1 minute read
dengan Si
Sambungan dari Hal 12
Kepala Bidang Pemeliharaan
Kebhinamargaan, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (PUPR) Kota Bogor itu, kini kian rutin berolahraga, terutama sepak bola. Dian rutin berlatih sepak bola dengan rekan-rekan pernah menerima laporan adanya grup tersebut.
“Terkait hal itu tidak ada (laporan),” kata dia.
Namun demikian, Irman mengaku pihaknya terus melakukan komunikasi, dan koordinasi dengan Satgas Pelajar, untuk mendeteksi hal itu.
Ia juga mengaku sempat mengantongi nama akun, yang disinyalir menjadi provokator aksi kekerasan para pelajar.
Namun, kata Irman, akun tersebut akan dievaluasi sejauh mana pengaruhnya terhadap perilaku para pelajar.
“Kami akan evaluasi, sejauh mana dan seperti apa akunnya. Apakah memang menjadikan hal yang madharat untuk anak-anak. Karena cenderung pada kekerasan akun itu,” ucap dia. (ded/c)
Kulit Bundar
kerjanya, di Lapangan Taman Manunggal.
“Kami biasanya main di hari Jumat. Sekadar mengeluarkan keringat,” ucapnya. Dirinya mengaku merasa lebih fit, dan sehat usai rutin berolahraga. “Stamina lebih terjaga karena fisilnya sehat. Soalnya kerja di PUPR bisa dikatakan 24 jam. Sepak bola membantu stamina saya lebih terjaga,” tutur dia. Klub sepak bola asal London Inggris, Chelsea menjadi kesebelasan favoritnya. Dian juga mengidolakan mantan penyerang Chelsea asal Ukraina, Andriy Mykolayovych Shevchenko. (fat/c) tersangka. Satu pelaku diamankan di Lebak Banten. Satu lainnya bersembunyi di wilayah Kabupaten Bogor. “Kita imbau (pelaku buron) untuk menyerahkan diri, dan bagi yang menyembunyikannya bisa terkena tindak pidana,” imbuh dia.
Bismo mengatakan, pelaku ASR mengaku melakukan aksinya dengan memilih target secara acak. “Random saja, dengan mencirikan celana, dan warna seragam,” ucap dia. Hingga saat ini, polisi masih terus mendalami peran pelajar yang sebelumnya menantang, melalui Instagram. Polisi juga telah mengantongi identitas pelajar yang menantang ASR. Sebab, para terduga pelaku sebenarnya sudah mengincar pelajar yang diketahui berinisial A. “Yang menantang ASR itu berinisial A, dan yang dicari saat hari Jumat adalah A. Tapi tidak ketemu,” papar dia. Bismo juga mengungkapkan, polisi telah memeriksa sebanyak sembilan saksi terkait dengan kasus pembacokan, yang menyebabkan pelajar Arya Saputra meninggal dunia. Kepada pelaku yang terlibat, dikenakan pasal pasal 76C Jo Pasal 80 Ayat (3) UU Nomor 35 tahun 2014 tentang peru- bahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan/atau denda paling banyak Rp3 miliar. “Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun,” ucap Bismo. (ded/c)