“Menakar Untung dan Rugi di Masa Pandemi”
Buruh yang masih harus datang ke pabrik untuk bekerja (sumber : BBC Indonesia) Pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia saat ini telah menyebabkan krisis di bidang kesehatan dan juga perekonomian. Hal ini dikarenakan banyak kegiatan ekonomi yang terpaksa berhenti sementara untuk meminimalisir penyebaran virus. Pandemi ini menyerang berbagai sektor penting di Indonesia yang menjadi pemasukan besar negara seperti sektor industri, jasa, hingga pariwisata. Hal tersebut menyebabkan perekonomian di Indonesia melemah dan tidak stabil karena dampak Covid 19 terhadap jalannya Perekonomian Indonesia. Pertama, pada sektor Industri. Sektor ini merupakan salah satu penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun lalu. Kontribusi yang diberikan dari industri ini pada PDB 2019 tercatat 19,62%. Kontribusi tersebut jauh di atas Perdagangan, Pertanian, Konstruksi hingga Pertambangan. Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama Februari 2020, nilai impor dari semua golongan barang turun dibanding Januari 2020. Mulai dari impor bahan konsumsi yang menurun 39,91%, lalu impor bahan baku/penolong turun 15,89% hingga barang modal turun 18,03%. Hal tersebut juga membuktikan bahwa impor bahan baku ke dalam negeri tengah lesu.
Penurunan ini muncul dikarenakan adanya pembatasan terhadap segala bentuk aktivitas di luar rumah, termasuk kegiatan produksi, demi mencegah penyebaran COVID-19. Pembatasan ini pun berdampak pada aktivitas ekonomi serta membuat perputaran uang semakin melambat. Tercatat, hanya beberapa industri yang dapat beroperasi dengan menjalankan protokol kesehatan yang ada. Hal ini juga menyebabkan banyaknya pegawai dirumahkan sementara, bahkan di-PHK. Berdasarkan data Kemenaker per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan kena PHK akibat terimbas pandemi corona ini. Meski telah memasuki bulan Ramadhan, beberapa pegawai masih belum mendapatkan kejelasan sampai kapan mereka akan dirumahkan. Akibatnya, tunjangan hari raya yang biasanya mereka terima menjelang hari raya Idul Fitri pun ditiadakan. Kedua, pada sektor jasa. Dari sektor jasa, yang paling terdampak dalam pandemi ini adalah sektor konstruksi. Sektor konstruksi dan konsultan konstruksi menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup besar karena hampir seluruh pekerjaan atau proyek dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) terpangkas habis dialihkan untuk penanggulangan Covid-19. Dikutip dari Warta Ekonomi, Wakil Ketua Umum Bidang Jasa Konstruksi dan Konsultan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, M Rizal mengatakan bahwa saat ini adalah masa-masa sulit bagi jasa konstruksi dan konsultan. Mereka hampir tidak mengerjakan satupun proyek sejak awal tahun 2020. Padahal, jasa konstruksi termasuk industri padat karya yang menjadi penggerak industri turunan seperti semen, besi dan bahan bangunan lainnya. “Karena selama ini sebagian besar proyek yang dikerjakan oleh pengusaha adalah proyek pemerintah yang dananya berasal dari APBN dan APBD. Sementara dengan merebaknya pandemic Covid-19 ini, Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana sebesar Rp 405 triliun untuk penanggulangan pandemi tersebut, dan dana itu sebagian besar diambil dari anggaran pembangunan yang dianggap belum terlalu mendesak,” terang M Rizal di sela acara web seminar dengan tema “Strategi bisnis jasa konsultasi untuk survive saat pandemic Covid-19” di Graha Kadin Jatim Surabaya, Selasa (21/4/2020).
13