Epaper Edisi 27 Januari 2021 | RADAR BOGOR DIGITAL

Page 5

BOGOR RAYA

RADAR BOGOR I KAMIS, 27 JANUARI I TAHUN 2022 I 24 JUMADIL AKHIR 1443 H I HALAMAN 5

FOTO: HENDI NOVIAN/RADAR BOGOR

DIAMANKAN: Tersangka dan barang bukti obat keras ilegal diperlihatkan kepada media saat pengungkapan kasus industri rumahan obat keras di Ruko LMC, Jalan Raya Cikaret, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (26/1/2022).

Obat Ilegal Diproduksi di Cibinong CIBINONG–Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Tipid Narkoba) Bareskrim Polri, menggerebek sebuah ruko, tempat produksi obat ilegal di Ruko LMC, Jalan Raya Cikaret, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, kemarin. Jutaan butir beserta alat dan bahan pembuatan

obat keras illegal diamankan dari ruko bermodus tempat reparasi mesin tersebut. Temuan ini merupakan hasil pengembangan kepolisian beberapa hari terakhir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Polisi mene-

tapkan tiga tersangka dan mengamankan lima orang lainnya. “Kami temukan peralatanperalatan yang digunakan untuk memproduksi obat illegal. Selain alat-alat, kami juga temukan bahan baku yang akan digunakan untuk

Dukung Rumpin Ibu Kota Bobar RUMPIN–Wacana Kecamatan Rumpin menjadi calon ibu kota atau pusat pemerintahan Kabupaten Bogor Barat (Bobar), terus mendapat dukungan masyarakat. Apalgi sebelumnya Bupati Bogor, Ade Yasin menilai Kecamatan Rumpin jauh lebih layak ketimbang dua kecamatan lain, yakni Leuwiliang dan Cigudeg. Sebelumnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama sejumlah pihak sudah menggelar pertemuan membahas hasil kajian wilayah calon ibu kota Bogor Barat. Hasilnya, ditetapkan Kecamatan Leuwiliang dan Rumpin memiliki skor paling tinggi. “Memang Rumpin lokasinya sangat strategis. Dengan ditunjuknya Rumpin sebagai calon ibu kota Bobar, kami sangat mendukung. Sekarang juga Rumpin sudah banyak kemajuannya,’’ ujar tokoh ulama Rumpin, Ahmad Thoilah kepada wartawan, Rabu (26/1). Hal senada dikatakan Ketua Paguyuban Kepala Desa Kecamatan Rumpin, Mad Harun. Pihaknya juga mendukung Rumpin jadi Ibu Kota Bobar. Apalagi, Rumpin mendapat penilaian cukup bagus ketimbang Leuwiliang. “Lokasi Rumpin angat dekat dengan Tangerang

proses pembuatan obat ilegal,” ujar Wadir Tipid Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol Jayadi kepada wartawan di lokasi penggerebekan, kemarin (26/1). Pihaknya juga menemukan berbagai jenis obat siap edar dengan jumlah fantastis. Dalam

FOTO: JAENAL/RADAR BOGOR

DUKUNGAN: Bupati Bogor, Ade Yasin ketika mengunjungi Kecamatan Rumpin beberapa waktu lalu. Dalam kunjungannya , Bupati menyatakan kalau Rumpin layak jadi Ibu Kota Bogor Barat.

Selatan. Tentunya ini menjadi modal Rumpin sebagai calon ibu kota baru,” harapnya. Harun mengaku, geografis Kecamatan Rumpin juga datar dan terdapat beberapa situ atau sumber mata air. Akses transfortasi juga menghubungkan beberapa kecamatan. “Kami mendukung Rumpin jadi ibu kota Bogor Barat, karena sangat strategis,” jelasnya. Sementara itu, Camat Rumpin, Ade Zulfahmi mengatakan, Kecamatan Rumpin dan Leuwiliang masuk usulan calon ibu Kota Bogor Barat. Namun, jika

dilihat dari nilai Rumpin masih lebih unggul ketimbang Kecamatan Leuwiliang. “Kalau melihat lokasi Rumpin memang datar dan mudah mengakses beberapa kecamatan,’’ terangnya. Ade berharap Rumpin bisa terpilih menjadi Ibu Kota Bogor Barat, karena dapat mendonkrak perekonomian dan insfratruktur. “Dari Rumpin ini bisa kemanakemana. Dari selatan bisa ke Leuwisadeng dan Leuwiliang lewat Desa Gobang dan Leuwibatu. Sedangkan Desa Cidokom bisa mengakses Kecamatan Ciampea dan Cibungbulang,’’

kata Ade. Camat menambahkan, wilayah utara dan tengah, bisa mengakses dari Desa Kampung Sawah ke Ciseeng dan Parung, selanjutnya ke Lanud Atang Sendjaja. Bisa juga ke Gunungsindur, Parungpanjang hingga Tangerang Selatan. “Sebelumnya Cigudeg yang ditunjuk, tapi rawan bencana, sehingga Rumpin lebih diunggulkan,’’ tandasnya.(abi/b)

Gudang Penimbunan Solar Digerebek GUNUNGPUTRI–Gudang penimbunan solar bersubsidi di Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, digerebek Tim Kawal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama Polres Bogor. Petugas mendapati 50 ton solar subsidi dan mengamankan 12 orang dari gudang tersebut. Koordinator Tim Kawal BUMN, Kombes (Purn) Chaerul Anwar mengatakan, setelah mendapat aduan masyarakat, pihak berkoordinasi dengan Polres Bogor untuk melakukan penggerebekan pada Senin (24/1). “Di lokasi penimbunan, ditemukan

kurang lebih 30 ton dan ada lima unit kendaraan boks berisi penuh BBM 20 ton,” ujarnya kepada wartawan, kemarin. Modus operandinya, kata Chaerul, para penimbun membeli solar bersubsidi dari beberapa SPBU Pertamina. Kemudian dijual kembali ke industri-industri di wilayah Bogor dan sekitarnya yang seharusnya tidak boleh membeli BBM bersubsidi. Menggunakan mobil yang telah dimodifikasi, para penimbun membeli solar bersubdisi berulang-ulang setiap harinya. “Mereka sekali

FOTO: HENDI/RADAR BOGOR

DIGEREBEK: Petugas memasang garis polisi di lokasi penimbunan solar bersubsidi di Kecamatan Gunungputri, yang mereka gerebek pada Senin (24/1) lalu.

isi 300 liter. Ditemukan di mobil ada semacam tanki-tanki plastik, dibuat selang kemudian tinggal diisi. Di pom bensin seolah-olah sedang mengisi bensin,” papar Chareul. Dari 12 orang yang diamankan, satu orang merupakan pemilik berinisial Y. Sedangkan sebelas orang lainnya terdiri dari sopir dan karyawan gudang tersebut. Dari keterangan para pelaku, mereka telah menjalankan

aksinya sejak satu tahun lalu. Setelah mengamankan barang bukti, Tim Kawal BUMN tinggal menunggu hasil penyelidikan Polres Bogor. “Pasti kerugian negara, BBM bersubsidi digunakan pihak yang tidak berhak. Para pelaku melanggar Undang-undang migas, terkait penyimpanan, pengangkutan dan pendistribusian,” pungkasnya.(cok/b)

satu kemasan, berisi ribuan obat dengan total obat keras yang ditemukan satu juta butir lebih. Sementara peran para tersangka, yakni IW merupakan pengendali, WD pencetak obat dan YN sebagai teknisi mesin pembuat obat. “Dari hasil penyelidikan, mereka sudah

beroperasi setahun terakhir,” jelas Kombes Pol Jayadi. Dalam sehari, para tersangka dapat memproduksi sekitar 20 ribu hingga 30 ribu butir obat keras. Dengan harga jual perkemasan Rp1 juta. Sementara wilayah peredaran obat-obatan itu tersebar di

Jabodetabek melalui distributor yang merupakan jaringan para tersangka. “Para tersangka melanggar pasal 196, 197 UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu memproduksi, mengedarkan, sediaan farmasi tanpa izin edar,” pungkasnya.(cok/b)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.