K-O-I-N-O-N-I-A K-O-I-N-O-N-I-A
Vol. 5 Issue 12 | 9 April 2018
Head Office Newsletter
Inspiration
Misi di Dalam Masa Penantian
D
i dalam Alkitab, kita melihat konsistensi Allah dalam mengerjakan dan menyelesaikan misi-Nya. Kita membaca bahwa pada mulanya Allah menciptakan jagad raya dan membentuk pemerintahan Teokrasi dengan melibatkan manusia sebagai penatalayan ciptaan-Nya. Tanpa terpengaruh oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah meneruskan pemerintahan Teokrasi-Nya. Dia mengumumkan rencana penebusan manusia dan membentuk bagi diri-Nya sebuah bangsa yang disebut Israel yang menjadi nenek moyang Sang Juru Selamat dunia. Di dalam perjalanan mereka sebagai umat pilihan Allah di Perjanjian Lama (PL), Allah menyertai mereka, menyediakan kebutuhan mereka, membebaskan mereka dari perbudakan, memberi mereka hukum agar mereka dapat hidup sebagaimanamestinya sebagai umat pilihan Allah, dan mendisiplin mereka. Allah memberkati kerajaan yang dipimpin oleh Daud dan Salomo sehingga kemasyuran mereka terdengar sampai ke negeri yang jauh. Karya Allah di dalam kerajaan Daud dan Salomo menunjukkan kepada bangsa-bangsa di sekitar Israel, bagaimanakah pemerintahan Allah itu.
Allah melanjutkan misi-Nya dengan mengabarkan tentang kelahiran Mesias, Sang Juru Selamat yang akan menaklukkan musuh Israel melalui perantaraan para nabiNya. Pengalaman bangsa Israel berada dalam pembuangan dan penjajahan bangsa lain membuat mereka merasakan keadaan yang terpisah dari Allah dan kebutuhan akan pertobatan. Keadaan ini pun membuat mereka membangun harap kepada Allah, Sang Pembebas mereka. Di dalam Perjanjian Baru, misi penebusan Allah diwujudkan dalam pemenuhan nubuat para nabi PL. Lahir dari keturunan Yehuda, Yesus Kristus, Sang Mesias lahir. PengorbananNya di atas kayu salib adalah yang sempurna dan barangsiapa percaya kepadaNya, dari suku bangsa maupun latar belakang ekonomi apapun akan beroleh hidup yang kekal di dalam kerajaanNya. Dia mengerjakan pemulihan fisik, emosi dan rohani di dalam pelayananNya di bumi. PekerjaanNya tersebut merupakan awal dari terobosan Kerajaan Allah, dimana suatu hari kelak, semua distorsi fisik, emosi dan rohani itu akan berkahir dan dipulihkan sepenuhnya. Dan bagi orang yang percaya kepada Kristus, diberikan perintah untuk menjadi tanda kerajaan Theokrasi di tengah-tengah dunia. Di dalam kehidupan jemaat mula-mula, mereka meneruskan misi Allah dengan memberitakan Injil secara lintas budaya dalam rangka memperlebar kerajaan Allah. Pekerjaan misi ini dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi yang ditandai dengan penderitaan dan penganiayaan, jalan pelayanan yang terlebih dulu sudah dilalui oleh Tuan mereka, Yesus Kristus. Sehabis membaca kisah misi Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab maka sekarang pertanyaannya bagi Sekolah Dian Harapan adalah Apa implikasi kisah ini bagi orang percaya (anggota tubuh Kristus) yang hidup di “jaman now? “ Bagaimana sebagai sebuah institusi pendidikan Kristen, kita terlibat dalam kelanjutan pemberitaan
K-O-I-N-O-N-I-A penebusan yang dikerjakan oleh Kristus di dalam terang kerajaan Allah? Bagaimana kekuatan dinamis yang dari Allah itu nyata di dalam kehidupan sekolah kita sehari-hari sehingga semua pemangku kepentingan di sekolah dan pihak eksternal dapat menyaksikannya? Bagaimana kita dan murid-murid kita beserta keluarga mereka dapat belajar bersama-sama, mengalami dan menyaksikan kekuatan dinamis Allah ini berdampak secara moral, spiritual, jasmani, psikologis, material dan sosial di dalam hidup kita pribadi, keluarga dan komunitas? Bagaimana pembelajaran di kelas dan program sekolah kita (dengan pertolongan Roh Kudus) membuat Injil Kristus itu menjadi sesuatu yang nyata, dapat dilihat, didengar dan dialami oleh siapapun yang berinteraksi dengan komunitas sekolah kita?
bergiat dalam mengerjakan apa yang Kristus minta kita kerjakan sebagai murid-murid-Nya?
Apakah di dalam setiap pembelajaran dan program sekolah, anggota komunitas diingatkan akan Kristus yang di dalam, oleh dan untuk-Nya segala sesuatu itu diciptakan?
Biarlah kita berhenti dan mengambil waktu sejenak untuk berefleksi, merenungkan dan mengevaluasi apa yang selama ini dikerjakan dalam unit-unit pembelajaran dan program-program sekolah kita.
Apakah di dalam setiap pembelajaran dan program sekolah, anggota komunitas diingatkan akan kasih dan konsistensi Allah memegang teguh perjanjianNya walaupun Dia harus menyembelih Anak Domba Allah Yang Tak Bercacat Cela untuk mendamaikan manusia denganNya, dengan sesama mereka dan ciptaan lainnya?
Kiranya Roh Kudus memampukan dan menguatkan kita untuk terus menjadi komunitas umat Allah yang menyatakan karya penebusan Kristus dan menjadi rambu kerajaan Allah serta bergiat mengerjakan pendidikan holistis di setiap unit pembelajaran yang mendorong anggota komunitas sekolah terlibat dalam pemulihan yang bersifat menebus segala sesuatu di dalam Kristus. Dengan demikian, kehadiran Kristus dapat dirasakan oleh orang-orang di banyak tempat, ke manapun kaki anggota komunitas SDH melangkah.
Apakah pembelajaran dan program sekolah kita mengingatkan setiap anggota komunitasnya tidak hanya akan penyediaan Allah, tetapi juga bagaimana selayaknya hidup sebagai komunitas yang mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan? Bagaimana penantian kita akan masa “consummation� (penggenapan) itu membuat kita
Retreat kelas 7 di SDH Manado - Ranotana
- Hanna Parapat -
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kolose 2:3
K-O-I-N-O-N-I-A Praise & Prayers
Personal Retreat Bersyukur untuk Personal Retreat yang sudah dilakukan di SDH. Kiranya tiap guru dan staff disegarkan kembali melalui perenungan dan bisa semakin mengenal Allah, sehingga hidup dan pelayanan kita semakin membawa dampak positif bagi komunitas kita.
Personal Retreat Head Office, 2 April 2018
Pembukaan SLH Sragen Dengan penuh rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada kita, kami umumkan rencana pembukaan SLH Sragen di tahun ajaran 2018‐2019. Untuk itu kami umumkan pula lowongan yang dibuka untuk Kepala Sekolah dan Wakakur (Wakil Kep Sek Bidang Kurikulum) yang perlu diproses secepatnya. Kami undang Bapak/Ibu untuk mendoakan bila Bapak/Ibu terpanggil untuk melayani di wilayah Jawa Tengah, khususnya kota Sragen. Harap Bapak/Ibu yang terpanggil untuk melayani sebagai Kepala Sekolah / Wakakur di Sragen dapat segera mengirimkan :
Aplikasi YPPH bagian 1‐3 + bagian 4 , bisa mendapatkan formnya pada HRD setempat. Refleksi singkat terhadap Statement of Faith YPPH, Dua Surat rekomendasi Kerohanian (dari mentor/gembala dan rekan sepelayanan) dan Dua Surat rekomendasi Profesional (dari atasan dan rekan kerja)(Catatan: Surat‐surat rekomen‐ dasi dapat di email langsung dari pemberi rekomendasi)
Ke email sdh.slh.headoffice@gmail.com, selambatnya hari Jumat, tanggal 20 April 2018
K-O-I-N-O-N-I-A Sharing “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab kesanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selamalamanya�. (Mazmur 133)
Merayakan Kebersamaan Dua hal yang menarik dalam rangkaian ayat di atas bagi saya, pertama adalah baik dan indah, dua kata yang menggambarkan tentang sebuah kualitas dan estetika keharmonisan. Kedua, embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Ketika saya melihat peta di Alkitab tampaklah gunung Hermon ada di Utara, sementara gununggunung Sion ada di Selatan. Di sini Daud menggambarkan kerukunan 12 suku Israel yang hidup bersama dalam perbedaan karena kehadiran dan keajaiban Allah.
Pada kesempatan ini saya ingin merayakan ucapan syukur berada dalam sebuah komunitas yang baik dan indah selama 15 tahun di Cikarang. Saya ingin merayakan perbedaan dan kerukunan yang dapat berjalan seiring, saya sangat diberkati dan bersukacita karenanya. Setiap orang yang berada bersama
K-O-I-N-O-N-I-A
di sekolah ini adalah keistimewaan yang Tuhan berikan dan Tuhan sediakan untuk saling menolong dan saling mengasah. Kami diberkati dengan kesempatan belajar kekayaan firman Tuhan yang menolong bertumbuh bersama.
Persekutuan membutuhkan dua orang bersama, bahkan juga 4, 8, 20, atau 100 atau lebih yang memberi warna dalam kenangan atas berbagai peristiwa. Keceriaan dan kekecewaan, kebersamaan dan kehilangan, sukaria dan kesedihan silih berganti menjadi perekat persekutuan. Adakah yang lebih membahagiakan selain mendengarkan guru-guru berbicara tentang kehangatan, semangat dan cinta kasih? Tentulah banyak hal yang sudah kami lewati bersama, pergumulan dan kesukaran, masalah dan kesulitan serta keterbatasan, kami tertawa bersama ketika membicarakan kesenioran sebagian besar guru-guru dan memikirkan apa yang dapat dilakukan ke depannya. Perjalanan panjang ini telah memberi arti sebuah persekutuan. Kerukunan memberi ruang untuk memaafkan kesalahan, keharmonisan dapat mencairkan perselisihan dan mendamaikan hati, bahu membahu dan saling menghiburkan menjadi obat yang manjur dalam keberbedaan. Saya bersyukur kepada Tuhan untuk kehadiran Bapak dan Ibu sebagai bagian keluarga besar SDH Cikarang, saya berterima kasih dan mengapresiasi setiap upaya dan kerja keras yang telah diberikan. Waktu terus berjalan, dan perjalanan belumlah usai, mari kita rayakan kebersamaan kita, mengingat kasih Tuhan yang menyatukan kita, merekatkan hati menjaga kerukunan, dan selalu menyadari jika bersama Tuhan dalam perjalanan ini, maka indah dan baiklah persekutuan kita, dapat menjalankan tugas dengan bersukacita, kita percaya di sanalah Allah telah memerintahkan berkatnya.
Memasuki tahun ke 16 ini, dalam perbincangan hangat dengan guru-guru di bulan Maret yang baru terlewati, saya diingatkan bahwa setiap orang dalam komunitas ini bekerja bersama-sama, mengambil bagian dan menjalankan peran masing-masing yang memberi keindahan yang selaras dan harmoni seperti sebuah simfoni.
Seperti firman Tuhan: “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera“ (Efesus 3 : 2-3). (Ineta T. Samosir, SDH Cikarang Head of School)