UNTUK KALANGAN SIVITAS AKADEMIKA AKADEMI KEBIDANAN MARDI RAHAYU
MENGELOLA DAN MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI DI TEMPAT KERJA
Radia Astuti, S.Kp
Seri II
KATA PENGANTAR Selain Quotiont-IQ)
kecerdasan kita
telah
intelektual
(
Intellegence
dikaruniakan
kecerdasan
emosional yang lebih sering dikenal dengan istilah Emotional Quotiont ( EQ). Melalui penelitian para ahli menyatakan bahwa EQ adalah salah satu potensi terbesar dan terbaik yang dimiliki manusia yang apabila berhasil dikelola dan dioptimalkan akan menghantar
setiap
pribadi
manusia
kedalam
kehidupan yang sukses dan kebahagiaan. Faktor kesuksesan dan kebahagiaan seseorang ditentukan oleh
IQ
sebesar
kesuksesan
dan
20-40
%,
sedangkan
kebahagiaan
hidup
60-80%
seseorang
ditentukan oleh EQ-nya. Buku saku seri II mengetengahkan tentang bagaimana
mengelola
dan
mengembangkan
kecerdasan emosi di tempat kerja. Semoga isi buku ini dapat dipraktekkan ditempat kerja khususnya oleh karyawan AKBID Mardi Rahayu. Kudus, 14 Mei 2012 Penyusun
Mengenali Kecerdasan Emosional ( Emosional Quotiont-EQ ) Dalam konteks pekerjaan, pengertian EQ adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Realitas menunjukkan seringkali kita tidak mampu menangani masalah-masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi.
“Keterampilan Manajemen
emosi memungkinkan kita
menjadi lebih akrab dan mampu bersahabat.� Penting : untuk selalu membawa emosi yang menenangkan ke tempat kerja. Aspek Apa Yang harus dikelola dan dikembangkan dalam EQ ?
Ada 4 aspek yaitu : 1. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri ( self
awareness ) yaitu kemampuan mengobservasi dan mengenali perasaan yang dimiliki diri sendiri.
2. Kemampuan mengelola emosi ( managing Emotions) yaitu kemampuan mengelola emosi termasuk yang menyenangkan. 3. Kemampuan memotivasi diri sendiri ( motivating
oneself ) yaitu kemampuan mengendalikan emosi guna mendukung pencapaian tujuan pribadi. 4. Empati
(Empathy)
yaitu
kemampuan
untuk
mengelola sensitivitas, menempatkan diri pada sudut pandangan orang lain sekaligus menghargainya. 5. Menjaga relasi ( handling relationship ) dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain disebut juga kemampuan sosial atau interpersonal. Latihan-latihan yang bisa dilakukan : 1. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri Dilakukan pada malam hari sebelum tidur, berlatihlah setiap hari secara teratur niscaya anda akan lebih mengenali diri sendiri. - Cari tempat yang tenang, rileks agar nyaman dan damai dalam pikiran, hati dan jiwa. - Lihat kembali setiap pengalaman anda sepanjang hari ini, renungkan dan ingat kembali perasaan
apa yang muncul dalam diri anda ketika pengalaman itu terjadi. - Ajukan pertanyaan pada diri anda; bagaimana perasaan saya tersebut, tiba-tiba muncul seperti itu? Apa reaksi saya ketika itu? Penyebabnya apa? Cobalah
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
tersebut dengan spontan dan rileks!. - Analisis kembali dengan pertanyaan-pertanyaan, apakah perasaan saya tadi seharusnya terjadi? Masih wajar atau berlebihan? Bagaimana reaksi atau perasaan orang lain yang berinteraksi dengan saya? Apakah efek untuk diri saya dan orang lain? - Setelah itu tutuplah dengan doa dan bersyukurlah kepada sang pencipta atas pengalaman pribadi anda sepanjang hari ini. - Buat
rancangan-rancangan
sederhana
untuk
pengembangan diri anda. Kata Bijak : “Janganlah menyimpan segala kepedihan, luka hati,
ataupun penderitaan karena mereka hanya akan menguras tenaga kita dan menjauhkan kita dari cinta�
2. Langkah konkrit dalam mengembangkan kecerdasan emosional LI
: Mulailah berpikir positif
L II
: Mulailah belajar untuk mengekspresikan perasaan ( saya kuatir..........., Saya takut........
L III
: Mulailah memikirkan dampak dari kata-kata anda terhadap perasaan orang lain “ katakan apa yang anda rasakan, dan rasakan apa yang anda katakan�
L IV
: Mulailah menggali Unmet emotional need yaitu kebutuhan dasar emosi yang melandasi munculnya perasaan yang tidak menyenangkan.
LV
: Mulailah belajar mengelola emosi yang negatif yang anda rasakan - Identifikasi perasaan anda sesungguhnya. - Cari akar penyebab perasaan negatif tersebut - Tanyakan berulang-ulang apa yang bisa membuat anda merasa lebih baik - Buatlah alternatif solusi bagi perasaan negatif anda - Pilihlah alternatif solusi terbaik
3. EQ tinggi = Berpikir + Jernih
Emosi
+ Tindakan
Sehat
Pantas
Mulailah berlatih tiga hal diatas 1) Kejernihan atau obyektifitas dalam berpikir 2) Menjaga kesehatan emosi 3) Dengan memilih tindakan yang pantas untuk setiap situasi 4. Kecerdasan emosional membentuk pribadi yang memiliki kasih dan kepedulian kepada kehidupan Lakukan beberapa hal berikut ini 1) Menyadari bahwa anda adalah makhluk sosial 2) Bersyukurlah atas apapun yang telah anda miliki 3) Belajar mendahulukan orang lain 4) Jangan biarkan diri anda dikuasai oleh hasrat memiliki yang berlebihan 5) Kembangkanlah kebiasaan memberi sekalipun halhal yang kecil dan sederhana. Kata Bijak : “Martabat dan nilai hidup anda akan jauh lebih
meningkat, ketika anda mengasihi dan menghargai orang lain dengan sebuah ketulusan yang murni “ ( Tri Vendy)
5. Tetaplah mengasah gergaji emosi anda (Baca kembali seri I ) 6. Manajemen emosi untuk hubungan yang sehat Jangan pernah lupa, ukuran terpenting kesuksesan anda pada akhirnya adalah bagaiman cara anda memperlakukan orang lain Kemampuan yang perlu dilatih : 1) Belajar menerima dan memberi pujian Pujian adalah hal yang indah. Lingkungan yang pelit pujian akhirnya mendidik kita menjadi orang yang pelit dengan pujian. 2) Belajar menerima dan mengendalikan kemarahan Pengendalian amarah: a. Fokus pada masalah, bukan perasaan b. Jangan cepat berasumsi, lakukan cek dan ricek masalah c. Menunda reaksi Reaksi
marah
yang
tidak
berbahaya. d. Jangan terlalu menuntut e. Jangan terimbas oleh sebab lain
terkontrol,
f. Membangun sayap-sayap emosi Sayap-sayap emosi adalah komentar atau kata-kata
yang
bertujuan
untuk
mengurangi ketegangan emosi yang anda alami.
Seperti
:
“sudahlah,
lupakan
peristiwanya sudah terjadi�; “saya punya hal yang lebih penting diurus.........� 3) Belajar menyatakan emosi Kita perlu belajar untuk mengungkapkan emosi secara asertif, leluasa, karena kita tidak terbiasa mengungkapkan perasaan dalam kata apalagi tindakan. Sering kita ingin berbuat sesuatu tapi akhirnya tidak jadi karena seakan-akan ada tenaga yang membuat lidah kelu dan tenaga menjadi
kaku.
Realita,
kesempatan
untuk
mewujudkan tindakan emosi yang positif kepada orang lain, tidak selalu terbuka dan terulang. Kita sering berpikir masih akan ada hari esok, akhirnya kita menunda dan selalu berpikir orang lain nantinya akan tahu perasaan kita. Terlambat! Mungkin saja esok bukan lagi milik kita. Sebagai contoh
ketika
kita
melihat
seorang
nenek
menyeberang jalan yang ramai. Sesaat kita melihat dari jauh dan ingin membantu. Bila timbul perasaan “kasihan� tetapi juga menolongnya, maka kita telah berhasil mewujudkan emosi kita dalam bentuk tindakan emosi (emotional act). Apa akibat bagi hidup kita jika pengembangan EQ diabaikan? 1. Dengan tingkat EQ yang kurang berkembang, akan mudah menjalani perasaan-perasaan amarah, kecewa, iri hati, dendam, frustasi, putus asa, kecemasan, kegelisahan, ketakutan. 2. Pikiran
akan
tertekan,
tidak
fokus,
kehilangan
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, sistimatis, analitis, imajinatif, dan kreatif. 3. Lebih mudah merasa tidak berdaya, tidak punya harapan, menjadi korban, amat putus asa sehingga menyebabkan frustasi yang hebat. Sejauh mana kecerdasan emosi anda ditempat kerja? Bertanyalah pada diri anda sudahkah memiliki: 1. Kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan. 2. Kemampuan kepekaan
3. Kesabaran dan ketabahan dalam menjalankan tugas. 4. Kemampuan berpikir positif, ulet, pantang menyerah. 5. Empati pada sesama yaitu kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab, kekeluargaan. 6. Keterampilan sosial: keterampilan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan tim. Apa yang Harus anda ingat dalam proses pengembangan EQ ? 1. Peningkatan kualitas kehidupan emosi membutuhkan waktu, usaha serta pengalaman. 2. Peningkatan kualitas emosi harus dipandang sebagai proses seumur hidup. 3. Selama kita tetap melangkah meskipun selangkah demi selangkah akhirnya kita akan sampai pada kemajuan yang berarti dalam kehidupan kita. Referensi : 1. Martin,Anthony Dio. 2003. “Emotional Quality
Management”. Penerbit Arga Jakarta. 2. Leo ,Tri Vendy. 2010. “Menjadi Pemimpin Brilian dalam
Pekerjaan dan Kehidupan Anda”. Penerbit Percetakan Pojon Cahaya Yogyakarta.