Puailiggoubat Edisi 409 ( 1 - 14 Juni 2019)

Page 1

Tabloid Alternatif Dwimingguan

Puailiggoubat No. 409: Tahun XIV (409, 1 - 14 Juni 2019)

Untuk Kebangkitan Masyarakat Mentawai

Harga Eceran Rp5.000


Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019

Uggla

FOTO:HENDRIKUS/PUAILIGGOUBAT

Puluh rua ngamata polak teteu ka Mentawai tuguruk ka peta wilayah indikatif hutan adat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananlio nia 10.999,70 hektar -3

Tak maigi satoga sikolah SMA sibara ka Mentawai rasilok ka SNMPTN ka rura nene’-18 Kenanen otot jutaat bulagat rakau ka Bumdes bulek ipuenung apa sigalaira tapoi maigi peilek rugi alak uktuk--21 COVER DEPAN: N GAMBAR : ANDREA N DESAIN: ANDREA TABLOID ALTERNATIF DWIMINGGUAN

Puailiggoubat Terbit setiap tanggal 1 dan 15

ISSN: 1412-9140 PENERBIT: Yayasan Citra Mandiri Mentawai PEMIMPIN UMUM: Rifai PEMIMPIN USAHA: PEMIMPIN REDAKSI: Yuafriza DEWAN REDAKSI: Rifai Rus Akbar Saleleubaja Yuafriza REDAKTUR: Rus Akbar Gerson Merari Saleleubaja ASISTEN REDAKTUR: Bambang Sagurung WARTAWAN DAERAH: Rinto Robertus (Saibi) Leo Marsen (Sikakap) Supri Lindra (Sikakap) Patrisius Sanene’ (Sipora) Hendrikus Bentar (Siberut Selatan) DISTRIBUTOR DAERAH: Arsenius Samaloisa (Sioban) Vincensius Ndraha (Siberut Selatan) Bambang (Siberut Utara) Juanda (Siberut Barat) ALAMAT REDAKSI DAN USAHA: Jln. Semeru IV, No. 3, Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Telp. (0751) 35528 REKENING: Bank Nagari Cabang Pembantu Niaga, Padang No.2105.0210.0207-1 PENCETAK: Padang Graindo, Padang (Isi di luar Tanggung Jawab Percetakan)

Wartawan Puailiggoubat selalu dilengkapi Kartu Pers dan (sesuai Kode Etik Jurnalistik) tidak dibenarkan menerima suap (‘amplop’) dari narasumber.

www.mentawaikita.com

ebanyak 10.999,70 hektar wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Men tawai masuk dalam peta wilayah indika tif hutan adat fase 1 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Peluncuran peta indikatif hutan adat tersebut dilakukan di Jakarta, Senin (27/5/ 2019). Ada 12 wilayah adat atau uma yang masuk dalam peta wilayah indikatif tersebut yakni uma Samongilailai, Saponduruk, Sirirui, Siripeigu, Satanduk, dan Saerejen di Siberut Utara. Lalu Uma Sapojai dan Samalelet di Siberut Selatan. Dan Uma Usut Ngaik Mato, Saureinu, Goiso Oinan dan Rokot di Sipora Utara. Peluncuran peta tersebut tertentu harus dimaknai secara positif bisa mengamankan wilayah-wilayah yang sudah diusulkan tersebut dari rencana izin konsesi baru maupun tumpang tindih peruntukan lahan. Peluncuran peta ini sejatinya juga memiliki daya dorong agar Pemda Mentawai segera menyelesaikan verifikasi dan validasi usulan wilayah adat melalui panitia yang sudah dibentuk dan menerbitkan SK pengakuan dan penetapan wilayah adat sehingga nanti akan diusulkan menjadi hutan adat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebab Mentawai sudah memiliki produk hukum terkait masyarakat hukum adat melalui Perda No. 11/ 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan Uma Sebagai Kesatuan Wilayah Hukum Adat dan Perda No.12/2019 tentang Pelaksanaan Perda. Percepatan penetapan hutan adat ini sangat penting karena selama ini pemerintah dinilai lamban dalam capaian skema hutan adat ketimbang skema perhutanan sosial lainnya seperti hutan kemasyarakatan maupun hutan desa. Hingga saat ini, capaian hutan adat sejak Presiden Joko Widodo menyerahkan SK pengakuan dan pencantuman hutan adat pertama kali pada 2016 adalah 22.193 hektar ditambah 5.172 hektar. Sementara luas total wilayah yang tercantum dalam peta hutan adat dan wilayah indikatif hutan adat fase 1 luas totalnya 472.981,22 hektar. Ini akan menjadi pekerjaan rumah bersama pemerintah daerah dan KLHK. Karena itu masyarakat adat Mentawai yang belum mengajukan usulan wilayah adat juga harus didorong segera memetakan wilayahnya dan mengajukan usulan pengakuan dan penetapan ke Pemda Mentawai. Sebab sejauh ini baru 12 uma atau wilayah adat yang mengusulkan pengakuan kepada Pemda, padahal selama ini, sering sekali terjadi konflik antara masyarakat dengan masyarakat terkait tata batas sempadan lahan maupun klaim kepemilikan lahan maupun konflik masyarakat dengan perusahaan pemegang izin konsesi di Mentawai. Pengakuan wilayah adat suatu uma atau suku dapat mengurangi bahkan mengatasi konflik tenurial yang terjadi terutama terkait saling klaim lahan maupun tata batas terutama dengan perusahaan yang mendapat izin konsesi di Mentawai. Masyarakat adat pun memiliki hak dan kuasa untuk mengelola wilayah adatnya sesuai kearifan yang dimiliki sukunya dengan tetap memperhatikan fungsi kawasan.

S

BKPSDM Mentawai masieggek pamoilianan kaipa gogoinia rasilok minca pegawai PPPK--6

Polres Mentawai rasese ganja samba lok simapuineng kateteret ragalai razia ka ramadhan-8

U

Suara Puailiggoubat

Mengatasi Konflik Tenurial Melalui Hutan Adat

Sipulaggai ka Tuapeijat samba Sikakap mabesik tubudda masigaba oinan kalulut ujunia legeu kau taibelek nia urat-4

Sipulaggai ka Rogdok rakatci akek lulut labbeinia sakit loinan raalak nia sai Perusahaan Listrik Biomassa Bambu-7

2

KEMARAU-Seorang warga sedang menampung air di sumber mata air Dusun Tiop Desa Katurai, Siberut Barat Daya, karena sumur warga yang kekeringan.


3

Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019 FOTO:PETA INDIKATIF HAPUAILIGGOUBAT

10.999,70 hektar wilayah Mentawai masuk Peta Wilayah Indikatif Hutan Adat Fase 1 Yuafriza

ebanyak 12 wilayah adat uma di Kepulauan Mentawai seluas 10.999,70 hektar masuk dalam peta wilayah indikatif hutan adat fase 1 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Peluncuran peta indikatif hutan adat tersebeut dilakukan di Jakarta, Senin (27/5/2019) Wilayah adat itu adalah uma Samongilailai, Saponduruk, Sirirui, Siripeigu, Satanduk, dan Saerejen di Siberut Utara. Lalu Uma Sapojai dan Samalelet di Siberut Selatan. Dan Uma Usut Ngaik Mato, Saureinu, Goiso Oinan dan Rokot di Sipora Utara. Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai Rifai Lubis yang ikut dalam kegiatan tersebut menyatakan, wilayah adat uma yang masuk peta indikatif tersebut merupakan usulan masyarakat dampingan YCMM sebanyak delapan uma di Siberut dan empat usulannya dari AMAN Mentawai. “Satu usulan wilayah adat dampingan YCMM yang belum masuk adalah Wilayah Adat Uma Samalelet, kita belum tahu kenapa tidak masuk,” katanya kepada Puailiggoubat melalui pesan singkat, Senin (27/5/2019). Menyikapi peta wilayah indikatif hu tan adat yang sudah ditetapkan itu, Rifai me minta pemerintah daerah terutama Pemda Mentawai segera mempersiapkan apa yang menjadi kewenangannya, misalnya di Mentawai sudah ada Perda No. 11/2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan Uma Sebagai Kesatuan Wilayah HukumAdat dan Perda No.12/2019 tentang Pelak-sanaan Perda, maka tentu melakukan percepatan verifikasi dan penetapan SK. “Sementara di tingkat Pemerintah Provinsi Sumbar, agar pokja percepatan hutan adat bisa bekerja untuk.melakulan advokasi percepatan, dan KLHK men sinergikan kerja-kerja persiapan sosial di masyarakat dengan kerja teknis birokrasi di pemerintahan,” katanya. Sebab dia menilai dukungan terhadap pengakuan masyarakat adat dan penetapan hutan adat lambat terutama dalam penyiapan produk hukum, pro sedur pengajuan yang perlu waktu sampai 5 tahun seperti di Mentawai. Meskipun luasan hutan adat Mentawai yang masuk dalam peta wilayah indikatif tergolong masih kecil, hanya 10 ribu lebih, menurut Rifai masih mungkin bertambah karena setiap tiga bulan usulan akan diperbaharui. “Jadi masih akan ada fase-fase berikutnya,” katanya. Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, penetapan peta ini untuk menjamin usulan-usulan di daerah

S

Menunggu Realisasi Hutan Adat Mentawai yang telah memiliki subjek dan objek masyarakat hukum adat. ‘’Penetapan ini memberikan jaminan dan upaya percepatan atau pencantuman hutan adat dari Pemerintah melalui proses verifikasi subjek dan objek di tingkat lapangan,’’ jelas Siti Nurbaya dalam keterangan pada media. Melalui SK nomor 312/MenLHK/ Setjen/PSKL.1/4/2019 yang dikelu-arkan pada tanggal 29 April2019, ditetapkan peta hutan adat dan wilayah indikatif hutan adat fase I seluas 472.981 hektar. Terdiri dari Hutan Negara seluas 384.896 hektar, Areal Penggunaan Lain seluas 68.935 hektar dan Hutan Adat seluas 19.150 hektar. Melalui kepu-tusan ini pula, nantinya penetapan akan dilakukan secara berkala dan kumulatif setiap tiga bulan. ‘’Penetapan ini juga untuk memfasilitasi penyelesaian konflik ruang dengan para pihak (pemegang izin dan klaim pihak ketiga), serta fasilitasi percepatan penerbitan perda,’’ jelas Siti Nurbaya. Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemit raan Lingkungan KLHK, Bamb-ang Supriyanto menambahkan, piha-knya juga akan segera bersurat kepada para Gubernur. ‘’Hal ini guna mendu-kung percepatan hutan adat melalui fasilitasi percepatan penerbitan Perda dan atau produk hukum daerah lain-nya,’’ kata Bambang. Sementara itu, Direktur Perkumpulan Huma Indonesia, Dahniar Andriani mengatakan bahwa meski hutan adat yang sudah ditetapkan angkanya relatif masih

kecil, namun pihaknya melihat sudah ada upaya nyata Pemerintah untuk mem percepat penetapan hutan adat. ‘’Salah satunya melalui revisi peraturan dan penyiapan baseline data hutan adat yang bisa ditetapkan,’’ katanya. Dengan penetapan dan pencantuman hutan adat serta peta hutan adat dan wilayah indikatif hutan adat fase I, maka sampai dengan 13 Mei 2019 capaian hutan adat seluas 472.981,22 hektar. Penyerahan SK pengakuan dan pen cantuman hutan adat pertama kali dise rahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 30 Desember 2016 di Istana Negara. Sejak tahun 2016 hingga tahun 2018 telah diserahkan sebanyak 33 unit seluas 17.323 hektar. Sedangkan hingga April 2019, penetapan ataupencantuman hutan adat yang telah ditetapkan sebanyak 16 unit seluas 4.870 hektar, sehingga totalnya sehingga totalnya menjadi 49 unit seluas 22.193 hektar dan pencadangan hutan adat seluas 5.172 hektar. Panitia Mulai Bekerja Panitia Penetapan Pengakuan dan Perlindungan Uma Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Mentawai sudah mulai bekerja, sejak pertengahan Mei sudah rapat dan) sudah mulai memverifikasi usulan empat komunitas dari AMAN Mentawai. Menurut salah seorang panitia, Rus lianus, yang diusulkan ada 11 komu nitas atau uma, namun karena sudah diusulkan lama, ada beberapa dokumennya yang belum lengkap sesuai Perbub No.12/2019 karena itu semua dokumennya di kem

balikan agar dapat dilengkapi. Anggota tim ada 23 orang. “Saat ini kami fokus untuk verif-ikasi empat komunitas ini, kami mengalir saja, tidak ada target waktu, kalau bisa secepatnya diselesaikan. Tim akan verifikasi jika tak lengkap maka akan dikembalikan dokumennya untuk dileng kapi, waktunya 20 hari, jika sudah lengkap maka akan diteruiskan ke DPRD, jika tak diapa-apakan DPRD selama 30 hari maka Bupati sudah bisa keluarkan SK, jika ada koreksi maka dikembalikan ke panitia untuk dicek kembali,” ujarnya kepada Puaili-ggoubat, 24 Mei lalu. Verifikasi yang akan dilakukan tim didahului verifikasi administrasi, jika ada yang diragukan maka tim akan turun ke lapangan. “Misalnya kalau perkiraan kami, nanti yang harus betul-betul dicek tata batas karena itu bisa menimbulkan konflik, jangan sampai pengesahan ini menciptakan konflik,” katanya. Soal tata batas ini menurut Rusli akan butuh perhatian. Harus ada surat pernyataan dari sempanan utara, selatan, barat dan timur. Harus ada komunitas adat dari sempadan itu yang menyatakan kebenaran tata batas itu, harus juga dipastikan bahwa orang yang mendatangani sempadan itu sudah mewakili sukunya. Dari lima syarat pengajuan dokumen yang akan dikaji, panitia akan menelusuri semuanya misalnya sejarah asal-usul, harta kekayaannya apakah sesuai dengan Perbub. “Misal gajeuma deskripsinya apa, itu harus sesuai dengan deskripsi yang tertera di

Perbub,” katanya. “Jika ada komunitas atau uma yang dikembalikan berkasnya tidak memperbaiki selama batas waktu maka usulannya tidak berlaku lagi. Apakah dia bisa mengajukan lagi, perlu kita tinjau dulu dengan tim,” katanya menambahkan. Sementara soal komunitas yang mengajukan ada di wilayah konsesi aktif, Menurut Rusli kemungkinan prosesnya akan lebih lama dan berbeda. Sementara menurut Rifai, Direktur YCMM, jika ada izin pihak lain, maka itu tidak menghalangi penetapan, soal. pengelolaan bisa dinegosiasikan kembali antara masyarakat adat dengan pemegang izin. Askurnis, staf Divisi Pengorganisasian YCMM yang banyak mendampingi pemetaan wilayah adat di Mentawai mengatakan, dari delapan wilayah uma yang masuk peta indikatif tersebut, lima diantaranya berada di lokasi izin konsesi aktif yakni IU PHHK-HA/HPH PT. Salaki Summa Sejahtera. Suku itu Samongilailai, Saerejen, Siripeigu, Saponduruk dan Satanduk. Sementara sisanya ada berada di APL dan hutan produksi yang tidak dibebani izin. “Pemetaan yang dilakukannya dimulai sejak 2017, proses yang sulit bukan saat penetapan sempadan namun saat menggali asal usul dan sejarah suku atau uma karena ada beberapa hal sensitif yang sulit diungkap seperti perpecahan suku di masa lalu,” katanya 24 Mei lalu. (o)


Puailiggoubat

4

409, 1 - 14 Juni 2019

BPBD Mentawai distribusikan air bersih pada warga Tuapeijat Tim Redaksi

Kemarau Datang, Warga Tuapeijat dan Sikakap Kesulitan Air Bersih FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

arga Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai ke sulitan mendapatkan air ber sih sejak tiga minggu lalu karena kemarau. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci warga terpaksa mengambil air bersih ke Masabuk dengan motor becak pakai jeriken dan sepeda motor untuk air di rumah. Ripal, warga Sikakap mengatakan sejak kemarau susah mendapat air bersih. Dia terpaksa mengambil air ke Masabuk sekira 1 kilometer menggunakan motor becak dengan kapasitas delapan jeriken dengan bobot 35 liter per jeriken. “Ada sekira tiga sampai empat trip untuk isi bak air di rumah, air akan dipakai untuk cuci kain dan mandi 2-3 hari di hemat-hemat saja,” katanya kepada Puailiggoubat, Sabtu (24/5/2019). Sebenarnya air untuk warga di Sikakap bersumber dari Dusun Mabolak sekira 5 kilometer dari pemukiman warga Sikakap, pengurusnya dari PDAM dan ada juga dari perbukitan dengan menggunakan bambu dan selang untuk dialirkan ke rumah mereka sepanjang sekira 500 meter sampai 1 km, itupun banyak airnya kering. “Pada kemarau ini airnya sudah tidak cukup untuk kebutuhan ratusan rumah di Sikakap, lebih separuh rata-rata di rumah warga tidak ada air bersih, mereka juga cari air di tempat lain,” katanya. Kalau untuk minum dan memasak, ada air galon harganya Rp5.000, tapi untuk mandi dan mencuci pakaian yang tidak ada, walaupun hujan ada sekalikali turun, air PDAM mengalir sebentar dan kemudian habis. Sementara di Dusun Panatarat Desa Matobe pada saat kemarau ini air mengalir sudah sangat kecil, bahkan bobot airnya sedikit sekali, kadang air tidak mengalir jika tiga sampai empat hari berturut -turut tidak hujan, jika turun hujan 1-3 jam airnya lumayan kencang, tapi susut lagi, kata Udin (47) pengurus Pamsimas Dusun Panatarat. “Jika air tidak mengalir di rumahrumah warga atau kecil, warga sudah memakluminya karena musim kemarau dan warga akan mencari air di dusun atau di tempat lain,” ujarnya. Warga Polaga Desa Sikakap di musim kemarau juga kesulitan mendapat air bersih. Warga terpaksa mengambil air ke Dusun Berkat sekira 2 km jauhnya dengan sepeda motor atau motor becak. “Kalau di Dusun Berkat air masih ada, walau kecil tetap masih ada untuk kebutuhan rumah warga

W

BOCOR-Petugas PDAM di Tuapeijat sedang memperbaiki pipa air yang bocor

sekira 150 kepala keluarga dialiri oleh program Pamsimas,” tambah Udin. Hal sama juga terjadi di ibu Kabupaten Kepulauan Mentawai Tuapeijat. Sejak musim kemarau pada pertengahan April lalu banyak sumur warga di Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat kering total, bahkan tampak sumur warga kosong tak berair. Sumur kering dan tidak ada hujan menyebabkan warga terpaksa mandi menggunakan air galon isi ulang. Salah satunya rumah kos di Km 5 Tuapeijat. “Kalau di kos airnya habis total, jadi kami kalau mandi numpang di tempat tetangga yang ada air, sekarang punya tetangga juga sudah mulai kering, sudah tidak ada tempat mengadu, rencana sore numpang tempat teman yang ada air lagi, kalau paginya pake air galon segayung dua gayung dicukup- cukupkan saja,” kata Marlina Sanna, salah seorang anak kos, Selasa 14 Mei 2019. Dikatakannya, pemilik kos pun bingung mesti cari air di mana, sudah beberapa kali minta tolong namun sampai saat ini belum ada respon, bahkan di tempat Marlina bekerja pun sudah tak ada air. “Di kantor kami juga sudah tidak ada air, mau minta tolong dengan supir tank tapi tidak bisa karena terkait tank tersebut punya kantor, jadi beginilah,”ungkapnya. Tak hanya Marlina Sanna saja,

Andi harus menggali sumur baru akibat air di sumur lamanya sudah kering. Ia menyampaikan rela membayar mahal untuk membuat sumur baru demi mendapatkan air. “Sudah berapa kali gali sumur tapi tidak ada air, baru yang ketiga ini ada airnya sedikit, tapi tak apalah masih bisa untuk digunakan dan disaring. Saya bayar upahnya ini yang gali, habis hampir Rp3 juta,”ujarnya. Lebih lanjut ia katakan, bahwa sebelumnya dirinya juga mandi menggunakan air galon, sekali mandi bisa sampai dua galon, sebab istrinya juga serta anaknya yang masih berusia balita mesti mandi setiap hari. “Pagi mandi pakai air galon, sekali mandi habis dua galon, karena satu galon itu bisa satu ember, ada lagi anak, tapi kalau saya sore hanya cuci muka sama sikat gigi saja, kecuali anak saya harus mandi, bahkan saya pernah cari air sampai di SP 3,” katanya. Sementara itu Perusahaan Minum (PAM) di Tuapeijat Kabupaten Kepulauan Mentawai tak bisa maksimal melayani pendistribusian air kepada masyarakat karena sejumlah kendala seperti bendungan bocor dan bak penampungan yang tidak berfungsi maksimal. Syahri Evi Jaya, PPTK Operasioanal UPT PAM Kabupaten Kepulauan Mentawai menjelaskan bak dan bendungan yang menjadi penampungan air ada di SP 3, Sipora Utara yang saat ini digunakan, merupakan bangunan dari

Pemprov Sumbar sejak 2001 bersamaan dengan 1 bendungan lama yang dibangun pada 2005. Saat ini ada dua unit bendungan air, satu yang dibangun Pemprov pada 2005, satu lagi yang dibangun dari anggaran Pemda Mentawai pada 2015. Kemudian ada 5 bak penampung yang tersedia yang tersebar di beberapa titik yakni di SP.3, depan Makodim Mentawai, komplek pesantren di kilometer 8, SP.2, Mapaddegat dan Kilometer 1. Kondisi bendungan sebagai sumber air untuk masyarakat di Tuapeijat, satu unit ada yang mengalami kebocoran pada sayap bendungan yang dibangun Pemda pada 2015, sementara bendu-ngan yang dibangun Pemprov pada 2005 hanya perlu diperbesar, jelas Syahri. “Untuk perbaikannya kita baru dapat anggarannya senilai Rp1,3 miliar tahun ini (APBD 2019), itu pun dari DAK,” kata Syahri Evi Jaya. Sebelumnya PAM pernah mengusulkan anggaran untuk pembenahan dan perbaikan fisik PAM, tidak ada respon, dan baru pada 2019. Bahkan sebenarnya PAM di Tuapeijat tidak mengalami kekurangan debit air justru masih mencukupi. “Dikasih anggaran Rp1 miliar apa yang mau kita bangun, debit air kita itu masih mencukupi, selama ini anggaran yang ada sama kita itu hanya biaya operasional rutin yang digunakan untuk pendistribusian beli minyak,

pernah kita usulkan tetapi tidak penuh angga-rannya,” kata Syahri. Pelanggan PAM yang ada di Tuapeijat saat ini ada sekitar 460, jaringan pipa air PAM, kata Syahri sampai di Kilometer 2, sementara ada dua unit yang tidak digunakan yakni di Mapaddegat tempat penampung air tidak berfungsi maksimal karena elevasi terlalu dalam sehingga air yang keluar hanya separuh. Sementara di Kilometer 0, bak penampung air tersedia namun masih terkendala pada pipa yang bocor pada saat pembangunan jalan lingkungan di sekitar lokasi tersebut, pernah usulkan juga anggarannya tetapi lagi-lagi tidak dimasukkan dalam APBD. “Itu pun yang ada sekarang itu adalah anggaran di DAK kalau kita berfikir dari APBD tidak tembus, maka saya lobi lobi ke Palembang akhirnya dapatlah anggaran ini,” katanya lagi. Saat kata Syahri, yang perlu dibenahi itu adalah sumber air, kemudian soal SDM. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai membagibagikan air bersih untuk warga Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu 15 Mei 2019. Tuapeijat sudah dilanda kekeringan sejak pertengahan April lalu. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai Novriadi mengatakan, BPBD bekerja sama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Mentawai sebagai instansi yang membidangi atau yang mengelola air bersih untuk membantu warga mendapatkan air. Ia menyebutkan dalam sehari pihaknya akan memberikan pelayanan sebanyak dua kali di empat titik diantaranya Kawasan Tuapejat Km 0, melayani warga Desa Tuapeijat dan sekitarnya, Kemudian di simpang Perumnas Km 2, yang melayani warga perumahan dan sekitarnya. Selanjutnya di Km 4 dekat gereja Paniel, yang melayani warga Dusun Mapadegat dan sekitarnya, selanjutnya di sekitar pasar Ibu Km 7, yang melayani warga Desa Sipora Jaya dan sekitarnya. “Kita memberikan pelayanan dua kali sehari yang pertama pagi pada pukul 09;00 – 11:00 Wib, kemudian pada sore harinya pada pukul 15:00 – 18:00 Wib,” ujarnya. Novriadi menyebutkan kemarau yang panjang ini juga merupakan salah satu faktor alam dan bisa dikatakan satu bencana krisis air, untuk itu sudah menjadi tugas dari BPBD dalam me nanganinya, dengan bantuan sta keholder terkait. (leo/toro/trs/r)


Puailiggoubat

MENTAWAINEWS Sebelumnya Martinus menjabat Pj Sekda dua kali Patrisius Sanene Silvester Suntoro Sarogdok

5

409, 1 - 14 Juni 2019

Martinus Dahlan Definitif Jabat Sekda Mentawai

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

P

enjabat Sekretaris Daerah Ka bupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Martinus Dahlan kini definitif menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai setelah dilantik Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet di Aula Bappeda Mentawai pada Senin, 27 Mei 2019. Martinus dilantik menjadi Penjabat Sekda Mentawai pada Senin, (3/9/2018) menggantikan Syaiful Jannah yang juga pada waktu itu menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt). Dia dipilih menjadi Sekda berdasarkan hasil seleksi Pemda Men tawai. Pada pelantikan tersebut, Yudas meminta Martinus dapat melaksanakan fungsi sebagai sekretaris daerah. “Sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam tugas, dan mengemban tugas dalam penyelenggaraan administratif,” kata Yudas pada sambutannya. Dia juga mengingatkan Sekda Martinus untuk dapat menjalin komunikasi baik sehingga kebijakan dapat dinikmati oleh masyarakat kita.”Sekda harus menyadari kewajiban dan tugas tidak semata tugas rutin tetapi dapat menentukan langkah dalam rangka melakukan penataan pemerintahan, harus saling berkoordinasi, Sebagai pimpinan harus mengingatkan pelaksana mengerti tanggung jawab serta melakukan evaluasi kinerja pelaksana, jaga, pelihara, laksanakan kehormatan yang saudara peroleh,” katanya. Yudas juga meminta sekda saling koordinasi dan mengkoordinasikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sehingga OPD ini tidak bekerja sendiri, tidak berpikir sendiri, sehingga salah

LANTIK-Sekda Mentawai, Martinus Dahlan (kanan) mengikuti pembacaan sumpah jabatan di Aula Bappeda Mentawai

sendiri. “Kita tidak mau seperti itu, walaupun berbeda-beda, beda kultur, beda organisasi, tapi suka tidak suka harus bekerja bersama-sama, betinteraksi antar OPD, disinilah dibutuhkan koordinasi, disinilah dibutuhkan nilai sosial,”kata Yudas. Yudas juga menyebutkan, bahwa Sekda merupakan motor penggerak OPD, termasuk citra Pemerintah Daerah (Pemda) dalam melaksanakan tugasnya, tak hanya itu sekda juga dapat meng hayati fungsi dan perannya, kapanpun melaksanakan tugas dapat memberikan kontribusinya dengan besar dalam

mendiseminasi-kan Pemda Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Dalam hal ini dapat mengemban seluruh aktivitas maupun tugas-tugas administratif, juga dapat menyikapi dalam penyelenggaran pemerintahan, serta mampu berkoordinasi dan berkomunikasi secara produktif baik internal maupun eksternal. Kita sebenarnya menyadari tugas-tugas pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, di hari-hari yang akan datang semakin berat, terutama dalam menangani tuntutan dan harapan masyarakat kita,”ungkap Yudas.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019, tentang kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dirancang menjamin objektivitas pembinaan PNS berdasarkan sistem kerja dan sistem karir mengatakan pada seseorang dalam jabatannya, merupakan wujud dan kepercayaan dan disabilitas menduduki jabatan tersebut. Sementara itu, Martinus Dahlan mengatakan dirinya siap melaksanakan tugas-tugas daerah terutama dalam peningkatan kapasitas serta disiplin Pegawai di lingkungan Pemda Men tawai.

“Tugas sekda itu kan menyusun serta mendampingi pimpinan Daerah, dalam arti OPD atau Aparatur Sipil Negara (ASN) harus siap menyusun dan memb-antu Bupati, dalam bentuk program-program sesuai dengan visi dan misinya, ber pedoman dengan RPJMD, kita harus kerja keras setelah kami dilantik, kita akn rapat koordinasi seluruh OPD, melihat sejauh mana kerja OPD yang sudah berjalan, jadi kita harus pacu, artinya, tidak ada lagi berpangku tangan OPD, kita agak mulai keras, kita akan coba termasuk juga pegawai kita, yang mungkin jarang masuk tentunya harus kita tertipkan,” kata Martinus. (r)

Listrik Tak Maksimal, Fasilitas Internet di Dua Desa Ditarik PURO-Fasilitas internet nirkabel (wireless atau wifi) bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Desa Madobag dan Matotonan Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai ditarik karena terkendala listrik sehingga jaringan tidak terpakai maksimal. “Pihak petugas dari Kominfo mengambil jaringan wifi di dua desa pada tanggal 22 Mei dengan alasan karena pemakaian lampu tidak efektif 24 jam, WiFi dibantu pertama pada tahun 2015 dari inforte Kominfo,” jelas Bastianus, penanggung jawab Polindes Matotonan, tempat jaringan wifi terpasang, Kamis, 23 Mei 2019. Selama ini wifi di dua desa ini hanya

hidup rata-rata enam jam per hari karena listriknya menggunakan energi biom-assa sehingga dinilai tidak maksimal. Namun Bastianus menyayangkan pemindahan fasilitas tersebut karena tidak ada pemberitahuan sehingga mengagetkan warga yang selama ini memakai wifi umum tersebut untuk berselancar dan berkomunikasi di dunia maya. “Kalaupun ada pemindahan itu tidak ke tempat lain atau desa lain, bisa dipindahkan ke kantor desa, atau di sekolah lain yang ada di desa itu juga ada ada listrik, namun wifi Matotonan dipindahkan ke kantor desa Maileppet,

sedang wifi Mad-obag dipindahkan ke kantor Desa Muara Siberut,” katanya. “Sekarang Matotonan dan Madobag tidak punya wifi, padahal jaringan internet dibutuhkan untuk membuat laporan dapodik sekolah dan pengiriman data penting lainnya,” katanya. Dia berharap ada solusi agar jaringan internet di dua desa tersebut kembali dipasang terutama jika sudah ada listrik 24 jam. Sementara jaringan internet bantuan Kementrian Komunikasi dan Informatika yang dipasang di kantor Desa Matobe Kecamatan Sikakap Mentawai pada 18 Mei lalu membuat warga terbantu untuk mengakses

internet dan berkomunikasi. Lingga Saogo (18), salah satu warga Dusun Tunang Desa Matobe mengatakan, sejak jaringan internet di kantor Desa Matobe dipasang, warga cukup terbantu dan dapat menelepon keluarga atau kakak yang sedang kuliah di luar daerah dan juga mudah menerima berita penting . Sebelum ada jaringan internet, Lingga sering disuruh paman atau neneknya menelepon bibi atau kakak yang ada di luar daerah dengan menempuh sekira 15 kilometer dengan sepeda motor ke Sikakap. Sekretaris Desa Matobe Aprilla Dewi Sartika menjelaskan, untuk

mendapatkan jaringan nirkabel ini Pe merintah Desa Matobe membuat pro posal tertulis untuk diajukan ke Pemerintah Daerah Mentawai di Tuapeijat. “Syukurlah 18 Mei jaringan dipasang oleh tiga orang teknisi, hari itu juga aktif dan sudah dapat digunakan oleh masyarakat, sekarang masih pengawasan rutin teknisi dan proses administrasi serah terima pertanggung jawaban dari Kominfo dan pihak Pemdes Matobe,” katanya. Ia menyebutkan, jaringan internet ini tidak ada kata kuncinya dan dapat diakses semua warga, kalau daya listrik pihak Pemdes yang membayar dan teknisi lapangan dan keamanannya Pemdes juga. (hd/leo/r)


MENTAWAINEWS Sampai saat ini masih menunggu informasi dari Kemenpan RB maupun BKN pusat Silvester Suntoro Sarogdok

adan Kepegawaian dan Pengem bangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kepulauan Mentawai masih menunggu informasi pasti dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat terkait dengan perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK/ P3K) tahap kedua kategori umum,. “Terkait penerimaan PPPK, kita saat ini masih menunggu informasi baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB) maupun BKN pusat sebagai pelaksana teknis, meskipun ada informasi yang beredar di media sosial,” kata Kepala Bidang Kepegawaian di BKPSDM Mentawai, Simbetsim Saleleubaja, Kamis, 16 Mei 2019. Meski banyak informasi yang beredar belum bisa dipastikan atau diterima begitu saja, seperti informasi penerimaan PPPK bulan Juni, pihak BKPSDM belum bisa pastikan jika ada informasi hal-hal seperti itu kalau bukan dari BKN pusat. “Kalau menyikapi informasi secara umum, memang tahun ini akan ada, namun kapan bulannya, tanggalnya kita belum tahu pasti, bahkan ada yang mengatakan tahun ini akan ada peneriman Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), tapi bagi kami itu sifatnya masih informasi umum, belum bisa juga kami keluarkan semacam statement, bahwa ini betul ada atau tidak,” ungkap Simbetsim. Sementara jika penerimaan PPPK

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

6

BKPSDM Tunggu Informasi Resmi Penerimaan PPPK

FOTO:TORO/PUAILIGGOUBAT

B

Seleksi-Kepala Bidang Kepegawaian BKPSDM Mentawai, Simbetsim Saleleubaja sedang menjelaskan rencana seleksi tahap 2 PPPK

dibuka, maka prosedur peneri-maannya sama seperti tes PPPK bulan lalu bagi Kategori II (K2), namun kata Simbetsim, kalau penerimaan PPPK tahap kedua bukan hanya sisa K2 saja namun umum, baik yang baru tamat kuliah, maupun yang sudah bekerja di Instansi. “Kalau tahap kedua ini kan umum, bukan lagi khusus, baik yang sisa K2 kemarin, maupun yang sudah bekerja maupun tidak. Tapi kalau sisa K2 tetap persyaratannya adalah Strata 1 (S1), itu ketentuannya, kalau yang lain nanti disesuaikan dengan pengumuman persy-aratan, apakah S1

yang diterima atau tamatan SMA, itu tergantung pada informasi yang disetujui seperti apa,” ungkapnya. Untuk formasi yang dibutuhkan yakni, tenaga teknis, kesehatan dan guru, sedangkan tenaga penyuluh masih digunakan, sebab pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai dengan Kementerian Perta-nian tidak ada Memo-

mendapat pertanyaan dari orang tuanya, korban langsung menceritakan perbuatan bejat AS kepada orang tuanya. “Berdasarkan laporan dari orang tua korban, saya dan beberapa anggota Polsek Sikakap langsung menjemput AS ke lokasi. Sekarang ini AS masih di inapkan di Polsek Sikakap. Kalau berkasnya selesai maka AS akan kita kirimkan ke Padang untuk proses hukum selanjutnya,” kata Iptu Hendri, Sabtu, 18 Mei 2019. Hendri menyebutkan atas perbuatannya AS diancam Pasal 82 ayat 1 jo 76E UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI nomor 23 Tahun tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun, dan denda Rp5 miliar. (spr/r)

sing grade) kelulusan. Hal itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) No. 4 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk Guru, Dosen, Tenaga Kesehatan, dan Penyuluh Per tanian. (r)

Bocah 10 Tahun Ditemukan Tergantung di Kandang Ayam

Pria Paruh Baya Cabuli Anak 11 Tahun SIKAKAP-Diduga cabuli tetangganya yang masih dibawah umur AS (46) warga Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai diamankan di Polsek Sikakap sejak Minggu 12 Mei 2019. Korban yang masih berusia (11) merupakan tetangga pelaku, korban masih sekolah dasar kelas IV. Menurut informasi dari Kapolsek Sikakap Iptu Hendri, perbuatan tersangka ini sudah dimulai sejak Januari 2018 dan terakhir Februari 2019 di rumah AS sekira pukul 14.00 WIB saat korban pulang sekolah. Perbuatan bejat AS tercium orang tua korban pada waktu itu istri AS dan korban bertengkar, melihat hal itu orang tua korban merasa curiga dan langsung bertanya kepada korban apa sebabnya korban bertengkar dengan Istri AS,

randum of Understanding (MoU). Sementara penerimaan PPPK tahap pertama sudah diumumkan hasilnya pada Maret 2019 lalu. Seperti halnya seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dalam penentuan kelulusan PPPK Kabupaten Kepulauan Mentawai peserta tes PPPK juga harus lolos ambang batas (pas

MATOBE- OM, bocah 10 tahun warga Dusun Makukuet Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai ditemukan teregantung di kandang ayam belakang rumahnya, beruntung bocah tersebut tidak tewas karena diselamatkan warga. Informasi yang dirangkum Puailiggoubat di lokasi kejadian, saat kejadian

OM tinggal berdua dengan adiknya KP (8) di rumah karena ibu mereka pergi ke Tuapejat mengurus KTP anaknya. Sementara bapaknya bekerja di dusun Panatarat. Saat asyik bermain, OM dan KP bertengkar lalu OM memukul KP. Setelah memukul KP, OM langsung meminta KP mengambil tali plastik, tapi KP tidak mengindahkan perkataan OM. Lalu OM mengambil tali plastik sendiri dan berjalan ke kandang ayam di belakang rumahnya lalu mengikatkan tali plastik tersebut ke salah satu kayu yang melintang di kandang ayam, setelah tali terikat di kayu tersebut lalu OM mengikat ujung tali yang sudah dibuat lingkaran ke lehernya. Melihat OM terikat dan tergantung KP langsung menangis-nangis, mendengar tangisan KP tetangga berdatangan dan menemukan OM dalam kondisi tergantung. Tak mau terlambat,tetangga langsung

mengambil parang dan memutus tali plastik yang mengikat leher OM, kemudian OM langsung dilarikan ke Puskemas Sikakap. “Waktu kejadian saya (bapak OM) lagi bekerja membuat rumah di Dusun Panatarat, setelah mendapat informasi anak saya gantung diri, saya langsung ke Puskesmas Sikakap. OM dibawa ke Puskesmas Sikakap sekitar pukul 15.00 WIB,” kata Ignasius orang tua OM kepada Puailiggoubat, Senin, 20 Mei 2019. Dokter Agustina Sibarani, dokter Puskesmas Sikakap mengatakan, OM datang sekira pukul 15.00 WIB dalam keadaan lemas dan tidak sadarkan diri di lehernya ada bekas biru akibat ikatan tali. “Tindakan pertama kita lakukan memberikan oksigen kepada OM, untuk sementara OM kita rawat inapkan dulu di Puskesmas Sikakap agar mendapat perawatan medis maksimal, kalau keadaan OM sudah stabil dan sehat baru kita bolehkan pulang,”


MENTAWAINEWS Satu kilogram bambu ini hanya dihargai Rp700 Hendrikus Bentar Samonganuot

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

7

Warga Keluhkan Harga Beli Bambu Biomassa yang Rendah FOTO:HENDRIKUS/PUAILIGGOUBAT

arga Rogdok Desa Madobag Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai mulai men jual cacahan atau potongan bambu ke Pembangkit Listrik Energi Biomassa (Madobag Plant) yang ada di Dusun Rogdok. Bambu tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Anastasia, warga yang menjual bambu untuk biomassa mengaku dalam satu hari bisa mengerjakan 3 karung bambu kapasita 25 kg, kalau diukur dalam 1 karung berisikan 14 kilogram maka dijumlahkan 3 karung sekira Rp29,4 ribu. Pekerjaan diawali dengan mencari bambu terdahulu dan dibawa ke rumah lalu dipotong kecil kecil menggunakan parang. Setelah dicincang bambu dikarungkan lalu diantarkan ke lokasi biomassa yang berjarak lumayan jauh dengan memikul karung yang diangkat secara bergantian lalu ditimbang. Tiap 1 kg bambu dibeli seharga Rp700, hasil bambu yang ia dapat tidak menjadi sumber ekonomi karena hanya habis membeli kebutuhan atau ransum selama kerja. “Harga bambu ini sangat murah, kerjanya pun berat, ke depan ini saya berhenti mengambil bambu dulu karena secara fisik tidak sanggup lagi, dan tidak menguntungkan, lebih baik mencari pinang jelas harganya, kerjanya pun tidak begitu sulit,dan saya berharap ke depan ini ada kenaikan harga sehingga pekerjaan dan imbalan sesuai,” kata Anastasia. Kepala Desa Madobag Robertus

W

BAMBU-Salah seorang warga Rogdok menunjukkan bambu kering yang siap jual ke Madobag Plant atau Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

Sakulok mengatakan tidak setuju bambu dibeli dengan harga Rp700, dulu awalnya bahkan lebih murah hanya Rp300 lalu dinaikkan, padahal pekerjaannya cukup sulit. “Dulu rencananya yang mengelola bambu ini diserahkan kepada Bumdes namun berubah tanpa sepengetahuan diambil alih oleh rusahaan daerah dan soal harga, perusda belum pernah mengadakan diskusi, saya yakin Rp700 ini bukan harganya,”

katanya. Menurut Robert, pekerjaan mencari bambu menyebabkan warga tidak bekerja di ladang mereka sementara harga beli bambu tak menunjang ekonomi keluarga. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa bambu di Desa Madobag sudah beroperasi sejak beberapa waktu lalu namun belum 24 jam, saat ini ada tiga desa yang sudah dilayani menggunakan bahan bakar solar dan bambu.

Kepala Bappeda Mentawai Ikuti Studi Administrasi Publik TUAPEIJAT-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Naslindo Sirait menjadi salah satu peserta pada kunjungan atau studi administrasi publik tentang program kinerja memimpin untuk para pemimpin senior Indonesia. Kepala Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi salah satu pesertanya bersama 19 peserta dari kabupaten kota lain di Indonesia yang dilaksanakan di Singapura selama 3 hari mulai Selasa, (21-24/5/2019). Studi ini juga sekaligus memenuhi undangan Civil Servis Collage Peme-rintah Singapura yang bekerjasama dengan Lembaga Adminitrasi Negara (LAN) Republik Indonesia. Kegiatan ini kata Naslindo bertujuan untuk melihat pendekatan tata kelola pemerintah singapura mulai dari struktur, prinsio dan kebijakan pemerintah singapura saat ini. Materi pembelajaran selama

di Civil Servis Collage (CSC) meliputi Economic Development, Land Use Planning Development, Human Re sources Management, Public Servis Delivery Systim dan Innovation. “Studi ini diharapkan bisa menjadi inspirasi dan bestpraktis untuk dikem bangkan di Indonesia khu-susnya dalam penyusunan peren-canaan tata ruang dan pelayanan publik yang prima serta berkualitas bagi masyarakat,” ujar Naslindo Sirait pada rilis yang di kirimkan kepada Puailiggoubat pada Jumat, 24 Mei 2019. Kegiatan lain yang diikuti adalah kunjungan ke lapangan untuk melihat pemukiman Toa Payoh di pusat kota Singapura, dimana pemukiman yang berbentuk residen ini dibangun oleh Housing Development Board (HDB) sejak tahun 1965. Pemukiman tersebut merupakan proyek pertama, pembangunan peru-

mahan yang terus menerus di lakukan peningkatan dan peremajaan dengan konsep integrasi pemukiman terpadu mulai dari akses ke pemukiman dengan fasilitas MRT yang tersedia mulai dari pusat perbelanjaan (Shoping Center), comunity club, perpustakaan, kantor pos yang semuanya sudah layanan digital. Kebijakan kepemilikan rumah yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura melalui sistim Central Provident Fun(CPF). Kunjungan juga dilakukan ke Urban Redevelopment Authority (URA) untuk melihat konsep dan master plan Singapura hingga 2030 dengan konsep suistainable city dan smart city. Pada kunjungan terakhir di laksanakan di Nanyang Polytecnic untuk melihat bagaimana kolaborasi institusi pendidikan dengan industri bekerjsama dalam mempersipakan mahasiswa mema suki dunia kerja dengan konsep Teaching Factory. (trs)

Pimpinan Madobag Plant (Pembangkit Listrik energi Biomassa) Alexsius mengatakan, lampu sudah hidup seperti biasa hidup jam 6 dan mati pada jam 12 malam hari, dan bambu yang sudah disiapkan di Plan ada 120 ton yang dibeli ke masyarakat Rogdok. “Kami sudah memiliki 120 ton stok bambu lokal kering di Plan dan akan dibeli ke masyarakat seharga Rp700 rupiah per kilonya, bambu kering yang kadar airnya 1 persen agar pembakarannya maksimal,” kata Alex.

“Bambu yang dibeli ke masyarakat itu yang mengantarkan masyarakat sendiri, ditimbang lalu dibayarkan, persoalan harga itu sudah kesepakatan bersama masyarakat,” katanya. Saat ini masyarakat yang menggunakan listrik PLTB belum dipungut bayaran atau iuran listrik. Tiap rumah mendapat arus 450 KWh. “Kita juga melarang masyarakat mencuri arus karena berpengaruh terhadap mesin,” katanya. Dusun yang belum menikmati listrik PLTB ini salah satunya Buttui karena masih proses pemasangan meteran, katanya. (r)

Jakarta Rusuh, Mahasiswa Mentawai Siaga PADANG-Kerusuhan yang terjadi di Jakarta akibat ketidakpuasan Pilpres 2019, membuat pengurus Ikatan Mahasiswa Mentawai Jakarta (IMMJ) disiagakan dan selalu ber koordinasi serta memberikan informasi kondisi mahasiswa Ment-awai yang sedang kuliah di Jakarta. “Untuk saat ini kita IMMJ menyuruh teman-teman untuk tidak usah kemana-mana, kalau tidak ada kegiatan cukup di kos saja atau asrama, tidak boleh ke tempat keramaian, seperti mall, Tugu Monas, Ancol dan Taman Mini,” kata Wakil Ketua IMMJ, Rusdian Salebbay kepada Puailiggoubat, Rabu, 22 Mei 2019 Tambah Rusdi, pengurus IMMJ juga sudah disiagakan sejak 20 Mei lalu sampai hari ini, tugas pengurus tersebut untuk selalu melakukan

monitor kepada anggota IMMJ serta se lalu memberikan kabar. “Yang berada di kampus-kampus mereka tidak boleh melakukan aktivitas membuat mereka sibuk untuk saat ini di Jakarta dikabarkan ada lima orang yang sudah tertembak sampai pukul 10.00 WIB,” terangnya. Rusdi yang kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta sejak tahun 2015, mengatakan saat ini anggota IMMJ ada sebanyak 150 orang datanya sudah valid, hanya angkatan 2018 saja yang belum terdata IMMJ. “Tapi khusus yang kuliah di UKI ada 60 orang dari tahun 2011, sedangkan untuk mahasiswa Mentawai yang kuliah di UKI tahun 2018 ada sebanyak 29 orang, tapi ada juga yang kuliah di universitas lain rencananya 25 Mei mendatang akan melakukan pendataan,” pungkasnya. (r)


MENTAWAINEWS Dua kilogram ganja kering sampai saat ini belum diketahui pemiliknya Patrisius Sanene

emasuki bulan Ramadan awal Mei 2019 lalu Kepolisian Resor Kepulauan Mentawai me lakukan operasi Bina Kusuma Singgalang 2019 selama 14 hari. Operasi Bina Kusuma tersebut juga melibatkan TNI Dilakukannya apel gabungan ini, terkait adanya sasaran operasi Bina Kusuma Singgalang pada bulan Ramadan tahun ini dengan sasaran tempat hiburan malam, warung atau toko yang di curigai menjual minuman keras, serta pe ngendara yang tidak mematuhi aturan lalu lintas. Selama Operasi Bina Kusuma yang dilakukan Polres Kepulauan Mentawai beberapa temuan seperti senjata tajam berupa pisau yang dirakit berbentuk pistol dari tangan seorang anggota Pol PP saat Polres operasi. Terhadap pemilik senjata tajam tersebut pihak Polres Mentawai mengutamakan memberikan pembi naan dan tidak diperkenankan kepada pelaku untuk menggunakannya. “Kecuali ada izin penggunaan resmi oleh pemilik kita tidak bisa sita,” kata AKBP Hendri Yahya, Kapolres Kepu-lauan Mentawai pada jumpa pers di Mapolres Mentawai, pada Kamis, 23 Mei 2019. Kemudian temuan lain masih berkaitan dengan operasi Bina Kusuma oleh Polres Kepulauan Mentawai adalah miras jenis tuak dari masyarakat seba-

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

Polres Mentawai Gelar Operasi, Temukan Ganja Hingga Miras

8

FOTO:PATRIS/PUAILIGGOUBAT

M

BARANGBUKTI-Kapolres Kepulauan Mentawai AKBP Hendri Yahya (tengah) bersama jajarannya menunjukkan barang bukti yang diamankan polisi

nyak 15-20 liter dan saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Ada lagi temuan lain yakni 2 kilogram narkoba jenis ganja yang dibungkus bulat dengan plastik hitam. Ganja tersebut ditemukan mengapung pada saat kapal milik ASDP merapat di Pelabuhan Tuapeijat pada Senin, (20/5). Hingga saat ini belum diketahui siapa pemilik barang

haram tersebut. “Kita masih lakukan penyelidikan, terhadap narkoba jenis ganja tersebut, dan dalam waktu dekat kita akan lakukan pemusnahan,” kata Kapolres. Banyaknya temuan selama operasi Bina Kusuma, Polres Kepulauan Mentawai akan terus melakukan pendeteksian lebih mendalam sehingga khususnya

Petualang Sepeda Keliling Indonesia Tiba di Sikakap

SIKAKAP—Petualang sepeda Zulkifli Tanjung (42) asal Desa Bayu Kecamatan Maninjau Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat tiba di Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Minggu (19/5/2019) menggunakan KMP Gam bolo.

Zulkifli memulai petualangannya pertama kali delapan tahun lalu pada 19 Januari 2011 dengan rute pertama DKI Jakarta. Saat itu dia masih berumur 34 tahun. Setelah itu, dia melanjutkan petualangan ke Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. “Saya sampai di Desa Sikakap Minggu 19 Mei dengan naik kapal KMP Gambolo dari Padang,” kata Zulkifli, Senin, 20 Mei 2019. Dalam perjalanannya, Zulkifli mengaku sudah menemukan banyak kebudayaand an adat istiadat berbeda. “Bermacam daerah sudah saya jalani dan bermacam budaya sudah saya lihat, melihat perbedaan suku, bahasa dan budaya membuat saya kagum dengan kekayaan Indonesia, Indonesia itu unik dan kaya akan budaya dan alamnya, tujuan perjalanan saya menjelajah Indonesia bukan untuk dikasihani, tapi untuk meningkatkan sirahturahmi dan menumbuhkan

rasa nasionalisme kita sebagai sesama rakyat Indonesia,” katanya. Dalam petualangannya, Zulkifli dibantu dana dari Dinas Pemuda, Olah raga dan Pariwisata untuk membeli ban dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh sepeda. “Setelah Desa Sikakap jadwal saya selanjutnya ke Tuapeijat, setelah itu langsung ke Pesisir Selatan dan lanjut ke Bengkulu” katanya. Selama di perjalanan Zulkifli me ngaku banyak dibantu warga di daerah yang dikunjungi seperti makan. Di Desa Sikakap dia menginap di asrama Danramil Sikakap. “Pesan moril saya mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dengan rasa toleransi dan nasionalisme yang tinggi dan mari kita hidupkan kembali semangat gotong royong sebagai pengikat rasa kesatuan kita sebagai rakyat Indonesia,” katanya. (spr/r)

pergerakan peredaran narkoba tidak maluas. “Upaya ke depan untuk pen deteksian lebih mendalam, kita akan giatkan pengungkapan narkoba dan kami berupaya untuk membasmi peredaran narkoba, akan mening katkan pendeteksian lebih men dalam, tindakan persuasif dan pre

ventif perlu diutamama dan juga kita terus mensosialisasikan kepada para siswa untuk menjauhi narkoba melualui apel yang dilaksanakan di sekolah, kemudian sosialisasi rumah ibadah, kepada tokoh ma syarakat, agama,” kata Kapolres Mentawai, AKBP Hendri Yahya. (r)

Jalan Trans Pagai Selatan Mulai Dikerjakan POLAGA- Jalan trans Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai dikerjakan PT. Pandu Pakarti sepanjang 6,5 km. Pembangunan jalan penghubung Polaga Desa Sikakap menuju Surat Aban Desa Bulasat ini dibiayai dari APBD Mentawai tahun ini. Danis, Pelaksana PT. Pandu Pakarti mengatakanpekerjaan tahun ini meliputi pembukaan jalan, penim-bunan, urukan dan cor beton sepanjang 6,5 km dengan anggaran Rp7,6 miliar. Pekerjaan dila kukan tiga tahun (multi years) dengan kontrak dimulai sejak Februari lalu. “Sejak April lalu alat berat sudah di lapangan, saat ini pekerjaan masih pembukaan jalan dan menggali parit kiri kanan jalan, target tahun ini selesai sampai pengecoran,” katanya 27 Mei lalu. Dia berharap tak ada hambatan pekerjaan di lapangan seperti kondisi cuaca buruk sehingga target bisa tercapai.

Mas Ari, Pengawas Lapangan PT. Pan du Pakarti menambahkan, per soa lan di lapangan tetap ada terutama ter kait adanya pemilik tanaman yang me minta ganti rugi tanamannya digusur ka rena terkena pelebaran. “Ini membuat kontraktor kewa-la han menghadapinya sebab sudah di selesaikan satu titik sama pemilik lahan, ada lagi menyusul yang me nuntut, pada saat alat berat bergerak maju kena tanaman pemiliknya datang minta ganti rugi, namun demikian tidak semua pemilik lahan yang menuntut ganti tanaman tapi ini perlu juga diketahui jika kondisi ini terus menerus terjadi pekerjaan bisa terlambat selesai dan berdampak kontraktor kena denda,” katanya. Menurut dia, persoalan di lapang an ini perlu diketahui pemda atau dinas terkait dan pemerintah setempat agar ada solusi cepat dan kontraktor bisa lancar bekerja. (leo)


MENTAWAINEWS Warga diklaim setuju namun Suku Satoutou di Siberut Selatan yang memiliki lahan di lokasi HTI menolak

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

9

Operasional PT. BAE Dimulai Juni FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

Rinto Robertus Sanene Hendrikus Bentar Samonganuot

oordinator Forum Kemi traan Energi Siberut Tengah (FKES) selaku perpanjangan tangan PT. Biomas Andalan Energi (BAE), perusahaan pemilik Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI), Jamaludin Sabolak mengklaim warga di wilayahnya sudah setuju dengan operasional perusahaan. “Tahapan sosialisasi PT. BAE di tingkat masyarakat sudah selesai dan termasuk juga kantor PT. BAE yang sudah ada meski masih sedang perbaikan. Juni nanti tim perusahaan akan turun untuk lakukan pemetaan batas-batas tanah suku-suku dan sempadan dan ini langsung operasionalnya,” ujarnya pada Puailiggoubat, 18 Mei lalu. Pada 13 Mei lalu, PT. BAE dan FKES bersama sibakkat laggai telah melakukan pertemuan dengan menghasilkan perjanjian kesepatan diantaranya kerjasama PT. BAE dengan FKES. Lalu perjanjian kesepakatan pulajuk mone (atau fee lahan) Rp20 juta per kapling atau petak dari luasan kecil maupun besar serta kayu yang tumbuh alami diameter 40 cm harga Rp30 ribu per kubik dan diameter 39 cm ke bawah dengan harga Rp10 ribu per kubik. “Ketika sudah ditanami kaliandra dan lamtoro, saat panen sibakkat laggai dapat fee Rp15 ribu per kubiknya, ini berjalan selama izin 60 tahun hingga berkelanjutan sampai izin berakhir dan ini kesepakatan bersama dan tidak kita buat-buat sendiri di forum ini,” ucap jamal. Untuk itu, Jamal menyebutkan setiap suku harus membentuk kepengurusannya yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara yang

K

SAGU-Kebun sagu warga Sirisurak yang terancam akan digusur Hutan Tanaman Industri

mengurus langsung kepentingan suku atau keuangan serta kebutuhan ke pihak PT BAE dan mendapatkan honor per bulan Rp4,5 juta untuk tiga orang pengurus yang sampai saat ini sudah ada yang mendaftarkan kepengurusan sukunya diantaranya di Saliguma 17 suku, Saibi Samukop sekira 11 suku dan Cimpungan sekira 8 suku. “Kalau sudah beroperasi, suku-suku sibakkat laggai semuanya akan dirangkul pihak PT BAE yang tentunya melalui pertemuan bersama,”ujar Jamal. Sementara anggota FKES, Hermanto menambahkan, lokasi logpon atau pelabuhan berada di Tuttut Boblo Sibuddaoinan serta tempat pabrik yang sudah disurvei pihak perusahaan. “Minggu ini tim teknis akan turun untuk

uji kelayakannya dan memang masih dikaji soal kondisi tanah dan kedalamanya dan saya rasa logponnya memang di situ,” ujarnya. Sementara Bupati Kabapaten Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui soal operasional HTI PT. BAE tersebut lantaran proses pengurusan perizinannya tidak melalui Pemda Mentawai. “HTI kan dalam proses mau jalan, dulu kita tidak berikan rekomendasi, saya sudah katakan kalau HTI masuk ke Mentawai ngomong dengan masyarakat, soal bagaimana respon masyarakat juga saya tidak tahu karena awalnya tidak melalui kita,” kata Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet pada Selasa,(21/5) saat ditemui

di ruang kerjanya. Dia menginginkan pengelolaan hutan harus dilakukan langsung oleh masyarakat yang memiliki lahan. “Saya mau sekarang masyarakat harus kuat dan bisa mengelola, strategi kita mau tolak tetapi harus dipersiapkan apa yang kita mau buat,” kata Yudas. Saat ini dalam konteks Mentawai yang merupakan daerah kepulauan tidak bisa lagi pengelolaan hutan secara besar-besaran seperti. “Artinya harus diberikan kepada rakyat untuk dikelola, rakyat yang mengelola kemudian meminta bantuan kepada pemerintah untuk membuat usaha, usaha peternakan misalnya, di Mentawai kan sekarang sudah penuh dengan izin-izin skala besar dan itu

(pengelolaan hutan secara besar-besaran) bisa merusak hutan,” kata Yudas. Moratorium untuk tidak ada lagi pengelolaan hutan di Mentawai berskala besar karena Mentawai merupakan daerah yang kecil dan kepulauan. “Konteks kita jangan ada skala besar di Mentawai, karena Mentawai itu kepulauan yang terdiri palau-pulau kecil. Kalau pun ada rencana skala besar duduk dulu konsepnya, konsep per hutanan sosial itu ada dua, diberikan kepada hak rakyat kemudian tanpa merusak hutan tetapi duit masuk masyarakat makmur itu konsep yang harus kita pikirkan secara bersama-sama,” kata Yudas. Untuk perizinan skala besar yang lain juga adalah untuk wilayah gambut. “Wilayah gambut itu seperti perkebunan sawit itu tidak akan dikasih,” kata Yudas. (o)

Suku Satoutou Tidak Setuju Tanahnya Jadi Lahan HTI Suku Satoutou yang berada Puro Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat tidak setuju tanah mereka yang berada di Siberut Tengah menjadi lokasi operasional HTI PT. Biomass Andalan Energi. Stevanus Sakaliou, salah seorang sikebbukat (pemimpin) uma Sakaliou yang juga belahan atau pecahan suku Satouotou mengatakan, sukunya memiliki tanah di Siberut Tengah yang

berlokasi di Bat Sinangnang sampai Bat Simatep berbatasan dengan Muara Salakkau. “Dulu dari Satoutou dan dikasih ke Salakkau Lulu (denda adat), itulah perbatasannya, Bat Simatep berbatasan dengan Sauddeinuk, Bat Latduk berbatasan dengan Sarereakek, semua tanah itu ditemukan oleh nenek moyang kami,” katanya 25 Mei lalu. “Tanah Satoutou juga di Sarabua dan di Gotap juga ada tanah kami namun

yang mengelola bukan kami namun warga yang tinggal di daerah sana yang mengelola,” kata Stevanus . Jadi selama ini walaupun sudah punya izin (pemerintah maupun yang mengolah tanah di sana) namun dari suku kami selama ini belum ada izin, dan yang menemui kami pun tidak ada, itu namanya mencari masalah. “Khsususnya di lahan suku besar Satoutou kami tidak setuju perusahaan HTI ini masuk di tanah kami, pihak perusahaan

harus menghargai pemilik tanah jangan main terobos begitu saja,” katanya. Alasan Suku Satoutou tidak mau tanah adatnya dikelola perusahaan karena didalamnya terdapat berbagai macam tanaman sumber kehidupan seperti tanaman obat, kayu untuk membuat sampan dan rumah, manau sebagai sumber ekonomi. “Ini sangat penting untuk masa depan anak-anak kami,” katanya. Stevanus mengaku pernah membeli

kayu karena mau membuat sampan seharga Rp1 juta per batang. “Karena itu jika pohon kami habis dimana kami harus mengambil kayu untuk sampan dan kebutuhan lainnya,” katanya. Dia juga khawatir jika hutan semakin gundul maka skala banjir bisa meningkat. Ia mencontohkan di Batmara saja di daerah perladangan di Muntei kalau hujan pasti banjir itu karena penebangan kayu yang dilakukan oleh masyarakat setempat, apa lagi jika perusahaan yang menggusur. (o)


MENTAWAINEWS Berbagai lembaga dan organisasi menggalang dana untuk biaya pemulangan mahasiswi tersebut

Puailiggoubat

10

Tak Punya Biaya, Jenazah Lorensia Kesulitan Dibawa ke Mentawai

Supri Lindra Rus Akbar

orensia Sakulok (21), maha siswi semester IV Jurusan Agama Kristen STT Doulos Ja karta yang meninggal dunia di Jakarta, Senin (20/5) akhirnya dikuburkan di pemakaman umum Dusun Pasibuat Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai diantarkan ratusan warga Desa Taikako, Minggu (26/5/2019). Lorensia Sakulok adalah anak dari Mikhael Sakulok (55) dan Rosmani Samangilailai (50) warga Dusun Kautek, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap. Perjalanan yang cukup panjang dalam pemulangan jenazah dan memakan waktu selama satu minggu sampai di peristirahatan terakhir di kampung halamanya. Ketika ayahnya mendapat kabar anaknya meninggal dunia dia hanya bisa pasrah. Mikhael Sakulo sehari-hari bekerja sebagai nelayan tradisional yang penghasilannya tidak menentu, sementara istrinya Rosmani Samongilailai (50) merupakan ibu rumah tangga. Dia butuh uang sekira Rp25 juta untuk biaya memulangkan jenazah putrinya ke kampung. Sejak kemarin, Mikahel sudah berusaha mencari pinjaman uang namun belum berhasil. “Mungkin masyarakat tidak percaya sama saya sebab tidak ada satupun jaminan yang bisa saya berikan kepada orang yang akan tempat saya meminjam,” kata Mikhael sambil meneteskan air mata, 21 Mei 2019. Satu-satunya harapan Mikhael mendapat bantuan dari Pemda Mentawai atau orang lain yang berbaik hati membantu biaya memulangkan jenazah Lorensia ke Sikakap. “Sementara hasil pembicaraan saya dengan pihak Yayasan STT Doulos untuk memulangkan anak saya yang sudah meninggal diserahkan kepada kami pihak keluarga sementara untuk makan dua kali sehari saja kami sulit, apa lagi sekarang tidak bisa melaut karena bulan terang,” katanya. Menurut Mikhael, beberapa hari sebelum meninggal, putrinya mengaku sakit kepala namun masih pergi kuliah dan ke gereja hari Minggu. “Namun pada Senin siang, kakaknya Wonces Raimon Sakulo datang ke kamar kosnya, dipanggil-panggil dan diketuk pintunya tak menjawab,” kata Mikhael. Wonces lalu membuka pintu kamar adiknya dan menemukan Lorensia sudah terbujur kaku dengan tubuh berwarna kehitaman sementara keluar darah dari telinga, hidung dan mulutnya, kata Mikahel.

409, 1 - 14 Juni 2019

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

L

JENAZAH-Orang tua Lorensia memeluk Dedi Sikatsila dari IMMJ setelah jenazah anaknya Lorensia sampai di Padang

Mengetahui Lorensia sudah meninggal dunia jasadnya disemayamkan di rumah duka di jalan Gereja Kayu Putih, Taruna Dalam, Jakarta Timur. “Tinggal menunggu aba-aba dari kami pihak keluarga apakah sudah ada uang Rp25 juta untuk mengembalikan jasad anak kami Lorensia Sakulo,” katanya. Melihat kondisi itu, Ikatan Mahasiswa Mentawai Jakarta (IMMJ) menggalang dana untuk membantu biaya pemulangan jenazah Lorensia Sakulo (21), mahasiswi STT Doulos asal Mentawai tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan IMMJ mengamen di jalanan dan me ngumpulkan donasi melalui rekening bank yang diumumkan di media sosial IMMJ. “Untuk memulangkan jenazah saudari kita Lorensia Sakulo, mahasiswi seme-ster IV STT Doulos Jakarta mulai Selasa (21/5) kita lakukan aksi penggalangan dana turun ke jalan dan ke kampus lain untuk mengumpulkan dana,” kata Rusdian Salebbay, Wakil Ketua IMMJ saat dihubungi Rabu, 22 Mei. Selain IMMJ, Kwartir Ranting (Kwarran) Pramuka 09 Sikakap juga ikut mengambil bagian turun ke jalan mengumpulkan dana membantu biaya pemulangan jenazah ke Sikakap Ka bupaten Kepulauan Mentawai. Dari aksinya itu, Kwarran Pramuka 09 Sikakap berhasil mengumpulkan donasi dari masyarakat Pagai Utara Selatan sebe-sar Rp2.631.000. “Atas nama Ketua Kwarcab 15

Gerakan Pramuka Kabupaten Kepulauan Mentawai kita sangat berduka karena ada salah seorang generasi penerus Mentawai yang meninggal di Jakarta, karena keterbatasan ekonomi keluarga sehingga sampai sekarang belum juga dikuburkan jasadnya disebabkan keluarga Lorensia tidak mampu me mulangkan jenazah dari Jakarta ke Desa Taikako, melihat hal itu kita turun ke jalan untuk galang dana Rabu (22/5) Alhamdulillah terkumpul dana sebesar Rp2.613.000,” kata Ipda Januar, an dalan saka Kwarcab 15 Gerakan Pramu ka Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis ( 23/5/2019). Selain itu, Ipda Januar dan Kwarcab 15 Gerakan Pramuka Kabupaten Kepulauan Mentawai akan turun mengumpulkan dana dari pengurus Kwarcab 15 Gerakan Pramuka Kabupaten Kepulauan Mentawai. Akhirnya, Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet ikut turun tangan. Melalui ajudannya menelepon pengurus IMMJmeminta rincian dana untuk pemulangan jenazah “Sekitar pukul 11.20 WIB saya ditelepon oleh ajudan Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai bapak Yudas Sabaggalet dimana bapak Bupati meminta rincian biaya untuk memulangkan jenazah Lorensia Sakulo dari Jakarta ke Mentawai,” kata Rusdian Salebbay. Usaha mahasiswa Mentawai akhirnya berhasil, setelah mengamen dan mengumpulkan donasi dari pemerintah dan masyarakat akhirnya pada Kamis

(23/5) jenazah Lorensia diterbangkan dari Jakarta ke Padang. Sesampai di Padang, jenazah disemayamkan di GKPM Mandiri di jalan Pancasila Padang, Rosmani Samongilailai bersama anak perempuanya tak bisa membendung tangis ketika peti jenazah Lorensia keluar dari mobil ambulans Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Wakil Ketua IMMJ Rusdian Salebbay mengatakan, jenazah Lorensia diberangkatkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma dengan pesawat Citilink pada pukul 16.00 WIB didampingi mantan Ketua IMMJ Dedi Sikatsila, dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekira 1 jam lebih dari keberangkaan. Untuk menjemput jenazah ke BIM, Ketua Forum Mahasiswa Mentawai Sumatera Barat (Formma Sumbar) Ignasius Joko Mulyono ditemani Rusel Saleleubaja memakai ambulans Partai Perindo. “Kita tadi sudah meminta bantuan kepada Bendahara DPW Perin do Sumatera Barat, Kristinus Andre Satoko, beliau mengizinkan untuk memakai armada partai, dari sana (BIM) kita bawa ke GKPM Pancasila untuk disemayamkan, sementara untuk mengurus kepulangan jenazah di kampung halaman akan kita koordinasikan lagi bersama teman-teman,” tuturnya, Kamis, 23 Mei 2019 Sementara kedua orangtua Lorensia bersama satu orang anaknya sudah datang ke Padang dari Sikakap karena mereka mendapat kabar bahwa jenazah

Lorensia hari ini berangkatkan dari Jakarta ke Padang. “Kami dapat kabar hari ini anak saya dibawa ke Padang, makanya kami kesini dan menunggu di GKPM Pancasila,” tutur Mikhael. Untuk seterusnya kata Mikhael, dia serahkan kepada mahasiswa yang ada di Padang. “Saya kurang paham soal ini, jadi sepenuhnya saya serahkan kepada anak-anak kami mahasiswa, Saya dan keluarga mengucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak kami mahasiswa baik dari Jakarta maupun di Padang,” katanya. Rudian Salebbay mengatakan, total dana sementara yang diterima ada sebanyak Rp35,5 juta, berasal dari sumbangan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, dari Pemuda Malakkopak dan para donatur lainnya. “Itu data sementara kami belum rinci semuanya. Atas nama IMMJ banyak ucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah, Pak Bupati dan Wakil Bupati juga petinggi-petinggi daerah kita yang sudah mendengarkan keluhan kita. Kepada lembaga-lembaga yang sudah membantu untuk donasi tambahan sehingga sampai saat ini jenazah sudah bisa dipulangkan, terima kasih kepada teman-teman yang sudah bergerak hatinya terkhusus Mahasiswa Mentawai Jakarta telah banyak membatu dalam bentuk donasi,” katanya. Pada Sabtu (25/5) sekira pukul 15.30 WIB jenazah Lorensia ini akhirnya diberangkatkan dari GKPM Padang menuju Pelabuhan Bungus Teluk Kabung, diantar langsung Ketua IMMJ, Pembina IMMJ, Pengurus Formma Sumbar dan Penatua GKMP Pancasila. Perjalanan dilanjutkan dengan KMP Gambolo didampingi orangtua dan dua saudaranya. Pukul 10.00 WIB keesokan harinya Lorensia dima kamkan. Camat Sikakap Fransiskus Sake letuk mengatakan jenazah Lorensia dikuburkan sekitar pukul 10.00 WIB berkat bantuan semua pihak, baik itu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, donatur dan organisasi kemahasiswaan baik yang ada di Jakarta dan di Padang. “Kita ucapkan terima kasih sehingga jasad Lorensia Sakulok telah sampai di Dusun Kautek, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap dan hari ini Minggu (26/5), dikuburkan di pemakaman umum umat Kristen,” kata Fransiskus Sa keletuk. Fransiskus menyebutkan, organisasi yang ikut aktif dalam memulangkan jenazah seperti organisasi Ikatan Mahasiswa Mentawai Jakarta (IMMJ) dan Formma Sumatera Barat. (r)


Puailiggoubat edia sosial sebagai sarana informasi, komunikasi, pen didikan, dan hiburan sering di hinggapi oleh virus-virus penyakit: ujaran kebencian, hoaks, provokasi, cacimaki, rasisme, konten radikalisme, dan sejenisnya. Upaya mendeteksi virus itu sedini mungkin perlu dilakukan, agar imunitas sosial media biar tetap terjaga. Ibarat penyakit, jika dilakukan pengobatan sedini mungkin dan terus menerus, maka virus penyakit akan terkontrol, tidak berkembang ke manamana, dan pada akhirnya bisa disembuhkan. Mendeteksi virus-virus penyakit itu sesegera mungkin, merupakan aksi mulia demi menyelamatkan keharmonisan, kesejukan, dan kedamaian yang terjalin selama ini di masyarakat. Upaya mendeteksi itu dilakukan dengan cara memproteksi media sosial. Proteksi ini sebagai tindakan pengobatan dan penyembuhan kewarasan narasi yang berkembang. Tugas ini, bukan hanya wajib dilakukan oleh semua kalangan warganet, melainkan juga sebagai beban moral yang harus diemban bersama. Dengan menga nggap proteksi sebagai kewajiban moral, maka tingkat kesadaran setiap netizen akan lebih tinggi untuk merawat dan meruwat narasi kedamaian di media sosial dari sesuatu yang bersifat nista. Narasi-narasi kedamaian sebagai counter terhadap narasi kotor itu adalah penting, mengingat media sosial adalah dunia bebas. Di mana setiap orang dengan bebas mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya. Di lain sisi, media sosial sudah menjadi semacam eksi-stensi diri – terutama di kalangan milenial. Ungkapan yang pas adalah: Aku ada karena aku bermedsos. Konteks sekarang, literasi media – artinya netizen bisa mebedakan mana berita benar, mana berita hoax; mana konten yang mendamaikan, mana yang justru memprovokasi –sesuatu yang sangat urgen sebagai alat detektif online. Cara mendeteksi yang bisa diparaktikkan adalah detektisi ala Socrates (469 SM-399 SM), seorang filsuf besar Yunani kuno. Deteksi online itu adalah perlu mempertanyakan setiap konten dengan tiga pertanyaan sekaligus: Apa

409, 1 - 14 Juni 2019

11

M

by andrea

Memproteksi Media Sosial dari Virus Kebencian kebenaran konten ini? Apa kebaikan konten ini? Dan apa kemanfaatan konten ini? Dengan demikian menjaga: kebenaran, kebaikan dan kemanfatan –adalah kunci. Dengan tiga kunci ini, media social akan terproteksi dari virus kebencian. Ujian pertama sebagai langkah awal memproteksi virus kebencian dari media sosial adalah dengan mempertanyakan kebenarannya. Pertanyaan ini untuk menguji validitas sebuah konten, baik itu bersifat korespondensi yaitu memper tanyakan sejauh mana berita/informasi sesuai dengan realitas di lapangan –maupun bersifat koherensi, yakni sejauh mana berita/ informasi konsisten dengan berita/infomasi lain atau sebelumnya.

Dengan mempertanyakan kebenaran mendorong netizen untuk mempe-r ta nyakan ulang kredibilitas sebuah in formasi/ berita. Benar apa tidak, dari mana berita itu muncul, dan siapa yang mengatakannya. Dengan logika seperti ini, verifikasi sebuah konten akan berjalan terus-menerus. Netizen yang cerdas adalah netizen yang selalu mempertanyakan validitas sebuah konten. Ujian kedua yang perlu dilakukan netizen adalah memepertanyakan sejauh mana sebuah konten mempunyai dampak baik kepada orang lain. Seandainya pun sebuah konten benar, toh tidak selamanya ia mengandung kebaikan. –baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain.

Kerena tidak semua yang benar itu adalah baik. Signifikansi mempertanyakan sisi baik tidaknya sebuah konten adalah untuk menguji sisi kemanusian kita. Jika ujian pertama adalah aspek logis, maka ujian kedua ini merupakan aspek hati. Hati harus ikut dalam menyensor konten di media sosial. Selama ini, kita sebagai netizen hanya sering mempertimbangkan sisi kelogisan berita, sementara sisi kemanusia sering luput dari pengawasan. Bila tidak semua yang benar itu baik, maka hal yang sama: tidak semua yang baik itu fungsional (bermanfaat). Ujian tahap ketiga ini sebagai bagian dilakukan seandainya ujian kedua lolos. Toh, banyak konten benar dan baik

justru dalam kondisi tertentu tidak membawa kemanfatan yang berarti. Mempertimbangkan kemanfaatan dari sebuah informasi/berita itu pen ting, mengingat banyak pelintiran dan dramatisasi di media sosial. Ketiga ujian ini perlu diterapkan demi men jaga keharmonisan. Kedamaian, dan kesejukan di media sosial. Terpel iharanya ketiga poin ini akan me lahirkan ruang publik yang mem bangun, bukan ruang publik yang justru penuh dengan caci-maki, hoax, ujaran kebencian, dan segala macam konten negatif lainnya. (Hamka Husein Hasibuan, dipublikasikan di www.jalandamai.org)

nikasinya, dengan ke guru atau ke orang tua,” kata Enda. 3. Mengerti sisi hukum Adanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) perlu diketahui perlu diketahui agar pengguna sosial media tak terjerat hukum. 4. Hati-hati dengan emosi Saat emosi, biasanya pengguna sosial media tidak berpikir ulang tentang apa yang ditulis atau diunggah. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengunggah sosial media saat tengah emosi. 5. Gunakan akal sehat Enda juga mewanti-wanti agar pen gguna sosial media tidak mengumbar in formasi pribadi, seperti alamat rumah di

akun sosial media mereka. Apalagi mengunggah KTP, yang sering kali dilakukan oleh remaja untuk me mamerkan bahwa mereka sudah dewasa. Namun, hal ini justru dapat dijadikan celah untuk melakukan keja hatan. Bedakan pula antara fakta dan opini. Konten negatif juga perlu dihindari, seperti SARA. Enda menekankan untuk lebih sensitif dengan identitas orang lain, termasuk latar belakang budaya. Etika lainnya dalam bersosial media yang harus diketahui adalah tidak men jadikan sosial media tempat berkeluh kesah. “Jangan terlalu banyak mengeluh di sosial media, juga bullying, apalagi menjelekjelekkan secara fisik,” kata Enda.

6. Mengerti alasan orang men ciptakan hoax Jangan mau dimanipulasi untuk menyebarkan informasi tidak benar atau membagikan hoaks, karena bisa saja itu adalah alat politik. 7. Mulai dari diri sendiri “Semuanya capek mikirin orang, mengajari bijak bersosmed. Jadi, mulai dari diri sendiri saja,” ujar Enda. Saat menerima informasi, Enda menambahkan, ada baiknya untuk me meriksa informasi tersebut lewat beberapa platform, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoaks di Facebook, situs cek fakta dan turnback hoax. (Sumber: www:era.id)

Bijak Bermedia Sosial Berdasarkan laporan Hootsuite pada Januari 2018, pengguna internet di Indonesia berjumlah 131,7 juta dengan pengguna aktif media sosial mencapai 130 juta. Semakin banyak jumlah pengguna internet di Indonesia, menurut pendiri Gerakan #BijakBersosmed Enda Nasution akan membuat informasi di media sosial semakin beragam. Oleh karena itu, pengguna internet diharap bijak dalam bersosial media. Berikut tujuh cara bijak bersosial media secara tenang dan damai dari Enda, seperti dikutip dari Antara. 1. Mengerti platform Menurut Enda, penting bagi peng-

guna sosial media untuk mengenal dan memahami karakter platform sosial media yang digunakan. “Pahami batasan-batasan misalnya batasan pengguna, misal di Instagram. Pahami juga kita mengaksesnya melalui smartphone, misalnya, bagaimana karakt ernya,” ujar Enda. 2. Mengerti penggunanya Meski komunikasi berada di dunia maya, saat bersosial media perlu mema hami kepada siapa berinteraksi. Hal ini penting karena komentar di sosial media merupakan jejak digital yang dapat ditelusuri dan disimpan dan berpotensi untuk diviralkan. “Kalau sama teman beda cara komu


Puailiggoubat

12

409, 1 - 14 Juni 2019

Ketua Tim Pengelola Inovasi Desa Siberut Tengah, SURKINO SANENEK

Serius Capai Target Produk Unggulan T

im Pengelola Inovasi Desa (TPID) merupakan Wadah perpanjangan tangan Kementeri

an Desa yang terprogram sejak tahun lalu untuk inovasi pengembangan potensi desa yang bertujuan mening katkan ekonomi warga. Sebagai ketua TPID Kecamatan Siberut Tengah yang dipilih secara demokrasi pada tanggal 8 Maret 2019 menggantikan ketua sebelumnya Nata lis Satoko, Surkino Sanenek mengem ban tugas yang berat. Surkino Sanenek bukanlah orang baru di dunia pemerintahan sebab sebelum diangkat menjadi ketua TPID Kecamatan Siberut Tengah dirinya pernah menjabat sebagai kepala Desa Saibi Samukop Periode 2000-2009 dan saat kepemimpinannya, Desa Saibi mendapat penghargaan dari Bupati Edison Saleleubaja tahun 2007 sebagai Desa Teladan. Selain itu Surkino Sanenek pernah jadi Ketua Unit Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (UPK PNPM) Siberut Tengah pada 2011. Namun untuk tahun ini selain terpilih jadi Ketua TPID Siberut Tengah, pada pemilihan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Saibi Samukop 24 April, Surkino Sanenek juga terpilih menjadi anggota BPD. Berbekal pengalaman tersebut sebagai Ketua TPID, Surkino menga takan TPID memang tidak punya program khusus, apa yang dijalankan pemerintah tentang inovasi itu yang akan dilaksanakan kepada masyarakat. “Program kita langsung prog ramnya dari Kementrian, kita yang menyampaikannya ke desa, seperti contoh ada irigasi sawah yang tidak mengalir airnya, dengan kehadiran kita TPID bagaimana airnya dapat mengalir,di samping itu mengubah pola pikir masyarakat yang lama ke arah lebih baik dan mudah-mudahan setiap Pemdes bisa diajak ker jasamanya,” ujarnya dikebun pi nangnya yang berlokasi Sinuai saat bincang-bincang dengan Puaili ggoubat, Jumat, 24 Mei. Meski begitu, untuk melak sanakan program TPID tahun ini, kata Surkino, salah satunya men ciptakan produk unggulan desa yang tersebar pada tiga desa yang ada di Siberut Tengah melalui komoditas pinang. Pencapaian Target tersebut sasarannya ke warga dengan pem

bentukan kelompok, per desa minimal dibentuk 10 kelompok percontohan. “Tahun ini setiap desa itu sudah menganggarkan pembelian bibit pinang dan jika sudah terealisasi bibit diberikan kekelompok dan ini harus benar-benar serius, mau menerima bibit, mena namnya dan merawatnya, karena dengan kita berkelompok dapat memu dahkan kita bekerja secara ber samasama,” ucap Surkino. Surkino yang dibantu lima orang anggota telah melaksanakan program TPID pada tahap sosialiasai kepada masyarakat tentang komoditas pinang sebagai produk unggulan desa. Lalu selanjutnya yang akan dilakukan peninjauan bibit dari desa, jika sudah tersedia meninjau kembali kelompok yang sudah dibentuk. “Jika semua sudah teralisasi kita akan dampingi kelompoknya sampai berhasil, setidakn ya sudah terlaksana dengan pena naman,” ujarnya. Surkino menjelaskan, pendampingan untuk mewujudkan pinang jadi produk ung g u l a n d e s a pada prog-

ram TPID ini hanya berjalan setahun dan t a h u n berikutnya akan berjalan dengan program y a n g berbeda l a g i , termasuk j u g a kepemimpinannya akan berganti d a l a m setahun. “Setahun

kita mendampingi, saya rasa jika kita, kelompok serius apa yang jadi produk unggulan desa bisa tercapai, kan tidak repot lagi, bibit sudah ada, lahan sudah tersedia tinggal tanaman lagi,” ucapnya. Dana kegiatan TPID dari kemen terian, menurut Surkino, setiap tahun itu bervariasi. Berdasarkan pengalaman dari Ketua Natalis Satoko (ketua periode sebelumnya), tahun lalu kucuran dana kegiatan mencapai Rp30an juta dan tahun ini sebesar Rp25 juta. “Kalau tahun ini sudah kita cairkan untuk kegiatan dan tergantung keber hasilan kita, jika berhasil tahun besok kebutuhan lebih banyak lagi,” ujarnya. Selain menargetkan Pinang jadi produk unggulan desa, Surkino cs juga menargetkan untuk mendorong Pemdes


Puailiggoubat

13

409, 1 - 14 Juni 2019

Kepala SMAN 1 Siberut Selatan, Kristin Filiana Br Maringga

Sekolah Harus Berprestasi ristin Filiana boru Maringga pertama kali ke Mentawai pada 2014, ia megajar di SM AN 1 Siberut Selatan, Kecamatan Siberut Selatan sebagai guru honor. Pada tahun 2015 ia lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Mentawai dan diangkat menjadi guru PNS di sekolah yang sama. Setelah menjadi PNS, Kristin kemu dian diangkat menjadi kepala SMAN 1 Siberut Barat Daya, Kecamatan Siberut Barat Daya. Selama empat tahun menjadi kepala sekolah di tempat itu, kemudian pada Januari 2019 ia dipindahkan sekaligus diangkat menjadi kepala SMAN 1 Siberut Selatan. Banyak suka dan duka yang dia alami selamanya bertugas di sekolah itu, mulai dari fasilitas sekolah hingga guru. Berikut petikan wawancara war tawan Puailiggoubat, Hendrikus Samo ngauot dengan Kristin Filiana pada Senin 13 Mei. Apa respon anda setelah diangkat menjadi kepala sekolah? Menjadi kepala sekolah tanpa diduga dan disangka, karena berkat kerja keras dan adanya niat mengembangkan sekolah di Mentawai saya kembali diangkat menjadi kepala sekolah di SMAN 1 Siberut Selatan. Sebelumnya anda kepala sekolah di Siberut Barat Daya yang daerahnya cukup terpencil, apa kesulitan di sana? Kalau untuk di Siberut Barat Daya tidak ada kendala, karena sudah terbiasa dengan kerja. Namun yang sampai saat ini masih saya ingat pertama masuk di sekolah itu mebelernya tidak ada, terpaksa mebeler yang kami ambil itu mebeler lama bekas SMAN 1 Siberut Selatan. Sekarang Anda menjadi kepala SMAN 1 Siberut Se latan, apa langkah yang Anda lakukan untuk mening kat kan mutu pendidi kan? Pertama harus ada kekom pakan antara guru-guru dan kepala sekolah, guru harus bekerja sama. Sekolah kita harus berprestasi, untuk mendukung itu kita selalu mengirimkan siswa kita untuk mengikuti berbagai iven yang ada, apapun itu harus dilatih yang jelas ada keberanian tampil. Bukan juara yang kita kejar namun bisa dikenal di provinsi, satu orang siswa kita kirim mengikuti pelatihan kepemimpinan pada Olim piade Siswa Nasional (OSN) di Bogor untuk. Kemudian nanti akan dikirim lagi

K

beberapa siswa pada Olimpiade Olah raga dan Seni Nasional (O2SN) dan Festival lomba seni siswa nasiona (FLSN) pada Juli Nanti Apa saja yang harus dite rapkan guru agar siswa di siplin? Kepada guru-guru per tama itu harus disiplin, tepat waktu, jika guru-guru tidak disiplin siswa juga tidak ada disiplin. Ini yang saya tanamkan, saya juga sudah tugaskan masing masing guru. Mengapa di sekolah ini memungut iuran ko mite sekolah? Untuk pembayaran uang komite masih tetap dilanjutkan setiap bulan nya Rp40 ribu tiap siswa, namun ta hun ini uang yang terku mpul

bukan lagi untuk gaji guru-guru honor dan kontrak namun akan

diperuntukan untuk pembangunan sekolah. Uang itu juga digunakan untuk siswa yang ke luar kota untuk menambah ilmu, namun ada satu lagi yang masih di tanggung oleh dana komite itu bagian kebersihan karena datanya belum masuk. Saat ini yang tidak lagi didanai dana komite ada 10 guru non PNS, dan 9 pegawai. Apakah fasilitas di sekolah Anda telah cukup? Fasilitas di SMAN 1 Siberut Selatan masih kurang, seperti labor komputer, saat ini komputer cuma ada 55 unit yang rusak 5 unit jadi komputer yang bagus hanya 50 unit. Saat ujian nasional berbasis kom puter yang lewat kami ter paksa meminjam komputer di SMP Yos Sudarso 2 Muara Si berut. Setidaknya kami membu tuh kan 90 u n i t kompu t e r

agar cukup dipakai seluruh siswa. Selain itu, sekolah kita juga kekurangan labor IPA, bahasa, kemu dian MCK 8 ruangan yang di bu tuhkan. Isi labor dan alat praktik perlu dilengkapi ditambah lagi ruang kelas baru sebanyak 3. Untuk lokasi pembangunan masih ada. Kalau untuk jaringan internet masih bagus. Bagaimana dengan guru, apa kah sudah cukup? Untuk kekurangan guru masih banyak mata pelajaran yang kurang yakni guru agama Katolik 1 orang, guru PPKN 1 orang, matematika umum dan peminatan 2 orang, sejarah umum dan sejarah peminatan 3 guru. Kemudian pendidikan jasmani 2 orang, PKWU 2, geografi umum dan geografi lintas minat 1 orang, sosiologi 2 orang dan bimbingan konseling 4 orang. Inilah kekurangan guru di SMAN 1 Siberut Selatan sementara jumlah siswa sebanyak 660 siswa. Apakah ada pembinaan iman kerohanian siswa di sekolah? Untuk pembinaan iman di sekolah ada, dan sudah ada kerja sama dengan gereja gereja, maupun mesjid, agar ada pembinaan iman, dan anak-anak ini harus ke gereja untuk yang Kristen Protestan dan Katolik dan ke mesjid untuk siswa Islam setiap hari Jumat pada minggu kedua. Apa harapan Anda terhadap sekolah SMAN 1 Siberut Selatan ini? Kita berharap ke depan SMAN 1 Siberut Selatan bisa berprestasi minimal di tingkat Provinsi Sumatera Barat pada bidang apa saja. Hanya saja saat ini terkendala dalam hal dana di provinsi sebab tidak ada anggaran yang digunakan, hanya dana komite sekolah itu yang difungsikan .(hendrik/g)

Nama : Kristin Filiana Br Maringga TTL : Pancur Batu,10 April 1971. Jabatan : Kepala SMAN 1 Siberut Selatan Alamat: Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan


Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019

Belasan kilogram ganja kering dan 1 ons lebih sabu disita polisi Rus Akbar

D

Empat Kurir Tertangkap Bawa Ganja dan Sabu

14

FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

iimingi uang antar senilai Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, empat kurir narkoba

nekat membawa ganja dan sabu di beberapa wilayah yang ada di Su matera Barat (Sumbar). Akibatnya, empat orang kurir yang diantaranya perempuan itu mendekam di penjara. Wakil Direktur Reserse Narkoba (Wadirnarkoba) Polda Sumbar AKBP Rudy Yulianto menjelaskan empat kurir narkoba ini ditangkap di lokasi berbeda dalam satu minggu ini. “Untuk menghilangkan jejak modus yang dipakai bandar atau sumber narkoba ini hanya janjian kemudian meletakkan di suatu tempat untuk diambil, jadi tidak bertemu sehingga kurir ini tidak mengetahui siapa pelakunya, namun kita dari kepolisian tidak bisa dibohongi begitu saja,” ucap mantan Kapolres Dharmasraya ini, di Mapolda Sumbar, Kamis, 23 Mei 2019 Untuk kasus pertama yang ditang kap Resnarkoba adalah MAR (34) warga Simpang Anduring, Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Tersangka ini ditangkap pada Minggu (12/5) sekira pukul 22.00 WIB di sebuah rumah jalan By Pass Tanjung Sabam Buah Manggis, RT 002 RW 002, Kelurahan Tanjung Saba Pitameh Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung (Lubeg) Kota Padang. “Dari tersangka ini kedapatan menyimpan narkoba jenis ganja dalam ember warna abu-abu dengan berat 16 kilogram, kemudian satu ransel warna hitam, satu ponsel warna hitam dan satu ember besar warna abu-abu sebagai tempat ganja tersebut,” ungkapnya.

NARKOBA-Wadir Resnarkoba Polda Sumbar AKBP Rudy Yulianto menunjukkan barang bukti ganja dan sabun yang disita polisi

Dari keterangan tersangka ganja tersebut didapat dari daerah Penya bungan yang berbatasan Sumbar dan Sumatera Utara. “Jadi diduga ganja ini dari Sumatera Utara. Tersangka ini bekerja sebagai sopir,” ucapnya. Tersangka berikutnya S (36), warga Jorong Jambak Koto Tuo, Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Kata Rudy, tersangka ini diciduk Rabu (15/5) pukul 15.00 WIB di Balerong Panjang, jorong Sungai Cubadak, Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso. Dari tanga tersangka ini disita 14 paket sabu dalam plastik bening dengan berat bersih 2,25 gram. “Kita menangkap tersangka ini by undercover dengan cara menyamar

sebagai pembeli, saat transaksi dia dakan disitulah kita menangkap ter sangka ini,” paparnya. Kemudian tersangka berikutnya adalah N (32), seorang perempuan beralamat di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittingi. Tersangka ini ditangkap Rabu (15/5) pukul 21.30 WIB di jembatan Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman dalam mobil travel. Barang bukti yang diamankan itu sabu satu paket 45,53 gram. “Awalnya tim kita mendapat informasi ada seorang perempuan dari Padang menuju ke Bukitting, informasi

Menjelang Lebaran Pertamina Operasikan Dua Kantong SPBU PADANG- Memasuki pekan kee-mpat Ramadan 1440 H, Pertamina Marketing Operation Region (M-OR) I Branch Sumbar mengoper-asikan dua SPBU kantong. Penin-gkatan konsumsi BBM menjelang lebaran, menjadi alasan diopera-sikannya SPBU kantong. Unit Manager Communication & CSR MOR I, Roby Hervindo, mengutarakan SPBU kantong berbentuk mobil tangki yang disiagakan di SPBU untuk menambah kapasitas stok SPBU. “Sejak Sabtu (26/5) hingga Minggu (25/ 5), SPBU kantong ditempatkan di SPBU 13.251.503 By Pass dan SPBU 14.251.503 Juanda yang merupakan

jalur utama,” tuturnya, Senin 27 Mei 2019 Berikutnya SPBU kantong dioperasikan di SPBU 14.251.510 Tabing dan SPBU 14.256.256 Panjang Kapuh pada Jumat (31/ 5) hingga Minggu (2/6). Di wilayah Kota Padang, Pertamina menca-tat lonjakan kebutuhan premium hingga 40 persen. Sehingga SPBU kantong langsung diaktifkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. “Kedua SPBU kantong memiliki kapasitas total 32.000 liter. Ini menambah stok Premium di masing-masing SPBU sebanyak 16.000 liter,” lanjut Roby. SPBU kantong mendapatkan suplai dari TBBM Teluk Kabung. Stok BBM di TBBM tersebut mampu memenuhi ke

butuhan konsumen hingga 15 hari ke depan. Selain premium, produk BBM berkualitas seperti pertamax juga mem bukukan peningkatan konsumsi. Selama 1 hingga 24 Mei, penyaluran Pertamax bertambah dua persen atau 44.000 liter per hari dibandingkan rata-rata konsumsi April 2019. Disamping menyiapkan pasokan BBM, Pertamina juga melayani para pemudik melalui Rumah Pertamina Siaga. Dalam fasilitas ini disediakan layanan pijat, tempat bermain anak, dan lainnya untuk melepas lelah. Lokasinya terletak di jalur trans Sumatera, yaitu SPBU 13.262.511 Kabupaten Lima Puluh Kota. rus)

ini sudah kita dapatkan saat tersangka dari Bukittingi ke Padang. Kita terus membututi tersangka sampai balik ke Bukittinggi, saat diperiksa dalam travel tersebut kita mendapatkan tersangka, namun barang bukti disimpan dalam sepatunya sebelah kanan. Sabu itu disimpan dalam plastik warna bening kemudian dibungkus lagi dengan tisu warna biru,” terangnya. Tersangka terakhir adalah BJA (28), bekerja sebagai sopir dan tinggal Pasar Mudik, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Dibekuk di parkiran Rumah Makan Wan Lubuk Bangku, Jorong air Putih, Nagari Sarik Lamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. “Tersangka ini dibekuk pada Jumat (17/5) sekira pukul 01.40 WIB, besar

kemungkinan usai persiapan makan sahur dan akan melanjutkan perjalanan menuju tempatnya,” katanya. Barang bukti yang berhasil disita adalah 1 ons sabu, dua unit ponsel. Sabu ini didapat di jalan Garuda Sakti, Riau. “Jadi sabu ini diletakkan di daerah tersebut kemudian bandar menyuruh kurir ini menjemputnya, bandar dan kurir tidak bertatap muka,” katanya. Semua tersangka ini diancam hukuman penjara paling minimal 6 tahun dan maksimal 20 tahun, mereka dijerat Pasal 114 Ayat 2 Sub Pasal 112 Ayat 1 dan 2. “Mereka mau jadi kurir ini setelah diimingi uang kurir mulai dari Rp2 juta sampai R2,5 juta. Kita terus mendalami sumber barang haram ini,” pungkasnya. (r)

Gempa Laut Guncang Sumbar PADANG- Gempa tektonik yang terjadi di laut Pasaman Barat yang berdekatan ujung Pulau Siberut Kabupaten Ke pulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul 10.32 WIB dengan Magnitude 4,4 dirasakan di empat kabupaten. Informasi dari BMKG BMKG Stasiun Geofisika Silaing Bawah Padang Panjang, Sumatera Barat gempa terjadi di wilayah Pasaman Barat terletak pada 0.44 Lintan Selatan dan 99.16 Bujur Timur, tepatnya di laut 96 kilometer Barat Daya Pasaman Barat dengan kedalaman 31 kilometer. Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang, Irwan Slamet men jenelaskan jika memperhatikan letak sumber gempa bumi tersebut dengan ke

dalaman hiposenter yang dangkal ini mencirikan sebagai aktifitas sesar Mentawai. ”Berdasarkan laporan dari masyarakat goncangan tersebut di rasakan di Kabupaten Agam, Pa saman, Pasmaan Barat dan Padang Panjang II - III MMI,” terangnya, Kamis, 23 Mei 2019 Kepada Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak ter pengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan me lalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi. Gempa tadi tidak berpotensi tsunami,” tutupnya. (rus)


SEPUTARSUMBAR Masjid ini dibangun sekira tahun 1920 dan selesai pada tahun 1945 Rus Akbar

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

15

Saksi Sejarah Penyebaran Tarekat Syattariyah yang Masih Tersisa FOTO:RUS/PUAILIGGOUBAT

alau sekilas Masjid Raya Belimbing yang terletak di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, berbentuk sederhana dengan atap berundak lima berbentuk empat persegi lancip, tanpa kubah. Bentuknya juga sudah kusam, tidak ada tanda renovasi, tonggak, kaca masjid tersebut serta atap tampak gersang seperti dimakan usia. Di bagian luar arah kiblat ada beberapa makam yang juga sudah bersemak. Menurut tokoh masyarakat pengikut Tarekat Syattariyah, Darmawi (62), masjid ini dibangun sekira tahun 1920 dan selesai pada tahun 1945, masjid ini dibangun secara swadaya oleh lima kaum suku yang ada di daerah tersebut. “Masjid ini merupakan masjid kedua tertua dari Tarekat Syattariyah yang ada di Kota Padang, dan masjid ini juga masih mempertahankan bangunan aslinya dan tidak boleh direnovasi,” kata Darmawi kepada Puailiggoubat beberapa waktu lalu. Darmawi menerangkan, renovasi boleh dilakukan tapi harus kesepakatan dari lima kaum yang membangun masjid tersebut. Misalnya rusak karena lapuk dan rusak akibat gempa itu baru boleh diperbaiki. “Kalau tidak, nanti heboh orang sekampung,” tutur Darmawi. Menurutnya Masjid Raya Belimbing ini merupakan masjid yang masih asli dari awal meskipun bagian dalamnya sudah pernah direnovasi akibat gempa 2009 lalu. “Dulu ada sedikit direnovasi karena bagian dindingnya retak akibat gempa,” ucapnya. Darmawi menuturkan masjid ini merupakan masjid nomor dua tertua untuk penyebaran Tarekat Syattariyah, masjid pertama dibangun di Kalumbuk, kemudian Masjid Raya Belimbing dan

K

SYATTARIYAH-Masjid Raya Belimbing saksi bisu penyebaran Tareka Syattariyah yang ada di Padang

ketiga di Pauh. “Tapi dua masjid di Kalumbuk dan Pauh itu sudah dibongkar dan dibangun yang baru, tapi masjid di sini yang masih bertahan dengan arsitek aslinya, kata suku yang membangun ini tidak boleh dipugar karena ini yang tersisa dari yang lain. Bahkan dosen-dosen dan mahasiswa juga pernah ke sini meneliti bangunan masjid tersebut,” urainya. Atap bertingkat lima masjid memiliki makna, atap tersebut dibangun oleh lima kaum suku, yaitu Suku Chaniago,

Melayu, Tanjuang, Koto dan Jambak. “Dulu kaum ini yang membangun masjid ini, maka itulah maknanya atap bertingkat lima,” ujarnya. Kemudian jika masuk ke dalam masjid, dinding bagian atas majid ini bertuliskan bahasa Arab, menurut Darmawi, itu merupakan khotbah. Sebab kalau me nyampaikan khotbah itu memakai bahasa Arab. Bagian paling depan ada mimbar tempat berkhotbah berupa jenjang penuh ukiran. “Nanti di situ khatib akan berkhotbah memakai tongkat dan sorban

Warga Pergoki Buaya Saat Hendak Nyolong Itik Di Kandang PADANG-Warga Jorong (dusun) Durian Kapeh, Nagari Persiapan Durian Kapeh Darussalam, Keca matan Tanjung Mutiara, Ka bupaten Agam, Sumatera Barat memergoki buaya saat hendak mau memangsa itik dalam kandang milik Indrawati (43) malam tadi. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Agama, Doni Arnas menuturkan, pada Rabu (15/5) sekira pukul 23.00 WIB digegerkan dengan penemuan buaya yang berada di be lakang rumah Indrawati (43) yang sehari-hari bekerja petani. “Pada pukul 23.00 WIB Indrawati mendengar suara itiknya ribut di

kandangnya yang berada di belakang rumah, penasaran Indrawati melihat ke belakang rumah. Dia terkejut melihat seekor buaya yang keluar dari got menuju arah kandang itiknya. Saat buaya menuju kandang, Indrawati saat itu melaporkan kepada adiknya Candra. Kemudian khawatir menangkap sendiri Can dra meminta bantuan sama warga lain untuk menangkap buaya ter sebut. “Karena ada perasaan khawatir candra bersama beberapa orang warga melakukan penangkapan terhadap buaya tersebut. Setelah dilakukan penangkapan, buaya tersebut diikat

di batang pohon sawit yang berada di depan rumah Indrawati,” jelas Doni. Kemudian warga melaporkan ke aparat kepolisian untuk di amankan buaya tersebut, lalu pada hari ini sekira pukul BKSDA Kabupaten Agam dengan BKSDA Provinsi Sumatera Barat bersama BPBD Kabupaten Agam, Polres, Polsek, TNI, PT. MA, Satpol PP, pemerintah kecamatan dan nagari turun langsung kelokasi kejadian. “Pada pukul 13.30 WIB tadi buaya dibawa ke kantor BKSDA Kabupaten Agam untuk dilakukan observasi. Panjang buaya itu kira-kira ada dua meter, sekarang dibawa BKSDA,” pungkasnya. (rus)

seperti Rasulullah bahkan bahasa yang dipakai adalah bahasa Arab,” sambungnya. Masjid Raya Belimbing ini me miliki dua lantai, lantai kedua tempat mengaji dan menginap gharin masjid. Sedangkan, di bagian atap itu ada 13 tonggak utama. “Ada sembilan tonggak atap penyokong atap tingkat lima ini, maknanya adalah daerah ini me rupakan Nagari Pauh Sembilan yang terdiri tepian yaitu Ampang, An

during, Gunung Sarik, Kalumbuk, Korong Gadang, Kuranji, Lubuk Lintah, Pasar Ambacang, dan Sungai Sapih dan empat tonggak utama dengan simbol Imam, Khatib, Bilal dan Gharin, jika dijumlahkan se muanya ada 13 tonggak,” katanya. Sementara bagian belakang mas jid ini atau pintu masuk ini me rupakan sebuah sungai kecil dengan lebar sekira 6 meter, biasanya sungai tersebut dipakai untuk berwudhu saat hendak salat. (r)

Dinkes Pasang Alat Pendeteksi Suhu Tubuh PADANG-Hebohnya cacar monyet atau mongkeypox di Singapura, mencuri perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, pasalnya daerah ini merupakan destinasi pariwisata yang kerap dikunjungi para wisatawan terutama saat leba ran dan libur panjang terutama di Bandara Internasional Minangkabau. Kepala Dinas Kesehatan Suma tera Barat Merry Yuliesday mem berikan atensi soal kasus ini guna mengatasi jika ada warga yang menghidap cacar monyet. Salah satu pintu masuk virus dari luar negeri itu adalah Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang menjadi tempat lalu lintas orang asing.

Untuk mencegahnya, Dinkes Sumbar bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) BIM mema sang alat thermo scanner atau alat pendeteksi suhu tubuh. “Ke mungkinan besar cacar monyet ditu larkan oleh orang-orang dari luar ne geri. Makanya kita awasi BIM dengan thermo scanner ini,” kata Merry Yuliesday Merry menambahkan, untuk mengetahui seseorang yang telah tertular cacar monyet ditandai dengan naiknya suhu tubuh. Alat thermo scanner dapat mendeteksi kenaikan suhu tubuh, sehingga ditangani lebih lanjut oleh petugas medis. (rus)


SEPUTARSUMBAR Masyarakat Sipil Antikorupsi Wilayah Sumatera menuntut Presiden merombak total pansel

Puailiggoubat

16

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Presiden Rombak Pansel KPK FOTO:DOK KPK/PUAILIGGOUBAT

Herry Sikumbang

oalisi Masyarakat Sipil Anti korupsi Wilayah Sumatra me minta Presiden Joko Widodo rombak total panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Charles Simabura, juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Wilayah Sumatra meminta pansel yang telah dipilih untuk dirombak total karena terdapat beberapa orang anggota pansel bermasalah. “Kami, Masyarakat Sipil Antikorupsi Wilayah Sumatera menuntut Presiden Joko Widodo untuk merombaK total Pansel Calon Pimpinan KPK 2019-2023 agar Presiden tidak dituduh hendak menghancurkan KPK dari dalam,” katanya, Senin, 20 Mei 2019. Koalisi tersebut terdiri dari lembaga masyarakat sipil Fitra Riau, PUSaKO FH-Unand, SAKA, GeRAK Aceh Perkumpulan Integritas, Bhakti UBH dan Jikalahari. Sebelumnya, Presiden telah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 54/ P Tahun 2019 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masa jabatan 2019-2023. Sembilan figur dipilih untuk mengisi posisi Pansel tersebut. Berdasarkan Pasal 30 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), pemerintah berwenang membentuk Pansel. “Namun bukan berarti Presiden dapat “sewenang-wenang” menunjuk figur Pansel tanpa memperhatikan asasasas umum pemerintahan yang baik dan ketentuan dalam UU KPK,” ujarnya. Pasal 30 ayat (3) UU KPK mengatur setidaknya terdapat dua unsur

409, 1 - 14 Juni 2019

K

KPK-Kantor KPK di Jakarta

Pansel KPK tersebut, yaitu: unsur pemerintah dan masyarakat. Tentu yang dimaksudkan adalah unsur pemerintah dan masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan isu pemberantasan korupsi. “Dari sembilan nama yang ditetapkan pemerintah sebagai pansel terdapat permasalahan yang berkaitan dengan upaya menemukan sosok yang tepat menjadi pimpinan KPK 20192023,” katanya. Beberapa permasalahan tersebut, menurut koalisi, adalah sebagai berikut. Pertama, masalah etik. Terdapat anggota Pansel yang bermasalah secara etik. Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM Mualimin Abdi terbukti melakukan plagiasi terhadap sebuah makalah ketika mengikuti seleksi sebagai Dirjen Perundang-undangan pada 2014 silam.

Selain itu Mualimin juga terbukti tidak melaporkan hartanya secara lengkap pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terkait polis asuransi sebesar Rp2,5 miliar. Selain bermasalah dalam soal kejujuran dan laporan keuangan, Mualimin juga pernah terlibat konflik dengan jasa laundry dengan menuntut mereka ratusan juta hanya karena jasnya kusut. Padahal berdasarkan Pasal 29 huruf g UU KPK, pimpinan KPK harus memenuhi persyaratan jujur, memiliki integritas moral yang tinggi, dan memiliki reputasi yang baik. Sedangkan Pasal 29 huruf k mengatur syarat agar Pimpinan KPK harus mengumumkan harta kekayaannya berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku. Pertanyaan besarnya adalah

mungkinkah seseorang yang bermasalah dengan berbagai kasus di atas dapat menyeleksi calon Pimpinan KPK yang harus memenuhi syarat pada Pasal 29 huruf g dan k UU KPK itu? Jika tidak mungkin, apa yang membuat pemerintah memaksakan penunjukan Mualimin Abdi? Kedua, tidak berpihak pada KPK dan semangat antikorupsi. Beberapa nama diduga selama ini tidak berpihan pada KPK dan pemberantasan korupsi. Yenti Ganarsih dan Harkristuti Harkrisnowo terlibat sebagai tim ahli Rancangan KUHP yang cenderung memperlemah pasal-pasal pemberantasan korupsi dan KPK. Ketiga, membela koruptor. Indriyanto Seno Adji pernah menjadi advokat yang membela koruptor dalam beberapa persidangan sebelum menjadi salah satu pimpinan KPK. Saat ini masih menja-

lankan profesinya sebagai advokat. Padahal sebaiknya pimpinan KPK tidak pernah menangani perkara korupsi berdasarkan ketentuan Pasal 36 huruf a UU KPK dilarang mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan pihak yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi. Sulit bagi Indriyanto Seno Adji untuk menolak figur calon pimpinan KPK yang pernah menangani perkara korupsi karena dirinya sendiri pernah melakukan hal yang sama. Keempat, bukan unsur antikorupsi. Terdapat unsur masyarakat yang memiliki nama yang cukup berintegritas dalam aktivitas hukum dan hak asasi manusia. Sayang, mereka bukanlah sosok aktivis yang sehari-hari bergelut dalam isu pemberantasan korupsi. Terdapat pula Dirjen HAM Kemenkumham yang sehari-hari juga tidak bergelut pada isu tersebut. Padahal berdasarkan Pasal 30 ayat (3) UU KPK, Pansel harus terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat. Tentu saja unsur tersebut menggambarkan aktivitas mereka dalam upaya pembe rantasan korupsi. Dari unsur-unsur Pansel yang dipilih Presiden Joko Widodo, jelas unsur an tikorupsinya tidak terlihat. Hal itu terkesan ingin menjauhkan unsur masyarakat yang benar-benar terlibat dalam isu pembe rantasan korupsi untuk menyeleksi calon pimpinan KPK. Kenapa unsur pemerintah dan ma syarakat yang dipilih jauh dari aktivitas pemberantasan korupsi? Padahal kasuskasus HAM yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi mereka tidak pula terlibat jauh, misalnya dalam kasus Novel Baswedan. Berdasarkan catatan itu, Masyarakat Sipil Antikorupsi Wilayah Sumatera menuntut Presiden untuk merombaK total pansel. “Demikian pernyataan ini dibuat sebagai bagian dari peran masyarakat berpendapat dan terlibat dalam penye lenggaran pemerintahan sebagaimana dilindungi UUD 1945,” sebut koalisi tersebut.

Sumbar Targetkan Perbaikan Jalur Mudik Selesai H-3 Lebaran

PADANG—Pemerintah Provinsi Sum atra Barat (Sumbar) menargetkan

perbaikan jalan untuk jalur mudik dan balik Lebaran tahun ini bakal selesai

pada H-3 Lebaran. Kepala Dinas Pekerjaan Um um dan Perumahan Rakyat (PU PR) Sumbar Fathol Bari menye butkan saat ini pemerintah se tempat tengah berupaya mem perbaiki sejumlah ruas jalan yang rusak. Sehingga, para pemudik yang bakal pulang kampung de ngan kendaraan pribadi nyaman berlalu lintas. “Sejumlah ruas jalan sedang diperbaiki, sehingga para pemudik bisa nyaman menggunakan ken

daraan saat pulang kampung,” katanya, Minggu, 19 Mei 2019. Dia menuturkan pihaknya telah memulai perbaikan di sejumlah titik jalan Provinsi. Sehingga jalan mulai mulus ketika arus lalu lintas sudah tinggi. Hal ini juga akan membantu mengurangi risiko macet akibat jalan berlubang, termasuk laka lantas. “Sudah kami mulai. Tambal sulam jalan dengan aspal panas (hotmix),” ujar Fatol. Fathol mengatakan, sejumlah titik jalan yang diperbaiki antara lain,

kawasan Mangopoh, Kabupaten Agam, Padang Luar di Bukittinggi, Alahan Panjang Solok, Rambatan Limapuluh Kota dan beberapa titik lainnya. “Pokoknya per baikan ada di semua kabupaten dan kota,” katanya. Mantan Kadis PU Kabupaten Solok itu mengaku tidak hafal detail lokasi titik jalan yang diperbaiki. Sebab, kewenangan pemeliharaan jalan sudah diserahkan pada (UPTD pemeliharaan jalan. Dinas PUPR Sumbar sendiri memiliki sebanyak 6 UPTD pemeliharaan. “Mudah-mudahan H-3 perbaikan selesai,” ujarnya. (h/r)


SEPUTARSUMBAR Tafdil Husni dan Mantan Dekan Fakultas Hukum Yuliandri meraih suara terbanyak

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

Tiga Nama Calon Rektor Unand Diajukan ke Menteri

17

FOTO:HENDRI/PUAILIGGOUBAT

Herry Sikumbang

niversitas Andalas (Unand) mengajukan tiga nama kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) untuk dipilih salah satunya sebagai Rektor Unand periode 2019-2023. Ketua Senat Unand Werry Darta Taifur mengatakan setelah dilakukan pemilihan tingkat senat, didapat tiga nama yang kemudian diajukan ke kementerian untuk dipilih kembali dalam pemilihan melalui senat dan menteri. “Tiga nama yang memenangi pe milihan tingkat senat adalah Prof Tafdil Husni, Prof Yuliandri, dan Prof Hairul Abral,” katanya, Selasa (14/5/2019). Adapun, hasil pemilihan calon rektor Unand periode 2019-2023 melalui pemungutan suara oleh anggota senat menempatkan rektor petahana Tafdil Husni dan Mantan Dekan Fakultas Hukum Yuliandri meraih suara terbanyak. Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unand 2019-2023 Eva Decroli me nyebutkan hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh 73 orang anggota senat yang hadir dari total 76 orang senat (satu umrah, dua orang berhalangan hadir) baru menghasilkan dua calon rektor Unand. “Sesuai aturan, penjaringan tahap ini adalah memilih tiga orang dari delapan orang calon. Hasilnya baru terpilih untuk satu dan dua, karena peringkat tiga ada dua orang jadi dilakukan pemilihan ulang,” katanya. Hasil pemilihan tahap pertama melalui senat Unand tersebut dime

U

CALON-Calon Rektor Universitas Andalas Padang yang dipilih

nangkan Tafdil Husni dengan meraih 24 suara, Yuliandri sebanyak 21 suara. Keduanya dipastikan maju sebagai calon rektor Unand yang akan diajukan ke Kemenristekdikti. Selanjutnya, calon lain Mantan Dekan Fakultas Teknik Hairul Abral mendapatkan tujuh suara yang sama persis dengan yang didapatkan Novesar Jamarun, Rektor ISI Padang Panjang. Untuk itu dilakukan pemilihan

BI Gelar Pasar Murah di 5 Lokasi PADANG—Bank Indonesia menggelar pasar murah di sejumlah lokasi di Kota Padang, Sumatra Barat untuk meringankan beban masyarakat setempat, guna mendapatkan harga komoditas dengan harga lebih murah. Wahyu Purnama A, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar mengatakan pasar murah itu merupakan yang kedua kali dilaksanakan BI di daerah itu, atau sudah dimulai sejak Ramadan tahun lalu. “Ini sudah yang kedua kali kami lakukan, dengan melibatkan sejumlah distributor dan gapoktan agar masyarakat mendapatkan harga sembako dengan harga lebih murah,” katanya, Kamis, 16 Mei 2019.

Ia menyebutkan sebagai salah satu upaya menekan laju inflasi, kegiatan pasar murah dilakukan Bank Indonesia Sumbar dengan menyediakan komoditas pokok yang mengalami kenaikan harga di pasaran. Beberapa yang menjadi lokasi pasar murah BI adalah di lapangan parkir BI Sumbar. Kemudian, di Keluarahan Balai Gadang Koto Tangah pada 15-16 Mei 2019 lalu, dan Lapangan Kantor Perikanan Pasir Jambak, Pasia Nan Tigo pada 21-22 Mei 2019. Selain itu, Jalan Batipuah Kelurahan Pasar Gadang, Padang Selatan pada 2324 Mei 2019 dan Lapangan Asrama Transito Kelurahan Ulak Karang pada 27-28 Mei 2019. (h)

tahap dua bagi dua calon yaitu Hairul Abral dan Novesar Jamarun untuk melengkapi tiga nama yang akan diajukan ke kementerian. Hasilnya dalam pemilihan tahap II, Hairul Abral unggul telak atas Novesar Jamarun. Hairul meraih 45 suara dan Novesar hanya 25 suara. Dengan begitu, maka Hairul Abral masuk dalam tiga nama yang diusulkan ke menteri bersama Tafdil Husni dan Yuliandri.

Berikut Hasil Pemilihan Rektor Unand periode 2019-2023 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Prof. Dr. Tafdil Husni, SE. MBA Prof. Dr. Yuliandri, SH. MH Prof. Dr. Ing. Ir. Hairul Abral Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS Defriman Djafri, SKM. MKM. Ph.D Dr.Henmaidi, ST. M.Eng.Sc Dr.Hefrizal Handra, M.Soc.Sc Dr. Ir. Munzir Busniah

(24 suara) (21 suara) (7 suara + 45 suara tahap II) (7 suara + 25 suara tahap II) (6 suara) (3 suara) (3 suara) (2 suara)

Pemprov Sumbar Gelar Bazar Murah di Halaman Kantor Gubernur

PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menggelar pasar rakyat di halaman Kantor Gubernur Sumbar untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat setempat dengan harga miring.

Bazar tersebut menjual berbagai kebutuhan pokok bagi masyarakat selama empat hari atau dari 21 Mei - 24 Mei 2019. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, bazar tersebut merupakan agenda rutin yang digelar setiap bulan Ramadan. Berbagai kebutuhan mas-yarakat, mulai dari sembako, pakaian, kue lebaran hingga kerajinan tangan pun dijual di pasar rakyat tersebut. “Ada juga yang mendatangi masyarakat langsung dengan mobil, seperti Dinas Pangan dan dinas lainnya,” kata Irwan ketika membuka bazar tersebut, Selasa, 21 Mei 2019. Irwan mengatakan gelaran pasar rakyat bertujuan untuk membantu

masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhannya menjelang lebaran. Sebab, barang-barang yang dijual di bazar itu juga disubsidi dengan cara pembagian kupon. Masyarakat bisa berbelanja murah dengan kupon tersebut. “Barang yang dijual lebih murah dari harga pasar. Jadi, warga miskin terbantu dan bisa membeli untuk bekal lebaran nanti,” katanya. Selain itu, pasar rakyat juga menguntungkan para pedagang yang berjualan tanpa dipungut biaya sewa di setiap sudut halaman kantor Gubernur. “Pedagang untung, masyarakatnya untung, pemerintahnya juga untung karena bisa mengendalikan inflasi,” tutup Irwan. (h)


Puailiggoubat

18

409, 1 - 14 Juni 2019

Jaringan lelet, siswa SMAN 1 Pagai Selatan gagal ikut SNMPTN Supri Lindra

Jumlah Siswa SMA di Mentawai yang Lulus SNMPTN Sedikit FOTO:DOK AZIZ PRIMA/PUAILIGGOUBAT

ebanyak 42 siswa SMAN 1 Pagai Selatan, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulau an Mentawai gagal mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018/2019 garagara an internet (wireless fidelity/wi-fi) sekolah lelet. “Tahun ajaran 2018/2019 SMAN 1 Pagai Selatan gagal mendaftarkan 42 siswa kelas XII masuk SNMPTN, hal ini disebabkan karena jaringan wi-fi milik SMAN 1 Pagai Selatan lelet, pendaftaran SNMPTN dimulai bulan Januari sampai Februari,” kata Wakil Kepala SMAN 1 Pagai Selatan, Hannafi Ramli kepada Puailiggoubat, Selasa, 14 Mei. Dia menyebutkan, sesuai dengan aturan, sekolah yang bisa mendaftarkan siswanya ikut SNMPTN harus sudah terakreditasi. Saat SMAN 1 Pagai Selatan sudah terakreditasi B. “Berarti masalah akreditasi sekolah tidak ada, agar masalah ini tidak terulang lagi mulai sekarang kita pihak sekolah sudah mulai merancang-rancang dan mempersiapkan data siswa yang akan kita daftarkan SNMPTN tahun ajaran 2019/2020,” ujarnya. Meski gagal mendaftarkan siswanya mendaftar SNMPTN, siswa sekolah ini lulus Ujian Nasional (UN) 100 persen. “Terus terang kita dari pihak sekolah sangat kecewa sekali karena tidak dapat mendaftar, tapi kekecewaan itu terobati dengan hasil UN seluruhnya

S

LULUS-Siswa SMAN 1 Pagai Selatan rayakan kelulusan Ujian Nasional

lulus 100 persen,” kata Kepala SMAN 1 Pagai Selatan, Aziz Prima Syahrial.

SMKN 2 Kepulauan Mentawai Akan Bangun Hotel di Siberut PURO-SMKN 2 Kabupaten Kepu-lauan Mentawai yang terletak di Puro 1 Desa Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai akan membangun empat ruang iperhotelan tahun ini dengan anggaran senilai Rp1,2 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera barat. Kepala SMKN 2 Kabupaten Kepulauan Mentawai Amati Telamba-nua mengatakan, minggu kedua Juni pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS) Jurusan Akomodasi Perhotelan dan Pariwisata akan dibangun dengan ukuran 11x30 meter persegi permanen dengan anggaran senilai Rp1,2 miliar, pekerjaan dilakukan Panitia Pembang-unan Sekolah (P2S) SMKN 2 Kepu-lauan Mentawai. “Sebenarnya anggaran keseluruhan Rp2,2 miliar namun Rp1 miliar dikelola Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat gunanya untuk membeli alat praktik, jadi

yang kami kelola hanya Rp1,2 miliar,” katanya kepada Puailiggoubat, Selasa, 21 Mei. Pembangunan ini dilengkapi alat alat praktiknya ada resepsionis, laundry dan fasilitas hotel lainnya, setelah hotel itu selesai, sekolah akan menerima tamu yang menginap siapa saja, didalamnya akan dipekerjakan anak anak SMK Jurusan Akomodasi Pariwisata dan Perhotelan sekaligus praktek. “Jadi setelah ruang praktik ini ada anak-anak SMKN 2 Kepulauan Mentawai ini tidak lagi magang di Padang atau tempat lain. Hotel tersebut layaknya seperti hotel di Padang ada resepsionis, laundry, AC, dan kamar VIP, siapa saja tamu baik dari Indonesia dan luar negeri akan diterima, sedangkan untuk jalan menuju ke SMK belum bagus, sudah diusulkan di Desa, kalau itu sudah ada kita akan bangun tugu SMK,” katanya. (hd/g)

Sementara di SMAN 2 Sikakap, menurut Kepala SMAN 2 Sikakap, Yunalwis, dari 45 siswa yang mendaftar SNMPTN tak satupun yang lulus. “Hal ini menjadi tugas berat kita nanti pada tahun ajaran 2019/ 2020, mudah-mudahan ada nanti siswa kita yang lulus SNMPTN,”

katanya. Di SMAN 1 Pagai Utara, Kecamatan Pagai Utara, dari 36 siswa yang mendaftar SNMPTN, hanya seorang siswa yang dinyatakan lulus. Kepala SMAN 1 Pagai Utara, Nofik Afriko mengatakan, tahun ini merupakan pertama kali sekolahnya

mengikuti pendaftaran SNMPTN. Semua siswa didaftarkan secara daring namun hanya Asrelius Juni yang lulus di Universitas Negeri Padang yang mengambil jurusan sejarah. “Walaupun hanya seorang siswa yang lulus, tapi itu sudah membuat sekolah bangga,” ujarnya.(spr/g)

SMAN 1 Siberut Selatan Butuh 18 Guru MAILEPPET-SMAN 1 Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat kekurangan guru sejumlah mata pelajaran diantaranya guru agama, PPKN sejarah, sosiologi dan bimbingan konseling. Kepala SMAN 1 Siberut Selatan Kristin Filiana Br. Maringga mengatakan, guru yang kurang yakni, guru agama katolik 1 orang, guru PPKN 1 orang, matematika umum dan peminatan 2 orang, sejarah umum dan sejarah peminatan 3 guru, penjas 2 orang, PKWU 2 orang, geografi dan geografi

lintas minat 1 orang, sosiologi 2 orang, dan bimbingan konseling 4 orang, inilah kekurangan guru di SMAN 1. “Tahun ini tidak ada CPNS yang dijatahkan untuk SMAN 1 Siberut Selatan, tidak tahu dimana kendalanya, dengan harapan kekurangan guru ini akan dicari yang PNS,” kata Kristin, Senin, 13 Mei. Tidak hanya kekurangan guru, SMAN 1 Siberut Selatan juga ke kurangan fasilitas sekolah seperti labor komputer, 3 unit ruang kelas baru, labor IPA, labor bahasa, mck 8 pintu serta

peralatan praktikum. “Jadi di SMAN 1 Siberut Selatan ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi namun ini akan diker jakan dan dibenahi secara perlahan sedangkan untuk dana iuran anak-anak setiap bulan masih tetap dipungut senilai Rp40 ribu, dulu iuran sekolah itu untuk guru namun tahun ini tidak lagi karena gaji guru sudah ada dari Pemrov Sumbar, maka iuran sekolah akan diperuntukkan untuk pemba ngunan, dan kepentingan sekolah lainnya,” katanya. (hd)


PENDIDIKAN Sekolah baru untuk mengantisipasi sistem rayonisasi sekolah Leo Marsen

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

19

Pemda Mentawai Dirikan Dua SMP Negeri Tahun Ini FOTO:LEO/PUAILIGGOUBAT

MP Negeri 03 Sikakap Satu Atap akan menerima siswa baru untuk pertama kalinya tahun ini. Sekolah ini masih satu atap dengan SDN 07 Matobe di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai karena infrastruktur baru akan dibangun tahun depan. Oreste Sakeroe, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mentawai mengatakan, di Kecamatan Sikakap ada SMPN 1 Pagai Utara Selatan yang berlokasi di Hva dan SMPN 2 Sikakap yang berlokasi di Bulak Monga Km 6 Desa Taikako. Tahun ini akan ditambah satu SMPN 3 Sikakap, katanya saat kunjungan ke Sikakap, 23 Mei. “Jarak siswa yang cukup jauh sekira belasan kilometer untuk datang sekolah ke SMPN 1 PUS di Hva, Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet mendirikan satu lagi SMPN 3 Sikakap yang berlokasi di Desa Matobe, untuk sementara belajarnya menumpang satu atap di SDN 07 Matobe, fasilitasnya tahun depan direncanakan dibangun gedung di Dusun Sarere,” katanya. Selain SMPN 3, Pemda Mentawai melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga mendirikan SMP di Desa Saureinu Kecamatan Sipora Selatan, pertimbangannya juga kondisi jarak siswa yang harus jauh bersekolah ke Sioban maupun Tuapeijat, jelas Oreste. “Saya sudah terima data siswa yang tamatan SD tahun ini berasal dari wilayah desa Matobe dan juga rencana pem bangunan SMP tahun depan lahan sudah ada hibah dari warga Sarere letaknya di pemukiman lama Sarere seluas sekira 2 hektar, tahun ini Bupati Mentawai ajukan proposal ke Kemen-dikbud Jakarta untuk pembangunan fasilitas SMP tersebut, mudah -muda-han tahun depan terealisasi dan fa silitasnya sekolah dibangun, “

SS

SATUATAP-SDN 07 Matobe yang dipakai untuk SMPN 3 Sikakap tahun ajaran 2019/2020

ujarnya. Ponco, Kepala SDN 35 Matobe mengatakan, jumlah SD yang ada di wilayah Desa Matobe ada empat yaitu SDN 35 Matobe, SDN 32 Matobe, SDN 07 Matobe dan satu SD swasta Filial Vincentius Bubuakat, jumlah lulusan SD dari empat sekolah itu ada 49 orang. “Sesuai instruksi dari Kadisdikbud

Mentawai, rayonisasi diberlakukan tahun ini, siswa SD berasal dari Desa Matobe sekolahnya di SMPN 3 Sikakap dan juga tenaga pendidiknya berasal dari Matobe , untuk sementara sudah cukup tenaga guru masingmasing bidang pelajaran dari warga setempat dan sudah didata, untuk sementara gurunya sudah cukup

dengan melihat jumlah siswanya, menurut Kadisdik karena fasilitas SMP belum ada maka guru direkrut penduduk setempat menjadi tenaga pendidiknya, kebetulan menurut jumlah data yang diterima sudah cukup,” ujarnya. Kepala SMPN 1 PUS, Rina Julianti menyebutkan di Desa Matobe sudah sewajarnya dibangun SMP karena siswa

cukup jauh datang ke SMPN 1 PUS. Meski ada sekolah baru, SMPN 1 PUS tidak terpengaruh jumlah siswa yang mendaftar sekolah nantinya , sebelumnya jumlah siswa baru diterima di sekolahnya berkisar 200 siswa. “Tahun ini paling sekira 150 lebih untuk penerimaan siswa baru mulai 24 Juni-5 Juli,” ujarnya. (g)

Aksi Coret Perayaan Kelulusan UN SMA di Mentawai MENTAWAI-Meski telah mendapat larangan untuk tidak mencorat coretcoret baju seragam saat merayakan kelulusan Ujian Nasional tapi beberapa siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih tetap melakukan aksi tersebut. Seperti contoh aksi yang dilakukan sejumlah siswa dari SMAN 1 Pagai Utara Selatan, Kecamatan Sikakap mereka merayakan kelulusan dengan aksi coret baju padahal dalam rapat dengan majelis guru jelang pengumuman hasil UN pada Senin (13/5) diputuskan bahwa bagi siswa yang lulus dilarang melakukan tindakan coret-coret baju. Namun

keputusan tersebut tidak digubris oleh siswa, “Silahkan rayakan kelulusan Ujian Nasional (UN) tapi jangan lakukan coretcoret baju seragam sekolah, sebab baju seragam sekolah masih berguna waktu pengambilan ijazah,” kata Kepala SMAN 1 Pagai Utara Selatan Musy-ofah, Selasa, 14 Mei. Musyofah menyebutkan, tahun ajaran 2018/2019 siswa kelas XII yang mengikuti UN sebanyak 182 siswa, sesuai hasil rapat majelis guru SMAN 1 PUS Senin (13/5) seluruh siswa dinyatakan lulus 100 persen. “Sebelum pengumuman kelulusan disampaikan kepada siswa kelas XII

terlebih dulu siswa kita kumpulkan di halaman sekolah, untuk diberikan arahan salah satu arahan yang kita berikan tidak diperbolehkan siswa yang lulus UN untuk melakukan kegiatan coret-coret baju sekolah, sebab baju seragam sekolah masih digunakan waktu mengambil ijazah,” ujarnya. Agar corat coret baju tidak dilakukan, kata Musyofah, dirinya dan majelis guru berjaga di sekolah sejak pengumuman kelulusan dilakukan pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Berbeda dengan tingkah siswa SMAN 1 Pagai Utara Selatan, pengumuman kelulusan di SMAN 1 Siberut Utara

Kabupaten Kepulauan Mentawai, sekitar pukul 16.00 WIB tak diwarnai aksi coretcoret baju seragam sekolah, meski ada konvoi sepeda motor pelajar yang me luapkan rasa kegembiraan karena kelulusan 100 persen dari 141 orang siswa yang mengikuti ujian nasional. “Kita lebih baik memberikan baju seragam pada adek kelas yang akan masuk tahun ajaran baru atau kepada siswa kelas satu dan dua,” kata Brigita Lisa salah seorang siswa pada Puail-ggoubat, Senin, 13 Mei. Sebagai bentuk syukur atas kelu-lusan, Lisa lebih memilih jalan bersama dengan beberapa kelompok siswa sambil me ngucapkan terima kasih pada kepala

sekolah dan guru-guru. “Kita naik motor bersama menuju rumah kepala sekolah, guru sambil menyalami mereka untuk mengucapkan rasa terima kasih atas didikan selama di SMA,”, katanya. Kegembiraan juga dirasakan siswa SMAN 1 Pagai Utara, Kecamatan Pagai Utara yang berjumlah 36 siswa yang dinyatakan lulus 100 persen. Kepala SMAN 1 Pagai Utara Nofik Afriko menyebutkan, pengumuman hasil kelulusan UNKP terpaksa ditunda mengingat tempat tinggal siswa kita jauh dari sekolah, sesuai dengan kesepakatan maka hasil kelulusan UNKP akan di umumkan Selasa, 14 Mei. (spr/leo/bs)


PENDIDIKAN Dana dipotong Rp100 ribu untuk biaya atau ongkos pencairan uang di Padang Leo Marsen Purba Hendrikus Samonganuot

iswa SMA dan SMK di Ka bupaten Kepulauan Mentawai menerima beasiswa dari Program Indonesia Pintar (PIP). Dana yang diterima masing-masing siswa bervariasi mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta. Di SMKN 3 Mentawai, Kecamatan Sikakap sebanyak 10 siswa kelas X menerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari yang dicairkan melalui BNI Cabang Padang Sumatera Barat sebanyak Rp500 ribu per orang. Kepala SMKN 3 Mentawai, Eki naldi menyebutkan, PIP di sekolah ini baru dua kali diterima yakni pada pertengahan 2018 lalu sebagai tahap pertama yang diterima sebanyak 24 siswa. Kemudian tahap kedua pada akhir tahun yang baru dicairkan pada bulan ini (Mei). “Sepuluh siswa penerima PIP ini adalah tambahan tahun yang lalu,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 13 Mei. Ia mengatakan, penarikan uang melalui BNI cabang Padang sebab di Sikakap tidak ada BNI. Dana tersebut rencananya akan dicairkan sekitar 20 Mei. Saat ini siswa membuat surat kuasa beserta fotokopi identitas diri yang diserahkan kepada sekolah untuk mencairkan dana di Padang. Pada tahun lalu, jumlah yang dite-rima 24 siswa bervariasi, ada yang menerima Rp500 ribu, Rp1 juta, kemudian Rp1,5 juta dan seorang siswa menerima Rp2 juta.

Puailiggoubat

20

Ratusan Siswa Terima Beasiswa Program Indonesia Pintar FOTO:HENDRIKUS/PUAILIGGOUBAT

S

BEASISWA-Siswa SMAN 1 Siberut Selatan menerima dana Program Indonesia Pintar

“Penerima PIP untuk berikutnya belum ada informasi harapan ada lagi tahun ini agar siswa terbantu untuk membeli kebutuhan sekolah mereka,” katanya. Basril Saogo, salah satu siswa pe nerima PIP kelas X jurusan teknik listrik SMKN 3 Mentawai mengatakan, dirinya

baru sekali menerima dana PIP. Syaratsyarat penarikan berupa foto-kopi kartu keluarga dan mengisi slip penarikan dana dari BNI yang dibubuhi dengan meterai Rp6 ribu sekaligus melampirkan surat pernyataan memberikan kuasa kepada sekolah mencairkan dana. “Harapan minggu depan bulan ini

Kemdikbud Bangun Ruang Praktikum Listrik SMKN 3 Mentawai PANATARAT-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan membangun satu ruang praktikum untuk jurusan listrik di SMKN 3 Mentawai, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Juni tahun ini. Pembangunan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN 2019 senilai Rp421 juta. Kepala SMKN 3 Mentawai, Eki naldi mengatakan, pembangunan akan dimulai pada Juni mendatang dengan ukuran 9 x 12 meter persegi. “Saya sudah menandatangani MoU (nota kesepahaman) ke Kemdikbud di Jakarta, menunggu anggaran cair kerja dimulai paling setelah lebaran sekira tengah Juni mendatang kalau alat pratikum pihak Kemendikbud yang menyediakan, pihak sekolah menerima saja,” katanya kepada Puailiggoubat, Senin, 13 Mei.

409, 1 - 14 Juni 2019

Ekinaldi menyebutkan, sekolahnya terdiri dari 4 jurusan yaitu jurusan perikanan, jurusan teknik bangunan dan jurusan teknik listrik dan tahun ajaran 2019/2020 ditambah satu lagi jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM). Dari empat jurusan itu, ruang praktikum jurusan perikanan sudah ada dan beserta peralatannya dibangun pada 2018 berukuran 8 x 30 meter persegi yang berasal dari anggaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp1,08 miliar. Rurang prak tikum jurusan teknik bangunan juga telah ada yang dibangun Kemdikbud pada 2016 dan pada tahun ini untuk jurusan listrik. “Mudah-mudahan tahun depan dapat bantuan untuk ruang praktik teknik sepeda motor biar lengkap,” ujarnya. Martogi Simalango, salah satu

tenaga pengajar jurusan teknik listrik dan teknik Bisnis Sepeda Motor SMKN 3 Mentawai menyebutkan, kebutuhan untuk praktikum siswa jurusan listrik yaitu perangkat motor listrik 1 pasa dan 3 pasa, generator, panel listrik, kom ponen-komponen listrik dan alat-alat ukur listrik digital maupun analog (manual). “Mudah-mudahan alat praktikum yang dibantu oleh Kemdikbud untuk sekolah ini mencukupi sesuai kebutuhan untuk praktik siswa nantinya,” ujarnya Sementara alat praktik untuk jurusan teknik bisnis sepeda motor berupa bike lfe, kunci- kunci reng, pas dan shok, kompresor, alat ukur digital dan analog, hidrolik pengangkat sepeda motor, silinder gauge, dial indikator, multi tester, diagnosi elektrik fuel injection (efi), mikro meter dan lainnya. (leo/g)

cair, harapan juga kepada pemerintah PIP berlanjut dan saya dapat lagi,” katanya. Selain SMKN 3 Mentawai, sebanyak 179 siswa SMAN 1 Siberut Selatan, Kecamatan Siberut Selatan juga menerima beasiswa yang sama yang disalurkan melalui Bank BNI Padang.

Kepala SMAN 1 Siberut Selatan Kristin Filiana Br. Maringga meng-atakan, tahun ini yang sudah mendapat bantuan pendidikan PIP 179 siswa dengan jumlah uang bantuan bervariasi, antara Rp500 ribu, Rp1 juta hingga Rp2 juta. “Beasiswa ini sesuai dengan aturan hanya diperuntukan untuk kebutuhan sekolah seperti beli seragam, sepatu, biaya les, atau kegiatan olahraga bukan membeli kebutuhan orang tua, membeli rokok atau yang lainnya, namun kebanyakan diperuntukkan untuk kebutuhan keluarga bukan untuk biaya sekolah,” katanya pada Puailiggoubat, Kamis, 16 Mei. Persyaratan untuk mendapatkan PIP, harus ada Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Keluarga (KK), pengasilan orang tua yang minim dan siswa sedang sekolah. Kristin menyebutkan, untuk mencairkan uang bantuan tersebut dibantu pihak sekolah karena jika diurus sendiri ke Padang, biaya atau ongkosnya sangat besar, karena itu dana bantuan dipotong Rp100 ribu. “Saya sudah dua kali menerima beasiswa ini dan uang ini akan saya gunakan untuk kebutuhan sekolah, beli sepatu, buku, dan kebutuhan sekolah lainya,dan berharap tahun depan saya dapat beasiswa lagi agar meringankan orang tua sedikit,” kata Sapira, salah seorang siswa yang mendapat ban tuan.(g)

SDN 15 Sikakap Dapat Bantuan Rehabilitasi Rp210 Juta HVA-SDN 15 Sikakap berlokasi di Hva Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai mendapat bantuan rehabilitasi tiga ruang belajar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2019 sebesar Rp210 juta. Atoni Zalukhu, Kepala SDN 15 Sikakap mengatakan bersama tiga kepala SD lainnya yang juga penerima bantuan DAK sudah mendapat sosialisasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai di Tuapeijat 13 Mei lalu. “Saat ini sedang menunggu penandatanganan kontrak kerja, kalau tidak ada halangan rencana Juni atau Juli depan sudah mulai, pekerjaan swakelola dengan komite sekolah,” katanya 24 Mei lalu. Ia menjelaskan rehabilitasi yang direncanakan tiga ruang belajar tersebut umur bangunannya sudah 40 tahun, pada 2015 yang lalu baru lantainya dipasang keramik dan tahun ini akan direhab tiga ruangan, sementara ada enam ruangan lagi yang masih seumur bangunan tersebut, ujarnya.

Sekolah memiliki sembilan ruang belajar, satu digunakan untuk ruang kepala sekolah, satu ruang pustaka yang dijadikan ruang majelis guru, toilet dan dua rumah dinas, luas lahan sekolah 6.600 meter, ujarnya. “Mudah-mudahan tahun depannya masih ada bantuan untuk rehabilitasi 6 ruang lagi,” ujarnya. Sementara tahun ini SDN 07 Matobe menerima bantuan DAK 2019 untuk membangun satu unit perumahan dinas beserta perabotannya sebesar Rp300 juta, dan di SDN 38 Sikakap toilet dan sanitasi juga dananya bersumber dari DAK 2019. “Tapi besar anggarannya saya tidak tahu, yang jelas ada tiga sekolah tingkat SD di wilayah Kecamatan Sikakap yang dapat bantuan DAK 2019, juga menunggu informasi untuk penandatanganan kontrak kerja dari Disdikbud Mentawai, kata Perfectua Jamet, kepala SDN 07 Matobe,” ujarnya.


21

Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019

Usaha yang dirintis seret Hendrikus Samonganuot Rinto Robertus Sanenek

Diguyur Modal Ratusan Juta Bumdes Malah Buntung FOTO:HENDRIKUS/PUAILIGGOUBAT

eski telah diguyur ratusan juta dari Alokasi Dana Desa (AD D) sebagai modal usaha dan pengurusan administrasi namun se bagian besar Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai belum mampu berbuat apa-apa. Sebagian modal yang diberikan oleh Pemerintah desa setempat hilang begitu saja dan Bumdes tidak mendapat untung. Seperti contoh Bumdes Rereiket Indah Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai hingga saat ini belum mem bukukan pendapatan meskipun sudah mendapat modal tahun lalu sebesar Rp200 juta dari APBdesa. Direktur Bumdes Rereiket Indah Bastianus Samalelet mengatakan a walnya Bumdes membuat usaha warung setelah mendapat modal dari pemerintah desa, namun warung itu tidak berjalan sesuai harapan. “Pada 2018 tidak ada usaha yang jalan, hanya mobil (angkutan desa) yang jalan aktif di Muara Siberut namun pendapatannnya juga saya tidak tahu berapa yang sudah terkumpul, mobil Bumdesnya ada di Muara Siberut sedang dibawa oleh supirnya,” kata Bastian. Tahun ini Bumdes mengembangkan usaha pengolahan sagu (parutan sagu) dengan modal Rp100 juta untuk mem beli dua mesin parutan dan satu pompa air. “Mesin sagu ini berada di Dusun Rogdok bukan di Dusun Madobag, walaupun tempatnya di Rogdok namun dari Madobag dan Ugai bisa menjual sagu dan bekerja di dalamnya juga karena ini Bumdes Madobag,” katanya.

S

SAGU-Pabrik pengolahan sagu di Rogdok Desa Madobag, salah satu usaha Bumdes Rereiket Indah

Tahun ini anggaran Bumdes hanya 10 juta dan anggaran itu hanya kebutuhan untuk membeli tual (potongan) sagu. Rencananya 1 tual sagu akan dibeli kepada warga seharga Rp8 ribu dan sagu yang sudah jadi akan dijual lagi seharga Rp50 ribu. “Sagu ini menurut saya jadi peluang tidak hanya masyarakat yang membeli namun kita sudah punya agen lain di luar Desa Madobag dan kita akan cari lagi siapa yang mau diajak kerja sama, soal transportasi sagu jika dibawa ke Muara

Siberut, saya belum tahu apakah akan pakai pompong atau jenis lain belum tahu bagaimana bentuknya,” katanya. Kepala Desa Madobag Robertus Sakulok membenarkan anggaran Bum des Rereiket Indah tahun ini hanya Rp10 juta sebab anggaran tahun lalu cukup besar namun tak jalan dan belum ada pendapatan untuk desa. “Tahun ini yang mau dikembangkan usaha sagu, mesinnya sudah ada dan selesai dibangun dan anggaran yang nanti diberikan kepada pengurus hanya

TPI Mini Saibi Samukop Belum Difungsikan Nelayan SAIBISAMUKOP-Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mini yang berlokasi di Dusun Simabolak, Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai belum digunakan nelayan untuk jual beli ikan. TPI mini yang dibangun tahun lalu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mentawai menelan biaya hampir Rp200 juta. Puailiggoubat yang mencek langsung digedung TPI mini tersebut tak ada kegiatan ditempat itu dengan kondisi bangunan masih sangat kokoh dengan kontruksi dari beton. “TPI itu memang siap digunakan, tapi sampai saat ini belum ada yang mencoba salah satu dari kami nelayan untuk jualan ikan disitu,” ujar Bernabas Sakailoat (36), seorang nelayan Saibi

kepada Puailiggoubat, Jumat, 24 Mei. Menurut Barnabas, TPI mini itu untuk nelayan namun keberadaaannya belum layak karena beberapa akses seperti dermaga untuk sandaran kapal yang belum ada. “Kalau dermaga ada tentu akses terbuka dan kapal bersandar semua orang luar dapat masuk di sini baru bisa kita jual ikan di TPI, tapi kini sepertinya fasilitas ini belum bisa kita pakai,” ucapnya. Saat ini ikan yang didapat nelayan masih dijual keliling di pemukiman warga. “Dari pada nunggu di TPI belum tentu ada yang mau datang membeli ikan, makanya kita jual jalan ke rumah-rumah warga dan sebentar ikan cepat habis terjual,” tuturnya. Adilman Salakkau (30), nelayan lainnya menyebutkan, jika akses jalan dari Dusun Kaleak-Sibuddaoinan bagus,

TPI mini baru bisa digunakan untuk jualan ikan, “jalan bagus banyak warga dari dusun ke pusat desa atau kecamatan tentu tahu ada TPI dan kitapun mau jual ikan di situ dan ikan akan cepat terjual,” ujarnya. Menurut Adilman, TPI mini harus digunakan karena dibangun pemerintah yang diserahkan pemanfaatannya kepada warga yang berprofesi nelayan, tujuannya membantu peningkatan ekonomi. “Kita juga sebagai nelayan sangat bersyukur adanya TPI ini, tapi penggunaanya kami masih bingung siapa yang mulai dan kalau nanti sudah digunakan harga ikan lebih murah di situ tentu ini juga jadi pertimbangan kami nelayan, jadi kita hanya berharap ada yang mulai dari kita nelayan, jika tidak bangunan itu akan terus seperti itu sampai rusak dan tak digunakan,” ucapnya.(rr/g)

pembelian perlengkapan, kalau usaha sagu ini tidak jalan, Bumdes akan diberhentikan karena Bumdes ini sudah menggunakan anggaran Rp210 juta, kita tetap kontrol,” katanya, Jumat, 17 Mei. Dia menilai usaha sagu berpeluang mendatangkan penghasilan tinggal mencarikan pasarnya. Untuk itu pihaknya akan meminta bantuan Pemda Mentawai. Sementara Bumdes Saibi Sejahtera, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun ini akan buka usaha produksi kerajinan tangan. Usaha kerajinan tangan tersebut kreativitas yang dimiliki warga seperti keranjang, opa, miru (nyiru/tampi) dan lainnya yang punya nilai jual. Direktur Bumdes Saibi Sejahtera, Serani Saleh Sakeru mengatakan ke rajinan tangan merupakan program usaha yang sudah jadi pilihan dari dua usaha foto kopi dan jasa transportasi yang sudah jalan sebelumnya. “Iya, ini yang kita garap usaha kerajinan tangan tahun ini, termasuk juga kita prog ramkan bangun kantor yang dibangun melalui pemerintah desa,” ujarnya pada Puailiggoubat, Selasa, 21 Mei. Namun untuk menjalankan usaha poduksi kerajinan tangan, menurut Saleh perlu adanya tempat sebagai faktor pendukung yang mesti disediakan pemerintah desa. “Tapi kita lihat dulu kondisi dan stuasinya, kalau banyak kendala kita akan upayakan ke usaha

lainnya,” ucapnya. Modal dalam menjalankan usaha, dijelaskan Saleh masih sangat di butuhkan penyertaan modal maksimal 100 juta agar dapat berjalan maksimal. Lalu usaha jasa transportasi dan foto kopi yang sudah jalan, Saleh me nyebutkan jasa usaha tranportasi yang sedang jalan dan belum mendapatkan keuntungan Bumdes yang maksimal, masih sebatas biaya minyak ketika beroperasi. Usaha foto kopi sekaligus jual ATK kebutuhan kantor dan alat-alat sekolah sudah jalan optimal. “Kini mesin foto kopi yang sedikit macet karena ada kerusakan alatnya yang sudah tidak jalan selama dua minggu dan masih kita tunggu teknisinya, menunggu mesin diperbaiki kita gunakan foto kopi printer,” ujarnya. Keuntungan selama berjalannya usaha foto kopi, jual ATK dan peralatan sekolah, Saleh memper kirakan sudah ada sekira Rp5 juta hingga Rp6 juta. “Keuntungannya itu yang kami putar kembali beli barang termasuk juga kebutuhan operasional kami karena untuk gaji dari keuntungan belum ada, memang menggeluti usaha ini tidak harus dapat untung banyak, ini prosesnya harus pelan-pelan,” tuturnya. Kepala Desa Saibi Samukop Binsar Saririkka mengatakan biaya penyertaan untuk membantu usaha Bumdes dari anggaran tahun ini sudah dianggarkan Rp50 juta. Rencana usaha Bumdes tahun ini, menurut Binsar masih perlu didiskusikan bersamasama agar berjalan lancar dan tepat sasaran yang dapat bermanfaat pada peningkatan ekonomi warga. “Kalau usaha kerajinan bagus juga tapi yang kita pikirkan soal pasarnya ini, tapi ini tetap kita diskusikan atau musyawarahkan secara bersamasama,” ujarnya. Carles Situmeang (48), warga Saibi mengatakan sesuai latar be lakang Bumdes, dasarnya mengem bangkan potensi yang ada di desa. “Usaha yang jalan saat ini dari jasa tranportasi dan foto kopi serta jualan ATK, alat-alat sekolah sudah sangat bagus yang perlu terus dikembang kan,”ujarnya. Menurut Carles, usaha Kerajinan tangan yang akan dibuka tahun ini juga usaha yang memanfaatkan potensi desa melalui kreativitas yang dimiliki warga setempat. “Di desa kita ini banyak yang bisa kerajinan tangan yang penting, Bumdes serius dan fokus mengembangkan potensi itu,” tuturnya.(g)


EKOKER Sekali produksi menghasilkan 200 batang es balok Supri Lindra

nit Pelaksana Tugas Dinas Pe labuhan Perikanan Pantai (UP TD PPP) Sikakap Kabupaten Kepu lauan Mentawai memprioritaskan pen jualan es balok untuk nelayan tra disional yang ada di daerah itu. Sebatang balok es berat 50 kg dijual Rp23 ribu “Penjualan es balok berat 50 kg per batang hasil buatan pabrik es milik UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap diutamakan kepada nelayan tradisional atau nelayan berasal dari Pagai Utara Selatan,” kata Yopianto, Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap, Jumat, 17 Mei. Dia menyebutkan, nelayan di Pagai Utara Selatan (PUS) umumnya nelayan tradisional yang melaut menggunakan perahu dengan mesin boat. Mereka menangkap ikan hanya di seputaran perairan Mentawai saja, hasil tangkapan biasanya dijual kepada warga sekitar. Dalam sebulan, pabrik es UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap hanya bisa beroperasi tiga kali, sekali ope rasi menghasilkan 20 ton es ba-lok atau sekira 200 batang. Jika pesa-nan banyak, semua es balok bisa habis dalanm sehari. “Jika tidak ada pesanan maka sisa dari penjualan es balok akan disimpan ke tempat penyimpanan es balok atau disebut estorik, misalnya untuk satu kali cetak sebanyak 200 batang, terjual hanya

Puailiggoubat

409, 1 - 14 Juni 2019

UPTD Perikanan Sikakap Jual Es Balok ke Nelayan Tradisional

22

FOTO:SUPRI/PUAILIGGOUBAT

U

ES BALOK-Nunung Sarodog, nelayan Dusun Mangkaulu, Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan menyusun es balok di fiber

100 batang dan sisa 100 batang akan disimpan ke dalam estorik dan dijual kalau ada yang membeli, biasanya kalau pembeli di seputaran Sikakap akan diantarkan langsung menggunakan kendaraan milik UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai

Sikakap,” katanya. Ramit Sapalakkai, nelayan Dusun Mapinang Utara Desa Saumanganya Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai mengaku, biasanya butuh empat batang es balok saat

Laris Manis Berjualan Takjil Selama Ramadan TUAPEIJAT—Selama Ramadan, pedagang takjil (makanan menu berbuka) di Tuapeijat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai ikut meraih untung. Aneka gorengan dan menu serba manis menjadi favorit pembeli. “Kalau yang sering cepat habis martabak telur, gorengan, lopis, mie goreng juga laris. Tapi kalau hari Sabtu seperti ini agak sepi karena banyak yang libur, biasanya kalau jam kerja seperti hari Senin sampai Jumat rame,” kata Tek Eli, salah seorang pedagang takjil di Tuapeijat, Sabtu, 18 Mei. Saat ramai, Tek Eli bisa meraih omset Rp1 juta per hari namun saat sepi seperti hari libur, dia mendapat Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. “Itu kalau lagi ramai-ramainya pak, tapi kalau tidak ya hanya sampai Rp500 ribu saja,” katanya. Takjil yang dijual Tek Eli, selain buatan sendiri juga titipan temannya. Untuk itu, ia mengambil untung Rp1.000 dari hasil penjualan dagangan temannya,”Ini ada juga titip orang-orang, ada gorengan ada juga sipuluik (ketan) goreng

bulat,”tambahnya. Takjil Tek Eli bermacam-macam, ada es campur, kolak, gorengan, lopis, mie goreng, martabak telur, serta kue-kue lainnya, dengan harga Rp5.000 sampai Rp10.000. “Tergantung apa makanannya, kalau es campur Rp10 ribu termasuk lopis, kalau yang Rp5 ribu gorengan,” katanya. Sementara modal yang dikeluarkannya sekali belanja hanya Rp200 ribu sampai Rp300 ribu saja, Tek Eli sudah bisa membuat berbagai macam bentuk makanan. Ia mengaku sejak awal puasa dirinya sudah memulai berjualan di pinggir jalan Tuapeijat, Km 4, Kecamatan Sipora Utara. Sementara di Kecamatan Sikakap, Risoles buatan Westi (35), warga Sikakap, Kecamatan Sikakap laris manis di desanya. Wanita asal Pasaman Barat tersebut dalam sehari mampu menjual risoles sebanyak 300 buah. Kue risoles merupakan kue sepanjang sekitar 5 centimeter yang berbentuk tabung, kue ini merupakan bagian makanan gorengan yang terbuat dari tepung terigu dan di dalamnya diisi

sayur-sayuran dan mie putih lalu digoreng. Risoles dijual Westi untuk makanan pabukoan pada bulan ramadhan, seharihari Westi berjualan pada malam hari berupa nasi goreng, mie goreng dan mie telur di sekitar pangkalan ojek, Dusun Sikakap Tengah, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap. Sementara di bulan suci ramadhan Westi mulai berjualan kue risoles pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB. Harga yang ditawarkan Westi Rp10 ribu untuk 7 buah risoles yang siap dimakan saat berbuka puasa. “Setiap hari di bulan suci ramadhan saya bisa menjual kue risoles paling sedikit 300 biji dengan harga 7 biji Rp10 ribu, kue risoles yang saya buat kebanyakan dipesan orang paginya setelah itu baru diantarkan sesuai dengan permintaan orang yang mesan,” kata Westi kepada Puaili ggoubat, Minggu, 12 Mei. Westi menyebutkan, untuk membuat 300 biji kue risoles menghabiskan tepung terigu sebanyak 4 kilogram, sementara mie putih hanya sekitar 250 gram dan sayur kol 250 gram. (toro/spr/g)

melaut. E situ tahan untuk keperluan seminggu menangkap ikan atau gurita. “Dengan adanya pabrik es balok di UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap maka kami nelayan tradisional terbantu dibuatnya, biasanya kami menggunakan es bulat dari plastik berat 1 kg dengan harga Rp1.000 per buah, biasanya saya beli es bulat tersebut paling sedikit 100 buah bahkan lebih untuk mengawetkan ikan atau gurita selama

satu minggu sebelum dijual ke penam pung,” katanya. Nunung Sarodog, nelayan tradi-sional Dusun Mangkaulu Desa Sinaka Ke camatan Pagai Selatan mengaku juga membali es balok pabrik es meskipun harus berlayar 8 jam dari kampungnya ke Sikakap. “Sekali melaut saya mem butuhkan 6 batang es balok dengan untuk dua kotak fiber isi 100 kg,” katanya (spr/ g)

Panen Raya Petai di Sikakap, Petani Raup Untung SIKAKAP-Petani petai di Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai me nikmati panen di bulan Ramadan. Dalam seminggu, ribuan ikat petai dikirim ke Padang, Provinsi Sumatera Barat. Salah seorang pedagang pengumpul petai di Sikakap, Marni mengatakan, paling sedikit menjual 1.000 petai ke Padang dalam seminggu dengan dua kali kiriman sesuai jadwal kapal, tiap Sabtu dan Minggu. Di Sikakap ada sekira lima pedagang pengumpul petai yang masing-masingnya mengirim sedikitnya 500 petai ke Padang. “Petai yang saya kirim ke Padang dibeli kepada petani petai yang ada di Pagai Utara Selatan (PUS) dengan harga Rp5.000 sampai Rp6.000 per ikat, tergantung bagus atau tidaknya biji petai, dalam satu ikat isinya 10 papan, petai tersebut dijual di Padang dengan harga Rp8.500 per ikat kepada pedagang penampung, biasanya petai yang saya beli ini langsung diantarkan oleh

petani ke rumah di Masabuk,” katanya kepada Puailiggoubat, Minggu, 19 Mei. Sementara Sardin, petani petai mengaku memiliki 100 batang petai yang sebagiannya kini berbuah. Satu pohon petai sedikitnya menghasilkan 200 ika. ”Kalau sudah musim panen petai seperti sekarang uang dari penjualan petai bisa untuk ditabung sebagian, dan sebagian lagi untuk kebutuhan anak sekolah dan kebutuhan harian, musim panen petai itu bertingkat, dalam satu pohon besar buah petai itu tidak sama, panen bisa sampai tiga bulan bahkan lebih, hari ini (19 Mei) dari hasil panen patai di ladang sebanyak 488 ikat, satu ikat saya jual Rp6.000,” katanya. Dahnil, juga petani petai mengaku punya 50 batang petai yang sedang berbuah meskipun belum serentak, ada yang sudah besar, ada yang masih berbunga. (g)


23

Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019 FOTO:RINTO/PUAILIGGOUBAT

Suara Daun Rifai

PULANG

TRADISIONAL-Seorang sikerei (tabib Mentawai) sedang mengobati orang sakit

Menjadi Sikerei di Mentawai K

emampuan istimewa seorang sikerei tidak diperoleh dengan begitu saja, ada beberapa tahapan

dan ujian yang harus dilalui seseorang untuk bisa menjadi sikerei. Ada banyak per juangan dan pengorbanan yang harus dilalui seseorang untuk menjadi sikerei. Ia harus melalui proses yang panjang untuk mendapatkan pengetahuan tentang ramuan obat-obatan, ritual atau upacaraupacara adat, nyanyian-nyanyian (urai sikerei) dan tarian (turuk sikerei). Semua itu didapatkan dengan belajar dari sikerei senior yang berperan sebagai guru dan pembimbing yang disebut dengan sipaumat. Sipaumat inilah yang kemudian akan mendidik, melatih dan mengajar si calon sikerei tentang semua hal yang harus dimiliki seorang sikerei. Antara lain pengetahuan untuk membuat bermacammacam ramuan obat sekaligus penge-tahuan yang amat teliti tentang bermacam tumbuhtumbuhan obat. Dengan pen-getahuan ini seikrei menjadi orang yang ahli tentang tumbuh-tumbuhan dalam kelompok masyarakatnya. Calon sikerei juga harus mempelajari pengetahuan tentang alam gaib dan kemam puan berkomunikasi dengan roh-roh di alam gaib. Komunikasi itu akan dilakukan melalui perwujudan syair-syair dan lagulagu (urai) serta tarian sikerei. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan sempurna, calon sikerei harus mempelajari syair, lagu dan tarian itu dengan teliti dan seksama.

Seluruh proses pendidikan dan pelatihan itu akan dijalani calon sikerei dalam dua tahapan. Pada setiap tahapan, apabila sipaumat men-ganggap calon sikerei sudah mampu menguasai pengetahuan yang diberi-kan, maka akan diadakan pesta penyambutan sikerei baru. Di daerah Silak Oinan Siberut Selatan, setelah menyelesaikan pendidikan kerei tahap 1, calon sikerei baru boleh memakai 1 luat (ikat kepala yang hanya dikenakan sikerei), serta sudah boleh melakukan upacara penyembuhan. Namun untuk menyempurnakan kemampuannya ia harus menjalani lagi tahap pendidikan yang ke II. Selang waktu dari tahap I ke tahap II biasanya antara 1 sampai 2 tahun bahkan bisa lebih tergantung kesiapan dari sikerei baru itu. Karena selama proses tersebut membutuhkan persiapan jasmani dan rohani dengan harus mukei-kei atau berpantang. Ia juga harus mempersiapkan bahan makanan seperti ternak babi dan ayam dalam jumlah yang banyak. Pesta ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan pula, yang pertama disebut Taddat Tubu atau Liat Tadde. Seluruh keluarga atau anggota uma akan berkumpul merayakan keberh-asilan ini. Namun sikerei baru boleh memakai perlengkapan atau perhiasan-perhiasan

yang biasa dipakai oleh sikerei. Dua haru kemudian diadakan upacara Kad-dut Alaket yang berarti sikerei baru sudah boleh memakai perlengkapan seorang sikerei, termasuk 2 luat di kepalanya. Sikerei-sikerei lain akan diundang, malam harinya mereka akan menari sampai pagi. Lalu dua hari setelah itu masih diadakan lagi upacara yang disebut serangen leccu. Pada upacara ini kedua pergelangan kaki sikerei baru akan dikenakan leccu (sejenis gelang terbuat dari tumbuhan osap). Malam harinya semua sikerei yang hadir juga akan muturuk sampai pagi. Masih ada upacara lain yang harus diadakan berselang dua hari kemudian yang disebut dengan alup. Ini meru-pakan pesta terakhir dan terbesar dari sebelumnya, makanan pesta seperti babi dan ayam akan dised-iakan dalam jumlah yang lebih banyak. Malam harinya akan dia dakan usailuppa yaitu ujian ter hadap sikerei baru untuk memegang dan menginjak bara api. Ada ke percayaan jika sikerei itu memiliki kepribadian dan sifat-sifat yang baik, ia tidak akan terluka atau terbakar. Pada upacara ini akan diadakan pangande monga yang mana semua sikerei akan muturuk dipimpin oleh sipaumat dengan kalabbak (miniat-

ur perahu layar) yang dihiasai dengan bunga-bunga di tangannya. Dalam tarian ini para sikerei mengilus trasikan sebuah perjaloanan yang dilakukan oleh calon sikerei untuk mencari dan menemui roh Pagetasabbau yang dianggap sebagai ukkui sikerei atau guru besar dan leluhur terciptanya kerei. Perjalanan akan dimilai dari kampung sikerei baru dengan menelusuri sungai, sambil bernyanyi mereka akan menghitung setiap muara anak sungai. Pada setiap muara anak sungai mereka akan beristirahat sesaat. Kemudian tarian akan dilanjutkan kembali sampai mereka mengarungi laut, berakhir setelah sikerei baru dapat mene mukan tempat Pagetasabbau. Setelah sikerei baru dapat menemui roh Pagetasabbau dan memohon restunya, mereka kana kembali ke kampung mereka dengan cara yang sama, menghitung dan berist-irahat sesaat pada setiap muara anak sungai. Mereka juga harus mampu meng hitung waktu dengan cermat agar dapat tiba kembali di kampung pada saat fajar mulau menyingsing. Sebagai lambang pengharapan baru, semangat baru dan pencerahan baru dalam kehidupan sikerei baru dengan tugas dan kewajibanya yang baru sebagai seorang sikerei.( Dikutip dari buku Uma :Yayasan Citra Mandiri)

Mudik memperlihatkan bahwa kita selalu ingin mencari jalan pulang. Tak peduli sejauh mana jarak fisik dan psikis yang sudah kita tempuh dalam petualangan hidup. Tak peduli sudah sebanyak apa nilai, norma, pengetahuan dan teknologi yang kita sesap dan kita produksi. Entah nilai dan teknologi yang bermanfaat untuk memuliakan kemanuasiaan dan ekologi, ataukah justru nilai dan teknologi yang memerosotkan kemanusiaan dan degradasi lingkungan. Fenomena mudik memperlihatkan, seaktif apapun kita bertualang, kita adalah pribadi yang resah dan rindu menemukan jalan pulang. Sebagai petualang yang aktif bergelut dengan dinamika ekonomi, politik dan soaial budaya, ada masa dimana kita perlu ruang yang hening. Masuk ke dalaamnya untuk berkontemplasi, mengeveluasi dan introspeksi diri. Disinilah kita perlu menyediakan ruang di hati kita, tempat kita melakukan dialog dan mendengar suara hati secaara lebih jernih. Itulah jalan pulang yang kita perlukan. Dan momen pulang itu kembali hadir. Terminologi kita menyebutnya dengan mudik. Tentu tidak hanya mudik yang bersifat fisikal. Karena mudik fisikal hanya akan melahirkan stres dan elelah fisik. Tapi mudik psikis yang lebih bersifat kejiwaan. Sesuatu yang bersifat psikologis. Karena untuk pulang yang seperti itulah, kelelahan fisik menempuh perjalanan jauh menjadi bisa kita abaikan. Mudik kita untuk menjemput keaslian dan meninggalkan kepura-puraan. Pulang untuk menjemput kehidupan yang selaras dengan alam. Pulang untuk kembali menjalani kehidupan, dimana relasi sosial, politik, hukum dan ekonomi tidak saling menghisap. Pulang, kembali pada kehidupan dimana lingkungan dijaga dan dimuliakan. Pulang, untuk kembali membangun relasi yang harmonis dengan ala. Pulang kita adalah untuk kembali mengenali kearifan dan menginternalisasikannya dalam jiwa. Perjalanan pulang kita adalah proses meluruhkan racun dan polutan yang mencemari kemurnian jiwa. Pulang kita kita adalah proses menginstal kembali kejiwaan kita, sehingga kita kembali menjadi natural dan alamiah. Pulang,adalah kembali pada jalinan silaturahmi dan silidaritas, dimana relasi-relasi soaial terbangun di atas nilai dan prinsip saling memuliakan, menghormati dan menghargai. Inilah pulang yang bisa membuat kita menjadi pribadi yang tidak dikendalikan oleh ego, kepentingan dan kesombongan karena jabatan, gelar, pekerjaan dan posisi-posisi lainnya yang sedang kita emban. Pulang yang seperti ini, akan melahirkan karakter pemerintahan yang lebih menghargai rakyat dan alam. Pejabat yang tidak memutuskan sepihak tanpa memberi kesempatan kepada publik untuk terlbat intens dalam rencana keputusan yang diambil. Pulang seperti ini akan melahirkan ilmuwan yang menghargai pengetahuan, teknologi dan kearifan lokal. Pulang seperti ini akan melahirkan pengusaha-pengusaha yang tidak mengeksplotasi alam dan buruh. Pulang seperti ini akan mengembalikan setiap pribadi pada sifat asli kemanusiaannya, yang cenderung pada harmoni, keasrian, keaslian serta keadilan dan kebenaran. Selamat idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Batin.


Puailiggoubat 409, 1 - 14 Juni 2019


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.