4 minute read
Ratusan Tempat Ibadah Belum Tersertifikasi
BOGOR Ratusan rumah ibadah di Kota Bogor, rupanya belum tersertifikasi wakaf di Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Hal itu diketahui, saat Kantor Pertanahan ATR/BPN Kota Bogor menyerahkan sertifikat untuk 22 tempat ibadah, dan empat Tempat Pemakaman Umum (TPU), yang berada di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Dengan rincian 11 masjid, 10 musala. Pendataan dilakukan Kantor Pertanahan, bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemkot Bogor.
Dari data yang tercatat, Kepala Kantor Pertanahan ATR/BPN Kota Bogor, Rahmat mengatakan, saat ini ada kurang lebih 1.500 tempat ibadah yang berdiri di Kota Bogor. Dari jumlah itu, baru 669 tempat yang sudah tersertifikasi wakaf.
“Saat ini ada 26 yang dapat sertifikat, jadi mungkin sekitar 65 persennya. Kami melakukan gerakan nasional sertifikasi rumah ibadah dan pesantren di Kota Bogor, ini dukungan dari pemerintah terhadap seluruh kegiatan dan aktifitas masyarakat terkait dengan hak atas tanahnya dan asetnya,” kata Rahmat. Sebagai informasi, bahwa 26 tempat ibadah yang mendapat sertifikat itu berdiri diatas lahan seluas 13.706 m2. Amanat dari Presiden ini, sambung Rahmat, akan terus dipercepat. Terutama di bulan Ramadan. “Tentunya kita juga bekerjasama dengan apatatur wilayah, camat dan lurah. Serta dengan KUA dan Departemen Agama (Depag),” singkatnya. Kepada para penerima sertifikat, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, bahwa sertifikat ini sangat bermanfaat untuk para pemilik tempat ibadah, dalam kejelasan status tanahnya untuk tidak ragu lagi. Karena sudah memiliki keabsahan dari dokumen hak atas tanahnya.
“Sehingga dengan demikian ada peluang untuk mendapatkan berbagai macam bantuan dari pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi maupun dari pemerintah daerah Kota Bogor,” kata Dedie usai penyerahan. Meskipun begitu, Dedie mengaku, memang masih banyak tempat ibadah yang belum tersertifikasi. Dengan program ini, tentu mendukung kesempurnaan peta bidang digital Kota Bogor, yang akan menginjak angka seratus persen.
“Jadi, ini merupakan bagian dukungan dari Pemerintah Kota Bogor untuk membuat seluruh bidang tanah di Kota Bogor tersertifikasi dan terdata dengan baik,” ungkapnya. Di tempat yang sama, Kepala
Kantor Kementerian Agama
(Kemenag) Kota Bogor, Dede Supriatna menuturkan, pemerintah memiliki keberpihakan terkait dengan aset keagamaan. Terutama lembaga-lembaga pendidik, pendidikan agama dan keagamaan. Menurut Dede, para pemilik tempat ibadah juga harus merasa aman, dan nyaman dengan sertifikat. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan, termasuk kegiatan sosial. “Alhamdulillah dari tahun ke tahun selalu ada akselerasi. Dimana hari ini, Kantor Pertanahan Kota Bogor membuktikan dan memastikan supaya aset-aset wakaf itu betul-betul aman di Kota Bogor. Mudahmudahan yang belum tersertifikasi segera terealisasi, karena sertifikat tanah wakaf itu belum bisa maju kalau Akta Ikrar Wakaf (AIW) nya belum selesai,” tukas dia.(ded/c)
FKS Harus Bangun Ketahanan Keluarga
BOGORForum Keluarga Sehat secara kini hadir di Kota Bogor. Forum yang digagas para mantan aktivis pergerakan dari Kota Hujan itu, dilaunching di Paseban Sri Baduga Balai Kota Bogor pada Sabtu, (11/3).
Kegiatan yang mengusung tema peradaban yang baik dimulai dari dalam rumah itu, juga dihadiri Wali Kota Bogor, Bima Arya. Tidak hanya itu, dua narasumber, yakni dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak, turut dihadirkan untuk memberikan edukasi, tentang isu keluarga yang diangkat. Ketua Forum Keluarga Sehat, Rencyta Diana Subandi mengatakan, forum keluarga sehat ini merupakan forum yang tercetus, dengan dasar lingkungan yang paling kecil, yakni keluarga. Di mana, keluarga menjadi isu penting yang memang harus terus disosialisasikan. Sebab saat ini, isu keluarga terkecil yakni tentang pola asuh anak. Di mana, banyak anakanak yang menghabiskan waktunya di luar rumah.
“Nah, akhirnya dari banyak permasalahan itu, saya berpikir, oh, anak-anak yang dikatakan nakal, atau permasalahan sosial yang terjadi, ternyata bermula dari rumah yang tidak nyaman,” kata Rencyta. Atas masalah itu, dia tergugah untuk mensosialisasikan hal ini. Sebab, menurut dia, generasi yang baik dimulai dari dalam rumah. Dilanjutkan Rencyta, Forum Keluarga Sehat ini juga hadir sebagai forum edukasi bagi keluarga. Tidak hanya keluarga, forum ini juga menyasar para calon, yang baru akan membina keluarga. “Kami akan ada kegiatan yang sifatnya edukasi pembekalan bagi orang yang akan lanjut ke jenjang pernikahan. Sebenarnya luas sasaran kita nanti,” ucap dia. Rencyta pun membeberkan, forum ini akan disebar luaskan ke masyarakat-masyarakat di wilayah. Forum ini nantinya, lanjut dia, akan bekerja sama dengan kader-kader di wilayah, untuk terus mensosialisasikan makna tentang keluarga. Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, peran dari forum ini sangat membantu Pemkot Bogor, untuk tetap mewujudkan visi Kota Bogor yakni Kota Ramah Keluarga. “Mewujudkan kota yang ramah keluarga bukan hanya domain pemkot saja. Tapi, seluruh elemen warga. Kami mengapresiasi inisiatif yang datang dari warga, komunitas, dan aktivis. Karena semuanya harus berkolaborasi untuk membangun ketahanan keluarga,” kata Bima. Bima menyebut, tantangan terbesar kepala daerah, adalah membangun manusia. Sebab, dalam membangun jembatan, jalan, pasar, merupakan kegiatan yang dapat diukur melalui kemampuan anggaran darah.
“Tapi, membangun manusia tolak ukurnya tidak mudah. Itu sangat susah,” ucap dia.
Dengan kondisi tersebut, dijelaskan Bima, banyak kepala daerah tidak mau menyentuh hal ini, dan lebih baik membangun yang terlihat fisiknya. Padahal membangun manusia juga sangat. “Kami belajar banyak dari kota Bogor. Ketika kita banyak membangun fisik manusianya tidak menjaga maka hancur fisiknya,” tukas dia.(ded/c)
Lima ABG Bawa Celurit Ditangkap
BOGORTim Kujang Polresta Bogor menangkap lima remaja yang kepergok membawa senjata tajam jenis celurit.
Mereka diamankan saat tengah berada di pinggir Jalan Raya Bangba rung, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Minggu (12/3).
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso menjelaskan, untuk mereka ditangkap polisi saat menggelar patroli kerawanan kamtibmas.
“Statusnya pelajar, mereka membawa senjata tajam jenis celurit, yang ditemukan di dalam baju,” tegas Bismo.
Untuk kepentingan penyelidikan, mereka lantas digelandang ke Mapolresta Bogor Kota.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila menambahkan, kelimanya merupakan warga
Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.
Menurut dia, patroli kerawanan kamtibmas yang melibatkan 12 personel gabungan Satnarkoba, Satreskrim dan Satintelkam tersebut, juga mengamankan minuman keras dari warung, atau kios di daerah Warung Jambu.
“Ada empat botol minuman jamu jenis Intisari, tiga botol minuman jamu jenis Anggur Merah, satu botol minuman keras jenis ciu yang akhirnya dibuang di lokasi, disaksikan oleh penjual minuman ciu,” tukas dia.(ded/c)