yakni
“Fastest Growth on Halal Product”
dimenangkan oleh beberapa produsen
seperti kategori olahan makanan: PT Firmenich Indonesia & Affiliates., kategori pangan olahan minuman: International Flavor & Fragrances (IFF) & Affiliates, kategori jasa boga makanan: PT Givaudan Indonesia & Affiliates, kategori jasa boga minuman: PT Mane
Indonesia (Affiliates), kategori bumbu, perisa, dan Bahan Tambahan Pangan (BTP) lainnya: Takasago International (Singapore) Pte Ltd & Affiliate.
Selanjutnya untuk nominasi
“Favorite Halal Brand” dimenangkan
oleh produsen dengan kategori olahan
makanan: PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk., kategori pangan olahan minuman: PT Tirta Investama, kategori jasa boga
makanan: PT Sarimelati Kencana Tbk, kategori jasa boga minuman: PT Bumi
Berkah Boga, kategori bumbu, perisa, dan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
lainnya: PT Ajinomoto Indonesia, kategori obat, suplemen, dan pangan gizi khusus: PT Kalbe Farma Tbk, kategori
kosmetik: PT Paragon Technology and Innovation, kategori rumah dan
perawatan diri: PT Unilever Indonesia
Tbk., kategori jasa: PT Havi Indonesia, kategori Rumah Potong Hewan (RPH)
dan daging olahan: PT Charoen Pokphan Indonesia.
Untuk nominasi “Best Social Contribution on Halal Ecosystem” diraih
oleh PT Kalbe Farma Tbk., PT Inertia
Utama (Dexa Group), PT Waroeng Steak
Indonesia (Waroeng Steak & Shake),
Danone Indonesia Group, PT Proter and Gamble Operations Indonesia, PT
Paragon Technology and Innovation, PT Gandum Mas Kencana, dan IFF – PT
Essence Indonesia. Selanjutnya untu
nominasi “The Promising Halal SME”
dimenangkan oleh PT Djoeha Ciptarasa
Indonesia, PT Meridian Kapuas
Manunggal, PT Bintang Kupu-Kupu, Fanny’s, Muslimin – Rumah Produksi
Fajar Mas, CV Viera Anugerah Pertama, PT Gadih Minang Anugerah, Atikah
Puspa Dewi/Bakoel Kita, PD Sahang Mas, Giwigewi, La Tinga, Rumah produksi
Sate Rembiga Goyang Lidah, CV Son
Hajisony Food, Linda Darmansyah, UD
Otaji, dan CV Kyria Rezeki.
Penghargaan selain diberikan kepada
pemenang Halal Award 2023, juga
diberikan kepada sejumlah perusahaan yang masuk dalam deretan nominasi.
Khusus untuk kategori "Favorite Halal Brand", pemenang ditentukan oleh hasil voting Masyarakat. Fri-35
berubah dari waktu ke waktu. Pergeseran yang terus-menerus berdampak pada pasar setiap tahunnya. Di sektor pangan, hal ini perlu disikapi dengan bijak untuk dapat memahami kondisi lingkungan bisnis yang terjadi.
Terutama pada perubahan konsumen yang selalu lebih menuntut terampil dan inovatif pada produk pangan yang ada.
Di dunia bakeri, sebagai produsen roti sangat penting untuk tetap mengetahui apa yang akan
menjadi tren di dunia bakeri sehingga dapat memenuhi ekspektasi konsumen. Tidak kalah pentingnya adalah dapat memprediksi apa yang akan disiapkan di tahun-tahun mendatang dengan produk unggulan dan inovasi rasa-rasa baru yang dapat diterima oleh konsumen. Kendati inovasi terus dihadirkan, tidak dapat dimungkiri bahwa sebagian konsumen juga selalu memiliki tempat untuk produk-produk yang sudah ada sekian lama. Bahkan, produk seperti ini dapat kembali menjadi tren di masa sekarang. Kestabilan produk dan kreasi baru perpaduan antara teknologi tradisional dan modern bisa menjadi pilihan para profesional untuk memenuhi keinginan serta kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah beberapa tren dan perkembangan produk roti yang perlu dicermati untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut.
Roti sourdough merupakan salah satu proses bioteknologi tertua di dunia, diawali sekitar 3700 SM dan ditemukan
di Swiss yang digunakan dalam proses
pembuatan roti. Tetapi asal mula adonan berfermentasi ini berhubungan dengan
asal mula pertanian gandum di Mesir
beberapa ribu tahun sebelumnya.
Sourdough merupakan campuran
dari tepung dan air fermentasi yang
mengandung bakteri asam laktat dan
ragi yang berguna untuk meningkatkan
kualitas roti. Penambahan sourdough
pada adonan roti dapat meningkatkan
rasa, tekstur, masa simpan, dan kandungan zat gizi lain.
Penggunaan sourdough dalam proses
pembuatan roti gandum sangat populer untuk meningkatkan kualitas dan cita rasa roti gandum. Sourdough juga dapat membuat roti memiliki daya kembang
yang tinggi, bertekstur lembut dan elastis serta masa simpan yang relatif lama tanpa adanya bahan tambahan
apapun. Proses pembuatan sourdough ini bisa berhari-hari dengan tujuan
untuk menghasilkan bakteri serta ragi
yang lebih banyak agar mikroorganisme
lebih kuat sehingga proses fermentasi
lebih baik dan cepat serta aroma asam salah satu ciri khas roti ini lebih keluar.
Tidak dapat dimungkiri, tren roti sourdough dengan teknis memanfaatkan ragi alami/khamir serta bakteri liar
yang ada di lingkungan bisa didapat
dari berbagai bahan baik buah-buahan, sayuran, tepung gandum, ataupun jenis
sereal bisa diminati para pencinta roti jenis ini.
Selain menanfaatkan kekuatan ragi
dan bakteri alami, banyak pencinta
roti juga memanfaatkan ragi komersial
sebagai tambahan dalam proses
pengembangan adonan roti yang dikenal
dengan hybrid bread. Penggabungan
antara ragi alami dengan ragi instan/ komersil yang tujuannya mempercepat
proses pembuatan tapi tidak
menghilangkan autentikasi dari roti sourdough.
Terdapat beberapa perbedaan roti sourdough dengan roti lain dalam
berbagai hal. Pertama, daftar bahan untuk sourdough jauh lebih sederhana daripada varietas roti biasanya. Banyak jenis roti lain yang mengandung minyak, gula, pengawet, dan bahan kimia lainnya. Sementara sourdough menggunakan
bahan sederhana yang lebih sehat
seperti tepung gandum, garam, dan ragi starter. Kedua, kehadiran bakteri
karena proses fermentasi yang unik
meningkatkan profil zat gizi pada roti
sourdough. Hal ini memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik, sehingga kesehatan usus lebih baik serta bisa membangtu mengontrol gula darah.
Meskipun roti sourdough sering
dibuat dari tepung yang sama dengan
jenis roti lainnya, proses fermentasi
meningkatkan profil zat gizinya
dalam beberapa cara. Roti gandum
mengandung banyak mineral, termasuk kalium, fosfat, magnesium, dan seng. Sayangnya, penyerapan mineral
tersebut dibatasi oleh keberadaan
asam fitat. Fitat dianggap antinutrien
karena mengikat mineral, mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerapnya.
Menariknya, bakteri asam laktat yang
ditemukan dalam roti sourdough
menurunkan pH roti, yang membantu menurunkan fitat. Hal ini menghasilkan roti yang memiliki kandungan fitat jauh lebih rendah dibandingkan jenis roti lainnya.
Karena kandungan probiotiknya, roti sourdough dikenal sebagai roti yang
paling yang menyehatkan dibanding roti lainnya. Selain itu bermanfaat bagi kesehatan karena roti sourdough kaya akan protein, mudah untuk dicerna
karena kandungan prebiotic dan probiotik, mengontrol gula darah serta kadar insulin, karena proses sourdough mengubah molekul karbohidrat yang bisa mengurangi indeks glikemik.
Selain itu, roti sourdough membantu menurunkan berat badan, karena selama proses fermentasi membantu pembuatan substrat khusus yang disebut asam lemak rantai pendek, butyrate propionate, dan asetat yang berperan dalam metabolisme energi, lemak dan pengendalian nafsu makan. Probiotik di dalam roti ini bisa mencegah penyerapan lemak di usus dan menambah rasa kenyang lebih lama. Jenis roti sourdough selain di Eropa atau Asia, bahkan di Indonesia sendiri banyak diminati pencinta roti ini terbukti
dengan makin banyak gerai-gerai roti atau bakeri yang menjual roti sourdough.
Konsumen saat ini lebih menyukai produk pangan segar dan mudah
dalam hal penyajian. Melihat tren ini, teknik pembekuan pada adonan yang
dapat secara langsung dipanggang atau
dihangatkan oleh konsumen di rumah
merupakan suatu hal yang potensial.
Permintaan pasar terhadap roti
yang semakin meningkat, menuntut
produsen untuk meningkatkan efisiensi produksi, serta menjaga mutu produk yang dihasilkan. Pembuatan roti dengan teknologi adonan beku menjadi
salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi proses. Frozen dough adalah produk adonan beku yang diproses
dengan menggunakan teknologi blast freezer dengan temperatur (-25 s/d 45°C). Frozen dough ini lebih ekonomis jika dibandingkan dengan industri
bakeri biasanya. Frozen dough tidak
membutuhkan banyak tenaga kerja dan dapat menjadi “fresh bread” kapanpun
saat dibutuhkan dan meningkatkan
efisiensi serta menghasilkan produk
dengan mutu yang sama di setiap tempat
penjualan jika pelaku usaha hendak
membuat cabang.
Solusi untuk menghindari kerusakan
ragi selama proses pembekuan
yaitu penggunaan ragi jenis freeze
tolerant atau penambahan senyawa
cryoprotectant yang diharapkan dapat
memperbaiki kualitas adonan roti beku.
Penambahan senyawa cryoprotectant
dapat melindungi matriks gluten
dari kerusakan dan mencegah atau
mengurangi terjadinya kematian ragi
serta mencegah kerusakan granula pati pada saat proses pembekuan.
Pembuatan roti konvensional umumnya membutuhkan waktu yang
lebih lama dan tenaga kerja ahli serta peralatan yang spesial, sedangkan adonan beku dapat diproduksi secara sentralisasi. Produksi secara sentralisasi, dapat membuat kualitas roti menjadi
terstandarisasi sehingga kualitas
roti di semua cabang akan seragam. Berdasarkan kondisi permasalahan yang mungkin dihadapi bakeri, penerapan metode pembuatan roti ini dapat
diaplikasikan dalam bakeri sebagai bentuk inovasi produk dan solusi permasalahan efisiensi produksi yang rendah.
Ada enam jenis produk adonan beku yang biasa digunakan pada industri bakeri.
• Ready to Proof (RTP) adalah jenis adonan roti yang dibekukan dan siap untuk difermentasikan (proofing) setelah dikeluarkan dari freezer, thawing, dan fermentasi kemudian dipanggang.
• Ready to Mould (RTM) adalah jenis adonan roti yang siap untuk dibentuk, yaitu adonan setelah dikeluarkan dari freezer, thawing, dan siap dibentuk kemudian difermentasikan.
• Pre-Proof Frozen (PPF) yaitu adonan yang dikembangkan terlebih dahulu sekitar 80-90% kemudian dibekukan. Setelah dikeluarkan dari freezer kemudian bisa langsung dipanggang.
• Freezer to Oven (FTO) yaitu adonan
roti yang siap dibakar, setelah
dikeluarkan dari freezer langsung
dipanggang tanpa perlu thawing
atau proofing terlebih dahulu.
• Part Bake Frozen (PBF) yaitu roti
yang sudah dibakar setengah
matang kemudian dibekukan
dan setelah dikeluarkan dari
freezer langsung dipangang untuk
pewarnaan kulit luar roti.
• Ready to Eat (RTE) atau Minute
Bread yaitu roti yang dipanggang
sampai matang, kemudian
dibekukan, dan jika akan sajikan
hanya tinggal dipanaskan saja sebentar (reheat).
Pertumbuhan produsen dengan
konsep teknik beku di dunia bahkan di
Indonesia terus berkembang, terbukti
dengan banyak pabrik-pabrik roti
atau bakeri yang menjual produk beku
terutama rantai produk bakeri yang
banyak membuka cabang baru dengan
jangkauan yang luas, maka cukup
dengan membuat satu atau beberapa
dapur terpadu untuk mensuplai produk
adonan beku ke setiap cabangnya.
Pabrik-pabrik berskala besarpun
sekarang banyak memproduksi dalam
bentuk beku dan disuplai ke berbagai
kalangan konsumen seperti pasar
modern maupun di bisnis horeka.
Laminasi pastry adalah jenis roti yang memiliki tekstur yang berlapislapis atau flaky pastry yang terbetuk
dari lapisan adonan yang disisipkan
lemak, kemudian dilipat-lipat sehingga
pada saat dibakar, lapisan adonan akan
terpisah karena adanya lemak di antara lapisan adonannya.
Kroisan (Croissant) termasuk salah
satu jenis flaky pastry beragi yang
memiliki tekstur berlapis-lapis. Rasanya yang gurih tanpa tambahan isian apa
pun sangat populer di negara barat.
Selain itu kroisan menjadi salah satu
kudapan yang lezat dimakan di pagi
hari sebagai sarapan dengan kopi atau
susu. Hal ini tidak mengherankan karena
kroisan merupakan pastri yang sangat
ringan dan lembut.
Jika mengenal sejarah kroisan, awalnya dikenal dengan nama kipferl
dan merupakan makanan yang berasal
dari Austria yang menjadi kesukaan
orang Perancis. Bahkan saat ini kroisan
sudah diminati dan banyak ditemukan
hampir di seluruh penjuru dunia. Kipferl
sudah ada bahkan sejak tahun 1227
yang dibuat oleh para pembuat roti
Wina. Bentuknya juga sudah dikenal
seperti bentuk bulan sabit. Kipferl milik
Austria menjadi makanan orang Prancis
ketika orang-orang Prancis mulai
membuat adonan kipferl mereka sendiri sebagai inovasi dari adonan asli Austria.
Meskipun masih menjadi perdebatan
hingga saat ini, sejarah menunjukkan
bahwa pengusaha August Zang adalah
orang yang pertama kali membuka
toko roti Wina di Prancis tahun 1838.
Toko rotinya menjadi terkenal dengan pemasaran hebat yang dilakukan oleh
Zang melalui iklan surat kabar.
Tentu saja hal ini merupakan peluang
yang sangat menguntungkan di mata
masyarakat setempat. Akibatnya banyak
orang yang mulai meniru roti-roti
buatan Zang. Perjalanan menemukan
kipferl buatan Prancis ini memakan
waktu yang sangat panjang kira-kira
satu abad kemudian. Kemudian barulah
kroisan menjadi sangat terkenal dan
menjadi menu sarapan wajib bagi orangorang Prancis.
Di Indonesia kroisan sudah menjadi
pastri favorit mayoritas masyarakat.
Bahkan hotel-hotel berbintang di
Indonesia menyajikan kroisan dengan
berbagai varian. Gerai-gerai bakeri atau
kedai kopi sudah menjajakan produk
laminasi ini dengan berbagai inovasi
rasa dan bentuk. Tidak hanya rasa asin
dan gurih dari mentega, masyarakat
Indonesia juga menyukai kroisan dengan
banyak rasa seperti cokelat, stroberi, kacang almond, keju, green tea, dan masih banyak lagi.
Selain kroisan, produk laminasi
lainnya adalah Danish pastry. Merupakan
pastri berlapis yang dilaminasi dengan
rasa manis dan disajikan dalam tradisi
viennoiserie dan diambil dari bahasa
Denmark, yang artinya kue Denmark.
Jenis pastri ini banyak berkembang di
Denmark. Meski demikian, pastri Danish sebetulnya dibawa oleh para pekerja
dari Austria yang bekerja di toko roti Denmark. Kehadiran mereka membawa tradisi baru dalam pembuatan pastri.
Mengadopsi roti khas Austria, mereka meningkatkan jumlah telur dan lemak dalam adonan. Hasil perkembangan
inilah yang sekarang populer dikenal dengan pastri Danish.
Ciri khas dari pastri Danish adalah
teksturnya yang terbuat dari lipatan
adonan yang berlapis, jika dilihat metodenya hampir sama dengan
pembuatan kroisan. Perbedaannya, pastri Danish dapat dikreasikan menjadi berbagai macam variasi bentuk yang
menarik seperti bentuk kincir, pita, lingkaran, dan lainnya.
Tidak jauh berbeda dengan kroisan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pastri
Danish, di mana setiap lapisan adonan harus dipastikan dapat teraerasi hingga menghasilkan sel yang baik. Lalu, visual lapisan crumb harus terlihat jelas dan tegas namun tidak terpisah. Ini akan menciptakan pastri yang utuh dan kuat.
Selain dua jenis produk laminasi atau
flaky pastry di atas, ada juga dikenal
dengan puff pastry, yaitu pastri yang
memiliki banyak lapisan (layer). Lapisan
dalam flaky pastry dihasilkan dari
lipatan atau gulungan antara adonan dan lemak sehingga adonannya terlihat lebih
tebal dan berlapis. Namun puff pastry
ini bukan termasuk dalam golongan roti karena tidak menggunakan ragi. Untuk
pengembangan adonan saat proses
pembakaran, dibantu dengan adanya
lapisan lemak di antara lapisan-lapisan adonan yang jumlah lapisannya bisa lebih banyak dibanding kroisan atau
Danish, maka saat dipanggang adonan ini bisa mengembang seperti halnya kroisan atau Danish walaupun tanpa proses fermentasi.
Referensi:
Meryer, Clause. Meyer’s Bakery, Bread and baking in the Nordic kitchen,lindhart og Ringhof, 2017
Franck Beherec, A proffesional approach to French Patisserie, Baking, and Catering, Orphie, Mark Nathan, Paris, 2016
Beranbaum, Rose Levy. The Bread Bible. USA First Edition. W.W. Norton & Company, inc. 2003
Hamelman, Jeffrey. Bread a Baker’s Book of Techniques and Recipes. United State of America: Jhon wiley & Son, Inc. 2004
https://ummpress.umm.ac.id/ebook/sampling/ Teknologi%20Frozendough%20dan%20Sourdough/ files/basic-html/page17.html
Gabungan Produsen
Makanan Minuman Indonesia
Gabungan Produsen Makanan
Minuman Indonesia (GAPMMI)
meminta kepada Pemerintah agar
industri pangan dimasukkan sebagai
industri yang mendapatkan harga
murah atau Harga Gas Bumi Tertentu
(HGBT) sebesar US$ 6 per Millions
British Thermal Units (MBTU). Aturan
itu berdasarkan Peraturan Menteri
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)
Nomor 15 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Penetapan Pengguna Gas Bumi Tertentu
dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang
Industri. Ketua Umum GAPMMI, Adhi
S. Lukman mengatakan usulan itu juga
sudah disampaikan oleh Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) agar
industri pangan masuk dalam program
HGBT. Kemenperin sudah mengajukan
usulan salah satunya sektor industri
pangan dimasukkan sebagai penerima
HBGT US$ 6 tetapi sampai sekarang
belum diberikan.
Sesuai dengan laporan dari industri pangan yang diterima oleh GAPMMI, bahwa harga gas saat ini di industri
pangan sudah naik secara signifikan, misalnya harga gas di Jawa Barat
naik dari US$ 9-9,5 menjadi US$ 12 (kenaikannya lebih dari 30%).
Kenaikan ini memberatkan industri, terutama karena kondisi global saat
ini (Elnino dan perang Rusia-Ukraina)
berpengaruh besar pada harga pangan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang
Kartasasmita menyetujui usulan
dari pengusaha, tetapi belum juga
mendapatkan lampu hijau, terutama dari Kementerian ESDM.
Sebelumnya, Pemerintah telah
memilih sejumlah industri yang
mendapatkan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per Millions
British Thermal Units (MMBTU) bagi para pelaku industri. Ada tujuh industri yang berhak mendapatkan harga
murah yakni: industri pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri baja, industri keramik, industri kaca, industri sarung tangan karet.
Menteri Perindustrian tidak ingin
ada istilah industri tertinggal dengan
membeda-bedakan industri melalui
kebijakan ini. Oleh karena itu, Menperin Agus berharap seluruh industri bisa menikmati insentif harga gas murah.
Padahal sektor tertentu yang lain
di luar tujuh sektor tersebut juga
membutuhkan gas, maka Kemenperin sebagai pembina industri tidak bisa
begitu. Menperin Agus menjamin akan mengusahakan agar industri di luar
tujuh sektor tersebut bisa menikmati insentif harga gas murah. Fri-27
• Bappenas mengadakan workshop
Mainstreaming Circular Economy in the Entire Value Chain of Food and Beverage Sector secara hibrida di Jakarta (25/08) mengundang
pemangku kepentingan terkait.
Wakil Ketua Bidang Sustainability dan Social Impact GAPMMI, Ribut Purwanti hadir sebagai narasumber
• Constellar Exhibitions Pte Ltd, menggelar konferensi pers Roadshow
Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA)
2023 di Jakarta (02/08) dalam
rangka memberikan gambaran
kepada para pemangku kepentingan
tentang teknologi dan solusi terbaru
yang akan dihadirkan pada ajang
AFTEA, yaitu mengusung tema
utama Meningkatkan Ekosistem
Pangan untuk Masa Depan
yang Berkelanjutan, yang akan
dilaksanakan pada 31 Oktober-2
November 2023 di Sand Expo & Convention Centre, Singapura.
Pameran AFTEA sebelumnya berhasil
menghadirkan lebih dari 6.000
pengunjung dari 66 negara, dan 163
peserta pameran dari 24 negara.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S.
Lukman turut diundang hadir menjadi
narasumber di acara roadshow
tersebut. Informasi detail mengenai
kegiatan ini bisa diakses melalui www. agrifoodtechexpo.com
dari GAPMMI yang diminta
menyampaikan paparan mengenai materi Establishing a Circular Business
Ecosystem in Food and Beverages
Supply Chain. Tujuan workshop ini untuk mengidentifikasi elemen utama dari ekonomi sirkular, menyadari
urgensi penerapan ekonomi sirkular, khususnya di sektor industri pangan, mengidentifikasi langkah-langkah pemerintah, konsumen, pelaku bisnis dan pemangku kepentingan terkait
dalam menerapkan ekonomi sirkular di Indonesia, serta memberi masukan untuk Peta Jalan dan Rencana Aksi
Ekonomi Sirkular Nasional.Fri-27
Sekretariat GAPMMI
ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510
Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27
Hp. 08156720614
Email: gapmmi@cbn.net.id
Website: www.gapmmi.id
Oleh Widya Dwi Rukmi Putri
Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Produk bakeri atau produk berbahan dasar tepung yang
diproses dengan pemanggangan adalah produk yang memiliki kalori tinggi, karena ingridien utamanya adalah karbohidrat mudah cerna yang berasal dari biji-bijian atau umbi-umbian.
Di Indonesia produk ini didominasi oleh produk berbahan dasar tepung terigu yang diolah dari biji gandum. Saat ini terjadi perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung menghindari pangan tinggi kalori, karena kekhawatiran mengenai meningkatnya berat badan (obesitas), potensi penyakit diabetes dan alergi gluten. Hal ini mendorong diproduksinya produk bakeri dari ingridien non-gluten, karbohidrat tidak mudah cerna (serat), protein atau diperkaya dengan ingridien yang bersifat fungsional.
Perubahan preferensi konsumen ini menyebabkan semakin beragamnya produk-produk bakeri dan hal ini secara otomatis akan memengaruhi pula teknologi pembuatannya. Sebagai contoh penggunaan tepung nongluten akan memengaruhi tekstur produk roti karena gluten adalah pembentuk
kerangka roti untuk menahan gas saat proofing dan pemanggangan. Oleh sebab itu dibutuhkan formulasi dan modifikasi dalam proses pembuatan roti roti dengan bahan dasar tepung non-gluten.
Penambahan serat atau senyawa bioaktif pada roti yang bertujuan meningkatkan sifat fungsional roti, akan dapat memengaruhi karakter sensorisnya pula dan hal ini membutuhkan modifikasi pada tahapan prosesnya.
Banyak riset dan percobaan dilakukan untuk dapat menghasilkan roti yang bersifat fungsional dan disukai oleh
konsumen tetapi saat ini masih belum banyak produk-produk bakeri di pasaran yang memenuhi kebutuhan tersebut.
Pengembangan formulasi dan modifikasi teknologi pembuatannya sangat terbuka lebar bagi peneliti maupun produsen untuk menghasilkan produk-produk bakeri fungsional ini.
Memperkaya komponen
produk bakeri
Karakteristik bakeri yang fungsional dapat dihasilkan dengan menambahkan atau memperkaya ingridien bakeri dengan beberapa komponen seperti protein (hewani atau nabati), serat, vitamin dan mineral, serta senyawa bioaktif lainnya.
Protein
Protein ditambahkan pada produk
bakeri dengan tujuan meningkatkan
sumber nitrogen (N), sehingga
dapat memenuhi kebutuhan zat
pembangun, terutama dengan semakin
tingginya tuntutan satu jenis produk
yang mengandung banyak zat gizi
yang dibutuhkan tubuh. Umumnya
produk bakeri yang berbahan
baku tepung gandum mengandung
protein sekitar 9 persen, bisa lebih
tinggi apabila ditambahkan sumber
protein seperti telur, dan bahkan bisa
lebih rendah apabila menggunakan
tepung pensubstitusi, seperti tepung
sorgum, tepung singkong atau tepung
nongandum lainnya. Kandungan
protein dapat ditingkatkan dengan
menambahkan sumber protein nabati
seperti protein biji bunga matahari, biji labu, kacang hijau, kacang kedelai atau jenis biji dan kacang lainnya. Produk
bakeri yang kaya protein, seperti halnya produk pangan berprotein tinggi lainnya, akan dapat meningkatkan kesehatan dan bahkan membantu penurunan berat badan, di samping itu protein terutama
yang bersumber dari bahan nabati
sangat penting untuk mempertahankan kesetimbangan energi dan memperkuat sistem imun. Penambahan protein dalam proporsi yang cukup besar dapat memengaruhi tahapan pembuatannya.
Serat
Serat menjadi komponen penting pada pangan terutama karena
membantu dalam proses pencernaan
dan pembuangan sisa makanan dari organ pencernaan. Peningkatan kadar
serat pada produk bakeri telah banyak
dilakukan yang salah satunya dengan
menggunakan tepung gandum utuh (whole wheat bread). Perkembangan saat ini, serat yang ditambahkan dapat
berasal dari berbagai sumber pangan, bahkan bisa juga dari hasil samping
pengolahan produk yang masih
mengandung zat gizi penting bagi tubuh. Sayuran seperti bayam merah, okra, kulit buah-buahan atau kulit kacang-kacangan merupakan bahan
pangan yang berpotensi digunakan
sebagai bahan pengkaya serat pada produk bakeri. Keberadaan serat
dalam formula produk bakeri akan memengaruhi karakteristik adonan dan produk akhirnya, terutama dari sisi karakter pengembangan dan teksturnya.
Modifikasi proses pembuatan bakeri
seringkali perlu dilakukan agar kualitas produk sesuai dengan yang diharapkan.
Senyawa bioaktif menjadi ingridien yang saat ini dianggap penting ada dalam produk pangan yang dikonsumsi.
Senyawa bioaktif ini dapat berupa komponen pigmen, senyawa flavonoid, polifenol dan tanin yang dapat
bersumber dari komoditas sayuran dan buah-buahan. Senyawa bioaktif ini di antaranya memiliki peran melindungi dan meningkatkan kesehatan, seperti antioksidan, antikanker, anti-inflamasi, senyawa antimikrobia atau fungsi-fungsi penting lainnya. Sebagai contoh produk
bakeri yang ditambahkan pigmen karoten dari wortel akan memiliki warna kuning yang sekaligus berperan memperkuat kesehatan mata. Ekstrak seledri yang mengandung klorofil, asam kafeat, asam ferulat dan luteolin dapat memberikan warna hijau pada produk bakeri sekaligus berperan sebagai
senyawa antioksidan dan antihipertensi. Biji anggur yang mengandung katekin, prosianidin, epikatekin galat dapat menambahkan sifat fungsional bakeri.
Asam lemak tidak jenuh tunggal pada
biji-bijian dan kacang-kacangan, atau asam lemak tidak jenuh ganda yang terkandung pada beberapa jenis ikan
jika ditambahkan pada produk bakeri
akan dapat bermanfaat mencegah
terjadinya inflamasi pada tubuh.
Sebagian besar senyawa bioaktif
tersebut bersifat tidak tahan panas
dan dapat menurun jumlahnya atau
bahkan hilang karena terdegradasi, di mana hal ini dapat menyebabkan
turunnya atau hilangnya bioaktivitasnya.
Karakteristik senyawa bioaktif tersebut perlu diperhatikan selama proses
pemanggangan supaya produk bakeri
yang dihasilkan memang bersifat
fungsional. Penambahan senyawa
bioaktif dalam bentuk mikro atau
nano kapsul menjadi salah satu cara
agar aktivitasnya tetap terjaga hingga
dapat berperan bagi kesehatan tubuh
konsumen.
Implikasi teknis pada pembuatan produk bakeri fungsional
Penambahan berbagai komponen
yang dapat meningkatkan sifat
fungsional produk bakeri memiliki
pengaruh yang besar terhadap
karakteristik adonan dan kondisi pemanggangannya. Beberapa tahapan
proses perlu diperhatikan sehingga
kualitas produk bakeri yang dihasilkan
sesuai dengan yang diharapkan.
Pencampuran adonan menjadi
faktor yang penting dalam pembuatan
produk bakeri di mana berbagai
ingridien dicampur hingga menjadi
homogen. Homogenitas adonan menjadi
salah satu faktor yang menentukan
kualitas produk, sehingga seringkali
diperlukan penambahan bahan yang
dapat mempermudah pencampuran
atau diterapkan metode dan alat yang
spesifik sehingga pencampuran akan berjalan lebih efisien.
Homogenisasi adonan dengan serat
membutuhkan waktu yang lebih
lama karena terjadi kompetisi dalam
penyerapan air yang akan memengaruhi reologi adonan sehingga terjadi
penurunan volume, kerasnya tekstur, warna yang cenderung gelap dan berubahnya rasa. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sumber serat, ukuran partikel dan perubahan
metode pencampuran dapat mengatasi permasalahan tersebut. Kombinasi
beberapa jenis serat dari sumber
komoditas tertentu juga dibuktikan
dapat memengaruhi kemudahan
homogenisasi adonan bakeri.
Produk bakeri fungsional yang
ditambahkan senyawa bioaktif dengan
karakter polaritas yang berbeda perlu
mempertimbangkan kemudahan
pencampurannya dan bioaktivitasnya dalam produk. Senyawa bioaktif yang
bersifat polar dapat dilarutkan dalam
air sesuai formulasi adonan awal, akan tetapi senyawa bioaktif yang
nonpolar membutuhkan pengemulsi
sehingga dapat tercampur lebih
homogen. Perubahan formulasi
kemungkinan besar perlu dilakukan agar
aktivitas fungsionalnya dapat terjaga
efektivitasnya pada tubuh.
Sebagian besar produk bakeri
membutuhkan tahapan pengembangan
adonan (proofing) yang sangat terkait
dengan kemampuan ingridien penyusun
dalam membentuk matriks yang dapat
menahan gas. Roti yang berbahan baku
tepung terigu terdapat protein gluten
yang memiliki kemampuan mengikat
pati dan membentuk kerangka adonan untuk menahan gas yang dihasilkan oleh ragi atau baking powder. Kemampuan ini akan berubah saat formulasi
dimodifikasi dengan menambahkan komponen makromolekul seperti protein dan serat. Protein nongluten dan serat dapat memengaruhi karakteristik matriks yang terbentuk saat pencampuran dan pengadukan adonan. Adonan berkembangnya
menjadi lebih terbatas, volume produk kecil sehingga tekstur menjadi lebih
keras. Beberapa riset dilakukan untuk dapat memperkecil efek negatif tersebut. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut di antaranya dengan menambahkan
enzim karbohidratase atau protease untuk dapat membuat polimernya
menjadi lebih terbuka dan memudahkan
dalam pengikatan gugus sehingga
matriks kerangka adonan menjadi
terbentuk lebih baik. Metode ekstrusi
dan fermentasi juga telah dicoba
diaplikasikan pada serat dan protein yang ditambahkan adonan untuk
meningkatkan kualitas sensoris produk yang tinggi serat maupun protein (high fibre/ high protein bakery products).
Tahapan pemanggangan
merupakan proses yang krusial
dalam pengembangan produk bakeri
fungsional, terutama yang diperkaya
dengan senyawa bioaktif. Sebagian besar
senyawa bioaktif akan terdekomposisi
saat terekspos panas pemanggangan
dalam jangka waktu yang lama, sehingga
senyawa bioaktif yang ditambahkan
dalam formulasi adonan tidak lagi
terdapat pada produk akhirnya. Produk
bakeri dengan kadar air yang masih
tinggi seperti roti atau kue menjadi
produk yang lebih tepat sebagai produk
bakeri fungsional dibandingkan produk panggang kering seperti biskuit karena berapapun tinggi suhu pemanggangan
maka suhu internal adonan hanya
mencapai maksimal 100oC, sehingga
senyawa bioaktifnya lebih dapat
dipertahankan aktivitasnya. Enkapsulasi
senyawa bioaktif merupakan cara untuk
mencegah kerusakannya karena faktor
eksternal yang ekstrim, termasuk suhu
tinggi selama proses pengolahan.
Perubahan warna juga menjadi isu yang penting pada produk bakeri, karena keberadaan senyawa bioaktif
seperti pigmen, senyawa fenolik, tanin atau flavonoid dapat menyebabkan
warna yang menjadi lebih gelap karena reaksi pencokelatan yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan produk bakeri tanpa senyawa bioaktif. Proses pencokelatan terjadi lebih besar dengan meningkatnya suhu, dan batas suhu tertinggi untuk beberapa
pigmen dapat berbeda-beda. Sebagai contoh penambahan jagung hitam yang mengandung pigmen antosianin
dan senyawa fenolik pada pembuatan
roti dapat dipertahankan apabila
suhu pemanggangan tidak lebih dari
150oC. Suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan penurunan aktivitas
senyawa bioaktif yang signifikan
sekaligus dapat menyebabkan warna yang lebih gelap pada hasil akhir produk bakerinya.
Produk bakeri fungsional akan meningkat perkembangannya dengan semakin tingginya minat konsumen terhadap produk-produk yang lebih sehat. Modifikasi formula dan tahapan pembuatannya menjadi kunci untuk dapat menghasilkan produk bakeri fungsional yang lebih berkualitas.
Referensi:
Amoah I, Cairncross C, Osei EO, Yeboah JA, Cobbinah JC, Rush E. 2022. Bioactive Properties of Bread Formulated with Plant-based Functional Ingredients Before Consumption and Possible Links with Health Outcomes After Consumption- A Review. Plant Foods Hum Nutr. 77(3):329-339.
Jingwen Xu, Weiqun Wang, Yonghui Li. 2019. Dough properties, bread quality, and associated interactions with added phenolic compounds: A review, Journal of Functional Foods, Volume 52 (629-639).
N G Lapteva. 2020. On the issue of enrichment of bakery products with functional components. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 613 012066
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Konsultan/Pendamping Industri dan UMKM
Pengolahan Kakao-Cokelat
Seiring dengan perkembangan zaman, perubahan pola konsumsi masyarakat turut berubah.
Popularitas produk bakeri dengan
berbagai variasinya menjadi semakin
populer dan banyak dijumpai di pasaran. Saat ini, produk bakeri (baked products)
menjadi lebih mudah dan banyak
dijumpai di pasaran Indonesia, misalnya roti, kue, pastri, kukis, dan krekers. Secara umum, produk bakeri dibuat
menggunakan bahan dasar tepung, gula, lemak, air dengan proporsi yang
berbeda-beda. Perbedaan proporsi ini akan sangat memengaruhi karakter
produk yang dihasilkan. Setiap bahan
baku memiliki fungsionalitas yang
berbeda, sebagai penentu tekstur, warna, rasa dan aroma. Penambahan bahan-
bahan sekunder lain sering dilakukan untuk menambah variabilitas dan pilihan bagi konsumen.
Saat ini, bakeri tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi sudah jamak
dilengkapi dengan kafe untuk lebih
menarik minat pengunjung. Di sini, konsumen dapat menikmati produk
bakeri bersama dengan kopi dan teh. Di kota-kota besar, bakeri sudah menjadi
tempat yang nyaman bagi konsumen
sebagai tempat nongkrong, mengerjakan
tugas/pekerjaan, maupun tempat berkumpul bersama keluarga.
Produk pangan yang dibuat di bakeri memiliki karakteristik yang khas.
Tidak hanya penampilan (warna) dan teksturnya, tetapi juga karakteristik sensorisnya, seperti aroma dan rasa (flavor). Karakter produk yang khas ini, sangat memanjakan lidah konsumennya. Misalnya, roti memiliki tekstur yang cenderung keras dan krispi serta berwarna cokelat di luar, tetapi lembut dan berwarna putih di dalamnya. Penambahan bahan-bahan lain di produk bakeri, seperti taburan gula halus, parutan keju dan lapisan cokelat turut menambah luas sifat sensoris yang dapat dirasakan oleh konsumen.
Karakteristik produk bakeri sangat dipengaruhi oleh 1) bahan baku, 2) formulasi bahan baku dan 3) metode pemrosesannya. Ketiga faktor ini beserta dengan interaksinya akan sangat
memengaruhi peningkatan volume produk setelah proses pemanggangan (baking expansion), warna produk (bagian luar dan dalam), struktur dan tekstur produk (crusty/crumbly), mouthfeel dan flavor. Secara spesifik, bahan baku akan memengaruhi warna, struktur produk, rasa dan aroma. Formulasi bahan baku (proporsi/ perbandingan bahan baku) akan memengaruhi warna, struktur produk, mouthfeel rasa dan aroma. Metode pemrosesan (ada tidaknya cetakan, keberadaan proses mekanis, pemanasan langsung/tidak langsung, suhu, dan waktu) memengaruhi hampir semua parameter mutu produk bakeri.
Pada roti, perbedaan warna di bagian dalam dan luar produk sangat dipengaruhi oleh bahan baku dan suhu pemanggangan. Bahan baku yang mengandung protein dan gula akan memicu terjadinya reaksi Maillard. Proses pemanggangan adonan pada suhu tinggi di atas 150 oC sangat memicu perubahan warna. Hal ini menjadikan kulit roti di bagian luar cenderung berwarna cokelat kegelapan. Proses ini juga turut memberikan efek krispi pada roti. Tingkat pengembangan volume adonan (baking expansion) selama pemanggangan sangat dipengaruhi oleh proses fermentasi. Lebih lanjut, hal ini akan menentukan seberapa tinggi tingkat kelembutan dan kegemburan roti. Berbeda dengan roti, kue memiliki aroma yang lebih bervariasi. Hal ini
disebabkan oleh bahan baku yang
lebih beragam pada saat proses
pembuatan kue, seperti penambahan
cokelat, buah-buahan, kayu manis dan lain-lain. Kue juga memiliki struktur
produk yang cenderung lebih ”padat” jika dibandingkan dengan roti. Pada pastri, kandungan lemak cenderung
lebih tinggi dengan jenis lemak yang bervariasi. Proporsi dan jenis lemak yang digunakan menjadikan produk
pastri cenderung lebih berongga, dengan sensasi saat makan yang lebih ”ringan”. Produk pastri dapat dikonsumsi dengan atau tanpa penambahan isian ataupun
topping. Penambahan isian atau topping yang berbasis air (water based-topping/ filling) dapat mempercepat kerusakan produk karena kandungan air yang tinggi. Produk biskuit dan krekers memiliki struktur yang krispi dan ”kering”. Ukuran yang relatif kecil dan tidak begitu tebal membuat produk ini memiliki kadar air yang rendah. Kondisi ini menjadikan umur simpannya cukup panjang. Namun demikian, jika tidak disimpan pada wadah/tempat tertutup, biskuit dan krekers akan sangat mudah menyerap uap air.
Cokelat adalah salah satu produk konfeksioneri yang paling disukai di dunia. Karakteristik unik dan khas yang dimiliki cokelat menjadikan cokelat begitu populer. Konsumsi cokelat saat ini tidak hanya didominasi dalam bentuk cokelat batang, minuman cokelat, praline, dan truffle, tetapi juga dalam bentuk produk lain. Cokelat juga banyak digunakan sebagai bahan
tambahan, bahan isian, dan bahan
pelapis dalam pembuatan berbagai
jenis produk bakeri. Dengan variannya
yang terdiri dari cokelat hitam (dark chocolate), cokelat susu (milk chocolate), dan cokelat putih (white chocolate), konsumen dapat memiliki banyak pilihan sesuai dengan seleranya.
Beberapa cara berbeda dapat
digunakan dalam proses pengaplikasian
cokelat ke produk-produk bakeri.
Cara paling sederhana adalah dengan
menjadikan cokelat ataupun bubuk
kakao sebagai bahan baku maupun
isian untuk produk bakeri. Cara lain
pengaplikasian cokelat adalah dengan
menggunakan mesin khusus, misalnya
menggunakan mesin enrobbing untuk
pembuatan biskuit atau krekers berlapis cokelat. Penggunaan 3D printer juga
semakin populer digunakan untuk membuat/mencetak produk berbasis cokelat.
Pada proses pembuatan produk
bakeri, seringkali cokelat harus digabungkan dengan adonan sebelum proses pemanggangan dengan oven dilakukan. Pada proses ini, cokelat dapat dimasukkan ke dalam adonan atau diletakkan di atas adonan sebagai topping. Proses pemanggangan
kemudian dilakukan pada suhu minimal 150 oC. Pada kondisi normal, cokelat akan meleleh dan mengalir dengan mudah selama proses pemanggangan dengan oven. Jika hal ini terjadi, maka produk bakeri menjadi terlihat kurang rapi dan terkesan ”kotor”.
Untuk mengatasi hal ini, produk bakeri dianjurkan untuk menggunakan bakestable chocolate. Bake-stable chocolate adalah cokelat yang stabil terhadap panas pada proses pemanggangan dan terlihat tidak meleleh dengan bentuk
yang tetap. Hal ini tentu saja sangat membantu pada proses pembuatan
produk bakeri dengan topping cokelat berbentuk 3 dimensi.
Meskipun bentuknya tetap, sebetulnya bake-stable chocolate tetap mengalami proses pelelehan. Hanya saja, cokelat yang sudah meleleh tidak dapat mengalir dan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Terkait dengan fenomena ini, setidaknya ada dua hal yang
menyebabkan mengapa cokelat terlihat tidak meleleh dan berbentuk tetap, yaitu
1). kadar lemak bake-stable chocolate
lebih rendah dibandingkan dengan
kadar lemak cokelat normal,
2). ukuran
partikel (particle size distribution) bakestable chocolate yang lebih kecil.
Pada cokelat normal, cokelat
couverture akan meleleh pada kisaran
suhu 33-34 oC dan cokelat compound
akan meleleh pada kisaran suhu 38-40 oC. Suhu pemanggangan produk bakeri yang mencapai kisaran 150-200 oC akan
dengan mudahnya melehkan cokelat
dan bahkan pada kondisi terburuk
dapat membuat cokelat menjadi gosong. Namun demikian, dengan kadar lemak yang rendah, cokelat yang diletakkan
di atas adonan tidak akan mengalir dan memiliki bentuk yang tetap (Gambar
1). Tidak mengalirnya cokelat sekalipun
cokelat sudah meleleh disebabkan oleh viskositas cokelat yang tinggi. Viskositas cokelat dipengaruhi setidaknya oleh kadar lemak dan ukuran partikel. Cokelat berkadar lemak rendah hanya memiliki sedikit lemak yang bebas mengalir di antara partikel. Sisa lemak lainnya menempel pada partikel padat di cokelat. Sedikitnya jumlah lemak yang tersedia (bebas mengalir) menyebabkan pergerakan antar partikel menjadi minimal karena tingkat interaksi antar partikel yang tinggi. Semakin kecil ukuran partikel, maka total luas permukaan padatan akan semakin naik. Hal ini menyebabkan jumlah lemak yang dibutuhkan untuk menutupi padatan di cokelat menjadi semakin banyak juga. Kondisi ini akan menyebabkan nilai viskositas menjadi lebih tinggi (khususnya yield value) sehingga cokelat akan sulit mengalir dan cokelat tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Gambar 1. Bake-stable
Sumber: (https://www.youtube.com/ watch?v=Zlxc36SMoLM)
Penggunaan cokelat dapat
dikombinasi dengan biskuit atau krekers
melalui proses enrobbing. Teknologi ini sudah banyak diterapkan pada berbagi produk biskuit komersial. Biskuit diletakkan secara berjajar pada conveyor berbentuk rantai. Pada saat konveyor diputar, biskuit akan bergerak maju melewati cokelat yang mengalir dari atas biskuit. Cokelat akan mengalir ke bawah dan jatuh menyebar di atas permukaan biskuit (Gambar 2). Berbeda dengan bake-stable chocolate, produsen cenderung akan menggunakan cokelat dengan tingkat kekentalan (viskositas) yang relatif rendah. Kondisi viskositas yang rendah membuat cokelat menjadi encer. Pada kondisi ini, cokelat yang mengalir dan menempel di permukaan biskuit cenderung tidak terlalu tebal. Dari sisi ekonomi, tentu saja hal ini akan lebih menguntungkan mengingat harga cokelat yang cukup mahal.
cukup panjang, maka cokelat yang
digunakan pada proses ini harus cokelat yang sudah di-tempering. Tempering adalah perlakuan termomekanis pada cokelat couverture cair untuk menghasilkan kristal lemak yang homogen dan sangat stabil dalam jenis dan ukuran yang tepat. Cokelat couverture yang sudah di-tempering akan tetap mengilap dengan tekstur yang baik meskipun disimpan dalam waktu yang relatif lama.
Gambar 2. Proses Enrobbing
Sumber: (https://www.youtube.com/ watch?v=9GhxK0mFC2k)
Agar proses enrobbing dapat berjalan optimum, kecepatan tray perlu diatur.
Selain itu, viskositas cokelat juga perlu disesuaikan dengan pengaturan kadar lemak, ukuran partikel, maupun penambahan lesitin (pengemulsi).
Mengingat umur simpan biskuit yang
Saat ini, penggunaan 3D printer untuk proses pencetakan cokelat sudah semakin populer. Meskipun demikian, penggunaan metode ini masih sebatas pada skala kecil. Mesin 3D printer dapat mencetak cokelat dengan bentuk tiga dimensi tanpa memerlukan cetakan seperti pada umumnya. Cokelat akan dibentuk/dicetak menggunakan pencetak khusus dengan ”tinta” berupa cokelat. Penggunaan mesin 3D printer memungkinkan pencetakan cokelat dengan segala bentuk. Pada proses pencetakan, cokelat akan dialirkan membetuk lapisan demi lapisan. Pada proses ini, lapisan cokelat di bagian bawah harus dipastikan sudah memadat sebelum lapisan berikutnya dialirkan.
Bentuk tiga dimensi yang akan dibuat harus dipastikan memiliki dasar/ pondasi yang cukup kokoh. Jika bagian bawah tidak cukup kokoh, dimungkinkan cokelat yang dicetak tidak dapat berdiri sempurna. Untuk mengatasi hal ini, pondasi untuk struktur tiga dimensi dapat diperkuat menggunakan biskuit/
krekers. Pada proses pencetakan, biskuit akan berperan sebagai penguat dan penopang struktur tiga dimensi yang akan dibentuk. Untuk memastikan bahwa proses pencetakan cokelat dapat berjalan baik, sifat alir cokelat harus betul-betul sesuai. Selain itu, suhu proses pencetakan juga harus diatur dengan baik, di mana cokelat couverture harus leleh secara sempurna, namun dengan kondisi yang masih tertempering. Kecepatan cokelat dalam proses kristalisasi juga menjadi titik krusial.
Bahan baku kue dan isian
Pengaplikasian cokelat pada produk bakeri dapat dilakukan secara sederhana
dengan menggunakan bubuk kakao
ataupun cokelat sebagai bahan baku kue. Dengan penambahan cokelat atau bubuk
kakao, kue dengan rasa cokelat dapat dibuat. Namun demikian, agar kualitas produk yang dihasilkan dapat tetap terjaga, proporsi penambahan cokelat atau bubuk kakao harus diperhatikan dengan baik. Penambahan cokelat ke dalam kue tidak hanya akan menambah jumlah padatan di adonan, tetapi juga akan menambah jumlah lemak ke dalam adonan. Penambahan bubuk kakao akan meningkatkan padatan di adonan. Oleh karena itu, penyesuaian formulasi harus dilakukan.
Bubuk kakao atau cokelat juga dapat diaplikasikan ke produk bakeri dalam bentuk isian (filling) ataupun topping. Isian berflavor cokelat saat ini banyak dijumpai pada roti dan pastri. Isian/topping yang banyak digunakan misalnya adalah selai cokelat dan ganache. Penggunaan isian berbasis air (wet based filling) pada produk bakeri harus lebih diperhatikan umur simpannya. Hal ini dengan pertimbangan bahwa kadar air yang tinggi akan mempercepat kerusakan produk.
Referensi:
Cauvain, S. P., & Young, L. S. (2008). Baked products: science, technology and practice. John Wiley & Sons.
Konar, N., Palabiyik, I., Toker, Ö. S., Saputro, A. D., & Pirouzian, H. R. (2022). Improving Functionality of Chocolate. Trends in Sustainable Chocolate Production, 75-112.
Saputro, A. D. (2017). Structure-function relations of palm sap sugar in dark chocolate, Ghent University).
Saputro, A. D., Nurkholisa, Z., Setiadi, P. A., Dyaningrum, E. F., Setiowati, A. D., Kusumadevi, Z., & Rahayoe, S. (2023). Application of Steam Jet Agglomerator to Improve the Properties of Instanised Cocoa Drink Powder Mixed with Maltodextrin, Coconut Sugar and Sucrose. Sugar Tech, 25(3), 508-517.
Talbot, G. (Ed.). (2009). Science and technology of enrobed and filled chocolate, confectionery and bakery products.
Oleh Noor Ariefandie Febrianto Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
alami merupakan bahan tambahan yang diperlukan dalam produksi produk pangan.
Pewarna digunakan dalam produk pangan untuk
berbagai tujuan, antara
lain meningkatkan profil sensori
pangan, meningkatkan intensitas
warna, mengeliminasi warna alami
bahan dan mengeliminasi perubahan
warna pangan yang disebabkan oleh
tahapan proses pengolahan. Dalam hal
kontrol kualitas, pewarna digunakan
untuk penyeragaman bets dan
meningkatkan persepsi kualitas
pangan. Meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan
membuat penggunaan bahan
tambahan pangan termasuk pewarna
menjadi perhatian yang serius di industri pangan. Kajian tentang pewarna
pangan meningkat tajam mulai tahun
2002, terutama yang berhubungan
dengan kajian pewarna pangan alami
dan efek konsumsi pewarna pangan
terhadap kesehatan (Durazzo et al., 2022). Tingginya permintaan terhadap
pewarna alami membuat kajian
eksplorasi terhadap sumber alternatif
baru pewarna menjadi prioritas saat ini.
Salah satu bahan baku yang potensial
adalah hasil samping industri kopi dan kakao. Bahan ini dapat juga digunakan secara tidak langsung sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme penghasil komponen pewarna.
Penggunaan limbah industri agro sebagai bahan substitusi atau
komplementer terhadap media buatan
mampu menekan biaya produksi secara
signifikan. Selain itu, ketersediaan
limbah industri agro di Indonesia
sangat melimpah. Pada industri kopi
misalnya, untuk setiap 1 kg biji kopi
ose kering (kadar air sekitar 12,5%)
diperlukan sekitar 6,25 kg buah kopi
(gelondong merah). Sekitar 60%
gelondong merah adalah pulpa dan mucilage yang umumnya tereliminasi
ketika proses pengolahan menjadi hasil
samping, sehingga setiap 1 kg biji kopi ose yang diproduksi menghasilkan
2,5 – 3,75 kg limbah kulit kopi basah. Dengan produksi kopi Indonesia yang mencapai 794,8 ribu ton pada 2022, maka limbah kulit kopi basah yang
dihasilkan adalah sekitar 2 – 3 juta ton per tahun. Lain lagi dengan limbah
pengolahan kakao, untuk setiap kg
biji kakao yang dihasilkan (kadar air
7,5%) menghasilkan limbah kulit kakao sekitar 11 kg. Estimasi data statistik
ICCO menunjukkan bahwa produksi
kakao Indonesia adalah sebesar 180 ribu ton pada tahun 2022/2023. Jadi bisa
diperkirakan jumlah limbah biji kakao yang dihasilkan adalah sebesar 1,9-2
juta ton per tahun. Jumlah ini tentunya sangat potensial untuk digunakan
sebagai bahan baku media fermentasi, apalagi saat ini penggunaan limbah
tersebut untuk produk komersial masih sangat minim. Penggunaan limbah
industri kopi dan kakao sebagai media
fermentasi produksi pigmen mikrobial ini tentunya dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan limbah tersebut
sebagai upaya untuk peningkatan nilai
tambah dan konservasi lingkungan.
Secara nutrisi, limbah kopi dan
kakao merupakan limbah yang kaya
kandungan karbohidrat dan protein.
Limbah kopi khususnya, mempunyai
kandungan pulp yang mempunyai rasa
manis, mengindikasikan tingginya
kandungan gula dalam limbah tersebut.
Kandungan ini sangat potensial untuk
dapat digunakan sebagai substrat
mikroorganisme. Penggunaan limbah
kopi sebagai substrat mikroorganisme
telah dilaporkan sebelumnya oleh
Jannisen dan Huynh (2018), di antaranya
digunakan sebagai substrat produksi
xylanase dari Penicilium sp., pectinase
dari Aspergillus niger, dan tannase
dari Paecilomyces variotii. Secara
khusus, Moreira et al. (2018) telah
mampu membuktikan bahwa limbah
kopi mampu menghasilkan komponen
karotenoid sebagai pigmen warna
menggunakan Rhodotula mucilaginosa sebagai khamir fermentasi.
Potensi penggunaan limbah
industri kopi dan kakao sebagai
subtrat pertumbuhan mikroorganisme
pembentuk pigmen warna perlu dikaji secara mendalam. Terdapat beberapa
tantangan produksi yang perlu
diselesaikan sebelum proses ini menjadi feasible untuk diterapkan. Kendala dan kajian tersebut antara lain:
1. Distribusi bahan baku: Industri
pengolahan kopi dan kakao masih
intensif dilakukan pada tingkat
petani dan unit pengolahan hasil
(UPH) dengan kondisi geografis
yang beragam dengan akses jalan dan teknologi yang terbatas.
Pengelolaan limbah pada tingkat
ini sangat terbatas, terlebih limbah
yang dihasilkan dalam kondisi basah
sehingga keterlambatan penanganan
akan menyebabkan pembusukan.
Dalam hal ini, limbah kopi masih
lebih potensial untuk dimanfaatkan
karena umumnya pengolahannya
(terutama pengupasan kulitnya)
terpusat di UPH, berbeda dengan
kakao yang pemecahan buahnya
terpusat di kebun petani. Pengelolaan yang terintegrasi akan sangat
mempermudah handling bahan baku.
2. Pengembangan sistem fermentasi
yang optimal: Penggunaan limbah
kopi dan kakao sebagai bahan baku
media tentunya akan menghasilkan
performa fermentasi yang berbeda
dibandingkan menggunakan media
sintetik. Limbah kopi dan kakao
merupakan limbah yang kaya
kandungan selulosa dan bioaktif
seperti kafein, teobromin dan fenolik.
Kandungan bioaktif ini bersifat toksik
terhadap beberapa mikroorganisme.
Kajian untuk optimalisasi metode
fermentasi tertutama eliminasi
kandungan bioaktif dan pemecahan
komponen selulosa tentunya perlu
dilakukan untuk mendapatkan
parameter fermentasi terbaik. Kajian
ini juga perlu disesuaikan dengan spesies mikroorganisme yang akan digunakan. Kondisi proses yang tidak sesuai akan sangat memengaruhi
jalur metabolisme mikroorganisme sehingga produksi pigmen menjadi tidak optimal.
3. Teknologi identifikasi dan fraksinasi yang efisien: Keterbatasan akses
analisa metabolomik merupakan
salah satu tantangan yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan
produk pigmen mikrobial. Sampai
saat ini, akses terhadap analisa
kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC atau UPLC) dan kromatografi
massa (MS) masih sangat terbatas
dan mahal. Analisa ini sangat
diperlukan mengingat sangat
bervariasinya produk metabolit
sekunder yang dapat dihasilkan oleh
mikroorganisme. Informasi mengenai
jenis metabolit sekunder diperlukan
untuk mengetahui aktivitas biologis
dan sifat toksisitasnya. Selain itu, informasi tersebut juga diperlukan
untuk keperluan purifikasi dan fraksinasi komponen pigmen
tersebut. Proses ini sangat diperlukan
untuk mendapatkan pigmen dengan
tingkat kemurnian yang tinggi dan minim komponen lain yang mungkin
mengganggu atau bersifat toksin.
4. Peningkatan stabilitas pigmen
mikrobial: Stabilitas pigmen
mikrobial dapat ditingkatkan
dengan berbagai metode seperti
mikroenkapsulasi, nanoemulsi dan nanoformulasi. Maltodekstrin dan inulin merupakan bahan baku utama
dalam proses enkapsulasi. Komponen ini bertugas untuk me”masking” karakter negatif pigmen mikrobial
tanpa menghilangkan kemampuan
pewarnaannya. Namun sayangnya, bahan-bahan tersebut masih cukup
mahal sehingga merupakan salah
satu komponen harga yang signifikan
pada produksi pigmen mikrobial.
Pengembangan carrier dari bahan
pati termodifikasi merupakan salah
satu alternatif yang dapat dilakukan
karena bahan baku yang lebih murah
dan mudah diakses serta proses
pembuatan yang relatif lebih mudah dilakukan.
Terlepas dari berbagai kendala
pada produksi pigmen mikrobial
menggunakan limbah industri kopi dan
kakao, pemanfaatan ini merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan. Selain mampu memberikan solusi terhadap bahan pangan yang lebih sehat, upaya ini mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai tambah dan mengatasi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industi kopi dan kakao. Tentunya dukungan
akademisi untuk merealisasikan proses
fermentasi yang efisien, tepat target
dan mampu menghasilkan pigmen
mikrobial dari limbah kopi dan kakao yang mempunyai stabilitas tinggi sangat diperlukan.
Referensi:
Alessandra Durazzo, A. Durazzo, Márcio Carocho, M. Carocho, Sandrina Heleno, S. Heleno, Lillian Barros, L.
and health: Literature quantitative research analysis. Measurement, 7, 100050. doi: 10.1016/j. meafoo.2022.100050
Febrianto, N. A., and F. Zhu. 2020. Changes in the composition of methylxanthines, polyphenols, and volatiles and sensory profiles of cocoa beans from the Sul 1 genotype affected by fermentation. Journal of Agricultural and Food Chemistry 68 (32):8658–75. doi: 10.
1021/acs.jafc.0c02909Sen T, Barrow CJ and Deshmukh SK (2019) Microbial Pigments in the Food Industry— Challenges and the Way Forward. Front. Nutr. 6:7. doi: 10.3389/fnut.2019.00007
Moreira et al. 2018. Solid coffee waste as alternative to produce carotenoids with antioxidant and antimicrobial activities. Waste Management, 82, 93-99. Janissen, B. dan Huynh, T. 2018. Chemical composition and value-adding applications of coffee industry byproducts: A review. Resources, Conservation and Recycling, 128, 110-117.
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id
www.rel-ion.com
PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA INTERNASIONAL
Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients
021 386 3974
021 385 0538
contact@indesso.com
www.indesso.com
PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider
089-9999-7867
info@catalystconsulting.id www.catalystconsulting.id Catalyst Consulting consulting.catalyst
Ottera
Oterra is the largest provider of naturally sourced colors worldwide
65-6631 9294
sgcaso@chr-hansen.com
https://oterra.com
Toll Manufacturing (Beverages)
031-3981571
sku@sakatama.com
www.sakatama.com
GNT Group B.V.
EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water.
+65 6659 4180
info-singapore@gnt-group.com
www.exberry.com
PT
At KH Roberts, we leverage our deep expertise in flavour science and strong understanding of consumers’ needs to craft future flavours that deliver delight to consumers around the world.
021 87900778 / 021 89700723
info.id@kh-roberts.com
www.kh-roberts.com
https://www.linkedin.com/company/kh-roberts/
IBA
The World's Leading Trade Fair for the Baking and Confectionery Industry
+49 89 189 149 0
contact@ghm.de
https://www.iba-tradefair.com/en/
Trade Exhibition Indonesia’s leading comprehensive hospitality, food & beverage international trade exhibition Hospitality, Food & Beverage
+ 62 21 2525 320 +6282113713099
foodhotelindonesia@informa.com
www.foodhotelindonesia.com
@foodhotelindonesia_fhi
Food & Hotel Indonesia
Food & Hotel Indonesia
Food & Hospitality Series_ID
PT. Brenntag
We are your food and nutrition partner for innovative and sustainable solutions
Graha Pratama Building, 17th Floor, Jl. M.T. Haryono Kav. 15 12810 Jakarta Selatan Indonesia brenntag.com
BENEO Asia Pacific Pte. Ltd.
Food Ingredients
BENEO offers functional ingredients from natural sources. It helps improve a product’s nutritional and technological characteristics and actively supports customers in the development of more balanced andhealthy food products.
+65-6778-8300
contact@beneo.com
www.beneo.com
Want to see Your Company in this section? Send us an email :
tissa@foodreview.co.id
andang@foodreview.co.id
Konsumsi teh dan kopi telah lama menjadi bagian integral dari budaya minum di berbagai belahan dunia. Tidak hanya sekadar sebagai minuman penyegar, teh dan kopi juga memiliki nilai budaya dan sosial yang kuat. Beragam jenis teh seperti teh hijau, hitam, putih, oolong, dan herbal telah menjadi simbol relaksasi dan refeleksi di banyak budaya. Di sisi lain, kopi dengan ragam cita rasa dan asal biji yang berbeda, telah menajdi pendorong produktivitas dan interaksi sosial di berbagai kelompok masyarakat. Dalam industri pangan, konsumsi teh dan kopi memberikan potensi yang signifikan. Bukan hanya sebagai minuman yang populer, tetapi juga sebagai ingridien yang multiguna. Teh
dan kopi dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti
ekstrak, bubuk, serta dapat memberikan profil sensoris yang
berbeda mulai dari rasa, aroma, dan warna yang unik pada produk pangan. Dalam perkembangan industri pangan yang
semakin inovatif, pemanfaatan teh dan kopi dalam formulasi produk merupakan salah satu cara untuk memenuhi permintaan konsumen yang juga semakin selektif. Untuk itu, FoodReview Indonesia edisi mendatang akan membahas
mengenai teh dan kopi dari berbagai aspek yang bertujuan
untuk dapat menjadi inspirasi pengembangan produk pangan yang semakin inovatif sehingga meningkatkan daya saing industri dan produk pangan di Indonesia.