Laporan Akhir Studio Analisis Kota Kutowinangun

Page 1

LAPORAN STUDIO ANALISIS KOTA

2018

KUTOWINANGUN

••••


Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Analisis Kota 2018/2019. Laporan ini disusun berdasarkan data dan analisis penulis selama satu semester dengan dibantu berbagai pihak dalam perumusannya. Untuk itu penulis memohon maaf bilasanya masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Studio Kota Kutowinangun.


kata pengantar.

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Analisis Kota Kutowinangun� dengan tepat waktu. Laporan ini tersusun dengan dukungan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan laporan. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada : Bapak Antonius Eko Heri Supriyanto, , St., Mt., selaku dosen pembimbing studio kelompok Studio Analisis Kota Kutowinangun yang telah memberikan banyak ilmu, keterampilan, nasihat dan wawasan selama seluruh proses studio analisis kota. Bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc.,Ph.D, Bapak Sani Roychansyah,ST.,M.Eng.,D.Eng., Bapak Bambang Hari Wibisono, Prof.Ir, Mup., Msc., Ph.D dan Ibu Yori Herwangi, Dr., St,Murp., selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Analisis Kota yang telah memberikan arahan, saran dan kritik selama progress dan display Studio Analisis Kota. Jajaran yang Instansi di Kabupaten Kebumen telah membantu pengumpulan data sekunder Studio Analisis Kota Kutowinangun.

2

Orang Tua yang selalu mendukung dan mendo’akan kami dalam setiap kegiatan Teman-teman seperjuangan PWK 2017 yang menularkan ilmu, wawasan dan semangat. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan secara langsung dan tidak langsung.

Laporan analisis ini bertujuan memberikan informasi kepada para pembaca mengenai Kota Kutowinangun,baik berupa spasial dan non-spasial. Laporan Studio Analisis Kota Kutowinangun diharapkan mampu menyajikan informasi yang komprehensif mengenai kondisis eksisting dan potensimasalah yang ditemukan di Kota Fungsional Kutowinangun yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan berikutnya. Akhir kata kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam susunan kata maupun tata bahasa dalam laporan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saram pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan Studio Analisis Kota Kutowinangun. Yogyakarta,2018 Studio Analisis Kota Kutowinangun


Alifa

Fany

Katiika

Kezia

Syarofina

Dicky

DItta

penyusun. Alifa Ammatullah Dicky Faulida K Ditta Octitania Fany Alvira Kartika Candra Kezia Kirana Syarofina A

3

45906 46382 45916 45917 45922 45474 46393


Kata Pengantar................. 2 Penyusun........................... 3 Daftar Isi...........................4 Pendahuluan..................... 5 Latar Belakang................................6 Tujuan............................................6 Metodologi.....................................6 Ruang Lingkup................................ 7 Sistematika Penulisan...................... 7

daftar isi.

Konstelasi Kota .......................8 Data dan Analisis....................11

Fisik Dasar...............................................12 Kependudukan........................................15 Fisik Ruang...............................................22 Ekonomi.................................................29 Sarana...................................................30 Prasarana..............................................36

Profil Kota..............................40

Profil Kota ............................................. 42 Fungsi Kota ............................................ 45 Peran Kota..............................................46

Potensi Masalah.....................47

Potensi....................................................49 Masalah..................................................53

Daftar Pustaka.......................56

4


pendahuluan. Latar Belakang . Tujuan . Metodologi. Ruang Lingkup. Sistematika Penulisan


latar belakang. Berkembangnya suatu daerah atau wilayah mengakibatkan semakin banyaknya penduduk pada wilayah tersebut. Setiap individu akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu caranya yaitu dengan berpindah ke tempat tinggal yang lebih memadai kebutuhan hidupnya dari fasilitas, sarana, prasarana,dll. Tempat itu adalah kota. Pindah ke perkotaan menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena pertumbuhan penduduk yang meningkat di kota dan terbatasnya lahan untuk tempat tinggal, maka terbentuknya kota-kota baru yang menjadi alternatif permukiman yang dapat menyediakan kelengkapan dan kenyamanan lingkungan permukiman di kota lengkap dengan segala fasilitasnya layaknya kota besar. Perkotaan ini letaknya tidak begitu jauh dari kota besar, berkisar 10-20 km. Perkotaan yang terbentuk sebagai alternatif tempat tinggal bagi penduduk akan terus berkembang untuk menampung dan melayani penduduknya. Untuk menangani perkembangan yang tidak terencana, diperlukannya perencanaan terhadap suatu kota agar kota tersebut tumbuh dan berkembang dengan terencana dan teratur. Perencanaan ini melihat dari berbagai aspek seperti spasial, fisik, kependudukan, ekonomi dan sosial. Setiap aspek tersebut dinilai penting untuk

perencanaan suatu kota yang menghasilkan perencanaan yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Kota Kutowinangun dengan penduduk 30.579 jiwa yang tergolong kota kecil ini terletak sekitar 8km dari pusat Kota Kebumen dan terus berkembang. Kota yang masih berkembang ini menjadi alternatif tempat tinggal dan pelayanan kota seperti pusat kegiatan ekonomi dan jasa bagi masyarakat sekitarnya. Sama halnya seperti kota satelit dari pusat kota kebumen. Sebagai kota satelit yang sedang berkembang, perencanaan kota ini harus terarah dan terukur. Analisis terhadap setiap aspek dalam kota harus dikaji dengan teliti berdasarkan keadaan saat ini sehingga rencana yang dihasilkan tercipta berdasarkan pertimbangan dan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan.

tujuan. Tujuan penulisan Laporan Studio Analisis Kota Kutowinangun adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang membentuk dan mendukung pembangunan Kota Kutowinangun sehingga dapat menjadi penentu dan pertimbangan penentu proď€ l yang dapat merepresentasikan Kota Kutowinangun secara keseluruhan. Selain itu juga untuk menentukan potensi dan masalah yang ada di Kota Kutowinangun sehingga dapat menjadi bahan perbaikan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan Kota Kutowinangun. 6

metodologi. Data-data yang valid dibutuhkan dalam melakukan kegiatan analisis sehingga mendapatkan hasil yang tepat. Data-data tersebut dianalisis untuk mendapatkan proď€ l kota, potensi dan masalah yang ada pada Kota Kutowinangun. Dalam menganalisis dilakukan metode-metode berikut : a. Deskriptif : uraian detail dan gambaran dari kondisi wilayah dan dijelaskan secara kualitatif. b. Asumtif : teknik yang digunakan untuk memberikan gambaran termasuk anggaran serta kondisi yang berlaku dan memperkirakan kejadian yang akan terjadi. c. Normatif : teknik yang digunakan untuk menganalisis suatu keadaan. d. Spasial : teknik yang digunakan untuk menganalisis gejala-gejala yang bersifat keruangan seperti perkembangan, penyebaran dan interaksi ruang e. ekspliratif : teknik yang digunakan untuk menganalisis keadaan eksisting kemudian dilakukan proyeksi terhadap kejadian tersebut. tujuan


ruang lingkup. Ruang Lingkup Spasial Kota Kutowinangun Kota Kutowinangun memiliki luas 19km yang dibatasi oleh batas administrasi Kecamatan Kutowinangun dan batas sik rel kereta, sungai gentan, sawah dan jalan lokal. Kota Kutowinangun terdiri dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Ambal dan Kecamatan Kutowinangun dan 19 desa. Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup substansi atau nonspasial dari Kota Kutowinangun mencakup sik dasar, sik ruang, kependudukan, sarana, prasarana dan sosial ekonomi.

sistematika penulisan. BAB 1 Pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan, Metodologi, Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan. BAB 2 Konstelasi Kota berisikan penjelasan administrasi Kota Kutowinangun terhadap Kabupaten Kebumen, administrasi kecamatan dan administrasi desa. BAB 3 Data dan Analisis Fisik Kota berisikan data-data mengenai kondisi sik dasar kota dan disertai analisis. BAB 4 Data dan Analisis Kependudukan berisikan data jumlah penduduk, komposisi penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan dan proyeksi penduduk di masa mendatang. BAB 5 Data dan Analisis Fisik Ruang berisikan data keruangan dari Kota Kutowinangun dan disertai analisisnya. BAB 6 Ekonomi Kota berisikan data dan analisis komponen yang menunjang perekonomian Kota Kutowinangun.

7

BAB 7 Prol Kota berisikan tentang fungsi dan peran Kota Kutowinangun dan menggambarkan Kota Kutowinangun secara keseluruhan. BAB 8 Potensi dan Masalah berisikan potensi dan masalah yang ada di Kota Kutowinangun.


konstelasi kota. Terhadap Kabupaten . Terhadap Kecamatan


terhadap

Kabupaten Kebumen.

Kabupaten Kebumen memiliki luas 153.111,50 dan memiliki 26 kecamatan, 449 desa, 11 kelurahan, 1930 RW dan 7027 RT. Pusat Pemerintahan Kabupaten Kebumen berada di Kota Kebumen. Selain Kota Kebumen terdapat juga beberapa perkotaan yang cukup signiď€ kan yaitu Gombong, Karanganyar, Ayah, Petanahan, Prembun dan Kutowinangun. Kota Kutowinangun merupakan salah satu perkotaan yang berada di Kabupetan Kebumen bagian timur dan dilewati oleh Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen yang merupakan Jalan Nasional yang menghubungkan jawa tengah bagian selatan menuju D.I Yogyakarta. . Kota Kutowinangun memiliki 60% area sawah yang menjadi salah satu penyokong pertanian di Kabupaten Kebumen. Kota Kutowinangun menjadi kota yang memiliki pelayanan lokal, yang diartikan pelayanan kota seperti pasar, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas lainnya melayani masyarakat kota itu sendiri dan masyarakat hinterlandnya. Peta Administrasi Kabupaten Kebumen

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang terletak di selatan Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen dilewati Jalan Nasional Rute 3 atau Jalan Selatan Jawa yang menghubungkan Kota DKI Jakarta dengan D.I Yogyakarta hingga Surabaya.

Kabupaten Kebumen dibatasi oleh : Utara : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo Timur : Kabupaten Purworejo Selatan: Samudera Hindia Barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas 9


terhadap

Kecamatan Kutowinangun.

Kota Kutowinangun terdiri dari 17 desa, 13 desa dari Kecamatan Kutowinangun dan 4 desa dari Kecamatan Ambal. Area desa yang masuk kedalam delineasi kota tidak sepenuhnya 100%, beberapa desa yang masuk kedalam area kota hanya sebagian dari luas seluruhnya. Peta Administrasi Desa Kota Kutowinangun

Peta Administrasi Kecamatan Kota Kutowinangun Kota kutowinangun merupakan kota fungsional yang secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kota Kutowinangun merupakan kota kecil dengan luas 19 Km yang mencakup 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Kutowinangun dan Kecamatan Ambal dengan persentasi 85% Kecamatan Kutowinangun dan 15% Kecamatan Ambal. Kota Kutowinangun dibatasi oleh batas fisik dan administrasi, yaitu : Utara : Selokan Timur : Sungai Gentan Selatan : Jalan Lingkungan,Rumah dan Rel Kereta Api Barat : Administrasi Kecamatan Kutowinangun

Grafik Presentase Wilayah Desa yang Masuk Delinesai

10


data dan analisis. Fisik Dasar . Kependudukan . Fisik Ruang . Ekonomi . Sarana . Prasarana


Jenis Tanah

fisik dasar. Kelerengan

Kota Kutowinangun memilki tiga jenis kelerengan, 0-2%(hampir datar) merupakan kelerengan yang cocok sebagai daerah permukiman dan tanaman semusim. 2-15% (landai) sebagai kawasan budidaya, hutan produksi, dan tanaman tahunan. Sedangkan 15-40%(curam) merupakan kawasan lindung. 70% kelerengan Kota Kutowinangun merupakan kelerengan yang landai sehingga sangat bagus untuk lahan pertanian terutama untuk pertanian padi. Peta Kelerengan

2-15 %

15-40 %

0-2 %

Jenis tanah yang ada di Kota Kutowinangun yaitu tanah Glei dan Podsolik Merah Kuning. Pada umumnya tanah glei digunakan untuk lahan pertanian, sedangkan tanah podsolik merah kuning adalah jenis tanah mineral tua dengan penyusunnya didominasi oleh silikat.

Curah Hujan

Curah Hujan di Kota Kutowinangun adalah 1500mm/tahun menandakan bahwa curah hujannya adalah menengah.Artinya Kota Kutowinangun memiliki kondisi iklim yang tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu basah yang sangat cocok untuk kegiatan budidaya. Peta Jenis Tanah

Podsolik Merah Kuning

12

Peta Curah Hujan

Glei

1500 mm/tahun


Peta Hidrologi

Hidrologi

Kota Kutowinangun memiliki 11 bangunan sadap dan 1 bangunan bagi, dimana bangunan bagi membagi air ke dua buah saluran yang masing-masing debitnya lebih kecil, sedangkan bangunan sadap mengambil air dari saluran sekunder ke saluran tersier. Saluran air yang ada yaitu saluran sekunder.

Saluran Sekunder

Peta Rawan Bencana

Rawan Bencana

Potensi bencana yang ada di Kota Kutowinangun yaitu bencana banjir dan angin ribut. Di pusat kota dan sepanjang jalan kolektor memiliki kemungkinan yang cukup tinggi akibat pembangunan yang mengurangi daerah resapan air dan tidak dibangunnya saluran drainase yang baik

Rawan Banjir Menengah

Rawan Banjir Tinggi

Angin Ribut

13


Kesesuaian Lahan Kota Kutowinangun

Berikut ini klasifikasi dan nilai skor dari ketiga faktor tersebut :

Kawasan Penyangga

Kawasan Budidaya

Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman

Kesesuaian lahan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan penggunaan lahan di suatu kota. Dalam UU perencanaan, baik UU No 24 tahun 1994 maupun UU no 26 tahun 2007 yang menyebutkan pembagian kawasan atas kawasan lindung dan kaawasan budidaya. Terdapat juga Peraturan Menteri PU No. 41/PRT/M/2007 yang khusus membahas pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya. Untuk mengukur kesesuaian lahan pada Kota Kutowinangun dilakukan teknik skoring yang diatur dalam SK Menteri Pertanian No 837/ KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penatapan hutan lindung dan hutan produksi. Terdapat tiga faktor yang dinilai sebagai penentu kemampuan lahan sebagai suatu kawasan lindung :

Kelerengan, Jenis Tanah dan Curah Hujan 14

Kelas

Kelerengan

Klasifikasi

Nilai Skor

I

0-8

Datar

20

II

8-15

Landai

40

III

15-25

Agak Curam

60

IV

25-40

Curam

80

V

>40

Sangat Curam

100

Kelas

Curah Hujan

Klasifikasi

Nilai Skor

I

8-13,6

Sangat Rendah

10

II

13,6-20,7

Rendah

20

III

20,7-27,7

Sedang

30

IV

27,7-34,8

Tinggi

40

V

>34,8

Sangat Tinggi

50

Kelas

Jenis Tanah

Klasifikasi

Nilai skor

I

Aluvial, Glei,dll

Tidak peka

15

II

Latosol

Kurang peka

30

Agak peka

45

Peka

60

Sangat peka

75

III IV V

Brown Forest, Soil,dll Andosol, Latent, Podsolik Regosol, Litosol,dll

Kondisi Fisik Kota Kutowinangun


Setelah mengetahui kondisi fisik dan nilai skornya, dilakukan tahap skoring untuk mendapatkan total skor yang menunjukan klasifikasi kesesuaian penggunaan lahan. Berdasarkan hasil skoring, Kota Kutowinangun memiliki 3 jenis kesesuaian lahan yaitu Kawasan Penyangga, Kawasan Budidaya dan Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman. Total Skor

Keterangan

>174

Kawasan Lindung

125 - 174

Kawasan Penyangga

<125, kelerengan <15%

Kawasan Budidaya

<125, kelerengan <8

Kawasan Tanaman Semusim dan Permukiman

Kutowinangun yang merupakan pusat kota dan penduduk paling sedikit adalah Desa Mrinen.

Peta Jumlah Penduduk per Desa

kependudukan. Jumlah dan Distribusi Penduduk Kota Kutowinangun

Jumlah penduduk Kota Kutowinangun pada tahun 2017 sebanyak

30.579 jiwa

yang tersebar kedalam 16 Desa/kelurahan. Penduduk terbanyak terletak di Desa 15


Piramida Penduduk

Dependency Ratio

Dependency ratio atau rasio angka ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia produktif untuk melihat seberapa besar ketergantungan penduduk usia non produktif di suatu kota terhadap penduduk usia produktif.

Komposisi Penduduk Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kota Kutowinangun berdasarkan jenis kelaminnya terbagi sejumlah : 15.078 Laki-Laki 15.501 Perempuan

penduduk usia 0-14 + 65++ penduduk usia 15-65 7559 + 3380 x 100 % =55% 1973 Piramida penduduk Kota Kutowinangun menunjukkan piramida stasioner dilihat dari jumlah penduduk cukup banyak pada usia 0-20 tahun kemudian jumlahnya menurun di usia 20 - 40 tahun kemudian meningkat lagi dari usia 40 - 75++ tahun.

Sex Ratio

Sex ratio merupakan rasio perbandingan antara jumlah laki laki terhadap wanita di suatu wilayah dengan perhitungan : jumlah laki-laki jumlah perempuan 15078 x 100 % = 97 % 15501 Dari perhitungan diatas menunujukkan bahwasanya setiap 100 penduduk wanita terdapapat 97 laki-laki.

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan angka ketergantungan Kota Kutowinangun sebesar 55% menandakan setiap 55 penduduk tidak produktif ditanggung oleh 100 penduduk prouktif. Angka ketergantungan dapat menjadi indikator kasar terhadap perkembangan perekonomian suatu kota. Kota Kutowinangun memiliki angka ketergantungan yang cukup tinggi melebihi 50% sehingga menunjukkan masih tinggi beban yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk yang tidak produktif. Dapat disimpulkan juga perekonomian Kota Kutowinangun masih di tahap perkembangan yang rendah.

16

Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa perbandingan jumlah laki-laki dan jumlah perempuan tidak terlalu besar, dengan laki-laki sebesar 49% sedangkan perempuan sebesar 51%. Migrasi Dalam komposisi penduduk Kutowinangun, desa dengan penduduk migrasi keluar tertinggi adalah desa Babadsari yaitu sebanyak 27 jiwa. Sebaliknya, desa dengan penduduk bermigrasi keluar terendah adalah


desa Tanjungsari yaitu sebanyak 4 jiwa. Grafik Migrasi Penduduk

Pendidikan Pendidikan menjadi hal yang cukup penting di kalangan masyarakat. Komposisi penduduk Kutowinangun berdasarkan pendidikannya sebagai berikut : Grafik Penduduk Usia Pendidikan

Berdasarkan grafik migrasi per kelurahan tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa jumlah migrasi keluar Kota Kutowinangun lebih besar dibandingkan yang masuk, yaitu 202 dibandingkan 195. Berdasarkan grafik diatas, penduduk Kutowinangun berpendidikan hampir sama rata pada jenjang SD,SMP dan SMA. Namun pada jenjang perkuliahan, penduduk menurun. Salah satu faktor menurunyya karena tidak adanya sarana pendidikan pada jenjang tersebut.

17


Kepadatan Penduduk

Peta Kepadatan Penduduk Bruto

Bruto Kepadatan penduduk bruto merupakan perhitungan jumlah penduduk per luas wilayah secara keseluruhan. Kepadatan penduduk bruto dapat dicari dengan rumus : Jumlah Penduduk Luas WIlayah Secara keseluruhan, kepadatan penduduk brutto Kota Kutowinangun sebesar : 30.579 =16,09 Jiwa/Ha 1.900 dimana masih termasuk kota dengan kepadatan penduduk rendah sesuai SNI-03-1733-2004.

“The city is not a concrete jungle, it is a human zoo� -Desmond Morris

Kepadatan penduduk brutto juga dihitung berdasarkan setiap desa untuk melihat kepadatan pada setiap desa. Grafik Kepadatan Penduduk Bruto Desa Neto Kepadatan penduduk neto merupakan perhitungan jumlah penduduk per luas wilayah terbangun. Kepadatan penduduk bruto dapat dicari dengan rumus : Jumlah Penduduk Luas WIlayah terbangun

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi yaitu pada Desa Kutowinangun dengan kepadatan 3.931 jiwa/km2. 18

Secara keseluruhan, kepadatan penduduk neto Kota Kutowinangun sebesar : 30.579 =30,7 Jiwa/Ha 994


Kepadatan penduduk neto juga dapat dilihat dari setiap desanya. Grafik Kepadatan Penduduk Neto

Fisiologis Kepadatan penduduk fisiologis merupakan perhitungan jumlah penduduk per luas sawah. Kepadatan penduduk fisiologis dapat dicari dengan rumus : Jumlah Penduduk Luas WIlayah terbangun Secara keseluruhan, kepadatan penduduk fisiologis Kota Kutowinangun sebesar : 30.579 =33.09 Jiwa/Ha 924 Kepadatan penduduk fisiologis juga dapat dilihat dari setiap desanya.

Peta Kepadatan Penduduk Fisiologis

Grafik Kepadatan Penduduk Fisiologis Peta Kepadatan Penduduk Neto

Kepadatan penduduk menjadi salah satu tolak ukur dalam perencanaan suatu kota dan sangat berkaitan dengan penyediaan sarana prasarana,kesempatan kerja, pemerataan pembangunan dan lain halnya.

19


Laju Pertumbuhan Penduduk

Proyeksi Penduduk

Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor utama dari pertumbuhan kota dimana dapat menjadi tolak ukur bagaimana kota itu berkembang. Pertumbuhan penduduk dapat dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Kota Kutowinangun memiliki pertumbuhan penduduk yang fluktuatif namun secara umum terjadi peningkatan dari tahun ke tahun meskipun dengan jumlah yang sangat rendah.

Proyeksi penduduk merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan suatu kota. Proyeksi penduduk dapat menjadi tolak ukur utama pelayanan suatu kota kedepannya seperti kebutuhan tempat tinggal, sarana prasarana,serta perkiraan daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kota. Proyeksi Kota Kutowinangun memakai proyeksi hitungan geometrik dimana diasumsikan pertumbuhan penduduk konstan untuk jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk geometri menggunakan rumus : Pt = Po (1+r)t

Grafik Pertumbuhan Penduduk 2013 - 2017

Proyeksi ini dilakukan selama 20 tahun kedepan dengan interval 5 tahun. Proyeksi 20 tahun dengan interval selama 5 tahun berguna untuk membuat RTRW selama 20 tahun dengan revisi setiap 5 tahunnya. Grafik Proyeksi Penduduk Kota Kutowinangun 20 tahun

Berdasarlan grafik diatas,Pertumbuhan penduduk paling tinggi terjadi pada tahun 2011 menuju tahun 2013 dengan kenaikan sebanyak 455 jiwa. Dari pertumbuhan penduduk pertahunnya dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kota Kutowinangun dengan rumus :

R=t√(Pt/Po-1)

Berdasarkan hasil proyeksi diatas menunjukkan selama 20 tahun kedepan Kota Kutowinangun mengalami peningkatan jumlah penduduk sebanyak 181 penduduk. peningkatan yang terjadi rendah akibat laju pertumbuhan yang rendah.

Dari perhitungan tersebut menghasilkan laju pertumbuhan penduduk Kota Kutowinangun sebesar 0,00029 per tahun. 20


“A city is not gauged by its length and width, but by the broadness of its vision and the height of its dreams� - Herb Caen

21


Edge : Rel Kereta Api, Sungai, Sawah dan Jalan Nasional

fisik ruang. Image of The City

pasar dan pertokoan di sekitar persimpangan kutowinangun maka daerah tersebut menjadi titik simpul dimana masyarakat bertemu dengan aktivitas yang beragam seperti berdagang, makan, dan menjadi jalanan yang paling ramai dilewati oleh masarakat.

Image of the city merupakan komponenkomponen pembentuk citra suatu kota yang terdiri dari Landmark, Edge, Nodes, Path dan District. Komponen tersebut menjadi satu hal dasar yang penting di suatu kota sebagai karakteristik kota tersebut. Image of The City dari Kota Kutowinangun yaitu : Landmark : Tugu Kutowinangun Landmark merupakanelemen kota yang mudah dikenali oleh masyarakat setempat maupun masyarakat luar, biasanya berupa symbol atau bangunan. Tugu Kutowinangun terletak di pertigaan pusat kota. Walaupun ukurannya kecil, namun tugu ini mudah dikenali karena bentuknya yang unik dan terlihat di jalanan.

Tugu Kutowinangun

Edge merupakan suatu pembatas yang memisahkan area kota satu dengan lainnya. Kota Kutowinangun terbagi oleh Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen dan Rel Kereta Api menjadi dua wilayah kota, wilayah utara dan wilayah selatan. Namun pembatas ini tidak menghalangi kegiatan masyarakat karena masyarakat masih dapat menyebrangi jalan dan rel. Pembatas yang menghalangi mobilitas berkegiatan masyarakat yaitu sungai dan sawah. Sungai menjadi batas kota dengan luar kota dan sawah membagi bagian kota kedalam beberapa bagian. Nodes : Persimpangan Tugu Kutowinangun Nodes merupakan simpul atau daerah strategis dimana masyrakat dengan arah aktivitas yang beragam bisa bertemu. Kota Kutowinangun tidak memiliki ruang publik yang memadai, namun karena adanya 22

Path : Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen Path merupakan suatu jalur dimana menjadikan tempat berpindah dan bergerak. Path atau jalan yang menjadi vital atau ramai dengan mobilitas penduduk maupun masyarakat lainnya yaitu Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen atau disebut juga Jalan Nasional III atau Jalur Selatan Jawa. Jalur ini menjadi salah satu jalur utama di selatan jawa yang menghubungkan Jakarta dan D.I Yogyakarta. Pengguna jalan ini sangat beragam. Mulai dari penduduk setempat dengan sepeda sampai bis dan truck yang melintasi Jawa Tengah. District : Permukiman District merupakan suatu bagian kota yang mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. Bagian kota yang sangat dominan dengan kegiatannya di


Kota Kutowinangun yaitu permukiman. Permukiman Kota Kutowinangun masih kuat dengan karakteristik pedesaan yang letaknya menyebar dengan kebun atau halaman rumah bersama.

Fungsi Bangunan

Fungsi Bangunan yang paling menonjol adalah permukiman. Hampir seluruh wilayah kota Kutowinangun didominasi permukiman. Selain permukiman, Kota Kutowinangun juga memiliki banyak titik Pendidikan karena perannya sebagai kota Pendidikan. Dipusat kota, dapat ditemui titik-titik persebaran jasa & komersil. Persebaran titik jasa juga ditemui di sisi-sisi jalan Kota Kutowinangun.

23


Koefisien Dasar Bangunan KDB

KLB

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Tujuan perhitungan KDB adalah menjaga tersedianya bidang alami lahan terbangun untuk menghindari permasalahan lingkungan seperti erosi atau kualitas air menurun. Secara umum, dominansi KDB di Kota Kutowinangun berkisar antara 40-60%. Di pusat kota, KDB yang dimiliki tergolong tinggi yaitu diatas 70%. Hal ini terjadi dikarenakan pusat kota menjadi daya pikat sendiri untuk pembangunan area komersial, pasar maupun rumah dengan karakteristik perkotaan sehingga lebih padat. Sedangkan di area kota bagian utara, selatan timur dan barat tingkat kepadatan bangunan masih sedang dan rendah dikarenakan masih minimnya pembangunan. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan bahwa Kota Kutowinangun memiliki persebaran kepadatan bangunan yang rendah namun padat didaerah pusat kota.

Koefisien Lantai Bangunan

Koefisien Lantai Bangunan(KLB) adalah angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. KLB menjadi penentu berapa luas lantai keseluruhan bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun. Tujuan perhitungan KLB adalah menjaga ketersediaan daya dukung seperti kebutuhan air dan listrik. Dominansi KLB di Kota kutowinangun berkisar antara 0,5 dengan sebagian besar bangunan berlantai 1. Karakteristik bangunan yang ada di Kota Kutowinangun masih sangat tradisional dengan bangunan bertingkat 1 yang sederhana. Hal ini menunjukkan daya tampung bangunan yang ada di Kota Kutowinangun masih rendah, pembangunan masih bersifat horizontal dengan didukungnya ketersediaan lahan yang cukup banyak. Melalui data tersebut, data disimpulkan bahwa kebutuhan energi yang ada di Kutowinangun masih relative sama.

24


Koefisien Dasar Hijau

Koefisien Daerah Hijau (KDH) merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan atau penghijauan. Nilai lahan hijau yang tersebar di Kota Kutowinangun cukup tinggi, yaitu diatas 70%. Namun dipusat kota, nilai hijaunya rendah yaitu 0-20%. Koefisien Dasar Hijau dapat menjadi indikator pembangunan suatu kota. Dapat dilihat Kota Kutowinangun masih memiliki nilai hijau yang tinggi hampir seluruh bagian kota menandakan pembangunan kota masih rendah. Pembangunan kota yang cukup tinggi berada di pusat kota. Berdasarkan data yang ada Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kota Kutowinangun memiliki lahan terbangun yang masih relative sedikit.

Kualitas Lingkungan

Secara garis besar, lingkungan yang ada di kota Kutowinangun dinilai baik. Faktor pendukung pernyataan ini adalah pelayanan sampahnya yang baik dan lahan Kutowinangun yang didominasi oleh persawahan. Persawahan menghasilkan lingkungan berkualitas baik dimana tidak banyak adanya sampah, resapan air yang baik serta saluran air yang baik. Namun, terdapat kualitas lingkungan yang buruk yang ada pada timur, pinggiran selatan, serta beberapa area di bagian barat Kutowinangun. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar seperti masih adanya sampah yang tidak terlayani sehingga menimbulkan bau. Selain itu, daerah tersebut juga masih kurang dalam pembangunan fasilitasnya.

25


Arah Perkembangan Kota

Perkembangan Kota Kutowinangun bersifat desentris, yaitu berawal dari pusat kota menyebar ke arah luar. Pada awalnya, perkembangan Kota Kutowinangun masih bergantung terhadap aksesibilitas yaitu di sekitar lekukan pada Jalan Nasional III yang merupakan Jalur Selatan Jawa yang menghubungkan DKI Jakarta dengan Yogyakarta. Selain itu, pada pusat kota terdapat Stasiun Kutowinangun.Stasiun ini beroperasi sebagaimana stasiun pada umumnya. Namun, stasiun ini berhenti melayani naik turun penumpang pada 5 Maret 2015 dan kini hanya berfungsi sebagai tempat perpindahan jalur kereta saja. Perkembangan kota selanjutnya bergerak di sekitar jalan menuju kecamatan lain, yaitu ke arah utara menuju Poncowarno, ke barat menuju Kebumen dan ke selatan menuju Ambal. Selanjutnya, walaupun perkembangan masih berorientasi terhadap jalan kolektor dan jalan lokal yang ada, namun pembangunan yang terjadi sudah lebih luas jangkauannya dibandingkan sebelumnya.

Kota Kutowinangun Tahun 1998

Kota Kutowinangun Tahun 2008

Kota Kutowinangun Tahun 2018

Daya Dukung

Daya dukung adalah faktor yang dapat mendukung kegiatan perkotaan hingga jangka panjang. 1. Air Air menjadi sumber daya yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan makhluk hidup. Untuk mengetahui sumber daya air yang dapat mendukung keberlangsungan kegiatan di kota maka dapat dihitung dari : ketersediaan air 170 liter/jiwa Masyarakat Kota Kutowinangun masih memanfaatkan air tanah sebagai sumber air yang diambil dari sumur sumur warga. Hal ini didukung karena masih luasnya area penyerapan di Kota Kutowinangun sehingga persediaan air tanah masih mencukupi. 2. Sarana Sarana maupun fasilitas merupakan sumber daya buatan yang mendukung kegiatan manusia. Kebutuhan sarana mengikuti pertumbuhan penduduknya. Semakin bertambahnya penduduk maka semakin tinggi kebutuhan sarana. Kebutuhan sarana dapat dihitung dari : Jumlah penduduk Kebutuhan sarana sesuai standar

26

Jumlah sarana yang ada di Kota Kutowinangun sebagai berikut : Sarana Pendidikan

43

Sarana Kesehatan

7

Sarana Pemerintahan

30

Sarana Perniagaan

140

Sarana Peribadatan

45

Sarana Umum

5

Daya Tampung

Daya tampung dan daya dukung lahan diperlukan dalam menganalisa proyeksi penduduk. Berdasarkan SNI, setiap penduduk memerlukan 9,6 m2 ruang. Dengan luas kota Kutowinangun sebesar 18,92 km2, perhitungan tersebut dapat menggunakan rumus : Ketersediaan Lahan 9,6 m2 /jiwa 18922788,03 =1.971.123 jiwa 9,6 m2/jiwa Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menjelaskan bahwa ketersediaan lahan di Kota Kutowinangun masih dapat menampung 1.971.123 jiwa untuk permukiman. Bila dikaitkan dengan perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang telah dilakukan,


penduduk di kota Kutowinangun 20 tahun mendatang sebanyak 30.760jiwa. 30.760 jiwa<1.971.123 jiwa Dapat disimpulkan bahwa kota Kutowinangun masih dapat menampung dan memenuhi kebutuhan ruang penduduknya hingga 20 tahun ke depan.

Peta Struktur Ruang Kota

Struktur Ruang Kota

Struktur ruang merupakan hubungan yang hierarkhis antara pusat permukiman dengan fasilitas yang mendukung kegiatan dan perekonomian masyarakat. Dalam struktur ruang Kota Kutowinangun terlihat bahwa Kota Kutowinangun memiliki persebaran fasilitas yang memusat. Konflik yang terjadi dalam persebaran fasilitas tersebut di antaranya adalah: 1.Banyaknya sekolah yang berada di jalan arteri (jalan nasional) Terdapat beberapa sekolah yang terletak di tepi jalan nasional dan pinggir rel kereta api. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan sirkulasi siswa dan proses belajar mengajar yang ada. 2.Terdapat pasar modern yang berdiri di dekat pasar tradisional. Hal ini berpotensi dapat mengurangi keuntungan penjualan di pasar tradisional.

3.Terdapat industri batu bata yang terletak di area permukiman. Industri yang terletak di area permukiman dapat mengganggu kegiatan masyarakat. Asap dan limbah yang ditimbulkan dapat mengganggu kepada kesehatan dan kenyamanan bertempat tinggal. 4.Peletakkan fasilitas kesehatan. Terdapat dokter umum dan bidan yang terletak di tepi jalan desa sehingga menyulitkan dalam hal aksesibilitas. Terdapat Rumah Sakit yang letaknya berdekatan dengan peternakan ayam yang kurang higienis

27


Pola Ruang.

Pola ruang merupakan unsur spasial yang utama dalam suatu kota. Pola ruang menggambarkan penggunaan lahan dan upaya penggunaan ruang. Secara keseluruhan pemanfaatan lahan yang mendominasi di Kota Kutowinangun adalah permukiman dan pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor basis perekonomian di Kota Kutowinangun, dimana kebanyakan pekerjaan penduduk yaitu petani. Selain itu di pusat kota dimana dilewati jalan Kutoarjo – Kebumen pemanfaatan lahannya lebih beragam di karenakan aktivitas yang terjadi juga beragam, seperti penggunaan lahan sebagai komersial, jasa, pendidikan, hingga instansi pemerintah.

Peta Pola Ruang

Distribusi Pola Ruang Industri

1,3 ha

0,069%

Jasa

5 ha

0,26%

Pendidikan

9,12

0,48%

Komersial

13 ha

0,69%

Pemerintahan

0,37 ha

0,019%

Kesehatan Permukiman

0,85 ha 694 ha

0,045% 36,95%

RTH

201 ha

10,7%

Sawah

950 ha

50,5%

Stasiun

0,3 ha

0,015%

Total Luas Lahan

1878 ha

100%

28


ekonomi. Kota Kutowinangun terletak di bagian timur Kabupaten Kebumen. Kota Kutowinangun di lewati oleh jalan Raya Kutoarjo-Kebumen yang mendukung kegiatan ekonomi di Kota Kutowinangun, meliputi industri, perdagangan, jasa, dan lainnya. Berdasarkan peta pola ruang Kota Kutowinangun, sektor pertanian memiliki luasan lahan hampir setengah luas keseluruhan Kota Kutowinangun. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor basis Kota Kutowinangun.

PRIMER Pertanian Dalam pemanfaatan lahan di Kota Kutowinangun pertanian memiliki lahan sebesar 50% dari total luas Kota Kutowinangun. Pertanian Kota Kutowinangun memproduksi padi sawah 11062 ton dan produksi padi ladang 984 ton pada tahun 2017. Jumlah Rumah Tangga pertanian (RTP) di Kutowinangun sebesar 5.514 dan terdapat perusahaan pertanian berbadan hukum yaiut PT.Pertani di Kutowinangun dan menyerap 40 buruh tani. Grafik Produksi Padi per Tahun

SEKUNDER Sektor ekonomi sekunder di Kota Kutowinangun adalah Usaha Mikro Kecil Menengah, industri kecil yang masih dipertahankan dengan ke khasannya adalah batu-bata dan genteng Sokka dan juga industri penggilingan padi.

Jumlah usaha industri

723

Jumlah tenaga kerja

1584

TERSIER Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen merupakan salah satu faktor pendukung kegiatan ekonomi kota, dengan dilewatinya Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan dan jasa. Pasar Di pusat Kota Kutowinangun terdapat 2 pasar, yaitu Pasar Lama dan Pasar Baru Kutowinangun. Kedua pasar ini menjual produksi lokal, seperti kebutuhan pangan dan kebutuhan rumah tangga. Variasi hasil dagang seperti; buah-buahan, sayur-sayuran, tembakau, pakaian, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya. Pertokoan Banyaknya pertokoan yang tersebar di sepanjang jalan Nasional dan di daerah kota fungsional. Pertokoan yang ada masih didominasi pertokoan lokal namun sudah terdapat beberapa pertokoan swasta seperti Indomaret dan Alfamart menunjukkan investor melihat kemampuan ekonomi dan kebutuhan masyarakatnya. Jasa dan reparasi Terdapat sekitar 28 jasa bengkel yang tersebar di sepanjang Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen sebagai jalan yang dilewati banyak kendaraan dari luar kota.

29


TK Kota Kutowinangun memiliki 15 TK. Persebaran TK di Kutowinangun masih belum merata. Dapat dilihat Sarana Pendidikan Kota Kutowinangun memiliki bahwa masih ada daerah yang belum terjangkau oleh TK. Daerah sarana pendidikan yang cukup lengkap dan memadai. Berdasarkan yang masih belum terjangkau oleh TK terdapat pada bagian utara data dan survey lapangan, Kota Kutowinangun memiliki 42 Sekolah Kutowinangun. Belum meratanya yang terdiri dari 12 TK,17 SD,6 SMP persebaran TK pada kota ini menyebabkan sulitnya warga dan 7 SMA. Sarana pendidikan untuk mencapai sarana pendidikan yang ada di Kota Kutowinangun tersebut. Dapat disimpulkan bahwa terpusat di pusat kota dan sekitar TK yang ada di Kutowinangun Jalan Nasional.

sarana.

belum dapat menjangkau keseluruhan daerah di kota Kutowinangun karena persebaran yang tidak merata serta jangkauan TK yang hanya 500 m2.

SMP Sarana pendidikan SMP di kota Kutowinangun masih belum baik karena masih belum meratanya persebaran SMP. Melalui peta dapat dilihat bahwa sebaran SMP hanya terfokus pada pusat kota Kutowinangun. Hal tersebut menyebabkan ada beberapa wilayah yang berada diluar pusat kota Kutowinangun belum terjangkau sarana pendidikan SMP. Pada bagian utara kota Kutowinangun masih terdapat wilayah yang cukup luas dan belum terjangkau SMP.

Peta Jangkauan TK SD Persebaran SD di Kutowinangun sudah tersebar merata. Namun masih ada sebagian kecil wilayah di bagian utara yang belum terdapat SD ataubelum terjangkau. Akan tetapi, SD yang ada di Kota Kutowinangun dapat menjangkau hampir seluruh wilayah kota Kutowinangun karena jumlah SD yang cukup banyak serta persebaran yang cukup merata. Peta Jangkauan SD Peta Persebaran Sarana Pendidikan

30


SMA Sarana pendidikan SMA di Kota Kutowinangun terbagi kedalam 3 jenis yaitu SMA, MA dan SMK. SMK yang ada di Kota Kutowinangun juga cukup banyak melihat masyarakat Kutowinangun cenderung meminati SMK karena lulusannya dapat langsung bekerja. Jangkauan pelayanan SMA Sederajat sudah hampir keseluruhan wilayah di Kutowinangun bahkan hingga wilayah sekitar diluar kota Kutowinangun. Akan tetapi, meski sudah dapat menjangkau seluruh wilayah di Kutowinangun persebaran SMA yang ada masih belum merata karena sebaran SMA di Kutowinangun masih terpusat ditengah kota Kutowinangun. Peta Jangkauan SMP

Peta Jangkauan SMA

No.

Fasilitas

Minimum Penduduk (Jiwa)

1

TK

1250

500

12

24

12

Belum Tercukupi

2

SD

1600

1000

17

19

2

Belum Tercukupi

3

SMP sederajat

4800

1000

6

6

-

Tercukupi

4

SMA sederajat

4800

3000

7

6

-

Tercukupi

Radius Pencapaian

Eksisting

Kebutuhan (sesuai SNI)

Jumlah Kekurangan

Keterangan

Peta Jangkauan SMK

Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan

31


Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan hal yang paling penting untuk keberlangsungan hidup sebuah kota. Sebuah kota diharuskan memiliki fasilitas kesehatan yang baik untuk menciptakan SDM yang lebih baik. Terdapat beberapa sarana kesehatan di Kota Kutowinangun yaitu rumah sakit, puskesmas, dokter umum, apotek, dan klinik. Secara umum, sarana kesehatan di Kutowinangun masih cenderung memusat.Sehingga sebagian besar kawasan di Kutowinangun belum terlayani sarana kesehatan.

Rumah Sakit Kota Kutowinangun memiliki 1 rumah sakit yang terletak di pusat kota. RUmah sakit yaitu rumah sakit PKU Muhammadiyah. Rumah sakit ini memiliki ukuran yang tidak cukup besar, namun karena letaknya di pusat kota sehingga mudah diakses dan dapat menjangkau seluruh bagian kota.

Dokter Umum Kota Kutowinangun memiliki 2 dokter umum atau faskes tingkat 1. Dokter umum yang ada terletak di sekitar pusat kota dan jalan nasional. Namun karena jumlahnya yang sedikit, jangkauan dokter umum tidak dapat menjangkau seluruh kota.

Peta Jangkauan Dokter Umum

Peta Persebaran Sarana Kesehatan

Peta Jangkauan Rumah sakit Puskesmas Kota Kutowinangun memiliki 1 puskesmas utama dan 1 puskesmas pembantu. Puskesmas utama terletak di pusat kota tidak jaug dari rumah sakit dan puskesmas pembantu terletak di sebelah barat kawasan Puskesmas pembantu berguna untuk membantu melayani area perkotaan di bagian barat dan juga sebagai fasilitas pelayanan kesehatan bagi sekolah di sekitarnya karena letaknya bersebalah dengan sekolah. 32

Peta Jangkauan Puskesmas


Bidan Kota Kutowinangun hanya memiliki 1 bidan yang terletak di bagian barat Kota. Bidan letaknya tidak strategis karena berada di jalan desa dan dekat rel kereta api sehingga menyulitkan aksesibiltas.

Peta Jangkauan Bidan

No.

Fasilitas

Minimum Penduduk (Jiwa)

Radius Pencapaian (m2)

Eksisting

Kebutuhan (sesuai SNI)

Jumlah Kekurangan

Keterangan

1

Rumah Sakit

240.000

5000

1

1

-

Tercukupi

2

Puskesmas

120.000

3000

1

1

-

Tercukupi

3

Puskesmas Pembantu

30.000

1500

1

1

-

Tercukupi

4

Bidan/ Rumah Bersalin

30.000

4000

1

1

-

Tercukupi

5

Praktek Dokter Umum

5000

1500

2

6

4

Belum Tercukupi

6

Klinik

30.000

1500

1

1

-

Tercukupi

Tabel Kebutuhan Sarana Kesehatan

33


Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan berfungsi untuk menyelenggarakan kegiatan keagamaan bagi masyarakat. Melalui sarana peribadatan yang ada, masyarakat dapat melakukan kegiatan beribadah dengan baik sesuai dengan keyakinan masing-masing. Di Kota Kutowinangun terdapat tempat ibadah berupa Masjid, Musholla, dan Gereja. Sebagian besar penduduk di Kota Fungsional Kutowinangun adalah muslim, maka jumlah masjid dan musholla lebih banyak dibandingkan dengan gereja. Selain itu, penempatan masjid dan musholla sudah menyebar di kota. Akan tetapi, pada saat ini jumlah masjid dan musholla di Kota Kutowinangun masih terhitung kurang untuk melayani kebutuhan seluruh kota. No.

Fasilitas

Minimum Penduduk (Jiwa)

Radius Pencapaian (m2)

Eksisting

Kebutuhan (sesuai SNI)

Jumlah Kekurangan

Keterangan

1

Masjid

2500

100

24

12

-

Tercukupi

2

Mushola

250

1000

19

122

93

Belum Tercukupi

3

Gereja

disesuaikan

disesuaikan

2

disesuaikan

-

Tercukupi

Peta Persebaran Sarana Peribadatan

Tabel Kebutuhan Sarana Peribadatan

Peta Jangkauan Masjid dan Musholla 34


Sarana Pemerintahan

Pemerintahan menjadi salah satu hal penting di suatu kota. Pemerintahan berperan penting dalam mengelola kota baik dalam administrasi kota maupun urusan masyrakatnya. Berdasarkan hasil survey, Kota Kutowinangun memiliki sarana pemerintahan atau instansi sebanyak 30. Fasilitas pelayanan pemerintahan yang ada di Kota Kutowinangun cenderung memanjang di sepanjang jalan nasional dan memusat di bagian tengah yang merupakan pusat dari Kota Kutowinangun. Hal tersebut berdampak pada bagian utara dan timur yang keterjangkauannya masih rendah. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Jumlah

Kantor Kecamatan

1

Balai Desa

13

Kantor Polisi

1

Pos Kamling

8

Kantor Urusan Agama

1

Kantor PLN

1

Kantor Perhubungan Wilayah

1

Kantor Pos

1

UPTD Dinas Pekerjaan Umum

1

Kantor PDAM

1

Kantor Telkom

1

Sarana Pelayanan Umum

Sarana pelayanan umum yang ada di Kota Kutowinangun yaitu halte, stasiun dan SPBU. Dari ketiga fasilitas tersebut, SPBU menjadi pelayanan umum yang berfungsi paling optimal. Halte yang ada di Kota Kutowinangun tidak berfungsi dengan optimal karena ukurannya yang kecil dan tidak adanya kendaraan yang menurun-naikkan penumpang pada halte tersebut. Sedangkan Stasiun Kutowinangun tidak difungsikan sebagai stasiun turun naik penumpang namun hanya sebagai persilangan rel kereta api. Selain pelayanan umum transportasi. Kota Kutowinangun memiliki 2 fasilitas milik PT.Pertamina yaitu Bengkel Pemeliharaan LPG 3kg dan Marketing Operation Region IV.

Peta Persebaran Sarana Pemerintahan

Peta Persebaran Sarana Pelayanan Umum 35


Sarana Perniagaan

Sarana perniagaan merupakan sektor utama penyokong kota dan sangat berkaitan erat dengan ekonomi kota. Berdasarkan hasil survey, didapatkan jumlah dan persebaran sarana perdagangan dan niaga yang ada di Kota Kutowinangun : Sarana Perdagangan dan Niaga

Jumlah

Toko/Warung

123

Pertokoan

13

Pusat Pertokoan dan Pasar Lingkungan

2

Pusat Perbelanjaan dan Niaga (toko+pasar+bank+kantor)

2

Peta Persebaran Sarana Perniagaan Fasilitas perdagangan dan perniagaan yang ada di Kota Kutowinangun cenderung memanjang di sepanjang jalan nasional dan Jalan Pencil (menuju ke arah Jembangan) serta memusat di bagian tengah yang merupakan pusat dari Kota Kutowinangun. Hal tersebut berdampak pada bagian barat yang keterjangkauannya masih rendah. No.

Fasilitas

Minimum Penduduk (Jiwa)

Radius Pencapaian (m2)

Eksisting

Kebutuhan (sesuai SNI)

Jumlah Kekurangan

Keterangan

1

Toko/Warung

250

300

123

122

-

Tercukupi

2

Pertokoan

6.000

2000

13

5

-

Tercukupi

3

Pusat Pertokoan dan Pasar Lingkungan

30.000

-

2

1

-

Tercukupi

4

Pusat Perbelanjaan dan Niaga (toko+pasar+bank+kantor)

120.000

-

2

1

-

Tercukupi

Tabel Kebutuhan Sarana Perniagaan 36


Penampang Jalan

prasarana. Hirarkhi Jalan

Pembagian jalan di Kota Kutowinangun di bagi dengan cukup jelas. Jenis-jenis hierarki jalan dapat diamati secara langsung dengan mengamati lebar jalan, jumlah kendaraan yang melintas, dan kecepatan kendaraan. Di Kota Kutowinangun pembagian jenis jalan terdiri dari Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder, Jalan Lokal Sekunder, Jalan Desa, dan Jalan Setapak. Jalan Arteri Primer di Kota Kutowinangun adalah Jalan Raya Kutoarjo-Kebumen. Jalan Arteri Sekunder adalah jalan yang menghubungkan Kutowinangun dengan Ambal.

Jalan Arteri Primer Jalan arteri Primer di Kota Kutowinangun adalah Jalan Raya KutoarjoKebumen. Menurut Pasal 8 UU No. 38 tahun 2004, disebutkan bahwa jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Peta Hirarkhi Jalan

37

Jaringan Jalan Arteri

Rumaja

Rumija

Ruwasja

Primer Barat

7m

9m

-

Primer Timur

7m

-

-

Primer Pusat Kota

7m

11 m

15 m


Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder di Kota Kutowinangun adalah Jalan Kambalan yang menghubungkan Kutowinangun dengan Ambal. Rumaja

Rumija

5m

6,6 m

Jalan Lokal Sekunder Menurut pasal 8 UU No. 38 tahun 2004, disebutkan bahwa jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah masuk tidak dibatasi. Rumaja

Rumija

Ruwasja

4m

5,6 m

6m

Jalan Desa Menurut pasal 8 UU No. 38 tahun 2004, disebutkan bahwa jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/ atau antar permukiman didalam desa, serta jalan lingkungan Rumaja

Rumija

Ruwasja

3m

4,6 m

5m

38

Sistem Drainase

Sistem drainase yang terdapat di Kota Kutowinangun adalah sistem drainase terbuka dengan menggunakan pola gravitasi. Saluran drainase Kota Kutowinangun kebanyakan merupakan drainase buatan dimana memiliki bentuk penampang trapesium. Saluran drainase berskala kecil biasanya ada di depan rumah-rumah warga yang diteruskan ke drainase yang lebih besar. Di pusat kota mulai dibangun drainase tertutup agar mengurangi genangan air saat musim hujan. Peta Drainase


Sistem Persampahan

Pelayanan sampah di Kota Kutowinangun masih sekitar 40% dari luas keseluruhan kota. Sistem pengolahan dan pengumpulan sampah di Kota Kutowinangun masih bersifat konvensional, yaitu dengan prinsip kumpul, angkut, buang. Pengangkutan sampah dilakukan oleh UPTD Kutowinangun ke TPA Kaligending yang masih menggunakan sistem open dumping. Daerah yang tidak terlayani layanan persampahan, sampah dikumpulkan di suatu titik kemudian dibakar. Peta area pelayanan sampah

Pelayanan Air Bersih

Kebutuhan air bersih di Kota Kutowinangun terlayani dengan berbagai program penyediaan air minum yakni PDAM dan PAMSIMAS. Sedangkan beberapa daerah masih menggunakan air sumur dengan baku mutu air bersih yang masih aman digunakan. Adanya program PAMSIMAS yang menyalurkan air bersih kepada sebagian penduduk yang memiliki perekonomian rendah dan kualitas air tanah yang dibawah baku mutu air bersih di Kota Kutowinangun. Perawatan dan pemeliharaan sarana air minum PAMSIMAS dibawah koordinasi BP SPAM, kemudian dikelola oleh masyarakat itu sendiri. Penyaluran air bersih dari PAMSIMAS dilakukan melalui jaringan perpipaan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses kebutuhan air bersih. masyarakat di pusat kota sudah menggunakan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Perpipaan yang digunakan PDAM dalam menyalurkan air bersih adalah dengan di pompa karena di pusat kota tanahnya cukup landai sehingga penyaluran air tidak bisa secara gravitasi.

39


profil kota. Profil Kota . Fungsi Kota . Peran Kota


Kota yang terletak di Kabupaten Kebumen bagian Timur Jumlah sekolah yang melebihi standar kebutuhan

Adanya alun-alun di pusat kota sebagai tempat aktivitas olahraga pelajar

Aglomerasi Pendidikan di pusat kota

adanya sekolah swasta menunjukkan variasi sarana pendidikan

Jumlah murid > jumlah penduduk berdasarkan usia pendidikan

Wawancara penduduk setempat : Masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya di kota karena kualitas yang lebih baik

Sarana pendidikan di hinterland yang terbatas

Kota yang mewadahi kegiatan pendidikan di Kabupaten Kebumen bagian Timur

Daya tarik penduduk untuk bersekolah di Kutowinangun

rumusan profil. 41


kutowinangun.

profil kota.

“Kota yang mewadahi kegiatan pendidikan di Kabupaten Kebumen bagian Timur�

Keterkaitan kota Kutowinangun terhadap Pendidikan dilihat dari bagaimana dari banyaknya sarana pendidikan yang teraglomerasi di pusat Kota. Selain itu sarana pendidikan yang ada di Kutowinangun memiliki variasi bangunan Pendidikan yang lengkap dengan datanya seperti yang ada pada table. Tingkatan Pendidikan

Negri

Swasta

TK

-

12

SD

15

1

MI

-

1

SMP

5

2

MTS

1

-

SMA

1

-

MA

1

2

SMK

-

3

Jumlah

23

22

Di Kota Kutowinangun, terdapat sekolah yang dibawahi oleh perusahaan swasta Adanya sekolah swasta menunjukkan bahwa terdapat variasi Pendidikan dan ketertarikan dari pihak swasta untuk berinvestasi di kota Kutowinangun. Ini menunjukkan bahwa kota ini memiliki daya tarik dalam Pendidikan. Jika dilihat dari standar kebutuhan Pendidikan berdasarkan jumlah penduduk, Kota Kutowinangun memiliki jumlah sarana pendidikan yang melebihi standar . Hal ini dapat dilihat dari tabel analisis standar sekolah. Jumlah Jumlah Sekolah Sekolah sesuai Eksisting standar

Jenis Sekolah

Standar Penduduk

Standar Sekolah

TK

1000

1

31

12

SD/MI

6000

1

5

17

SMP/ MTS

25000

1

2

6

SMA/ MA

30000

1

1

4

SMK

30000

1

1

3

42

Pendidikan di Kutowinangun didukung oleh adanya sarana penunjang kegiatan sekolah untuk berolahraga atau bermain, yaitu alun-alun Kutowinangun. Adanya sarana Pendidikan yang variatif serta adanya alun-alun menciptakan aglomerasi Pendidikan di pusat kota. Faktor aglomerasi dipusat karena adanya fasilitas serta sarana dalam mendukung kebutuhan dalam pendidikan, seperti alun-alun dan bangunan komersil.


Peta Persebaran Sarana Pendidikan

Grafik perbandingan murid dan jumlah penduduk usia pendidikan

Tabel sarana pendidikan di kecamatan hinterland

Dilihat dari data jumlah penduduk usia pendidikan dengan jumlah murid di Kutowinangun, terdapat jumlah penduduk usia yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan penduduk di sekitar kota Kutowinangun memilih untuk bersekolah di Kutowinangun. Dipilihnya Kutowinangun sebagai tempat untuk menjalani Pendidikan karena Kutowinangun memiliki fasilitas Pendidikan yang memadai, lebih berkualitas baik dan lengkap. Bukti tersebut diambil dari hasil sampel wawancara dengan masyarakat setempat. Data table sarana pendidikan hinterland menunjukkan dimana kecamatan sekita Kutowinangun belum memiliki sarana Pendidikan tinggi yang belum memadai sehingga menarik minat penduduk hinterland Kutowinangun bagian timur untuk bersekolah di Kutowinangun. 43

Kecamatan

Ambal

Poncowarno

Mirit

Buluspesantren

TK

31

10

31

-

SD

36

14

32

32

MI

3

-

4

7

SMP

4

3

2

MTS

3

-

4

4

SMA

-

-

1

2

MAN

-

-

-

-

SMK

3

-

2

2


“Cities have the capability of providing something for everybody, only because, and only when, they are created by everybody� -Jane Jacobs

44


Kota Produsen Padi

fungsi kota. Kota Perdagangan Lokal

Perdagangan menjadi salah satu kegiatan utama di Kota Kutowinangun. Perdagangan Kota Kutowinangun memiliki skala lokal dilihat dari komoditas perdagangannya berupa kebutuhan primer dan sekunder dan juga pelayanannya kepada masyarakat setempat. Kebutuhan primer seperti bahan pangan, toko baju dan mainan, minimarket, toko peralatan rumah tangga, toko bangunan dan lainnya. Kebutuhan sekunder seperti toko furniture, dealer mobil dan bengkel mobil. Pasar

Komersial Jasa

Pertanian menjadi sektor yang tidak bisa dilepaskan dari Kutowinangun. Dilihat dari luas lahan sawahnya sebesar 50% dari luas Kota dan juga kebergantungan kehidupan kebanyakan masyarakat terhadap pertanian masih sangat tinggi. Dalam setahun, Kutowinangun memproduksi padi sebesar 11.062 ton. Produksi padi merupakan produksi paling besar diantara hasil pertanian lainnya. Produksi padi Kutowinangun didukung dengan jenis tanah glei yang subur untuk pertanian dan kelerengan yang landai. Terdapat juga sarana pendukung produksi padi Kutowinangun yaitu Industri Penggilingan Padi dan Perusahaan Produksi Benih Padi PT.Pertani. Luas Sawah 950 ha

Kota Perdagangan Lokal

Penduduk 5.514 RTP

Jenis Tanah Glei Kelerengan 0-2%

Industri Penggilingan Padi Industri Produksi Benih PT.Pertani

45

Kota Produsen Padi


peran kota.

Kota Pemasaran Hasil Pertanian

Kota Kutowinangun berperan sebagai kota pemasaran hasil pertanian. Hasil pertanian yang ada kebanyakan berasal dari luar Kutowinangun, diantaranya Wates (bawang merah) dan Wonosobo (sayuran). Hasil pertanian ini dipasarkan di Pasar Lama Kutowinangun. Sedangkan di Pasar Ungaran yang terletak di bagian timur Kutowinangun juga terdapat bengkoang yang berasal dari Pejagatan dan tembakau yang berasal dari pertanian di sekitar kawasan Kebumen. Pasar

Komoditas Pasar : Hasil pertanian dari lahan sekitar dan luar kota

Kota Pemasaran Hasil Pertanian

Kota yang Memfasilitasi Kegiatan Pendidikan bagi Masyarakat Sekitar

Berdasarkan survey primer dan kajian data sekunder yang dilakukan, jumlah sekolah yang ada di Kutowinangun, berdasarkan analisis kebutuhan, terutama SMA/SMK sudah memenuhi dan dapat menampung siswa dari luar Kutowinangun. Terdapat 7 SMA/SMK di Kutowinangun. Di kecamatan lain seperti Ambal, Buluspesantren, dan Mirit masing - masing hanya terdapat 3 sekolah setingkat SMA/SMK. Sementara, tidak terdapat sekolah setingkat SMA/SMK di Kecamatan Poncowarno. Walaupun jumlah sekolah di Kecamatan Kebumen sudah memenuhi, namun berdasarkan hasil wawancara, masih ditemukan beberapa siswa di SMAN 1 Kutowinangun yang berasal dari Kebumen. Salah satu faktor yang membuat penduduk hinterland bersekolah di Kutowinangun adalah budaya masyarakat yang masih menggunakan sepeda dalam mobilitasnya sehingga masyarakat cenderung memililih tempat bersekolah di kota yang dekat dengan kualitas yang baik. Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Kutowinangun yang memadai masyarakat sekitar

Jumlah murid > jumlah penduduk usia sekolah di Kutowinangun

46

Kota yang memfasilitasi kegiatan pendidikan bagi masyarakat sekitar


potensi masalah.


Jalan Nasional

Hasil Pertanian dan Perkebunan

Sektor Perdagangan

Jenis Tanah : Glei

Luas Lahan : 50%

Sektor Pertanian

Dominasi Masyarakat sebagai petani : 5.514 RTP

Produk ciri khas kebumen : Genteng dan Batu Bata

Sektor Industri Kerajinan Tanah Liat

pohon potensi. 48

Peningkatan Perekonomian


potensi. Sektor Perdagangan

Perdagangan adalah salah satu faktor terbesar dalam menunjang Kota Kutowinangun dalam aspek perekonomian. Pendukung utama dari perdagangan yang ada di Kota Kutowinangun adalah letak kota yang dilewati oleh Jalur Lingkar Selatan Jawa atau Jalan Nasional yang akan mempermudah distribusi produk. Selain itu Kota Kutowinangun dikelilingi oleh lahan pertanian dan perkebunan seperti padi, sayuran sawi, jagung, dan buah buahan seperti bengkoang, pepaya dan lainnya. Hasil panen dari lahan pertanian dan perkebunan sekitar kota kemudian dijual belikan di Pasar Lama Kutowinangun. Dua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi keberlangsungan sektor perdagangan pasar Kota Kutowinangun. Jalan Nasional yang melewati Kota Kutowinangun juga memberikan dampak perekonomian bagi penduduk. Dengan adanya Jalan Nasional yang melewati Kota Kutowinangun, banyak kendaraan yang melewati kota baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bis dan truk. Hal ini menjadi pemicu munculnya jasa reparasi kendaraan seperti bengkel, tambal ban dan juga rumah makan di sepanjang jalan nasional. Berikut analisis faktor pendukung sektor perdagangan : Fisik - Kemiringan landai 0-2% Sarana Prasarana - Dilewati Jalan Nasional Lingkar Selatan Jawa -Terdapat Pasar Lama Kutowinangun yang menjual hasil pertanian - Terdapat Pasar Baru Kutowinangun - Pertokoan Kependudukan - Sebagian masyarakat pedagang dipasar dan juga memiliki toko

Embrio Kegiatan - Jual beli hasil pertanian dan perkebunan area sekitarnya. - Penyediaan jasa reparasi bengkel dan warung makan di Jalan Nasional Hinterland - Area lahan pertanian dan perkebunan sekitar Kota Kutowinangun

Berdasarkan analisis dari faktor tersebut, adanya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan sektor perdagangan dapat meningkatkan perekonomian kota diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. 49


Sektor Pertanian

Pertanian dan perkebunan menjadi salah satu sektor utama di Kota Kutowinangun. Kegiatan pertanian di Kota Kutowinangun didukung oleh luas lahan yang luasnya 950 ha atau 50% dari luas wilayah Kota Kutowinangun,jenis tanah glei yang subur yang cocok untuk pertanian. Sektor pertanian juga menjadi kebergantungan lapangan pekerjaan penduduk yang paling besar. Berdasarkan data Sensus Pertanian 2013, rumah tangga pertanian (RTP) di Kota Kutowinangun sejumlah 5.514 rumah tangga atau sebesar 2/3 penduduk Kota Kutowinangun merupakan rumah tangga pertanian. Pertanian Kota Kutowinangun di dominasi oleh produksi padi. Selain produksi pada, Kota Kutowinangun juga memproduksi kelapa dan buah buahan seperti durian, jambu biji, mangga,dll. Berikut analisis faktor sektor pertanian: Fisik - Jenis Tanah Glei - Kemiringan 0-2 % Sarana Prasarana - PT. Pertani - Industri Penggilingan Padi Kependudukan - Kota Kutowinangun meiliki 5.514 Rumah Tangga Pertanian Embrio Kegiatan - Kegiatan pertanian menjadi kegiatan utama masyarakat Kutowinangun

Padi

Produksi (ton/tahun) 11.062

Kelapa

202,9

Durian Jambu Biji Mangga

1,9 17,42 838

Nangka

109,4

Pepaya

128,2

Pisang

139,7

Rambutan

48,13

Jenis Pertanian

Berdasarkan hasil analisis faktor tersebut, kondisi fisik Kota Kutowinangun dan juga sumber daya manusia sangat mendukung kegiatan pertanian. Dalam hal ini, pertanian Kutowinangun perlu dikembangkan jenis dan produksinya. Untuk saat ini, padi menjadi produksi utama pertanian Kutowinangun. Namun sawah padi dapat menghambat pembangunan kota karena terpotongnya irigasi. Pertanian Kutowinangun dapat di kembangkan pada pertanian kelapa maupun buah buahan seperti mangga, nangka, cocoa dan lainnya. 50


Sektor Industri

Industri merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang perekonomian kota. Industri yang ada di Kota Kutowinangun masih dalam skala kecil atau rumahan. Namun terdapat kegiatan industri yang cukup menonjol di Kota Kutowinangun yaitu industri batu bata dan genteng sokka. Industri batu bata dan genteng sokka ini merupakan ciri khas dari Kabupaten Kebumen dan tersebar di seluruh wilayah yang ada di Kebumen, termasuk Kutowinangun. Kutowinangun memiliki 20 industri batu bata dan genteng sokka. Berkembangnya industri tersebut di Kota Kutowinangun didukung oleh keterampilan masyarakat lokal dan sumber daya yang ada di Kabupaten Kebumen. Beberapa Industri juga berada di dekat jalan nasional sehingga cukup memudahkan distribusi bahan baku maupun produk yang dihasilkan. Berikut analisis faktor sektor industri : Kependudukan - Keterampilan masyarakat lokal dalam memproduksi batu bata dan genteng sokka Embrio Kegiatan - Masyarakat lokal memproduksi genteng dan batu bata

Hinterland - Industri Genteng dan Batu Bata di Kecamatan lain di Kabupaten Kebumen

Berdasarkan hasil analisis faktor tersebut, Industri genteng dan batu bata ini dapat dikembangkan dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan juga meningkatkan variasi menjadi kerajinan tanah liat lainnya seperti gucci, vas dan lain lain. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing dari kecamatan yang memproduksi hal yang sama dan menjadi daya tarik bagi kendaraan yang melintas di jalan nasional laju setalan jawa.

51


minimnya perkantoran yang menyerap tenaga kerja

Industri dan Komersial skala kecil

Kurangnya Lapangan Kerja yang Memadai

Migrasi Out penduduk usia produktif (20 - 40 tahun)

Sarana prasarana kurang memadai minimnya tempat rekreasi bagi masyarakat Kurangnya transportasi umum dengan tujuan Kutowinangun

Kota dengan minim tujuan dan rekreasi

Sarana transportasi umum tidak bekerja optimal

pohon masalah. 52


masalah.

Migrasi out menjadi masalah utama di Kota Kutowinangun. Berdasarkan data penduduk 2017, Migrasi Out Kutowinangun sebesar 159 dalam setahun. Dapat dilihat juga dari piramida penduduk, terjadi penurunan jumlah penduduk di Kutowinangun pada usia 20 - 40 tahun. Pertumbuhan penduduk Kota Kutowinangun dari tahun ke tahun juga sangat lambat dengan laju pertumbuhan 0,00029 per tahunnya.

Kurangnya Lapangan Kerja yang Memadai

Lapangan kerja menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Lapangan kerja yang baik dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Kota Kutowinangun sebagai perkotaan yang masih berkembang menjadi kota yang masih sederhana dalam bidang sarana prasarana, infrastruktur dan lapangan kerja. Kota Kutowinangun sangat bergantung kepada sektor pertanian sebagai penghidupan utama masyarakat. Dominasi penduduk Kota Kutowinangun masih bekerja sebagai petani. Berdasarkan Sensus Pertanian tahun 2013, jumlah rumah tangga pertanian (RTP) yang ada di Kutowinangun sebesar 5.514. Selain petani, lapangan pekerjaan yang ada di Kutowinangun sebagai berikut : No

Jumlah Jenis Lembaga Keuangan Jumlah pekerja yang diserap

1

Bank Umum

3

30

2

Bank Perkreditan Rakyat

2

20

3

Koperasi Simpan Pinjam

8

48

4

Pegadaian

2

20

Jumlah

118 Jumlah Jumlah pekerja yang diserap

No

Jenis Industri

1

Batu bata dan Genteng sokka

20

100

2

Tekstil

1

10

Jumlah

53

110

No

Jenis Jasa

Jumlah

Jumlah pekerja yang diserap

1

Reparasi Komputer

2

6

2

Reparasi Peralatan Komunikasi

2

6

3

Reparasi Alatalat elektronik

13

39

4

Reparasi Barang Rumahtangga dan Pribadi lainnya

20

60

Jumlah

111

Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-40 tahun) : 27.123 jiwa Jumlah pekerja selain petani : 339 jiwa Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah lapangan pekerjaan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif masih sangat kurang. Maka dari itu, jika dilihat dari piramida penduduk, jumlah usia produktif di Kutowinangun sangat rendah. Hal ini bisa dikarenakan penduduk usia produktif melakukan migrasi out untuk mencai pekerjaan dikarenakan rendahnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Kutowinangun.


Kota Minim Tujuan dan Rekreasi

Selayaknya fungsi suatu kota, kota merupakan tempat yang melayani kebutuhan penduduknya dari berbagai macam sektor seperti pendidikan, lapangan kerja, ekonomi dan salah satunya rekreasi. Kota Kutowinangun sebagai kota yang masih berkembang memiliki beberapa sektor yang menunjang kegiatan perkotaan seperti perdagangan, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Namun masih terdapat beberapa sektor yang belum dimiliki Kota Kutowinangun, salah satunya yaitu sarana rekreasi. Rekreasi menjadi hal yang cukup penting dalam suatu kota. Sarana rekreasi dapat meningkatkan sosial masyarakat kota. Kota kutowinangun saat ini hanya memiliki sarana rekreasi berupa alun alun kota yang terletak di pusat kota. Alun-alun kota digunakan sebagai tempat berolahraga bagi pelajar di Kutowinangun. Tidak seperti alun-alun pada umumnya, alun-alun Kota Kutowinangun tidak berfungsi secara optimal sebagai ruang publik bagi masyarakat. Selain alun-alun, halaman Kantor Kecamatan Kutowinangun kerap kali digunakan sebagai tempat diadakannya acara desa seperti pentas seni. Selain kedua tempat tersebut, tidak ada lagi ruang publik sebagai tempat rekreasi penduduk Kutowinangun. Selain kurangnya tempat rekreasi dan ruang publik, Kota Kutowinangun tidak memiliki banyak tujuan untuk masyarakat luar kota mengunjungi Kutowinangun. Dilihat dari sarana dan prasarana yang ada, Kutowinangun hanya memiliki sarana sarana primer perkotaan yang melayani penduduk lokalnya seperti pendidikan,

kesehatan, pemerintahan, komersial jasa dan lainnya. Tidak adanya tujuan yang menjadi daya tarik masyarakat luar kota untuk mengunjungi Kutowinangun. Sarana Transportasi umum di Kota Kutowinangun juga kurang memadai. Kota Kutowinangun memiliki dua sarana transportasi yaitu stasiun dan halte bus. Namun keduanya tidak berfungsi secara optimal. Stasiun Kutowinangun tidak berfungsi melayani naik turun penumpang namun hanya sebagai persilangan rel kereta. Halte bus yang ada di Kutowinangun hanya sejumlah satu buah dan dengan rute yang tidak teratur sehingga tidak adanya pemberhentian pada halte tersebut. Tidak adanya sarana transportasi yang memadai di Kota Kutowinangun semakin menurunkan daya tarik masyarakat untuk mengunjungi Kutowinangun. Kota Kutowinangun,sama seperti kota berkembang lainnya, dilewati oleh jalan nasional yang menjadi faktor utama berkembangnya suatu kota. Kota Kutowinangun sendiri di lewati oleh jalan nasional jalur selatan jawa yang menghubungkan Jakarta - Yogyakarta. Di Kota Kutowinangun sangat lumrah ketika banyak bus dan truk besar yang terus melewati tengah kota bahkan tak sedikit yang berhenti dipinggir jalan untuk tempat beristirahat bagi supirnya. Namun bus dan truk yang melewati Kutowinangun mayoritas merupakan kendaraan jarak tempuh yang jauh seperti bus Jakarta - Yogyakarta atau truk membawa kayu menuju Jawa Timur. Tidak adanya transportasi umum dengan tujuan Kutowinangun. Hal ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya terminal di Kutowinangun. 54


“This city is what it is because our citizens is what they are� -Plato

55


daftar pustaka. Survey 2018 Badan Pusat Statistika Kebumen Data Bappeda Kebumen Data Disdukcapil Kebumen Sensus Pertanian 2013 Analisis Penulis

56


2018

•••• STUDIO ANALISIS KOTA KUTOWINANGUN_

57


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.